laporan praktikum anfs kulit

23
LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI DAN FISIOLOGI MANUSIA INDRA RASA KULIT Disusun Oleh: Kelompok 4 1. Sanky Indrajaya 2443013 2. Bernadus D. L. T. K 2443013064 3. Vini Siane Tanaem 2443013256 4. Gerarda Sartika 2443013290 5. Melita Nesiamer Daud 2443013296 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA

Upload: vini-siane-tanaem

Post on 19-Jul-2016

91 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

anatomi fisiologi - kulit

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Praktikum Anfs Kulit

LAPORAN PRAKTIKUM

ANATOMI DAN FISIOLOGI MANUSIA

INDRA RASA KULIT

Disusun Oleh:

Kelompok 4

1. Sanky Indrajaya 2443013

2. Bernadus D. L. T. K 2443013064

3. Vini Siane Tanaem 2443013256

4. Gerarda Sartika 2443013290

5. Melita Nesiamer Daud 2443013296

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA

2014

Page 2: Laporan Praktikum Anfs Kulit

I. Tujuan

Untuk mengetahui persepsi nyeri.

II. Landasan Teori

Integumen atau kulit adalah massa jaringan terbesar di tubuh. Kulit bekerja melindungi

dan menginsulasi struktur-struktur di bawahnya dan berfungsi sebagai cadangan kalori. Kulit

mencerminkan emosi dan stres yang kita alami, dan berdampak pada penghargaan orang lain

merespon kita. Selama hidup, kulit dapat teriris, tergigit, mengalami iritasi, terbakar, atau

terinfeksi. Kulit memiliki kapasitas dan daya tahan yang luar biasa untuk dapat pulih kembali

(Corwin, 2009).

Fungsi integumen adalah sebagai berikut :

1. Perlindungan : kulit melindungi tubuh dari mikroorganisme, penarikan atau kehilangan

cairan, dan dari zat iritan kimia maupun mekanik. Pigmen melanin yang terdapat pada

kulit memberikan perlindungan selanjutnya terhadap sinar ultraviolet matahari.

2. Pengaturan suhu tubuh : pembuluh darah dan kelenjar keringat dalam kulit berfungsi

untuk mempertahankan dan mengatur suhu tubuh.

3. Ekskresi : zat berlemak, air, dan ion-ion seperti Na+ diekskresi melalui kelenjar-kelenjar

pada kulit.

4. Metabolisme : dengan bantuan radiasi sinar matahari atau sinar ultraviolet, proses

sintesis vitamin D yang penting untuk pertumbuhan dan perkembangan tulang dimulai

dari sebuah molekul prekursor (dehidrokolesterol-7) yang ditemukan di kulit.

5. Komunikasi :

a. Secara stimulus dari lingkungan diterima oleh kulit melalui sejumlah reseptor khusus

yang mendeteksi sensasi yang berkaitan dengan suhu, sentuhan, tekanan, dan nyeri.

b. Kulit merupakan media ekspresi wajah dan refleks vaskular yang penting dalam

komunikasi (Sloane, 1995).

Kulit terdiri dari tiga lapisan, yang masing-masing tersusun dari berbagai jenis sel dan

fungsi yang bermacam-macam. Ketiga lapisan tersebut adalah epidermis, dermis, dan

subkutis.

1. Epidermis adalah lapisan kulit terluar. Sel-sel epidermis terus-menerus mengalami

mitosis, dan diganti sel baru sekurang-kurangnya setiap 30 hari. Epidermis mengandung

reseptor sensoris untuk sentuhan, suhu, getaran, dan nyeri. Komponen utama epidermis

adalah protein keratin, yang dihasilkan oleh sel keratinosit. Keratin adalah bahan yang

Page 3: Laporan Praktikum Anfs Kulit

kuat dan memiliki daya tahan tinggi serta tidak larut dalam air. Keratin mencegah

hilangnya air di tubuh dan melindungi epidermis dari iritan dan mikroorganisme

penyebab infeksi. Keratin adalah komponen utama apendiks kulit yaitu rambut dan kuku

(Corwin, 2009).

