laporan pengenalan alat

20
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bioteknologi pertanian mempunyai pengertian yaitu penerapan prinsip-prinsip biologi, biokimia dan rekayasa dalam pengelolaan bahan dengan memanfaatkan agensi jasad dan komponen-komponennya untuk menghasilkan barang dan jasa. Bioteknologi selalu berkaitan dengan reksi-reaksi biologis yang dilakukan oleh jasad hidup sebagi suatu individu dan komponen-komponennya. Kultur jaringan/Kultur In Vitro/Tissue Culture adalah suatu teknik untuk mengisolasi bagian tanaman seperti sel, protoplasma, jaringan, dan organ dan menumbuhkan bagian tersebut di bagian kondisi aseptik, sehingga bagian-bagian tersebut dapat memperbanyak diri dan beregenerasi menjadi tanaman sempurna kembali. Sel yang berasal dari spesies tanaman apapun dapat dibiakan atau dikulturkan secara aseptic pada atau dalam media hara. Kultur biasanya dimulai dengan menanamkan satu iris jaringan steril pada medium hara yang dipadatkan dengan agar. Dalam waktu 2-3 minggu akan terbentuk kalus. Kalus

Upload: indryani-bali

Post on 20-Jan-2016

55 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

bioteknologi

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN PENGENALAN ALAT

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bioteknologi pertanian mempunyai pengertian yaitu penerapan prinsip-

prinsip biologi, biokimia dan rekayasa dalam pengelolaan bahan dengan

memanfaatkan agensi jasad dan komponen-komponennya untuk menghasilkan

barang dan jasa. Bioteknologi selalu berkaitan dengan reksi-reaksi biologis yang

dilakukan oleh jasad hidup sebagi suatu individu dan komponen-komponennya.

Kultur jaringan/Kultur In Vitro/Tissue Culture adalah suatu teknik untuk

mengisolasi bagian tanaman seperti sel, protoplasma, jaringan, dan organ dan

menumbuhkan bagian tersebut di bagian kondisi aseptik, sehingga bagian-

bagian tersebut dapat memperbanyak diri dan beregenerasi menjadi tanaman

sempurna kembali.

Sel yang berasal dari spesies tanaman apapun dapat dibiakan atau

dikulturkan secara aseptic pada atau dalam media hara. Kultur biasanya dimulai

dengan menanamkan satu iris jaringan steril pada medium hara yang dipadatkan

dengan agar. Dalam waktu 2-3 minggu akan terbentuk kalus. Kalus semcam ini

dapat disubkulturkan dengan memindahkan potongan kecil pada medium agar-

agar.

Metode perbanyakan tanaman secara in vitro dapat dilakukan melalui tiga

cara, yaitu melalui perbanyakan tunas dari mata tunas apical, melalui

pembentukan tunas adventif, dengan embryogenesis somatic, baik secara

langsung maupun melalui tahap pembentukan kalus. Ada beberapa tipe jaringan

yang digunakan sebagai eksplan dalam. Pengerjaan kultur jaringan muda yang

belum mengalami diferensiasi dan masih aktif membelah sehingga memiliki

Page 2: LAPORAN PENGENALAN ALAT

kemampuan regenerasi yang tinggi. Jaringan tipe pertama ini biasa di temukan

pada tunas apikal, tunas aksiler, bagian tepi daun, ujung akar, maupun kambium

batang. Tipe jaringan yang kedua adalah jaringan parenkim, yaitu jaringan

penyusun tanaman muda yang sudah mengalami diferensiasi dan menjalankan

fungsinya. Contoh jaringan tersebut adalah jaringan daun yang sudah

berfotosintesis dan jaringan batang atau akar yang berfungsi sebagai tempat

cadagan makanan.

Adapun alat-alat yang digunakan dalam pembuatan kultur jaringan yaitu

autoclave, oven, laminari air flow, botol kultur, cawan petridish dan lain-lain.

Kelengkapan alat-alat yang digunakan dan keterampilan pengguna dalam

menggunakan alat-alat tersebut menentukan keberhasilan hasil kultur. Oleh

sebab itu kita perlu mengenal alat yang digunakan.

1.2 Tujuan Dan Kegunaan

1.2.1 Tujuan

Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu agar dapat mengetahui alat-alat

yang digunakan dalam percobaan kultur jaringan sehingga kita bisa

menerapkannya dengan baik pada saat melakukan percobaan kultur jaringan.

1.2.2 Kegunaan

Kegunaan dari praktikum ini adalah agar kita terampil dalam

menggunakan alat kultur jaringan juga agar percobaan kultur jaringan dapt

berjalan dengan lancar.

