laporan ppm narkoba kulon progo-1

52
BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI Pada saat ini, berita tentang Narkoba selalu menjadi berita hangat dan menarik di berbagai media, baik media cetak maupun media elektronika. Pembicaraan tentang Narkoba seakan-akan tidak ada habisnya dan selalu muncul setiap hari. Pemerintah, dalam hal ini POLRI tidak pernah lelah melakukan pemberantasan Narkoba, tetapi kenyataannya mati satu tumbuh seribu, artinya satu kasus Narkoba teratasi muncul seribu kasus Narkoba lainnya. Jaringan Narkoba telah begitu besar dan mengakar di negara kita, sehingga sangat sulit bagi semua pihak penegak hukum dalam memberantas habis semua jaringan yang ada. Nampaknya kita hampir-hampir putus asa, namun masalah ini harus diatasi karena menyangkut generasi muda sebagai sasaran empuk peredaran Narkoba. Siswa SMP dan SMA termasuk kategori remaja. Masa remaja adalah masa dimana seseorang mencoba mencari identitas diri dan ingin diakui keberadaan /eksistensi dirinya dalam lingkungannya, baik lingkungan rumah, sekolah, maupun masyarakat. Gejolak mental emosional remaja biasanya meletup-letup karena adanya perubahan drastis sebagai akibat perkembangan fisik dan psikis. Perubahan fisik ditunjukkan dengan bertambah dan berkembangnya ukuran tubuh. Perubahan psikis berupa 1

Upload: nuraini-alifatin-ruksin

Post on 25-Jul-2015

61 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan PPM Narkoba Kulon Progo-1

BAB I

PENDAHULUAN

A. ANALISIS SITUASI

Pada saat ini, berita tentang Narkoba selalu menjadi berita hangat dan

menarik di berbagai media, baik media cetak maupun media elektronika.

Pembicaraan tentang Narkoba seakan-akan tidak ada habisnya dan selalu muncul

setiap hari. Pemerintah, dalam hal ini POLRI tidak pernah lelah melakukan

pemberantasan Narkoba, tetapi kenyataannya mati satu tumbuh seribu, artinya satu

kasus Narkoba teratasi muncul seribu kasus Narkoba lainnya. Jaringan Narkoba telah

begitu besar dan mengakar di negara kita, sehingga sangat sulit bagi semua pihak

penegak hukum dalam memberantas habis semua jaringan yang ada. Nampaknya kita

hampir-hampir putus asa, namun masalah ini harus diatasi karena menyangkut

generasi muda sebagai sasaran empuk peredaran Narkoba.

Siswa SMP dan SMA termasuk kategori remaja. Masa remaja adalah masa

dimana seseorang mencoba mencari identitas diri dan ingin diakui keberadaan

/eksistensi dirinya dalam lingkungannya, baik lingkungan rumah, sekolah, maupun

masyarakat. Gejolak mental emosional remaja biasanya meletup-letup karena adanya

perubahan drastis sebagai akibat perkembangan fisik dan psikis. Perubahan fisik

ditunjukkan dengan bertambah dan berkembangnya ukuran tubuh. Perubahan psikis

berupa perubahan mental emosional dari alam anak-anak ke alam dewasa. Mereka

disebut anak-anak sudah tidak tepat, dikatakan dewasa masih jauh dari kematangan

sikap dan pola pikir orang dewasa. Selain itu terjadi perkembangan psikoseksual,

yaitu terjadi menstruasi pada wanita dan politio (mimpi basah) pada pria, dimana

perubahan ini membuat mereka cemas dan tertekan.

Semakin maraknya berita peredaran dan penyalahgunaan Narkoba di media

massa memiliki pengaruh yang kuat terhadap masyarakat, khususnya bagi remaja,

mengingat pengguna Narkoba sebagian besar adalah remaja. Remaja yang berada

pada tahap pencarian identitas diri selalu memiliki keinginan untuk mencoba sesuatu

yang baru dan tidak memikirkan akibatnya, baik bagi dirinya, keluarganya, maupun

masyarakat sekitarnya. Hal ini karena sebagian remaja tidak memiliki cukup bekal

pengetahuan tentang Narkoba dan bahayanya bagi kesehatan dan masa depannya.

1

Page 2: Laporan PPM Narkoba Kulon Progo-1

Jiwa yang masih labil yang ada pada diri siswa SMP dan SMA berakibat pada

mudahnya mereka terkena pengaruh dari lingkungan. Masa mencari identitas diri

digunakan sebagai ajang untuk mencoba apa saja yang menurutnya baru dan berbau

modern. Mereka sangat takut dikatakan sebagai remaja yang ketinggalan jaman,

sehingga apapun yang dilakukan teman sebayanya merupakan “keharusan” untuk

mencoba dan merasakan. Salah satu yang mempengaruhi kehidupan remaja saat ini

adalah adanya penyalahgunaan obat terlarang, atau terkenal dengan Narkoba

(Narkotika dan Obat Berbahaya). Meskipun banyak himbauan disampaikan oleh

Pemerintah kita dan lembaga-lembaga yang peduli dengan bahaya Narkoba, namun

hal itu seolah-olah tidak ada gunanya, karena memang sulit untuk menyadarkan

mereka yang sudah terkena (kecanduan). Dengan demikian himbauan kemudian

lebih diarahkan pada mereka yang belum terkena. Banyak slogan terpampang

dimana-mana, seperti “Say No to DRUGS”, “Hidup Sehat tanpa NARKOBA”,

“Jauhkan diri dari pil neraka”, dan sebagainya.

Banyaknya tayangan TV yang bertitel “Buser”, “Sergap”, “TKP”, “Patroli”,

“Brutal”, dan lain-lain setiap hari nampaknya tidak cukup efektif dalam menyadar-

kan kaum remaja akan bahaya Narkoba bagi masa depannya. Melalui tayangan yang

berdurasi relatif cepat dan sepintas dikhawatirkan justru kemungkinan dapat

membuat penasaran mereka dan berkeinginan kuat untuk mencoba. Hal inilah yang

menjadi pemikiran kita bersama tentang pentingnya penyuluhan tentang bahaya dan

cara penangggulangan penyalahgunaan Narkoba, baik dalam lingkup yang sempit

maupun dalam lingkup yang lebih luas langsung kepada sasarannya, terutama bagi

kaum remaja, siswa yang masih duduk di SMP dan SMA. Selain lebih efektif dalam

menjelaskan tentang pengertian Narkoba dan permasalahannya, para siswa dapat

secara langsung mendengarkan penjelasan dari berbagai pihak yang berkompeten

tentang Narkoba dan bertanya berbagai hal yang belum jelas yang selama ini hanya

mereka ketahui dari berbagai media massa..

Berdasarkan pertimbangan fakta di lapangan saat ini, maka penting bagi

masyarakat, khususnya remaja, siswa SMP dan SMA untuk dibekali pengetahuan

tentang bahaya penyalahgunaan Narkoba bagi kesehatan dan masa depan mereka dan

bagaimana cara menanggulanginya. Kabupaten Kulon Progo merupakan wilayah

yang rawan penyebaran Narkoba, sehingga informasi maupun peredaran narkoba

2

Page 3: Laporan PPM Narkoba Kulon Progo-1

relatif mudah masuk ke wilayah ini. Beberapa kasus penyalahgunaan bahkan

peredaran narkoba pernah terjadi di wilayah Kabupaten ini. Oleh karena itu, untuk

mengantisipasi meluasnya penyalahgunaan dan peredaran Narkoba di wilayah ini

perlu dilakukan kegiatan penyuluhan. Siswa SMP dan SMA penting diberikan

penyuluhan mengingat mereka adalah kelompok remaja yang ada di wilayah transisi

(antara kota dan desa) yang sangat jarang tersentuh oleh kegiatan penyuluhan

semacam ini, kalaupun ada penyuluhan hanya bersifat lokal tidak menyeluruh pada

jangkauan wilayah Kabupaten. Selain itu, pada umumnya remaja lebih mudah kena

pengaruh hal-hal yang berbau ”modern” dalam pemahaman mereka, padahal justru

dapat membahayakan bagi kehidupannya. Kegiatan penyuluhan ini merupakan salah

satu cara kita untuk menyelamatkan generasi muda akibat penyalahgunaan Narkoba.

B. LANDASAN TEORI

1. NARKOBA (NARKOTIKA DAN OBAT BERBAHAYA)

Narkoba yang lebih lengkapnya sekarang ini disebut dengan NAPZA

(Narkotika, Alkohol, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya), kini semakin marak

dibicarakan dan disalahgunakan di masyarakat, melibatkan semua golongan dari

anak-anak sampai orang dewasa. Bahkan tidak mengenal tingkat sosial ekonomi

rendah atau tinggi, baik yang terpelajar maupun tidak. Obat terlarang ini diklasifi-

kasikan ke dalam beberapa golongan, yaitu :

a. Opioda (misalnya heroin, putauw)

Penyalahgunaan obat jenis ini dapat menimbulkan gejala : mengantuk, rasa

gembira yang meningkat, pernafasan menjadi lambat dan pendek, pupil menjadi

kecil, gangguan daya ingat, daya nilai, fungsi sosial, dan pekerjaan.

b. Amfetamin (misalnya ecstasy, shabu-shabu)

Gejala yang ditimbulkan akibat pemakaian obat jenis ini adalah : pupil

membesar, halusinasi, gemetar, rasa harga diri meningkat (mudah tersinggung),

kewaspadaan meningkat (mudah curiga terhadap orang lain), cemas hingga panik,

rasa gembira, banyak bicara, pandangan kabur, pernafasan cepat, denyat jantung

meningkat, nafsu makan berkurang, tekanan darah meningkat, berkeringat atau

merasa kedinginan.

