laporan pkl.docx

103
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA-PRAKTEK (KKN-P) PG KEBON AGUNG MALANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang KKN-P Di negara kita saat ini telah banyak berdiri dan berkembang beberapa sektor industri baik yang berskala kecil, menengah, maupun besar yang bertujuan untuk memajukan aspek perekonomian negara. PG Kebon Agung merupakan salah satu industri berskala besar yang turut berperan dalam memajukan sistem perekonomian Indonesia. Meningkatnya pembangunan dunia industri di Indonesia saat ini sangatlah diharapkan. Hal tersebut ditujukan untuk dapat mengatasi masalah- masalah perekonomian yang terjadi di Indonesia seperti kurangnya lapangan pekerjaan, masih kecilnya pendapatan perkapita Indonesia, serta masih besarnya ketergantungan Indonesia terhadap komoditi impor dari luar negeri. Sehingga dengan semakin maju dan bertambahnya sektor industri dapat menciptakan lapangan pekerjaan yang lebih luas, meningkatkan pendapatan perkapita Indonesia, dan Indonesia mampu untuk memenuhi kebutuhannya sendiri tanpa harus tergantung dari komoditi impor. JURUSAN MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 1

Upload: hilmy-bramawira

Post on 04-Oct-2015

54 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

BAB I

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA-PRAKTEK (KKN-P) PG KEBON AGUNG MALANG BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang KKN-PDi negara kita saat ini telah banyak berdiri dan berkembang beberapa sektor industri baik yang berskala kecil, menengah, maupun besar yang bertujuan untuk memajukan aspek perekonomian negara. PG Kebon Agung merupakan salah satu industri berskala besar yang turut berperan dalam memajukan sistem perekonomian Indonesia.Meningkatnya pembangunan dunia industri di Indonesia saat ini sangatlah diharapkan. Hal tersebut ditujukan untuk dapat mengatasi masalah-masalah perekonomian yang terjadi di Indonesia seperti kurangnya lapangan pekerjaan, masih kecilnya pendapatan perkapita Indonesia, serta masih besarnya ketergantungan Indonesia terhadap komoditi impor dari luar negeri. Sehingga dengan semakin maju dan bertambahnya sektor industri dapat menciptakan lapangan pekerjaan yang lebih luas, meningkatkan pendapatan perkapita Indonesia, dan Indonesia mampu untuk memenuhi kebutuhannya sendiri tanpa harus tergantung dari komoditi impor.Keberhasilan dalam bidang indusrialisasi dapat tercapai jika dilakukan suatu penelitian, perencanaan serta pengembangan dan dukungan dari berbagai departemen terkait yang saling menunjang.Salah satu faktor yang menunjang adalah departemen pendidikan yang merupakan bagian dalam menyediakan tenaga-tenaga ahli, sehingga secara aktif dan kreatif turut memikirkan guna mencari terobosan-terobosan baru yang sesuai dengan perkembangan teknologi industri di Indonesia. Program pendidikan S-1 diarahkan untuk dibekali kemampuan teoritis yang mencukupi kepada mahasiswa, namun kurang dalam pelaksanaan aplikatif dan praktik khususnya di lapangan sehingga timbul kesenjangan antara teori yang didapatkan di bangku kuliah dan kondisi sebenarnya yang ada di lapangan. Oleh karena itu pemerintah mengeluarkan kebijakan yang dirumuskan dalam program pendidikan terpadu (link and match) antar perguruan tinggi dan perusahaan.Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Malang menjalankan program ini dengan mewajibkan mahasiswanya untuk melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) pada perusahaan yang sesuai dengan bidang kajian yang dipilih mahasiswa sehingga mahasiswa mengetahui gambaran nyata dari aplikasi ilmu yang telah dipelajarinya di bangku kuliah dalam dunia kerja. Ini sesuai dengan misi jurusan teknik mesin sendiri sebagai salah satu ujung tombak pelaksana proses pendidikan akademik unggulan berketetapan selalu mengikuti perkembangan iptek demi terwujudnya keluaran yang berkualitas sesuai dengan kebutuhan sarjana teknik mesin tingkat nasional maupun internasional.

1.2. Tujuan KKN-PKerja praktek adalah salah satu kurikulum yang berlaku di Jurusan Teknik Mesin yang harus dilakukan oleh semua mahasiswa sebelum melakukan tugas akhir. Adapun tujuan dan manfaat dari kerja praktek itu sendiri, yaitu :1. Mengetahui seluk beluk dunia kerja.2. Melihat langsung aplikasi dan kebenaran teori yang telah dipelajari.3. Memberikan kesempatan untuk mempelajari keterampilan dan pengetahuan baru melalui kegiatan kerjasama dengan para pakar industri yang telah berpengalaman di lapangan.4.Mengaplikasikan dan membandingkan ilmu yang telah diperoleh selama dalam perkuliahan dengan kenyataan yang ada di lapangan.

1.3.Rumusan masalahPermasalahan yang dibahas dalam laporan ini adalah terbatas pada pokok bahasan proses pembuatan gula di pabrik gula Kebon Agung Malang dari tebu sampai menjadi gula.1.4.Batasan MasalahLaporan praktek kerja nyata ini agar lebih terarah maka kami memberikan batasan pada : Proses produksi di PG. Kebon Agung khususnya alat produksi yaitu mesin giling (cane cutter 1).1.5. Metodologi Penyusunan LaporanDalam pelaksanaan Praktek Kerja Nyata ini digunakan dua metode dalam pengumpulan data. Adapun metode praktek yang digunakan ini adalah sebagai berikut:1. Metode Penelitian Kepustakaan (Library Research)Adalah suatu metode yang digunakan dalam mendapatkan data dengan jalan bertanya secara langsung pada saat perusahaan mengadakan kegiatan sehari-hari terhadap masalah yang dianggap penting. Kemudian juga dengan membaca sumber-sumber data informasi lainnya yang berhubungan dengan pembahasan. Sehingga dengan penelitian kepustakaan ini diperoleh secara teori mengenai permasalahan yang dibahas.2.Metode Penelitian lapangan (Field Research)Metode ini digunakan dalam pengumpulan data, dimana penyelidik secara langsung terjun pada proyek penelitian, sedangkan cara lain yang dipakai dalam Field Research ini adalah :a. Interview, yaitu suatu metode yang digunakan dalam mendapatkan data dengan jalan mengajukan pertanyaan secara langsung pada saat perusahaan mengadakan suatu kegiatan.

b. Observasi, yaitu suatu metode dalam memperoleh data, dengan mengadakan pengamatan langsung terhadap keadaan yang sebenarnya dalam perusahaan.

BAB IITINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Perusahaan2.1.1Nama dan PemilikPabrik Gula Kebon Agung didirikan untuk pertama kali dengan nama NV Suikerfabriek Kebon Agung pada tanggal 20 Maret 1905 di Malang oleh Tan Tjwan Bie. Dalam mengembangkan usahanya dia mencari kredit dengan menghipotikkan perusahaannya kepada De Javasche Bank Malang. Rupanya dia tidak berhasil membayar hutangnya sehingga pada tahun 1932 seluruh sahamnya sudah tergadaikan. Tiga tahun kemudian pada RSUP tahun 1936 seluruh sahamnya sudah dimiliki oleh De Javasche Bank, karena ia turut campur manajemen dengan menunjuk agennya di Malang, Gede Legeerde Cominisaris, namun beliau masih tetap menjabat sebagai direktur. Dalam RSUP istimewa tanggal 16 Maret 1954 beliau diberhentikan dengan hormat dari jabatannya sebagai direktur. Dalam RSUP luar biasa tanggal 16 Maret 1954 diumumkan pemegang saham perorangan ini yaitu Spaarfonds voor Beanbetn Van De Bank Indonesia (yayasan dana tabungan pegawai Bank Indonesia) dan Bank Indonesia (atas nama Penerima Dana Pensiun dan Tunjangan Bank Indonesia).Pada tahun 1962 pemegang saham perorangan ini bergabung menjadi satu yayasan yang berbadan hukum sendiri yang bernama Yayasan Dana Pensiun dan Tunjangan Hari Tua Bank Indonesia, karena menjadi pemegang saham tunggal. Pada tanggal 25 Februari 1992 direksi Bank Indonesia mendirikan Yayasan Kesejahteraan Karyawan Bank Indonesia yang kemudian diresmikan oleh notaris Abdul Latif dengan akte no. 29 tanggal 23 April 1992 kedalam yayasan baru itu termasuk Yayasan Dana Pensiun dan Tunjangan Hari Tua Bank Indonesia. Sehingga sejak saat itu pemilik seluruh sahamnya beralih kepada yayasan Kesejahteraan Karyawan Bank Indonesia.Pada tanggal 20 Maret 1993 genap usia Pabrik Gula Kebon Agung 75 tahun, oleh karena itu sebagai pelanjut usaha perseroan didirikan Kebon Agung berkedudukan di Jakarta, dihadapkan notaris Achmad Bajuini, SH dengan akte no. 120 tertanggal 27 Februari 1993. Perseroan ini didirikan untuk jangka waktu 75 tahun sejak 20 Maret 1993 sampai tanggal 20 Maret 2067. Saham perseroan baru dimiliki oleh yayasan Kesejahteraan Bank Indonesia. Terhitung mulai tanggal 22 Maret 1993, dalam rapat umum luar biasa pemegang saham PG Kebon Agung yang telah diputuskan bahwa YKK BI menjadi pemegang saham tunggal PG Kebon Agung. Perseroan ini bergerak dalam berbagai bidang usaha antara lain Pabrik Gula.2.1.2 Pengelolaan PerusahaanNV Suiker Fabriek Kebon Agung sejak tahun 1917 dikelola oleh Firma Tiedeman Van Kerchem yang lebih dikenal TVK. Pada tahun 1957 berlangsung aksi pembebasan Irian Barat yang pada puncaknya semua perusahaan Belanda dinasionalisasikan. Sejak itu Pabrik Gula di Jawa termasuk Pabrik Gula dilingkungan Pabrik Gula Kebon Agung dikuasai oleh pemerintah RI Departemen Pertanian dan namanya menjadi PPN Gula, dikelola oleh PPN Gula yang kemudian menjadi BPU Gula. Masa pengelolaannya sampai dengan badan itu dilikuidasi tahun 1967.Pada tahun 1968, Pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah No. 3 tentang perihal peninjauan kembali terhadap perusahaan-perusahaan yang telah dinasionalisasikan. Berdasarkan PP tersebut Kebon Agung dikembalikan pada Yayasan Dana Pensiun dan Yayasan Dana Hari Tua Bank Indonesia. Setelah mengalami vakum selama beberapa bulan diangkat PT. Tri Gunabina sebagai Direksi mulai tanggal 17 juni 1967. Tugasnya berakhir tanggal 31 Maret 1993. Pada tanggal 1 April 1993 pengelola PT. Kebon Agung diserah terimakan oleh PT. Tri Gunabina kepada direksi PT. Kebon Agung.2.1.3 Perbaikan-perbaikan yang telah dilakukanDengan adanya modal yang cukup dan untuk meningkatkan produksi maka diadakan perbaikan antara lain :1. Tahun 1937 dilakukan pembaharuan dan perbaikan mesin giling di stasiun gilingan.2. Tahun 1954 dilakukan pembaharuan pembangunan.3. Tahun 1964 dilakukan penambahan ketel Borsig di stasiun ketel.4. Tahun 1970 dilakukan perubahan pada stasiun putaran dari manual menjadi semi otomatis.5. Tahun 1975 dilakukan pembaharuan mesin gilingan di stasiun gilingan dan perluasan area penanaman tebu.6. Tahun 1982 dilakukan penambahan alat putaran otomatis di stasiun putaran.7. Tahun 1989 dilakukan penambahan alat talofiltrat pada stasiun pemurnian dan pembangunan fasilitas pengolahan limbah cair.8. Tahun 1990 dilakukan penambahan alat talodura pada stasiun pemurnian.9. Tahun 1992 dilakukan penambahan crane atau katrol tebu pada emplacement.10. Tahun 1993 dilakukan penambahan dust collector pada stasiun ketel.11. Tahun 1993 dilakukan penambahan indikator pada evaporator.12. Tahun 1997 dilakukan penambahan alat unigrator pada stasiun gilingan.13. Tahun 1997 dilakukan penambahan alat putaran low grade dan putaran high Grade pada stasiun putaran.14. Tahun 1999 dilakukan penambahan water tube boiler Yoshimine no. 1, flash tank dan air reservoir.15. Tahun 2000 dilakukan penambahan pre-evaporator pada stasiun penguapan.16. Tahun 2004 dilakukan penambahan alat putar discontinous centrifugal pada stasiun putaran.17. Tahun 2005 dilakukan penambahan ketel Yoshimine II.18. Tahun 2006 dilkukan penambahan alat single clarifier. 19. Tahun 2007 dilakukan perbaikan alat rotary vaccum filter pada stasiun pemurnian.20. Tahun 2008 dilakukan penggantian gilingan no. 1 dan puteran Brod Bent.21. Tahun 2010 dilakukan penyempurnaan sistem kontrol pada stasiun gilingan dengan menggunakan sistem berbasis microcontroller, penggantian rol gilingan no: 2, 3 dan 4 diameter 45 dan panjang 90, penambaan masakan no. 12, penambahan cooling tower kapasitas 2000m3 sebanyak 4 buah.22. Tahun 2011 dilakukan penambahan pada alat pembangkit yaitu 1 buah Boiler JJ (Jiangxi Jianglian) dari Cina.23. Tahun 2012 dilakukan penambahan 1 unit penghalus ampas tebu dari Thailand yaitu HDS (Heavy Duty Shredder).24. Tahun 2012 dilakukan penggantian pada Pre Limer dengan Static Mixer.25. Tahun 2014 dilakukan perubahan tempat pada evaporator (dipindahkan ke atas).26. Tahun 2014 dilakukan penambahan pada kapasitas Loading Dock Meja Tebu menjadi berkapasitas 108.750 kg.

