laporan praktek pengalaman lapangan jurusan...
TRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTEK PENGALAMAN LAPANGAN
JURUSAN EKONOMI SYARIAH
ANALISIS TINGKAT KESADARAN TENAGA KERJA TERHADAP
REGULASI PROGRAM BADAN PENYELENGGARA JAMINAN
SOSIAL KETENAGAKERJAAN
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Akhir
Praktek Pengalaman Lapangan
Jurusan Ekonomi Syariah
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam Iain Tulungagung
Oleh
Fatimatus Zahro
NIM. 12402173679
Dosen Pembimbing Lapangan
Dr. Mohamad Aswad, S.Ag., MA
JURUSAN EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
IAIN TULUNGAGUNG
2020
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN
EKONOMI SYARIAH
Laporan akhir Praktik Penglaman Lapangan Ekonomi Syariah ini telah
disetujui dan disahkan pada :
Hari :
Tanggal :
Di :
Judul Laporan :
Tulungagung
Analisis Tingkat Kesadaran Tenaga Kerja Terhadap
Regulasi Program Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial Ketenagakerjaan
MENYETUJUI,
DOSEN PAMONG
RIESSA ROSELINE
DOSEN PEMBIMBING LAPANGAN
Dr. MOHAMAD ASWAD, S.Ag.,MA
NIP. 197506142008011009
MENGESAHKAN,
a.n. DEKAN
KEPALA LABORATORIUM FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
SISWAHYUDIANTO, M.M
NIDN. 201506840
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah memberikan
berkat, rahmat serta hidayah-Nya kepada kita semua. Sholawat serta salam kita
panjatkan kepada Baginda Nabi Muhammad SAW yang mana dengan
pertolongan dan hidayah-Nya kami dapat menyusun laporan akhir hasil Praktik
Pengalaman Lapangan (PPL) ini untuk diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam sebagai tanda bukti bahwa kami telah melaksanakan Praktik
Pengalaman Lapangan (PPL) yang bertempat di Kantor Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan Kantor Cabang Perintis Tulungagung
sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan oleh Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Islam IAIN Tulungagung. Tentunya dalam penyusunan laporan akhir
ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu saya mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Dr. Maftukin, M. Ag. selaku Rektor IAIN Tulungagung
2. H. Dede Nurohmah, M. Ag. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam IAIN Tulungagung
3. Dr. Mohamad Aswad, S.Ag., MA selaku Dosen Pembimbing Lapangan
PPL BPJS Ketenagakerjaan KCP Tulungagung
4. Bapak Supardi Prayitno selaku Pimpinan BPJS Ketenagakerjaan KCP
Tulungagung
5. Ibu Riessa Roseline selaku Dosen Pamong PPL BPJS Ketenagakerjaan
KCP Tulungagung
6. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan akhir
hasil Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) ini.
Penulis menyadari bahwa laporan akhir hasil Praktik Pengalaman Lapangan
(PPL) ini masih jauh dari sempura. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun demi lebih sempurnanya
laporan penelitian yang akan datang.
iv
Semoga dengan terselesaikannya laporan akhir hasil Praktik Pengalaman
Lapangan (PPL) ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para
pembaca pada umumnya.
Tulungagung, 07 Februari 2020
Penyusun
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... ii
KATA PENGANTAR ................................................................................. iii
DAFTAR ISI ............................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
A. Dasar Pemikiran ............................................................................... 1
B. Tujuan Pembahasan .......................................................................... 2
C. Waktu dan Tempat Pelaksanaan ....................................................... 3
BAB II PELAKSANAAN PRAKTIK
A. Profil Lembaga ................................................................................. 4
B. Pelaksanaan Praktik .......................................................................... 5
C. Permasalahan di Lapangan................................................................ 6
D. Tanggapan dari Pihak Lembaga Tempat Praktik ............................... 6
BAB III PEMBAHASAN
A. Regulasi Program BPJS Ketenagakerjaan ......................................... 9
B. Tingkat Kesadaran Tenaga Kerja Terhadap BPJS Ketenagakerjaan .. 17
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................................... 22
B. Saran ................................................................................................ 22
DAFTAR RUJUKAN
LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Dasar Pemikiran
Pada dasarnya jaminan sosial adalah perlindungan yang diberikan oleh
masyarakat bagi anggota-anggotanya untuk resiko-resiko atau peristiwa
tertentu dengan tujuan sejauh mungkin untuk menghindari peristiwa-peristiwa
tersebut yang dapat mengakibatkan hilang atau turunnya sebagian besar
penghasilan dan untuk memberikan pelayanan medis dan atau jaminan
keuangan terhadap konsekuensi ekonomi dari peristiwa tersebut serta jaminan
untuk tunjangan keluarga dan anak.1 Namun kenyataannya belum seluruh
warga negara khususnya tenaga kerja mendapatkan akses jaminan sosial
nasional tersebut
Seperti diketahui bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu
melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan jasa baik untuk
memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat.2
Salah satu badan hukum yang menjamin perlindung pada pekerja dan
keluarganya adalah BPJS Ketenagakerjaan. BPJS Ketenagakerjaan
merupakan sebuah Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan di
mana merupakan badan hukum publik yang dibentuk berdasarkan Undang-
Undang Nomor 24 tahun 2011 yang bertanggungjawab kepada presiden dan
berfungsi menyelenggarakan program Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan
Hari Tua, Jaminan Kematian, dan Jaminan Pensiun di mana sesuai dalam
ketentuan undang-undang SJSN bagi seluruh pekerja di Indonesia. Dalam
perlindungan tenaga kerja dijelaskan bahwa setiap tenaga kerja berhak
mendapat perlindungan atas keselamatan, kesehatan jiwa dan raga juga serta
1 Zaeni Asyhadie, Aspek-aspek Hukum Jaminan Sosial Tenaga Kerja di Indonesia, (Mataram :
Rajawali Pers, 2007), hal. 33
2 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan Bab I pasal 1 ayat 2
2
kesusilaan, pemeliharaan moril kerja dan perlakuan yang sesuai martabat
manusia dan moral agama.3
B. Tujuan dan Kegunaan
1) Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan laporan ini adalah agar dapat
membantu memberikan gambaran dan pengetahuan mengenai seberapa
sadar masyarakat khususnya tenaga kerja terkait regulasi program BPJS
Ketenagakerjaan serta memberikan gambaran pada para karyawan
khususnya bagian kepesertaan dalam merancang strategi marketing untuk
menarik minat para tenaga kerja.
2) Kegunaan
a. Kegunaan secara akademik
1. Sebagai hasil temuan studi diharapkan dapat menambah wawasan
dan pengetahuan bagi penulis serta lebih menambah ilmu yang telah
didapatkan dibangku kuliah.
2. Dapat menambah khazanah keilmuan di IAIN Tulungagung.
3. Sebagai referensi atau perbandingan antara ilmu yang didapatkan di
bangku kuliah dengan kenyataan yang terjadi di lapangan.
b. Kegunaan bagi masyarakat
Sebagai informasi dan bahan penambahan wawasan mengenai
regulasi program BPJS Ketenagakerjaan dalam melindungi tenaga kerja
dan sebagai bentuk sosialisasi bagi masyarakat.
c. Kegunaan secara praktisi
Temuan studi ini diharapkan dapat menjadi evaluasi atau sebagai
bahan pertimbangan dalam upaya meningkatkan motivasi kerja pegawai
secara keseluruhan dengan meningkatkan semangat kerja yang tinggi
untuk mendapatkan data yang akurat seperti yang diharapkan.
3 Undang-undang Nomor 14 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Tenaga Kerja
3
C. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Adapun waktu pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) jurusan
Ekonomi Syariah dimulai pada tanggal 07 Januari sampai 07 Februari 2020.
Dan lokasi pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) adalah Kantor
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan Kantor
Cabang Perintis Tulungagung yang beralamatkan di Jl. Mayor Sujadi Timur
Nomor 17, Ds. Plosokandang, Kec. Kedungwaru, Kab. Tulungagung, Jawa
Timur.
4
BAB II
PELAKSANAAN PRAKTIK
A. Profil Lembaga
Kantor BPJS Ketenagakerjaan KCP Tulungagung terletak di Jl. Mayor
Sujadi Timur Nomor 17, Ds. Plosokandang, Kec. Kedungwaru, Kab.
