laporan penelitian

49
LAPORAN PENELITIAN PENEGAKAN PERATURAN DAERAH OLEH SATPOL PP TERHADAP PEDAGANG KAKI LIMA DI KABUPATEN MALANG Disusun oleh: DIAJENG NIRA ANGGRAENI NIM: 103141014111005 JURUSAN PERANCANGAN PERATURAN KONTRAK BISNIS PROGRAM VOKASI

Upload: diajeng-nira-anggraeni

Post on 05-Jul-2015

1.733 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN  PENELITIAN

LAPORAN PENELITIAN

PENEGAKAN PERATURAN DAERAH OLEH SATPOL PP

TERHADAP PEDAGANG KAKI LIMA

DI KABUPATEN MALANG

Disusun oleh:

DIAJENG NIRA ANGGRAENI

NIM: 103141014111005

JURUSAN PERANCANGAN PERATURAN KONTRAK BISNIS

PROGRAM VOKASI

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

2011

Page 2: LAPORAN  PENELITIAN

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kehadirat Allah SWT telah memberikan Rahmat dan

Hidayah Nya, sehingga Penulis dalam menyelesaikan peenlitian yang berjudul

PENEGAKAN PERATURAN DAERAH OLEH SATPOL PP TERHADAP

PEDAGANG KAKI LIMA DI KABUPATEN MALANG yang digunakan

sebagai tugas mata kuliah Metodelogi Penelitian dan Penelusuran Dokumen di

Jurusan Perancangan Peraturan Kontrak Bisnis (PPKB) Pendidikan Vokasi

Universitas Brawijaya.

Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini tidak dapat di selesaikan

tanpa bantuan dari berbagai pihak.Untuk itu, dalam kesempatan ini penulis

mengucapkan terima kasih pada pihak – pihak yang telah membantu penyelesaian

yaitu:

1. Bapak Faizin selaku Dosen Metodelogi Penelusuran dan Penelitian

Dokumen Hukum.

2. Bapak Icwanul selaku Kepala Seksi Pengendalian dan Pengawasan.

3. Teman – teman semua PPKB Tahun 2010.

4. Ayahanda dan Ibunda tercinta yang selalu mendukung setiap langkah

hidupku.

5. Kakak- kakak dan adek- adek tersayang .

6. Semua orang yang mendukung dalam penyelesaian makalah ini.

Penulis juga menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh

pada kesempurnaan. Maka Penulis berharap kritik dan saran untuk segala

i

Page 3: LAPORAN  PENELITIAN

kekurangan pada makalah ini sehingga menjadikan makalah ini lebih baik dan

semoga makalah ini dapat berguna untuk pembaca.Terima Kasih.

Penulis,Malang 27 Juni 2011

Diajeng Nira Anggraeni

ii

Page 4: LAPORAN  PENELITIAN

DAFTAR ISI

Kata Pengantar........................................................................................................i

Daftar isi.................................................................................................................iii

Bab 1 Pendahuluan.................................................................................................1

1.1 Latar Belakang..................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................2

1.3 Tujuan Penelitian..............................................................................................3

1.4 Manfaat Penelitiaan..........................................................................................3

Bab II Kajian Pustaka.............................................................................................5

2.1 Satpol PP..........................................................................................................5

2.2 Dasar Hukum Satpol PP dapat menegakan hukum..........................................6

2.3 PKL (Pedagang Kaki Lima).............................................................................9

2.4 Teori Penegakan Hukum.................................................................................9

Bab III Metode Penelitian.....................................................................................10

3.1 Jenis Penelitian................................................................................................10

3.2 Pendekatan Penelitian ....................................................................................10

3.3 Lokasi Penelitian ............................................................................................10

3.4 Populasi dan Sampel.......................................................................................10

iii

Page 5: LAPORAN  PENELITIAN

3.5 Sumber dan Jenis Data.................................................................................11

3.6 Teknis Analisis Data.....................................................................................11

Bab IV Pembahasan............................................................................................12

4.1 Gambaran Umum Satpol PP.........................................................................12

4.2 Mekanisme penegakkan hukum peraturan daerah di Kabupaten Malang oleh

Satpol PP kepada Pedagang Kaki Lima.....................................................12

4.3Faktor- faktor timbul konflik antara Aparatur Pemerintah (SATPOL PP)

dengan PKL (Pedagang Kaki Lima) di Kabupaten Malang......................15

4.4Untuk mengetahui penyelesaian untuk penegakan peraturan daerah oleh

SATPOL PP terhadap PKL di wilayah Kabupaten Malang....................21

Bab V Penutup....................................................................................................22

5.1 Simpulan.......................................................................................................22

5.2 Saran ............................................................................................................23

Daftar Pustaka

iv

Page 6: LAPORAN  PENELITIAN

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam kehidupan bermasyarakat sering kita jumpai apabila

kita memperhatikan di sepanjang jalan terutama pada ruas jalan

protocol yang di anggap sangat strategi untuk aktifitas kelompok

masyarakat baik sebagai Pedagang Kaki Lima (PKL) , pertokoan

dengan berbagai jenis dagangan sebagai tempat mencari sumber

penghidupan atau nafkah, pemsangan iklan- iklan dari berbagai

produk dari perusahaan- perusahaan dengan berbagai macam

tayangan yang menarik atensi public agar menggunakan produk

yang dihasilkan. Di samping aktifitas kelopmpok masyarakat di

atas yang berorientasi Profit Motif adalah aparatur pemerintah

(SATPOL PP) yang melaksanakan tugas operasi penertiban

terhadap kegiatan kelompok Pedagang Kaki Lima.

Nampaknya adanya suatu kegiatan yang kontradiktif antara

kedua kelompok tersebut.Pada salah satu kelompok menghendaki

suatu tempat yang leluasa dan strategi dalam mencari rejeki sebagai

sumber penghidupan keluarganya. Sedangkan di sisi lain SATPOL

PP sebagai abdi masyarakat, pemerintah, dan negara dalam rangka

penegakan peraturan perundang - undangan (Law inforcement)

khususnya peraturan daerah Kabupaten Malang.

1

Page 7: LAPORAN  PENELITIAN

Adanya bentuk kontradiktif dari kegiatan tersebut di atas

sering kita jumpai adanya fenomena, issue, dan sering terjadi

konflik. Dari konflik inilah yang mengakibatkan keresahan dari

semua komponen masyarakat.

Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk

melakukan penelitian lebih lanjut yang berjudul : “PENEGAKAN

PERATURAN DAERAH OLEH SATPOL PP TERHADAP

PEDAGANG KAKI LIMA DI KABUPATEN MALANG”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang yang telah di uraikan, maka ada

beberap yang penting yang menjadi permasalahan dalam penelitian

ini.

1. Bagaimana mekanisme penegakan hukum peraturan daerah di

Kabupaten Malang oleh Satpol PP kepada Pedagang Kaki Lima?

2. Mengapa timbul konflik antara Aparatur Pemerintah (SATPOL PP)

dengan PKL (Pedagang Kaki Lima) di wilayah Kabupaten Malang?

3. Bagaimana penyelesaian untuk penegakan peraturan daerah oleh

SATPOL PP terhadap PKL di wilayah Kabupaten Malang?

2

Page 8: LAPORAN  PENELITIAN

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah

1. Untuk mengetahui mekanisme penegakkan hukum peraturan

daerah di Kabupaten Malang oleh Satpol PP kepada Pedagang Kaki

Lima

2. Untuk mengaji faktor- faktor timbul konflik antara Aparatur

Pemerintah (SATPOL PP) dengan PKL (Pedagang Kaki Lima) di

Kabupaten Malang.

3. Untuk mengetahui penyelesaian untuk penegakan peraturan daerah

oleh SATPOL PP terhadap PKL di wilayah Kabupaten Malang.

1.4 Manfaat Penelitian.

Adapun manfaat dari penelitian ini dapat dibagi sebagai berikut:

1. Manfaat Akademik

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi refenrensi

akademik untuk menunjang proses belajar maupun untuk dijadikan

bahan penelitian lebih lanjut di kalangan Peguruan Tinggi.

2. Manfaat Informatif

a. Bagi Penulis

Memberikan pengetahuan umum mengenai

permasalahan- permasalahan penegakan peraturan daerah.

b. Bagi Masyarakat

3

Page 9: LAPORAN  PENELITIAN

Hasil Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat

terutama sebagai bahan informasi bagi masyarakat agar

dapat mengetahui faktor- faktor timbul konflik antara

Aparatur Pemerintah (SATPOL PP) dengan PKL

(Pedagang Kaki Lima) serta memberikan pengetahuan

tentang penyelesaian penegakan peraturan daerah oleh

SATPOL PP terhadap PKL .