Bagian epidermis yang tebal dapat ditemukan pada telapak tangan dan telapak kaki yang

mengalami stratifikasi menjadi lima lapisan berikut :

a. Stratum basalis (germinativum) adalah lapisan tunggal sel-sel yang melekat ada

jaringan ikat dari lapisan kulit dibawahnya, dermis. Pembelahan sel yang cepat

berlangsung pada lapisan ini, dan sel baru didorong masuk ke lapisan berikutnya.

b. Stratum spinosum adalah lapisan sel spina atau tanduk. Disebut demikian karena sel-

sel tersebut disatukan oleh tonjolan yang menyerupai spina. Spina adalah bagian

penghubung intraselular yang disebut desmosom.

c. Stratum granulosum terdiri dari tiga atau liam lapisan atau barisan sel dengan

granula-granula keratohialin yang merupakan prekursor pembentukan kreatin.

Keratin adalah protein keras dan resilien,anti air serta melindungi permukaan kulit

yang terbuka. Keratin pada lapisan epidermis merupakan keratin lunak yang

berkadar sulfur rendah., berlawanan dengan keratin yang ada pada kuku dan rambut.

Saat keratohialin dan keratin berakumulasi, maka nukleus sel berdisintegrasi,

menyebabkan kematian sel.

d. Stratum lusidum adalah lapisan jernih yang tembus cahaya dari sel-sel gepeng tidak

bernukleus yang mati atau hampir mati dengan ketebalan empat sampai tujuh lapisan

sel.

e. Stratum korneum adalah lapisan epidermis teratas, terdiri dari 25-30 lapisan sisik

tidak hidup yang sangat terkeratnasi dan semakin gepeng saat mendekati permukaan

kulit. Permukaan terbuka dari sttratum korneum mengalami proses pergantian ulang

yang konstan atau deskuamasi. Ada pembaharuan yang konstan pada sel yang

terdeskuamasi melalui pembelahan sel di lapisan basalis. Sel tersebut bergerak ke

atas, ke arah permukaan, mengalami kreatinisasi, dan kemudian mati. Dengan

demikian, seluruh permukaan tubuh terbuka ditutup oleh lembaran sel epidermis

mati.keseluruhan lapisan epidermis akan diganti dari dasar ke atas setiap 15-30 hari

(Sloane, 1995).

2. Dermis terletak tepat di bawah epidermis. Jaringan inidianggap jaringan ikat longgar dan

terdiri atas sel-sel fibroblas yang mengeluarkan protein kalogen dan elastin. Serabut-

serabut kolagen dan elastin tersusun secara acak, dan menyebabkan dermis teregang dan

Page 4: Laporan Praktikum Anfs Kulit

memiliki daya tahan. Suatu bahan mirip gel, asam hialuronat, dieksresikan oleh sel-sel

jaringan ikat. Bahan ini mengelilingi protein dan menyebabkan kulit menjadi elastis dan

memiliki turgor (tegangan). Di seluruh dermis dijumpai pembuluh darah, saraf sensorik,

dan simpatis, pembuluh limfe, folikel rambut, serta kelenjar keringat dan palit (sebasea).

Pembuluh darah di dermis menyuplai makanan dan oksigen dermis dan epidermis, serta

membuang produk-produk sisa. Aliran darah dermis memungkinkan tubuh mengontrol

temperaturnya.pada penurunan suhu tubuh, terjasdi pengaktifan saraf-saraf simpatis ke

pembuluh darah yang meningkatkan pelepasam norepinefrin. Pelepasan norepinefrin

menyebabkan kontriksi pembuluh sehingga panas tubuh dapaet dipertahankan. Apabila

suhu tubuh terlalu tinggi, maka rangsangan simpatis terhadap pembuluh darah dermis

berkurang sehingga terjadi dilatasi pembuluh darah dan panas tubuh dipindahkan ke

lingkungan (Corwin, 2009).

Dermis dipisahkan dari lapisan epidermis dengan adanya membran dasar atau lamina.

Membran ini tersusun dari dua lapisan jaringan ikat, yaitu :

a. Lapisan papilar : jaringan ikat aerolar regang dengan fibroblas, sel mast, dan

makrofag. Lapisan ini mengandung banyak pembuluh darah, yang memberi nutrisi

pada epidermis di atasnya.

b. Lapisan retikular : terletak lebih dalam dari lapisan papilar. Lapisan ini tersusun dari

jaringan ikat reguler yang rapat, kolagen, dan serat elastik. Sejalan dengan

penambahan usia, deteriorasi normal pada simpul kolagen dan serat elastik

mengakibatkan pengeriputan kulit (Sloane, 1995).

