laporan penyuluhan diare (1)

6
LAPORAN PENYULUHAN DOKTER INTERNSIP PUSKESMAS RAWAT INAP KOTA KARANG PERIODE FEBRUARI – MEI 2012 Nama : dr. Hendrawan Kantawijaya Dokter Pendamping : dr. Hj. Susi Kania, M.Kes Materi Penyuluhan : Diare Tanggal : 2 Mei 2012 Laporan Penyuluhan I. Latar Belakang Menurut hasil SKRT dalam beberapa survei dan Surkesnas 2001, penyakit diare masih merupakan penyebab utama kematian bayi dan balita (Depkes RI, 2003). Pada kasus kematian yang tinggi biasanya jumlah kematian terbanyak terjadi pada usia balita ketika saat itu mereka rentan terhadap penyakit. Statistik menunjukkan bahwa lebih dari 70% kematian disebabkan Diare, Penumonia, Campak, Malaria, dan Malnutrisi. (Depkes RI, 2007) II. Permasalahan Penyakit diare masih merupakan masalah global dan banyak berjangkit di negara-negara berkembang dengan kondisi sanitasi lingkungan yang buruk, tidak cukup pasokan air bersih, kemiskinan, dan pendidikan yang rendah. Insiden diare bervariasi di setiap daerah di setiap wilayah, musim, dan masa- masa endemik. III. Tujuan

Upload: drnisa07

Post on 19-Nov-2015

39 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

laporan

TRANSCRIPT

LAPORAN PENYULUHAN DOKTER INTERNSIP PUSKESMAS RAWAT INAP KOTA KARANG PERIODE FEBRUARI MEI 2012Nama

: dr. Hendrawan KantawijayaDokter Pendamping: dr. Hj. Susi Kania, M.KesMateri Penyuluhan: DiareTanggal

: 2 Mei 2012

Laporan Penyuluhan

I. Latar BelakangMenurut hasil SKRT dalam beberapa survei dan Surkesnas 2001, penyakit diare masih merupakan penyebab utama kematian bayi dan balita (Depkes RI, 2003). Pada kasus kematian yang tinggi biasanya jumlah kematian terbanyak terjadi pada usia balita ketika saat itu mereka rentan terhadap penyakit. Statistik menunjukkan bahwa lebih dari 70% kematian disebabkan Diare, Penumonia, Campak, Malaria, dan Malnutrisi. (Depkes RI, 2007)II. Permasalahan

Penyakit diare masih merupakan masalah global dan banyak berjangkit di negara-negara berkembang dengan kondisi sanitasi lingkungan yang buruk, tidak cukup pasokan air bersih, kemiskinan, dan pendidikan yang rendah. Insiden diare bervariasi di setiap daerah di setiap wilayah, musim, dan masa-masa endemik.III. TujuanSetelah mengikuti penyuluhan diharapkan peserta dapat mengetahui dan memahami pengetahuan tentang penyakit diare. Bagaimana pencegahan dan pengelolaannya secara dini jika ada sanak keluarga yang terkena penyakit diare ini.IV. Manfaat

- Bagi Penyuluh

Melatih kemampuan dalam memberikan penyuluhan kepada sasaran

- Bagi Sasaran

Memberikan pengetahuan tentang pengertian, penyebab, pengelolaan dini, serta pencegahan terhadap penyakit diare ini.V. Sasaran

Seluruh peserta yang berkunjung ke Posyandu Mawar I, Perwata, Bandar Lampung.VI. Rencana Kegiatan

Topik

: Diare Metode

: Ceramah dan Tanya Jawab

Media dan Alat: Lembar balik Waktu

: 2 Mei 2012, pukul 09.00 WIB - selesai

Tempat

: Posyandu Mawar I, Perwata, Bandar LampungVII. Hasil Kegiatan

Kesan peserta penyuluhan tentang penyakit diare dapat dilihat dari adanya perhatian saat diberikan penyuluhan dan adanya tanya jawab yang aktif setelah penyuluhan selesai.

Materi PenyuluhanI. Pengertian

Diare adalah buang air besar dengan frekuensi yang tidak normal (meningkat) dan konsistensi tinja yang lembek atau cair. II. PenyebabKuman penyebab diare biasanya menyebar melalui mulut (orofecal) antara lain melalui makanan/minuman yang tercemar tinja dan atau kontak langsung dengan penderita. Beberapa perilaku khusus dapat menyebabkan penyebaran kuman enteric dan meningkatkan risiko terjadinya diare, perilaku tersebut adalah:

a. Tidak memberikan ASI secara penuh untuk 4-6 bulan pertama kehidupan.

b. Menggunakan botol susu

c. Menyimpan makanan masak pada suhu kamar

d. Menggunakan air minum yang tercemar oleh bakteri yang berasal dari tinja

e. Tidak mencuci tangan sesudah buang air besar, sesudah membuang tinja atau sebelum memasak makanan.

f. Tidak membuang tinja (termasuk tinja bayi) dengan benar.III. Siapa Saja yang rentan terhadap diare?Beberapa faktor pejamu yang dapat meningkatkan insiden, beratnya penyakit dan lamanya diare. Faktor-faktor tersebut antara lain:a. Tidak memberikan ASI sampai umur 2 tahun

b. Kurang gizi

c. Campak. Pada penderita campak terjadi penurunan kekebalan pada penderita

d. Imunodefisiensi/imunosupresi.Kebanyakan episode diare terjadi pada 2 tahun pertama kehidupan. Insiden paling tinggi pada golongan umur 6-11 bulan, pada masa diberikan makanan pendamping. Pola ini menggambarkan kombinasi efek penurunan kadar antibody ibu, kurangnya kekebalan aktif bayi, pengenalan makanan yang kemungkinan terpapar bakteri tinja dan kontak langsung dengan tinja manusia atau binatang pada saat bayi mulai merangkak. Kebanyakan kuman usus merangsang paling tidak sebagian melawan infeksi atau penyakit yang berulang yang membantu menjelaskan penurunan insiden penyakit pada anak yang lebih besar dan pada orang dewasa.

IV. Tanda dan GejalaAnamnesis

Riwayat pemberian makan anak sangat penting dalam melakukan tatalaksana anak dengan diare. Tanyakan juga hal-hal berikut: 4,5Diare:

Frekuensi buang air besar (BAB) anak

Lamanya diare terjadi (berapa hari)

Apakah ada darah dalam tinja

Apakah ada muntah

Laporan setempat mengenai kejadian luar biasa (KLB) kolera

Pengobatan antibiotic yang baru diminum anak atau pengobatan lainnya

Gejala invaginasi (tangisan keras dan kepucatan pada bayi.

Pemeriksaan fisik

Tanda-tanda dehidrasi ringan atau dehidrasi berat:

Rewel atau gelisah

Letargi/kesadaran berkurang

Mata cekung

Cubitan kulit perut kembalinya lambat atau sangat lambat

Haus/minum dengan lahap, atau malas minum atau tidak bisa minum.

Darah dalam tinja

Tanda invaginasi (massa intra abdomninal, tinja hanya lendir dan darah)

Tanda-tanda gizi buruk

Perut kembung

Bila ditemukan nafas yang cepat dan dalam menunjukkan adanya komplikasi asidosis metabolik. Perlu dilihat apakah pada pasien terdapat gejala malnutrisi dan atau gagal tumbuh. Pengurangan massa otot atau lemak atau adanya edema perifer, dapat merupakan adanya malabsorpsi karbohidrat, lemak, dan protein.

Adanya sakit perut non spesifik non fokal dan kram perut mungkin dijumpai. Nyeri pada diare biasanya tidak bertambah bila dilakukan palpasi abdomen. Bila nyeri bertambah dengan palpasi atau ditemukan nyeri tekan, nyeri tekan lepas kemungkinan penyebabnya adalah non-infeksi. Pada anak dengan kembung (distensi abdomen), pemeriksaan auskultasi perlu untuk mendeteksi adanya ileus paralitik.

Daerah perianal perlu diperiksa untuk melihat adanya eritema perianal. Diare cair yang sering dapat mnyebabkan perlukaan daerah perianal terutama pada anak yang kecil. Hal ini dapat disebabkan oleh malabsorpsi karbohidrat sekunder yang menghasilkan tinja asam. Malabsorpsi asam empedu sekunder dapat menyebabkan dermatitis popok yang berat yang terlihat sebagai eritema perianal.

V. PenatalaksanaanPrinsip tatalaksana penderita diare adalah tiga besar, yang terdiri atas: 1. Terapi rehidrasi

2. Pemberian zinc

3. Lanjutkan pemberian ASI / makanan