Page 3: LAPORAN PENGENALAN ALAT

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Kultur jaringan tanaman terdiri dari sejumlah teknik untuk menumbuhkan

organ, jaringan dan sel tumbuhan. Jaringan dapat dikulturkan pada agar padat

atau dalam medium hara cair. Jika ditanam dalam agar, jaringan akan

membentuk kalus, yaitu massa atau sel-sel yang tak tertata. Kultur agar juga

mempergunakan teknik untuk meristem (Suryo, 1992).

Keberhasilan dalam teknologi serta penggunaan metode in vitro terutama

disebabkan pengetahuan yang lebih baik tentang kebutuhan hara sel dan

jaringan yang dikulturkan. Hara terdiri dari komponen yang utama dan komponen

tambahan. Komponen utama meliputi garam mineral, sumber karbon (gula),

vitamin dan pengatur tumbuh. Komponen lain seperti senyawa nitrogen organic,

berbagi asam organic, metabolit dan ekstak tambahan tidak multak, tetapi dapat

menguntungkan ketahan sel dan perbanyakannya (Anonim, 2011)

Medium yang digunakan untuk kultur jaringan tanaman dapat berupa

medium padat atau cair. Medium padat digunakan untuk menghasilkan kalus

yang selanjutkan diinduksi membentuk tanaman yang lengkap, sedangkan

medium cair biasanya dugunakan untuk kultur sel. Medium yang diggunakan

mengandung lima komponen utama, yaitu senyawa anorganik, sumber karbon,

vitamin, zat pengatur tumbuh dan suuplemen organik (Anonim, 2011).

Adapun gambaran secara sederhana proses kultur jaringan tanaman

sampai akhirnya menjadi tanaman yang lengkap dan dapat dipindahkan ke

medium tanah atau medium bukan artifisial lainnya. Secara garis besar meode

perbanyakan tanaman secara kultur jaringan terdiri atas empat tahapan, yaitu

seleksi dan penyiapan kultur aseptic, multiplikasi kultur, regenerasi plantlet,

Page 4: LAPORAN PENGENALAN ALAT

aklimatisasi, dan pemindahan ke tanah. Dalam tahapan seleksi dan penyiapan

kultur aseptic dilakukan pengambilan bahan awal dan penanamannya pada

medium in vitro yang sesuai. Setelah diperoleh tunas pada tahapan pertama,

dilakukan multiplikasi kultur untuk mendapatkan tunas-tuans baru dalam jumlah

lebih banyak. Tunas-tunas baru hasil perbanyakan kemudian dipindahkan ke

medium yang khusus dibuat untk menginduksi pembentukan akar sehingga

akhirnya terbentuk plantlet yang lengkap. Planlet yang terbentuk selaniutnya

diadaptasi dengan lingkungan alami sebagi persiapan untuk dipindahkan dan

ditanam di tanah atau lapangan (Yuwono, 2008).

Secara sederhana, tahapan yang dilalui dalam proses kultivasi tanaman

secara kultur jaringan dapat disejikan sebagai berikut : (1) pengambilan eksplan,

misalnya daun yang masih muda. Daun yang muda dipotong sesuai dengan

ukuran yang digunakan, selajutnya dilakukan sterilisasi, (2) eksplan yang

diporoleh kemudian ditanam pada medium (padat) yang sesuai dan sudah

disterilisasi. Medium yang digunakan dimsukkan dalam wadah yang akan

digunakan untuk kultivasi, misalnya tabung Erlenmeyer, sampai terbentuk

struktur kalus, (3) sebagian kalus terbentuk diambil untuk disub-kultur pada

medium segar pada tabung lain, (4) sebagian kalus terbentuk dari subkultur

kemudian dipindahkan pada medium lain yang khusus digunakan untuk induksi

pembentukan organ, misalnya tunas, (5) jika induksi organogenesis berhasil

maka pada langkah ke-4 di atas akan terbentuk tunas adventif, (6) sebagian

tunas yang terbentuk kemudian dipotong dan dipindahkan ke medium lain yang

digunakan untuk menginduksi pembentukan akar, (7) jika induksi penbentukan

akar berhasil maka sudah di dapatkan planlet yang siap dipindahkan ke medium

Page 5: LAPORAN PENGENALAN ALAT

bukan artificial, misalnya medium tanah, (8) yang sudah terbentuk selanjutnya

dipindahkan ke medium tanha utuk proses aklimatisasi (Yuwono, 2008).

Perlengkapan dan sarana yang digunakan pada percobaan kultur

jaringan tanaman meliputi (1) Sterilisasi, alat yang digunakan adalah lemari aliran

udara laminari atau ruang kecil (catatan: lemari ini tersedia dalam berbagai

ukuran, dan dapat diletakkan di tempat yang diperlukan tanpa diperlukan tanpa

perlu ruang khusus untuk itu. Kipas angin pada lemari ini seringkali dijalankan

terus menerus dan pra filter diganti atau dibersihkan sebulan sekali), Otoklaf,

Oven untuk sterilisasi kering (sebaiknya ada tetapi tidak muklat), Perlengkapan

untuk sterilisasi dengan penyaringan, Radas penyulingan air dan atau pembebas

mineral air murni, (2) Kultur alat yang diperlukan adalah Ruang kultur dan atau

kotak berpengatur suhu (Catatan: baik terang ataupun gelap terus-terusan sama

baiknya untuk pertumbuhan sel. Umumnya cahaya yangdipancarkan dari lampu

neon yang dingin dan putih pada 25 W.m2 sudah mencukupi. Lampu ini dapat

ditambah dengan bola lampu pijar. Atau, dapat dipaki lampu Gro-Lux yang

berspektur luas sebagi ganti lampu neon dan lampu pijar), Rak (Rak dari kawat

kasa yang kaku memungkinkan aliran udara sebanyak-banyaknya dan naungan

sekecil-kecilnya), Pengocok (Yang lebih baik adalah model putar. Bentuk ini

tersedia dari ukuran kecil untuk diletakkan di atas meja (ukuran meja) sampai

ukuran besar untuk ditempatkan di lantai), (3) Alat yang lainnya adalah Pisau

klinis, tang dan pembakaran Bunsen. Botol, cawan petri untuk kultur agar. Lebih

cocok digunakan botol gelas dan cawan petri plastic sekali pakai yang disterilkan

lebih dahulu. Labu kultur, botol Delong mempunyai beberapa keunggulan

dibandingkan botol lainnya seperti labu Erlenmeyer, yang mempunyai leher

sehingga cenderung mengumpulkan debu. Sumbat, dapat digunnakan sumbat

Page 6: LAPORAN PENGENALAN ALAT

busa. Sumbat kapas yang dibungkus dengan kain kasa tipis tidaklahmahal, tidak

berubah bentuk dalam pemanasan dengan autoclave dan dapat digunakan

berulang-ulang. Pipet, tersedia pipet steril sekali-pakai, tetapi lebih baik

digunakan pepet gelas sengan ujung yang dapat dilepaskan. Lemari pendingin

dan pembeku (Yuwono, 2008).

Page 7: LAPORAN PENGENALAN ALAT

BAB III

METODE

3.1 Tempat dan Waktu

Praktikum pengenalan alat laboratorium dilaksanakan di Pusat Kegiatan

Penelitian, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar. pada hari

Jumat, 11 Maret 2011, pukul 13.30 – selesai.

3.2 Alat

Alat–alat yang digunakan pada praktikum pengenalan alat laboratorium

adalah buku modul, alat tulis dan baju lab.

3.3 Prosedur Kerja

a. Menyiapkan modul dan alat tulis

b. Semua peserta di bagi berdasarkan kelompoknya.

c. Kemudian perkelompok berjalan dari ruangan ke ruangan yang lain untuk

mendapatkan penjelasan tentang alat-alat laboratorim

d. Menulis penjelasan yang diberikan dan menanyakan apabila ada yang

kurang jelas.

Page 8: LAPORAN PENGENALAN ALAT

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

a. BOTOL KULTUR

b. CAWAN PETRIDISH

c. WRAPPING PLASTIK

Page 9: LAPORAN PENGENALAN ALAT

d. AUTOCLAVE

e. OVEN

f. NERACA ANALITIK

Page 10: LAPORAN PENGENALAN ALAT

g. LAMINARI AIR FLOW

h. RAK PENYIMPANAN

i. Dissecting kit

Page 11: LAPORAN PENGENALAN ALAT

4.2 Pembahasan

Botol kultur digunakan untuk menjadi tempat bagi medium dan eksplan.

Sebelum menggunakan botol kultur sebaiknya di sterilkan terlebih dahulu dengan

sterilisasi kering dan sterilisasi basah. Sterilisasi kering menggunakan oven yang

dipanaskan didalamnya selama 2 jam. Dan sterilisasi basah menggunakan

autoclave selama 1 jam. Tetapi dalam proses pensterilan hanya botol kultur yang

dipanaskan sedangkan penutup dari botol kultur itu sendiri tidak.

Cawan Petridish dingunakan untuk meletakkan eksplan. Sebelum

menggunakan cawan petri terlebih dahulu disterilkan dengan sterilisasi kering

selama 2 jam. Tetapi cawan yang akan di sterilkan harus dibungkus menggunkan

kertas yang tidak ada tulisannya karena apabila tidak dibungkus cawan petri

akan pecah dan apabila dibungkus dengan kertas yang ada tulisannya maka

tulisan tersebut akan tercetak di cawan petri.

Wrapping plastik adalah alat dalam kultur jaringan yang digunakan

sebagai isolasi yang menutup celah pada botol kultur agar tidak terjadi

kontaminasi pada saat sterilisasi atau proses pembuatan kultur.

Autoclave digunakan untuk proses produksi dengan pemberian atau

perlakuan  tekanan dan suhu tinggi. Autoclave juga digunakan untuk sterilisasi

basah. Dengan mengatur waktu dan suhu autoclave dapat digunakan. Fungsi

alat ini untuk mensterilkan bahan atau alat seperti alat medis, media jamur ,alat

laboratorium dan lain-lain dari bakteri atau virus berbahaya. Alat ini juga

berfungsi untuk mensterilkan bahan basah dilengkapi dengan pengatur suhu.

Neraca adalah alat untuk mengukur berat suatu media. Neraca dapat

digunakan sebelum penelitian apabila ingin mendapatkan massa suatu media

tersebut. Neraca analitik dapat menimbang bermacam-macam bahan dengan

Page 12: LAPORAN PENGENALAN ALAT

ketelitian sampai beberapa angka dibelakang koma (minimal 0,1). Timbangan ini

digunakan untuk menimbang berbagai macam bahan dengan ketelitian dibawah

1 gram. Penunjukan angka berat bahan dengan menggunakan arus listrik

sebagai sumber energi. Sebelum dioperasikan alat timbang analitis harus ditera

terlebih dahulu agar pengukuran berat bahan dapat terjamin

Oven adalah alat untuk sterilisasi kering sekaligus sebagai alat untuk

mengisolasi suatu media. Oven adalah alat untuk menginkubasi atau memeram

mikroba pada suhu yang terkontrol. Alat ini dilengkapi dengan pengatur suhu dan

pengatur waktu. Kisaran suhu untuk inkubator produksi Heraeus B5042 misalnya

adalah 170oC. Suhu di dalam  inkubator konstan dan dapat diatur sesuai dengan 

tujuan  oven. Dan bentuknya di kenal dengan nama shaker dan water bath.

Laminari airflow berguna untuk sterilisasi pada saat melakukan penelitian

dan isolasi. Alat ini di lengkapi dengan kipas agar sproa cendawan dapt

bertebaran juga di lengkapi dengan sinar UV agar dapat mematikan bakteri 15

menit sebelum digunakan.

Rak penyimpanan digunakan untuk menyimpan botol kultur yang telah di

sterilisasi dan diberikan medium. Rak penyimpanan digunakan di dua tempat.

Pertama setelah melakukan sterilisasi dan dimasukkan medium dan masih

disimpan terlebih dahulu di rak penyimoanan selama tiga minggu. Kedua apabila

botol kultur telah steril dari bakteri kemudian planlet dapat diletakkan di dalam

botol kultur kemudian di simpan kembali ke rak penyimpanan di tempat yang

lebih dingin dengan suhu ruangan tertentu untuk proses penumbuhan.

Diseting kit adalah alat yang dipergunakan untuk kegiatan inisiasi dan

inokulasi pada kegiatan kultur jaringan. Diseting kit digunakan untuk

pemotongan, pengambilan dan penanaman kembali bagian tanaman, eksplan

Page 13: LAPORAN PENGENALAN ALAT

dan inokulasi pada kegiatan kultur jaringan. Sebelum dioperasikan harus

disterilkan dengan menyemprotkan alkohol kemudian dibakar atau dibungkus

dengan kertas kemudian sterilkan dengan menggunakan autoclave.

Page 14: LAPORAN PENGENALAN ALAT

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan maka saya dapat menarik

kesimpulan bahwa :

a. Kultur jaringan adalah suatu teknik untuk mengisolasi bagian tanaman

seperti sel, protoplasma, jaringan, dan organ dan menumbuhkan bagian

tersebut di bagian kondisi aseptic.

b. Alat-alat yang digunakan untuk kultur jaringan haruslah steril agar

mendapatkan kondisi yang aseptic

5.2 Saran

Saran yang dapat saya berikan adalah agar ruangan yang digunakan

harus nyaman sehingga proses pembelajaran bisa berjalan dengan lancar.

Page 15: LAPORAN PENGENALAN ALAT

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2011. Kultur jaringan. (http://www.tamanmundu.com/budidaya-tanaman/28-budidaya/40-kultur-jaringan.html). Diakses pada hari rabu pukul 23.00 WITA

Suryo. 1992. Genetika. Gadjah Mada University Press. Jakarta.

Yuwono Triwibowo, 2008. Bioteknologi Pertanian. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta