laporan pendahuluan mesin bubut

44
Page KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan laporan praktek mesin bubut . Dengan adanya praktek ini telah menambah wawasan dalam hal teknologi keteknikan yang sangat di butuhkan oleh seorang mahasiswa agar menjadi seorang mahasiswa yang mampu bersaing di dunia industri logam. Penulis juga berterima kasih atas semua pihak yang telah membantu dalam laporan praktek ini , baik secara langsung maupun tidak langsung terutama rekan satu kelompok dan M. Faisal sebagai pembimbing praktek mesin bubut. Jakarta 2013

Upload: faisol26

Post on 01-Dec-2015

141 views

Category:

Documents


22 download

DESCRIPTION

bubutu

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Pendahuluan Mesin Bubut

Page

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya

sehingga pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan laporan praktek mesin bubut .

Dengan adanya praktek ini telah menambah wawasan dalam hal teknologi keteknikan yang sangat di

butuhkan oleh seorang mahasiswa agar menjadi seorang mahasiswa yang mampu bersaing di dunia

industri logam.

Penulis juga berterima kasih atas semua pihak yang telah membantu dalam laporan praktek ini , baik

secara langsung maupun tidak langsung terutama rekan satu kelompok dan M. Faisal sebagai

pembimbing praktek mesin bubut.

Jakarta 2013

Penulis

Page 2: Laporan Pendahuluan Mesin Bubut

Page

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ...................................................................................................................... 1

Daftar Isi ................................................................................................................................ 2

BAB I Pendahuluan

a) Latar Belakang ........................................................................................................ 3

b) Maksud Dan Tujuan................................................................................................ 4

BAB II Landasan Teori

Mesin Bubut Konvensional ......................................................................................... 5

BAB III

Jurnal Praktikum ...................................................................................................... 23

BAB IV

Pembahasan Soal .................................................................................................... 25

BAB V

Kesimpulan .............................................................................................................. 36

Daftar Pustaka .................................................................................................................... 37

Lampiran

Page 3: Laporan Pendahuluan Mesin Bubut

Page

BAB I

PENDAHULUAN

a. Latar Belakang

Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi dibidang permesinan,

dibutuhkan tenaga terampil untuk mengoprasikan maupun merawat mesin sekaligus peralatan dari

mesin tersebut. Banyak mahasiswa maupun seorang sarjana yang baru lulus dari perguruan tinggi

terkadang tidak dapat mengoprasikan maupun merawat mesin serta peralatan mesin tersebut. Mereka

cenderung lebih menguasai teori daripada praktek kerja mesin tersebut. Sedangkan di era globalisasi

sekarang ini dibutuhkan tenaga kerja yang bukan hanya mengerti teori suatu mesin melainkan tenaga

kerja tersebut dituntut untuk mengoperasikan maupun merawat mesin serta peralatan mesin tersebut.

Terkadang ada juga beberapa diantara mereka yang dapat mengoperasikan serta merawat mesin dan

peralatan mesin tersebut tetapi mereka lemah terhadap pendalaman teori dan mesin tersebut.

Apabila hal ini sampai terjadi maka akan lebih banyak lagi sarjana kita yang tidak akan mendapat

pekerjaan karena kalah bersaing dengan tenaga ahli asing yang datang dari luar negeri dan bekerja di

dalam negeri. Tenaga ahli itu sudah membekali diri mereka dengan beberapa keahlian baik berupa

pendalaman teori pemesinan, mengoperasikan maupun merawat mesin serta peralatan mesin tersebut.

Kemudian apabila hal ini tidak ditanggapi dengan serius maka, tidaklah mustahil tenaga kerja dari negara

kita akan menjadi tamu yang terasing di negaranya sendiri.

Salah satu upaya untuk mengatasi hal tersebut, maka perguruan tinggi wajib memberikan bekal teori

permesinan yang cukup kepada mahasiswanya. Selain itu perguruan tinggi juga harus mengadakan

praktikum kerja mesin dalam perkuliahan yang merupakan salah satu cara untuk membentuk skill dan

mengembangkan sikap professional sebelum mahasiswa terjun langsung kedalam dunia pekerjaa. Dari

praktikum kerja mesin inilah diharapkan mahasiswa mendapatkan bekal keterampilan sehingga mampu

berpikir kreatif dan dinamis dalam mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang didapat selama perkuliahan

serta dapat memecahkan berbagai persoalan yang mereka hadapi di dunia kerja secara efektif dan

efisien.

Selain itu, dalam laporan praktikum kerja mesin ini, kami akan memaparkan beberapa prinsip

kerja yang terdapat didalam pengoperasian mesin produksi yang ada di Universitas Pancasila. Dengan

memiliki pemahaman dasar tantang prinsip kerja mesin, diharapkan seorang operator ataupun teknisi

Page 4: Laporan Pendahuluan Mesin Bubut

Page

dapat mengoperasikan sekaligus memecahkan beberapa persoalan yang dihadapi dalam praktik kerja

mesin sehingga dapat memanfaatkan waktu, tenaga, dan pikiran sebaik-baiknya.

b. Maksud dan Tujuan

Dengan berkembangnya teknologi terutama dalam bidang industri dibutuhkan sumber daya

manusia yang mampu mengoperasikan mesin sekaligus merawatnya beserta alat alat

pendukungnya,Praktkum ini dilakukan agar mahasiswa mendapatkan ilmu lapangan untuk

melengkapi atau memantapkan teori yang telah di dapat sebelumnya.

