laporan pkl yang terbaru hamzah
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan jumlah penduduk yang selalu meningkat dari tahun ke
tahun terus diimbangi dengan kesadaran akan arti penting peningkatan gizi dalam
kehidupan. Hal ini berimplikasi pada pola konsumsi makanan yang juga akan
terus meningkat. Disamping tujuan utama penggunaan makanan sebagai pemberi
zat gizi bagi tubuh yang berguna untuk mempertahankan hidup, manusia juga
menggunakannya untuk nilai-nilai sosial, karena penggunaan makanan telah
melembaga sebagai alat untuk berhubungan dengan orang lain. Oleh karena itu
makanan dalam lingkungan masyarakat menyangkut gizi dan aspek sosial.
Telur ayam merupakan jenis makanan bergizi yang sangat populer
dikalangan masyarakat yang bermanfaat sebagai sumber protein hewani. Hampir
semua jenis lapisan masyarakat dapat mengkonsumsi jenis makanan ini sebagai
sumber protein hewani. Hal ini disebabkan telur merupakan salah satu bentuk
makanan yang mudah diperoleh dan mudah pula cara pengolahannya. Hal ini
menjadikan telur merupakan jenis bahan makanan yang selalu dibutuhkan dan
dikonsumsi secara luas oleh masyarakat. Pada gilirannya kebutuhan telur juga
akan terus meningkat.
Selain itu ayam juga termasuk hewan yang mudah diternakkan dengan
modal yang relatif lebih kecil dibandingkan dengan hewan besar lainnya seperti
sapi, kerbau dan kambing. Telur dan daging ayam yang diperlukan oleh ratusan
juta manusia di dunia ini mengakibatkan tumbuhnya peternakan ayam skala kecil,
1
menengah dan industri ayam modern hampir diseluruh dunia berkembang pesat.
Disamping semakin pentingnya peranan telur ayam ras dalam struktur
konsumsi telur, telur ayam ras memiliki sifat permintaan yang income estic
demand, bila pendapatan meningkat, maka konsumsi telur juga meningkat.
Dimasa yang akan datang, pendapatan per kapita per tahun akan meningkat
terutama pada negara-negara yang saat ini negara yang berkembang dan sedang
berkembang. Dengan demikian konsumsi telur juga diperkirakan akan meningkat.
Secara ekonomi, pengembangan pengusahaan ternak ayam ras petelur di
Indonesia memiliki prospek bisnis menguntungkan, karena permintaan selalu
bertambah. Besarnya peluang pasar ayam ras petelur ini merupakan kesempatan
yang sangat potensial untuk mengembangkan peternakan ayam petelur yang
tentunya harus dibekali dengan kemampuan dan keahlian yang matang.
1.2. Tujuan Pendalaman
Tujuan dari pendalaman bidang studi ternak unggas ini adalah untuk
meningkatkan pengalaman kerja dilapangan serta mengevaluasi tatalaksana
pemeliharaan ternak unggas petelur dipeternakan Bapak Fatkhur Rohman di Desa
Sukopuro Kecamatan Jabung Kabupaten Malang.
1.3. Kegunaan Pendalaman
Kegunaan dari pendalaman bidang studi unggas ini adalah untuk
meningkatkan pengetahuan, pengalaman dan ketrampilan dalam tatalaksana
pemeliharaan ayam petelur periode layer. Serta untuk membandingkan antara
teori yang didapat dibangku kuliah dengan yang ada dilapangan
2
BAB II
MATERI DAN METODE
2.1. Lokasi dan Waktu Pelaksaan
Pendalaman Keahlian Bidang Studi Unggas ini dilaksanakan di peternakan
ayam petelur milik Bapak Fatkhur Rohman Desa Sukopuro Kecamatan Jabung
Kabupaten Malang mulai tanggal 25 Januari sampai 8 Februari 2011.
2.2. Materi Pendalaman
Materi yang digunakan dalam pendalaman Keahlian Ternak Unggas
adalah usaha peternakan ayam petelur milik Bapak Fatkhur Rohman di Desa
Sukopuro Kecamatan Jabung Kabupaten Malang dengan populasi 5916 ekor
ayam petelur.
2.3. Metode pendalaman
Metode yang digunakan dalam pelaksanaan pendalaman keahlian bidang
studi ternak unggas ini adalah metode deskriptif. Pengambilan data dilakukan
dengan cara mengamati secara langsung, wawancara, dan ikut terlibat langsung
dalam pemeliharaan ayam petelur.