2.1.4 Tujuan PerusahaanSetiap perusahaan baik yang bergerak dalam industri manufaktur maupun jasa dalam usahanya pasti mempunyai satu tujuan yang ingin dicapai dalam waktu dekat maupun dalam waktu yang lama. Begitu juga dengan PG Kebon Agung Malang, mempunyai tujuan secara umum yaitu meningkatkan volume produksi setiap tahun serta mengembangkan perusahaan.2.1.4.1 Tujuan Jangka PendekTujuan jangka pendek adalah tujuan perusahaan yang harus dicapai dalam waktu yang relatif singkat, umumnya kurang dari 5 tahun. Tujuan jangka pendek perusahaan adalah : Berusaha menekan biaya agar seefisien mungkin, baik biaya produksi maupun biaya lainnya. Meningkatkan volume produksi dan penjualan. Berusaha semaksimal mungkin untuk memenuhi permintaan konsumen baik dari segi kualitas maupun kuantitas.2.1.4.2 Tujuan Jangka PanjangTujuan jangka panjang merupakan kelanjutan dari tujuan jangka pendek yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Tujuan jangka panjang PG Kebon Agung Malang adalah :a. Mengadakan ekspansi dalam bidang pemasaran.b. Mencapai tingkat laba optimal.c. Menjaga kontinuitas perusahaan.d. Menyediakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat.

2.2 Tempat dan Kedudukan PerusahaanBanyak faktor yang harus diperhatikan dan diperhitungkan untuk mendirikan perusahaan atau pabrik yang berpengaruh secara langsung terhadap kelangsungan hidup perusahaan. PG Kebon Agung Malang didirikan di jalan raya Malang-Blitar, yaitu sekitar 6 km dari kota Malang. Lokasi PG Kebon Agung terletak di:Desa: Kebon AgungKecamatan : PakisajiKabupaten: MalangPropinsi: Jawa TimurPemilihan lokasi tersebut didasarkan atas beberapa faktor, antar lain:1. faktor bahan baku2. faktor tenaga kerja3. faktor transportasi4. faktor iklim5. faktor lingkungan6. water supply dan power plant2.2.1 Layout PerusahaanPenyusunan layout yang tepat dapat memperlancar proses produksi sehingga dapat diperoleh dengan seefektif mungkin. Untuk itu, selain lokasi yang tepat layout juga menunjang jalannya proses produksi.

Gambar 2.1 Peta Lokasi PabrikSumber: PG Kebon Agung Malang

2.3 Bentuk dan Badan Hukum PerusahaanPG Kebon Agung Malang didirikan pada tahun 1908 oleh seorang Tionghoa yang bernama Tan Tjwan Bie. Beliau selaku pemilik pabrik tunggal dari pabrik ini yang bentuk usahanya bersifat perseorangan. Karena suatu hal, pada tahun 1917 pabrik ini dijual kepada Javanische Bank (yang sekarang bernama Bank Indonesia). Yang kemudian oleh Bank Indonesia diserahkan kepada :a. Yayasan Dana Pensiun dan Tunjangan Hari Tua Bank Indonesia.b. Dana Tabungan Pegawai Bank IndonesiaKedua badan inilah yang bertindak selaku pemilik dan pemegang saham tunggal yang selanjutnya bentuknyapun diubah dari perseorangan menjadi Perseroan Terbatas.2.4 Bidang Pekerjaan PerusahaanPabrik Gula Kebon Agung Malang dalam bidang kegiatannya telah menjalankan usahanya dalam bidang produksi gula. Dalam melakukan usaha ini perusahaan membagi beberapa tahapan sebelum, saat dan sesudah produksi,dimana tahapan tersebut adalah sebagai berikut :1. Tahapan sebelum produksiSebelum melakukan proses produksi, karyawan dari bagian tanaman melakukan survey lapangan, untuk mendapatkan tanaman tebu yang baik sebanyak-banyaknya untuk nantinya digunakan untuk bahan baku dalam proses pembuatan gula, selain dari bagian tanaman dari bagian teknik melakukan perbaikan untuk semua mesin dan instrumen yang nantinya akan dibuat produksi dan dari bagian instrumen melakukan kalibrasi ulang untuk sistem kontrol untuk tiap-tiap stasiun.2. Tahapan pada saat produksiPada saat melakukan produksi, disini tahapan yang paling penting dalam perusahaan, dimana nanti pada proses giling harus memenuhi target yang diinginkan oleh perusahaan. Semua proses harus berjalan secara baik dan teratur, baik dari karyawan yang sedang piket dan juga mesin-mesin yang digunakan untuk proses produksi sampai menghasilkan produk jadi gula yang sudah terkemas. Selain gula yang dihasilkan dari proses produksi, tetes tebu atau ampas tebu yang berupa cairan bisa dijual juga yang biasanya digunakan sebagai bahan baku pembuatan penyedap makanan, dan juga ampas yang berupa blotong juga akan dijual kepada para petani karena hasil berupa blotong ini baik digunakan sebagai pupuk tanaman.3. Tahapan sesudah produksiSesudah proses produksi perusahaan akan mensuplai kebutuhan gula yang ada di Jawa, karena Pabrik Gula Kebon Agung merupakan pabrik gula yang menghasilkan gula paling banyak se-Jawa-Bali. Untuk para karyawan biasanya perusahaan akan memberikan gaji tunjangan setelah proses giling kepada setiap karyawan dan juga liburan kepada semua karyawan yang ada di perusahaan.Tahapan-tahapan tersebut harus dilakukan secara berkala sehingga dalam proses produksi nantinya akan berjalan dengan lancar dan menghasilkan produk gula yang mempunyai kualitas tinggi.Selain itu, perusahaan ini juga telah berpartisipasi dengan anggota masyarakat sesuai dengan kemampuan yang ada, yaitu ikut melaksanakan dan merencanakan pengembangan dan penyebaran teknologi di Indonesia. Beberapa prioritas yang menjadi sasaran kegiatan perusahaan untuk kepentingan masyarakat antara lain :1. Membantu masyarakat dalam memperoleh pasokan gula yang cukup, sehingga pemerintah juga meminimalkan impor gula dari luar negeri.2. Membantu petani tebu untuk menjual hasil penanaman tebu untuk dibeli dan dijadikan sebagai bahan baku pembuatan gula.3. Ikut membantu pembinaan dan pemupukan tenaga ahli bangsa Indonesia dengan memberikan kesempatan kepada siswa SMA/SMK dan mahasiswa perguruan tinggi untuk melaksanakan praktek kerja lapangan.4. Menjadi sponsor berbagai kegiatan sosial.2.5 Struktur Organisasi PerusahaanStruktur organisasi merupakan bagian yang penting bagi perusahaan, karena untuk melakukan kegiatan perusahaan, perusahaan harus diatur sedemikian rupa yaitu dengan jalan memisahkan fungsi-fungsi antara pemimpin dan pelaksana sehingga disusunlah struktur organisasi sedemikian rupa dan dapat menghsilkan kerja sama yang baik. Dengan tujuan apa yang direncanakan oleh perusahaan dapat berjalan dengan semestinya tanpa adanya penyimpangan yang berarti.Adapun struktur organisasi yang berlaku di PG Kebon Agung Malang berbentuk garis. Pada sistem ini, perintah mengalir dari puncak pimpinan ke bawah dengan maksud agar dapat mengadakan pengawasan secara efektif. PG Kebon Agung dikepalai oleh seorang pimpinan membawahi empat bagian. Kepala bagian membawahi seksi dan sub-seksi.Adapun tugas pokok, wewenang dan tanggung jawab dari masing-masing bagian adalah sebagai berikut :1. Pimpinan Pabrik Melaksanakan kebijaksanaan, prosedur dan cara kerja yang telah disetujui oleh direksi. Membuat dan melaksanakan rencana yang terperinci sesuai dengan rencana jangka panjang dari perusahaan yang bekerja sama dengan kepala-kepala bagian. Memelihara dam mempertahankan mutu dari tiap-tiap pelaksanaan tugas, efektifitas kerja pabrik dan penggunaan secara produktif. Meninjau secara teratur pelaksanaan pekerjaan dari tiap-tiap bagian dan memberi standar yang telah ditentukan.2. Bagian TUK (Tata Usaha dan Keuangan) Melaksanakan kebijakan dari sistem akuntansi dan prosedur yang telah disepakati. Mengusahakan catatan akuntansi yang cermat dan membuat laporan keuangan yang teliti dan tepat pada waktunya. Mengusahakan analisa biaya dan laporan dari varian pada waktunya.3. Bagian Teknik Membuat rencana dan jadwal reparasi serta pemeliharaan semua mesin dan perlengkapan pabrik. Menjalankan rencana pemeliharaan dan reparasi yang telah disetujui dengan mutu pekerjaan dan pemeliharaan yang tinggi dan biaya yang ekonomis. Mengusahakan bekerjanya ketel, pembangkit tenaga listrik, instalasi air untuk menjamin kontinuitas penyediaan uap, listrik dan air dengan baik. Mengusahakan pekerja bengkel besi, kayu dan pekerjaan sipil berjalan dengan baik. Mengkoordinir penyusunan RAB di bagian teknik.4. Bagian Fabrikasi Membuat rencana kegiatan produksi. Menjalankan rencana kegiatan produksi yang telah disetujui. Mengusahakan penetapan kegiatan giling dan menjamin hasil perahan tebu yang optimal. Mengusahakan kerjanya peralatan pengolahan untuk mendapatkan hasil gula yang maksimum serta pembungkusan gula yang efisien dan ekonomis.5. Bagian Tanaman Membuat rencana kegiatan operasi tanaman. Mengusahakan penanaman tebu dengan teknik yang menjamin hasil produksi yang maksimum dengan biaya yang ekonomis. Merumuskan rencana dan strategi peningkatan kualitas maupun kuantitas tebu rakyat untuk kepentingan petani tebu dan perusahaan. Mengusahakan penebangan dan pengangkutan tebu dengan biaya yang ekonomis untuk menjaga kelancaran dan kontinuitas proses perusahaan.Struktur organisasi di bagian teknik, dikepalai oleh seorang manajer yang mempunyai tugas, wewenang dan tanggung jawab seperti dijelaskan di atas. Seorang manajer teknik membawahi : Bidang Pendidikan dan PersonaliaBertugas mempersiapkan dan mengelola SDM serta mengadakan kegiatan-kegiatan perbaikan dan kebutuhan karyawan teknik. Bidang LogistikBertugas mengurus masalah persediaan spare part dan material di lingkungan bagian teknik.

