laporan pendahuluan mioma uteri

22
LAPORAN PENDAHULUAN MIOMA UTERI A. PENGERTIAN 12345Mioma uteri adalah neoplasma jinak yang berasal dari otot uterus dan jaringan ikat yang menumnpang, sehingga dalam kepustakaan dikenal dengan istilah Fibromioma, leiomioma, atau fibroid (Mansjoer, 2007). Mioma Uteri adalah suatu tumor jinak, berbatas tegas, tidak berkapsul, yang berasal dari otot polos dan jaringan ikat fibrous. Biasa juga disebut fibromioma uteri, leiomioma uteri atau uterine fibroid. Tumor jinak ini merupakan neoplasma jinak yang paling sering ditemukan pada traktus genitalia wanita,terutama wanita usai produktif. Walaupun tidak sering, disfungsi reproduksi yang dikaitkan dengan mioma mencakup infertilitas, abortus spontan, persalinan prematur, dan malpresentasi (Crum, 2003). B. KLASIFIKASI Mioma umumnya digolongkan berdasarkan lokasi dan ke arah mana mereka tumbuh. Klasifikasinya sebagai berikut : 1.Mioma intramural : merupakan mioma yang paling banyak ditemukan. Sebagian besar tumbuh di antara lapisan uterus yang paling tebal dan paling tengah, yaitu miometrium.

Upload: sundoro

Post on 13-Apr-2016

125 views

Category:

Documents


24 download

DESCRIPTION

NNNNNN

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Pendahuluan Mioma Uteri

LAPORAN PENDAHULUAN MIOMA UTERI

A. PENGERTIAN

12345Mioma uteri adalah neoplasma jinak yang berasal dari otot uterus dan

jaringan ikat yang menumnpang, sehingga dalam kepustakaan  dikenal

dengan istilah Fibromioma, leiomioma, atau fibroid (Mansjoer, 2007).

Mioma Uteri adalah suatu tumor jinak, berbatas tegas, tidak berkapsul,

yang berasal dari otot polos dan jaringan ikat fibrous. Biasa juga disebut

fibromioma uteri, leiomioma uteri atau uterine fibroid. Tumor jinak ini

merupakan neoplasma jinak yang paling sering ditemukan pada traktus

genitalia wanita,terutama wanita usai produktif. Walaupun tidak sering,

disfungsi reproduksi yang dikaitkan dengan mioma mencakup infertilitas,

abortus spontan, persalinan prematur, dan malpresentasi (Crum, 2003).

B. KLASIFIKASI

Mioma umumnya digolongkan berdasarkan lokasi dan ke arah mana mereka

tumbuh. Klasifikasinya sebagai berikut :

1. Mioma intramural : merupakan mioma yang paling banyak ditemukan.

Sebagian besar tumbuh di antara lapisan uterus yang paling tebal dan

paling tengah, yaitu miometrium.

2. Mioma subserosa : merupakan mioma yang tumbuh keluar dari lapisan

uterus yang paling luar, yaitu serosa dan tumbuh ke arah rongga

peritonium. Jenis mioma ini bertangkai (pedunculated) atau memiliki dasar

lebar. Apabila terlepas dari induknya dan berjalan-jalan atau dapat

menempel dalam rongga peritoneum disebut wandering/parasitic fibroid 

Ditemukan kedua terbanyak.

3. Mioma submukosa : merupakan mioma yang tumbuh dari dinding uterus

paling dalam sehingga menonjol ke dalam uterus. Jenis ini juga dapat

bertangkai atau berdasarkan lebar. Dapat tumbuh bertangkai menjadi

polip, kemudian dilahirkan melalui saluran serviks, yang disebut mioma

geburt (Chelmow, 2005)

Page 2: Laporan Pendahuluan Mioma Uteri

C. ETIOLOGI

1. Peningkatan reseptor estrogen-progesteron pada jaringan mioma uteri 

mempengarui pertumbuhan tumor

2. Faktor predisposisi yang bersifat herediter, telah diidentifikasi kromosom

yang membawa 145 gen yang diperkirakan berpengaruh pada

pertumbuhan fibroid. Sebagian ahli mengatakan bahwa fibroid uteri

diwariskan dari gen sisi paternal.