3
2.4. Fokus Yang Diamati Selama Pendalaman
Fokus-fokus yang diamati selama pendalaman, meliputi:
1. Keadaan Umum Lokasi
2. Bibit
3. Pemeliharaan Periode Starter
a. Perkandangan dan perlengkapannya
b. Perlakuan sebelum DOC datang
c. Perlakuan setelah DOC datang
d. Pemberian pakan dan minum
e. Pencegahan dan pengobatan penyakit
4. Pemeliharaan Periode Grower
a. Perkandangan dan perlengkapannya
b. Pemberian pakan dan minum
c. Pencegahan dan pengobatan penyakit
5. Pemeliharaan Periode Layer
a. Perkandangan dan perlengkapannya
b. Pengambilan telur
c. Pemberian pakan dan minum
d. Pencegahan dan pengobatan penyakit
6. Analisa Nutrisi
7. Seleksi dan Culling
8. Recording
9. Sanitasi
10. Penanganan Limbah
11. Potong paruh
12. Replacement
13. Menejemen Produksi dan pemasaran
14. Analisa Usaha
4
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Keadaan Umum Lokasi
Peternakan milik Bpk. Fatkhur Rohman terletak di Dusun Sukopuro
Kecamatan Jabung Kabupaten Malang mamiliki luas tanah 6000 m². Memiliki 12
bangunan kandang battery dan 1 kandang litter dengan jumlah ayam petelur 5916
ekor. Lokasi kandang peternakan ini terletak di daerah yang berpenduduk tidak
begitu padat. Hal ini sesuai dengan Sudaryani dan Santosa (1999) bahwa
sebaiknya peternakan ayam petelur berada di tempat yang tidak bising, sebab
ayam petelur mudah stress. Karena ayam yang mengalami stress dapat
mempengaruhi produksi telurnya. Batas kandang dengan lingkungan sekitar
kandang digunakan pagar berbahan bambu, karena selain mudah di dapat juga
agar sirkulasi udara dalam kandang tetap lancar. Dan pada akhirnya dapat
mengurangi polusi bau dalam kandang. Untuk pemberian minum ayam disediakan
sumber air di lokasi peternakan dengan jumlah tenaga kerja sebanyak 4 orang.
3.2 Bibit
Pemeliharaan ayam di peternakan Bapak. Fatkhur Rohman pada saat ini
menggunakan strain ISA Brown yang dibeli dari PT Wonokoyo Jaya Corporindo.
Strain ini merupakan jenis ayam dwiguna yaitu sebagai penghasil telur serta
daging (ayam afkir). Keunggulan lain ayam strain in adalah nilai Hen-day
Production mencapai 95%. Penyediaan ayam layer di peternakan ini dengan
5
memelihara mulai DOC hingga ayam siap bertelur. Dengan memelihara sendiri
ayam petelur mulai fase starter seperti ini dirasa lebih menguntungkan peternak
karena pemberian vaksin bisa dikendalikan sendiri oleh peternak.
3.3 Pemeliharaan Periode Starter
Periode anakan (starter) pada ayam ras petelur meliputi ayam yang
berumur 1 hari sampai dengan 8 minggu. Pemeliharaan anak ayam pada periode
ini meliputi aspek-aspek berikut:
3.3.1 Perkandangan dan Perlengkapan Periode Starter
Dalam manajemen pemeliharaan ayam periode starter kandang merupakan
salah satu faktor terpenting dalam keberhasilan pemeliharaan, karena selama masa
starter ayam akan berada dalam ruangan ini. Seperti yang kita ketahui bersama
bahwa efisiensi ternak pada periode grower maupun layer tergantung dari
pemeliharaan fase starter ini. Sehingga diupayakan agar ayam dapat merasa
nyaman berada dalam kandang, sehingga tidak mempengaruhi produksi pada
periode berikutnya.Pada fase ini bulu ayam belum tumbuh secara optimal
sehingga tidak dapat menjaga kestabilan suhu tubuh ayam, sehingga diperlukan
brooder /indukan. Pada peternakan Bpk. Fatkhur Rohman ini pemanasan
menggunakan kompor gas selama 15 hari 15 malam, yang kompor gas tersebut
dialirkan dengan seng agar merata keseluruh bagian kandang. Bagian dinding
kandang ditutup setengah bagian dengan terpal agar angin tidak masuk terlalu
banyak.
6
3.3.2 Perlakuan sebelum DOC datang
Sebelum DOC datang terlebih dahulu kandang dibersihkan, disaput
dengan gamping. Mensucihamakan kandang dengan menyemprotnya desinfektan
(rodalon ) 3 kali sehari selama 3 hari berturut-turut sebelum DOC dimasukkan
kandang. Sehari sebelum ayam dimasukkan kandang disemprot lagi desinfektan
antisep.