Tujuan :

a. Mahassiswa mampu mengoperasikan mesin bubut sesuai standart

b. Mahasiswa mengenal macam-macam esin bubut

c. Mengaplikasikan Ilmu teori ke dalam praktikum

d. Mahasiswa mengetahui alat – alat pendukung mesin bubut.

e. Mahasiswa dapat menerapkan K3 dalam pengoperasian mesin bubut

f. Mahasisiwa dapat mengidentifikasi kehalusan dari permukaan yang di bubut

g. Mahasisiwa dapat mengidentifikasi alat potong yang sesuai untuk benda kerja yang akan

dibuat

h. Menambah keahlian dalam mengoperasikan mesin bubut

Page 5: Laporan Pendahuluan Mesin Bubut

Page

BAB II

LANDASAN TEORI

1. Mesin Bubut Konvensional

1.1 Pengertian Mesin Bubut Konvensional

Mesin bubut (turning machine) adalah suatu jenis mesin perkakas yang dalam proses kerjanya bergerak

memutar benda kerja dan menggunakan mata potong pahat (tools) sebagai alat untuk menyayat benda

kerja tersebut. Mesin bubut merupakan salah satu mesin proses produksi yang dipakai untuk

membentuk benda kerja yang berbentuk silindris. Pada prosesnya benda kerja terlebih dahulu dipasang

pada chuck (pencekam) yang terpasang pada spindel mesin, kemudian spindel dan benda kerja diputar

dengan kecepatan sesuai perhitungan. Alat potong (pahat) yang dipakai untuk membentuk benda kerja

akan disayatkan pada benda kerja yang berputar. Umumnya pahat bubut dalam keadaan diam, pada

perkembangannya ada jenis mesin bubut yang berputar alat potongnya, sedangkan benda kerjanya

diam. Dalam kecepatan putar sesuai perhitungan, alat potong akan mudah memotong benda kerja

sehingga benda kerja mudah dibentuk sesuai yang diinginkan. Dikatakan konvensional karena untuk

membedakan dengan mesin-mesin yang dikontrol dengan komputer (Computer Numerically Controlled)

ataupun kontrol numerik (Numerical Control) dan karena jenis mesin konvensional mutlak diperlukan

keterampilan manual dari operatornya. Pada kelompok mesin bubut konvensional juga terdapat bagian-

bagian otomatis dalam pergerakannya bahkan juga ada yang dilengkapi dengan layanan sistem

otomatis, baik yang dilayani dengan sistem hidraulik, pneumatik, ataupun elektrik. Ukuran mesinnya

pun tidak semata-mata kecil karena tidak sedikit mesin bubut konvensional yang dipergunakan untuk

mengerjakan pekerjaan besar seperti yang dipergunakan pada industri perkapalan dalam membuat atau

merawat poros baling-baling kapal yang diameternya mencapai 1.000 mm.

Bagian – bagian Mesin Bubut dan Fungsinya

Head – stock, tempat pengaturan kecepatan pemotong (speed of cut).

Spindel, bagian yang meneruskan putaran mesin ke benda kerja sehingga benda kerja dapat

berputar, serta tempat melekatnya pemegang kerja.

Chuck, pemegang benda kerja.

Page 6: Laporan Pendahuluan Mesin Bubut

Page

Dead center, untuk menunjang ujung benda kerja, center ini tidak berputar Sendiri tetapi

mengikuti putaran benda kerja.

Tail stock spindle, tempat melekatnya dead center. Disamping itu dapat juga melekatkan drill

chuck untuk proses drilling.

Trail stock, bagian belakang (ekor) mesin bubut, untuk menunjang bagian benda kerja dengan

perantaraan dead center yand dilekatkan pada tail stock spindle.

Tail stock hand wheel, untuk memajukan atau memundurkan posisi dead center agar kedudukan

benda kerja dapat diukur dengan baik. Disamping itu apabila pada tail stock spindle dipasang

mata bor, komponen dapat dipergunakan untuk memberikan gerak makan.

Bed, bagian yang menunjang head stock, tail stock. Sedangkan bagian atas dari bed disebut

ways.

Carriage, bagian yang dapat bergeser dengan arah longitudinal sepanjang bed. Carriage memikul

bagian – bagian lain yang terletak diatasnya, yaitu cross slide dan lain – lain.

Cross slide, bagian yang melintang pada sumbu mesin bubut, terletak diatas carriage. Untuk

mengadakan gerakan pemakanan melintang.

Compound rest, tempat melekatnya tool post.

Tool post, tempat melekatnya pahat (cutting tool).

Leg, kaki mesin bubut, hanya ada pada mesin bubut yang kecil.

Gear box, terdapat susunan roda gigi yang memungkinkan adanya variasi kecepatan makan

(feed motion).

1.2 Fungsi Mesin Bubut Konvensional

Fungsi utama mesin bubut konvensional adalah untuk membuat/ memproduksi benda-benda

berpenampang silindris, misalnya poros lurus (Gambar 1), poros bertingkat (step shaft) (Gambar 2),

poros tirus (cone shaft) (Gambar 3), poros beralur (groove shaft) (Gambar 4), poros berulir (screw

thread) (Gambar 5) dan berbagai bentuk bidang permukaan silindris lainnya misalnya anak buah catur

(raja, ratu, pion, dan lain-lain).