4

Page 10: LAPORAN  PENELITIAN

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 SATPOL PP

Satuan Polisi Pamong Praja, atau disingkat Satpol PP,

adalah perangkat Pemerintah Daerah dalam memelihara

ketentraman dan ketertiban umum serta menegakkan Peraturan

Daerah. Satpol PP merupakan perangkat daerah yang dapat

berbentuk Dinas Daerah atau Lembaga Teknis Daerah. Satpol PP

dapat berkedudukan di Daerah Provinsi dan Daerah Kabupaten

atau Kota :

1. Di Daerah Provinsi, Satuan Polisi Pamong Praja

dipimpin oleh Kepala yang berada di bawah dan

bertanggung jawab kepada Gubernur melalui Sekretaris

Daerah.

2. Di Daerah Kabupaten/Kota, Satuan Polisi Pamong

Praja dipimpin oleh Kepala yang berada di bawah dan

bertanggung jawab kepada Bupati/Walikota melalui

Sekretaris Daerah

Organisasi dan tata kerja Satuan Polisi Pamong Praja ditetapkan

dengan Peraturan Daerah, sehingga antar daerah bisa saja memiliki

nama, organisasi, dan tata kerja yang berbeda-beda.

5

Page 11: LAPORAN  PENELITIAN

Susunan Organisasi Satuan Polisi Pamong Praja, terdiri dari :

a) Kepala Satuan;

b) Sub Bagian Tata Usaha;

c) Seksi Pengendalian dan Pengawasan;

d) Seksi Pembinaan Masyarakat dan Personil;

e) Seksi Penyidikan dan Penindakan;

f) Kelompok Jabatan Fungsional;

Sub Bagian Tata Usaha dan Seksi-Seksi, masing-masing dipimpin

oleh seorang Kepala Sub Bagian Tata Usaha dan Kepala Seksi

yang berada dibawah dan bertanggung jawab langsung kepada

Kepala Satuan.

2.2 Dasar Hukum Satpol PP dalam menegakkan hukum.

Dasar hukum yang digunakan oleh Satuan Polisi Pamong

praja menggunakan dua dasar hukum yaitu Dasar hukum secara

umum dan secara khusus :

Secara Umum :

1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 pasal 148 ayat (1) dan

ayat (2) :

6

Page 12: LAPORAN  PENELITIAN

(1) Untuk membantu Kepala Daerah dalam menegakkan Peraturan

Daerah dan penyelenggaran ketertiban umum dan ketentraman

masyarakat dibentuk Satuan Polisi Pamong Praja.

(2) Pembentukan dan susunan organisasi Satuan Polisi Pamong Praja

sebagaimana dimaksud ayat (1) berpedoman pada Peraturan

Pemerintah.

2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun

2004 Tentang Pedoman Satuan Polisi Pamong Praja :

Pasal 1 ayat (4),(5),(6) :

(4) Satuan Polisi Pamong Praja adalah perangkat Pemerintah Daerah

dalam memelihara dan menyelenggarakan ketentraman dan

ketertiban umum serta menegakkan Peraturan Daerah.

(5) Polisi Pamong Praja adalah aparatur Pemerintah Daerah yang

melaksanakan tugas Kepala Daerah dalam memelihara dan

menyelenggarakan ketentraman dan ketertiban umum, menegakkan

Peraturan Daerah dan Keputusan Kepala Daerah.

(6) Ketentraman dan ketertiban umum adalah suatu keadaan dinamis

yang memungkinkan Pemerintah, Pemerintah Daerah dan

masyarakat dapat melakukan kegiatannya dengan tentram, tertib,

dan teratur.

7

Page 13: LAPORAN  PENELITIAN

Secara Khusus

Dasar Hukum Satuan Polisi Pamong Praja sebagai PPNS ( Penyidik

Pegawai Negeri Sipil )

1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 pasal 149 ayat (1) dan

(2) :

(1) Anggota Satuan Polisi Pamong Praja dapat diangkat sebagai

penyidik pegawai negeri sipil sesuai dengan ketentuan Peraturan

Perundang-undangan.

(2) Penyidikan dan penuntutan terhadap pelanggaran atas ketentuan

Perda dilakukan oleh pejabat penyidik dan penuntut umum sesuai

dengan Peraturan Perundang-undangan.

b. Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2008 Tentang Organisasi

Perangkat Daerah Pasal 6 ayat (2) huruf b dan c tentang

“kewenangan Satuan Polisi Pamong Praja” :

b. Melakukan pemeriksaan (melakukan penyidikan) terhadap

masyarakat dan atau badan hukum yang melakukan pelanggaran

atas Peraturan Daerah, Peraturan Bupati, Keputusan Bupati dan

peraturan perundang-undangan lainnya.

c. Melakukan tindakan represif non yustisial terhadap warga

masyarakat dan atau badan hukum yang melakukan pelanggaran

atas Peraturan Daerah, Peraturan Bupati, Keputusan Bupati dan

peraturan perundang-undangan lainnya.

8

Page 14: LAPORAN  PENELITIAN

2.3 PKL (Pedagang Kaki Lima)

Pedagang dapat dikatakan bahwa Pedagang Kaki Lima yaitu

terdapat kriteria sebagai berikut:

1. Pedagang berjualan di sepanjang trotoar.

2. Pedagang yang menggunakan fasilitas umum untuk menjadi tempat

berjualan.

3. Pedagang yang berjualan menggunakan lapak.

2.4 Teori Penegakan Hukum

Menurut Black’s Law Dictionary, penegakan hukum (law

enforcement), diartikan sebagai “the act of putting something such

as a law into effect; the execution of a law; the carrying out of a

mandate or command”. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa

penegakan hukum merupakan usaha untuk menegakkan norma-

norma dan kaidah-kaidah hukum sekaligus nilai-nilai yang ada di

belakangnya. Aparat penegak hukum hendaknya memahami benar-

benar jiwa hukum (legal spirit) yang mendasari peraturan hukum

yang harus ditegakkan, terkait dengan berbagai dinamika yang

terjadi dalam proses pembuatan perundang-undangan (law making

process).

9

Page 15: LAPORAN  PENELITIAN

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini penelitian menggunakan jenis

penelitian kualitatif karena dalam penelitian ini untuk mengetahui

tentang efektifitas Satpol PP dalam menegakan hukum Peraturan

Daerah terhadap Pedagang Kaki Lima di Kabupaten Malang.

3.2 Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian ini menggunakan Penelitian hukum

empiris dilakukan melalui observasi dan wawancara yang

mendalam dengan responden dan narasumber yang berkompeten

dan terkait dengan masalah yang diteliti ( objek yang diteliti )

untuk mendapatkan data primer.

3.3 Lokasi Penelitian.

Lokasi Penelitiaan dilakukan Di Kantor SATPOL PP

Kabupaten Malang di Jalan Agus Salim Kota Malang dan PKL di

depan pasar Kecamatan Kepanjen.

3.4 Populasi dan Sampel.

Dalam Penelitian meneliti dalam Populasi SATPOL PP

Kabupaten Malang dan mengambil sampel pada Seksi

10

Page 16: LAPORAN  PENELITIAN

Pengendalian dan Pengawasan yang konsentrasi pada Kepala Sub

Seksi Ketertiban Umum karena dalam penelitian ini membahas

tentang Penegakan Peraturan Daerah oleeh SATPOL PP terhadap

PKL (Pedagang Kaki Lima).\

3.5 Sumber dan Jenis Data

Dalam Penelitian ini mendapat sumber dari data primer

dan sekunder karena di lakukan melalui observasi dan wawancara

yang mendalam dengan responden dan narasumber yang

berkompeten dan terkait dengan masalah yang diteliti ( objek yang

diteliti ) dan memperoleh data melalui tabel- tabel yang di dapat

dari nara sumber

3.6 Teknis Analisis Data

Dalam menganalisis data, maka metode yang dipakai oleh

penulis adalah metode diskriptif kualitatif ( menganalisisi

efektifitas dalam penegakan hukum

11

Page 17: LAPORAN  PENELITIAN

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Satpol PP Kabupaten Malang

Kantor Satpol PP yang beralamatkan di Jl.Agus Salim Kota

Malang yang menjadi satu bidang tanah dengan Kantor Bupati

Malang.Satpol PP Kabupaten Malang ini dipimpin oleh Kepala

Satuan yaitu Bapak Edi Mulyono.Dalam hal penertiban ini di

laksanakan oleh Seksi Pengendalian dan Pengawasan.

4.2 Mekanisme Satpol PP dalam menegakan hukum Peraturan

Daerah terhadap PKL.

Satpol PP dalam penertiban PKL (Pedagang Kaki Lima) di

Kabupaten terdapat beberapa mekanisme namun dari hasil

penelitian menurut Bapak Icwanul sebagai Kepala Seksi

Pengendalian dan Pengawasan mekanisme ini belum diatur dalam

Perda Kabupaten Malang.Sehingga dalam mekanisme Satpol PP

melaksanakan tugas mengacu pada Perda Satpol PP Jatim.Berikut

ini tugas dari Seksi Pengendalian dan Pengawasan:

Seksi Pengendalian dan Pengawasan mempunyai tugas

menyusun petunjuk teknis operasional, melaksanakan penertiban

dan keamanan serta melaksanakan pengawasan dan pengamanan

penegakan hukum daerah.

12

Page 18: LAPORAN  PENELITIAN

2. Untuk melaksanakan tugas, Seksi Pengendalian dan

Pengawasan mempunyai fungsi :

a) Pengumpulan serta analisis data untuk perumusan

kebijakan dan petunjuk pelaksanaan peraturan daerah dan peraturan

pelaksanaannya;

b) Penyusunan pedoman serta petunjuk operasional penertiban

masyarakat dan keamanan;

c) Pelaksanaan koordinasi dengan instansi terkait dalam

rangka pelaksanaan pengamanan diwilayah maupun dilingkungan

kantor serta pengamanan terhadap Bupati;

d) Pelaksanaan operasi dan penertiban dalam rangka

penegakan peraturan perundang-undangan, peraturan daerah dan

peraturan bupati;

e) Pelaksanaan penertiban masyarakat dan pengamanan serta

pengawasan sesuai dengan program kegiatan pengendalian dan

pengawasan;

f) Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pembuatan laporan

pelaksanaan program;

g) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Satuan

sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Dalam mekanisme penertiban Satpol PP terhadap PKL yaitu

13

Page 19: LAPORAN  PENELITIAN

1. Adanya aduan dari masyarakat atau pemilik lahan yang

digunakan oleh PKL yang merasa terganggu dengan

keberadaan PKL tersebut.

2. Sebagai respon dari aduan tersebut yang operasi non yustisi /

persuatif.Yang di maksud adalah Penertiban yang dilakukan

dengan tidak memberikan sanksi hanya memberikan himbauan

kepada PKL untuk tidak berjualan ditempat yang menganggu

fasilitas umum maupun pemilik lahan.

3. Apabila tidak adanya respon Satpol PP memberikan Surat

Peringatan 1, Surat Peringatan 2, dan Surat Peringatan 3.

4. Adanya Surat Peringatan yang diberikan oleh SATPOL PP

sampai ketiga kalinya maka SATPOL PP mengambil tindakan

dengan melakukan penyitaan. Penyitaan dalam hal ini adalah

alat untuk berjualan bukan barang dagangan misalnya,

timbangan, lapak.SATPOL PP juga menyita KTP

Penjual.Apabila pedagang ingin mengambil barang dagangnya

maka dapat diambil di masing- masing kecamatan dimana

pedagang tersebut berjualan. Dengan membuat Surat

Pernyataan Bahwa tidak akan berjualan lagi pada tempat yang

menganggu masyarakat.

14

Page 20: LAPORAN  PENELITIAN

4.3 Faktor – faktor timbulnya konflik antara Satpol PP dengan

PKL (Pedagang Kaki Lima)

4.3.1 Faktor Internal

a. Masih terbatasnya kuantitas dan kualitas personil Satuan

Polisi Pamong Praja.

Mengenai masalah kuantitas atau jumlah personil yang ada

di Wilayah Kabupaten Malang tidak dipungkiri bahwa komposisi

distribusi personil di tiap unit atau bidang terlihat tampak cukup

timpang dalam penyebarannya. Berikut ini daftar komposisi

personil dalam struktur organisasi Satuan Polisi Pamong Praja

yang akan ditampilkan dalam tabel di bawah ini.

TABEL II

Daftar Komposisi Personil Dalam Struktur

Organisasi Satuan Polisi Pamong Praja dan Perlindungan

masyarakat

No

.

Jabatan Struktural dan

Staf PelaksanaJumlah

1

Kepala Satuan Polisi

Pamong Praja dan

Perlindungan Masyarakat:

Membawahi dan

Mengkoordinasi 1 Kepala

15

Page 21: LAPORAN  PENELITIAN

Bagian Tata Usaha dan 3

Kepala Bidang.

2 Kepala Bagian Tata Usaha

merangkap Plt. Kepala

Satuan Polisi Pamong

Praja dan Perlindungan

Masyarakat :

1

Orang

Membawahi dan

mengkoordinir 2 Sub

Bagian,masing-masing:

16

Orang

a. Kepala Sub Bagian

Umum dan Kepegawaian :

1

Orang

Membawahi dan

mengkoordinir 8 orang staf

yang terdiri dari 6 PNS dan 2

orang PNS berstatus MPP.

8

Orang

b. Kepala Sub Bagian

Keuangan :

1

Orang

Membawahi dan

mengkoordinir 6 orang staf

yang terdiri dari 4 PNS, 1

CPNS dan 1 orang Tenaga

Kontrak.

6

Orang

3

Kepala Bidang Penyidikan

dan Penindakan :

1

Orang

Membawahi dan

mengkoordinir 2 Kepala

Seksi masing-masing :

5

Orang

a. Kepala Seksi

Penyidikan :

1

Orang

Membawahi dan

mengkoordinir 2 orang staf

2

Orang

16

Page 22: LAPORAN  PENELITIAN

PNS yang berfungsi sebagai

Penyidik Pegawai Negeri

Sipil (PPNS).

b. Kepala Seksi Penindakan

:

1

Orang

Membawahi dan

mengkoordinir 1 orang staf

PNS

1

Orang

4 Kepala Bidang

Pengendalian dan

Ketentraman & Ketertiban

Umum (Daltrantibum) :

1

Orang

Membawahi dan

mengkoordinir 2 Kepala

Seksi masing-masing :

73

Orang

a. Kepala Seksi

Pengendalian :

1

Orang

Membawahi dan

mengkoordinir 8 unit regu

yang terdiri dari 6 atau 7

personil. Sedangkan status

kepegawaian personil terdiri

dari 31 PNS, 12 CPNS dan

12 orang Tenaga

Sukarelawan (Banpol PP).

55

Orang

b. Kepala Seksi Penindakan

:

1

Orang

Membawahi dan

mengkoordinir 2 unit regu

yang masing-masing terdiri

dari 8 orang staf. Sedangkan

status kepegawaian terdiri 4

16

Orang

17

Page 23: LAPORAN  PENELITIAN

PNS, 1 CPNS, 1 Tenaga

Kontrak dan 10 orang Tenaga

Sukarelawan (Banpol PP).

5 Kepala Bidang

Perlindungan Masyarakat :

1

Orang

Membawahi dan

mengkoordinir 2 Kepala

Seksi masing-masing :

4

Orang

a. Seksi Kesiagaan dan

Penyelamatan :

1

Orang

Membawahi dan

mengkoordinir 1 orang

CPNS.

1

Orang

b. Seksi Peningkatan SDM

Satuan Linmas :

1

Orang

Membawahi dan

mengkoordinir 1 orang PNS.1 orang

Jumlah Keseluruhan 102

Orang

Keterangan : Data diperoleh dari register Satuan Polisi Pamong Praja

Kabupaten Malang.

Dari data di atas tampak jelas pada Bidang Penyidikan dan

Penindakan serta Bidang Perlindungan Masyarakat yang memiliki

jumlah personil yang jauh dari harapan. Kendala tersebut diakibatkan

karena terbatasnya kualifikasi personil yang memiliki kompetensi

sesuai fungsi pada bidang masing-masing. Kompetensi yang dimaksud

diantaranya adalah personil PPNS dan personil yang memiliki

ketrampilan di bidang kelinmasan. Ketimpangan tersebut bila tidak

53

18

Page 24: LAPORAN  PENELITIAN

dikelola dengan baik dan tetap dibiarkan, maka sangat dimungkinkan

akan berdampak kontraproduktif karena beban tugas yang ditanggung

tidak seimbang di pundak pelaksana sreta akan sulit dalam rangka

pencapaian kinerja pada masing-masing bidang.

Sedangkan mengenai masalah kualitas personil, berkaitan

dengan Sumber Daya Manusia ( SDM ) personil Satuan Polisi

Pamong Praja yang masih kurang memadai. Pengelolaan

pengembangan kualitas sumber daya manusia harus diupayakan

secara terencana dan sistematis agar kapasitas personil baik individu

maupun ketika berada dalam kelompok bidangnya bisa ditingkatkan

dan dikembangkan untuk dapat lebih proaktif dan secara kolektif bisa

menentukan masa depan Organisasi Satuan Polisi Pamong Praja dan

Perlindungan Masyarakat. Kapasitas ideal yang dapat dikembangkan

dalam pengelolaan sumber daya manusia antara lain mencakup lima

aspek, antara lain :

a) Kapasitas untuk berkreasi atau berproduksi;

b) Pemerataan distribusi komposisi personil sesuai

kapasitas dan kualifikasinya;

c) Pemberian keleluasaan dan wewenang;

d) Kesempatan untuk berkembang;

e) Kesadaran akan interdepensi.

