laporan pkm kejaksan

Upload: herlan-bela

Post on 06-Mar-2016

254 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Laporan

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

1. 1 Latar BelakangSelama beberapa tahun terakhir, terjadi banyak kemajuan dalam penyediaan pelayanan kesehatan masyarakat di negara berkembang. Kemajuan ini tidaklah merata terutama pada wanita, mereka belum memperoleh pelayanan yang proporsional. Tidak memadainya akses pelayanan kesehatan bagi wanita juga tercermin dari statistik kematian. Penurunan AKB secara bermakna telah terjadi selama beberapa tahun terakhir, meskipun AKI tetap tinggi. Selama ini kesehatan ibu mendapat porsi perhatian terbesar dalam kebutuhan kesehatan wanita secara umum. Akses pelayanan yang efektif dapat dijamin jika pelayanan terjangkau secara finansial, dianggap sesuai, dan dapat diterima oleh wanita sebagai pengguna pelayanan. Hambatan utama yang dihadapi oleh masyarakat sosial ekonomi rendah untuk memperoleh pelayanan kesehatan adalah kurangnya infrastruktur fisik. Hal ini tentu saja masih dialami oleh sebagian besar wanita di negara berkembang, yang menunjukkan ketidakadilan yang besar dalam distribusi petugas dan fasilitas kesehatan, serta infrastruktur komunikasi dan transportasi yang belum dikembangkan secara memadai (Koblinsky, 1997).Ketersediaan pelayanan kegawatdaruratan untuk ibu hamil, bersalin beserta janinnya sangat menentukan kelangsungan hidup ibu dan bayi baru lahir. Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) sebagai pusat rujukan wilayah Cirebon bebannya terlalu berat, serta sebagai perantara antara RSUD dan masyarakat diperlukan keterlibatan dan kepedulian dari Rumah Sakit Swasta. (Dinkes Kota Cirebon, 2010).Berbagai upaya telah dilakukan di Kota Cirebon, tetapi jumlah kematian baik kematian ibu bersalin dan kematia bbbbb n bayi belum menunjukkan penurunan yang signifikan. Upaya mempercepat penurunan jumlah kematian ibu bersalin dan kematian bayidi Kota Cirebon memerlukan suatu komitmen dan kerjasama baik antara pemerintah, swasta, dan masyarakat sendiri untuk menekan terjadinya kematian ibu bersalin dan bayi. (Dinkes Kota Cirebon, 2010).Salah satu komitmen yang disepakati adalah Rumah Sakit Berbasis Masyarakat (RSBM) dimana RSBM adalah jejaring pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh Rumah Sakit Swasta dan Pemerintah di masing-masing wilayah binaannya berupa pelayanan kesehatan Rumah Sakit secara langsung oleh dokter spesialis baik promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif serta memberikan transfer of knowledge bagi tenaga kesehatan dan masyarakat yang dibantu oleh Puskesmas, institusi kesehatan lainnya, dan warga siaga di wilayah binaannya dalam suatu tatanan sistem rujukan. (Dinkes Kota Cirebon, 2010).RSBM merupakan kegiatan dalam upaya menekan dan menurunkan jumlah kematian ibu bersalin dan bayi dimana kegiatannya dibawah tanggung jawab Dinas Kesehatan Kota Cirebon melalui Program Pendanaan Kompetisi yang dimulai tahun 2006. (Dinkes Kota Cirebon, 2010).Bentuk pelayanan yang diberikan langsung kepada masyarakatolehTim RSBM tidak hanya kuratif dan rehabilitatif tetapi promotif dan preventif juga diberikan melalui Puskesmas secara periodik (Dinkes Kota Cirebon, 2010).Pelaksanaan upaya pelayanan kesehatan promotif dan preventif dapat dilakukan melalui penyuluhan mengenai KIA/KB, konseling, dan pemeriksaan antenatal care. Upaya kuratif dan rehabilitatif dapat dilakukan dengan upaya pemberian pelayanan gawat darurat kehamilan dan persalinan serta bayi dan balita, pemberian obat bagi ibu hamil yang memiliki penyakit tertentu, serta pemberian pelayanan postpartum untuk mencegah terjadinya infeksi setelah melahirkan. Namun setelah 8 tahun program ini berjalan, masih terdapat kendala yang menghambat terlaksananya RSBM secara maksimal seperti penyesuaian jadwal kunjungan dokter spesialis ke puskesmas dan kurangnya kesadaran pasien untuk memeriksakan dirinya ke dokter spesialis.

