laporan pengenalan alat
DESCRIPTION
bioteknologiTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bioteknologi pertanian mempunyai pengertian yaitu penerapan prinsip-
prinsip biologi, biokimia dan rekayasa dalam pengelolaan bahan dengan
memanfaatkan agensi jasad dan komponen-komponennya untuk menghasilkan
barang dan jasa. Bioteknologi selalu berkaitan dengan reksi-reaksi biologis yang
dilakukan oleh jasad hidup sebagi suatu individu dan komponen-komponennya.
Kultur jaringan/Kultur In Vitro/Tissue Culture adalah suatu teknik untuk
mengisolasi bagian tanaman seperti sel, protoplasma, jaringan, dan organ dan
menumbuhkan bagian tersebut di bagian kondisi aseptik, sehingga bagian-
bagian tersebut dapat memperbanyak diri dan beregenerasi menjadi tanaman
sempurna kembali.
Sel yang berasal dari spesies tanaman apapun dapat dibiakan atau
dikulturkan secara aseptic pada atau dalam media hara. Kultur biasanya dimulai
dengan menanamkan satu iris jaringan steril pada medium hara yang dipadatkan
dengan agar. Dalam waktu 2-3 minggu akan terbentuk kalus. Kalus semcam ini
dapat disubkulturkan dengan memindahkan potongan kecil pada medium agar-
agar.
Metode perbanyakan tanaman secara in vitro dapat dilakukan melalui tiga
cara, yaitu melalui perbanyakan tunas dari mata tunas apical, melalui
pembentukan tunas adventif, dengan embryogenesis somatic, baik secara
langsung maupun melalui tahap pembentukan kalus. Ada beberapa tipe jaringan
yang digunakan sebagai eksplan dalam. Pengerjaan kultur jaringan muda yang
belum mengalami diferensiasi dan masih aktif membelah sehingga memiliki
kemampuan regenerasi yang tinggi. Jaringan tipe pertama ini biasa di temukan
pada tunas apikal, tunas aksiler, bagian tepi daun, ujung akar, maupun kambium
batang. Tipe jaringan yang kedua adalah jaringan parenkim, yaitu jaringan
penyusun tanaman muda yang sudah mengalami diferensiasi dan menjalankan
fungsinya. Contoh jaringan tersebut adalah jaringan daun yang sudah
berfotosintesis dan jaringan batang atau akar yang berfungsi sebagai tempat
cadagan makanan.
Adapun alat-alat yang digunakan dalam pembuatan kultur jaringan yaitu
autoclave, oven, laminari air flow, botol kultur, cawan petridish dan lain-lain.
Kelengkapan alat-alat yang digunakan dan keterampilan pengguna dalam
menggunakan alat-alat tersebut menentukan keberhasilan hasil kultur. Oleh
sebab itu kita perlu mengenal alat yang digunakan.
1.2 Tujuan Dan Kegunaan
1.2.1 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu agar dapat mengetahui alat-alat
yang digunakan dalam percobaan kultur jaringan sehingga kita bisa
menerapkannya dengan baik pada saat melakukan percobaan kultur jaringan.
1.2.2 Kegunaan
Kegunaan dari praktikum ini adalah agar kita terampil dalam
menggunakan alat kultur jaringan juga agar percobaan kultur jaringan dapt
berjalan dengan lancar.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kultur jaringan tanaman terdiri dari sejumlah teknik untuk menumbuhkan
organ, jaringan dan sel tumbuhan. Jaringan dapat dikulturkan pada agar padat
atau dalam medium hara cair. Jika ditanam dalam agar, jaringan akan
membentuk kalus, yaitu massa atau sel-sel yang tak tertata. Kultur agar juga
mempergunakan teknik untuk meristem (Suryo, 1992).
