laporan praktikum fisiologi hemodinamika

17
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEMODINAMIKA NAMA : PUTRI PERMATA SARI NIM : 41130092 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN DUTA WACANA

Upload: ciput-rapusha

Post on 20-Oct-2015

161 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

laporan raktikum fisiologi hemodinamika

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Praktikum Fisiologi Hemodinamika

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEMODINAMIKA

NAMA : PUTRI PERMATA SARI

NIM : 41130092

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS KRISTEN DUTA WACANA

YOGYAKARTA

2013

Page 2: Laporan Praktikum Fisiologi Hemodinamika

1. Latar belakang

Sistem sirkulasi mempunyai peran yang cukup penting dalam homeostasis dengan

berfungsi sebagai sistem transpor tubuh. Melalui pembuluh darah, darah mendistribusikan

pemenuhan kebutuhan tubuh akan O2 , nutrien, pembuangan zat sisa, dan penyampaian sinyal

hormon. Arteri yang sangat elastic mengangkut darah dari jantung ke organ dan berfungsi

sebagai reservoir tekanan untuk terus mendorong darah maju ketika jantung relaksasi dan

sedang terisi. Tekanan darah arteri rerata diatur sedemikian rupa untuk menjamin penyaluran

darah yang adekuat ke jaringan-jaringan.

Pada praktikum fisiologi ini, mahasiswa melakukan percobaan dengan

menggunakan sphygmomanometer untuk mengukur tekanan darah secara tak langsung yang

disalurkan melalui jaringan ke arteri brakhialis dibawahnya

yaitu pembuluh utama yang membawa darah ke lengan bawah dan memahami  perbedaan

hasil pengukuran tekanan darah arteri brakhialis pada sikap berbaring, duduk, berdiri, dan

berbaring tiba-tiba berdiri serta faktor perubahan hasil pada keempat sikap tersebut.

2. Tujuan

1. Mahasiswa memahami pengaruh gaya berat terhadap tekanan darah arteri.

2. Mahasiswa memahami pengaruh papran dingin terhadap tekanan darah arteri.

3. Mahasiswa mampu memahami respon fisiologis tubuh terhadap aktivitas fisik berat.

4. Mahasiswa mampu mengukur tingkat kebugaran jasmani.

Page 3: Laporan Praktikum Fisiologi Hemodinamika

3. Tinjauan Pustaka

Tekanan darah adalah tekanan yang dihasilkan oleh darah terhadap dinding pembuluh

darah. Sedangkan tekanan arteri rerata adalah gaya pendorong utama yang mengalirkan darah ke

jaringan.

Tekanan darah dipengaruhi volume darah dan elastisitas pembuluh darah. Sedangkan

tekanan arteri rerata dipengaruhi oleh curah jantung dan resistensi perifer total. Curah jantung

atau cardiac output adalah volume darah yang dipompa oleh masing-masing ventrikel tiap menit.

Bila volume aliran darah meningkat maka tekanan terhadap dinding arteri lebih besar sehingga

mempengaruhi tekanan arteri rerata. Resistensi perifer total adalah resistensi yang dihasilkan

oleh semua pembuluh darah perifer dengan resistensi arteriol berperan paling besar.

Resistensi perifer dipengaruhi oleh viskositas atau kekentalan darah. Kekentalan darah yang

sangat tinggi menghasilkan tekanan darah tinggi. Selain itu, tekanan darah dipengaruhi oleh

radius arteriol. Jika dinding telah rusak, tersumbat oleh endapan-endapan atau telah kehilangan

elastisitas, tekanan darah akan lebih tinggi. Tekanan darah tinggi, disebut hipertensi, yaitu akibat

curah jantung terlalu tinggi atau resistensi perifer terlalu tinggi.

Tekanan rerata yang selama ini disebutkan untuk berbagai pohon pembuluh darah adalah

untuk seseorang yang berada dalam posisi horizontal. Ketika seseorang berbaring, gaya gravitasi

berlaku seragam. Namun, ketika seseorang berdiri, efek gravitasi tidaklah seragam. Terdapat

perbedaan tekanan darah antara kepala, dataran jantung  dan kaki pada posisi berdiri. Pada posisi

berbaring, tekanan darah dikepala, dataran jantung dan kaki adalah sama. Hal ini disebabkan

saat orang berbaring, maka efek gravitasi pada tubuh akan berkurang yang membuat lebih

banyak darah mengalir kembali ke jantung melalui pembuluh darah. Jika darah yang kembali ke

jantung lebih banyak, maka tubuh mampu memompa lebih banyak darah setiap denyutnya.