1. 2 Tujuan1.2.1 Tujuan UmumMeningkatkan mutu pelayanan ibu dan bayi secara terpadu dalam upaya menurunkan angka kesakitan ibu dan bayi

1.2.2 Tujuan KhususA. Meningkatkan transfer of knowledge untuk tenaga kesehatan dan masyarakat terutama tentang pencegahan bumil risti dan bayi risti.B. Mengoptimalkan kunjungan dan pelayanan dokter spesialis obgyn, spesialis anak dan spesialis jantung.C. Meningkatkan penjaringan kasus di masyarakat mengenai bumil risti dan bayi risti.D. Meningkatkan promosi dan pemberian informasi mengenai jadwal kunjungan dan pelayanan dokter spesialis obgyn.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Identifikasi MasalahBerdasarkan serangkaian RSBM yang sudah berjalan sejak tahun 2006, masih banyak kendala baik teknis maupun non teknis yang perlu disikapi. Banyak hal yang terkait dengan program RSBM yang berfokus pada kesehatan ibu dan anak yang pelaksanaan selama dalam proses praktek belajar lapangan mengenai RSBM yang kami temukan di lapangan yang dilakukan selama 4 minggu antara lain:1. Pelaksanaan kegiatan RSBM pada bulan FebruariHal tersebut menyebabkan adanya kesenjangan antara tujuan RSBM yang ingin dicapai dengan pelaksanaan kegiatan RSBM yang tidak sesuai jadwak yang telah ditentukan. Terlihat pada data rekapitulasi kegiatan rujukan medis pada tahun 2014.2. Ketidaksesuaian jadwal kunjungan dokter spesialis dengan jadwal yang telah ditetapkanData tersebut dapat dilihat pada rekapitulasi kunjungan kegiatan RSBM pada tahun 2014. 3. Terdapatnya masa vakum dari dokter spesialis obgyn sehingga pelayanan ibu hamil yang seharusnya diberikan menjadi terbengkalai4. Tidak dilakukannya kunjungan dari dokter spesialis anak ke puskesmasUntuk pelayanan dokter spesialis anak, dokter yang bersangkutan tidak datang ke puskesmas, melainkan pihak puskesmas yang datang ke tempat praktek dokter tersebut untuk merujuk pasien sehingga pelayanan pasien anak menjadi kurang efisien.5. Pembatasan jumlah pelayanan RSBM untuk pasien anakHal ini terjadi karena pihak puskesmas yang merujuk pasien ke tempat praktek dokter merasa agak sungkan jika membawa pasien terlalu banyak. Sehingga, pihak puskesmas hanya membawa maksimal 3 pasien dalam sekali kunjungan untuk di rujuk dan itupun dengan pemilihan pasien-pasien yang beresiko saja.6. Kurangnya kesadaran masyarakat untuk dapat berkoordinasi dengan pihak puskesmasKurangnya kesadaran dari si pasien sendiri menyebabkan pihak puskesmas menjadi kesulitan untuk memberikan pelayanan yang seharusnya mereka dapatkan dari para dokter spesialis. Contoh kasus yang kami temui selama 4 minggu ini adalah pasien yang sudah dijanjikan untuk konsultasi/dirujuk kepada dokter spesialis anak, tidak datang saat waktu yang dijanjikan untuk pemeriksaan dan tanpa ada kabar dari pasien tersebut walaupun pihak puskesmas sudah mengingatkan terus-menerus.

