laporan penelitian inkriminasi nyamuk anopheles …. laporan-2018... · dr.ganda .sebagai kepala...

46
i LAPORAN PENELITIAN INKRIMINASI NYAMUK ANOPHELES SEBAGAI VEKTOR MALARIA DAN EVALUASI KELAMBU LLINS DI KABUPATEN PEGUNUNGAN ARFAK DAN KABUPATEN MANOKWARI PROPINSI PAPUA BARAT Penyusun: Ivon Ayomi, S.Si Hanna Kawulur, S.Pd., M.Si. Mirna Widiyanti, S.Si., M.Sc. Hotma Martogi Lorensi Hutapea, M.Si. Muhammad Fajri Rokhmad, M.Sc. Melda Suebu, S.Si. Mardi Raharjo, SKM Irawati Wike, S.Si. BALAI PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BIOMEDIS PAPUA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI 2018

Upload: others

Post on 18-Oct-2020

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN PENELITIAN INKRIMINASI NYAMUK ANOPHELES …. Laporan-2018... · Dr.Ganda .sebagai kepala Puskesmas Anggi kab.peg arfak . viii 15. Masyarakat dan ibu- ibu kader di kab Manokwari

i

LAPORAN PENELITIAN

INKRIMINASI NYAMUK ANOPHELES SEBAGAI VEKTOR MALARIA DAN

EVALUASI KELAMBU LLINS DI KABUPATEN PEGUNUNGAN ARFAK DAN

KABUPATEN MANOKWARI PROPINSI PAPUA BARAT

Penyusun:

Ivon Ayomi, S.Si

Hanna Kawulur, S.Pd., M.Si.

Mirna Widiyanti, S.Si., M.Sc.

Hotma Martogi Lorensi Hutapea, M.Si.

Muhammad Fajri Rokhmad, M.Sc.

Melda Suebu, S.Si.

Mardi Raharjo, SKM

Irawati Wike, S.Si.

BALAI PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BIOMEDIS PAPUA

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

2018

Page 2: LAPORAN PENELITIAN INKRIMINASI NYAMUK ANOPHELES …. Laporan-2018... · Dr.Ganda .sebagai kepala Puskesmas Anggi kab.peg arfak . viii 15. Masyarakat dan ibu- ibu kader di kab Manokwari

ii

SUSUNAN TIM PENELITI

Page 3: LAPORAN PENELITIAN INKRIMINASI NYAMUK ANOPHELES …. Laporan-2018... · Dr.Ganda .sebagai kepala Puskesmas Anggi kab.peg arfak . viii 15. Masyarakat dan ibu- ibu kader di kab Manokwari

iii

Page 4: LAPORAN PENELITIAN INKRIMINASI NYAMUK ANOPHELES …. Laporan-2018... · Dr.Ganda .sebagai kepala Puskesmas Anggi kab.peg arfak . viii 15. Masyarakat dan ibu- ibu kader di kab Manokwari

iv

Page 5: LAPORAN PENELITIAN INKRIMINASI NYAMUK ANOPHELES …. Laporan-2018... · Dr.Ganda .sebagai kepala Puskesmas Anggi kab.peg arfak . viii 15. Masyarakat dan ibu- ibu kader di kab Manokwari

v

Page 6: LAPORAN PENELITIAN INKRIMINASI NYAMUK ANOPHELES …. Laporan-2018... · Dr.Ganda .sebagai kepala Puskesmas Anggi kab.peg arfak . viii 15. Masyarakat dan ibu- ibu kader di kab Manokwari

vi

Page 7: LAPORAN PENELITIAN INKRIMINASI NYAMUK ANOPHELES …. Laporan-2018... · Dr.Ganda .sebagai kepala Puskesmas Anggi kab.peg arfak . viii 15. Masyarakat dan ibu- ibu kader di kab Manokwari

vii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat dan

karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Akhir Penelitian yang

berjudul “Inkriminasi Nyamuk Anopheles Sebagai Vektor Malaria dan Evaluasi

Kelambu LLINs di Kabupaten Pegunungan Arfak dan Kabupaten Manokwari Propinsi

Papua Barat. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan spesies Anopheles yang

berperan sebagai vektor malaria dan evaluasi penggunaaan kelambu LLINs di

kabupaten Pegunungan Arfak dan kabupaten Manokwari. Penulis menyadari masih

banyak kekurangan dan kelemahan dari penelitian ini.

Penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada

1. DR.Dr,Siswanto, MPH, DTM..sebagai Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan

Kesehatan

2. Prof Muh.Sudomo sebagai Ketua Komisi Etik Penelitian Kesehatan Badan

Penelitian dan Pengembangan Kesehatan

3. Kepala Dinas Kesehatan Kab.Peg.Arfak

4. drg. Agus Suprapto, M.Kes Sebagai Kepala Pusat Biomedis dan Teknologi Dasar

Kesehatan

5. Dra.Sarwo Handayani,M.Sc sebagai Ketua Panitia Pembina Ilmiah (PPI) dan

Pembimbing dalam penulisan protokol penelitian dan penyusunan laporan akhir

penelitian

6. Drh.Rita Marleta Dewi,M.Kes Sebagai Pembimbing dalam penulisan protokol

penelitian dan penyusunan laporan akhir penelitian

7. Dr.Antonius Oktavian,M.Kes sebagai Kepala Balai Litbangkes Papua

8. DR.Hanna Kawulur,S.Pd.M.Si, sebagai Kepala seksi Pelayanan Penelitian Papua

9. Timotius Nahum, sebagai Kepala Dinas Kesehatan Kab.Peg.Arfak

10. Dr.Henri Sembiring sebagai kepala Dinas Kesehatan Kab.Manokwari

11. Dr.Nurmah, sebagai kepala bidang P2M Dinkes Propinsi Papua Barat

12. Dr.Ivonne Kalele, sebagai kepala Puskesmas Sanggeng kab.Manokwari

13. Frans Asaribab,AMK, sebagai kepala Puskesmas Mansinan

14. Dr.Ganda .sebagai kepala Puskesmas Anggi kab.peg arfak

Page 8: LAPORAN PENELITIAN INKRIMINASI NYAMUK ANOPHELES …. Laporan-2018... · Dr.Ganda .sebagai kepala Puskesmas Anggi kab.peg arfak . viii 15. Masyarakat dan ibu- ibu kader di kab Manokwari

viii

15. Masyarakat dan ibu- ibu kader di kab Manokwari dan Kab peg.Arfak yang sudah

membantu selama pengumpulan data di lapangan

16. Teman-teman Tim yang sudah membantu selama pengumpulan data dilapangan

dan pengerjaan di laboratorium

Akhirnya penulis berharap agar laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Jayapura, Desember 2018

Penulis

Page 9: LAPORAN PENELITIAN INKRIMINASI NYAMUK ANOPHELES …. Laporan-2018... · Dr.Ganda .sebagai kepala Puskesmas Anggi kab.peg arfak . viii 15. Masyarakat dan ibu- ibu kader di kab Manokwari

ix

RINGKASAN EKSEKUTIF

Indonesia merupakan salah satu negara yang masih berisiko terhadap malaria.

Distribusi malaria di Indonesia dengan intensitas tinggi terdapat di daerah sekitar hutan,

terutama luar jawa, yaitu di Provinsi Papua, Maluku, Nusa Tengara, Kalimantan dan

Sumatera. Berdasarkan Annual Parasite Incidence (API), dilakukan stratifikasi wilayah

dimana Indonesia bagian Timur masuk dalam stratifikasi malaria paling tinggi.

Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh informasi situasi malaria (vektor

potensial, dan efektifitas kelambu LLINs) di provinsi Manokwari, dilakukan pada bulan

April – Oktober 2018. Pengambilan data dilakukan di Puskesmas Sanggeng (Kab.

Manokwari) dan 4 Puskesmas di Kab. Peg. Arfak. Desain penelitian ini adalah potong

lintang, meliputi kegiatan survei entomologi, koleksi nyamuk Anopheles spp. dewasa

dengan menggunakan man landing collection dari pukul 18.00-06.00. Konfirmasi vektor

malaria melalui deteksi antigen sirkum sporozoit P. falcifarum 210 dan P. vivax 210

menggunakan metode Enzyme Linked Immunoabsorbent Assay /ELISA (hanya di

Kabupaten Manokwari). Analisis data secara deskriptif, survei habitat Anopheles spp.

dilakukan diseluruh lokasi penelitian

Hasil penelitian di Kab. Peg. Arfak tidak ditemukan tempat perindukan dan nyamuk

Anopheles, namun di Kab. Manokwari diperoleh beberapa jenis Anopheles sp di

antaranya An. farauti, An. punctulatus, dan An. longirostris. Aktifitas menggigit

Anopheles spp rata-rata aktif menggigit mulai pukul 18.00-01.00 pagi hari. Puncak

menggigit Anopheles sp pukul 20.00-22.00. Anopheles sp aktif menggigit diluar rumah

dibanding di dalam rumah. Hasil uji dengan teknik ELISA dari nyamuk An. farauti

dan An.pungtulatus yang tertangkap, ternyata tidak terdeteksi mengandung sporozoit.

Hasil bioassay menunjukkan bahwa kelambu yang digunakan masyarakat di Kabupaten

Page 10: LAPORAN PENELITIAN INKRIMINASI NYAMUK ANOPHELES …. Laporan-2018... · Dr.Ganda .sebagai kepala Puskesmas Anggi kab.peg arfak . viii 15. Masyarakat dan ibu- ibu kader di kab Manokwari

x

Manokwari cenderung menjadi tidak efektif seiring dengan bertambahnya frekuensi

penggunaan dan pencucian yang biasa dilakukan dengan menggunakan deterjen.. Hasil

pemeriksaan dengan ELISA menunjukkan human blood index (HBI) untuk An. farauti

100% dan An. punctulatus 100%. Hasil Uji bioassay terhadap kelambu program yang di

bagikan menunjukkan hasil masih efektif > dari 80%. Hasil uji kerentanan spesies

Anopheles terhadap kandungan deltamentrin 0,05% dan permetrin 70% adalah rentan.

Page 11: LAPORAN PENELITIAN INKRIMINASI NYAMUK ANOPHELES …. Laporan-2018... · Dr.Ganda .sebagai kepala Puskesmas Anggi kab.peg arfak . viii 15. Masyarakat dan ibu- ibu kader di kab Manokwari

xi

INKRIMINASI NYAMUK ANOPHELES SEBAGAI VEKTOR MALARIA DAN

EVALUASI KELAMBU LLINS DI KABUPATEN PEGUNUNGAN ARFAK DAN

KABUPATEN MANOKWARI PROPINSI PAPUA BARAT

ABSTRAK

Latar Belakang Berdasarkan Annual Parasite Incidence (API), wilayah Indonesia

Timur masuk dalam stratifikasi malaria paling tinggi, meskipun kelambu berinsektisida

LLINs telah banyak digunakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas

kelambu berinsektisida LLINs dan melakukan inkriminasi vektor malaria di Kabupaten

Pegunungan Arfak dan Kabupaten Manokwari, Provinsi Papua Barat.