3. Lapisan subkutan (hipodermis) mengikat kulit secara longgar dengan organ-organ yang

terdapat di bawahnya. Lapisan ini mengandung jumlah lemak yang beragam, bergantung

pada area tubuh dan nutrisi individu, serta berisi banyak pembuluh darah dan ujung saraf

(Sloane, 1995).

Di bawah kulit terdapat lima jenis sek saraf reseptor yang menerima informasi berbeda,

yaitu :

1. Ruffini, peka terhadap rangsang suhu panas;

2. Krause, peka terhadap rangsang suhu dingin;

3. Paccini, peka terhadap rangsang tekanan dan sentuhan;

4. Meissner, peka terhadap rangsang tekanan dan sentuhan;

5. Ujung saraf bebas, peka terhadap rangsang tekanan ringan dan rasa sakit (Karmana,

2008).

Page 5: Laporan Praktikum Anfs Kulit

III. Alat, Bahan, dan Cara Kerja

I. Mekanisme SENSORIS

A. PALEO SENSIBILITIES :

I. RASA-RASA PANAS DAN DINGIN :

1. a. Sediakanlah 3 buah bak yang masing-masing berisi :

I. Air es, II. Air panas 40°C III. Air dengan suhu ± 30°C

b. Masukkan telunjuk kanan ke dalam air es dan telunjuk kiri ke dalam air

40°C. Catatlah perasaan yang saudara alami

c. Kemudian segera masukkan kedua telunjuk saudara ke dalam bak III : air

dengan suhu ± 30°C. Catatlah dan terangkan perasaan yang saudara alami.

2. a. Tempatkanlah punggung tangan saudara ± 10 cm di depan mulut dan tiuplah

kulit punggung tangan itu perlahan-lahan. Catatlah rasa yang saudara alami.

b. Basahilah punggung tangan itu dengan air dahulu, kemudian tiuplah seperti

percobaan tersebut di atas. Catat pula rasa yang saudara alami.

c. Oleskan punggung tangan saudara dengan alkohol dahulu, kemudian tiuplah

lagi. Rasa yang bagaimanakah yang saudara alami sekarang? Terangkan.

II. REAKSI-REAKSI DI KULIT :

1. Letakkan telapak tangan kiri di atas meja dan tandailah suatu daerah 3x3 cm

dengan stempel yang telah tersedia. Tutuplah mata orang percobaan.

2. Selidikilah secara teratur mengikuti garis-garis sejajar titik-titik panas dengan

menggunakan kerucut kuningan yang telah di rendam di dalam air panas 50°C

(sebelum di letakkan pada telapak tangan, keringkan dahulu kerucut itu dengan

handuk). Berilah tanda pada titik-titik itu dengan tinta hitam.

3. Lakukan percobaan tersebut di atas untuk menentukan titik-titik dingin dengan

menggunakan kerucut kuningan yang telah di rendam di dalam air es.

4. Lakukan percobaaan tersebut di atas untuk menentukan titik tekan dengan

menggunakan aesthesiometer rambut dari Frey, dan juga titik nyeri dengan

menggunakan jarum.

5. Buatlah gambar tangan di atas kertas putih dan tulislah titik-titik rasa-rasa itu ke

dalamnya.

6. Lakukan percobaan tersebut (no.2 sampai dengan 4) untuk daerah-daerah lengan

bawah, kuduk dan pipi.

B. NEO SENSIBILITIES :

I. Lokalisasi rasa tekan :

Page 6: Laporan Praktikum Anfs Kulit

1. Tutuplah mata orang percobaan, kemudian tekanlah ujung pensil dengan kuat

pada ujung jarinya.

2. Suruhlah orang percobaan menunjukkan dengan pensil tempat yang telah di

rangsang itu.

3. Ulangi percobaan tersebut 3x dan tentukan jarak-jarak rata-ratanya.

4. Lakukan percobaan tersebut untuk daerah-daerah telapak tangan, lengan bawah,

lengan atas, pipi dan kuduk.

