laporan penelitian

34
D I S U S U N O L E H: KELOMPOK 3 NAMA : 1. ANTONIUS NDRURU 2. GAJAMADA HALAWA 3. YUNIDAR TELAUMBANUA 4. RITA DEWIYANA ZEBUA 5. TITIX SRIMAHAYANTI TEL 6. WISMAN FATEMALUO SEM/KLS : VI/6 PRODI : MANAJEMEN MATA KULIAH : MANAJEMEN PERKANTORAN DOSEN PENGAMPU : SAMUDERA K. ZENDRATO, S.sos., M.S

Upload: yanto-ndr

Post on 28-Dec-2015

76 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Penelitian

D

I

S

U

S

U

N

O L E H:

KELOMPOK 3

NAMA : 1. ANTONIUS NDRURU

2. GAJAMADA HALAWA

3. YUNIDAR TELAUMBANUA

4. RITA DEWIYANA ZEBUA

5. TITIX SRIMAHAYANTI TEL

6. WISMAN FATEMALUO

SEM/KLS : VI/6

PRODI : MANAJEMEN

MATA KULIAH : MANAJEMEN PERKANTORAN

DOSEN PENGAMPU : SAMUDERA K. ZENDRATO, S.sos., M.S

Page 2: Laporan Penelitian

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat

Kasih dan Rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan Laporan Penelitian yang berjudul “Nasib

Mahasiswa Universitas Setia Budi Mandiri (USBM) Telukdalam Nias Selatan”. Laporan

ini di anjukan guna memenuhi tugas pada mata Manajemen Perkantoran. Kami mengucapkan

terimakasih kepada Dosesn Pengampu yang telah memberikan tanggung jawab kepada kami

untuk menyelesaikan laporan ini, Berkat informasi-informasi atau media yang kami peroleh

dapat membantu sehingga Laporan Penelitian ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Kami menyadari Laporan ini ini masih jauh dari kesempurnaan oleh karena itu, Kritik dan

Saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi sempurnanya penelitian ini

dimasa yang akan datang.

Dengan harapan semoga Laporan Penelitian ini dapat memberikan informasi dan

bermanfaat untuk pengembangan wawasan tentang Izin dan Operasi Perguruan Tinggi Swasta

dan Perguruan Tinggi Negeri dengan tidak berdampak negatif terhadap jembatan kehidupan

dalam segi pendidikan.

Telukdalam, 28 Mei 2014

Penyususn,

KELOMPOK 3

Page 3: Laporan Penelitian

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................... i

DAFTAR ISI.......................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN...................................................................... 1

A. Latar belakang........................................................................... 1

B. Identifikasi masalah.................................................................. 2

C. Batasan masalah........................................................................ 2

D. Tujuan penelitian...................................................................... 2

E. Manfaat penelitian..................................................................... 2

BAB II LANDASAN TEORI............................................................... 3

A. Dasar dan tujuan Pendidikan.................................................... 3

B. Peranan Perguruan tinggi.......................................................... 4

C. Pentingnya Akreditasi Perguruan Tinggi.................................. 5

D. Kampus Ilegal........................................................................... 8

BAB III PROSEDUR PENELITIAN.................................................. 11

A. Populasi dan sampel.................................................................. 11

B. Faliditas dan reaabilitas instrumen............................................ 11

C. Teknik pengumpulan data......................................................... 11

D. Pengujian................................................................................... 12

E. Teknik Analisis data.................................................................. 13

BAB IV HASIL PENELITIAN PENGUJIAN HIPOTESI DAN

PEMBAHASAN.................................................................................... 14

A. Deskripsi Hasil Penelitian......................................................... 14

B. Hasil hipotesisi penelitian......................................................... 15

C. Pembahasan Hasil Penelitian.................................................... 15

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN................................................ 18

A. Kesimpulan............................................................................... 18

B. Saran.......................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA

Page 4: Laporan Penelitian

NASIB MAHASISWA UNIVERSITAS SETIA BUDI MANDIRI (USBM)

TELUKDALAM KABUPATEN NIAS SELATAN

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan

potensi-potensi pembawaan baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang

ada di dalam masyarakat dan kebudayaan. Usaha-usaha yang dilakukan untuk

menanamkan nilai-nilai dan norma-norma tersebut serta mewariskannya kepada generasi

berikutnya untuk dikembangkan dalam hidup dan kehidupan yang terjadi dalam suatu

proses pendidikan. Sehingga, pendidikan memiliki fungsi dan peran yang sangat penting

dalam kehidupan manusia.

Lain halnya dengan salah satu Perguruan Tinggi di Nias Selatan yakni USBM yang

sampai saat ini sangat memperhatikan Nasib Mahasiswanya atas ketidak jelasan Izin

Kampus tersebut. Namun Setiap Peraturan Kementerian di Republik Indonesia yang sudah

diundangkan berarti wajib untuk mematuhi dan menghormatinya. Hal tersebut terjadi di

lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. PTS (Perguruan Tinggi Swasta)

yang berani melanggar Permedikbud RI. Terbukti, penyelenggaraan pendidikan kuliah

USBM Medan di Telukdalam Kabupaten Nias Selatan dan Yayasan Nisel Cerdas Bangkit

Kabupaten Nias Selatan di gedung SMA Negeri 1 Telukdalam dan SMK Negeri 1

Telukdalam sampai hari ini tidak ada izin penyelenggaraan Dirjen Dikti Kemdikbud.

Bupati Nias Selatan (Nisel), Provinsi Sumatera Utara, berkolaborasi dengan

perguruan tinggi kelas jauh untuk membangun perguruan tinggi berkedok Yayasan Cerdas

Bangkit yang berkolaborasi dengan Universitas Setia Budi Mandiri (USBM) untuk

membangun kelas jauh dan sudah berjalan meski tidak memilki Izin dari Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan.

Bahkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Koordinasi Perguruan

Tinggi Swasta (Kopertis) Wilayah I Sumatera Utara telah melayangkan surat nomor:

061/K.1.2.1/PS/2013 Perihal Larangan Penyelenggaran kelas jauh yang muatannya

melarang dengan tegas pendidikan kelas jauh atau Sabtu Minggu di lingkungan Kopertis

Wilayah I tanpa izin resmi yang diterbitkan oleh Kemendibud .

Page 5: Laporan Penelitian

Terkait latar belakang diatas yang mana dalam Laporan Penelitian ini akan memuat

tentang “Nasib Mahasiswa Universitas Setia Budi Mandiri (USBM) Telukdalam

Kabupaten Nias Selatan di lingkungan pendidikan”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka adapun masalah-masalah yang akan

diidentifikasi pada penelitian ini yaitu:

1. Mahasiswa USBM dari Nias Selatan Merasa dibohongi oleh Pemda Nias Selatan.

2. Alasan Mahasiswa USBM Nias Selatan tidak mendapatkan Nomor Indu Mahasiswa

yang sampai sekarang ini disebut dengan julukan Mahasiswa tanpa identitas.

3. Pihak USBM Medan merasa dirugikan dengan kedatangan ratusan Mahasiswa USBM

Telukdalam yang melakukan Studi Banding di Medan.

4. Kelas jarak jauh diduga melnggar Norma dan kaidah akademik yang tidak

memberikan kejelasan terhadap Mahasiswa USBM dari telukdalam Nias Selatan.

5. Ketidak jelasan anggaran dana dan nasib mahasiswa USBM telukdalam Nias selatan

yang memicu aksi demo terhadap Bupati Nias selatan.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas untuk menjaga penelitian lebih terarah dan

lebih terfokus, maka penulis membatasi masalah mengenai Kasus yang dialami

Mahasiswa USBM Telukdalam Nias Selatan atas ketidak jelasan Izin dan berkedok

Yayasan Cerdas Bangkit yang berkolaborasi dengan Universitas Setia Budi Mandiri

(USBM) .

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang hendak dicapai melalui penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui kasus yang dialami kampus USBM Telukdalam Nias selatan.

2. Untuk mengetahui Nasib mahasiswa USBM Telukdalam Nias Selatan yang tidak

memiliki Identitas sebagai Mahasiswa.

3. Untuk mengetahui hubungan Pemkab Nias Selatan dengan Universitas Setia Budi

Mandiri (USBM) Medan.

4. Untuk mengetahui tindakan Mahasiswa USBM Telukdalam dan tanggapan Pemkab

Nias Selatan terkait kasusu PTS yang tidak memiliki izin operasi.

E. Kegunaan Penelitian

a. Bagi pihak akademisiHasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran masa depan atas ketidak jelasan perguruan tinggi yang seharusnya memberikan jemabatan bagi

1

Page 6: Laporan Penelitian

masa depan kelak dan menyadarkan siswa untuk menentukan jenjang Pendidikan dalam Perguruan Tinggi.

b. Bagi pihak lainHasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber pengetahuan yang harus dimiliki seorang pemimpin dalam melakukan target yang tidak berdampak buruk bagi masa depan serta menjadikan contoh atas kasus yang dipelajari.

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Dasar dan Tujuan Pendidikan

Sebelum penulis membicarakan lebih lanjut tentang dasar dan tujuan pendidikan, maka

penulis perlu terlebih dahulu membahas dasar pendidikan.

1. Dasar Pendidikan

Yang dimaksud dengan dasar di sini adalah sesuatu yang menjadi kekuatan bagi tetap

tegaknya suatu bangunan atau lainnya, seperti pada rumah atau gedung, maka pondasilah

yang menjadi dasarnya. Begitu pula halnya dengan pendidikan, dasar yang dimaksud

adalah dasar pelaksanaannya, yang mempunyai peranan penting untuk dijadikan pegangan

dalam melaksanakan pendidikan di sekolah-sekolah atau di lembaga-lembaga pendidikan

lainnya.

Adapun dasar pendidikan di negara Indonesia secara yuridis formal telah dirumuskan

antara lain sebagai berikut “Undang-Undang tentang Pendidikan dan Pengajaran No. 4

tahun 1950, Jo Nomor 2 tahun 1945, Bab III Pasal 4 Yang Berbunyi: Pendidikan dan

pengajaran berdasarkan atas asas-asas yang termaktub dalam Pancasila, Undang-Undang

Dasar RI dan kebudayaan bangsa Indonesia.

2. Tujuan Pendidikan

Tujuan pendidikan adalah suatu factor yang amat sangat penting di dalam pendidikan,

karena tujuan merupakan arah yang hendak dicapai atau yang hendak di tuju oleh

pendidikan. Begitu juga dengan penyelenggaraan pendidikan yang tidak dapat dilepaskan

dari sebuah tujuan yang hendak dicapainya. Hal ini dibuktikan dengan penyelenggaraan

pendidikan yang di alami bangsa Indonesia. Tujuan pendidikan yang berlaku pada waktu

Orde Lama berbeda dengan Orde Baru. Demikian pula sejak Orde Baru hingga sekarang,

rumusan tujuan pendidikan selalu mengalami perubahan dari pelita ke pelita sesuai

dengan tuntutan pembangunan dan perkembangan kehidupan masyarakat dan negara

Indonesia. Rumusan tujuan pendidikan yang dikemukakan di dalam Ketetapan MPRS dan

MPR serta UUSPN No. 2 Tahun 1989 adalah sebagai berikut: Tap MPRS No. XXVII/

MPRS/ 1996 Bab II Pasal 3 dicantumkan: “ Tujuan pendidikan membentuk manusia

Page 7: Laporan Penelitian

Pancasila sejati berdasarkan ketentuan-ketentuan seperti yang dikehendaki Pembukaan

dan Isi Undang-Undang Dasar 1945”.

Pendidikan berfungsi untuk memberikan arah terhadap pertumbuhan dan perkembangan

manusia dan lingkungannya. Pertumbuhan dan perkembangan dan perubahan tersebut harus

terorganisasi dan diarahkan sedemikian rupa menuju kepada tujuan akhir pendidikan

sebagaimana yang telah ditetapkan. Untuk itu srana pendidikan atau lembaga-lembaga

pendidikan merupakan penyalur pendidikan itu sendiri.

Adanya aktivitas dan lembaga-lebaga pendidikan merupakan jawaban atas problema

dari perkembangan manusia itu sendiri. Pendidikan yang akan membentuk dan membina

bentuk-bentuk dengan tingkah laku tertentu dalam keadaan tertentu, maka lembaga-lembaga

pendidikan menghendaki perlakuan tertentu pula.