Bidang T.P.P.LMengurus pengolahan limbah lingkungan, baik gas, cair maupun padat.Selain itu, manajer teknik membawahi seksi-seksi yang berhubungan, yaitu :a. Kasie I, membawahi : Gilingan Bangunan Garasi b. Kasie II, membawahi : Ketel Listrik dan instrumentasi Besali 2.5.1 Komposisi Personalia PerusahaanKomposisi karyawan yang baik adalah sesuai dengan kebutuhan perusahaan, tidak kelebihan ataupun kekurangan karyawan. Dengan komposisi karyawan yang sesuai diharapkan perusahaan dapat bekerja seefektif dan seefisien mungkin sehingga biaya produksi dapat dioptimalkan dan perusahaan dapat meningkatkan keuntungan.Karyawan PG Kebon Agung terdiri atas empat bagian, yaitu :1. Karyawan staf atau pimpinanMerupakan tenaga kerja yang pengangkatanya melalui direksi di Surabaya, dimana tugas pokoknya bertanggung jawab atas kelangsungan hidup perusahaan. Sedang tugas dan pelaksanaanya dibantu oleh karyawan pelaksana.2. Karyawan pelaksanaMerupakan tenaga kerja yang melaksanakan kerja dan wewenang serta instruksi dari pimpinan.

2.5.2 Jam Kerja KaryawanJam kerja bagi karyawan diberikan dengan maksud sebagi pendisiplin diri sehingga mereka dapat bekerja pada waktu yang telah ditentukan dan pulang pada waktunya. Demikian juga di PG Kebon Agung menetapkan jam kerja dengan maksud untuk meningkatkan kinerja karyawan supaya memiliki daya saing yang handal. Semua karyawan berkewajiban melakasanakan tugas dengan penuh tanggung jawab dilandasi kedisiplinan dan kejujuran. Pembagian jam kerja bagi karyawan dibagi dua menurut jenis karyawan yaitu karyawan yang terkait shift dan tidak terkait shift. Pembagiannya sebagai berikut:1. Waktu kerja bagi karyawan yang terkait shift :a. Waktu pembagian shift adalah pukul 05.00, 13.00 dan 21.00 WIB.b. Suling dibunyikan satu kali setiap waktu pergantian shift.c. Bagi karyawan yang akan diganti tidak diperkenankan meninggalkan pekerjaan sebelum penggantiannya datang.d. Waktu kerja selama 8 jam kerja setiap hari.e. Jam kerja shift dibagi: Shift pagi masuk pukul 05.00 - 13.00 WIB. Shift siang masuk pukul 13.00 21.00 WIB. Shift malam masuk pukul 21.00 - 05.00 WIB.2. Waktu kerja bagi karyawan yang tidak terkait shift :a. Hari Senin sampai Kamis Pukul 07.00 - 11.30 WIB Pukul 11.30 - 12.30 WIB (istirahat) Pukul l2.30 - 15.00WIBb. Hari Jumat Pukul 07.00 -11.00 WIB Pukul 11.00 - 13.00 WIB Pukul 13.00 - 15.30 WIBc. Hari Sabtu Pukul 07.00 -12.30 WIB2.5.3 Kesejahteraan dan Keselamatan Karyawan Kesejahteraan dan keselamatan bagi karyawan sangat diperlukan dan dibutuhkan oleh karyawan yang bekerja pada suatu perusahaan. Kesejahteraan yang dibutuhkan adalah penyediaan berbagai fasilitas yang berhubungan langsung dengan pekerjaannya maupun tidak berhubungan langsung dengan pekerjaannya, misalnya penyediaan tempat sampah, kamar kecil, sarana komunikasi (telepon), tempat ibadah, dll. Sedangkan keselamatan yang dibutuhkan adalah rasa aman dalam melakukan pekerjaan sehingga dapat bekerja dengan tenang, pemberian benda-benda pengaman untuk pekerja yang mempunyai tingkat kecelakaan yang tinggi seperti helm, masker, dan sebagainya.2.5.3.1 Kesejahteraan KaryawanKesejahteraan diberikan oleh perusahaan untuk kepentingan pekerja dengan maksud agar pekerja merasa betah sehingga menimbulkan motivasi untuk bekerja lebih giat sehingga akan menciptakan produktifitas yang tinggi dan ini akan menguntungkan perusahaan. Demikian juga dengan PT. PG Kebon Agung Malang memberikan berbagai fasilitas bagi pekerja seperti:a. Pemberian rumah dinas bagi pekerja tetap dengan jangka waktu tertentu sesuai dengan kebijaksanaan perusahaan.b. Tempat ibadah di sekitar perusahaanc. Poliklinik dan pelayanan dokter kesehatan bagi pekerja dan keluarganya, diadakan: dalam musim giling: 3 kali seminggu luar musim giling : 1 kali seminggud. Fasilitas olah ragae. Koperasi, memberikan tunjangan seperti:- Tunjangan hari raya keagamaan- Tunjangan waktu meninggalf. Kesempatan membeli gula untuk konsumsi dengan harga dibawah pasarg. Sarana angkutan untuk anak sekolah (berupa bus sekolah)h. Rekreasi diadakan setahun sekali setelah musim giling selesaii. Pemberian bingkisan selesai giling dan hiburan gratis serta pertandingan olah raga persahabatanj. Cuti kerja yang diberikan kepada pekerja:- Cuti tahunan- Cuti (hari perkawinan keluarga)- Cuti (ada keluarga meninggal)- Cuti melahirkan dan haid (bagi pekerja wanita)- Cuti untuk yang sakit terus-menerus

2.5.3.2 Keselamatan KaryawanUntuk melindungi karyawan dan hal-hal yang dianggap rawan serta membahayakan keselamatan dan kesehatan karyawan selama kerja maka PG Kebon Agung dilengkapi dengan sarana dan prasarana kesehatan dan keselamatan kerja, adapun sarana dan prasarana tersebut antara lain:a. Pemadam kebakaran yang terdiri dari hidran, busa serta tepung (untuk pemadam api listrik).b. Pelindung bagian mesin yang berputar.c. Pemakaian masker untuk tempat yang berdebu.d. Pelindung telinga untuk tempat yang bising.e. Pemakaian pelindung kepala (helm).f. Pemakaian sabuk pengaman.g. Pemakaian sepatu karet untuk pekerja yang berhubungan dengan listrik.h. Pemakaian pelindung dada dan kaca mata untuk pekerjaan mengelas.i. Dipasang slogan-slogan himbauan keselamatan dan kesehatan kerja.j. Diadakan pemeriksaan berkala.2.5.4 Macam ProdukProduk yang dihasilkan oleh PG. Kebon Agung adalah :a. Gula Kristal Putih (GKP).b. Tetes tebu.2.5.5 Visi dan Misi PG. Kebon Agung 2.5.5.1 VisiMenuju Pabrik Gula yang berdaya saing kuat dengan produk berkualitas dan proses produksi efisien sehingga menuju pabrik sehat dan bertumbuh kembang serta berwawasan lingkungan.

2.5.5.2 MisiDengan program Pengembangan Pabrik Gula Kebon Agung (PPKA) menuju pabrik gula dengan kapsitas giling 10.000 TCD rendemen tebu 8 dan kualitas gula.

BAB IIIPROSES PEMBUATAN GULA

3.1 Landasan Teori3.1.1Pengertian Tentang Gula/SaccharosaSaccharosa adalah disaccarhida yang tersusun dari glukosa dan fruktosa yang mempunyai rumus molekul C12H22O11 dan merupakan golongan persenyawaan yang sangat penting diantara macam-macam gula, pati, dan selulosa dengan berat molekul 342,296 mol.Saccharosa mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :1. Bentuk Kristal: monokolin, transparan1. Titik didih: 185-186C1. Density pada suhu 15C: 1,6 gr/cm1. Panas pembakaran: 1351,3 kkal/mol1. Panas pembentukan: 580,03 kkal/molLarutan gula dalam air pada temperatur tinggi terhidrolisa, dan hidrolisa akan bertambah cepat dengan adanya asam yang bekerja sebagai katalis. Reaksi yang terjadi : H C12H22O11 + H2O C6H12O6 + C6H12O6SaccharosaGlukosa + FruktosaReaksi ini disebut inversi sedang campuran glukosa dan fruktosa yang terjadi disebut gula invert. Dalam suasana asam succhrosa mudah pecah, sedang dalam suasana basa tidak mudah pecah.Perpecahan gula dapat disebabkan oleh organisme yang mengeluarkan enzim yang bekerja sebagai katalis. Kehilangan saccharosa dapat terjadi jika tebu yang sudah ditebang terlalu lama di stasiun gilingan sehingga waktu menebang dan menggiling diusahakan secepat mungkin. Salah satu parameter kualitas dari gula ditinjau dari warna ICUMSA, yaitu menunjukkan kualitas warna gula dalam larutan. ICUMSA ( International Commission For Uniform Methods of Sugar Analysis) merupakan lembaga yang dibentuk untuk menyusun metode analisis kualitas gula dengan anggota lebih dari 30 negara. Mengenai warna gula ICUMSA telah membuat rating atau grade kualitas warna gula. Sistem rating berdasarkan warna gula yang menunjukkan kemurnian dan banyaknya kotoran yang terdapat dalam gula tersebut. Macam - macam Gula berdasarkan warna ICUMSAa. Gula Rafinasi (Refined Sugar) - ICUMSA 45Gula dengan kualitas yang paling bagus karena melalui proses pemurnian bertahap. Warna gula putih cerah. Untuk Indonesia gula rafinasi diperuntukkan bagi industri makanan karena membutuhkan gula dengan kadar kotoran yang sedikit dan warna putih.b. Gula Ekstra Spesial - ICUMSA 100 150Gula yang termasuk food grade digunakan untuk membuat bahan makanan seperti kue, minuman atau konsumsi langsung.c. Gula Kristal putih - ICUMSA 200 - 300Gula yang dapat dikonsumsi langsung sebagai tambahan bahan makanan dan minuman. Berdasarkan standard SNI gula yang boleh dikonsumsi langsung adalah gula dengan warna ICUMSA 300. Pada umumnya pabrik gula sulfitasi sudah dapat memproduksi gula dengan warna ICUMSA < 300.d. Gula Kristal Mentah (brown sugar) - ICUMSA 600 800Di luar negeri gula ini dapat dikonsumsi langsung biasanya sebagai tambahan untuk bubur, akan tetapi juga perlu diperhatikan mengenai kehigienisannya yaitu kandungan bakteri dan kontaminan.e. Gula Kristal Mentah (Raw Sugar) - ICUMSA 1600 2000Raw Sugar dipakai sebagai bahan baku untuk gula rafinasi, beberapa proses lain seperti MSG juga menggunakan raw sugar.f. Gula Mentah (Very Raw Sugar) - ICUMSA 4600 maxKhusus digunakan sebagai bahan baku gula rafinasi dan tidak boleh dikonsumsi.3.1.2 Bahan BakuUntuk memproduksi gula, bahan yang dibutuhkan adalah tebu. Selain tebu, tanaman yang menghasilkan gula adalah : Bit, Aren, Kelapa, serta Nipah. Tanaman tebu termasuk suku rumput rumputan orde farmiliar under peageans dan sufreges yang merupakan sumber saccharosa. Kata saccharosa berasal dari perkataan saskara (bahasa sansekerta) yang berarti gula pasir.

