laporan praktikum kimia produk alam metabolit sekunder biosintesis asetat-mevalonat

Download Laporan Praktikum Kimia Produk Alam Metabolit Sekunder Biosintesis Asetat-Mevalonat

If you can't read please download the document

Upload: adnan-rachmawan

Post on 16-Nov-2015

175 views

Category:

Documents


59 download

DESCRIPTION

Produk metabolit sekunder dari tanaman, salah satunya adalah senyawa terpenoid. senyawa terpenoid ini diperoleh dari biosintesis jalur asetat-mevalonat. Identifikasi senyawa ini dilakukan dengan metode Kromatografi Lapis Tipis.

TRANSCRIPT

  • LAPORAN RESMI

    PRAKTIKUM KIMIA PRODUK ALAM

    IDENTIFIKASI SENYAWA METABOLIT SEKUNDER

    DENGAN KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS

    Disusun oleh:

    Golongan IV Kelas B Kelompok A

    1. Ziana Walidah 13/348742/FA/09660

    2. Nida Al Husna 13/348838/FA/09661

    3. Rusyda Dyah 13/348874/FA/09662

    Dosen Jaga : Dr. rer.nat. Yosi Bayu Murti, M.Si., Apt

    Asisten Jaga : Fairuz Sakina Mufida

    Annisafia Rizky Damaskha

    Dewi Rahmawati

    Tanggal Praktikum : Selasa, 10 Maret 2015

    LABORATORIUM KIMIA PRODUK ALAM

    FAKULTAS FARMASI

    UNIVERSITAS GADJAH MADA

    YOGYAKARTA

    2015

  • IDENTIFIKASI SENYAWA METABOLIT SEKUNDER

    DENGAN KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS

    I. Tujuan

    1. Mahasiswa mampu memisahkan senyawa-senyawa metabolit sekunder dalam ekstrak

    tumbuhan yang akan dianalisis.

    2. Mahasiswa mampu mengidentifikasi golongan senyawa metabolit sekunder yang ada

    pada ekstrak tumbuhan dengan menggunakan KLT.

    3. Mahasiswa mampu memahami prinsip pemisahan dan identifikasi golongan senyawa

    metabolit sekunder dengan metode KLT.

    II. Alat dan Bahan

    A. Alat

    1. Pipa Kapiler

    2. Kertas saring

    3. Penggaris

    4. Lampu UV 254 dan 366

    5. Kompor

    6. Bejana KLT + tutup

    7. Penyemprot

    B. Bahan

    1. Silika gel F254

    2. Toluen:etil asetat (93:7)

    3. Heksana:etiil asetat (4:1)

    4. Minyak kayu putih

    5. Oregano

    6. Ekstrak mint

    7. Pacing

    8. Stigmasterol

    9. Pembanding Thymol dan Menthol

    10. Anisaldehid-asam sulfat

  • III. Cara Kerja

    IV. Data dan Hasil Praktikum

    A. MONOTERPEN

    Keterangan:

    P = Pembanding

    S1 = Oregano

    S2 = Daun Mint

    S3 = Minyak kayu putih

    Batas elusi ditandai 5 cm dari tempat penotolan dengan menggunakan

    pensil secara perlahan

    Larutan uji dan pembanding ditotolkan pada lempeng silika gel F 254

    dengan diberi jarak pada masing-masing sampel

    Lempeng dimasukkan dalam bejana KLT yang sudah dijenuhkan dengan

    diberi fase gerak (toluen-etil asetat untuk tymol, menthol dan sineol,

    heksana:etil asetat untuk steroid)

    Senyawa dibiarkan terelusi hingga batas tanda

    Diamati dan didokumentasikan pada kondisi sinar tampak, sinar UV 254

    dan UV 366

    Disemprot dengan menggunakan anisaldehid-asam sulfat, kemudian

    dipanaskan

    Diamati dan didokumentasikan pada kondisi sinar tampak, sinar UV 254

    dan UV 366

  • - Dokumentasi

    1. Sebelum disemprot

    a. Tampak

    b. UV 254

    (tidak ada foto)

    c. UV 366

    (tidak ada foto)