Tujuan pendidikan memuat gambaran tentang nilai-nilai yang baik, luhur, pantas, benar,

dan indah untuk kehidupan. Pendidikan memiliki dua fungsi yaitu memberikan arah kepada

segenap kegiatan pendidikan dan merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh segenap

kegiatan pendidikan.

B. Peranan Perguruan Tinggi

Perguruan Tinggi merupakan lembaga yang sangat strategis dalam mendorong

percepatan pembangunan masyarakat. Dengan sejumlah keunggulan yang dimilikinya seperti

sumber daya manusia, perangkat kelembagaan yang mapan, serta kemampuan membuat riset

dan kajian, maka peran perguruan tinggi seyogiyanya harus berperan sebagai agen

pembangunan (agent of developm...ent). Dengan potensi sumberdaya manusia berkualitas

yang memadai itulah, sudah sewajarnya bila Universitas atau Perguruan Tinggi didaerah

harus mampu mengambil peran dalam pembangunan bukan hanya skala regional melainkan

juga dalam skala nasional. bahkan perguruan tinggi di daerah ini dapat berkembang menjadi

salah satu pusat keunggulan (center of exellence), jika ada upaya sungguh-sungguh ke rah itu.

Dalam konteks pembangunan di daerah, beberapa hal harus di perankan oleh Perguruan

tinggi, antara lain sebagi berikut :

1) Pertama, membangun sumber daya manusia daerah yang berkualitas dengan selalu

meningkatkan dan memperkuat basis pendidikan masyarakat. membangun

sumberdaya manusia berkualitas ini mempunyai makna sangat strategis bagi

pembangunan jangka panjang. Pandangan pembangunan dewasa ini menunjukkan

SDM sebagai variabel utama yang menentukan keberhasilan pembangunan

2) Kedua, mengadakan studi-studi kebijakan untuk disumbangkan kepeda pemerintah

daerah, sehingga memudahkan dalam menentukan prioritas program pembangunan

3

Page 8: Laporan Penelitian

berdasarkan kebutuhan daerah. Juga membuat studi-studi evaluatif dalam upaya

perbaikan program pembangunan dan peningkatan efisiensi dan efektivitas program

3) Ketiga, mengembangkan model-model pembangunan daerah dengan

mempertimbangkan sektor-sektor unggulan, yang dapat diangkat dan dimanfaatkan

oleh Pemerintah Daerah dan masyarakat. Model-model pembangunan tersebut

diperlukan terutama untuk merumuskan program yang relevan dengan kondisi lokas

dan masyarakat setempat.

4) Keempat, membangn kerjasama antar universitas, pemerintah daerah dan

masyarakat lain untuk (1). menyusun kebijakan dan program RPJMD, (2).

melaksanakan studi-studi spesifik sehubungan dengan usaha mengembangkan

ekonomi masyarakat daerah, (3). melakukan kajian-kajian terhadap program

nasional yang akan diterapkan didaerah, sehingga dapat memberikan sumbangan

bagi pembangunan nasioanl disamping pembangunan daerah sendiri

5) Kelima, memantapkan kegiatn pengabdian masyarakat sebagai wujud pemihakan,

utamanya kepada penduduk miskin. Pengabdian pada masyarakat tersebut,

dilakukan dengan cara membuat program kegiatan yang bisa mengembangkan

ekonomi rakyat, Ini amat penting karena masyarakat di daerah, secara sosial

ekonomi masih tergolong lemah. Program tersebut akan semakin mantap lagi bila

didukung oleh lembaga kajian yang menelaah mengenai masalah-masalah sosial

ekonomi masyarakat.

6) Keenam, membantu mengerahkan dan menggerakkan partisipasi masyarakat,

melalui kegiatan-kegiatan dalam rangka Tri Dharma Perguruan Tinggi. Partisipasi

masyarakat dapat dikembangkan antara lain melalui lembaga-lembaga swadaya dan

kelompok-kelompok swadaya masyarakat yang dimotivasi dan diprakarsai oleh

Perguruan Tinggi.

Untuk Bisa menyelenggarakan peranan itu semua, dengan sendirinya Perguruan tinggi

itu sendiri harus memulai dengan pembangunan dalam dirinya. terutama masyarakat menuntut

bukan hanya bimbingan ilmu pengetahuan, tetapi juga keteladanan dalam prilaku baik

Mahasiswa maupun para pengajar dan stafnya.

C. Pentingnya Akreditasi Perguruan Tinggi

Perguruan tinggi didedikasikan untuk :

1. Menguasai, memanfaatkan, mendeseminasikan, mentranformasikan dan

mengembangkan  ilmu pengetahuan , teknologi, dan senin (ipteks),

2. Mempelajari, mengklasifikasikan dan melestarikan budaya, serta

Page 9: Laporan Penelitian

3. Meningkatkan mutu kehidupan masyarakat.

Oleh karena itu perguruan tinggi sebagai institusi melaksanakan fungsi Tridharma

Perguruan Tinggi, yaitu Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian kepada masyarakat, serta

mengelola Ipteks. Untuk menopang dedikasi dan fungsi tersebut, perguruan tinggi harus

mampu mengatur diri sendiri dalam upaya meningkatkan dan menjamin mutu secara terus

menerus, baik masukan, proses maupun keluaran berbagai program dan layanan yang

diberikan kepada masyarakat.

Dalam rangka mewujudkan akuntabilitas public, perguruan tinggi harus secara aktif

membangun system penjaminan mutu internal. Untuk membuktikan bahwa system

penjaminan mutu internal telah dilaksanakan dengan baik dan benar, perguruan tinggi harus

diakreditasi oleh lembaga penjaminan mutu eksternal. Dengan system penjaminan mutu yang

baik dan benar, perguruan tinggi akan mampu meningkatkan mutu, menegakkan otonomi, dan

mengembangkan diri sebagai institusi akademik dan kekuatan moral masyarakat secara

berkelanjutan.

Berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan berbagai pertimbangan

tersebut diatas, Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) melakukan akreditasi

bagi semua institusi perguruan tinggi di Indonesia. Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi

adalah proses evaluasi dan penilaian secara komprehensif atas komitmen perguruan tinggi

terhadap mutu dan kapasitas penyelenggaraan program Tridarma Perguruan Tinggi, untuk

menentukan kelayakan  program dan satuan pendidikan. Komitmen tersebut dijabarkan ke

dalam sejumlah standar akreditasi.