Mempersiapkan litter dari sekam dengan ketebalan ± 3cm kemudian
dilapisi dengan kertas bekas pembungkus semen/ kertas koran yang juga telah
difumigasi untuk menjaga agar sekam kering lebih lama. Serta mengurangi
kemungkinan anak ayam memakan bahan litter, karena bahan litter yang termakan
akan mengganggu pencernaan.Mempersiapan indukan (brooder) yaitu pemanas
dengan bahan bakar gas. Panas yang berasal dari kompor gas di alirkan kebagian
kandang melalui seng. Selain menggunakan kompor gas kandang indukan juga
diberi lampu pijar agar ayam yang tidak mendapatkan panas dari kompor masih
bisa mendapat panas dari lampu. Mempersiapkan pakan dan minum sebelum
ayam datang.
3.3.3 Perlakuan setelah DOC datang
Sekitar 2 jam sebelum anak ayam dimasukkan kandang terlebih dahulu
lampu dan pemanas dihidupkan agar ruangan sudah hangat ketika anak ayam
masuk ke kandang. memberikan minuman berupa campuran gula dan kunyit
untuk memulihkan cairan tubuh yang hilang akibat stress perjalanan.
7
3.3.4 Pemberian pakan dan minum
Wadah pakan pada minggu pertama pemeliharaan dapat dipakai bagian
bawah dari kotak/box anak ayam yang baru dibeli. Pakan diberikan secara
adlibitum. Pemberian air minum khususnya pada minggu pertama pemeliharaan
diberikan wadah yang kecil. Kemudian secara berkala, ketinggian dari tempat air
disesuaikan dengan tinggi punggung ayam serta dapat pula permukaan air diberi
batu-batu kecil sehingga permukaan air menjadi sempit agar ayam tidak tercebur
air minum. Pemberian pakan dan minum di peternakan ini untuk DOC diberikan
beberapa saat setelah ayam dimasukkan kandang. Penambahan vita-chick pada air
minum ayam umur 3 – 6 hari untuk meningkatkan kondisi tubuh, mengatasi stress
dan memacu pertumbuhan ayam.
3.3.5 Pencegahan dan pengobatan penyakit
Pada periode starter kondisi tubuh yang baik akan memperkecil
kemungkinan terjadinya wabah penyakit. Demikian juga dengan program sanitasi
yang ketat dan program vaksinasi yang baik. Berikut kami lampirkan catatan
vaksinasi ayam petelur di peternakan Bpk. Fatkhur Rohman
8
Program Vaksinasi Periode Starter
Umur Vaksin Aplikasi
3 ND Tetes mata
7 Gumboro A Tetes mulut
12 ND Air minum
20 Gumboro A Air minum
30 Gumboro B Air minum
50 ND Tetes mata
3.4 Pemeliharaan Periode Grower
Peride ini terjadi pada saat ayam umur 9 minggu – 20 minggu.
Pemeliharaan ayam fase ini meliputi
3.4.1 Perkandangan dan Perlengkapan Periode Grower
Pemeliharaan di peternakan ini menggunakan sistem perpindahan kandang
satu kali. Yaitu dengan memindahkan ayam umur 3 bulan dari kandang litter ke
kandang battery. Ayam yang berada di kandang battery tersebut akan tetap berada
di battery hingga diafkir.
Peralatan kandang untuk unggas periode ini harus ditata dan disesuaikan
jumlahnya dengan baik sesuai dengan kebutuhan, agar mempermudah kelompok
unggas mendapatkan pakan dan minum, menghindari terjadinya stress karena
pakan maupun minum, serta mempermudah pekerja kandang dalam melaksanakan
9
tugas dikandang tanpa mengganggu ayamnya. Karena penataan peralatan kandang
yang tidak teratur merupakan penyebab timbulnya berbagaai penyakit
tatalaksanaan antara lain : tidak seragam besarnya, kanibalisme, CRD dan lain-
lain (Indarto,1990). Wadah pakan yang digunakan adalah wadah pakan berbentuk
tabung gantung. Sedangkan untuk wadah minum digunakan yang berbentuk galon
gantung.
3.4.2 Pemberian pakan dan minum
Pakan yang diberikan kepada ayam fase grower harus bergizi tinggi dan
harus diberikan secara tepat dan benar. Setiap perubahan jenis pakan yang
diberikan dari pakan starter dan kemudia berpindah ke pakan grower harus
diperhitungkan terlebih dahulu agar perubahan tersebut tidak menimbulkan stress,
karena unggas sangat peka terhadap perubahan. Saat peralihan jenis pakan maka
peternak harus lebih cermat mengawasi kotoran ayam, terutama untuk ayam yang
dipelihara pada kandang sistem litter. Biasanya pada saaat tersebut coccidiosis
(berak darah) akan timbul karena pemakaian coccidiostat pada pakan dikurangi
atau dihilangkan. Peralihan jenis pakan sebaiknya dilakukan bila berat badan
ayam umur 8 minggu telah tercapai ( sesuai standar dari setiap strain ayam yang
dipelihara). Hal ini untuk mendapatkan kerangka badan ayam yang baik
(Sudaryani dan Santosa, 1999).
