laporan praktikum iodometri

8
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR IODOMETRI TGL PERCOBAAN: 1 DESEMBER 2012 A. Ziyad Arzaqi NPM: 201210448 JURUSAN TEKNOLOGI LINGKUNGAN SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI SAPTA TARUNA

Upload: eqi-arzaqi

Post on 14-Jul-2015

8.182 views

Category:

Education


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan praktikum iodometri

LAPORAN PRAKTIKUMKIMIA DASAR

IODOMETRITGL PERCOBAAN: 1 DESEMBER 2012

A. Ziyad ArzaqiNPM: 201210448

JURUSAN TEKNOLOGI LINGKUNGANSEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI SAPTA TARUNA

Page 2: Laporan praktikum iodometri

I. PRINSIP PERCOBAAN: Reaksi Netralisasi

II. REAKSI:

Titrasi redoks melibatkan reaksi oksidasi dan reduksi antara titran dan analit. Titrasi redoks banyak dipergunakan untuk penentuan kadar logam atau senyawa yang bersifat sebagai

oksidator atau reduktor.

III. TEORI:

Iodometri adalah analisa titrimetrik yang secara tidak langsung untuk zat yang bersifat oksidator seperti besi III, tembaga II, dimana zat ini akan mengoksidasi iodida yang

ditambahkan membentuk iodin. Iodin yang terbentuk akan ditentukan dengan menggunakan larutan baku tiosulfat.

IV. PERALATAN YANG DIGUNAKAN:

1. NeracaAnalitis

2. LabuUkur 250 ml, 100 ml

3. GelasUkur 100 ml

4. BotolSemprot 500 ml

5. PipetVolumetrik 25 ml, 10 ml

6. PipetUkur 1 ml

7. BatangPengaduk

8. Beaker Glass 100 ml

9. CorongGelas

10. Labu Erlenmeyer 250 ml

11. Pipet Filler

12. Statip Double Clamp

13. BuretKacaBening

Page 3: Laporan praktikum iodometri

14. Pemanas (Heater)

15. BatuDidih

16. Handuk

17. Kertas Saring

V. BAHAN KIMIA YANG DIBUTUHKAN

1. Na Thio Sulfat

2. K2Cr2O7

3. Aquadest

4. HCL

5. Larutan Sampel Ba2+

6. Larutan Sampel Cu2+

7. Indikator Amylum

8. KI

9. Asam Asetat Glacial

10. Larutan Standar

11. Air Panas

VI. CARA KERJA

1. Membuat LarutanNa Thio Sulfat

a. Pipet 20 ml Na Thio Sulfat 0,5 N,masukkan kedalam labu ukur 250 ml

b. Tambahkan aquadest sampai tanda batas

c. Aduk campuran sampai homogeny dengan membolak-balikkan labu ukur

2. Membuat Larutan K2Cr2O7

a. Timbang K2Cr2O7 seberat 0,0981 gram

Page 4: Laporan praktikum iodometri

b. Larutkan dengan aquadest, jadikan volume 100 ml dalam labu ukur 100 mlc. Aduk campuran sampai homogeny dengan membolak-balikkan labu ukur

3. Standarisasi Larutan Na ThioSulfat

a. Pipet 10 ml K2Cr2O70,02 N dari buret, masukkankedalamlabu Erlenmeyer

b. Tambahkan 40 ml aquadest

c. Tambahkan 5 ml HCL pekat

d. Tambahkan 2 gram KI

e. Titrasi dengan larutan Na Thio Sulfat sampai warna kuning muda

f. Tambahkan 2 ml larutan amylum

g. Lanjutkan titrasi sampai warna biru tepat hilang

h. Catat ml titran masukkan ke dalam perhitungan

4. Penentuan Ba2+

a. Pipet 25 ml larutan sampel (dari asisten), masukkan kedalam beaker glass, tambahkan 25 mlaquadest

b. Tambahkan4 ml Asam asetat glacial

c. Didihkan

d. TambahkanK2Cr2O7 4% sampai terbentuk endapan

e. Lanjutkan pendidihan selama 4 menit

f. Dinginkan

g. Saring endapan menggunakan kertas saring

h. Cuci endapan dengan air panas atau asam asetat encer panas

i. Larutkan endapan dengan±50 ml HCL encer

j. Tambahkan 2 gram KI, aduk sampai KI larut

k. Tambahkan Amylum

l. Titrasi dengan larutanNa ThioSulfat 0,02 N

Page 5: Laporan praktikum iodometri

m. Catat ml titran, masukkan dalam perhitungan

5. Penentuan Cu2+ dalam Contoh

a. Pipet 10 ml larutan sampel (dari asisten) masukkan ke dalam labu Erlenmeyer, tambahkan 40 ml aquadest

b. Tambahkan 2 gram KI

c. Tambahkan Amylum 2 ml

d. Titrasi dengan larutan Na Thio Sulfat 0,02 N sampai warna biru tepat hilang

e. Catat ml titran, masukkan dalam perhitungan

6. Mencari Kadar Klor Aktif

a. Pipet 10 ml larutan standar, masukkan ke dalam labu ukur 100 ml

b. Tambahkan aquadest sampai tanda batas

c. Aduk campuran sampai homogen dengan membolak-balikkan labu

d. Pindahkan larutan ke dalam labu erlenmeyer

e. Tambahkan 4 ml asam asetat glacial

f. Tambahkan 1 gram KI

g. Titrasi dengan larutan Na Thio Sulfat 0,02 N sampai warna kuning muda

h. Tambahkan 2 ml indicator amylum

i. Lanjutkan titrasi sampai warna biru tepat hilang

j. Catat pemakaian ml titran, masukkan ke dalam perhitungan

VII. DATA PENGAMATAN

1. Data Hasil Penimbangan

a. Penimbangan Berat kertas + zat = 0,3943 gramBerat kertas timbang = 0,2962 gram +

Berat Zat = 0,0981 gram

Page 6: Laporan praktikum iodometri

b. Data Titrasi

PercobaanK2Cr2O7 Na Thio Sulfat

KaporitSampel (ml)

Berat (gr)

V1 (ml)V2

(ml)Rata-rata

Cu2+, V5

(ml)Ba2+, V6

(ml)

Standarisasi

10 11,911

0,0981 10 11,1

10 10,9

Penentuan Cu2+

4,8

10

Penentuan Ba2+

30

25

Penentuan Khlor Aktif

6,9

10

VIII. PERHITUNGAN

1. Menentukan Volume Larutan Na Thio Sulfat

Volume = 250 x N0,5

= 250 x 0,020,5

= 10 ml

Page 7: Laporan praktikum iodometri

2. Berat K2Cr2O7 Untuk Membuat Larutan

Berat = N x 294,19 x 0,16

= 0,02 x 49,0317 x 0,16

= 0,0981 gram

3. Standarisasi Larutan Na Thio Sulfat 0,025 N

N2 = V1 x N1

V2

= 10 x 0,0211

= 0,0182 mol/ltr

4. Penentuan Cu2+

N5 = V2 x N2

V5

= 10 x 0,01824,8

= 0,0379mol/ltr

5. Penentuan Ba2+

N6 = V2 x N2

V6

= 30 x 0,018225

= 0,022 mol/ltr

6. Perhitungan Khlor Aktif dalam Kaporit

a. Kandungan Khlor Aktif dalam Kaporit

1000 x (A – B) N x Na Thio Sulfat x 35,453100

= 1000 x 11 x 0,0182 x 35,453100

= 70,98 mg/l Cl2

b. Kadar Khlor Aktif dalam Kaporit

Page 8: Laporan praktikum iodometri

Kandungan Khlor Aktif, mg/lKonsentrasi Larutan Kaporit yang dititrasi,

mg/l 70,98 x 100%

100= 70,98 %

7. Kesalahan Standarisasi

Ns- Na x 100 %Ns

0,02 – 0,01820,02

= 9 %

IX. KESIMPULAN

Titrasi iodometri umumnya menggunakan zat/larutan pentitran iodium dan indikatornya adalah amylum, untuk zat pentitran iodiumharus dilakukan dalam buret

putih, dan dengan pentitran Na2S2O3 biasa menggunakan buret coklat

Berat K2Cr2O7 0,02 N adalah 0,0981 gram

Kandungan Khlor Aktif dalam Kaporit adalah 70,98 mg/l Cl2

Kadar Khlor Aktif dalam Kaporit adalah 70,98 %

Dengan kesalahan standarisasi sebesar 9 %