laporan pkm

22
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bali merupakan daerah tujuan pariwisata di Indonesia. Bali memiliki keanekaragaman seni dan budaya, serta sumber daya alam. Sumber daya alam di Bali melimpah dan beranekaragam. Contohnya Kabupaten Karangasem terkenal dengan salaknya, Nusa Penida dengan rumput lautnya, Klungkung dengan makanan khas “srombotan”, Badung dengan “lawar badung”, dan jenis makanan lainnya. Namun salah satu Kabupaten di Bali yaitu Bangli belum mempunyai kekhasan makanan sebagai pemanfaatan sumber daya alam yang ada. Kabupaten Bangli dilihat dari letak geografisnya merupakan salah satu kabupaten yang memiliki letak yang strategis dalam jalur perdagangan, pariwisata, serta usaha perekonomian masyarakat lainnya. Hasil pertanian dan perkebunan seperti bawang, sayur hijau, cabe, tomat, jeruk, ubi jalar, talas, serta produk pertanian lainya. Hasil pertanian dan perkebunan terus melimpah dihasilkan dari tahun ke tahun. Hasil tersebut belum memperoleh pengolahan untuk bernilai ekonomis. Keadaan tersebut hampir terjadi diseluruh desa yang ada di Bangli, salah satunya desa penghasil ubi jalar, jeruk, dan talas. Desa Batukaang terletak 35 km dari kecamatan kintamani. Dilihat dari keadaan geografisnya, Desa Batukaang

Upload: devidwi3

Post on 29-Jun-2015

285 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan PKM

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bali merupakan daerah tujuan pariwisata di Indonesia. Bali memiliki

keanekaragaman seni dan budaya, serta sumber daya alam. Sumber daya alam di Bali

melimpah dan beranekaragam. Contohnya Kabupaten Karangasem terkenal dengan

salaknya, Nusa Penida dengan rumput lautnya, Klungkung dengan makanan khas

“srombotan”, Badung dengan “lawar badung”, dan jenis makanan lainnya. Namun salah

satu Kabupaten di Bali yaitu Bangli belum mempunyai kekhasan makanan sebagai

pemanfaatan sumber daya alam yang ada.

Kabupaten Bangli dilihat dari letak geografisnya merupakan salah satu kabupaten

yang memiliki letak yang strategis dalam jalur perdagangan, pariwisata, serta usaha

perekonomian masyarakat lainnya. Hasil pertanian dan perkebunan seperti bawang, sayur

hijau, cabe, tomat, jeruk, ubi jalar, talas, serta produk pertanian lainya. Hasil pertanian

dan perkebunan terus melimpah dihasilkan dari tahun ke tahun. Hasil tersebut belum

memperoleh pengolahan untuk bernilai ekonomis. Keadaan tersebut hampir terjadi

diseluruh desa yang ada di Bangli, salah satunya desa penghasil ubi jalar, jeruk, dan talas.

Desa Batukaang terletak 35 km dari kecamatan kintamani. Dilihat dari keadaan

geografisnya, Desa Batukaang merupakan daerah yang subur dengan jumlah

penduduknya ± 616 orang. Dengan mayoritas mata pencaharian masyarakat Desa

Batukaang adalah sebagai petani perkebunan. Hasil perkebunan masyarakat Desa

Batukaang adalah jeruk, kopi, ubi jalar, talas, dan jagung. Manejemen perkebunan

masyarakat perkebunan adalah Tumpang Sari artinya berbagai jenis tanaman di tanam

bersamaan sehingga diperoleh produk perkebunan beranekaragam dan melimpah masih

meresahkan masyarakat.

Keresahan yang dialami oleh masyarakat Desa Batukaang disebabkan oleh

adanya produk-produk luar serta kurangnya pengetahuan pengelolaan maupun

pemasaran. Produk luar seperti makanan dan minuman sangat di kuatirkan masyarakat

karena kurangnya pengetahuan dalam pemasaran dan pengolahan menjadi produk yang

Page 2: Laporan PKM

bernilai ekonomis. Minimnya pengetahuan terkait pengolahan produk perkebunan dan

pertanian menyebabkan hasil panen yang melimpah tidak bernilai guna bahkan terbuang

menjadi sampah.

Pada saat panen jeruk misalnya, kriteria pemasaran jeruk memiliki tahapan antara

lain jeruk yang ukurannya besar dijual dengan harga yang tinggi, jeruk yang ukurannya

sedang dijual dengan harga menengah, serta jeruk yang ukurannya kecil dijual dengan

harga yang murah. Pembelian atau pemasok hasil panen dilakukan oleh para tengkulak.

Sistem pembelian oleh tengkulak menggunakan sistem “Pajeg” yaitu tengkulak membeli

keseluruhan hasil panen dilahan petani dengan harga sesuai standar yang disepakati

antara petani dan tengkulak, dimana adanya harga yang kurang baik dan awamnya

pengetahuan petani menyebabkan jeruk yang melimpah, banyak ditemukan berserakan

sebagai sampah. Namun seharusnya kondisi jeruk tersebut layak dimanfaatkan bahkan

dapat dikonsumsi sebagai minuman.

Hasil panen berupa ubi jalar dan talas juga mengalami hal yang sama seperti buah

jeruk. Para petani menjual kepada tengkulak dengan harga yang relatife murah. Ubi jalar

dengan berat 50 kg dijual seharga Rp 30.000,- atau Rp 600,- per 1 kg dan talas dijual

dengan harga Rp 15.000,- atau Rp 300,- per 1 kg. Namun oleh para tengkulak dipasaran

pada konsumen dengan harga ubi jalar berkisar Rp 2.500,- hingga Rp 3.000,- per 1

kilogramnya, demikian juga halnya dengan harga talas. Hal ini mengakibatkan kerugian

bagi petani akibat kurangnya seimbangnya antara kerja keras dan penghasilan petani.

Saat dilakukan dialog/wawancara dengan pejabat dan penduduk Desa Batukaang

mereka sangat antusias dan mengharapkan adanya bantuan cara pengolahan hasil panen

berupa pelatihan dan pembinaan, agar hasil perkebunan menjadi bernilai ekonomis.

Pengolahan hasil panen dapat berupa produk makanan dan minuman bernilai ekonomis

yang nantinya dapat menjadi salah satu ciri khas produk dari Kabupaten Bangli,

khususnya di Desa Batukaang. Hal ini sangat berpotensi karena menyukseskan program

pemerintah Kabupaten Bangli yaitu mewujudkan Desa Agrowisata di Kabupaten Bangli.

Adanya program ini akan menjadi prospek peningkatan daya saing dan penghasilan

masyarakat khususnya di Desa Batukaang dengan ciri khas makanan jeruk, ubi jalar, dan

talas. Keadaan ini juga didukung oleh adanya objek wisata Gunung dan Danau Batur

Page 3: Laporan PKM

yang nantinya sebagai objek pemasaran hasil olahan hasil panen masyarakat Desa

Batukaang.

Berdasarkan uraian tersebut, maka sangat perlu diadakan pengenalan, pelatihan

dan pembinaan pengolahan hasil panen menjadi produk yang bernilai ekonomis, bagi

para petani maupun masyarakat Desa Batukaang yang bergabung dalam kelompok subak.

Oleh karena itu dengan adanya pengenalan, pelatihan, dan pembinaan pengolahan hasil

panen akan membuka wawasan para petani dalam mengolah hasil panen yang dihasilkan

menjadi produk olahan makanan dan minuman secara mandiri, yaitu jeruk menjadi

minuman yang difermentasi, talas menjadi tortilla dan ubi jalar menjadi ubi crips.

Melalui pelatihan dan pembinaan, diharapkan masyarakat dapat mengolah hasil

perkebunan secara mandiri. Dengan kemampuan pengolahan secara mandiri, kelompok

petani dapat merasakan hasil panen sesuai dengan harapan mereka serta dapat mengatasi

kemorosotan harga jual pada saat panen yang melimpah. Selain itu ibu – ibu yang

bergabung dalam kelompok subak mampu memanfaatkan produk yang mereka buat serta

diharapkan dapat memasarkannya baik skala kecil, skala menengah, serta skala besar.

1.2 Rumusan Masalah

Masyarakat Desa Batukaang tidak melakukan pengolahan hasil panennya disebabkan

karena minimnya pengetahuan ynag mereka miliki tentang pengolahan jeruk, ubi jalar,

dan talas sebagai olahan makanan ynag bisa langsung dipasarkan kepada masyarakat.