II. Diskriminasi rasa tekan

1. Tutuplah mata orang percobaan, kemudian tekanlah kedua ujung sebuah jangka

secara serentak (simultan) pada ujung jarinya.

2. Ambillah mula-mula jarak ujung jangka yang kecil sehingga orang percobaan

belum dapat membedakan 2 titik. Kemudian perbesarlah jarak ujung jangka

setiap kali dengan 2 mm, hingga tepat dapat di bedakan 2 titik oleh orang

percobaan.

3. Ulangi percobaan ini dengan jarak ujung jangka yang besar dahulu, kemudian di

kecilkan setiap kali dengan 2 mm sampai ambang diskriminasi. Ambillah jarak

rata-rata dari tindakan no 2 dan 3.

4. Lakukan percobaan no.1 s/d no.3, tetapi sekarang dengan menekankan kedua

ujung jangka secara berturut-turut (successif).

5. Tentukanlah dengan cara-cara tersebut di atas ambang diskriminasi 2 titik untuk

daerah-daerah kuduk, dan pipi.

III.Diskriminasi kekuatan rangsangan. Hukum Weber-Fechner

1. Tutuplah mata orang percobaan dan letakkan tangannya di atas meja dengan

telapak tangannya ke atas.

2. Letakkan kotak timbangan dengan beban 5 gr. Di dalamnya pada ujung-ujung

jarinya.

3. Tambahkan setiap kali ke dalam kotak timbangan suatu beban, sampai orang

percobaan tepat dapat membedakan tambahan berat. Catatlah berat permulaan

(+kotak timbangan) dan berat terakhir itu.

4. Lakukan percobaan no.2 dan no.3 dengan beban mula-mula di dalam kotak

berturut-turut 10 gr, 50 gr, dan 100 gr.

IV. Kemampuan diskriminasi

Kemampuan diskriminasi kekasaran

Page 7: Laporan Praktikum Anfs Kulit

1. Suruhlah orang percobaan dengan mata tertutup meraba-raba dengan ujung

jarinya kertas penggosok yang berbeda-beda derajat kekasarannya.

2. Bagaimanakah daya pembedaanya? Ulangi percobaan tersebut dengan lengan

bawahnya

Kemampuan diskriminasi ukuran :

1. Tekanlah pada telapak tangan orang percobaan (mata tertutup) cincin logam

dari bermacam-macam ukuran.

2. Ulangi percobaan ini dengan lengan bawahnya.

Kemampuan diskriminasi bentuk :

1. Dengan mata tertutup suruhlah orang percobaan memegang benda-benda kecil

yang tersedia, dan suruhlah menyebutkan benda-benda tersebut (lingkaran-

lingkaran, empat persegi panjang, segi tiga, bulat lonjong, dan lain-lain).

2. Ulangi percobaan ini dengan lengan bawahnya.

II. RASA NYERI KULIT DAN OTOT

1. Hitamkan (dengan tinta hitam) suatu daerah kecil di kulit lengan bawah, kemudian

tempelkan diafragma alat Hardy-Wolff pada kulit tersebut.

2. Lakukan penyinaran dengan kekuatan radiasi yang rendah selama 10 detik. Untuk

ini haruslah di atur rheostat.

3. Geserkan tombol rheostat sehingga kekuatan radiasi meningkat dan sinari lagi kulit

yang di hitamkan tersebut selama 10 detik.

4. Lakukan tindakan no.3 dengan setiap kali menggeser tombol rheostat, sampai orang

percobaan merasa nyeri seperti di tusuk-tusuk.

5. Catatlah angka yang di tunjuk rheostat dan lama penyinaran dalam detik. Ini

merupakan nilai ambang rasa nyeri orang percobaan.

A. Pengaruh mengalihkan perhatian :

6. Ulangi tindakan no.1 s/d no.4, tetapi sekarang dengan mengalihkan perhatian orang

percobaan. Hal ini dapat di laksanakan dengan menyuruh orang percobaan

menggaruk-garuk kepalanya atau mengancamnya dengan rangsangan arus listrik

atau cara-cara lain yang serupa.

