laporan praktikum asam karboksilat
DESCRIPTION
Laporan praktikum kimia dasarTRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA DASAR
PERCOBAAN VIII
ASAM KARBOKSILAT
NAMA : REZAL FAHMI
NIM : E1F112011
PROGRAM STUDI S-1 TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2012
PERCOBAAN 8
ASAM KARBOKSILAT
I. TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan percobaan praktikum ini adalah memahami reaksi-reaksi analisis
gugus karboksilat dalam suatu senyawa.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Suatu asam karboksilat adalah suatu senyawa organik yang mengandung
gugus karboksil, –COOH. Gugus karboksil mengandung gugus karbonil dan
sebuah gugus hidroksil; antar aksi dari kedua gugus ini mengakibatkan suatu
kereaktifan kimia yang unik dan untuk asam karboksilat (Fessenden &
Fessenden, 1997).
Derivat hidrokarbon dengan sebuah atom karbon ujung yang mempunyai
ikatan rangkap ke oksigen dan sebuah gugus hidroksil, disebut asam
karboksilat. Yang diturunkan dari hidrokarbon alkana mempunyai rumus
molukel umum RCO2H, yang menyatakan bahwa terdapat gugus karboksil, –
COOH (Keenan, Kleinfelter & Wood, 1992).
Asam format terdapat pada semut merah (asal dari nama), lebah, jelatang
dan sebagainya (juga sedikit dalam urine dan peluh). Sifat fisika: cairan, tak
berwarna, merusak kulit, berbau tajam, larut dalam H2O dengan sempurna. Sifat
kimia: asam paling kuat dari asam-asam karboksilat, mempunyai gugus asam dan
aldehida (Riawan, 1990).
Asam asetat (CH3COOH) sejauh ini merupakan asam karboksilat yang
paling penting diperdagangan, industri dan laboratorium. Bentuk murninya
disebut asam asetat glasial karena senyawa ini menjadi padat seperti es bila
didinginkan. Asam asetat glasial tidak berwarna, cairan mudah terbakar (titik
leleh 7ºC, titik didih 80ºC), dengan bau pedas menggigit. Dapat bercampur
dengan air dan banyak pelarut organik (Fessenden & Fessenden, 1997).
Suatu molekul asam karboksilat mengandung gugusan –OH dan dengan
sendirinya dapat membentuk ikatan hidrogen dengan air. Karena adanya ikatan
hidrogen, maka asam karboksilat yang mengandung atom karbon satu sampai
empat dapat bercampur dengan air. Asam karboksilat yang mempunyai atom
karbon lebih banyak kebanyakan larut sebagian dalam air. Asam karboksilat juga
membentuk ikatan hidrogen dengan asam karboksilat lainnya dimana terjadi dua
ikatan hidrogen antara dua gugusan karboksil. Dalam larutan yang tidak
mempunyai ikatan hidrogen, asam karboksilat berada sebagai sepasang molekul
yang bergabung, disebut dimer (“dua bagian”) (Fessenden & Fessenden, 1997).
Titik didih asam karboksilat relatif tinggi dibandingkan titik didih alkohol,
aldehida, dan keton dengan bobot molekul yang kira-kira sama. Misalnya, asam
formiat mendidih 23oC lebih tinggi dari pada etanol, meskipun bobot molekul
keduanya sama. Titik didih asam-asam karboksilat yang sama disebabkan oleh
ikatan hidrogen antarmolekul antara dua molekul. Asam akrboksilat mempunyai
gugus karboksil, –CO2H, terdiri dari gugus karbonil (–CO–) dan satu gugus
hidroksil (–OH) (Keenan, Kleinfelter & Wood, 1992).
Beberapa cara pembentukan asam karboksilat dengan jalan sintesa dapat
dikelompokkan dalam 3 cara yaitu: reaksi hidrolisis turunan asam karboksilat,
reaksi oksidasi, reaksi Grignat (Fessenden & Fessenden, 1997).
Asam karboksilat, dengan basa akan membentuk garam dan dengan alkohol
menghasilkan eter. Banyak dijumpai dalam lemak dan minyak, sehingga sering
juga disebut asam lemak. Pembuatannya antara lain melalui oksidasi alkohol
primer, sekunder atau aldehida, oksidasi alkena, oksidasi (Wilbraham, 1992).