Pengenalan pengolahan jeruk, ubi jalar, dan talas menjadi olahan makanan kepada

masyarakat Desa Batukaang perlu diadakan demi meningkatkan pendapatan masyarakat

dan hasil jual jeruk terutamanya ubi jalar dan talas.

Berdasarkan latar belakang tersebut permasalahan dalam proposal ini dapat

dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana cara memperkenalkan teknik mengolah hasil panen yang berupa jeruk,

menjadi minuman yang difermentasi, ubi jalar menjadi ubi crips ubi dan talas

menjadi tortilla yang siap dipasarkan dalam rangka meningkatkan daya jual hasil

panen dan penghasilan masyarakat Desa Batukaang?

Page 4: Laporan PKM

2. Bagaimana tanggapan masyarakat Desa Batukaang terhadap pengenalan teknik

mengolah jeruk, ubi jalar dan talas menjadi berbagai macam olahan makanan dan

minuman?

Bagaimana solusi dalam memasarkan berbagai hasil olahan dan makanan yang telah diolah oleh masyarakat Desa Batukaang?

1.3 Tujuan ProgramAdapun tujuan program kreativitas mahasiswa pengabdian masyarakat adalah untuk:

1. Mengenal, melatih, dan membina pemanfaatan, pengembangan dan pengolahan

hasil panen yang berupa jeruk menjadi minuman fermentasi, ubi jalar menjadi ubi

crips dan talas menjadi tortilla, yang siap dipasarkan dalam rangka meningkatkan

daya jual hasil panen dan penghasilan masyarakat Desa Batukaang.

2. Untuk mengetahui tanggapan ataupun manfaat yang dirasakan oleh masyarakat

Desa Batukaang terhadap pengenalan, teknik pengolahan jeruk menjadi minuman

fermentasi, ubi jalar menjadi ubi crips dan talas menjadi tortilla.

3. Untuk meningkatkan gambaran solusi pemasaran hasil olahan makanan yang

diproduksi oleh masyarakat Desa Batukaang.

1.4 Luaran yang Diharapkan

Luaran atau hasil yang diharapkan dari Program Kreativitas Mahasiswa dalam bentuk

Pengabdian Pada Masyarakat. Dengan harapan pelatihan ini:

1. Mampu menambah bekal wawasan, keterampilan dan pengetahuan baru bagi

masyarakat di Desa Batukaang, terkait dengan teknik pengolahan jeruk menjadi

minuman fermentasi, ubi jalar menjadi ubi crips, dan talas menjadi tortilla.

2. Masyarakat Desa Batukaang dapat mengolah sisa hasil sortiran panen jeruk

menjadi minuman fermentasi, ubi jalar menjadi ubi crips, dan talas menjadi

tortilla yang tentunya siap untuk dipasarkan.

3. Dapat memberikan solusi kepada masyarakat untuk dapat meningkatkan

penghasilan tambahan dan mengembangkan kreativitas masyarakat serta dapat

mengembangkan Desa Batukaang menjadi desa yang kreatif, aktif, dan mandiri.

4. Dengan pengolahan produk makanan dan minuman yang khas Desa Batukaang,

dapat mendukung program pemerintah khususnya Kabupaten Bangli dalam

rangka mewujudkan desa-desa berbasis agrowisata.

Page 5: Laporan PKM

5. Mampu membina dan memberdayakan SDM dan SDA masyarakat Desa

Batukaang. Untuk mengembangkan hasil panen perkebunannya menjadi produk

baru yang berkualitas.

6. Adanya gambaran solusi pemasaran hasil olahan dengan observasi dan tinjauan

pustaka.

1.5 Kegunaan Program

Kegunaan program kreativitas mahasiswa yang bergerak dibidang pengabdian pada

masyarakat ini adalah sebagai berikut:

1. Potensi hasil perkebunan

Hasil panen perkebunan masyarakat Desa Batukaang yang berupa jeruk,

ubi jalar, dan talas yang kurang memiliki nilai ekonomis serta kurang

dimanfaatkan dalam pengolahan menjadi produk makanan dan minuman.

Sehingga dengan adanya pelatihan ini akan dapat mengenalkan produk-produk

baru bagi masyarakat berupa produk makanan yang diproduksi langsung oleh

masyarakat Desa Batukaang dari hasil perkebunan masyarakat desa setempat.