    2. Sesudah disemprot

    a. Tampak

  • b. UV 366

    - Data Rf

    NO

    SEBELUM DISEMPROT SESUDAH DISEMPROT

    TAMPAK UV 254 UV 366 TAMPAK UV 366

    P S1 S2 S3 P S1 S2 S3 P S1 S2 S3 P S1 S2 S3 P S1 S2 S3

    1 - - - - - - - - - - - - 0,46 0,02 0,11 0,4 - 0,02 0,5 -

    2 - - - - - - - - - - - - 0,63 0,11 0,27 0,54 - 0,54 -

    3 - - - - - - - - - - - - 0,28 0,4 0,71 - - -

    4 - - - - - - - - - - - - 0,54 0,5 - -

    5 - - - - - - - - - - - - 0,65 0,61 - -

    - Perhitungan Rf

    Rf =

    1. Tampak

    a. Pembanding

    P.1 Rf = = 0,46

    P.2 Rf = = 0,63

    b. Sampel 1 (Oregano)

    S1.1 Rf = = 0,02

    S1.2 Rf = = 0,11

    S1.3 Rf = = 0,28

  • S1.4 Rf = = 0,54

    S1.5 Rf = = 0,65

    c. Sampel 2 (Mint)

    S2.1 Rf = = 0,11

    S2.2 Rf = = 0,27

    S2.3 Rf = = 0,4

    S2.4 Rf = = 0,5

    S2.5 Rf = = 0,61

    d. Sampel 4 (minyak kayu putih)

    S3.1 Rf = = 0,4

    S3.2 Rf = = 0,54

    S3.3 Rf = = 0,71

    2. UV 366

    a. Sampel 1 (Oregano)

    S1.1 Rf = = 0,02

    S1.2 Rf = = 0,11

    S2.1 Rf = = 0,28

    B. STEROID

    Keterangan :

    P = Stigmasterol

    S = Pacing

  • - Dokumentasi

    1. Sebelum disemprot

    a. Tampak

    b. UV 254

    c. UV 366

  • 2. Sesudah disemprot

    a. Tampak

    b. UV 366

    - Data Rf

    NO

    SEBELUM DISEMPROT SESUDAH DISEMPROT

    TAMPAK UV 254 UV 366 TAMPAK UV 366

    P S P S P S P S P S

    1 - - - - - - 0,58 0,48 - -

    2 - - - - - - 0,58 - -

    3 - - - - - - 0,68 - -

    4 - - - - - - 0,74 - -

    5 - - - - - - 0,76 - -

  • - Perhitungan Rf

    Rf =

    Hanya terlihat pada sinar tampak

    a. Pembanding

    P.1 Rf = = 0,58

    b. Sampel

    S.1 Rf = = 0,48

    S.2 Rf = = 0,58

    S.3 Rf = = 0,68

    S.4 Rf = = 0,74

    S.5 Rf = = 0,76

    V. Pembahasan

    Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui adanya senyawa terpenoid atau building block

    isoprene dari jalur asetat-mevalonat dalam ekstrak tumbuhan yang dianalisis dan diidentifikasi

    menggunakan teknik Kromatografi Lapis Tipis (KLT).

    Senyawa yang akan diuji adalah senyawa Thymol, Mentol, Sineol, dan Steroid. Dimana

    bahan-bahan tersebut dianalisis dari beberapa tumbuhan yang telah diekstraksi yaitu: oregano

    (Origanum vulgare L.) yang dianalisis kandungan Thymol, daun mint (Mentha piperita) yang

    dianalisis kandungan Mentol, minyak kayu putih (Melaleuca leucadendron) yang dianalisis

    kandungan sineol, dan Rhizoma pacing (Costus Specious) yang dianalisis kandungan

    steroidnya.

    Berikut ini adalah klasifikasi dari tumbuhan yang digunakan dalam percobaan ini :

    1. Costus speciosus (Rhizoma pacing)

    - Kingdom: Plantae

    - Subkingdom : Tracheobionta

    - Superdivisi : Spermatophyta

    - Divisi: Magnoliophyta

    - Kelas : Liliopsida

    - Subkelas: Zingiberidae

    - Orde: Zingiberales

  • - Famili: Costaceae

    - Genus: Costus L.

    - Spesies : Costus speciosus

    2. Melaleuca leucadendron (Kayu putih)

    - Kingdom: Plantae

    - Subkingdom : Tracheobionta

    - Superdivisi : Spermatophyta

    - Divisi: Magnoliophyta

    - Kelas : Magnoliopsida

    - Subkelas: Rosidae

    - Orde: Myrtales

    - Famili: Myrtaceae

    - Genus: Melaleuca L.