3. Mioma biasanya membesar pada saat kehamilan dan mengecil setelah

menopause jarang ditemukan sebelum menarke (Crum, 2005).

Faktor Risiko terjadinya mioma uteri yaitu:

1. Usia penderita

Mioma uteri ditemukan sekitar 20% pada wanita usia reproduksi dan

sekitar 40%-50% pada wanita usia di atas 40 tahun (Suhatno, 2007).

Mioma uteri jarang ditemukan sebelum menarke (sebelum mendapatkan

haid). Sedangkan pada wanita menopause mioma uteri ditemukan sebesar

10% (Joedosaputro, 2005).

2. Hormon endogen (Endogenous Hormonal)

Konsentrasi estrogen pada jaringan mioma uteri lebih tinggi daripada

jaringan miometrium normal. (Djuwantono, 2005)

3. Riwayat Keluarga

Wanita dengan garis keturunan tingkat pertama dengan penderita mioma

uteri mempunyai 2,5 kali kemungkinan untuk menderita mioma

dibandingkan dengan wanita tanpa garis keturunan penderita mioma uteri.

(Parker, 2007)

4. Indeks Massa Tubuh (IMT)

Obesitas juga berperan dalam terjadinya mioma uteri. (Parker, 2007)

5. Makanan

Dilaporkan bahwa daging sapi, daging setengah matang (red meat), dan

daging babi menigkatkan insiden mioma uteri, namun sayuran hijau

menurunkan insiden mioma uteri (Parker, 2007).

Page 3: Laporan Pendahuluan Mioma Uteri

6. Kehamilan

Kehamilan dapat mempengaruhi mioma uteri karena tingginya kadar

esterogen dalam kehamilan dan bertambahnya vaskularisasi ke uterus. Hal

ini mempercepat pembesaran mioma uteri (Manuaba, 2003).

7. Paritas

Mioma uteri lebih banyak terjadi pada wanita dengan multipara

dibandingkan dengan wanita yang mempunyai riwayat frekuensi

melahirkan 1 (satu) atau 2 (dua) kali (Khashaeva, 1992).

D. PATOFISIOLOGI 

12345Ammature muscle cell nest dalam miometrium akan berproliferasi hal

tersebut diakibatkan oleh rangsangan hormon estrogen. ukuran myoma sangat

bervariasi. sangat sering ditemukan pada bagian body uterus (corporeal) tapi

dapat juga terjadi pada servik. Tumot subcutan dapat tumbuh diatas pembuluh

darah endometrium dan menyebabkan perdarahan. Bila tumbuh dengan

sangat besar tumor ini dapat menyebabkan penghambat terhadap uterus dan

menyebabkan perubahan rongga uterus. Pada beberapa keadaan tumor

subcutan berkembang menjadi bertangkai dan menonjol melalui vagina atau

cervik yang dapat menyebabkan terjadi infeksi atau ulserasi. Tumor fibroid

sangat jarang bersifat ganas, infertile mungkin terjadi akibat dari myoma yang

mengobstruksi atau menyebabkan kelainan bentuk uterus atau tuba falofii.

Myoma pada badan uterus dapat menyebabkan aborsi secara spontan, dan hal

ini menyebabkan kecilnya pembukaan cervik yang membuat bayi lahir sulit.

