laporan pemurnian

14
LAPORAN MINGGUAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR PEMURNIAN Oleh: Nama : Fanny Siti Khoirunisa NRP : 123020228 Kelompok : H Meja : 13 (Tiga Belas) Tanggal Percobaan : 07 Desember 2012 Asisten : Vanidya Afsarah Permadi LABORATORIUM KIMIA DASAR JURUSAN TEKNOLOGI PANGAN

Upload: fannykhoirunisa

Post on 22-Dec-2015

35 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

kimdas

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN PEMURNIAN

LAPORAN MINGGUANPRAKTIKUM KIMIA DASAR

PEMURNIAN

Oleh:

Nama : Fanny Siti KhoirunisaNRP : 123020228Kelompok : HMeja : 13 (Tiga Belas)Tanggal Percobaan : 07 Desember 2012Asisten : Vanidya Afsarah Permadi

LABORATORIUM KIMIA DASARJURUSAN TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS PASUNDAN

BANDUNG2012

Page 2: LAPORAN PEMURNIAN

Praktikum Kimia Dasar 2012

PEMURNIAN

Fanny Siti Khoirunisa123020228

Asisten : Vanidya Afsarah Permadi

Tujuan Percobaan : Untuk mendapatkan suatu zat murni dengan berbagai metode pemurnian. Memisahkan campuran zat dari campuran cair dan padat. Serta membandingkan hasil dari metode pemurnian yang berbeda, misalnya filtrat dan sentrat.

Prinsip Percobaan : Filtrasi berdasarkan pada perbedaan ukuran partikel yang akan dilewatkan melalui penyaring, sentrifugasi berdasarkan berat jenis zat yang akan dipisahkan dengan cara memutar menggunakan gaya sentrifugasi, rekristalisasi berdasarkan pada proses pengkristalan kembali zat Kristal yang telah terlarut, dan ekstraksi berdasarkan penambahan zat ketiga diantaranya zat yang saling tercampur namun zat ketiga tidak ikut bereaksi.

Metode Percobaan :

Sentrifugasi dan Filtrasi

Page 3: LAPORAN PEMURNIAN

Praktikum Kimia Dasar 2012

Ekstraksi Rekristalisasi

(Sumber : Fanny Siti Khoirunisa, Meja 13, 2012)

Hasil Pengamatan :

No. Percobaan Hasil

1.

Sentrifugasi Terdapat endapan putih keruh dan sentrat berwarna bening agak keruh.

Page 4: LAPORAN PEMURNIAN

Praktikum Kimia Dasar 2012

2.

Filtrasi Tidak terdapat endapan dan filtrat berwarna bening, lebih bening daripada sentrat.

3.

Kristalisasi1. CuSO4

2. NaCl

1. Berbentuk jarum, merapat/berdekatan dan berkumpul

2. Berbentuk segi empat dan berkumpul

4.

Ekstraksi Terbentuk dua fase dengan warna bening di bagian atas dan warna ungu di bagian bawah.

Pembahasan :

Berdasarkan hasil pengamatan pada percobaan pemurnian dengan berbagai metode, didapatkan hasil pemurnian larutan CaCO3 dengan metode sentrifugasi terdapat endapan putih keruh dan berwarna bening agak keruh, tetapi hasil permunian larutan CaCO3 dengan metode filtrasi tidak terdapat endapan dan berwarna lebih bening daripada sentrat.

Page 5: LAPORAN PEMURNIAN

Praktikum Kimia Dasar 2012

Dari hasil pemurnian dengan metode sentrifugasi dan filtrasi diperoleh hasil yang berbeda. Larutan hasil dari metode sentrifugasi berwarna bening tetapi masih terlihat agak keruh. Sedangkan larutan hasil dari metode filtrasi berwarna bening dan tidak keruh. Dapat dibandingkan bahwa hasil pemurnian dengan filtrasi menghasilkan larutan yang lebih jernih daripada menggunakan metode sentrifugasi.