Page 7: Laporan Pendahuluan Mesin Bubut

Page

Gambar 1. Poros lurus

Gambar 2. Poros bertingkat (Step Shaft)

Gambar 3. Poros tirus (Cone Shaft)

Page 8: Laporan Pendahuluan Mesin Bubut

Page

Gambar 4. Poros beralur dan berulir (Screw Thread)

1.3 Cara Kerja Mesin Bubut

Motor listrik yang ada pada mesin bubut akan berfungsi untuk merubah energi listrik menjadi energi

mekanis yaitu berupa gerak putar. Gerak putar yang ada pada motor listrik selanjutnya ditransmisikan

dengan menggunakan perlengkapan transmisi pulley dan roda gigi, sehingga mampu memutar poros

utama (spindel). Diujung poros utama terdapat perlengkapan pencekam yang mampu mencekam benda

kerja, sehingga adanya putaran pada poros utama maka akan memutar benda kerja.

Sedangkan pahat yang tercekam pada tempatpahat (tool post) akan mampu bergerak ke kanan, ke kiri,

mendekat, menjauhi operator serta mampu bergerak sorong. Gerakan – gerakan ini dimungkinkan

terjadi karena adanya fasilitas ulir penggerak, susunan roda gigi dan juga adanya jalan. Selanjutnya

adanya dead center yang akan mendukung benda kerja pada sisi satunya.

1.4 Proses Pengerjaan Pada Mesin Bubut

Secara umum proses pengerjaan mesin bubut dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu :

Proses pemotongan kasar yaitu membuang material sebanyak mungkin atau merupakan

pemotong atau pengerjaan terakhir.

Proses pemotongan halus/semi halus merupakan proses yang hanya memerlukan satu atau dua

kali pemotongan untuk mencapai ukuran akhir.

Page 9: Laporan Pendahuluan Mesin Bubut

Page

1.5 Dimensi Utama Mesin Bubut

Ukuran mesin bubut ditentukan oleh panjangnya jarak antara ujung senter kepala lepas dan ujung

senter kepala tetap (Gambar 5). Misalnya tinggi mesin bubut 200 mm, berarti mesin tersebut hanya

mampu menjalankan eretan melintangnya sepanjang 200 mm atau mampu melakukan pembubutan

maksimum benda kerja yang memiliki radius 200 mm (berdiameter 400 mm). Demikian pula misalnya

panjang mesin 1.000 mm, berarti hanya dapat menjalankan eretan memanjangnya sepanjang 1.000 mm.

Namun demikian beberapa mesin bubut ada yang mempunyai fasilitas atau kelengkapan untuk

menambah ukuran diameter benda kerja yang dapat dikerjakan dengan beberapa alat khusus atau

didesain khusus pula, misalnya untuk menambah ukuran diameter yaitu dengan membuka pengikat alas

di ujung kepala tetap.

Gambar 5. Dimensi utama mesin bubut

1.6 Waktu Pengerjaan

Yang dimaksud dengan waktu pengerjaan di sini adalah durasi waktu (lamanya waktu) yang digunakan

untuk menyelesaikan pekerjaan. Durasi ini sangat penting diperhatikan sehubungan dengan efisiensi

pengerjaan. Apalagi dikaitkan dengan sistem bisnis komersial atau kegiatan unit produksi di sekolah,

waktu pengerjaan sangat penting untuk diperhitungkan. Hal-hal yang berkaitan dengan waktu

pengerjaan sebagai berikut.

a. Kecepatan Pemakanan (f)

Yang dimaksud dengan kecepatan pemakanan adalah jarak tempuh gerak maju pisau/benda kerja dalam

satuan milimeter per menit atau feet per menit. Pada gerak putar, kecepatan pemakaian, f adalah gerak

Page 10: Laporan Pendahuluan Mesin Bubut

Page

maju alat potong/benda kerja dalam n putaran benda kerja/pisau per menit. Pada mesin bubut, tabel

kecepatan pemakanan f dinyatakan dalam satuan milimeter perputaran sehingga f = f . n.

Besarnya kecepatan pemakanan dipengaruhi oleh:

• jenis bahan pahat yang digunakan;

• jenis pekerjaan yang dilakukan, misalnya membubut rata, mengulir,

memotong, mengkartel, dan lain-lain;

• menggunakan pendinginan atau tidak;

• jenis bahan yang akan dibubut, misalnya besi, baja, baja tahan karat (stainless steel), atau bahan-

bahan nonfero lainnya; serta

• kedalaman pemakanan.

Sebagai pedoman umum untuk mengetahui besarnya kecepatan pemakanan dapat dilihat pada Tabel 5.

Pekerjaan kasar yang dimaksud adalah pekerjaan pendahuluan di mana pemotongan atau

penyayatan benda kerja tidak diperlukan hasil yang halus dan presisi, sehingga kecepatan

pemakanannya dapat dipilih angka yang besar dan selanjutnya masih dilakukan pekerjaan penyelesaian

(finising). Pekerjaan ini dapat dilakukan dengan gerakan otomatis ataupun gerakan manual, namun

demikian tidak boleh mengabaikan kemampuan pahat dan kondisi benda kerja. Semakin tebal

penyayatan hendaknya semakin rendah putarannya untuk menjaga umur pahat dan tidak terjadi beban

lebih terhadap motor penggeraknya. Sedangkan pekerjaan penyelesaian yang dimaksud adalah

pekerjaan penyelesaian (finishing) akhir yang memerlukan kehalusan dan kepresisian ukuran tertentu,

sehingga kecepatan pemakanannya harus menggunakan angka yang kecil dan tentunya harus

menggunakan putaran mesin sesuai perhitungan atau data dari tabel kecepatan potong.