Pathway Mioma Uteri

Page 5: Laporan Pendahuluan Mioma Uteri

Gejala yang timbul sangat tergantung pada tempat mioma, besarnya tumor,

perubahan dan komplikasi yang terjadi. Gejala yang mungkin timbul

diantaranya:

1. Perdarahan abnormal, berupa hipermenore, menoragia dan metroragia.

Faktor-faktor yang menyebabkan perdarahan antara lain:

a. Terjadinya hiperplasia endometrium sampai adenokarsinoma

endometrium karena pengaruh ovarium

b. Permukaan endometrium yang lebih luas daripada biasanya

c. Atrofi endometrium di atas mioma submukosum

d. Miometrium tidak dapat berkontraksi optimal karena adanya mioma di

antara serabut miometrium

e. Rasa nyeri yang mungkin timbul karena gangguan sirkulasi darah pada

sarang mioma, yang disertai nekrosis setempat dan peradangan. Nyeri

terutama saat menstruasi

f. Pembesaran perut bagian bawah

g. Uterus membesar merata

h. Infertilitas

i. Perdarahan setelah bersenggama

j. Dismenore

k. Abortus berulang

l. Poliuri, retention urine, konstipasi serta edema tungkai dan nyeri

panggul.

(Chelmow, 2005).

F. DIAGNOSIS

Diagnosis mioma uteri dapat ditegakkan dari:

1. Anamnesis

Dari anamnesis dapat ditemukan antara lain :

a. Timbul benjolan diperut bagian bawah dalam waktu relatif lama.

b. Kadang-kadang disertai gangguan haid

c. Nyeri perut bila terinfeksi, terpuntir mioma bertangkai, atau pecah.

Page 6: Laporan Pendahuluan Mioma Uteri

2. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :

a. Pemeriksaan abdomen

1) Uterus yang membesar dapat dipalpasi pada abdomen

2) Teraba benjolan tidak teratur, tetap dan lunak

3) Ada nyeri lepas yang disebabkan oleh perdarahan intraperitoneal

b. Pemeriksaan pelvis

1) Adanya dilatasi serviks

2) Uterus cenderung membesar, tidak beraturan dan berbentuk nodul

3. Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk menegakkan

diagnosis mioma uteri , sebagai berikut :

a. Ultra Sonografi (USG), untuk menentukan jenis tumor, lokasi mioma,

ketebalan endometrium dan keadaan adneksa dalam rongga pelvis.

Mioma juga dapat dideteksi dengan Computerized Tomografi Scanning

(CT scan) ataupun Magnetic Resonance Image ( MRI), tetapi kedua

pemeriksaan itu lebih mahal.

b. Foto Bulk Nier Oversidth (BNO), Intra Vena Pielografi (IVP)

pemeriksaaan ini penting untuk menilai massa di rongga pelvis serta

menilai fungsi ginjal dan perjalanan ureter.

c. Histerografi dan histerokopi untuk menilai pasien mioma submukosa

disertai dengan infertilitas.

d. Laparoskopi untuk mengevaluasi massa pada pelvis.

e. Laboratorium: hitung darah lengkap dan apusan darah, untuk menilai

kadar hemoglobin dan hematokrit serta jumlah leukosit.

f. Tes kehamilan adalah untuk tes hormon Chorionic

gonadotropin, karena bisa membantu dalam mengevaluasi suatu

pembesaran uterus, apakah oleh karena kehamilan atau oleh karena

adanya suatu mioma uteri yang dapat menyebabkan pembesaran uterus

menyerupai kehamilan.

Page 7: Laporan Pendahuluan Mioma Uteri

G. KOMPLIKASI

Komplikasi yang dapat terjadi pada mioma uteri secara umum, yaitu:

1. Degenerasi ganas

Kecurigaan akan keganasan uterus apabila mioma uteri cepat membesar

dan apabila terjadi pembesaran sarang mioma dalam menopause.

2. Torsi (putaran tangkai)

Sarang mioma yang bertangkai dapat mengalami torsi, timbul gangguan

sirkulasi akut sehingga mengalami nekrosis. Dengan demikian terjadi

sindrom abdomen akut.

H. PENATALAKSANAAN

1. Penanganan mioma menurut usia, paritas, lokasi dan ukuran tumor

Penanganan mioma uteri tergantung pada usia, paritas, lokasi dan ukuran

tumor, dan terbagi atas :

a. Penanganan konservatif

Cara penanganan konservatif dapat dilakukan sebagai berikut :

1) Observasi dengan pemeriksaan pelvis secara periodik setiap 3-6

bulan.

2) Monitor keadaan Hb

3) Pemberian zat besi

4) Penggunaan agonis GnRH untuk mengurangi ukuran mioma

b. Penanganan operatif

Intervensi operasi atau pembedahan pada penderita mioma uteri

adalah :

1) Perdarahan uterus abnormal yang menyebabkan penderita

anemia

2) Nyeri pelvis yang hebat

3) Ketidakmampuan untuk mengevaluasi adneksa (biasanya karena

mioma berukuran kehamilan 12 minggu atau sebesar tinju dewasa)

4) Gangguan buang air kecil (retensi urin)

5) Pertumbuhan mioma setelah menopause

Page 8: Laporan Pendahuluan Mioma Uteri

6) Infertilitas

7) Meningkatnya pertumbuhan mioma

(Moore, 2001).

Jenis operasi yang dilakukan pada mioma uteri dapat berupa :

1) Miomektomi

Miomektomi adalah pengambilan sarang mioma tanpa pengangkatan

rahim/uterus (Rayburn, 2001). Miomektomi lebih sering di lakukan

pada penderita mioma uteri secara umum. Penatalaksanaan ini paling

disarankan kepada wanita yang belum memiliki keturunan setelah

penyebab lain disingkirkan (Chelmow, 2005).

2) Histerektomi

Histerektomi adalah tindakan operatif yang dilakukan untuk

mengangkat rahim, baik sebagian (subtotal) tanpa serviks uteri ataupun

seluruhnya (total) berikut serviks uteri (Prawirohardjo, 2001).

Histerektomi dapat dilakukan bila pasien tidak menginginkan anak lagi,

dan pada penderita yang memiliki mioma yang simptomatik atau yang

sudah bergejala. Ada dua cara histerektomi, yaitu :

a) Histerektomi abdominal, dilakukan bila tumor besar terutama

mioma intraligamenter, torsi dan akan dilakukan ooforektomi

b) Histerektomi vaginal, dilakukan bila tumor kecil (ukuran < uterus

gravid 12 minggu) atau disertai dengan kelainan di vagina

misalnya rektokel, sistokel atau enterokel (Callahan, 2005).

Kriteria menurut American College of Obstetricians Gynecologists

(ACOG) untuk histerektomi adalah sebagai berikut :

1) Terdapatnya 1 sampai 3 mioma asimptomatik atau yang dapat teraba

dari luar dan dikeluhkan oleh pasien.

2) Perdarahan uterus berlebihan, meliputi perdarahan yang banyak dan

bergumpal-gumpal atau berulang-ulang selama lebih dari 8 hari dan

anemia akibat kehilangan darah akut atau kronis.

3) Rasa tidak nyaman di pelvis akibat mioma uteri meliputi nyeri hebat

dan akut, rasa tertekan punggung bawah atau perut bagian bawah yang

Page 9: Laporan Pendahuluan Mioma Uteri

kronis dan penekanan pada vesika urinaria mengakibatkan frekuensi

miksi yang sering (Chelmow, 2005).

2. Penatalaksanaan mioma uteri pada wanita hamil

Selama kehamilan, terapi awal yang memadai adalah tirah baring,

analgesia dan observasi terhadap mioma. Penatalaksanaan konservatif

selalu lebih disukai apabila janin imatur. Seksio sesarea merupakan

indikasi untuk kelahiran apabila mioma uteri menimbulkan kelainan letak

janin, inersia uteri atau obstruksi mekanik.