Di peternakan yang digunakan pendalaman ini peralihan pakan ayam dari
periode starter ke periode grower terhadap ayam umur 50 hari dilaksanakan secara
bertahap. Hari pertama dan kedua peralihan pakan jumlah ransum starter masih
10
mendominasi yaitu 75% dan sisanya adalah pakan layer. Pada hari ke 3 dan ke 4
pemberian pakan starter dikurangi, dengan perbandingan 50% pakan starter dan
50% pakan layer. Hari ke 5 dan 6 jumlah pakan yang diberikan sudah didominasi
pakan layer yaitu 75% pakan layer dan 25% pakan starter. Setelah mencapai hari
ke 7 peralihan pakan, pakan yang diberikan sudah 100% pakan layer. Pada fase ini
pakan diberikan secara adlibitum. Demikian juga dengan pemberian minumnya.
3.4.3 Pencegahan dan pengobatan penyakit
Vaksinasi terhadap unggas dara khususnya petelur harus dilakukan sesuai
petunjuk penggunaan vaksin yang dipergunakan. Pencegahan penyakit cacar pada
fase ini yaitu dengan fumigasi kandang menggunakan antisep ketika ayam umur
50 hari. Pengobatan penyakit cacar dilakukan dengan membersihkan bagian yang
terserang cacar kemudian diolesi dengan antisep. Menambahkan vita-stress pada
air minum ayam periode ini untuk mencegah ayam mengalami stress. Mengisolasi
ayam yang sakit agar tidak menular ke ternak yang lain. Pada umur 51-53 hari
ayam diberi antikoksi untuk mencegah penyakit koksidiosis dan kolera. Umur 72
hari ayam diberi medivac Pox sebagao pencegahan penyakit Pox. Umur 73-75
hari diberi antistress untuk mengurangi kemungkinan stress karena vaksinasi.
Pada umur 90 hari diberikan vaksin ND-IB untuk mencegah penyakit ND dan IB.
Pemberian Neo-Meditril untuk mencegah CRD kompleks. Pemberian vita-strong
pada umur 96-111 hari, 113-115 hari, 120-122 hari, 127-129 hari dan 134-136
hari untuk mencegah stress dan memperkuat kondisi tubuh ayam menjelang masa
produksi.
11
3.5 Pemeliharaan Periode Layer
Periode bertelur adalah masa panen para peternak ayam petelur. Meskipun
demikian untuk mendapatkan hasil yang memuaskan peternak tetap perlu
menerapkan cara pemeliharaan yang benar.sehingga ayam tetap berproduksi.
3.5.1 Perkandangan dan Perlengkapan Periode Layer
Kandang pada periode ini merupakan bangunan tempat tinggal ternak
untuk berproduksi. Oleh karena itu kandang harus dirancang agar memenuhi
kenyamanan ayam, sehingga ayam tidak mudah mengalami stress. Di peternakan
ini kandang battery terbuat dari bambu. Tipe kandang battery yang digunakan
dengan tipe tripledeck yang diletakkan saling berhadapan. Tempat pakan dan
minumnya terbuat dari paralon masing-masing berdiameter 3 inchi dan 2,5 inchi.
Penggunaan tempat pakan paralon ini memudahkan dalam pemberian pakan serta
lebih awet. Untuk efisiensi pakan, paralon tempat pakan harus dipasang lebih
menghadap ke sisi luar sehingga pada saat ayam mematuk-matuk pakan, tidak
banyak pakan yang terbuang percuma. Keunggulan tempat minum dari pipa
paralon adalah lebih awet serta mudah dibersihkan.
Tipe atap yang digunakan pada peternakan ini adalah gable. Tipe atap ini
membuat sirkulasi udara dalam kandang berjalan dengan baik. Sehingga
kesehatan pernapasan ayam lebih terjaga. Atap yang digunakan adalah seng
karena lebih awet
Alas kandang battery terbuat dari bila-bila bambu dengan jarak 2 cm
sehingga kotoran ayam akan jatuh kebawah sehingga kebersihan kandang akan
12
terjaga dan telur tidak sampai jatuh ke tanah. Kandang dibuat miring kedepan
sekitar 15 derajat sehingga telur akan menggelinding kedepan namun didepan
diberi pembatas dari bambu sehingga telur tidak jatuh ke tanah.
Karena cahaya matahari sangat penting dalam kehidupan unggas
khususnya yang telah berproduksi sehingga arah kandang pada fase ini membujur
dari timur ke barat , untuk mengurangi masuknya cahaya matahari langsung ke
kandang tetapi cahaya matahari dapat secara konstan menyinari kandang. Untuk
mendukung kelancaran sinar matahari juga dapat diperoleh di semua bagian
kandang. maka jarak antar kandang digunakan ±1.5 meter. Kenyataannya hal ini
kurang sesuai dengan pendapat Sudaryani dan Santosa (1999) yang memberi
batasan jarak antar kandang minimum satu kali lebar kandang dihitung dari tepi
atap setiap kandang.
3.5.2 Pemberian pakan dan minum
Campuran pakan yang digunakan pada peternakan ini adalah konsentrat,
jagung serta bekatul. Konsentrat yang digunakan adalah konsentrat produksi PT.
Sierad Produce Tbk. Pencampuran pakan dilaksanakan setiap hari, dengan
perbandingan jumlah konsentrat 150 kg, jagung 270 kg dan bekatul sebanyak 150
kg. Proses pencampuran dilaksanakan secara manual.
Pemberian pakan dilakukan 2 kali sehari yaitu pada pukul 06.00 pagi dan
pukul 12.00 siang. Karena pakan yang diberikan 2 – 3 kali sehari lebih sedikit
kemungkinan tumpah daripada diberikan sekaligus tentunya dengan jadwal
pemberian yang tetap (Indarto 1990). Pemberian pakan pada ayam fase layer ini ±
110 gram per ekor per hari. Hal ini sesuai dengan pendapat Indarto (1990) bahwa
13
banyaknya ransum yang diberikan pada tempat pakan tidak boleh terlalu penuh
sehingga dapat tumpah karena dikais-kais dengan paruh unggas. Dengan jumlah
konsumsi ransum sebanyak 110 gram/hari, ayam mendapat protein sebanyak
18.029 gram/ekor.
3.5.3 Pengambilan telur
Panen yang banyak tidak ada artinya bila penanganan pascapanennya tidak
baik. Seperi telur retak ketika menumbuk dinding depan, telur terinjak oleh kaki
ayam itu sendiri ataupun karena faktor manusia atau pekerja anatara lain sebab
kecerobohan pekerja, biasanya pekerja akan mengambil banyak telur pada
tangannya dan pada saat meletakkan pada egg tray kurang hati-hati yang berakibat
pada pecahnya telur.
Di peternakan ayam petelur ini pengambilan telur dari kandang langsung
diletakkan pada tray telur sehingga telur tidak mudah pecah karena penanganan
sejak awal. Lalu sebelum telur dimasukkan peti telur terlebih dahulu dilakukan
sortasi telur yang retak ataupun telur yang kurang baik dan segera dijual meskipun
dengan harga yang lebih murah dibandingkan telur utuh.
3.5.4 Pencegahan dan pengobatan penyakit
Pencegahan penyakit fase ini cukup penting mengingat bahwa fase ini
merupakan fase produksi. Pada periode ini perlu diperhatikan adanya gangguan
kutu pada ayam. Sehingga perlu dilakukan fumigasi anti ektoparasit secara
berkala untuk pencegahannya. Kandang battery atau yang kotoran ayam yang
basah harus segera disemprot antiserangga untuk mencegah menetasnya telur-
14
telur serangga yang ada di feses. Dan kotoran perlu dikeluarkan dari kandang
untuk mengurangi kasus penyakit pernapasan( Sudaryani dan Santosa, 1999).
Pencegahan penyakit cacar pada fase ini yaitu dengan melakukan penyemprotan
kandang menggunakan antisep sebelum ayam dimasukkan battery. Pengobatan
penyakit cacar dilakukan dengan membersihkan bagian yang terserang cacar
kemudian diolesi dengan antisep. pemberian egg stimulant atau strong egg untuk
mempertahankan produksi telur tetap tinggi, mencegah kemerosotan produksi
telur akibat serangan penyakit maupun stress.
3.6 Analisa Nutrisi
Jika dilihat komposisi pakan yang diberikan di lokasi pendalaman untuk
layer sudah mencukupi, namun untuk pakan pullet ada kelebihan kandungan
protein maupun ME. Menurut Johari (2005) kebutuhan PK dan ME pada pullet
masing masing 15% dan 2.775 kkal/kg, dan dengan data itu berarti ada
pemborosan pakan, bila ini terjadi maka akan terjadi kelebihan berat badan pada
waktu memasuki fase bertelur. ME yang berlebihan akan di simpan sebagai
cadangan energi dalam bentuk lemak. Penimbunan lemak yang berlebihan dalam
tubuh akan mengganggu proses ovulasi yang akan mengganggu produksi telur.