7. Catatlah besarnya radiasi dan waktu radiasi yang di dapat.

B. Pengaruh Hyperaemia :

8. Gosoklah kulit yang telah di hitamkan itu dengan balsam yang tersedia, kemudian

ulangi tindakan no.1 s/d no.4 tersebut di atas.

9. Catatlah hasil-hasil yang di dapatkan.

Page 8: Laporan Praktikum Anfs Kulit

IV. Hasil Pengamatan

A. Paleo Sensibilitas

1. Rasa Panas dan Dingin

a. Jari Tangan :

- Kanan (air es) : Dingin

- Kiri (air 40oC) : Hangat

- Kanan & kiri (air biasa) : Dingin

b. Punggung Tangan :

- Kering : Hangat

- Basahi dengan air : Dingin

- Oles dengan alcohol : Dingin sekali

2. Reaksi-reaksi di Kulit

Telapak Tangan:

Air panas:

Air dingin:

Lengan bawah:

Air panas:

Air dingin:

Kuduk:

Air panas:

Page 9: Laporan Praktikum Anfs Kulit

Air dingin:

Pipi:

Air panas:

Air dingin:

Jumlah Reseptor Rasa-Rasa Kulit

Telapak

TanganLengan Bawah Kuduk Pipi

Air Panas 8 9 8 6

Air Dingin 12 10 10 14

B. Neo Sensibilitas

1. Lokalisasi Rasa Tekan

Lokasi I II III Rata-rataUjung Jari 2 nm 1 nm 4 nm 2.3 nmTelapak Tangan 5 nm 3 nm 3 nm 3.67 nmLengan Bawah 2 nm 9 nm 9 nm 6.67 nmLengan Atas 12 nm 11 nm 18 nm 13.67 nmPipi 4 nm 6 nm 1 nm 3.67 nmKuduk 3 nm 2 nm 3 nm 2,67 nm

2. Diskriminasi Rasa Tekan

Secara Serentak (Simultan)

Page 10: Laporan Praktikum Anfs Kulit

Perlakuan

Dari kecil ke besar Dari besar ke kecilJarak dua titik

(mm) Rata-rata

Jarak dua titik(mm) Rata-

rataI II III I II IIIUjung jari 4 10 10 8 6 10 6 8Pipi 6 4 4 4,67 6 8 2 5,33Kuduk 4 4 6 4,67 4 4 4 4

Secara Berturut-turut (Successif)

Perlakuan

Dari kecil ke besar Dari besar ke kecilJarak dua titik

(mm) Rata-rata

Jarak dua titik(mm) Rata-

rataI II III I II IIITelapak Tangan 10 8 10 9,33 6 8 6 6,63Pipi 6 4 2 4 4 4 4 4Kuduk 6 4 4 4,67 4 4 6 4,67

3. Diskriminasi Kekuatan Rangsangan, Hukum Weber-Fechner

Berat mula-mula (gram) Berat Akhir (gram)5 1510 1550 55100 115

4. Kemampuan Diskriminasi

a. Diskriminasi Kekasaran

b. Diskriminasi Ukuran

Koin yang digunakan

Daya Pembeda

Rp 25,- Rp 50,- Rp 100,- Rp 200,- Rp 500,-

c. Diskriminasi Bentuk

BentukDaya

PembedaLingkaran

Kekasaran kertas gosok

Daya Pembeda

1 2 3 4

Page 11: Laporan Praktikum Anfs Kulit

Persegi panjang Segi tiga Bulat lonjong Segi enam (kecil) Segi enam (sedang)

C. Rasa Nyeri Kulit dan Otot

Nilai ambang rasa nyeri op : 50 s

Pengaruh mengalihkan perhatian : 71 s

Pengaruh hyperaemia : 35 s

V. Pembahasan

Mekanisme sensoris yang dapat dirasakan dapat dibagi dalam dua golongan menurut

pilogenesisnya, jalur saraf spinalnya dan daerah korteks serebri tempat mekanisme ini

diintegrasikan.

Golongan pertama, paleo-sensibilitas, yang meliputi rasa – rasa primitif atau rasa – rasa

vital seperti rasa raba, tekan sakit, dingin dan panas. Saraf aferen dari rasa-rasa ini bersinaps

dengan interneuron – interneuron yang bersinaps lagi dengan motor neuron – motor neuron

dari medula spinalis dan sentrum atasan (Thalamus dan Korteks Serebri) melalui traktur

Spino-Talamikus.