I. PENGKAJIAN KEPERAWATAN

1. Data biografi pasien

a. Riwayat kesehatan saat ini, meliputi : keluhan utama masuk RS, faktor

pencetus, lamanya keluhan, timbulnya keluhan, faktor yang

memperberat, upaya yang dilakukan untuk mengatasi, dan diagnosis

medik.

b. Riwayat kesehatan masa lalu, meliputi : penyakit yang pernah dialami,

riwayat alergi, imunisasi, kebiasaan merokok,minum kopi, obat-obatan

dan alkohol

c. Riwayat kesehatan keluarga

2. Pemeriksaan fisik umum dan keluhan yang dialami. Untuk pasien dengan

kanker servik, pemeriksaan fisik dan pengkajian keluhan lebih spesifik ke

arah pengkajian obstretri dan ginekologi, meliputi :

a. Riwayat kehamilan, meliputi : gangguan kehamilan, proses persalinan,

lama persalinan, tempat persalinan, masalah persalinan, masalah nifas

serta laktasi, masalah bayi dan keadaan anak saat ini

b. Pemeriksaan genetalia

c. Pemeriksaan payudara

d. Riwayat operasi ginekologi

e. Pemeriksaan pap smear

f. Usia menarche

g. Menopause

Page 10: Laporan Pendahuluan Mioma Uteri

h. Masalah yang berhubungan dengan kesehatan reproduksi

i. Kesehatan lingkungan/higiene

3. Aspek psikososial meliputi : pola pikir, persepsi diri, suasana hati,

hubungan/komunikasi, kebiasaan seksual, pertahanan koping, sistem nilai

dan kepercayaan dan tingkat perkembangan.

4. Data laboratorium dan pemeriksaan-pemeriksaan penunjang lain

5. Terapi medis yang diberikan

6. Efek samping dan respon pasien terhadap terapi

7. Persepsi klien terhadap penyakitnya

J. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL

1. Gangguan eliminasi urin (retensio) berhubungan dengan penekanan oleh

massa jaringan neoplasm pada daerah sekitarnnya, gangguan sensorik /

motorik.

2. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan kerusakan jaringan

otot

3. Ganguan konsep diri berhubungan dengan kekawatiran tentang

ketidakmampuan memiliki anak, perubahan dalam masalah kewanitaan,

akibat pada hubungan seksual.

4. Resiko tinggi syok hipovolemik berhubungan dengan terjadinya

perdarahan   yang berulang-ulang. 

5. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan

berhubungan dengan salah interpretasi informasi, tidak mengenal sumber

informasi

Page 11: Laporan Pendahuluan Mioma Uteri

K. PERENCANAAN KEPERAWATAN

Diagnosa

Keperawatan

Perencanaan Keperawatan

Tujuan  dan

Kriteria hasil

Intervensi Rasional

Gangguan rasa

nyaman (nyeri)

berhubungan

dengan

kerusakan

jaringan otot dan

system saraf

akibat

penyempitan

kanalis servikalis

oleh myoma

Klien dapat

mengontrol

nyerinya dengan

criteria hasil

mampu

mengidentifikasi

cara mengurangi

nyeri,

mengungkapkan

keinginan untuk

mengontrol

nyerinya.

1.  Observasi adanya

nyeri dan tingkat

nyeri.

2.  Ajarkan dan catat

tipe nyeri serta

tindakah untuk

mengatasi nyeri

3.  Ajarkan teknik

relaksasi

4.  Anjurkan untuk

menggunakan

kompres hangat

5.  Kolaborasi

pemberian

analgesik.

Memudahkan

tindakan

keperawatan

Meningkatkan

persepsi klien

terhadap nyeri

yang dialaminya.

Membantu

mengurangi nyeri

dan meningkatkan

kenyamanan klien

Meningkatkan

kenyamanan klien

Mengurangi nyeri

Gangguan

eliminasi urine

(retensio)

berhubungan

dengan

penekanan oleh

massa jaringan

neoplasma pada

daerah

Pola eliminasi

urine ibu kembali

normal dengan

criteria hasil ibu

memahami

terjadinya retensi

urine, bersedia

melakukan

tindakan untuk

1.Catat pola miksi

dan monitor

pengeluaran urine

2.Lakukan palpasi

pada kandung

kemih, observasi

adanya

ketidaknyamanan

dan rasa nyeri.