    - Spesies : Melaleuca leucadendron

    3. Origanum vulgare L. (Oregano)

    - Kingdom: Plantae

    - Subkingdom : Tracheobionta

    - Superdivisi : Spermatophyta

    - Divisi: Magnoliophyta

    - Kelas : Magnoliopsida

    - Subkelas: Asteridae

    - Orde: Lamiales

    - Famili: Lamiaceae Labiatae

    - Genus: Origanum L.

    - Spesies : Origanum vulgare L.

    4. Mentha piperita (Daun mint)

    - Kingdom: Plantae

    - Subkingdom : Tracheobionta

    - Superdivisi : Spermatophyta

    - Divisi: Magnoliophyta

    - Kelas : Magnoliopsida

    - Subkelas: Asteridae

    - Orde: Lamiales

    - Famili: Lamiaceae Labiatae

    - Genus: Mentha L.

    - Spesies : Mentha piperita L. (Wijayakusuma, 1994)

  • Praktikum kali ini menggunakan teknik KLT, dimana metode ini digunakan untuk

    memisahkan senyawa berdasarkan kepolarannya. semakin polar senyawa yang diidentifikasi,

    maka akan semakin suka dengan fase diamnya (like dissolve like) dan tidak akan bergerak jauh.

    Sedangkan untuk senyawa yang non polar akan lebih menyukai dengan fase geraknya yang

    sama sama non polar sehingga akan memiliki jarak gerak yang lebih jauh dibandingkan dengan

    senyawa yang polar.

    Pada praktikum ini, fase diam yang digunakan bersifat polar (silika gel F254) dan fase

    geraknya bersifat non polar. Senyawa yang dipisahkan adalah senyawa-senyawa yang terdapat

    dalam ekstrak tumbuhan.

    Pada teknik KLT terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan. Diantanya adalah fase

    gerak, fase diam dan senyawa pembanding.

    Untuk senyawa thymol, mentol dan sineol fase gerak yang digunakan sama yaitu

    toluene-etil asetat (93:7 v/v) sedangkan steroid, fase gerak yang digunakan adalah n-heksana-

    etil asetat (4:1 v/v)

    Pada praktikum ini. Tumbuhan yang disediakan sudah dalam keadaan ekstrak sehingga

    tidak perlu lagi melakukan ekstraksi atau pembuatan larutan. Selain itu Plat KLT dan bejana

    KLT pun sudah dijenuhikan dengan fase gerak. Langkah awal yang dilakukan adalah

    menotolkan sampel pada plat KLT. Terdapat dua plat KLT, plat KLT pertama digunakan untuk

    mengidentifikasi metabolit sekunder yang terkandung dalam rhizoma pacing dengan

    pembanding stigmasterol, dan plat KLT kedua untuk mengidentifikasi adanya metabolit

    sekunder yang terkandung pada minyak kayu putih, daun mint, oregano dengan pembanding

    yaitu campuran menthol dan thymol. Tanda yang digunakan untuk penotolan adalah titik.

    Dimana masing-masing titik pada plat ditotol dengan ukuran yang sesuai, tidak terlalu besar

    ataupun keci. Totolan yang terlalu besar dapat mengakibatkan pelebaran hasil yang ditakutkan

    dapat mengganggu senyawa lain, sedangkan totolan yang terlalu kecil dikhawatirkan tidak

    terlihat ketika telah dilakukan KLT. Baik titik untuk pembanding maupun untuk sampel,

    masing-masing penotolan harus menunggu sampai penotolan sebelumnya kering terlebih

    dahulu agar totolan yang dihasilkan tidak melebar.

    Lalu plat KLT yang telah ditotol dengan fase gerak tersebut dimasukkan kedalam bejana

    yang telah dijenuhi oleh fase gerak. Plat KLT dimasukkan ke bejana dengan hati-hati agar fase

    gerak tidak menyentuh totolan. Selain itu saat memasukkan plat KLT juga harus cepat agar

    kejenuhan fase gerak dalam bejana tidak berubah. Penempatan palt ke dalam bejana pun harus

    lurus, jangan sampai nantinya hasil yang didapat akan memperlihatkan fase gerak yang

    bergerak tidak lurus. Hal tersebut akan mempersulit dalam penentuan batas elusi

  • danperhitungan Rf nantinya. Kemudian ditunggu hingga fase gerak mencapai batas elusi yaitu

    5cm dari totolan. Setelah mencapai batas elusi, plat KLT diambil dan ditunggu hingga kering.

    Selanjutnya hasil KLT yang didapatkan nantinya akan diuji dalam beberapa uji yang

    harus dilakukan secara berurutan. Yaitu uji deteksi sinar tampak, UV 254, UV 366, deteksi UV

    254 dan 366 setelah penyemprotan asam sulfat pekat dan pemanasan pada suhu 1100.