2. Pemberdayaan Masyarakat

Dengan dikenalkannya teknik pengolahan jeruk menjadi minuman, ubi

jalar menjadi ubi crips, dan talas menjadi trotilla, akan membangkitkan gairah

masyarakat dalam memanfaatkan hasil panen perkebunan. Kegiatan ini secara

tidak langsung dapat memberikan solusi peningkatan pendapatan bagi masyarakat

Desa Batukaang.

3. Dampak Sosial

Dampak sosial secara nasional pemanfaatan dan pengembangan hasil

pertanian ini diharapkan para petani mampu menghasilkan produk olahan baru

yang berkualitas dan siap dipasarkan guna memperkenalkan kekhasan produk

kreativitas masyarakat Desa Batukaang. Produk yang berkualitas dan siap

dipasarkan kepada para wisatawan disekitar tempat pariwisata di daerah tersebut,

mengingat pemerintah Kabupaten Bangli mempunyai program untuk menjadikan

desa-desa di Kabupaten Bangki sebagai daerah agrowisata. Dengan demikian,

Page 6: Laporan PKM

prospek pengembangan dan pemasaran produk ini akan sangat bagus untuk

kedepannya, yang nantinya dapat meningkatkan penghasilan bagi masyarakat

maupun pihak terkait lainnya.

Page 7: Laporan PKM

BAB IIMETODE PELAKSANAAN PROGRAM

Metode yang digunakan dalam program kreativitas mahasiswa ini yaitu metode

kerja kolaborasi antara mahasiswa dengan kelompok masyarakat dan pihak Desa

Batukaang serta pihak terkait lainnya yang mendukung melaksanakan program

kreativitas mahasiswa ini, penulis juga menggunakan metode sebagai berikut:

1. Metode Observasi Awal

Penulis mengadakan pengamatan di Desa Batukaang. Observasi dilakukan

setelah memperoleh izin dari pihak – pihak terkait. Observasi penulis juga

melakukan wawacara dengan pihak terkait guna menunjang pengumpulan data

awal sebelum membuat usulan kegiatan program dan pelaksanaan program.

Untuk kedepannya pun jika program telah telaksana maka akan diadakan

observasi dan wawancara lanjutan terkait dalam memperolah informasi tindak

lanjut kegiatan yang dilakukan masyarakat dari hasil penelitian. Observasi juga

dilakukan setelah pelatihan diadakan, untuk mengetahui manfaat hasil pelatihan.

Pada observasi ini dicari data mengenai kemajuan pengolahan makanan,

pemasaran, serta perubahan yang dirasakan masyarakat Desa Batukaang.

2. Metode Penyuluhan dan pelatihan

Penulis mengadakan penyuluhan dan pelatihan tentang teknik pengolahan

jeruk, ubi jalar, dan talas menjadi makanan dan minuman siap konsumsi.

Penyuluhan dan pelatihan dilakukan sebanyak satu kali pertemuan. Serta kegiatan

tindak lanjut dari proses pelatihan yang telah diberikan lewat kerjasama dengan

bapak kepala desa dan ketua PKK dalam melaksanakan lanjutan dari kegiatan

pelatihan yang dilakukan secara mandiri.

Page 8: Laporan PKM

BAB III

PELAKSANAAN KEGIATAN

3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kegiatan

Kegiatan Program Kreativitas Mahasiswa meliputi :

A. Waktu dan Tempat Persiapan

1. Tanggal, 9 Maret 2008

Pencarian ijin tentang pelaksanaan kegiatan dengan melakukan konfirmasi

keinstansi terkait yang meliputi kepala desa Batukaang.

2. Tanggal, 19 Maret 2008

Pembuatan sample produk olahan makanan dan minuman untuk kegiatan

pelatihan yang bertempat di Lab PKK UNDIKSHA.

3. Tanggal 20 Maret 2008

Pengurusan surat surat peminjaman dan pelaksanaan kegiatan.

4. Tanggal, 25 Maret 2008

Pembelian peralatan, bahan-bahan dan pemesanan spanduk untuk kegiatan

pelatihan.

5. Tanggal, 26 Maret 2008

Pembuatan modul pelatihan, alat peraga serta contoh kemasan produk

olahan.