BAN-PT adalah lembaga  yang memiliki kewenangan untuk mengevaluasi dan menilai,

serta menetapkan status dan peringkat mutu institusi perguruan tinggi berdasarkan standar

mutu yang telah ditetapkan.

Dengan demikian, tujuan dan manfaat akreditasi institusi perguruan tinggi adalah:

(1)

.

Memberikan jaminan bahwa institusi perguruan tinggi yang terakreditasi

telah memenuhi standar mutu yang ditetapkan oleh BAN-PT, sehingga

mampu memberikan perlindungan bagi masyarakat dari penyelenggara

perguruan tinggi yang tidak memenuhi standar

(2)

.

Mendorong perguruan tinggi untuk terus menerus melakukan perbaikan

dan mempertahankan mutu yang tinggi; dan

(3) Hasil akreditasi dapat dimanfaatkan sebagai dasar pertimbangan dalam

Page 10: Laporan Penelitian

. transfer kredit perguruan tinggi, pemberian bantuan dan alokasi dana,

serta pengakuan dari badan atau instansi lain.

Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi akan mengevaluasi dan menilai Institusi

berdasarkan 15 kriteria kunci yaitu :

1. Kepemimpinan

2. Kemahasiswaan

3. Sumber Daya Manusia

4. Kurikulum

5. Sarana dan Prasarana

6. Pendanaan

7. Tata Pamong

8. Sistem Pengelolaan

9. Sistem Pembelajaran

10. Suasana Akademik

11. Sistem Informasi

12. Sistem Penjaminan Mutu

13. Lulusan

14. Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

15. Program studi

Akreditasi  dilakukan oleh pakar sejawat dan mereka yang memahami hakekat

pengelolaan perguruan tinggi sebagai tim atau kelompok asesor. Keputusan mengenai mutu

didasarkan pada penilaian terhadap berbagai bukti yang terkait dengan standar yang

ditetapkan dan berdasarkan nalar serta pertimbangan para pakar sejawat. Selain itu, sesuai

Undang-undang Nomor 12 tahun 2012 tentang pendidikan tinggi, pada pasal 28 ayat 3

butir a disebutkan bahwa gelar akademik dan gelar vokasi dinyatakan tidak sah dan

dicabut oleh menteri apabila dikeluarkan oleh Perguruan Tinggi dan/atau Program

Studi yang  tidak Terakreditasi. Pada pasal yang sama ayat 4 butir a. juga disebutkan

bahwa gelar profesi dinyatakan tidak sah dan dicabut oleh menteri apabila dikeluarkan

oleh Perguruan Tinggi dan/atau Program Studi yang tidak Terakreditasi.

Page 11: Laporan Penelitian

Oleh karena itu, sangat diperlukan adanya pengertian, pemahaman, strategi dan kiat

mengisi dan menjawab semua butir  pada instrument Akreditasi sehingga dapat memperoleh

akreditasi yang maksimal

Sehubungan dengan itu  TIM penyusun Borang Institusi UNITRI harus segera

menyusun  borang Institusi dengan  :

1. Penguasaan dan Pemahaman yang mendalam tentang 15  kriteria kunci Akreditasi

Institusi

2. Memahami prinsip dan pelaksanaan Akreditasi  Institusi oleh BAN-PT.

3. Pemahaman yang baik tentang penyelenggaraan operasional perguruan tinggi yang

sesuai dengan criteria Akreditasi Institusi oleh BAN-PT

4. Institusi berupaya untuk memenuhi sarana dan prasarana institusi agar sesuai dengan

persyaratan akreditasi institusi.

E. Kampus Ilegal

Kemendikbud RI dituntut tidak serta merta mencap kampus swasta itu ilegal.

Kelambanan pihak kampus dalam pengajuan akreditasi jurusan atau institusi,

mempertimbangkan adanya jurusan baru bukan alasan mencap perguruan tinggi ilegal.

Tuntutan ini muncul di saat Kemendikbud RI akan mengumumkan beberapa Perguruan

Tinggi Swasta (PTS) dan Perguruan Tinggi Negeri (PTN) yang dikategorikan legal, illegal,

bermasalah dan atau tidak bermasalah. Hal ini dinilai bakal menuai permasalahan baru.

Penggunaan istilah legal dan Illegal yang akan dikenakan kepada PTN dan PTS yang

bermasalah atau tidak bermasalah dinilai adalah pemilihan bahasa yang sangat tidak

memperhatikan kesantunan dan tidak sesuai dengan budaya bangsa.

Pada kenyataannya, tidak ada satu kampus pun baik PTS maupun PTN  di Indonesia

yang tidak memiliki masalah baik internal maupun eksternal. Tugas pemerintah dan negara

untuk mencapai tujuan bangsa dalam pendidikan yakni dengan menjadikan PTS dan PTN

sebagai Mitra yang sangat strategis yang saling menguatkan, bukan malah membunuhnya.

Chairman  Indonesian Bureaucracy and Service Watch (IBSW), Nova Andika,

menyebutkan pengumuman tersebut akan menyebabkan keresahan yang luar biasa pada para

mahasiswa yang sedang menimba ilmu. "Bahaya ini," jelasnya, di Jakarta.

Menurut Nova, keresahahan dan kekecewaan para mahasiswa tidak dapat dihindari, saat

almamater yang selama ini telah mendidiknya mendapatkan cap ilegal, sehingga status

kemahasiswaan mereka pun masuk kategori “Mahasiswa Ilegal”.

Jika demikian, kemana kemarahan jutaan mahasiswa itu akan diarahkan. Pertama,

jelasnya, diarahkan kepada Pemerintah dalam hal ini Kemendikbud RI selaku Tukang

Page 12: Laporan Penelitian

Stempel Ilegal. Kedua adalah Pengelola pendidikan tinggi, yakni Yayasan-yayasan yang

menaungi perguruan tinggi swasta.

Nova mengingatkan dampak buruk atas pengumuman Dirjen Dikti Kemendikbud RI

yang rencananya akan disampaikan pada 17 Maret 2014 tersebut. Hal ini akan meningkatkan

eskalasi suhu politik nasional. Kegaduhan politik benar-benar akan terjadi. "Jutaan

mahasiswa-mahasiswi berdemonstrasi bergerak turun ke jalan melakukan aksi unjuk rasa

yang mempertanyakan status kemahasiswaan mereka,” Ujar Andi.

Tugas negara dan pemerintah adalah melakukan pembinaan dan pembimbingan

terhadap PTS dan PTN, bukan malah menghakimi dan memberi vonis bahkan penghantam

palu godam  dengan cap ilegal terhadap PTS yang telah berjasa bagi cita bangsa

mencerdaskan kehidupan bangsa.

Pihak yang juga bersuara lantang menolak cap illegal terhadap perguruan tinggi  adalah

Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI). Pada akhir Februari lalu APTISI

secara tegas menolak upaya Dirjen Dikti yang berdasar pada surat edaran Dirjen Dikti No

1207E.E2/HM/2013 tanggal 26 November 2013, tentang Sosialisasi Perguruan Tinggi Legal

di Wilayah Kopertis setempat. Surat edaran itu berisi enam persyaratan agar kampus swasta

dapat berstatus legal.

Pertama, PTS memiliki Akte Pendirian Yayasan yang disahkan Kemenkumham RI.

Kedua, memiliki izin pendirian dari Kemendikbud RI. Ketiga, tidak menyelenggarakan

program kelas jauh. Keempat, menyelesaikan laporan Pangkalan Data Perguruan Tinggi

(PDPT) sampai tahun 2012.

Kelima, memiliki akreditasi dari Badan Akreditasi nasional Perguruan Tinggi (BAN-

PT) atau sudah mengajukannya sebelum September 2013. Keenam tidak memiliki konflik

internal dalam masalah kepemilikan.Penolakan atas pemberlakuan persyaratan legalitas

kampus swasta dinilai APTISI adanya pencampuran logika antara kesalahan administrasi dan

status ilegal pada kampus swasta.

Pada tahun 2011, jumlah PTS mencapai 3.068 atau 95% yang menampung 2.298.830

mahasiswa seluruh Indonesia. Sedangkan PTN hanya berjumlah 93 atau 5% dengan daya

tampung 907,323 mahasiswa. Dengan demikian posisi PTS sangat memegang peran penting

untuk dapat menampung jumlah terbesar generasi bangsa yang mengenyam dunia pendidikan

lebih tinggi yang tidak bisa di-cover oleh negara.

Demikianlah salah satu kasus yang dialami Perguruan Tinggi Swasta USBM

Telukdalam Nias Selatan. Bupati Nias Selatan (Nisel), Provinsi Sumatera Utara, berkolaborasi

dengan perguruan tinggi kelas jauh untuk membangun perguruan tinggi berkedok Yayasan

Cerdas Bangkit yang berkolaborasi dengan Universitas Setia Budi Mandiri (USBM) untuk

Page 13: Laporan Penelitian

membangun kelas jauh dan sudah berjalan meski tidak memilki Izin dari Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan.

Bahkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Koordinasi Perguruan Tinggi

Swasta (Kopertis) Wilayah I Sumatera Utara telah melayangkan surat nomor:

061/K.1.2.1/PS/2013 Perihal Larangan Penyelenggaran kelas jauh yang muatannya melarang

dengan tegas pendidikan kelas jauh atau Sabtu Minggu di lingkungan Kopertis Wilayah I

tanpa izin resmi yang diterbitkan oleh Kemendibud.

Bupati Nisel dengan sengaja telah melanggar peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Nomor 20 tahun 2011 dan Nomor 24 tahun 2011 yang intinya adalah melarang

perguruan tinggi jarak jauh. Bisnis pendidikan yang dipelopori oleh seorang bupati adalah

perbuatan yang sangat mamalukan, sebab menyelenggarakan pendidikan tanpa ada izin yang

resmi dari instansi terkait.

Kopertis juga mengusulkan agar Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi menghentikan

layanan seperti, pelaporan data PDPT, pemberian bantuan hibah, pemberian bantuan

penelitian, perpanjangan izin penyelenggaraan program studi, pemrosesan penilaian angka

kredit dan kenaikan jabatan akademik, pemberian tunjangan profesi dan tunjangan

kehormatan bagi dosen tetap yang terlibat, pemrosesan sertifikasi dosen, pemberian Bidikmisi

serta mengusulkan kepada Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi untuk mencabut izin

penyelenggaraan program study, menghentikan pemberian beasiswa, PPA dan BBM, dan

menginformasikan kepada masyarakat melalui media massa.

Meski surat teguran ini sudah dilayangkan, namun Universitas Setia Budi Mandiri

(USBM) masih tetap berjalan. Bahkan menurut sumber koran ini yang tidak ingin namanya

dipublikasikan, mengatakan, “ Pihak atau orang suruhan bupati saat ini sedang sibuk

mengurus izin untuk keabsahan USBM. Tapi kami tidak yakin izin bisa keluar, karena USBM

tidak memiliki lahan, bangunan, dan berbagai fasilitas yang mendukung penyelenggaraan

perkuliahan. Bahkan, USBM sekarang ini hanya menumpang di Gedung SMP Negeri Dharma

Caraka dan SMA negeri I Telukdalam sebagai sarana perkuliahan. Kalaupun izinnya bisa

diterbitkan, maka kami yakin ada ’suap’ dalam penerbitan izinnya itu.”

Page 14: Laporan Penelitian

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini menurut jenisnya merupakan populasi yang terbatas dan

menurut sifatnya merupakan populasi yang homogen. Populasi dalam penelitian ini adalah

orang yaitu Seluruh Mahasiswa Universitas Setia Budi Mandiri telukdalam Tahun

Akademik 2013/2014. Kabupaten Nias Selatan yang berjumlah 207 orang dan langsung

menjadi sampel penelitian dengan menggunakan metode sensus.

B. Faliditas dan Reabilitas dan Instrumen

Yang dijadikan alat untuk menguji kebenaran dalam penelitian ini adalah melakukan

survai terhadap mahasiswa/i Universitas Setia Budi Mandiri Telukdalam Nias Selatan dengan

mengajukan pertanyaan-pertanyaan seputar kasus yang mereka alami dan mengali informasi

dari Media cetak dan Elektronik.