3.1.2.1 Komposisi TebuKomposisi tebu antara yang satu dengan yang lain adalah berlainan tergantung pada jenis dan tuanya tebu. Menurut analisa Honig, komponen penyusun tebu adalah sebagai berikut: Air: 77 88 % Gula: 5 19 % Gula reduksi: 0,3 3 % Zat organik : 0,5 1 % Tanah, ampas: 1 2 %Adanya asam organik seperti tersebut di dalam nira menyebabkan nira mempunyai pH yang rendah sekitar 5,6 6, zat organik yang ada antara lain :1. Kalium oksida 1. Oksida besi 1. Asam fosfat1. Asam silikat1. Asam sulfat1. Kalium oksidaGula reduksi merupakan komponen penyusun tebu, untuk tebu yang tua sedikit, sedangkan yang muda kadar gula reduksinya banyak. Gula reduksi terjadi karena penguraian saccharosa dalam batang tebu dalam nira sewaktu diproses. Gula reduksi mempunyai sifat dapat digunakan sebagai bahan bakar dan dapat dipakai sebagai bahan untuk pembuatan kertas.3.1.2.2 Bahan PembantuBahan pembantu sangat dibutuhkan mengingat adanya senyawa-senyawa yang akan mengganggu proses. Bahan pembantu ini dapat menentukan kualitas dan kuantitas gula yang dihasilkan. Adapun bahan pembantu yang sering digunakan :a. Susu KapurSistem pemberian kapur dapat diberikan dalam bentuk padat maupun larutan. Susu kapur diberikan pada nira dengan tujuan untuk mencegah terjadinya inverse, mengendapkan kotoran-kotoran pada nira dan mengatur pH. Pengendapan karena penambahan susu kapur akan membentuk gumpalan-gumpalan yang disebabkan oleh garam Ca. Pencampuran ion-ion Ca dengan ion garam organic maupun ion garam anorganik dapat membentuk garam-garam Ca3(PO4)2, CaSO4, dan CaC2O4. syarat pembuatan kapur cair : Harus mengandung kapur > 90 % Tidak mengandung zat organic maupun anorganik lainnya Harus mudah larut dalam air Mudah dihidrolisa bila dialiri gas CO2 akan berubah menjadi CaCO2b. Flokulan Bahan ini berfungsi untuk mempercepat terjadinya endapan. Flokulan ini dalam bereaksi akan membentuk ikatan berantai sehingga akan mengendap bersama-sama dengan kotoran dalam nira.3.2 Aliran Proses Produksi3.2.1Proses Pembuatan GulaProses pembuatan gula ada 3 jenis yaitu defikasi, sulfitasi, karbonasi. Adapun perbedaan antara pabrik yang satu dan yang lainnya terletak pada cara pemurniannya saja, sedangkan pada proses yang lain pada umumnya sama.Dalam hal proses produksi gula dimulai dari bahan baku yaitu tebu sampai menjadi gula produk dilakukan dengan dengan mengambil zat gula (nira) semaksimal mungkin untuk menghasilkan produk gula sebaik mungkin. Pada pengolahan tebu sampai menjadi gula produk sampai siap diproduksi ada beberapa tahapan proses yang harus dilalui, sebagaimana digambarkan dalam bagan dibawah ini.

Tebu 100%TimbanganAir Imbibisi19-27%Stasiun PenggilinganStasiun KetelStasiun PemurnianBlotong 3-4%Gas SO2Larutan susu kapurStasiun PenguapanKondensat 62-64%Nira encer 84-90%Kondensat 13-16%Stasiun MasakanNira kental 22-26%Stasiun PuteranMasecuite40-44%Tetes 4-5%Stasiun PembungkusanGula produkSHS 6-8%Sirup31-35%GudangAmpas32-33%Gambar 3.1 Flow Sheet Bagan Proses Pembuatan GulaSumber: PG Kebon Agung Malang3.2.2 Proses Produksi Secara GlobalTebu dipotong cane cutter menjadi potongan-potongan pendek kemudian dilanjutkan/dimasukkan ke unigrator untuk memperkecil potongan-potongan sehingga menjadi serat-serat tebu dan dibawa ke stasiun penggilingan secara perlahan oleh cane carrier. Pada stasiun penggilingan diadakan pemerahan dengan ditambah air imbibisi sehingga diperoleh nira mentah, sedangkan bagasse atau ampas tebu hasil dari penggilingan ini dibawa ke stasiun ketel yang akan digunakan sebagai bahan bakar ketel.Nira mentah hasil gilingan langsung dibawa ke stasiun pemurnian untuk dicampur dengan larutan kapur dan gas SO2 guna mempercepat pengendapan dan mengikat kotoran, sehingga didapatkan nira encer dan blotong. Nira encer tersebut diuapkan di stasiun penguapan untuk diperoleh nira kental dan didapatkan air kondensat untuk mengisi ketel uap. Dari stasiun penguapan, nira kental dimasak di stasiun masakan agar terbentuk kristal-kristal hingga diperoleh cairan masecuite dan dihasilkan pula air kondensat untuk pengisi ketel uap. Selanjutnya masecuite diputar di stasiun putaran untuk memisahkan antara kristal gula dan cairan. Di stasiun putaran selain dihasilkan kristal gula juga dihasilkan tetes.Gula SHS yang dihasilkan dari stasiun putaran menuju ke talang goyang dan masuk ke pengering gula kemudian masuk ke elevator, setelah dari elevator masuk ke saringan getar untuk diperoleh ketiga jenis kristal gula yaitu gula kasar, normal, dan halus. Kristal gula kasar dan halus dimasak kembali ke stasiun masakan sedangkan kristal gula yang normal sebagai produk yang kemudian dikemas di stasiun pembungkusan dalam berat 50 kg, kemudian kemasan gula tersebut disimpan dalam gudang.

3.3. Tahapan Proses Produksi GulaTahapan proses dalam pengolahan tebu menjadi gula di PG. Kebon Agung Malang melalui proses tahapan di tiap stasiun sebagai berikut :1. Stasiun Timbangan2. Stasiun Persiapan 3. Stasiun Gilingan4. Stasiun Pemurnian5. Stasiun Penguapan6. Stasiun Masakan7. Stasiun Putaran8. Stasiun Penyelesaian (proses pembungkusan - penyimpanan gula)

3.3.1 Stasiun Timbangan Sebelum masuk ke persiapan produksi pada gilingan, tebu-tebu harus melalui tahapan timbangan terhadap bobot tebu yang dibawa oleh truk-truk petani tebu yang telah mengantri untuk dilakukan penimbangan dan dilanjutkan bongkar muat tebu yang dibawa. Pada proses timbangan sendiri akan dilakukan uji kadar gula juga sebagai sampel berapa kandungan gula yang terkandung pada batang tebu sebelum melalui proses produksi, untuk mengontrol kandungan gula setiap tebu petani. Di pabrik gula kebon agung sendiri memilki dua jenis timbangan yang digunakan yaitu :

Gambar 3.2 Stasiun TimbanganSumber: PG Kebon Agung Malanga) Jenis alat : Timbangan jembatan elektronikMerk : RinstrumTipe/No seri: 5000/3326404Kapasitas : 60.000 kg Daya baca/Kelas: 10 kg/IIIBuatan : AustraliaDitera: 27 April 2012b).Tebu yang biasa digunakan untuk truk engkol besar, gandengan, non tebu seperti tetes, belerang, kapur dll. Spesifikasi :Merk: Mettler ToledoKapasitas: 100 tonType : 8142Buatan:Cina c) Jenis alat : Timbangan jembatan elektronikMerk : SaturiusKapasitas : 80 ton Buatan : Jerman

3.3.2. Stasiun PersiapanSebelum masuk ke stasiun gilingan, tebu dipersiapkan di emplacement yang kemudian secara bergiliran menuju timbangan tebu. Di Pabrik Gula Kebon Agung terdapat tiga jenis emplacement yaitu:1. Emplacement luarTempat berhentinya truk bermuatan tebu menunggu giliran menuju emplacement dalam dan timbangan tebu.2. Emplacement dalam ITempat penampungan truk tebu yang siap menerima giliran, tetapi sebelumnya harus menuju ke timbangan tebu untuk ditimbang.Jika pada emplacement ini pengaturannya tidak teratur, maka pekerjaan di stasiun penggilingan akan mengalami keterlambatan dan mengganggu administrasi penyediaan tebu.Adapun mesin dari stasiun persiapan ini adalah sebagai berikut: Mono Rail Crane (MRC)Fungsinya mengeluarkan tebu dari truk untuk dijatuhkan ke meja tebu.Spesifikasi teknik :- Kapasitas MRC: 12.500 kg- Jumlah MRC: 6 buah

Gambar 3.3 Mono Rail CraneSumber: PG Kebon Agung Malang

Cane Cutter IFungsinya memotong tebu menjadi bagian-bagian yang pendek.Spesifikasi teknik :- Diameter mata pisau: 1.520 mm- Jumlah mata pisau: 56 buah- Jarak dengan carrier: 40 cm- Tebal Pisau: 25 mm- Penggerak : turbin

Gambar 3.4 Cane Cutter 1Sumber: PG Kebon Agung Malang

Spesifikasi Turbin Cane Cutter I- Model : DEG61-50H- Output: 1500Hp- Steam press: 16 kg/cm2- Steam temp.: 3100- exhaust press: 0,8 kg/cm2- turbine speed: 5220 rpm- output shaft speed: 750 rpm

Gambar 3.5 Cane Cutter I Sumber: Anonymous 1 : 2014

Cane Cutter IIFungsinya memotong tebu menjadi bagian-bagian yang pendek.

Spesifikasi teknik :- Diameter mata pisau: 1.540 mm- Jumlah Disc Holder: 20 buah- Jumlah tangkai pisau: 80 buah- Tebal Pisau: 25 mm 50 mm- Penggerak : turbin- Turbin: 2500 Hp

Cane Table Penampung tebu dari lori maupun truk dan menjatuhkannya ke carrier tebu menuju gilingan.Spesifikasi teknik :- Kapasitas: 108.750 kg- Panjang : 7 m- Lebar: 6 m- Kecepatan rantai: 3,6 s/d 7,2 m/min- Jumlah: 4 Buah

Gambar 3.6 Cane TableSumber: PG Kebon Agung Malang

Cane CarrierFungsinya mengangkut tebu dari meja tebu ke penggilingan secara perlahan lahan.

Gambar 3.7 Cane CarrierSumber: PG Kebon Agung Malang

Main CarrierSpesifikasi teknik :- Kapasitas: 178.000 kg- Kecepatan: 4 s/d 12 m/min- Daya motor penggerak: 200 kW- Sudut kemiringan: 30 Auxiliary CarrierSpesifikasi teknik :- Kapasitas: 178.000 kg- Kecepatan: 6 m/min- Daya motor penggerak: 200 kW

Cane LevellerFungsinya untuk meratakan tebu pada cane carrier agar permukaan tidak terlalu tebal dan rata sehingga kerja cane carrier tidak terlalu berat. Leveller dipasang sebelum cane cutter.