    Senyawa pembanding yang digunakan adalah senyawa yang diperkirakan ada di dalam

    ekstrak tumbuhan yang akan diidentifikasi. Sehingga nantinya apabila antara senyawa

    pembanding dengan senyawa yang diidentifikasi memiliki nilai Rf yang sama, keduanya

    merupakan suatu senyawa yang sama pula. Sebagai larutan penbanding. Untuk senyawa

    Thymol, Mentol, Sineol menggunakan senyawa pembanding yang sama yaitu campuran

    Thymol dan mentol, Untuk sineol bahan pembanding yang digunakan pun campuran dari

    thymol dan menthol dengan pertimbangan, urutan RF dari ketiga senyawa tersebut dari nilai

    yang terendah yaitu mentol, sineol, dan timol sehingga KLT dapat dilakukan kepada bahan-

    bahan yang akan diperiksa secara bersama-sama. Sedangkan steroid menggunakan senyawa

    pembanding yaitu stigmasterol.

    Untuk uji senyawa thymol, bahan yang digunakan adalah oregano. Dimana oregano

    diungkapkan oleh literature mengandung senyawa yang termasuk dalam phenol terpen

    monohydric phenol, yaitu carvacrol (Kar, 2007) yang merupakan transformasi dari thymol

    Berikut adalah struktur kimia dari thymol dan carvacrol yang terkandung dalam oregano:

    (Kar, 2007)

    Dari struktur diatas, dapat dilihat bahwa keduanya memiliki struktur pokok yang sama.

    Sehingga dapat dikatakan bahwa oregano diduga mengandung thymol. Setelah dilakukan uji

    KLT. Didapatkan hasil dimana RF untuk thymol adalah 0,63 sedangkan dari oregano terdapat

    bercak dengan nilai RF sebesar 0,65. Hal ini memperkuat dugaan bahwa oregano mengandung

    thymol. Dengan warna yang sama yaitu kuning kecoklatan. Hasil ini didapatkan pada sinar

    tampak, setelah melakukan penyemprotan dengan H2SO4 dan pemanasan dengan suhu 1100C,

    pemanasan harusnya menggunakan oven, sehingga suhu tetap terjaga dengan baik. Namun, pada

    praktikum ini, pemanasan dilakukan dengan menggunakan kompor dan terdapat kesalahan dalam

    pemanasan, dimana kemungkinan terjadi pemanasan yang melebihi dari suhu seharusnya

  • sehingga terdapat beberapa bagian kertas KLT yang terbakar dan tidak dapat diamati kembali

    pada UV 366 setelah dilakukan penyemprotan.

    Pada uji senyawa menthol, bahan yang digunakan adalah daun mint. Dimana daun mint

    diungkapkan oleh literature mengandung menthol sebesar 50-60% (Kar, 2007)

    Berikut adalah struktur kimia dari methol:

    (Kar, 2007)

    Setelah dilakukan uji KLT. Didapatkan hasil dimana RF untuk menthol adalah 0,46

    sedangkan dari daun mint terdapat bercak dengan nilai RF sebesar 0,5. Nilai RF yang didapat

    cukup dekat dan keduanya memiliki warna yang sama yaitu coklat kemerahan. Sehingga dapat

    ditarik kesimpulan bahwa daun mint diduga mengandung menthol. Hasil ini didapatkan pada

    sinar tampak, setelah melakukan penyemprotan dengan H2SO4 dan pemanasan dengan suhu

    1100C, pemanasan harusnya menggunakan oven, sehingga suhu tetap terjaga dengan baik.

    Namun, pada praktikum ini, pemanasan dilakukan dengan menggunakan kompor dan terdapat

    kesalahan dalam pemanasan, dimana kemungkinan terjadi pemanasan yang melebihi dari suhu

    seharusnya sehingga terdapat beberapa bagian kertas KLT yang terbakar dan tidak dapat diamati

    kembali pada UV 366 setelah dilakukan penyemprotan.

    Pada uji senyawa sineol, bahan yang digunakan adalah minyak kayu putih. Dimana

    minyak kayu putih diungkapkan oleh literature mengandung sineol sebesar 50-60% (Tirtajaya,

    et al. 2004)

    Berikut adalah struktur kimia dari methol:

    (Kar, 2007)

  • Setelah dilakukan uji KLT. Didapatkan hasil dimana RF untuk menthol adalah 0,46 dan

    thymol adalah 0,63. Sedangkan minyak kayu putih terdapat bercak dengan nilai RF sebesar 0,58.

