perawatan mesin bubut

54
Perawatan Mesin Bubut Konvensional esin tidak dapat lepas dari kehidupan manusia karena dapat dijadikan alat bantu kerja bagi manusia yang dapat mempermudah suatu pekerjaan dan dapat menyingkat waktu kerja. Di dalam suatu produksi, mesin sangat berguna bagi peningkatkan produk dan efisiensi waktu serta biaya. Dalam dunia pemesinan terdapat mesin yang digunakan untuk membuat bagian mesin lain salah satunya adalah mesin bubut. Mesin bubut merupakan salah satu jenis mesin perkakas. Di mana prinsip kerjanya dapat didefinisikan sebagai proses pemesinan permukaan luar benda silindris atau bubut rata dengan benda kerja yang berputar, dengan satu pahat bermata potong tunggal (with a single-point cutting tool), dengan gerakan pahat sejajar terhadap sumbu benda kerja pada jarak tertentu sehingga akan membuang permukaan luar benda kerja (Widarto, 2008 : 148). Di sini benda kerja akan diputar/rotasi dengan kecepatan tertentu bersamaan dengan dilakukannya proses pemakanan oleh pahat yang digerakkan secara translasi sejajar dengan sumbu putar dari benda kerja. Pada prosesnya benda kerja terlebih dahulu dipasang pada chuck (pencekam) yang terpasang pada spindle mesin, kemudian spindle dan benda kerja diputar dengan kecepatan sesuai perhitungan (Sumbodo, 2008 : 273). Alat potong yang dipakai untuk membentuk benda kerja akan disayatkan pada benda kerja yang berputar. Umumnya pahat bubut dalam keadaan diam, pada perkembangannya 1

Upload: rizqiana-yogi-cahyaningtyas

Post on 19-Jun-2015

6.851 views

Category:

Documents


18 download

DESCRIPTION

Tugas Akhir Perawatan Mesin

TRANSCRIPT

Page 1: Perawatan Mesin Bubut

Perawatan Mesin Bubut Konvensional

esin tidak dapat lepas dari kehidupan manusia karena dapat dijadikan alat

bantu kerja bagi manusia yang dapat mempermudah suatu pekerjaan dan

dapat menyingkat waktu kerja. Di dalam suatu produksi, mesin sangat berguna

bagi peningkatkan produk dan efisiensi waktu serta biaya. Dalam dunia

pemesinan terdapat mesin yang digunakan untuk membuat bagian mesin lain

salah satunya adalah mesin bubut. Mesin bubut merupakan salah satu jenis mesin

perkakas. Di mana prinsip kerjanya dapat didefinisikan sebagai proses pemesinan

permukaan luar benda silindris atau bubut rata dengan benda kerja yang berputar,

dengan satu pahat bermata potong tunggal (with a single-point cutting tool),

dengan gerakan pahat sejajar terhadap sumbu benda kerja pada jarak tertentu

sehingga akan membuang permukaan luar benda kerja (Widarto, 2008 : 148). Di

sini benda kerja akan diputar/rotasi dengan kecepatan tertentu bersamaan dengan

dilakukannya proses pemakanan oleh pahat yang digerakkan secara translasi

sejajar dengan sumbu putar dari benda kerja.

Pada prosesnya benda kerja terlebih dahulu dipasang pada chuck

(pencekam) yang terpasang pada spindle mesin, kemudian spindle dan benda kerja

diputar dengan kecepatan sesuai perhitungan (Sumbodo, 2008 : 273). Alat potong

yang dipakai untuk membentuk benda kerja akan disayatkan pada benda kerja

yang berputar. Umumnya pahat bubut dalam keadaan diam, pada

perkembangannya ada jenis mesin bubut yang berputar alat potongnya, sedangkan

benda kerjanya diam. Dalam kecepatan putar sesuai perhitungan, alat potong akan

mudah memotong benda kerja sehingga benda kerja mudah dibentuk sesuai yang

diinginkan.

Mesin bubut ada yang konvensional ada pula yang menggunakan sistem

komputerisasi. Dikatakan konvensional karena untuk membedakan dengan mesin-

mesin yang dikontrol dengan komputer (Computer Numerically Controlled)

ataupun kontrol numerik (Numerical Control) dan karena jenis mesin

konvensional mutlak diperlukan keterampilan manual dari operatornya. Pada

kelompok mesin bubut konvensional juga terdapat bagian-bagian otomatis dalam

pergerakannya bahkan juga ada yang dilengkapi dengan layanan sistem otomatis,

baik yang dilayani dengan sistem hidraulik, pneumatik, ataupun elektrik. Ukuran

mesinnya pun tidak semata-mata kecil karena tidak sedikit mesin bubut

1

Page 2: Perawatan Mesin Bubut

Perawatan Mesin Bubut Konvensional

konvensional yang dipergunakan untuk mengerjakan pekerjaan besar seperti yang

dipergunakan pada industri perkapalan dalam membuat atau merawat poros

baling-baling kapal yang diameternya mencapai 1.000 mm.

Pada umumnya sebuah produk yang dihasilkan oleh manusia tidak ada yang

tidak mungkin rusak, tetapi usia penggunaannya dapat diperpanjang dengan

melakukan perbaikan yang dikenal dengan pemeliharaan atau perawatan, begitu

juga dengan mesin bubut. Jika dibandingkan, mesin yang dirawat dengan baik

tentu memiliki usia pakai lebih panjang daripada mesin yang tidak pernah dirawat.

Dengan adanya perawatan yang teratur, dapat memperkecil kemungkinan

terjadinya kerusakan mesin yang lebih parah yang dapat menyebabkan

pembiayaan lebih sehingga lebih ekonomis. Selain itu, perawatan mesin juga

dapat meningkatkan keselamatan bagi penggunanya serta menyediakan mesin

yang selalu siap pakai.

Pengertian perawatan (maintenance) menurut Febrianto dapat diartikan

sebagai kegiatan untuk memelihara atau menjaga fasilitas atau peralatan pabrik

dan mengadakan kegiatan pemeliharaan, perbaikan penyesuaian, maupun

penggantian sebagian peralatan yang diperlukan agar sarana fasilitas pada kondisi

yang diharapkan dan selalu dalam kondisi siap pakai.

