laporan praktikum kimia klinik

Upload: janghe-firmansyah-knc-tasik

Post on 15-Jul-2015

1.484 views

Category:

Documents


52 download

TRANSCRIPT

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KLINIK PENENTUAN KADAR ELEKTROLIT (Na+ DAN K+)Disusun untuk Memenuhi Tugas dari Mata Kuliah Kimia Klinik

Disusun oleh : Ria Nurhendria Rukmana 31108008 4A

PRODI S1 FARMASI STIKes BHAKTI TUNAS HUSADA TASIKMALAYA 2011

I.

Tujuan Praktikum a. Untuk mengetahui kadar natrium dalam serum darah manusia b. Untuk mengetahui kadar kalium dalam serum darah manusia

II.

Dasar Teori Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan listrik. Sementara, larutan non-elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan listrik. Larutan yang dimaksud sendiri adalah larutan akuades/air murni (H2O) yang dicampur bahan lain. Air digunakan sebagai pelarut karena air adalah pelarut paling umum. Air memiliki ciri khusus, yaitu ia bersifat polar. Salah unsur bersifat positif dan yang lain negatif, sehingga ia dapat menarik apa yang ia mau. Karena itu, ia sebenarnya adalah elektrolit dan dapat menghantar listrik. Alasan mengapa larutan elektrolit dapat mengalirkan listrik karena larutan elektrolit memiliki ion-ion bebas yang dapat bergerak bebas sesukanya, seperti diungkapkan oleh teori ion Svante Arrhenius. Pada prinsipnya, saat larutan (air+zat penghantar) dialiri listrik, maka molekul zat yang bercampur tersebut akan berubah. Sebagai contoh: 2H+(aq) + 2Cl-(aq) 2HCl(aq) H2(g) + Cl2(g)

H2(g) + Cl2(g)

Jadi, pada saat larutan asam klorida (HCl) dialiri oleh listrik, maka molekulnya akan dipaksa untuk berpisah dan terpecah menjadi gas H2 dan Cl2. Reaksi ini adalah contoh reaksi redoks yang sederhana dan sering. Zat yang disebut elektrolit adalah zat yang apabila dicampur dengan air (pelarut polar) akan larut/mengurai menjadi ion (lihat contoh di atas) seperti NaCl, HCl, dan lainnya. Sementara, zat nonelektrolit adalah zat yang saat dicampur dengan air tidak mengurai, namun tetap dalam bentuk molekul netral.

NATRIUM (Na) Natrium adaiah salah satu mineral yang banyak terdapat pada cairan elektrolit ekstraseluler (di luar sel), mempunyai efek menahan air, berfungsi untuk mempertahankan cairan dalam tubuh, mengaktifkan enzim, sebagai konduksi impuls saraf.

Nilai normal dalam serum :

Dewasa Anak Bayi

135-145 mEq/L 135-145 mEq/L 134-150 mEq/L

Nilai normal dalam urin : 40 - 220 mEq/L/24 jam Penurunan Na terjadi pada diare, muntah, cedera jaringan, bilas lambung, diet rendah garam, gagal ginjal, luka bakar, penggunaan obat diuretik (obat untuk darah tinggi yang fungsinya mengeluarkan air dalam tubuh). Peningkatan Na terjadi pada pasien diare, gangguan jantung krohis, dehidrasi, asupan Na dari makanan tinggi,gagal hepatik (kegagalan fungsi hati), dan penggunaan obat antibiotika, obat batuk, obat golongan laksansia (obat pencahar). Sumber garam Na yaitu: garam dapur, produk awetan (cornedbeef, ikan kaleng, terasi, dan Iain-Iain.), keju,/.buah ceri, saus tomat, acar, dan Iain-Iain. KALIUM (K) Kalium merupakan elektrolit tubuh yang terdapat pada cairan vaskuler (pembuluh darah), 90% dikeluankan melalui urin, rata-rata 40 mEq/L atau 25 -120 mEq/24 jam wa laupun masukan kalium rendah.

Nilai normal : Dewasa Anak Bayi 3,5 - 5,0 mEq/L 3,6 - 5,8 mEq/L 3,6 - 5,8 mEq/L

Peningkatan kalium (hiperkalemia) terjadi jika terdapat gangguan ginjal, penggunaan obat terutama golongan sefalosporin, histamine, epinefrin, dan Iain-Iain.

Penurunan kalium (hipokalemia) terjadi jika masukan kalium dari makanan rendah, pengeluaran lewat urin meningkat, diare, muntah, dehidrasi, luka pembedahan. Makanan yang mengandung kalium yaitu buah-buahan, sari buah, kacang-kacangan, dan Iain-Iain. Garam adalah suatu senyawa kimia sederhana yang terdiri dari atom-atom yang membawa ion positif maupun ion negatif. Misalnya garam meja (natrium klorida) terdiri dari ion positif natrium dan ion negatif klorida. Natrium klorida membentuk kristal pada keadaan kering, tetapi seperti garam lainnya dalam tubuh, mudah dilarutkan dalam air. Jika garam larut dalam air, komponennya terpisah sebagai partikel yang disebut ion. Partikel ion terlarut ini dikenal sebagai elektrolit. Kadar (konsentrasi) setiap elektrolit dalam larutan dari garam terlarut dapat diukur dan biasanya dihitung dalam satuan miliekuivalen dalam setiap volume larutan (mEq/L). Elektrolit terlarut dalam tiga bagian utama dari cairan tubuh:

- Cairan dalam sel - Cairan dalam ruang di sekeliling sel - Darah (elektrolit terlarut dalam serum, yang merupakan bagian cair dari darah). Kadar normal elektrolit dalam cairan tersebut bervariasi. Beberapa sel ditemukan dalam konsentrasi tinggi di dalam sel dan dalam konsentrasi rendah di luar sel. Elektrolit lainnya ditemukan dalam konsentrasi rendah di dalam sel dan dalam konsentrasi tinggi di luar sel. Untuk dapat berfungsi secara baik, tubuh harus menjaga konsentrasi elektrolit

pada masing-masing bagian tubuh tersebut dalam rentang yang sangat terbatas. Hal itu dilakukan dengan cara memindahkan elektrolit ke dalam atau keluar sel. Ginjal

menyaring elektrolit dalam darah dan membuang elektrolit secukupnya ke dalam air kemih untuk mempertahankan keseimbangan antara asupan dan pembuangan elektrolit harian. Konsentrasi elektrolit dapat diukur dalam contoh darah atau air kemih di Pengukuran konsentrasi elektrolit darah dilakukan untuk menemukan

laboratorium.

adanya kelainan atau untuk mengetahui respon terhadap pengobatan. Elektrolit yang paling sering terlibat dalam gangguan keseimbangan garam adalah natrium, kalium, kalsium, fosfat dan magnesium. Kadar klorida dan bikarbonat juga biasa diukur.

Konsentrasi klorida darah biasanya sejalan dengan konsentrasi natrium darah dan bikarbonat terlibat pada gangguan keseimbangan asam basa. Elektrolit utama dalam tubuh: Ion positif - Natrium (Na&sup+) - Kalium (K&sup+) - Kalsium (Ca&sup++) - Magnesium (Mg&sup++)

Ion negatif - Klorida (Cl&sup-) - Fosfat (HPO4&sup- dan H2PO4&sup-) - Bikarbonat (HCO3&sup-).

III.

Prosedur Kerja a. Natrium Sampel/standar : 50L / 20L Prec : 3000L / 1000L

( Campur, Inkubasi selama 5 menit utk sampel dan untuk prec centrifuge selama 5-10 menit ) Nilai normal : 135-155 mmol/L b. Kalium Sampel : 100L Prec : 1000L

( Centrifuge selama 5-10 menit dan ambil supernatant ) Supernatan : 100L Reagen A : 1000L ( Inkubas selama 5-30 menit lalu baca pada panjang gelombang 578 program C/F faktor = 5 ) Nilai Normal : 3,6-5,5 mmol/L IV. Data Hasil Pengamatan Photometric Sampel No. 1 (Natrium) Photometric Sampel No. 2 (Kalium) V. Pembahasan Setelah di lihat dari hasil pengamatan menggunakan Spektrofotometer maka nilai absorban dari serum/sampel Natrium yaitu 47 mmol/l. Kadar elektrolit (Na+) dalam sampel/serum yaitu 47 mmol/l. Maka dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa kadar elektrolit (Na+ ) di dalam serum itu dengan supernatan sangat rendah sekali, karena hasil perhitungan itu kadar elektrolit Na+ yaitu 47 mmol/l sedangkan nilai ABS 1,3 ABS 47 578.0 nm 405.0 nm 290 A K*ABS 0.0000 0,6 A K*ABS 0.0000

