laporan pirai (gout)
DESCRIPTION
tentang goutTRANSCRIPT
PIRAI / GOUT
RAWAT INAP PUSKESMAS MRANGGEN III
DINAS KESEHAAN KABUPATEN DEMAK
Oleh :
Fikron Arif Ma’ruf
Heru Chandra
Honorius Simon
Icha Boy Rantau
Medly Resanto
PRODI DIII KEPERAWATAN
AKADEMI KESEHATAN ASIH HUSADA
SEMARANG
2012
LEMBAR PENGESAHAN
Diterima dan disahkan oleh pembimbing rawat inap puskesmas mranggen III Demak,
Dinas Kesehatan Kabupaten Demak pada :
Hari/Tanggal : Rabu, 21 November 2012
Tempat : Puskesmas Mranggen III
Demak, 21 November 2012
Mengetahui, Pembimbing
PLH Kepala Puskesmas Mranggen III Rawat Inap Puskesmas Mranggen III
dr.Haerudin dr. Mishdarul ArifinNIP:19740110.200312.1004 NRPTT.111.034.835
PIRAI / GOUT
A. Pengertian
Artritis pirai (Gout) adalah suatu proses inflamasi yang terjadi karena deposisi
kristal asam urat pada jaringan sekitar sendi. gout terjadi sebagai akibat dari
hyperuricemia yang berlangsung lama (asam urat serum meningkat) disebabkn karena
penumpukan purin atau ekresi asam urat yang kurang dari ginjal. Gout mungkin primer
atau sekunder.
Pirai atau gout adalah suatu penyakit yang ditandai dengan serangan mendadak
dan berulang dari artritis yang terasa sangat nyeri karena adanya endapan kristal
monosodium urat, yang terkumpul di dalam sendi sebagai akibat dari tingginya kadar
asam urat di dalam darah (hiperurisemia).
Artritis pirai (gout) adalah jenis artropati kristal yang patogenesisnya sudah
diketahui secara jelas dan dapat diobati secara sempurna. Secara klinis, artritis pirai
merupakan penya-kit heterogen meliputi hiperurikemia, serangan artritis akut yang
biasanya mono-artikuler. Terjadi deposisi kristal urat di dalam dan sekitar sendi,
parenkim ginjal dan dapat menimbul-kan batu saluran kemih. Kelainan ini dipengaruhi
banyak faktor antara lain gangguan kinetik asam urat misalhya hiperurikemia. Artritis
pirai akut disebabkan oleh reaksi inflamasi jaring-an terhadap pembentukan kristal
monosodium urat monohidrat. Tidak semua orang dengan hiperurikemia adalah
penderita artritis pirai atau sedang menderita artritis pirai. Akan tetapi risiko terjadi
artritis pirai lebih besar dengan meningkatnya konsentrasi asam urat darah.
1. Gout primer
Merupkan akibat langsung pembentukan asam urat tubuh yang berlebih atau akibat
penurunan ekresi asam urat
2. Gout sekunder
Disebabkan karena pembentukan asam urat yang berlebih atau ekresi asam urat
yang bekurang akibat proses penyakit lain atau pemakaian obat tertentu.
B. Etiologi
Gejala arthritis akut disebabkan oleh reaksi inflamasi jaringan terhadap pembentukan
kristal monosodium urat monohidrat. Karena itu, dilihat dari penyebabnya, penyakit ini
termasuk dalam kelainan metabolik. Kelainan ini berhubungan dengan gangguan kinetik
asam urat yaitu hiperuresemia. Hiperuresemia terjadi karena :
1. Pembentukan asam urat berlebihan
a. Gout primer metabolik, disebabkan sintesis langsung yang bertambah
b. Gout sekunder metabolik, disebabkan pembentukan asam urat berlebihan
karena penyakit lain seperti leukimia, terutama bila diobati dengan sitostatistika,
psoriasis, polisitemia vena dan mielofibrosis
2. Kurangnya pengeluaran asam urat melalui ginjal.
a. Ginjal yang sehat. Penyebabnya tidak diketahui.
b. Gout sekunder renal, disebabkan oleh kerusakan ginjal, misalnya pada
glomerulonefritis kronik atau gagal ginjal kronik
3. Perombakan dalam usus yang berkurang. Namun secara klinis hal ini tidak penting.
Tetapi beberapa kasus menunjukkan adanya hubungan dengan defek genetik dalam
metabolisme purin. Imkompletnya metabolisme purin menyebabkan pembentukan
kristal asam urat di dalam tubuh atau menimbulkan over produksi asam urat. Over
produksi asam urat ini dapat juga terjadi secara sekunder akibat beberapa penyakit
antara lain :
a. Sickle cell anemia
b. Kanker maligna
c. Penyakit ginjal
Penurunan fungsi renal akibat penggunaan obat dalam waktu yang lama (diuretik)
dapat menyebabkan penurunan ekskresi asam urat dari ginjal.Penyebab Gout dapat
terjadi akibat hiperusemia yang di sebabkan oleh diet yang ketat atau starpasi, asupan
makanan kaya purin (terang-terangan/jeron) yang berlebihan atau kelainan Herediter.
