laporan perajutan

45
2 DAFTAR ISI A. PENGENALAN MESIN RAJUT DATAR a. Pendahuluan b. Teori Pendekatan c. Peralatan d. Cara Kerja e. Pertanyaan Dan Jawaban B. PEMBUATAN KAIN RAJUT PLAIN a. Pendahuluan b. Teori Pendekatan c. Peralatan d. Cara Kerja e. Pertanyaan Dan Jawaban C. PEMBUATAN KAIN RAJUT RIB a. Pendahuluan b. Teori Pendekatan

Upload: andika-akhmad-nugraha

Post on 05-Aug-2015

1.226 views

Category:

Documents


83 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN PERAJUTAN

2

DAFTAR ISI

A. PENGENALAN MESIN RAJUT DATAR

a. Pendahuluan

b. Teori Pendekatan

c. Peralatan

d. Cara Kerja

e. Pertanyaan Dan Jawaban

B. PEMBUATAN KAIN RAJUT PLAIN

a. Pendahuluan

b. Teori Pendekatan

c. Peralatan

d. Cara Kerja

e. Pertanyaan Dan Jawaban

C. PEMBUATAN KAIN RAJUT RIB

a. Pendahuluan

b. Teori Pendekatan

c. Peralatan

d. Cara Kerja

e. Pertanyaan Dan Jawaban

D. HALF DAN FULL CARDIGAN

a. Pendahuluan

b. Teori Pendekatan

c. Peralatan

d. Cara Kerja

e. Pertanyaan Dan Jawaban

E. PEMBUATAN KAIN RAJUT DENGAN EFEK PERGESERAN TEMPAT JARUM

(VERSET)

a. Pendahuluan

b. Teori Pendekatan

c. Peralatan

Page 2: LAPORAN PERAJUTAN

2

d. Cara Kerja

e. Pertanyaan Dan Jawaban

F. PEMBUATAN KAIN RAJUT CORAK DENGAN PEMINDAHAN JERATAN

a. Pendahuluan

b. Teori Pendekatan

c. Peralatan

d. Cara Kerja

e. Pertanyaan Dan Jawaban

Page 3: LAPORAN PERAJUTAN

2

A. PENGENALAN MESIN RAJUT DATAR

I. PENDAHULUAN

Setelah anda mengikuti kegiatan praktikum pada bab ini anda diharapkan

akan memiliki kemampuan untuk:

1. Menjelaskan mekanisme kerja mesin rajut datar secara keseluruhan.

2. Menjelaskan bagian-bagian fungsi dan cara kerja bagian-bagian mesin rajut

datar.

3. Membedakan antara mesin rajut datar 2 posisi dan 3 posisi.

Pada bab ini anda akan melakukan kegiatan praktikum untuk mengenal

mesin rajut datar dengan mempelajari cara kerja mesin secara keseluruhan,

memahami bagian-bagian, cara kerja dan fungsinya masing-masing. Selain itu

anda pun diajak untuk mempelajari perbedaan yang mendasar antara mesin

rajut datar 2 posisi dan 3 posisi.

Bab ini sangat penting dikuasai oleh karena pengenalan dan pemahaman

mengenai bagian-bagian, cara kerja dan fungsi mesin merupakan pondasi awal

untuk menjalankan mesin dengan baik. Walaupun mesin yang digunakan untuk

praktikum ini merupakan mesin rajut datar manual, akan tetapi ini diharapkan

dapat menjadi jalan yang baik untuk memahami mesin-mesin rajut datar yang

lebih modern di dunia kerja nanti.

II. TEORI PENDEKATAN

Mesin rajut datar tergolong ke dalam mesin rajut pakan dimana

pembentukan jeratan terjadi ke arah lebar kain. Mesin rajut datar manual

meskipun memiliki keterbatasan dalam pembuatan corak dan kecepatan

produksi akan tetapi mesin rajut datar manual dapat menjadi dasar yang sangat

baik untuk mempelajari prinsip teknologi dasar mesin rajut pakan.

Secara umum mekanisme kerja mesin rajut datar yaitu benang setelah

diletakkan pada meja mesin, lalu dilewatkan pada bagian-bagian pengantar dan

pengatur tegangan benang. Benang kemudian dimasukkan pada penyuap

Page 4: LAPORAN PERAJUTAN

2

benang (feeder) yang ada pada penyeret, penyeret lalu digerakkan sebanyak satu

kali (1 course) untuk membuat pancingan awal kain. Penyeret digerakkan secara

manual dengan tangan sampai benang tersebut terjerat oleh jarum, kemudian

sisir pancing dimasukkan diantara celah-celah jeratan yang terbentuk, kawat

kemudian dimasukkan pada sisir pancing tersebut. Cam kemudian diseting untuk

rajutan plain tubular, lalu penyeret digerakkan sebanyak 1 tour. Setelah selesai

pancingan awal kain ini, maka seterusnya pembuatan kain dapat dilakukan.

Sedangkan bagian-bagian beserta fungsi dan mekanismenya pada mesin

adalah sebagai berikut:

1. Needle Bed (tempat dudukan jarum)

Merupakan lempengan besi yang memiliki alur-alur kecil berjejer sebagai

tempat jarum-jarum bekerja. Supaya jarum-jarum tidak lepas pada saar

bekerja maka pada tempat dudukan jarum tersebut diberi mistar penjaga

jarum yang bentuknya seperti penggaris. Pada mesin rajut datar ada dua

Needle bed yang seolah-olah membentuk huruf V, sehingga kadang disebut

juga mesin rajut V bed. Needle bed pada bagian belakang dipasang mati

sedangkan pada bagian depan dipasang sedemikian rupa sehingga Needle

bed bagian depan tersebut dapat digeser-geser (verzet). Hal ini berguna

untuk membuat kain dengan efek pergeseran jeratan. Tingkat kerapatan

alur-alur pada Needle bed menentukan tingkat kehalusan mesin rajut

(gauge). Kehalusan mesin (gauge machine) didefinisikan sebagai jumlah

jarum pada Needle bed per 1 inch.

2. Penyeret (Camage)

Penyeret beserta peralatan di dalamnya merupakan bagian yang sangat

penting, oleh karena penyeret yang membuat jarum dapat bekerja dan

sekaligus mengaturnya. Pada penyeret terdapat dua jenis cam, yaitu raising

cam dan stitch cam. Raising cam (RC) berfungsi untuk menaikkan jarum, RC

sendiri dapat diatur dalam posisi kerja atau tidak kerja. Sementara Stitch

cam (SC) berfungsi untuk menurunkan jarum, seberapa tinggi atau

Page 5: LAPORAN PERAJUTAN

2

rendahnya posisi turunnya jarum akan berpengaruh terhadap besar kecilnya

tinggi jeratan. Pada mesin rajut datar 2 posisi, posisi cam hanya dapat

membentuk satu jenis jeratan pada seluruh jarum setiap kali penyeret

digerakkan, tetapi pada mesin rajut datar 3 posisi dalam satu course pada

satu deretan jarum dapat dibuat dua jenis jeratan. Pada penyeret terdapat

alat penyuapan benang (feeder) yang berfungsi untuk membawa dan

sekaligus menyuapkan benang pada jarum-jarum. Selain itu terdapat juga

alat pembuka lidah jarum yang berbentuk sikat yang bergerak seiring

dengan bergeraknya penyeret.

3. Pengatur Tegangan Benang

Benang rajut yang biasanya berbentuk bobbin atau cones diletakkan pada

meja mesin untuk kemudian dilewatkan pada bagian-bagian pengantar dan

pengatur tegangan benang. pengatur tegangan benang berfungsi untuk

mengatur tegangan benang yang terjadi pada saat penyuapan benang.

4. Penarik Kain

Pada mesin rajut datar manual, penarikkan kain dilakukan oleh sisir pancing

yang dipasang bandul sebagai pembeban sehingga kain tersebut akan dapat

ditarik kebawah. Sedangkan pada mesin-mesin yang lebih modern penarikan

kain biasanya dilakukan oleh rol-rol penarik.

III. PERALATAN

Peralatan yang digunakan adalah:

1. Kunci pas

2. Obeng

3. Mistar

IV. CARA KERJA

1. Pasang benang pada mesin rajut datar 2 posisi dan jalankan mesin rajut

sampai terbentuk kain (dilakukan oleh asisten).

Page 6: LAPORAN PERAJUTAN

2

2. Pasang benang pada mesin rajut datar 3 posisi dan jalankan mesin rajut

sampai terbentuk kain (dilakukan oleh asisten).

3. Amati cara kerja mesin secara keseluruhan ketika membentuk kain.

4. Gambarlah mesin rajut datar secara umum dan bagian-bagiannya.

5. Catatlah nama-nama bagian mesin secara lebih terinci beserta cara kerja dan

fungsinya.

6. Bukalah bagian penyeret pada mesin rajut datar 2 posisi dan 3 posisi dan

gambar keduanya.

7. Amati dan analisis perbedaan diantara mesin rajut datar 2 posisi dan 3

posisi.

Page 7: LAPORAN PERAJUTAN

2

V. PERTANYAAN DAN JAWABAN

1. Gambar dan mekanisme kerja mesin datar secara umum!

Page 8: LAPORAN PERAJUTAN

2

2. Gambar bagian-bagian mesin, fungsi dan mekanismenya!

Page 9: LAPORAN PERAJUTAN

2

3. Sebutkan dan jelaskan perbedaan antara mesin rajut datar 2 posisi dan 3

posisi!

Jawab :

Pada rajut 2 posisi hanya terdapat satu jenis jarum, yaitu jarum lidah

sedangkan pada 3 posisi ada 2 jenis jarum yaitu yang berkaki panjang dan

berkaki pendek

Pada rajut 2 posisi tuck yang terjadi bukan tuck yang sebenarnya, pada 3

posisi bias terjadi tuck yang sebenarnya

Pada rajut 2 posisi hanya ada 4 cam sedangkan pada rajut 3 posisi ada 5 cam

tapi ada juga yang bilang 6 cam

4. Mengapa pada mesin rajut datar diperlukan dua jenis cam (RC dan SC)?

Jawab :

Karena pada prinsip dasarnya harus ada 2 hal tersebut karena yang RC

digunakan untuk menaikkan jarum dan dan SC itu menurunkan jarum agar

jeratan terbentuk

5. Mengapa pada mesin rajut datar 3 posisi dimungkinkan untuk membentuk 2

jenis jeratan untuk setiap coursenya?

Jawab :

Karena pada rajut datar 3 posisi ada 2 jenis jarum yaitu jarum yang kaki

pendek dan jarum yang kaki panjang, juga pada rajut 3 posisi ada

penambahan cam yang bias diatur

Page 10: LAPORAN PERAJUTAN

2

B. PEMBUATAN KAIN RAJUT PLAIN

I. PENDAHULUAN

Setelah anda mengikuti kegiatan praktikum pada bab ini anda diharapkan

akan memiliki kemampuan untuk:

1. Menjelaskan dan menggambar diagram proses serta diagram cam kain rajut

plain.

2. Membuat kain rajut dengan rajutan plain.

Pada bab ini anda akan melakukan kegiatan praktikum untuk memahami

dan menggambar diagram proses dan diagram cam jeratan kain rajut plain.

Selain itu, anda akan membuat kain rajut dengan rajutan plain.

Bab ini sangat penting dikuasai oleh karena rajutan plain merupakan

salah satu rajutan dasar yang sering digunakan dalam pembuatan kain rajut

pakan. Pemahaman yang baik akan diagram proses dan diagram cam kain rajut

plain menjadi dasar yang baik dalam merencanakan pembuatan kain rajut plain.

Dan hal ini akan semakin lengkap apabila di topang dengan kemampuan

membuat kain tersebut di atas mesin.

II. TEORI PENDEKATAN

Setidaknya ada dua jenis rajutan dasar kain rajut pakan, yaitu rajutan

plain dan rib. Rajutan plain yaitu struktur rajutan yang dihasilkan oleh jarum-

jarum pada hanya satu needle bed, baik itu hanya pada needle bed bagian

belakang atau depan.

Adapun mengenai diagram proses dan diagram block cam untuk masing-

masing jenis rajutan tersebut yaitu sebagai berikut:

Diagram proses rajutan plain pada needle bed bagian belakang:

Page 11: LAPORAN PERAJUTAN

2

Diagram block cam rajutan plain pada needle bed bagian belakang:

Diagram proses rajutan plain pada needle bed bagian depan:

Diagram block cam rajutan plain pada needle bed bagian depan:

Diagram proses rajutan plain bundar:

Diagram block cam rajutan plain bundar:

Page 12: LAPORAN PERAJUTAN

2

III. PERALATAN

Peralatan yang digunakan adalah:

1. Kunci pas

2. Obeng

3. Benang rajut

IV. CARA KERJA

Membuat kain rajut plain pada salah satu needle bed dan plain bundar

masing-masing sebanyak 40 wales × 40 course dengan cara kerja sebagai berikut:

1. Pasang benang yang akan dirajut pada mesin rajut datar yang telah

ditentukan.

2. Atur tension untuk penguluran benang sampai masuk feeder.

3. Buatlah pancingan awal kain rajut dengan cara sebagai berikut:

Raising cam (RC) dalam posisi seluruhnya aktif dengan nilai skala Stitch

cam (SC) 10 (setelan rib). Pada beberapa mesin nilai skala SC tidak harus

selalu 10, bergantung pada kelancaran proses di mesin.

Jalankan penyeret sebanyak 1 course, yaitu 1 kali geseran penyeret

kearah kanan atau kiri.

Masukkan sisir pancing diantara kedua celah jeratan yang sudah

terbentuk.

Masukkan kawat pada sisir pancing.

Pasang beban pada sisir pancing secukupnya. Pada pemasangan beban,

apabila terlalu ringan maka jeratan awal akan ikut naik terbawa oleh

Page 13: LAPORAN PERAJUTAN

2

jarum, tetapi apabila terlalu berat, jarum sewaktu naik akan terasa berat

pada penyeretnya dan kemungkinan benang pada jeratan awal akan

putus.

Rubah raising cam dalam posisi plain bundar.

Jalankan penyeret sebanyak 1 tour, yaitu 2 kali geseran penyeret kearah

kanan atau kiri.

4. Jalankan penyeret dengan setelan cam masih sesuai dengan diagram block

cam untuk rajutan plain bundar sebanyak 40 wales × 40 course.

5. Rubah block cam sesuai dengan diagram block cam untuk rajutan plain.

6. Lepaskan jeratan dari salah satu tempat jarum dengan cara menaikkan

jarum-jarum sampai posisi kepala jeratan ada di batang, lalu turunkan lagi

sampai jeratan-jeratan tersebut lepas dari jarum.

7. Jalankan penyeret untuk rajutan plain pada salah satu needle bed sebanyak

40 wales × 40 course.

Page 14: LAPORAN PERAJUTAN

2

V. PERTANYAAN DAN JAWABAN

1. Diagram proses dan diagram cam kain rajut plain pada salah satu needle bed

dan plain bundar?

2. Mengapa kain rajut plain pada salah satu needle bed lebih panjang

disbanding kain rajut plain bundar?

Karena pada plain biasa needle bed yang digunakan Cuma 1 sehingga

jeratan antar needle bed tidak saling berhubungan sehingga mengkeretnya

sedikit

3. Mengapa ujung kain rajut plain bundar terbuka, sedangkan kain rajut plain

pada salah satu needle bed tidak?

Karena pada rajut bundar jeratan yang dibuat oleh needle bed depan

akan berhubungan/tersambung ke needle bed belakang sehingga terbentuk

lingkaran seperti jarum dan pada plain needle bed yang bekerja Cuma satu

sehingga jeratan yang terbentuk hanya pada salah satu needle bed dan tidak

saling berhubungan seperti rajut bundar

4. Apa perbedaan antara kain rajut plain pada salah satu needle bed dan plain

bundar?

Kain rajut plain lebih panjang daripada kain rajut bundar

Page 15: LAPORAN PERAJUTAN

2

5. Kesulitan-kesulitan yang dialami saat membuat kain dan begaimana

menanganinya?

Jarum pada needle bed sering macet dan langkah penanganannya adalah

jarumnya diganti

6. Lampirkan kain hasil praktikum yang telah dibuat!

Page 16: LAPORAN PERAJUTAN

2

C. PEMBUATAN KAIN RAJUT RIB

I. PENDAHULUAN

Setelah anda mengikuti kegiatan praktikum pada bab ini anda diharapkan

akan memiliki kemampuan untuk:

1. Menjelaskan dan menggambar diagram proses dan diagram cam kain rajut

Rib.

2. Membuat kain rajut dengan Rib 1×1.

3. Membuat kain rajut dengan rajutan Rib 2×1 dan 3×2.

Pada bab ini anda akan melakukan kegiatan praktikum untuk memahami

dan menggambar diagram proses dan diagram cam kain rajut Rib. Selain itu,

anda akan membuat kain rajut dengan rajutan Rib.

Bab ini sangat penting dikuasai oleh karena rajutan Rib merupakan salah

satu rajutan dasar yang sering digunakan dalam pembuatan kain rajut pakan.

Pemahaman yang baik akan diagram proses dan diagram cam kain rajut Rib

menjadi dasar yang baik dalam merencanakan pembuatan kain rajut Rib. Hal ini

akan semakin lengkap apabila ditopang dengan kemampuan membuat kain

tersebut diatas mesin.

II. TEORI PENDEKATAN

Setidaknya ada dua jenis rajutan dasar kain rajut pakan, yaitu rajutan

plain dan rib. Rajutan rib disebut juga sebagai rajutan double knit. Berbeda

dengan rajutan plain, rajutan rib dihasilkan oleh jarum-jarum pada kedua needle

bed, pembentukan jeratan sendiri terjadi secara bergiliran antara jarum dari

needle bed depan dan belakang. Rajutan rib dapat berupa rib 1×1, rib 2×1 dan

rib 3×2.

Diagram block cam untuk rajutan rib yaitu semuanya pada posisi aktif

membentuk jeratan knit dengan diagram block cam, yaitu sebagai berikut:

Diagram block cam rajutan Rib:

Page 17: LAPORAN PERAJUTAN

2

Adapun mengenai diagram proses untuk masing-masing jenis rajutan

berbeda, yaitu sebagai berikut:

Diagram proses rajutan Rib 1×1:

Diagram proses rajutan Rib 2×1:

Diagram proses rajutan Rib 3×2:

Page 18: LAPORAN PERAJUTAN

2

III. PERALATAN

Peralatan yang digunakan adalah:

1. Kunci pas

2. Obeng

3. Benang rajut

IV. CARA KERJA

Membuat kain rajut Rib 1×1, Rib 2×1, Rib 2×2 dan Rib 3×2 tanpa diverzet

masing-masing sebanyak 40 wales × 40 course dengan cara kerja sebagai berikut:

1. Susunlah jarum pada mesin untuk rajutan rib 1×1.

2. Pasang benang pada mesin rajut datar.

3. Atur tension untuk penguluran benang sampai masuk feeder.

4. Buatlah pancingan awal kain rajut.

5. Jalankan mesin sebanyak 40 course.

6. Lepaskan kain dari mesin dengan cara benang diputuskan dari feeder, kain

dipegang lalu penyeret digerakkan sebanyak 1 course.

7. Susunlah jarum pada mesin untuk rajutan rib 2×1.

8. Verset needle bed sebanyak 1 kali.

9. Buatlah pancingan awal kain rajut.

10. Kembalikan verset seperti keadaan pada waktu menyusun jarum rib 2×1.

11. Jalankan mesin sebanyak 40 course.

12. Lepaskan kain dari mesin dengan cara benang diputuskan dari feeder, kain

dipegang lalu penyeret digerakkan sebanyak 1 course.

13. Susunlah jarum pada mesin untuk masing-masing rajutan rib 2×2.

14. Verset needle bed sebanyak 2 kali.

15. Pasang benang pada mesin rajut datar.

16. Atur tension untuk penguluran benang sampai masuk feeder.

17. Jalankan penyeret ½ tour dengan posisi cam seluruhnya aktif membentuk

jeratan knit.

Page 19: LAPORAN PERAJUTAN

2

18. Jalankan penyeret sebanyak 1 tour dengan setelan block cam untuk rajutan

plain bundar.

19. Kembalikan verset seperti keadaaan pada waktu menyusun jarum rib 3×2.

20. Kembalikan setelan block cam untuk rib.

21. Jalankan mesin sebanyak 40 course.

22. Pasang benang pada mesin rajut datar.

23. Atur tension untuk penguluran benang sampai masuk feeder.

24. Jalankan penyeret ½ tour dengan posisi cam seluruhnya aktif membentuk

jeratan knit.

25. Jalankan penyeret sebanyak 1 tour dengan setelan block cam untuk rajutan

plain bundar.

26. Kembalikan setelan block cam untuk rib.

27. Jalankan mesin sebanyak 40 course.

Page 20: LAPORAN PERAJUTAN

2

V. PERTANYAAN DAN JAWABAN

1. Diagram proses dan diagram cam kain rajut rib 1×1, 2×1 dan 3×2!

2. Apa perbedaan mendasar yang dilakukan pada mesin untuk membuat kain

rajut rib 1×1, 2×1 dan 3×2?

Jawab :

Jarum yang aktif pada needle bed

3. Mengapa pada saat merajut awal, setelah anda menyusun jarum 2×1 mesin

harus diverset salah satu needle bed?

Jawab :

Karena gunananya verzet adalah agar jeratan yang terbentuk sempurna, dan

ketika dipancing, tidak ada rongga yang lebar yang akan berpengaruh pada

jeratan selanjutnya.

4. Apa akibatnya apabila tidak diverset?

Jawab :

Page 21: LAPORAN PERAJUTAN

2

Apabila tidak diverzet, maka akn terbentuk rongga, nah maka dari itu

hasilnya pun pancingan tidak baik.

5. Coba amati keempat kain tersebut apa perbedaan diantara keempatnya?

Jawab :

1x1 susunan jarumnya aktif semua sehingga kain dan jeratannya rapat

2x1 susunan jeratannya aga longgar karena yang depan tampak 2 dan yang

bellakang 1

2 x 2 susunan jeratannya tidak serapat 1x1 namun seimbang, yang tampak

depan 2 dan tampak belakang 2

3x2 susunan jeratannya longgar, dan terllihat 3 depan dan 2 belakang

6. Kesulitan-kesulitan yang dialami saat membuat kain dan bagaimana

menanganinya?

Jawab:

Pada saat hendak pindah rib 1x1 ke 2x1 terjadinya pengurangan jeratan

pada jarum yang paling kiri, langkah penanganannya adalah dengan

menyimpan jarum yang patah pada setiap sisi di setiap needle bed.

7. Lampirkan kain hasil praktikum yang telah dibuat!

Page 22: LAPORAN PERAJUTAN

2

D. HALF DAN FULL CARDIGAN

I. PENDAHULUAN

II. TEORI PENDEKATAN

Kain rajut cardigan menghasilkan kain yang lebih lebar, berat dan

mengembang dibandingkan dengan kain rib biasa.

Adapun diagram proses kain rajut full cardigan yaitu sebagai berikut:

Diagram cam untuk rajutan full cardigan yaitu sebagai berikut:

Adapun diagram proses kain rajut half cardigan yaitu sebagai berikut:

Diagram cam untuk rajutan half cardigan yaitu sebagai berikut:

Page 23: LAPORAN PERAJUTAN

2

III. PERALATAN

Peralatan yang digunakan adalah:

1. Kunci pas

2. Obeng

3. Benang rajut

IV. CARA KERJA

Membuat kain rajut Rib 2×1, half cardigan dan full cardigan masing-

masing sebanyak 40 wales × 40 course dengan cara kerja sebagai berikut:

1. Susunlah jarum pada mesin untuk rajutan rib 2×1.

2. Verset needle bed sebanyak 1 kali.

3. Buat pancingan kain.

4. Kembalikan verset needle bed sebanyak 1 kali ke posisi semula rib 2×1.

5. Jalankan mesin sebanyak 40 course.

6. Rubah setelan stitch cam untuk rajutan half cardigan dengan diagram cam

sebagai berikut:

7. Jalankan penyeret sebanyak 40 course.

8. Rubah setelan stitch cam untuk rajutan full cardigan dengan diagram cam

sebagai berikut:

Page 24: LAPORAN PERAJUTAN

2

9. Jalankan penyeret sebanyak 40 course.

10. Lepaskan kain dari mesin.

Page 25: LAPORAN PERAJUTAN

2

V. PERTANYAAN DAN JAWABAN

1. Diagram proses dan diagram cam kain rajut half dan full cardigan!

Page 26: LAPORAN PERAJUTAN

2

2. Apa perbedaan mendasar yang dilakukan pada mesin untuk membuat kain

rajut half dan full cardigan?

Jawab :

Pada half cardigan hanya salah satu stitch cam nya yang dirubah skalanya

menjadi 3, kalo pada full cardigan ada dua yang dirubah menjadi skala 3

3. Mengapa kain rajut full cardigan lebih rapat disbanding kain rajut half

cardigan?

Jawab :

Karena pada kain rajut half cardigan tuck terjadi hanya satu kali tiap satu tur,

kalau pada full cardigan tuck terjadi 2 kali pada satu tur atau bias dikatakan

tuck terjadi pada tiap satu course

4. Mengapa kedua permukaan pada kain rajut full cardigan terlihat sama

sedangkan kain rajut half cardigan berbeda?

Jawab :

Karena skala yang dirubah keduanya jadi, ketika tiap course mendapatkan

tuck disalah satu bagian, maka begitu juga dengan needle belakanag yang

stitch nya dirubah salah satu skalanya menjadi 3, jadinya depan dan

belakang terlihat sama

Sedangkan pada half cardigan hanya pada salah satu bed saja yang dirubah

skala stitch nya menjadi 3 sehingga, misalkan pada needle bed depan

dirubah skala nya menjadi 3 kalau needle belakang tidak, sehingga ketika

membentuk jeratan oleh needle belakan tidak ada tuck, dan membuat kain

berbeda tampak depan dan belakang

5. Coba amati ketiga jenis kain tersebut apa perbedaannya?

Jeratan full cardigan lebih rapat, dan tampilan belakang depan sama, kaloo

half cardigan seperti ada rongga tidak terlalu rapat dan tampilan depan dan

belakang kain berbeda

Page 27: LAPORAN PERAJUTAN

2

6. Kesulitan-kesulitan yang dialami saat membuat kain dan bagaimana

menanganinya?

Jawab :

Seringnya terjadi tuck yang tidak diharapkan, penanganannya adalah

menurunkan jeratan yang bermasalah, cek jarum, apabila jarum lidahnya

bengkok, maka ganti jarum

7. Lampirkan kain hasil praktikum yang telah dibuat!

Page 28: LAPORAN PERAJUTAN

2

E. PEMBUATAN KAIN RAJUT DENGAN EFEK PERGESERAN TEMPAT JARUM

(VERSET)

I. PENDAHULUAN

Setelah anda mengikuti kegiatan praktikum pada bab ini anda diharapkan

akan memiliki kemampuan untuk:

1. Membuat kain rajut dengan efek pergeseran tempat jarum.

2. Menjelaskan mekanisme pergeseran tempat jarum.

Pada bab ini anda akan melakukan kegiatan praktikum untuk memahami

dan membuat kain rajut dengan efek pergeseran jarum (verset). Pembuatan kain

rajut dengan efek pergeseran jarum sangat penting untuk dikuasai karena

dengan efek pergeseran jarum ini akan didapat motif kain rajut berupa garis-

garis zig-zag yang akan memperkaya desain rajut yang dibuat.

II. TEORI PENDEKATAN

Kain dengan efek verset merupakan kain rajut turunan dari anyaman rib,

oleh karena anyaman dasarnya adalah anyaman rib yang diberi efek geser

dipermukaan kain. Apabila salah satu bak jarum digeser ke kanan atau ke kiri (1

kali verset), maka kedudukan bak jarum akan berubah dan berpindah 1 kali jarak

jarum kearah kanan atau ke kiri. Efek yang timbul dari pergeseran tempat jarum

adalah jeratannya menjadi miring yang pada akhirnya bisa membentuk garis-

garis zig-zag.

Pada mesin rajut datar v-bed, tempat jarum bisa digeser (verset) pada

salah satu tempat jarum baik itu bagian depan atau belakang tempat jarum atau

bisa juga kedua tempat jarum bergantung jenis mesin rajut datarnya. Begitu pula

dengan jarak pergeseran yang bergantung pada jenis mesin rajut datarnya.

III. PERALATAN

Peralatan yang digunakan adalah:

1. Kunci pas

Page 29: LAPORAN PERAJUTAN

2

2. Obeng

3. Benang rajut

IV. CARA KERJA

Membuat kain rajut rib 1×1 dan kain rajut dengan efek pergeseran jarum.

Gantilah warna benang untuk setiap jenis rajutan. Adapun cara kerjanya yaitu

sebagai berikut:

1. Buat kain rajut rib 1×1 sebanyak 50 wales × 20 course.

2. Setelah selesai, setiap jarak 6 wale, pindahkan 2 jeratan pada bak jarum

depan ke bak jarum belakang.

3. Matikan jarum yang jeratannya telah dipindahkan dengan cara menekan

jarum dan memposisikan pada posisi paling bawah.

4. Jalankan penyeret sebanyak 10 course.

5. Jalankan penyeret 1 course, kemudian verset bak jarum ke kanan 1 kali.

Jalankan lagi penyeret 1 course, kemudian verset bak jarum ke kanan 1 kali

lagi dan seterusnya sampai jumlah verset habis kea rah kanan.

6. Setelah jumlah verset ke kanan habis, maka sekarang verset kea rah kiri,

seperti pada langkah no. 4, yaitu tiap pergeseran penyeret 1 course di

sebanyak 1 jarum.

7. Lakukan hal tersebut sebanyak 4 kali perulangan.

8. Setelah selesai, buat kembali kain rajut dengan efek verset setiap pada

langkah no. 5-7, tetapi dengan pergeseran tempat jarum untuk setiap 2

course.

9. Setelah selesai, posisikan jarum seperti semula, yaitu dengan susunan jarum

rib 1×1, aktifkan kembali jarum yang tadi dinonaktifkan.

10. Jalankan penyeret sebanyak 20 course.

Page 30: LAPORAN PERAJUTAN

2

V. PERTANYAAN DAN JAWABAN

1. Skema pergeseran jeratan akibat pergeseran jarum!

2. Mengapa pada saar merajut dengan pergeseran jarum, hasil akhirnya akan

terlihat seperti garis-garis zig-zag?

Jawab :

Karena pada proses tersebut kita memindahkan, dan menonaktifkan jarum,

jadi hasilnya seperti zigzag

3. Apabila kita perhatikan, kain rajut dengan verset setiap 1 course akan

menghasilkan garis zig-zag yang lebih curam dibandngkan dengan 2 course

mengapa hal itu bisa terjadi?

Jawab :

Karena setiap satu course berarti lebih pendek dibandingkan 2 course yang

akan mengahsilkan efek yang lebih jelas dari pada satu course namun akan

membentuk lebih curam daripada yang 2 course hal itu disebabkan karena

panjang kain yang akan terbentuk tergantung jumlah course

4. Kesulitan-kesulitan yang dialamu saat membuat kain dan bagaimana

menanganinya?

Jawab :

Penyuapan tidak sesuai, penanganannya feeder nya distel ulang

5. Lempirkan kain hasil praktikum yang telah dibuat!

Page 31: LAPORAN PERAJUTAN

2

F. PEMBUATAN KAIN RAJUT CORAK DENGAN PEMINDAHAN JERATAN

I. PENDAHULUAN

Setelah anda mengikuti kegiatan praktikum pada bab ini anda diharapkan

memiliki kemampuan untuk:

1. Membuat kain rajut corak dengan pemindahan jeratan.

2. Menjelaskan mekanisme pemindahan jeratan.

Pada bab ini anda akan melakukan kegiatan praktikum untuk memahami

dan membuat kain rajut corak dengan pemindahan jeratan. Pembuatan kain

rajut corak dengan pemindahan jeratan sangat penting dikuasai oleh karena

dalam pembuatan kain rajut terkadang dibutuhkan pemindahan-pemindahan

jeratan untuk membentuk corak kain rajut yang baik.

II. TEORI PENDEKATAN

Kain rajut corak dengan anyaman kombinasi antara rib dan plain

didapatkan dengan cara pengaturan jarum-jarum yang bekerja baik pada bak

jarum depan maupun bak jarum belakang.

Pengaturan jarum yang bekerja pada masing-masing bak jarum, bila tiap

course berbeda jumlahnya maka pada course berikutnya harus dilakukan

penambahan atau pengurangan jeratan. Dalam hal tersebut, maka pada saat

pengurangan jarum jeratan harus dipindahkan sebelum jarum dimatikan.

Proses pemiindahan jeratan merupakan proses memindahkan jeratan

dari satu jarum ke jarum yang lain, baik ke jarum yang ada disampingnya atau

didepannya. Pemindahan jeratan dilakukan agar apabila jarum tersebut tidak

diaktifkan, maka jeratan tersebut tidak akan lepas tetapi menjerat pada jarum

yang lain.

III. PERALATAN

Peralatan yang digunakan adalah:

1. Kunci pas

Page 32: LAPORAN PERAJUTAN

2

2. Obeng

3. Benang rajut

4. Pemindahan jeratan

IV. CARA KERJA

Membuat kain rajut corak dengan motif gambar dibawah ini:

Adapun cara kerja untuk membuatnya yaitu sebagai berikut:

1. Buat anyaman rib 2×2 sebanyak 30 course × 45 wale.

2. Buat anyaman rib 1×1 sebanyak 10 course.

3. Pindahkan jeratan pada bak jarum depan ke bak jarum belakang mulai wale

ke 6 sampai wale ke 40. Mulai course ke 41 merajut jeratan plain.

4. Jalankan penyeret 5 course, kemudian naikkan jarum ke 21 sampai ke 25.

Jalankan penyeret 5 course.

5. Naikkan jarum pada bak jarum depan mulai jarum ke 11 sampai ke 20 dan

jarum ke 21 sampai ke 35.

6. Untuk membuat motif cone, maka perlu diperhitungkan:

Lebar cone bawah = 25 jarum

Lebar cone atas = 15 jarum

Tinggi cone = 40 course

Maka pengurangan jarum dilakukan setiap:

40 course/ ½ × (25-15) jarum = 40 C/ ½ × 10 J = 8 C/ 1 J

Jadi setiap merajut 8 course, sebanyak 1 jeratan pada bak jarum depan

dipindahkan ke bak jarum belakang. Dalam hal ini jeratan ke 11 dan ke 34

setelah jeratannya dipindahkan, jarum diturunkan. Begitu seterusnya sampai

course ke 90.

Page 33: LAPORAN PERAJUTAN

2

7. Pindahkan jeratan ke 16 sampai 20 dan ke 26 sampai 30 ke bak jarum

belakang, kemudian jarum tersebut dimatikan, jalankan penyeret 5 course.

8. Pindahkan jeratan wale ke 21 sampai 25 ke jarum belakang, jalankan

penyeret 5 course.

9. Naikkan jarum pada bak jarum depan mulai jarum ke 6 sampai 40, jalankan

penyeret 10 course.

Page 34: LAPORAN PERAJUTAN

2

V. PERTANYAAN DAN JAWABAN

1. Skema pemindahan jeratan pada saat membuat kain bermotif!

Jawab :

2. Pada saat pembuatan kain bermotif yang telah anda lakukan, mengapa pada

satu bidang yang sama dapat dibuat dua jenis rajutan yaitu plain dan rib?

Jawab :

Karena pada rib semua jarum dan cam aktif, kalo pada plain , tinggal

dinonaktifkan salah satu camnya

3. Kesulitan-kesulitan yang dialami say membuat kain dan bagaimana

menanganinya?

Terdapat blong2 hasil jeratan yang tidak terjerat, ppenanganannya dibuat

jeratan manual dengan tangan di akhir

4. Lampirkan kain hasil praktikum yang telah dibuat!

Page 35: LAPORAN PERAJUTAN

2

Diskusi Dan Kesimpulan

Diskusi

Diskusi sudah ada di tiap-tiap pembahasan diatas

Kesimpulan

Setelah belajar rangkaian tahapan perajutan, dapat disimpulkan bahwa kita telah

bias menyetel mesin dan membuat barang jadi seperti sweater.

Page 36: LAPORAN PERAJUTAN

2

Daftar Pustaka

1. Modul Praktikum Teknologi Perajutan 1 , Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil,

Bandung