laporan posisi keuangan - final

Upload: dwi-haryadi-nugraha

Post on 02-Jun-2018

231 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/10/2019 Laporan Posisi Keuangan - Final

    1/14

    RMK

    TEORI AKUNTANSI KEUANGAN

    LAPORAN POSISI KEUANGAN

    Oleh :

    I Gede Dirga Surya A.W. 1491661007

    Dwi Haryadi Nugraha 1491661022

    PROGRAM MAGISTER AKUNTANSI

    PROGRAM PASCASARJANA

    UNIVERSITAS UDAYANA

    DENPASAR

    2014

  • 8/10/2019 Laporan Posisi Keuangan - Final

    2/14

    1

    LAPORAN POSISI KEUANGAN

    HUBUNGAN LAPORAN POSISI KEUANGAN DENGAN LAPORAN LABA RUGI

    Dalam mendefinisikan elemen akuntansi dan hubungan antara neraca dan laporan laba rugi, ada

    dua pendekatan, yaitu: pendekatan artikulasi dan pendekatan non artikulasi.

    > Artikulasi => Laporan posisi keuangan dan laba rugi secara sistematis mampu

    mendefinisikan bahwa laba bersih sama dengan perubahan ekuitas

    pemilik dalam satu periode, dengan asumsi bahwa periode

    sebelumnya tidak ada transaksi ekuitas serta penyesuaian.

    > Non Artikulasi => Memisahkan hubungan matematis antara laporan posisi keuangan

    dengan laba rugi, dan masing-masing dari laporan tersebut

    didefinisikan dan diukur tersendiri.

    1. Pendekatan Artikulasi

    Ada dua alternatif dalam mendefinisikan elemen-elemen akuntansi, yaitu:

    a Pendekatan Pendapatan-Biaya

    Pendekatan ini fokus pada pendefinisian elemen-elemen yang ada pada laporan laba

    rugi. Pendekatan ini lebih mengutamakan laba rugi, prinsip-prinsip pengakuan

    pendapatan dan aturan-aturan pengukuran pendapatan. Konsekuensinya, laporan posisi

    keuangan dianggap sebagai sampingan dari aturan-aturan pengukuran pendapatan.

  • 8/10/2019 Laporan Posisi Keuangan - Final

    3/14

    2

    b Pendekatan Aset-Kewajiban

    Pendekatan ini kebalikan dari pendekatan pendapatan-biaya karena lebih menekankan

    pada definisi, pengakuan dan pengukuran aset dan kewajiban. Pendapatan didefinisi,

    diakui dan diukur sebagai akibat sampingan dari pengukuran aset dan kewajiban.

    2. Pendekatan Non Artikulasi

    Terdapat pertentangan yang kuat antara pendukung pendekatan pendapatan-biaya tradisional

    dan pendekatan aset-kewajiban karena pendukung pendapatan-biaya utamanya lebih

    memperhatikan stabilisasi akibat fluktuasi transaksi pada laporan laba rugi dan

    memperkenalkan biaya yang ditangguhkan dan kredit yang ditangguhkan untuk

    menghaluskan pengukuran laba. Sebaliknya, aset-kewajiban menyarankan pada perubahan

    pelaporan dalam nilai aset bersih, dan menyiapkan dan membiarkan fluktuasi laporan laba

    rugi yang mungkin melibatkan adanya laba dan rugi yang belum direalisasi.

    ASET

    1. Definisi Aset

    a Commitee on Terminology Aset adalah sesuatu yang disajikan di debet yang akan

    dipindahkan setelah tutup buku, sesuai dengan prinsip

    akuntansi (bukan karena saldo negatif dan dinilai

    sebagai utang). Saldo debet ini merupakan hak milik

    atau nilai yang dibeli atau pengeluaran yang

    dibuat untuk mendapatkan kekayaan dimasa

    depan.

    b APB Aset adalah sumber daya ekonomi perusahaan,

    termasuk pembebanan yang ditunda, yang dinilai

    dan diakui sesuai dengan prinsip akuntansi yang

    berlaku.

    c FASB Aset adalah kemungkinan keuntungan ekonomi yang

    diperoleh dimasa depan oleh suatu perusahaan

    sebagai akibat transaksi atau kejadian yang sudah

    terjadi.

  • 8/10/2019 Laporan Posisi Keuangan - Final

    4/14

    3

    2. Kontrak Eksekutori

    Merupakan perjanjian yang belum dilakukan tetapi sudah mengikat kedua pihak, baik untuk

    memenuhi kewajiban maupun menerima kekayan atau jasa di masa depan. Namun dalam

    akuntansi tradisional, kontrak eksekutori ini tidak diakui kaena kontrak seperti ini terlalu

    tidak pasti dan contigent bagi pencatatan akuntansi.

    3. Pengakuan dan Pengukuran Aset

    Prinsip pervasif yang telah ditetapkan tentang pengakuan awal dan pengukuran aset dan

    kewajiban, yaitu:

    Aset dan kewajiban umumnya dicatat berdasarkan kejadian yang mana perusahaan

    memperoleh sumber daya dari entitas lain atau membuat kewajiban dengan entitas lain.

    Aset dan kewajiban diukur dengan perubahan harga transfer.

    4. Piutang

    Piutang dicatat sebesar biaya historis dan disesuaikan untuk estimasi piutang tak tertagih.

    Atribut yang diukur adalah sebuah perkiraan atas nilai realisasi bersih. Bagaimanapun juga,

    ukuran yang sebenarnya dari nilai realisasi bersih akan menjadi harga jual dari piutang-

    piutang yang menyebabkan berkurangnya perkiraan kewajiban untuk sumber-sumber yang

    tidak dibayar oleh debitur.

    5. Investasi Tidak Tunduk Pada Akuntansi Ekuitas

    Sebelumnya, SFAS No. 12 => Biaya historis yang lebih rendah atau nilai current market.

    SFAS No. 115 => mengarah pada nilai sekarang (current value).

    Namun, perubahan ini bukannya tanpa masalah. Investasi dalam saham diklasifikasikan

    dalam tiga cara, yaitu:

    a Held-to-maturity => Dimana perusahaan memiliki maksud positif dan menahan

    sahamnya hingga jatuh tempo.

    b Trading => Dimana tujuannya adalah untuk menjual sekuritas dalam

    jangka pendek

    c Available-for-sale => Dimana tidak termasuk diantara dua kategori di atas yang

    diterapkan

    6. Investasi Tunduk Pada Akuntansi Ekuitas

    Sekuritas ekuitas dalam jumlah 20% - 50% dari saham yang beredar, umumnya dihitung

    dengan menggunakan metode ekuitas menurut Opini APB No. 18. Ketika akuntansi ekuitas

    digunakan, investasi tidak lagi menyajikan atribut sebenarnya dari pengukuran, namun

  • 8/10/2019 Laporan Posisi Keuangan - Final

    5/14

    4

    merupakan suatu biaya historis yang disesuaikan yang penyesuaiannya ditentukan

    berdasarkan aturan-aturan yang ada dalam akuntansi ekuitas.

    7.

    PersediaanPersediaan akhir dihitung dengan menghitung jumlah persediaan yang masih ada, lalu

    dikalikan dengan kos akuisisi per unit. Kos per unit dapat ditentukan dengan menggunakan

    metode FIFO (first in first out), LIFO (last in first out), atau nilai rata-rata weight average).

    ARB No. 43, persediaan dinilai menggunakan harga yang lebih rendah antara harga pasar

    atau harga perolehan. Harga pasar disebut juga kos pengganti (replacement cost), tetapi

    jaraknya ditetapkan dimana kos pengganti harus jauh diantara batasan yang tertinggi nilai

    realisasi bersih) dan terendah (nilai realisasi bersih yang kurang dari markup normal.

    Batasan tertinggi dan terendah ini digunakan hanya jika harga pengganti jatuh di luar

    batasan. Batasan tertinggi dan terendah ini mengurangi fluktuasi dalam pendapatan

    akuntansi diantara periode ketika persediaan dicatat.

    8. Aset yang Dibuat Sendiri dan Persediaan yang Diproduksi

    Permasalahan pengukuran mengenai aset yang dibuat sendiri adalah pengidentifikasian

    biaya yang timbul saat membuat aset tersebut.

    Ada dua masalah khusus, yaitu:

    Produksi persediaan, dan

    Perlakuan pada kos bunga.

    Selain itu, ada dua metode yang bisa digunakan untuk persediaan yang diproduksi, yaitu:

    Variabel costing => Hanya kos produksi variabel yang digunakan untuk

    menghitung persediaan, sedangkan kos tetap dibebankan

    sebagai kos periode.

    Full-absorptioncosting => Keseluruhan kos, baik tetap maupun variabel

    diperhitungkan.untuk produksi persediaan.

  • 8/10/2019 Laporan Posisi Keuangan - Final

    6/14

    5

    Perdebatan akuntansi ini tidak dapat diatasi dengan definisi asset yang disajikan dalam

    SFAC No. 6.

    SFAS No. 34 mensyaratkan tambahan kos bunga dari dana pinjaman kos akuisisi pada aset

    yang dibangun sendiri bila jumlah biaya bunga tersebut signifikan. Persyaratan ini berlaku

    untuk aset yang dibangun yang digunakan atau dijual tetapi tidak untuk produksi persediaan

    rutin.

    Selain itu, SFAS No. 34 juga menyebutkan bahwa pendapatan dari periode yang akan

    datang akan bermanfaat dengan kos seperti bunga yang merupakan bagian dari akuisisi

    sumber daya.

    Salah satu kritik utama dari SFAS No. 34 adalah bahwa SFAS No. 34 menghubungkan kos

    bunga dengan mengabaikan apakah ada utang khusus yang telah dikeluarkan untuk

    membiayai pembangunan aset.

    9. Aset yang Mengalami Depresiasi atau Deplesi

    Kos akusisi historis dari aset yang didepresiasikan atau deplesi adalah dialokasikan selama

    perkiraan umur kegunaan. Alokasi depresiasi menggunakan beberapa metode: garis lurus,

    jumlah tahun, saldo menurun, dan unit produksi. Peraturannya hanya ada untuk konsistensi

    penggunaan dari tahun ke tahun.

    Kos dari sumber daya alam dideplesi dari pada didepresiasikan. Kos deplesi dialokasikan

    sesuai umur ekonomis sama seperti aset yang didepresiasikan. Metode yang digunakan

    adalah metode unit produksi (perkiraannya dihitung berdasarkan jumlah produksi yang

    diharapkan).

    Neraca yang memuat nilai untuk subjek aset untuk depresiasi dan deplesi adalah kos historis

    dikurangi alokasi kumulatif kos pada laporan laba rugi. Jumlah ini disebut nilai buku dan

    hasil dari alokasi kos. Nilai buku tidak menunjukkan atribut yang nyata oleh karena itu tidak

    dapat diukur secara langsung. Nilai buku hanya dapat dihitung dengan mengaplikasi aturan

    yang dispesifikasi dalam metode depresiasi atau deplesi yang digunakan.

    10. Aset yang Mengalami Penurunan Nilai

    Pada SFAS No. 121 FASB meneliti masalah penurunan nilai dari aset jangka panjang dan

    kemungkinan kemunculan goodwill sebagai akibat dari penurunan nilai pasar, perubahan

    fisik yang signifikan dari aset atau cara penggunaanya, perubahan iklim bisnis yang dapat

  • 8/10/2019 Laporan Posisi Keuangan - Final

    7/14

    6

    mempengaruhi pengoperasian aset dan penurunan arus kas dari current dan prospektif

    operations. Kejadian dimasa depan akan sangat menentukan apakah penurunan nilai terjadi.

    11.

    Pertukaran Non Moneter dari Aset SejenisOpini APB No. 29 menetapkan aturan unik untuk menjelaskan pertukaran aset non moneter

    yang sama, yang berlawanan dengan prinsip umum penggunaan nilai ekonomi yang

    dikorbankan untuk mengukur transaksi tersebut. Dalam pertukaran non moneter,

    pengorbanan untuk memperoleh aset baru terdiri dari perdagangan dalam aset dan sejumlah

    kas yang mungkin. Di bawah opini APB No. 29, aset baru dicatat pada nilai buku aset yang

    diperdagangkan (daripada nilai pasar), ditambah berbagai pertimbangan kas yang

    dipertimbangkan.