C. Teknik Pengumpulan Data

Data merupakan fakta yang sangat penting dalam pembuatan suatu penelitian, dalam

rangka mengumpulkan data-data untuk menunjang terlaksananya penyusunan penelitian ini

maka kami menggunakan prosedur pengumpulan data baik kuantitatif maupun kualitatif

digunakan prosedur pengumpulan data sebagai berikut:

1. Penelitian kepusatakaan (library research)

Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh data landasan teori sehubungan dengan

obyek penelitian ini dengan jalan membaca literature-literatur, laporan-laporan serta

bacaan lain yang relevan dengan permasalahan penelitian ini.

2. Penelitian lapangan

Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh data secara langsung dari objek

penelitian melalui beberapa teknik pendekatan yaitu:

a) Observasi (pengamatan)

Page 15: Laporan Penelitian

Mengamati secara langsung kondisi masyarakat serta obyek yang menjadi fokus

penelitian ini.

b) Interview (Wawancara)

Yaitu mengadakan komunikasi langsung dengan responden melalui tatap muka

guna menghimpun data yang dibutuhkan dalam penelitian.

D. Pengujian

Berdasarkan data yang diperoleh dari kepustakaan teori dan penelitian lapangan melalui

pengamatan dan wawancara yang diperoleh dalam penelitan ini secara teori Badan Akreditasi

Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) melakukan akreditasi bagi semua institusi perguruan

tinggi di Indonesia. Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi adalah proses evaluasi dan penilaian

secara komprehensif atas komitmen perguruan tinggi terhadap mutu dan kapasitas

penyelenggaraan program Tridarma Perguruan Tinggi, untuk menentukan kelayakan  program

dan satuan pendidikan. Komitmen tersebut dijabarkan ke dalam sejumlah standar akreditasi.

Selain itu, sesuai Undang-undang Nomor 12 tahun 2012 tentang pendidikan tinggi, pada

pasal 28 ayat 3 butir a disebutkan “bahwa gelar akademik dan gelar vokasi dinyatakan tidak

sah dan dicabut oleh menteri apabila dikeluarkan oleh Perguruan Tinggi dan/atau Program

Studi yang  tidak Terakreditas”i. Pada pasal yang sama ayat 4 butir a. juga disebutkan

“bahwa gelar profesi dinyatakan tidak sah dan dicabut oleh menteri apabila dikeluarkan oleh

Perguruan Tinggi dan/atau Program Studi yang tidak Terakreditasi”.

Sementara itu data yang diperoleh melalui penelitian lapangan, dari hasil wawancara

dan pengamatan Penyelenggaraan Program Studi (Prodi-Red) Kelas  jauh Universitas Setia

Budi Mandiri (USBM) Di Telukdalam Kabupaten Nias Selatan di duga langgar norma dan

kaidah akademik.

Pasalnya, kualitas penyelenggaraan dan kelulusannya tidak dapat di

pertanggungjawabkan dan  Ijazah yang di keluarkan tidak sah. Hal ini di ketahui  berdasarkan

surat Koordinator Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta(Kopertis) Wilayah-I

Prof.Ir.Moehammed Nawawiy Loebis,M.Phil,Ph.D Tanggal  5 Oktober 2012 Nomor :

531/1.2.1/PS/2012 perihal, Kelas Jauh USBM Medan di Telukdalam Kabupaten Nias Selatan.

Dalam surat Koordinator Kopertis Wilayah-1 itu menyebutkan, USBM Medan yang di

selenggarakan oleh Yayasan Setia budi Mandiri Medan sudah mendapatkan Ijin

penyelenggaraan  dari Kementerian Pendidikan Nasional Nomor : 131/D/O/2008 tanggal 14

Juli 2008 berdomisili di Medan. Namun, dalam Suratnya itu juga  menguraikan, jika ada

penyelenggaraan Program studi di luar Ijin yang telah di tetapkan atau di kategorikan kelas

jauh termasuk USBM di Telukdalam Kab. Nias Selatan maka itu melanggar norma dan

11

Page 16: Laporan Penelitian

kaidah akademik  yang kualitas penyelenggaraan dan kelulusannya tidak dapat di

pertanggungjawabkan dan menetapkan bahwa Ijazah yang di kelurkan tidak Sah.

Ini sesuai dengan surat Direktur Kelembagaan dan Kerja sama Dirjen Dikti Kemdikbud

Nomor : 595/D5.1/2007 Tanggal 27 Februari 2007.  Selain itu,  sejak Tahun 1997 juga telah

di larang penyelenggaraan pendidikan model  “Kelas Jauh dan Kelas Sabtu minggu”

Kadis Pendidikan Nisel Dra. Magdalena Bago, SPd,MM,MBA saat di konfirmasi 

mengenai  Ijin  Prodi  Kelas Jauh Atau paralel USBM di Telukdalam Kab. Nisel melalui

pesan singkat, Senin, (15/10) Tidak ada balasan.

E. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dilokasi penelitian dianalisis secara kualitatif yang didukung oleh

analisis kritik yaitu seleksi dari sekian banyak pandapat responden dan selanjutnya disajikan

data penelitian dan diakhiri dengan penarikan kesimpulan dalam bentuk kalimat.

Page 17: Laporan Penelitian

BAB IV

HASIL PENELITIAN PENGUJIAN HIPOTESIS DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian

Terbukti, penyelenggaraan pendidikan kuliah USBM Medan di Telukdalam Kabupaten

Nias Selatan dan Yayasan Nisel Cerdas Bangkit Kabupaten Nias Selatan di gedung SMA

Negeri 1 Telukdalam dan SMK Negeri 1 Telukdalam sampai hari ini tidak ada izin

penyelenggaraan Dirjen Dikti Kemdikbud.

Kopertis  Wilayah I pernah mengeluarkan surat dengan Nomor: 531/K1.2.1/PS/2012

Tanggal 5 Oktober 2012 maka setelah surat tersebut menyebar-luas di berbagai penjuru di

wilayah Kabupaten Nias Selatan akhirnya Pengelola USBM Medan di Telukdalam Kabupaten

Nias Selatan menetapkan bahwa Program Studi:

1. S.1 Bahasa Inggris

2. S.1 Bahasa Indonesia

3. S.1 Matematika

4. S.1 Ilmu Ekonomi

5. S.1 Ilmu Hukum

6. S.1 Ilmu Teknik Elekto

7. S.1 Teknik Informatika

Ketujuh Program tersebut masih di bawah naungan USBM Medan di Telukdalam.