6. Tanggal, 27 Maret 2008

Pengemasan dan pengepakan barang-barang serta bahan untuk pelatihan.

7. Tanggal, 28 Maret 2008

Pengambilan peralatan yang dipinjam, pengecekan peralatan serta gladi

bersih dari tim PKMM untuk mengukur waktu kegiatan agar dapat

berjalan dengan lancar sesuai dengan jadwal kegiatan yang hendak

dilakukan.

Page 9: Laporan PKM

B. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Dilaksanakan pada tanggal 29 Maret 2008. Tempat pelaksanaan Balai desa

Batukaang, pada pukul 09.00 wita.

Mengingat lokasi pelatihan yang relative cukup jauh dari kota Singaraja dan tidak

terlepas dari aktifitas penulis sebagai mahasiswa maka setiap kegiatan yang akan

dilaksanakan selalu dikonformasikan lebih awal kepada pihak desa setempat agar

kegiatan dapat berjalan dengan lancar.

3.2 Tahapan Pelaksanaan

Pelaksanaan Program Kreativitas ini dapat berjalan dengan lancar karena adanya

kerja sama yang membangun dan mendukung antara mahasiswa, kepala desa, ketua PKK,

dosen pembimbing, dan masyarakat desa setempat. Adapun tahapan pelaksanaan

Program Kreativitas ini adalah sebagai berikut.

1. Tahap Persiapan

a. Melakukan observasi tentang hasil pertanian setempat.

b. Mempersiapkan segala keperluan untuk melakukan kegiatan diataranya :

mempersiapkan surat – surat untuk keperluaan mencari ijin observasi,surat

permohonan bantuan pengerahan peserta,surat peminjaman tempat

mempersiapkan alat ,bahan, untuk kegiatan pelatihan.

c. Pencarian ijin untuk melakukan observasi dan pelatihan kepada pihak yang

terkait.

2. Tahap Observasi.

a. Melakukan pengamatan secara langsung ke lokasi Desa Batukaang Kintamani,

tentang hasil perkebunan dan hasil panenan yang berkelimpahan serta sisa

panenan yang berjatuhan yang tidak layak dijual karena hasilnya kecil kecil atau

kurang bagus sehingga tidak terolah dengan baik.

b. Mengobservasi tempat pelatihan.

Page 10: Laporan PKM

3. Tahap Wawancara.

a. Mencari input dan kunjungan langsung ke petani untuk melihat secara langsung

hasil pertanian dan pengamatan hasil panenan yang terbuang dengan sia – sia.

b. Melakukan wawancara dengan Bp. Kepala Desa,Ibu ketua PKK,para petani dan

masyarakat.

4. Tahap Pelatihan.

a. Pelatihan dilakukan 1 hari dimulai dari pkl.09.00 – 14.30.dihadiri oleh bapak

kepala desa Batukaang, bapak bendesa adat desa Batukaang ,kepala dusun , bapak

petugas PPL Pertanian desa Batukaang ,ibu ketua PKK desa Batukaang.

b. Pelatihan diberikan kepada ibu ibu PKK sebanyak 45 anggota ( ibu ibu Rumah

tangga dan kelompok tani ).

c. Acara Pelatihan diawali dengan penyampaian laporan oleh ketua tim PKMM,

sambutan dan pembukaan oleh bapak kepala desa.i

d. Acara Pelatihan dilanjutkan dengan pemberian materi, tanya jawab, pembagian

kelompok, pelaksanaan pelatihan dengan materi yang telah diberikan oleh tim

PKMM.

e. Proses pelatihan berjalan dengan lancar karena keterlibatan, keterbukaan,

partisipasi, serta keanrusiasan peserta pelatihan dan masih kentalnya budaya

saling bergotong royong antara satu peserta dengan peserta lainnya.

f. Kegiatan pelatihan ditutup oleh Bapak Nyoman Yudana selaku kepada desa

Batukaang dan penyerahan bantuan berupa peralatan memasak, bahan, serta dana.