C. Patofisiologi
Asam urat adalah produk sisa metabolisme purin. Pada keadaan normal terjadi
keseimbangan antara produksi dan ekskresi. Sekitar dua pertiga (2/3) Jumlah yang,
diproduksi setiap hari diekskresikan melalui ginjal dan sisanya melalui feses. Serum
asam urat normal dipertahankan antara 3,4 – 7,0 mg/dl pada pria dan 2,4 – 6,0 pada
wanita, pada level lebih dari 7,0 mg/dl akan terbentuk kristal monosodium urat.
Faktor-faktor yang merupakan presipitasi pembentukan kristal dan deposit di jaringan
antara lain :
a. Penurunan PH cairan ekstraseluler
b. Penurunan protein plasma pengikat kristal-kristal urat
c. Trauma jaringan
d. Peningkatan kadar asam urat dari diet
Biasanya menyerang satu persendian, terjadi secara tak terduga, terjadi pada
malam hari yang dapat dipicu oleh trauma, konsumsi alkohol dan pembelahan. Pada
level ini asam urat di dalam persendian menimbulkan respon inflamasi, selanjutnya
leukosit Poli Morfo Nuklear (PMN) menginfiltrasi persendian dan memfagosit kristal-
kristal urat yang menyebabkan kematian leukosit PMN, pengeluaran enzim-enzim
lisosom serta mediator-mediator inflamasi lainnya kedalam jaringan. Hal ini
menyebabkan sendi yang terserang terlihat kemerahan, papas, bengkak dan terasa nyeri.
Sekitar 50% serangan gout arthritis akut terjadi pada sendi metatarsophalangeal
tumit, sedangkan bagian tubuh lain yang juga mengalami serangan; ankle, tumit, lutut,
jari-jari tangan dan siku. Nyeri bertambah dalam beberapa jam yang disertai keluhan
demam serta peningkatan angka leukosit dan sedimen rate.Serangan akut gout ini dapat
terjadi dalam beberapa hari sampai beberapa minggu. Hampir 60% penderita mengalami
serangan ulang setelah satu tahun.
D. Manifestasi Klinis
Secara klinis ditandai dengan adanya atritis, tofi, dan batu ginjal. Yang penting
diketahui bahwa asam urat sendiri tidak akan mengakibatkan apa-apa. Yang
menimbulkan rasa sakit adalah terbentuk dan mengendapnya kristal monosodium urat.
Pengendapannya dipengaruhi oleh suhu dan tekanan. Oleh sebab itu, sering terbentuk
tofi pada daerah-daerah telinga, siku, lutut, dorsum pedis, dekat tendo Achilles pada
metatarsofalangeal digiti I, dan sebagainya.
Serangan seringkali terjadipada malam hari. Biasanya sehari sebelum pasien
tampak segar bugar tanpa keluhan. Tiba-tiba tengah malam terbangun karena rasa sakit
yang hebat sekali.
Daerah khas yang sering mendapat serangan adalah pangkal ibu jari kaki sebelah
dalam, disebut podagra. Bagian ini tampak membengkak, kemerahan, daan nyeri sekali
bila disentuh. Rasa nyeri berlangsung beberapa hari sampai satu minggu, lalu
menghilang. Sedangkan tofi itu sendiri tidak sakit, tapi dapat merusak tulang. Sendi lutut
juga merupakan tempat predileksi kedua untuk serangan ini.
1. Fase akut
Biasanya timbul tiba-tiba, tanda-tanda awitan serangan gout adalah rasa sakit yang
hebat dan peradangan lokal. Kulit diatasnya mengkilat dengan reaksi sistemik berupa
demam, menggigil, malaise dan sakit kepala. Yang paling sering terserang mula-
mula adalah ibu jari kaki (sendi metatarsofalangeal) tapi sendi lainnya juga dapat
terserang. Serangan ini cenderung sembuh spontan dalam waktu 10-14 hari meskipun
tanpa terapi.