Hal ini berarti denyut jantung yang diperlukan per menitnya untuk memenuhi kebutuhan darah,

oksigen dan nutrisi akan menjadi lebih sedikit.

Pada saat berdiri, pembuluh-pembuluh yang berada di bawah jantung mengalami tekanan

dari berat kolom darah yang terbentang dari jantung ke ketinggian pembuluh yang bersangkutan.

Karena terjadi peningkatan tekanan yang disebabkan oleh efek gravitasi, terjadi penimbunan

darah di vena-vena yang melebar, sehingga aliran balik vena berkurang. Filtrasi menembus

Page 4: Laporan Praktikum Fisiologi Hemodinamika

dinding kapiler juga meningkat yang menyebabkan pergelangan kaki dan kaki membengkak,

kecuali apabila tindakan-tindakan kompensasi mampu melawan efek gravitasi tersebut.

Dalam keadaan normal terdapat dua mekanisme kompensasi yang melawan efek gravitasi

ini. Pertama, penurunan tekanan arteri rerata yang terjadi ketika seseorang berpindah dari posisi

berbaring menjadi tegak memicu vasokonstriksi vena melalui saraf simpatis yang mendorong

maju sebagian dari darah yang menumpuk. Kedua, pompa otot rangka “menginterupsi” kolom

darah dengan mengosongkan secara total segmen-segmen tertentu vena secara intermiten

sehingga bagian tertentu dari suatu vena tidak mengalami beban dari seluruh kolom vena dari

jantung ke bagian vena tersebut.

4. Metodologi

1. Alat dan Bahan

a.1. Alat

1. Sphygmomanometer

2. Stetoskop

3. Meja

4. Kursi

5. Meja pijakan tinggi 30 cm

6. Metronome

7. Stopwatch

8. Baskom

a.2. Bahan

Air es

Page 5: Laporan Praktikum Fisiologi Hemodinamika

5. Cara Kerja

1. Pengaruh gaya berat terhadap tekanan darah

Ukur tekanan darah naracoba pada posisi berikut :

Berbaring, kedua lengan lurus sejajar

sumbu badan

Duduk, kedua lengan tergantung lurus ke

bawah

Berdiri, kedua lengan tergantung lurus sejajar dengan sumbu badan

Berbaring seperti posisi pertama lalu

tiba-tiba berdiri

Pengukuran dilakukan tiga kali

tiap-tiap posisi badan

Hasil yang diambil adalah rata-rata

ketiga pengukuran

Page 6: Laporan Praktikum Fisiologi Hemodinamika

2. Cold Pressure Test

.

3. Home Step Test

Naracoba duduk nyaman di kursi

dengan tinggi sesuai meja, manset di

pasang pada lengan kanan atas.

Ukur tekanan darah sistol dan diastol 3 kali,

tekanan diastol terendah diambil untuk perbandingan.

Tangan kiri masuk ke dalam baskom berisi air es (±10oC), pergelangan

tangan terendam seluruhnya.

Setelah 10-15 detik, ukur tekanan darah

tiap 20 detik selama 2 menit

Catatlah. Waktu mengukur tangan

tetap berada di dalam air es.

Naracoba pemanasan

(5 menit)

Metronome dipasang pada 96 pukulan/menit

(24 langkah tetap)

Naik turun bangku dengan 4 hitungan.

Satu : kanan/kiri naikDua : kanan/kiri turun,

lutut lurus.Tiga : kanan/kiri naik

Empat : kanan/kiri turun

Selama 3 menit

Jika merasa pusing, nyeri di dada, capai,

tidak teratur langkahnya/ terjatuh

HENTIKAN

Duduk kembali, hitung denyut nadinya

Dapat diperkirakan

indeks kebugaran

jasmani

Perkiraan indeks kebugaran jasmaniIndeks KJ (PFI) = waktu naik turun (detik) x 100

(PR 1 + PR 2 + PR 3)

Page 7: Laporan Praktikum Fisiologi Hemodinamika

Data Normatif Home Step Test :