5. Tahap Peninjauan Kembali Hasil Pelatihan

Berdasarkan hasil wawancara dan hasil observasi masyarakat telah mengembangkan

pengolahan ubi jalar, talas dan jeruk dari hasil pelatihan untuk pengolahan bersama

oleh tim PKK pada tanggal 21 April 2008 sebagai makanan keluarga, kegiatan

sampingan yang dijual di sekolah-sekolah. Pada kegiatan ini masyarakat

Page 11: Laporan PKM

menyampaikan keterbatasan dalam hal pengetahuan teknik pengolahan alat dan bahan

serta pendanaan untuk mengenmbangkan olahan menjadi produk komersial.

Masyarakat juga mengharapkan adanya bantuan dan partisipasi dari pemerintahan

setempat untuk meningkatkan hasil pertanian dan perekonomian masyarakat.

6. Tahap Penyusunan Laporan

Penyusunan laporan dilakukan secara bertahap berdasarka hasil pelatihan dan

penarikan kesimpulan dari hasil peninjauan kembali hasil pelatihan.

3.3 Insturmen Pelaksanaan

Alat-alat yang digunakan antara lain :

a. Camera digital untuk mengambil gambar dokumentasi.

b. Alat-alat pelatihan dan dana yang akan diserahkan kepada kepala desa dan ketua

PKK desa Batukaang.

c. Pembagian angket tanggapan peserta pelatihan untuk memperoleh informasi

secara tertulis dari para peserta pelatihan terhadap pelaksanaan pelatihan.

Page 12: Laporan PKM

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pelatihan

Desa Batukaang merupakan desa yang terletak di Kecamatan Kintamani,

Kabupaten Bangli. Desa Batukaang yang terletak 35 km dari Kecamatan Kintamani

sangat mudah ditempuh menggunakan transportasi darat.. Jika menempuh perjalanan

dari Singaraja menuju ke Desa Batukaang, disepanjang perjalanan terbentang lahan

perkebunan, yang menambah keindahan panorama alam.

Kondisi georafis desa ini sangatlah subur mengingat daerah ini merupakan

daerah pengunungan di sebelah barat Gunung Batur, yang tentunya memiliki

keunikan tersendiri. Di Desa Batukaang akan jarang ditemukan tanaman padi sebab

tanaman yang banyak di tanam di Desa Batukaang yaitu berupa tanaman jeruk, kopi,

ubi jalar, dan talas. Luas wilayah Desa Batukaang keseluruhannya 173,710 hektar,

dengan luas lahan pertanian seluas ± 160 hektar. Adapun hasil potensi daerah yang

paling unggul dan telah dikenal dikalangan masyarakat yaitu jeruk, ubi jalar, dan

talas. Dengan jumlah penduduk sebanyak ± 616 orang, dengan perhitungan laki –

laki sebanyak 313 orang dan perempuan sebanyak 303 orang. Sebagian besar

penduduk Desa Batukaang bermata pencaharian sebagai petani perkebunan. Ibu – ibu

rumah tangga yang tidak mempunyai pekerjaan ikut membantu suami untuk

menggarap kebun, begitu juga halnya para remaja.

Uang atau gaji jerih payah yang mereka peroleh tidak sepadan dengan

pekerjaan yang dilakukan. Untuk kalangan perempuan, jika bekerja dengan orang

lain, maka gaji yang diperoleh sebesar Rp 15.000,- tetapi gaji yang diperoleh laki-laki

sebesar Rp 25.000,-, serta sebagaian para remaja yang tidak tinggal dirumah. Karena

kebanyakan bekerja keluar (merantau). Dilihat dari penghasilan yang diperoleh

tentunya tidak dapat mencukupi kehidupan sehari – hari.

Desa Batukaang menghasilkan potensi lahan perkebunan dalam bentuk hasil

panen jeruk, kopi, ubi jalar, talas, dan jagung. Terkait dengan Program Kegiatan

PKMM ada beberapa tahapan yang di lalui di antaranya ,

Page 13: Laporan PKM

1) Tahap Persiapan

Pada tahap persiapan dilakukan secara administrasi seperti

halnya persiapan surat – surat untuk keperluan mencari ijin observasi,

surat permohonan kerjasama dengan pihak terkait (desa batukaang dan

lembaga UNDIKSHA)

2) Tahapan Observasi

Melakukan Pengamataan langsung kelokasi desa batukaang

kecamatan Kintamani, serta mengamaati aktifitas para petani dan

masyarakat mengenai pengolahan ubi jalar , talas dan jeruk.

