laporan pendahuluan tumor abdomen.docx
DESCRIPTION
Asuhan Keperawatan Pediatrik Tumor AbdomenTRANSCRIPT
KONSEP TUMOR ABDOMEN
1. Definisi
Abdomen ialah rongga terbesar dalam tubuh bentuknya lonjong dan meluas dari atas
diafragma sampai pelvis di bawah. Isi abdomen sebagian besar dari saluran pencernaan
yaitu lambung, usus halus, dan usus besar. Lambung adalah bagian dari saluran
pencernaan yang dapat mekar paling banyak. Terletak di epigastrik, dan sebagian sebelah
kiri hipokhodriak dan umbilical. Lambung terletak di bawah diafragma, di depan pankreas.
Dan limpa menempel pada sebelah kiri fundus. Hati menempati bagian kanan atas terletak
di bawah diafragma, dan menutupi lambung bagian pertama usus halus, kandung empedu
terletak di dekat ujung pankreas. Ginjal dan kelenjar suprarenal berada diatas dnding
posterior abdomen dari ginjal. Aorta abdominalis, vena cava interior, reseptakulum khili dan
sebagian dari saluran torasika terletak di dalam abdomen. Pembuluh limfe dan kelenjar, urat
saraf, peritoneum dan lemak juga di jumpai di dalam rongga ini ( Evelyn Pearce, 2002).
Abdomen dibagi secara topografi menjadi 5 kuadran, yaitu :
a. Kuadran kanan atas/Right Upper Quadrant (RUQ).
b. Kuadran kanan bawzh/Right Lower Quadrant (RLQ)
c. Kuadran kiri atas/Left Upper Quadrant (LUQ)
d. Kuadran kiri bawah/Left Lower Quadrant (LLQ)
e. Garis tengah/Midline yang terdiri dari epigastrik, periumbilikal dan suprapubik
Tumor merupakan kumpulan sel abnormal yang terbentuk oleh sel-sel yang tumbuh
terus menerus, tidak terbatas, tidak terkoordinasi dengan jaringan di sekitarnya serta tidak
berguna bagi tubuh (Kusuma Budi 2001 ). Tumor Abdomen merupakan massa yang padat
dengan ketebalan yang berbeda-beda, yang di sebabkan oleh sel tubuh yang mengalami
transformasi dan tumbuh secara uotonom lepas dari kendali pertumbuhan sel normal,
sehingga sel tersebut berbeda dengan sel normal dalam bentuk dan strukturnya. Secara
patologi kelainan ini mudah meluas ke retroperitonium, dapat terjadi obstruksi ureter atau
vena cava interior. Massa jaringan fibrosis mengelilingi dan menentukan struktur yang di
bentuknya tetapi tidak menginvasinya ( Elizabet. j. Corwin. 2000).
2. Etiologi
Penyebab terjadinya tumor karena terjadinya pembelahan sel yang abnormal.
Pembedaan sel tumor tergantung dari besarnya penyimpangan dalam bentuk dan fungsi
aotonomnya dalam pertumbuhan, kemampuanya mengadakan infiltrasi dan menyebabkan
metastasis. Secara garis besar, keadaan tersebut dapat dikelompokkan dalam lima hal
yaitu:
a. Proses peradangan bacterial – kimiawi
b. Obstruksi mekanis : seperti pada volvulus, hernia atau pelengketan.
c. Neoplasma/tumor : karsinoma, polypus atau kehamilan ektopik.
d. Kelainan vaskuler : emboli, tromboemboli, perforasi dan fibrosis.
e. Kelainan kongenital.
Adapun penyebab tumor abdomen akut antara lain:
a. Kelainan traktus gastrointestinal : nyeri non-spesifik, appendicitis, infeksi usus
halus dan usus besar, hernia strangulate, perforasi ulkus peptic, perforasi usus,
diverticulitis meckel, sindrom boerhaeve, kelainan inflamasi usus, indrom Mallory
weiss, gatroienteritis, gastritis akut, adenitis mesenterika.
b. Kelainan pancreas : pancreatitis akut.
c. Kelainan traktus urinarius : kolik renal atau ureteral, pielonefritis akut, sistisis akut,
infark renal.
d. Kelainan hati, limpa, dan traktus biliaris : kolestitisis akut kolangitis akut, abses
hati, ruptur tumor hepar ruptur spontan limpa, kolik bilier, hepatitis akut.
e. Kelainan ginekologi : kehamilan ektopik terganggu, tumor ovarium, salpingitis
akut, dismenorea, endometriosis.
f. Kelainan vaskuler : ruptur aneurisma aorta dan visceral, iskemia kilitis akut,
trombosis mesenterika.
g. Kelainan peritoneal : abses intraabdomen, peritonitis primer, peritonitis TBC.
h. Kelainan retroperitoneal : perdarahan retroperitoneal.