Page 11: Laporan Pendahuluan Mesin Bubut

Page

b. Frekuensi Pemakanan (i)

Yang dimaksud dengan frekuensi pemakanan adalah jumlah pengulangan penyayatan mulai dari

penyayatan pertama hingga selesai. Frekuensi pemakanan tergantung pada kemampuan mesin, jumlah

bahan yang harus dibuang, sistem penjepitan benda kerja, dan tingkat finishing yang diminta.

c. Panjang Benda Berjarak/Jarak Tempuh Alat Potong (L)

Pada proses pembubutan, jarak tempuh pahat sama dengan panjang benda kerja yang harus dibubut

ditambah kebebasan awal

Gambar Jarak tempu pahat bubut

d. Perhitungan Waktu Pengerjaan Mesin Bubut (T)

Pada proses pembubutan perhitungan waktu pengerjaan = (Jarak tempuh pahat x frekuensi pemakanan)

dibagi (Kecepatan pemakanan kali kecepatan putaran mesin).

Contoh:

Diketahui panjang benda kerja yang akan dibubut (l) 96 mm, kebebasan awal pahat dari permukaan

benda kerja (la) 4 mm, putaran mesin (n) 420 rpm dan frekuensi pemakanan (i) 1 kali, serta kecepatan

pemakanannya 0,25 mm/menit. Maka waktu pengerjaannya adalah:

Page 12: Laporan Pendahuluan Mesin Bubut

Page

1.6 Cara Membubut

1.6.1 Membubut Muka

Membubut permukaan (Gambar 6) hendaklah diperhatikan beberapa hal berikut ini.

a. Jangan terlalu panjang keluar benda kerja terikat pada cekam.

b. Pahat harus setinggi senter.

c. Gerakan pahat maju mulai dari sumbu benda kerja dengan putaran benda kerja searah jarum jam atau

gerakan pahat maju menuju sumbu benda kerja dengan putaran benda kerja berlawanan arah jarum

jam (putaran mesin harus berlawanan dengan arah mata sayat alat potong).

Gambar 6. Membubut permukaan

Gambar 7. Arah gerak pahat dan benda kerja

Page 13: Laporan Pendahuluan Mesin Bubut

Page

1.6.2 Membubut Lurus

Pekerjaan membubut lurus untuk jenis pekerjaan yang panjangnya relatif pendek, dapat dilakukan

dengan pencekaman langsung (Gambar 8).

Gambar 8. Pembubutan lurus benda yang pendek

Pekerjaan membubut lurus yang dituntut hasil kesepusatan yang presisi, maka pembubutannya harus

dilakukan di antara dua senter (Gambar 9).

Gambar 9. Pembubutan lurus benda yang panjang

Pekerjaan membubut lurus seperti ditunjukkan pada (Gambar 10), untuk benda yang panjang dan

berdiameter kecil maka harus diperhatikan beberapa hal berikut ini.

a. Benda kerja didukung dengan dua buah senter.

b. Gunakan penyangga, plat pembawa, dan pembawa bila benda kerjanya panjang.

c. Pahat harus setinggi senter.

d. Pilih besarnya kecepatan putaran menggunakan rumus atau menggunakan tabel.

e. Setel posisi pahat menyentuh benda kerja dan seti dial ukur pada eretan melintang menunjuk posisi 0.

f. Setel posisi pahat pada batas ujung maksimum awal langkah pada dial eretan memanjang posisi 0.

g. Pengukuran sebaiknya menggunakan alat ukur mesin itu sendiri.

Page 14: Laporan Pendahuluan Mesin Bubut

Page

h. Gunakan pahat yang mempunyai sudut potong yang tepat.

i. Jalankan mesin dan perhatikan besarnya pemakanan serta hasil penyayatannya.

Gambar 10. Pembubutan lurus untuk batang panjang

1.7 Membubut Tirus (Konis)Membubut tirus serupa dengan membubut lurus hanya bedanya gerakan pahat disetel

mengikuti sudut tirus yang dikehendaki pada eretan atas, atau penggeseran kepala lepas atau dengan alat bantu taper attachment (perlengkapan tirus). Jenis pahatnya pun serupa yang digunakan dalam membubut lurus. Penyetelan peralatan eretan atas, atau penggeseran kepala lepas atau dengan alat bantu taper attachment pada saat membubut tirus tergantung pada susut ketirusan benda kerja yang akan dikerjakan.Pembubutan tirus dapat dilakukan dengan beberapa cara di antaranya sebagai berikut:a. Dengan Penggeseran Eretan Atas

Pembubutan tirus dengan penggeseran eretan atas, dapat dilakukan dengan mengatur/menggeser eretan atas sesuai besaran derajat yang dikehendaki. Dalam hal ini pergeseran eretan atas dari posisi sejajar dengan senter mesin digeser/diputar sebesar sudut yang dikehendaki.

Pembubutan tirus dengan cara ini hanya terbatas pada panjang titik tertentu (relatif pendek), sebab tergantung pada besar kecilnya eretan atas yang dapat digeserkan. Kelebihan pembubutan tirusdengan cara ini dapat melakukan pembuatan tirus dalam dan luar, juga bentuk-bentuk tirus yang besar, sedangkan kekurangannya adalah tidak dapat dikerjakan secara otomatis, jadi selalu dilakukan dengan tangan. Gambar 11 menunjukkan besarnya cara pembubutan tirus dengan menggeser eretan atas.

Page 15: Laporan Pendahuluan Mesin Bubut

Page

Gambar 11. Pembubutan tirus dengan menggeser eretan atasBerdasarkan gambar di atas pembubutan tirus dengan penggeseran eretan dapat dihitung dengan rumus:

Contoh: Dalam pembubutan tirus diketahui, D = 50 mm; d = 34 mm, panjang ketirusan l = 60 mm. Jadi, penggeseran eretan atasnya adalah:

b. Dengan Pengeseran Kepala LepasPembubutan tirus dengan penggeseran eretan atas (Gambar 11), hanya dapat dilakukan untuk

pembubutan bagian tirus luar saja dan kelebihannya dapat melakukan pembubutan tirus yang panjang dengan perbandingan ketirusan yang kecil (terbatas). Cara penyayatannya dapat dilakukan secara manual dengan tangan dan otomatis. Gambar 12 menunjukkan gambar kerja pembubutan tirus di antara dua senter.

Page 16: Laporan Pendahuluan Mesin Bubut

Page

Gambar 12. Membubut tirus diantara dua senter

Gambar 13. Gambar kerja membubut tirus di antara dua senterBerdasarkan gambar di atas pembubutan tirus dengan penggeseran kepala lepas/offset (X) dapat dihitung dengan rumus:

Contoh:Sebuah benda kerja akan dibubut tirus pada mesin bubut yang data-datanya yaitu panjang total bendakerja 150 mm, panjang tirus efektif 80 mm, diameter tirus yang besar (D) 25 mm, dan ukuran diameter tirus yang kecil (D) 21 mm. Jarak pergeseran kepala lepasnya adalah:

c. Dengan Menggunakan Perlengkapan Tirus (Taper Attachment)Pembubutan dengan cara ini dapat diatur dengan memasang perlengkapan tirus yang

dihubungkan dengan eretan lintang. Satu set perlengkapan tirus yang tersedia di antaranya (Gambar 14):• Busur skala (plat dasar)

Page 17: Laporan Pendahuluan Mesin Bubut

Page

• Alat pembawa• Sepatu geser• Baut pengikat (baut pengunci)• Lengan pembawa

Gambar 14. Perlengkapan tirusPembawa dapat disetel dengan menggesernya pada busur kepala sesuai dengan hasil

perhitungan ketirusan, biasanya garis pembagian pada busur kepala ditetapkan dalam taper per feet bukan taper tiap inchi.Untuk menghitung besaran taper per feet dapat dicari dengan menggunakan rumus:

Contoh: Sebuah benda kerja akan dibubut tirus pada mesin bubut mempunyai diameter ketirusan yang besar (D) = 2”, dan diameter ketirusan yang kecil (d) = 13/4” panjang ketirusannya = 8”. Busur skala attachment mempunyai pembagian tiap strip = 1/16”. Hitung berapa strip alat pembawa pada attachment harus digeserkan!

Setiap skala busur attachment bernilai 1/18 inchi, sedangkan benda kerja mempunyai Tpf = 3/8”, jadi alat pembawanya harus digeser 3/8 dibagi 1/16 sama dengan 6 strip pada busur skala.

1.8 Membubut Alur (Memotong)Pada pekerjaan memotong benda keras, harus diperhatikan tinggi mata pahat pemotongnya

harus setinggi senter, bagian yang keluar dari penjepit pahat harus pendek, kecepatan putaran mesin

Page 18: Laporan Pendahuluan Mesin Bubut

Page

harus perlahan-lahan (kerja ganda), bagian yang akan dipotong harus sedikit lebih lebar dibandingkan

dengan lebar mata pahatnya agar pahat tidak terjepit. Benda yang akan dipotong sebaiknya tidak dijepit

dengan senter (lihat Gambar 15).

Gambar 15. Membubut alur

Apabila diperlukan dan bendanya panjang boleh dijepit menggunakan senter tetapi tidak boleh

pemotongan dilakukan sampai putus, dilebihkan sebagian untuk kemudian digergaji, atau dilanjutkan

dengan pahat tersebut tetapi tanpa didukung dengan senter, hal ini untuk menghindari terjadinya

pembengkokan benda kerja dan patahnya pahat.

1.9 Membubut UlirMesin bubut dapat dipergunakan untuk membubut ulir luar/baut dan ulir dalam/mur dan dari

sisi bentuk juga dapat membuat ulir segi tiga, segi empat, trapesium, dan lain-lain. Gambar 16

menunjukkan

profil dan dimensi ulir segitiga luar (baut) dan Gambar 17 menunjukkan profil dan dimensi ulir segitiga

dalam (mur) dalam satuan metris.

Gambar 16. Ulir segitiga luar

Page 19: Laporan Pendahuluan Mesin Bubut

Page

Gambar 17. Ulir segitiga dalam

Dari sisi arah uliran jenis ulir ada yang arah ulirnya ke kanan (disebut ulir kanan), dan ada yang

arah ulirnya ke kiri (disebut ulir kiri). Arah uliran ini dibuat sesuai kebutuhan ulir tersebut

penggunaannya untuk apa dan digunakan di mana, serta salah satu pertimbangan lain yang tidak kalah

pentingnya adalah arah gaya yang diterima ulir tersebut. Gambar 18 menunjukkan jenis ulir segitiga

kanan dan Gambar 19 menunjukkan jenis ulir segitiga kiri. Sedangkan bila dilihat jalannya uliran ada

yang disebut ulir tunggal, ulir dua jalan (ganda) dan yang lebih dari dua jalan disebut ulir majemuk.

Gambar 20 menunjukkan ulir segitiga dua jalan.