HDS (Heavy Duty Shredder)Fungsinya memperhalus potongan-potongan tebu menjadi serpihan-serpihan.

Spesifikasi Teknik :- Diameter: 1830 mm- Inlet Width: 56 mm- Kapasitas: 12.000 15.000 kg- Hammers: 8 x 12 = 96 buah- Turbin : 4000 HP

Gambar 3.8 Heavy Duty ShredderSumber: PG Kebon Agung Malang

3.3.3. Stasiun GilinganPada stasiun gilingan, tebu secara intensif dan berkali-kali digiling dan diperah untuk mendapatkan jumlah nira yang maksimal. Adapun bagian dari stasiun penggilingan ini sebagai berikut:1. Rol gilinganFungsinya memeras tebu sehingga diperoleh jumlah nira yang maksimal. Pada Pabrik Gula Kebon Agung menggunakan lima unit gilingan yang masing-masing unit memiliki empat rol gilingan :a. rol muka (feed roll)b. rol atas (top roll)c. rol belakang (rear roll)d. rol pengisi (fourth roll)Spesifikasi Mill Setting untuk gilingan 1-5 :- Diameter luar rol muka: 1168 mm- Diameter luar rol atas: 1168 mm- Diameter luar rol Belakang: 1168 mm- Diameter alur: 50 mm- Putaran / menit: 3,5 5,5 rpmRol penggilingan menggunakan penggerak turbin dengan spesifikasi yang sama antara gilingan 1-5. Dengan spesifikasi turbin gilingan sebagai berikut :- Output: 1400 HP- Steam press: 16 kg/cm2- Steam temp.: 310o C- exhaust press: 1,0 kg/cm2

Gambar 3.9 Flow Sheet Stasiun GilinganSumber: PG Kebon Agung Malang

Keterangan 2 : Cane Leveller3 : Cane Cutter I dan IIHDS : (Heavy Duty Cane)G1 : Unit Gilingan Ke-1G2 : Unit Gilingan Ke-2G3 : Unit Gilingan Ke-3G4 : Unit Gilingan Ke-4 G5 : Unit Gilingan Ke-5HDS : (Heavy Duty Cane)N1 : Nira Perahan dari Gilingan Ke-1N2 : Nira Perahan dari Gilingan Ke-2N3 : Nira Perahan dari Gilingan Ke-3N4 : Nira Perahan dari Gilingan Ke-4N5 : Nira Perahan dari Gilingan Ke-52. Hidraulic PressureFungsinya menahan gerakan ke atas rol akibat masuknya umpan (ampas tebu). Dengan adanya tekanan yang berlawanan maka ampas akan terperah niranya.3. Ampas PlateFungsinya penahan ampas yang keluar dari rol atas dan rol depan sehingga ampas dengan mudah masuk ke tekanan kerja.4. Ampas BalkFungsinya menahan ampas plate supaya kedudukan ampas plate mampu menahan tekanan ampas.5. Scrapper PlateFungsinya sebagai alat pembersih ampas yang masuk melekat dalam alur-alur pada rol gilingan.6. Intermediate CarrierFungsinya mengangkut dan memberikan umpan ampas dari gilingan satu ke gilingan berikutnya.7. Talang niraFungsinya mengalirkan hasil perahan gilingan (nira) menuju bak penampung. 8. Bak penampung nira Fungsinya menampung hasil perahan (nira) hasil dari gilingan. Pada bak ini diberikan hembusan uap pada nira supaya dapat mengurangi buih.9. DSM ScreenFungsinya menyaring nira mentah yang dihasilkan oleh unit gilingan. Nira hasil saringan ditampung sedangkan ampas pada saringan dibawa intermediate carrier.

10. Main Carrier berjumlah 1 buah Fungsi membawa serpihan tebu menuju unit gilingan dan berjumlah 1 buah.11. Aux Carrier Berjumlah 1 buah yang berfungsi membawa tebu dari meja tebu ke pencacah tebu (Cane Cutter)12. Main Carrier Berjumlah 1 buah berfungsi membawa serpihan tebu menuju unit gilingan.13. Gilingan berjumlah 5 unit yang tiap unitnya terdiri dari 4 roll gilingan yang terpasang seri.14. Carrier ampas Fungsi membawa ampas tebu dari gilingan akhir ke stasiun ketel (boiler) dan berjumlah 1 buah.Proses pada Stasiun Gilingan :Pada Pabrik Gula Kebon Agung proses penggilingan tersusun dari beberapa tahapan. Masing-masing gilingan terdiri atas empat rol baja, yaitu : rol atas, rol muka, rol belakang, dan rol pengisi sebagai rol pembantu.1. Gilingan ITebu yang telah dicacah oleh cane cutter dan merupakan umpan (feed) gilingan I dengan alat angkut cane carrier dan dengan bantuan feeding roll masuk ke bukaan kerja depan kemudian feed diperah oleh rol gilingrn. Nira yang dihasilkan disebut nira perahan pertama (NPP) dialirkan ke talang bak penampung nira. Ampasnya digunakan sebagai feed pada gilingan II.2. Gilingan IIAmpas dari gilingan I ditarik oleh pencakar ampas, dan digunakan sebagai feed gilingan II lalu diperah sehingga dihasilkan nira yang selanjutnya dialirkan ke bak penampungan nira.3. Gilingan IIIAmpas dari gilingan II mendapatkan imbibisi nira yang diangkut dengan intermediate carrier menuju gilingan III, kemudian diperah sehingga diperoleh nira sebagai imbibisi nira untuk gilingan II. Sedangkan ampas yang dihasilkan dikirim sebagai umpan gilingan IV.4. Gilingan IVDemikian pula pada gilingan IV ampas dari gillngan III dicampur dengan imbibisi nira dan pada gilingan V diperah yang menghasilkan nira, nira yang dihasilkan digunakan sebagai imbibisi pada gilingan III. Ampas yang dihasilkan dialirkan ke gilingan V.5. Gilingan VAmpas dari gilingan IV dibawa menuju ke gilingan V nira yang dihasilkan digunakan untuk imbibisi gilingan IV. Sedangkan ampas yang dihasilkan merupakan ampas akhir. Kemudian dibawa oleh bagasse elevator yang dilengkapi dengan saringan halus dimana ampas halus digunakan sebagai mud juice (nira kotor) yang keluar dari door clarifier menuju ke vaccum filter. Sedangkan ampas kasar digunakan sebagai bahan bakar ketel dan sisanya dikirim ke pabrik kertas.Nira yang diproses lanjut (yang dimurnikan untuk dijadikan gula produk) adalah nira yang berasal dari gilingan I dan II. Nira tersebut ditampung dalam bak penampung dan dipompa dalam DSM screen untuk disaring. Air imbibisi digunakan untuk melarutkan kandungan gula yang ikut terbawa ampas semaksimal mungkin. Jumlah imbibisi yang diberikan 20% dari tebu yang tergiling. Imbibisi yang ditambahkan pada ampas disamping digunakan nira, juga menggunakan air. Imbibisi nira diberikan pada ampas yang akan masuk pada gilingan II dan III, sedangkan imbibisi air ditambahkan pada ampas yang masuk gilingan IV.

Gambar 3.10 GilinganSumber: PG Kebon Agung Malang

3.3.4. Stasiun PemurnianStasiun ini bertujuan untuk mendapatkan nira murni dengan kadar gula semaksimal mungkin dan untuk menghilangkan zat-zat atau bahan organik yang terbawa oleh nira mentah sehingga diperoleh gula yang berkualitas tinggi.Adapun proses yang terjadi pada stasiun pemurnian ini adalah sebagai berikut:a. Proses kimia.Dengan cara memberikan zat kimia pada nira (asam fosfat dan susu kapur) yang dapat mengikat komponen-komponen menjadi endapan garam halus.b. Proses fisika.Dengan cara pengendapan dan penyaringan terhadap kotoran-kotoran yang kasar.

c. Proses kimia fisika.Perpaduan antara proses kimia dan fisika untuk mempercepat terjadinya pengumpulan endapan kotoran.

Gambar 3.11 Flow Sheet Stasiun PemurnianSumber: PG Kebon Agung Malang1. DSM Fungsinya menyaring nira mentah yang berasal dari proses gilingan untuk memisahkan dari ampas kasar.2. Tangki nira mentahMerupakan tempat menampung nira mentah setelah dari DSM.3. Heater 1Digunakan untuk memanaskan nira mentah pada temperatur 750C dengan pemanas yang berasal dari uap ketel sehingga dapat memperlancar proses pengendapan.Fungsi : mencegah terjadinya gula inversi. mernpercepat reaksi antara bahan organik dan anorganik. membunuh bakteri pengurai sukrosa. koloid lebih cepat mengendap. mengeluarkan gas-gas dalam nira.4. Splinter BoxFungsinya mengatur susu kapur yang masuk sehingga jumlah susu kapur dapat sesuai dengan yang dikehendaki berdasarkan jumlah nira mentah dalam kurun waktu tertentu secara kontinyu.5. Static MixerFungsinya sebagai tempat pencampuran nira mentah dengan susu kapur agar diperoleh turbulensi yang tinggi supaya pencampuran kedua komponen tersebut tercampur secara sempurna.6. SO2 Towerfungsi : Menurunkan pH nira mentah dengan menghembuskan gas SO2 sampai mencapai pH 7,2. Menetralkan kelebihan Ca(OH)2. Membentuk endapan CaSO3 yang dapat menyerap kotoran sehingga mengumpul dan mengendap.Spesifikasi teknik:- Kapasitas : 10 m3- Diameter : 2.200 mm- Tinggi : 6.735 mm7. Neutralizer Merupakan tabung yang berfungsi sebagai pengawasan nira dengan pH yang diinginkan yaitu 7,2. Jika pH nira mentah yang keluar dari SO2 Tower masih kurang dari 7,2, maka dalam bejana neutralizer akan mencampurkan susu kapur agar dihasilkan pH yang diinginkan.8. Heater 2Fungsinya memanaskan nira mentah pada temperatur 1100C dengan bahan pemanas dari uap ketel untuk memperlancar proses pengendapan.9. Prefloc TowerMerupakan tabung yang berfungsi sebagai jalur pembuangan gas dari heater dan tempat pencampuran nira mentah dengan cairan flokulan, dimana larutan flokulan berfungsi untuk mengikat kotoran dari nira mentah menjadi nira jernih. 10. Single Tray ClarrifierFungsinya untuk memisahkan atau mengendapkan kotoran-kotoran yang terbentuk pada saat pemurnian sehingga akan didapatkan dua lapisan yaitu nira jernih dan nira kotor (nira yang bercampur kotoran akibat dari larutan pengikat flokulan).Spesifikasi teknik :- Merk : Single Tray Door- Kapasitas: 278 m3- Tinggi : 18 ft- Sistem: continuous- Jumlah : 1 buah- Diameter: 20 ft11. Saringan nira jernihNira encer dari door clarifier di saring dalam saringan nira jernih kemudian ditampung dalam peti nira jernih.12. Heater 3Fungsinya memanaskan nira jernih yang berasal dari saringan nira jernih pada temperatur 110-1150C dengan bahan pemanas dari uap ketel untuk memperlancar proses penguapan.13. Mud feed mixerFungsinya mencampur nira kotor dengan bagasilo (ampas halus) yang berasal dari bagasse elevator.14. Rotary Vaccum FilterFungsinya memisahkan kotoran nira yang berasal dari mud feed mixer sehingga diperoleh nira tapis dan blotong, kemudian nira tapis akan mengalir ke tangki nira mentah dan diproses ulang untuk mendapatkan nira jernih, sedangkan blotong akan diangkut oleh truk untuk dijadikan pupuk.15. Rotary Sulfur Burner Fungsinya menghasilkan gas SO2 dengan jalan membakar belerang dengan udara kering pada dapur belerang.Proses pada Stasiun Pemurnian : Nira mentah yang berasal dari stasiun gilingan yang sudah tersaring dalam DSM screen selanjutnya turun menuju ke tangki nira mentah, lalu nira mentah dipompa menuju heater 1 untuk dipanaskan dengan temperatur 750C dengan bahan pemanas dari uap ketel. Setelah dipanaskan dari heater 1 lalu nira masuk ke tabung pre liming disini ada 2 tabung pre liming yaitu pre liming 1 dan 2, dimana pada pre liming1 diinginkan nira mentah mencapai pH sebesar 5-8 dengan cara pencampuran antara nira mentah dengan susu kapur, sedangkan pada preliming 2 diinginkan pH 8-10,5 dengan pencampuran susu kapur yang berfungsi untuk mempermudah proses pengendapan.Setelah nira mentah dari proses pada preliming 2, kemudian nira mentah mengalir ke bejana sulfitasi nira mentah, disini pH nira mentah diturunkan menjadi 6,8 dengan mencampurkan antara nira mentah dari preliming dengan gas SO2 atau gas belerang,kemudian setelah nira mencapai pH 6,8 maka nira mengalir ke tabung neutralizer yaitu dengan menambahkan susu kapur untuk mendapatkan pH nira sebesar 7-7,2.Dari bejana sulfitasi nira mentah lalu ke bejana neutralizer, selanjutnya nira mentah dipompa ke heater 2 untuk dipanaskan dengan temperatur 1100C dengan bahan pemanas dari uap ketel untuk mempermudah dalam proses pengendapan dan penguapan nira, dari heater 2 nira akan mengalir ke bejana preflocc tower, di sini gas yang terdapat pada nira mentah akan keluar dan pencampuran antara nira mentah dengan larutan flokulan agar partikel-partikel atau kotoran-kotoran yang mengapung pada nira mentah diikat dan lebih cepat dalam melakukan pengendapan kotoran. Selanjutnya nira mentah tersebut turun ke single tray clarrifier, di dalam tabung terdapat 2 lapisan yaitu : lapisan atas merupakan nira jernih dan lapisan bawah merupakan nira kotor, dimana nira kotor merupakan nira yang masih mengandung partikel-partikel kotoran yang terikat oleh larutan flokulan. Nira jernih yang dihasilkan dari single tray clarrifier akan mengalir mengalir melalui door clariffier yang kemudian akan mengalir menuju saringan nira jernih yang berjumlah 9 saringan. Setelah melalui saringan nira jernih lalu nira jernih akan dipompa menuju heater 3 untuk mendapatkan panas sebesar 110-1150C yang berfungsi untuk mempercepat penguapan.Untuk nira kotor dari single tray clarrifier akan mengalir ke tabung nira kotor yang kemudian akan dipompa ke mud feed mixer yang berungsi untuk mencampurkan antara nira kotor dengan bagasilo (ampas halus) dari bagasse elevator yang dihasilkan dari ampas gilingan, selanjutnya mengalir ke rotary vaccum filter, yang akan menghasilkan nira tapis dan blotong, dimana nira tapis akan dialirkan ke tabung penampung nira mentah untuk diproses ulang pada stasiun pemurnian sampai mendapatkan nira jernih dan blotong akan dijual untuk dijadikan pupuk petani.