3. Patofisiologi
Tumor adalah proses penyakit yang bermula ketika sel abnormal di ubah oleh mutasi
ganetic dari DNA selular. Sel abormal ini membentuk kolon dan berpopliferasi secara
abnormal, mengatakan sinyal mengatur pertumbuhan dalam lingkungan sekitar sel
tersebut. Sel-sel eoplasma mendapat energi terutama dari anaerob karena kemanpuan sel
untuk oksidasi berkurang, meskipun mempunyai enzim yang lengkap atau oksidasi.
Susunan enzim sel uniform sehingga lebih mengutamakan berkembang biak yang
membutuhkan energi untuk anabolisme daripada untuk berfungsi yang menghasilkan
energi dengan jalan katabolisme. Jaringan yang tumbuh memerlukan bahan-bahan untuk
membentuk protioplasma dan energi, antara lain asam amino. Sel-sel neoplasma dapat
mengalahkan sel-sel ormsl dalam mendapatkan bahan-bahan tersebut. (Kusuma, Budi
drg. 2001)
Ketika dicapai suatu tahap dimana sel mendapatkan ciri-ciri invasi, dan terjadi
perubahan pada jaringan sekitarnya. Sel-sel tersebut menginfiltrasi jaringan sekitar dan
memperoleh akses ke limfe dan pembuluh-pembuluh darah, melalui pebuluh darah
tersebut sel-sel dapat terbawa ke arah lain alam tubuh untuk membentuk metastase
(penyebaran tumor) pada bagian tubuh yang lain. Meskipun penyakit ini dapat diuraikan
secara umum seperti yang telah digunakan, namun tumor bukan suatu penyakit tunggal
dengan penyebab tunggal: tetapi lebih kepada suatu kelompok penyakit yang jelas dengan
penyebab, metastase, pengobatan dan prognosa yang berbeda. (Smelstzer, Suzanne
C.2001).
4. Manifestasi Klinis
a. Hiperplasia
b. Konsistensi tumor umumnya padat atau keras
c. Tumor epital biasanya mengandung sedikit jaringan ikat dan apabila berasal dari
masenkim yang banyak mengandung jaringan ikat maka akan elastic kenyal atau
lunak.
d. Kadang tampak hipervaskulari disekitar tumor.
e. Edema disekitar tumor disebabkan infiltrasi epembuluh limfe.
f. Nyeri
g. Anoreksia, mual, muntah.
h. Penurunan berat badan.
5. Pemeriksaan Diganostik
a. Marer tumor
Substansi yang ditemukan dalam darah atau cairan tubuh lain yang dibentuk oleh
tubuh dalam berespon terhadap tumor.
b. Pencitraan resonansi magnetic (MRI)
Penggunaan medan magnet dan sinyal frekuensi radio untuk menghasilkan
gambaran berbagai struktur tubuh.
c. CT Scan
Menggunakan pancaran sinar sempit sinar-X untuk meminai susunan lapisan
jaringan untuk memberikan pandangan potongan melintang.
d. Flouroskopi
Menggunakan sinar-X yang memperlihatkan ketebalan antar jaringan, dapat
mencakup penggunaan bahan kontras.
e. Ultrasound
Echo dari gelombang bunyi berfrekuensi tinggi direkam pada layer penerima,
digunakan untuk mengkaji jaringan yang dalam didalam tubuh.
f. Endoskopi
Memvisualkan langsung rongga tubuh atau saluran dengan memasukkan suatu
kedalam rongga tubuh atau ostium tubuh, memungkinkan dilakukannya biopsy
jaringan, aspirasi dan eksisi tumor yang kecil.
g. Pencitraan kedokteran nuklir
Menggunakan suntikn intravena atau menelan bahan radiosisotope yang diikuti
dengan pencitraan yang menkaji tempat berkumpulnya radioisotope.(Smeltzer,
Suzanne C.2001).
6. Penatalaksanaan Medis
a. Pembedahan
Pembedahan adalah modalitas penanganan utama, biasanya gastereksoni
subtotal atau total, dan digunakan untuk baik pengobatan maupun paliasi. Pasien
dengan tumor lambung tanpa biopsy dan tidak ada bukti matastatis jauh harus
menjalani laparotomi eksplorasi atau seliatomi untuk menentukan apakah pasien
harus menjalani prosedur kuratif atau faliatif. Konflikasi yang berkaitan dengan
tindakan adalah injeksi, pendarahan, ileus, dan kebocoran anastomoisis.
(Smeltzer, Suzanne C.2001).
b. Radioterapi
Penggunaan partikel energi tinggi untuk menghancurkan sel-sel dalam
pengobatan tumor dapat menyebabkan perubahan pada DNA dan RNA sel tumor.
Bentuk energy yang digunakan pada radioterapi adalah ionisasi radiasi yaitu
energy tertinggi dalam spektrum elektromagnetik.
c. Kemoterapi
Kemoterapi sekarang telah digunakan sebagai terapi tambahan untuk reseksi
tumor, untuk tumor lambung tingkat tinggi lanjutan dan pada kombinasi dengan
terapi radiasi dengan melawan sel dalam proses pembelahan, tumor dengan
fraksi pembelahan yang tinggi ditangani lebih efektif dengan kemoterapi.
d. Bioterapi
Terapi biologis atau bioterapi sebagai modalitas pengobatan keempat untuk
kanker dengan menstimulasi system imun (biologic response modifiers/BRM)
berupa antibody monoclonal, vaksin, factor stimulasi koloni, interferon, interleukin.
(Danielle Gale. 2000).
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Aktivitas istirahat
Gejala : kelemahan dan keletihan
b. Sirkuasi
Gejala : palpitasi, nyeri, dada pada pengrahan kerja.
c. Kebiasaan : perubahan pada TD
d. Integritas ego
Gejala : alopesia. Lesi cacat pembedahan
Tanda : menyangkal, menarik diri dan marah
e. Eliminasi
Gejala : perubahan pada pola defekasi misalnya : darah pada feses, nyeri pada
defekasi. Perubahan eliminasi urunarius misalnya nyeri tau ras terbakar pada saat
berkemih, hematuria, sering berkemih.
Tanda : perubahan pada bising usus, distensi abdomen.
f. Makanan/cairan
Gejala : kebiasaan diet buruk (rendah serat, tinggi lemak, aditif bahan pengawet).
Anoreksia, mual/muntah.
g. Intoleransi makanan
Perubahan pada berat badan; penurunan berat badan hebat, berkurangnya massa
Tanda : perubahan pada kelembapan/turgor kulit edema.
h. Neurosensori
Gejala : pusing, sinkope
i. Nyeri/kenyamanan
Gejala : tidak ada nyeri atau derajat bervariasi misalnya ketidaknyamanan ringan
sampai berat ( dihubungkan dengan proses penyakit).
j. Pernafasan
Gejala : merokok (tembakau, hidup denagn serumah dengan yang merokok)
k. Keamanan
Gejala : pemajanan bahan kimia toksik Karsinogen
l. Pemajanan matahari lama/berlebihan
Tanda : demam, ruam kulit, ulserasi.
2. Diagnosa Keperawatan dan Rencana Intervensi Keperawatan
2.1 Pre Operasi
a. Nyeri akut berhubungan dengan adanya benjolan pad abdomen
Tujuan dan Kriteria Hasil: Melaporkan nyeri yang dirasakan menurun atau
menghilang dan Mengikuti aturan farmakologis yang ditentukan
Intervensi Rasional
Kaji tingkat nyeri Mengetahui tingkat nyeri yang dapat
memudahkan untuk melakukan tindakan
selanjutnya.
Observasi tanda-tanda vital Untuk mengetahui keadaan umum klien
Ajarkan tehnik relaksasi distraksi Untuk mengalihkan perhatian
Berikan posisi yang menyenangkan bagi
klien
Posisi yang menyenangkan dapat
memberi rasa nyaman sehingga
mengurangi rasa nyeri.
Kolabirasi pemberian analgesi Terapi analgesik dapat membantu
menurunkan kualitas nyeri
b. Defisit pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual muntah
Tujuan dan Kriteria Hasil: Melaporkan mual dan muntah berkurang dan intake nutrisi
adekuat
Intervensi Rasional
Kaji intake dan output klien Untuk mangetahui kebutuhan nutrisi dan
merupakan dalam tindakan selanjutnya
Timbang berat badan sesuai indikasi Mengetahui kondisi tubuh terhadap
respon penyakit dan sebagai tolak ukur
pemenuhan kebutuhan nutrisi
Identifikasi kesukaan/ketidaksukaan dien
dai klien
Meningkatkan kerja sama klien dengan
aturan diet.
Berikan obat-obat sesuai indikasi Mencegah muntah dan menetralkan
atau menurunkan pembentukan asam
untuk mencegah erosi mukosa
c. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan
Tujuan dan kriteria hasil: Menunjukkan respon non verbal rileks dan melaporkan
ansietas berkurang
Intervensi Rasional
Dorong klien untuk mengungkapkan
pikiran dan perasaan.
Memberikan kesempatan untuk
memeriksa takut realistis serta kesalan
konsep tentang diagnosis
Tentukan persepsi klien tentang tumor
dan pengobatan tumor
Membantu identifikasi ide, sikap, rasa
takut, kesalahan konsepsi dan
kesenjangan pengetahuan tentang tumor
Bantu klien/keluarga dalam mengenali
dan mengklarifikasikan rasa takut untuk
memulai mengembangkan strategi
koping.
Dukungan dan konseling seserig
diperlukan untuk memungkinkan individu
mengenal dan menghadapi rasa takut.
Berikan informasi akurat dan jelas
dalam cara yanng nyata
Memberikan informasi yang diperlukan
selama waktu perioperatif
2.2 Post Operasi
a. Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan pasca operatif
Tujuan dan kriteria hasil: Nyeri hilang dan terkontrol dengan respon non verbal
grimace negatif
Intervensi Rasional
Kaji tingkat nyeri Mengetahui tingkat nyeri yang dapat
memudahkan untuk melakukan tindakan
selanjutnya.
Observasi tanda-tanda vital Untuk mengetahui keadaan umum klien
Ajarkan tehnik relaksasi distraksi Untuk mengalihkan perhatian
Berikan posisi yang menyenangkan bagi
klien
Posisi yang menyenangkan dapat
memberi rasa nyaman sehingga
mengurangi rasa nyeri.
Kolabirasi pemberian analgesi Terapi analgesik dapat membantu
menurunkan kualitas nyeri
b. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan tindakan invasif
Tujuan dan kriteria hasil: pemulihan luka tepat waktu tanpa ada tanda komplikasi
Intervensi Rasional
Pantau tanda-tanda vital, perhatikan
demam, periksa luka dengan sering
terhadap bengkak insisi berlebihan
Pembentukan hematoma/terjadinya
infeksi, yang menunjang lambatnya
pemulihan luka dan meningkatkan resik
pemisahan luka.
Tinjau ulang nilai laboraturium terhadap
anemia dan penurunan albumin serum
Anemia dan pembentukan edema dapat
menganggu proses penyembuhan
Melakukan perawatan luka pada luka
post operasi klien
Perawatan luka akan membuat luka tetap
bersih sehingga dapat mempercepat
proses penyembuhan luka
Mempertahankan teknik aseptik selama
proses perawatan luka
Mencegah kontaminasi bakteri
Mengaplikasikan dressing yang sesuai
dengan luka klien
Dressing yang tepat akan mempercepat
proses penyembuhan klien
Mengajarkan pasien metode untuk
melindungi area luka dari mekanik
(benturan, tekanan) dan air
Tekanan, benturan serta air akan
memperburuk dan memperlama proses
penyembuhan
Mengamati penampilan hygiene di
daerah luka pasien untuk perlindungan
infeksi
Kebersihan luka sangat berperan besar
terhadap proses penyembuhan luka
c. Defisit pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual muntah
Tujuan dan Kriteria Hasil: Melaporkan mual dan muntah berkurang dan intake nutrisi
adekuat
Intervensi Rasional
Kaji intake dan output klien Untuk mangetahui kebutuhan nutrisi dan
merupakan dalam tindakan selanjutnya
Timbang berat badan sesuai indikasi Mengetahui kondisi tubuh terhadap
respon penyakit dan sebagai tolak ukur
pemenuhan kebutuhan nutrisi
Identifikasi kesukaan/ketidaksukaan dien
dai klien
Meningkatkan kerja sama klien dengan
aturan diet.
Berikan obat-obat sesuai indikasi Mencegah muntah dan menetralkan
atau menurunkan pembentukan asam
untuk mencegah erosi mukosa
3. Evaluasi
a. Hasil pre opersi :
Klien dapat menunjukkan perubahan perilaku yang diharapkan dalam
pernyataan tujuan.
Rasa nyeri yang dirasakan klien hilang
b. Hasil post operasi :
Tidak terjadi kekurangan volume cairan.
Tidak terdapat rasa nyeri
Tidak terdapat tanda-tanda infeksi
Nutrisi terpenuhi
Tidak terdapat gangguan integritas kulit
DAFTAR PUSTAKA
Scwartz, William. 2005. Pedoman Klinis Pediatri. Jakarta: EGC
Marrilyn, E. Doengus. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman Untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien, Edisi 3. Jakarta : EGC.
Smelster, Suzanne C. 2001. Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8, Vol. 2. Jakarta : EGC.
Volvick, Linda. 2012. Abdominal Mass.
http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/003274.htm. Diakses tanggal 14 Juli pukul 10.50
WIB.