normal seharusnya yaitu kiasaran antara 135-155 mmol/l. Bersama kalium, natrium mempunyai peran untuk menjaga fungsi dan kerja otot jantung, serta mencegah penyakit-penyakit berbahaya seperti gangguan saraf. Bagi ibu hamil, natrium berperan meningkatkan kerja jantung, memompa darah agar dapat memenuhi kebutuhan sang ibu dan janin. Dalam tubuh kita terdapat sistem otonom untuk mengatur keseimbangan kadar natrium di dalam darah. Jika kadar natrium terlalu rendah, sensor dalam pembulih darah dan ginjal akan mengetahui bila volume darah menurun. Kelenjar adrenal akan mengeluarkan hormone aldosteron, sehingga ginjal menahan natrium. Kelenjar hipofisa mengeluarkan hormone antidiuretik, sehingga ginjal menahan air. Karena garam diperlukan oleh tubuh, maka tubuh kita jangan sampai kekurangan garam, atau istilah kerennya hyponatremia. Hyponatremia merupakan gangguan pada garam darah dimana kandungan natriumnya lebih rendah dari normal (di bawah 135 mEq / L). Hyponatremia umumnya terjadi pada manusia dewasa dan dapat mengakibatkan gangguan hormonal. Walaupun tidak memiliki efek secara langsung, hyponatremia dapat menyebabkan pembengkakan otak dan kematian. Kekurangan natrium sering dihubungkan dengan berbagai gangguan kesehatan seperti keram otot (cramping), lemas, sering lelah (fatigue), kehilangan selera makan, penurunan daya ingat, daya tahan terhadap infeksi menurun, luka sulit sembuh, gangguan penglihatan, rambut tak sehat dengan ujung terbelah, dan bercakbercak putih di kuku. Di sinilah arti penting garam terhadap tubuh manusia. Tetapi konsumsi garam berlebihan juga bisa berakibat fatal. Sebab natrium bekerja menahan air di dalam tubuh, sehingga volume darah yang beredar pun bakal meningkat. Peningkatan volume darah akan meningkatkan tekanan pada dinding pembuluh darah. Dan inilah yang disebut hipertensi (tekanan darah tinggi). Hipertensi dapat berefek luas terhadap kesehatan. la da-pat berakibat timbulnya gangguan jantung, stroke, dan sebagainya. Dan nilai absorban dari serum/sampel Kalium yaitu 1,3 mmol/l. Kadar elektrolit (K+) dalam sampel/serum yaitu 1,3 mmol/l. Maka dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa kadar elektrolit (K+ ) di dalam serum itu dengan supernatan hasilnya sangat rendah, karena hasil perhitungan itu kadar elektrolit K+ yaitu 1,3 mmol/l sedangkan nilai normal seharusnya yaitu kiasaran antara 3,6-5,5 mmol/l.

Maka setelah terlihat hasil dari pemeriksaan K+ tersebut dengan menggunakan supernatan dan diperiksa oleh spektrofotometer yang telah di inkubasi selama 5-30 menit itu dapat disimpulkan bahwa kadar K+ dalam serum itu rendah. Kekurangan potasium lebih berisiko terkena penyakit hipertensi, yang merupakan faktor pemicu penyakit jantung dan stroke, serta Hypokalemia (penyakit kekurangan kalium). Sumber kalium: - tambahan kalium - garam potasium - pisang - tomat - jeruk - melon - kentang - kacang-kacangan - bayam dan sayuran berdaun hijau lainnya. Hipokalemia sering terjadi akibat kehilangan melalui traktus gastrointestinal atau urin, terutama setelah penggunaan diuretik yang menyebabkan hilangnya kalium atau pada diabetes melitus. Penyebab renal dari hipokalemia antara lain aldosteronisme, sindrom Cushing, asidosis tubular ginjal. Pengobatan Hipokalemia memberikan respon terhadap kalium per oral atau larutan kalium intravena untuk kasus-kasus yang gawat. Kadar kalium dalam infus tidak boleh melebihi 40 mEq/L kecuali pada keadaan-keadaan yang jarang terjadi.