2.2 Prioritas MasalahBerdasarkan beberapa identifikasi masalah yang didapatkan selama observasi mengenai RSBM di Puskesmas Kejaksan untuk penentuan prioritas masalah yang ada, dilakukan menggunakan analisis USG (Urgency, Seriousness, Growth) yang dianalisis menggunakan ketiga unsur tersebut (Syamrilaode, 2011 dan Asmoko H, 2013):1. Faktor Urgency yang berkaitan dengan mendesaknya waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah tersebut. Semakin tinggi urgensi masalah untuk diselesaikan maka semakin tinggi urgensi masalah tersebut.2. Faktor Seriousness berkaitan dengan dampak dari adanya masalah tersebut terhadap organisasi. Dampak ini terutama yang menimbulkan kerugian bagi organisasi seperti dampaknya terhadap produktivitas, keselamatan jiwa manusia, sumber daya atau sumber dana. Semakin tinggi dampak masalah tersebut terhadap organisasi maka semakin serius masalah tersebut.3. Faktor Growth berkaitan dengan pertumbuhan masalah. Semakin cepat berkembang masalah tersebat maka semakin tinggi tingkat pertumbuhannya. Suatu masalah yang cepat berkembang tentunya makin prioritas untuk diatasi permasalahan tersebut.

Tabel 2.1 Penilaian Kriteria Dengan Metode USGNilaiKriteria

UrgencySeriousnessGrowth

5Sangat urgenSangat seriusSangat tumbuh

4Cukup urgenCukup seriusCukup

3UrgenSeriusTumbuh

2Kurang urgenKurang seriusKurang tumbuh

1Sangat kurang urgenSangat kurang seriusSangat kurang tumbuh

Tabel 2.2 Faktor Urgency, Seriousness, and GrowthNOPermasalahanNilai SkorTotal SkorUrutan prioritas

USG

1Pelaksanaan kegiatan RSBM tahun 2014 dimulai pada bulan Februari33396

2Ketidaksesuaian jadwal kunjungan dokter spesialis dengan jadwal yang telah ditetapkan554142

3Terdapatnya masa vakum dari dokter spesialis obgyn sehingga pelayanan ibu hamil yang seharusnya diberikan menjadi terbengkalai454133

4Kunjungan RSBM dokter spesialis anak tidak dilakukan di puskesmas, melainkan dilakukan di tempat praktek dokter spesialis anak555151

5Pembatasan jumlah pelayanan RSBM untuk pasien anak444124

6Kurangnya kesadaran masyarakat untuk dapat berkoordinasi dengan pihak puskesmas334105

Dengan menjumlahkan (U+S+G), nilai tertinggi ditetapkan sebagai prioritas masalah kesehatan. Dengan demikian kami kelompok puskesmas kejaksan menentukan prioritas masalah/kasus yang kami dapatkan adalah tidak dilakukannya kunjungan dari dokter spesialis anak ke puskesmas

2.3 Analisis MasalahAnalisis dari prioritas masalah yang kami dapatkan yaitu Tidak dilakukannya kunjungan dari dokter spesialis anak ke puskesmas, hal ini terlihat dari laporan pembukuan kegiatan RSBM yang dilakukan di puskesmas Kejaksan tahun 2014 yang telah dilaksanakan sebelumnya. Analisis kekurangan dan kelebihannya adalah sebagai berikut :

-+Kunjungan dokter spesialis anak ke puskesmasdilakukanTidak dilakukanProgram pelayanan dokter spesialis anak kurang optimal Penapisan bayi risti menjadi kurang optimalMelemahnya tujuan yang ingin dicapai dari program RSBMPelayanan dokter spesialis anak optimal Penapisan bayi risti menjadi optimalTercapainya tujuan dari dibangunnya program RSBMPihak puskesmas membatasi perujukan pasien anak

Skema 2.1 dampak dari dilaksanakan/tidaknya kunjungan dokter spesialis anak ke puskesmas