Adapun sifat-sifat yang dimiliki oleh asam karboksilat adalah:
1. Reaksi Pembentukan Garam
Garam organik yang membentuk dan memiliki sifat fisik dari garam
anorganik padatannya, NaCl dan KNO3 adalah garam organik yang meleleh
pada temperatur tinggi, larut dalam air dan tidak berbau. Reaksi yang terjadi
adalah:
HCOOH + Na+ → HCOONa + H2O
2. Reaksi Esterifikasi
Ester asam karboksilat ialah senyawa yang mengandung gugus –COOR
dengan R dapat berbentuk alkil. Ester dapat dibentuk berkat reaksi langsung
antara asam karboksilat dengan alkohol. Secara umum reaksinya adalah:
RCOOH + R’OH → RCOOR + H2O
3. Reaksi Oksidasi
Reaksi terjadi pada pembakaran atau oleh reagen yang sangat kokoh dan
kuat seperti asam sulfat, CrO3, panas. Gugus asam karboksilat teroksidasi
sangat lambat.
4. Pembentukan Asam Karboksilat
Beberapa cara pembentukan asam karboksilat dengan jalan sintesa dapat
dikelompokkan dalam 3 cara yaitu: reaksi hidrolisis turunan asam karboksilat,
reaksi oksidasi, reaksi Grignat (Fessenden & Fessenden, 1997).
III. ALAT DAN BAHAN
A. Alat
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah Pemanas Bunsen,
botol semprot, pipet tetes, gelas beaker, tabung reaksi, gelas ukur, dan
penjepit.
B. Bahan
Bahan-bahan yang dipergunakan dalam percobaan ini adalah KMnO4,
formaldehid, natrium asetat, asam formiat, fehling A, fehling B, NaOH,
H2SO4 pekat, etil asetat, asam asetat, etanol 70%, asam propionate dan
FeCl3.
IV. PROSEDUR KERJA
1. Pembentukan Asam Karboksilat
a. Oksidasi Aldehid
Memasukkan 0,5 ml KMnO4 ke dalam tabung reaksi dan menambahkan 2
tetes H2SO4 pekat. Kemudian dikocok serta tambahkan 0,5 ml asetaldehid
lalu panaskan dalam penangas air dan memperhatikan bau yang timbul.
b. Hidrolisis ester
Memasukan 0,5 ml H2SO4 pekat dan 0,5 ml etil asetat ke dalam tabung
reaksi. Kemudian perhatikan bau yang timbul.
c. Reaksi garam karboksilat dengan asam sulfat
Memasukan 0,5 ml larutan Na-asetat ke dalam tabung reaksi dan 0,5 ml
H2SO4 encer. Kemudian dikocok lalu dipanaskan serta perhatikan bau
yang timbul.
2. Pembentukan garam karboksilat
Memasukan 0,5 ml larutan asam asetat kedalam tabung reaksi lalu
menambahkan 0,5 ml NaOH. Dan dikocok serta diamati perubahan yang
terjadi. Kemudian mengulangi percobaan tersebut dengan asam format.
3. Esterifikasi
Memasukkan 0,5 ml etanol 70% kedalam tabung reaksi lalu
menambahkan 0,5 ml asam asetat dan 2 tetes H2SO4 pekat. Kemudian
dikocok dan dipanaskan dalam penangas air selama 10 menit. Dan menuang
isi tabung reaksi kedalam air lalu mencatat bau ester yang terbentuk.
Percobaan tersersebut diulangi dengan etanol absolute.
4. Oksidasi
a. Oksidasi dengan KMnO4
Memasukkan 0,5 ml asam format kedalam tabung reaksi dan
menambahkan 2 tetes KMnO4. Kemudian dipanaskan dalam penangas
selama 10 menit dan diamati perubahan yang terjadi.Lalu ulangi
percobaan ini dengan asam asetat.
b. Oksidasi dengan pereaksi Fehling
Memasukkan 0,5 ml asan format kedalam tabung reaksi dan Fehling A
dan B. Kemudian memanaskannya dalam penangas selama 10 menit lalu
amati perubahan yang terjadi. Lalu ulangi percobaan ini dengan asam
asetat.
5. Reaksi garam karboksilat
Memasukkan 0,5 ml Na-asetat ke dalam tabung reaksi dan tambahkan
0,5ml FeCl3 hingga terbentuk warna merah. Kemudian lanjutkan dengan
pemanasan lalu diamati perubahan yang terjadi.
V. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN
A. 1. Hasil Pengamatan
1. Pembentukan Asam Karboksilat
a. Oksidasi Aldehid
Langkah Percobaan Hasil Pengamatan
0,5 ml KMnO4 + 2 tetes H2SO4 pekat
diikocok, kemudian ditambahkan 0,5 ml
asetaldehid lalu dipanaskan dalam
penangas air serta diperhatikan bau yang
timbul.