Keberhasilan dalam teknologi serta penggunaan metode in vitro terutama
disebabkan pengetahuan yang lebih baik tentang kebutuhan hara sel dan
jaringan yang dikulturkan. Hara terdiri dari komponen yang utama dan komponen
tambahan. Komponen utama meliputi garam mineral, sumber karbon (gula),
vitamin dan pengatur tumbuh. Komponen lain seperti senyawa nitrogen organic,
berbagi asam organic, metabolit dan ekstak tambahan tidak multak, tetapi dapat
menguntungkan ketahan sel dan perbanyakannya (Anonim, 2011)
Medium yang digunakan untuk kultur jaringan tanaman dapat berupa
medium padat atau cair. Medium padat digunakan untuk menghasilkan kalus
yang selanjutkan diinduksi membentuk tanaman yang lengkap, sedangkan
medium cair biasanya dugunakan untuk kultur sel. Medium yang diggunakan
mengandung lima komponen utama, yaitu senyawa anorganik, sumber karbon,
vitamin, zat pengatur tumbuh dan suuplemen organik (Anonim, 2011).
Adapun gambaran secara sederhana proses kultur jaringan tanaman
sampai akhirnya menjadi tanaman yang lengkap dan dapat dipindahkan ke
medium tanah atau medium bukan artifisial lainnya. Secara garis besar meode
perbanyakan tanaman secara kultur jaringan terdiri atas empat tahapan, yaitu
seleksi dan penyiapan kultur aseptic, multiplikasi kultur, regenerasi plantlet,
aklimatisasi, dan pemindahan ke tanah. Dalam tahapan seleksi dan penyiapan
kultur aseptic dilakukan pengambilan bahan awal dan penanamannya pada
medium in vitro yang sesuai. Setelah diperoleh tunas pada tahapan pertama,
dilakukan multiplikasi kultur untuk mendapatkan tunas-tuans baru dalam jumlah
lebih banyak. Tunas-tunas baru hasil perbanyakan kemudian dipindahkan ke
medium yang khusus dibuat untk menginduksi pembentukan akar sehingga
akhirnya terbentuk plantlet yang lengkap. Planlet yang terbentuk selaniutnya
diadaptasi dengan lingkungan alami sebagi persiapan untuk dipindahkan dan
ditanam di tanah atau lapangan (Yuwono, 2008).
Secara sederhana, tahapan yang dilalui dalam proses kultivasi tanaman
secara kultur jaringan dapat disejikan sebagai berikut : (1) pengambilan eksplan,
misalnya daun yang masih muda. Daun yang muda dipotong sesuai dengan
ukuran yang digunakan, selajutnya dilakukan sterilisasi, (2) eksplan yang
diporoleh kemudian ditanam pada medium (padat) yang sesuai dan sudah
disterilisasi. Medium yang digunakan dimsukkan dalam wadah yang akan
digunakan untuk kultivasi, misalnya tabung Erlenmeyer, sampai terbentuk
struktur kalus, (3) sebagian kalus terbentuk diambil untuk disub-kultur pada
medium segar pada tabung lain, (4) sebagian kalus terbentuk dari subkultur
kemudian dipindahkan pada medium lain yang khusus digunakan untuk induksi
pembentukan organ, misalnya tunas, (5) jika induksi organogenesis berhasil
maka pada langkah ke-4 di atas akan terbentuk tunas adventif, (6) sebagian
tunas yang terbentuk kemudian dipotong dan dipindahkan ke medium lain yang
digunakan untuk menginduksi pembentukan akar, (7) jika induksi penbentukan
akar berhasil maka sudah di dapatkan planlet yang siap dipindahkan ke medium
bukan artificial, misalnya medium tanah, (8) yang sudah terbentuk selanjutnya
dipindahkan ke medium tanha utuk proses aklimatisasi (Yuwono, 2008).
