laporan praktikum jaringan komputer

17
LAPORAN PRAKTIKUM JARINGAN KOMPUTER SUBNETTING OLEH: 1. ADI PRAMONO (2A/02) 2. ADITYA NUGRAHA (2A/03) 3. EDI NUR ARDIANSYAH (2A/06) 4. ENNY TRISNAWATI (2A/07) TEKNIK TELEKOMUNIKASI POLITEKNIK NEGERI MALANG

Upload: nurul-furqon-rohmat

Post on 19-Jun-2015

962 views

Category:

Documents


18 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Praktikum Jaringan Komputer

LAPORAN PRAKTIKUM JARINGAN KOMPUTER

SUBNETTING

OLEH:

1. ADI PRAMONO (2A/02)2. ADITYA NUGRAHA (2A/03)3. EDI NUR ARDIANSYAH (2A/06)4. ENNY TRISNAWATI (2A/07)

TEKNIK TELEKOMUNIKASI

POLITEKNIK NEGERI MALANG

2009/2010

Page 2: Laporan Praktikum Jaringan Komputer

PRAKTIKUM II

Tujuan: Untuk mengetahui fungsi dan cara penggunaan subnetting.

Teori Dasar:

Untuk beberapa alasan yang menyangkut efisiensi IP Address, mengatasi masalah

topologi network dan organisasi, network administrator biasanya melakukan subnetting.

Esensi dari subnetting adalah “memindahkan” garis pemisah antara bagian network dan

bagian host dari suatu IP Address. Beberapa bit dari bagian host dialokasikan menjadi bit

tambahan pada bagian network. Address satu network menurut struktur baku dipecah menjadi

beberapa subnetwork. Cara ini menciptakan sejumlah network tambahan, tetapi mengurangi

jumlah maksimum host yang ada dalam tiap network tersebut.

Subnetting juga dilakukan untuk mengatasi perbedaan hardware dan media fisik yang

digunakan dalam suatu network. Router IP dapat mengintegrasikan berbagai network dengan

media fisik yang berbeda hanya jika setiap network memiliki address network yang unik.

Selain itu, dengan subnetting, seorang Network Administrator dapat mendelegasikan

pengaturan host address seluruh departemen dari suatu perusahaan besar kepada setiap

departemen, untuk memudahkannya dalam mengatur keseluruhan network.

Suatu subnet didefinisikan dengan mengimplementasikan masking bit (subnet mask )

kepada IP Address. Struktur subnet mask sama dengan struktur IP Address, yakni terdiri dari

32 bit yang dibagi atas 4 segmen. Bit-bit dari IP Address yang “ditutupi” (masking) oleh bit-

bit subnet mask yang aktif dan bersesuaian akan diinterpretasikan sebagai network bit. Bit 1

pada subnet mask berarti mengaktifkan masking ( on ), sedangkan bit 0 tidak aktif ( off ).

Sebagai contoh kasus, mari kita ambil satu IP Address kelas A dengan nomor 44.132.1.20.

Ilustrasinya dapat dilihat Tabel berikut :

Page 3: Laporan Praktikum Jaringan Komputer

Subnetting 16 bit pada IP Address kelas A

Dengan aturan standard, nomor network IP Address ini adalah 44 dan nomor host

adalah 132.1.20. Network tersebut dapat menampung maksimum lebih dari 16 juta host yang

terhubung langsung. Misalkan pada address ini akan akan diimplementasikan subnet mask

sebanyak 16 bit 255.255.0.0.( Hexa = FF.FF.00.00 atau Biner =

11111111.11111111.00000000.00000000 ). Perhatikan bahwa pada 16 bit pertama dari

subnet mask tersebut berharga 1, sedangkan 16 bit berikutnya 0. Dengan demikian, 16 bit

pertama dari suatu IP Address yang dikenakan subnet mask tersebut akan dianggap sebagai

network bit. Nomor network akan berubah menjadi 44.132 dan nomor host menjadi 1.20.

Kapasitas maksimum host yang langsung terhubung pada network menjadi sekitar 65 ribu

host.

Subnet mask di atas identik dengan standard IP Address kelas B. Dengan menerapkan

subnet mask tersebut pada satu network kelas A, dapat dibuat 256 network baru dengan

kapasitas masing-masing subnet setara network kelas B. Penerapan subnet yang lebih jauh

seperti 255.255.255.0 ( 24 bit ) pada kelas A akan menghasilkan jumlah network yang lebih

besar ( lebih dari 65 ribu network ) dengan kapasitas masing-masing subnet sebesar 256 host.

Network kelas C juga dapat dibagi-bagi lagi menjadi beberapa subnet dengan menerapkan

subnet mask yang lebih tinggi seperti untuk 25 bit (255.255.255.128), 26 bit

(255.255.255.192), 27 bit ( 255.255.255.224) dan seterusnya.

Subnetting dilakukan pada saat konfigurasi interface. Penerapan subnet mask pada IP

Address akan mendefinisikan 2 buah address baru, yakni Network Address dan Broadcast

Address. Network address didefinisikan dengan menset seluruh bit host berharga 0,

Page 4: Laporan Praktikum Jaringan Komputer

sedangkan broadcast address dengan menset bit host berharga 1. Seperti yang telah

dijelasakan pada bagian sebelumnya, network address adalah alamat network yang berguna

pada informasi routing. Suatu host yang tidak perlu mengetahui address seluruh host yang

ada pada network yang lain. Informasi yang dibutuhkannya hanyalah address dari network

yang akan dihubungi serta gateway untuk mencapai network tersebut. Ilustrasi mengenai

subnetting, network address dan broadcast address dapat dilihat pada Tabel di bawah. Dari

tabel dapat disimpulkan bagaimana nomor network standard dari suatu IP Address diubah

menjadi nomor subnet / subnet address melalui subnetting.

IP AddressNetwork Address Standard

Subnet Mask InterpretasiBroadcast Address

44.132.1.20 44.0.0.0 255.255.0.0 (16 bit)

Host 1.20 pada subnet 44.132.0.0

44.132.255.255

81.150.2.3 81.0.0.0 255.255.255.0 (24 bit)

Host 3 pada subnet 81.50.2.0

81.50.2.255

167.205.2.100 167.205.0.0 255.255.255.128 (25 bit)

Host 100 pada Subnet 167.205.2.0

167.205.2.127

167.205.2. 130 167.205.0.0 255.255.255.192 (26 bit)

Host 130 pada subnet 167.205.2.128

167.205.2.191

Beberapa kombinasi IP Address, Netmask dan network number

Subnetting hanya berlaku pada network lokal. Bagi network di luar network lokal,

nomor network yang dikenali tetap nomor network standard menurut kelas IP Address.

Subnetting digunakan untuk memecah satu buah network menjadi beberapa network kecil.

Untuk memperbanyak network ID dari suatu network id yang sudah ada, dimana sebagaian host ID dikorbankan untuk digunakan dalam membuat ID tambahan

Ingat rumus untuk mencari banyak subnet adalah 2 n – 2N = jumlah bit yang diselubungi

Dan rumus untuk mencari jumlah host per subnet adalah 2 m – 2M = jumlah bit yang belum diselubungi

Page 5: Laporan Praktikum Jaringan Komputer

NETMASK/SUBNETMASK

Untuk pengelompokan pengalamatan, selain nomor IP dikenal juga netmask atau subnetmask. Yang besarnya sama dengan nomor IP yaitu 32 bit. Ada tiga pengelompokan besar subnet mask yaitu dengan dikenal, yaitu 255.0.0.0 , 255.255.0.0 dan 255.0.0.0.Pada dunia jaringan, subnetmask tersebut dikelompokkan yang disebut class dikenal tiga class yaitu :1. Class A, adalah semua nomor IP yang mempunyai subnetmask 255.0.0.02. Class B, adalah semua nomor IP yang mempunyai subnetmask 255.255.0.03. Class C, adalah semua nomor IP yang mempunyai subnetmask 255.255.255.0

Gabungan antara IP dan Netmask inilah pengalamatan komputer dipakai. Kedua hal ini tidak bisa lepas. Jadi penulisan biasanya sbb :

IP : 202.95.151.129Netmask : 255.255.255.0

Suatu nomor IP kita dengan nomor IP tetangga dianggap satu kelompok (satu jaringan) bila IP dan Netmask kita dikonversi jadi biner dan diANDkan, begitu juga nomor IP tetangga dan Netmask dikonversi jadi biner dan diANDkan, jika kedua hasilnya sama maka satu jaringan. Dan kita bisa berhubungan secara langsung.

Ketika kita berhubungan dengan komputer lain pada suatu jaringan, selain IP yang dibutuhkan adalah netmask. Misal kita pada IP 10.252.102.12 ingin berkirim data pada 10.252.102.135 bagaimana komputer kita memutuskan apakah ia berada pada satu jaringan atau lain jaringan? Maka yang dilakukan adalah mengecek dulu netmask komputer kita karena kombinasi IP dan netmask menentukan range jaringan kita. Jika netmask kita 255.255.255.0 maka range terdiri dari atas semua IP yang memiliki 3 byte pertama yang sama. Misal jika IP saya 10.252.102.12 dan netmask saya 255.255.255.0 maka range jaringan saya adalah 10.252.102.0-10.252.102.255 sehingga kita bisa secara langsung berkomunukasi pada mesin yang diantara itu, jadi 10.252.102.135 berada pada jaringan yang sama yaitu 10.252.102 (lihat yang angka-angka tercetak tebal menunjukkan dalam satu jaringan karena semua sama).Dalam suatu organisasi komersial biasanya terdiri dari beberapa bagian, misalnya bagian personalia/HRD, Marketing, Produksi, Keuangan, IT dsb. Setiap bagian di perusahaan tentunya mempunyai kepentingan yang berbeda-beda. Dengan beberapa alasan maka setiap bagian bisa dibuatkan jaringan lokal sendiri – sendiri dan antar bagian bisa pula digabungkan jaringannya dengan bagian yang lain. Ada beberapa alasan yang menyebabkan satu organisasi membutuhkan lebih dari satu jaringan lokal (LAN) agar dapat mencakup seluruh organisasi : Teknologi yang berbeda. Dalam suatu organisasi dimungkinkan menggunakan bermacam teknologi dalam jaringannya. Semisal teknologi ethernet akan mempunyai LAN yang berbeda dengan teknologi FDDI. Sebuah jaringan mungkin dibagi menjadi jaringan yang lebih kecil karena masalah performanasi. Sebuah LAN dengan 254 host akan memiliki performansi yang kurang baik dibandingkan dengan LAN yang hanya mempunyai 62 host. Semakin banyak host yang terhubung dalam satu media akan menurunkan performasi dari jaringan. Pemecahan yang paling sedherhana adalah memecah menjadi 2 LAN. Departemen tertentu membutuhkan keamanan khusus sehingga solusinya memecah

Page 6: Laporan Praktikum Jaringan Komputer

menjadi jaringan sendiri.

Pembagian jaringan besar ke dalam jaringan yang kecil-kecil inilah yang disebut sebagai subnetting. Pemecehan menggunakan konsep subnetting. Membagi jaringan besar tunggal ke dalam sunet-subnet (sub-sub jaringan). Setiap subnet ditentukan dengan menggunakan subnet mask bersama-sama dengan no IP.

Pada subnetmask dalam biner, seluruh bit yang berhubungan dengan netID diset 1, sedangkan bit yang berhubungan dengan hostID diset 0. Dalam subnetting, proses yang dilakukan ialah memakai sebagian bit hostID untuk membentuk subnetID. Dengan demikian jumlah bit yang digunakan untuk HostID menjadi lebih sedikit. Semakin panjang subnetID, jumlah subnet yang dibentuk semkain banyak, namun jumlah host dalam tiap subnet menjadi semakin sedikit.

Gambar pembentukan subnet

Cara Pembentukan Subnet :

Misal jika jaringan kita adalah 192.168.0.0 dalm kelas B (kelas B memberikan range 192.168.0.0 – 192.168.255.255). Ingat kelas B berarti 16 bit pertama menjadi NetID yang dalam satu jaringan tidak berubah (dalam hal ini adalah 192.168) dan bit selanjutya sebagai Host ID (yang merupakan nomor komputer yang terhubung ke dan setiap komputer mempunyai no unik mulai dari 0.0 – 255.255). Jadi netmasknya/subnetmasknya adalah 255.255.0.0Kita dapat membagi alokasi jaringan diatas menjadi jaringan yang kebih kecil dengan cara mengubha subnet yang ada. Ada dua pendekatan dalam melakukan pembentukan subnet yaitu :1. Berdasarkan jumlah jaringan yang akan dibentuk2. Berdasarkan jumlah host yang dibentuk dalam jaringan.

Cara perhitungan subnet berdasarkan jumlah jaringan yang dibutuhkan :

1. Menentukan jumlah jaringan yang dibutuhkan dan merubahnya menjadi biner. Misalkan kita ingin membuat 255 jaringan kecil dari nomor jaringan yang 11111111sudah ditentukan. 255 2. Menghitung jumlah bit dari nomor 1. Dan jumlah bit inilah yang disebut sebagai subnetID 11111111Dari 255 jumlah bitnya adalah 83. Jumlah bit hostID baru adalah HosiID lama dikurangi jumlah bit nomor 2.Misal dari contoh diatas hostIDbaru: 16 bit – 8 bit = 8 bit.4. Isi subnetID dengan 1 dan jumlahkan dengan NetIDLama.Jadi NetID baru kita adalah NetIDlama + SubNetID : 11111111.11111111.11111111.00000000 (24 bit bernilai 1 biasa ditulis /24)Berkat perhitungan di atas maka kita mempunyai 256 jaringan baru yaitu :192.168.0.xxx, 192.168.1.xxx, 192.168.2.xxx, 192.168.3.xxx hingga 192.168.255.xxx dengan netmash 255.255.255.0.

Page 7: Laporan Praktikum Jaringan Komputer

menunjukkan hostID antara 0-255xxx 192.168.0 menunjukkan NetID dan 24Biasa ditulis dengan 192.168.0/24 menunjukkan subnetmask (jumlah bit yang bernilai 1 di subnetmask). Dengan teknik ini kita bisa mengalokasikan IP address kelas B menjadi sekian banyak jaringan yang berukuran sama.

Cara perhitungan subnet berdasarkan jumlah host adalah sebagai berikut :

1. Ubah IP dan netmask menjadi binerIP : 192.168.1.0 11000000.10101000.00000000.00000000Netmask : 255.255.255.0 11111111.11111111. 11111111.00000000 16 bit.Panjang hostID kita adalah yang netmasknya semua 0 2. Memilih jumlah host terbanyak dalam suatu jaringan dan rubah menjadi biner.Misal dalam jaringan kita membutuhkan host 25 maka menjadi 11001.3. Hitung jumlah bit yang dibutuhkan angka biner pada nomor 1. Dan angka inilah nanti sebagai jumlah host dalam jaringan kita.Jumlah host 25 menjadi biner 11001 dan jumlah bitnya adalah 5. 4. Rubah netmask jaringan kita dengan cara menyisakan angka 0 sebanyak jumlah perhitungan nomor 3. Jadi netmasknya baru adalah 11111111.11111111.11111111.11100000 Identik dengan 255.255.255.224 jika didesimalkan.Jadi netmask jaringan berubah dan yang awalnya hanya satu jaringan dengan range IP dari 1 -254 menjadi 8 jaringan, dengan setiap jaringan ada 30 host/komputer

Alokasi Range IP1 192.168.1.0 – 192.168.1.312 192.168.1.32 – 192.168.1.633 192.168.1.64 – 192.168.1.954 192.168.1.96 – 192.168.1.1275 192.168.1.128 – 192.168.1.1596 192.168.1.160 – 192.168.1.1917 192.168.1.192 – 192.168.1.2238 192.168.1.224 – 192.168.1.255

Nomor IP awal dan akhir setiap subnet tidak bisa dipakai. Awal dipakai ID Jaringan (NetID) dan akhir sebagai broadcast. Misal jaringan A 192.168.1.0 sebagai NetID dan 192.168.1.31 sebagai broadcast dan range IP yang bisa dipakai 192.168.1.1-192.168.1.30.

IP ADDRESS

  Agar unik setiap computer yang terkoneksi ke Internet diberi alamat yang berbeda. Alamat ini supaya seragam seluruh dunia maka pemberian alamat IP address diseluruh dunia diberikan oleh badan internasional Internet Assigned Number Authority (IANA), dimana IANA hanya memberikan IP address Network ID nya saja sedangkan host ID diatur oleh pemilik IP address tersebut.Contoh IP address untuk cisco.com adalah 202.93.35.9 untuk www.ilkom.unsri.ac.id dengan IP nya 202.39.35.9

Page 8: Laporan Praktikum Jaringan Komputer

Alamat yang unik terdiri dari 32 bit yang dibagi dalam 4 oktet (8 bit)

00000000 . 00000000 . 00000000 . 00000000o 1 o 2 o 3 o 4

Ip address dibagi menjadi 2 bagian yaitu Network ID dan Host ID, Network ID yang akan menentukan alamat dalam jaringan (network address), sedangkan Host ID menentukan alamat dari peralatan jaringan yang sifatnya unik untuk membedakan antara satu mesin dengan mesin lainnya.