Menjadi kecoklatan,
setelah 5 menit
dipanaskan dan berbau
asam
b. Hidrolisis ester
Langkah Percobaan Hasil Pengamatan
0,5 H2SO4 pekat + 0,5 ml etil asetat,
diperhatikan bau yang timbul
Berbau balon karet dan
berwarna bening
c. Reaksi garam karboksilat dengan asam sulfat
2. P
embentukan garam karboksilat
No. Langkah Percobaan Hasil Pengamatan
1. 0,5 ml asam asetat + 0,5 ml
NaOH
Warna bening
2. 0,5 ml asam Format + 0,5 ml
NaOH
Warna bening
3. Esterifikasi
4. Oksidasi dengan KMnO4
Langkah Percobaan Hasil Pengamatan
0,5 ml larutan Na-asetat + 0,5 ml H2SO4
encer, dikocok dan dipanaskan serta
diperhatikan bau yang timbul
Warna berubah dari
putih menjadi bening
dan berbau balon karet.
Langkah Percobaan Hasil Pengamatan
0,5 ml etanol + 0,5 ml asetat+ 5 tetes
H2SO4 pekat dikocok dan dipanaskan
selama 10 menit
Warna tetap dan bau yang
ditimbulkan adadalah bau
balon karet.
No. Langkah Percobaan Hasil pengamatan
1. 0,5 ml asam format + 2 tetes
KMnO4, dipanaskan dan diamati
perubahan yang terjadi
Warna coklat tua, setelah
di panaskan selama 10
menit warna larutan
menjadi bening.
2. 0,5 ml asam asetat + 2 tetes
KMnO4, dipanaskan dan diamati
perubahan yang terjadi
Warna larutan ungu tua,
setelah dipanaskan selama
10 menit warna larutan
tidak berubah.
5. Reaksi garam karboksilat
Bahan Perubahannya
0,5 ml Na-asetat + 0,5 ml Fe Cl3
hingga terbentuk warna merah
kemudian dilanjutkan dengan
pemanasan
Warna merah, dipanaskan warna
berubah menjadi warna merah
bata.
B .PEMBAHASAN
1. Pembentukan Asam Karboksilat
a. Oksidasi aldehid
Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah memasukkan 0,5
ml KMnO4 ke dalam tabung reaksi dan menambahkan 2 tetes H2SO4
pekat. Kemudian dikocok agar larutan homogen. Menambahkan 0,5 ml
sampel asetaldehid lalu dipanaskan dalam penangas air, pemanasan
dilakukan untuk mempercepat reaksi yang berlangsung. Maka
didapatkan perubahan yang terjadi adalah larutan terasa panas,
mengalami perubahan warna dari ungu menjadi cokelat, muncul
gelembung, dan bau menyengat. Percobaan di atas menunjukkan
adanya reaksi positif dari sampel asetaldehid karena terbentuknya
asam karboksilat yang dibuktikan dengan bau yang menyengat. Reaksi
yang terjadi adalah sebagai berikut:
O
CH3 – CH KMnO4 CH3 - COH
Asetaldehid asam asetat
b. Hidrolisis ester
Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah memasukkan 0,5
ml H2SO4 pekat ke dalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan 1 ml
etil asetat. Maka didapat perubahan yang terjadi yaitu timbulnya bau
balon karet.
Reaksi : CH3COOC2H5 + H2O H+ CH3COOH + C2H5OH
Asam asetat etanol
c. Reaksi garam karboksilat dengan asam sulfat
Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah memasukkan 0,5
ml larutan Na-asetat dan 0,5 ml H2SO4 encer. Kemudian mengocok
agar larutan menjadi homogen dan dipanaskan agar reaksi berlangsung
lebih cepat. Maka didapatkan perubahan yang terjadi adalah larutan
berwarna bening, dan bau yang dihasilkan adalah bau kapur barus. Hal
tersebut menunjukkan adanya reaksi positif dari Na-asetat karena
munculnya bau kapur barus yang menunjukkan ada proses
pembentukan asam karboksilat. Reaksi yang terjadi adalah sebagai
berikut:
O O
2 CH3 – C – Na + H2 + H2SO4 → 2CH3 – C – OH + Na2SO4
2. Pembentukan Garam Karboksilat
Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah 0,5 ml larutan sampel
(asam asetat dan asam format) dimasukkan ke dalam tabung reaksi lalu
ditambahkan 0,5 ml NaOH. Kemudian dikocok agar larutan homogen.