Lima aspek pengelolaan sumber daya manusia sebagaimana

disebutkan di atas dianggap penting untuk dikembangkan,mengingat

unsur dominan dalam manajemenyang berfungsi menggerakkan

19

Page 25: LAPORAN  PENELITIAN

sumber daya yang ada serta dapat berperan dalam mengelola dan

mendukung kinerja sebuah organisasi atau kelembagaan, yaitu faktor

manusia. Karena dengan memiliki dukungan sumber daya manusia

yang berkualitas dan mumpuni tentu akan menjadi modal dasar

potensial sebagai salah satu sumber daya yang sangat berpengaruh

dalam menentukan dan menggerakkan segenap potensi yang ada

dalam rangka pencapaian tujuan organisasi. Oleh karena itu maka,

Satuan Polisi pamong Praja dan Perlindungan Masyarakat tentunya

tidak dapat menghindar, apalagi mengesampingkan peran penting dari

variabel ini.

b. Minimnya tenaga PPNS dalam pelaksanaan penindakan hukum.

c. Kurangnya sarana dan prasarana ( kendaraan Operasional Pick up dan

Truk ) dalam mendukung kegiatan patroli wilayah maupun dalam

pelaksanaan operasional Penertiban atau Pembongkaran.

d. Belum adanya regulasi teknis atau Peraturan Daerah yang mengatur

tentang permasalahan Trantib termasuk penanganan PKL, Anak

Jalanan, Gelandangan dan Pengemis ( Gepeng ), WTS/Waria di

Kabupaten Malang.

e. Kurangnya pembekalan pada Satpol PP dalam melaksanakan tugasnya.Hal ini

di karenakan personil Satpol PP rata- rata berpendidikan SMA.

Kendala yang di sebabkan oleh faktor eksternal antara lain :

a. Minimnya sosialisasi dan atau belum maksimalnya pemanfaatan akses

informasi atas inisiatif masyarakat.

20

Page 26: LAPORAN  PENELITIAN

b. Rendahnya partisipasi masyarakat yang ditunjukkan dengan sikap

apatis terhadap aturan yang berlaku termasuk Perda.

c. Belum optimalnya penerapan penegakan hukum kepada para

pelanggar, serta pemberian sanksi yang masih relatif ringan dan tidak

menimbulkan efek jera bagi para pelanggar sehingga para pelanggar

cenderung mengulangi perbuatannya kembali.

4.4 Penyelesaian Masalah Satpol PP dalam menegakan Perda terhadap

PKL (Pedagang Kaki Lima )

Berbagai faktor yang mengambat Satpol PP dalam menegakan

Perda terhadap PKL (Pedagang Kaki Lima).Dalam hal ini adanya

penyelesaiaan yang dilakukan yaitu:

a.Adanya Peraturan Daerah yang mengatur tentang penertiban PKL

di Kabupaten Malang agar adanya kepastian hukum.

b. Satpol PP kerjasama dengan Dinas Perindustrian, Perdagang,dan

Pasar.

c. Apabila adanya Pedagang yang mempunyai potensi laku keras

dibeerikan lahan dan tenda.Namun dalam hal ini perlu selektif.

21

Page 27: LAPORAN  PENELITIAN

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan uraian dari pembahasan bab-bab sebelumnya, maka

dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

Di lihat dari tugas dan fungsinya, keberadaan Satuan Polisi

Pamong Praja sangat membantu dan dibutuhkan untuk mendukung

berlangsungnya suatu proses Pemerintahan yang ada di Daerah

( Kabupaten/Kota ) untuk menegakan Peraturan Daerah, khususnya

dibidang Pengendalian Keamanan Lingkungan yang terdiri dari

Penyidikan dan Penindakan terhadap Pelanggaran Peraturan Daerah.

Seperti halnya dengan Polisi Republik Indonesia, dalam hal

Penyidikan Satuan Polisi Pamong Praja juga mempunyai kewenangan

untuk melakukan Penyidikan terhadap pelanggaran Peraturan Daerah,

selain itu Satuan Polisi Pamong Praja juga berwenang untuk

melakukan Pemberkasan Perkara atas dasar dari Penyidikan yang

telah dilakukan sebelumnya, kemudian Berkas Acara Penyidikan

( BAP ) tersebut diserahkan kepada Pengadilan Negeri untuk di proses

lebih lanjut. Di dalam menjalankan tugas dan fungsinya, Satuan Polisi

Pamong Praja didukung oleh Peraturan-peraturan, aparatur-aparatur,

dan berbagai fasilitas yang ada di dalamnya serta adanya koordinasi (

kerjasama ) dengan pihak yang terkait dengan masalah Pengendalian

Keamanan Lingkungan yang disini adalah pihak Kepolisian yang ada

22

Page 28: LAPORAN  PENELITIAN

diwilayah. Namun demikian tetap ada berbagai kendala-kendala yang

ditemui, baik yang datangnya dari faktor internal maupun dari faktor

eksternal. Faktor internal yang vital berasal dari segi kuantitas

( kurangnya jumlah personil ) dan dari segi kualitasnya ( minimnya

sumber daya manusia dilihat dari latar belakang Pendidikannya ),

kurangnya sarana dan prasarana dalam mendukung kegiatan patroli

wilayah maupun dalam pelaksanaan operasional Penertiban atau

Pembongkaran, serta masih kurangnya Peraturan Daerah yang

mengatur tentang permasalahan Trantib ( Ketentraman dan

ketertiban ).

