laporan penelitian - repository.ugm.ac.id€¦ · semakin merata (uniform) bentuk permukaan...

82
.. Gz.q 31 _.... LAPORAN PENELITIAN PENGARUH PERUBAHAN KELEMBABAN UDARA TERHADAP KEGAGALAN TEGANGAN PADA BERBAGAI JENIS PERMUKAAN ELEKTRODA DENGAI' DPP-UGM TAHlJN 19H7 I 19RH P:JS PENEUTIAN NOMOR · l JGM/2297 / M/09/0 1 - ,\NC";GAI. : 2 .JANUAHI I 9H8 D I A J U I< A N 0 L E H : T U M I R A N NIP. 131633941 JtRUSAN TEKNIK HLHKTRO Repada FAKULT/\S TEI<NU< UNI\'ERSITAS GADJAH MADA YOGYAK/\RTA . : 1988 . . "' ·.· IAfiV' I) . . t ,

Upload: others

Post on 20-Oct-2020

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • .. ~tL1 •

    Gz.q 31 _....

    LAPORAN PENELITIAN PENGARUH PERUBAHAN KELEMBABAN

    UDARA TERHADAP KEGAGALAN

    TEGANGAN PADA BERBAGAI JENIS

    PERMUKAAN ELEKTRODA

    DENGAI' ~-AYt-'\ DPP-UGM TAHlJN 19H7 I 19RH P:JS PENEUTIAN

    NOMOR KON-"R/'.1~ · l JGM/2297 / M/09/01

    - ,\NC";GAI. : 2 .JANUAHI I 9H8

    D I A J U I< A N 0 L E H :

    T U M I R A N

    NIP. 131633941

    JtRUSAN TEKNIK HLHKTRO

    Repada FAKULT/\S TEI

  • PRAKATA

    Dengan penuh rasa syukur kepada Tuhan yang Maha Es a,

    penelltian yang berjudul "Pengaruh P~rubahan Kelembaban

    udara terhadap kegagalan teganga~ pada berbagai jenls

    permukaan elektroda" akhlrnya telah dapat diselesaikan.

    Penelltian lni dlmaksudkan untuk mengetahul seberapa

    jauh pengaruh . permukaan elektroda terhadap kegagalan

    tegangan, hal lni dlkaitkan menginqat pad a sls t em

    kelistrlkan yang nellputl, jaringan transmlsi gardu induk

    dengan jaringan distrlbusi selalu mempunyai

    bertegangan yahg mempunyal permukaan .tldak

    komponen

    merata.

    Disamplng ltu jarlngan transmisl yang panjangnya ratusan

    kilometer, selalu berada pada kondisi alam yang tidak

    sa rna, d lanta'ranya perbedaan kelembaban . Dalam pene 11 t ian

    ini juga ·akan · Mtunj·ukkan seberapa jauh perubahan

    kelembaban lkut berpengaruh terhadap

  • iii 1. Bapak Rektor Universitas Gadjah Mada,

    2. Bapak Dekan Fakultas Teknik UGH,

    3. Bapak Pembantu Dekan I FT UGH,

    ~. Bapak Ketua Jurusan Teknik Elektro FT UGH,

    5. Bapak Ir. Soedjatmlko, MSc yang telah berkenan

    bertindak sebagai pemblmbing,

    6. Bapak Ir. Soetarno, Kepala Laboratorlum Teknik /

    TegaAgan tlnggi,

    7. Bapak Ismaraman dan Bapak Dono Hendro Purnomo

    yang telah membantu sehingga penelitian lnl

    dapat dilaksanakan, juga saudara Ir. Sapto Endar

    Juniarto yang banyak membantu sewaktu pelaksanaan

    penelitian

    Akhirnya semoga hasil penelitian ini dapat dipetik

    manfaatnya untuk diterapkan ataupun sebagai landasa n bagl

    penelitian lainnya.

    Mengetahui

    Pembibing,

    (Ir. Soedjatmlko. HSc)

    NIP : 130 227 850.

    Yogyakar ta, 20 Agustus 1988.

    Kepala Proyek

    Penelitian,

    . Tumiran)

    NIP : 131633941.

    ·'

  • 1 JUDUL

    PRAKATA

    DAFTAR ISI

    .................................. .................................

    DAFT AR I S I .•.••••.......... ,. .......•...

    1

    ii

    iv

    INTI SARI ..........•.................

    BAB I • PENDAHULUAN •••••••••••••••••••••

    1.1. Lata~ belakang penelitlan

    1.2. Tujuan penelitian

    1.3. Tinjauan pustaka

    /

    vi

    1

    1

    3

    3

    1.3.1. Bentuk permukaan elektroda 5

    1.3.2. Pengaruh obyek dekat tanah B

    1.3.3. Pengaruh penyinaran pada permukaan

    elektroda . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 10

    1.3.4 Pengaruh polaritas dan bentuk

    gelombang ....•.•.•.••........ 11

    !.3.5. Pengaruh kondisi atrnisfir ..... 11

    1.4. Landasan teori

    1.4.1. Penentuan

    . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . tegangan gagal

    13

    sesungguhnya •••.•........••• 14

    1.4.2. Pengaruh kelembaban terhadap

    tegangan gaga 1 • • . . . . . . . . . . . . 15

    I .5. Hlpotesis . . . . . . . . . . . . . . • . . . . . . . . . . . . 18

    1.6. Rencana penelitian ... ...• ...... ... .. 18

    !.6.1. Alat yang dipergunakan......... 21

    iv

  • BAB II. CARA PENELITIAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1I.1. Bahan-bahan yang akan diuji

    II.2. Alat-alat yang dlpergunakan uot uk

    v

    23

    23

    pen e 1 it ian . . . . . . . . . . . . . . . • • . . . . . . 2 3

    II.3. Ja1annya penelltlan .. . . . . .. . . .. • . . . 26

    1I.3.1. Pengujian dengan berbagai jenis

    permukaan elektroda . . . • .•. . 32

    II.3.2. Pengujian terhadap P~•garuh

    perubahan kelembaban

    II.4. Analisis hasil .....••..•.... . . . ....

    BAB III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    111.1. Pengujian dengan berbagai jenis

    permukaan elektroda

    35

    39

    42

    42

    III.2. Pengujian dengan perubahan kelembaban .. 67

    BAB IV. KES I HI? ULAN ......••... ... .....•. . . . - . . . • . 7 7

    DAFTAR PUST.AJ

  • INTI SARI

    Kegagalan teganga antara dua elektroda yang

    diplsahkan oleh udara pada lebar sela tertent u sangat

    ditentukan oleh bentuk permukaan elektroda tersebut.

    Semakin merata (uniform) bentuk permukaan elekt:rc:da, ma ka

    tegangan gagal yang dlhasilkan akan lebih tinggi. I

    Disamping bentuk permukaan, diameter elektr oda juga

    berperan penting didalam penentuan titik gagal, yaitu ~

    semak in besa1: dlamaternya tegangan gaga l yang

    dihasilkan juga akan semakin tlnggi . Bila pei"mukaan

    elektroda mempunyai distribusi yang.tidak merata,

    konsentrasi qradie11- tegangan akan terpusat pad a

    titik-titlk yang tidak mer.ata, dengan demikian kegagalan

    tegangan akan lebih mudah terjadi melalui titik tersebut.

    Perubahan kelembaban juga berpengaruh ter:hadap

    kegagalan tegangan, tetapi pengaruh ini tidak sebesar

    pengar:uh bentuk permukaan elektroda.

    Disampin

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    I.l. Lata~ belakang penelitian

    Unt~~ mendapatkan nilai yang e < :•nomis s erta

    keandalan yc:tng tinggi dalam pengiriman daya !.. istrik, salah

    satu al te:r: :··wt if yang di tempuh ada lah men a i < kan tegangc=~n

    slstem darl teganga n yang ada ketingkat tegangan yang

    lebih tin~gi. Alternatif penggunaan tega nga, e k st~a tinggi

    dan ultra ~lnggi merupakan pilihan yang ~aling tepat.

    Indonesia 3aat ini juga telah rnemasuki si5tern ~ ransrnis i

    tegangan e

  • 2

    Ada dua faktor yang dapat menyebabkan kegagalan

    tegangan pada sistem t=ansmisi saluran udara, yaitu faktor

    dari dalarn dan faktor dari luar. Faktor dari dalarn lebih

    ditekankan pada kernarnpuan isolasi bahan dalarn rnenahan

    tingkat tegangan tertentu, dan faktor luar ditekankan pada

    kernampuan lsolasi adara. Kernarnpuan isolasi udara

    dipengaruhi oleh kondisi atrnosfir yang rneliputi kerapatan

    udara (air density), perubahan tekanan, gerubahan suhu,

    kelernbaban dan adanya kontarninasi pada permukaan isolator.

    Disamping kedua hal diatas masalah lain yang

    berpengaruh besar terhadap kegagalan tegangan adalah

    bentuk perrnukaan elektroda, yaitu yang akan mempengaruhi

    distribusi gradien tegangan.

    Masalah kelembaban udara yang dijadikan judul ' pada

    penelitian perlu diketahui secara seksama, yaitu nilai

    tertinggi dan terendah pad a daerah ali ran daya

    listrik, hal ini diperlukan untuk mendapatkan lebar sela

    yang seekonomis mungkin. Untuk rnendukung hal ini rnaka

    perlu diketahui seberapa jauh perubahan kelembaban

    berpengaruh terhadap Y.egagalan tegangan. Disamping itu

    kegagalan tegangan y~ng dipengaruhi oleh perubahan

    kelembaban harus dikaitkan dengan bentuk permukaan

    elektroda, hal ini did~sarkan pada kenyataan bahwa pada

    sistem saluran transmisi udara distribusi tegangan yang

    terjadi pada setiap titik tidaklah sama .

    Bila dalam penelitian telah diketahui secara tepat

    besarnya pengaruh kelernbaban terhadap kegagalan tegangan

  • 3

    pada permuka~n elektroda bertegangan, maka dapat dipilih

    lebar sela yang disesuaikan dengan kelembaban daerah

    aliran daya listrlk, sehingga akan didapatkan penghematan

    investasi p~mbangunan, juga dapat dicegah terjadinya

    kegagalan tegangan akibat adanya perubahan kelembaban.

    1.2. Tujuan penelitian

    Penelitian yang dilaksanakan ini mempunyai dua

    tujuan yaitu :

    a. I:1gin diketahui seberapa jauh perubahan

    kelembaban mempengaruhi kegagalan tegangan pada permukaan

    elektroda, hal ini dapat diperlihatkan dari kurve watak

    hubungan an~ara tegangan gagal

    9 kelembaban yang dihasilkan (gr/m ).

    (KV) dan perubahan

    b. Ingin diketahui apakah permukaan elektroda yang

    berbeda, mem;:>engaruhi terhadap watak kegagalan tegangan.

    Pengaruh ini al

  • 4

    Media lsolasi yang dipergunakan sebagai isolator

    dih~dakan atas dua jenis, yaitu yang mampu mengemhalikan

    diri hersifat seperti semula setelah me ngalami kegagalan

    (self restoring insulation) dan jenis yang tidak mampu

    kem~ali kesifat semula setelah mengalami kegagalan

    (non self restoring insulation) (IEC, 1976, IEEE, 1978).

    Media isolasi yang mempunyai sifat mampu untuk

    memperhaiki sendiri sifat isolasinya ada~ah udara. Bila

    pada udara terjadi kegagalan tegangan melalui dua

    per~ukaan elektroda, kekuatan isolasi udara ini akan

    kem~ali seperti semula setelah proses kegagalan berhenti

    (IEEE, 1978) dan pada jenis yang kedua hila kegagalan

    terjadi maka kekuatan isolasi hahan telah mengalami

    penurunan atau bahkan sifat isolasinya dapat hilang. Untuk

    mendapatkan kembali seperti semula diperlukan penggantian.

    Bah3n jenis non self restgring insulatioQ dapat dibedakan

    atas isolasi bahan padat, hahan cair dan gas

    (Arsimunandar, 1979, IEC, 1976,Kuffel dan Zae ng, 1984).

    Pad3 bahan gas telah diketemukan unsur yang mempunyai

    kemampuan untuk kembali seperti semula setel a h mengalami

    lucutan el e ktron. Unsur tersehut adalah SFG (sulfur hexa

    flourida) (Naidu dan Maller, 1987).

    Media isolasi udara merupakan isolasi alamiah yang

    paling banyak dimanfaatkan karena t i dak memerlukan

    investasi untuk pengadaannya dan tidak memerlukan

    penggantian hila terjadi kegagalan/pe rclkan. Karenanya

    media isolas i udara dikelompokkan sebagai jenis

    ., I

  • .,

    5 self restori ~g insulation, (IEEE, 1978). Lebar sela · yang

    memisahkan p~nghantar yang bertegangan pada sal~ran ud~ra

    sangat dite~tukan oleh ketahahan lsolas ! udara dalam

    menerima beban tegangan (voltage stress) sistem.

    Pada kenyataannya, semakin tinggi tega ngan sist::!m,

    diperlukan lebar sela yang lebih besar untt.:.k memisahkan

    dua elektroda yang bertegangan ataupun an.tara elektr:>da

    dengan tana h . Perbandingan kenaikan tegangan den3an

    bertarobahnya l~bar sela selalu dipergunakan kor e lasi ya ng

    mendekati l i n ier (Brown, 1975), tetapi untuk mendapatkan

    nilai teganqan gagal yang sesungguhnya diperlu

  • 6

    disebabtan distribusi gradien tegan~an dipengaruhi oleh

    bentuk permukaan elektroda. Permuk3an elektroda dengan

    bentuk bola akan mengtasilkan distriousi gradien

    yang be=beda dengan bentuk jarum, demikian juga

    dengan bentuk batang (Razevig,l979).

    tagangan

    halnya

    Pembag ian j en is perrnukaan e lek t:r:•ta. • d ibedakan at as

    dua jen:.s, yai tu permt:kaan yang rnemp·.mya distr ibusi medan

    yang merata (yniform field) dan permukaan yang distribusi

    rnedannya tidak rata (~on uniform field) (Kuffel dan Zaeng,

    1984).

    a. Permokaan dengan distribusi medan ~ang merata

    Lebar sela pada permukaan meda~ yang merata selalu

    dipergunakan pada pen~ukuran tegangan - tegangan tinggi ac

    ataupun de. Bentuk permukaan medan y~ng merata dijumpai

    pada elektroda dengan bentuk bola. B~rdasarkan atas dasar

    analisis proses phi~is, kegagalan tegangan (breakdown

    voltage! pada suatu lebar sela S adalah (Kuffel dan Zaeng,

    1984),

    Vb = Ec (6S) + B f-0 S

    dengan Ec = kuat medan yang besarnya konstan yaitu

    2-4,36 (Kv/cm)

    B = tetapan yang besarnya 6,72 Kv/cm.

    6 = kepadatan udara

    S = lebar sel~ elektroda, em Nilai Ee dan B berlaku pada tekanan latm dan suhu 20°C.

    Kepadatan udara 6 diperoleh dari,

    ( 1 )

  • dengan p =

    Po = to =

    t =

    Dengan

    tekanan

    6 = P 273 + to Po 273 + t

    udara pad a saat pengu j ian

    tekanan udara pad a keadaan stand.ar

    suhu 20°C

    suhu pad a pengujian

    memperhitungkan adanya perubahan

    7

    2 )

    kelembaban,

    persamaan ( : ) d imod if ikas i menjadi ( Na idu· dan Kamara ju,

    1987)

    Vb = 6,66 ..f6 s + [ 24,55 + 0,41 (0,1 c- 1,0) ] 6 s (3)

    dengan Vb = tegangan gagal ,KV S = lebas sela elektroda 6 = kepadatan udara

    C = tekanan uap air (mm Hg)

    b. Permukaan dengan distribusi medan yang tidak merata.

    Un t uk mendapatkan analisis proses kegagalan yang

    dijabarkan dalam persamaan matematis ma~ ih mengalami

    kesulitan , hal ini disebabkan banyaknya variasi pada

    distribus t medan yang tidak merata. Unt~k mendapatkan

    besarnya tegangan gagal sesungguhnya hanya d apat diperoleh

    dari hasi : pengujian. Bentuk elektroda d en~an d istribusi

    medan yang t idak merata dijumpai pada elek t roda jarum,

    batang,kombinasi jarum bola, jarum batang dan kombinasi

    yang lain . Bentuk permukaan elektroda me d a n yang tidak

    merata diperlihatkan oleh gambar 1.1 ber i kut,

  • (a) (b) (o) (d)

    Gambar 1. Berbagai jenis permukaan elektroda dengan medan

    yang tidak merata .

    a. elektoda : arum dengan bola .

    b. elektroda batang dengan batang

    c. elektroda jarum dengan pirlng

    d. elektroda batang dengan plring

    8

    Bentuk permukaan elektroda ini perlu mendapatkan

    perhat ian, mengingat media udara selalu bekerja didalam

    medan yang tidak merata (non uniforn field). Karenanya

    perlu dilakukan penguj:an untuk mengetahui pengaruh yang

    sesungguhnya.

    1.3. 2 Pengaruh obyek dekat tanah

    juga akan Besar tegangan gagal pada obyek,

    dipengaruhi oleh dekatnya obyek tersebut

    Hubungan penurunan teqanga n ditunjukkan

    d~ngan tanah.

    oleh persamaan

  • berikut (Kuffel dan Zaeng, 1984)

    AV = m log ( !!.) + C D

    dengan ~V = pengurangan tegangan (\)

    D = diameter bola

    S = lebar se la

    m dan e = tetapan yang bergantung atas s/d B = diameter tanah yang membentuk

    tertutup

    9

    4)

    s illnder

    pada gambar 2 berikut, hasil pengujian dengan bola yang

    mempunyai diameter 6,25 dan 12,5 em yang terpisah seeara

    radial, B bervariasi dari 12~6 D sampal 4 D. B pada 12,6 D

    d ijadikan titik referensi.

    0

    ~

  • 10

    Pada gambar 3. diperlihatkan hubungan perJbahan s/d

    terhadap log (~)yang menghasilkan penurunan hV. Hubungan

    ini dipekirakan menghasilkan korelasi yang linie~.

    ~ .g 6 --" "' ..,

    .0 4 -.s

    0.9 1.0 1.1 1.2 log10 8/D

    Gambar J.Hubungan antara perubahan tegangan gagal d3n

    log (~)untuk nilai sid yang berbeda. Dari gambar 3 diperlihatkan bahwa pengurangan tegangan

    yang terjadi knrang dari 2% untuk s/d 0,5 dan B o

    B O,S.Bahkan penqurangan hanya 3% untuk s/d: 1 dan 0 ~ 1.

    I.3.3.Pengaruh penyinaran pada permukaan elektroda

    Penyinaran pada sela permukaan elektroda yang

    terpisah pada kondisi bertegangan delllgan sinar ultra

    violet ataupun sinar X akan memudahkan ianisasi pada sela,

    dengan kemudahan ionisasi maka akan mempercepat proses

    kegagalan. Pengaruh penyinaran menjadi pe.ntinq bila

    tegangan masih lebih rendah dari 50 KV atau bila elektroda

    yang digunakan mempunyai diamater 12,5 err atau lebih kecil

    (Kuffel dan Zaeng, 1984, Naidu < 1987). Dari penelitian

    menunjukkan penyinaran dengan radium, pada permukaan yang

  • 11

    mempunyai sela 0,1 C sampai 0,3 D, dengan diameter sela

    1,3 em, tegangan gaqal de akan berkurang sebesar 20\.

    Pengutangan tegangan gagal kurang dari 5% untuk sela lebih

    darl 1 em dan 1,5% untuk lebar sela l ebih dari 2em (Kuffel

    dan Zaeng, 1984, Naicu Dan Haller, 1987).

    I.3.4.~ngaruh polaritas dan bentuk gelornbang

    Perbedaan polaritas yaitu polaritas positif dan ./

    negatif akan menghasilkan tegangan gagal yang berbeda .

    Hasil eksperimen menunjukkan, untuk sela bola yang

    ber iarr.ater 6, 25 sampa i 25em, perbedaan tegangan gagal de

    untuk polar itas positif dan negatif tidak lebih dari 1%.

    Untuk sela bola yang lebih keeil dari 2em atau kurang

    perbedaannya sekitas 8% (Kuffel dan Zaeng, 1984, Naidu dan

    Hall e r, 1987).

    Pada pengertian yang sama, adanya perbedaan waktu

    pada kenaikan rnuka g ~ lombang dan penurunan ekor gelombang

    pada gelombang impul s , juga mempengaruhi terhadap besarnya

    tegangan gagal. Untu< muka gelombang kurang dari 0,5 mikro

    detik, tegangan gagal yang terjadi tidak tetap (Naidu,

    198 7, Kuffel dan Zae~g, 1984).

    Disamping polaritas dan bentuk gelombang, ketajaman

    gelombang yang dinya takan KV/detik (untuk ae dan de) juga

    akan mempengaruhi terhadap besarnya tegangan gagal.

    I. 3.5.Penqaruh kondi s l atmosfir

    ~engaruh kondi 3 i atmosfir atas perrnukaan elektroda

    yang bertegangan a ~an mempengaruhi terhadap tegangan

  • 12

    gagal. Faktor atmosfir yang ikut berpenqar~ terhadap

    kegagalan tegangan yaitu, perubahan suho, pe :r ubahan

    tekanan, kerapatan udara, kelembaban dan adanya polusi

    serta kontaminasi disekitar (Kuffel dan Za~ ng, 1984,

    Fesser rlan P 1gini, 1967). Pengaruh polusi dan kontaminasi

    memerluJ.:an perhatian

    kegagalan

    tersendiri

    tegangan,

    karena disamping

    mempenqaruhi faktor inl a kan

    menyebabkan t imbulnya arus bocor pada pe·rmutaan i s olator

    dan korosi pada isolator luar (external insulator)

    1976).

    Masalah kelembaban pad a s et ic;l p te111pa t

    (IEC,

    perlu

    diketahui n~lai kelembaban tertinggi dan terendahnya,

    untuk d i dapatkan konversi agar dapat ditetapkan tegangan

    gaga l ya ng sesungguhnya . Unt:uk me nduku lilg hal ini

    diperlu:Y.an pengujian yang dapat menunjukkan sebera pa jauh

    pengaruh perubahan kelembaban terhadap keqag-a la.n, ba i k

    terhadap medan yang merata (uniform field) ataupun yang

    tidak lnon uniform field) didapatkan suatu

    korelas: yang tepat didalam menentukan lebar sela yang

    sesungguhnya pa.da tingkat tegangan tertentu. Bi la pe ngaruh

    ini harus diperhitungkan secara cermat (Brown, 1975).

    l?'engaruh perubahan kelembaban terhad a p: keo:;Jagalan

    tegangan pada permukaan elektroda harus dike~ahui wataknya

    terhadap tegangan bolak - bal ik, tegangan s urja hubung

    (switching s urge) dan tegangan lebih s urja petir

    ( lightni. ng surge). Bila sistem ini menggunaka n arus

    searah, maka korelasi ini perlu diu j i de ngan t ·egangan

  • 13

    searah.

    1.4. Landasan ~eor i

    Media uda=a yang di~ergunakan secara luas sebagai

    isolasi, merupaka::t jenis self restoring insulation.

    Kekuatan media odara dalam menahan tegangan sistem, sangat

    bergantung atas lebar sela yang memisahkan dua penghantar

    bertegangan dan p~nghantar bertegangan 1 dengan tanah.

    Kesalahan dalam menentukan lebar sela akan menyebabkan

    terjadinya kegagalan tegangan (breakdown voltage) antar

    satu penghantar dengan penghantar lain a tau an tara

    penghantar dengan t3nah, bila jaraknya terlalu kecil.

    Untuk mencegah terjajinya kegagalan, cara yang paling aman

    dengan membuat :ebar sela yang sebesar-besarnya tetapi

    cara lni adalah tidak ekonomis, . karena lebar sela akan

    memperbesar biaya kanstruksi pada saluran t~ansmisi serta

    memperluas area l nya, demikian juga halnya pada gardu

    induk.

    Pengaruh atmosfir yang ikut mempengaruhi terhadap

    kemampua.n udara dal3m. berfungsi sebagai isolasi perlu

    diperhitungka:n sec3 ra cermat. Hal ini disebabkan

    faktor-fa.ktor atmos:fir yang berpengaruh ini tidak sama

    untuk setiap tempa-::.. Dalam praktek penAuan kemampuan

    isolasi udara a alam menahan tegangan pada lebar sela

    tertentu, pengu~i an t idak dilakukan dilapangan, tetapi

    pelaksanaannya tilab~ratorium. karena laboratorium bukan

    J? merupakan situas i ya:1g sesungguhnya, maka untuk mendapakan

  • nilai yang sebena~nya dilapangan haruslah

    14

    oj i la~:ukan

    konversl terhadap situasi yang sesungguhny~, a tau

    dilaboratorium dibuat simulasi yang mendekati ke3de:an yang

    sebenarnya.

    I.4.1.Penentuan teqangan gaqal sesungquhnya

    Penentuan tegangan gagal dengan memp~:- kirc.kan

    adanya perubahan kepadatan udara dari nilai stanje~ pada

    lebar sela tertentu diberlkan oleh persamaan b~rikut,

    Vb = kb Vbo

    dengan Vb = tegangan gagal pada keadaan s tandar (KV)

    Vbo = teganga gaga! yang diukur pad a keaca3n yang sebenarnya (KV)

    kb = faktor koreksi yang nilainya dapa : 1i l lhat pada tabel I.

    Nilai faktor koreksi kb ini bergantung ata3 tesarnya

    perubahan kepadata n udara relatif (relative air ·JErsity)~

    Perubahan kepadata n udara relatif 6, b~rgan :~ ng atas

    perubahan suhu serta tekanan pada saat pengujiaE Secara

    matematls (Kuffel dan Zaeng, 1984), perubahan tepadatan

    udara, diberikan oleh persamaan berlkut lni, yal : ~ :

    dengan p =

    t :::

    Po :::

    to =

    0 ::: P 273 + to p;;- 273 + t P To PoT

    tekanan pad a saat pengujian

    suhu pad a saat pengujian oc

    (mm Hg)

    tekanan pad a keadaan standar, 760

    suhu pad a keadaan standar, 20°C

    ml'l l+g

    ( 5 )

  • 15

    Dengan memasukkan nilai standar pada pe rsamaan diatas ~

    persamaan (5) renjadi,

    293 p 6 = Po 273 + t = 0,386 p

    273 + t

    Bila pengujian pada keadaan standar, maka tegangan gaga :

    standar adalah,

    Vb (6) = 6 (Vbo) dengan 6 = 1 I

    Sehingga Vb = Vbo

    Tabel I. F~ktor koreksi kepadatan udara

    K.epad c. tan udara Faktor koreksi ( c) Kb

    0,'10 0,7 2 0,'15 0,77 O,BO 0,82 0,85 0,86 0,90 0,91 0,95 0' 95 1,00 1,00 1,05 1,05 1, 1 0 1,10 1, 1 5 1,13

    I.4.2.Pengaruh kelemtaban terhadap tegangan gaga!

    ( • 7 ) •

    ( 8 ) •

    Adanya ~erub3tan ke1embaban yang memc pengaruhi

    tegangan gagal, m~ryebabkan perlu dilakukan koreksi

    terhadap faktor 1ni, agaz: tegangan gagal yang

    sesungguhnya (standar) diketahui.

    Besaz:nya fakto~ koreksi Kh, ini dapat dicari dari

    gambar 4. Dell'gan c i ketahui faktor koreks i Kh, maka

    per~amaan tegar.gan gcgal sesungguhnya,

  • 16

    \fb = Kh Vbo ( 9)

    dengan Kh = fakt or korek s i kel e mbaban.

    Unt uk mendapa tkan be sarnya Kh, ni l ai kelemb2 ba n relatif

    (%) ya ng diper Oleh dari has il pembacaa n hy~r o~e t er (%)

    ditempat pe nqoj ian, harus diubal-. nilair.ya menjad i

    kelernba ba n mutl ak (gr / m9

    ) .

    ~ }I

    1.15 . ~ - f-. - _ II I IT I IIf T II+ L I I I I T I I 1 I I I I I 1--f---1-h 1- 1- f.-.!'I-1\ I _I I_ I I J I_ I I I · 1 1 -1-;: Coucbo n: ten sion nllcrndtlvo - - -

    f.- ,_ r' '- y - ( " "' " '""""" ' "'" ''' tl= :.,-~ ~ ~ ~----l-1+1-l+fi=~- 1 l- - -~- 1----s ~ .... f'\1--:: Courbc b: tension continuo, choc! - ,.-

    r" / Curve b: direct volin c, lrnpulses r- - - - - f- -

    1.10

    " _..-f'-J I _J_ ..r..... 1-- j 1- - - - -. 1- _'1: . I - - '-'- -

    p.:: -~ '---- -f- '-· - - I ~~-1- !--l-- -1-H- -: 1.:... - i--- -1- -- ~~- ~ I i-.._

    o_ 5 - 1"1 f- - 1- i-1- t H --1- --' f- - 1 0 _~~-1- 15 - ...:...f- 20 _ _ _ 25--1- 30

    1.05

    1.00

    - 1- --f-·-1-- - - 1- ~~ ~ . f- I - - 1----- - -b:-.1':: I

    f- - ---1- - =- -- 1_: - 1- :._1- + 1- = -· 1- -- -~=--"- - ~ K - -- - 1-·-----·- - - _________ __ .:s~rs~~- -L-~-1-· ·-

    - I--- -I - - i- 1- 1-- - -f-~ f- -

    -----·- ~---,-- -1- --E"'~-- r:::. I- f-

    'b.. - 1-1--! -- ---'- ---- -- =[ - - --~-- . ~ - --------·----- - - ~-~ -i-1-· - - - - -- -f- I I r-1-f-1- -·1--f-h ... ~f-.:- f-1-

    --~1..... ::::.

    0.!!5

    0.90

    0 .65

    Garnbar 4 Kurve hubunga n kelemba ban mu tlak

    fakto c korek s i.

    '1'==>--•IJ m dit6 ~1{··• --(•Jm dlly · ...

    3 :gr / m ) dan

    Ni l ai ke ~embaban mutla k, diper ole h da= i hubungan

    ( Sear s d e n Zem3 nsky,1962) berikut,

    l ~mbab r e latif (%) = 100% ~ ~~ (10)

  • 17

    dengan TPU = tekanan parsiel uap air

    TUP = tekanan uap pada suhu yang sama

    Besarnya tekanan ua~ alr mutlak (Sears dan Zemansky,1962)

    dapat dilihat pada tabel II

    Tabel li. Tekanan uap air (mutlak)

    Stlh'J (t) tekanan uap oc mm Hg I

    {) 4,58 5 6,5.1

    10 8,94 15 12,67 20 17,50 40 55,10 60 149,00 80 355 ,00

    100 760,00 120 1490,00 14.0 27 10,00 160 4630,00 180 7510,00 200 11650,00 220 17390,00

    Besarnya pen·~ar:uh kelembaban mutlak ha, d lperoleh

    dari persamaan (Kuffel dan Zaeng, 1984) berikut,

    dengan

    288,8 ha = Pv 273 + t

    ha : kelembaban mutlak (gr/m3)

    pv = tekan persil uap air (mm Hg) t = suhu pengujian ( °C)

    (11)

    Dengan diketahui,besarnya kelembaban relatif serta

    s uhu yang dipero1eh saat pengujian, nilai lembab mutlak

    pada persamaan (Ll) dapat diperoleh. Dengan demikian

  • 18

    tegangan ga·gal yang sesungguhnya dengan memperhi tungkan

    faktor kore~si kelembaban dapat ditentukan.

    Der.gan diperolehnya perubahan kelembaban mutlak

    (gr/m3

    ) ~an tegangan gagal pengujian, hubungan ini dapat

    digambarkan dalam suatu kurve, sebingga akan diperoleh

    dengan jelas hTJbungan pengaruh perubahan kelembaban udara

    terhadap kegagalan teg~ngan (KV).

    /

    1.5. Hit:otesis

    DaEi adanya pengaruh perubahan kelembaban terhadap '

    kegagalan tegangan pada permukaan elektroda, dengan

    diketahui besa:r:nya kelembaban relatif serta suhll pada

    daerah aliran daya listrik, akan dapat di~encanakan lebar

    sela yang tepat sesuai dengan tingkat tegangan yang

    direncana.kan lebar sela lni juga harus dlsesuaL

  • tanah. Ketahanan dielektrik udara yang akan diuji

    merupakan lebar sela yang memisahkan kedua elektroda.

    Eemampuan ketahanan diukur dari kemampuannya menahan

    tegangan sampai mengalami kegagalan. Bila kegagalan telah

    terjadi antara dua e l ektroda (ditandai dengan adanya

    percikan api), maka dapat dlnyatakan bahwa kemampuan

    dielektrik udara pada lebar sela tersebut adalah sebesar

    tegangan gagal. Pengujian dilakukan berulang sebanyak

    lima kali, hal lni untuk keperluan mendapatkan nllai ·

    tegangan gagal yang tepat.

    Pada rencana penelitian ini, pelaksanaan dibagi

    atas dua jenis pengujian, yaitu pengujian ketahanan

    cielektrik udara dengan variasi permukaan elektroda dan

    ~engujian ketahanan udara dengan adanya perubahan

    ~elembaban.

    19

    1. Pengujian ketahanan dielektrik udara dengan variasi

    elektroda.

    Pada pengujian ini, elektroda dimasukkan kedalam

    9 tabung percobaan yang ~empunyai volume lm. Lebar sela yang

    hemisahkan kedua elektroda diatur dari lebar sela terkecil

    ::ampai lebar sela terbesar (disesuaikan dengan kemampuan

    peralatan). Pengujian dimulai dengan memberi tegangan

    ~ada lebar sela terkecil. Tegangan dinaikkan secar:a

    tertahap dengan ~ecepatan 2,5KV/detik sampai terjadi

    kegagalan pada kedua elektroda.Blla kegagalan telah

    terjadi, percobaan diulang sampai lima kali.Setelah

    ~engujian yang kelima, lebar sela yang memisahkan kedua

  • 20

    elektroda dinalkkan dan diberl tegangan sampal mengalami

    kegagalan. Pengujian terus dilakukan sampal lebar sela

    35mm dengan interval maslng - maslng 2,5 mm. Semua data yang

    diperoleh dicatat, sehlngga bisa didapatkan

    antara tegangan gaga! (KV) dan lebar sela (mm).

    Untuk mendapatkan adanya pengaruh

    hubungan

    permukaan

    elektroda terhadap tegangan gagal,pasangan elektroda yang

    dipergunakan di kombinasi, atas pasangan - pasangan yang

    sama dan kombinasi atas pasangan yang berbeda. Dari hasil

    ini nantlnya akan diketahul dari masing - masing kurve,

    apakah permukaan elektroda juga mempengaruhi terhadap

    kemampuan dlelektrik udara

    listrik.

    dalam me nahan tegangan

    Pada pengujian ini, suhu tekanan dan kelembaban

    mengikuti keadaan ruang laboratorium,

    dikonversi pada keadaan standar.

    dan hasilnya

    2. Pengujian ketahanan dielektrik udara terhadap

    adanya perubahan kelembaban.

    Pada pengujian ini, lebar sela yang memisahkan

    kedua elektroda dipertahankan tetap, dengan kelembaban

    udaranya diatur. Kelembaban udara diatur dan nilainya

    dlukur dengan menggunakan hygrometer. Perubahan kelembaban

    dlmulai dari kelembaban terendah, sampal kelembaban

    tertinggi yang dapat dicapal. Perubahan kelernbaban

    diusahakan diatur untuk setiap interval sebesar 10%.

    Tegangan penguji diberikan pada setiap perubahan

    kelernbaban, dengan kecepatan 2,5 KV/detik. Blla kegagalan

  • 21

    tegangan t .e lah ter jad .: , maka penguj ian d i ulang sampa 1 1 ima

    kali, kemudlan cilaku~an penaikan nilai kelembaban sebesar

    10%. Demikian seterusnya sampai kelembaban tertinggi

    terc~pai. Data ~ari t : ap kegagalan ini dicatat, sehingga

    didapatkan hubungan ~ntara tegangan gagal (KV) dengan

    perubahan kelemtaban •>gr/m9 ) yang dapat digambarltan dalam

    bentuk kurve dengan l~ bar sela tetap. Nilai t elembaban 'I

    udara yang diperoleh ialam bentuk per sen, haros diubah

    9 kedalam bentuk rrutlak yang dlnyatakan dengan gran/m.

    Pen~ujian keta~anan dielektrik udara pada 1 dan 2

    diatas dilakukan terh~dap tegangan tinggi ac dan tegangan

    t ingg i de. Tega ngan t i.ngg i de d i laksanakan ada : ah untuk

    mendapatkan gamtaran ~etahanan dielektrik ridara terhadap

    tegangan de, apa kah lebih rendah atau lebih tiaggi dari

    te·gangan gagal dengan penguj ian tegangan tinggi ae.

    I. 6 .1. Alat yang :d i per•:Junakan

    Alat yang d i reneanakan dipergunakan dalam

    penelitian inl adalah volt meter (yang terdapat pada .

    panel dan tambahan), :~ ygrometer, termometer, barometer,

    lampu pi jar, penyeara:~, , tabung untuk mengatur ke lembaban

    dan peralatan penduku ~g lainnya .

    Volt meter dlpe rgunakan untuk meneata·t tegangan

    tinggi ae dan tega~gan tinggi de yang menyebabkan

    kegagalan pada pe~mukaan elektroda,termometer untuk

    mencatat kenaikan su~J pada ruangan penguji, bygrometer

    untuk mengukur berapa persen kelembaban ruangan, barometer

  • 22

    untuk mencatat tekanan pada ruangan, transformator untuk

    menghasilkan tegangan tinggi ac, penyearah untuk mengubah

    tegangan ac menjadl de.

    Untuk mengatur ~elembaban dipergunakan ruangan yang

    9 mempunyai volume lm yang dilengkapi dengan peralatan

    tambahan guna k~lembabannya dapat diatur.

    Sebagai jahan yang dipergunakan adalah berbagai

    jenis elektroda. yaitu bentuk bola, piri~g, batang dan J

    jar.um.

  • BAB II

    CARA PENELITIAN

    11.1. Bahan-bahan ya1g akan .diuji

    Bahan- bahan ya.:1g dipergunakan ·:lc. lam pengu j ian ini

    terdiri atas 4 jenis elektroda, denga~ bentuk permukaan

    sebagai berikut :

    1. elektroda b-:!ntuk bola, denga, diameter 10 em, /

    2 • elektroda bentuk plring, diall\eter 17 em,

    3. ele.ktroda bentuk batang, dia:11eter 1,5 em dengan

    panjang s, 25 em.

    4 . Elektroda bentuk jarum, diam-:!ter 1.5 em dengan

    panjang 5,25 em, sudut 45°.

    11.2. Alat-alat-yang diperqunakan untak penelltian

    Alat-alat yang dipergunakan dalam penelitla~ inl

    adalah :

    1. Satu s~t pembangkit tegangan tinggl ae dan de

    untuk menghasi1kan tegangan tinggi ae dan de yang

    diperlukan untuk nenquji ketahanan dielektrik udara dalam

    menahan tegangan pada · lebar sela tertentu. Alat ini

    terdiri atas :

    a. Transfornator penaik tegangan.

    Teganga n pr : mer :.101220 Volt

    Tegangc. n setunder 100.000 Volt

    Kapasitas 5 I

  • 24

    Perbandingan transformas i : 455

    b. Regulator, yaitu peralatan pelengkap untuk

    mengatur besarnya teganga n pada keluaran

    transformator dan mengatur ke.cepatan naiknya

    tegangan seperti yang direnca nakan.

    c. Voltmeter, yaitu untuk menguker besarnya tegangan

    pada s i si sekunder dan primer. 1

    Voltmeter pada

    sisi primer mempunyal ketelit i an sampai 0,25 KV,

    dan sekunder mempunyai ketelitian 1 KV.

    d. Re: i stor, alat ini mempunyai hambatam yang berguna untuk

    mellni~ngi transformator dari arus hubung yang besar ketika

    terja:l j kegagalan tegangan (breakdown voltage). Hambatan

    pada c e sistor bernilai 100 K ohm.

    ~. Penyearah, alat ini berfungsi untuk menyearahkan

    tegan3c.n ac yang l

  • 25

    c. Pembuat : Jerman Barat.

    4. Hioki 3200 digital Hitester, dipergunakan untuk

    mengukur tegangan sisi pzlmez. Pengukuran dengan a ~at ini

    untuk mendapatkan hasil percobaan yang lebih tepat. Alat

    ini mem~·t.:!nyai keteli tian · untuk pengukuran ac sebagai

    berikut

    fiange Resolution Accuracy /

    2 v 1 mv ± 1 % rdg ± 4 dgt

    ± 2 % rdg ± 4 dgt

    20 v 10 mv ± 1 % r.:ig ± 4 dgt

    ± 2 % rig ± 4 dgt

    2'00 v 0,1 mV ± 1 \ rdg ± 4 d:_;rt

    ± 2 % rdg ± 4 dgt

    750 v 1 mV ± 18 \ rdg ± 4 dgt

    ± 20 \ rdg ± 4 dgt

    5. Regulator tegangan, untuk mengatur tegangan gun a

    mengatur daya lampu yang diperluka~ untuk penge=ingan

    ruangan . Data regulator yang dipergunakan

    Tegangan masukan 110/220 Volt

    Kap3sitas 1,5 KVA, sa t u fasa

    Keluaran 0 - 25 Volt

    6. Pezalatan pemanas Cheater), sebagai sumber panas Qntuk

    memanaskan air guna meJrasilkan uap. Uap diperg~oakan untuk menaikkan kelembaban ruangan (lembab relatif).

    7. Lampu ;>ijar, yaltu untuk memanaskan ruangan percobaan

    guna mengatur ke1embaban (menurunkan kelembaban rel3tlf).

  • Data l~npu yang dipergunakan yaitu

    'l'egangan masukan 0 - 220 Vol-:

    lc.apsitas 0 - 100 Wat t dan 0 - 200 Watt

    (dipergunak~n 8 buah, 2 buah

    100 Watt daa 6 buah 200 Watt)

    lt.eluaran 0 1400 Wat·t

    8. Hom~h elektroda, yaitu perangkat t~mpat elektroda

    dileta~kan. Dengan perangkat ini kedudakan elektroda dapat

    diatur tlsesuaikan dengan lebar sela yang diinginkan.

    9. Ruanga~ percobaan (tabung),

    lni cipergunakan sebagai

    dengan vo:..ume 1 g

    m •

    tempat pengujlan

    Ruang.an

    yang

    kelembc:cbannya dapat diatur dari 20 % sampai 80 %. Bahan

    ruanga~ terbuat dari kaca, triplek dan seng serta kerangka

    besi.

    11.3. ~alannya penelitian

    Dalam pengujian ketahanan dielektrik udara

    diperqt.nakan 4 jenis elektroda yang teridiri atas

    1. elektroda berbentuk bola.

    L. elektroda berbentuk batang.

    3 . elektroda berbentuk jarum dan

    ~. elektroda berbentuk piring.

    Jl.eempat elektroda disusun dalam pasangan yang sama,

    dan d l buat bervariasi untuk mendapatkan pasangan yang

    - berlainan. Variasi pasangan ele.ktroda penguji ini

    dimas

  • 27

    dapat diatur. 3esarnya Kelembaban serta lebar sela yang

    memisahkan dua e : ektroda, diu~aikan pada masin~-aasing

    pelaksanaan. Dalan pengujian ketahanan dielektrik udara

    menahan tegangan :lst~ik, pelaksanaan pengujian men~ amati

    ten tang

    1. Penga=uh permukaan elektroda

    tegangan dan

    terhadap kegagalan

    (

    2. Pengarnh perubahan kelembaban terhadap kegagalan

    tegangan

    Dalam pengu:ian 1 dan

    tegangan diberikan terhadap

    2 diatas,ketahanan

    tegangan tinggi

    menahan

    ~= dan

    tegangan tinggi de. Karenanya tegangan penguji

    dipergnnakan adalah :

    yang

    a. Tegangan tinggi bolak-balik (ae) dan

    b. Tegangan tinggi searah (de).

    P.angkaian pengujian ketahanan ~ielektrik udara rlalam

    menaha~ tegangan diperlihatkan oleh ~ambar 5,6,7 d3r 8.

    Pada qambar 5 merupakan rangkaian pengujian pe ngaruh

    permukaan elektroda terhadap kegagalan tegangan, jengan

    sumber tegangan ac, dan gamba~ 6 rangkaian pengujia~ untuk

    sumber tegangan de. Pada gambar 7 dan 8 berturu t turut

    penguj : an pengaruh perubahan kelemba~an terhadap ke~3galan

    tegangan dengan sumber tegangan ae dan de. Pada pel3k 3anaan

    pengujian rumah elektroda (c) pada gambar 5 dan (i) pada

    gambar 6 dimas~kkan kedalam ruangan pengujian (~) pada

    gambar 7 dan 8.

  • 28

    Sumber tegangan _ ... Trans forma tor ~ resistor 1--r---,. penaik tegangan

    Elektroda 1

    "!1 ~

    ,----2

    "'"--~3l~f't ~-·.~~· ~~; f$4 ---! . =- ;i,i:e.-; t. f ~~~

    1

    Garnbar 5. Diagram pengujian dengan tegangan tinggi ac

    a. Diagram perencanaan, b . Rangkaian pelaksanaan

    1. Sumber tegangan, 2 . ~ransformator penaik tegangan 3. Resistor 4. Rumah elektroda beserta elektroda

  • 29

    Sumbe r tegangan I Trans for ma to:! Penyearah t-I penaik tega:19 a n

    . l'

    Elektroda -: !r

    Gambar 6. Rangkaian pengujian dengan t egangan tinggi de.

    a.Diagram perencanaan,. b.Rangkaian pelaksanaan.

    1. Sumber tegangan 2. Transformator pena ik tegangan. 3. Penyearah. 4 . Rumah elektroda beserta elektroda .

  • ·30

    Sumber teqangan •rrans forma tor Resistor 7

    penaik tegangan

    I Elektroda I -,..-

    -: !;,r

    /

    Gambar 7 . Diagram pengujian perubahan kelembaban,tegangan

    ac.

    1 s/d ~, sama dengan keterangan gambar 5.

    5. Ru3mgan untuk mendapatkan variasi kelembaban.

    J

  • 31

    Sumber tegang:m Transformator Penyea.::ah

    oenaik tegan_g_an .

    l Elektroda I

    - :....

    r---------~-------- 2 I

    3--~ I I

    -----1 4--------r----rt,.~. ( I I II I I

    5----~ I ~ 1:

    I _ _L_J I . , J // i::::. ----------"""

    Gambar 8. Diagram pengujian perubahan kele:nbaba:1,t~gangan

    de.

    1 s/d 4 sama dengan keterangan ga:nbar 6.

    5. Ruanqan untuk mendapatkan vatiasi k8le~aban.

  • 32

    !!.3.1. Penqujian dengan berbagai jenis permukaa elektroda

    Untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh permukaan

    elektroda terhadap watak kegagalan dielektrik udara,

    didalam menahan tegangan pada lebar sela tertentu, maka

    pasangan elektroda yang dipergunakan adalah

    a. bola - bola. e. jarum - bola

    b. batang - batang. f. bola - jar urn /

    c. jar urn - jarum. g. bola batang

    d. piring - piring. h. batang - bola

    Pelaksanaan pengu j ian menggunakan delapan pasangan

    elektroda yang dilaksanakan bergantlan s ecara berurutan

    seperti tertera diatas. Semua elektroda- elektroda ini

    dimasukkan kedalam ruangan percobaan. Rangkaian

    pelaksanaan pengujian seperti gambar 5 ( untuk pengujian

    AC) dan gambar 6 (untuk pengujian DC). Langkah-langkah

    pelaksanaan pengujian adalah sebagai berikut

    1. Pengujian dengan tegangan tinggi ac

    a. Rangkaian pelaksanaan pengujian dengan tegangan tinggi

    ac diperlihatkan seperti gambar 5 . Sebelum elektroda

    dipergunakan, permukaannya terlebih dahulu harus

    dibersihkan guna mencegah adanya debu atau uap air yang

    melekat. Kemudian elektroda ini dimasukkan kedalam ruangan

    pengujian.

    b. Bersamaan dengan pemasukan elektroda, kedalam

    ruangan dimasukkan hygrometer untuk mengukur kelembaban,

    termometer untuk mengukur suhu ruangan,dan barometer untuk

    mengukur tekanan.

    c. Elektroda positif dan negatif dihubung singl:~t

  • 33

    sampal mete: penunjuk menunjukkan harga nol (ta~da kedua

    elektroda berhubungan). Untuk lebih memastikan bahwa kedua

    elektroda telah terhubung (sela = 0 mm), dipergL~akan ohm

    meter yang akan membuktikan kedua elektroda terhubung

    (nilai hambatan keduanya sama dengan nol). Bila ada

    penyimpangan pada jarum penunjttk posisi jsrum harus

    dibenarkan kedudukannya ke pen.unjukkan nol. /

    d. Kemud : an lebar sela elektroda diatur menjadi 2,5 mm

    secara automatis atau manual.

    e. Setelah lebar sela elektroda diatur menjadi 2,5 mm

    sumber tegangan dihidupkan. Selanjutnya tegangan dinaikkan

    dengan kecepatan 2,5 KV/detik sampal kegagalan tegangan

    terjadi. Kegagalan tegangan terjadi bila telah ada

    percikan ( d i tanda i dengan suara berisik hila Lebar sela

    kecil dan seper-ti ledakan bila lebar sela bes:u). Ada

    kalanya setelah kegagalan diikuti timbulnya busur a pi.

    Bila kegagalan telah terjadi penaikan tegangan 3ihentikan

    dan kernudian diturunkan.

    £. Setelah kegagalan terjadi, kemudian p~ngujian

    diulang sarnpai 5 kali, dengan setiap kegagalan hasilnya

    dicatat. Pengujian dilaksanakan lima kali adalah untuk

    mendapatkan teg3ngan gagal rata-rata.

    . g. Setelah percobaan pertama selesai, (pada f)

    perrnukaan elektroda dibersihkan kernbali dan l~~ar sela

    dinaikkan sebesar 2,5 mm (interval antara le~ar sela)

    menjadi 5 mrn. Kemudian dilaksanakan pengujian seperti e

  • 34

    dan £.

    h. Langkah g dilanjutkan dengan menaikkan leba r sela

    menjadi 7,5 mm.

    i. Pengujian dilanjutkan sampai mencapai se la 35 mm

    (dengan masing- masing interval 2,5 mm)

    j. Data - data tegangan gagal serta · lebar sela dicatat

    untuk didapatkan kurve hubungan antara tegahgan gagal (KV)

    dan lebar sela (mm), demikian juga da ta - data, suhu.,

    kelembaban dan tekanan,agar tegangan gagal dapat

    dikonversikan kedalam tesaran standar.

    Dalam pengujian dengan menggunakan tegangan tinggi . l

    ac yang dimulai dari a sampai j. Urutan dan pasangan

    elektroda yang dipergunakan adalah seperti tabel III

    berikut :

    Tabel III. Urutan dan pasangan e lektroda yang

    dipergunakan pada pengujian dengan tega ngan

    tinggi ac dan de.

    urutan Elektroda positif elektroda negatif nomor

    1 bola bola 2 batang batang 3 jarum jar urn 4 piring piring 5 jar urn bola 6 bola jar urn 7 bola batang 8 batang bola

    Data basil pengujian 1 sarnpal dengan 8 yang

    diperoleh dari hasil pengujian, nilai tegangan gagal

    rata-rata harus d ikonversi kenilai gagal standar. Dari

  • nilai tegangan gagal standar,

    kurve hubunga n lebar sela (mm) dan

    kemudian

    tegangan

    35

    digambarkan

    gagal (KV).

    Dengan digambarkan pada

    diamati a6anya pengaruh

    kegagalan teqangan.

    bldang yang sama, akan mudah

    permukaan elektroda terhadap

    2. Pengujian dengan tegangan tinggi de

    Rangkaia n pelaksanaan penguj ian dengan t ,egange:n ti ngg i

    de seperti ganbar 6 Pelaksanaan pengujian dan · cara

    pengambila~ data dilaksanakan sepertl halnya pelaksanaan

    pada pengu:lan dengan menggunakan tegangan tinggl de.

    II.3.2.Pencujian terhadap pengaruh perubahan kelembaban

    Pengujian terhadap pengaruh perubahan kelembaban

    dilaksanak n d engan eara pengukuran kelembaban relatif pada

    ruangan pengujian. Kelembaban relatif diatur . dengan eara

    pemanasan ruangan dan penguapan. Untuk mendapatkan nilai

    kelembaban relatif yang rendah, dilakukan pemanasan

    ruangan (me nggunakan larnpu pljar) dan pemanasan pada dasar

    yang dialirkan rnelalui sirip-sirip seng agar distribusi

    pemanasannya rnerata. Tutup atas ruangan dlbuka untuk

    memeberi kesempatan rnenguapnya uap-uap air yang ada

    diruangan. Un tuk mendapatkan kelembaban relatif yang leblh

    tinggi, suhu larnpu dan pernanasan diturunkan dengan cara

    menurunkan tegangan sumber. Penurunan tegangan dilakukan

    dengan bantuan regulator. Bila kelernbaban telah rnencapai

    nilai yang diinglnkan proses pemanasan penurunan

    dihentikan agar kelembaban tetap.

    '

  • 36

    Untuk mendapatkan nilai kelembaban relatif yang

    tinggi yaitu diatas nilal kelembaban ruangan dilaksanakan

    deng-an bantuan uap air panas yang diuapkan dari dasar dan

    dialirkan melalui kisi-kisi seng agar distribusinya

    merata. Kemudian penutup ruangan ruangan sebelah atas

    ditutup rapat agar uap tidak keluar.

    Pad a pengujian ini lebar sela ;'

    elektroda

    dipertahankan tetap., perubahan hanya dilakukan pad a

    kelembaban. Sebagai pasangan elektroda yang dipakai adalah

    a. bola - bola

    b. batang - batang

    c. jarum -jarum

    d. piring - piring

    Unjuk kerja pengaruh perubahan kelembaban dilakukan

    terhadap tegangan tinggi ac dan tegangan tinggi de.

    1. Pengujian dengan tegangan tinggi ac.

    Langkah-langkah penguji de-ngan tegangan tinggi ac

    adalah sebagai berikut :

    a. Elektroda positi£ dan negatif dibersihkan dengan kain

    pembersih, kemudian dimasukkan kedalam ruangan pengujl.

    Bersamaan dengan pemasukan elektroda,kedalam ruangan

    dimasukkan hygrometer (untuk mengukur kelembaban relatlf%)

    termometer (untuk mengukur suhu ruangan) dan barometer

    (untuk mengukur tekanan ruangan).

    b. Elektroda positif dan negatif dihubung singkat sampai

    meter penunjuk menunjukkan harga nol (tanda kedua

  • 37

    elektroda terhub· .. mg). Untuk leblh memast ikan dlpergunakan

    ohm meter yang akan membuktikan kedua elektroda terhub~ng.

    Bila ada penyimpangan pada meter, posisi jarum harus

    dibenarkan kedudukannya ke penunjukkan nol.

    c. Kemudian leba[ sela elekb:oda diatur menjadi 10 mm

    secara automatis atau manual.

    d. Setelah leba~ sela dlatur menjadl 10 mm, kelembaban /

    relatif ruangan (\) diturunkan dengan menyalakan lampu

    yang ada diruangan serta diikuti pemanasan dari luar yang

    dialirkan melalui kisi-kisi seng. kelembaban diatur sa~pai

    sekecil-kecilnya. Dalam pelaksanaan ini kelembaban relatlf

    terkecil yang dapat dicapai hanya pada angka 20 %

    (ditunjukkan oleh hygrometer). Nilai inl dipertabankan

    sampai 10 menit.

    e. Setelah kele:mbaban relatif mencapal 20 %, dalam waktu

    10 meni t, ketnud ian sumber tegangan pengu j i d i h i drJpkan

    dialirkan ke elektroda positif dengan kecepatan kenaikan

    tegangan 2,5 KV/detlk.

    f. Bi l a kegagalan telah terjadi, yaitu dltandal d~ngan

    adanya suara percikan diantara kedua elektroda dan d llkuti

    adanya busur listrlk, kenaikan tegangan d i hentikan dan

    nilai ini dicatat sebagai titik tegangan gagal. Kem~dlan

    pengujian diulang sampai 5 kali. Masing-masing nilai ini

    dicatat untuk mendapatkan tegangan gagal rata-rata. 3ecsama

    dengannya suhu dan tekanan juga dicatat.

    g. Setelah pengujian selama lima kall selesa i , permuKaan

    . I

  • 38

    g. Setelah pengujian selama lima kali selesai, permukaan

    elektroda dibersihka.n, kemudian . kelembaban dinaikkan

    menjad i 30%, langkah selanjutnya ada.lah mengikuti e dan f.

    h. Selanjutnya setelah selesai pad a pengujian

    yang yang .kedua, kelembaban dinaikka.n sebesar 10%.

    Setelah kenaikan sebesar 10%, dllaksanakan pengujian

    seperti e dan f. Kele mbaban dinaikka n setiap 10%, sa~pai /

    kelembaban 80%. Pada masing-masing ~ingkatan dilaksanakan

    pengujian seperti e dan f.

    i. Semua data-data kelembaban, lebar sela, suhu dan

    tekanan dlcatat. Untuk dihasilkan ~urve hubungan antara

    tegangan gaga! (KV) dan kelembaban 1%), nilai kelembaban

    relatif ini diubah kebesaran menjadi kelembaban mutlak

    9 (gr/m ), sehingga kurve hubungan yang dihasilkan adalah

    hubungan tegangan gagal (KV) VS Kelembaban mutlak 9 ( gr/m )

    didapatkan.

    Untuk mengetahui benar-benainya adanya pengaruh

    perubahan kelembaban, lebar sela elektroda disamping

    terpisah 10 mm, juga pengujian dila~:ukan dengan lebar s.ela

    20 mm dan 30 mm . Unt uk lebar sela 20 mm dan 30 mm,

    prosedur kerja adalan seperti pelaksanaan pada lebar sela

    10 mm (langkah a sam9ai 1).

    Pasangan elektroda serta ~~bar sela tetap yang

    dipilih dalam penguj Lan untuk melihat sejauh mana pengaruh

    perubahan kelembaban terhadap kegagalan tegangan adalah

    seperti tabel IV ber i kut.

  • 39

    Tabe l IV. Urutan dari pasangan elektroda yang dipergun3kan

    s erta lebar sela yang dipilih.

    No. e lektroda pos itif elektroda negatif lebar sela mm

    1 bola bola 10 20 30 .

    ' 2 batang batang 10

    2 0 I 3 0

    3 jar urn jar urn 10 2 0

    ' 30

    4 piring pirlng 10 20 30

    2. Pengujian dengan tegangan tlnggi de

    Rangkalan pelaksanaan pengujian dengan tegangan tl~ggi

    de ditu~jukkan seperti gambar 8. Pelaksanaan pengujian

    dil a ksanakan seperti halnya pengujian d e ngan tegang an ac

    pada I I .3 . 2 . Kurve yang dipe roleh adalah hubun~an an~ara

    9 kelernba~an mutlak (gr / rn) VS kegagalan t e gangan (KV). Dari

    data ya ng diperoleh aka n didapatkan hubungan teganga n

    gaga l de (KV) VS p e ruba han kelernbaban 3 (gr/m ) • Denga n

    di gamba = ka nnya has i l inl pada bldang yang sa~a se pe[ t i

    halnya pengujian tegangan tinggi ae, a !tan mu dah

    dianal i sis adanya p e n garuh perubaha n kelemJ aban pa d a

    teganga n gagal ae dan de.

    II.4 . Analisis hasil

    1 Pengujian dengan variasi perrnukaan e l ektrod3.

  • 40

    a. Darl data yang dl~eroleh, dapat dlgambarkan hubungan

    antara tegangan gagal standar (KV) d3n lebar sela (mm).

    Dari k~rve ini kemudian akan dlketah~i, apakah ketahanan

    dielektrik udara dalam me nahan tegangan listrik,

    kemampl:.annya bertambah secara linier dengan bertambahnya

    lebar s.ela, atau mempunyai bentuk yang lain. Sehingga dari

    hasil inl akan dapat diperklrakan besarnya lebar sela yang /

    harus airencanakan didalam menahan tegangan sistem yang

    direnca.nakan mempunyai besaran tegangan tertentu.

    b. Dari basil kurve aka.n mudah diamati, apakah permukaan

    elektrcda ikut berpengaruh didalam kegagalan tegangan.

    Bila permukaan elektroda ternyata ikut mempengaruhi

    didalam kegagalan tegangan, maka pada penentuan lebar sela

    yang Remisahkan dua penghantar bertegangan, faktor

    bentuk . permukaan lni harus dlperhitu~gkan.

    c. Dari kurve juga akan diperlihatkan, pengaruh tegangan

    tinggi ac dan de. Apakah perbedaan bentuk tegangan ini

    akan menghasilkan tegangan gagal yan3 sama (pada lebar sela

    yang sama dan elektroda yang sama), ataukah berbeda. Bila

    terjadi perbedaan maka akan ditunjukkan bahwa tegangan

    gagal yang tinggi tentunya akan le'bih menguntungkan.

    2. Pengujian dengan perubahan kelembaban

    Dari data pada pengujian diharapkan dapat diketahui

    hubungcn adanya perubahan kelembaban terhadap kegagalan

    tegangan. Hubungan dapat diketahul dari data perubahan

    kelembcban mulai dari 20 \ sampai an \ dengan interval

    masing-masing 10 %, dimana lebar sela dlpertahankan tetap.

  • 41

    Disampinq itu perbedaan nilai keqaqalan tegangan tinqqi ac

    dan de yang dipenqaruhi oleh adanya perubahan kelembaban

    juga akan ditunjukkan.