Maka didapatkan perubahan yang terjadi secara berturut-turut adalah pada
sampel asam asetat larutan berwarna bening, sampel asam format larutan
berwarna bening. Tidak adanya gelembung menunjukan tidak adanya
reaksi positif pembentukan asam karboksilat. Reaksi yang terjadi adalah
sebagai berikut :
CH3COOH + NaOH → CH3COONa + H2O
Asam asetat
HCOOH + NaOH → HCOONa + H2O
Asam format
3. Esterifikasi
Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah memasukkan 0,5 ml
etanol lalu ditambahkan 0,5 ml asam asetat dan 5 tetes H2SO4 pekat.
Kemudian dikocok warna larutan coklat bening dan dipanaskan sampai
10 menit, pemanasan dilakukan untuk mempercepat reaksi yang
berlangsung. Larutan dituang kedalam air dan timbul bau balon karet dan
warna larutan tidak berubah.
Reaksi : CH3COOH + C2H5OH H+ CH3COOC2H5 + H2O
Asam asetat etanol etil asetat
4. Oksidasi
a. Oksidasi dengan KMnO4
Langkah pertama dilakukan adalah 0,5 ml asam format dan 2
tetes KMnO4, dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan dipanaskan
dalam penangas selama 10 menit. Saat penambahan KMnO4 warna
larutan menjadi coklat tua, setelah dipanaskan larutan kembali bening.
Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
HCO2H → H2CO3 → CO2 + H2O
b. Oksidasi dengan pereaksi Fehling
Langkah pertama yang dilakukan adalah 0,5 ml asam format
dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan ditambahkan 0,5 ml fehling A
dan B. Kemudian dipanaskan dalam penangas selama 10 menit,
pemanasan dilakukan untuk mempercepat reaksi yang berlangsung.
Pada sampel asam format larutan terdiri atas dua bagian, lapisan atas
berwarna biru tua dan lapisan bawah berwarna kuning kecoklatan.
Pada asam asetat, setelah dilakukan pemanasan pada larutan, tidak
terjadi perubahan secara fisik pada larutan, yakni larutan tetap
berwarna biru muda. Hal ini menunjukkan bahwa asam asetat tidak
bisa dioksidasi oleh reagen fehling disebabkan karena asam asetat
tergolong asam lemah, sehingga memiliki daya oksidasi yang lemah
pula dan tidak dapat mereduksi larutan fehling. Kalau larutan tetap
atau tidak berubah, maka tidak terjadi reaksi jadi ;
HCOOH + Cu 2+
+ OH-
CH3COOH + Cu2+
OH-
5. Reaksi garam karboksilat
Langkah pertama yang dilakukan adalah 0,5 ml Na-asetat
dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan ditambahkan 0,5 ml FeCl3
hingga terbentuk warna merah. Maka didapatkan larutan berwarna orange
setelah dipanaskan warna larutan berubah lagi menjadi warna merah bata.
Hal tersebut menunjukan bahwa terjadi reaksi positif dari Na-asetat.
Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
3CH3COONa + FeCl3 → Fe (CH3COO)3 + 3NaCl
Fe (CH3COO) + H2O → Fe (OH)2 CH3COO + 2CH3COOH
VI. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini adalah:
1. Percobaan dengan oksidasi aldehid didapatkan asetaldehid reaktif , pada
percobaan hidrolis ester dan reaksi asam karboksilat dengan asam sulfat
didapatkan reaksi positif dalam pembentukan asam karboksilat.
2. Percobaan pembentukan garam karboksilat didapatkan asam propionat yang
bereaksi positif pada pembentukan garam karboksilat, ditunjukkan dengan
munculnya gelembung.
3. Percobaan esterifikasi asam asetat tidak bereaksi dengan etanol karena tidak
terjadi perubahan yang mendalam.
4. Percobaan oksidasi dengan KMnO4 didapatkan asam asetat lebih reaktif
daripada oksidasi dengan pereaksi fehling (tidak terjadi reaksi).
DAFTAR PUSTAKA
Fessenden, Ralph J, dan Fessenden, Joan S. 1997. Dasar-dasatr Kimia Organik.
Binarupa Aksara. Jakarta.
Fessenden, Ralph J, dan Fessenden, Joan S. 1997. Kimia Organik. Jilid I. Erlangga.
Jakarta.
Keenan, Charles W, Kleinfelter, Donald C, dan Wood, Jesse H. 1992. Ilmu Kimia
untuk Universitas. Jilid 2. Erlangga. Jakarta.
Riawan, S. 1990. Kimia Organik. Edisi 1. Binarupa Aksara. Jakarta.
Wilbraham, Antony C. 1992. Pengantar Kimia Organik 1. ITB. Bandung.