    Nilai RF yang didapat berada diantara thymol dan methol. Hal ini, masuk sesuai dengan teori

    dimana sineol memiliki RF diantara thymol dan menthol dengan penampakan warna yaitu ungu

    muda. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa minyak kayu putih diduga mengandung sineol.

    Hasil ini didapatkan pada sinar tampak, setelah melakukan penyemprotan dengan H2SO4 dan

    pemanasan dengan suhu 1100C, pemanasan harusnya menggunakan oven, sehingga suhu tetap

    terjaga dengan baik. Namun, pada praktikum ini, pemanasan dilakukan dengan menggunakan

    kompor dan terdapat kesalahan dalam pemanasan, dimana kemungkinan terjadi pemanasan yang

    melebihi dari suhu seharusnya sehingga terdapat beberapa bagian kertas KLT yang terbakar dan

    tidak dapat diamati kembali pada UV 366 setelah dilakukan penyemprotan.

    Pada uji senyawa steroid, bahan yang digunakan adalah rhizome pacing. Dimana pacing

    diungkapkan oleh literature mengandung diosgenin yang merupakan steroid saponin (Singh dan

    Thakur,1982). Pada KLT ini senyawa pembanding yang digunakan adalah stigmasterol

    Berikut adalah struktur kimia dari stigmasterol:

    (Kar, 2007)

    Setelah dilakukan uji KLT. Didapatkan hasil dimana RF untuk stigmasteroid adalah 0,58,

    sedangkan dari pacing terdapat bercak dengan nilai RF sebesar 0,58. Nilai RF yang didapat tepat

    sama dan keduanya memiliki warna yang sama yaitu ungu. Sehingga dapat ditarik kesimpulan

    bahwa pacing diduga mengandung steroid. Hasil ini didapatkan pada sinar tampak, setelah

    melakukan penyemprotan dengan H2SO4 dan pemanasan dengan suhu 1100C, pemanasan

    harusnya menggunakan oven, sehingga suhu tetap terjaga dengan baik. Namun, pada praktikum

    ini, pemanasan dilakukan dengan menggunakan kompor dan terdapat kesalahan dalam

    pemanasan, dimana kemungkinan terjadi pemanasan yang melebihi dari suhu seharusnya

  • sehingga terdapat beberapa bagian kertas KLT yang terbakar dan tidak dapat diamati kembali

    pada UV 366 setelah dilakukan penyemprotan.

    Semua bercak yang didapatkan pada percobaan kali ini terelusi dengan bagus (tidak ada

    yang gagal) sehingga Rf yang dihasilkan cukup baik. Namun, terdapat beberapa titik yang kurang

    jelas bahkan tidak tampak pada UV 366 setelah penyemprotan. Hal ini dikarenakan terlalu

    panasnya perlakuan setelah penyemprotan.

    VI. Kesimpulan

    1. Oregano kemungkinan mengandung tymol karena Rf mendekati yaiu 065 dari

    pembanding 0,63. Warna bercak yang dihasilkan adalah sama.

    2. Mint kemungkinan mengandung mentol karena Rf mendekati yaitu 0,5 dari

    pembanding 0,46. Warna bercak yang dihasilkan adalah sama.

    3. Minyak Kayu Putih kemungkinan mengandung sineol karena Rf mendekati yaitu 0,54

    dengan menggunakan pembanding Tymol dan Mentol.

    4. Identifikasi senyawa kandungan ekstak tumbuhan dapat menggunakan metode KLT

    menggunakan pembanding yang sama ataupun yang mewakili.

    VII. Daftar Pustaka

    Kar, Ashutosh, 2007, Pharmacognosy and Pharmacobiotechnology, Edisi 2, New Age

    International (P) Limited Publishers, New Delhi

    Singh, Sheo B., dan Thakur, Raghunath S., 1982, Saponins From the Seeds of Costus

    , J. Nat. Prod 45 (6): 667671

    Tirtajaya, Imelda., Djohan Sofia, Lidia Ratnawati, Hioe Fei Lien., Oktober 2004, Jurnal llmu

    dan Teknologi Pangan, Vol. 2, No. 2:59-65

    Wijayakusuma, H.M Hembing; Setiawan Dalimartha, dkk , 1994, Tanaman Berkhasiat Obat di

    Indonesia, Pustaka Kartini, Jakarta