Namun hasil pemurnian larutan CaCO3 dengan metode sentrifugasi dan filtrasi ini mengalami kesalahan. Kesalahan yang terjadi adalah hasil dari metode tersebut. Secara teoritis, hasil pemurnian dengan metode sentrifugasi seharusnya lebih bening dibandingkan hasil pemurnian dengan metode filtrasi. Karena pada proses filtrasi, memungkinkan molekul-molekul lain lolos dari alat penyaring, sedangkan pada proses sentrifugasi larutan dipisahkan dari endapannya dengan menggunakan gaya sentrifugal dan larutan dapat sepenuhnya berpisah dengan endapan. Kesalahan pada hasil percobaan pemurnian di atas dapat terjadi karena setelah proses sentrifugasi, pengambilan larutan tidak tepat sehingga bagian dari endapannya ikut terbawa lagi. Hal tersebut dapat menyebabkan larutan hasil pemurnian menjadi keruh. (Anonim, 2012)

Sentrifugasi adalah suatu metode pemurnian dimana partikel-partikel yang ada dalam suatu larutan dipisahkan dari larutan dengan menggunakan gaya sentrifugasi (Putra, 2012). Sedangkan filtrasi disebut juga penyaringan. Filtrasi dilakukan untuk memisahkan zat padat dari suatu suspensi. Filtrasi didasarkan pada perbedaan ukuran partikelnya. Filtrasi menggunakan suatu penyaringan, yaitu bahan berpori yang dapat dilewati partikel- partikel kecil, tetapi menahan partikel yang lebih besar (Brady, 1999).

Metode sentrifugasi dan filtrasi memiliki perbebadaan dalam mekanisme prosesnya. Sentrifugasi dilakukan untuk mengendapkan zat padat dari suatu cairan dengan bantuan alat sentrifuga. Dalam suatu sentrifuga, campuran diputar dengan kecepatan yang tinggi dan gaya sentrifugasinya mempunyai kekuatan gaya tarik buatan yang besar, yang mendorong endapan ke dasar bawah (Brady, 1987). Pada proses filtrasi, padatan yang dihasilkan dipisahkan dari cairannya menggunakan teknik penyaringan. Larutan yang akan dimurnikan dimasukan ke dalam corong yang telah dilapisi menggunakan kertas saring dan hasil penyaringan ini disimpan di dalam tabung reaksi (Sunarya, 2005).

Sentrat adalah cairan bening yang diperoleh dari hasil sentrifugasi. Sentrat sudah terpisah dari endapannya (Anonim, 2012). Sedangkan filtrat adalah zat yang lolos dari saringan pada proses penyaringan (Sunarya, 2005).

Kelebihannya dalam proses filtrasi adalah murah, mudah di dapat, efesiensi penyaringan tinggi disebabkan antara lain karena permukaannya yang luas, teknik dan peralatan penunjangnya sederhana, untuk kecepatan penyaringan tersedia kertas dengan pori- pori halus medium, dan kasar. Sedangkan kekurangan dalam proses filtrasi menggunakan kertas saring diantaranya dapat rusak oleh asam dan basa kuat,

Page 6: LAPORAN PEMURNIAN

Praktikum Kimia Dasar 2012

kekuatan mekanisnya kurang dan mudah sobek jika terkena pengaduk sehingga bocor dan mengotori endapan karena serat-seratnya terbawa, terutama untuk penyaringan vakum agak menyulitkn, dan dapat mengadsorbsi bahan-bahan dari larutan yang disaring. (Soed, 2012). Kelebihan dalam proses sentrifugasi diantaranya prinsip kerjanya sederhana, mempunyai banyak jenis, konstruksinya kuat, tersedia berbagai jenis pilihan kapasitasoutput debit air, dan poros motor penggerak dapat langsung disambung ke pompa. Sedangkan kelemahannya adalah dalam keadaan normal pompa sentrifugaltidak dapat menghisap sendiri (tidak dapatmemompakan udara) dan kurang cocok untuk mengerjakan zat cairkental, terutama pada aliranvolume yang kecil (Maghfirah, dkk., 2012)