    12. Aset Tidak Berwujud

    Semua aset tidak berwujud dicatat pada nilai pengorbanan yang terjadi demi mendapatkan

    aset tersebut. Dihitung dengan menggunakan kos historis dikurang beban kumulatif ke

    pendapatan.

    13. Biaya yang Ditangguhkan

    Ada dua jenis dari beban yang ditangguhkan, yaitu:

    Biaya yang dibayar dimuka (menyediakan manfaat di masa depan dalam bentuk

    pengurangan arus kas keluar masa depan untuk jasa), umumnya dialokasikan ke laba

    rugi dengan dasar garis lurus sepanjang periode masa depan, dan

    Biaya yang ditangguhkan dari pengakuan biaya oleh karena aturan pengukuran

    pendapatan. Jenis ini termasuk biayastartup organisasi dan kerugian ditangguhkan pada

    penjualan sewa. Sebagian besar biaya yang ditangguhkan diamortisasi dengan cara yang

    sama sebagai aset tidak berwujud kecuali persyaratan tertentu berlaku.

  • 8/10/2019 Laporan Posisi Keuangan - Final

    8/14

    7

    KEWAJIBAN

    1. Definisi Kewajiban

    a Commitee on Terminology Kewajiban adalah saldo kredit atau jumlah yang harus

    dipindahkan dari saat tutup buku ke periode tahun

    berikutnya berdasarkan pencatatan yang sesuai dengan

    prinsip akuntansi

    b APB Kewajiban ekonomis dari suatu perusahaan yang

    diakui dan dinilai sesuai dengan prinsip akuntansi

    c FASB Kemungkinan pengorbanan di masa mendatang yang

    timbul akibat kewajiban perusahaan sekarang untuk

    masa yang akan datang sebagai akibat suatu transaksi

    atau kejadian yang sudah terjadi

    Terdapat lima jenis kewajiban dalam akuntansi, yaitu:

    a Kewajiban kontraktual => Akibat dari kejadian-kejadian yang menimbulkan

    kewajiban berdasarkan kontrak secara legal.

    b Obligasi kontruktif => Kewajiban yang bersifat implisit, tidak secara tertulis.

    c Obligasi merata yang

    sangat ambigu

    => kewajiban yang tidak bersifat kontraktual tetapi timbul

    dengan adanya prinsip-prinsip keadilan yang bersifat

    etis.

    d Kewajiban kontijensi => Ada suatu situasi, atau kumpulan keadaan yang tidak

    pasti yang mengakibatkan suatu perusahaan mungkin

    akan mengalami untung atau rugi yang baru akan

    diketahui ketika satu atau lebih kejadian terjadi atau

    tidak terjadi di masa depanKredit yang

    ditangguhkan

    => Terdiri atas pendapatan dibayar di muka dan kredit

    yang ditangguhkan yang disebabkan oleh peraturan

    mengenai pendapatan yang menangguhkan pengakuan

    akun tersebut dalam laporan laba rugi.

    2. Pengakuan dan Pengukuran Kewajiban

    APB StatementNo. 4 dan SFAC No. 5, kewajiban diukur dengan jumlah yang terjadi saat

    transaksi, biasanya sejumlah nilai yang harus diserahkan, yang mungkin didiskontokan.

    Prinsip umumnya, kewajiban diukur pada jumlah yang terjadi dalam pertukaran. Untuk

  • 8/10/2019 Laporan Posisi Keuangan - Final

    9/14

    8

    kewajiban lancar, seperti utang dagang, ini representasi face value dari obligasi untuk masa

    yang akan datang. Kewajiban lancar yang tidak didiskontokan adalah membenarkan alasan-

    alasan yang tidak material; itu adalah, nilai sekarang tidak material berbeda dari nilai di

    masa yang akan datang yang didiskontokan.

    Untuk kewajiban tidak lancar, pengukuran menunjukkan nilai sekarang diukur berdasarkan

    nilai tunai yang diperhitungkan sebagai dasar tingkat bunga. Penerimaan bersih

    menunjukkan aliran pembayaran bunga dan diskonto pembayaran utama pada tingkat bunga

    pasar saat ini. Jika tingkat bunga obligasi pada ratesaat ini, nilai sekarang, hasil bersih, dan

    nilai jatuh tempo adalah sama pada saat pengeluaran. Jika tingkat bunga yang ditetapkan

    berbeda dari harga pasar, maka terjadi permi atau diskon.

    3. Utang Wesel Dengan Harga Dibawah Suku BungaPasar

    Berdasarkan opini APB No. 21, utang wesel dengan bunga di bawah suku bunga pasar harus

    didiskontokan. Tujuannya adalah untuk menyesuaikan biaya bunga secara periodik pada

    suku bunga pasar. Diskonto ini kemudian diamortisasi selama umur ekonomis wesel untuk

    menyesuaikan biaya bunga secara periodic dengan suku bunga pasar.

    4. Utang Obligasi

    Obligasi dicatat sebesar hasil jual bersih dari transaksi. Hasil jual bersih adalah nilai

    sekarang dari pembayaran bunga di masa depan dari pembayaran kembali pokok,

    didiskontokan pada suku bunga pasar, dikurangi kos penerbitan obligasi. Hal ini diperlukan

    untuk membuat premi obligasi atau akun diskonto jika tingkat bunga berbeda dari harga

    pasar.

    Berdasarkan opini APB No. 21, premi dan diskonto diamortisasi dengan metode

    bunga efektif.

    5. Obligasi yang Dapat Dipertukarkan (Covertible Bonds)

    Alasannya: Bahwa investor akan membayar harga konversi opsi, dan harga tersebut dibayar

    dalam bentuk suku bunga yang lebih rendah.

    Untuk alasan ini, obligasi ini memiliki elemen utang dan pemilik ekuitas. Pembatalan bunga

    dapat dianggap sebagai sumbangan modal untuk perusahaan dalam pertukaran hak istimewa

    ini.

  • 8/10/2019 Laporan Posisi Keuangan - Final

    10/14

    9

    Dua kebijakan yang dapat dipergunakan pada akun obligasi yang dapat dipertukarkan:

    Pendekatan dengan memperlakukannya sebagai utang konvensional sampai dikonversi

    (APB Opinion No. 14).

    Pendekatan dengan memisahkan jumlah utang dengan nilai yang harus dibayar untuk

    hak konversi dan menambahkan jumlah ini ke dalam modal kontribusi.

    6. Utang Dengan Waran Saham

    Opini APB No.14 menyatakan => Nilai yang ditetapkan untuk melepas waran saham dapat

    menyertai permasalahan utang.

    Kebijakan ini tidak konsisten dengan perlakuan dari utang konvertibel.

    Alasannya: Bahwa utang konvertibel didalilkan menjadi utang atau ekuitas pada satu waktu

    dan tidak bisa menjadi keduanya secara bersamaan.

    7. Penarikan Kembali Saham Preferen dan Sekuritas

    Manajer keuangan terus menerus berusaha menghindari adanya utang dalam laporan posisi

    keuangan. Caranya dengan penarikan kembali saham preferen.

    Saham preferen => Tidak mempunyai hak suara, mempunyai jadwal kewajiban membayar

    secara periodik pada nilai nominal (pari) dan dapat ditebus pada opsi

    perusahaan; deviden kumulatif dan memiliki preferen lebih dari sahambiasa, dan saham memiliki tingkat deviden tahunan tetap tanpa

    patisipasi lebih lanjut

    Isu terbaru dari saham preferen => Saham preferen dapat dikonversi menjadi saham biasa.

    8. Sekuritisasi

    Melibatkan dua pihak, yaitu: penjualan oleh perusahaan (transferor) dari suatu aset atau

    kelompok-kelompok aset kepada perusahaan yang lain (transferee). Umumnya, aset

    melibatkan aset keuangan seperti piutang hipotik. Transferee membiayai akuisisi dengan

    pengeluaran sekuritas pada sekelompok investor luar.

    Masalah dalam sekuritisasi:

    Apakah transferor telah melepaskan semua hak atas asetnya atau belum. Jika telah

    dilepas, transferor mengkredit aset dan tidak memunculkan utang pada laporan posisi

    keuangannya. Namun jika transferormempertahankan dan belum melepaskan semua hak

    atas asetnya, transfereetidak bebas menggunakan atau membuang aset tersebut.

  • 8/10/2019 Laporan Posisi Keuangan - Final

    11/14

    10

    EKUITAS

    1. Definisi Ekuitas Pemilik

    Ekuitas pemilik => Kepentingan residual pemegang saham atas aset bersih perusahaan.

    Definisi ini merupakan teori kepemilikan sesuai dengan pemegang saham mana yang

    dianggap menjadi pemilik perusahaan.

    Komponen Ekuitas:

    a

    Kontribusi modal.

    Modal hukum (perseroan terbatas pemegang saham), dan

    Modal lainnya (premi saham, modal sumbangan, modal dari stok bendahara, modal

    dari masalah opsi saham dan jaminan).

    b

    Laba ditahan

    c Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi.

    2. Pengakuan dan Pengukuran Ekuitas Pemilik

    Berikut jenis-jenis transaksi perubahan ekuitas pemilik, yaitu:

    a. Transaksi-transaksi modal (kontribusi atau penarikan langsung aset oleh pemilik)

    b.

    Transaksi-transaksi terkait pendapatan (transaksi laporan laba rugi dan periode dan

    penyesuaiannya pada periode sekarang dengan periode sebelumnya)

    3. OpsiSaham

    Perencanaan Opsi Saham Karyawan (ESOP) dianggap sebagai bentuk kompensasi

    ditangguhkan kepada karyawan, jika ada harga penawaran pembelian baru terbentuk dalam

    perencanaan tersebut. Jika harga penawaran pembelian sudah ada, maka pengakuan dan

    pengukuran akuntansi berfokus pada nilai penawaran pembelian opsi. Pengukuran terjadi

    pada waktu yang berbeda, antara lain pada tanggal hibah, tanggal penerimaan oleh pegawai,

    tanggal awal kadaluawarsa dan tanggal aktual pemakaian.

    4. Saham Treasuri

    Akuisisi saham treasuri dilihat sebagai metode prospek masa depan untuk pemegang saham.

    Alasan pembelian saham treasuri, yaitu:

    a. Keinginan manajemen yang kuat dalam memiliki proporsi saham yang lebih besar.

    b.

    Keinginan untuk memiliki saham yang tersedia untuk pelaksanaan opsi saham.

    c. Keinginan untuk mengurangi lingkup investasi oleh perusahaan karena biaya modal

    melebihi pengembalian marjinal investasi.d. Mendukung harga pasar saham perusahaan.

  • 8/10/2019 Laporan Posisi Keuangan - Final

    12/14

    11

    Dua metode yang digunakan untuk menghitung saham treasuri, yaitu:

    a Metode biaya

    b Metode nilai nominal.

    Kedua metode tersebut hanya berbeda dalam cara perhitungannya, tetapi pengaruhnya

    terhadap pemilik ekuitas bersifat sama.

    5. Deviden Saham

    Menurut ARB 43, ada dua kebijakan akuntansi untuk deviden saham yang didasarkan pada

    ukuran deviden.

    a Deviden saham besar (>25%) => Dihitung dengan mengklasifikasikan kembali laba

    ditahan dalam memberikan kontribusi modal

    berdasarkan nilai nominal saham yang diterbitkan.

    b

    Deviden saham kecil (< 20%) => Dihitung dengan mengklasifikasikan kembali laba

    ditahan ke modal setoran atas dasar nilai/harga

    pasar dari saham dan menggunakan pre-devidend

    harga pasar.

    CAP beranggapan, bahwa pembagian dividen benar-benar untuk tujuan manajemen, yaitu:

    apakah manajemen:

    ingin memberikan bukti bunga laba ditahan kepada pemegang saham,

    atau keinginan memperkecil harga saham (pemecahan saham tanpa merubah nilai pari

    saham tesebut).

    Menggunakan nilai pari saham untuk mengukur deviden saham dari pada menggunakan

    nilai pasar saham beredar yang diharapkan tidak berubah, karena prinsip deviden saham

    tidak berbeda dengan pemecahan saham yang tidak menyebabkan perbedaan yang dicatat

    oleh pemilik ekuitas.

    INSTRUMEN KEUANGAN

    Instrumen keuangan meliputi sebuah aset keuangan atas suatu entitas dan beban keuangan (atau

    ekuitas) atas entitas lainnya. FASB mendefinisikan instrumen keuangan sebagai kas, bukti

    kepemilikan dalam suatu entitas, atau keduanya:

    1. Pembebanan obligasi kontraktual pada suatu entitas untuk memberikan uang tunai atau

    instrumen keuangan lain kepada entitas kedua, atau menukar instrumen keuangan yang

    berpotensi tidak menguntungkan entitas kedua.

  • 8/10/2019 Laporan Posisi Keuangan - Final

    13/14

    12

    2. Menyampaikan kepada entitas kedua tentang hak kontraktual untuk menerima uang tunai

    atau instrumen keuangan lain dari entitas pertama, atau menukar instrumen keuangan yang

    berpotensi menguntungkan yang lainnya dengan entitas pertama.

    Derivatif

    Merupakan instrumen keuangan yang nilainya didasarkan atas insturmen keuangan lain, indeks

    saham, atau suku bunga atau indeks suku bunga.

    Derivatif dapat diklasifikasikan dalam dua tipe umum:

    1. Forward-Based Derivatives,muncul antara dua pihak.

    Pihak pertama mendapatkan keuntungan, sedangkan pihak lain mendapatkan kerugian

    sebagai akibat dari perubahan pada nilai dari faktor yang mempengaruhi instrumen.

    Kontrakforwardmeliputi mata uang asing, kontrak utang, atau komoditas yang mempunyai

    harga khusus pada tanggal kontrak dengan keuntungan atau kerugian dari perubahan harga

    khusus pada tanggal penetapan penyelesaian.

    2. Option-Based Derivative,dimana pemegang opsi memiliki hak untuk membeli atau menjual

    suatu kuantitas spesifik pada suatu harga yang sfesiifik dari komoditas standar, instrumen

    keuangan dan ekuitas.

    Pernyataan FASB Terkait Derivatif

    Beberapa standar sebelumnya yang berkaitan dengan pengungkapan derivatif telah digantikan

    oleh SFAS No. 133 yang menilai derivatif berdasarkan nilai wajar serta membutuhkan

    pengungkapan terkait efektivitas lindung nilai.

    Tingkat bungaswap efektif:

    Bila jumlah yang disepakati antara swap sama dengan jumlah aset atau kewajiban yang

    menjadi lindung nilai, serta apabila nilai wajarswappada awalnyasama dengan nol.

    Dalam hal pengungkapan, entitas harus menunjukkan tujuan dan kebijakan mereka untuk

    memegang derivatif dan instrumen lindung nilai. Mereka juga didorong untuk memberikan

    informasi kuantitatif tentang berbagai jenis risiko pasar yang terlibat.

  • 8/10/2019 Laporan Posisi Keuangan - Final

    14/14

    13

    KLASIFIKASI DALAM LAPORAN POSISI KEUANGAN

    ARS 43 => Mewajibkan klasifikasi aset dan kewajiban yang didasarkan pada likuiditasnya.

    Dua klasifikasi yang digunakan, yaitu:

    Pendekatan Currentdidefinisikan sebagai siklus operasi perusahaan atau satu tahun atau

    lebih.

    Pendekatan current-noncurrent ini hanya memberikan indikasi kasar dari likuiditas

    perusahaan.

    Cara pengklasifikasian yang lain adalah berdasarkan aset yang dimiliki untuk tujuan dijual,

    digunakan, dan direpresentasikan yang mewakili biaya yang ditangguhkan. Hal ini akan

    memberikan beberapa informasi tambahan tentang seberapa manfaat ekonomi yang akan

    terealisasi dan realisasi ketidakpastian.

    Sumber :

    Wolk, Harry. I., Michael G, Tearney., James. L. Dodd, 2001.Accounting Theory : A Conceptual

    and Institutional Approach, Fifth Edition. South Western Collage Publishing, Cincinnati,

    Ohio.