Tulungagung, Jawa Timur. BPJS Ketenagakerjaan KCP Tulungagung
merupakan anak cabang dari BPJS Ketenagakerjaan cabang Blitar dan telah
berdiri sejak 2013 di kabupaten Tulungagung. Terkait dengan
kepemimpinannya, pada tahun 2013 KCP Tulungagung masih dibantu oleh
pihak cabang Blitar. Kemudian pada tahun 2014 mulai dipimpin oleh KKCP
(Kepala Kantor Cabang Perintis) yaitu pak Hendro. Setelah kepemimpinan
pak Hendro, pada tahun 2016 terjadi pergantian kepemimpinan dari pak
Hendro menjadi pak Bambang. Lalu pada tahun 2017 kepemimpinan dari pak
Bambang menjadi pak Edi Suryono. Kemudian setelah satu tahun
kepemimpinan dari pak Edi Suryono, kepemimpinan BPJS Ketenagakerjaan
KCP Tulungagung mengalami kekosongan kurang lebih satu tahun. Sampai
pada akhir tahun 2018 kepemimpinan KCP Tulungagung dipimpin oleh pak
Supardi Prayitno hingga sekarang.
Visi BPJS Ketenagakerjaan : Menjadi Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial kebanggaan bangsa, yang amanah, bertatakelola baik serta unggul
dalam operasional dan pelayanan
Misi BPJS Ketenagakerjaan : Melalui program Jaminan Sosial
Ketenagakerjaan, BPJS Ketenagakerjaan berkomitmen untuk
1) Melindungi dan menyejahterakan pekerja dan keluarganya
2) Meningkatkan produktivitas dan daya saing pekerja
3) Mendukung pembangunan dan kemandirian perekonomian nasional
5
Struktur organisasi BPJS Ketenagakerjaan KCP Tulungagung
Daftar pegawai BPJS Ketenagakerjaan KCP Tulungagung
No Nama Jabatan
1. Supardi Prayitno Kepala Kantor Cabang Perintis
2. Sugiarto Wibowo AR (Account Representatif) Perintis
3. Riessa Roseline Penata Madya Pelayanan dan Umum
4. Sarah Aninidha Penata Madya Keuangan dan Teknologi Informasi
5. Mahesa Reyhan Prayoga Calon Karyawan
6. Adimas Bani Saksono Calon Karyawan
B. Pelaksanaan Praktik
Dalam pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) di Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) KCP Tulungagung dimulai pada
tanggal 07 Januari sampai 07 Februari 2020. Para pegawai datang sebelum
pukul 07.30 dikarenakan pada pukul 07.30 akan dilakukan brifing pagi dan
biasanya pulang 17.00 bankan ada yang pulang lebih dari pukul jam 22.00
karena harus menyelesaikan pekerjaan yang belum selesai. Para pegawai
KKCP (Kepala Kantor
Cabang Perintis)
PMPU (Penata
Madya Pelayanan
dan Umum)
PMKTI (Penata
Madya Keuangan dan
Teknologi Informasi)
AR (Account
Representatif)
Perintis
Calon
Karyawan
Calon
Karyawan
6
melakukan pekerjaan sesuai dengan tugas dan wewenang mereka masing-
masing.
C. Permasalahan di Lapangan
Dari banyaknya permasalahan operasional maupun teknis yang ada di
BPJS Ketenagakerjaan KCP Tulungagung ada permasalahan masalah yang
cukup menarik bagi saya yaitu mengenai tingkat kesadaran tenaga kerja
terhadap regulasi program BPJS Ketenagakerjaan khususnya di KCP
Tulungagung dan kendala yang sering dialami dalam menyelesaikan masalah
tenaga kerja khususnya para tenaga kerja yang terkesan menolak untuk
mendaftarkan diri atau usahanya ke BPJS Ketenagakerjaan
D. Tanggapan dari Pihak Lembaga Tempat Praktik
Berbicara mengenai BPJS Ketenagakerjaan, perlu diketahui bahwa BPJS
Ketenagakerjaan ini dulunya bernama Jamsostek dari perusahaan BUMN
bernama PT Jamsostek. BPJS Ketenagakerjaan ini bertugas memberikan
jaminan perlindungan pada para tenaga kerja melalui 4 programnya, yaitu
Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian (JKm), Jaminan Hari
Tua (JHT), dan Jaminan Pensiun (JP).
Perbedaan dari BPJS Ketenagakerjaan dengan BPJS Kesehatan salah
satunya terletak pada cangkupan kepesertaannya. Jika cangkupan kepesertaan
BPJS Kesehatan adalah untuk seluruh penduduk, sedangkan cangkupan
kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan adalah untuk seluruh pekerja.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat kesadaran tenaga kerja
terhadap BPJS Ketenagakerjaan, yaitu
1) Sumber Daya Manusia (SDM)
Semakin teredukasinya suatu masyarakat maka mereka akan semakin
sadar dengan manfaat dari BPJS Ketenagakerjaan. Sebaliknya, semakin
7
rendah edukasi dari suatu masyarakat maka akan rendah pula kesadaran
mereka terhadap manfaat BPJS Ketenagakerjaan.
2) Regulasi
Regulasi di sini merupakan cara terampuh untuk kepesertaan BPJS
Ketenagakerjaan. Hal ini dikarenakan semakin sadarnya suatu perusahaan
terhadap manfaat BPJS Ketenagakerjaan maka perusahaan tersebut akan
mendaftarkan para pekerjanya di BPJS Ketenagakerjaan. Namun hal
tersebut tidak menjamin semua orang dari perusahaan tersebut tau ataupun
paham dengan BPJS Ketenagakerjaan dan juga manfaatnya karena banyak
yang menganggap ketika mereka sudah bekerja di perusahaan tersebut dan
terjadi apa-apa seperti kecelakaan kerja maka mereka akan mendapatkan
jaminan.
Selain itu, banyak masyarakat khususnya tenaga kerja masih banyak yang
beranggapan bahwa BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan itu sama dan
beranggapan pula bahwa “untuk apa ikut BPJS Ketenagakerjaan lagipula
nggak mungkinlah kalau aku bakal kecelakaan pas kerja”. Sehingga banyak
para tenaga kerja khususnya BPU (Bukan Penerima Upah) yang ada di desa-
desa yang usahanya bisa dikatakan besar dan memiliki banyak karyawan
belum mengikuti BPJS Ketenagakerjaan. Jadi untuk tingkat kesadaran tenaga
kerja terhadap BPJS Ketenagakerjaan dari pihak kita (BPJS KCP
Tulungagung) belum bisa menyimpulkan karena dari bagian kepesertaan
KCP Tulungagung sendiri masih kekurangan personil.
Terkait dengan penyelesaian masalah tenaga kerja yang terkesan menolak
untuk mendaftarkan diri atau usahanya ke BPJS Ketenagakerjaan adalah
sebenarnya penyebutannya bukan menolak tapi belum merespon. Jadi
sebelumnya kita memberikan SPP (Surat Pemberitahuan Pendaftaran) 1 pada
si tenaga kerja atau pemilik usaha kita dan dijelaskan terkait dengan program
dan manfaat BPJS Ketenagakerjaan. Lalu setelah seminggu dari pemberian
SPP 1 ke tenaga kerja atau pemilik usaha, dari bagian kepesertaan menelpon
tenaga kerja atau pemilik usaha untuk mengkonfirmasi terkait dengan SPP 1.
Jika masih belum ada konfirmasi, kita akan memberi SPP 2. Untuk usaha
8
yang sudah memiliki izin usaha dan sudah menerima SPP 2 lalu dari
pihaknya tidak menggubris maka akan lanjut ke jalur hukum yaitu ke
kejaksaan.