Metode Penelitian : Penelitian ini dilakukan pada bulan April – Oktober 2018 yang

terdiri atas pengumpulan data lapangan dan analisis di laboratorium. Pengambilan data

lapangan dilakukan di sejumlah distrik di Kabupaten Pegunungan Arfak dan Kabupaten

Manokwari berdasarkan laporan bahwa angka prevalensi malaria tinggi. Pemeriksaan

ELISA untuk menemukan sirkum sporozoit dan preferensi pakan darah dilakukan di

Laboratorium Parasitologi FK UGM, dan Laboratorium Biomolekuler di Litbangkes

Papua. Penelitian deskriptif ini menggunakan desain potong lintang dengan metode

survei untuk pengumpulan data entomologi. Uji konsentrasi insektisida pada kelambu

LLINs dilakukan di laboratorium pengujian Pertanian Jakarta

Hasil penelitian: Deteksi vektor malaria dengan uji ELISA berdasarkan adanya sirkum

sporozoit menunjukkan hasil yang negatif baik untuk P.vivax ataupun P.falcipharum,

sedangkan untuk preferensi pakan darah didapatkan HBI (Human Blood Index) dengan

nilai 100%. Hasil uji bioassay terhadap kandungan insektisida dalam kelambu LLINs

program menunjukkan kecenderungan efektif namun dengan kadar kelarutan insektida

Page 12: LAPORAN PENELITIAN INKRIMINASI NYAMUK ANOPHELES …. Laporan-2018... · Dr.Ganda .sebagai kepala Puskesmas Anggi kab.peg arfak . viii 15. Masyarakat dan ibu- ibu kader di kab Manokwari

xii

yang tinggi setelah dilakukan pencucian. Hasil uji kerentanan pada nyamuk Anopheles

sp terhadap kandungan deltametrin 0,05% dan permetrin 70% adalah rentan.

Kesimpulan: Berdasarkan data hasil pemeriksaan di laboratorium jenis nyamuk

Anopheles yang terkoleksi selama penelitian tidak berperan sebagai vektor malaria dan

kelambu berinsektisida LLINs mampu menangkal gigitan nyamuk namun kurang efektif

untuk pemakaian jangka panjang.

Kata kunci: Inkriminasi vektor, anopheles, kelambu LLINs

Page 13: LAPORAN PENELITIAN INKRIMINASI NYAMUK ANOPHELES …. Laporan-2018... · Dr.Ganda .sebagai kepala Puskesmas Anggi kab.peg arfak . viii 15. Masyarakat dan ibu- ibu kader di kab Manokwari

xiii

DAFTAR ISI

Hal

Judul Penelitian ............................................................................................ I

Susunan Tim Peneliti ............................................................................................ Ii

Surat Keputusan Penelitian ............................................................................................ Iii

Persetujuan Etik ............................................................................................ V

Persetujuan Atasan ............................................................................................ Vi

Kata Pengantar ............................................................................................ Vii

Ringkasan Eksekutif ............................................................................................ viii

Abstrak ............................................................................................ X

Daftar Isi ............................................................................................ Xii

Daftar Tabel ............................................................................................ xiii

Daftar Lampiran ............................................................................................ Xiv

I PENDAHULUAN ............................................................................................

A Latar Belakang ............................................................................................ 1

B Perumusan Masalah ............................................................................................ 3

C Tujuan penelitian ............................................................................................ 4

D Manfaat Penelitian ............................................................................................ 4

II METODE PENELITIAN ............................................................................................

A Kerangka Konsep,Definisi Operasional................................................................... 6

B Desain penelitian ............................................................................................ 7

C Tempat dan Waktu penelitian.................................................................................. 7

D Populasi dan sampel ............................................................................................ 7

E Instrumen Pengumpulan Data.................................................................................. 8

F Bahan dan Prosedur pengumpulan Data.................................................................. 8

G Pengolahan dan Analisis Data.................................................................................. 9

III HASIL PENELITIAN ............................................................................................ 10

IV PEMBAHASAN ............................................................................................ 14

V KESIMPULAN DAN SARAN...................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 18

LAMPIRAN ............................................................................................ 21

Page 14: LAPORAN PENELITIAN INKRIMINASI NYAMUK ANOPHELES …. Laporan-2018... · Dr.Ganda .sebagai kepala Puskesmas Anggi kab.peg arfak . viii 15. Masyarakat dan ibu- ibu kader di kab Manokwari

xiv

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 1 Karakteristik habitat jentik……………………………………………. 10

Tabel 2 Jenis Anopheles sp yang terkoleksi di Kab. Manokwari ........................ 10

Tabel 3 Hasil Uji ELISA sirkum sporozoit nyamuk Anopheles sp ……… 11

Tabel 4 Parity Rate (PR) dan peluang hidup vektor dalam satu hari (P) dan

perkiraan rata-rata umur nyamuk Anopheles sp ……........................

11

Tabel 5 Hasil uji kelambu GC, jumlah pencucian dan lama pemakaian di kab.

Manokwari ………………...........................................…

11

Tabel 6 Hasil uji suseptibilitas (kerentanan) nyamuk Anopheles di Mansinam,

kab. Manokwari.............................................................................

12

Page 15: LAPORAN PENELITIAN INKRIMINASI NYAMUK ANOPHELES …. Laporan-2018... · Dr.Ganda .sebagai kepala Puskesmas Anggi kab.peg arfak . viii 15. Masyarakat dan ibu- ibu kader di kab Manokwari

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Hal

Lampiran 1 Prosedur Pemeriksaan Spesies dan Bionomik Vektor 21

Lampiran 2 Penentuan Umur Relatif Nyamuk 24

Lampiran 3 Pemeriksaan Sprozoit Mengunakan Teknik ELISA 25

Lampiran 4 Uji Pakan Darah Menggunakan Teknik ELISA 28

Lampiran 5 Uji Efikasi (Bioassay) 30

Lampiran 6 Deteksi Sporozoit Menggunakan Teknik Polymerase Chain Reaction(PCR) 31

Lampiran 7 Uji Kadar Insektisida pada Kelambu LLINs (Long Lasting Insecticide

Nets)

33

Page 16: LAPORAN PENELITIAN INKRIMINASI NYAMUK ANOPHELES …. Laporan-2018... · Dr.Ganda .sebagai kepala Puskesmas Anggi kab.peg arfak . viii 15. Masyarakat dan ibu- ibu kader di kab Manokwari

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Meskipun saat ini kasus malaria secara global cenderung menurun, malaria

masih merupakan salah satu penyakit tropis yang serius di dunia dan umum melanda

negara-negara berkembang dan lemah secara ekonomi. WHO melaporkan tidak kurang

dari 106 negara hingga saat ini masih merupakan daerah endemis hingga mencapai

angka 109 juta kasus dalam skala global, dan Indonesia termasuk di dalamnya. (1) Empat

puluh sembilan koma enam persen penduduk Indonesia, hidup di daerah beresiko

tertular malaria. Dalam kurun waktu 2010-2017 dilaporkan 2,2 juta kasus malaria di

seluruh Indonesia, dan sebagian besar berasal dari wilayah Indonesia bagian timur yang

meliputi Papua, Papua Barat dan kawasan Maluku. Kabupaten Manokwari adalah salah

satu kabupaten di Provinsi Papua Barat yang dilaporkan memiliki angka kasus malaria

tinggi. Dinas Kesehatan Kabupaten Manokwari melaporkan bahwa pada tahun 2012,

ditemukan 14.310 kasus dengan Annual Parasite Incidence (API) sebesar 49,8 per 1000

penduduk (2). Kasus malaria tinggi pada sebagian wilayah endemis malaria umumnya

disebabkan berbagai faktor antara lain adanya vulnerable host, vektor dan perubahan

lingkungan. Berbagai upaya untuk menurunkan angka malaria telah dilakukan dengan

fokus pada host (manusia), vektor (nyamuk) dan lingkungan. Upaya-upaya tersebut

belum menunjukkan hasil memuaskan, dibuktikan dengan masih adanya laporan kasus

malaria di berbagai daerah terutama di Papau dan Papua Barat.

Salah satu tantangan yang saat ini banyak ditemui dalam upaya menurunkan

angka kasus malaria adalah kesulitan menentukan strategi pengendalian malaria yang

sesuai untuk setiap daerah endemis dan memastikan jenis nyamuk Anopheles yang

berperan sebagai vektor. Kendala tersebut dapat diakibatkan data yang tersedia belum

mencukupi, juga ketidaktepatan dalam menentukan jenis nyamuk Anopheles yang

mampu menularkan malaria sebagai akibat adanya variasi perilaku dan sifat genetik

pada spesies yang telah dikonfirmasi sebagai vektor. Hal tersebut disebabkan berbagai

hal diantaranya aplikasi insektisida, perubahan lingkungan yang berdampak pada

perubahan perilaku organisme. Penentuan vektor yang tepat dapat membantu

Page 17: LAPORAN PENELITIAN INKRIMINASI NYAMUK ANOPHELES …. Laporan-2018... · Dr.Ganda .sebagai kepala Puskesmas Anggi kab.peg arfak . viii 15. Masyarakat dan ibu- ibu kader di kab Manokwari

2

memahami bioekologi vektor, sehingga cara dan strategi pengendalian dapat dilakukan

dengan tepat pula. Nyamuk Anopheles yang dilaporkan ditemukan di Propinsi Papua

Barat adalah Anopheles farauti, A koliensis serta temuan terbaru pada Rikhus Vektora

yaitu A longirostris(3). Hasil Rikhus Vektora menyebutkan bahwa nyamuk A farauti,

terkonfirmasi sebagai vektor di Kabupaten Manokwari dan Raja Ampat sedangkan A

longirostris terkonfirmasi sebagai vektor malaria di Kabupaten Manokwari. Hasil

tersebut menunjukkan bahwa nyamuk yang berperan sebagai vektor dapat berbeda pada

setiap wilayah dengan kondisi geografis yang berbeda. Beberapa daerah di Kabupaten

Manokwari belum di laporkan secara spesifik spesies nyamuk Anopheles yang menjadi

vektor dalam penularan malaria di wilayah tersebut.