3.3.5. Stasiun PenguapanStasiun penguapan bertujuan untuk menguapkan air yang terkandung di dalam nira encer sehingga diperoleh nira kental dengan batas kekentalan 64%, selain itu hasil dari penguapan adalah air kondensat yang digunakan sebagai air pengisi ketel.Peralatan yang digunakan pada stasiun penguapan adalah sebagai berikut:1. Pre EvaporatorFungsinya menguapkan air yang terkandung dalam nira encer.2. Pompa vakumFungsinya sebagai penekan uap sehingga tekanan tiap-tiap badan penguapan berbeda.3. KondensorFungsinya mengembunkan air yang diuapkan dari evaporator V.4. Juice CatcherSebagai penampung uap akhir sebelum ke kondensor dan mendeteksi uap air yang mengandung gula masuk ke air injeksi.5. Bejana penguapan (evaporator)Fungsinya menguapkan air yang banyak terkandung dalam nira encer sehingga dihasilkan nira kental.Spesifikasi teknik :- Merk : Stork- Jenis : Calandria- Jumlah : 9 buah

Gambar 3.12 Flow sheet Stasiun PenguapanSumber: PG Kebon Agung Malang

Tabel 3.1 Spesifikasi EvaporatorDimensiPre Evap. IPre Evap. IIEvap. IEvap. IIEvap. IIIEvap. IVEvap. VEvap. VIEvap. VII

Luas pemanasan (m2)400040003000220022001700110011001100

Panjang pipa (mm)238323832375237523752375237523752375

Diameter pipa (mm)38/3538/3538/3538/3538/3538/3538/3538/3538/35

Jumlah pipa (mm)16016160168550780078006500432043204320

Suhu (C)1181181181181181181089585

Tekanan0.8 ato0.8 ato0.8 ato0.8 ato0.8 ato0.8 ato0.6 ato8 cmHg30 cmHg

Pada masing-masing badan evaporator dilengkapi dengan :a. Pipa pemanasFungsinya tempat pertukaran panas antara uap dengan nira.b. Pipa NiraSebagai tempat sirkulasi nira dan keluarnya nira ke bejana penguapan berikutnya.c. Outlet kondensatSebagai tempat keluarnya air kondensat.d. SapvangerFungsinya untuk menahan percikan nira agar uap air yang dipakai sebagai bahan pemanas evaporator tidak tercampur dengan nira.e. Sight glassFungsinya sebagai kaca pengontrol nira.f. Termometer dan manometer vakum.Sebagai pengontrol kondisi badan evaporator.

Gambar 3.13 Stasiun PenguapanSumber: PG Kebon Agung Malang

Proses Pada Stasiun Penguapan :Nira encer dari heater III di stasiun pemurnian dialirkan ke pre evaporator untuk diuapkan sebagian airnya. Dari pre evaporator, nira kental dengan temperatur 115C dan tekanan 0,8 atm dialirkan ke badan penguapan dengan sirkulasi lima tahap yaitu:1. Tahap I, nira encer dari pre evaporator dialirkan ke evaporator I untuk dipanaskan oleh uap dengan temperatur 108C dan tekanan 0,6 kg/cm2.2. Tahap II, nira dari evaporator I dialirkan ke evaporator II untuk diuapkan airnya dengan temperatur 80C s/d 95C dengan tekanan vacum 8 s/d 10 cmHg.3. Tahap III, nira dari evaporator II dialirkan ke evaporator III dan diuapkan dengan temperatur 80C s/d 85C dengan tekanan vacum 30 s/d 35 cmHg.4. Tahap IV, nira encer dari evaporator III dialirkan ke evaporator IV dan diuapkan dengan temperatur 60C s/d 62C dengan tekanan vacum 60 cmHg.5. Tahap V, nira yang keluar dari evaporator IV dialirkan ke evaporator V dan diuapkan hingga memiliki kekentalan tertentu (nira kental).Proses Pada Setiap Badan Penguapan :1. Pre evaporatorNira encer hasil pemurnian dialirkan ke evaporator, disini nira encer mengalami pemanasan lanjut dengan temperatur 115C s/d 120C dengan tekanan 0,8 atm. Uap yang digunakan dalam proses ini adalah uap-uap bekas turbin yang dimanfaatkan sebagai feeding pada pemanasan pendahuluan (PP) juga pada stasiun masakan.2. Evaporator IDimanfaatkan untuk menguapkan nira encer dengan menggunakan uap bekas dari pre evaporator. Nira dipanaskan oleh uap dengan temperatur 108C dan tekanan 0,6 kg/cm2. Uap hasil penguapan ini adalah uap nira I yang digunakan sebagai pemanas pada evaporator II, yang kemudian niranya dialirkan ke evaporator II.

3. Evaporator IIDigunakan untuk menguapkan air dalam nira dengan menggunakan uap evaporator I untuk diuapkan airnya dengan temperatur 80C s/d 95C dengan tekanan 8 s/d 10 cmHg. Hasil penguapan ini digunakan untuk pemanasan pada evaporator III yang selebihnya digunakan untuk pemanasan pendahuluan I dan niranya dialirkan ke evaporator III.4. Evaporator IIIDigunakan untuk menguapkan air dalam nira dengan memakai uap nira dari hasil penguapan pada evaporator II. Nira diuapkan dengan temperatur 80C s/d 85C dan tekanan 30 s/d 35 cmHg vakum. Uap nira hasil dari penguapan ini digunakan untuk pemanasan pada evaporator IV.5. Evaporator IVEvaporator ini menggunakan uap nira hasil dari penguapan pada evaporator III. Nira dipanaskan dengan temperatur 60C s/d 62C dan tekanan 60 cmHg. 6. Evaporator VEvaporator ini berfungsi untuk menguapkan nira hingga mencapai kekentalan tertentu yang kemudian nira tersebut akan dialirkan ke peti masakan. Uap bekas dari evaporator V ini dialirkan ke kondensor dan didinginkan pada cooling pond (kolam pendingin), seterusnya digunakan sebagai air kondensat pengisi ketel.3.3.5. Stasiun MasakanStasiun ini bertujuan untuk mengubah sukrosa yang berbentuk larutan menjadi kristal gula yang rata rata berukuran 0,8 s/d 1,0 mm. Sukrosa yang terkandung dalam nira kental diuapkan hingga menghasilkan massecuite, yaitu campuran kristal gula dan larutannya. Pemasakan akan dilakukan secara bertingkat untuk mencapai efisiensi proses, dengan proses bertingkat akan dihasilkan sakarosa di dalam nira kental hingga mencapai kuantitas kristal maksimal. Jumlah tingkatan proses tergantung pada kemurnian nira. Nira dengan kemurnian tinggi akan dikristalkan dalam 4 tahap, sedangkan nira dengan kemurnian rendah 85 % akan dikristalkan dalam 3 tahap. Di PG Kebon Agung menerapkan 3 tahap pemasakan dengan proses ACD. Peralatan yang digunakan pada stasiun ini adalah sebagai berikut:

Gambar 3.14 Flow Sheet St. Masakan, St. Putaran, dan St PenyelesaianSumber: PG Kebon Agung Malang

1. Pan MasakanFungsinya membuat kristal gula dengan cara menguapkan nira mentah hingga mencapai titik jenuhnya. Jumlah pan masakan ada 12 unit yang terdiri dari pan masakan bibitan, pan masakan A, C, dan D.