9
BAB III
PEMBAHASAN
A. Regulasi Program BPJS Ketenagakerjaan
Setiap masyarakat atau warga negara Indonesia memiliki hak untuk
mendapatkan kesehatan dan kesejahteraan yang baik untuk dirinya maupun
keluarganya. Hal ini tertuang dalam UUD 1945 Pasal 28H “Setiap orang
berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan
lingkungan yang baik dan sehat serta berhak memperoleh peayanan
kesehatan. Setiap orang berhak mendapat mendapat kemudahan dan
perlakuan khusus untuk memperoleh kesempatan dan manfaat yang sama
guna mencapai persamaan dan keadilan. Setiap orang berhak atas jaminan
sosial yang memungkinkan pengembangan dirinya secara utuh sebagai
manusian yang bermartabat. Setian orang berhak mempunyai hak milik
pribadi dan hak milik tersebut tidak boleh diambil alih secara sewenang-
wenang oleh siapapun”.4
Program jaminan sosial ketenagakerjaan merupakan salah satu tanggung
jawab dan kewajiban negara untuk memberikan perlindungan sosial ekonomi
kepada masyarakat. Sesuai dengan kondisi kemampuan keuangan negara.
Indonesia seperti negara berkembang lainnya, mengembangakan program
jaminan sosial berdasarkan funded social security yaitu jaminan sosial yang
didanai oleh peserta dan masih terbatas pada masyarakat pekerja di sektor
formal.5
Salah satu upaya perlindungan kesehatan dan keselamatan kerja yang
diberikan oleh pemerintah adalah dengan dilindunginya para tenaga kerja
Indonesia, sehingga pemerintah melahirkan produk hukum berupa Undang-
Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
4 Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28H Tentang Hak Asasi Manusia
5 http://bpjsketenagakerjaan.go.id
10
(BPJS). Fasilitas yang diberikan oleh pemerintah Indonesia untuk para tenaga
kerja adalah Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan
melalui Undang-Undang No. 24 tahun 2011.
BPJS Ketenagakerjaan merupakan sebuah Badan Penyelenggara Jaminan
Ketenagakerjaan di mana merupakan badan hukum publik yang dibentuk
berdasarkan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 yang bertanggung jawab
kepada presiden dan berfungsi menyelenggarakan program Jaminan
Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Hari Tua (JHT), Jaminan Pensiun (JP),
Jaminan Kematian (JKm) di mana sesuai dalam ketentuan Undang-Undang
SJSN bagi seluruh pekerja di Indonesia. Dalam perlindungan tenaga kerja
dijelaskan bahwa setiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas
keselamatan, kesehatan jiwa dan raga serta kesusilaan, pemeliharaan moril
kerja dan perlakuan yang sesuai martabat manusia dan moral agama.6
Program-program yang diberikan oleh Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial adalah:
1) Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK)
Sebagaimana yang sudah dijelaskan pada Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan
Program Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian pasal 1 bahwa
Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) merupakan manfaat berupa uang tunai
atau pelayanan kesehatan yang diberikan kepada peserta saat mengalami
kecelakaan kerja atau penyakit yang disebabkan oleh lingkungan kerja
termasuk kecelakaan yang terjadi pada saat perjalanan dari rumah menuju
tempat kerja atau sebaliknya.7 Di dalam kepesertaan pemberi kerja selain
penyelenggara negara dan setiap orang yang bekerja wajib mendaftarkan
dirinya dan pekerjaan sebagai peserta dalam program JKK kepada BPJS
6 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1969 Tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Tenaga Kerja
7 Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan Program Jaminan
Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian pasal 1
11
Ketenagakerjaan sesuai dengan perundang-undangan yang ada.8 Dimana
peserta pada program JKK terdiri dari peserta penerima upah yang bekerja
pada pemberi kerja yang meliputi pekerja pada perusahaan, pekerja pada
perseorangan dan orang asing yang bekerja di Indonesia dalam waktu 6
bulan dan peserta bukan penerima upah sebagaimana yang dimaksud pada
pasal 1 meliputi pekerja diluar hubungan kerja atau pekerja mandiri serta
pekerja yang bukan menerima upah.9
Ada beberapa penambahan manfaat dalam program Jaminan
Kecelakaan Kerja (JKK) dan Jaminan Kematian (JKm) BPJS
Ketenagakerjaan setelah presiden Joko Widodo menandatangani Peraturan
Pemerintah Nomor 82 tahun 2019 tentang perubahan atas PP 44 Tahun
2015, tentang penyelenggaraan program Jaminan Kecelakaan Kerja dan
Jaminan Kematian. Berikut Manfaat dari Jaminan Kecelakaan Kerja
adalah
a. Biaya pemeriksaan, pengobatan dan atau perawatan, ketentuan
biaya yang diberikan maksimal 1 tahun dengan biaya paling
banyak Rp20.000.000
b. Santunan berupa uang meliputi
1. Biaya pengangkutan
a) Angkutan darat, danau, sungai naik jadi maksimal
Rp5.000.000
b) Angkutan laut maksimal Rp2.000.000
c) Angkutan udara maksimal Rp10.000.000
2. Santunan sementara tidak mampu bekerja
8 Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan Program Jaminan
Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian pasal 4
9 Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan Program Jaminan
Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian pasal 5
12
3. Santunan cacat sebagian anatomis, cacat sebagian fungsi,
dan cacat total tetap
4. Santunan kematian dan biaya pemakaman sebesar
Rp10.000.000
5. Santunan berkala yang dibayarkan sekaligus apabila
meninggal dunia atau cacat total tetap akibat kecelakaan
kerja atau penyakit akibat kerja sebesar Rp12.000.000
6. Biaya rehabilitasi berupa penggantian alat bantu (orthose)
dan atau alat pengganti (prothese)
7. Beasiswa pendidikan bagi anak dari peserta yang
meninggal dunia atau cacat total akibat kecelakaan kerja
atau meninggal dunia kepesertaan aktif dengan masa iuran
minimal 3 tahun
a) TK sampai SD (sederajat) sebesar
Rp1.500.000/tahun/anak maksimal selama 8 tahun
b) SLTP (sederajat) sebesar Rp2.000.000/tahun/anak
maksimal selama 3 tahun
c) SLTA (sederajat) sebesar Rp3.000.000/tahun/anak
maksimal selama 3 tahun
d) Pendidikan tertinggi (maksimal strata 1 atau
pelatihan) sebesar Rp12.000.000/tahun/anak
maksimal selama 5 tahun10
2) Jaminan Kematian (JKm)
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 44 tahun 2015 tentang
Penyelenggaraan Program Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan
Kematian pasal 1 bahwa jaminan kematian adalah manfaat uang tunai
10 Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2019 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah
Nomor 44 Tahun 2015 Tntang Penyelenggaraan Program Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan
Kematian pasal 25
13
yang diberikan kepada ahli waris ketika peserta meninggal dunia bukan
akibat kecelakaan kerja.11 Menurut pasal 4 peserta terdiri dari setiap
pemberi kerja selain penyelenggara negara dan setiap orang yang bekerja
wajib mendaftarkan dirinya dan pekerjanya sebagai peserta dalam program
JKK dan JKm kepada BPJS Ketenagakerjaan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.12
Ada beberapa penambahan manfaat dalam program Jaminan
Kecelakaan Kerja (JKK) dan Jaminan Kematian (JKm) BPJS
Ketenagakerjaan setelah presiden Joko Widodo menandatangani Peraturan
Pemerintah Nomor 82 tahun 2019 tentang perubahan atas Peraturan
Pemerintah 44 Tahun 2015, tentang Penyelenggaraan Program Jaminan
Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian. Berikut Manfaat dari Jaminan
Kematian adalah
a. Santunan sekaligus sebesar Rp 20.000.000 diberikan kepada ahli
waris peserta
b. Santunan berkala yang dibayarkan sekaligus sebesar Rp12.000.000
diberikan kepada ahli waris peserta
c. Biaya pemakaman sebesar Rp10.000.000 diberikan kepada ahli
waris peserta. Jika peserta tidak memiliki ahli waris maka biaya
pemakaman diberikan pada pihak yang mengurus pemakaman
d. Beasiswa pendidikan bagi anak dari peserta dengan minimal masa
iuran 3 tahun yang diberikan pada 2 anak peserta yang diberikan
berkala setiap tahunnya sesuai dengan tingkat pendidikan anak dari
peserta13
11 Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan
Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian Pasal 1
12 Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan
Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian Pasal 4
13 Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2019 Tentang Perubahan Peraturan Pemerintah Nomor