Golongan kedua, gnostik atau neo-sensibilitas, yang meliputi rasa-rasa yang sangat di

deferensiasikan, seperti pengenalan letak rasa tekan, diskriminasi rasa tekan, diskriminasi

kekuatan rangsang , diskriminasi kekerasan, diskriminasi ukuran dan bentuk. Saraf aferen

dari rasa-rasa ini menghantarkan impuls-impuls yang terutama dialirkan melalui traktus

dorso-spinalis ke arah sensoris di dalam korteks serebri, setelah di integrasikan seperlunya

pada pusat-pusat dibawahnya.

Reseptor dingin dan reseptor hangat terletak tepat di bawah kulit, yakni pada titik-

titik yang berbeda dan terpisah-pisah, dengan diameter perangsangan kira-kira 1 mm. Pada

sebagian besar daerah tubuh jumlah reseptor dingin kira-kira tiga sampai sepuluh

kalireseptor panas dan pada berbagai daerah tubuh jumlah reseptor bervariasi, 3-

5 titik dingin pada jari-jari, dan kurang dari satu titik dingin per sentimeter persegi pada

daerah permukaandada yang luas. Sedangkan jumlah titik hangatnya lebih sedikit.

Alat indera untuk nyeriadalah ujung saraf telanjang yang terdapat di hampir semua

jaringan tubuh.

Rangsangan raba, tekan, dan getaran dideteksi oleh jenis reseptor yang sama.

Satu-satunya perbedaan dari ketiga jenis sensasi ini adalah sensasi raba umumnya

Page 12: Laporan Praktikum Anfs Kulit

disebabkan oleh perangsangan reseptor taktil di dalam kulit, sensasi tekanan biasanya

disebabkan oleh perubahan bentuk jaringan yang lebih dalam, dan sensasi getaran

disebabkan oleh isyaratsensoris yang berulang dengan cepat, tetapi menggunakan

beberapa jenis reseptor yang sama seperti yang digunakan untuk raba dan tekanan, terutama

jenis reseptor yang cepat beradaptasi.

Reseptor taktil terdapat di beberapa ujung saraf bebas yang dapat ditemukan di dalam kulit

dan di dalam banyak jaringan lain serta dapat mendeteksi raba dan tekanan. Reseptor raba

dengan kepekaan khusus adalah korpuskuslus Meissner, suatu ujung saraf berkapsul yang

merangsang serabut saraf sensoris besar bermielin. Reseptor ini terutama banyak didalam

ujung jari, bibir, dan daerah kulit lain, tempat kemampuan seseorang untuk membedakan

sifat-sifat ruang dari sensasi raba sangat berkembang. Reseptor-reseptor initerutama

bertanggung jawab bagi kemampuan untuk mengenali dengan tepat letak tubuh bagian mana

yang disentuh dan untuk mengenali tekstur benda yang diraba.

Golongan paleo-sensibilities dengan golongan sistem anterolateral.Sedangkan untuk

golongan neo-sensibilities, guyton menyebut dengan golongan sistem kolumna

dorsalis-lemnikus medialis. Sistem anterolateral atau paleo-sensibilities

mempunyaikemampuan khusus yang tidak dimiliki oleh sistem dorsalis, yaitu kemampuan

unutk menjalarkan modalitas sensasi yang sangat luas.

A. Paleo Sensibilitas

1. Rasa Panas dan Dingin

Pada hasil percobaan, reseptor-reseptor panas dan dingin pada daerah tangan paling

banyak terletak pada daerah tengah. Hal ini disebabkan karena pada bagian tengah lebih

sedikit jaringan lemaknya menyebabkan sensasi titik panas dan dingin lebih terasa.

2. Reaksi-reaksi di Kulit

Dari percobaan di dapati bahwa reseptor rasa panas paling sensitif pada daerah pipi dan

kuduk. Rasa nyeri berada pada lengan bawah, dan rasa dingin pada krause yang

terdapat pada dermis dan banyak ditemukan di daerah mukokatis/bibir dan gomalia

eksternal).