Zat-zat makanan (nutrient) merupakan substansi yang diperoleh dari bahan pakan
yang dapat digunakan ternak bila tersedia dalam bentuk yang telah siap digunakan
oleh sel organ dan jaringan.. Zat-zat makanan tersebut dapat dibagi menjadi enam
kelas yaitu karbohidrat, lemak, protein, mineral, vitamin, dan air. (Titik, 1999).
15
Tabel 1 Bahan\ Kandungan Nutrisi Bahan Pakan Dilokasi Pendalaman
No. BahanJumlah
(kg)
Kandungan
ME (kkal/kg)
Protein (%)
LK (%) SK (%) Abu (%)Kadar Air
(%)
1 Jagung 270 3350 8.78 4.92 3.12 2.01 10.09
2 Bekatul 150 2100 12.9 13 11.4 6.6 11.8
3 Konsentrat 150 2500 34 4.5 6 5 10
Total Kandungan Nutrisi Pakan
2797.37 16.50 6.94 6.06 4.00 10.52
Cat: dari berbagai sumber
Persyaratan mutu pakan untuk ayam ras petelur (layer) berdasar standar
nasional (SNI) sesuai dengan Tabel berikut ini :
3.7 Seleksi dan Culling
16
Seleksi dan culling adalah dua istilah yang menyatakan pekerjaan yang
sama yaitu memilih individu-individu dari sekelompok unggas, tetapi sasaran
pemilihannya yang berbeda. Seleksi adalah memilih individu-individu yang baik
dan produktif untuk sifat-sifat ekonomi tertentu dari kelompok unggas kemudian
diternakkan. Sedangkan culling adalah memilih individu-individu yang buruk dan
tidak produktif dari kelompok unggas, kemudia dikeluarkan dari kelompok tidak
dipelihara lagi atau untuk dijual.
Manfaat yang diperoleh peternak dalam pelaksanaan seleksi dan culling
diantaranya kepadatan kandang berkurang, sehingga unggas yang produktif akan
lebih nyaman hidup di kandang. Kemungkinan penularan penyakit dari unggas
yang tidak sehat berkurang. Efisiensi dalam penggunaan ransum serta
penambahan uang masuk dari hasil penjualan unggas afkir.
Di peternakan ayam petelur milik Bapak Fatkhur Rohman culling
dilakukan pada saat DOC baru datang sampai periode layer yaitu dengan melihat
pertumbuhan dan kesehatan pada ternak. Terutama layer yang sudah umur afkir,
dan ayam yang diduga tidak bisa produksi dengan optimal. Seleksi pada fase
grower biasanya di lakukan ketika hendak memindah ayam dari kandang litter ke
kandang battery. Seleksi ini dilaksanakan berdasarkan pertumbuhan jengger
masing-masing ayam. Ayam yang dipilih adalah ayam yang jenggernya telah
tumbuh.
3.8 Recording
17
Data yang benar sangat berguna untuk mengevaluasi perkembangan
peternakan ayam petelur yang dikelola. Dari data (recording) peternak dapat
dipelajari kegagalan dan keberhasilan ayam yang dipelihara. Seperti disebutkan
dalam Sudaryani dan Santosa (1999) pencatatan data juga dapat digunakan dalam
mengevaluasi keuntungan maupun kerugian. Tanpa adanya pencacatan yang baik
seseorang pengelola tidak dapat mengadakan penelitian terhadap pelaksanaan
pemeliharaan.
Namun dipeternakan ayam petelur milik Bapak Fatkhur Rohman ini
pelaksanaan recording kurang mendapat perhatian karena peternakan ini
merupakan peternakan mandiri, sehingga tidak terikat dengan penulisan
recording.
3.9 Potong paruh
Pemotongan paruh dilakukan bila ayam ras petelur yang dibeli belum
dipotong paruhnya oleh pembibit. Pemotongan paruh berguna untuk mengurangi
kanibalisme (sifat saling patuk pada ayam) dan mencegah terbuangnya pakan
akibat kaisan paruh ayam. Pemotongan paruh dilakukan ketika ayam berumur 7 –
10 hari. Pemotongan paruh pada umur muda lebih memudahkan proses
pemotongan (anak ayam mudah dipegang), mengurangi pendarahan, dan
mengurangi stress. Setelah pemotongan paruh, jumlah pakan harus ditambah agar
paruh tidak mudah terbentur dasar wadah.