Adapun waktu pelaksanaan observasi ke tempat pelatihan pada

tanggal 19 Maret 2008 dan telah disepakati tempat pelatihan

pengolahan ubi jalar , talas , dan jeruk yang dilakukan dibalai desa

Batukaang.

3) Tahapan Wawancara

Wawancara dilakukan kepada beberapa narasumber untuk

memberikan gambaran tentang situasi hasil pengolahan ubi jalar , talas

dan jeruk.

4) Tahapan Pelatihan Teknik Pengolahaan

Pada tahap pengolahan ubi jalar menjadi ubi crips, talas

menjaadi trotilla dan jeruk menjadi minuman. Kesemua pengolahan

produk tersebut dilakukan selama satu hari. Pelatihan ini dihadiri oleh

bapak kepala desa Batukaang, bapak bendesa adat desa

Batukaang ,kepala dusun, bapak petugas PPL Pertanian desa

Batukaang ,ibu ketua PKK desa Batukaang dan anggota PKK sebanyak

45 orang (peserta ).

Kegiatan pelatihan di awali dengan doa, presentaasi peserta,

pembukaan sekapur sirih dari ketua pelaksana, sambutan dari bapak

kepal desa Batukaang, kudapa, pembagian kelompok, penyampaian

ringkasan materi, acara pelatiahan, makan siang, acara pelatihaan

lanjutan, pengisian angket dan terakhir penyampaian kesan dan pesan.

Page 14: Laporan PKM

5) Observasi Tahap Lanjut

Pada observasi tahap lanjut dengan masyarakat yang telah

memperoleh pelatihan melalui teknik wawancara dan pengamatan

hasilnya di peroleh bahwa masyarakaat telah mencoba unntuk

mengembangkan resep yang telah di berikan adapun waktu

pelaksanaannya pada tanggal 21 April 2008. Selain itu masyaarakat

juga mengembangkan di rumah masing-masing. Masyaraakaat juga

mrnghaapkan bantuan dari pihak pemerinyah untuk mewujudkan

perkembangan desa Batukaang menjaadi desa yang berkembang baik

dari segi pertaniaan dan perekonamian masyarakatnya.

4.2 Hambatan Dan SolusiPelatihan pengolahan ubi jalar menjadi ubi crips, talas menjadi trotilla dan

jeruk manis menjadi minuman, pada umumnya kegiatan pelatihan dapat berjalan

dengan lancar sesuai dengan rencana yang diprogramkan . Namun terdapat beberapa

hambatan kecil yang di hadapi oleh tim PKM pada saat persiapan peralatan. Yakni

keteledoran tim pada saat peminjaman alat di fakultas. Kendala tersebut dapat diatasi

dengan adanya bantuan dan kerjasama dari pihak pembimbing.

Secara umum saat pelaksanaan kegiatan tidak mengalami hambatan di

karenakan sudah adaanya persiapan secara matang dari tim PKM dan pihak yang

terkait.

Page 15: Laporan PKM

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian yang telah di paparkan dapat di taarik kesimpulan sebagai

berikut:

I. Pelatihhan merupakaan salah satu cara yang dapat di lakukkan untuk

memperkenalkaan teknik pengolahan ubi jalar, talas , dan jeruk menjadi hasil

olahaan baru yang dari segi bahan , teknik pengolahan dan aalaat yang

digunakaan cukup sederhana namun dapat membaantu pengembangan potensi

aalam di desa batukaang Kintamani

II. Para peserta PKK desa Batukaaang dan pihak desa memberikan respon positif

dan ke antusiasan saat proses pelatihan. Respon ini dapat terlihat dari

keterbukaan keterlibatan kehadiran dan keantusiasan saat pelatihan. Dan

kemauan untuk mencoba resep secara mandiri dan kelompok.

5.2 Saran

Adapun saran yang di berikan dengan pelaksanaan kegiatan PKMM adalah

sebagai berikut ,

1. Agar pelatihan ini tidak terhenti sampai disini.

2. Diharapkan kerjasama dari pihak pemerintah yang berwewenang serta pihak

terkait untuk memberikan perhatian dalam pengembangan usaha terkait

dengan hasil pelatihan khususnya kepada masyarakat desa Batukaang

sehingga peluang kerja serta dapat meningkatkan perekonomian rakyat.

Melalui usaha kecil dan menengah serta koprasi.