Dalam penelitian ini dilakukan inkriminasi/penentuan nyamuk yang berperan

sebagai vektor malaria di Kabupaten Pegunungan Arfak dan beberapa daerah di

Kabupaten Manokwari. Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa dalam upaya

menurunkan kasus malaria, hasil yang diperoleh lebih memuaskan apabila ada

kecocokan antara bioekologi vektor dengan metoda yang diterapkan. Hal tersebut

disebabkan karena setiap wilayah endemis malaria berbeda dalam hal kondisi sosial

masyarakat, perilaku vektor serta didukung oleh wilayah geografis yang luas dan

beragam. Pernyataan tersebut memperkuat dugaan bahwa penggunaan kelambu

berinsektisida pada masyarakat bisa lebih efektif jika sebelumnya dipahami perilaku

mencari darah nyamuk vektor. Sebagai contoh, jika vektor bersifat eksofilik maka

pembagian kelambu berinsektisida kemungkinan tidak akan efektif pada penurunan

kasus malaria di suatu wilayah. Hasil penelitian menunjukkan adanya penurunan angka

kasus malaria pada anak usia 6 bulan sampai 2 tahun, meskipun penduduk tidak

menggunakan kelambu berinsektisida atau dalam kondisi robek. Salah satu faktor yang

mempengaruhi kondisi tersebut adalah perlindungan personal terhadap balita (4).

Sebelum menerapkan penggunaan Long Lasting Insecticide Nets (LLINs),

umumnya masyarakat menggunakan Insectice Treated Bed Nets (ITNs). Penggunaan

kelambu berinsektisida tersebut masih memerlukan kajian karena tidak semua wilayah

endemis malaria yang menggunakan kelambu tersebut berhasil penggunaannya (5)

Keberhasilan dan kegagalan penerapan ITNs bukan hanya terkait organisme vektor,

tetapi juga sangat berkaitan dengan berbagai faktor, diantaranya adalah perilaku

manusia sebagai pengguna. Sebagai contoh, hasil penelitian di Biak Numfor

Page 18: LAPORAN PENELITIAN INKRIMINASI NYAMUK ANOPHELES …. Laporan-2018... · Dr.Ganda .sebagai kepala Puskesmas Anggi kab.peg arfak . viii 15. Masyarakat dan ibu- ibu kader di kab Manokwari

3

menunjukkan bahwa, penggunaan kelambu berinsektisida tidak memberikan hasil

maksimal karena aktifitas mencari darah nyamuk An.farauti paling tinggi terjadi di luar

rumah pada pukul 18.00-20.00(6). Pengamatan terhadap aktifitas mencari darah nyamuk

tersebut menunjukkan bahwa penggunaan kelambu tidak melindungi masyarakat secara

maksimal dari gigitan nyamuk saat masih beraktifitas ketika malam(7).

Penggunaan kelambu berinsektisida ditengarai memberikan proteksi yang lebih

menyeluruh serta memberikan efek samping yang cenderung lebih rendah dibandingkan

penggunaan repellent ataupun profilaksis (memiliki beberapa kekurangan salah satunya

risiko kesehatan). Penggunaan insektisida diharapkan dapat memutus rantai penularan

dan menurunkan populasi vektor, walaupun memiliki dampak negatif bagi kehidupan

manusia. Dampak negatif penggunaan insektisida (dan juga larvasida) yang kurang

bijak adalah, menyebabkan kematian organisme yang bukan merupakan sasaran,

menimbulkan masalah lingkungan serta resistensi bagi serangga dan vektor.

Evaluasi penggunaan kelambu berinsektisida di beberapa kabupaten/kota

endemis malaria di Propinsi Papua Barat belum banyak dilaporkan. Laporan hasil

evaluasi kelambu di Kabupaten Pegunungan Arfak dan Kabupaten Manokwari juga

belum dapat ditelusuri. Hal tersebut disebabkan belum pernah dilakukan evaluasi

terhadap penggunaan kelambu oleh masyarakat sehingga data belum tersedia. Selain itu,

evaluasi penggunaan kelambu di Kabupaten Pegunungan Arfak dan Kabupaten

Manokwari diharapkan dapat memperkuat upaya menurunkan angka kasus malaria

(Surat Dinas Kesehatan Propinsi Papua Barat, Lampiran 8). Berdasarkan uraian diatas

maka dilakukan evaluasi terhadap penggunaan kelambu berinsektisida yang telah

digunakan oleh masyarakat di Kabupaten Pegunungan Arfak dan Kabupaten Manokwari.

Sebagai data pendukung evaluasi kelambu maka dilakukan pula pengukuran perilaku

masyarakat setempat yang telah menggunakan kelambu LLINs dengan menggunakan

kuisioner.

B. Perumusan Masalah

Rumusan masalah adalah sebagai berikut:

1. Spesies Anopheles apa saja yang menjadi vektor malaria di Kabupaten

Pegunungan Arfak dan Manokwari?

Page 19: LAPORAN PENELITIAN INKRIMINASI NYAMUK ANOPHELES …. Laporan-2018... · Dr.Ganda .sebagai kepala Puskesmas Anggi kab.peg arfak . viii 15. Masyarakat dan ibu- ibu kader di kab Manokwari

4

2. Bagaimana efektivitas kelambu berinsektisida LLINs dalam mencegah gigitan

nyamuk vektor malaria?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan Umum:

Menetapkan spesies nyamuk Anopheles yang berperan sebagai vektor malaria dan

menentukan evaluasi penggunaan kelambu LLINs di Kabupaten Pegunungan Arfak

dan Kabupaten Manokwari.

Tujuan Khusus:

1) Mendapatkan data inkriminasi nyamuk vektor malaria di Kabupaten Pegunungan

Arfak dan Kabupaten Manokwari

2) Mendapatkan data kerentanan nyamuk Anopheles terhadap insektisida yang

digunakan oleh masyarakat di Kabupaten Pegunungan Arfak dan Kabupaten

Manokwari.

3) Mendapatkan data efektivitas kelambu LLINs di Kabupaten Pegunungan Arfak

dan Kabupaten Manokwari.

D. Manfaat Penelitian

1). Program pembangunan kesehatan

Hasil penelitian ini menjadi informasi penting bagi program pengendalian malaria,

yaitu (a) sebagai bahan evaluasi penggunaan kelambu berinsektisida yang telah

dibagikan ke masyarakat. (b) sebagai informasi jenis Anopheles yang berperan

sebagai vektor malaria di Papua Barat

2). Ilmu pengetahuan

Penelitian ini juga bermanfaat untuk ilmu pengetahuan dalam hal memberikan

informasi keanekaragaman spesies nyamuk Anopheles yang menjadi vektor malaria.

Page 20: LAPORAN PENELITIAN INKRIMINASI NYAMUK ANOPHELES …. Laporan-2018... · Dr.Ganda .sebagai kepala Puskesmas Anggi kab.peg arfak . viii 15. Masyarakat dan ibu- ibu kader di kab Manokwari

5

BAB II

METODE PENELITIAN

A. Kerangka Konsep, Hipotesis, dan Definisi Operasional

1) Kerangka Konsep

Efektifitas kelambu digunakan sebagai patokan kondisi vektor malaria

dan status malaria dengan melihat berapa banyak nyamuk Anopheles yang mati

ketika kontak fisik dengan kelambu. Nyamuk yang bertahan (knocked down)

kemudian diperiksa struktur DNA-nya dengan terlebih dahulu melakukan

amplifikasi gen dengan menggunakan teknik PCR untuk mengetahui apakah

terjadi mutasi. Kemudian untuk mengetahui efektifitas kelambu dari kondisi

fisik kelambu maka survei penggunaan dan perawatan kelambu oleh masyarakt

dilakukan, selanjutnya dilakukan pengukuran konsentrasi insektisida dalam

kelambu setelah pencucian.

Page 21: LAPORAN PENELITIAN INKRIMINASI NYAMUK ANOPHELES …. Laporan-2018... · Dr.Ganda .sebagai kepala Puskesmas Anggi kab.peg arfak . viii 15. Masyarakat dan ibu- ibu kader di kab Manokwari

6

2) Definisi Operasional

No Uraian Definisi Skala

1 Kelambu kelambu berisektisida golongan

LLINs

Nominal

2 Insektisida Insektisida yang digunakan oleh

program : peritroid dan

organofospat

Nominal

3 Jumlah Pencucian Jumlah pencucian kelambu yang

dilakukan oleh masyarakat

Ordinal

4 Kadar Insektisida konsentrasi akhir insektisida pada

kelambu LLINs terpakai yang

diukur menggunakan

kromatografi gas

Rasio

5 Lama Pemakaian Rentang waktu penggunaan

kelambu mulai digunakan dalam

rumah tangga hingga sekarang

Ordinal

6 Uji Resistensi Uji resistensi menggunakan

metode tube, atau tabung sesuai

panduan dari WHO

Nominal

7 Uji efikasi Uji bioassay kelambu LLINs

menggunakan metode cone atau

corong dalam menetukan

efektifitas kelambu

Rasio

Page 22: LAPORAN PENELITIAN INKRIMINASI NYAMUK ANOPHELES …. Laporan-2018... · Dr.Ganda .sebagai kepala Puskesmas Anggi kab.peg arfak . viii 15. Masyarakat dan ibu- ibu kader di kab Manokwari

7

B. Desain Penelitian

Jenis penelitian adalah deskriptif dengan desain potong lintang.

C. Tempat dan Waktu

Penelitian telah dilakukan di Kabupaten Pegunungan Arfak, diantaranya distrik

Anggi, Menyambouw, Membey dan Anggigida, sedangkan di Manokwari

pengambilan di Kelurahan Fanindi, Sowi Gunung, Arfai, Maripi dan Pulau

Mansinam. Uji Elisa dilakukan di Laboratorium Parasitologi FK-UGM, sedangkan

uji kadar insektisida dilakukan Kantor Litbang Pertanian Jakarta. Waktu penelitian

adalah bulan April sampai Oktober 2018.

D. Populasi dan Sampel

1) Populasi dan sampel (kelambu)

Populasi adalah kelambu LLINs yang terdistribusi dan digunakan oleh

masyarakat Kabupaten Pegunungan Arfak dan Kabupaten Manokwari. Sampel

adalah jumlah kelambu yang diperoleh berdasarkan perhitungan rumus standar

WHO.

Menggunakan rumus

Keterangan:

n = ukuran sampel

N = ukuran populasi

e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel

yang masih dapat ditolerir atau diinginkan misalnya (0.05). Jika populasi 650

berarti sampel sebesar = 98 dan dibulatkan jadi 100. Sampel kelambu yang diuji

residu insektisida dengan metode gas kromatografi diambil dengan metode

Purposive Sampling yang mewakili jumlah pencucian, sebanyak 20 kelambu.

