laporan praktikum dasar listrik
DESCRIPTION
LISTRIK MOTOR 3 FASATRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR KELISTRIKAN
INSTALASI KONTROL TENAGA
Disusun Oleh :
Shofiudin (B42120449)
Yongki Adi Pratama Putra (B42120491)
Yoeca Nasocha Dityarasha (B42120623)
Dwi Pinaring Huda (B42120626)
Muhammad Ruslan (B42120673)
Dosen Pembina :
Ir. Anang Supriadi Saleh, MP.
Golongan A / Kelompok IV
PROGRAM STUDI TEKNIK ENERGI TERBARUKAN
JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
MEI 2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada era industri modern saat ini, kebutuhan terhadap alat produksi
yang tepat guna sangat diperlukan dapat meningkatkan efisiensi waktu dan
biaya. Sebagian besar alat industri dan rumah tangga menggunakan tenaga
listrik sebagai energi penggerak utamanya. Penggunaan motor AC (Alternating
Current) atau arus bolak-balik satu phasa saat ini banyak digunakan diberbagai
aplikasi. Salah satu penggunaan motor AC yang sering ditemui yaitu terdapat
diperabotan rumah tangga berupa mesin cuci dan peralatan-peralatan yang serig
dijumpai dalam rumah seperti kipas angin, AC, dan yang lainnya.
AC motor induksi adalah motor yang paling umum yang digunakan dalam
sistem kontrol gerak industri, serta home appliances powered utama.
Sederhana dan kasar desain, murah, pemeliharaan rendah dan sambungan
langsung ke sumber listrik AC adalah keuntungan utama AC induksi motor.
berbagai jenis motor induksi AC yang tersedia di pasar. motor yang berbeda
cocok untuk berbeda aplikasi. Meskipun motor induksi AC lebih mudah
untuk desain dari motor DC, kecepatan dan torque kontrol dalam berbagai
jenis motor induksi AC memerlukan pemahaman yang lebih besar dari
desain dan karakteristik motor tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
a. Bagaimanakah Cara Pemasangan Instalasi Kontrol Tenaga yang Baik?
b. Bagaimanakah Cara Kerja Instalasi Kontrol Tenaga?
1.3 Tujuan
a. Mahasiswa Dapat Mengetahui Cara Pemasangan Instalasi Kontrol Tenaga
yang Baik.
b. Mahasiswa Dapat Mengetahui Cara Kerja Instalasi Kontrol Tenaga.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Komponen-Komponen Dalam Instalasi Kontrol Tenaga
1.1.1 MCB
MCB merupakan singkatan dari Miniature Circuit Breaker yang berfungsi
sebagai alat pengaman saat terjadi hubung singkat (konsleting) maupun beban
lebih (over load). MCB akan memutuskan arus apa bila arus yang melewatinya
melebihi dari arus nominal MCB, sebagai contoh MCB 2 A akan memutuskan
arus jika penggunaan beban melebihi 2 A, MCB juga akan memutuskan arus jika
terjadi hubung singkat karena saat hubung singkat arus yang dihasilkan sangat
besar dan melebihi 2 A. Sebagai salah satu alat pengaman listrik MCB sangatlah
menguntungkan dan lebih efisien dibandingkan sekering (patron lebur), patron
lebur merupakan alat pengaman beban lebih saja. Tak seperti MCB patron lebur
hanya sebagai alat beban lebih dan apa bila sudah putus maka harus mengganti
kawat didalamnya dengan kawat khusus, sedangkan jika MCB putus maka kita
hanya perlu menghidupkannya kembali layaknya sakelar. MCB biasanya
digunakan oleh PLN sebagai pembatas daya dalam rumah dan sekaligus sebagai
pengaman dan sakelar utama, biasanya MCB terletak dibawah KWH meter, anda
dapat melihat MCB secara langsung dirumah anda. MCB merupakan pengaman
listrik yang bekerja dengan prinsip bimetal dan memiliki dua cara pemutusan
yakni secara thermal (panas) dan elektromagnetik. Saat terjadi hubung singkat
maka MCB akan memutuskan arus dengan sangat cepat karena menggunakan cara
kerja elektromagnetik, namun saat memutuskan arus karena bebean lebih maka
akan sedikit lambat karena MCB menggunakan cara kerja berdasarkan panas atau
thermal. Berikut ini adalah beberapa hal yang harus anda perhatikan ketika
membeli MCB:
a. Batasan arus
Sebelum menggunakan MCB anda harus mengetahui batasan arus yang
ingin anda gunakan, sebagai contoh jika anda ingin memasang MCB sebagai
pengaman motor maka ukurlah berapa arus yang digunakan motor barulah anda
membeli MCB dengan batasan arus sesuai dengan motor anda, bisa 2A, 4A, 6A,
dan masih banyak lagi.