    I

    I •

  • BAB III

    HASIL PENELITIAN DAN PEHBAHASAN

    III.l. Penquj i an dengan berbagai 1enis pec•ukaan elektroda

    1. Pengujian dengan tegangan ac

    Hasil pengujian dengan tegangan tinqgi ac techadap

    kar:ak ter: ist lk gaga 1 media dielektr: ik udar:a den·3an ber:baga i

    jenis permukaan elektroda, ditampllkan pada tabel V,VI,

    VII dan VIII. HasL~ yang diper:lihatkan o1eh tabel tersebut,

    merupakan basil dari pasangan elektroda yaDg dlpergunakan,

    sesuai dengan yang dljelaskan pada bab II, tabe1

    III,.Dalam pengujlan inl tegangan tlnc;Jgi ac yang

    dipergunakan mempunyai kecepatan 2,5 KV/detik.

    Tegangan gagal rata-rata yang diperoleh dari hasil

    pengujian , tlaak dltampilkan dalam kur:ver tetapi nllai

    inl harus dikonversi kebesaran standar. Eesaran gagal

    standar diperoleh setelah nilai gagal rata-rata

    sesungguhnya d i kal ikan dengan fak to-r:· -kf>reksl kb. Fak tor:

    koreksl kb diperoleh ber:dasarkan data-data suhu, tekanan

    ataupun kelembaban yang diukur pada saat pengamatan.

    Nilai-nllai pada data hasil pengamatan tidak laqi

    ditampilkan, tetapl telah diperhitungkan kedalam faktor

    koreksi yang diper:oleh. Besaran standar inl kemudlan yang

    ditampilkan pada kurve untuk didapatkan korelasl antara

    lebar sela (mil) deJt9an tegangan gagal (KV). f~urve hasil

    pengujian ditampilkan oleh gambar 9,16,11 dan 12. Pada

    r:encana awal, kur:ve-kur:ve ini akan ditampilkan pada bidang

    42

    '

  • 43 yanq sama, tetapi karena adanya nilal-nllal yang hamplr

    bersamaan, sehingga gambar yang dihasllkan sullt untuk

    dibedakan, maka kurve ditampilkan berpasangan.

    a. Elektroda bola-bola dan piring-pirlng.

    Hasll pengujlan dengan elektroda bola-bola dan

    plring-piring ditampilkan oleh tabel V. Darl tabel dlper -

    llh:~tkan lebar sela tertlnggi· hanya 35mm, lnl disesualkan

    h dengan peralatan yang hanya mampu men~asilkan lebar sela

    maximum 40mm. Grafik hubungan lebar .. ~ela (mm) dengan

    tegangan gagal diperlihatkan oleh gambar 9.

    Dari graflk dapat dlperllhatkan, dengan elektroda

    piring-piring, tegangan gagal yang diperoleh berada

    diatas elektroda bola-bola, hal lni dimungkinkan elektroda

    pirlng-pirlng yang dipergunakan mempunyai diameter yang

    leblh besar dari bola, yaitu 17 . em, sedangkan diameter

    bol:~ hanya 10 em. Perbedaan dlamater elektroda pada medan

    yan•J permukaannya merata akan menghas llkan d istr ibusi

    med.:~n listr ik pada seluruh perrnukaannya, sehingga gradien

    tegangan tidak hanya terpusat pada satu titik .

    Data yang diperole~ yang digambarkan pada gambar ,,

    titlk-titik yang diperoleh lebih mengindikaslkan korelasi

    yan·J 1 inier • Bi la d idekati oleh pendedekatan gar is lurus

    dengan metode linear regression, untuk elektroda

    pirlng-pirlng menghasilkan persamaan garls

    Y = ···1 ·;- 8-3-5 X + 2 1 115

    dengan estlrnasi kesalahan standar = 1,2,638

    koefisien kesalahan standar = 1,835

  • Tabel V. Hasi l pengujian dengan elektroda bola-bola

    dan plring-piring, dengan tegangan ac.

    Lebar sela elektroda elektroda

    pengujian batang-batang pirlng-plrlng

    44

    (mm) Vbo Vb = Vbo.kb Vbo Vb = Vbo.kb 0 0 0 0 0

    2.5

    5

    7.5

    10

    12. 5

    15

    17.5

    20

    22.5

    25

    27.5

    30

    32.5

    35

    3.991395 3.8038

    8 . 073504 7.69405

    13.60703 12.967 5

    17.68913 16.85775

    23.04123 21.9583

    27.03263 25.76 21

    31.74973 30.2575

    36.10398 34.4071

    41.18394 39.2483

    44.81248 42.7063

    48.07817 45.8185

    53.61169 51.09195

    58.78237 56.0196

    66.03945 62.9356

    Vbo = tegangan gagal pengujian Vb = tegangan gagal standar.

    7.471578

    12.54842

    17.62526 ·

    22.03157

    27.10842

    32.08947

    37.35789

    40.90210

    45.3084 2

    48.56421

    53.54315

    59.29157

    65.52

    71.66105

    kb = faktor koreksi, untuk bola-bola 0 .953 dan untuk plring-plring 0.95

    7.098

    11.921

    16.744

    20.9 3

    25.753

    30.485

    35.49

    38.857

    43.043

    46.136

    50.866

    56.327

    62.244

    68.078

  • --lJ (Jo

    0 {J

    (

    u {) (

    t: {1

    t 1-

    45

    70-.--------------------------------------------

    60

    50 -

    ~.() ·-

    :so -

    2() -

    10 ..

    /.-

    . / I / -( )1 I ;1

    ~;~ }/ /;r

    )/~)3/ / Jr'

    // / /

    )'' ):: / / , ,•

    .// /,D"

    ,/ H/ /_// )J

    /

    0 ·~ ~:--r-·-T--T--r-r-,--T-·T--r-· r--,- -·-r·--1 --o 2.5 5 7.5 ll 12.5 15 17.5 20 22.5 flJ 275 .~0 :~;.~, 35

    Lcbor selo (rnm) D br>lo·-bolu + piring-piring

    Gamb.'\r 9 . Kur ve hubun;;;an teganga n gagal ac CKV) VS l e bar

    se.l aC mm), dengan el ek lroda bol a -bol a dan

    p1 I' l n q-pi. , .. i.11g .

  • 46

    koefisen korelasi = 0,99804 dan untuk elektroda bola-bola, menghasilakn persamaan

    garis :

    Y = 1,747 X - 0,473 dengan estlmasi kesalahan standar = 0,897526 koefisien kesalahan standar

    koefislen korelasl

    = 0,02145

    = 0,99804 /

    Persamaan dlatas tidak berlaku untuk X = 0, karena

    pada X = 0, berarti elektroda terhubung singkat . Pada

    kondisi hubung singkat tidak akan terjadi perbedaan

    tegangan antara dua elektroda.

    Dari grafik juga dapat diamati, pada kondisi standar

    dengan kenaikan tegangan sebesar 2,5 KV/detik, lebar sela

    1 mm mampu menahan tegangan lebih besar dari 1 KV, dan

    pada pir ing setiap 1 mm mampu menahan t .egangan ~ 2 KV.

    Tetapi untuk penentuan lebar sela yang lebih besar, tetap

    perlu dilakukan pengujian pad a lebar sela yang

    sesungguhnya.

    b. Elektroda batang- batang dan jarum-jarum.

    Hasil pengujian dengan elektroda batang- batang dan

    jarum-jarum dltunjukkan oleh tabel VI. Grafik hubungan

    yang diperoleh dari hasil tabel VI diperlihatkan oleh

    gambar 10. Darl data dan gambar terlihat bahwa tegangan

    gagal pada ked~a jenis elektroda inl jauh lebih rendah

    dari tegangan gagal pada elektroda bola-bola ataupun

    piring-plring .

  • 47

    Tabe : VI. Hasi1 pengujian dengan elektroda batang-batang

    dan jarum-jarum, dengan teganga n ac.

    Lebar se1a

    pengujian

    (mn)

    0

    2.5

    5

    7.5

    10

    1 2 .5

    15

    17.5

    20

    22~5

    25

    27 . 5

    30

    32.5

    35

    e1ektroda

    batang-batang

    Vbo Vb = Vbo.kb (KV) ('KV)

    0

    5.096

    9.828

    13.468

    15.8 3-4

    17.654

    18.928

    19 .7 47

    20.384

    21.385

    22.75

    23.933

    25.298

    26.572

    27.846

    (I

    4 . 89216

    9.43488

    12 . 92928

    1~.20064

    16.94784

    18 . 17088

    18 . 95712

    19 . 56864

    20.5296

    21.84

    22.97568

    24.28608

    25.50912

    26.73216

    Vbc = tegangan gagal pengujian Vb = tegangan gaga1 standar

    e1ektroda

    jarum-ja rum .

    Vbo Vb = Vbo.kb (KV) (KV)

    0

    5.793347

    9 .01 223 1

    11.77061

    14.72-4

    16.45069

    17.92058

    19. 06896

    20.75317

    21.32905

    22.378 21

    23.93061

    24.62517

    25.59558

    26.39191

    I 0

    5.5036e

    8.5616 ~

    11.18208

    13.9878

    15.6 2816

    17.0245€

    18 . 11552

    19.71552

    20.2626

    21. 259 3

    22.73409

    23.39392

    24.31581

    25.07232

    kb = faktor koreksl, untuk batang-batang 0.955, dan jarum-jarum 0.95

  • -· (l 01 n i.P

    28T 261 24

    22 -

    20 -

    In -

    Hi ·

    14 ~

    12 -

    10

    11 ... ..

    6 -

    o -1-,--r 1 ·-r~,----.---.---.--...--..----r-~ 0 2.5 ~i 7.5 I 0 12.5 15 17.5 2.0 22.5 25 27.:, 3C .~2.5 35

    L•?.btJr selo (mrn) [] I;,.J tnng- baton q .f- . ' JOrum--'jo rurn

    Gamb~u J.O. ~u rve hubnngan an tara tegangan gap;al a') (.KV) ~lS

    lebar sela (mm), dengan elektroda bata1g - batang

    :lall j arum-·j arum .

  • ..... 49 Pada elektroda batang-batang dan jarum-jarum,

    menghasilkan tegangan gagal yang nilainya hampir sama, hal

    ini disebabkan panjang elektroda batang maupun diameternya

    sama den

  • 50

    Tabel VII. Hasil pengUJlan dengan elektroda bola-batang

    dan b~tang bola, sumber tegangan de.

    Lebar sela elektroda elektroda

    pengujian bol:t-batang batang-bola

    (mm) Vbo Vb = Vbo.kb Vbo Vb = Vbo.kb

    0 0 0 0 0 .

    2.5 4.095 3.89025 3.64 3.458

    5 8.19 7.7805 I

    7.62125 7.240187

    7.5 12.285 11.67075 9.828 9.3366

    10 16.1434 15.33623 12.558 11.9301

    12.5 18.95075 18.00321 14.78 75 14.04812

    15 21.58975 20.51026 16.835 15.99325

    17.5 23.6031 2 22.42296 18.99 625 18.04643

    20 25.825.3 24.53451 21.20 3 20.14285

    22.5 27.68447 26.30025 22.659 21.52605

    25 29.46125 27.98818 24.0695 22.86602

    27.5 31.23575 29.67396 25.389' 24.11955

    30 32.2413 30.62923 26.572 25.2434

    32.5 33.0057 31.35541 27.57 3 26.19435

    35 34.4708 32.74726 28.21 26.7995

    Vbo = tegangan gagal pengujian Vb = tegangan gagal standar

    kb = faktor koreksi, bola- batang 0.95, dan elektroda batang- bola 0.95

  • 51

    34- -------------------------------,

    32

    30

    28

    . 26-

    24 -,-..,

    > y 22 -v

    - 20 0 {)\

    0 (J!

    ( 16 0 {JI

    14 ( 0 (II 12 fl "

    10 -

    8-

    6

    4

    2

    0 -

    0 7.5 10 12.5 15 17.5 20 l.2.5 25 27.5 30 52.~ 35

    le bar selo ( mm) ' D bd

  • 52

    darl polaritas p~sitif (negatif) ke polaritas negat i f

    (positlf). Hal lni ~ilakukan untuk mendapatkan va:r:iasi

    permukaan elektroda yang lebih ·banyak,juga untuk memperll-

    hatkan pengaruh perubahan permukaan elektroda pad a

    polarltas yang be:lainan. Hasll pengujian dengan elektroda

    bola-batang dan batang- bola dltunjukkan pada tabel VII,

    dan kurve hubungaanya ditunjukkan oleh gambar 11. /

    Dari gambar dengan jelas dapat diamati adanya

    pengaruh bentuk e ~ektroda yang tidak sama diletakkan pada

    polarltas positif dan negatlf. Elektroda bola berada pada I

    polaritas positif de ngan elektroda batanq berada pada

    polaritas negatif akan menghasilkan tegangan gagal yang

    ~ebih tinggi bila ked~dukan elektroda lnl dlpertukarkan

    ( lihat gamba:r:). Den·~an elektroda batang berada pad a

    polarltas posltlf , qradlen tegangan terpusat pada ujung

    batang, ini berbed a d e ngan bila elektroda bola berada pada

    pola:r:ltas positlf . Elektroda bola berada pada polaritas

    positif, akan menghas llkan distrlbusi gradlen tegangan

    yang dlhasllkan merata pada seluruh permukaan, sehinqga

    tegangan gaqal yang d 1hasilkan akan lebih tlnggi.

    Bila pasa ngan ini dibandingkan dengan pasangan

    elektroda piring-pi:r: : ng atau bola - bola, maka nilai

    teganqan gaqal yang d l hasilkan·· .ma.s-1-A -·j.auh lebih rendah.

    Hal yang men.ar H : dar 1 pasangan inl adalah untuk

    pasangan elekt:r:oda boJa-batang, sampai lebar sela lOmm,

    hubungan yang ditunju~kan merupakan ko:r:elasi yang linear.

    Tetapi setelah lebar sela 12, 5mm watak tegangan gaga l ·

  • 53 menunjukk.an kecenderunqan melengkung, sehingqa untuk lebar

    sela yang lebih besar ·· kemunqk 1 nan menunjukkan

    karakterlstlk yang lain. Untuk pasan9an .batanq-bola,

    hubungan linier hanya sampai lebar f;ela 5mm, setelah 1tu

    titlk-titik gagal yang dihasllkctn tidak . teratur.

    d. Elektroda bola-jarum dan jarum-bola. I

    Hasll pen9ujlan denqan pasangan elektroda bola-jarum

    dan jarum-bola dltunjukkan oleh tabE~l VIII berikut, dan

    kurve hubungannya dlperlihatkan oleh g a mbar 12.

    Karakteristik kegagalan yang dihasilkan hampir menyerupai

    pada pasangan bola-batang dan batang-bola . Hal yang

    menarik

  • 54

    Tabel VIII. Hasil pengujian menggunakan elektroda bola-

    jarum dan jarum bo l a, sumber tegangan ac.

    Lebar sela

    pengujian

    (mm)

    0

    2.5

    5

    7.5

    10

    12.5

    15

    17.5

    20

    22.5

    25

    27.5

    30

    32.5

    35

    elektroda

    bola-jarum

    Vbo Vb = Vbo.kb (KV) (KV )

    0

    4.459

    6 . 625

    6.736

    10.101

    12.194

    14.287

    15.379

    17.29

    19.019

    20.93

    22.932

    24 . 752

    26.572

    27.846

    0

    4. 258345

    6.517875

    8.34288

    9.646455

    11.64527

    13.64408

    14.68694

    16.51195

    18.16314

    19.98615

    21.90006

    23.63816

    25 . 37626

    26 . 59293

    Vbo = tega ngan gagal pengujian Vb = tegangan gagal standar

    elektroda

    jarum-bola

    Vbo Vb = Vbo.kb (KV) (KV)

    0

    3.218526

    5.513263

    7.121684

    9.218421

    11.17776

    12.63157

    14.48

    16.0348

    16.12166

    19.5875

    21.32294

    22.79852

    24.07157

    25.25

    0

    3.0576

    5.2376

    6.7656

    8.7575

    10.61886

    12

    13.756

    15.3545

    17.2156

    16.5878

    20.2566

    21.6586

    22.866

    23.9875

    kb = faktor koreksi, untuk bola-jarum 0.955 dan untuk jarum bola 0.95

  • r. ) ~ v

    -0 ~ 0 ~

    (

    0 {) (

    0 {J 4) 1-

    55 28~-----------------------------------~

    26

    24

    22 -

    /.0 -

    18 -

    16

    14

    12-

    10 -

    8 ·

    6

    --, 10

    bbor :.;Cl\l (nun)

    20

    0 bolo-jawrn + jorum-bolo

    30

    Gumbnr 12 . Kurve hubungan tegangan gagal ac (KV) VS lebar

    se la (mm), dengan elektroda bola-jarum dan

    j a rum-bola .

  • Tabel IX. Hasil pengu)lan dengan elektroda bola-bola

    dan piring-piring dengan sumber tegangan de

    Le bar sela

    penguj ian

    (mm)

    0

    2 .5

    5

    7.5

    10

    12.5

    15

    17.5

    20

    22.5

    25

    27.5

    30

    32 .5

    35

    elektroda

    bola-bola

    Vbo Vb = kb.Vbo (KV) (KV)

    0

    11.466

    17.199

    24.843

    33 .124

    41.0865

    48.7305

    56.056

    61.789

    68 . 796

    76 . 44

    82.81

    89.18

    96.187

    104.468

    0

    11.00736

    16.51104

    23.84928

    31. 799 04

    39.44304

    46.78128

    53.81376

    59.31744

    66.04416

    73.3824

    79 .4976

    85.6128

    '3 2. 3 39 52

    100.2892

    elekb:oda

    piring- piring

    Vb Vb = kb.Vbo (KV) (KV)

    0

    12.4215

    19.11

    26.754

    34. 398

    43.95 3

    49 .68 6

    58.604

    66 . 248

    73.892

    82.81

    91.091

    99.372

    107. 653

    115.934

    0

    11.92464

    18.3456

    25.68384

    33 .02208

    42 .19488

    47.69856

    56.25984

    63.59808

    70.93632

    79.4976

    87.44736

    85.39712

    103.3468

    111.2966

    Vbo = tegangan gagal pengujian Vb = tegangan gagal standar

    kb = faktor korek a i yang besarnya, 0.96

  • 59

    120

    110

    /I 100 I 90

    /I /J: B

    ,., 60 t // ru :1

    '-''

    - 70 // 0 {D (I /r/ {R 6{) •. / 0 t. pl / {I {ll

    ~0 ( {l {D ~J 40 ~-

    30

    20

    10

    0 2.5 5 7.5 10 12.5 t 5 17.5 20 22.5 25 27.5 .30 32.5 35

    lebor selo (mm) D bolo-bolo

    . . . . + pmng-p1nng

    Gnmbar 13. Ku rve hubungan tegangan 'gagul de ( KV ) VS l ebar

    ' sela ( mru ), dengan elektroda bola-bola dan

    piring·-piring.

    _j

  • 60

    b. Elektroda batang-batang dan jarum-jarum . .

    Hasll pengujian ini dltunjukkan oleh tabel X, dan

    kurve hubungan antara lebar sela dan tegangan gagal

    diperlihatkan oleh gambar 14. Dari kurve dapat diamati,

    kegagalan pada tegangan de dengan elektroda batang-batang,

    menghasllkan kurve yang menarik dlbandlngkan denga n

    pasangan elektroda jarum-jarum. Kurve yang dlhasllkan ;

    oleh elektroda batang-batang mempunyai fungsi yang tetap,

    maka untuk pengembangan dldalam penerapan yang

    ses ungguhnya, perkiraan besarnya tegangan gagal pada sela

    tertentu dapat diperklrakan. Untuk pasangan elektroda

    jarum-jarum hal inl sulit diperkirakan, rnenglngat

    distribusl kegagalan t ldak menunjukkan suatu kurve menarik

    yang dipandang ~a pat menjadl pegangan dldalarn

    penerapannya.

    Dari kurve juga diperlihatkan, tegangan gagal pada

    pasangan elektroda batang-batang berada dlatas tegangan

    gagal pasangan elektroda jarurn- jarum, kecuall pada lebar

    sela 2,5 dan 5 mm. Hal lnl maslh menjadi pemlkiran bagi

    penulis.

    c . Elektroda bola-batang dan batang-bola.

    Hasil pengujian dengan pasangan elektt'oda lni

    ditunjukkan oleh tabel XII . , dan kurve hubungan antara

    tegangan gagal (KV) VS lebar sela (mm) diperlihatkan oleh

    gambar 15.

    Seperti halnya yang terjadi pada pasangan elektroda

  • Tabel X. Hasi1 pengujian dengan elektroda ~atang-batang

    ~an jarum-jarum, dengan sumber tegangan de.

    Lebar sela

    penguj :.an

    (mm)

    0

    2.5

    5

    7.5

    10

    12.5

    15

    17.5

    20

    22.5

    25

    27.5

    30

    32.5

    35

    elektr:oda

    batang-batang

    Vbo Vb = kb.Vbo (KV) (KV)

    0

    5.733

    12.103

    17.836

    :n. 658 '26.117

    29. 9 39

    33 . 124

    35.672

    38.22

    -40.768

  • -0 IJI 0 IJI

    c {I {J

    c 0 IJI () ....

    50.---------------------------

    45

    4-0 -·

    30

    25 -

    20

    15 -·

    10 -

    ,-~, --r-1 0 2.5 5 7.5 10 12.5 15 17.5 2J 22.5 25 27.5 3') 32.5 .~5

    Iebar selo (mm) D botong-botu-rg + JOrum- jorum

    Gamb-11r 14. KU!·ve hubunga.n antara t..eg~ngan gagal de CKV) VS

    l.l'.::~bar sel a C mm), dengan el eklroda b atanr,;-· balang

    dan jarum-jarum.

  • Tabel XI. Hasi~ pengujian dengan ele~troda bola - batang

    dan batang-bo la dengan sumte r tega ngan de.

    Leb: r sela elektroda elektroda

    pen :,:.aj ian 3ola-batang batang-bol a

    (-w:n) Vbo Vb = kb.Vbo Vbo Vb = kb.Vbo (KV) (KV)

    0 J 0

    "Z. 5 7.644 7 . 33824

    5 12.103 11.61888

    1. 5 11).8805 16 . 20528

    10 2•). 224 75 19.41576

    t ·~ . 5 23.8875 22 . 932

    15 2-3.18725 27.05976

    17 . 5 33.4425 32 . 1048

    20 33.22 36.6912

    2:! . 5 43.953 42.19488

    25 49.686 47.69856

    2.,- . 5 5 3.8265 51.67344

    30 59.878 57.48288

    3:! . 5 63.7 61.152

    :!;5 67.522 64.82112

    Vbo = tegangan gagal pengujian Vb = tegangan gagal standar

    (K'll /

    0

    7 . 91?

    13 . 195

    19 . 13275

    23 . 09 j_ 25

    27 . 04 9 75

    30 . 34!5

    3 2 . 32 ':' 75

    34.30'7

    35 . 6265

    37 .60575

    38 . 92 525

    40.9045

    42 . 88 375

    45 . 52275

    kb = faktor koreksi yang besarnya 0 .9E

    (KV)

    0 0

    7.60

    1 2 .667

    18 . 3674

    22 . 1676

    25.9677

    29.13456

    31.03464

    32 . 93472

    34.20144

    36.10152

    37.36824

    39.3683

    41.1684

    43.70184

  • m~----------------------~--------------~

    60

    50 A

    ~ v

    - 40 0 (J 0 0

    (

    u 30 {J

    (

    0 0 Cl ...

    20

    I 10

    0 2.5 5 7.5 10 12.5 15 17.5 20 22.5 25 27.5 30 32.5 35

    Iebar selo (mm) [ b~o-IJJtong + botonq-bolo

    Gamb:-u- 1!..'5. Kui~ve ltJbung~.n antara t egangan gagal de CZ

  • Tabel XII. Has ~ 1 pengujian dengan e1ektroda bo1a-jarum

    dan jarum-bola dengan sumber tegangan de

    Lebar sela elektroda e1ektroda

    pengujian bola-jarum jarum-bola

    (mm) Vbc Vb = kb.Vbo Vbo Vb == kb.Vbo I

    (KV) (KV) (KV) (KV)

    0 0 0 0 0

    2.5 6. 31 6.1152 7.644 7.338

    5 10.5105 10.09008 12.74 12.2304

    7.5 1 ... 014 13.45344 14.651 14.064

    10 18.7915 18.03984 17.836 17.1225

    12.5 23.559 22.62624 20.384 19.56864

    15 27.7095 26.60112 22.8046 21.8924

    17.5 31.85 30.576 25.48 24.4608

    20 36.3)9 34.85664 27.5184 26.41766

    22.5 42.679 40 . 97184 29.14275 27.97704

    25 47.775 45.664 31.213 29.9644

    27.5 52.234 50.14464 33.761 32.41056

    30 56.693 54.42528 35.672 34.24512

    32.5 61.152 58.70592 38.857 37.30272

    35 64.914 62.37504 42.042 40.36032

    Vbo = ::egangan gagal penguj ian Vb = t egangaa gaga1 standar kb = ::aktor ~oreksi yang nilainya 0.96

    ....

  • 66

    70

    I I

    I I

    I I

    Jli 60 i .w"/ I

    I / I

    I / I I ?'

    50~ / I .z

    r' I /

    > 't/ I '1 I / v 40 i / - ){ /~ 0 {) I

    0 I /r I ll l .ll

    .. ~ ,.

    r. / .. -~-··"'/ {! / {II 30 /)1 ,.,¥ ..... ( 0 0 ()

    ... 20

    o) 2.5 5 7.5 10 12.5 15 17.5 20 22.5 25 21.5 3(· 31.5 l5

    Lebor selo (mm) 0 bolo- jorum + jlrum-bclo

    Gambat' 1 B. Kut' ·/e hubungan a nt at' a Leg a "')Qal"l g aga_ de ( 1-::V) VS

    l eb.:'l t' sela (mm) , dengan elekt..roda bo_ a-jcrum

    dan jarum bola.

  • bola-batang dan batang-bola pada pengujlan dengan tegangan

    acr pada kasus inl juga menghasllkan hal yang sama, yaltu

    nllai tegangan gagal pasangan elektroda bola-batang berada

    diatas tegangan gaqal pasangan elektroda batang-bola.

    Keanehan justru te,~jadl sampai lebar sela 16,75 mr~~,

    tegangan gagal pasangan elektroda batang-bola beraca

    diatas tegangan gagal pasangan elektrod~

    (lihat gambar 15).

    bola-batang

    d.Elektroda bola jarum dan jarum bola.

    Hasll penqujlan dengan pasangan elektroda in 1

    ditunjukkan oleh tabel XII, dan kurve . hubungan kegagalan

    VS lebar sela di~erlihatkan oleh gambar 16. Darl kurve

    dapat diperlihatkan bahwa karakteristik kegagalann}a

    har~~pir sama dengan karakterlstlk kegagalan pada pasangan

    elektroda bola-batang dan batang-bola, hanya nilal

    tegangan gagal tetap masih berada dlbawah

    elektroda bola batang ataupun batang bola pada lebar sela

    yang sama.

    Hal yang menarik dari pasangan elektroda ini, yaitu

    tidak dihasllkannya titlk-titik · tegangan

    mempunyai korelasi yang lintE-r seperti

    gagal

    halnya

    yang

    yang

    dltunjukkan oleh pasangan ini sewaktu diberi pengujian

    dengan sumber tegangan ac.

    III.2. Pengujlan dengan oerubahan kelembaban.

    Pelaksanaan pengujian dengan perubahan kelembaban,

    · pasaDgan elektroda yang dlpergunakan adalah bola-bola,

  • 68

    piring-pirin~, batang-batang dan jarum-jarum. sumber

    tegangan penquji yang diperqunakan sama dengan pengujian

    sebelumnya, yaltu menggunakan tegangan tlnggi ac dan

    tegangan tinqgi de. Pada pengujian dengan tegangan tinggi

    ac, lebar se:a yang dipllih adalah 10 mm, 20 mm dan 30 mm,

    dan pada penqujian dengan tegangan tlnggi de, lebar sela

    yang dlpilis hanya 20 mm. Pemlllhan 20 /

    mm adalah

    d isesuaikan ·:tengan rencana awal penel i tian. Penambahan

    jumlah lebar sela pada pengujlan dengan tegangan tlnggl ac

    dimaksudkan ~ntuk melihat sejauh mana pengaruh perubahan

    kelembaban 1~1 terhadap lebar sela yang berbeda. Ternyata

    dar i has i 1 . p;mgamatan menunjukkan bahwa pengaroh peruba.han

    kelembaban memberlkan pengaruh yang sama pada lebar sela

    yang berbeda_

    Hasil pengujian dengan tegangan .. tinggi ac yang

    menggunakan .gasangan elektroda bola-bola, pirlng-piring,

    batang-batan~ dan jarum-jarum diperlihatkan pada tabel

    XIII, XVI, X7 dan XVI. Kurve hubungan perubahan kelembaban

    VS tegangan gagalnya, berturut-turut diperlibatkan oleh

    gambar 17, 1 ~ , 19 dan 20. Hasil pengujian dengan tegangan

    tinggl de unt:uk pasangan elektroda yang sa.ma d i perlihatkan

    oleh tabel X'o'II, dan kurve hubungannya dlperlihatkan oleh

    gambar 21.

    Darl has ll pengujian ini dapat ditunj u kkan bahwa

    perubahan kelembaban ikut berpengaruh terhadap kegagalan

    tegangan, dan pengaruh lni hampir memperlihatkan suatu

    korelasi yans llnier,.

  • Ta be1 XIII. Hasil pengujian perubahan kelembaban

    dengan Elektroda bola-bola, sumber:

    tegangan ac.

    Kelembaban 'legangan gagal (KV)

    : gr/~ ) lebar sela lebar sela · lebar se la

    10 JUa 20 Jill 30 JIUl

    /

    3.53 15.394 31.429 46 . 657

    6.95 16.131 32.925 48 . 88

    9.723 16.6 33.898 50.33

    1 2 .84 17.027 34.75 51.606

    17 .07 18 . 28 37. 317 55.41

    L3 .13 19.266 39.322 58.308

    27 .8 20.06 40 .9 6 60.82

    Tatel XIV. Hasll pen3ujian perubahan kelembaban

    denga n el ~ktroda piring-piring.

    Kelernbaban T~gangan gagal (KV) ..J (gr/n. ) lebar sela lebar se1a l ebar se1a

    .1 0 l';l!a 20 IJil\ 30 ~

    3 .53 19.114 35.48 51.44

    6.95 20.02 37.183 53 . 9

    9.723 20.62 38.28 55.49

    1 2. 84 21.14 39.24 56.89

    11.07 22.7 42.14 61.09

    23.13 23.92 44 . 408 64.37

    21.8 24.91 46 . 26 68.246

  • . " > 'i. v -D 0 0 0

    (

    0 0 (

    0 0 • ...

    70

    ............ K•• ····\:1"/ ••• , •••• ··:1''"" !I"""' :1"!1"" , ... I

    ~~--------------------------------------

    2 6 10 14 18 22 26

    Perubohoo kelembobon (gr/m ). 0 s = 10 mm + s =20 mm o s = 30 mm

    Gambar 17. Kurve hubungan antara perubahan kel embaban

    ' (gr /m3 ) Vs tegangan gagal (KV), elektroda bola-

    bola, tegangan ac.

  • . ,.. > 50 ~ v

    0 IJ 0 IJ 40 c 0 IJ c 0 IJ • 30 f-

    2 6

    o s = 10 mm

    ... ····.: .· ·:. : ... :· . ..... ,

    10 14 18

    Perubohon kefembobon (gr/m). + s =' 20 mm

    71

    22 26

    o s = 30 mm

    Gamb~r 18. Kurve hubungan antara perubahan kelembaban

    9 (qr/m )VS tegangan gagal { KV) I elektroda

    pirinq-plrlnq, tegangan ac.

  • Tabe1 XV. Hasi1 pengujian perubahan ke1embaban

    dengan e1ektroda batang-batang, sumber

    tegangan de.

    Kelembaban Tegangan gaga1 (KV) 3 (gr/m) 1ebar sela 1ebar sela lebar se1a

    10fmm 20 mm 30M

    ' 3.53 13.88 17.86 22.18

    6.95 14.54 18.62 23.8

    9.723 14.67 19.27 23.9

    12.84 .. ,:. 15.35 19.69 24.53 17.07

    )•,

    16.48 21.21 26.34

    7.3.13 17.37 22.4 27.7

    27.8 18 .09 23.28 28.92

    Tabel XVI . Hasil pengujian perubahan ke1embaban

    dengan elektroda jarum-jarum, sumber

    tegangan ac.

    Kelembaban

    gr/m3 )

    3.53

    6.95

    9.723

    12.84

    17.07

    23.13

    27.8

    Tegangan gagal (KV)

    lebar sela lebar sela

    10 JUl

    12.76

    13.38

    13.88

    14.24

    15.162

    15.977

    16.64

    20 ma

    18

    18.86

    19.42

    20.65

    21.37

    22.52

    24.5

    1ebar sela

    30 lUl

    21.36

    22.48

    23.14

    24.62

    25.38

    26.75

    27.84

    72

  • 73

    29

    28

    27

    26

    25

    ,..., 24· > y 23 v -0 2.2 0 0 0 21 1: 0 20 0 1: 0

    19 0 I 1-

    18

    17

    16

    15

    1-t

    B

    2 6 10 18

    o s = 10 mm P.rubahaa keleaba.baB (grja3) t s = 20 mm o s = 30 mm

    Gambar 19. Kurve hubungan antara perubahan kelem:Jaban

    9 (gr/m) VS tegangan gagal (KV), ele ·;troda

    batang - batang, tegangan ac.

  • 28

    27

    26

    25

    24

    A 23 > :!: 22 v -0 21 lJ 0 lJ 20 (

    0 19 lJ (

    0 18 0 • 1-17

    16

    15

    14

    1.}

    12

    2

    0 s = 10 mm

    6

    • ····~······ .. ····\.!t"l •••J ••• •••••••• ......... , •••••• ,.

    10 14 18

    perubohon kelembobon (f jrl ). + s = 20 mm

    74

    22 26

    Q- s = 30 mm

    Gambar 20. Kurve hubu'ngan antara perubahan :•.:elembaban

    !I (gr/rn) VS t egangan gagal (KV), elektroda

    jarum-jarum, tegangan ac.

  • 4

    T ~bel XVII. Hasil pengujian perubahan kelembaban

    dengan surober tegangan de, lebar sela

    20 mm.

    Kelembaban

    (gr/ml) bola -

    3.53

    6.95

    9.723

    12.84

    17.07

    23.13

    27.8

    bola

    54.17

    56.76

    58.44

    59.92

    64.335

    67.79

    70.616

    Elektroda

    piring- batang-

    piring batang

    60.5

    63.39

    66.26

    67.92

    72.85

    75.712

    78.86

    31.269

    32.76

    33.73

    34.58

    37.136

    40.13

    41.76

    jarum-

    jarum.

    20.65

    21.64

    22.28

    22.83

    24.53

    25.85

    26 . 93

    75

  • 76

    00.---------------------------------------

    70

    A 60 ~ v -0 0 0 0 50 (

    0 , 0 c 0 0 • · 40 1-

    2 6 10 14 16 26

    - ' .J Perubohon kelembobon (gr/m ).

    + It •• jlnng-plnng o botomr-botong . JOrurr

    Gambar 21. Kurve hubungan antara perubahar kelembaban

    !t (gr/m) VS tegangan gagal (KV), elektroda

    bola - bola, plring-piring, batans -bat3ng dan

    jarum-jarum, lebar sela 20 mm, te~angan de.

  • BAB IV

    KESIMPULAN

    Berdasarkan hasll penelltian dan pembahasan sepertl

    yang ·telah diuraikan dimuka, dapat diambil kesimpulan

    sebagai berikut :

    1. Berdasarkan hasil pengujian dengan berbagai jenis I .

    permukaan elektroda, elektroda dengan permukaan

    yang merata ~enghasilkan tegangan gagal yang

    tlnggi,dan nilai gagal tegangan terendah

    dihasilkan oleh elektroda berbentuk jarum.

    2. Elektroda dengan bentuk permukaan yang tidak

    merata, tidak dapat dijadikan tolok ukur (acuan)

    untuk memperkirakan tegangan gagal pada lebar

    sela yang lebih tinggi, karena distribusi

    kegagalan tegangan yang dihasilkan tldak

    menunjukkan suatu hubungan yang dapat menjadl

    pegangan.

    3. Lebar sela yang memisahkan dua elektroda yang

    bertegangan dapat diperkecil dengan bertambahnya

    nilai kelembaban mutlak

    diperbesar bila nilal

    menurun.

    3 (gr/m ),

    kelembaban

    dan harus

    mutlaknya

    77

  • DAFTAR PUSTAKA

    Arismunandar,A.,1978, "Teknik Tegangan Tinggi", Pradnya

    Paramita, Jakarta.

    Fesser,K. dan Pigini,A., 1987, "Influence of Atmospheric

    Conditions on the Dielectric Strength of External

    Insulation", Electra,International Con~erence on I

    Large High Voltage Electric System, Paris.

    Kuffel,E. dan Zaeng, w.s., 1984, " High Voltage Engineering Fundamental", Pergamon Press . Toronto.

    N~idu,M.S. dan Maller, V .N., 1977,"SF6 and Vacum

    Insulation for High Voltage application", Khanna

    Publisher, New Delhi.

    Naidu,M.S. dan Karnaraju, v. N. I l987,"Hicgh Voltage

    Engineering", Khanna Publisher, New Delh:.

    IEEE,. 1976., "IEEE Standard Techniques for H:.gh Voltage

    Testing ", IEEE Press, New York.

    --------., 1975.,"Transmlssioo Line Reference Book for

    345 KV and above", Electric Power Researcla Institute,

    Palo Alto.

    ,J. .... • ...... __ ,.

    78