Penambahan jumlah pakan juga berguna untuk menghindari pendarahan
18
pada paruh yang baru dipotong. Adakalanya hasil pemotongan kurang baik, maka
harus dilakukan pemotongan paruh lagi sebelum ayam berumur 12 minggu.
Di peternakan lokasi pendalaman, pelaksanaan potong paruh telah
dilaksanakan oleh perusahaan pembibitan dimana DOC diperoleh.
3.10 Sanitasi
Sanitasi yang ketat dan benar akan mencegah datangnya serangan
penyakit. Sanitasi dilaksanakan terhadap semua hal yang dapat menjadi sumber
bibit penyakit unggas antara lain :
Kandang dengan seluruh perlengkapannya, termasuk sistem alasnya. Pada
setiap pergantian pemeliharaan kelompok unggas baru sebelumnya harus
dilakukan sanitasi secara ketat dan benar dengan menggunakan bahan sanitasi
yang ada di pasaran dan istirahat kandang. Sesudah kelompok unggas baru
dimasukkan dalam kandang, kegiatan sanitasi tetap dilanjutkan dalam hal
kebersihan pemberian pakan dan minum.
Di peternakan ini sanitasi battery dilaksanakan sebelum pullet dimasukkan
kandang battery. Sanitasi dilakukan dengan pembersihan sisa-sisa kotoran ayam
yang menempel di battery, pembersihan kotoran yang ada di bawah kandang
battery. Kemudian kandang difumigasi dengan rodalon 3 kali sehari sebelum
ayam dimasukkan kandang. Setelah ayam dipindahkan ke kandang battery
kandang kembali disanitasi dengan menggunakan antisep.
19
3.11 Penanganan limbah
Penanganan limbah sangat dibutuhkan dalam suatu perusahaan ayam
petelur, karena limbah sangat berhubungan dengan pencemaran lingkungan,
sehingga peternakan harus melakukan pengelolahan limbah untuk menghindari
pencemaran lingkungan disekitar perusahaan peternakan tersebut, (Indarto, 1986)
pada perusahaan peternakan ini limbah yang berasal dari ayam terkumpul
dibawah kandang dan diambil 3-5 bulan sekali, kotoran ini biasanya dijual dan
digunakan untuk pupuk, dengan harga Rp 3000 / sak.
3.12 Peremajaan
Peremajaan atau Replacement merupakan kegiatan manajemen yang
dilakukan oleh peternak sebagai pengelola dengan tujuan mempertahankan
kontinuitas produksi sehingga usaha peternakan unggasnya tidak terhenti (Indarto,
1990). Di peternakan ini pelaksanaan replacement yaitu dengan mulai memelihara
DOC ± 5 bulan sebelum ayam diafkir. Sehingga ketika ayam afkir sudah ada
ayam yang siap untuk produksi. Dalam pelaksanaan peremajaan, disertai kegiatan
pengaturan pergiliran kandang baik dari brooder house, growing house maupun
laying house.
3.13 Produksi dan pemasaran
Bobot telur yang dihasilkan di peternakan ini rata-rata berkisar antara
63.94 gram. Hal ini sesuai dengan rata-rata berat telur strain Isa Brown yakni 63.1
gram/butir. Selisih antara standard berat telur dengan hasil di lapangan
20
dikarenakan ayam petelur di peternakan ini hampir berusia afkir. Kerabang telur
kuat dan berwarna coklat.
% Hen day = X 100 %
= X 100 %
= 54.97 %
FCR =
=
= 2,8
Pemasaran produksi yang digunakan di peternakan ini adalah pemasaran 2
tingkat. Yaitu dengan menjual telur melalui pengepul/distributor. Hal ini karena
21
Jumlah produksi telur rata- rata
Jumlah ayam hidup
203.25 kg X 16butir / kg
5916 ekor
Jumlah pakan
Jumlah produksi telur
570 kg
203.25 kg
jumlah produksinya yang banyak sehingga tidak memungkinkan untuk hanya
menjual langsung ke konsumen.