b. Tipe MCB
Perhatikan juga tipe MCB, ada dua jenis yakni MCB 1 fasa (1 pole) dan
MCB 3 fasa (3 pole) pastikan anda menggunakan MCB yang sesuai kebutuhan
anda. MCB 1 fasa biasanya digunakan dalam rumah tinggal, sedangkan MCB 3
fasa biasanya digunakan oleh industri dan pabrik-pabrik.
c. Kualitas MCB
Ini sangat penting, semakin baik kualitas MCB yang anda gunakan maka
akan semakin baik pula kinerjanya. Cara paling mudah untuk membeli MCB
dengan kualitas yang baik adalah dengan membeli MCB yang harganya mahal,
harga semakin mahal menandakan kualitas MCB yang semakin baik.
1.1.2 Magnetic Contactor
Magnetic Contactor atau teman-teman kami menyebutnya kontaktor.
Prinsipnya kerjanya adalah rangkaian pembuat magnet untuk menggerakkan
penutup dan pembuka saklar internal didalamnya. Yang membedakannya dari
kedua peralatan tersebut adalah kekuatan saklar internalnya dalam
menghubungkan besaran arus listrik yang melaluinya.
Pemahaman sederhananya adalah bila kita memberikan arus listrik pada coil relay
atau kontaktor, maka saklar internalnya juga akan terhubung. Selain itu juga ada
saklar internalnya yang terputus. Hal tersebut sama persis pada kerja tombol push
button, hanya berbeda pada kekuatan untuk menekan tombolnya.
Saklar internal inilah yang disebut sebagai kontak NO (Normally Open=
Bila coil contactor atau relay dalam keadaan tak terhubung arus listrik, kontak
internalnya dalam kondisi terbuka atau tak terhubung) dan kontak NC (Normally
Close= Sebaliknya dengan Normally Open). Seperti dijelaskan pada gambar
dibawah ini.
Relay dianalogikan sebagai pemutus dan penghubung seperti halnya
fungsi pada tombol (Push Button) dan saklar (Switch)., yang hanya bekerja pada
arus kecil 1A s/d 5A. Sedangkan Kontaktor dapat di analogikan juga sebagai
sebagai Breaker untuk sirkuit pemutus dan penghubung tenaga listrik pada beban.
Karena pada Kontaktor, selain terdapat kontak NO dan NC juga terdapat 3 buah
kontak NO utama yang dapat menghubungkan arus listrik sesuai ukuran yang
telah ditetapkan pada kontaktor tersebut. Misalnya 10A, 15A, 20A, 30A,
50Amper dan seterusnya. Dibawah ini adalah contoh magnetic contactor.
1.1.3 Time Delay Relay (Timer)
Sebagaimana yang telah diterangkan diatas, maka pada kedua komponen
ini Timer dan Tripper juga mempunyai kontak NO dan NC. Dan yang
membedakannya hanya pada kondisi pengaktifannya saja. Kontak NO dan NC
pada Timer (Time Delay Relay) akan bekerja ketika timer diberi ketetapan
waktunya, ketetapan waktu ini dapat kita tentukan pada potensiometer yang
terdapat pada timer itu sendiri. Misalnya ketika kita telah menetapkan 10 detik,
maka kontak NO dan NC akan bekerja 10 detik setelah kita menghubungkan timer
dengan sumber arus listrik.Contoh gambar (Time Delay Relay) atau teman-teman
kami menyebutnya (Timer ) ada dibawah ini :
1.1.4 Over Load Relay
Sedikit berbeda dengan kontak NO dan NC yang terdapat di Timer,
padaTripper (Thermal Over Load Relay) kontak NO dan NC nya bekerja karena
mendapat daya tekan dari bimetal trip yang terdapat di dalamnya. Bimetal Trip ini
akan melengkung apabila resistance wire dilewati arus lebih besar dari
nominalnya dan menekan lengan kontak, sehingga kontak NC berubah menjadi
kontak NO.
1.1.5 Relay
Relay terdiri dari Coil & Contact. Coil adalah gulungan kawat yang
mendapat arus listrik, sedang contact adalah sejenis saklar yang pergerakannya
tergantung dari ada tidaknya arus listrik dicoil. Cara kerjanya sama dengan
magnetic contactor(kontaktor) yait terdiri dari NO(Naturally Open),NC(Naturally
Close) dan coil itu sendiri sebagai penggerak kumparan yang akan menggerakkan
plat didalam relay
1.1.6 Tombol Puss button ON
Tombol sebagai saklar yang akan digunakan sebagai peng-ON dipanel dan
tombol inilah yang akan dipakai sehari-hari apbila panel atau rangkaian itu akan
digunakan.