44 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan
Kematian pasal 34
14
3) Jaminan Hari Tua (JHT)
Penyelenggaraan program jaminan pensiun pada BPJS Ketenagakerjaan
sesuai dengan UU Nomor 24 tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial (BPJS) pasal 6 ayat (2). Sebagaimana telah diatur dalam
Peraturan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan Nomor 7
Tahun 2015 pasal 1 bahwa jaminan hari tua adalah manfaat uang tunai
yang dibayarkan sekaligus atau dibayarkan sampai batas tertentu sesuai
peraturan pemerintah. Prinsip dari JHT adalah tabungan untuk bekal hari
tua di mana merupakan akumulasi iuran + hasil pengembangan, yang
dapat diberikan secara sekaligus ataupun berkala. Jaminan hari tua dapat
dibayarkan kepada tenaga kerja apabila
a. Telah mencapai usia pensiun yaitu 56 tahun
b. Mengalami total cacat total untuk selama-lamanya
c. Meninggal dunia
d. Mengundurkan diri dan terkena PHK
e. Meninggalkan Negara Republik Indonesia untuk selama-lamanya
(pindah kewarganegaraan untuk WNI dan kembali ke negara asal
untuk WNA)
Manfaat JHT sebelum mencapai usia 56 tahun dapat diambil sebagian
jika mencapai kepesertaan 10 tahun dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Diambil maksimal 10% dari total saldo sebagai persiapan usia
pensiun
b. Dimbil maksimal 30% dari total saldo untuk uang perumahan
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 46 tahun 2015, tenaga kerja
yang menjadi PNS, TNI/ Polri tidak bisa mengajukan klaim dan peserta
15
yang mengalami PHK dan resign dengan masa tunggu 1 bulan (dalam
proses revisi PP).14
4) Jaminan Pensiun (JP)
Penyelenggaraan program jaminan pensiun pada BPJS Ketenagakerjaan
sesuai dengan UU Nomor 24 tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial (BPJS) pasal 6 ayat (2). Sebagaimana telah diatur dalam
Peraturan BPJS Ketenagakerjaan Nomor 5 Tahun 2015 pasal 1 bahwa
Jaminan Pensiun merupakan jaminan sosial yang bertujuan untuk
mempertahankan derajat kehidupan peserta atau ahli warisnya agar tetap
hidup dengan layak dengan memberikan sebuah penghasilan setelah
peserta memasuki usia pensiun, mengalami cacat total maupun
meninggal.15 Menurut pasal 2 peserta terdiri dari pekerja yang bekerja
pada pemberi kerja penyelenggara negara dan pekerja yang bekerja pada
pemberi kerja selain penyelenggara negara. Ketentuan mengenai pekerja
yang bekerja pada pemberi kerja penyelenggara negara sudah diatur
dengan peraturan pemerintah, sedangkan kepesertaan pekerja yang bekerja
kepada pemberi kerja selain penyelenggara negara wajib mendaftarkan
seluruh pekerjaannya kepada BPJS Ketenagakerjaan sebagai peserta sesuai
penahapan kepesertaan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan.16
Kepesertaan program jaminan pensiun berlaku ketika pekerja sudah
terdaftar dan iuran pertama sudah dibayarkan kepada BPJS
Ketenagakerjaan. Selain itu pekerja yang didaftarkan oleh pemberi kerja
yang mempunyai usia paling banyak sebelum memasuki usia pensiun.
Usia pensiun untuk pertama kali ditetapkan 56 tahun dan mulai tanggal 1
Januari 2019 usia pensiun menjadi 57 tahun dan setiap 3 tahun berikutnya
14 http://bpjsketenagakerjaan.go.id
15 Peraturan BPJS Ketenagakerjaan Nomor 5 Tahun 2015 Tentang Tata Cara Pemberian Nomor,
Sertifikat, Perubahan Data Kepesertaan dan Pembayaran Iuran Program Jaminan Pensiun Pasal 1
16 Peraturan BPJS Ketenagakerjaan Nomor 5 Tahun 2015 Tentang Tata Cara Pemberian Nomor,
Sertifikat, Perubahan Data Kepesertaan dan Pembayaran Iuran Program Jaminan Pensiun Pasal 2
16
usia pensiun ditambah 1 athun sampai mencapai usia 65 tahun.17 Dalam
hal ini pemberi kerja harus mendaftarkan dirinya kepada BPJS
Ketenagakerjaan dan pekerja wajib memberitahukan kepesertaannya
kepada pemberi kerja tempat kerja baru dengan menunjukkan kartu peserta
BPJS Ketenagakerjaan yang akan diteruskan kepesertaannya.
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2015, jaminan pensiun
memiiki 2 manfaat, yaitu18
1) Manfaat berkala
a. masa iuran minimal selama 15 tahun
b. manfaat minimum Rp300.000 (disesuaikan kenaikannya
setuap tahun)
c. manfaat maksimum Rp3.600.000 (disesuaikan kenaikannya
setiap tahun)
formula manfaat = 1% x Masa iuran (dibagi 12 bulan) X Rata-rata
Upah Tertimbang
2) Manfaat sekaligus
a. Masa iuran program jaminan pensiun kurang dari 15 tahun
b. Peserta memasuki usia pensiun dan tidak memenuhi masa
iuran minimum 15 tahun
c. Meninggalkan Indonesia untuk selama-lamanya dengan
ketentuan memenuhi atau memenuhi masa iuran minimum 15
tahun
d. Peserta mengalami cacat total tetap atau meninggal dunia,
bilamana:
17 http://bpjsketenagakerjaan.go.id
18 http://bpjsketenagakerjaan.go.id
17
1. Kejadian yang menyebabkan cacat total tetap terjadi setelah
peserta terdaftar dalam program jaminan pensiun kurang
dari 1 bulan
2. Meninggal dunia dengan kepesertaan kurang dari 1 bulan
3. Pemberi kerja dan peserta rutin membayar iuran dengan
density rate kurang dari 80%
Formula manfaat = Akumulasi Iuran + Hasil Pengembangan
B. Tingkat Kesadaran Tenaga Kerja Terhadap BPJS Ketenagakerjaan
Tenaga kerja merupakan salah satu langkah pembangunan ekonomi yang
mempunyai peranan signifikan dalam segala aktivitas nasional khususnya
perekonomian nasional dalam nasional dalam hal peningkatan produktivitas
dan kesejahteraan.19 Dalam UU Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan pasal 1 menyatakan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang
yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau jasa
baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat.20
Tenaga sendiri terdiri dari angkatan kerja dan bukan angkatan kerja.
Menurut Badan Pusat Statistik angkatan kerja adalah
1) Mereka yang selama seminggu sebelum pencacahan melakukan suatu
pekerjaan dengan memperoleh penghasilan atau keuntungan yang
lamanya bekerja paling sedikit dua hari
2) Mereka selama seminggu sebelum pencacahan tidak melakukan
pekerjaan atau bekerja kurang dari dua hari, tetapi mereka adalah
pekerja tetap pada kantor pemerintah atau swasta yang sedang tidak
masuk kerja karena cuti, sakit, dan mogok, petani-petani yang
mengusahakan tanah pertanian yang tidak bekerja karena seminggu
hujan untuk menggarap sawah dan sebagainya, orang-orang yang
19 Lahu Husni, Pengantar Hukum Ketenagakerjaan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2014), hal.
47
20 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan Pasal 1
18
bekerja di bidang keahlian seperti dokter, tukang cukur, tikang pijat,
dalang dan sebagainya.21
Sedangkan bukan angkatan kerja adalah
1) Mereka yang belum pernah bekerja dan sedang berusaha mendapatkan
pekerjaa, mereka yang pernah bekerja, pada saat menganggur dan
berusaha mendapatkan pekerjaan
2) Mereka yang sedang dibebas tugaskan dan sedang berusaha
mendapatkan pekerjaan
3) Mereka yang bebas tugas dan sedang berusaha untuk mendapatkan
pekerjaan lagi22
Pada dasarnya setiap tenaga kerja memiliki hak atas jaminan perlindungan
dan keselamatan diri dan kepentingan selama hubungan kerja berlangsung
sebagaimana yang telah tertuang dalam UUD 1945 Pasal 28H “Setiap orang
berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan
lingkungan yang baik dan sehat serta berhak memperoleh peayanan
kesehatan. Setiap orang berhak mendapat mendapat kemudahan dan
perlakuan khusus untuk memperoleh kesempatan dan manfaat yang sama
guna mencapai persamaan dan keadilan. Setiap orang berhak atas jaminan
sosial yang memungkinkan pengembangan dirinya secara utuh sebagai
manusian yang bermartabat. Setian orang berhak mempunyai hak milik
pribadi dan hak milik tersebut tidak boleh diambil alih secara sewenang-
wenang oleh siapapun”.23 Salah satu upaya perlindungan kesehatan dan
keselamatan kerja yang diberikan oleh pemerintah adalah dengan
dilindunginya para tenaga kerja Indonesia, sehingga pemerintah melahirkan
21 Rizki Herdian Zenda dan Suparno, Peranan Sektor Industri Terhadap Penyerapan Tenaga
Kerja di Kota Surabaya, Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. 2, No. 1, 2017, hal. 373
22 Rizki Herdian Zenda dan Suparno, Peranan Sektor Industri Terhadap Penyerapan Tenaga
Kerja di Kota Surabaya, Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. 2, No. 1, 2017, hal. 374
23 Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28H Tentang Hak Asasi Manusia
19
produk hukum berupa Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS).