3

Page 4: Laporan PPM Narkoba Kulon Progo-1

c. Sedativa-hipnotika (misalnya valium, luminal)

Pada pemakaian yang berlebih dapat menimbulkan gejala : bicara cadel,

labilitas, menekan sistem pernafasan, gangguan daya nilai, gangguan koordinasi,

gangguan konsentrasi / daya ingat, hambatan seksual dan agresif.

d. Kanabis (misalnya ganja, marijuana)

Gejala yang ditimbulkan : rasa gembira yang meningkat, mulut kering,

denyut jantung meningkat, pupil membesar, apatis, gangguan daya nilai, mata

terlihat merah, nafsu makan meningkat, perasaan subjektif yang intens, perasaan

waktu berlalu dengan lambat.

e. Kokain

Gejala yang ditimbulkan : banyak bicara, harga diri merasa meningkat, rasa

gembira, kewaspadaan yang meningkat, pupil membesar, berkeringat atau rasa

dingin, mual dan muntah, perilaku negatif (seperti berkelahi), gangguan daya nilai.

f. Lain-lain

Sebagai contoh gas yang dapat menguap (misalnya aica aibon),

2. NARKOTIKA

Narkotika adalah bahan kimia yang bekerja mempengaruhi kerja susunan

saraf pusat yang dapat menghilangkan rasa sakit dan menyebabkan stupor (klenger).

Peredaran narkotika diatur oleh undang-undang.

Dengan mengkonsumsi narkotika, maka senyawa yang terkandung dalam

narkotika tersebut akan menghambat pelepasan dan produksi zat serotonin (5-

hidroksi triptamin), dimana senyawa ini sangat diperlukan sebagai transmiter syaraf,

artinya zat ini bertugas mengantarkan informasi seluruh tubuh ke dalam syaraf pusat.

Jika pemakaian narkotika dilakukan terus-menerus, maka berakibat rusaknya sel-sel

syaraf pusat yang memproduksi serotonin itu. Akibatnya sistem transmisi syaraf

mengalami gangguan atau syaraf menjadi kacau.

Menurunnya produksi zat serotonin menyebabkan banyak informasi tidak

tersampaikan ke syaraf, sehingga yang biasanya orang dipukul kesakitan, berjoget

sebentar kecapekan, menjadi tidak terasa, karena memang sistem syaraf yang

4

Page 5: Laporan PPM Narkoba Kulon Progo-1

merespon kondisi badan sudah tidak berfungsi dengan baik. Sebagai indikator bahwa

produksi zat serotonin menurun adalah naiknya tekanan darah, berdebar-debar, suhu

tubuh naik, otot kejang, pupil melebar, hilangnya kendali diri, naiknya agesivitas,

terkadang disertai mual dan muntah.

Ada beberapa jenis narkotika, yaitu :

a. Ganja (Cannabis)

Ganja atau kanabis merupakan hasil berbentuk kering dari

daun, bunga, biji, dan ranting muda dari tanaman marijuana.

Tanaman marijuana mengandung zat aktif cannabinoids

diantaranya tetrahydrocannabinol (THC). Ganja merupakan

bagian pucuk berbunga dan daun muda, mengandung THC yang

cukup besar yaitu 4 - 8%. Ganja menimbulkan rasa gembira, nafsu makan

meningkat, mata merah, apatis, denyut jantung makin cepat sehingga menjadi

agresif.

Gambar 2. Ganja kering

b. Hashish

Hashish merupakan bahan yang diperoleh dari getah bagian pucuk berbunga

tumbuhan marijuana. Hashish mengandung THC 5 - 12%. Hashish mempunyai efek

sama dengan ganja. Hashish banyak beredar di Australia, Amerika, dan Eropa,

Indonesia hanya sebagai negara transit.

c. Opium

Opium merupakan getah dari buah

mentah Papaver somniferum. Opium

mengandung lebih dari 20 macam alka-

loid, diantaranya morphin, heroin, dan

codein. Penggunaan opium menimbulkan

gejala mengantuk, perasaan senang, rasa

5

Gambar. 1. Marijuana (Cannabis sativa)

Gambar 3. Bunga dan buah opium (Papaver somniferum)

Page 6: Laporan PPM Narkoba Kulon Progo-1

tenang, dan pernafasan lambat. Pada penggunaan dosis besar menimbulkan gangguan

ingatan, daya nilai, bahkan fungsi sosial. Opium banyak beredar di daerah segitiga

emas, Laos, Thailand, dan Pakistan.

d. Morphin

Morphin adalah alkaloid terbanyak dalam getah buah opium. Morphin mulai

diisolasi dari opium pada tahun 1805 oleh Friedrich Sertürner. Pada perang di

Amerika morphin digunakan untuk menghilangkan rasa sakit karena luka akibat

perang. Pasca perang banyak para tentara yang adiksi karena efek adiksi morphin

sangat kuat, apalagi pada penggunaan dosis tinggi. Morphin dapat menghilangkan

rasa sakit, menyebabkan lesu, kantuk, dan rasa senang.

Gambar 4. Morphin disuntikkan di bawah kulit

e. Heroin dan Codein

Heroin dan codein adalah turunan morphin. Heroin disintesa pada tahun1874

oleh Bayer Company German. Heroin disebut pula putauw. Efek heroin sama dengan

morphin, tetapi menimbulkan rasa senang lebih kuat. Efek adiksi lebih kuat dari pada

morphin, selain itu menimbulkan toleransi sehingga ingin mengkonsumsi lebih

banyak dari dosis sebelumnya. Codein mempunyai efek sama dengan morphin tetapi

lebih lemah efek adiksinya. Codein biasanya dicampur dalam obat batuk. Codein

lebih banyak digunakan dalam pengobatan karena efek adiksi cukup aman.

Gambar 5. Berbagai bentuk heroin dan codein

f. Koka dan Kokain

6

Page 7: Laporan PPM Narkoba Kulon Progo-1

Kokain yang merupakan zat adiktif dari tanaman koka, terutama pada bagian

daun. Kokain digunakan sebagai anaestetik (pembius). Efek kokain sangat kuat

mempengaruhi saraf pusat. Penggunaan kokain menimbulkan peningkatan harga diri,

rasa gembira, peningkatan kewaspadaan, dan mudah terpancing emosi. Kokain

mudah menguap dengan pemanasan api rokok. Penghisapan kokain dalam bentuk

rokok akan menimbulkan reaksi yang sangat cepat pada otak. Kokain dapat

meningkatkan stamina dan menghilangkan rasa capek diikuti depresi. Dahulu banyak

atlit olah raga menggunakan untuk doping, namun banyak atlit yang meninggal

karena overdosis.

Gambar 6. Kokain dalam bentuk serbuk

3. PSIKOTROPIKA

Psikotropika adalah suatu obat yang dapat menimbulkan ketergantungan,

menurunkan aktifitas otak/ merangsang syaraf pusat, dapat menimbulkan halusinasi,

ilusi, mengganggu berpikir, perilaku dan perasaan. Psikotropika merupakan bahan

kimia yang mempunyai efek seperti narkotika. Semua jenis psikotropika merupakan

senyawa yang telah melalui proses (murni sintesa). Jenis psikotropika yang banyak

disalahgunakan adalah turunan dari amphetamine. Bahan ini tidak mahal.

Gambar 7. (a) Amphetamine dan (b) Metaphetamine

Beberapa macam psikotropika turunan dari amphetamine antara lain :

a. MDMA, dengan nama kimia 3,4-Methylene-dioxy-N-methamphetamine.

Biasa dikenal sebagai ecstasy, XTC, pil surga, inex, pil setan.

b. Metaphetamine disebut juga shabu-shabu dan inex.

c. MDA, dengan nama kimia 3,4-metilen-dioksi-amphetamine.

d. MDE, dengan nama kimia 3,4-metilen-dioksi-N-etilamphetamine

7

(b)(a)

Page 8: Laporan PPM Narkoba Kulon Progo-1

Menurut UU RI. NO.05/97 tentang Psikotropika, maka ada empat golongan

psikotropika, yaitu :

a. Golongan I

Digunakan untuk ilmu pengetahuan dan tidak digunakan sebagai sarana

pengobatan / terapi, berpotensi sangat kuat, dan mengakibatkan ketergantungan.

Contoh untuk golongan ini antara lain : psilosibin, ecstasy, LSD (Lisergik

Dietilamida), dan MDMA (3,4-Methylene-dioxy-N-methamphetamine).

b. Golongan II

Digunakan untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan dapat digunakan

untuk pengobatan terapi, berpotensi kuat, dan mengakibatkan ketergantungan.

Contohnya antara lain : amphetamine (shabu-shabu), metakualon, metilfenidat.

3. Golongan III

Digunakan untuk pengembangan ilmu pengetahuan, dapat digunakan untuk

pengobatan / terapi, berpotensi sedang, dan mengakibatkan ketergantungan. Contoh

untuk golongan ini antara lain : katina, flunetrazepam, amorbarbitol.

4. Golongan IV

Berkhasiat untuk pengobatan / terapi, berpotensi ringan, dan mengakibatkan

ketergantungan. Contohnya : barbital, diazepam, bramazepam (obat anjing).

Zat adiktif disintesa dari bahan kimia Ephedrine (Phenyl Propanol Amine)

secara kimiawi. Ephedrine diperoleh dari tanaman Ephedra (Ma Huang). Zat adiktif

ini banyak diproduksi di Belanda dan Guang Zhu. Peredaran gelap psikotropika jenis

ini terjadi hampir di semua kota besar di dunia, termasuk Indonesia.

Gambar 8. Berbagai bentuk psikotropika : (a) Bullet, (b) Shabu-shabu, (c) Inex, dan (d) Ampheth

Ecstasy dapat merusak sel otak, jantung dan hati. Efek ecstasy, yaitu :

8

(a) (d)(c)(b)

Page 9: Laporan PPM Narkoba Kulon Progo-1

a. Pada dosis sedang, ecstasy menimbulkan gejala bervariasi selama 6-24

jam. Gejala yang muncul mulai dari rasa senang yang berlebihan, rasa kantuk dan

lelah hilang, harga diri meningkat, banyak bicara, dan kewaspadaan meningkat.

Secara fisik menimbulkan jantung berdebar, tekanan darah naik, nyeri otot,

kehilangan selera makan.

b. Pada dosis tinggi, menimbulkan halusinasi, perasaan melayang-layang,

gangguan keseimbangan, pandangan kabur, kejang-kejang, muntah, dan bertindak

irrasional. Jika terjadi overdosis menimbulkan diare, kejang-kejang, koma, bahkan

meninggal

c. Efek yang tersisa sampai dengan hari ke – 14 adalah demam, tekanan darah

naik, dan jantung berdebar.

d. Efek jangka panjang adalah melemahkan kerja otak karena rusaknya sel-sel

otak dan menderita gangguan jiwa.

Gambar 9. Berbagai bentuk ecstasy

Obat-obat yang termasuk golongan psikotropika digunakan sebagai : neuro-

leptika, anti depresan, dan obat penenang. Pemakaian obat ini dapat menyebabkan

depresi, stimulasi pada susunan syaraf pusat, halusinasi, dan gangguan fungsi

motorik / otot, dan efek lainnya. Selain itu dapat menimbulkan problematika sosial

bagi si pemakai. Oleh karena itu obat-obat yang termasuk dalam golongan

psikotropika harus benar-benar digunakan sesuai dengan tujuannya, yaitu untuk

keperluan pengobatan, penelitian, dan atau tujuan khusus lainnya. Contoh obat

golongan psikotropika adalah : tablet Valium, Artane, Mogadon, Dumalid, Rivoltril,

dan sebagainya, yang di kalangan para pemakainya sering disebut PIL KOPLO.

9

Page 10: Laporan PPM Narkoba Kulon Progo-1

Gambar 10. Pil Koplo

4. PEMAKAIAN NARKOBA SEBAGAI BENTUK KENAKALAN REMAJA

Pada saat ini kenakalan remaja sudah berada pada kondisi memprihatin-kan.

Oleh karena itu, siapapun remaja tersebut, kita semestinya sedikit banyak ikut andil

dalam membantu memecahkan masalah mereka. Melalui cara preventif diantara kita

semua warga masyarakat, maka hal-hal yang tidak diinginkan sangat kecil peluang-

nya terjadi di sekitar kita.

Kenakalan remaja yang dimaksudkan dalam hal ini adalah perbuatan /

kejahatan / pelangggaran yang dilakukan oleh remaja yang bersifat melawan hukum,

anti-sosial, dan menyalahi norma-norma agama. Perbuatan yang termasuk

pelanggaran antara lain : kejahatan yang disertai kekerasan, seperti pembunuhan,

penganiayaan, pencurian, penipuan, tawuran, pemerasan, gelandangan, dan

penyalahgunaan Narkoba.

Menurut Dr. Fuad Hasan, kenakalan remaja adalah perbuatan anti-sosial yang

dilakukan oleh remaja yang bilamana dilakukan oleh orang dewasa dikualifikasikan

sebagai tindak kejahatan. Namun terlepas dari pengertian siapa-pun, kenakalan

remaja perlu diatasi, karena dapat meresahkan masyarakat.

Kenakalan remaja yang paling berbahaya dan merusak masa depan generasi

muda kita adalah penyalahgunaan Narkoba. Mengapa banyak remaja yang ingin

mencoba dan merasakan “nikmat”nya Narkoba yang dapat membawa mereka pada

tingkat kecanduan yang akhirnya sulit untuk melepaskan diri darinya ?

Seperti kita ketahui, pecandu Narkoba banyak terjadi di semua kalangan,

namun kalangan remaja mencapai 97%. Pada umumnya pemakai Narkoba dimoti-

vasi oleh beberapa hal, diantaranya : mencoba-coba, mengikuti trend, membukti-kan

keberanian, ingin diterima oleh lingkungan pemakai, cari kenikmatan sesaat, cari

perhatian / sensasi, ingin santai dan menghilangkan suasana jenuh karena masalah,

dan pelarian dari masalah atau tekanan hidup. Faktor lingkungan yang dapat memicu

10

Page 11: Laporan PPM Narkoba Kulon Progo-1

seorang remaja terjerumus pemakaian Narkoba adalah : hubungan yang tidak

harmonis dengan orangtua, lingkungan yang rawan Narkoba, kurangnya kontrol /

pengawasan orangtua, dan tekanan kelompok sebaya.

Sebagian besar remaja beresiko tinggi kecanduan Narkoba adalah mereka

yang : tidak dalam pengawasan orangtua, Tidak dapat komunikasi dengan orangtua

(introvert / tertutup), pengendalian diri yang rendah (dasar agama yang kurang),

tidak suka diatur, senang mencari sensasi, bergaul dengan pecandu, sulit beradaptasi,

merasa dikucilkan, dan memiliki anggota keluarga yang pecandu.

Para pecandu akan merasa senang, nyaman, damai, dan kuat pada awal

penggunaan, namun pada dasarnya membahayakan, baik bagi diri sendiri maupun

orang lain (keluarga atau kehidupan sosial). Adapun bahaya tersebut adalah :

a. Bahaya bagi diri sendiri, antara lain : rusaknya sel saraf, efek adiksi

(keta-gihan) yang berujung pada perbuatan kriminal karena jalan apapun

ditempuh untuk mendapatkannya, gejala putus obat yang berakibat penderitaan

badan yang sangat hebat, dapat menyebabkan penyakit jantung, ginjal, dan liver,

merusak pankreas, resiko cacat pada janin, kelainan sex, gangguan metabolisme,

resiko kanker, dan kematian.

b. Bahaya bagi keluarga : kerusakan pada individu berdampak langsung

pada keluarga sehingga terjadi broken home atau disharmonis.

c. Bahaya bagi sosial : pencurian dan perampokan, mengganggu keamanan

dengan ngebut atau perkelahian, dan pemerkosaan atau perbuatan mesum.

Akibat yang berbahaya adalah tertularnya virus HIV penyebab penyakit

AIDS yang sampai saat ini belum ada obatnya. Tertularnya virus HIV ini disebabkan

penggunaan jarum suntik secara bersama-sama.

5. UPAYA PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA

Penanggulangan narkoba memerlukan kerjasama dari berbagai pihak, baik

keluarga, masyarakat, maupun pemerintah. Kejahatan narkoba merupakan kejahatan

yang terorganisir, para mafia mempunyai jaringan yang tidak mengenal batas negara,

kelas ekonomi, dan umur. Mereka memanfaatkan teknologi yang canggih dan kerja

yang rapi. Kejahatan narkoba menghasilkan banyak uang sehingga menjadi jalan

pintas bagi orang-orang yang putus asa.

11

Page 12: Laporan PPM Narkoba Kulon Progo-1

Pemerintah perlu tegas dalam menegakkan Undang-undang Narkoba. Peme-

rintah mempunyai andil yang besar dalam upaya menutup jaringan peredaran dan

mengancam para pemakai, pengedar, pemasok, pengimpor, dan yang sengaja

menyimpan tanpa ijin dengan hukuman pidana yang berat. Beberapa landasan hukum

tentang narkoba antara lain :

a. UU RI No. 22 Tahun 1997 tentang Narkotika pasal 74 sampai 100. pada

UU ini dibahas ketentuan pidana penyalahgunaan narkotika. Para penyimpan

tanpa ijin, pemakai pengedar, pembuat, pemasok, dan pelindung dari kegiatan

yang berkaitan dengan narkotika tanpa ijin akan dihukum pidana 6 bulan sampai

10 tahun dan denda 100 juta sampai 5 milyar rupiah.

b. UU RI No. 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika. Pada UU ini dibahas

ketentuan pidana penyalahgunaan psikotropika. Para penyimpan tanpa ijin,

pemakai pengedar, pembuat, pemasok, dan pelindung dari kegiatan yang berkaitan

dengan psikotropika tanpa ijin akan dihukum pidana 3 tahun sampai 20 tahun dan

denda 60 juta sampai 5 milyar rupiah.

c. Per. Men. Kes. No. 782/Menkes/Per/VII/1996 tentang Obat Keras

Kesadaran masyarakat tentang bahaya narkoba yang merusak secara fisik

maupun psikis sangat penting. Masyarakat dapat berperan :

1) memberi informasi jalur-jalur peredaran dan adanya pemakaian narkoba,

2) saling menyadarkan akan dampak secara sosial kepada anggota masyarakat

misalnya dengan penyuluhan tentang bahaya narkoba.

3) menjaga kesehatan hubungan antar sesama dan memberi pendidikan nilai-nilai

tata krama kehidupan, karena banyak remaja pecandu narkoba karena terpengaruh

oleh lingkungan.

4) memberi sanksi terhadap pelanggaran tata krama masyarakat.

Keluarga berperan mendidik anggota keluarga menjadi manusia yang

bertaqwa yang dapat membentengi dirinya dari perbuatan maksiat. Keluarga juga

berperan menciptakan kondisi yang harmonis saling membantu permasalahan

anggota keluarga. Data penelitian bahwa remaja pecandu narkoba biasanya berasal

dari keluarga yang mapan namun kurang perhatian atau ada masalah dalam

keluarganya.

12

Page 13: Laporan PPM Narkoba Kulon Progo-1

Seseorang yang ketergantungan pada suatu jenis Narkoba memerlukan

pertolongan, baik secara emosional maupun farmakologis dalam menyembuhkan-

nya. Pecandu harus memikul gejala-gejala efek dari pemutusan pemakaian obat

tersebut (withdrawal effect).

Upaya pencegahan yang dapat dilakukan oleh masyarakat, antara lain :

a. Pengenalan Gejala

Masyarakat dapat mengenali dan mendeteksi secara dini terhadap anggota

masyarakat di sekitarnya melalui ciri-ciri perubahan fisik dan psikis si penderita,

yaitu seperti tercantum pada tabel berikut ini :

Tabel 1. Ciri-ciri Fisik dan Psikis Penderita Ketergantungan Narkoba

No. Perubahan Fisik dan Psikis1. Kehilangan nafsu makan atau sebaliknya secara drastis. Ada perubahan

kebiasaan makan, misalnya jam makan. Ada penurunan berat badan dengan sebab tidak jelas.

2. Jalannya lebih lambat, terhuyung-huyung dan menabrak sesuatu.3. Koordinasi gerakan kacau, sering menjatuhkan benda yang dipegang.4. Tangan gemetar, selalu basah atau berkeringat.5. Tubuh dan kepala bergerak secara berlebihan.6. Sulit tidur di malam hari, gelisah, ada perubahan pola tidur seperti tidur

lebih lama dan bangun lebih siang. Menjadi amat malas.7. Mata sering mengalami perubahan, merah, bengong, pandangan kosong8. Wajah kuyu, pucat, dan sembab.9. Ada bau aneh dari pernafasan, badan dan pakaian,10. Terlihat aneh, banyak bicara dan tertawa berlebihan.11. Sering batuk dan pilek.12. Tidak buang air besar selama berhari-hari13. Ada bekas tusukan jarum di tangan atau kakinya14. Sering mual, muntah, atau berkeringat secara berlebihan.15. Sering keluar malam tanpa alasan yang jelas dan menginap di rumah teman,

terutama teman yang baru16. Kepribadian atau sikap berubah secara drastis17. Mempunyai teman baru yang sebelumnya tidak dikenal oleh temannya dan

tidak mau menceritakan, serta menghindari teman-teman lama.18. Apakah ada teman barunya yang pecandu19. Prestasi menurun, sering terlambat atau bolos 20. Kebiasaan di keluarga berubah, kehilangan minat beraktivitas dalam

keluarga21. Pelupa dan perhatian terhadap hal-hal kecil sangat berkurang22. Kehilangan motivasi dan energi, bersikap masa bodoh, mudah putus asa

tetapi juga mudah tergoda23.

13

Page 14: Laporan PPM Narkoba Kulon Progo-1

Gelisah dan ketakutan berlebih seperti ada yang mengancam24. Sering menyendiri, tidak mau diganggu dan sulit ditemui25. Perilakunya terlihat menyembunyikan rahasia dan berbohong26. Sering mengalami kecelakaan saat mengendarai kendaraan bermotor27. Kebutuhan uang meningkat dan meminta uang dengan alasan tidak jelas,

bahkan berusaha mencuri uang atau barang28. Tidak peduli kebersihan dan jarang mandi

b. Pertolongan Pertama

Pada kondisi pingsan, maka tindakan yang harus dilakukan adalah dengan

memisahkannya dari keramaian, diusahakan dibawa ke tempat yang udaranya bersih,

sedangkan bila si penderita mengamuk maka perlu dijaga agar tidak timbul

perkelahian atau menyakiti diri. Selanjutnya perlu dijaga agar pernafasan dan

sirkulasi darah tetap stabil, dan apabila sudah tenang kita bawa ke rumah sakit untuk

mendapatkan perawatan lebih lanjut.

Ada beberapa orang yang mampu berhenti minum obat tanpa mengalami

masalah karena efek putus obat tersebut, namun hal ini jarang sekali terjadi.

Pertolongan bagi penderita ketergantungan obat lebih baik didaftarkan pada suatu

lembaga perawatan khusus atau klinis, terutama bila penghentian obat tersebut

mengakibatkan gejala yang berat dan memerlukan perhatian khusus. Gejala putus

obat bervariasi, tergantung pada jenis obat yang dipakainya, diantaranya : keringat

dingin, mengkhayal, gemetar, kegelisahan yang ekstrim, halusinasi, kejang, mual dan

muntah, dan cemas. Tindakan yang paling tepat adalah segera membawa orang

tersebut ke ruang gawat darurat rumah sakit.

6. PANDANGAN BERBAGAI AGAMA TENTANG NARKOBA

Penduduk Indonesia adalah masya-rakat yang religius, apapun kepercayaan

agamanya. Setiap agama mengatur tentang perlindungan terhadap jiwa, harta, akal,

dan keturunan. Berikut ini pandangan berbagai agama yang ada di Indonesia

terhadap penyalahgunaan NARKOBA :

a. Pandangan Agama Islam

Manusia adalah ciptaan Allah SWT yang paling sempurna karena

dilengkapi de-ngan akal pikiran dan nafsu. Peran akal pi-kiran adalah mengendalikan

perilaku dan nafsu, sehingga Islam mengandung norma untuk perlindungan akal dari

14

Page 15: Laporan PPM Narkoba Kulon Progo-1

hal-hal yang dapat merusak, seperti larangan khamar (minuman keras), perjudian,

dan zat lain yangdapat merusak kesehatan akal.

Surat Al-Maidah ayat 90 yang artinya : “Wahai orang yang beriman, sebe-

narnya (minum) khamar, berjudi (korban un-tuk berhala), mengundi nasib dengan

anak panah, adalah perbuatan keji, termasuk per-buatan syetan, maka jauhilah, agar

kamu mendapat keberuntungan”. Menurut Amirul Mukminin Umar bin Khatab,

khamar adalah segala ssuatu yang menutup akal, sedang-kan narkotika

(mukhaddirat : bhs Arab) adalah zat yang dapat melemahkan akal. Dalam Islam,

narkotika sering disebut hasyisy, dimana menurut Ibnu Taymiyah hasyisy itu

(hukumnya) haram, dan orang yang meminumnya dikenakan hukum sama seperti

orang yang minum khamar. Berda-sarkan hal tersebut, maka NARKOBA seba-gai

barang yang dapat merusak akal pikiran si pemakai berarti merupakan barang haram

yang tidak boleh digunakan.

b. Pandangan Agama Kristen

Tubuh manusia adalah tempat Tuhan datang mengunjungi umatnya,

sehingga ma-nusia perlu penjaga roh, jiwa, dan tubuhnya dari hal-hal yang merusak.

Tubuh itu rumah Allah dan Roh Kudus, karena itu harus dipe-lihara, dijaga, dan

disucikan, jangan sampai melakukan dosa. Sebagaimana firman Tu-han ; “ Sucikan

dirimu dari semua hal yang mencemarkan jasmani dan rohani, supaya kedudukanmu

sempurna di dalam takut Allah (Korintus 7 : 1). Oleh karena NAR-KOBA dapat

merusak tubuh, baik jiwa, raga, maupun akal pikiran, maka menurut agama

Kristenpun berarti penggunaan NARKOBA tidak diperkenankan.

c. Pandangan Agama Hindu

Agama Hindu memang memandang semua barang yang ada di dunia ini

sama, karena barang sekecil apapun pasti akan membantu kehidupan. Hanya pikiran

yang dapat membedakan suatu benda yang sa-ma, dan kekacauan pikiran dapat

menim-bulkan perbedaan tanggapan terhadap ben-da yang sama. Hal ini berarti

dalam ajaran agama Hindu, bila seseorang pikirannya kacau, maka bisa saja barang

yang harus-nya dapat digunakan dan diambil manfa-atnya menjadi disalahgunakan.

Salah satu contohnya, NARKOBA sebenarnya di bidang kesehatan bermanfaat,

15

Page 16: Laporan PPM Narkoba Kulon Progo-1

tetapi bagi penggu-nanya karena pikirannya sudah mengalami kekacauan, maka

justru digunakan sebagai perusak tubuhnya.

d. Pandangan Agama Budha

Agama Budha mangajarkan pada umatnya Panca Sila Budhis atau lima

disiplin moral yaitu : (1) Panti pala vermani sikkha-padhan samadiyani = aku

bertekad melatih diri menghindari pembunuhan mahkluk, (2) Adinnadan veramani

sikkhapadar samadi-yami = Aku bertekad melatih diri menghin-dari barang yang

bukan miliknya, (3) Kame-su miccacara veramar sikkhapadam samadi-yami = aku

bertekad melatih diri menghindari asusila, (4) Musavada veramani sikkhapa-dam

samadiyami = aku bertekad melatih diri menghindari ucapan yang tidak benar (dus-

ta) dan jenis lainnya, dan (5) Surameraya majjapamadatthana veramar sikkhapadam

samadiyami = aku bertekad melatih diri menghindari minuman keras obat-obat terla-

rang yang menyebabkan mabuk & melemah kan. Kelima disiplin moral tersebut

menun-jukkan bahwa umat Budha-pun melarang penggunaan narkoba sebagai obat

terla-rang, karena menyebabkan mabuk dan melemahkan.

e. Pandangan Agama Katholik

Pada dasarnya setiap bentuk penya lahgunaan NAPZA, menurut penganut

aga-ma Katholik bertentangan dengan moral kristiani & pada ujungnya akan

menyebab-kan kehancuran beragama, bermasyarakat dan bernegara.

Penyalahgunaan NAPZA sebagai Masalah Global yang berakar pada Konsu-

merisme. Menurut Paus Yohannes Paulus II dalam surat gembalanya Centesimu

Annus Konsumerisme digambarkan sebagai usaha untuk memenuhi kebutuhan hanya

berda-sarkan selera yang tidak menghiraukan kenyataan pribadinya sebagai makhluk

yang berakal.

C. IDENTIFIKASI DAN PERUMUSAN MASALAH

Semakin maraknya berita di media massa yang setiap hari menampilkan

tentang Narkoba, baik tentang pengedarnya maupun pemakainya memiliki pengaruh

yang kuat terhadap masyarakat sebagai penikmat siaran televisi, khususnya bagi

remaja mengingat pengguna Narkoba sebagian besar berasal dari usia remaja.

Remaja yang berada pada tahap pencarian identitas diri selalu memiliki keinginan

16

Page 17: Laporan PPM Narkoba Kulon Progo-1

untuk mencoba sesuatu yang baru yang terkadang tidak memikirkan akibatnya, baik

bagi dirinya, keluarganya, maupun masyarakat sekitarnya. Hal ini karena sebagian

remaja tidak memiliki cukup bekal pengetahuan tentang Narkoba dan bahayanya

bagi kesehatan dan masa depannya.

Siswa SMP dan SMA di Kabupaten Kulon Progo sebagian besar berasal dari

pedesaan sehingga jarang mendapatkan perhatian dan sentuhan dari Pemerintah

maupun LSM dalam hal penyuluhan tentang Narkoba. Oleh karena itu pada

kesempatan ini mereka dipilih sebagai sasaran Pengabdian kepada Masyarakat

dengan tujuan agar mereka memiliki bekal pengetahuan yang cukup tentang bahaya

Narkoba, sehingga dapat membatasi diri dan mengantisipasi bilamana diantara teman

bergaulnya ada yang mempengaruhi untuk menggunakan Narkoba. Dengan demikian

masa depan mereka terselamatkan dari pengaruh Narkoba.

Berdasarkan analisis situasi dan identifikasi masalah tersebut, maka dapat

dirumuskan masalah sebagai berikut :

1. Apakah kegiatan ini mampu memberikan bekal tentang bahaya Narkoba bagi

kesehatan dan masa depan siswa SMP dan SMA di Kabupaten Kulon Progo ?

2. Apakah kegiatan ini bermanfaat bagi siswa SMP dan SMA di Kabupaten

Kulon Progo dalam menyadarkan mereka akan pentingnya melakukan pencegahan

diri terhadap pengaruh Narkoba yang dapat datang dari teman bergaul di sekolah

dan di rumah, lingkungan masyarakat sekitar, dan media massa yang dapat

menghan-curkan masa depannya ?

D. TUJUAN KEGIATAN

Kegiatan penyuluhan melalui PPM ini bertujuan untuk :

1. Memberikan bekal tentang bahaya Narkoba bagi kesehatan dan masa depan

siswa SMP dan SMA di Kabupaten Kulon Progo.

2. Memberikan pemahaman pentingnya kesadaran siswa SMP dan SMA di

Kabupaten Kulon Progo dalam melakukan pencegahan diri terhadap pengaruh

Narkoba yang dapat datang dari teman bergaul di sekolah dan di rumah,

lingkungan masyarakat sekitar, dan media massa yang dapat menghancurkan masa

depannya.

17

Page 18: Laporan PPM Narkoba Kulon Progo-1

E. MANFAAT KEGIATAN

Kegiatan penyuluhan melalui PPM ini diharapkan bermanfaat bagi

masyarakat dalam :

1. Memberikan bekal pengetahuan tentang bahaya Narkoba bagi kesehatan dan

masa depan remaja (pemuda – pemudi), sehingga mereka dapat mengantisipasi

adanya pengaruh penggunaan Narkoba yang dapat terjadi akibat pergaulan dengan

sesama teman, tetangga, dan masyarakat sekitar.

2. Memberikan bekal kepada remaja untuk dapat andil dalam pencegahan

penggunaan Narkoba oleh teman-teman mereka dan masyarakat di sekitarnya,

sekaligus membantu Pemerintah dalam usaha mencegah peredaran Narkoba di

lingkungannya dan melindungi keluarga mereka dari bahaya Narkoba yang dapat

merusak kehidupannya.

3. Mengkaderisasi mereka untuk dapat menularkan pengetahuan tentang bahaya

Narkoba yang diperoleh dari penyuluhan ini kepada teman di rumah maupun

sekolah, keluarga, saudara, dan masyarakat di sekitar dusun tersebut dalam rangka

mengantisipasi terjadinya penyalahgunaan Narkoba yang dapat terjadi dalam

kehidupan sehari-hari.

18

Page 19: Laporan PPM Narkoba Kulon Progo-1

BAB II

METODE KEGIATAN PPM

A. KHALAYAK SASARAN KEGIATAN PPM

Kegiatan ini ditujukan bagi siswa SMP dan SMA di Kabupaten Kulon Progo.

Untuk mencapai efektivitas akan diundang 50 siswa (25 dari SMP dan 25 dari SMA)

dan satu guru pendamping, sehingga keseluruhan peserta penyuluhan yang diharap-

kan berjumlah 100. Undangan dibuat oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Kulon Progo

dengan harapan mempermudah perijinan siswa dan guru di sekolah masing-masing.

Agar penyuluhan ini benar-benar bermanfaat secara luas, maka setiap peserta

diharapkan mampu menularkan ke teman-temannya yang ada di sekolah yang sama.

B. METODE KEGIATAN PPM

Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah ceramah, diskusi, dan

tanya jawab tentang permasalahan yang berkaitan dengan bahaya Narkoba bagi

kesehatan dan masa depan remaja. Pada penyuluhan ini peserta juga diajarkan

bagaimana cara-cara mendeteksi secara dini seseorang yang terkena Narkoba dengan

melihat ciri-cirinya yang dikemas dalam bentuk lembar observasi agar mereka dapat

andil dalam mengantisipasi secara dini menyebarnya penggunaan Narkoba di

lingkungannya. Selain itu juga dilakukan penayangan 2 judul film tentang bahaya

Narkoba dan kisah nyata korban Narkoba. Kesemua metode tersebut diterapkan

bersama-sama dalam acara penyuluhan selama 1 hari di tempat yang ditentukan.

19

Page 20: Laporan PPM Narkoba Kulon Progo-1

Keberhasilan / efektivitas kegiatan penyuluhan ini diukur dari penguasaan

materi tentang bahaya Narkoba bagi kesehatan dan masa depan siswa SMP dan SMA

yang dilihat dari ada tidaknya perbedaan hasil pre-test dan pos-test yang mereka

kerjakan. Soal evaluasi untuk pre-test dan post-test dibuat sama, yaitu berbentuk

pilihan ganda 4 option berjumlah 30 soal seperti pada Lampiran 12. Evaluasi juga

dilakukan untuk mengetahui bermanfaat tidaknya penyuluhan ini dengan cara

mengumpulkam masukan dari peserta. Setiap peserta diharapkan mengisi angket

seperti Lampiran 13 yang telah disediakan pada akhir kegiatan.

Adapun kisi-kisi soal evaluasi tersebut sebagai berikut :

Tabel 2. Kisi-kisi Soal Evaluasi

No. Aspek Nomor Butir Angket Jumlah1. Bahaya Narkoba dari segi hukum 1, 2, 3, 4, 5 52. Akibat Psikologis Pengguna Narkoba 6, 7, 8, 9, 10 53. Jenis-jenis Narkoba dan efeknya bagi

kesehatan11, 12, 13, 14, 15, 16, 17,

18, 19, 20, 21, 22, 12

4. Pandangan Agama tentang Narkoba 23, 24, 25, 26 45. Upaya-upaya Pencegahan Narkoba 27, 28, 29, 30 4

JUMLAH 30 30

C. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PPM

Bagi remaja yang masih mengenyam pendidikan di sekolah, pengetahuan

tentang bahaya Narkoba mungkin tidak pernah diberikan secara intensif dan

terprogram oleh sekolah, atau bahkan belum pernah ada program penyuluhan

Narkoba di sekolah mereka.

Berkaitan dengan hal itu, maka perlu dilakukan suatu penyuluhan tentang

bahaya Narkoba bagi kesehatan dan masa depan masyarakat, khususnya remaja

seperti siswa SMP dan SMA agar mereka benar-benar mengetahui akibat yang

ditimbulkan dari penyalahgunaan Narkoba, baik bagi dirinya sendiri, keluarga, dan

masyarakat. Untuk mencapai efektivitas yang tinggi dalam program penyuluhan ini,

maka akan dilibatkan berbagai pihak, yaitu :

1. Polda Kulon Progo untuk menjelaskan bahaya Narkoba dari segi

hukum, termasuk UU dan PP yang yang dapat menjerat pengguna atau pengedar

Narkoba.

20

Page 21: Laporan PPM Narkoba Kulon Progo-1

2. Psikolog (Dosen Psikologi UNY) yang akan menjelaskan

bagaimana dampak penyalahgunaan Narkoba & bahayanya bagi remaja.

3. Pimpinan Granat (Gerakan Anti Narkoba) sebagai salah satu

lembaga yang men-fokuskan pada penanggulangan penyebaran Narkoba, yang

akan menjelaskan bagaimana penanganan penyalahgunaan Narkoba di DIY.

4. Eks-user (mantan pemakai Narkoba) yang tergabung dalam Granat

Yogyakarta. Tujuan mendatangkan eks-user adalah agar remaja mengetahui secara

jelas dan nyata dari seseorang yang benar-benar pernah memakai Narkoba dan

akibat-akibat yang harus diterima ketika ia memakai Narkoba, sehingga timbul

rasa ngeri dan takut secara pribadi pada diri remaja yang menjadi peserta

penyuluhan, yang akhirnya menimbulkan kesadaran untuk tidak memakai

Narkoba.

Selain keempat pihak yang dilibatkan tersebut, dari Tim Penyuluh sendiri

akan memaparkan bahaya Narkoba dari segi keilmuan, terutama penjelasan

bagaimana mekanisme obat-obatan yang termasuk Narkoba dalam merusak sistem

saraf mereka serta bahaya berbagai jenis Narkoba terhadap kesehatan. Bahaya

Narkoba juga akan dipaparkan melalui tinjauan berbagai agama yang ada di

Indonesia untuk lebih memberikan kesadaran dari segi keimanan mereka bahwa

semua agamapun ternyata juga melarang penggunaan Narkoba.

Untuk menunjukkan bahaya Narkoba secara konkrit juga akan ditayangkan 2

film sekaligus, yaitu film mengenai bahaya Narkoba dan kisah nyata korban Narko-

ba. Dengan demikian materi penyuluhan benar-benar komprehensif dalam memberi-

kan bekal pengetahuan tentang bahaya Narkoba bagi khalayak sasaran kegiatan ini.

Selanjutnya diharapkan pengetahuan ini dapat ditularkan kepada teman, saudara, dan

masyarakat di sekitarnya, sehingga penyuluhan ini benar-benar bermanfaat bukan

saja untuk khalayak sasaran, tetapi dapat mencakup lingkup yang lebih luas.

D. FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT

Faktor pendukung yang membantu kelancaran kegiatan penyuluhan bahaya

dan cara penanggulangan penyalahgunaan Narkoba bagi siswa SMP dan SMA ini

adalah dana PPM Program Reguler yang diberikan UNY Tahun anggaran 2009 turun

tepat pada waktunya, sehingga pelaksanaannya sesuai dengan yang dibutuhkan di

21

Page 22: Laporan PPM Narkoba Kulon Progo-1

lapangan saat itu. Selain itu, siswa-siswa yang diundang oleh Dinas Pendidikan

Kabupaten Kulon Progo (melalui Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kulon Progo,

Bapak Muham-mad Mastur, BA) adalah semua SMP dan SMA yang ada di wilayah

Kabupaten Kulon Progo, terutama sekolah yang memang relatif masih membutuhkan

informasi tentang Narkoba, dan sekolah-sekolah yang relatif jarang tersentuh

kegiatan serupa, sehingga ketika penyuluhan berlangsung mereka lebih serius dan

antusias mengikuti dari awal sampai akhir kegiatan. Selain siswa, guru pendamping

juga ikut serta dalam kegiatan penyuluhan ini, sehingga menambah semaraknya

kegiatan ketika berlangsung, terutama ketika session tanya jawab dibuka. Undangan

peserta dibuat oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Kulon Progo juga merupakan faktor

keberhasilan kegiatan ini, karena bagaimanapun sekolah-sekolah akan lebih taat jika

yang mengundang Dinas yang membawahinya daripada undangan dari Tim PPM

UNY.

Anggota Tim PPM yang terlibat sebanyak 3 orang juga merupakan faktor

pendukung keberhasilan kegiatan ini, karena Tim ini sudah sering melakukan

penyuluhan Narkoba dan latar belakang bidang ilmu yang ditekuni sesuai materi

penyuluhan, sehingga hal ini sangat mendukung kelancaran penyampaian materi dan

memberikan kepuasan jawaban pertanyaan peserta yang berkaitan dengan masalah-

masalah Narkoba di lapangan.

Faktor pendukung lainnya adalah keramahan Bapak Kepala Dinas Kabupaten

Kulon Progo beserta jajaran stafnya yang terlibat dalam kegiatan penyuluhan ini,

sehingga benar-benar mendukung kelancaran kegiatan penyuluhan dari awal

koordinasi sampai selesainya seluruh rangkaian kegiatan. Selain itu pelibatan Granat

(Gerakan Anti Narkoba) Yogyakarta yang dihadiri Ketua (Bapak Imam Ghozali,

S.Ag, M.Si) dan salah satu anggotanya yang merupakan eks-user (mantan pemakai)

yang bernama Sofie Andreyefana Bachren Kosu, A.Md merupakan daya tarik

tersendiri bagi peserta penyuluhan, terbukti ketika eks-user selesai bercerita tentang

pengalamannya menjadi seorang pemakai Narkoba hingga sampai pada perjalanan

“insaf’, banyak sekali pertanyaan terlontar dari para peserta. Demikian pula adanya

Psikolog (Ibu Rosita Endang Kusmaryani, SP.Si, M.Si) yang memaparkan dampak

psikologis korban Narkoba juga banyak pertanyaan bermunculan dari para peserta.

Kasat Narkoba POLRES Kulon Progo dalam hal ini diwakili oleh Bapak AIPTU

22

Page 23: Laporan PPM Narkoba Kulon Progo-1

Sutanto dan beberapa staf yang menyertainya juga sangat mendukung keberhasilan

kegiatan ini, karena selain isi ceramahnya yang lengkap tentang UU dan PP yang

berkaitan dengan Narkoba, juga membawa contoh berbagai bentuk Narkoba yang

ada di pasaran saat ini, sehingga peserta tahu bentuk sesungguhnya Narkoba.

Kegiatan ini juga diliput oleh Yogya TV dan disiarkan pada malam harinya

dalam acara “Berita Yogyakarta”. Penyiaran kegiatan ini melalui televisi daerah

diharapkan mampu menginspirasi institusi lain untuk melakukan kegiatan serupa.

Selain itu sebagai informasi kepada masyarakat umum, khususnya di wilayah DIY

bahwa Universitas Negeri Yogyakarta melalui kegiatan Tim PPM ini juga memiliki

kepedulian terhadap penyelamatan generasi muda melalui penyuluhan Narkoba.

Kehadiran seluruh pendukung acara ini seperti yang direncanakan dengan

tepat waktu, baik Bapak Kepala Dinas Kabupaten Kulon Progo yang berkenan

memberi sambutan sekaligus membuka acara, penyuluh / pemateri, dan peserta

kegiatan penyuluhan dalam mengikuti penyuluhan dengan seksama hingga

berakhirnya kegiatan merupakan bentuk dukungan yang sangat baik bagi kelancaran

PPM ini.

Faktor penghambat dalam pelaksanaan kegiatan penyuluhan ini terutama

disebabkan jarak lokasi untuk kegiatan penyuluhan yang terlalu jauh dari tempat

tinggal Tim PPM, penyuluh, dan juga semua peserta penyuluhan, sehingga acara

dimulai mundur 30 menit dari yang direncanakan. Faktor penghambat lainnya adalah

berkaitan biaya yang membengkak dari yang diperkirakan sebelumnya, karena

ternyata Dinas Kabupaten Kulon Progo tidak memiliki kantong dana cadangan yang

diperuntukkan untuk kegiatan-kegiatan insidental seperti kegiatan penyuluhan ini,

sehingga dari aspek pembiayaan untuk pelaksanaan kegiatan ini Dinas tidak dapat

memberikan bantuan finansial. Dengan demikian semua biaya, mulai dari sewa

tempat dan sound system, honor staf Dinas Pendidikan Kabupaten yang terlibat

dalam kegiatan ini, dan pemeliharaan kebersihan ditanggung Tim PPM. Selain itu

jarak tempat kegiatan yang terlalu jauh membawa dampak honor untuk setiap

penyuluh disesuaikan.

Meski semua masalah pembiayaan sudah teratasi dengan baik, namun

menjadi masukan dan bahan evaluasi bagi Tim PPM dalam pelaksanaan PPM di

masa mendatang, terutama tentang lokasi KKN yang benar-benar kondusif ditinjau

23

Page 24: Laporan PPM Narkoba Kulon Progo-1

dari berbagai aspek dan perlunya menanyakan terlebih dahulu kepada instansi yang

akan dijadikan mitra kerja tentang ada tidaknya kegiatan yang akan dilakukan dalam

rancangan program kerja instansi tersebut.

BAB III

PELAKSANAAN KEGIATAN PPM

A. HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN PPM

Pada tahap persiapan, Tim program Pengabdian Pada Masyarakat menga-

dakan pertemuan anggota tim yang dilanjutkan dengan pembagian kerja. Anggota

Tim yang bertugas menghubungi Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kulon Progo

segera menemui untuk memohon ijin pengadaan kegiatan dan kerjasama dalam

kegiatan ini, serta memohon masukan dan saran tentang peserta, tempat, dan waktu

pelaksanaan. Pada kegiatan PPM ini sebagai sasaran adalah siswa-siswa SMP dan

SMA di Kabupaten Kulon Progo. Anggota yang lain bertugas mempersiapkan segala

sesuatu yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan, seperti LCD, makalah,

transportasi, dokumentasi, dan sebagainya.

Berdasarkan kesepakatan dengan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kulon

Progo yang dilimpahkan kepada Bapak Kasi Kurikulum dan Pengendalian Mutu

Pendidikan Bidang Dikmen, yaitu Bapak Drs. Haryono, maka untuk kelancaran

pelaksanaan kegiatan ini undangan akan dibuat oleh Dinas Pendidikan Kabupaten

Kulon Progo dengan pertimbangan sekolah-sekolah yang diundang akan lebih taat

untuk menghadirinya. Atas saran Bapak Drs. Haryono, Tim PPM menggunakan

tempat kegiatan di Aula Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Kulon Progo untuk

mempermudah koordinasi jika ketika berlangsungnya kegiatan membu-tuhkan segala

24

Page 25: Laporan PPM Narkoba Kulon Progo-1

sesuatu secara mendadak. Menjelang dilaksanakannya kegiatan dipersiapkan daftar

hadir peserta dan penyuluh dan penggandaan makalah oleh Tim PPM.