Sedangkan kendala yang muncul dari faktor eksternal berasal

dari kurangnya sosialisasi dan belum maksimalnya pemanfaatan akses

informasi atas inisiatif masyarakat serta rendahnya partisipasi

masyarakat yang ditunjukkan dengan sikap apatis terhadap aturan

yang berlaku termasuk Perda, sehingga banyak terjadi pelanggaran

terhadap Peraturan Daerah tersebut. Selain itu pemberian sanksi dari

pelanggaran yang terjadi masih sangat ringan dan tidak menimbulkan

efek jera bagi para pelanggar Peraturan Daerah sehingga cenderung

para pelanggar tersebut melakukan pelanggaran kembali.

5.2 Saran

Dari permasalah-permasalahan di atas penulis mencoba untuk

memberikan saran-saran, antara lain :

23

Page 29: LAPORAN  PENELITIAN

1. Untuk mengatasi masalah kuantitas yaitu kurangnya

jumlah personil Satuan Polisi Pamong Praja, maka penulis memberi

saran kepada Satuan Polisi Pamong Praja untuk mengupayakan

perubahan personil yang berupa penambahan Anggota Satuan Polisi

Pamong Praja dan Penyidik Pegawai Negeri Sipil ( PPNS ) baik dari

segi jumlah maupun kualifikasinya.

Sedangkan untuk kualitas Satuan Polisi Pamong Praja selain

diupayakan melalui rekruitmen yang selektif didasarkan pada

kecakapan fisik dan mental, juga mempertimbangkan latar belakang

pendidikan yang nantinya akan dikembangkan lebih lanjut lewat

mekanisme pengembangan pegawai pada program Diklat.

2. Dalam hal masih kurangnya sarana dan prasarana serta

belum adanya Peraturan Daerah yang mengatur tentang permasalahan

Trantib maka Satuan Polisi Pamong Praja harus mengusulkan

penambahan sarana dan prasarana ( kendaraan dinas operasional )

serta mengusulkan penyempurnaan perangkat aturan hukum

( Peraturan Daerah ).

3. Sedangkan untuk masalah eksternal yang berhubungan

dengan masyarakat, penulis memberi saran agar Satuan Polisi Pamong

Praja melakukan Sosialisasi dan Penyuluhan kepada masyakat akan

pentingnya mamatuhi Peraturan Daerah demi terciptanya ketentraman

dan ketertiban dalam masyarakat.

24

Page 30: LAPORAN  PENELITIAN

DAFTAR PUSTAKA

Buku Pedoman Menteri Dalam Negeri. Penyelenggaraan Ketertiban, Ketentraman dan Keamanan . Surabaya . Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Jawa Timur, 2005

Direktorat Jendral Pemerintahan Umum Dan Otonomi Daerah. Departemen Dalam Negeri Sugiyono. Memahami penelitian. Jakarta; Alfabeta, 2008

Himpunan Instruksi Menteri Dalam Negeri. Pembinaan dan Penataan Satuan Polisi Pamong Praja. Surabaya; Biro Bina Pemerintahan Umum, 1991

Himpunan Peraturan. Kebijakan Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Jawa Timur. Surabaya. Satuan Polisi Pamong Praja Jawa Timur, 2007

Himpunan Peraturan / Keputusan Menteri Dalam Negeri. Pedoman Pembinaan Penyidik Pegawai Negeri Sipil. Jakarta; BP cipta jaya, 2003

Peraturan Daerah Kabupaten Malang. Organisasi Perangkat Daerah Satuan Polisi Pamong Praja dan Perlindungan Masyarakat. Malang. Bagian Organisasi, 2008

Wawancara :

-Wawancara dengan Bapak Icwanul,Kaseksi Pengendalian dan

Pengawasan,Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Malang

Dokumen Internet :

www.google.com. definisi Satuan Polisi Pamong Praja, diakses pada tanggal 20 Juni 2011

www.google.com. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pedoman Satuan Polisi Pamong Praja, tanggal download 25 Juni 2011