Berdasarkan data pada Worldometers mencatat bahwa jumlah penduduk
Indonesia pada tahun 2019 adalah 271.154.718 jiwa. Sedangkan penduduk
dengan kelompok umur 15-64 tahun (usia produktif) adalah 183.360.000
jiwa atau 68,7% dari jumlah penduduk Indonesia.24 Sedangkan dalam data
BPJS Ketenagakerjaan mengatakan bahwa jumlah peserta yang terdaftar baru
mencapai 51 juta jiwa per 06 Mei 2019.25 Dari data tersebut dapat dikatakan
bahwa 27,8% dari penduduk usia produktif telah terdaftar di BPJS
Ketenagakerjaan.
Kendala atau tantang secara umum bagi BPJS Ketenagakerjaan dalam
bidang kepesertaan adalah
1) Faktor pengetahuan dan pendidikan
Sudah tidak dipungkiri bahwa masyarakat Indonesia memiliki
pengetahuan yang sama antara mereka yang tinggal di perkotaan dan
mereka yang tinggal di perdesaan atau pelosok. Sistem iuran pada BPJS
Ketenagakerjaan akan membawa konsekuensi masyarakat untuk
membiasakan diri akrab dengan budaya menabung. Solusi yang mungkin
dapat dijalankan adalah pemerintah pada tahap awal menyuntikkan dana
lewat APBN yang dikelola oleh BPJS, sebagai pelaksanaan sistem iuran
yang merupakan program pancingan untuk dapat diikuti dengan cara
menabung oleh tenaga kerja.
Selama ini budaya menabung terkait dengan lembaga keuangan semisal
bank hanya dapat dinikmati oleh masyarakat perkotaan dan kelas
menengah, sedangkan masyarakat pelososk negeri belum seluruhnya
mampu mengakses pelayanan publik ini. Untuk itu diperlukan kerja keras
dalam sosialisasi mengenai skema jaminan sosial yang diterapkan. Terkait
dengan program jaminan sosial banyak masyarakat yang tidak paham dan
24 http://tumoutonews.com/2019/06/09/jumlah-penduduk-indonesia-2019/
25 http://m.detik.com/news/berita/d-4537691/bpjs-ketenagakerjaan-belum -penuhi-target-peserta
20
mengerti kegunaan dan keuntungan program. Tingkat pendidikan juga
berpengaruh terhadap akses komunikasi dan akses pengetahuan bagi
pekerja terhadap jaminan sosial nasional. Mengingat kondisi tingkat
pendidikan di Indonesia khususnya di daerahpelosok masuh cukup minim.
Karena pendidikan seseorang merupakan aspek yang berpengaruh
terhadap tingkat pengetahuan seseorang sedangkan pengetahuan sebagai
prasyarat dalam melaksanaan suatu misi program. Untuk itu sosialisasi
dari berbagai pihak terhadap jaminan sosial perlu dilakukan secara intensif
terutama bagi penduduk yang berpendidikan rendah termasuk pekerja
informal.26
2) Kemiskinan ekonomi
Pendapatan sangat berpengaruh terhadap keikutsertaan pekerja dalam
jaminan sosial. Hal ini berkaitan dengan kemampuan iuran terhadap
program itu sendiri, ini adalah faktor langsung. Oleh karena itu adanya
jaminan sosial nasional yang telah diterapkan pada tahun 2013 ini
diharapkan mampu manjadi pelindung dalam menghadapi kesulitan
ekonomi, terutama bagi pekerja di sektor informal. Dengan jenis pekerjaan
yang tidak terlindungi maka akan menambah beban dalam menghadapi
banyak persoalan.27
3) Kelembagaan
Dalam pelaksanaan jaminan sosial masih mengalami kendala, kendala
ketiga adalah birokrasi. Birokrasi yang masih rumit dan tidak efisien telah
memperlambat pelayanan jaminan sosial nasional. Karena dalam berbagai
kebijakan pemerintah tidak mampu memutus sekat birokrasi rumit menjadi
yang praktis dan cepat. Oleh karena itu dalam sistem jaminan sosial
nasional, yang diperlukan adalah sistem yang praktis. Mengutip dari
26 Triyono dan Soewartoyo, Kendala Kepesertaan Program Jaminan Sosial Terhadap Pekerja di
Sektor Informal: Studi Kasus di Kota Surabaya, Jurnal Hukum Prioris, Vol. 3, No. 3, 2013, hal.
33-35
27 Triyono dan Soewartoyo, Kendala Kepesertaan Program Jaminan Sosial Terhadap Pekerja di
Sektor Informal: Studi Kasus di Kota Surabaya, Jurnal Hukum Prioris, Vol. 3, No. 3, 2013, hal. 35
dan 37
21
Talcott Parson, agar sistem berjalan maka memperhatikan 4 aspek yaitu
antara lain adaptasi, tujuan, integrasi dan pemeliharan. Aspek adaptasi
meliputi budaya masyarakat, sistem kerja badan penyelenggara, serta
pemerintah. Dalam aspek ini pemerintah dan badan perlindungan jaminan
sosial nasional perlu memperhatikan aspirasi masyarakat. Selain itu dalam
pelaksanaan perlu memperhatikan aspek budaya masyarakat setempat.
Selain masyarakat, badan penyelenggaran juga harus mampu beradaptasi
dengan pola kerja yang telah diundang-undangkan. Langkah selanjutnya
adalah aspek tujuan. Badan penyelenggara jaminan sosial harus memiliki
tujuan dan sasaran target yang jelas. Setelah kedua aspek terpenuhi maka
langkah selanjutnya adalah integrasi. Adanya keterkaitan antar-sistem
yang berlaku.
Integrasi dalam hal ini bukan hal hanya dalam tataran perundang-
undangan namun dalam implementasi kebijakan. Semua element terkait
badan pelaksana jaminan sosial nasional dengan kementrian maupun
lembaga pemerintah mampu bersinergi dan berintegrasi untuk
mensukseskan pelaksanaan program jaminan sosial nasional. Karena tanpa
adanya integrasi maka sistem yang dibangun tidak berjalan. Agar program
ini dapat berjalan dan bersinergi maka harus ada pemeliharaan terhadap
sistem tersebut. Adapun latency (pemeliharaan) terhadap sistem yang
berjalan meliputi aspek evaluasi dan komunikasi antar instansi terkait.
Aspek evaluasi memiliki arti penting untuk mengetahui kelemahan serta
kelebihan sistem yang telah dijalankan. Dari hasil evaluasi ini dapat
diketahui berbagai target yang telah dipenuhi serta berbagai masukan
dalam pengambilan kebijakan untuk program kedepan.28
28 Triyono dan Soewartoyo, Kendala Kepesertaan Program Jaminan Sosial Terhadap Pekerja di
Sektor Informal: Studi Kasus di Kota Surabaya, Jurnal Hukum Prioris, Vol. 3, No. 3, 2013, hal.
37-39
22
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
BPJS Ketenagakerjaan merupakan sebuah Badan Penyelenggara Jaminan
Ketenagakerjaan di mana merupakan badan hukum publik yang dibentuk
berdasarkan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 yang bertanggung jawab
kepada presiden dan berfungsi menyelenggarakan program Jaminan
Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Hari Tua (JHT), Jaminan Pensiun (JP),
Jaminan Kematian (JKm) di mana sesuai dalam ketentuan Undang-Undang
SJSN bagi seluruh pekerja di Indonesia.
Berdasarkan data pada Worldometers mencatat bahwa jumlah penduduk
Indonesia pada tahun 2019 adalah 271.154.718 jiwa. Sedangkan penduduk
dengan kelompok umur 15-64 tahun (usia produktif) adalah 183.360.000
jiwa atau 68,7% dari jumlah penduduk Indonesia. Sedangkan dalam data
BPJS Ketenagakerjaan mengatakan bahwa jumlah peserta yang terdaftar baru
mencapai 51 juta jiwa per 06 Mei 2019. Dari data tersebut dapat dikatakan
bahwa 27,8% dari penduduk usia produktif telah terdaftar di BPJS
Ketenagakerjaan. Ada beberapa faktor yang menjadi kendala bidang
kepesertaan dalam pengenalan program BPJS Ketenagakerjaan yaitu
1) Faktor pengetahuan dan pendidikan
2) Kemiskinan ekonomi
3) Kelembagaan
B. Saran
1) Untuk Fakultas Ekonomi dan Bisni Islam sebagai pengelola praktik
a. Untuk kedepannya diharapkan pembekalan PPL dilaksanakan lebih
tepat waktu agar tidak terjadi pembuangan waktu
23
b. Meningkatkan komunikasi dengan peserta ataupun dengan lembaga ppl
untuk memastikan bahwa PPL berjalan dengan baik
2) Untuk Instansi atau lembaga tempat praktik
Dari permasalahan yang saya ambil seperti yang telah diuraikan di atas,
diharap dapat menjadi acuan khususnya bidang kepesertaan dalam
menrancang strategi dalam pengenalam program BPJS Ketenagakerjaan
pada masyarakat
3) Untuk mahasiswa sebagai peserta praktik
a. Lebih disiplin lagi dalam melaksanakan kegiatan PPL
b. Ketepatan waktu di tempat PPL harus lebih diperhatikan
c. Pengalaman bekerja di tempat PPL dijadikan ilmu baru, seperti
manajemen ilmu, membangun komunikasi yang baik dan sikap saling
menghargai.
24
DAFTAR RUJUKAN
http://bpjsketenagakerjaan.go.id
http://m.detik.com/news/berita/d-4537691/bpjs-ketenagakerjaan-belum -penuhi-
target-peserta
http://tumoutonews.com/2019/06/09/jumlah-penduduk-indonesia-2019/
Husni, Lahu. 2014. Pengantar Hukum Ketenagakerjaan. Jakarta: Raja Grafindo
Persada
Peraturan BPJS Ketenagakerjaan Nomor 5 Tahun 2015 Tentang Tata Cara
Pemberian Nomor, Sertifikat, Perubahan Data Kepesertaan dan
Pembayaran Iuran Program Jaminan Pensiun Pasal 1
Peraturan BPJS Ketenagakerjaan Nomor 5 Tahun 2015 Tentang Tata Cara
Pemberian Nomor, Sertifikat, Perubahan Data Kepesertaan dan
Pembayaran Iuran Program Jaminan Pensiun Pasal 2
Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan Program
Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian pasal 1
Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan Program
Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian pasal 4
Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan Program
Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian pasal 5
Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2019 Tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 44 Tahun 2015 Tntang Penyelenggaraan Program
Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian pasal 25
Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2019 Tentang Perubahan Peraturan
Pemerintah Nomor 44 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Program
Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian pasal 34
Triyono dan Soewartoyo. 2013. Kendala Kepesertaan Program Jaminan Sosial
Terhadap Pekerja di Sektor Informal: Studi Kasus di Kota Surabaya.
Jurnal Hukum Prioris. Vol. 3. No. 3
Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28H Tentang Hak Asasi Manusia
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1969 Tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok
Tenaga Kerja
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan Pasal 1
25
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan Bab I pasal 1
ayat 2
Asyhadie, Zaeni. 2007. Aspek-aspek Hukum Jaminan Sosial Tenaga Kerja di
Indonesia. Mataram: Rajawali Pers
Zenda, Rizki Herdian dan Suparno. 2017. Peranan Sektor Industri Terhadap
Penyerapan Tenaga Kerja di Kota Surabaya. Jurnal Ekonomi dan
Bisnis. Vol. 2. No. 1
26
BERITA ACARA HARIAN INDIVIDUAL
PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) GELOMBANG I
JURUSAN EKONOMI SYARI’AH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM IAIN TULUNGAGUNG
TAHUN 2020
Pada minggu ini tanggal 07-10 Januari 2020, bertempat di lembaga BPJS
Ketenagakerjaan KCP Tulungagung, telah dilaksanakan PPL Gelombang I jurusan
Ekonomi Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Tulungagung Tahun
2020 oleh mahasiswa dengan identitas sebagai berikut :
Nama/NIM/Jurusan :Fatimatus Zahro/ 12402173679/ Ekonomi Syariah
Bentuk kegiatan adalah :
Selasa, 7 Januari 2020, dimulai dari rutinitas setiap pagi, yaitu melakukan
brifing bersama seluruh pegawai BPJS Ketenagakerjaan KCP Tulungagung.
Setelahnya kami mendapatkan tugas untuk mengklasifikasikan berkas-berkas
produk BPJS Ketenagakerjaan, yaitu Jaminan Pensiun, Jaminan Hari Tua,
Jaminan Kematian, dan Jaminan Kecelakaan Kerja. Diantara dari berkas-berkas
tersebut seperti Jaminan Hari Tua dan Jaminan Pensiun. Selain itu, kami para
anggota PPL di BPJS Ketenagajerjaan dianjurkan membuat kartu tenaga kerja
untuk kami. Produk BPJS yang digunakan adalah Jaminan Kematian dan Jaminan
Kecelakaan Kerja. Pembuatan kartu tenaga kerja untuk kami anggota PPL untuk
menja jika suatu saat selama kegiata PPL kami mengalami kecelakaan saat
menuju atau pulang dali tempat PPL dan saat melakukan kegiatan PPL di lembaga
tempat PPL.
Rabu, 8 Januari 2020, seperti biasa kami melakukan rutinitas setiap pagi, yaitu
brifing bersama seluruh pegawai BPJS Ketenagakerjaan KCP Tulungagung.
Setelahnya kami mendapatkan tugas untuk merekap daftar inventaris ruangan
yaitu ruang rapat, kepesertaan, pelayanan, arsip, mushola, dan dapur. Kegiatan
merekap ini dilakukan untuk mengetahui inventaris apa saja yang ada dalam
suatu ruangan, hal ini dikarenakan BPJS Ketenagakerjaan KCP Tulungagung baru
27
saja direnovasi sehingga ada beberapa barang yang dipindahkan ke ruangan
lainnya Kemudian kami merekap memo pada bulan Desember 2019. Perekapan
memo di sini bertujuan untuk mengetahui hal apa yang kurang, perlu untuk
diperbaiki dan lain sebagainya. Setelahnya kami mengklasifikasikan berkas-
berkas Jaminan Kematian, Jaminan Hari Tua, dan Jaminan Pensiun.
Kamis, 9 Januari 2020, seperti hari-hari sebelumnya kami melakukan rutinitas
setiap pagi, yaitu brifing bersama seluruh pegawai BPJS Ketenagakerjaan KCP
Tulungagung. Kemudian kami diberi tugas membuat dan menyusun undangan
untuk penagihan iuran para peserta BPJS ketenagakerjaan Tulungagung yang
belum membayar iuran. Setelahnya kami melanjutkan merekap inventaris yang
kemarin sudah direkap. Perekapan ini dilakukan untuk mengetahui barang apa
saja yang sudah berpindah ruangan, masih ada ataupun sudah tidak digunakan lagi
di mana barang yang kebanyakan sudah digunakan berada di gudang. Kemudian
kami mengklasifikasikan berkas-berkas Jaminan Pensiun, Jaminan Hari Tua,
Jaminan Kematian, dan Jaminan Kecelakaan Kerja
Jum’at, 10 Januari 2020, seperti biasa kami memulainya dengan melakukan
brifing bersama seluruh pegawai BPJS Ketenagakerjaan KCP Tulungagung.
Kemudian kami melanjutkan merekap inventaris ruangan dan mencari barang-
barang yang didata sebelumnya ada di ruangan namun karena adanya renovasi
barang-barang tersebut berpindah tempat. Pada hari ini tidak terlalu banyak tugas
yang saya kerjakan dikarenakan pembimbing di lokasi PPL atau dosen pamong
kami yang bernama ibu Riessa Roseline bersama dengan rekannya bernama ibu
Sarah cuti karena mendapat tugas keluar kota. Sehingga beberapa karyawan untuk
sementara waktu menggantikan tugas mereka.
Tulungagung, 10 Januari 2020
MENGETAHUI :
Pembimbing/Dosen Pamong
Riessa Roseline
28
BERITA ACARA HARIAN INDIVIDUAL
PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) GELOMBANG I
JURUSAN EKONOMI SYARI’AH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM IAIN TULUNGAGUNG
TAHUN 2020
Pada minggu ini tanggal 13-17 Januari 2020, bertempat di lembaga BPJS
Ketenagakerjaan KCP Tulungagung, telah dilaksanakan PPL Gelombang I jurusan
Ekonomi Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Tulungagung Tahun
2020 oleh mahasiswa dengan identitas sebagai berikut :
Nama/NIM/Jurusan :Fatimatus Zahro/ 12402173679/ Ekonomi Syariah
Bentuk kegiatan adalah :
Senin, 13 Januari 2020, dimulai dari rutinitas setiap pagi, yaitu melakukan
brifing bersama seluruh pegawai BPJS Ketenagakerjaan KCP Tulungagung.
Setelahnya kami mendapatkan tugas untuk mencetak kartu BPJS
Ketenagakerjaan. Kemudian kami mengklasifikasikan dokumen permohonan
perlindungan program BPU (Bukan Penerima Upah).
Selasa, 14 Januari 2020, dimulai dari rutinitas setiap pagi, yaitu melakukan
brifing bersama seluruh pegawai BPJS Ketenagakerjaan KCP Tulungagung. Hari
ini saya mendapatkan tugas ke Disnaker untuk memonitoringg cetak kartu LTSA
TA program PMI (Pekerja Migran Indonesia) dan menginput data PMI.
Rabu, 15 Januari 2020, dimulai dari rutinitas setiap pagi, yaitu melakukan
brifing bersama seluruh pegawai BPJS Ketenagakerjaan KCP Tulungagung.
Setelahnya kami mendapatkan tugas untuk kami mengklasifikasikan berkas-
berkas Jaminan Hari Tua (JHT). Kemudian kami merekap berkas Jaminan Hari
Tua dan BUBM.
Kamis, 16 Januari 2020, dimulai dari rutinitas setiap pagi, yaitu melakukan
brifing bersama seluruh pegawai BPJS Ketenagakerjaan KCP Tulungagung.
Setelahnya kami mendapatkan tugas untuk melengkapi berkas voucher Jaminan
29
Hari Tua. Kemudian kami mengklasifikasikan berkas-berkas Jaminan Hari Tua
(JHT).
Jum’at, 17 Januari 2020, dimulai dengan senam pagi kemudian dilanjutkan
dengan rutinitas setiap pagi, yaitu melakukan brifing bersama seluruh pegawai
BPJS Ketenagakerjaan KCP Tulungagung. Setelahnya kami mendapatkan tugas
untuk kami mengklasifikasikan berkas-berkas Jaminan Hari Tua (JHT). Kemudian
kami mendapatkan tugas dari mas Mahesa untuk mencari usaha yang sudah
memiliki izin usaha namun belum terdaftar di BPJS Ketenagakerjaan yaitu per
anak minimal 5 usaha.
Tulungagung, 17 Januari 2020
MENGETAHUI :
Pembimbing/Dosen Pamong
Riessa Roseline
30
BERITA ACARA HARIAN INDIVIDUAL
PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) GELOMBANG I
JURUSAN EKONOMI SYARI’AH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM IAIN TULUNGAGUNG
TAHUN 2020
Pada minggu ini tanggal 20-24 Januari 2020, bertempat di lembaga BPJS
Ketenagakerjaan KCP Tulungagung, telah dilaksanakan PPL Gelombang I
jurusan Ekonomi Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Tulungagung
Tahun 2020 oleh mahasiswa dengan identitas sebagai berikut :
Nama/NIM/Jurusan :Fatimatus Zahro/ 12402173679/ Ekonomi Syariah
Bentuk kegiatan adalah :
Senin, 20 Januari 2020, dimulai dari rutinitas setiap pagi, yaitu melakukan
brifing bersama seluruh pegawai BPJS Ketenagakerjaan KCP Tulungagung.
Setelahnya kami mendapatkan tugas mengklasifikasikan berkas klaim per bulan
Januari. Kemudian kami mengklasifikasikan berkas-berkas Jaminan Hari Tua
(JHT). Setelahnya kami menyetorkan daftar nama usaha di Tulungagung yang
minggu lalu ditugaskan oleh mas Mahesa, yaitu usaha yang sudah memiliki izin
usaha namun belum mendaftarkan diri di BPJS Ketenagakerjaan. Lalu daftar
nama usaha tersebut dicek lagi oleh mas Mahesa apakah sudah benar-benar
mengikuti BPJS Ketenagakerjaan atau belum. Kemudian nama usaha yang benar-
benar belum mengikuti BPJS Ketenagakerjaan saya rekap yang nantinya untuk
pembuatan SP I. Setelah merekap daftar nama usaha dan dikirimkan ke e-mail
mas Mahesa, kami mengklasifikasikan berkas-berkas Jaminan Hari Tua (JHT).
Selasa, 21 Januari 2020, dimulai dari rutinitas setiap pagi, yaitu melakukan
brifing bersama seluruh pegawai BPJS Ketenagakerjaan KCP Tulungagung.
Dalam brifing saya ditugaskan untuk mendata atau mencari calon peserta BPJS
Ketenagakerjaan dari pasar Boyolangu sampai Barat pasar Campurdarat bersama
dengan mas Mahesa. Dalam pendataan tersebut yang menjadi sasaran kami adalah
toko ataupun usaha yang ramai dan diperkirakan keuangannya stabil. Setelahnya
31
kami kembali ke kantor BPJS Ketenagakerjaan, lalu hasil dari pendataan tersebut
saya rekap untuk nantinya dibuatkan SP I.
Rabu, 22 Januari 2020, dimulai dari rutinitas setiap pagi, yaitu melakukan
brifing bersama seluruh pegawai BPJS Ketenagakerjaan KCP Tulungagung.
Setelahnya kami mengklasifikasikan berkas-berkas Jaminan Hari Tua (JHT).
Kemudian saya, teman saya Nurizka, dan mas Mahesa mengantarkan SP I ke
usaha yang sudah memiliki izin usaha dan belum mendaftarkan diri di BPJS
Ketenagakerjaan (tugas yang diberikan mas Mahesa minggu lalu). Kami
mengantarkan SP I ke UD Primadona Kue Gethi bu Suparmi di desa Jabalsari,
pabrik tas fooboo di desa Purworejo, pabrik gula merah pak Budi di desa
Sambijajar (namun kami tidak bertemu dengan pemiliknya karena pemiliknya
sedang tidak ada di rumah), UD Isabel di desa Karangrejo, jenang tradisional pak
Lasimun di desa Bono, dan jenang tradirional Barokah di desa Bono.
Kamis, 23 Januari 2020, dimulai dari rutinitas setiap pagi, yaitu melakukan
brifing bersama seluruh pegawai BPJS Ketenagakerjaan KCP Tulungagung.
Setelahnya kami mencetak kartu peserta dan memasukkannya ke amplop bersama
dengan sertifikat kepesertaan. Kemudian menempelkan klaim Jaminan Hari Tua
(JHT) dan BUBM di buku harian. Mengetik pernyataan klami JHT dan
mengklasifikasikan berkas JHT dan JP. Setelahnya saya, Nurizka, dan mas
Mahesa mengantarkan sisa SP I ke Pabrik Ketjap Cap Kuda, Jamboland
Waterpark Tulungagung, Pabrik Mi CV. Subur Jaya Tulungagung, dan PT.