Kegiatan ini dilaksanakan di Aula Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten

Kulon Progo, Jl. Sutijab, Wates, Kulon Progo, pada hari Selasa, tanggal 8 September

2009 dari jam 08.00 – 14.00. Peserta penyuluhan yang hadir sebanyak 70 peserta (25

siswa SMP dan 12 siswa SMA, 25 guru pendamping SMP dan 13 guru pendamping

SMA), sedangkan tamu undangan sebanyak 15 orang. Dengan kehadiran peserta

yang relatif banyak ini merupakan sesuatu yang menggembirakan, karena berarti

kegiatan ini telah berhasil menarik minat siswa untuk mengikutinya.

Kegiatan penyuluhan ini dihadiri dan dibuka oleh Bapak Kepala Dinas

Pendidikan Kabupaten Kulon Progo, yaitu Bapak Muhammad Mastur, BA. Beliau

menyempatkan diri hadir dalam kegiatan ini, meski sebenarnya ada kegiatan lain

yang bersamaan waktunya. Menurut beliau, kegiatan penyuluhan Narkoba seperti ini

harus bisa dilakukan secara terus menerus kepada masyarakat, karena hal ini

merupakan bentuk manifestasi konkrit kepedulian golongan intelektual yang berasal

dari kampus terhadap pemenuhan informasi yang dibutuhkan masyarakat. Sambutan

juga disampaikan oleh ketua Tim PPM, yaitu Ibu Das Salirawati, M.Si yang

menyatakan bahwa kegiatan ini merupakan penyuluhan Narkoba berkelanjutan,

karena tahun sebelumnya dilakukan di Kabupaten Bantul, Sleman, dan tahun 2009

ini giliran Kulon Progo. Menurutnya, direncanakan tahun depan (2010) akan

dilakukan penyuluhan yang sama di Kabupaten Gunung kidul.

Setelah pembukaan, kegiatan penyuluhan dilanjutkan dengan pemberian pre-

test kepada peserta sebagai penjajagan seberapa banyak pengetahuan yang mereka

miliki tentang Narkoba sebelum mengikuti penyuluhan ini. Hal ini penting untuk

mengetahui efektivitas kegiatan penyuluhan yang dilakukan.

Setelah pre-test dilanjutkan inti acara, yaitu penyuluhan. Berikut ini nama-

nama penyuluh beserta materi penyuluhannya yang disampaikan pada kegiatan ini.

Tabel 3. Daftar Nama Penyuluh dan Materi Penyuluhan

No. Nama Penyuluh Materi Penyuluhan 1. AIPTU Sutanto UU dan PP tentang Narkoba dan Psikotropika2. Rosita Endang Kusmaryani,

S.P, Si, M. SiMengenal Bahaya Narkoba Bagi Remaja

3. Imam Ghozali, S.Ag., M. Si

25

Page 26: Laporan PPM Narkoba Kulon Progo-1

4. Sofie Andreyefana Bachren Kosu, A.Md

Kisah Perjalanan Pahit Ketika Menjadi Pecandu Narkoba.

5. Das Salirawati, M.Si Mekanisme Perusakan Otak Akibat Narkoba 6. Eddy Sulistyowati, Apt, MS Mengenal Narkoba dan Jenis-jenisnya7. Erfan Priyambodo, M.Si Narkoba Ditinjau dari Sisi Berbagai Agama

Di Indonesia

Setelah selesai satu materi penyuluhan, kemudian diikuti session diskusi dan

tanya jawab. Diskusi dan tanya jawab sengaja dilakukan untuk setiap materi penyu-

luhan agar peserta tidak terlalu lama menunggu informasi lanjut yang diinginkan

yang berkaitan dengan materi tersebut. Penyampaian materi penyuluhan berikutnya

dilakukan sama seperti itu sampai seluruh materi penyuluhan yang direncanakan

tersampaikan kepada peserta penyuluhan.

Setelah seluruh rangkaian ceramah / penyuluhan selesai, kemudian peserta

diberi post-test untuk melihat seberapa banyak pengetahuan mereka bertambah

setelah mendengarkan materi penyuluhan yang disampaikan seluruh penyuluh.

Terakhir, peserta mengisi lembar angket yang berisi ada tidaknya manfaat

penyuluhan ini bagi mereka serta masukan yang dapat diberikan untuk kegiatan

serupa di lain waktu.

Adapun hasil pre-test dan post-test dari seluruh peserta penyuluhan adalah :

Tabel 4. Nilai Pre-test dan Post-test

Jumlah Peserta Rata-rataPre-test Post-test

25 siswa SMP4,13 4,94

12 siswa SMA

(data selengkapnya di Lampiran 21)

Skor hasil pre-test dan post-test menunjukkan adanya perbedaan pemahaman

siswa peserta penyuluhan ini sebelum (pre-test) sebesar 4,13 dan sesudah (post-test)

penyuluhan sebesar 4,94. Hal ini berarti kegiatan penyuluhan yang dilakukan efektif

dalam memberikan pemahaman kepada peserta (siswa SMP dan SMA) tentang

bahaya dan cara penanggulangan penyalahgunaan Narkoba.

B. PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN PPM

26

Page 27: Laporan PPM Narkoba Kulon Progo-1

Kegiatan Penyuluhan “Upaya Penyelamatan Generasi Muda Melalui

Penyuluhan Pengetahuan Bahaya dan Cara Penanggulangan Penyalahgunaan

Narkoba” bagi siswa SMP dan SMA di Kabupaten Kulon Progo ini terlaksana

dengan baik dan lancar berkat dukungan semua pihak, baik dari Kepada Dinas

Pendidikan Kabupaten Kulon Progo beserta staf, khususnya Bapak Drs. Haryono

selaku Kasi Kurikulum dan Pengendalian Mutu Pendidikan Bidang Dikmen, maupun

seluruh penyuluh yang terlibat dalam kegiatan ini, termasuk Tim PPM yang dengan

semangat tinggi bertekad melaksanakan PPM ini dengan sebaik-baiknya. Antusiasme

seluruh peserta penyuluhan membuat kegiatan ini terlihat semarak dan meriah. Hal

ini ditunjukkan dengan kehadiran mereka sesuai dengan undangan, bahkan beberapa

diantaranya hadir sebelum jam 08.00.

Kegiatan ini juga dapat terlaksana karena adanya dukungan dana PPM

Program Reguler Universitas Negeri Yogyakarta Tahun Anggaran 2009 yang cukup

memadai dalam memberikan motivasi bagi Tim untuk melaksanakan kegiatan PPM

ini dengan sungguh-sungguh. Kesungguhan ini disebabkan adanya keyakinan bahwa

kegiatan ini merupakan suatu kegiatan yang bermanfaat dan tepat sasaran, baik

ditinjau dari wilayah yang menjadi target kegiatan maupun isi penyuluhan yang akan

dilakukan sesuai dengan yang dibutuhkan peserta saat ini. Banyaknya SMP dan

SMA di wilayah Kabupaten Kulon Progo tentu tidak seluruhnya tersentuh kegiatan

ini secara merata, sehingga harapannya kegiatan ini dapat ditularkan oleh peserta di

lingkungan sekolah maupun masyarakat tempat tinggalnya.

Sebelum penyuluhan dimulai, setelah dibuka Bapak Kepala Dinas Pendidikan

Kabupaten Kulon Progo, yaitu Bapak Muhammad Mastur, BA, peserta diminta

mengerjakan pre-test sebagai penjajagan pengetahuan awal mereka tentang Narkoba.

Seluruh peserta terlihat serius dalam mengerjakan soal dalam pre-test ini.

Kegiatan penyuluhan diawali dengan materi tentang “UU dan PP Narkoba

dan Psikotropika”. Selain ditayangkan gambar melalui LCD juga dibawakan contoh

jenis-jenis Narkoba dan psikotropika yang diperlihatkan kepada peserta satu persatu.

Penjelasan dari AIPTU Sutanto sangat lengkap, sehingga ketika dibuka forum tanya

jawab, hanya beberapa peserta yang bertanya.

Penyuluhan berikutnya tentang “Mengenal Bahaya Narkoba Bagi Remaja”

yang disampaikan oleh Ibu Rosita Endang Kusmaryani, S.P, Si, M. Si. Beliau

27

Page 28: Laporan PPM Narkoba Kulon Progo-1

seorang psikolog, sehingga penjelasannya sangat menarik karena dihubungkan

dengan ilmu psikologi. Ada beberapa pertanyaan terlontar dari peserta ketika session

tanya jawab dibuka. Pertanyaan berkisar masalah mengapa remaja lebih rentan

terhadap bahaya Narkoba, dan bagaimana sikap kita jika sahabat kita terkena

Narkoba. Ibu Rosita menanggapi semua pertanyaan dengan sabar dan telaten hingga

memuaskan peserta yang bertanya.

Session paling semarak adalah ketika Ketua Granat dan eks-user berbicara

mengenai penanganan penyalahgunaan Narkoba di DIY khususnya dan Indonesia

umumnya, dan pengalaman pahit eks-user ketika menjadi pecandu. Pada session ini

dihujani banyak pertanyaan, dari hal yang sederhana sampai yang menggelitik untuk

disimak dan diikuti. Bapak Imam Ghozali, S. Ag, M.Si selaku ketua Granat dengan

jelas menjawab semua pertanyaan. Demikian juga Sofie sebagai eks-user yang paling

banyak ditanya, dengan penuh kesabaran ia mampu menjawab dengan sangat

memuaskan. Satu hal yang mengagumkan dari diri pribadi Sofie adalah meskipun

kadang-kadang pertanyaannya menyangkut kehidupan pribadinya, tetapi ia tidak

keberatan sama sekali untuk menjawab dan berbagi pengalaman yang sangat ingin

didengar para peserta. Bahkan kadang-kadang ia berhenti sejenak dan menghela

nafas sebelum menjawab pertanyaan yang menyingkap masa lalunya yang pahit.