2

Page 3: Perawatan Mesin Bubut

Perawatan Mesin Bubut Konvensional

3

Page 4: Perawatan Mesin Bubut

Perawatan Mesin Bubut Konvensional

erawatan umum bertujuan untuk menjaga agar mesin tidak cepat

rusak, sedangkan perawatan khusus dilakukan sesuai dengan

jadwal yang telah dibuat,berdasarkan pengalaman dan buku

petunjuk perawatan yang diberikan oleh pabrik pembuat mesin. patah. Akibat lain

adalah kontak langsung

Yang dapat dilakukan dalam perawatan umum pada mesin bubut adalah :

a. Mesin bubut ini tidak boleh terkena sinar matahari secara langsung.

b. Dalam pelaksanaan perawatan seperti pengantian oli pelumasan mesin

dan pemberian grease, diharuskan memakai oli yang dipersyaratkan

oleh pabrik pembuat mesin. Karena pemberian oli pelumas yang tidak

cocok akan mengakibatkan terjadinya pengerakkan atau laquer pada

bagian yang diberi pelumasan yang lama kelamaan akan bertambah

tebal akibatnya akan mengganjal gerakan bagian mesin bubut dan

menutup lubang saluran minyak pelumas, sehingga fungsi minyak

pelumas tidak sempurna. Hal ini akan mengakibatkan terjadinya

keausan yang besar dan bisa patah.

c. Setelah selesai mengoperasikan mesin, bersihkan bagian-bagian mesin

dari beram-beram hasil pemotongan dan cairan pendingin.

d. Untuk pemasangan benda kerja pada poros utama, tidak diperkenakan

memukul benda kerja secara keras dengan mengunakan palu/hammer

e. Jaga dan perhatikan secara seksama selama pengoperasian mesin,

jangan sampai beram-beram yang halus dan keras terutama beram besi

tulang jatuh ke meja mesin dan terbawa oleh eretan.

f. Setelah selesai mengoperasikan mesin, atur semua handel-handel pada

posisi netral dan mematikan sumber tenaga mesin

4

Page 5: Perawatan Mesin Bubut

Perawatan Mesin Bubut Konvensional

5

Page 6: Perawatan Mesin Bubut

Perawatan Mesin Bubut Konvensional

ada perawatan khusus, yang memerlukan perawatan biasanya adalah

motor pembangkit. Yang sering terjadi pada motor pembangkit

adalah motor tidak mampu bekerja dan motor cepat panas.

Ada 7 kemungkinan yang menyebabkan motor pembangkit tidak mau

bekerja. Pertama, tegangan dari sumber tenaga yang masuk ke motor pembangkit

rendah, sehingga tidak sanggup membangkitkan motor pembangkit. Jika hal ini

terjadi, kita hanya perlu menaikkan tegangan listrik. Kedua, arus yang masuk ke

motor pembangkit beda phasanya, maka diperlukan pengukuran arus yang masuk

satu phasa atau tiga phasa sesuai dengan motor pembangkit. Ketiga, sekring pada

circuit breaker putus/terbakar, apabila terjadi hal yang demikian maka gantilah

sekring tersebut dengan yang baru dan spesifikasi yang sama. Keempat, tidak

sempurnanya kontak-kontak pada switch atau saklar. Kelima, coil pada saklar

terbakar. Keenam, tidak terjadi hubungan pada kontak limit switch. Ketujuh, rem

motor tidak berfungsi secara baik.

Jika motor cepat panas ada dua pemicu yang menyebabkan motor

penggerak jadi cepat panas yaitu pertama perbedaan tegangan, maka tindakan

yang perlu dilakukan adalah periksa tegangan listrik yang masuk. Kedua, beban

motor yang terlalu berlebih dari yang ditentukan akan menyebabkan panas terlalu

berlebih pada yang terlalu berlebih pada motor pengerak, karenanya butuh diatur

kembali beban supaya sesuai dengan yang sudah ditentukan.

6

Page 7: Perawatan Mesin Bubut

Perawatan Mesin Bubut Konvensional

7

Page 8: Perawatan Mesin Bubut

Perawatan Mesin Bubut Konvensional

eperti mesin-mesin yang lain, mesin bubut memiliki bagian-bagian yang memiliki

fungsinya masing-masing. Bagian-bagian utama pada mesin bubut konvesional

pada umumnya sama walaupun merk atau buatan pabrik yang berbeda, hanya saja

terkadang posisi handel/tuas, tombol, tabel penunjukan pembubutan, dan

rangkaian penyusunan roda gigi untuk berbagai jenis pembubutan letak/posisinya

berbeda. Demikian juga cara pengoperasiannya karena memiliki fasilitas yang

sama juga tidak jauh berbeda. Bagian-bagian mesin bubut ini tentu memiliki

kemungkinan mengalami kerusakan, oleh karena itu pada bagian – bagian ini

perlu mendapatkan perawatan.

3.1. Sumbu Utama (Main Spindle)

Sumbu utama atau dikenal dengan main spindle merupakan suatu

sumbu utama mesin bubut yang berfungsi sebagai dudukan chuck (cekam),

plat pembawa, kolet, senter tetap, dan lain-lain. Di dalam chuck atau cekam

terdapat susunan roda gigi yang dapat digeser-geser melalui handel/tuas

untuk mengatur putaran mesin sesuai kebutuhan pembubutan. Di dalam

kepala tetap ini terdapat serangkaian susunan roda gigi dan roda pulley

bertingkat ataupun roda tunggal dihubungkan dengan sabuk V atau sabuk

rata. Dengan demikian, kita dapat memperoleh putaran yang berbeda-beda

apabila hubungan di antara roda tersebut diubah-ubah menggunakan

handel/tuas pengatur kecepatan (A), (C), dan (F). Roda (Pully V) bertingkat

ini biasanya terdiri dari 3 atau 4 buah keping dengan sumbu yang berbeda

dan diputar oleh sebuah motor listrik.

Putaran yang dihasilkan ada dua macam yaitu putaran cepat dan

putaran lambat. Putaran cepat biasanya dilakukan pada kerja tunggal untuk

membubut benda dengan sayatan tipis, sedangkan putaran lambat untuk

kerja ganda yaitu untuk membubut dengan tenaga besar dan pemakanannya

tebal (pengasaran). Arah putaran mesin dapat dibalik menggunakan tuas

pembalik putaran (C), hal ini diperlukan dengan maksud misalnya untuk

membubut ulir atau untuk membubut dengan arah berlawanan sesuai dengan

sudut mata potong pahat.

8

Page 9: Perawatan Mesin Bubut

Perawatan Mesin Bubut Konvensional

Gambar 3.1 : Sumbu Utama

Kerusakan yang umum terjadi pada kepala tetap mesin bubut di

antaranya adalah putaran poros utama tersendat-sendat dan terlalu berat,

suhu atau temperatur pada kepala lepas terlalu tinggi, terjadinya suara yang

bising pada kepala lepas, serta tidak senter. Hal ini biasanya dikarenakan

karena bearing-bearing pada spindel utama  atau poros mesin bubut sudah

aus/gocak/longgar. Memang untuk menggantinya membutuhkan waktu

cukup banyak, mengingat kita harus membongkar headstock

sebaiknya juga memeriksa baring-bearing pada sumbu transmisi. Kerusakan

yang seperti ini menyebabkan hasil bubutan seperti oval. Ketika diukur

dengan posisi berbeda 90 derajat ada selisih besar diameternya. Terjadi baik

kala membubut luar maupun membubut diameter dalam (lubang).

Selain pada poros utama, perawatan mesin bubut  berkala selanjutnya

yang perlu diperhatikan adalah cara menyetel roda gigi pengganti.