B. Neo Sensibilitas

1. Lokalisasi Rasa Tekan

Reseptor yang merespon pada tekanan adalah corpuscle Pacini. Sensitivitas yang

optimal dari corpuscle pacini adalah 250 Hz, rentang frekuensi yang dihasilkan pada

ujung jari dengan tekstur yang terbuat dari fitur yang lebih kecil dari 200 mikrometer,

sehingga daerah pada ujung jari lebih peka terhadap rangsangan.

Page 13: Laporan Praktikum Anfs Kulit

2. Diskriminasi Rasa Tekan

Ada perbedaan ditekan secara serentak (simultant) dan berturut-turut (succesif).

Apabila dilakukan secara simultant, merasakan 2 titik lebih kecil atau sedikit dibanding

dengan yang dilakukan secara succesif. Pada succesif, meskipun jarak yang dibuat

cukup kecil, masih bisa terasa sebagai 2 titik.

3. Diskriminasi Kekuatan Rangsangan, Hukum Weber-Fechner

Bunyi Hukum Weber-Fechner: Kemampuan untuk membedakan kekuatan rangsang rasa-

rasa, pada umumnya tidak tergantung pada kekuatan mutlak dari rangsangan tersebut,

tetapi pada perbedaan relatifnya

Sensor perasa memiliki pengaruh langsung pada perilaku. Pada hasil percobaan

didapatkan bahwa sebuah rangsang/stimulus yang didapatkan akan lebih rendah

daripada rangsang/stimulus yang diberikan sehingga beban akan terasa lebih ringan dari

beban asalnya.

4. Kemampuan Diskriminasi

a. Diskriminasi Kekasaran

Orang percobaan tidak dapat menebak dengan benar kertas penggosok dengan

derajat kekasaran yang paling halus yaitu pada kertas penggosok nomor 1 dan 2.

b. Diskriminasi Ukuran

Orang percobaan dapat menebak dengan benar semua ukuran koin yang disediakan.

c. Diskriminasi Bentuk

Orang percobaan tidak dapat membedakan segi enam yang berukuran kecil dan

sedang.

C. Rasa Nyeri Kulit dan Otot

Pengaruh mengalihkan perhatian :

Dengan pengalihan perhatian maka rasa nyeri akan berkurang. Membuktikan bahwa

faktor psikologis juga mempengaruhi rasa nyeri pada seseorang. Pengalihan perhatian

dapat menurunkan stimulus internal dengan mekanisme peningkatan produksi endorfin

yang dapat memblok reseptor nyeri untuk untuk tidak dikirimkan ke korteks cerebri

sehingga menurunkan persepsi nyeri.

Pengaruh hiperaemia:

Hiperaemia merupakan reaksi kompensasi sementara agar efektif rangsangan harus

dihentikan. Setelah diadesi dengan balsam, nilai ambang rasa nyeri menurun karena

sebelum aliran darah kembali normal, rangsangan nyeri sudah terjadi lagi dan jaringan

mengalami kerusakan sehingga rasa nyeri semakin cepat dirasakan.

Page 14: Laporan Praktikum Anfs Kulit

VI. Simpulan

Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat dibuktikan bahwa tubuh memiliki tingkat

kepekaan yang berbeda-beda pada tiap bagiannya. Hal ini disebabkan kepadatan titik-

titik reseptor di setiap bagian kulit tidaklah sama. Pada hasil percobaaan kami, dapat dilihat

bahwa daerah yang memiliki kepekaan paling tinggi adalah pipi, diikuti dengan kuduk,

lengan bawah, dan telapak tangan. Pada pemberian rangsangan dingin, lengan bawah terdapat

21 titik reseptor, dengan kata lain rangsangan dingin paling dirasakan oleh lengan bawah

pada percobaan ini. Pada pemberian rangsangan panas, kuduk mempunyai titik reseptor rasa

panas yang lebih banyak. Sedangkan pada pemberian rangsangan nyeri, pipi dan telapak

tangan lebih terasa. Pada semua pemberian rangsangan tersebut juga dirasakan rasa tekan.

Page 15: Laporan Praktikum Anfs Kulit

Daftar Pustaka

Corwin, Elizabeth J. 2009. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC.

Sloane, E. 1995. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta: EGC.

Page 16: Laporan Praktikum Anfs Kulit

Lembar Pertanggungjawaban

Nama NRP Tanda Tangan