laporan prak bgi

17
BAB III PEMBAHASAN 3.1. Stone Crusher 3.1.1. Peralatan Dalam tahap pemecahan batu dan sizing peralatan yang digunakan oleh PT. Aneka Dharma Persada antara lain : 1. Stone Crusher Stone Crusher atau dalam bahasa Indonesianya disebut Mesin Pemecah batu merupakan sebuah mesin yang banyak digunakan oleh perusahaan-perusahaan pertambangan untuk memecahkan batuan-batuan alam yang berukuran besar menjadi ukuran kecil dan sesuai dengan yang akan dibutuhkan. 2. Dump Truck Dalam tahap crushing Dump Truck digunakan sebagai alat angkut yang digunakan untuk mengangkut material batuan Andesit serta campuran material batu dan pasir dari stockpile menuju hopper maupun hasil crusher menuju tempat penampungan. 3. Excavator Alat ini berfungsi sebagai alat muat material yang berada di stockpile ke alat angkut (dump truck) untuk diangkut menuju hopper. 4. Wheel Loader Praktikum Bahan Galian Industri 1

Upload: joan-norris

Post on 06-Dec-2015

62 views

Category:

Documents


18 download

DESCRIPTION

Laporan Praktikum

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Prak BGI

BAB III

PEMBAHASAN

3.1. Stone Crusher

3.1.1. Peralatan

Dalam tahap pemecahan batu dan sizing peralatan yang digunakan oleh PT.

Aneka Dharma Persada antara lain :

1. Stone Crusher

Stone Crusher atau dalam bahasa Indonesianya disebut Mesin Pemecah batu

merupakan sebuah mesin yang banyak digunakan oleh perusahaan-perusahaan

pertambangan untuk memecahkan batuan-batuan alam yang berukuran besar

menjadi ukuran kecil dan sesuai dengan yang akan dibutuhkan.

2. Dump Truck

Dalam tahap crushing Dump Truck digunakan sebagai alat angkut yang

digunakan untuk mengangkut material batuan Andesit serta campuran material

batu dan pasir dari stockpile menuju hopper maupun hasil crusher menuju tempat

penampungan.

3. Excavator

Alat ini berfungsi sebagai alat muat material yang berada di stockpile ke alat

angkut (dump truck) untuk diangkut menuju hopper.

4. Wheel Loader

Berfungsi untuk alat angkut bahan/material (agregat kasar dan agregat halus)

dari hasil proses crushing ke tempat tempat penumpukan material. Wheel loader

memiliki bucket untuk membawa material dan bergerak dengan menggunakan

roda karet, sehingga mobilitasnya tergolong cepat.

4.1.2.Bahan

Dalam proses stone crushing ini material yang diperlukan antara lain :

1. Batuan Andesit

Pemilihan batu andesit dalam pengolahan menjadi beton maupun aspal dipilih

karena andesit memiliki kekerasan yang cukup tinggi. Selain itu andesit juga

Praktikum Bahan Galian Industri 1

Page 2: Laporan Prak BGI

merupakan campuran yang baik karena memperkecil nilai abrasi pada campuran

beton maupun aspal.

2. Pasir

Pasir merupakan material yang dibutuhkan untuk pembuatan beton dan

hotmix. Material pasir dalam pengolahan ini didapat dari penambangan pasir

rakyat di sungai Progo, daerah Kulon Progo dan pasir Gunung Merapi.

4.1.3.Prosedur Kerja

Tahap-tahap pekerjaan pemecahan pada crusher adalah :

1. Material berupa boulder batuan andesit maupun boulder andesit yang

bercampur dengan pasir dari stockpile dimuat ke dalam dump truck dengan

menggunakan backhoe excavator menuju hopper untuk proses pemecahan.

2. Material tersebut akan berpindah ke bagian pemrosesan melalui belt

conveyor. Pada bagian ini mesin stone crusher akan menghancurkan batu dan

dan mengalirkan hasil pecahan batu.