Sedangkan Program Studi:

1. S.1 Ilmu Hukum diganti namanya menjadi Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Perubahan

Kabupaten Nias Selatan program Hukum Jenjang S1

2. S.1 Ilmu Tekhnik Elektro dan Informatika berubah menjadi Sekolah Tinggi Teknologi

Perubahan Kabupaten Nias Selatan yang diselenggarakan oleh Yayasan Nisel Cerdas

Bangkit Kabupaten Nias Selatan.

Dapat dilihat melalui surat Koordinator Kopertis Wilayah I Nomor:

477/K1.2.1/PS/2012 Tanggal 29 Agustus 2012. Sesungguhnya itu bukanlah surat izin

penyelenggaraan melainkan rekomendasi usul pendirian Sekolah Tinggi Ilmu Hukum

Perubahan Nias Selatan yang dimohon oleh Yayasan Nisel Cerdas Bangkit Kabupaten Nias

Page 18: Laporan Penelitian

Selatan yang ditujukan kepada Direktur Kelembagaan dan Kerja Sama Direktorat Jenderal

Pendidikan Tinggi Kemdikbud.

B. Hasil penelitian Hipotesis Penelitian

Perlu diketahui bahwa selama belum ada izin dari Dirjen Dikti Kemdikbud, Perguruan

Tinggi Swasta (PTS) tidak boleh/ dilarang menyelenggarakan penerimaan mahasiswa dan

perkuliahan.

Apabila hal tersebut ditemukan dan dilaporkan kepada pihak berwajib maka Dirjen

Dikti Kemdikbud akan segera menutup PTS tersebut karena melanggar Keputusan Menteri

Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor: 234/U/2000 Tentang Pedoman Pendirian

Perguruan Tinggi, Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan

Nasional Republik Indonesia Nomor: 108/Dikti/Kep/2001 Tentang Pedoman Pembukaan

Program Studi Dan/ Atau Jurusan Berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional

Nomor 234/U/2000 Tentang Pendirian Perguruan Tinggi, Keputusan Direktur Kelembagaan

dan kerja Sama Dirjen Dikti Kemdikbud Nomor: 595/ DS.1/T/2007, Permendiknas RI

Nomor: 20 Tahun 2011 Tentang Penyelenggaraan Program Studi di Luar Domisi Perguruan

Tinggi (PPSLDPT) dan Permendikbud Nomor: 24 tahun 2012 Tentang Penyelenggaraan

Pendidikan Jarak Jauh Pada Perguruan Tinggi.

Dengan demikian, Pengelola USBMM di Telukdalam Kabupaten Nias Selatan menjadi

tukang mengelabui mahasiswa, Lembaga DPRD Nias Selatan, Masyarakat Nias Selatan,

Pemkab Nias Selatan beserta P.APBD Tahun 2012 Nias Selatan yang sudah dicairkan lebih

dari 16 milyaran rupiah pada bulan Oktober 2012 melalui Dinas Pendidikan Kabupaten Nias

Selatan.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil yang telah kami peroleh selama melakukan observasi mengenai kasus

yang dialami Universitas Setia Budi Mandiri (USBM) Telukdalam Nias Selatan sebagai

berikut:

a) Menurut pengakuan seorang pengurus Yayasan USBM Medan bernama Def Michael

Hutasoit kepada NBC Rabu 19 Maret 2014 kesepakatan antara Pemkab. Nias Selatan

dengan USBM Medan tidak pernah ditanda tangani dengan alasan isi MOU tidak jelas.

Pihak USBM Medan akan menandatangani MOU asalkan isinya jelas dan

mahasiswanya harus kuliah di Medan tidak dibenarkan kuliah jarak jauh dan ternyata

14

Page 19: Laporan Penelitian

USBM Telukdalam Nias selatan telah melakukan perkuliahan tanpa sepengetahuan

Yayasan Universitas Setia Budi Mmandiri Medan.

b) Arnold Budiman Hutasoit Ketua Yayasan Universitas Setia Budi Mandiri (USBM)

Medan memberikan jalan keluar, mahasiswa dari Nias Selatan akan di kirim ke Medan.

Pada tanggal 9 Januari sebanyak 100 orang, namun yang dibayar hanya uang asrama

untuk 100 orang sebesar Rp 400.000 per orang. Sampai bulan Maret yang dibayar, Rp

40 juta, ditambah lagi total mahasiswa asal Nias Selatan sudah mencapai 207

mahasiswa  yang dikirim oleh Pemkab Nias Selatan. Pihak USBM Medan mengaku,

biaya kuliah ke-207 orang tersebut satu sen pun belum dibayar oleh Pemkab Nias

Selatan. Yang dibayar itu hanya untuk sebagian biaya asrama bagi 100 orang.

c) Sementara itu, menurut pengakuan para mahasiswa, sebelum berangkat ke Medan,

mereka dijanjikan bahwa kedatangan ke Medan adalah hanya untuk studi banding,

bukan untuk kuliah menetap di Medan. Merasa dibohongi, para mahasiswa pun

menuntut kejelasan status mereka yang hingga lebih kurang 3 bulan berada di USBM

Medan, tidak jelas. Pihak kampus USBM Medan meminta mereka mendaftar dulu

sebagai mahasiswa dan membayar segala kewajiban.

d) Pihak pengelola USBM Nias atau Pemerintah Kabupaten Nias Selatan. Nomor ponsel

Kepala Dinas Pendidikan Nias Selatan Magdalena Bago tidak bisa dihubungi dan

komunikasi lewat media sosial pun tidak direspons.

e) Aksi demonstrasi mahasiswa, terjadi Senin (17/3/2014), atas ketidak jelasan status

mereka datang ke medan dan pihak yayasan USBM Medan kecewa. “Masyarakat umum

merasa USBM yang salah. Kami kurang baik apa. Pihak Pemkab berjanji besok ke

besok, tetapi hingga sekarang tidak ada pembayaran. Padahal, katanya para mahasiswa

ini adalah beasiswa. Pihak Yayasan USBM sudah habis banyak untuk urusan ini,” kata

Michael.

f) DPRD Nias Selatan, mengimbau pihak USBM Medan untuk tidak mengeluarkan NPM

mahasiswa karena bupati Nias Selatan tidak mungkin bisa bayar unag kulia mahasiswa.

g) Putra dan putri Nias Selatan yang bergabung di USBM Medan Cabang Telukdalam dari