VI.

Kesimpulan a. Kadar Natrium pada sampel serum darah manusia yaitu 47 mmol/L dan disebut dengan Hyponatremia b. Kadar Kalium pada sampel serum darah manusia yaitu 1,3 mmol/L dan disebut dengan Hypokalemia

PENGATURAN KADAR NATRIUM Hampir seluruh natrium tubuh berada dalam darah dan dalam cairan di sekeliling sel.

Natrium tubuh berasal dari makanan dan minuman dan dibuang melalui air kemih dan keringat. Ginjal yang normal dapat mengatur natrium yang dibuang dalam air kemih, sehingga jumlah total natrium dalam tubuh sedikit bervariasi dari hari ke hari. Suatu gangguan keseimbangan antara asupan dan pengeluaran natrium akan mempengaruhi jumlah total natrium di dalam tubuh. Perubahan jumlah total natrium sangat berkaitan erat dengan perubahan jumlah cairan dalam tubuh. Kehilangan natrium tubuh tidak menyebabkan konsentrasi natrium darah menurun tetapi menyebabkan volume darah menurun. Jika volume darah menurun, tekanan daran akan turun, denyut jantung akan meningkat, pusing dan kadang-kadang terjadi syok. Sebaliknya, volume darah dapat meningkat jika terlalu banyak natrium di dalam tubuh. Cairan yang berlebihan akan terkumpul dalam ruang di sekeliling sel dan menyebabkan edema. Salah satu tanda dari adanya edema ini adalah pembengkakan kaki, poergelangan kaki dan tungkai bawah. Tubuh secara teratur memantau konsentrasi natrium darah dan volume darah. Jka kadar natrium terlalu tinggi, otak akan menimbulkan rasa haus dan mendorong kita untuk minum. Sensor dalam pembuluh darah dan ginjal akan mengetahui jika volume darah menurun dan memacu reaksi rantai yang berusaha untuk meningkatkan volume cairan dalam darah. Kelenjar adrenal mengeluarkan hormon aldosteron sehingga ginjal menahan natrium. Kelenjar hipofisa mengeluarkan hormon antidiuretik sehingga ginjal menahan air. Penahanan natrium dan air menyebabkan berkurangnya pengeluaran air kemih, yang pada akhirnya akan meningkatkan volume darah dan tekanan darah kembali ke normal. Jika sensor dalam pembuluh darah dan ginjal mengetahui adanya peningkatan tekanan darah dan sensor di jantung menemukan adanya peningkatan volume darah, maka ginjal dirangsang untuk mengeluarkan lebih banyak natrium dan air kemih, sehingga mengurangi volume darah.

PENGATURAN KADAR KALIUM Kalium memiliki peranan penting dalam metabolisme sel serta dalam fungsi sel saraf dan otot. Sebagian besar kalium terdapat di dalam sel.

Konsentrasi kalium yang terlalu tinggi atau terlalu rendah dapat menyebabkan masalah yang serius, seperti irama jantung yang abnormal atau henti jantung. Kalium yang disimpan di dalam sel membantu memelihara konsentrasi kalium dalam darah tetap konstan. Keseimbangan kalium dijaga dengan menyesuaikan jumlah asupan kalium dalam makanan dan jumlah kalium yang dibuang. Sebagian besar kalium dibuang melalui air kemih, walaupun ada beberapa yang dibuang melalui tinja. Dalam keadaan normal, ginjal menyesuaikan pembuangan kalium agar seimbang dengan asupan kalium melalui makanan. Beberapa obat dan keadaan tertentu menyebabkan kalium berpindah ke dalam atau keluar sel; dan hal ini mempengaruhi konsentrasi kalium dalam darah. Sumber kalium: - Tambahan kalium - Garam potasium - Pisang - Tomat - Jeruk - Melon - Kentang - Kacang-kacangan - Bayam dan sayuran berdaun hijau lainnya - Kacang-kacangan.