3. Material yang sudah melalui crusher primer akan disaring dengan alat berupa

screening ke berbagai ukuran. PT. Aneka Dharma Persada memiliki 3 mesin

stone crusher proses sizing yang berbeda-beda yaitu :

4. Material yang telah melalui proses screening kemudian dialirkan ke tempat

penampungan sementara dengan menggunakan belt conveyor sesuai dengan

ukuran masing-masing di tiap belt conveyor.

5. Material yang sudah melalui crusher primer apabila tidak sesuai dengan

spesifikasi yang diinginkan akan mengalami penghancuran material kembali

dengan crusher sekunder. Setelah proses ini material akan mengalami proses

screening kembali sampai memenuhi spesifikasi yang diinginkan.

PT. Aneka Dharma Persada melakukan kegiatan crushing material setiap hari

sesuai dengan kebutuhan untuk proses Asphalt Mixing dan Batching Plant. Ketiga

unit stone crusher mempunyai produktivitas yang cukup baik dan mampu bekerja

mencapai 20 jam setiap harinya.

Praktikum Bahan Galian Industri 2

Page 3: Laporan Prak BGI

Stone Crusher 1 memiliki kemampuan pemecahan dan pemisahan batuan 40-

50 ton/jam, sedangkan untuk stone crusher 2 dan 3 memiliki kemampuan 65-70

ton/jam.

4.1.4.Produk Hasil Pengolahan

PT. Aneka Dharma Persada memiliki tiga unit stone crusher yang

menghasilkan produk pengolahan pemecah dan pemisah batu yang berbeda-

berbeda. Produk hasil pengolahan dari ketiga unit tersebut adalah :

a. Stone Crusher 1

Stone crusher pertama menghasilkan produk pengolahan batuan andesit dan

pasir untuk Agregat kelas A dan B. Agregat kelas A dan B adalah material yang

digunakan untuk pondasi dalam proses pengaspalan.

b. Stone Crusher 2

Unit kedua ini berfungsi untuk menghasilkan split dan pasir yang akan

digunakan dalam pengolahan Asphalt Mixing Plant. Pada alat ini material yang

diolah adalah material yang memiliki kualitas dan kekerasan paling baik. Stone

crusher kedua ini memproduksi material menjadi 4 fraksi yaitu:

Unit kedua ini berfungsi untuk menghasilkan split dan pasir yang akan

digunakan untuk pengolahan Beton (Batching Plant). Material yang dihasilkan

adalah:

- Split (agregat kasar), yaitu material pecahan batuan andesit dengan ukuran

maksimal 25 mm.

- Agregat halus (pasir), yaitu material hasil pecahan batuan dan campuran pasir

yang mempunyai maksimal ukuran 16 mm.

3.2. Batching Plant

Batching plant merupakan alat yang berfungsi untuk

mencampur/memproduksi beton ready mix dalam produksi yang besar. Batching

plant digunakan agar produksi beton ready mix tetap dalam kualitas yang baik,

sesuai standar, nilai slump test dan strength-nya stabil sesuai yang diharapkan,

untuk itu komposisi material harus terkendali. Dalam artikel kali ini, dipakai tipe

Praktikum Bahan Galian Industri 3

Page 4: Laporan Prak BGI

dry mixed. Tipe dry mixed yaitu batching plant yang fungsinya hanya untuk

menimbang saja, pengadukan beton ready mix dilakukan pada concrete mixer

truck. Semua material yang akan diaduk, sebelumnya ditimbang sesuai dengan

mix design dengan memperhitungkan kandungan air dalam material, baik dalam

agregat kasar maupun agregat halus (pasir).

PT. Aneka Dharma Persada memiliki 2 unit Batching Plant yang berada di

Piyungan dan Sedayu. Batching Plant di cabang Piyungan hanya mengolah beton

tipe dry mixed.