Gambar 18. Ulir segitiga kanan

Gambar 19. Ulir segitiga kiri

Page 20: Laporan Pendahuluan Mesin Bubut

Page

Gambar 20. Ulir segitiga dua jalan

Untuk mendapatkan data standar ukuran dan profil ulir, baik itu jenis ulir metris, inchi atau jenis

ulir lainnya dapat dilihat pada table ulir. Dengan melihat data ulir dari tabel kita dapat menentukan

kisar/ gang, diameter lur ulir termasuk diameter lubang ulir. Gambar 21 menunjukkan data standar

profil ulir jenis metrik. Dan untuk menentukan kedalaman ulir baik itu ulir luar maupun dalam dapat

dilihat pada Gambar 22.

Gambar 21. Standar profil ulir jenis metrik

Page 21: Laporan Pendahuluan Mesin Bubut

Page

Gambar 22. Standar kedalaman ulir metrik

Dari data gambar di atas dapat dijadikan acuan bahwa kedalaman ulir luar (baut) adalah 0,61 x

Pitch/kisar dan kedalaman ulir dalam (mur) adalah 0,54 x Pitch/kisar. Dan untuk memudahkan mur

terpasang pada baut, pada umumnya diameter nominal baut dikurangi sebesar 0,1 x kisar.

1.10 Membubut DalamPekerjaan membubut dalam dilakukan biasanya setelah dilakukan pengeboran atau sudah ada

lubang terlebih dahulu (Gambar 23). Jadi pembubutan dalam hanya bersifat perluasan lubang atau

membentuk

bagian dalam benda. Untuk mengetahui kedalaman yang dicapai maka pada saat awal mata pahat

hendaknya disetel pada posisi 0 dial ukur kepala lepas sehingga tidak setiap saat harus mengukur

kedalaman atau jarak tempuh pahatnya.

Gambar 23. Membubut dalam tirus

Page 22: Laporan Pendahuluan Mesin Bubut

Page

1.11 MengeborSebelum dilakukan pengeboran benda kerja dibor senter terlebih dahulu (Gambar 24). Pada saat

pengeboran besarnya putaran mengikuti besar kecilnya diameter mata bor yang digunakan dan harus

diberi pendinginan untuk menjaga mata bor tetap awet dan hasilnya pengeboran bisa maksimal.

Gambar 24a. Pengeboran lubang senter

Gambar 24b. Pengeboran lubang senter

Page 23: Laporan Pendahuluan Mesin Bubut

Page

BAB III

Jurnal Praktikum

1. Maksud dan Tujuan

Tujuan :

a. Mahassiswa mampu mengoperasikan mesin bubut sesuai standart

b. Mahasiswa mengenal macam-macam esin bubut

c. Mengaplikasikan Ilmu teori ke dalam praktikum

d. Mahasiswa mengetahui alat – alat pendukung mesin bubut.

e. Mahasiswa dapat menerapkan K3 dalam pengoperasian mesin bubut

f. Mahasisiwa dapat mengidentifikasi kehalusan dari permukaan yang di bubut

g. Mahasisiwa dapat mengidentifikasi alat potong yang sesuai untuk benda kerja yang akan

dibuat

h. Menambah keahlian dalam mengoperasikan mesin bubut

2. Alat dan Bahan yang Digunakan

Alat yang digunakan :

Mesin Bubut

Jangka Sorong

Bahan yang digunakan :

Besi Silinder

3. Langkah Kerja Praktikum

1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan

2. Setting pahat pada tool post

3. Setting benda kerja pada chuck

4. Amati Job Sheet

Page 24: Laporan Pendahuluan Mesin Bubut

Page

5. Setting “nol” pahat

6. Bubut benda kerja sampai ukuran yang telah ditentukan pada job sheet

4. Gambar Skema Benda Kerja

Terlampir

5. Kesimpulan

Dari hasil praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa mesin bubut adalah salah

satu mesin perkakas yang prinsip kerjanya benda kerja berputar pada spindle sementara pahat bergerak

secara melintang untuk melakukan penyayatan. Produk (benda kerja) pada mesin bubut adalah benda-

benda silindris dan untuk menghasilkan produk (benda kerja) yang halus penyayatan dilakukan

seminimal mungkin. Beberapa pekerjaan yang dapat dikerjakan pada mesin bubut diataranya adalah

Ulir, Alur, Kartel, Champer, dll.

Page 25: Laporan Pendahuluan Mesin Bubut

Page

BAB IV

PEMBAHASAN SOAL

1. Gambarkan skema mesin bubut, tuliskan bagian-bagiannya serta apa kegunaannya dan ceritakan

cara kerjanya !

Kepala Tetap(Headstock)

Adalah bagian mesin yang letaknya disebelah kiri mesin,bagian inilah yang memutarkan benda kerja.

Didalamnya terdapat kumparan satu seri roda gigi serta roda tingkat atau tunggal. Roda tingkat terdiri

atas tiga atau empat buah keping dengan garis tengah yang berbeda,roda tingkat diputar oleh suatu

motor yang letaknya dibawah atau disamping roda tersebut melalui suatu ban.

Page 26: Laporan Pendahuluan Mesin Bubut

Page

Kepala Lepas(Tailstock)

Adalah bagian dari mesin bubut yang letaknya disebelah kanan mesin dan dipasang diatas mesin.

berfungsi

Sebagai tempat pemicu ujung benda kerja yang dibubut

Sebagai tempat kedudukan bor pada waktu mengebor

Sebagai Tempat kedudukan penjepit bor

Kepala lepas dapat bergeser di sepanjang alas mesin.kepala lepas terdiri atas dua bagian : yaitu alas dan

ban,kedua bagian itu di ikat dengan 2 atau 3 baut.ikat dan dapat digerakkan dipenggeser itu di perlukan

apabila.