3.14 Analisis usaha
A. INVESTASI
No Uraian Nilai (Rp)
1 Kandang, gudang, peralatan, rumah dan pagar 215000000
2 Sewa tanah 6.000 m persegi dalam 5 tahun 35000000
3 Beli DOC 5916 ekor @ 10.000 59160000
Subtotal 309160000
B. Biaya Tetap (FC) Setiap Bulan
No Uraian Nilai (Rp)
1 Penyusutan DOC @Rp.10.000 x 5502 ekor* :
24 bulan masa produksi 2292500
2 Penyusutan kandang, gudang, peralatan dll
dalam 120 bulan 1791666,667
3 Penyusutan sewa tanah dalam 60 bulan 583333,3333
4 Gaji karyawan 4 orang (@Rp.500.000,
biaya listrik, telepon, transportasi dan perbaikan 4000000
5 Vaksin
22
4 kali ND x 2 vial x Rp 60.000/vial : 24 bulan
(1 vial untuk 2500 ekor) 20000
2 kali ND dan IB x 2 vial x 120.000/vial : 24 bulan 20000
2 kali coryza x 3 botol x Rp 167.800 : 24 bulan 41950
2 kali AI x 3 botol x 186.500 : 24 bulan 46625
6 20 vitamin Stimulant x 0,5 kg x Rp 100.000 :
24 bulan 41666.66667
Subtotal 8837741.667
* kematian dan ayam afkir selama masa pemeliharaan dihitung sebesar 7 %
C. Biaya Variabel (VC) Setiap Bulan
Uraian Nilai (Rp)
Pakan ayam yang dibutuhkan sebanyak 110 gram
tiap ekor x 5916 x 96 minggu x 7 hari = 437310720 gram
atau 437311 kg 437310720Biaya pakan 437311 kg x Rp.3000 : 24 bulan 54663840
D. Total Biaya
Total biaya = Biaya tetap (FC) + biaya variabel (VC)
Rp.8.837.742 + Rp.54.663.840
Rp.63.501.582
E. Pendapatan Kotor Setiap Satu Siklus Produksi
No Uraian Nilai (Rp)
23
1 Telur
5916 ekor x 78 % x 62,5 g/butir x 74 minggu x 7 hari
x 54,97% : 1000 = 82.121,76 kg telur
82.121,76 kg telur x Rp.11.500/kg telur** : 24 bulan 39350010
2 Penjualan ayam afkir
5502 ekor x Rp.22.500/ekor*** : 24 bulan 51581250
Total pendapatan 90931260
Rata-rata pendapatan tiap bulan = pendapatan kotor-total biaya
Rp.90.931.260-Rp.63.501.582
Rp.27.429.678
** harga tanggal 18 Februari 2011
*** dengan berat badan tiap ekor ayam apkir 1,8 kg dan dengan harga Rp.12.500/kg
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
24
4.1 Kesimpulan
Pada peternakan ayam petelur milik Bapak Fatkhur Rohman pada
dasarnya sudah cukup baik dengan lokasi kandang yang srategis, dan bentuk
kandang batery dengan atap gamble sehingga sirkulasi udara dalam kandang
cukup baik. Dengan hasil produksi sekitar 54,97 % dan angka kematian yang
cukup tinggi yaitu dari 6%-7%. Akan tetapi harga pakan yang terus naik dan
harga telur yang tidak stabil, sehingga peternakan milik Bapak Fatkhur Rohman
ini menggunakan jagung giling sebagai campuran pakan dengan tujuan untuk
mengurangi biaya pembelian pakan, akan tetapi tidak mengurangi kwalitas dari
pakan tersebut.
4.2 Saran
Dari pengamatan lansung di lapangan kami menyarankan
1. Sirkulasi udara dalam kandang tidak lancar ini dikarenakan jarak antara
kandang terlalu mepet, sebaiknya jarak antara kandang yaitu 1x besarnya
kandang.
2. Kebutuhan ayam petelur terhadap air minum sudah tercukpi namun
hendaknya melakukan pembersihan tong penampungan tempat air minum
secara rutin paling tidak 3 hari sekali.
BAB V
DAFTAR PUSTAKA
25
Abidin, Zaenal. 2002. Mengantarkan Produtivitas Ayam Kampung Petelur. PT Agro Media Pustaka : Jakarta
Alamsyahh. R. 2005. Pengelolaan Pakan Ayam dan Ikan.Penebar Swada : Jakarta
Sudaryani dan Santosa, 1999. Pemeliharaan Ayam Ras. Kanisius : Jakarta
Anonimus. 1996. Pedoman Peternak Ayam Negri. Kanisius : Jakarta
Indarto, P. 1989. Beternak Unggas Berhasil. Armico : Bandung
Indarto, P. 1996. Manajemen Ternak Unggas. UNIBRAW : Malang
Kartasudjana, R. 2005. Ilmu Dasar Ternak Unggas. Penebar Swadaya : Jakarta
Murtidjo. 1992. Pengendalian Hama dan Penyakit. Kaniosius : Jakarta
Rasyaf, M. 1996. Manajemen Peternakan Ayam Petelur. Penebar Swadaya : Jakarta
Samosir, D.J. 1997. Mengatasi Permasalahan Beternakayam. Penebar swadaya ; Jakarta
26