3.2.1. Peralatan

1. Batching Plant

Bagian-bagian batching plant antara lain:

a. Cement silo, berfungsi untuk tempat penyimpanan semen dan menjaga semen

agar tetap baik.

b. Belt conveyor, berfungsi untuk menarik bahan/material (agregat kasar dan

agregat halus) ke atas dari bin ke storage bin.

c. Bin, berfungsi sebagai tempat pengumpulan bahan/material (agregat kasar

dan agregat halus) yang berasal dari penumpukan bahan di stockpile dengan

bantuan wheel loader untuk di tarik ke atas (storage bin).

d. Storage bin, digunakan untuk pemisah fraksi agregat. Storage bin dibagi

menjadi 4 (empat) fraksi, yaitu: agregat butir kasar (split), butir menengah

(screening), butir halus (pasir), dan fly ash.

e. Timbangan pada alat batching plant dibagi menjadi 3 (dua) macam, yaitu:

timbangan untuk agregat, timbangan untuk semen, dan timbangan untuk air.

f. Dosage pump, digunakan untuk penambahan bahan admixture seperti

retarder.

g. Tempat penampungan air yang berfungsi sebagai supply kebutuhan air pada

ready mix.

2. Dump truck

Berfungsi untuk mengangkut bahan/material (agregat kasar dan agregat

halus) hasil pengolahan ke stockpile.

Praktikum Bahan Galian Industri 4

Page 5: Laporan Prak BGI

3. Wheel loader

Berfungsi untuk alat angkut bahan/material (agregat kasar dan agregat halus)

dari tempat penumpukan material menuju ke bin. Wheel loader memiliki bucket

untuk membawa material dan bergerak dengan menggunakan roda karet, sehingga

mobilitasnya tergolong cepat.

4. Cement truck

Berfungsi sebagai pengangkutan semen curah dari pabrik semen ke base

camp.

5. Concrete mixer truck

Adalah suatu kendaraan truk khusus yang dilengkapi dengan concrete mixer

yang fungsinya mengaduk/mencampur campuran beton ready mix, sama dengan

alat molen. Concrete mixer truck digunakan untuk mengangkut adukan beton

ready mix dari tempat pencampuran beton ke lokasi proyek. Concrete mixer truck

memiliki kapasitas 7 m3. Selama pengangkutan, mixer terus berputar dengan

kecepatan 8-12 putaran per menit agar beton tetap homogen dan beton tidak

mengeras. Prinsip kerja concrete mixer truck ini secara sederhana adalah sebagai

berikut:

Dalam drum terdapat bilah-bilah baja, ketika dalam perjalanan menuju lokasi

proyek, drum ini berputar perlahan-lahan berlawanan putaran jarum jam sehingga

adukan mengarah ke dalam. Perputaran di dalam bertujuan agar tidak terjadi

pergeseran ataupun pemisahan agregat sehingga adukan tetap homogen. Dengan

demikian, mutu beton akan selalu terjaga sesuai dengan kebutuhan rencana.

Ketika sampai di lokasi proyek dan pengecoran berlangsung, arah putaran drum

dibalikkan searah putaran jarum jam dan percepatan putaran diperbesar sehingga

adukan beton keluar. Proses pengiriman beton ready mix diatur dengan

memperhatikan jarak, kondisi lalu lintas, cuaca, dan suhu, karena hal-hal tersebut

dapat mempengaruhi waktu dalam pelaksanaan pekerjaan pengecoran.

3.2.2. Bahan Baku

Dalam pembuatan pengolahan beton bahan baku pembentuk beton adalah

agregat kasar (split, screening), agregat halus, semen, admixture, dan air.

Praktikum Bahan Galian Industri 5

Page 6: Laporan Prak BGI

1. Split dan screening adalah batu belah yang didapat dari hasil tambang andesit

yang telah diproses dengan stone crusher. Ukuran yang split yang digunakan

ada 2 ukuran yaitu split 1-2 dengan ukuran 10-20 mm dan split 2-3 dengan

ukuran 20-30 mm.

2. Agregat halus atau pasir didapat dari hasil pengolahan sizing oleh crusher,

memiliki ukuran maksimal 0,75 inchi. Selain pasir digunakan juga abu batu

yang merupakan hasil serpihan dari pengolahan split dan screening yang

ukurannya mendekati pasir.

3. Semen

PT. Aneka Dharma Persada menggunakan semen yang diproduksi oleh PT.

Semen Gresik. Pemilihan semen Gresik karena semen ini memiliki umur

pengerasan awal lebih tinggi.

4. Admixture

Admixture dipakai dalam pencampuran adukan beton dengan fungsi-fungsi

tertentu. Bahan mineral pembantu ini banyak ditambahkan ke dalam

campuran beton dengan berbagai tujuan, antara lain untuk mengurangi

pemakaian semen, mengurangi temperatur akibat reaksi hidrasi, mengurangi

atau menambah kelecakan beton segar.

5. Air

Air merupakan komponen yang dipakai untuk menghasilkan beton dengan

fungsi sebagai pelarut semua material tersebut.

3.2.3. Prosedur Kerja

Pengolahan beton PT. Aneka Dharma Persada untuk cabang Jl. Wonosari

km 11 hanya memproduksi dry mixed. Prosedur kerja pembuatan beton adalah:

1. Produksi beton diawali dengan memasukkan tabel mix design di komputer

batching plant yang kesemuanya adalah angka-angka yang menentukan berat

setiap komposisi pembuatan beton.

2. Setelah penentuan formula/mix design, operator Loader akan mengambil split

1-2, split 2-3, pasir, abu batu dari stockpile ke dalam loading bin.

Praktikum Bahan Galian Industri 6

Page 7: Laporan Prak BGI

3. Di bawah loading bin batching plant tersebut terdapat belt conveyor yang

akan memindahkan material seperti split, pasir, abu batu ke tempat masing-

masing untuk ditimbang sesuai dengan mix design yang sudah ditentukan.

6. Setelah masing-masing material ditimbang kemudian dipindahkan ke dalam

concrete mixer truck. Setelah material masuk ke dalam truk kemudian

ditambahkan admixture dan air sesuai mix design yang telah dibuat.

7. Pada tipe dry mixed ini pencampuran semua material dilakukan oleh concrete

mixer truck kemudian dibawa ke lokasi proyek.

Produktivitas batching plant yang dimiliki oleh PT. Aneka Dharma Persada

adalah 60-70 m3/jam dengan asumsi setiap 1 unit concrete mixer truck akan terisi

penuh selama 10 menit dari pengolahan dry mixed beton.

3.2.4.Produk Hasil Pengolahan

Batching Plant yang dimiliki PT. Aneka Dharma Persada menghasilkan

beberapa produk antara lain:

1. Beton tipe dry mixed yaitu hasil pencampuran semua bahan-bahan pembuat

beton sesuai dengan mix design sesuai dengan spesifikasi dan permintaan

konsumen atau kebutuhan pengerjaan konstruksi.

Pencampuran semua material yang telah diberi air dan admixture dilakukan

oleh concrete mixer truck kemudian dibawa ke lokasi proyek.

3.3. Asphalt Mixing Plant

3.3.1. Peralatan

1. Asphalt Mixing Plant (AMP)

AMP merupakan seperangkat peralatan yang menghasilkan produk berupa

campuran aspal panas. Bagian-bagian dari AMP antara lain:

Praktikum Bahan Galian Industri 7

Page 8: Laporan Prak BGI

a. Cold Bin

Cold Bin adalah tempat untuk menampung agregat yang menjadi bahan dasar

dari proses yang akan dilakukan AMP.

b. Conveyor

Conveyor belt yang digunakan pada AMP tidak banyak karena transfer

material hanya digunakan untuuk menghantar agregat dari Cold Bin ke Dryer

(dipasang pada sisi keluaran cold bin).