1.1.7 Tombol Push Button OFF
Kegunaanya sama seperti tombol push button ON,tapi ini digunakan untuk
mematikan saklar atau rangkaian
1.2 Cara Kerja Motor Listrik 3 Fasa
Jika tegangan tiga phasa dihubungkan dengan ketiga liltan stator yang
terhubung bintang atau segi tiga, maka arus yang mengalir pada ketiga lilitan
stator akan menimbulkan Medan putar dengan kecepatan sinkron (ns) yang
besarnya dipengaruhi oleh frekuensi jaringan (f) dan jumlah pasang kutub (P).
Medan putar stator (fluk magnet stator) ini akan memotong batang-batang
kunduktor rotor sehingga timbul GGL induksi pada setiap batang penghantar yang
menyebabkan mengalirnya arus rotor.
Cara kerja motor listrik 3 fasa : rotor sangkar motor induksi terdiri dari
batang penghantar tembaga yang di tempatkan di dalam alur alur pada inti rotor
yang di susun sedemikian rupa sehingga berbentuk sangkar yang disebut dengan
rotor sangkar. Semua batang konduktor rotor terhubung singkat satu sama lain
pada kedua ujungnya oleh dua gelang pengikat. Dengan adanya tegangan induksi
pada setiap batang konduktor rotor yang terhubung singkat satu sama lain pada
kedua ujungnya maka pada setiap batang konduktor rotor akan terinduksi dan
akan mengalir arus listrik yang menyebabkan timbulnya gaya putar (torsi) pada
rotor sehingga rotor berputar
Perputaran medan putar stator yang memotong (melalui) batang-batang
penghantar rotor sehingga setiap batang penghantar akan timbul Gaya Gerak
Listrik (GGL) rotor. Agar pemotongan medan putar stator terhadap batang
penghantar konduktor rotor tetap terjadi maka kecepatan batang-batang
penghantar konduktor rotor harus lebih lambat dari kecepatan medan putar stator.
Cara membuat pengunci pada panel listrik sangatlah gampang,yang pasti
kita harus mengerti tentang kode-kode yang ada di kontaktor atau di relay itu
sendiri, kode yang biasa ada di kontaktor atau di relay yaitu No(natural open) dan
NC(Natural close),adapula A1 dan A2.sebagai mana kalian tahu kontaktor dan
relay berguna untuk meng switch atau menyambung arus voltase kecil ke arus
voltase besar,dengan cara kerja plat yang ada di kontaktor atau relay akan
menyambung karena adanya kumparan yg mendorong plat yang ada didalam
kontaktor atau relay.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
1.3 Alat dan Bahan
1.3.1 Alat
Alat yang diperlukan atau dipergunakan untuk praktikum adalah:
- Tang
- Obeng
- Avometer
1.3.2 Bahan
Bahan yang diperlukan adalah:
- Kabel
- MCB 1 pole dan 3 pole
- Kontactor
- Push Bottom ON
- Push Bottom OFF
- Papan peraga
1.4 Langkah Kerja
- Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan
- Perhatikanlah dan pahami skema instalasi tenaga agar dapat mengurangi
kesalahan dan kerusakan
- Tempatkanlah kontaktor, push bottom, dan MCB pada papan peraga
- Sambungkan dengan kabel dari push bottom NC pada tombol yang
berwarna merah agar dapat memutuskan arus dari sumber listrik menuju
instalasi control.
- Kemudian sambungkanlah ke NO push bottom dengan kabel agar dapat
menghubungkan arus listrik.
- Setlah itu kabel dari NO push bottom disambungkan lagi menuju sisi
bawah MCB single pole.
- Dari sisi atas MCB single pole tersebut disambungkan pada sisi atas MCB
3 pole untuk menjadikan 3 phasa.
- Dari sisibawah MCB 3 pole tersebut dipasang kabel R, kabel S, dan kabel
T. yang kemudian 3kabel tersebut di disambungkan pada sisi depan atas
kontactor.
- Pada sambungan diantara NO dan NC push bottom diparalel meuju NO
kotaktor yang sudah dites menggunakan Avometer.
- Dari pasagan NO kontaktortersebut di sambungkan padatempatarus input
R.
- Kemudian dari sisi bawah kontactor tempat kabel R, S dan T. disalurkan
menuju beban (motor)
- Sebelum itu, pastikan instalasi terpasang dengan benar dan
berfungsidengan baik agar dapat mengurangi kerusakan pada akhirnya.
- Perbaikilah kerusakan yangmungkin ada atau terjadi.
- Setelah dipastikan semuanya terpasang dengan daik dan benar maka
sambungkanlah kabel yang akan menjadi sumber listrik dengan tegangan
220V pada MCB dengan tepat (Kabel S di again tengah sedangkan Kabel
R dan T pada samping kiri dan kanan). Dan Kabel belang (Ground)
langsung pada Input kontactor N.
- Kemudian On-kan posisi MCB untuk mnyalurkan arus listrik menuju
instalasi control panel.
- Tekan push ottom warna merah untuk memutuskan arus sedangkan yang
berwarna hijau untuk menghubungkan kembali arusnya.
- Jika semuanya bekerja dan arus mengalir pada instalasi yang tepat maka
motor akan berputar dengan baik.
- Dan untuk mengubah putaran motor, maka tukrrlah tempat kabel R dan
kabel T dari sumber lirtrik pada MCB 3 pole.
BAB IV
PEMBAHASAN
1.5 Analisa Data
Gambar 1. Skema Instalasi Kontrol Tenaga
Gambar 2. Gambar Teknik Instalasi Kontrol Tenaga
Dari gambar di atas dapat di analisa bahwa dalam skema rangkaian control
menggunakan perlengkapan MCB 1 pole yang di aliri listrik R dari MCB tersebut
listrik akan di lewatkan menurut arus yang telah di tetapkan pada MCB sehingga
MCB berguna untuk memproteksi arus dan juga sebagai saklar arus input setelah
dari MCB arus di lewatkan menuju saklar push bottom yang terdiri dari NO dan
NC .Selanjutnya arus masuk ke dalam kontaktor yang memiliki 4 NO dan 1 NC.
Kontaktor tersebut juga dialiri arus N pada input utama kontaktor yang bernilai
200 V.
1.6 Pembahasan
Dari data yang telah dianalisis dapat di jelaskan bahwa funsi dari skema
control yang terdiri dari komponen MCB 1 pole,kontaktor,saklar push bottom NO
dan NC yang digunakan untuk mengontrol arus input RST yang masuk melalui
MCB 3 pole yang kemudian di salurkan menuju beban yang berupa motor 3 fasa.
Pengontrolan arus menggunakan kontaktor dan push bottom yang di rangkai
untuk memutuskan dan menghidupkan arus RST yang menuju motor sehingga
penggunaan kontaktor dapat menambah penempatan efisiensi komponen yang
digunakan dalam instalasi tenaga karena apbila kita menggunakan saklar maka
aka nada banyak saklar yang digunakan sehingga efisiensi penempatan komponen
dalam instalasi tenaga akan berkurang.
Dapat di jelaskan dalam hal ini kontaktor bekerja dengan system induksi
elektromagnetik apabila ada aliran listrik yang mengalir menuju kontaktor maka
koil tersebut akan berubah menjadi medan magnet yang akan menarik 4 saklar
NO dan akan membuka 1 saklar NC yang terdapat di dalam kontaktor sehingga
arus RST akan mengalir menuju motor.Arus yang menuju ke kontaktor dapat di
aktifkan dengan menggunakan push bottom NO dan dapat di matikan dengan
saklarpush borttom NC.
Dapat di jelaskan bahwa keadaan saklar NO pada keadaan normal akan
terbuka dan apabila di beri tekanan akan menyambungkan arus listrik sedangkan
keadaan saklar NC pada keadaan normal akan selalu tertutup dan apabila di beri
tekanan akan memutuskan arus listrik. Jadi,pemasangan rangkaian control dengan
menggunakan MCB kontaktor dan push bottom NO dan NC digunakan untuk
mengatur arus 3 fasa yang akan di alirkan menuju beban.
BAB V
KESIMPULAN
1.7 Kesimpulan
Dalam pemasangan instalasi tenaga di perlukan instalasi control yang
digunakan untuk mengontrol arus 3 fasa yang akan masuk menuju beban. Instalasi
control terdiri dari MCB 1 pole,MCB 3 pole,kontaktor,push bottom NO dan push
bottom NC. Rangkaian control tersebut bekerja memutus dan menyambungkan
arus dengan prinsip induksi elektromagnetik yang bekerja di dalam kontaktor
sehingga secara otomatis kontaktor akan menghubungkan saklar NO dan saklar
NC kontaktor dengan arus yang telah di hubungkan atau di putuskan oleh push
bottom NO dan push bottom NC.
1.8 Saran
Dalam perangkaian instalasi tenaga sebaiknya terlebih dahulu di lakukan
perangkaian instalasi kontrolnya agar mempermudah untuk mengontrol beban
yang akan digunakan