Melihat perubahan

pola eliminasi

klien

Menentukan

tingkat nyeri yang

dirasakan oleh

klien

Page 12: Laporan Pendahuluan Mioma Uteri

sekitarnnya,

gangguan

sensorik /

motorik.

mengurangi atau

menghilangkan

retensi urine.

3.Anjurkan klien

untuk merangsang

miksi dengan

pemberian air

hangat, mengatur

posisi,

mengalirkan air

keran.

Mencegah

terjadinya retensi

urine

Ganguan konsep

diri berhubungan

dengan

kekawatiran

tentang

ketidakmampuan

memiliki anak,

perubahan dalam

masalah

kewanitaan,

akibat pada

hubungan

seksual.

Konsep diri klien

tidak mengalami

gangguan dengan

criteria hasil

menerima

keadaan dirinya,

menyatakan

bersedia untuk

dilakukan

tindakan

termasuk

tindakan

pembedahan

1.Beritahu klien

tentang siapa saja

yang bisa

dilakukan

histerektomi dan

anjurkan klien

untuk

mengekpresikan

perasaannya

tentang

histerektomi

2.Kaji apakah klien

mempunyai

konsep diri yang

negatif.

3.Memotivasi klien

untuk

mengungkapkan

perasaannya

mengenai tindakan

pembedahan dan

pengaruhnya

Mengurangi

kecemasan dan

meningatkan harga

diri klien

Identifikasi

kekuatan dan

kelemahan klien

Mengurangi

kecemasan

Page 13: Laporan Pendahuluan Mioma Uteri

terhadap diri klien

4.Ciptakan

lingkungan atau

suasana yang

terbuka bagi klien

untuk

membicarakan

keluhan-

keluhannya.

Meningkatkan

harga diri klien dan

berperan aktif

dalam perencanaan

perawatan bagi diri

klien

Page 14: Laporan Pendahuluan Mioma Uteri

DAFTAR PUSTAKA

Achadiat CM. 2004. Prosedur tetap Obstetri dan ginekologi. Jakarta : EGC

Callahan MD MPP, Tamara L. 2005. Benign Disorders of the Upper Genital

Tract in Blueprints Obstetrics & Gynecology. Boston : Blackwell

Publishing,

Http://www.emedicine.com/med/topic331 9.html.

Crum MD, Christopher P & Kenneth R. Lee MD. 2003. Tumors of the

Myometrium in Diagnostic Gynecologic and Obstetric Pathology. Boston :

Elsevier Saunders

Djuwantono T. 2004. Terapi GnRH Agonis Sebelum Histerektomi atau

Miomektomi. Farmacia. Vol III NO. 12. Juli 2004. Jakarta

Hart MD FRCS FRCOG, David McKay. 2000. Fibroids in Gynaecology

Illustrated. London : Churchill Livingstone.

Joedosapoetro MS. 2003.  Ilmu Kandungan. Wiknjosastro H, Saifudin AB,

Rachimhadi T. Editor. Edisi Ke-2. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka

Manuaba IBG. 2003. Penuntun Kepaniteraan Klinik Obstetric dan Ginekologi.

Edisi 2. Jakarta : EGC

Moore JG. 2001. Essensial obstetri dan ginekologi. Edisi 2. Jakarta : Hipokrates

Panay BSc MRCOG MFFP, Nick et al. 2004. Fibroids in Obstetrics

and Gynaecology. London : Mosby

Parker WH. 2007. Etiology, Symptomatology and Diagnosis of Uterine Myomas.

Volume 87. Department of Obstetrics and gynecology UCLA School of

Medicine. California : American Society for Reproductive Medicine

Rayburn WF. 2001. Obstetri dan Ginekologi. Alih Bahasa: H. TMA Chalik.

Jakata. Widya Medika,

Http://nurseperfect.blogspot.co.id/2015/08/laporan-pendahuluan-myoma-

uteri.html