2. Fase kronis
Timbul dalam jangka waktu beberapa tahun dan ditandai dengan rasa nyeri, kaku,
dan pegal. Akidat adanya kristal-kristal urat maka terjadi peradangan kronik. Sendi
yang bengkak akibai gout kronik sering besar dan berbentuk noduler. Tanda yang
mungkin muncul :
a. Tampak deformitas dan tofus subkutan.
b. Terjadi pemimbunan kristal urat pada sendi-sendi dan juga pada ginjal.
c. Terjadi uremi akibat penimbunan urat pada ginjal
d. Mikroskofik tanpak kristal-kristal urat disekitar daerah nekrosisi.
E. Pemeriksaan Penunjang
1. Serum asam urat
Umumnya meningkat, diatas 7,5 mg/dl. Pemeriksaan ini mengindikasikan
hiperuricemia, akibat peningkatan produksi asam urat atau gangguan ekskresi.
2. Angka leukosit
Menunjukkan peningkatan yang signifikan mencapai 20.000/mm3 selama serangan
akut. Selama periode asimtomatik angka leukosit masih dalam batas normal yaitu
5000 - 10.000/mm3.
3. Eusinofil Sedimen Rate (ESR)
Meningkat selama serangan akut. Peningkatan kecepatan sedimen rate
mengindikasikan proses inflamasi akut, sebagai akibat deposit asam urat di
persendian.
4. Urin spesimen 24 jam
Urin dikumpulkan dan diperiksa untuk menentukan produksi dan ekskresi dan asam
urat. Jumlah normal seorang mengekskresikan 250 - 750 mg/24 jam asam urat di
dalam urin. Ketika produksi asam urat meningkat maka level asam urat urin
meningkat. Kadar kurang dari 800 mg/24 jam mengindikasikan gangguan ekskresi
pada pasien dengan peningkatan serum asam urat.Instruksikan pasien untuk
menampung semua urin dengan peses atau tisu toilet selama waktu pengumpulan.
Biasanya diet purin normal direkomendasikan selama pengumpulan urin meskipun
diet bebas purin pada waktu itu diindikasikan.
5. Analisis cairan aspirasi dari sendi yang mengalami inflamasi akut atau material
aspirasi dari sebuah tofi menggunakan jarum kristal urat yang tajam, memberikan
diagnosis definitif gout.
6. Pemeriksaan Radiografi
Dilakukan pada sendi yang terserang, hasil pemeriksaan akan menunjukkan tidak
terdapat perubahan pada awal penyakit, tetapi setelah penyakit berkembang progresif
maka akan terlihat jelas/area terpukul pada tulang yang berada di bawah sinavial
sendi.
F. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan non medik
1. Diet rendah purin
Hindarkan alkohol dan makanan tinggi purin (hati, ginjal, ikan sarden, daging
kambing) serta banyak minum.
2. Tirah baring
Merupakan suatu keharusan dan di teruskan sampai 24 jam setelah serangan
menghilang. Gout dapat kambuh bila terlalu cepat bergerak.
Penatalaksanaan medik
1. Fase akut
Obat yang digunakan :
- Colchicine (0,6 mg)
Kolkisin adalah suatu agen anti radang yang biasanya dipakai untuk mengobati
serangan gout akut, dan unluk mencegah serangan gout Akut di kemudian hari.
Obat ini juga dapat digunakan sebagai sarana diagnosis. Pengobatan serangan
akut biasanya tablet 0,5 mg setiap jam, sampai gejala-gejala serangan Akut dapat
dikurangi atau kalau ternyata ada bukti timbulnya efek samping gastrointestinal.
Dosis maksimurn adalah 4-8 rng, tergantung dari berat pasien bersangkutan.
Beberapa pasien mengalami rasa mual yang hebat, muntah-muntah dan diarhea,
dan pada keadaan ini pemberian obat harus dihentikan.
- Indometasin ( 50 mg 3 X sehari selama 4-7 hari)
- Fenilbutazon.
2. Pengobatan jangka panjang terhadap hyperuricemia untuk mencegah komplikasi.
a. Golongan urikosurik
- Probenasid, adalah jenis obat yang berfungsi menurunkan asam urat dalam
serum.
- Sulfinpirazon, merupakan dirivat pirazolon dosis 200-400 mg perhari.
- Azapropazon, dosisi sehari 4 X 300 mg
b. Inhibitor xantin (alopurinol)
Adalah suatu inhibitor oksidase poten, bekerja mencegah konversi hipoxantin
menjadi xantin, dan konversi xantin menjadi asam urat.
G. Komplikasi
Komplikasi yang sering terjadi akibat gout arthritis antara lain :
1. Deformitas pada persendian yang terserang
2. Urolitiasis akibat deposit kristal urat pada saluran kemih
3. Nephrophaty akibat deposit kristal urat dalam interstisial ginjal
H. Konsep dasar keperawatan
1. Pengkajian
a. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan.