Penyuluhan terakhir adalah oleh ketiga anggota Tim secara paralel, yaitu Ibu

Das Salirawati, Ibu Eddy Sulistyowati, Apt., MS, dan Bapak Erfan Priyambodo,

M.Si yang menyampaikan materi berturut-turut tentang “Mekanisme Perusakan Otak

Akibat Narkoba”, “Mengenal Narkoba dan Jenis-jenisnya”, dan “Narkoba Ditinjau

dari Sisi Berbagai Agama Di Indonesia”. Meskipun merupakan materi terakhir dan

waktu sudah menunjukkan jam 13.00, namun antusiasme peserta tidak berkurang,

bahkan tak satupun peserta yang meninggalkan ruangan. Pemaparan materi ini lebih

menekankan pada tinjauan keilmuan yang berkaitan dengan mekanisme rusaknya

otak akibat pengkonsumsian Narkoba yang terus menerus. Banyak pertanyaan

dimunculkan ketika session tanya jawab dibuka. Beberapa pertanyaan dan jawaban

terdapat pada Lampiran 6.

Pada akhir penyuluhan, peserta diminta mengerjakan kembali post-test yang

soalnya sama dengan soal pre-test. Hal ini sebagai cara untuk mengetahui efektivitas

kegiatan penyuluhan yang dilakukan.

28

Page 29: Laporan PPM Narkoba Kulon Progo-1

Untuk mengetahui kemanfaatan dari kegiatan penyuluhan ini, maka semua

peserta diminta mengisi angket. Hasil pengisian angket inilah yang dapat digunakan

sebagai dasar penting tidaknya kegiatan ini dilanjutkan di lain waktu dan kesempatan

yang berbeda. Selain itu, dari data angket juga diketahui berbagai saran dan masukan

yang sangat berguna untuk perbaikan kegiatan di masa mendatang. Meskipun jumlah

peserta yang hadir sebanyak 70 orang, namun yang mengembalikan angket evaluasi

hanya 56 peserta. Tidak diketahui mengapa 14 peserta tidak mengisi angket, padahal

diberikan waktu 10 menit untuk mengisinya. Hasil pengisian angket peserta

menunjukkan 100% (56 peserta) memandang kegiatan penyuluhan ini sangat

bermanfaat bagi mereka dalam memperoleh pengetahuan tentang Narkoba. Sebanyak

23 peserta (41,1%) menyatakan lebih bersikap hati-hati terhadap bahaya narkoba dan

mengetahui cara pencegahan, 16 peserta (28,6%) menyatakan dapat menambah

wawasan, 13 peserta (23,2%) menyatakan lebih mengetahui bahaya narkoba dan

miras, 10 peserta (17,9%) menyatakan lebih mengetahui jenis-jenis narkoba,

sedangkan beberapa peserta menyatakan bahwa dengan penyuluhan ini mereka

mengetahui pengalaman pengguna Narkoba, mengetahui tanda-tanda kecanduan

Narkoba, dan sebagai upaya penyelamatan anak bangsa.

Saran yang disampaikan antara lain : 12 peserta (21,4%) menyatakan perlunya

penyuluhan diadakan keliling dari sekolah ke sekolah, 8 peserta (14,3%) menyatakan

penyuluhan seperti ini lebih digiatkan, 6 peserta (10,7%) menyatakan perlunya

dilakukan penyuluhan untuk guru berbagai mata pelajaran dan mengikutsertakan

orangtua atau komite, serta penyuluhan dilakukan terjadwal setiap tahun / semester, 5

peserta (8,9%) penyuluhan diadakan di ruang terbuka. Beberapa peserta menyam-

paikan saran agar penyampaian materi penyuluhan lebih menarik, ditambah diskusi

dan nara sumber, diberikan buku, tinjauan agama lebih dipertajam, dihadirkan eks-

user dari berbagai kalangan dan usia. Ada dua saran yang saling bertentangan, yaitu

di satu sisi ada yang menyarankan untuk menambah waktu penyuluhan agar materi

dapat tersampaikan tanpa terburu-buru, tetapi di sisi lain ada yang menyarankan

waktu penyuluhan untuk dipersingkat agar peserta tidak jenuh.

Secara umum kegiatan penyuluhan ini berhasil dan tepat sasaran, karena

siswa-siswa SMP dan SMA yang menjadi peserta merasa mendapatkan tambahan

ilmu, bahkan di akhir acara mereka menginginkan kegiatan ini berkelanjutan. Jumlah

29

Page 30: Laporan PPM Narkoba Kulon Progo-1

peserta yang tidak berkurang dari pagi sampai selesai juga merupakan indikasi

bahwa para peserta serius dalam mengikuti kegiatan penyuluhan ini.

Harapan Tim PPM semoga peserta yang hadir pada kegiatan ini berkenan

dengan ikhlas menularkan ilmunya kepada siswa lain, baik yang satu sekolah

maupun beda sekolah yang kebetulan tidak memiliki kesempatan untuk hadir pada

penyuluhan kali ini, sehingga kemanfaatan dari kegiatan ini dapat dirasakan pula

oleh mereka. Pemberian VCD film bahaya Narkoba dan kisah nyata korban Narkoba

diharapkan dapat digunakan sebaik-baiknya sebagai media penyuluhan bagi masing-

masing sekolah peserta penyuluhan ini, yang mungkin juga dapat diperbanyak

sendiri untuk diberikan kepada sekolah lain yang membutuhkan. Keberhasilan

kegiatan penyuluhan ini juga ditunjukkan adanya perbedaan skor yang diperoleh dari

hasil pre-test terhadap post-test, yaitu 4,13 dengan 4,94.

Berdasarkan pelaksanaan kegiatan penyuluhan ini, menjadi bahan diskusi bagi

kita semua bahwa maraknya penyalahgunaan Narkoba di kalangan remaja (anak

sekolah) merupakan tanggung jawab kita semua. Kegiatan ini hanyalah salah satu

bentuk kepedulian Tim PPM UNY dalam ikut andil membantu penanggulangan dan

antisipasi penyebaran Narkoba saat ini. Semoga Tim-Tim PPM lain di kesempatan

lain melakukan hal serupa dengan sasaran yang berbeda, agar masyarakat merasakan

diperhatikan oleh kalangan akademisi seperti kita ini.

30

Page 31: Laporan PPM Narkoba Kulon Progo-1

BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat tentang “Upaya Penyelamatan

Generasi Muda Melalui Penyuluhan Pengetahuan Bahaya dan Cara Penanggulangan

Penyalahgunaan Narkoba” di Kabupaten Kulon Progo ini berhasil memberikan bekal

tentang bahaya Narkoba bagi kesehatan dan masa depan siswa SMP dan SMA di

Kabupaten Kulon Progo, dan memberikan pemahaman pentingnya kesadaran siswa

SMP dan SMA di Kabupaten Kulon Progo, dalam melakukan pencegahan diri

terhadap pengaruh Narkoba yang dapat datang dari teman bergaul di sekolah dan di

rumah, lingkungan masyarakat sekitar, dan media massa. Kegiatan ini sangat

menarik dan tepat sasaran, hal ini tercermin dari antusiasme mereka dalam mengikuti

penyuluhan dan mengajukan pertanyaan tentang banyak hal dalam forum diskusi

(tanya jawab). Keberhasilan kegiatan penyuluhan ini ditunjukkan adanya perbedaan

skor yang diperoleh dari hasil pre-test terhadap post-test, yaitu 4,13 dengan 4,94.

B. SARAN

Kegiatan ini hanya mencakup peserta dalam jumlah kecil (70 peserta) untuk

ukuran suatu Kabupaten dan hanya melibatkan secara perwakilan siswa dari

beberapa SMP dan SMA yang ada di wilayah Kabupaten Kulon Progo, sehingga

diharapkan peserta berkenan membantu menyebarluaskan informasi yang disampai-

31

Page 32: Laporan PPM Narkoba Kulon Progo-1

kan dalam kegiatan penyuluhan ini kepada teman bergaul di sekolah dan di rumah,

keluarga, saudara, atau siapa saja yang dipandang memerlukan informasi tersebut,

sehingga kemanfaatan penyuluhan ini secara tidak langsung dapat disebarkan pada

sasaran yang lebih luas.

DAFTAR PUSTAKA

Asnely MZ. (1991). Mendeteksi Zat Pewarna Tekstil Secara Sederhana. Kompas. Tanggal 28 November 1991.

John, W., Hill, Doris, K., Kolb. (1995). Chemistry for Changing Times. Seventh Edition. New Jersey : Prentice Hall, Inc.

Mohammad Anief. (1990). Perjalanan dan Nasib Obat dalam Badan. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Mohammad Anief. (1991). Apa yang Perlu Diketahui tentang Obat. Cetakan ke-dua. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Mohammad Anief. (1996). Penggolongan Obat Berdasarkan Khasiat dan Penggunaan. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Nanizar Zaman - Joenoes, Pharm D. (1994). Masalah Penyalahgunaan Obat. Surabaya : Universitas Airlangga.

N. Irving Sax. (1979). Dangerous Properties of Industrial Materials. New York : Van Nostrand Reinhold Co.

Sardjono O.S. (1982). Penyalahgunaan Obat dan Ketergantungan Obat. Pembinaan Profesi Apoteker Pengelola Apotek, Dirjen POM, DepKes RI.

Subagyo Partodiharjo. (2006). Kenali Narkoba dan Musuhi Penyalahgunaannya. Jakarta : Erlangga.

Tan Hoan Tja dan Kirana Rahardja. (1991). Obat-obat Penting, Khasiat Penggunaan dan Efek-efek Sampingannya. Jakarta : Jayakarta Press.

32

Page 33: Laporan PPM Narkoba Kulon Progo-1

Weka Gunawan. (2006). Keren Tanpa Narkoba. Jakarta : Grasindo.

33