Semester 1 sampai semester 6 berjumlah ribuan orang, usaha dan tenaga mereka

termasuk pengorbanan materi hanyalah berupa sia-sia belaka karena Yayasan

Universitas Setia Budi Mandiri (USBM) tidak menerbitkan NIM dengan alasan

melanggar aturan.

h) Mahasiswa yang dikirim oleh Pemda Nisel Ke USBM Medan sejak bulan Januari 2014

yang lalu di nilai hanya menambahkan kesengsaraan bagi mahasiswa, mereka dianggap

Page 20: Laporan Penelitian

oleh Yayasan USBM Medan hanya berupa tamu dan tidak di akui keabsahanya sebagai

mahasiswa USBM Medan.

i) Ratusan mahasiswa yang diutus oleh Pemkab Nisel telah di pulangkan ke Nias Selatan,

dan setibanya di Teluk Dalam, Senin (12-05-2014), berkisar pukul 11:00 Wib dengan

menaiki puluhan Bus langsung di turunkan di halaman Kantor  Bupati Nias Selatan.

j) Ratusan Mahasiswa langsung emosi, mereka melakukan orasi di Kantor Bupati bahkan

hampir terjadi peristiwa brutal. bahkan sempat terjadi keributan dan tidak lama

kemudian di sambut baik oleh Sekda Kabupaten Nias Selatan Faduhusi Daely, S.Pd.

pada kesempatan itu Faduhusi Daely memberikan pemahaman dengan nada perihatin

sambil menjanjikan bahwa Pemkab Nias Selatan akan berupaya semaksimal mungkin

agar mahasiswa tidak kecewa lagi sehingga suasana yang cukup mencekam tersebut

reda.

k) Menjelang beberapa jam kemudian Sekda bersama Kadis Pendidikan Nias Selatan

Aktivitas Dakhi, S.Pd  berhasil merangkul beberapa mahasiswa tersebut, Tim yang di

bentuk seketika itu telah di tugaskan untuk menelusuri dan berkomunikasi kepada pihak

terkait dengan tujuan untuk memeberhasilkan para mahasiswa USBM yang ada di

Telukdalam, dan telah di beri tempo waktu selama 1 (Satu) Bulan.

Page 21: Laporan Penelitian

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Bupati Nias Selatan (Nisel), Provinsi Sumatera Utara, berkolaborasi dengan perguruan

tinggi kelas jauh untuk membangun perguruan tinggi berkedok Yayasan Cerdas Bangkit yang

berkolaborasi dengan Universitas Setia Budi Mandiri (USBM) untuk membangun kelas jauh

dan sudah berjalan meski tidak memilki Izin dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Bahkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Koordinasi Perguruan Tinggi

Swasta (Kopertis) Wilayah I Sumatera Utara telah melayangkan surat nomor:

061/K.1.2.1/PS/2013 Perihal Larangan Penyelenggaran kelas jauh yang muatannya melarang

dengan tegas pendidikan kelas jauh atau Sabtu Minggu di lingkungan Kopertis Wilayah I

tanpa izin resmi yang diterbitkan oleh Kemendibud .

Bupati Nisel dengan sengaja telah melanggar peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Nomor 20 tahun 2011 dan Nomor 24 tahun 2011 yang intinya adalah melarang

perguruan tinggi jarak jauh. Bisnis pendidikan yang dipelopori oleh seorang bupati adalah

perbuatan yang sangat mamalukan, sebab menyelenggarakan pendidikan tanpa ada izin yang

resmi dari instansi terkait.

Universitas Setia Budi Mandiri yang dikenal dengan USBM mangkiralias tidak

membayar gaji Dosen dan para stafnya di Nisel sebagaimana diketahui kemaren lewat

wawancara media HOL dengan beberapa tenaga Dosen di Nisel. Hal ini juga di amini

beberapa anggota Dewan yang kebetulan mendengar Keluhan para Dosen dan Staf yang

berjumlah 117 orang ini. menurut beberapa Sumber dilapangan, Pihak USBM terkesan tutup

mata dan mengacuhkan perkara ini sementarA uang untuk membayar operasional itu adalah

Anggaran yang diambil dari APBD Nisel untuk pendidikan. sebesar Rp.4.050.000.000,-

persemester yang mana sudah dianggarkan sebelumnya.

Pertanyaan yang timbul dilapangan adalah mengenai perizinan USBM apakah memang

ada izin operasionalnya di Nisel? komentar salah seorang anggota DPRD Tk II Nisel yang

tidak mau jati dirinya diungkap dalam berita ini.

B. Saran

Page 22: Laporan Penelitian

Berdasarkan laporan penelitian diatas saran yang dapat kami berikan terhadap kasus

yang menimpa mahasiswa Universitas Setia Budi Mandiri (USBM) Telukdalam Nias Selatan

bahwa Pendidikan merupakan bagian penting dari kehidupan yang sekaligus membedakan

manusia dengan makhluk hidup lainnya. Hewan juga “belajar” tetapi lebih ditentukan oleh

instinknya, sedangkan manusia belajar berarti merupakan rangkaian kegiatan menuju

pendewasaan guna menuju kehidupan yang lebih berarti. Anak-anak menerima pendidikan

dari orang tuanya dan manakala anak-anak ini sudah dewasa dan berkeluarga mereka akan

mendidik anak-anaknya, begitu juga di sekolah dan perguruan tinggi, para siswa dan

mahasiswa diajar oleh guru dan dosen yang hasilnya beberikan gambaran kehidupan kelak,

bagi pemerintahan daerah hendaknay tidak mencampuri urusan politik demi satu tujuan yang

memberikan pandangan negatif terhadap masyarakat.

18

Page 23: Laporan Penelitian

DAFTAR PUSTAKA

Buchori, Mochtar, Spektrum Problematika Pendidikan Indonesia. Yogyakarta: PT Tiara

Wacana, 1994.

Effendi, Mukhlison Dan Rodliyah, Siti, Ilmu Pendidikan. Ponorogo: PPS Press, 2004.

Mudyoharjo, Redjo, Pengantar Pendidikan ; Sebuah Study Awal Tentang Dasar-Dasar

Pendidikan Pada Umumnya Dan Pendidikan Di Indonesia. Jakarta: Radja Grafindo

Persada, 2001.

Soemanto, Wastry, Sekuncup Ide Operasional. Jakarta: Bumi Aksara, 2002.