Rangkaian roda gigi pengganti atau  changing gear bubut menghubungkan

rotasi spindle dengan poros otomatis pakan dan poros threading. Untuk

menyetelnya bisa ditempatkan kertas tipis diantara roda gigi satu dengan

yang lain. Roda gigi harus bisa berputar menggilas kertas tipis tersebut.

Baut penjepit kemudian harus diperketat. Lepaskan kertas tipis tersebut.

Ruang kosong antara gigi, di mana kertas tipis tadi ditempatkan, dikenal

sebagai backlash, yaitu speling antar roda gigi. Pada mesin bubut yang

dianjurkan adalah antara 0,007 dan 0,011 inci. Jika roda gigi yang berisik,

berarti masih terlalu rapat. Setelah selesai penyetelan tambahkan sedikit

pelumas diantara roda gigi.

9

Page 10: Perawatan Mesin Bubut

Perawatan Mesin Bubut Konvensional

Gambar 3.2 :

Pengaturan Backlash dalam Rangkaian Roda Gigi Pengganti

Selanjutnya, bagian mesin bubut yang memerlukan perawatan berkala

adalah van belt (Tali Kipas). Sabuk ini menghantarkan daya dari motor ke

poros. Untuk menemukan van belt ini, cukup membuka tutup ruang gigi dan

motor pada headstock. Pastikan bahwa semua kontrol listrik mati saat

melepas tali kipas. Jika Anda melihat bahwa satu atau lebih dari van belt

yang tampaknya terlalu lentur atau retak, ini harus mendapat perhatian atau

diganti. Periksa ketegangan van belt dengan menerapkan tekanan jari untuk

van belt masing-masing pada titik tengah antara dua vully. Untuk

ketegangan yang benar defleksi (kekenduran) yang diperbolehkan adalah 

sekitar 3 / 8 inci (9,2 mm) dalam sabuk masing-masing. Jika jumlah defleksi

lebih dari 3 / 8 inci di salah satu atau lebih dari sabuk, harus diganti.

Gambar 3.3 : Ruang Gear pada Headstock

10

Page 11: Perawatan Mesin Bubut

Perawatan Mesin Bubut Konvensional

Gambar 3.4 : Memeriksa Ketegangan Tali Kipas

3.2. Meja Mesin (Bed)

Meja mesin bubut berfungsi sebagai tempat dudukan kepala lepas,

eretan, penyangga diam (steady rest), dan merupakan tumpuan gaya

pemakanan waktu pembubutan. Bentuk alas ini bermacam-macam, ada yang

datar dan ada yang salah satu atau kedua sisinya mempunyai ketinggian

tertentu.

Perawatan yang harus dilakukan pada meja mesin ini adalah

membersihkannya dari kotoran, beram-beram sisa pembubutan, ataupun

cairan pendingin karena permukaan meja mesin ini halus dan rata, sehingga

gerakan kepala lepas dan lain-lain di atasnya harus lancar sehingga mesin

bubut dapat menghasilkan hasil pembubutan yang presisi. Selain itu,

bedways atau lintasan merupakan salah satu bagian yang paling sering

mengalami keausan, karenanya pelumasan adalah hal yang wajib dilakukan.

Gambar 3.5 : Meja Mesin Bubut

11

Page 12: Perawatan Mesin Bubut

Perawatan Mesin Bubut Konvensional

Selanjutnya adalah perawatan pada bantalan penghapus kotoran.

Perawatan kali ini kelihatan sepele, hal ini dikarenakan efek dari perawatan

ini tidak terasa segera, tapi setelah kurun waktu tertentu. Kebanyakan mesin

bubut dilengkapi dengan bantalan penghapus kotoran di bagian yang

bersentuhan dengan bed. Bantalan ini biasanya terbuat dari karet yang akan

menampung minyak pelumas. Wiper dirancang untuk mencegah chip kecil

(bram/tatal) dan kotoran antara slide dan lintasan bed. Wiper menahan

partikel halus dari kotoran  sebelum mereka mendapatkan ruang diantara

dua permukaan geser. Wiper sesekali harus dihapus, dibersihkan, dan diisi

dengan minyak secara teratur. Anda tidak harus menggunakan udara

bertekanan kompressor untuk membersihkan mesin bubut. Kompresi udara

akan mendorong partikel halus terjebak dalam wiper antara permukaan yang

bersentuhan dengan bed, menyebabkan keausan dini pada permukaan

presisi.

Gambar 3.6 : Wiper Pads

3.3. Eretan (Carriage)

Eretan terdiri atas eretan memanjang (longitudinal carriage) yang

bergerak sepanjang alas mesin, eretan melintang (cross carriage) yang

bergerak melintang alas mesin, dan eretan atas (top carriage) yang bergerak

sesuai dengan posisi penyetelan di atas eretan melintang. Kegunaan eretan

ini adalah untuk memberikan pemakanan yang besarnya dapat diatur

menurut kehendak operator yang dapat terukur dengan ketelitian tertentu

yang terdapat pada roda pemutarnya. Perlu diketahui bahwa semua eretan

dapat dijalankan secara otomatis ataupun manual.

12

Page 13: Perawatan Mesin Bubut

Perawatan Mesin Bubut Konvensional

Gambar 3.7 : Eretan

Kesalahan atau kerusakan yang sering timbul pada eretan adalah

pertama, eretan sangat berat meluncur pada mesin bubut maka

penyelesaianya adalah lakukan pemeriksaan baut-baut penyetel kerapatan

eretan, apabila terlalu kuat longgarkan baut-baut tersebut. Kedua, hasil

pekerjaan tidak rata.hal ini terjadi karena adanya ganguan pada pinion gear,

usaha mengatasinya ialah dengan memperbaki gigi pinion atau menganti

gigi pinion yang baru. Ketiga, pemakanan pada benda kerja tidak rata pada

waktu langkah otomatis atau penyayatan otomatis, hal ini disebabkan oleh

tidak senternya poros trasportir. Keempat terlalu berat pada waktu

pemotongan menyilang, kemungkinan ini disebabkan terlalu kuatnya

pengikat baut untuk pemotongan menyilang, maka longgarkan ikatan baut.

Kelima, tidak rata permukaan penyayatan menyilang (facing) yang

kemungkinan disebabkan tidak tepatnya penyetelan baut-baut pengikat

poros utuk pemakanan. Keenam, terlalu keras gerakan toolpost yang

disebabkan oleh gangguan pemasangan pasak. Ketujuh, kedudukan toolpost

kurang teliti sehingga pemakanan kurang baik. Kedelapan, pompa pada

apron sangat sulit dioprasikan. Hal ini disebabkan minyak pelumas yang

sudah kotor, maka lakukan pembersian atau pengantian minyak pelumas

serta membersihkan pipa-pipa salurannya.

13

Eretan Atas

Handle Eretan Melintang

Tuas Penghubung

Handle Eretan Tuas Pengatur

Page 14: Perawatan Mesin Bubut

Perawatan Mesin Bubut Konvensional

a. Eretan Atas

Eretan atas berfungsi sebagai dudukan penjepit pahat yang

sekaligus berfungsi untuk mengatur besaran majunya pahat pada

proses pembubutan ulir, alur, tirus, champer (pingul), dan lain-lain

yang ketelitiannya bisa mencapai 0,01 mm. Eretan ini tidak dapat

dijalankan secara otomatis, melainkan hanya dengan cara manual.

Kedudukannya dapat diatur dengan memutarnya sampai posisi 360°,

biasanya digunakan untuk membubut tirus dan pembubutan ulir

dengan pemakanan menggunakan eretan atas.

Untuk perawatan eretan atas, perlu dilakukan pengecekan secara

rutin atau sebelum melakukan pembubutan, jika pada setiap eretan

timbul gesekan berarti perlu dilakukan pelumasan. Jika pada tutup

eretan pecah maka harus mengganti tutup eratan yang baru. Jika

eretan atas juga menggunakan gib tirus maka hal yang kita lakukan

untuk menyetelnya, sama menyetel gib pada eretan melintang, namun

jika menggunakan gib lurus maka kita harus menyetel baut-baut

pengunci di sebelahnya.

Gambar 3.8 : Eretan Atas

b. Eretan Lintang

Eretan lintang berfungsi untuk menggerakkan pahat melintang

alas mesin atau arah ke depan atau ke belakang posisi operator yaitu

dalam pemakanan benda kerja. Pada roda eretan ini juga terdapat dial

pengukur untuk mengetahui berapa panjang langkah gerakan maju

atau mundurnya pahat.

14

Page 15: Perawatan Mesin Bubut

Perawatan Mesin Bubut Konvensional

Untuk perawatan eretan lintang, perlu dilakukan pengecekan

secara rutin atau sebelum melakukan pembubutan, jika pada setiap

eretan timbul gesekan berarti perlu dilakukan pelumasan. Jika pada

tutup eretan pecah maka harus mengganti tutup eratan yang baru.

Untuk mengetahui kelonggaran eretan, bisa dengan menggoyangkan

bagian atasnya atau dengan memutar handelnya maju mundur sambil 

menahan bagian atas eretan. Jika terasa longgar lakukan hal berikut :

pertama melonggarkan sekrup GiB yang sama di muka dan belakang

eretan melintang, kemudian kembali mengencangkan sekrup depan

untuk menyesuaikan GiB di posisi baru  lalu mengencangkan atau

memberi tahanan dengan baut di bagian belakang agar memperoleh

toleransi gesekan yang cukup. Setelah penyesuaian selesai, gerakkan

eretan melintang ke seluruh lintasannya untuk memastikan kelancaran

gerakannya.

Gambar 3.9 : Baut Penyetel di Depan

3.4. Kepala Lepas (Tail Stock)

Kepala lepas digunakan untuk dudukan senter putar sebagai

pendukung benda kerja pada saat pembubutan, dudukan bor tangkai tirus,

dan cekam bor sebagai menjepit bor. Kepala lepas dapat bergeser sepanjang

alas mesin, porosnya berlubang tirus sehingga memudahkan tangkai bor

untuk dijepit. Tinggi kepala lepas sama dengan tinggi senter tetap.

Kepala lepas ini terdiri dari dua bagian yaitu alas dan badan, yang

diikat dengan 2 baut pengikat (A) yang terpasang pada kedua sisi alas.

Kepala lepas sekaligus berfungsi untuk pengatur pergeseran badan kepala

lepas untuk keperluan agar dudukan senter putar sepusat dengan senter tetap

atau sumbu mesin atau tidak sepusat yaitu pada waktu membubut tirus di

antara dua senter. Selain roda pemutar (B), kepala lepas juga terdapat dua

15

Page 16: Perawatan Mesin Bubut

Perawatan Mesin Bubut Konvensional

lagi lengan pengikat yang satu (C) dihubungkan dengan alas yang dipasang

mur, di mana fungsinya untuk mengikat kepala lepas terhadap alas mesin

agar tidak terjadi pergerakan kepala lepas dari kedudukannya. Sedangkan

yang satunya (D) dipasang pada sisi tabung luncur/rumah senter putar, bila

dikencangkan berfungsi agar tidak terjadi pergerakan longitudinal sewaktu

membubut.

Gambar 3.10 : Kepala Lepas

Kepala lepas mudah bergetar atau tidak stabil selama pelaksanan

pembubutan. Jika hal ini terjadi kemungkinan ialah kurang kuatnya pengikat

baut pengikat kepala lepas dengan meja atau rangka mesin. Sehingga yang

perlu dilakukan adalah mengencangkan pengikat baut kepala lepas dengan

meja atau rangka mesin. Selain itu tail stock yang tidak pusat menyebabkan

mesin bubut menghasilkan pemotongan  yang tidak lurus.

Posisi tuas pengunci penjepit  bed pada tailstock harus disesuaikan

dan harus ditempatkan sebelum pusat mati atas atau tidak sampai posisi 90

derajat. Hal ini dimaksudkan agar mendapatkan jepitan yang lebih kuat. 

Gambar 3.11 :

Posisi Tuas Pengunci Penjepit Bed pada Tailstock

16

Page 17: Perawatan Mesin Bubut

Perawatan Mesin Bubut Konvensional

Gambar 3.12 :

Penyesuaian Baut Pengunci Tailstock

Tuas ini disesuaikan dengan baut mengunci yang terletak di bagian

bawah plat tailstock yang menjepitnya dengan bed. Putar baut searah jarum

jam untuk meningkatkan kekuatan penjepit. Bubut juga dapat dilengkapi

dengan baut tambahan pada tailstock tersebut. Baut ini digunakan untuk

memberikan tindakan penjepit tambahan bila diperlukan, misalnya bila

menggunakan tailstock untuk proses masal dengan ukuran yang sama,

sehingga tidak perlu mengencangkan tuas berulang kali, karena posisinya

telah dimatikan oleh baut ini untuk sementara.

3.5. Tuas Pengatur Kecepatan Transporter dan Sumbu Pembawa

Tuas pengatur kecepatan (A), digunakan untuk mengatur kecepatan

poros transporter dan sumbu pembawa. Ada dua pilihan kecepatan yaitu

kecepatan tinggi dan kecepatan rendah. Kecepatan tinggi digunakan untuk

pengerjaan benda-benda berdiameter kecil dan pengerjaan penyelesaian,

sedangkan kecepatan rendah digunakan untuk pengerjaan pengasaran, ulir,

alur, mengkartel, dan pemotongan (cut off).

Gambar 3.13 :

Tuas Pengatur Kecepatan Transporter dan Sumbu Pembawa

17

Page 18: Perawatan Mesin Bubut

Perawatan Mesin Bubut Konvensional

3.6. Penjepit Pahat (Tools Post)

Penjepit pahat digunakan untuk menjepit atau memegang pahat, yang

bentuknya ada beberapa macam. Jenis ini sangat praktis dan dapat menjepit

pahat 4 (empat) buah sekaligus sehingga dalam suatu pengerjaan bila

memerlukan 4 (empat) macam pahat dapat dipasang dan disetel sekaligus.

Gambar 3.14 : Toolpost

3.7. Kran Pendingin

Kran pendingin digunakan untuk menyalurkan pendingin (collant)

kepada benda kerja yang sedang dibubut dengan tujuan untuk mendinginkan

pahat pada waktu penyayatan sehingga dapat menjaga pahat tetap tajam dan

panjang umurnya. Hasil bubutannya pun halus.

Gambar 3.15 : Kran Pendingin

18

Page 19: Perawatan Mesin Bubut

Perawatan Mesin Bubut Konvensional

3.8. Roda Pemutar

Roda pemutar yang terdapat pada kepala lepas digunakan untuk

menggerakkan poros kepala lepas maju ataupun mundur. Berapa panjang

yang ditempuh ketika maju atau mundur dapat diukur dengan membaca

cincin berskala (dial) yang ada pada roda pemutar tersebut. Pergerakan ini

diperlukan ketika hendak melakukan pengeboran untuk mengetahui atau

mengukur seberapa dalam mata bor harus dimasukkan.

3.9. Transporter dan Sumbu Pembawa

Transporter atau poros transporter adalah poros berulir segi empat

atau trapesium yang biasanya memiliki kisar 6 mm, digunakan untuk

membawa eretan pada waktu kerja otomatis, misalnya waktu membubut

ulir, alur, atau pekerjaan pembubutan lainnya. Sedangkan sumbu pembawa

atau poros pembawa adalah poros yang selalu berputar untuk membawa

atau mendukung jalannya eretan.

Gambar 3.16 : Transporter dan Sumbu Pembawa

3.10. Tuas Penghubung

Tuas penghubung sebagaimana digunakan untuk menghubungkan

roda gigi yang terdapat pada eretan dengan poros transpoter sehingga eretan

akan dapat berjalan secara otomatis sepanjang alas mesin. Tuas penghubung

ini mempunyai dua kedudukan. Kedudukan di atas berarti membalik arah

gerak putaran (arah putaran berlawanan jarum jam) dan posisi ke bawah

berarti gerak putaran searah jarum jam.

19

Sumbu transporterSumbu pembawa

Page 20: Perawatan Mesin Bubut

Perawatan Mesin Bubut Konvensional

20

Page 21: Perawatan Mesin Bubut

Perawatan Mesin Bubut Konvensional

4.1. Cekam (Chuck)

Cekam adalah sebuah alat yang digunakan untuk menjepit benda

kerja. Jenisnya ada yang berahang tiga sepusat (Self centering chuck), dan

ada juga yang berahang tiga dan empat tidak sepusat (Independenc chuck).

Gambar 4.1 : Cekam

Cekam rahang tiga sepusat, digunakan untuk benda-benda silindris, di

mana gerakan rahang bersama-sama pada saat dikencangkan atau dibuka.

Sedangkan gerakan untuk rahang tiga dan empat tidak sepusat, setiap rahang

dapat bergerak sendiri tanpa diikuti oleh rahang yang lain, maka jenis ini

biasanya untuk mencekam benda-benda yang tidak silindris atau digunakan

pada saat pembubutan eksentrik.

Gambar 4.2 : Jenis Cekam

Perlu diketahui bahwa cekam rahang tiga maupun rahang empat dapat

digunakan untuk menjepit bagian dalam atau bagian luar benda kerja. Posisi

rahang dapat dibalik apabila dipergunakan untuk menjepit benda silindris

atau untuk benda yang bukan silindris, misalnya flens, benda segi empat,

dan lain-lain.

21

Rahang penjepit

Lubang tangkai pemutar cekam

Page 22: Perawatan Mesin Bubut

Perawatan Mesin Bubut Konvensional

Pada chuck sering terjadi kebalingan, jumlah baut pengikat poros

chuck dalam yang kurang, atau baut chuck patah. Maka chuck tersebut

harus disetel kembali ke keadaan semula serta sering dibersihkan agar hasil

penyayatan lebih baik.

Gambar 4.3 : Cara Membersihkan Cekam

Pada kunci chuck adalah bagian alat yang sangat penting, karena alat

yang sering digunakan untuk membuka dan mengencangkan pencekam,

perawatan yang harus dilakukan adalah :

1. Periksa bagian pengencang/ mulut pengunci terlihat aus atau tidak,

jika terjadi aus maka pengencangangan terjadi slip.

2. Jika terjadi aus, perlu penambahan daging, dengan cara pengelasan

listrik.

3. Setelah dilas kemudian, fraislah pengunci hingga terbentuk persegi

(segi empat).

4. Setelah terbentuk, rapihkanlah bagian yang tajam agar tidak

melukai pekerja.

22

Page 23: Perawatan Mesin Bubut

Perawatan Mesin Bubut Konvensional

4.2. Plat Pembawa

Plat pembawa ini berbentuk bulat pipih digunakan untuk memutar

pembawa sehingga benda kerja yang terpasang padanya akan ikut berputar

dengan poros mesin, permukaannya ada yang beralur, dan ada yang

berlubang.

Gambar 4.4 : Plat Pembawa

4.3. Pembawa

Pembawa ada 2 (dua) jenis, yaitu pembawa berujung lurus dan

pembawa berujung bengkok. Pembawa berujung lurus digunakan

berpasangan dengan plat pembawa rata sedangkan pembawa berujung

bengkok dipergunakan dengan plat pembawa beralur. Caranya benda kerja

dimasukkan ke dalam lubang pembawa, terbatas dengan besarnya lubang

pembawa kemudian dijepit dengan baut yang ada pada pembawa tersebut,

sehingga akan dapat berputar bersama-sama dengan sumbu utama. Hal ini

digunakan bilamana dikehendaki membubut menggunakan dua buah senter.

Gambar 4.5 : Pembawa

4.4. Penyangga

Penyangga ada dua macam yaitu penyangga tetap (steady rest), dan

penyangga jalan (follower rest). Penyangga ini digunakan untuk membubut

benda-benda yang panjang, karena benda kerja yang panjang apabila tidak

23

Page 24: Perawatan Mesin Bubut

Perawatan Mesin Bubut Konvensional

dibantu penyangga maka hasil pembubutan akan menjadi berpenampang

elip/oval, tidak silindris, dan tidak rata. Apalagi bila membubut bagian

dalam maka penyangga ini mutlak diperlukan. Penyangga tetap diikat

dengan alas mesin sehingga dalam keadaan tetap pada kedudukannya,

sedang penyangga jalan diikatkan pada meja eretan, sehingga pada saat

eretan memanjang bergerak maka penyangga jalan mengikuti tempat

kedudukan eretan tersebut.

Gambar 4.6 : Penyangga

4.5. Kolet (Collet)

Kolet digunakan untuk menjepit benda silindris yang sudah halus dan

biasanya berdiameter kecil. Bentuknya bulat panjang dengan leher tirus dan

berlubang, ujungnya berulir dan kepalanya dibelah menjadi tiga.

Gambar 4.7 : Kolet

Kolet mempunyai ukuran yang ditunjukkan pada bagian mukanya

yang menyatakan besarnya diameter benda yang dapat dicekam. Misalnya

kolet berukuran 8 mm, berarti kolet ini dipergunakan untuk menjepit benda

kerja berukuran 8 mm. Pemasangan kolet adalah pada kepala tetap dan

dibantu dengan kelengkapan untuk menarik kolet tersebut. Karena kolet

berbentuk tirus, alat penariknya pun berbentuk lubang tirus, dengan

memutar ke kanan uliran batangnya.

24

Page 25: Perawatan Mesin Bubut

Perawatan Mesin Bubut Konvensional

4.6. Senter

Senter terbuat dari baja yang dikeraskan dan digunakan untuk

mendukung benda kerja yang akan dibubut. Ada dua jenis senter yaitu

senter mati (tetap) dan senter putar. Pada umumnya senter putar

pemasangannya pada ujung kepala lepas dan senter tetap pemasangan-nya

pada sumbu utama mesin (main spindle).

Bagian senter yang mendukung benda kerja mempunyai sudut 60°,

dan dinamakan senter putar karena pada saat benda kerjanya berputar

senternya pun ikut berputar. Berlainan dengan senter mati (tetap) untuk

penggunaan pembubutan di antara dua senter, benda tersebut hanya ikut

berputar bersama mesin namun ujungnya tidak terjadi gesekan dengan ujung

benda kerja yang sudah diberi lubang senter. Walaupun tidak terjadi

gesekan sebaiknya sebelum digunakan, ujung senter dan lubang senter pada

benda kerja diberi greace/gemuk atau pelumas sejenis lainnya.

Gambar 4.8 : Senter

4.7. Kelengkapan Tirus (Taper Attachment)

Alat ini digunakan untuk membubut tirus. Selain menggunakan alat

ini membubut tirus juga dapat dilakukan dengan cara menggeser kedudukan

kepala lepas ataupun menggunakan eretan atas.

Gambar 4.9 : Kelengkapan Tirus

25

Page 26: Perawatan Mesin Bubut

Perawatan Mesin Bubut Konvensional

26

Page 27: Perawatan Mesin Bubut

Perawatan Mesin Bubut Konvensional

Yang dimaksud dengan alat potong adalah alat/pisau yang digunakan untuk

menyayat produk/benda kerja. Dalam pekerjaan pembubutan alat potong yang

digunakan adalah :

a. Pahat bubut rata kanan.

Memiliki sudut baji 80º dan sudut-sudut bebas lainnya. Pada umumnya

digunakan untuk pembubutan rata memanjang yang pemakanannya

dimulai dari kiri ke arah kanan mendekati posisi cekam.

b. Pahat bubut rata kiri

Memiliki sudut baji 55º dan sudut-sudut bebas lainnya. Pada umumnya

digunakan untuk pembubutan rata memanjang yang pemakaiannya

dimulai dari kiri ke arah kanan mendekati posisi kepala lepas,

c. Pahat bubut muka

Memiliki sudut baji 55° dan sudut-sudut bebas lainnya. Pada umumnya

digunakan untuk pembubutan rata permukaan benda kerja (facing) yang

pemakanannya dapat dimulai dari luar benda kerja ke arah mendekati

titik senter dan juga dapat dimulai dari titik senter ke arah luar benda

kerja tergantung arah putaran mesinnya.

d. Pahat bubut luar

Prosesnya adalah benda kerja yang akan dibubut bergerak berputar

sedangkan pahatnya bergerak memanjang, melintang, atau menyudut

tergantung pada hasil pembubutan yang diinginkan.

e. Pahat bubut dalam

Digunakan untuk membubut bagian dalam atau memperbesar lubang

yang sebelumnya telah dikerjakan dengan mata bor.

f. Pahat potong

Menggunakan tangkai digunakan untuk memotong benda kerja.

g. Pahat bentuk

Digunakan untuk membentuk permukaan benda kerja dan bentuknya

sangat banyak dan dapat diasah sesuai bentuk yang dikehendaki

operatornya.

h. Pahat keras

27

Page 28: Perawatan Mesin Bubut

Perawatan Mesin Bubut Konvensional

Pahat yang terbuat dari logam keras yang mengandung bahan karbon

tinggi yang dipadu dengan bahan-bahan lainnya, seperti cemented

carbid, tungsten, wide, dan lain-lain. Pahat jenis ini tahan terhadap suhu

kerja sampai dengan kurang lebih 1.000° c, sehingga tahan aus/gesekan

tetapi getas/rapuh dan dalam pengoperasiannya tidak harus

menggunakan pendingin, sehingga cocok untuk mengerjakan baja, besi

tuang, dan jenis baja lainnya dengan pemakanan yang tebal namun tidak

boleh mendapat tekanan yang besar. Di pasaran pahat jenis ini ada yang

berbentuk segi tiga, segi empat, dan lain-lain yang pengikatan dalam

tangkainya dengan cara dipateri keras (brassing) atau dijepit

menggunakan tangkai dan baut khusus. Jenis bahan pahat bubut yang

banyak digunakan di industri-industri dan bengkel-bengkel antara lain

baja karbon, hss, karbida, diamond, dan keramik.

28

Page 29: Perawatan Mesin Bubut

Perawatan Mesin Bubut Konvensional

Selain pahat, yang termasuk ke dalam alat potong pada mesin bubut adalah

bor senter yang digunakan untuk membuat lubang senter di ujung benda kerja

sebagai tempat kedudukan senter putar atau tetap yang kedalamannya disesuaikan

dengan kebutuhan yaitu sekitar 13+ 2

3 dari panjang bagian yang tirus pada bor

senter tersebut. Selain bor, ada juga kartel. Kartel adalah suatu alat yang

digunakan untuk membuat alur-alur kecil pada permukaan benda kerja, agar tidak

licin yang biasanya terdapat pada batang-batang penarik atau pemutar yang

dipegang dengan tangan. Hasil pengkartelan ada yang belah ketupat dan ada yang

lurus tergantung gigi kartelnya.

Karena alat potong sangat penting pada proses pembubutan maka perlu

pengecekan dan pengasahan alat potong sesuai bentuk mata potongnya.

29

Page 30: Perawatan Mesin Bubut

Perawatan Mesin Bubut Konvensional

30

Page 31: Perawatan Mesin Bubut

Perawatan Mesin Bubut Konvensional

ujuan pelumasan pada bagian-bagian mesin bubut yang pertama

adalah mengurangi gesekan, gesekan langsung antara dua

permukaan bagian-bagian mesin yang bergerak. Dengan adanya

lapisan pelumas diantara dua permukaan benda tadi, maka gesekan tidak menjadi

langsung, tetapi didasari/dialasi oleh lapisan minyak pelumas sehingga dapat

mengurangi tahanan gesek atau perlawanan gerak. Hasil yang diperoleh, dengan

adanya lapisan minyak pelumas saat adanya gerakan untuk saat akan bergerak

berputar lebih kecil, panas yang timbul akibat gesekan juga berkurang, pada

akhirnya akan mengurangi biaya yang diperlukan untuk mengoperasikan alat

tersebut. Dengan adanya lapisan pelumas maka gesekan yang ditimbulkan pada

bagian- bagian mesin akan berkurang sehingga keausan yang terjadi akan dapat

berkurang.

Yang kedua adalah mengurangi keausan, berkurangnya keausan akan

memperoleh keuntungan ganda antara lain, mencegah biaya yang tinggi dari

penggantian suku cadang (spare part) yang aus. Di samping itu juga mencegah

kerugian yang diakibatkan oleh terhentinya proses produksi akibat kerusakan yang

dialami oleh peralatan bersangkutan yang memerlukan waktu dan biaya

perbaikan.

Yang ketiga mengurangi panas, panas merupakan hasil kerja dari gesekan

ataupun adanya sistem kerja pada suhu tinggi seperti kerja motor bakar dan lain

sebagainya. Untuk memelihara suhu yang dikehendaki sekitar bagian-bagian

mesin yang dilumasi tersebut, maka panas yang terjadi dapat diserap oleh minyak

pelumas dan batasan jumlah panas yang diserap bergantung kepada kemampuan

dan proses pelumasan yang digunakan. Dengan sistem pelumasan sirkulasi, maka

panas yang diserap oleh minyak pelumas dibawa ke suatu sistem pendingin dan

kembali lagi ke dalam sistem pelumasan pada suhu yang lebih rendah sesuai

dengan yang diinginkan. Panas dalam kotak transmisi atau dalam kotak roda gigi,

sebagian besar diteruskan ke dinding melalui minyak pelumas yang ada di

dalamnya.

Yang keempat mencegah karat, pada beberapa kondisi dalam sistem

pelumasan seperti adanya udara yang mengandung uap air, adanya debu dan

kotoran yang melekat, sehingga akan terjadi oksidasi di sekitar bagian-bagian

31

Page 32: Perawatan Mesin Bubut

Perawatan Mesin Bubut Konvensional

mesin dan akibat dari semua itu akan menimbukan proses pengkaratan dari

peralatan terutama pada bagian- bagian yang langsung berhubungan dengan udara

luar. Dengan adanya pelumas atau gemuk maka bagian- bagian mesin atau

permukaan logam tersebut terlindungi dari pengaruh proses pengkaratan tersebut.

Oleh karena itu semua minyak pelumas harus memiliki sifat-sifat yang dapat

menetralkan pengotor atau harus dapat menjaga kestabilan pengaruh buruk yang

berasal dari pengotor. Sifat-sifat yang harus dimiliki oleh minyak pelumas antara

lain : sifat kebasaan (alkalinity), sifat deterjensi (daya mencuci yang dapat

menurunkan tegangan permukaan) dan dispersi atau penyebaran yang baik dan

sifat yang tahan terhadap oksidasi atau menghambat proses pengkaratan. Sifat

kebasaan untuk menetralisir asam-asam yang terbentuk karena pengaruh dari luar

(gas buang) maupun asam- asam yang terjadi akibat terjadinya korosi. Sifat

deterjensi untuk membersihkan saluran-saluran atau bagian-bagian mesin yang

dilalui minyak pelumas sehingga tidak akan terjadi penyumbatan. Sifat dispersi

untuk menjadikan kotoran yang dibawa oleh minyak pelumas tadi tidak jadi

mengendap di dalam carter yang lama kelamaan akan menjadi endapan

berbentuk lumpur atau kotoran. Dengan sifat dispersi maka kotoran-kotoran tadi

akan dipecah menjadi partikel-partikel yang lebih halus dan dapat mengambang di

dalam minyak pelumas, sehingga saat minyak pelumas melalui sistem

penyaringan maka semua kotoran akan tersaring dan tertahan di dalam filter,

selanjutnya kotoran dapat dibuang pada saat pembersihan dan penggantian elemen

filter. Sifat tahan terhadap oksidasi bertujuan untuk mencegah beroksidasi dengan

uap air di dalam karter saat suhu mesin dingin, akan berubah menjadi embun dan

bercampur dengan minyak pelumas. Oksidasi ini akan berakibat minyak pelumas

menjadi lebih kental, karena adanya air dan belerang dari sisa pembakaran yang

bereaksi menjadi asam sulfat yang sangat korosif.

6.1. Meja Mesin (Bed)

Permukaannya halus dan rata, sehingga gerakan kepala lepas dan lain-lain di

atasnya lancar. Bila alas ini kotor atau rusak akan mengakibatkan jalannya eretan

tidak lancar sehingga akan diperoleh hasil pembubutan yang tidak baik atau

kurang presisi. Untuk menjaga agar jalannya eretan tetap rata, maka diperlukan

pelumasan secara berkala pada permukaan meja mesin. Untuk proses

32

Page 33: Perawatan Mesin Bubut

Perawatan Mesin Bubut Konvensional

pelumasannya dengan teknik pelumasan siram atau teknik  pelumasan semir,

dengan cara disemprot atau dikus dengan oli pelapis anti karat.

6.2. Eretan (Carriage)

Eretan terdiri atas eretan memanjang (longitudinal carriage) yang

bergerak sepanjang alas mesin, eretan melintang (cross carriage) yang bergerak

melintang alas mesin, dan eretan atas (top carriage) yang bergerak sesuai dengan

posisi penyetelan di atas eretan melintang. Kegunaan eretan ini adalah untuk

memberikan pemakanan yang besarnya dapat diatur menurut kehendak operator

yang dapat terukur dengan ketelitian tertentu yang terdapat pada roda pemutarnya.

Perlu diketahui bahwa semua eretan dapat dijalankan secara otomatis ataupun

manual. Pada eretan teknik  pelumasan dengan cara pelumasan teknik tekan atau

dengan sistem hidrolik pada tuas pemompa oli atau pelumas kesela-sela antara

meja dengan eretan. Mengapa digunakan sistem pelumasan seperti ini, agar proses

pelumasan lebih cepat, praktis,dan dapat menjangkau bagian yang sempit seperti

poros transportir penggerak maju mundur eretan pada saat digunakan.

6.3. Kepala Lepas (Tail Stock)

Kepala lepas sebagaimana digunakan untuk dudukan senter putar

sebagai pendukung benda kerja pada saat pembubutan, dudukan bor tangkai tirus,

dan cekam bor sebagai menjepit bor. Kepala lepas dapat bergeser sepanjang alas

mesin, porosnya berlubang tirus sehingga memudahkan tangkai bor untuk dijepit.

Tinggi kepala lepas sama dengan tinggi senter tetap. Kepala lepas ini terdiri dari

dua bagian yaitu alas dan badan, yang diikat dengan 2 baut pengikat (A) yang

terpasang pada kedua sisi alas. Kepala lepas sekaligus berfungsi untuk pengatur

pergeseran badan kepala lepas untuk keperluan agar dudukan senter putar sepusat

dengan senter tetap atau sumbu mesin atau tidak sepusat yaitu pada waktu

membubut tirus di antara dua senter. Selain roda pemutar (B), kepala lepas juga

terdapat dua lagi lengan pengikat yang satu (C) dihubungkan dengan alas yang

dipasang mur, di mana fungsinya untuk mengikat kepala lepas terhadap alas

mesin agar tidak terjadi pergerakan kepala lepas dari kedudukannya. Sedangkan

yang satunya (D) dipasang pada sisi tabung luncur/rumah senter putar, bila

dikencangkan berfungsi agar tidak terjadi pergerakan longitudinal sewaktu

membubut. Pada sistem pelumasan pada tail stok menggunakan sistem pelumasan

33

Page 34: Perawatan Mesin Bubut

Perawatan Mesin Bubut Konvensional

tekan, yang cara pelumasannya oli dimasukkan dan ditekan pada baut penyetel

maju mundur, yang berada pada samping tuas pengunci.

Gambar 6.1 : Kepala Lepas

6.4. Penjepit Pahat (Tools Post)

Penjepit pahat digunakan untuk menjepit atau memegang pahat,

yang bentuknya ada beberapa macam. Jenis ini sangat praktis dan dapat menjepit

pahat 4 (empat) buah sekaligus sehingga dalam suatu pengerjaan bila memerlukan

4 (empat) macam pahat dapat dipasang dan disetel sekaligus. Untuk penjepit pahat

menggunakan teknik pelumasan eles atau siram dengan alat kuas atau semprotan

oli.

6.5. Eretan Atas

Eretan atas berfungsi sebagai dudukan penjepit pahat yang sekaligus

berfungsi untuk mengatur besaran majunya pahat pada proses pembubutan ulir,

alur, tirus, champer (pingul), dan lain-lain yang ketelitiannya bisa mencapai 0,01

mm. Eretan ini tidak dapat dijalankan secara otomatis, melainkan hanya dengan

cara manual. Kedudukannya dapat diatur dengan memutarnya sampai posisi 360°,

biasanya digunakan untuk membubut tirus dan pembubutan ulir

dengan pemakanan menggunakan eretan atas.

6.6. Eretan Lintang

Eretan lintang berfungsi untuk menggerakkan pahat melintang alas mesin

atau arah ke depan atau ke belakang posisi operator yaitu dalam pemakanan benda

kerja. Pada roda eretan ini juga terdapat dial pengukur untuk mengetahui berapa

panjang langkah gerakan maju atau mundurnya pahat.

34

Page 35: Perawatan Mesin Bubut

Perawatan Mesin Bubut Konvensional

35

Page 36: Perawatan Mesin Bubut

Perawatan Mesin Bubut Konvensional

Ada beberapa instruksi standar keselamatan kerja terkait dengan proses

pembubutan, di antaranya adalah :

1. Baca dulu instruksi manual sebelum mengoperasikan mesin.

2. Upayakan tempat kerja tetap bersih dengan penerangan yang

memadai.

3. Semua peralatan harus digrounded.

4. Yakinkan bahwa kondisi sumber tenaga berfungsi dengan baik, semua

indikator berfungsi baik.

5. Yakinkan bahwa kondisi elemen-elemen mesin terpasang pada

tempatnya dan berfungsi sebagai unsur gerak mekanis untuk masing-

masing keperluan, misal perangkat/perlengkapan (attachment) untuk

pembubutan konis, pembubutan ulir, dan sebagainya.

6. Gunakan selalu alat pelindung diri setiap saat bekerja dengan mesin.

7. Hindari pengoperasian mesin pada lingkungan yang berbahaya, seperti

lingkunganyang banyak mengandung bahan mudah terbakar.

8. Yakinkan bahwa switch dalam keadaan OFF sebelum

menghubungkan mesin dengan sumber listrik.

9. Lakukan pemanasan (running maintenance) selama ± 5 s/d 10 menit,

agar semua komponen menyesuaikan gerakan dan semua pelumas

yang ada di bak pelumas sudah beredar melumasi elemen-elemen

mesin.

10. Jika pemanasan sudah cukup, pasang/jepit benda kerja pada ragum

(chuck) yang sudah terpasang pada mesin, dengan posisi sesuai

dengan bentuk pengerjaan, dan yakinkan bahwa benda kerja sudah

terpasang dengan baik dan kuat.

11. Memilih elemen perangkat pengerjaan (attachment) yang akan

dipakai.

12. Kemudian pasang alat potong pada pemegangnya (tool post),

kemudian lakukan setting dengan benda kerjanya.

13. Melakukan proses pemotongan, dengan mengatur pemakanan (feed),

putaran mesin (rpm) sesuai dengan kecepatan potong, serta kedalaman

pemakanan (depth of cut).

36

Page 37: Perawatan Mesin Bubut

Perawatan Mesin Bubut Konvensional

14. Untuk menjaga keawetan mesin, pada waktu bekerja diwajibkan

selalu memeriksa/memberi pelumas pada elemen mesin yang

bergerak.

15. Pertahankan kebersihan tempat kerja, bebas dari kekacauan (clutter),

minyak dan sebagainya.

16. Tetapkan batas aman untuk pengunjung.

17. Jika sudah selesai digunakan mesin dibersihkan dari segala kotoran,

kemudian lumasi bagian-bagian yang perlu agar terbebas dari korosi

yang diakibatkan oleh oksidasi. Ketika membersihkan mesin,

upayakan mesin dalam keadaan mati, akan lebih baik  jika hubungan

dengan sumber listrik diputus.

18. Gunakan selalu alat dan perlengkapan yang ditentukan.

19. Gunakan selalu alat yang benar.

37

Page 38: Perawatan Mesin Bubut

Perawatan Mesin Bubut Konvensional

DAFTAR RUJUKAN

Anonim. 2011. Belajar Mesin Bubut. (Online). (http://an-tika.blogspot.com). Diakses 25 November 2013.

Catur, A.S. & Djunaidi. 2008. Kegiatan Pelumasan pada Peralatan Reaktor Serba Guna G.A. Siwabessy. Artikel disajikan dalam Seminar Nasional IV SDM Teknologi Nuklir, Yogyakarta, 25-26 Agustus.

Januari. 2010. Perawatan pada Mesin Bubut. (Online). (http://4.bp.blogspot.com). Diakses 25 November 2013.

Sukardi, T. & Wijanarka, B.S. 2012. Materi Bimbingan Teknis Pengelola Laboratorium/Juru Bengkel SMK Bidang Teknik Pemesinan. Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta.

Sumbodo,W., dkk. 2008. Teknik Produksi Mesin Industri untuk SMK Jilid 2. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal, Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional.

38