Ibaratkan Network ID Nomor jalan dan alamat jalan sedangkan Host ID adalah nomor rumahnya

IP address dibagi menjadi kelas yaitu ;

Kelas yang umum digunakan adalah kelas A sampai dengan kelas C.

Pada setiap kelas angka pertama dengan angka terakhir tidak dianjurkan untuk digunakan karena sebagai valid host id, misalnya kelas A 0 dan 127, kelas B 128 dan 192, kelas C 191 dan 224. ini biasanya digunakan untuk loopback addresss.

Catatan : • alamat Network ID dan Host ID tidak boleh semuanya 0 atau 1 karena jika semuanya angka biner 1 : 255.255.255.255 maka alamat tersebut disebut floaded broadcast• alamat network, digunakan dalam routing untuk menunjukkan pengiriman paket remote network, contohnya 10.0.0.0, 172.16.0.0 dan 192.168.10.0

Dari gambar dibawah ini perhatikan kelas A menyediakan jumlah network yang paling sediikit namun menyediakan host id yang paling banyak dikarenakan hanya oktat pertama yang digunakan untuk alamat network bandingkan dengan kelas B dan C.

Untuk mempermudah dalam menentukan kelas mana IP yang kita lihat, perhatikan gambar dibawah ini. Pada saat kita menganalisa suatu alamat IP maka perhatikan octet 8 bit pertamanya.

Page 9: Laporan Praktikum Jaringan Komputer

Pada kelas A : 8 oktet pertama adalah alamat networknya, sedangkan sisanya 24 bits merupakan alamat untuk host yang bisa digunakan. Jadi admin dapat membuat banyak sekali alamat untuk hostnya, dengan memperhatikan2 24 – 2 = 16.777.214 hostN ; jumlah bit terakhir dari kelas A(2) adalah alamat loopback

Pada kelas B : menggunakan 16 bit pertama untuk mengidentifikasikan network sebagai bagian dari address. Dua octet sisanya (16 bits) digunakan untuk alamat host

2 16 – 2 = 65.534

Pada kelas C : menggunakan 24 bit pertama untuk network dan 8 bits sisanya untuk alamat host.

2 8 – 2 = 254

Nomor IP terdiri dari 32 bit yang didalamnya terdapat bit untuk NETWORK ID (NetID) dan HOST ID (HostID). Secara garis besar berikut inilah pembagian kelas IP secara default

Page 10: Laporan Praktikum Jaringan Komputer

Hasil Percobaan:

1. Login ke dalam linux.

2. Ketik perintah yast untuk memasuki control panel.

3. Pilih opsi network interface lalu pilih network card.

4. Pilih opsi change lali pilih edit.

5. Ubah IP awal menjadi 192.168.0.253 dan subnetmasknya 255.255.255.128

Cara mengubah IP address:

Page 11: Laporan Praktikum Jaringan Komputer
Page 12: Laporan Praktikum Jaringan Komputer

Dari hasil percobaan diatas dapat dilihat inet address kita adalah 192.168.0.253, sedangkan Broadcast addressnya adalah 192.168.0.255 dengan subnet masknya 255.255.255.128 .

Dari hasil percobaan diatas dapat kita ketahui bahwa komputer kita terhubung dengan komputer lain dengan IP address 192.168.0.254 dikarenakan dalam satu subnet yang sama.

Page 13: Laporan Praktikum Jaringan Komputer

Komputer kita tak terhubung dengan komputer dengan IP 192.168.0.3 dikarenakan berada dalam subnet yang berbeda.

Kesimpulan:

Subnetting digunakan untuk efisiensi IP, dimana dibentuk garis pemisah antar network. Komputer dengan subnet yang berbeda tidak dapat saling berhubungan dengan langsung, akan tetapi dapat digunakan Router untuk menghubungkannya.