c. Dryer

Dryer menurut istilahnya yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia

dimaksudkan adalah pengering. Proses ini dilakukan sebab untuk menghasilkan

mutu hotmix yang baik maka agregat yang digunakan diupayakan tidak ada

kandungan airnya.

d. Hot Elevator

Hot elevator ini yang akan menaikkan agregat panas tersebut untuk 'diayak'

atau sizing pada screen. Screen pada AMP biasanya diletakkan di bagian atas

Main frame sehingga untuk tujuan tersebutlah maka digunakan unit Hot Elevator

ini.

e. Screen

Berdasarkan penempatan unit AMP yang disebutkan sebagai Main frame

adalah body utama yang tersusun secara bertingkat dimulai dari urutan yang

paling atas adalah screen. Screen disini digunakan untuk memisahkan/membagi

ukuran - ukuran agregat sehingga terpisah menjadi 4 ukuran yang berbeda

(sizing).

f. Hot Bin

Hot Bin diposisikan persis di bawah Screen sehingga agregat yang turun

secara gravitasi tertampung pada bagian ini. pada bagian bawahnya terdapat 'gate'

dengan bukaan hydraulik atau air cylider.

g. Timbangan

Praktikum Bahan Galian Industri 8

Page 9: Laporan Prak BGI

Timbangan disini persis dibawah Hot Bin, timbangan berfungsi melakukan

menimbang bobot  masing - masing fraksi agregat sesuai dengan Hasil akhir

campuran yang diinginkan.

h. Mixer

Mixer adalah kontruksi pengaduk biasanya disebut Pugmil. Mixer dilengkapi

dengan gate yang dioperasikan secara pneumatic

i. Filler

Filler adalah pemasuk untuk debu batu yang ikut memasok material ke dalam

mixer.

j. Aspal Tank

Tempat penyimpan aspal

k. BC Tank

l. Hot Oil Heater

m. Dust Collection System Dry type atau dengan Wet type Dust Collector

(optional).

Unit AMP selama melakukan prosesnya menghasilkan debu yang bisa

menggangu lingkungan oleh sebab itu unit AMP ini sebaiknya dilengkapi pula

dengan Dry atau Wet Cylone (unit ini relatif lebih murah) yaitu tabung cylo yang

menghisap debu hasil sisa pembakaran. Pilihan lain dari Dust Collection ini bisa

pula berupa Bag Filter (Berbentuk kotak yang didalamnya terdapat kondom

penyaring).

2. Wheel Loader

Berfungsi untuk alat angkut bahan/material (agregat kasar dan agregat halus)

dari tempat penumpukan material menuju ke bin.

3. Dump Truck

Berfungsi untuk mengangkut hasil mixing aspal yang sudah diolah ke tempat

pelaksanaan proyek maupun penjualan asphalt mixing.

3.3.2.Bahan Baku

Pengolahan aspal ini menggunakan beberapa bahan baku yang diperlukan

antara lain:

Praktikum Bahan Galian Industri 9

Page 10: Laporan Prak BGI

1. Bahan baku batu pecah/ agregat

Material yang diolah biasanya terdiri dari 4 fraksi yang terdiri dari Batu split

ukuran 20-30 dan 30-50 mm, pasir, debu batu. Jika demikian maka pada deretan

Cold bin akan ada 3 atau 4 hopper yang memiliki kapasitas tampung 3 - 5 Ton.

2. Bahan baku aspal

Aspal ialah bahan baku  yang digunakan untuk mengikat antara agregat yang

satu dengan yang lainya atau juga sebagai katalis agar agregat dapat menjadi satu

padu, kuat, keras dan tahan terhadap perubahan cuaca. Jenis aspal yang digunakan

adalah aspal emulsi yang diperoleh dari hasil penyulingan minyak bumi yang

berasal dari PT. Pertamina dan diimpor dari berbagai produsen yang ada maupun

luar negeri seperti Singapura.