2. Palung PendinginJumlahnya ada 13 unit, sebagai tempat penampung hasil masakan sebelum dibawa ke stasiun putaran. Selain itu juga berfungsi sebagai :- Tempat penyempurnaan kristalisasi.- Meningkatkan kejenuhan air sampai mendekati daerah metastabil.Palung pendingin ini dilengkapi dengan pengaduk yang berfungsi:a. Mempercepat pendinginan.b. Mendorong keluarnya masakan yang akan diputar.c. Mencegah agar tidak membeku karena pendinginan masakan pertama.3. Palung Pendinginan Cepatfungsinya : - Sebagai pendinginan masakan.- Mengurangi kekentalan masakan D agar mudah diputar.Jumlahnya ada 2 buah untuk masakan masecuite D.Proses Pada Stasiun Masakan :1. Pada PembibitanPada proses masakan sebelum nira dari penguapan masuk ke pan masakan A terjadi proses pembibitan gula terlebih dahulu. Proses pembibitan tersebut berlangsung pada pan masakan bibitan. Bahan dari pembibitan tersebut dari stroop D dan C deklare sebanyak 200 HL yang telah tercampur hingga larutan tersebut hampir jenuh kemudian dimasukkan nira mentah dan gula fondan dengan volume 200 HL. Bahan-bahan tadi di campur jadi satu hingga mencapai volume 400 HL. Hasil dari pencampuran tersebut menjadi bibitan D II yang memiliki harga kemurnian sekitar 60-64 HK.Proses pembibitan yang terjadi pada pan masakan A II dibagi menjadi A I dengan sebanyak 200 HL dengan penambahan dari masing-masing bahan stroop C dengan harga kemurnian sebesar 58-59 HK, hingga mencapai volume 350-400 HL dengan besar dari kristal gula sebesar 0.3 mm. Dari hasil pembagian pada pan masakan A I gula tersebut masuk ke palung, kemudian gula bibitan tersebut dipompa menuju menuju putaran gula C. Pada putaran C terjadi pemisahan antara flokulan gula C dan tetes C. Tetes C masuk ke peti C untuk diproses pada pan masakan D sedangkan flokulan gula C masuk ke peti nira kental yang digunakan sebagai proses pembibitan kembali.2. Pada pan masakan A.Pan masakan A bahannya nira mentah yang berasal dari bejana sulfitasi dan klare SHS. Dalam pan masakan A terjadi pemasakan antara nira mentah dan klare SHS. Dari pan masakan A campuran nirah mentah dan klare SHS menuju ke palung A yang kemudian dipompa menuju ke mixer yang selanjutnya masuk menuju ke putaran A untuk memisahkan antara gula A dengan tetes A. Hasil dari putaran A yang berupa tetes A masuk menuju peti A untuk dijadikan bahan pada pan masakan C. Sedangkan hasil putaran yang berupa gula A masuk menuju palung pendingin gula A yang akan dipompa menuju ke mixer gula A sebelum menuju putaran gula A II. Pada putaran gula A II terjadi pemisahan antara gula SHS dan klare SHS. Klare SHS akan masuk ke pembibitan dan bahan ke pan masakan A dan gula SHS 1 langsung dialirkan ke sugar driyer untuk mendapatkan gula produk.3. Pada pan masakan CPan masakan C bahan berupa nira, klare SHS dan stroop A hingga volume 400 HL yang telah dicampur dengan gula A sebanyak 40 HL yang mempunyai harga kemurnian sebesar 70 HK dengan ketebalan kristal sebesar 0,7 mm.Hasil dari pan masakan C akan masuk ke palung C yang kemudian dipompa menuju mixer sebelum masuk ke putaran C. Setelah nira didinginkan di palung dan di-mixer, nira akan mengalir ke putaran gula C untuk memisahkan antara tetes C dan gula C. Hasil dari putaran gula C yang berupa tetes C masuk menuju peti C untuk dijadikan bahan pada pan masakan D. Sedangkan hasil putaran yang berupa gula C masuk menuju palung pendingin gula C dan akan dipompa rota menuju palung gula C yang nantinya akan dijadikan bahan pada pan masakan bibitan. 4. Pada pan masakan DPan masakan D bahan berupa klare D dan tetes C hingga volume 400HL. Klare D didapatkan melalui proses masakan bibitan.Hasil dari pan masakan D akan masuk ke palung D dan diteruskan ke palung pendingin cepat untuk mendapatkan gula D, setelah dari palung pendingin cepat atau gula D akan di-mixer sebelum masuk ke putaran D1. Setelah nira didinginkan di palung dan di-mixer, nira akan mengalir ke putaran gula D1. Pada putaran gula D1 akan menghasilkan gula D1 dan tetes D1. Hasil dari putaran yang berupa tetes D1 akan langsung masuk ke tangki tetes akhir karena sudah mempunyai kepekatan yang amat jenuh. Sedangkan hasil yang berupa gula D1 akan mengalir ke palung gula D1 dan dipompa menuju mixer dan dilanjutkan ke putaran D2 untuk mendapatkan hasil putaran yang berupa klare D dan gula D2. Klare D digunakan untuk bahan pan masakan D, sedangkan hasil putaran yang berupa gula D2 akan dilanjutkan ke palung gula D2 , setelah dari palung gula D2, gula akan dialirkan ke, apabila volume pada tangki leburan penuh maka gula D2 akan dialirkan ke palung gula D2 yang digunakan sebagai bahan pan masakan bibitan.Proses Kristalisasi

Gambar 3.15 Vaccum PansSumber: PG Kebon Agung MalangProses kristalisasi dilaksanakan dengan menguapkan air yang terdapat dalam nira kental sehingga terjadi pembesaran inti kristal dan bibit yang ditambahkan kedalamnya. Hal tersebut dilakukan pada temperatur rendah serta tekanan vakum dengan maksud untuk mendapatkan kristal yang memenuhi syarat (ukuran, bentuk, dan mutunya). Pada PG Kebon Agung menggunakan proses masakan tiga tingkat yang terdiri atas masakan A, masakan C, masakan D. Sedangkan gula produktif didapat dari masakan A hasil dari masakan C dan D dilebur sebagai bibitan untuk masakan A.Langkah-langkah proses kristalisasi :1. Menarik hampaSebelum proses kristalisasi, dimulai dahulu pengkondisian dengan membuat bejana hampa (pan vakum). Pembuatan bejana hampa dimulai dengan menutup semua katup yang berhubungan dengan pan kemudian dibuka katup pancingan, apabila tekanan vakum mencapai 50 cmHg maka katup yang berhubungan dengan pompa vakum sekitar 63 cmHg, sementara itu katup pancingan ditutup kembali.2. Menarik larutanLarutan sukrosa yang akan digunakan sebagai bahan dasar kristal disimpan dalam peti-peti larutan, peti-peti kental, peti-peti stroop, peti klare dan peti leburan. Dalam peti-peti perlengkapan ini terdapat pipa-pipa pemanas dengan lubang terbuka yang dapat dialirkan uap panas ke dalam larutan. Pemanas ini dimaksudkan untuk menurunkan kejenuhan agar kristal yang terdapat dalam larutan melarut. Setelah larutan terbebas dan inti-inti kristal yang terdapat larutan melarut, barulah dilanjutkan dengan langkah selanjutnya.3. Pembuatan bibit- Pembibitan dengan cara spontanLarutan gula dipekatkan sampai mencapai daerah stabil, sehingga terbentuklah inti-inti kristal secara serempak.- Pembibitan dengan kejutanLarutan dibawa ke daerah pertengahan kemudian inti kristal dimasukkan ke dalam larutan.- Pembibitan dengan inti penuhLarutan gula dipekatkan sampai daerah meta mantap kemudian dibersihkan dan selanjutnya diuapkan pada daerah mantap.4. Membesarkan kristalSetelah pembuatan bibit kemudian membesarkan bibit sampai ukuran kristal tercapai, selanjutnya penarikan bahan dihentikan, penguapan dikurangi, dan mengecilkan pemasukan panas.5. Menurunkan masakanSetelah masak cukup tua maka masakan diturunkan ke palung pendingin. Penurunan masakan dengan menghilangkan hampa dengan cara membuka katup yang menghubungkan pan dengan pompa vakum, sementara itu uap ditutup.3.3.6. Stasiun PutaranStasiun ini bertujuan untuk memisahkan kristal-kristal gula yang larutan induk (stroop) kristal tersebut. Peralatan yang digunakan stasiun putaran adalah sebagai berikut:1. Putaran discontinue.Fungsi : untuk putaran gula AJumlah : 6 unit

Gambar 3.16 Discontinue CentrifugalSumber: Anonymous 2 : 2014a. Mesin putaran discontinue 1-4.Merk: Roberts WS ManufactureMax. rpm: 1200Working rpm: 1000Kapasitas : 650 KgJumlah : 4 unitb. Mesin putaran discontinue 5 dan 6.Merk: BroadbendKapasitas : 1850 kg /chargeJumlah: 2 unitMax. speed: 1500 rpm2. Putaran continue (Lowgrade Centrifuge).Fungsi: untuk putaran gula D2, D1 dan gula CJumlah : 13 unit.a. Mesin putaran continue gula D1 ada 3 unit. Mesin putaran continue 1 dan 2 gula D1. Merk : BMAType: k2300Max. speed: 2000 rpmDiameter basket: 1300 mmKapasitas: 2200 kg/jamJumlah: 2 unit Mesin putaran continue 3 gula D1.Merk : Roberts WS CentrifugalJob.no: 5276198Max. speed: 1800 rpmWorking speed: 1750 mmKapasitas: 800-1200 kg/jamJumlah: 1 unit.b. Mesin putaran continue gula D2 ada 4 unit. Mesin putaran continue 1-3 gula D2. Merk : Roberts WS CentrifugalMax. speed: 2000 rpmWorking speed: 1950 mm

8Kapasitas: 800-1200 kg/jamJumlah: 3 unit.

Mesin putaran continue 4 gula D2. Merk : BMAMax. speed: 2400 rpmKapasitas: 650 kg/jamJumlah: 1 unitc. Mesin putaran continue gula C ada 5 unit. Mesin putaran continue 1-5 gula C. Merk : BMAMax. speed: 2400 rpmKapasitas: 650 kg/jamJumlah: 5 unitProses Pada Stasiun Putaran :a. Proses masakan untuk putaran A.Mula-mula tromol putaran (blower) pelan dan bahan masuk pada batas tertentu, kemudian putaran dipercepat dengan penyemprotan air panas dengan temperatur 800C melalui nozzle. Tujuan pemberian hembusan dengan uap panas adalah untuk membersihkan atau melepaskan cairan induk yang masih tertinggal serta untuk mengeringkan kristal gula. Kemudian putaran diperlambat maka stroop gula akan turun dan pada penutup bagian bawah terbuka sehingga gula turun ke talang goyang (grasshopper conveyor).Untuk putaran A akan dihasilkan gula A dan stroop A, kemudian gula A diputar lagi pada putaran SHS karena masih mengandung stroop A berwarna kemerahan. Proses pada putaran A meliputi:- Gula A turun ke talang bawah dan ditambahkan klare 1 agar tercuci kembali dan untuk mempermudah digunakan pompa ke mixer SHS.- Selanjutnya diputar pada putaran SHS dan menghasilkan gula SHS dan klare I.-Gula SHS ini dibawa ke talang goyang kemudian masuk ke pengeringan selanjutnya diangkat dengan bucket elevator ke vibrating screen dan didapatkan tiga jenis gula. Jenis gula kasar dan halus dimasak kembali di stasiun masakan. Sedangkan gula normal dikirim ke stasiun pembungkusan dan ditimbang 50 kg selanjutnya disimpan di gudang dan siap untuk dipasarkan.b. Proses masakan untuk putaran C dan DAlat ini bekerja secara otomatis dan bekerja secara terus menerus tanpa terputus, bahkan masuk dan gula menguap dengan gaya sentrifugal. Larutan yang berupa zat cair akan menembus saringan serta masuk ke ruang larutan kemudian secara overflow keluar melalui saluran, sedangkan kristal gula tertahan pada saringan gula ke kristal akibat kemiringan basket dan gaya sentrifugal. Selanjutnya kristal keluar melalui corong pengeluaran kristal.