Tabel 2.3 RSBM Kunjungan ke Dokter Spesialis Anak Tahun 2014

NoBulanJumlah Pasien yang dirujuk

1Maret4

229 April3

310 Juni2

426 Juni1

524 September3

623 Oktober4

720 November1

Total18

Tabel 2.4 RSBM Kunjungan Pasien Obgyn Tahun 2014

NoBulanJumlah pasien

1Februari7

215 maret9

317 april8

429 april5

522 mei9

65 juni3

726 juni6

814 Agustus5

94 September3

1025 September5

1123 Oktober10

126 November 6

Total81

BAB IIIPEMECAHAN MASALAH

3.1 Alternatif Kegiatan Untuk Pemecahan Masalah1. Perencanaan MOU antara pihak Dinas Kesehatan Kota Cirebon dengan dokter spesialis dilakukan lebih dini.2. Perekrutan dokter spesialis anak dan obgyn yang lebih banyak untuk program RSBM, sehingga tiap puskesmas mempunyai dokter RSBM lebih dari satu.3. Setiap dokter pemberi layanan RSBM, mempunyai sejawat untuk menggantikan tugasnya bila berhalangan hadir. 4. Mengganti kekosongan jadwal RSBM di lain hari pada minggu yang sama.5. Membuat aturan tetap untuk jadwal RSBM yang telah disetujui oleh dokter spesialis dan Dinas Kesehatan Kota Cirebon.6. Memberikan edukasi kepada pasien yang akan dirujuk, untuk mendahulukan rujukan RSBM dibandingkan dengan kepentingan pribadi lainnya.7. Melibatkan organisasi baik POGI maupun IDAI dalam pembentukan MOU untuk program RSBM.

3.2 Urutan Prioritas Pemecahan MasalahBerdasarkan alternatif solusi di atas, kami mengurutkan pemecahan masalah berdasarkan peluang dari pemecahan prioritas masalah yang paling mungkin dilakukan dan mudah diaplikasikan di masyarakat.1. Mengganti kekosongan jadwal RSBM di lain hari pada minggu yang sama.Usulan ini dimaksudkan agar dokter spesialis pemberi layanan RSBM dapat tetap memberikan pelayanan kepada pasien, sehingga tidak ditunda-tunda untuk penanganan pasiennya. Apabila dokter berhalangan hadir sesuai jadwal, diharapkan dapat mengganti kunjungannya di minggu yang sama.

2. Memberikan edukasi kepada pasien yang akan dirujuk, untuk mendahulukan rujukan RSBM dibandingkan dengan kepentingan pribadi lainnya.Dengan lebih diberikannya edukasi kepada pasien, diharapkan pasien menjadi lebih sadar akan kebutuhan kesehatan diri sendiri maupun anaknya, sehingga pasien tidak menunda-nunda saat akan dirujuk. 3. Membuat aturan tetap untuk jadwal RSBM yang telah disetujui oleh dokter spesialis dan Dinas Kesehatan Kota Cirebon.Jadwal kunjungan RSBM sudah ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Kota Cirebon. Namun dalam pelaksanaannya dokter spesialis pemberi layanan RSBM terkadang membatalkan kunjungannya dikarenakan dokter yang bersangkutan tidak dapat meninggalkan tugas prakteknya di Rumah Sakit tempatnya bekerja.4. Perencanaan MOU antara pihak Dinas Kesehatan Kota Cirebon dengan dokter spesialis dilakukan lebih dini.Dengan perencanaan MOU yang lebih dini antara pihak Dinas Kesehatan Kota Cirebon dengan dokter spesialis, diharapkan program RSBM dapat terlaksana tepat waktu sehingga lebih optimal dalam pelayanannya di masyarakat.5. Melibatkan organisasi baik POGI maupun IDAI dalam pembentukan MOU untuk program RSBM.Dengan adanya keterlibatan organisasi, diharapkan dapat lebih memperlancar dan mempermudah program RSBM dengan sumber daya manusia yang lebih banyak.6. Perekrutan dokter spesialis anak dan obgyn yang lebih banyak untuk program RSBM, sehingga tiap puskesmas mempunyai dokter RSBM lebih dari satu.Dengan lebih banyaknya dokter spesialis yang berpartisipasi dalam program RSBM, diharapkan semua program yang ingin dicapai oleh RSBM dapat berjalan lancar.7. Setiap dokter pemberi layanan RSBM, mempunyai sejawat untuk menggantikan tugasnya bila berhalangan hadir.Dokter yang bergabung dalam program RSBM apabila tidak dapat hadir saat jadwal kunjungan di puskesmas tertentu, diharapkan dapat mengusulkan teman sejawatnya yang tergabung dalam program RSBM untuk menggantikan dokter yang berhalangan.