Laki-laki

Age 18-25 26-35 36-45 46-55 56-65 65+

Excellent <79 <81 <83 <87 <86 <88

Good 79-89 81-89 83-96 87-97 86-97 88-96

Above Average 90-99 90-99 97-103 98-105 98-103 97-103

Average 100-105 100-107 104-112 106-116 104-112 104-113

Below Average 106-116 108-117 113-119 117-122 113-120 114-120

Poor 117-128 118-128 120-130 123-132 121-129 121-130

Very Poor >128 >128 >130 >132 >129 >130

Table Source : Canadian Public Health Association

Perempuan

Age 18-25 26-35 36-45 46-55 56-65 65+

Excellent <85 <88 <90 <94 <95 <90

Good 85-98 88-99 90-102 94-104 95-104 90-102

Above Average 99-108 100-111 103-110 105-115 105-112 103-115

Average 109-117 112-119 111-118 116-120 113-118 116-122

Below Average 118-126 120-126 119-128 121-129 119-128 123-128

Poor 127-140 127-138 129-140 130-135 129-139 129-134

Very Poor >140 >138 >140 >135 >139 >134

Table Source : Canadian Public Health Association

Page 8: Laporan Praktikum Fisiologi Hemodinamika

6. Hasil

1. Pengaruh gaya berat terhadap tekanan darah

Data Naracoba

Usia : 18 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Tinggi Badan : 158 cm

Berat Badan : 48 kg

Hasil Pengukuran tekanan darah – cara auskultatoir.

1. Berbaring, kedua lengan lurus sejajar sumbu badan.

Tekanan Sistolik 110 110 110

Tekanan Diastolik 70 60 60

Tekanan Darah 110/70 110/60 110/60

2. Duduk, kedua lengan tergantung lurus ke bawah.

Tekanan Sistolik 120 120 120

Tekanan Diastolik 780 70 80

Tekanan Darah 120/80 120/70 120/80

3. Berdiri, kedua lengan tergantung lurus sejajar dengan sumbu badan.

Page 9: Laporan Praktikum Fisiologi Hemodinamika

Tekanan Sistolik 110 110 110

Tekanan Diastolik 70 80 90

Tekanan Darah 110/70 110/80 110/90

4. Berbaring, seperti percobaan a, tiba-tiba berdiri lalu di ukur.

Berbaring Berdiri

Tekanan Sistolik 110 110

Tekanan Diastolik 70 80

Tekanan Diastolik 110/70 110/80

2. Cold Pressure Test

Data Naracoba

Usia : 18 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Tinggi Badan : 157 cm

Berat Badan : 44 kg

Sistole (mmHg) Diastole (mmHg)

Istirahat 120 70

Page 10: Laporan Praktikum Fisiologi Hemodinamika

20 detik I 110 80

20 detik II 120 80

20 detik III 120 80

20 detik IV 120 80

20 detik V 120 90

20 detik VI 120 90

3. Home Step Test

Data Naracoba

Usia : 18 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Tinggi Badan : 163 cm

Berat Badan : 64 kg

Home Step Test

Lama naik-turun bangku 180 detik

Frekuensi denyut nadi awal 76

Denyut nadi menit 1 110

Denyut nadi menit 2 86

Denyut nadi menit 3 74

Indeks kebugaran jasmani 66,66

Indeks KJ (PFI) = 180 detik× 100(110+86+74)

=66,66

Page 11: Laporan Praktikum Fisiologi Hemodinamika

7. Pembahasan

1. Pengaruh gaya berat terhadap tekanan darah

Pada praktikum ini didapatkan hasil 110/60 mmHg pada saat berbaring, 120/80 mmHg pada saat duduk, 110/90 pada saat berdiri, dan 110/80 pada posisi berbaring lalu tiba-tiba berdiri. Hal ini menunjukkan bahwa posisi tubuh berpengaruh terhadap tekanan darah. Dimana saat pergantian posisi tubuh tekanan darah ikut mengalami perubahan. Peningkatan tekanan darah terjadi karena dipengaruhi oleh gaya gravitasi, jantung harus memompa lebih keras untuk melawan gaya gravitasi. Berbeda pada saat berbaring letak ekstremitas atas dan bawah sejajar dengan jantung sehingga kecepatan aliran darah standar. Tapi bila dalam keadaan berdiri bagian ekstremitas atas dan kepala lebih tinggi dari jantung sehingga untuk memenuhi kebutuhan pada tempat yang dituju, maka diperlukan tekanan pompa yang besar sehingga curah jantung meningkatkan tekanan darah.

