laporan praktikum 1 komputer epid
DESCRIPTION
komputer epidTRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUM
KOMPUTER EPIDEMIOLOGI
“ MEMPRESENTASIKAN DATA SECARA DESKRIPTIF”
Dosen Pengampu : Fardhiasih Dwi Astuti, SKM., M.Sc.
Disusun Oleh:
Nama : Pramidya Ujiana
NIM : 1103329019
ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
2015
A. Judul Praktikum
Mempresentasikan data secara deskreptif
B. Tugas yang disampaikan
1. Berdasarkan data yang telah disediakan hutunglah incident dan prevalensi per 100.000 penduduk
dari tiap Kecamatan di Kabupaten Bantul
2. Diskripsikan prevalensi penderita TB paru dengan menggunakan diagram
C. Data Dasar
No Kecamatan
Jumlah penduduk Jumlah kasus TB paru
L+PKasus Baru
Kasus Lama kasus Baru+Lama
L+P L+P L+P1 srandakan 28582 6 1 72 sanden 29636 8 1 93 kretek 29135 10 2 124 pundong 31603 11 0 115 bambanglipuro 37311 17 1 186 pandak 47674 7 0 77 bantul 59234 25 6 318 jetis 51927 12 1 139 imogiri 56151 21 0 2110 dlingo 35542 3 0 311 pleret 43185 16 3 1912 piyungan 48646 20 1 2113 banguntapan 120123 41 3 4314 sewon 104168 36 2 3815 kasihan 110427 31 3 3416 pajangan 32810 10 0 1017 sedayu 44418 11 0 11
D. Hasil Praktikum dan Pembahasan
1. Mencari nilai Insiden Rate dan Precalensi Rate
Software yang dipilih oleh praktikan untuk mengolah data ini adalah SPSS dan Exel di
dapatkan hasil perhitungan IR dengan software sebagai berikut:
Gambar. Data Hasil Olahan dari SPSS
No Kecamatan
Jumlah penduduk
Jumlah kasus TB paruData Olahan
L+PKasus Baru
Kasus Lama
kasus Baru+Lama
L+P L+P L+P IR PR1 srandakan 28582 6 1 7 20,992 24,4912 sanden 29636 8 1 9 26,994 30,3683 kretek 29135 10 2 12 34,323 41,1884 pundong 31603 11 0 11 34,807 34,8075 bambanglipur
o 37311 17 1 18 45,563 48,2436 pandak 47674 7 0 7 14,683 14,6837 bantul 59234 25 6 31 42,205 52,3358 jetis 51927 12 1 13 23,109 25,0359 imogiri 56151 21 0 21 37,399 37,39910 dlingo 35542 3 0 3 8,441 8,44111 pleret 43185 16 3 19 37,050 43,99712 piyungan 48646 20 1 21 41,113 43,16913 banguntapan 120123 41 3 43 34,132 35,79714 sewon 104168 36 2 38 34,560 36,48015 kasihan 110427 31 3 34 28,073 30,79016 pajangan 32810 10 0 10 30,479 30,47917 sedayu 44418 11 0 11 24,765 24,765
Gambar. Data Olahan dari Microsoft Exel
2. Diagram Insiden Rate
Berdasarkan data di atas praktikan mengolah data di atas menjadi tampilan data diagram,
hasil dari olah data tersebut sebagai berikut:
Gambar Output Diagram IR dari SPSS
srandakan
sanden
kretek
pundong
bambanglipuro
pandak
bantul
jetis imogiri
dlingo
pleret
piyungan
banguntapan
se-won
kasihan
pa-jan-gan
IR20992
26994
34323
34807
45563
14683
42205
23109
37399
8441
37050
41113
34132
34560
28073
30479
2,5007,500
12,50017,50022,50027,50032,50037,50042,50047,500
Insidensi Rate Kasus TB di Kabupaten Bantul Tahun 2012
IR
Gambar Output Diagram dari Microsoft Exel
Data Insidensi Rate dirumuskan sebagai berukut:
Jumlah penderitakasus barujumlah penduduk
×konstanta (100.000 )
Dari rumus di atas, telah dengan sangat menunjukkan bahwa data yang terkait yaitu data
kasus baru. Nilai Insiden Rate adalah nilai rate yang menunjukkan temuan kasus baru di wilayah
tertentu yang dikombinasikan dengan jumlah penduduk di wilayah tersebut.
Berdasarkan kedua diagram Insiden Rate Kasus TB Paru Kabupaten Bantul Tahun 2012
didapatkan gambaran bahwa IR tertinggi terdapat pada kecamatan Bambanglipuro disusul
kecamatan Bantul dan Piyungan.
Kecamatan Bambanglipuro memiliki nilai IR yang tinggi yaitu 42,205 dengan jumlah
kasus baru sebesar 31 orang dan jumlah penduduk sebesar 59234 orang di wilayah tersebut.
Angka ini menjadi besar karena perbandingan antara kasus baru dan lama yang tinggi dengan
jumlah penduduk di dalam kecamatan Bantul tersebut. Angka ini menunjukkan bahwa ratio
terjadi kasus baru ditambah dengan kasus lama dikombinasikan dengan jumlah penduduk yang
besar. Ini menunjukkan bahwa adanya kejadian kasus yang banyak yang masih belum tertangani.
Dari diagram ini kita dapat melihat tren kenaikan kasus baru dan lama yang
dikombinasikan dengan jumlah penduduk pada wilayah tersebut dengan mudah secara visual
tanpa harus melihat angka karena gambarnyapun sudah jelas mana batang yang lebih tinggi itulah
yang nilainya paling tinggi.
3. Diagram Prevalensi Rate
Berdasarkan data di atas praktikan mengolah data di atas menjadi tampilan data diagram,
hasil dari olah data tersebut sebagai berikut:
Gambar Output Diagram PR dari SPSS
srandakan
sanden
kretek
pundong
bamban-glipuro
pandak
bantul
jetis imogiri
dlingo
pleret
piyun-gan
banguntapan
se-won
kasihan
pa-jan-gan
se-dayu
PR24491
30368
41188
34807
48243
14683
52335
25035
37399
8441
43997
43169
35797
36480
30790
30479
24765
5,00015,00025,00035,00045,00055,000
Prevalensi Rate Kasus TB di Kabupaten Bantul Tahun 2012
PR
Gambar Output PR dari Microsoft Exel
Data Prevalensi Rate dirumuskan sebagai berukut:
Jumlah penderitakasus baru+lamajumlah penduduk
×konstanta (100.000 )
Dari rumus di atas, telah dengan sangat menunjukkan bahwa data yang terkait yaitu data
kasus baru dan lama. Nilai Prevalensi Rate adalah nilai rate yang menunjukkan data kasus baru
dan lamadi wilayah tertentu yang dikombinasikan dengan jumlah penduduk di wilayah tersebut.
Berdasarkan kedua diagram Prevalensi Rate Kasus TB Paru Kabupaten Bantul Tahun
2012 didapatkan gambaran bahwa PR tertinggi terdapat pada kecamatan Bantul disusul
kecamatan Bambanglipuro, Pleret, kemudian Piyungan.
Kecamatan Baantul memiliki nilai PR yang tinggi yaitu 45,563 dengan jumlah kasus baru
sevesar 17 orang dan jumlah penduduk sebesar 37311 orang di wilayah tersebut. Angka ini
menjadi besar karena perbandingan antara kasus baru yang tinggi dengan jumlah penduduk yang
tidak terlalu banyak juga dibandingkan dengan kecamatan yang lain. Angka ini menunjukkan
bahwa ratio terjadi kasus dengan kombinasi jumlah penduduk yang besar. Ini menunjukkan
bahwa adanya kasus baru yang meluas.
Dari diagram ini kita dapat melihat tren kenaikan kasus baru yang dikombinasikan
dengan jumlah penduduk pada wilayah tersebut dengan mudah secara visual tanpa harus melihat
angka karena gambarnyapun sudah jelas mana batang yang lebih tinggi itulah yang nilainya
paling tinggi.
4. Diagram Insidensi Rate dengan Prevalensi Rate
Berdasarkan data di atas praktikan mengolah data di atas menjadi tampilan data diagram,
hasil dari olah data tersebut sebagai berikut:
Gambar Output Diagram IR dan PR dari SPSS
srandakan
sanden
kretek
pundong
bambanglipuro
pandak
bantul
jetis imogiri
dlingo
pleret
piyungan
banguntapan
se-won
kasihan
pa-jan-gan
se-dayu
IR20992
26994
34323
34807
45563
14683
42205
23109
37399
8441
37050
41113
34132
34560
28073
30479
24765
PR24491
30368
41188
34807
48243
14683
52335
25035
37399
8441
43997
43169
35797
36480
30790
30479
24765
5,00015,00025,00035,00045,00055,000
Insidensi Rate dan Prevalensi Rate Kasus TB di Kabupaten Bantul Tahun 2012
IR d
an P
R
Gambar Output Diagram IR dan PR dari Microsoft Exel
Berdasarkan kedua diagram Insidensi dan Prevalensi Rate Kasus TB Paru Kabupaten
Bantul Tahun 2012 didapatkan gambaran pada kecamatan Imogiri dengan gambar IR dan PR
sama-sama tinggi, setelah dilihat pada data dasar ternyata tidak ditemukan kasus lama. Pada
kecamatan Bantul terdapat nilai PR yang jauh lebih tinggi dikarenakan terdapat jumlah kasus
lama yang tinggi pula. Ini menunjikkan bahwa terdapat tren jumlah kasus baru yang meningkat
disertai jumlah kasus lama yang belum tertangani.