- Keluhan utamanya nyeri yang berat pada ibu jari kaki atau sendi lain.
- Pencegahan penyerangan dan bagaimana cara mengatasi atau mengurangi
serangan.
- Riwayat gout artritis di dalam keluarga
- obat untuk mengatasi gout
b. pola nutrisi dan metabolik
- Peningkatan berat badan
- Peningkatan suhu tubuh
c. Pola aktivitas dan latihan
- Respon sentuhan pada sendi dan mcnjaga daerah sendi yang terkena.
- Sendi bengkak dan merah (pertama metatarsal, sendi tarsal, pergelangan
kaki, lutut atau siku).
d. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik berdasarkan pengkajin fungsi muskuluskletal dapat
menunjukan :
- Ukuran sendi normal dengan mobilitas penuh bila pada remisi.
- Tofu dengan gout kronis. Ini temuan paling bermakna.
- Laporan episode serangan gout.
2. Diagnosa keperawatan
a. Nyeri berhubungan dengan kerusakan integritas jaringan sekunder tehadap gout
ditandai dengan pasien mengunkapkan ketidak nyamanan, merintih, melindungi
sisi yang sakit, meringis.
b. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri persendian.
c. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurangnya pemahaman pengobatan dan
perawatan di rumah.
3. Intervensi
a. Nyeri berhubungan dengan kerusakan integritas jaringan sekunder tehadap gout
ditandai dengan pasien mengunkapkan ketidak nyamanan, merintih, melindungi
sisi yang sakit, meringis.
Kriteria hasil :
Klien dapat menyatakan secara verbal bahwa nyeri berkurang, pasien tampak
rileks dan nyeri terkontrol.
Intervensi :
- Kaji keluhan nyeri, catat lokasi dan intensitas (skala 0-10). Catat faktor-
faktor yang mempercepat dan tanda-tanda rasa sakit yang nonverbal.
- Berikan posisi yang nyaman, sendi yang nyeri (kaki) diistirahatkan dan
diberikan bantalan.
- Berikan kompres hangat atau dingin.
- Cegah agar tidak terjadi iritasi pada tofi, misal menghindari penggunaan
sepatu yang sempit, terantuk benda yang keras.
- Berikan masase lembut.
- Ajarkan klien untuk sering mengubah posisi tidur.
- Ajarkan penggunaan tehnik manajemen stress,misalnya relaksasi progresif,
sentuhan terapeutik, dan pengendalian nafas.
- Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat-obatan colchille,
Allopurinol (Zyloprin)
b. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri persendian
Kriteria hasil : pasien dapat meningkatkan aktivitas sesuai kemampuan
Intervensi :
- Kaji tingkat inflamasi atau rasa sakit pada sendi.
- Ajarkan pada klien untuk latihan ROM pada sendi yang terkena gout jika
memungkinkan.
- Pertahankan istirahat tirah baring/duduk jika diperlukan. Jadwal aktifitas
untuk memberikan periode istirahat yang terus menerus dan tidur malam hari
yang tidak terganggu.
- Lakukan ambulasi dengan bantuan misal dengan menggunakan tongkat dan
berikan lingkungan yang aman misalnya menggunakan pegangan tangga
pada bak atau pancuran dan toilet
- Kolaborasi konsul dengan ahli terapi fisik/okupasi dan spesialis vokasional.
c. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurangnya pemahaman pengobatan dan
perawatan di rumah.
Kriteria hasil : Pasien dan keluarga dapat memahami penggunaan obat dan
perawatan dirumah
Intervensi :
- Berikan Jadwal obat yang harus di gunakan meliputi nama obat, dosis, tujuan
dan efek samping
- Bantu pasien dalam merencanakan program latihan dan istirahat yang teratur.
- Tekankan pentingnya melanjutkan manajemen farmako terapeutik.
- Berikan informasi mengenai alat-alat bantu yang mungkin dibutuhkan.
- Jelaskan pada pasien tentang asal mula penyakit
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & suddath. 2001. Buku Ajar Bedah Medikal Bedah. Vol 3. Penerbit Buku
Kedokteran. EGC. Jakarta.
Long, Barbara C. 1996. Keperawatan Medikal Bedah 3. Yayasan Ikatan Alumni
Pendidikan Keperawatan Padjajaran. Bandung
Price, Sylvia Anderson. 1990. Patologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Edisi 2.
Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta. EGC.
Soeparman. Waspadji, Sarwono. 1998. Ilmu Penyakit Dalam. Balai Penerbit FKUI.
Jakarta.
Sylvia A price & Lorraine M Wilson. 1994. Patofisiologi Edisi 4. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC.