laporan pengabdian masyarakat

Upload: zaky-elkhalily

Post on 15-Jul-2015

344 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

LAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT

PEMBERDAYAAN IBU-IBU PKK MELALUI PEMBINAAN KESADARAN BERKOPERASI DI DESA PANCURAN GADING KECAMATAN TAPUNG KABUPATEN KAMPAR

Oleh M. Khalilullah, S.Ag. M.A

LEMBAGA PENGABDIAN MASYARAKAT UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU 2011

PEMBERDAYAAN IBU-IBU MELALUI PEMBINAAN KESADARAN BERKOPERASI DI DESA PANCURAN GADING KECAMATAN TAPUNG KABUPATEN KAMPAROleh: M. Khalilullah,S.Ag M.A

a. Pendahuluan Koperasi merupakan salah satu kekuatan utama perekonomian kita. Sudah terbukti, sejak Bangsa Indonesia diterpa krisis ekonomi yang berkepangjangan, koperasi tetap dapat menunjukkan eksistensisnya. Hal ini sangat dimungkinkan, sebab koperasi amat bergantung kepada anggota-anggota. Demikian pula modal yang digerakkan adalah dana yang bersumber dari iuran dan simpanan anggota, serta pendistribusiannya pun sangat selektif. Pola hidup berkoperasi sebenarnya sudah ada sejak jaman dahulu kala di masyarakat kita. Perlahan namun pasti, model perekonomian ala koperasi pun terus berkembang. Hal ini memuncak dengan ditetapkannya setiap 12 Juli sebagai Hari Koperasi. Peran koperasi amat penting dalam membangun perekonomian bangsa, dimana koperasi selalu mengedepankan asas kekeluargaan dan kegotongroyongan. Namun, seiring dengan perkembangan zaman, khususnya dalam bidang perekonomian global yang dimenangkan oleh kekuatan kapitalis, peran koperasi pun seolah tertinggalkan. Para pemilik modal selalu berusaha agar perekonomian akan ada gengamannya. Kekuatan masyarakat menjadi tidak penting. Jadilah

perekonomian menjadi milik segelintir orang. Potret seperti ini amat bertolak belakang dengan pola koperasi. Koperasi pada hakikatnya suatu bentuk kerja sama dalam lapangan perekonomian. Kerja sama ini diadakan karena adanya kesamaan jenis kebutuhan hidup mereka. Orang-orang ini bersama-sama mengusahakan kebutuhan sehari-hari, kebutuhan yang bertalian dengan perusahaan ataupun rumah tangga mereka. Untuk mencapai tujuan ini diperlukan adanya kerja sama yang akan berlangsung terus. Jika dilihat dari sejarahnya, koperasi lahir pada permulaan abad ke-19, sebagai reaksi terhadap sistem liberalisme ekonomi, yang pada waktu itu sekelompok kecil pemilikpemilik modal menguasai masyarakat. Susunan masyarakat kapitalis sebagai kelanjutan dari liberalisme ekonomi, membiarkan setiap indivudu bebas bersaing untuk mengejar keuntungan yang sebesar-besarnya, dan bebas pula mengadakan segala macam kontrak tanpa campur tangan pemerintah. Akibatnya,

sekelompok kecil pemilik modal menguasai kehidupan masyarakat. Mereka hidup berlebih, sedangkan sekelompok besar masyarakat yang lemah kedudukan sosial ekonominya makin mendesak. Pada saat itulah tumbuh gerakan koperasi yang menentang kehidupan individualisme dengan asas kerjasama dan bertujuan untuk kesejahteraan masyarakat. Bentuk kerja sama ini melahirkan

perkumpulan koperasi. Koperasi berasal dari perkataan co dan operasion, yang mengandung arti kerja sama untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu koperasi adalah suatu perkumpulan yang beranggotakan orang-orang atau badan-badan yang memberikan kebebasan masuk dan keluar sebagai anggota, dengan bekerja sama secara kekeluargaan menjalankan usaha, untuk mempertinggi

kesejahteraan jasmaniaah para anggotanya.1 Menurut Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan ada empat kelompok perempuan yang perlu menjadi perhatian yaitu (1) kelompok perempuan yang sama sekali tidak mampu dan tidak memiliki sumber-sumber karena beban kemiskinan; (2) perempuan yang memiliki sumber-sumber tetapi belum/tidak berusaha untuk meningkatkan dirinya; (3) perempuan yang telah melakukan usaha namun tidak memiliki sumber-sumber; dan (4) perempuan yang telah memiliki kemampuan dan peran serta mampu memanfaatkan

sumber-sumber. Kelompok yang terakhir merupakan kelompok yang sudah berdaya dan mungkin sudah terbuka pikirannya dan merdeka. Proses pemberdayaan diri pada perempuan akan menjadi lebih cepat jika perempuan ikut serta dalam proses pengambilan keputusan dan koperasi merupakan salah satu wadah yang mengakomodasikan terjadinya proses ini.2 b. Gambaran Umum Lokasi Pembinaan 1. Sejarah Desa Pancuran Gading Desa Pancuran Gading Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar merupakan desa transmigrasi. Sebelum menjadi daerah trasmigrasi, wilayah

Nicolashadi, Mari Berkoperasi, http://nicolashadi.wordpress.com, Download September 20111 2 Sulikanti Agusni, Kekuatan Koperasi Dalam http://www.smecda.com, Download September 2011

Pemberdayaan

Perempuan

desa Pancuran Gading merupakan lahan perladang masyarakat desa Pantai Cermin Kec. Tapung Kab. Kampar. Pada tahun 1983 pemerintah orde baru melakukan program transmigrasi ke berbagai daerah termasuk desa Pantai Cermin. Pada tahun 1989 daerah yang bakal menjadi desa Pancuran Gading merupakan daerah Unit Pemukiman Transmigrasi (UPT) diberi nama oleh pihak PTPN V dengan UPT 1 Sriwijaya, yang di pimpin oleh seorang Kepala Unit Pemukiman Transmigrasi (KUPT) dan yang menjabat sebagai KUPT Edi Sukirno, kepemimpinan KUPT ini berlansung hingga tahun 1991.3 Pada tahun 1991 pemerintah Kab. Kampar menjadikan daerah UPT 1 Sriwijaya ini menjadi desa administratif dengan nama desa Sriwijaya yang dipimpin oleh Sugeng sebagai kepala desa. Nama Sriwijaya sempat menjadi polemik ditengah masyarakat tempatan yaitu masyarakat desa Pantai Cermin, dimana masyarakat tidak menerima nama Sriwijaya menjadi nama desa ini, karena daerah ini, sudah memiliki nama dikalangan masyarakat desa Pantai Cermin yaitu Pincuran Gading, pada tahun 1998 terjadi kesepakatan antara masyarakat desa Pantai Cermin dan masyarakat desa Sriwijaya untuk

mengganti nama desa Sriwijaya dari nama desa Sriwijaya, menjadi desa Pancuran Gading.4 2. Keadaan Monografi Desa Pancuran Gading Desa Pancuran Gading mempunyai wilayah + 1094,5 Ha, yang terdiri dari 3 Dusun, 6 RW dan 12 RT dengan jumlah kepala keluarga 489 dengan rincian 998 orang laki-laki, 889 perempuan dengan jumlah penduduk 1887. Secara umum masyarakat desa Pancuran Gading bekerja sebagai petani kelapa sawit, namun ada juga sebagian kecil masyarakat yang bekerja sebagai pedagang, buruh tani, nelayan dan ada juga pegawai negeri sipil.5

3 Wawancara dengan Khosidin Kaur Pemerintahan Desa Pancuran Gading tanggal 5 Desember 2011

4

Ibid Monografi desa Pancuran Gading diambil tanggal 5 Desember 2011

5

c. Teori Tentang Koperasi 1. Pengertian Koperasi Koperasi berasal dari kata bahasa inggris yaitu co yang artinya samasama, dan operation yang berarti bekerja atau bertindak. Secara

harfiah koperasi berarti bekerjasama dari sekelompok orang yang mempunyai kepentingan yang sama dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan anggota. Dr.Fray memberikan definisi koperasi, yaitu: Koperasi adalah suatu perserikatan dengan tujuan berusaha bersama yang terdiri atas mereka yang lemah dan diusahakan selalu dengan semangat tidak memikirkan diri sendiri sedemikian rupa sehingga masing-masing sanggup menjalankan kewajibanya sebagai anggota dan mendapat imbalan sebanding dengan pemanfaatan mereka terhadap organisasi . 6 Margono Djojohadikoesomo yang dikutip Hendrojogi memberikan definisi koperasi, yaitu: Koperasi adalah perkumpulan manusia, seorangseorang yang dengan sukanya sendiri hendak bekerja sama untuk memajukan ekonominya .7 Arifinal Chaniago memberikan definisi koperasi, yaitu : Koperasi

sebagai suatu perkumpulan yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum, yang memberikan kebebasan kepada anggota untuk masuk dan keluar, dengan bekerja sama secara kekeluargaan menjalankan usaha untuk mempertinggi kesejahteraan jasmaniah para anggotanya .8 H.E Erdman memberikan definisi koperasi, yaitu: Koperasi adalah usaha bersama, merupakan badan hukum anggota adalah pemilik dan menggunakan jasanya dan mengembalikan semua penerimaan diatas biayanya kepada anggota sesuai dengan transaksi yang mereka jalankan . 9

6 Hendrojogi, Koperasi dan Azas-Azas, Teori dan Praktek. Jakarta: Rajawali Press. 2000. h. 20

7

Ibid. h. 21 Arifin Sitio Dkk, Koperasi Teori dan Praktik, Jakarta: Erlangga. 2001. h. 17 RA. Rivai Wirasasmita dkk, Manajemen Koperasi. Bandung: Pionir Jaya. 1990. h. 5

8

9

Mohamad Hatta memberikan definisi koperasi, yaitu: Koperasi adalah usaha bersama untuk memperbaiki nasib penghidupan ekonomi berdasarkan kegotong royongan .10 Dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa koperasi adalah badan usaha ekonomi rakyat yang beranggotakan orang-perorang atau badan hukum koperasi yang bekerja sama dalam bidang ekonomi dan sosial berdasarkan prinsip persamaan, kekeluargaan dan kegotong royongan 2. Landasan Koperasi Landasan koperasi adalah dasar atau pedoman bagi koperasi, baik dasar bagi setiap pemikiran yang akan menentukan arah tujuan koperasi maupun dasar dari kedudukan koperasi dalam struktur perekonomian bangsa dan negara.11 Landasan koperasi Indonesia adalah: a. Landasan Ideal Landasan Ideal Koperasi Indonesia adalah Pancasila, yang termuat dalam Pasal 2 Undang-Undang Nomor 25 tahun 1992. Landasan Ideal koperasi adalah dasar yang digunakan dalam usaha untuk mencapai cita-cita koperasi.12 Secara ideal koperasi harus dijiwai oleh Pancasila terutama sila ke lima Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia . b. Landasan Struktural dan Gerak Landasan Struktural Koperasi adalah Undang-Undang Dasar 1945, dan landasan geraknya adalah Pasal 33 Ayat 1 berbunyi Perekonomian

disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan.13 Yang dimaksud dengan landasan struktural adalah tempat berpijak koperasi dalam susunan hidup bermasyarakat. Dalam kehidupan

10 Sukamdiyo, Manajemen Koperasi Pasca Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992. Jakarta : Erlangga. 1996. h. 5

11 Arifinal Chaniago, Angkasa. 1973. h. 15

Pendidikan Perkoperasian Indonesia. Semarang: Bandung

12

Pandji Anoraga Dkk, Dinamika Koperasi......op.cit. h. 8 Kartosapoetra dkk, Koperasi Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta. 1991. h. 7

13

masyarakat Indonesia, salah satu bagian yang terpenting adalah kehidupan ekonomi yaitu segala kegiatan dan usaha untuk mengatur dan mencapai atau memenuhi kebutuhan dan keperluan hidup, sedangkan yang dimaksud dengan landasan gerak yaitu ketentuanketentuan yang terperinci tentang koperasi Indonesia harus berlandasakan dan bertitik tolak dari jiwa pasal 33 Ayat 1 Undang-Undang Dasar 1945. Asas kekeluargaan dan kegotongroyongan dalam koperasi seperti yang dikemukakan oleh Kartosapoetra adalah adanya kesadaran dari hati nurani manusia untuk mengerjakan segala sesuatu dalam koperasi oleh semua di bawah pimpinan pengurus, serta pemilihan para anggota didasarkan atas dasar keadilan dan kebenaran bagi kepentingan bersama. Asas

kegotongroyongan berarti bahwa pada koperasi tersebut terdapat kesadaran bersama dan tanggung jawab yang menitikberatkan kepada keputusan bersama serta berupaya untuk mengatasi hambatan secara kolektif.14 c. Landasan Mental Agar Koperasi Indonesia dapat tumbuh dan berkembang dengan baik dalam mencapai tujuannya, harus ditopang dengan sikap mental para anggotanya yaitu Setia kawan dan kesadaran pribadi (solidarity and individuality). Rasa setia kawan sangat penting, karena tanpa rasa setia kawan, maka tidaklah mungkin ada kerjasama(sense cooperation) yang merupakan conditio sine qua none dalam koperasi sebagai usaha bersama dalam kesamaan hak dan kewajiban. 3. Azas-Azas Koperasi Azas mengandung arti dasar pemikiran untuk mencapai tujuan.15 Azas koperasi atau dalam bahasa inggris disebut Cooperative Principles, berasal dari bahasa latin. Principium yang berarti basis atau landasan. Principium memiliki arti cita-cita utama atau kekuatan atau peraturan dari organisasi.16 Rochdale

14

Ibid. h. 18 Soeradjiman, Koperasi Dalam Teori dan Praktik. Jakarta: Dekopin. 1996. h. 6 Hendrojogi, Koperasi dan Azas-Azas, Teori dan Praktek......op.cit., h. 30

15

16

atau lebih dikenal dengan

The rochdale society of equitable pioners yang

dinyatakan sebagai peraturan dari perkumpulan citacita koperasi yang kemudian dikenal sebagai azas Rochdale atau Rochdal Principles telah mengilhami cara kerja dari gerakan-gerakan koperasi sedunia. Azas Rochdale sebagaimana dikemukakan oleh Hendrojogi adalah: a. Pengendalian secara demokrasi b. Keanggotaan yang terbuka c. Bunga terbatas atas modal d. Pembagian sisa hasil usaha kepada anggota proporsional dengan pembeliannya e. Pembayaran secara tunai atau transaksi perdagangan f. Tidak boleh menjual barang-barang palsu dan harus murni g. Mengadakan pendidikan bagi anggota anggotanya tentang azas-azas koperasi dan perdagangan yang saling membantu h. Netral dalam aliran agama dan politik.17 Menurut Moh Hatta yang dikutip Soeradjiman inti pengertian dari azas dari kekeluargaan terletak pada rasa setia kawan (solidaritas) dan percaya pada diri sendiri (Individualitas) yang mengandung arti: a. Setiap anggota memperhatikan anggota lainya b. Yang kuat membantu yang lemah c. Masing-masing berpastisipasi dalam usaha sesuai dengan kemampuanya d. Kepentingan lebih utama daripada kepentingan individu e. Hasil usaha dibagi secara adil sesuai dengan partisipasi masing-masing anggota.18 4. Fungsi, Peran dan Prinsip Koperasi a. Fungsi dan Peran Koperasi. Fungsi adalah bagian dari tugas yang terkait dengan suatu kedudukan atau peran. Dalam hal ini koperasi sebagai badan usaha berfungsi

menyelenggarakan kegiatan produksi atau jasa untuk meningkatkan

17

Ibid., h. 31 Soeradjiman, Koperasi Dalam Teori dan Praktik......op.cit., h. 7

18

kesejahteraan, harkat dan martabat anggota.19 Pengertian peran adalah arti penting bagi usaha untuk mengembangkan kegiatan koperasi dengan membuka kesempatan seluasluasnya bagi warga masyarakat untuk membangun kehidupan ekonominya. Fungsi dan peran koperasi menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 Pasal 4 Bab III adalah sebagai berikut : 1. Membangun dan mengembangkan potensi kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya 2. Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat. 3. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai soko gurunya. 4. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang merupakan usaha bersama berdasar kekeluargaan dan demokrasi ekonomi. b. Prinsip-Prinsip Koperasi Prinsip koperasi adalah prinsip-prinsip koperasi yang berlaku dalam koperasi dan dijadikan pedoman kerja dan merupakan jati diri bagi koperasi Indonesia. Koperasi perlu berpegang teguh pada prinsip-prinsip koperasi. Prinsip-prinsip koperasi menurut Undang-Undang No 25 Tahun 1992 Pasal 5 Bab III adalah sebagai berikut : 1. Koperasi melaksanakan Prinsip Koperasi sebagai berikut : a. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka Setiap orang tidak boleh dipaksa untuk menjadi anggota koperasi, Namun harus berdasar atas kesadaran sendiri. b. Pengelolaan dilakukan secara demokratis Ini didasarkan pada kesamaan hak suara bagi setiap para anggota dalam pengelolaan koperasi. atas asas

19

Ibid., h. 69

c. Pembagian SHU dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota Koperasi bukanlah badan usaha yang berwatak kapitalis, Sisa Hasil Usaha yang dibagi kepada anggota tidak berdasarkan modal yang di miliki anggota dalam koperasinya, tetapi berdasarkan kontribusi jasa usaha yang diberikan anggota kepada koperasi. d. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal. Fungsi modal dalam koperasi bukan sekedar untuk mencari keuntungan, akan tetapi dipergunakan untuk kemanfaatan anggota e. Kemandirian Bahwa koperasi harus mampu berdiri sendiri dalam hal pengambilan keputusan usaha dan organisasi serta adanya kebebasan yang bertanggung jawab. 2. Dalam mengembangkan Koperasi, maka Koperasi melaksanakan pula prinsip Koperasi sebagai berikut : a. Pendidikan Perkoperasian Keberhasilan koperasi sangat erat hubunganya dengan partisipasi aktif anggotanya. Pendidikan perkoperasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam mewujudkan kehidupan berkoperasi, agar sesuai dengan jati dirinya. b. Kerja sama antar Koperasi Kerja sama ini dimaksudkan untuk saling memanfaatkan kelebihan dan mengurangi kelemahan masing-masing koperasi. 5. Tujuan Koperasi Dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 Pasal 3 menegaskan bahwa koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, dan ikut serta membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Dari tujuan koperasi menurut Undang-undang Nomor 25 Tahun 1992 dapat dilihat adanya tiga pihak yang berkepentingan atas tercapainya tujuan koperasi, yaitu anggota koperasi, masyarakat dan pemerintah.

a. Tujuan koperasi dilihat dari sudut kepentingan anggota. Apabila dilihat dari sudut kepentingan anggotanya, koperasi bertujuan meningkatkan kesejahteraan anggotanya, baik kesejahteraan di bidang ekonomi maupun kesejahteraan di bidang sosial. Untuk

meningkatkan kesejahteraan ekonomi anggota, koperasi melakukan berbagai usaha untuk memberikan pelayanan penyediaan barang dan jasa sesuai dengan bidang usaha yang digelutinya. Sementara untuk

meningkatkan kesejahteraan sosial anggotanya koperasi memberikan layanan di bidang sosial anggotanya, Koperasi berusaha memberikan pelayanan kesehatan, pendidikan dan kesetiakawanan asumsi dan berbagai usaha lain yang dibutuhkan. Wirasasmita, dkk mengungkapkan tujuan koperasi dilihat dari kepentingan anggotanya sebagai berikut : 1. Pemberian jasa dan pelayanan yang bermanfaat bagi anggotanya sesuai jenis koperasi seperti: a. Koperasi Konsumsi Penyaluran barang kebutuhan barang-barang konsumsi dengan harga yang pantas. b. Koperasi Produksi Menyediakan bahan dan peningkatan mutu pemasaran c. Koperasi Kredit Menyediakan kredit dan meningkatkan tabungan anggotanya. 2. Peningkatan taraf hidup anggota a. Peningkatan produksi b. Perbaikan kualitas harga c. Memperkuat permodalan d. Memperlancar dan memperbaiki distribusi barang dan jasa e. Mencegah pemalsuan dan kualitas yang rendah f. Menjamin ukuran dan timbangan yang benar g. Mendidik dan menganjurkan para anggotanya untuk menabung. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan Koperasi dilihat dari kepentingan anggotanya adalah sangat beragam dan sangat

ideal karena itu mendapat tanggapan positif dari semua individu warga negara.20 b. Tujuan koperasi dilihat dari sudut kepentingan masyarakat. Dilihat dari sudut kepentingan masyarakat, koperasi mempunyai andil dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Koperasi di samping melayani kebutuhan barang dan jasa dibidang sosial, Koperasi dapat menyelenggarakan pelayanan kesehatan, pendidikan atau pelatihan keterampilan kepada masyarakat. Koperasi juga mengkampanyekan ideide koperasi dalam rangka memasyaratkan koperasi. Tujuan koperasi dilihat dari sudut kepentingan masyarakat menurut Wirasasmita, dkk adalah: 1. Mengembalikan kepada masyarakat dan kepentingan koperasi 2. Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk berkoperasi 3. Mempersatukan masyarakat ekonomi lemah 4. Menciptakan dan memperluas lapangan kerja 5. Membantu pelayanan dan penyediaan kebutuhan kebutuhan pokok masyarakat 6. Membantu usaha-usaha sosial masyarakat 7. Meningkatkan taraf hidup dan kecerdasan warga masyarakat.21 Dari uaraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa tujuan koperasi dilihat dari sudut kepentingan masyarakat sangat dibutuhkan sekali dalam membangun taraf kesejahteraan baik didalam lingkungan masyaraklat koperasi itu sendiri maupun bagi masyarakat sekitarnya. c. Tujuan Koperasi dilihat dari sudut kepentingan Pemerintah. Wirasasmita, dkk merumuskan tujuan koperasi dilihat dari sudut kepentingan pemerintah sebagai berikut : 1. Melaksanakan Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 33 ayat 1 2. Membantu dan menunjang progam pemerintah dalam pembangunan meningkatkan produksi

20

RA. Rivai Wirasasmita dkk, Manajemen Koperasi......op.cit., h. 30-31 Ibid., h. 31

21

3. Alat perjuangan ekonomi untuk mempertinggi kemakmuran Indonesia 4. Partner pemerintah yantg bergerak dalam bidang perekonomian.22 Supaya tujuan di atas tercapai, pemerintah berkewajiban untuk membina, mengembangkan dan memajukan setiap langkah gerakan koperasi serta berkewajiban melindungi setiap usaha yang dilakukan koperasi dari persaingan yang tidak sehat, menuju tata perekonomian bangsa Indonesia yang sehat. Dengan demikian tujuan koperasi untuk membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju adil dan makmur yang berlandaskan Pancasila dan Undang- Undang Dasar 1945. 6. Perangkat Organisasi Koperasi Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 Perangkat organisasi koperasi adalah sebagai berikut: a. Rapat Anggota Rapat anggota adalah tempat dimana suara-suara anggota berkumpul dan hanya diadakan pada waktu-waktu tertentu.23 Rapat Anggota merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam koperasi yang mempunyai fungsi-fungsi sebagai berikut; 1. Menetapkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Koperasi 2. Menetapkan kebijaksanaan umum koperasi 3. Memilih atau mengangkat memberhentikan pengurus dan Badan Pemeriksa. 4. Menetapkan dan mengesahkan Rencana Kerja dan Rencana Anggaran Belanja Koperasi serta kebijaksanaan pengurus dalam bidang organisasi dan usaha koperasi. 5. Mengesahkan laporan pertanggungjawaban pengurus dan Badan Pemeriksa dalam bidang organisasi dan usaha koperasi.

22

Ibid., h. 32 Hendrojogi, Koperasi dan Azas-Azas, Teori dan Praktek......op.cit., h.133

23

b. Pengurus Pengurus koperasi adalah para anggota yang dipilih dalam rapat anggota sebagai kelompok orang yang di tugasi untuk mengurus koperasi dalam periode tertentu.24 Fungsi Pengurus adalah memimpin organisasi dan usaha koperasi serta bertindak untuk dan atas nama koperasi dalam berhubungan dengan pihak ketiga sesuai dengan Keputusan Rapat Anggota dan Anggaran Dasar atau Anggaran Rumah Tangga Koperasi. 1. Tugas dan Kewajiban Pengurus Secara kolektif tugas dan kewajiban pengurus adalah: a. Pengurus bertugas mengelola koperasi sesuai dengan kebijaksanaan yang diputuskan oleh Rapat Anggota b. Untuk melaksanakan tugas tersebut, pengurus berkewajiban: 1. Mengajukan rencana kerja dan rencana anggaran pendapatan dan belanja koperasi 2. Menyelenggarakan administrasi umum dan daftar pengurus 3. Menyelenggarakan pembukuan keuangan dan inventaris secara tertib 4. Menyelenggarakan Rapat anggota 5. Mengajukan laporan keuangan dan pertanggungjawaban

pelaksanaan tugas 2. Kewenangan Pengurus Sebagai pemegang rapat anggota, pengurus berwenang: a. Mewakili koperasi didalam dan luar pengadilan b. Melakukan tindakan hukum dan upaya lain untuk kepentingan anggota dan kemanfaatan koperasi

24 Sukamdiyo, 1992......op.cit., h. 96

Manajemen Koperasi Pasca Undang-Undang Nomor 25 Tahun

3. Tanggung Jawab Pengurus Pengurus bertanggung jawab atas segala upaya yang berhubungan dengan tugas, kewajiban, dan kewenangan yang dimiliki kepada Rapat Anggota dalam bentuk laporan Tahunan c. Pengawas Pengawas adalah salah satu dari fungsi manajemen.25 Trewathn dan Networth mengartikan manajemen: Manajemen adalah sebagai proses perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan aktivitasaktivitas organisasi seacara efektif dan efisien .26 Pengawas dipilih dari dan oleh anggota koperasi dalam Rapat Anggota. Wewenang dan tugas dari pengawas adalah sebagai berikut: 1. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijaksanaan dan pengelolaan koperasi 2. Membuat laporan tertulis tentang hasil pengawasannya 3. Meneliti catatan yang ada dalam koperasi dan mendapatkan segala keterangan yang diperlukan 7. Bentuk Usaha Koperasi Dalam menjalankan fungsi dan peranya untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Koperasi melakukan berbagai usaha baik dibidang ekonomi maupun di bidang sosial a. Usaha di bidang Ekonomi. Usaha koperasi di bidang ekonomi ditempuh dengan: 1. Koperasi Konsumsi Koperasi konsumsi adalah koperasi yang anggotaanggotanya terdiri dari tiap-tiap orang yang mempunyai kepentingan langsung dalam lapangan konsumsi. Koperasi konsumsi dibentuk untuk memnuhi kebutuhan barang-barang konsumsi yang meliputi kebutuhan pokok sehari-hari misalnya barang pangan (beras, gula, garam dan minyak) dan barang pembantu

25

Hendrojogi, Koperasi dan Azas-Azas, Teori dan Praktek......op.cit., h.147 Winardi, Pengantar Ilmu ekonomi. Bandung: Tarsit. 1990. h. 4

26

keperluan sehari hari (sabun dan minyak tanah) yaitu dengan cara mendirikan toko-toko atau warung barang konsumsi dengan barang serba ada. 2. Koperasi Produksi Koperasi produksi adalah koperasi yang bergerak dalam bidang kegiatan ekonomi pembuatan dan penjualan barang-barang baik yang dilakukan oleh koperasi sebagai organisasi maupun orang-orang anggota koperasi.27 Koperasi produksi ini di bentuk untuk melayani penyaluran dan pemasaran hasil dari peternakan dan pertanian, misalnya sapi perah, pupuk, dan bibit padi yang di sediakan untuk memenuhi kebutuhan peternakan dan peternakan para anggota dan masyarakat sekitar. 3. Koperasi Simpan Pinjam Koperasi simpan pinjam adalah koperasi yang bergerak dalam lapangan usaha pembentukan modal melalui tabungan-tabungan para anggota secara teratur dan terus menerus untuk kemudian dipinjamkan kepada para anggota dengan cara mudah, cepat dan tepat untuk tujuan produktif dan kesejahteraan. Koperasi simpan pinjam didirikan untuk memberikan kesempatan kepada anggota-anggotanya memperoleh pinjaman dengan mudah dan dengan ongkos (bunga) yang ringan. 4. Pembagian Sisa Hasil Usaha Sisa hasil usaha koperasi adalah pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku di kurangi dengan biaya penyusutan dan kewajiban lain termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan.28 Sisa hasil usaha yang di bagikan ke anggota koperasi sebanding dengan jasa usaha yang di lakukan masing-masing anggota koperasi, serta digunakan untuk keperluan pendidikan perkoperasian dan keperluan koperasi, sesuai dengan keputusan Rapat Anggota.

27

Pandji Anoraga dkk, Dinamika Koperasi......op.cit., h. 24 Arifin Sitio dkk, Koperasi Teori Dan Praktik......op.cit., h. 87

28

b. Usaha di bidang Sosial Dalam bidang sosial dapat ditempuh dengan cara sebagai berikut: 1. Memberikan sumbangan kepada anggota koperasi, apabila keluarganya ada yang meninggal 2. Pemberdayaan manusia sebagai makluk sosial, hal ini dilakukan dengan memberikan kesempatan bagi para anggotanya untuk berhubungan dan menjalin kerja sama dengan anggota lain, C.C Taylor mengisyaratkan: Ada dua ide dasar yang bersifat sosiologis yang penting dalam pengertian kerja sama yaitu: a. Pada dasarnya orang lebih menyukai hubungan dengan orang lain secara langsung. b. Manusia lebih menyukai hidup bersama yang saling menguntungkan dan damai daripada perseorangan.29 d. Pelaksanaan Pembinaan Pembinaan kesadaran berkoperasi ini, dilaksanakan dari bulan September hingga bulan Desember 2011. Langkah pertama yang dilakukan dalam pembinaan ini adalah menetapkan pembinaan apa yang dibutuhkan masyarakat, menetapkan materi pembinaan, dan mempresentasikan materi tersebut dan mengevaluasi hasil dari pembinaan tersebut. Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin perempuan didesa Pancuran Gading 889 orang, tetapi tidak semua yang menjadi anggota, anggota PKK di desa Pancuran Gading berjumlah 80 orang. Kehidupan masyarakat desa Pancuran Gading bergantung pada

perkebunan kelapa sawit, masing-masing kepala keluarga minimal memiliki 2 Ha lahan perkebunan sawit bahkan ada juga yang melebihi dari 2 Ha, dengan demikian tingkat perekonomian masyarakat di atas UMR yang di tetapkan pemerintah propinsi, hal ini cukup mendukung bagi anggota PKK untuk mendirikan koperasi dikalangan anggota PKK. Di desa Pancuran Gading sudah ada koperasi unit desa (KUD) yang diberi nama KUD Utama, KUD ini bergerak dibidang simpan pinjam, dan terkadang juga

29

RA. Rivai Wirasasmita dkk, Manajemen Koperasi......op.cit., h. 3

untuk membantu perawatan perkebunan kelapa sawit yang dimiliki masyarakat. KUD Utama berdiri tahun 1998. Adapun model pembinaan yang dilakukan adalah sebagai dengan cara menyampaikan materi tentang konsep dasar koperasi Sejarah Koperasi, Pengertian Koperasi, Landasan Koperasi, Azas-Azas Koperasi, Fungsi, Peran dan Prinsip Koperasi, Tujuan Koperasi, Perangkat Organisasi Koperasi dan Bentuk Usaha Koperasi. Untuk mencapai tujuan yang ditetapkan, sejumlah metode akan digunakan dalam kegiatan ini. Ada beberapa metode yang akan digunakan dalam kegiatan pelatihan ini . Metode-metode tersebut sesuai dengan materi yang akan disajikan, diantaranya adalah: 1. Metode ceramah digunakan untuk menyampaikan materi tentang

perkoperasian. 2. Metode tanya jawab digunakan kalau ada hal-hal yang kurang dipahami tentang perkoperasian. Dalam penyampaian materi disajikan jenis-jenis usaha berkoperasi diantara jenis usaha yang cocok untuk anggota koperasi adalah koperasi konsumsi, koperasi yang bergerak dalam bidang kegiatan ekonomi pembuatan dan penjualan barang-barang baik yang dilakukan oleh koperasi sebagai organisasi maupun orang-orang anggota koperasi. Beberapa manfaat koperasi konsumsi di antaranya: 1. Anggota koperasi tidak perlu lagi berbelanja di warung, anggota koperasi cukup berbelanja kebutuhan sehari-hari di koperasi 2. Selain berbelanja di koperasi, anggota koperasi akan mendapatkan keuntungan diakhir tahun dari keuntungan penjualan barang-barang yang ada di koperasi. e. Hasil Pembinaan Adapun Hasil pembinaan yang hendak dicapai dalam pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini terdiri hasil pembinaan yang mempunyai tujuan dalam jangka pendek dan jangka panjang.

1. Tujuan jangka pendek Hasil pembinaan dalam jangka pendek yang akan dicapai setelah kegiatan pengabdian pada masyarakat ini adalah: a. Ibu-ibu PKK desa Pancuran Gading Kec. Tapung Kab. Kampar memiliki pengetahuan tentang koperasi. b. Ibu-ibu PKK desa Pancuran Gading Kec. Tapung Kab. Kampar memahami pentingnya berkoperasi. c. Ibu-ibu PKK desa Pancuran Gading Kec. Tapung Kab. Kampar memiliki jiwa wirausaha dalam berkoperasi. 2. Tujuan jangka panjang Setelah ibu-ibu PKK mengikuti pembinaan tentang berkoperasi, maka diharapkan mereka memahami teori tentang koperasi, pentingnya

berkoperasi dan mendirikan koperasi dikalangan anggota PKK. Pengabdian pada masyarakat ini diharapkan dapat dilaksanakan sesuai dengan program yang telah disusun sehingga mampu meningkatkan perekonomian masyarakat dan dapat membuka lapangan kerja. f. Faktor pendukung Apabila diperhatikan faktor penunjang dalam kegiatan ini adalah : 1. Dengan adanya bantuan dari beberapa pihak yaitu pihak lembaga sekolah yang ada di sana, sehingga masyarakat yang ada disekeliling tempat kegiatan bersedia datang, terutama wali murid. 2. Kehidupan masyarakat desa Pancuran Gading bergantung pada perkebunan kelapa sawit, masing-masing kepala keluarga minimal memiliki 2 Ha lahan perkebunan sawit bahkan ada juga yang melebihi dari 2 Ha, dengan demikian tingkat perekonomian masyarakat di atas UMR yang di tetapkan pemerintah propinsi, hal ini cukup mendukung bagi anggota PKK untuk mendirikan koperasi dikalangan anggota PKK g. Faktor penghambat Setelah dilakukan pengabdian masyarakat ini dalam bentuk pembinaan, maka ada beberapa faktor penghambat yang penulis temukan : 1. Kurangnya kesadaran ibu-ibu PKK berkoperasi dikarenakan KUD yang ada di desa tersebut, tidak beroperasi dengan baik dikarenakan ketidakcocokan antara pengurus KUD dan bahkan ada pengurus KUD yang diseret ke ranah

hukum, sehingga ini berdampak kepada kesadaran penting berkoperasi dikalangan ibu-ibu PKK desa Pancuran Gading.30 2. Tingkat pendidikan dan pengetahuan yang cukup rendah, hal ini juga menjadi faktor penghambat dalam pembinaan berkoperasi. 3. Kurangnya pembinaan-pembinaan yang dilakukan selama ini sehingga masyarakat merasa kurang siap untuk diadakannya kegiatan pengabdian masayarakat ini. 4. Kurang adanya kerja sama antara pemerintah setempat dengan masyarakat. h. Kesimpulan Dengan adanya pembinaan dalam pembinaan kesadaran berkoperasi ini, diharapkan masyakat pada umumnya dan ibu-ibu PKK desa Pancuran Gading khususnya dapat meningkatkan kesadaran pentingnya berkoperasi demi meningkatkan perekonomian di tengah-tengah masyarakat.

30 Wawancara dengan Khosidin Kaur Pemerintahan Desa Pancuran Gading tanggal 5 Desember 2011

DAFTAR PUSTAKA

Arifinal Chaniago, Pendidikan Perkoperasian Indonesia. Semarang: Bandung Angkasa. 1973. Arifin Sitio Dkk, Koperasi Teori dan Praktik, Jakarta: Erlangga. 2001. Hendrojogi, Koperasi dan Azas-Azas, Teori dan Praktek. Jakarta: Rajawali Press. 2000. Kartosapoetra dkk, Koperasi Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta. 1991. Nicolashadi, Mari Berkoperasi, http://nicolashadi.wordpress.com Ninik Widayanti, Koperasi Dan Perekonomian Indonesia. Semarang: Rineka cipta. 2003. Pandji Anoraga Dkk, Dinamika Koperasi, Semarang: Rineka Cipta. 1997. RA. Rivai Wirasasmita dkk, Manajemen Koperasi. Bandung: Pionir Jaya. 1990. Soeradjiman, Koperasi Dalam Teori dan Praktik. Jakarta: Dekopin. 1996. Sukamdiyo, Manajemen Koperasi Pasca Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992. Jakarta : Erlangga. 1996. Sulikanti Agusni, Kekuatan Koperasi http://www.smecda.com, Dalam Pemberdayaan Perempuan

Winardi, Pengantar Ilmu ekonomi. Bandung: Tarsit. 1990.