2) Kriteria Inklusi sampel

Rumah Tangga yang mendapatkan kelambu LLINs

Rumah Tangga yang bersedia ikut dalam penelitian dengan menandatangani

informed consent

3) Kriteria eksklusi sampel

Rumah tangga sampel tidak berada ditempat

Page 23: LAPORAN PENELITIAN INKRIMINASI NYAMUK ANOPHELES …. Laporan-2018... · Dr.Ganda .sebagai kepala Puskesmas Anggi kab.peg arfak . viii 15. Masyarakat dan ibu- ibu kader di kab Manokwari

8

4) Populasi dan Sampel (Nyamuk)

Populasi adalah nyamuk Anopheles yang berada di Kabupaten Pegunungan

Arfak dan Kabupaten Manokwari. Sampel adalah nyamuk Anopheles yang

diperoleh dari lokasi penangkapan di Manokwari Kriteria pemilihan lokasi

penangkapan nyamuk Anopheles adalah: 3 rumah yang terdapat ART positif

menderita malaria (data dari Puskesmas setempat) di salah satu kampung yang

dilaporkan memiliki angka kasus malaria tertinggi. Jika tidak ada kasus positif

maka yang dijadikan lokasi pengambilan sampel adalah wilayah yang terdapat

habitat nyamuk berdasarkan observasi.

E. Instrumen Pengumpulan Data

1) Pengukuran bionomik nyamuk Anopheles menggunakan metode human landing

collection (dibantu penduduk lokal dengan diberi pelatihan terlebih dahulu) pada

malam hari dan morning resting. Penangkapan nyamuk dilakukan mengunakan

alat aspirator.

2) Pemeriksaan Sirkum sporozoit protein terhadap nyamuk vektor malaria

menggunakan metode ELISA

3) Deteksi resistensi vektor terhadap gen Volt Gated Sodium Channel (VGSC)

menggunakan Polymerase Chain Reaction (PCR). PCR dilakukan apabila hasil

uji kerentanan dengan metode tube WHO selama 24 jam tidak mematikan

nyamuk (knocked down)

4) Pengukuran faktor lingkungan menggunakan alat pengukur kadar garam

(salinometer), pH meter, lux meter dan weather station.

5) Penilaian terkait pengetahuan masyarakat terhadap penggunaan kelambu

berinsektisida LLINs dilakukan dengan mengunakan kuesioner terstruktur.

F. Bahan dan Prosedur Pengumpulan data

1) Bahan penelitian

Survei Jentik : Pipet plastik, cidukan dan gagang kayu, nampan, salinometer,

kertas pH, Global Position System (GPS), termometer, PH meter, luxmeter

Survei Nyamuk : Aspirator, gelas kertas, kain tile, senter, baterai, mikroskop

bedah (dissecting), tabung sentrifus mikro, gel silika, karet gelang, kapas, kabel

rol, gunting, pisau cutter, selotip/lakban, cawan petri, kertas tisu, kloroform,

Page 24: LAPORAN PENELITIAN INKRIMINASI NYAMUK ANOPHELES …. Laporan-2018... · Dr.Ganda .sebagai kepala Puskesmas Anggi kab.peg arfak . viii 15. Masyarakat dan ibu- ibu kader di kab Manokwari

9

kertas label, jarum pining, kuteks/ambroid, kotak plastik, spon busa, kapur barus,

weather station, handy talkie, feeder

Uji Bioassay : Cone, karet, kapas, kelambu kontrol, air gula, timer, alat tulis,

form pengujian

Uji susceptibility : Tube holder, impregnated paper, masker, kontrol, gloves,

timer, alat tulis, form, parafilm, slide, filter paper.

2) Prosedur Pengumpulan Data

Prosedur Pengumpulan data dapat dilihat pada daftar Lampiran (Lampiran 1 -7)

G. Pengolahan dan Analisis Data

Data yang diperoleh, ditabulasi kemudian disajikan secara deskriptif dengan

menggunakan Microsost Excel 2013.

Page 25: LAPORAN PENELITIAN INKRIMINASI NYAMUK ANOPHELES …. Laporan-2018... · Dr.Ganda .sebagai kepala Puskesmas Anggi kab.peg arfak . viii 15. Masyarakat dan ibu- ibu kader di kab Manokwari

10

BAB III

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum

Kabupaten Manokwari terletak pada posisi di bawah garis khatulistiwa, antara 0°

14’s dan 130°31’E. Kabupaten Manokwari berbatasan sebelah barat dengan kabupaten

Tambrauw, sebalah utara dengan samudera Pasifik, sebelah timur dengan samudera

Pasifik dan sebelah selatan dengan kabupaten Arfak dan Manokwari Selatan. Luas

kabupaten Manokwari adalah 4.650.32 km2 dan memiliki 9 kecamatan, yaitu Warmare,

Prafi, Manokwari Barat, Manokwari Timur, Manokwari Utara, Manokwari Selatan,

Tanah Rubu, Masni dan Sidey. Suhu rata-rata di Manokwari adalah 27,8°C dengan suhu

(tahunan) minimum 24,9° C dan suhu maksimum 31,4°C dan kelembaban udara rata-

rata berkisar 84,1%.(8)

Kabupaten Pegunungan Arfak terletak antara 0°55’ lintang utara hingga 1°40’

lintang selatan, dan 133°10’ bujur timur hingga 134°05’ bujur timur. Secara geografis

kabupaten Pegunungan Arfak berbatasan di sebelah barat dengan kabupaten Tambraw,

sebelah utara: kabupaten Manokwari, sebelah timur: Kabupaten Teluk Bintuni, sebelah

selatan dengan kabupaten Teluk Bintuni. Luas wilayah kabupaten pegunungan Arfak

2.773.74 km2. Curah hujan tertinggi di Pegunungan Arfak terjadi pada bulan Juli yaitu

367 mm3 (8).

Hasil penangkapan nyamuk dewasa di Kabupaten Manokwari, ternyata pada saat

itu di Fanindi tidak didapatkan nyamuk Anopheles sp, sedangkan di wilayah Arfai,

Maripi dan Mansinam didapatkan nyamuk jenis An. farauti, dan An. punctulatus.

Sedangkan survei yang dilakukan di kabupaten Pegunungan Arfak juga tidak didapatkan

nyamuk Anopheles. Karakter lingkungan yang disurvei juga dicatat meliputi kondisi

fisika dan kimia serta tipe vegetasi yang teramati. Hasil yang didapatkan disajikan

dalam tabel sebagai berikut:

Page 26: LAPORAN PENELITIAN INKRIMINASI NYAMUK ANOPHELES …. Laporan-2018... · Dr.Ganda .sebagai kepala Puskesmas Anggi kab.peg arfak . viii 15. Masyarakat dan ibu- ibu kader di kab Manokwari

11

Tabel 1. Jenis Anopheles sp yang terkoleksi di Kabupaten Manokwari

Kecamatan

Spesies Anopheles

Anopheles farauti Anopheles punctulatus

Maripi 45 30

Arfai 55 45

Mansinam 40 45

Total 160 120

Tabel 2. Karakter habitat jentik nyamuk di kabupaten Manokwari

Kondisi fisik Tipe habitat Anopheles spp

Saluran air Kobakan

Suhu air °C 25.0 27.0

pH 6 6

Kelembaban udara (%) 78 78

Salinitas 0 0

Kedalaman (cm) 10 15

Dasar perairan Tanah Tanah

Tanaman air Ipomoea aquatica, Lumut air,

Algae hijau , Eichornia

crassipes

Ipomoea aquatica, Lumut air,

Algae hijau, Eichornia crassipes

Tanaman sekitar Imperata clindrica, Cyperus

rotundus, pohon pisang, pohon

matoa

Cyperus rotundus

Pohon sukun, pohon mangga,

pohon jati

Tanaman penuduh - -

Kerapatan tanaman Rapat Rapat

Ekosistem sekitar Semak, Hutan,

Pemungkiman

Hutan, semak, Pemukiman

Jenis predator air Cyclop, ikan kepala timah Cyclop, ikan kepala timah

Jarak ke pemukiman 50 meter 500 meter

Jenis anopheles An. Farauti

An. punctulatus

An. farauti

An. Punctulatus

Jumlah Jentik 15 20

Kepadatan Jentik 50

cidukan (%)

20 40

Page 27: LAPORAN PENELITIAN INKRIMINASI NYAMUK ANOPHELES …. Laporan-2018... · Dr.Ganda .sebagai kepala Puskesmas Anggi kab.peg arfak . viii 15. Masyarakat dan ibu- ibu kader di kab Manokwari

12

Mengacu pada table diatas maka salah satu faktor yang berperan penting dalam

menentukan densitas jentik nyamuk Anopheles. pada habitat berbiak (breeding place)

adalah temperatur air. Dimana suhu optimal untuk perkembangan larva ini adalah 250 -

300 C

D. Hasil Pemeriksaan Sirkum Sporozoit

Inkriminasi vektor yang dilakukan dalam penelitian ini adalah mendeteksi adanya

sirkum sporozoit protein dengan menggunakan metode ELISA. Tabel dibawah ini

menunjukkan hasil uji ELISA sirkum sporozoit nyamuk anopheles yang tertangkap

selama penelitian di Kabupaten Manokwari dan Pegunungan Arfak. Hasil pemeriksaan

menunjukkan bahwa tidak ditemukan adanya sirkum sporozoid protein Pf 210pada

An.farauti ataupun An. punctulatus

Tabel 2. Hasil uji ELISA sirkum sporozoit nyamuk Anopheles

Spesies nyamuk Jumlah Sampel

pool

Sirkum sporosoit Sporozoit Rate

(%) P.falciparum 210 P.vivax 210

An. Farauti 15 0 0 0

An. Punctulatus 10 0 0 0

Ket = satu pool 5 nyamuk Anopheles sp

F. Peluang Hidup dan Umur Nyamuk

Tabel 3. Parity rate (PR) dan peluang hidup vektor dalam satu hari dan perkiraan rata-

rata umur nyamuk Anopheles spp

Spesies nyamuk

Jumlah

nyamuk

Dibedah

Parous

(P)

Parous

rate (PR)

Propotion

Parous (PP) P = √𝑷𝑷

𝒈𝒄

Umur

Nyamuk = 𝟏

−𝒍𝒏𝑷

An. farauti 11 3 27 0,27 0,65 2,5

An.punctulatus 6 1 17 0,17 0,94 1,7

Tabel 3 menunjukkan peluang hidup An.farauti dialam adalah 0,65 perhari dengan umur

rata rata di alam 2,5 hari. Peluang hidup An.punctulatus dialam adalah 0,94 dengan

umur rata-rata nyamuk dialam 1,7.Siklus gonotropik (gc) dari nyamuk Anopheles sp

yang digunakan untuk menghitung peluang hidup nyamuk adalah 3 hari (Tiga) hari

(data sekunder)

Page 28: LAPORAN PENELITIAN INKRIMINASI NYAMUK ANOPHELES …. Laporan-2018... · Dr.Ganda .sebagai kepala Puskesmas Anggi kab.peg arfak . viii 15. Masyarakat dan ibu- ibu kader di kab Manokwari

13

H. Hasil Uji Kelambu Gas Chromatography

Uji GC (Gas Chromatography) dilakukan untuk mengukur penurunan dosis insektisida

yang digunakan pada kelambu sampel, dari hasil uji GC didapatkan penurunan dosis

yang cukup signifikan terhadap kelambu, meskipun tidak pernah dicuci. Hal

dipengaruhi beberapa faktor (suhu udara, debu dan cara penyimpanan).

Tabel 4. Hasil uji kelambu GC, jumlah pencucian dan lama pemakaian di Kabupaten

Manokwari

Insektisida

Dosis

awal

(mg/

M2

Dosis residu setelah pencucian

(mg/M2)

Persentase penurunan insektisida

pada kelambu LLINs (%)

Tidak

dicuci

Cuci

1x

Cuci

2x

Cuci

3 x

Tidak

dicuci

Cuci

1x

Cuci

2x

Cuci

3 x

Alphasipemethr

ine

200 26,39 18,88 16,35 13,82 86,81 90,56 91,83 93,09

Deltamethrine 55 9,41 8,32 6,09 2,72 82,89 84,87 88,92 95,05

Permethrine 700 110,21 101,34 82,26 30,29 84,26 85,52 88,25 95,67

Kesimpulan Tidak

efektif

Tidak

efektif

Tidak

efektif

Tidak

efektif

I. Uji Suseptibilitas (Kerentanan)

Setelah melakukan uji suseptibilitas dengan menggunakan impregnated papper

diperoleh hasil untuk insektisida dengan bahan aktif Deltametrin 0,05% dan permethrin

0,07% suseptinilitas 100 % yang artinya insektisida tersebut masih efektif di gunakan.

Tabel 5. Hasil Uji suseptibilitas (Kerentanan) nyamuk Anopheles di Mansinam, Kabupaten

Manokwari No Spesies Insektisida Hasil Keterangan

1.

2.

Anopheles sp

Anopheles sp

Deltametrin 0,05%

Permetrin 0,07%

100%

100%

Rentan

Rentan

Page 29: LAPORAN PENELITIAN INKRIMINASI NYAMUK ANOPHELES …. Laporan-2018... · Dr.Ganda .sebagai kepala Puskesmas Anggi kab.peg arfak . viii 15. Masyarakat dan ibu- ibu kader di kab Manokwari

14

BAB VI

PEMBAHASAN

Selama survei lapangan didapatkan nyamuk Anopheles dengan jenis dan jumlah

yang sedikit. Hal ini disebabkan karena waktu pengambilan data yang sangat terbatas

yakni pada bulan Juni hingga Agustus 2018 dimana saat itu merupakan musim kemarau

dan telah melampaui musim perbiakan biakan nyamuk Anopheles. Pemilihan waktu

survey awalnya dengan pertimbangan bahwa khusus di Pulau Papua, pada umumnya

dijumpai hujan sepanjang tahun.. Penilitian yang dilakukan di Afrika memberikan

indikasi bahwa pengendalian kasus malaria paling efektif dilakukan saat musim

kemarau. Karena lingkungan secara alami membatasi laju reproduksi nyamuk dengan

berkurangnya jumlah air yang tersedia sebagai habitat bertelur nyamuk. Namun

berdasarkan observasi habitat perbiakan nyamuk menjadi lebih sulit pada musim kering

karena nyamuk cenderung mencari air hingga ke daerah yang sulit untuk dijangkau (9).

Hal serupa terbukti ketika survei jentik yang dilakukan menunjukkan hasil

densitas larva nyamuk Anopheles yang ditemukan cenderung rendah karena rendahnya

curah hujan (faktor) dan sedikitnya water body (genangan, kobakan air) yang potensial

sebagai tempat berbiak bagi nyamuk Anopheles. Nyamuk betina Anopheles sangat

selektif dalam memilih habitat air yang akan dijadikan sebagai tempat peletakan

telurnya. Penelitian yang dilakukan Abbe (2017) membuktikan bahwa selain letak

geografis dan bentuk topografi suatu daerah, komponen tutupan vegetasi dan

keberadaan kompetitor (misal serangga air lain) dan predator juga berperan sebagai

faktor pembatas dalam keberhasilan reproduksi nyamuk. Ditambah lagi, setiap jenis

nyamuk Anopheles memiliki preferensi yang berbeda dalam pemilihan habitat, sehingga

dalam mempelajari bionomik vektor dibutuhkan pengetahuan dan pemahaman yang

komprehensif untuk mampu memprediksi dimana saja tempat-tempat yang potensial

menjadi habitat berbiak nyamuk. Hal ini menjadi sangat krusial karena penelitian-

penelitan di beberapa region di benua Afrika menunjukkan bahwa manajemen jentik

dan surveillance yang berkelanjutan merupakan upaya yang baik untuk menurunkan

angka kejadian malaria(1).

Page 30: LAPORAN PENELITIAN INKRIMINASI NYAMUK ANOPHELES …. Laporan-2018... · Dr.Ganda .sebagai kepala Puskesmas Anggi kab.peg arfak . viii 15. Masyarakat dan ibu- ibu kader di kab Manokwari

15

Hasil uji ELISA menunjukkan sporozoit tidak ditemukan pada nyamuk

Anopheles yang terkoleksi, baik untuk P.vivax maupun P. falciparum. Hal ini karena

terbatasnya jumlah nyamuk tersangka vektor yang diperiksa, disamping itu berdasarkan

pembedahan ovarium didapatkan bahwa kebanyakan nyamuk yang tertangkap adalah

nyamuk mudah. Mengacu pada peluang hidup nyamuk yang didapatkan yakni paling

lama adalah 2,5 hari, maka dapat diperkirakan bahwa dari struktur umur populasi

nyamuk yang didapatkan sebagian besar adalah nyamuk yang masih muda, sehingga

siklus gonotrofiknya belum selesai, dimana siklus ini memerlukan waktu 3 hari. Umur

relatif (longevity) nyamuk merupakan salah satu faktor yang menentukan bahwa suatu

spesies nyamuk bisa menjadi berperan sebagai vektor malaria(2). Nyamuk yang memiliki

umur cukup lama dapat mendukung perkembangan parasit untuk menyelesaikan siklus

hidupnya di dalam tubuh nyamuk(10,11). Nyamuk Anopheles sekurang-kurangnya

memiliki rentang umur 8 hari untuk menjadi vektor. Pada umur nyamuk 8-10 hari P

vivax sudah dapat menyelesaikan siklus sporogoni dalam tubuh nyamuk, sementara P

falciparum memerlukan waktu lebih panjang yaitu 10-12 hari (12). Hasil penelitian

rikhus vektora yang dilakukan pada bulan Mei (2017), di Kabupaten Manokwari positif

ditemukan An. farauti dan An.longilostris yang mengandung plasmodium malaria (3).

Hasil uji kerentanan (suseptibilitas) memberikan hasil keseluruhan nyamuk

Anopheles sp mati setelah pemaparan impregnated paper selama 24 jam dengan 3 kali

pengulangan. Berdasarkan hasil ini bisa dikatakan bahwa populasi nyamuk Anopheles

sp di Manokwari masih rentan (vulnerable) terhadap insektisida (Alphasipermethrine,

Deltamethrine dan Permethrine) dalam kelambu LLINs. Kemudian hasil uji bioassay

yang dilakukan terhadap kelambu berinsektisida menunjukkan bahwa terjadinya

penurunan kadar insektisida dalam kelambu yang cukup besar meskipun populasi

kelambu yang diuji (40 buah kelambu) masih berumur kurang dari 2 tahun, karena

merupakan kelambu yang dipergunakan masyarakat didistribusikan pada tahun 2017

oleh dinas kesehatan Manokwari. Pada kelambu yang tidak mengalami pencucian

didapatkan bahwa kelambu masih memenuhi standar keefektifan minimal yakni mampu

membunuh 85% dari total populasi nyamuk uji, namun setelah kelambu dilakukan

pencucian, kelambu menunjukkan penurunan kadar insektisida yang signifikan,

sehingga ditengarai kelambu sudah tidak efektif karena banyaknya insektisida yang

terlarut selama pencucian.

Page 31: LAPORAN PENELITIAN INKRIMINASI NYAMUK ANOPHELES …. Laporan-2018... · Dr.Ganda .sebagai kepala Puskesmas Anggi kab.peg arfak . viii 15. Masyarakat dan ibu- ibu kader di kab Manokwari

16

Hal ini seharusnya tidak terjadi karena menurut standar WHO kelambu LLINs

dengan perawatan yang benar maka mampu mempertahankan efektivitasnya hingga 5

tahun. Dimungkinkan bahwa cara perawatan kelambu baik pencucian, penjemuran, dan

penyimpan kelambu LLINs oleh masyarakat kurang baik sehingga menurunkan

efektivitas kelambu. Besar kemungkinan bahwa pencucian yang tidak tepat yakni

dengan menggunakan detergent menjadi faktor utama penyebab penurunan drastis kadar

insektisida. Kelambu berinsektisida yang diuji pada penelitian ini mengandung bahan

aktif deltametrin, permetrin dan alfasipemetrin dimana merupakan golongan steroid

yang akan dengan mudah larut jika dicuci dengan menggunakan detergent, meskipun

pada dasarnya kelambu berinsektisida yang telah dilakukan pencucian selama berulang

akan mengalami penurunan efektivitas walaupun tanpa menggunakan pelarut kuat

seperti detergent.

Kemenkes (2012) menyatakan bahwa batas maksimal pencucian kelambu

berinsektisida adalah 20 kali(13). Sebuah penelitian di India menunjukkan bahwa

kelambu berinsektida yang telah dicuci selama dua tahun mengalami penurunan tingkat

efektifitas dibawah 80%. Menurunnya tingkat mortalitas nyamuk setelah pencucian

ulang disebabkan oleh berkurangnya residu insektisida yang terdapat pada kelambu(14).

Temuan yang sama diungkapkan oleh Boewono (2009) yang menunjukkan bahwa

kelambu berinsektisida yang telah dicuci 5 kali masih efektif membunuh nyamuk,

namun setelah 10 kali cuci kelambu sudah tidak efektif lagi membunuh nyamuk (15).

Temuan berbeda diungkapkan sebuah studi di India yang menemukan bahwa kelambu

berinsektisida masih tetap efektif membunuh nyamuk setelah 20 kali pencucian(16).

Ditambah lagi, residu insektisida dalam kelambu akan berkurang karena sinar ultraviolet,

debu, kondisi cuaca, metode pencucian dan jenis insektisida yang digunakan (17). Jadi

diluar faktor bahwa memang kelambu memiliki masa fungsional terbatas, faktor dari sisi

antroposentris lebih besar memberikan dampak pada berkurangnya efektifitas kelambu

setelah penggunaan dalam kurun waktu tertentu. Kerusakan fisik pada kelambu, misal

robek, dan berlobang pada saat penggunaan kelambu juga ditengarai menjadi faktor

yang menyebabkan berkurangnya efektivitas kelambu berinsektisida.

BAB V

Page 32: LAPORAN PENELITIAN INKRIMINASI NYAMUK ANOPHELES …. Laporan-2018... · Dr.Ganda .sebagai kepala Puskesmas Anggi kab.peg arfak . viii 15. Masyarakat dan ibu- ibu kader di kab Manokwari

17

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Dalam penelitian ini didapatkan dua spesies nyamuk (An.farauti, dan An.punctulatus)

dan tidak berfungsi sebagai vektor malaria.

2. Uji suseptibilitas nyamuk Anopheles sp terhadap insektida menunjukkan bahwa

nyamuk masih rentan terhadap insektisida dengan tingkat kematian 100%.

3. Survei kelambu berinsektisida LLINs menunjukkan bahwa insektisida yang

terkandung masih bisa mematikan nyamuk, namun tidak efektif untuk pemakaian

jangka panjang. Hal ini terkait dengan cara penggunaan, pencucian dan penyimpanan

namun, pencucian memberikan dampak paling besar karena konsentrasi insektisida

yang terlarut selama pencucian cukup tinggi.

Saran

a) Mengurangi tempat perindukan jentik nyamuk malaria dengan melakukan

penimbunan lubang-lubang bekas aktifitas pembuatan jalan yang berpotensi

sebagai habitat jentik di musim penghujan. Drum-drum bekas dan perahu yang

tidak digunakan lagi dibalik atau dimusnahkan untuk meminimalkan habitat

jentik nyamuk di musim penghujan.

b) Petugas kesehatan aktif melakukan active case detection (ACD) dan pasif case

detection (PCD).

c) Mengurangi aktivitas di luar rumah pada malam hari, menggunakan repellent,

baju lengan panjang untuk mencegah kontak dengan nyamuk Anopheles

d) Meningkatkan sosialisasi prosedur pemakaian dan perawatan kelambu

berinsektisida sesuai standar WHO

e) Petugas kesehatan tetap aktif melakukan mass faver survey (MFS) dan mass

blood survey (MBS) untuk mencari kasus malaria dengan segera melakukan

pengobatan secepat mungkin sehingga tidak terjadi transmisi dari penderita ke

nyamuk sehingga siklus hidup parasit dapat dicegah.

Daftar Pustaka

Page 33: LAPORAN PENELITIAN INKRIMINASI NYAMUK ANOPHELES …. Laporan-2018... · Dr.Ganda .sebagai kepala Puskesmas Anggi kab.peg arfak . viii 15. Masyarakat dan ibu- ibu kader di kab Manokwari

18

1. PP&PL. Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi malaria

Daerah Pemberantasan dan daerah Eliminasi Malaria di Indonesia.

Indonesia.Kementerian Kesehatan RI;2013

2. Papilaya ML, Ratag BT, Joseph WBS. Hubungan Antara Faktor Perilaku dengan

kejadian Malaria di Wilayah Kerja Puskesmas Remu Kota Sorong. J

Unsrat.2014:1-8

3. B2p2VRP. Kemenkes RI. Laporan Akhir Rikhus Vektora Papua barat, In :

laporan Akhir Rikhus Vektora Papua barat. 2017

4. Gerberg EJ. manual for mosquito Rearing and Experimental Techniques.

(Collins DL, ed). Baltimore: American Mosquito Control Association Inc;1979

5. PP&PL DJ. Pedoman penggunaan Insektisida (Pestisida) dalam Pengendalian

Vektor Indonesia;Kementerian kesehatan RI;2012

6. WHO. Guidelines for Laboratory and Field –Testing of Long-Lasting

Insecticidal Nets. geneva;World Health Organization ; 2013

7. World Health Organization. Malaria Entomology and Vector control. World

Health Organ. 2013

8. Badan Pusat Statistik Kabupaten Manokwari. Kabupaten Arfak Dalam Angka.

2017

9. Abebe Aninut, Yohannes Negash. Dry season occurrence of anopheles

mosquiotoes and implications in Jabi Tehnan District, West Gojjam Zone,

Ethiopia. Malaria Journal.(2018) 117:445.

10. Widyastuti U. Inkriminasi Vektor Malaria dan Identifikasi Pakan darah Pada

Nyamuk Anopheles spp di Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang. Jurnal

Vektora. 2013; Vol 5 (1) : 18-27

11. Munif A, Rusmiarto S, Aryati Y, Andris H, Stoops CA, Konfirmasi Status

Anopheles vagus sebagai vektor Pendamping saat Kejadian Luar Biasa Malaria

di Kabupaten Sukabumi Indonesia, Jurnal Ekologi Kesehatan, 2008;7(1):689-

696

12. Mardiana, Munif A, Komposisi umur Nyamuk Anopheles sp yang diduga

sebagai Vektor di daerah Pegunungan Kecamatan Lengkong, Kabupaten

sukabumi, Jurnal Ekologi Kesehatan, 2009;8(2): 946-952

Page 34: LAPORAN PENELITIAN INKRIMINASI NYAMUK ANOPHELES …. Laporan-2018... · Dr.Ganda .sebagai kepala Puskesmas Anggi kab.peg arfak . viii 15. Masyarakat dan ibu- ibu kader di kab Manokwari

19

13. Kementerian Kesehatan. Pedoman Penggunaan Insektisida (Pestisida) Dalam

Pengendalian Vektor. Jakarta: Kementerian kesehatan Press;2012

14. Anuse SS, Sahu SS, Subramanian S, Gunasekaran K, Usage Pattern, Physical

Integrity&Amp; Insecticidal Efficacy of Long Lasting Insecticidal Nets in

odisha state, India, Indian J Med Res.2015;142:71-78

15. Boewono DT, Widiarti, Mujiono, Pengaruh pencucian terhadap efektifitas residu

kelambu Berinsektisida Piretroid Long lasting Insecticidal net (LLINs) terhadap

Nyamuk Vektor demam berdarah Dengue dan Malaria. Vektora. 2009;1(1):1-12

16. Sood RD, Mittal PK, Kapoor N, Razdan RK, ash AP. Wash Resistance and

Efficacy of Olyset Net and Permanet 2.0 Against Anopheles stephensi in India.

Journal of American Mosquito Control Association. 2011:27(4):423-428

17. Paintain LS, Awini E, Kukula V, Nikoi C, Sarpong D. Evaluation of a universal

Long-Lasting Insecticidal Net (LLIN) Distribution Campaign in Ghana : Cost

effectiveness of Distribution and Hang-Up Activities. Malar J. 2014;13:71-83

Page 35: LAPORAN PENELITIAN INKRIMINASI NYAMUK ANOPHELES …. Laporan-2018... · Dr.Ganda .sebagai kepala Puskesmas Anggi kab.peg arfak . viii 15. Masyarakat dan ibu- ibu kader di kab Manokwari

20

Lampiran 1

Prosedur Pemeriksaan Spesies dan Bionomik Vektor

a. Tempat Istirahat Nyamuk.

Hand Collection of indoor-resting mosquitoes

Penangkapan nyamuk dilakukan jam 18.00 – 06.00 dengan jumlah penangkap 4 orang

dengan pembagian didalam rumah 2 orang dan di luar rumah 2 orang. Lama

penangkapan tiap 40 menit landing colection, 10 menit Penangkapan di dinding dalam

rumah dan luar rumah, 10 menit penangkapan di sekitar kandang. Pagi hari dilakukan

penangkapan nyamuk di dalam rumah (06.00-08.00) oleh 2 orang petugas (tiap 15

menit/rumah) kurang lebih 10 rumah (9)

Pemelihara nyamuk agar tetap hidup di lapangan

1. Segumpal kapas direndam pada larutan gula 5 - 8%, kemudian diperas sehingga

larutan gulanya berkurang lalu ditempatkan di bagian atas paper cup.

2. Paper cup diletakkan dengan posisi tegak pada box.

3. Paper cup ditutupi dengan kain basah sebagai pelembab selama perjalanan menuju

laboratorium.

4. Paper cup yang berisi nyamuk dari kontaminasi bahan insektisida dan gangguan

semut.

5. Sebelum dibawa ke laboratorium, letakkan koran atau bahan lain di antara paper

cup untuk mengurangi guncangan selama dalam perjalanan.

b. Survei habitat

Survey larva/jentik dan pupa nyamuk dilakukan pada tempat genangan air yang

potensial sebagai tempat perkembangbiakan nyamuk di daerah penelitian dan untuk

mengetahui habitat nyamuk pra dewasa. Untuk menghitung kepadatan larva dilakukan

pencidukan menggunakan dipper plastik (gayung = 350 ml) 10 cidukan (dilakukan

acak) disetiap tempat perindukan. Jentik yang diperoleh kemudian dihitung

kepadatannya, kemudian diberi label dan dipelihara dilaboratorium untuk diidentifikasi.

Koordinat lokasi tempat pencidukan jentik/larva akan di data menggunakan GPS (10).

Cara pengumpulan larva:

Peralatan yang digunakan untuk mengumpulkan larva nyamu antara lain: cidukan,

nampan, pipet plastik, vial, kapas, pensil, senter. Apabila specimen larva digunakan

Page 36: LAPORAN PENELITIAN INKRIMINASI NYAMUK ANOPHELES …. Laporan-2018... · Dr.Ganda .sebagai kepala Puskesmas Anggi kab.peg arfak . viii 15. Masyarakat dan ibu- ibu kader di kab Manokwari

21

untuk pengujian insektisida maka dibutuhkan wadah botol yang besar dengan bagian

lubang mulut yang lebar.

Gayung plastik didekatkan secara hati-hati pada permukaan air di lokasi cidukan

membentuk sudut 45˚.

Saat gayung tercelup dalam air, gayung tidak langsung diangkat karena menyebabkan

larva terganggu dan larva akan tenggelam ke dasar kolam. Jika terjadi hal demikian

tunggu 1 – 2 menit sampai larva naik ke permukaan air dan kemudian lanjutkan

pencidukan.

Pencidukan di permukaan kolam air dilakukan dengan mengitari kolam habitat larva,

gayung diangkat dari kolam perlahan-lahan, dan dipastikan air yang mengandung

larva dan pupa tidak tumpah.

larva dan pupa yang terkumpulkan dipindahkan ke vial atau botol mengunakan pipet

plastik

Jumlah larva dan pupa yang terkumpul dihitung.

c. Cara Pemindahan Larva dari Lokasi ke Laboratorium (4)

Semua larva di tempatkan pada botol atau vial dan diberi label, label harus ditulis

menggunakan pensil. Jangan mengunakan balpoin atau yang menggunakan tinta

karena akan larut di air.

Larva dan pupa yang dikumpulkan harus tetap hidup dan tidak rusak sampai tiba di

Laboratorium. Tutup botol atau vial harus rapat sehingga media air tidak tumpah.

Pastikan terdapat udara di dalam botol dan vial sekitar 1-2 cm jari permukaan air

didalam vial terhadap tutupnya sehingga larva dan pupa dapat bernapas untuk

beberapa jam. Jika terdapat udara dalam jumlah besar akan menyebabkan gangguan

selama dalam perjalanan yang menyebabkan kerusakan khususnya hilangnya rambut

pada larva dan pupa.

Jika waktu tempuh lokasi habitat dari laboratorium lebih dari 2 – 3 jam, buka tutup

botol/vial setiap 2 jam untuk memberikan udara segar pada larva dan pupa.

Jika larva yang digunakan untuk keperluan uji kerentanan maka diperlukan labu

vacuum yang besar atau wadah penyimpanan yang lebih besar.

Page 37: LAPORAN PENELITIAN INKRIMINASI NYAMUK ANOPHELES …. Laporan-2018... · Dr.Ganda .sebagai kepala Puskesmas Anggi kab.peg arfak . viii 15. Masyarakat dan ibu- ibu kader di kab Manokwari

22

d. Aktifitas Menggigit Nyamuk (11)

Aktifitas mengigit nyamuk di hitung dengan rumus sebagai berikut:

Man Bitting Rate =

Man Hour Density =

Page 38: LAPORAN PENELITIAN INKRIMINASI NYAMUK ANOPHELES …. Laporan-2018... · Dr.Ganda .sebagai kepala Puskesmas Anggi kab.peg arfak . viii 15. Masyarakat dan ibu- ibu kader di kab Manokwari

23

Lampiran 2

Penentuan Umur relatif Nyamuk

Untuk mengetahui umur nyamuk di alam dilakukan bedah ovarium, menggunakan

metode yang direkomedasikan WHO. Secara ringkas, langkah-langkah bedah ovarium

adalah, nyamuk unfed di matikan mengunakan kloroform dan diletakan di atas kaca

objek. Bagian ujung abdomen ditetesi garam fisiologis. Bagian dada ditusuk

menggunakan jarum bedah dan jarum lain menusuk segmen ke enam dan ketujuh.

Secara perlahan jarum pada abdomen digeser ke arah anus sampai segmen abdomen

dan isi perut di tarik keluar, kemudian dipisahkan isi perut dari masing-masing ovary.

Ovary yang diletakkan pada kaca objek diberi aquadest untuk melihat tracheolus skein,

sedangkan ovary yang ditetesi garam fisiologis untuk melihat isi telur dan ada tidaknya

dilatasi pada tangkai ovariole. Melalui metode ini dapat ditentukan umur nyamuk

melalui kondisi parus dan maliparus serta menghitung proporsi parus:

Proporsi Parus =

Page 39: LAPORAN PENELITIAN INKRIMINASI NYAMUK ANOPHELES …. Laporan-2018... · Dr.Ganda .sebagai kepala Puskesmas Anggi kab.peg arfak . viii 15. Masyarakat dan ibu- ibu kader di kab Manokwari

24

Lampiran 3

Pemeriksaan Sporozoit menggunakan teknik ELISA

Beberapa nyamuk Anopheles spp. yang diperoleh dari daerah penelitian dilakukan

uji ELISA untuk mengetahui adanya kandungan sporozoit berdasarkan spesies

plasmodium. Uji ELISA untuk mendeteksi keberadaan sirkum sporozoit protein

antigen. Untuk mendeteksi keberadaan sporozoit digunakan antibody monoklonal Pf

dan Pv menggunakan prinsip sandwich ELISA dimana Ab terikat pada plate yang

nantinya akan mendeteksi adanya protein antigen sporozoit

Cara kerja:

1) Sampel nyamuk.

Nyamuk uji adalah nyamuk Anopheles spp betina ditangkap istirahat dan nyamuk yang

hinggap/menggigit manusia di dalam dan di luar rumah pada malam hari dan pagi hari

serta menggigit orang di dalam/luar rumah pada malam hari. Nyamuk Anopheles

tertangkap kemudian diidentifikasi untuk menentukan spesiesnya. Selanjutnya, dengan

menggunakan bantuan pisau dan jarum, dipisahkan bagian thorax-kepala dan abdomen.

Untuk mengurangi terjadinya false positif (positif palsu) maka yang digunakan hanya

bagian thorax-kepala (protoraks) untuk uji ELISA.

2) Persiapan larutan ELISA sporozoit (12)

Untuk uji ELISA sporozoit Plasmodium pada nyamuk, dipersiapkan larutan-larutan

ELISA sebagai berikut (13):

Phosphate Buffer Saline (PBS), pH 7,2 (Dulbecco’s 10 x 1L, Sigma Chemical Co. #

D5773) yang disimpan pada suhu 40C, dicampur dalam 1 liter akuades.

Blocking Buffer (BB), terbuat dari casein (Sigma, C-0376, C-3400). BB casein dibuat

dengan komposisi 0,5 % casein (2,50 g), 0,1 N Na OH (50,00 ml) dan PSB, pH 7,4

(450 ml). Suspensi casein dalam 0,1 N NaOH dididihkan, setelah larut ditambahkan

PSB secara perlahan dan dibiarkan sampai dingin, pH diatur dengan menambahkan

HCI.

Blocking Buffer / Nonidet P-40 (BB/NP-40). Larutan ini dipakai untuk menggerus

nyamuk yang diuji, terdiri dari 1 ml BB + 5 µl NP-40, keduanya dicampur sampi NP-

40 larut dalam BB.

Larutan pencuci (PBS/Tween 20). Dimasukkan 0,5 ml Tween 20 ke dalam 1 liter

PSB, dicampur sampai homogen.

Page 40: LAPORAN PENELITIAN INKRIMINASI NYAMUK ANOPHELES …. Laporan-2018... · Dr.Ganda .sebagai kepala Puskesmas Anggi kab.peg arfak . viii 15. Masyarakat dan ibu- ibu kader di kab Manokwari

25

Larutan substrat, terdiri dari campuran 2,2-azinodi (3-ethylbenzthiazolin sulfonate 6)

atau ABTS (larutan A) dan Hidrogen peroksida (larutan B) dengan perbandingan 1:1

yang digunakan 100 µl/sumuran.

Kontrol positif, merupakan protein CS rekombinan yang dimurnikan dari P.

falciparum (Pf-PC) dan P. vivax (Pv210-PC).

Kontrol negatif. Nyamuk yang dipakai sebagai kontrol negatif adalah spesies

Anopheles hasil kolonisasi laboratorium yang tidak terinfeksi. Nyamuk digerus dalam

50 µl BB/NP-40, diencerkan dengan 200 µl BB/NP-40 (volume total 250 ul),

dimasukkan 50 µl/sumuran kontrol negatif.

Antibodi monoklonal anti P. falciparum 0,4 µg/vial yang diencerkan 1:1 dengan

akuades (Mab P. f, KPL. Lot No. WE 092, Cat. No. 37.00.24.2) dan P. vivax 0,5

µl/vial (Mab P.v-210, KPL. Lot No. KA 52-5) serta peroxidase-conjugated MAb P. f

0,25 ug (KPL. Lot No. WE 092, Cat No. 37.00.24.4) dan peroxidase-conjugated MAb

P. v-210 0,2 µg (KPL. Lot No. KA 51-5)

3) Persiapan sampel / penghancuran nyamuk Anopheles spp (13)

Nyamuk yang diuji individual atau dapat juga dipooled (5-10 ekor) ditempatkan dalam

tabung eppendorf (eppendorf tube) berukuran 1,5 ml yang berisi campuran 50 µl larutan

BB dan NP-40. Nyamuk dihancurkan/ digerus dengan alat penumbuk (pestel) yang

digerakkan otomatis memakai batu baterai (electric grinder). Setelah nyamuk hancur,

ditambahkan 2 x 125 µl larutan BB, sehingga volume campuran bahan dalam masing-

masing tabung eppendorf menjadi 300 µl. Homogenat nyamuk disimpan pada suhu –

200C sampai saatnya untuk diuji. Pengujian sporozoit dilakukan pada sumuran mikroplat

yang terpisah berdasarkan jenis Plasmodium yang digunakan.

4) Uji ELISA sporozoit Plasmodium pada nyamuk Anopheles spp. (Verifikasi Vektor) (12)

Coating mikroplat dengan 50 µl larutan antibodi monoklanal (Mab), dipisahkan

berdasarkan spesies spoorozoit yang diuji, yaitu Mab p. f 0,1 µg/50 µl PBS dan Mab

P. v 210 0,025 µl/50 µl PBS. Plat ditutup dengan aluminium foil dan diinkubasi pada

suhu kamar selama 30 menit.

Sumuran diaspirasi dan diisi dengan BB 200 µl/sumuran, inkubasi selama 60 menit

(tertutup).

Sumuran diaspirasi, 50 µl homogenat nyamuk dimasukkan ke dalam sumuran

demikian juga untuk kontrol positif dan negatif. Inkubasi selama 2 jam (tertutup).

Page 41: LAPORAN PENELITIAN INKRIMINASI NYAMUK ANOPHELES …. Laporan-2018... · Dr.Ganda .sebagai kepala Puskesmas Anggi kab.peg arfak . viii 15. Masyarakat dan ibu- ibu kader di kab Manokwari

26

Sumuran dicuci dengan PBS/Tween 20 sebanyak 2 kali.

Konjugat (larutan peroxidase-conjugated Mab) dimasukkan ke dalam masing-masing

sumuran (0,050 µl/50 µl BB untuk peroxidase-conjugated Mab P. f dan peroxidase-

conjugated Mab P. v-210). Inkubasi 1 jam (tertutup).

Sumuran dicuci 3 kali dengan PBS/Tween 20.

100 µl larutan substrat (campuran ABTS dan H2O2) dimasukkan ke dalam masing-

masing sumuran, ditutup, diamati hasilnya setelah 30 menit.

Hasil positif secara visual akan terlihat menunjukkan warna hijau. Untuk mengetahui

nilai absorben / absorbance value (AV) secara kuantitatif dapat dibaca dengan ELISA

reader pada panjang gelombang 405 nm. Intensitas warna sebanding dengan jumlah

antigen CS yang terdapat dalam sampel.

Sampel positif harus dikonfirmasi / diuji ulang, dibandingkan dengan kurva standar

ekuivalensi antigen CS (dari kontrol positif) terhadap sporozoit P. falciparum atau P.

vivax. Pembuatan kurva kontrol positif dilakukan dengan membuat seri pengenceran

mulai dari konsentrasi 100; 50; 25; 12; 6; 3 dan 1,5 pg/50 ul BB, masing-masing 3

kali ulangan. Pada plat yang sama diletakkan pula kontrol negatif dan sampel positif

yang diuji ulang. Prosedur pengujian sama dengan ELISA sporozoit, mulai dari

coating mikroplat sampai dengan pembacaan hasil di ELISA reader.

Sporozoite rate (SR) = 𝐽𝑈𝑀𝐿𝐴𝐻 𝑆𝑃𝐸𝑆𝐼𝐸𝑆 (𝑋) 𝑌𝐴𝑁𝐺 𝑀𝐸𝑁𝐺𝐴𝑁𝐷𝑈𝑁𝐺 𝑆𝑃𝑂𝑅𝑂𝑍𝑂𝐼𝑇

𝐽𝑈𝑀𝐿𝐴𝐻 𝑆𝑃𝐸𝑆𝐼𝐸𝑆 (𝑋) 𝑌𝐴𝑁𝐺 𝐷𝐼𝐵𝐸𝐷𝐴𝐻 x 100%

Lampiran 4

Page 42: LAPORAN PENELITIAN INKRIMINASI NYAMUK ANOPHELES …. Laporan-2018... · Dr.Ganda .sebagai kepala Puskesmas Anggi kab.peg arfak . viii 15. Masyarakat dan ibu- ibu kader di kab Manokwari

27

Uji Pakan Darah menggunakan metode ELISA(12)

Uji pakan darah dilakukan dengan metode ELISA untuk memperoleh ketepatan dalam

menentukan sensitifitas dan spesifisitas jenis darah yang dihisap oleh nyamuk (darah

manusia/hewan). Nyamuk Anopheles yang akan diidentifikasi pakan darahnya

adalah dalam kondisi perut kenyang darah (blood fed atau half gravid)

Cara Kerja:

Bagian perut nyamuk dipisahkan dari kepala-dada (Protoraks). Darah dalam bagian

perut setiap spesimen nyamuk Anopheles dipencet pada kertas filter Whatman

diameter 11 cm (yang sudah dibagi menjadi 16 bagian).

Setiap bagian kertas filter Whatman (berisi sediaan darah sampel) dimasukkan ke

dalam 1 ml PBS (minimal dalam waktu 1 jam sebelum diuji atau dapat disimpan

dalam refrigerator (kulkas) untuk pengujian lebih lanjut).

Sumuran mikroplat ditambahkan 100 l larutan anti IgG manusia (4 l/ml PBS) lalu

mikroplat ditutup dengan aluminium foil, diinkubasi selama 24 jam pada suhu

40C.

Sumuran diaspirasi terlebih dahulu kemudian ke dalam sumuran dimasukkan 200 l

BB dan di inkubasi selama 1 jam. Sumuran diaspirasi kemudian mikroplat ditepuk-

tepukkan pada kertas tissu untuk menghilangkan sisa-sisa buffer.

Dalam sumuran dimasukkan 100 l homogenat, demikian pula pada kontrol positif

dan kontrol negatif. Pada kontrol positif, ditambahkan 100 l IgG (5 l/500 ml PBS).

Pada kontrol negatif digunakan nyamuk Anopheles spp hasil koloni laboratorium yang

tidak menghisap darah.

Setelah selesai mikroplat ditutup dan diinkubasi selama 2 jam. Selanjutnya sumuran

diaspirasi dan dicuci dengan PBS/Tween dua kali dan dikeringkan.

Tambahkan 100 l konjugat peroksidase ke dalam sumuran, (2 l /1 ml BB Tween)

dan diinkubasi selama 1 jam. Sumuran diaspirasi dicuci dengan PBS/Tween sebanyak

tiga kali ulangan.

Tambahkan 100 l larutan substrat ABTS (Substrat disiapkan dengan mencampurkan

ABTS dan H2O2 perbandingan 1:1). Setelah penambahan substrat mikroplat ditutup

dan ditempatkan di ruang gelap selama 20 menit. Untuk menghentikan reaksi

ditambahkan 1 tetes 2,5 N HCl pada tiap-tiap sumuran.

Pembacaan hasil dilakukan secara visual dan kuantitatif. Pembacaan secara visual

pada kontrol positif akan menunjukkan warna hijau sedangkan pada kontrol negatif

Page 43: LAPORAN PENELITIAN INKRIMINASI NYAMUK ANOPHELES …. Laporan-2018... · Dr.Ganda .sebagai kepala Puskesmas Anggi kab.peg arfak . viii 15. Masyarakat dan ibu- ibu kader di kab Manokwari

28

tidak berwarna. Penilaian secara kuantitatif dengan membaca nilai absorbance value

(AV) pada ELISA reader dengan panjang gelombang 405 nm setelah 20 menit.

Page 44: LAPORAN PENELITIAN INKRIMINASI NYAMUK ANOPHELES …. Laporan-2018... · Dr.Ganda .sebagai kepala Puskesmas Anggi kab.peg arfak . viii 15. Masyarakat dan ibu- ibu kader di kab Manokwari

29

Lampiran 5

Uji efikasi (Bioassay) untuk Insectiside-treated bed nets dan LLINs pada Vektor

Malaria (8,14,6)

Untuk uji metode cone WHO digunakan Non blood fed nyamuk sebanyak 5

ekor agar lebih leluasa kontak dengan kelambu yang diuji.

Dipergunakan empat cone yang sama pada uji Kelambu LLINs dengan

replikasi sebanyak 10 kali, dengan tiap cone 5 ekor nyamuk dengan total

nyamuk 50 ekor dengan lama waktu kontak 3 menit.

Setelah exposure nyamuk ditempatkan pada gelas plastik 150 ml (10 ekor

nyamuk tiap gelas) kemudian diberi makan sukrosa, dan ditempatkan pada

suhu 27 C dengan kelembaban 80%.

Di catat persentase knock down setelah 60 menit dan persentase setelah 24

jam .

Control Mortality (C) =

Exposure Mortality(E) =

Abbot’s Formula Corrected exposure Mortality (%) =

Lampiran 7

Uji kadar insektisida pada kelambu LLINs (Long Lasting Insecticide Nets)

Page 45: LAPORAN PENELITIAN INKRIMINASI NYAMUK ANOPHELES …. Laporan-2018... · Dr.Ganda .sebagai kepala Puskesmas Anggi kab.peg arfak . viii 15. Masyarakat dan ibu- ibu kader di kab Manokwari

30

Untuk mengetahui kadar Insektisida pada LLINs di gunakan uji Gas Kromatografi Langkah

kerja uji Gas Kromatografi (GC) = High Pressure Liquid Chromatograph (HPLC). Reagen

atau peralatan yang di perlukan: Deltametrin standar : standar referensi, Aseton : HPLC,

Dibutylphtalate : Analisis, Pengocok : Yamato, Ultrasonik (ultra) untuk mengultrasonik fase

gerak dan sampel yang akan masuk dalam kolom sehingga udara tidak ada dan tidak

mengakibatkan sumbatan dalam kolom, HPLC : Aligent 1100, Pelarut untuk ekstrasi :

Aseton 80 %, Cairan standar internal : 0,05% dibutylphtalate dalam campuran ekstrasi,

Solution deltametrin standart : 0,05% deltamentrin standar dalam campuran ekstrasi.

Persiapan Sampel

Masing-masing kelambu dipotong 2-3cm

Masukkan 0,3 gram kelambu (mengandung 50 mg deltametrin) ke dalam botol

gelas yang berisi 50 ml air

Tambahkan 1 ml cairan standar internal (dibutylpthalate)

Tambahkan 14 ml hasil ekstrasi

Kocok dengan kuat mengunakan pengocok (yamato) selama 30 menit

Saring campuran sampel kemudian filtrasi hasil saringan disiapkan untuk

injeksi.

Persiapan larutan kalibrasi

Masukan 1ml deltamethrin standar dengan mengunakan pipet kedalam botol

gelas berisi 50 ml air

Tambahkan 1ml larutan standar internal

Tambahkan 14 ml axtrasi

Campur larutan untuk membuat larutan kalibrasi

Kondisi Kerja

a) Kolom : Lichrosob SI-60, 25 cm x 4,6 mm, 5µm

b) Detector : Ultra Violet

c) Fase Gerak : 94% Volume Aseton

d) Laju aliran : 1ml/menit

e) Volume Injeksi : 5-10 µl

f) Suhu kolom : 250C

Penentuan Hasil

Kandungan Deltametrin = SsxIcxWcxP

Page 46: LAPORAN PENELITIAN INKRIMINASI NYAMUK ANOPHELES …. Laporan-2018... · Dr.Ganda .sebagai kepala Puskesmas Anggi kab.peg arfak . viii 15. Masyarakat dan ibu- ibu kader di kab Manokwari

31

Is x Sc x Ws

Keterangan :

Ss : Area puncak deltametrin dalam larutan sampel

Sc : Area puncak deltametrin dalam larutan kalibrasi

Is : Area puncak standar internal larutan sampel

Ic : Area puncak standar internal larutan kalibrasi

Ws : mg berat kelambu

Wc : mg deltametrin dalam larutan kalibrasi

P : deltametrin standar referensi

Pengujian Konsentrasi Insektisida Permethrin Dalam Kelambu

Prinsip Kerja : Contoh diekstrasi dengan aseton dan di klorometana dan

ditetapkan dengan kromatografi gas mengunakan detektor FID (Flame Ionization

detector) Peralatan dan pereaksi yang digunakan adalah rotavapor, kromatografi

gas yang dilengkapi dengan detektor FID, alat gelas, aseton GR, diklorometana

GR, isooktan GR

Tahapan :

Ekstrasi : Kelambu ditimbang dengan timbangan analitik dan dimasukkan ke

dalam erlemeyer asah (bertutup), ditambahkan campuran aseton : diklorometana

100ml (50:50 v/v) dengan mengunakan pipet volume.Dibiarkan selama satu

malam untuk proses ekstrasi statis. Kemudian hasil ekstrasi di saring dan di

disuntikkan ekstrak ke dalam kromatograf gas.

Penetapan

Hasil ekstrasi diambil 1µl ekstrak kemudian diinjeksika ke dalam kromatograf

gas dengan kondisi :

1. Kolom kapiler : Hp-5, panjang 30 m x 320 µm x 0,25 µm

2. Program suhu : 1000C-2500C, laju peningkatan 150C/menit

3. Suhu Injektor : 2500C

4. Suhu detektor : 2500C

5. Gas Nitrogen UHP : 2 ml/menit

6. Detektor : FID (Flame Ionization Detector)