Perlengkapan dan sarana yang digunakan pada percobaan kultur
jaringan tanaman meliputi (1) Sterilisasi, alat yang digunakan adalah lemari aliran
udara laminari atau ruang kecil (catatan: lemari ini tersedia dalam berbagai
ukuran, dan dapat diletakkan di tempat yang diperlukan tanpa diperlukan tanpa
perlu ruang khusus untuk itu. Kipas angin pada lemari ini seringkali dijalankan
terus menerus dan pra filter diganti atau dibersihkan sebulan sekali), Otoklaf,
Oven untuk sterilisasi kering (sebaiknya ada tetapi tidak muklat), Perlengkapan
untuk sterilisasi dengan penyaringan, Radas penyulingan air dan atau pembebas
mineral air murni, (2) Kultur alat yang diperlukan adalah Ruang kultur dan atau
kotak berpengatur suhu (Catatan: baik terang ataupun gelap terus-terusan sama
baiknya untuk pertumbuhan sel. Umumnya cahaya yangdipancarkan dari lampu
neon yang dingin dan putih pada 25 W.m2 sudah mencukupi. Lampu ini dapat
ditambah dengan bola lampu pijar. Atau, dapat dipaki lampu Gro-Lux yang
berspektur luas sebagi ganti lampu neon dan lampu pijar), Rak (Rak dari kawat
kasa yang kaku memungkinkan aliran udara sebanyak-banyaknya dan naungan
sekecil-kecilnya), Pengocok (Yang lebih baik adalah model putar. Bentuk ini
tersedia dari ukuran kecil untuk diletakkan di atas meja (ukuran meja) sampai
ukuran besar untuk ditempatkan di lantai), (3) Alat yang lainnya adalah Pisau
klinis, tang dan pembakaran Bunsen. Botol, cawan petri untuk kultur agar. Lebih
cocok digunakan botol gelas dan cawan petri plastic sekali pakai yang disterilkan
lebih dahulu. Labu kultur, botol Delong mempunyai beberapa keunggulan
dibandingkan botol lainnya seperti labu Erlenmeyer, yang mempunyai leher
sehingga cenderung mengumpulkan debu. Sumbat, dapat digunnakan sumbat
busa. Sumbat kapas yang dibungkus dengan kain kasa tipis tidaklahmahal, tidak
berubah bentuk dalam pemanasan dengan autoclave dan dapat digunakan
berulang-ulang. Pipet, tersedia pipet steril sekali-pakai, tetapi lebih baik
digunakan pepet gelas sengan ujung yang dapat dilepaskan. Lemari pendingin
dan pembeku (Yuwono, 2008).
BAB III
METODE
3.1 Tempat dan Waktu
Praktikum pengenalan alat laboratorium dilaksanakan di Pusat Kegiatan
Penelitian, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar. pada hari
Jumat, 11 Maret 2011, pukul 13.30 – selesai.
3.2 Alat
Alat–alat yang digunakan pada praktikum pengenalan alat laboratorium
adalah buku modul, alat tulis dan baju lab.
3.3 Prosedur Kerja
a. Menyiapkan modul dan alat tulis
b. Semua peserta di bagi berdasarkan kelompoknya.
c. Kemudian perkelompok berjalan dari ruangan ke ruangan yang lain untuk
mendapatkan penjelasan tentang alat-alat laboratorim
d. Menulis penjelasan yang diberikan dan menanyakan apabila ada yang
kurang jelas.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
a. BOTOL KULTUR
b. CAWAN PETRIDISH
c. WRAPPING PLASTIK
d. AUTOCLAVE
e. OVEN
f. NERACA ANALITIK
g. LAMINARI AIR FLOW
h. RAK PENYIMPANAN
i. Dissecting kit
4.2 Pembahasan
Botol kultur digunakan untuk menjadi tempat bagi medium dan eksplan.
Sebelum menggunakan botol kultur sebaiknya di sterilkan terlebih dahulu dengan
sterilisasi kering dan sterilisasi basah. Sterilisasi kering menggunakan oven yang
dipanaskan didalamnya selama 2 jam. Dan sterilisasi basah menggunakan
autoclave selama 1 jam. Tetapi dalam proses pensterilan hanya botol kultur yang
dipanaskan sedangkan penutup dari botol kultur itu sendiri tidak.
Cawan Petridish dingunakan untuk meletakkan eksplan. Sebelum
menggunakan cawan petri terlebih dahulu disterilkan dengan sterilisasi kering
selama 2 jam. Tetapi cawan yang akan di sterilkan harus dibungkus menggunkan
kertas yang tidak ada tulisannya karena apabila tidak dibungkus cawan petri
akan pecah dan apabila dibungkus dengan kertas yang ada tulisannya maka
tulisan tersebut akan tercetak di cawan petri.
Wrapping plastik adalah alat dalam kultur jaringan yang digunakan
sebagai isolasi yang menutup celah pada botol kultur agar tidak terjadi
kontaminasi pada saat sterilisasi atau proses pembuatan kultur.
Autoclave digunakan untuk proses produksi dengan pemberian atau
perlakuan tekanan dan suhu tinggi. Autoclave juga digunakan untuk sterilisasi
basah. Dengan mengatur waktu dan suhu autoclave dapat digunakan. Fungsi
alat ini untuk mensterilkan bahan atau alat seperti alat medis, media jamur ,alat
laboratorium dan lain-lain dari bakteri atau virus berbahaya. Alat ini juga
berfungsi untuk mensterilkan bahan basah dilengkapi dengan pengatur suhu.
Neraca adalah alat untuk mengukur berat suatu media. Neraca dapat
digunakan sebelum penelitian apabila ingin mendapatkan massa suatu media
tersebut. Neraca analitik dapat menimbang bermacam-macam bahan dengan
ketelitian sampai beberapa angka dibelakang koma (minimal 0,1). Timbangan ini
digunakan untuk menimbang berbagai macam bahan dengan ketelitian dibawah
1 gram. Penunjukan angka berat bahan dengan menggunakan arus listrik
sebagai sumber energi. Sebelum dioperasikan alat timbang analitis harus ditera
terlebih dahulu agar pengukuran berat bahan dapat terjamin
Oven adalah alat untuk sterilisasi kering sekaligus sebagai alat untuk
mengisolasi suatu media. Oven adalah alat untuk menginkubasi atau memeram
mikroba pada suhu yang terkontrol. Alat ini dilengkapi dengan pengatur suhu dan
pengatur waktu. Kisaran suhu untuk inkubator produksi Heraeus B5042 misalnya
adalah 170oC. Suhu di dalam inkubator konstan dan dapat diatur sesuai dengan
tujuan oven. Dan bentuknya di kenal dengan nama shaker dan water bath.
Laminari airflow berguna untuk sterilisasi pada saat melakukan penelitian
dan isolasi. Alat ini di lengkapi dengan kipas agar sproa cendawan dapt
bertebaran juga di lengkapi dengan sinar UV agar dapat mematikan bakteri 15
menit sebelum digunakan.
Rak penyimpanan digunakan untuk menyimpan botol kultur yang telah di
sterilisasi dan diberikan medium. Rak penyimpanan digunakan di dua tempat.
Pertama setelah melakukan sterilisasi dan dimasukkan medium dan masih
disimpan terlebih dahulu di rak penyimoanan selama tiga minggu. Kedua apabila
botol kultur telah steril dari bakteri kemudian planlet dapat diletakkan di dalam
botol kultur kemudian di simpan kembali ke rak penyimpanan di tempat yang
lebih dingin dengan suhu ruangan tertentu untuk proses penumbuhan.
Diseting kit adalah alat yang dipergunakan untuk kegiatan inisiasi dan
inokulasi pada kegiatan kultur jaringan. Diseting kit digunakan untuk
pemotongan, pengambilan dan penanaman kembali bagian tanaman, eksplan
dan inokulasi pada kegiatan kultur jaringan. Sebelum dioperasikan harus
disterilkan dengan menyemprotkan alkohol kemudian dibakar atau dibungkus
dengan kertas kemudian sterilkan dengan menggunakan autoclave.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan maka saya dapat menarik
kesimpulan bahwa :
a. Kultur jaringan adalah suatu teknik untuk mengisolasi bagian tanaman
seperti sel, protoplasma, jaringan, dan organ dan menumbuhkan bagian
tersebut di bagian kondisi aseptic.
b. Alat-alat yang digunakan untuk kultur jaringan haruslah steril agar
mendapatkan kondisi yang aseptic
5.2 Saran
Saran yang dapat saya berikan adalah agar ruangan yang digunakan
harus nyaman sehingga proses pembelajaran bisa berjalan dengan lancar.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2011. Kultur jaringan. (http://www.tamanmundu.com/budidaya-tanaman/28-budidaya/40-kultur-jaringan.html). Diakses pada hari rabu pukul 23.00 WITA
Suryo. 1992. Genetika. Gadjah Mada University Press. Jakarta.
Yuwono Triwibowo, 2008. Bioteknologi Pertanian. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta