laporan ponek
DESCRIPTION
rencana tindak lanjut setelah mengikutiTRANSCRIPT
PELATIHAN PELAYANAN OBSTETRI DAN NEONATAL EMERGENSI
KOMPREHENSIF (PONEK)
1. Latar Belakang
Seperti yang kita ketahui bahwa Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian
Neonatal (AKN) di Indonesia masih tertinggi di antara Negara ASEAN dan
penurunannya sangat lambat. Program penurunan angka kematian bayi dan meningkatkan
pelayanan kesehatan bayi yang memiliki masalah komplikasi persalinan dan kelahiran
kurang bulan sangat diperlukan. Sehubungan hal tersebut perlu diperoleh dukungan
faktor ketrampilan tenaga kesehatan khusus penanganan neonatal serta pelayanan
kesehatan bayi berkualitas di rumah sakit.
Pelayanan perinatal regional merupakan upaya penyediaan pelayanan bagi ibu dan
bayi baru lahir secara terpadu dalam satu managemen. Maksudnya ialah pengaturan dan
keterpaduan tingkar pusat, provinsi dan kabupaten. Pelayanan kesehatan yang bermutu
hanya dapat diberikan bila memenuhi kriteria baku yaitu protap (SOP). Pelayanan
bermutu hanya dapat diberikan oleh nakes yang kompeten dari mulai bidan di tingkat
dasar sampai dokter dan rumah sakit yang berfungsi penuh PONEK.
PONEK merupakan pelatihan terpadu bagi satu tim medik rumah sakit mengacu
pada panduan atau baku kklinis yang telah disepakati. Tujuan akhir dari program ini
adalah agar rumah sakit mampu mempunyai kinerja sesuai dengan standar yang
semestinya.
2. Nama Kegiatan : Pelatihan Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi
Komprehensif (PONEK)
3. Waktu Kegiatan : 27-30 Juni 2014
4. Tempat Kegiatan: BAPELKES Samarinda
5. Peserta : dr. Alia Shahnaz, SpOG
dr. Bawono Bhakti, SpA, M.Bio Med
dr. Sri Nur Azizah
Adelina Sinurat, Amd. Keb
Purwanti, Amd. Kep
6. Ringkasan Materi
Kebijakan PONEK di rumah sakit adalah regionalisasi pelayaanan Obstetri dan
neonatal adalah sistem pembagian wilayah kerja rumah sakit dengan cakupan area
pelayanan yang dapat dijangkau oleh masyarakat dalam waktu kurang dari 1 jam agar
dapat memberikan tindakan darurat emergensi standart, RS siap PONEK 24 jam
dimasing - masing kabupaten / kota minimal 1 RS, RS kota / kabupaten harus
berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan kabupaten / kota setempat untuk membina
PUSKESMAS PONED di wilayah kerjanya.
Agar layanan PONEK sesuai dengan standar penyelenggaraan RS PONEK maka
strategi yang ditempuh adalah optimalisasi di bidang manajemen maupun pelayanan,
antara lain : pembentukan tim PONEK di RS dan Kabupaten / kota melalui SK Direktur
RS dan SK Kadinkes kabupaten / kota dan Bupati / Walikota membuat MOU dengan
universitas untuk pemenuhan tenaga SpA dan SpOG, pemenuhan kecukupan sarana dan
prasarana, alat dan obat - obatan dan SDM, ketersediaan data yang lengkap, akurat dan
tepat waktu.
Berbagai langkah harus diperhatikan dalam melaksanakan perawatan gawat
darurat obstetri dan neonatal. Penatalaksanaan meliputi pengenalan segala kondisi gawat
darurat, stabilisasi penderita, pemberian oksigen, infus dan terapi cairan, tranfusi darah
dan pemberian medika mentosa maupun upaya rujukan lanjutan. Elemen penting dalam
stabilisasi pasien adalah menjamin kelancaran jalan nafas, memperbaiki fungsi sistem
respirasi dan sirkulasi, menghentikan sumber perdarahan, menggantikan cairan tubuh
yang hilang, mengatasi rasa nyeri atau gelisah.
Pusat perinatal regional merupakan suatu fasilitas subspesialistik yang memiliki
tanggungjawab untuk melakukan koordinasi dan menata laksana pelayanan khusus. Pusat
perinatal regional harus mampu menyediakan, membantu atau memenuhi upaya rujukan
diri pelayanan rawat jalan dan rawat inap serta pelayanan diagnostik untuk fasilitas dasar
dan spesialistik di daerah tersebut. Prinsip pelayana regional adalah prinsip yang
membentuk dasar untuk pengembangan pelayanan asuhan kesehatan perinatal. Prinsip ini
mengacu pada kebutuhan asuhan bagi ibu, neonatus dan keluarga selama kehamilan dan
persalinan, bayi baru lahir dan keluarga setelah kelahiran.