3.3 Pemecahan MasalahDilihat dari alternatif solusi yang diurutkan berdasarkan solusi yang paling mungkin dilakukan, mudah dilakukan, menangani masalah yang terkait dan mencapai tujuan program RSBM, kami memilih Mengganti kekosongan jadwal RSBM di lain hari pada minggu yang sama. Untuk dijadikan usulan kegiatan sebagai solusi dari prioritas masalah.

3.4 Usulan Pemecahan Masalah Dengan Rancangan ImplementasiProgram yang kami usulkan dalam kesempatan praktek belajar lapangan selama 4 minggu di puskesmas kejaksan ini bertujuan untuk lebih mengoptimalkan kegiatan RSBM yang sudah terbentuk sejak tahun 2006. Khususnya adalah dalam hal jadwal pelayanan dokter spesialis ke puskesmas RSBM yang menjadi tanggungjawabnya agar pelayanan dokter spesialis lebih optimal dan penapisan kasus baik ibu ataupun neonatus risti semakin meningkat. Kegiatan dalam program yang kami usulkan yaitu :1. Apabila dokter yang bertanggungjawab di puskesmas tersebut berhalangan hadir saat kunjungan, dapat menghubungi dokter spesialis pemberi layanan RSBM di puskesmas lainnya untuk menggantikan.2. Memaksimalkan jadwal kunjungan RSBM dan mengganti jadwal dokter yang berhalangan hadir untuk hadir berkunjung pada minggu yang sama.3. Pemantauan dari Dinas Kesehatan Kota Cirebon setiap 3 bulan untuk mengetahui apakah kunjungan RSBM dilakukan secara rutin dan sesuai jadwal atau tidak oleh para dokter spesialis dan untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan RSBM.Kegiatan ini berawal dari pengoptimalan jadwal kunjungan yang dilakukan oleh para dokter spesialis sampai dengan pengontrolan dari Dinas Kesehatan Kota Cirebon agar kegiatan RSBM ini menjadi lebih optimal kedepannya dan tujuan dari RSBM itu sendiri tercapai.

BAB IVPENUTUP

4.1 KesimpulanKegiatan RSBM yang dilakukan di puskesmas Kalijaga, masih belum optimal, karena masih ada beberapa kekurangan diantaranya adalah kekosongan/masa vakum dari dokter spesialis obgyn, kunjungan dokter spesialis obgyn yang tidak sesuai jadwal dan kunjungan dokter spesialis anak yang tidak dilakukan di puskesmas melainkan pihak puskesmas yang mengantarkan pasien untuk diperiksa oleh dokter spesialis tersebut di tempat prakteknya. Oleh karena itu, untuk mengatasi permasalahan-permasalahan di atas, kelompok kami mengusulkan untuk diadakannya penggantian jadwal kunjungan RSBM jika dokter yang bersangkutan berhalangan hadir pada hari tersebut, penggantian pemberian pelayanan di hari yang sama dengan dokter spesialis pemberi layanan RSBM dari puskesmas lainnya saat dokter yang bertanggungjawab berhalangan, dan pemantauan dari Dinas Kesehatan Kota Cirebon untuk pelaksanaan RSBM di puskesmas setiap bulannya.

4.2 SaranPelaksanaan RSBM di puskesmas Kejaksan untuk spesialis Obgyn harus dipertahankan dan lebih dioptimalkan lagi untuk penapisan bumil risti. Untuk pelayanan dokter spesialis anak masih belum optimal dan belum sesuai jadwal. Karena dokter spesialis anak yang memberikan pelayanan RSBM tidak melakukan kunjungan ke puskesmas melainkan pihak puskesmas yang merujuk pasien ke Rumah Sakit tempat dokter tersebut bekerja.7