1. Kedudukan kedua senter tersebut tidak sepusat

2. Kedudukan kedua senter tidak harus sepusat misalnya untuk menghasilkan pembubutan yang

tirus.

Alas(Ways)

Fungsi utama alas mesin bubut ada 3 yaitu

Tempat kedudukan kepala lepas

Tempat kedudukan eretan (cariage/support)

Tempat kedudukan penyangga diam(stendy prest)

Alas yang terbentuk memanjang merupakan tempat tumpuan gaya-gaya pemakanan pahat saat

membubut.

Eretan (cariage/support)

Eretan terdiri dari atas alas,eretan lintang,dan eretan atas.eretan alas adalah eretan yang

kedudukannya pada alas mesin.Gerakan eretan itu melalui roda yang dihubungkan roda batang gigi

panjang yang dipasang dibawah alas melalui penghantar.

Page 27: Laporan Pendahuluan Mesin Bubut

Page

Eretan Lintang

Letaknya Diatas eretan alas dan kedudukannya melintang terhadap alas .fungsi eretan lintang

adalah untuk memberikan tempat pemakanan pahat saat membubut bagian ujung pahat dengan

putaran tiap pembagian ukurannya mengatur pemakanan pada bubut.

Eretan Atas

Letak eretan atas berada diatas eretan lintang dan di ikat oleh baut dengan mur ikat.fungsi

eretan atas mesin bubut adalah memegang eretan perkakas bubut dan memberi gerakan yang

diperlukan.

Chuck

Berfungsi sebagai tempat untuk memegang benda kerja.

2. Ada berapa gerakan pada mesin bubut dan bagaimana menentukan besarnya suatu mesin bubut ?

= gerakan pada mesin bubut dibagi menjadi :

a. Gerakan memotong (cutting)

Gerakan ini bertujuan agar terjadi pemotongan . gerak potong merupakan gerakan berputar

dari benda kerja yang diakibatkan putaran spindle

b. Gerakan Makan (feeding)

Gerakan yang bertujuan untuk menggeser sedikit demi sedikit letak proses pemotongan agar

pemotongan merata ke semua bagian benda kerja

Menentukan dimensi Mesin Bubut

Page 28: Laporan Pendahuluan Mesin Bubut

Page

3. Ada Berapa jenis mesin bubut dan terangkan kegunaannya !

Menurut jenis dan fungsinya, maka mesin bubut dapat dikelompokkan menjadi:

a. Instrumen Lathe Engine (Mesin bubut Instrumen)

Mesin bubut jenis ini biasanya digunakan untuk membuat suatu produk (benda kerja) yang kecil

ukuran nya, tetapi dengan tingkat ke presisian yang tinggi dan jumlah banyak (mass product).

b. Bench Engine Lathe (Mesin Bubut Meja)

Mesin bubut ini biasanya digunakan untuk membuat produk-produk yang lebih besar dibanding kan

dengan produk instrument lathe engine. Mesin bubut jenis ini dapat ditempatkan di atas

bangku/meja kerja atau pun mesin yang mempunyai kaki terbuat dari baja profil dan pelat baja.

c. Standard Engine Lathe (Mesin Bubut Standar)

Mesin bubut jenis ini, selain dapat memproduksi benda kerja yang lebi besar, juga lebih panjang.

d. Gap Lathe Head Engine (Mesin Bubut Celah)

Mesin bubut ini selain dapat mengerjakan benda-benda kerja yang besar, juga dengan diameter

yang relatif besa, sebab bagian alas dari mesin ini, yakni yang berdekatan dengan kepala tetap,

dapat dilepas-lepas dan akan menghasil kan celah, untuk kemudian akan di tempati oleh benda

kerja berdiameter besar tersebut

e. Turret Lathe Engine (Mesin Bubut Turret)

Mesin bubut jenis ini mempunyai ekor putar tetap, dimana dapat di pasangkan 6 (enam) alat

potong, sesuai dengan yang dibutuh kan. Benda kerja dijepit pada chuck (cekam ber rahang tiga),

alat potongnya dapat di setel sedemikian rupa sesuai dengan yang di inginkan, misalnya:

- facing : mem bubut muka

- turning : mem bubut rata

- cutting : me motong

- grooving : membuat alur

Page 29: Laporan Pendahuluan Mesin Bubut

Page

- drilling : mengebor (melubangi)

- reaming : menghaluskan lubang

- dll.

f. Computer Numerically Control Lathe Engine – CNC Machine (Pengendalian Secara Numerik)

Sebelum mesin di operasikan, lazim nya dibuatkan suatu program (software) komputer yang sesuai

bentuk benda kerja yang akan dibuat. Program ini terdiri dari sederetan instruksi-instruksi yang di

kodefikasi dalam bentuk algoritma matematis, sehingga disebut: kendali numerik

Dengan mem-program kan kedudukan pahat terhadap benda kerja, tebal nya penyayatan,panjang

yang akan dibubut, diameter yang di inginkan, dll, maka mesin jenis ini akan bekerja secara

otomatis.

4. Apa saja yang dapat dikerjakan pada mesin bubut berikan contohnya

Adapun jenis-jenis kegiatan yang dapat dikerjakan pada mesin bubut adalah:

- membubut lurus

- membubut tirus atau konis

- membubut alur

- membor

- membuat ulir

- meng-kartel

- me-reamer

- mengetap

- menyenai

- menggrinda

Page 30: Laporan Pendahuluan Mesin Bubut

Page

5. Bagaimana cara mengetahui waktu pemotongan pada proses pembubutan?

Yang dimaksud dengan waktu pemotongan di sini adalah durasi waktu (lamanya waktu) yang

digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan. Durasi ini sangat penting diperhatikan sehubungan

dengan efisiensi pengerjaan. Apalagi dikaitkan dengan sistem bisnis komersial atau kegiatan unit

produksi di sekolah, waktu pengerjaan sangat penting untuk diperhitungkan. Hal-hal yang berkaitan

dengan waktu pengerjaan sebagai berikut :

a. Kecepatan Pemakanan (f)

b. Frekuensi Pemakanan (i)

c. Panjang Benda Berjarak/Jarak Tempuh Alat Potong (L)

d. Perhitungan Waktu Pengerjaan Mesin Bubut (T)

6. Gambarkan roda gigi kwadran dan apa kegunaanya

Kegunaannya adalah sebagai peubah kecepatan putaran dan peubah gerakan dari mesin bubut

7. Bagaiman acara menentukan kecepatan putaran yang tepaty dengan diameter benda kerja dan

berikan contoh perhitungannya

n = putaran benda kerja (rpm)D = Diameter benda kerja (mm)Vc = kecepatan pemotongan (m/menit)

Contoh Perhitungan :

kita akan membubut bahan dari almunium dengan diameter 40mm, hitunglah kecepatan putaran mesin

Page 31: Laporan Pendahuluan Mesin Bubut

Page

disini kita menggunakan tabel untuk almunium pengerjaan kasar kita ambil 30

n = 30 x 1000

-----------

3.14 x 40

= 239 rpm

8. Gambarkan macam macam pahat bubut dan kegunaanya

Berdasarkan bentuknya,pahat bubut diatas dari kiri ke kanan adalah:

1. pahat sisi kanan

2. pahat pinggul/champer kanan

3. pahat sisi/permukaan kanan

4. pahat sisi/permukaan kanan(lebih besar)

5. pahat ulir segitiga kanan

6. pahat alur

7. pahat alur segitiga(kanan kiri)

8. paht ulir segitiga kiri

9. pahat sisi kiri

10. pahat pinggul kiri

11. pahat alur lebar

Page 32: Laporan Pendahuluan Mesin Bubut

Page

9. Buat Skema macam macam jenis pemotongan pada mesin bubut dan gaya gay ayang terjadi

10. Ada berapa cara pembuatan konis, buat skema dan contohnya perhitungana) . Menggeser eretan atas

Page 33: Laporan Pendahuluan Mesin Bubut

Page

b) Menggeser kepala lepas

c) Menggunakan perlengkapan peralatan tirus (Taper Attachment)

Page 34: Laporan Pendahuluan Mesin Bubut

Page

11. Tentukan susnan roda gigi kwadran bila diketahui jarak suatu ulir

12. Apa kegunaan :

a) Sudut side cutting edge

b) Center rest

c) Pace plate

d) Conpound rest

Page 35: Laporan Pendahuluan Mesin Bubut

Page

a) fungsinya untuk menentukan panjang mata perkakas yang masuk ke dalam benda kerja (besar

hantaran dan kedalaman potong perkakas ke dalam benda kerja), untuk mengurangi terjadinya gaya

kejut

b) Diguakan untuk membantu pemeganaga benda kerja yang akan mendapatkan pengerjaan pada

ujungnya

c) Digunakan untuk membantu pemegangan benda kerja yang karena bentuknya tidak mungkin di

pegang oleh chuck sendiri

d) Digunakan untuk menopang tool post pada berbagai macam posisi

13. Apa yang menentukan tebal geram dalam pembubutan

Back rake angle

Gerakan pemakanan

14. Bagaimana cara agar di dapat permukaan hasil kerja yang relative halus

a) Kurangi kecepatan pemakanan

b) Kurangi banyaknya pemakanan

C) buatlah radius (nose) pada pahat

d) pastikan kondisi mesin dalam keadaan baik.

Page 36: Laporan Pendahuluan Mesin Bubut

Page

BAB V

KESIMPULAN

Dari hasil praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa mesin bubut adalah salah satu

mesin perkakas yang prinsip kerjanya benda kerja berputar pada spindle sementara pahat bergerak

secara melintang untuk melakukan penyayatan. Produk (benda kerja) pada mesin bubut adalah benda-

benda silindris dan untuk menghasilkan produk (benda kerja) yang halus penyayatan dilakukan

seminimal mungkin.

Mesin bubut dapat melakukan berbagai macam pekerjaan mulai dari pehalusan benda silindris, bubut

bertingkat, pembutan alur, pembutan ulir dan lain sebagainya, mesin bubut sendiri dalam pengerjaanya

di dukung oleh beberapa alat bantu seperti kartel, face plate, conpound rest dan masih banyak lagi.

Dalam pengoperasianyan, layaknya mesin perkakas lain operator disarakan untuk menjaga kesehatam

dan keselamatan kerja terutam bagi para pemula agar tetap selalu berada dalam pengawasan

pembimbingnya.

Page 37: Laporan Pendahuluan Mesin Bubut

Page

DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Mesin_bubut . diakses 7 mei 2013

http://tikus-logam.blogspot.com/p/teori-mesin-bubut-turning-dasar.html diakses 7 mei 2013

http://suryaputra2009.wordpress.com/2011/12/03/perhitungan-tirus/ diakses 7 mei 2013

http://aliadmatur.blogspot.com/2013_01_29_archive.html diakses 7 mei 2013

Sumbodo,WIrawan.2008.Teknik Produksi Mesin Industri Jilid 2.Macanan Jaya Cemerlang.Klaten.