Di dalam hasil praktikum di atas tidak didapatkan nilai PR melebihi nilai IR, apabila nilai
PR ini melebihi nilai IR maka didapatkan kesimpulan bahwa jumlah kasus baru tidak bertambah
sehingga didapatkan kesimpulan bahwa upaya preventif untuk mengurangi kejadian telah berhasil
dan tugas selanjutnya adalah mengentaskan kasus lama.
Dari diagram ini kita dapat melihat tren kenaikan kasus baru dan tren kenaikan kasus
lama yang dikombinasikan dengan jumlah penduduk pada wilayah tersebut dengan mudah secara
visual tanpa harus melihat angka. Dari grafik ini kita mampu melihat grafik mana yang memiliki
kesenjangan yang luas antara PR dan IR kemudian baru kita melihat data dasarnya sehingga kita
tidak perlu menganalisis satu persatu data kemudian membandingkan.
5. Perbandingan Tampilan dan Pengolahan Data Antara SPSS dengan Microsft Exel
Dari hasil pengerjaan praktikum ini, didapatkan kesimpulan bahwa dalam pengolahan
data yang paling memudahkan adalah SPSS tanpa harus mengurus satu demi satu data dan tanpa
menggunakan banyak kode SPSS mampu dengan mudah mengelompokkan dan mentransform
data –data yang telah ada menjadi data baru sebagai efek dari perhitungan. Sedangkan Microsoft
exel membutuhkan keahlian khusus untuk mengelompokkan dan mentransform data-data dengan
rumus-rumus tertentu dan kode-kode tertentu.
Kemudahan membuat diagram lagi-lagi yang paling memudahkan dibuat adalah SPSS
tanpa harus membenahi data mengelompokkan data, SPSS sudah mampu mengolah dengan cepat
data table menjadi data diagram. Akan tetapi Microsoft Exel pun juga tidak sulit hanya saja kita
harus mengelompokkan data terlebih dahulu secara manual, apabila ingin tidak secara manual
lagi-lagi membutuhkan keahlian khusus untuk memasukkan kode-kode dan rumus-rumus
tertentu.
Tampilan Diagram, paling indah, paling mudah untuk di perindah, dan tampilan yang
mudah dibaca adalah dari Microsoft Exel karena di dalam Microsoft Exel terdapat banyak variasi
pilihan untuk menyajikan data dalam bentuk diagram. Kita dapat mengedit tampilan diagram
menjadi lebih indah dengan memainkan bentuk-bentuk serta warnanya. Sedangkan di SPSS kita
tidak mampu membuatnya lebih indah sesuai keinginan kita karena output digramnya sudah
ditentukan dan kita tidak dapat mengedit bentuk tampilan baik secara bentuk maupun warnanya.
E. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan didapatkan kesimpulan bahwa:
1. Nilai IR yang tinggi menunjukkan adanya tren peningkatan kasus baru di wilayah tersebut
2. Nilai PR yang tinggi menunkukkan adanya tren peningkatan kasus baru atau adanya kasus lama
yang belum tertangani
3. Nilai IR lebih tinggi dari nilai PR menunjukkan bahwa adanya peningkatan kasus baru yang
melebihi jumlah kasus lama
4. Nilai PR lebih tinggi dari nilai IR menunjukkan bahwa adanya penurunan atau staknya jumlah
kasus baru yang menunjukkan adanya dampak positive terhadap upaya preventif yang telah
dilakukan dan upaya yang perlu dilakukan berikutnya adalalah mengentaskan kasus lama.
5. Kemudahan mengolah data didapatkan dari software SPSS daripada Microsoft Exel
6. Kemudahan menampilkan data dalam bentuk diagram lebih mudah pada SPSS akan tetapi lebih
indah, lebih mudah diperindah, dan bisa diedit dengan Microsoft Exel