Pemilihan bahan baku aspal ini penting dilakukan tergantung dengan proyek

yang dijalankan. Untuk proyek pengaspalan jalan raya atau perbaikan jalan

digunakan aspal dari Pertamina, sedangkan untuk proyek seperti bandara dan jalan

tol aspal yang digunakan adalah aspal dengan kualitas tinggi yang biasa diimpor

dari luar negeri.

3. Air

Air digunakan untuk pengolahan debu hasil sisa pembakaran, selain debu

yang sudah bersih yang dibuang ke udara debu tersebut juga disemprotkan air

agar mampu turun melalui saluran bawah untuk menuju kolam pengendapan.

3.3.3.Prosedur Kerja

Tahapan dalam Asphalt Mixing Plant ini adalah:

1. Wheel Loader akan mengangkut agregat yang diperoleh dari hasil

penambangan dan telah diproses di unit stone crusher yang kemudian

disimpan pada bin-bin dingin (Cool bin) yang sesuai dengan ukuran masing-

masing.

2. Dengan menggunakan belt conveyor material tersebut disuplai atau diangkut

menuju dryer untuk dikeringkan dengan unit dryer tujuannya untuk

menghilangkan kadar air, kadar air  harus seminim mungkin karena kalau

tidak akan berpengaruh pada pencampuran aspal nantinya. Proses

Praktikum Bahan Galian Industri 10

Page 11: Laporan Prak BGI

pengeringan pada dryer adalah dengan cara membakar agregat di dalam kiln

yang berputar dengan suhu ±1500 C proses pembakaran dengan menggunakan

bahan bakar solar lama pembakaran ini belangsung selama ± 45 detik dengan

kapasitas ± 80 ton/jam.

3. Agregat yang panas yang telah melalui proses pembakaran dari dryer

selanjutnnya di bawa oleh hot elevator menuju ke atas tower untuk dilakukan

pemisahan pada hot screen, proses  pemisahan agregat ini adalah dengan cara

gravitasi agregat dijatuhkan pada ayakan/screen yang dirancang sedikit

miring agar dapat mengayak atau memisahkan agregat sesuai dengan

ukurannya     masing-masing. Pada screen dilengkapi alat bantu yaitu vibrator

yang berfungsi untuk menggetarkan ayakan agar terjadi ayakan yang optimal.

Agregat yang telah disaring/dipisahkan berdasarkan ukurannya kemudian

masuk pada unit hot bin guna untuk menampung sementara agregat yang

akan masuk pada timbangan.

4. Proses akhir Mixer adalah alat untuk proses pencampuran dimana agregat

yang telah dipanaskan dan telah melalui timbangan ditakar sesuai dengan

komposisi yang diinginkan selanjutnya dituangkan kedalam mixer dengan

membuka pintu bin panas menggunakan sistem hidrolik yang dikendalikan

secara otomatis/manual.

5. Proses pencampuran pada mixer adalah proses pencampuran antara agregat

panas, aspal, dan filler  dengan suhu ± 1500C  cara pengadukan dilakukan

dengan memutar poros pengaduk dengan menggunakan motor listrik lama

pengadukan antara 30-40 detik pengadukan dengan kapasitas 800 kg/ 30-40

detik setelah itu agregat yang telah sehomogen mungkin.

6. Agregat yang telah benar-benar tercampur akan dituang langsung  ke dalam

truk pengankut dengan cara membuka pintu bukaan yang ada pada bagian

bawah mixer dengan control hidrolik. Truk Pengangkut tersebut akan ditutup

menggunakan terpal di atasnya untuk menjaga suhu aspal. Campuran aspal

beton yang telah keluar dari mixer ini bersuhu  ± 1500C dan setiap jamnya

suhunya akan berkurang ± 2.5 - 50C.

3.3.4. Produk Hasil Pengolahan

Praktikum Bahan Galian Industri 11

Page 12: Laporan Prak BGI

3.3.5.

Praktikum Bahan Galian Industri 12