Gambar 3.17 Mesin Putaran Batch Centrifugal dan Continues CentrifugalSumber: PG Kebon Agung Malang

3.3.7. Stasiun PenyelesaianStasiun ini bertujuan. untuk menyelesaikan hasil kerja stasiun putaran yaitu gu1a produk yang masih basah dikeringkan sehingga gula produk menjadi kering dan siap untuk dikantongkan. Peralatan yang digunakan stasiun penyelesaian adalah sebagai berikut:

1. Grasshoper conveyor (talang goyang)Fungsi : sebagai pengering pendahuluan dan pengangkut gula ke sugar driyer untuk memisahkan gumpalan gula. Alat ini bergerak secara eksentrik sehingga menimbulkan getaran.2. PengeringanFungsi : mengeringkan gula SHS. Alat ini bekerja otomatis, gula yang diproses melalui proses pengeringan bertujuan agar gula yang masih basah dapat menjadi kering dan membentuk kristal putih dan dapat memisahkan antara kotoran dan gula.3. Bucket ElevatorFungsi: mengangkut gula kering menuju saringan atau ayakan getar (vibrating screen).4. Dust collector (rotoclone)Fungsi: sebagai penangkap debu-debu gula dan pengeringan gula. Alat dilengkapi dengan blower yang menghisap udara dan gula debu dan sugar dryer yang kemudian dihembuskan ke atas. Pada bagian atas dilakukan penyemprotan dengan air untuk mengikat gula debu. Selanjutnya cairan yang masih mengandung gula debu tersebut dilebur kembali.5. Vibrating screenFungsi: memisahkan gula normal, kasar dan halus.Vibrating screen di Pabrik Gula Kebon Agung ini dibagi menjadi dua tingkatan yaitu : dengan memisahkan gula krikil, gula standar dan gula halus.6. Silo (sugar storage).Fungsi: sebagai penampung gula produksi SHS sebelum dibungkus dalam karung.Di bagian bawah alat ini berupa corong yang digunakan sebagai discharge gula,disinilah gula dimasukkan dalam karung.7. Pembungkusan.Fungsi: membungkus gula yang sudah distandarisasi. Pada proses pembungkusan ini gula yang dihasilkan adalah gula standar dan dikemas dalam karung dan selanjutnya ditimbang.

Gambar 3.18 PembungkusanSumber: PG Kebon Agung Malang

8. Timbangan.Fungsi: menimbang gula yang sudah dikemas atau dibungkus.Pada proses timbangan ini gula ditimbang dalam karung kurang lebih 50,2 Kg dan seterusnya dijahit.

9. Belt Confeyor Fungsi sebagai alat transportasi gula menuju gudang.

Gambar 3.19 Belt ConveyorSumber: PG Kebon Agung Malang

Proses pada stasiun penyelesaianGula SHS yang dihasilkan oleh stasiun putaran SHS disebut gula produksi. Gula SHS yang berasal dan stasiun putaran dibawa oleh talang goyang menuju ke alat pengeringan gula, udara dihembuskan pada temperatur. Debu-debu gula yang dibawa oleh udara pada alat pengering dihisap oleh mesin penghisap debu dan debu-debu gula tersebut dikirim lagi ke pan masakan bibitan. Gula kering yang keluar diangkut dengan bucket elevator menuju ke vibrating screen (ayakan getar). Vibrating screen di PG Kebon Agung Malang dibagi menjadi dua tingkat yaitu dengan memisahkan gula krikilan, gula standar dan gula halus. Gula krikilan dan gula halus dilebur untuk bibitan masakan A, sedangkan gula standar dikemas dalam karung 50,2 Kg dan seterusnya dijahit. Setelah dihitung berapa jumlahnya kemudian dimasukkan ke gudang dengan belt conveyor dan siap dipasarkan.

BAB IVSTUDI KASUS

4.1 Perhitungan Cane Cutter A. Prosedur Pemilihan

B. Menentukan Properties Cane Cutter IFungsinya memotong tebu menjadi bagian-bagian yang pendek.Spesifikasi teknik :- Diameter mata pisau: 1.520 mm- Jumlah mata pisau: 58 buah- Jarak dengan carrier: 40 cm- Tebal Pisau: 25 mm- Bahan: Besi tuang putih- Penggerak : turbin- turbine speed: 5220 rpm- Output: 1500Hp- output shaft speed: 750 rpm

C. Menentukan Tipe Cutter ( Determine Cutter Type)

Gambar 4.1 Cane Cutter

Cutter

(a) (b)

(c)Gambar 4.2 (a) dudukan cutter (b) cutter (c) susunan cane cutter - Diameter mata pisau: 1.520 mm- Jumlah mata pisau: 58 buah- Jarak dengan carrier: 40 cm- Tebal Pisau: 25 mm- Bahan: Besi tuang putih

D. Menentukan Cutter Tension dan Cutter Sizea. Menghitung berat dari beban tebu yang dipotong- Massa beban (load) pada cane cutter 1

Dimana nilai 16,7 diperoleh dari konversi satuan :

b. Menghitung Torsi cane cutter 1

T = 12600 lb.in = 640,1

c. Secara proporsional pilih suatu cutter yang memilki average ultimate tensile strength minimal 10 kali lebih besar dari nilai T yang telah dihitung. average ultimate tensile strengt = T x 10 = 640,1 x 15 = 9601,5d. Menghitung Tensile Strength Menghitung tegangan cane cutter 1 (Cutter Tension)

= 1524 5. Menghitung safety factor untuk mengecek keamanan cane cutter 1

dari perhitungan di atas mengindikasikan bahwa cane cutter aman digunakan.

4.2 Masalah yang terjadi pada cane cutter 1Cane Cutter ( cane knife ), berfungsi untuk memotong tebu yang masuk masih dalam bentuk batangan, menjadi potongan yang lebih kecil berukuran 10 - 15 cm. Tujuannya untuk memperoleh luas permukaan pemerahan yang lebih besar sehingga air tebu ( nira ) dapat semaksimal mungkin terperah di mill station. Dengan kerja yang demikian, menyebabkan mata pisau menjadi tumpul bahkan rusak karena gesekan yang terus menerus dengan batang tebu. Hal ini menyebabkan pemotongan tebu menjadi tidak maksimal, dan juga membutuhkan gaya yg semakin besar pula untuk proses pemotongan. Oleh karena itu dibutuhkan perawatan untuk menjaga kondisi dan ketajaman mata pisau dari cane cutter. Supaya kualitas potongan menjadi baik.

Tabel 4.1 Data masalah pada Cane Cutter 1 NoTanggalUraianJam Berhenti

123 Mei 2013Tebu padat di CC.12

29 Juni 2013Tebu slip di CC.11

326 Juni 2013Pisau CC.1 putus 1 buah1,33

428 Juli 2013Kontrol CC.1 dan CC.2 ada suara keras0,33

527 Agustus 2013Gangguan Turbin CC.1 dan CC.20,17

614 September 2013CC.1 kemasukan benda keras0,25

727 September 2013Ganti baut pisau CC.1 4 buah0,58

828 September 2013CC.1 kemasukan selebor meja tebu0,33

92 Oktober 2013CC.1 kemasukan benda asing0,12

103 Desember 2013Kontrol CC.1 dan CC.22,42

Gambar 4.3 Skema Pemotongan TebuSumber : Dokumen PT. PG. Kebon Agung Analisa pisau Cane Cutter 1 putusBahan yang digunakan untuk cane cutter yaitu besi tuang putih. Besi tuang putih memiliki keunggulan yaitu tahan aus, tahan korosi dan kekuatan yang tinggi. Besi tuang putih tediri dari perlit dan sementit. Dengan semakin banyak kadar sementit maka akan membuat sifat dari besi tuang putih menjadi keras, akan tetapi rapuh. Kekuatan tarik besi cor putih sekitar 25,000 50,000 Psi, kekuatan tekan 250,000 500,000 Psi, kekerasan 350 500 HB.

Gambar 4.4 Struktur besi tuang putihSumber : www.wikipedia.com

PenyebabPenyebab mata pisau yang putus adalah diakibatkan menumpuknya tebu sehingga membuat pemotongan menjadi semakin berat. Dengan kecepatan yang tinggi sebesar 750 rpm membuat impact yang terjadi semakin besar pula. Oleh karena itu, pisau cane cutter putus. Ini juga dipengaruhi oleh kekuatan las yang menyambungkan mata pisau dengan tangkai yang kurang baik, bisa dilihat pada gambar 4.5, sehingga menyebabkan mata pisau dan tangkainya tidak kuat menahan beban yang besar dari tumpukan tebu yang akan dipotong. Dan juga adanya benda asing selain tebu yang masuk ke cane cutter seperti yang ada di data produksi pabrik, hal ini juga bisa menyebabkan putusnya cane cutter karena bila kekerasan dari benda asing tersebut melebihi kekerasan cane cutter maka dapat menyebabkan retak bahkan putus. Dengan putusnya cane cutter maka dapat menghambat proses produksi yang seharusnya dapat berjalan harus terhenti karena proses perbaikan. Kondisi mata pisau yang tumpul juga dapat menyebabkan cane cutter putus karena dengan dengan mata pisau yang tumpul maka proses pemotongan menjadi lebih berat dan sulit.

(a)

(b)Gambar 4.5 (a) Pengelasan yang tidak rata (b) Pengelasan yang tidak penuhSumber : Dokumentasi Pribadi

Gambar 4.6 Mata pisau yang tumpulSumber : Dokumentasi Pribadi

SolusiDengan demikian, bila mata pisau mengalami kerusakan maka langsung dilakukan pergantian karena sudah tidak maksimal lagi bila dipakai dan juga bisa mengganggu proses produksi yang berlangsung. Lalu, untuk mata pisau supaya tidak ada yang tumpul dan sering diperbaiki dengan rutin agar selalu tajam karena untuk mendapatkan hasil pemotongan yang lebih baik. Dan juga proses pengelasan untuk penyambungan mata pisau lebih diperhatikan dan lebih baik lagi agar kuat untuk menahan beban yang besar dan tidak terjadi putus saat proses produksi berlangsung. Karena proses perbaikan itu membutuhkan waktu dan menghentikan proses produksi. Jadi bila sering terjadi kerusakan maka produksi juga akan terganggu.

BAB VPENUTUP

5.1 KesimpulanSetelah melakukan pengamatan terhadap mesin-mesin yang digunakan dalam pembuatan produk, cara pengoperasiannya dan perawatannya maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :1. Dari analisa yang dilakukan pada cane cutter 1 diketahui yang menjadi penyebab adanya masalah dan gangguan adalah :a. Mata pisau akan cepat rusak bila tidak dilakukan perawatan karena di pakai secara terus menerus.b. Jadwal perawatan mesin sudah cukup baik karena sudah diperhatikan sehingga tidak terjadi kerugian yang besar2. Pengoperasian mesin-mesin produksi ini disamping diperlukan pengetahuan yang cukup tentang mesin-mesin produksi tersebut, juga diperlukan keterampilan dan pengalaman, seorang operator harus menguasai bagian-bagian dari mesin tersebut secara jelas, sehingga benar-benar mengetahui langkah apa saja yang harus dilakukan terhadap mesin yang mengalami gangguan, sehingga mesin akan beroperasi dengan aman dan lancar.3. Perawatan mesin harus senantiasa dilakukan karena untuk menjamin operasi mesin yang optimal.4. Proses perawatan sangat penting dan harus dilakukan dengan baik agar kondisi cane cutter tetap stabil dan optimal.5.2 SaranSaran-saran dari penulis agar proses produksi dapat ditingkatkan adalah:1. Untuk menambah profesionalisme pekerja, sebaiknya digalakkan pelatihan-pelatihan semacam training bagi pekerja, juga pengiriman pekerja untuk tugas belajar. Dengan demikin perusahaan akan lebih cepat berkembang.2. Dalam mendukung peningkatan kualitas sumber daya manusia, perlu didukung sarana yang memadai diantaranya perpustakaan dihidupkan atau dikembangkan lagi sehingga menggalakkan peningkatan minat baca karyawan.

JURUSAN MESIN FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 67