Cahaya Pasific Raya. Namun ternyata Pabrik Ketjap Cap Kuda, Jamboland
Waterpark Tulungagung, dan Pabrik Mi CV Subur Jaya sudah terdaftar menjadi
peserta BPJS Ketenagakerjaan di Blitar. Memang menurut informasi yang pernah
saya dapatkan bahwa ada banyak usaha di Tulungagung yang sudah menjadi
peserta BPJS Ketenagakerjaan di Blitar. Dan rencananya kepesertaan usaha
tersebut akan dipindah ke Tulungagung setelah mendapatkan persetujuan dari
Kanwil. Setelah mengantar SP I kami lanjutkan dengan mencari rumah salah satu
peserta BPJS Ketenagakerjaan yang beralamatkan di desa Moyoketen. Pencarian
peserta ini dikarenakan ada kesalahan berkas yang dibawa oleh peserta tersebut.
32
Jum’at, 24 Januari 2020, hari ini tidak dilakukan brifing dikarenakan pak
Supardi sedang ada tugas. Jadi hari ini dimulai dengan menempelkan klaim JHT
dan BUBM ke buku harian. Kemudian kami melipat dan memasukkan surat
terkait dengan pemberian kartu kepesertaan pada peserta baru ke dalam amplop
dan nantinya akan dikirim ke perusahan terkait melalui kantor pos.
Tulungagung, 24 Januari 2020
MENGETAHUI :
Pembimbing/Dosen Pamong
Riessa Roseline
33
BERITA ACARA HARIAN INDIVIDUAL
PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) GELOMBANG I
JURUSAN EKONOMI SYARI’AH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM IAIN TULUNGAGUNG
TAHUN 2020
Pada minggu ini tanggal 27-31 Januari 2020, bertempat di lembaga BPJS
Ketenagakerjaan KCP Tulungagung, telah dilaksanakan PPL Gelombang I
jurusan Ekonomi Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Tulungagung
Tahun 2020 oleh mahasiswa dengan identitas sebagai berikut :
Nama/NIM/Jurusan :Fatimatus Zahro/ 12402173679/ Ekonomi Syariah
Bentuk kegiatan adalah :
Senin, 27 Januari 2020, dimulai dari rutinitas setiap pagi, yaitu melakukan
brifing bersama seluruh pegawai BPJS Ketenagakerjaan KCP Tulungagung.
Setelahnya kami mendapat tugas untuk melengkapi dokumen atau berkas klaim
Jaminan Hari Tua. Kemudian saya dan mas Mahesa mengantarkan kartu
kepesertaan ke Karya Anugerah Motor, Hotel Istana, dan mengambil berkas yang
berkaitan dengan kepesertaan di Panen Resto. Setelah saya mendapatkan tugas
untuk merekap berkas klaim Jaminan Hari Tua.
Selasa, 28 Januari 2020, dimulai dari rutinitas setiap pagi, yaitu melakukan
brifing bersama seluruh pegawai BPJS Ketenagakerjaan KCP Tulungagung.
Setelahnya kami mendapat tugas untuk merekap laporan klaim tanggal 28 Januari
2020, yaitu 10 klaim Jaminan Hari Tua dan 1 klaim Jaminan Pensiun.
Rabu, 29 Januari 2020, dimulai dari rutinitas setiap pagi, yaitu melakukan
brifing bersama seluruh pegawai BPJS Ketenagakerjaan KCP Tulungagung.
Setelahnya kami mendapat tugas untuk menyusun surat perihal kepesertaan
program jaminan social BPJS Ketenagakerjaan sebanyak 150 surat untuk aparatur
desa, 138 surat untuk usaha, dan 145 surat untuk sekolah.
Kamis, 30 Januari 2020, hari ini tidak dilakukan brifing dikarenakan pak
Supardi sedang ada tugas dinas ke Surabaya. Jadi hari ini dimulai dengan
34
membantu menyiapkan kegiatan acara IIK (Ibu-Ibu Karyawan) yang akan
dilaksanakan pada tanggal 31 Januari 2020. Setelahnya kami menyiapkan
bingkisan untuk perpisahan pada salah satu rekan kerja para pegawai BPJS
Ketenagakerjaan KCP Tulungagung.
Jum’at, 31 Januari 2020, hari ini tidak dilakukan brifing dikarenakan pak
Supardi sedang ada tugas dinas ke Surabaya. Jadi hari ini kami diberi tugas
merekap dan melengkapi dokumen atau berkas Jaminan Hari Tua tanggal 31
Januari 2020.
Tulungagung, 30 Januari 2020
MENGETAHUI :
Pembimbing/Dosen Pamong
Riessa Roseline
35
BERITA ACARA HARIAN INDIVIDUAL
PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) GELOMBANG I
JURUSAN EKONOMI SYARI’AH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM IAIN TULUNGAGUNG
TAHUN 2020
Pada minggu ini tanggal 03-07 Februari 2020, bertempat di lembaga BPJS
Ketenagakerjaan KCP Tulungagung, telah dilaksanakan PPL Gelombang I
jurusan Ekonomi Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Tulungagung
Tahun 2020 oleh mahasiswa dengan identitas sebagai berikut :
Nama/NIM/Jurusan :Fatimatus Zahro/ 12402173679/ Ekonomi Syariah
Bentuk kegiatan adalah :
Senin, 03 Februari 2020, dimulai dari rutinitas setiap pagi, yaitu melakukan
brifing bersama seluruh pegawai BPJS Ketenagakerjaan KCP Tulungagung.
Setelahnya kami mendapat tugas untuk menyusun dan melengkapi berkas
Jaminan Hari Tua pada formulir BPU (Bukan Penerima Upah) yang di klaim
tanggal 3 Februari 2020.
Selasa, 04 Februari 2020, dimulai dari rutinitas setiap pagi, yaitu melakukan
brifing bersama seluruh pegawai BPJS Ketenagakerjaan KCP Tulungagung.
Setelahnya kami mendapat tugas untuk melengkapi berkas voucher Jaminan Hari
Tua dengan tanggal cetak 04 Februari 2020. Kemudian saya dan mas Mahesa
mengantarkan kartu kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan ke toko Ojonyono dan ke
rumah salah satu peserta BPJS Ketenagakerjaan yang bernama pak Heri yang
beralamatkan di desa Tamanan.
Rabu, 05 Februari 2020, dimulai dari rutinitas setiap pagi, yaitu melakukan
brifing bersama seluruh pegawai BPJS Ketenagakerjaan KCP Tulungagung.
Setelahnya saya dan mas Mahesa ke DPM PTSP (Dinas Penanaman Modal dan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu) untuk memberikan sosialisasi pada para
pengusaha yang usahanya sudah terdaftarkan atau mendapatkan izin. Setelahnya
kami ke Rhema Photography untuk mengantarkan surat terkait dengan
36
pemberitahuan iuran. Kemudian saya dan teman-teman mendapatkan tugas untuk
melengkapi voucher Jaminan Pensiun sebanyak 18 berkas.
Kamis, 06 Februari 2020, dimulai dari rutinitas setiap pagi, yaitu melakukan
brifing bersama seluruh pegawai BPJS Ketenagakerjaan KCP Tulungagung.
Setelahnya kami mendapat tugas untuk menyusun 45 berkas Jaminan Hari Tua
dan 1 berkas Jaminan Pensiun. Kemudian kami menyusun dan melengkapi
dokumen klaim Jaminan Hari Tua dengan menambahkan formulir ceklist daftar
klaim Jaminan Hari Tua 12 data. Setelahnya kami menyusun surat terkait dengan
pemberitahuan iuran. .
Jum’at, 07 Februari 2020, dimulai dari rutinitas setiap pagi, yaitu melakukan
brifing bersama seluruh pegawai BPJS Ketenagakerjaan KCP Tulungagung.
Setelahnya kami mendapat tugas untuk merekap berkas klaim Jaminan Hari Tua
dan BUBM. Kemudian dilanjutkan dengan menyususn bukti stampel 45 klaim
Jaminan Hari Tua dan 1 klaim Jaminan Pensiun.
Tulungagung, 07 Februari 2020
MENGETAHUI :
Pembimbing/Dosen Pamong
Riessa Roseline
37
38
39