2. Cold Pressure Test

Pada data hasil percobaan, di dapatkan bahwa terjadi peningkatan tekanan darah ketika tangan dicelupkan ke dalam air es, terlihat secara umum bahwa tekanan darah basal sistol dan diastol mengalami peningkatan setelah tangan dimasukkan ke dalam air es. Hal ini sesuai dengan mekanisme homeostatis tubuh manusia. Saat tubuh manusia berada pada temperatur yang relatif lebih rendah, pembuluh-pembuluh darah akan menyempit (vasokonstriksi), terutama pembuluh darah perifer. Tujuan vasokonstriksi tersebut adalah untuk menjaga panas tubuh agar tidak keluar. Vasokonstriksi tersebut berdampak pada naiknya tekanan darah sistol dan diastol. Di samping itu, adanya respon stress yang ditimbulkan tubuh saat tangan naracoba dimasukkan dalam esyang bersuhu ±10oC juga mungkin menjadi alasan naiknya tekanan darah naracoba. Suhu yang sangat dingin ini akan menyebabkan tubuh tidak mampu mempertahankan kondisi homeostasis, sehingga menimbulkan respon stress. Respon stress ini akan memacu disekresikannya hormon adrenalin yang memacu peningkatan aktivitas kardiovaskuler termasuk peningkatan tekanan

Page 12: Laporan Praktikum Fisiologi Hemodinamika

darah. Bila terdapat perbedaan tekanan diastole 20 detik pertama naracoba adalah dibawah 10 mmHg maka termasuk pada golongan Hiporeaktor, bila perbedaan tekanan antara 10-19 mmHg maka termasuk pada golongan Normoreaktor, bila perbedaan tekanan mencapai 20 mmHg atau diatasnya maka termasuk pada golongan Hipereaktor. Pada praktikum ini, berdasarkan hasil yang didapatkan, naracoba merupakan golongan Normoreaktor.

3. Home Step Test

Dari hasil percobaan di atas, dapat dilihat bahwa frekuensi denyut nadi naracoba sebelum beraktifitas yaitu 76 x/menit. Kemudian setelah beraktifitas nilai ini meningkat, denyut nadi naracoba setelah beraktivitas (dalam hal ini naik turun bangku) meningkat disebabkan karena pada saat orang coba beraktivitas, maka banyak oksigen yang dibutuhkan oleh tubuh, secara otomatis aliran darah dari jantung ke seluruh tubuh semakin banyak, sehingga tekanan darah menigkat, atau dengan kata lain sirkulasi peredaran darah di dalam tubuh lebih cepat dari biasanya. Kemudian hal tersebut juga disebabkan karena keelastisitasan dinding aliran darah di pengaruhi oleh otot yang membungkus arteri dan vena sehingga tekanan darah menjadi meningkat. Oleh karena itu, agar kebutuhan tersebut terpenuhi, maka curah jantung meningkat. Peningkatan curah jantung tersebut menyebabkan darah akan lebih banyak dipompakan melalui aorta sehingga berpengaruh dalam peningkatan tekanan darah, dan akhirnya juga berdampak pada kecepatan tekanan darah arteri dan denyut nadi meningkat. Dan berdasarkan data yang diperoleh, indeks kebugaran jasmani naracoba tergolong excellent.

Page 13: Laporan Praktikum Fisiologi Hemodinamika

8. Kesimpulan

Dalam masing-masing percobaan memiliki kesimpulan yang berbeda. Dari percobaan pengaruh gaya berat terhadap tekanan darah, dapat disimpulkan bahwa gaya gravitasi mempunyai pengaruh terhadap pergerakan darah atau hemodinamika dalam tubuh manusia. Dan mekanisme itu dikompensasi dengan penurunan tekanan arteri dan pompa otot rangka.

Dari percobaan cold pressure test, dapat diambil kesimpulan bahwa apabila perbedaan tekanan diastole 10 mmHg merupakan golongan Hiporeaktor, sedangkan apabila diantara 10-19 mmHg merupakan golongan Normoreaktor, dan apabila mencapai 20 mmHg atau bahkan di atasnya merupakan golongan Hipereaktor.

Dari percobaan home step test, dapat disimpulkan bahwa home step test dapat digunakan dalam penilaian kebugaran dan kemampuan untuk pulih dari kerja berat. Semakin cepat jantung beradaptasi, semakin baik kebugaran tubuh.

9. Daftar Pustaka

1. Sherwood, Lauralee. 2011. Fisologi Manusia dari Sel ke Sistem. Edisi 11. Jakarta: EGC

2. Guyton, A.C dan Hall, J.E. 2002. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC

3. Pearce, Evelyn. 2008. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: PT Gramedia