Dekantasi adalah proses mengenapkan semua endapan, kemudian menuang hati-hati cairan di atas endapan sehingga endapan tetap tinggal dl wadah semula (Geby, 2011). Proses dekantasi sentrat dilakukan menggunakan pipet agar pada saat mengambil cairan, endapan tidak ikut terbawa. Sehingga ketika melakukan dekantasi harus secara hati-hati.

Kalsium karbonat umumnya bewarna putih dan umumnya sering dijumpai pada batu kapur, kalsit, marmer, dan batu gamping. Kalsium karbonat bila dipanaskan akan pecah dan menjadi serbuk remah yang lunak yang dinamakan calsium oksida (CaO). Hal ini terjadi karena pada reaksi tersebut setiap molekul dari kalsium akan bergabung dengan 1 atom oksigen dan molekul lainnya akan berikatan dengan oksigen menghasilkan CO2 yang akan terlepas ke udara sebagai gas karbon dioksida. Molekul dari CaCO3 akan segera mengikat molekul air (H2O) yang akan menbentuk kalsium hidroksida, zat yang lunak seperti pasta. (Wati, 2009)

Pada akhir responsi, dijelaskan bahwa proses pemurnian menggunakan metode filtrasi dan sentrifugasi dilakukan dengan membandingkan hasil dari kedua metode tersebut, yaitu filtrat dan sentrat. Yang dibandingkan adalah larutan yang dihasilkan apakah lebih jernih filtrat atau sentrat.

Aplikasi sentrifugasi dan filtrasi di bidang pangan diantaranya penyaringan minyak goreng, memisahkan sari kacang kedelai dari ampasnya, dan penjernihan air minum.

Pada metode rekriktalisasi dilakukan pemanasan terhadap larutan CuSO4 dan larutan NaCl yang kemudian diperoleh bentuk kristal CuSO4 dan NaCl. Kristal CuSO4 berbentuk jarum dan berkumpul/merapat, sedangkan kristal NaCl berbentuk persegi empat dan berkumpul.

Bentuk kristal CuSO4 berbeda dengan bentuk kristal NaCl. Kristal CuSO4

berbentuk jarum dan panjang. Kristal-kristal tersebut saling berkumpul atau merapat sehingga dalam mikroskop terlihat saling menumpuk. Sedangkan kristal NaCl berbentuk persegi empat tidak beraturan. Kristal-kristal tersebut saling berkumpul tetapi tidak menumpuk. Dalam kristal molekular, baik molekulataupun atom tersendiri mengisi tempat-tempat kisi. Gaya tarik antar molekul atauatomnya adalah

Page 7: LAPORAN PEMURNIAN

Praktikum Kimia Dasar 2012

jauh lebih lemah dari padaikatan kovalen yang terdapat didalammolekul-molekulnya sendiri. Gaya London terdapat dalam kristal-kristal zat yang polar. Kristal molekular mempunyai energi yang rendah dan mudah sekali rusak. Kristal molekular merupakan konduktor listrik yang buruk sebab semua elektronnya terikat padamolekulnya sendiri dan tidak bebas bergerak dalam padatan. (Brady, 1987)

Kesalahan yang dapat terjadi selama proses pemurnian dengan metode rekristalisasi diantaranya pemanasan larutan yang tidak sampai jenuh, proses yang kurang teliti, dan pembentukkan kristal kembali yang belum sempurna sehingga memungkinkan bentuk kristal tidak dapat dilihat dalam mikroskop.

Rekristalisasi adalah proses pembentukan kembali kristal yang bertujuan untuk mengendalikan pembentukkan kristal sehingga didapat kristal yang lebih baik dan untuk memurnikan kristal. Teknik kristalisasi ini berdasarkan perbedaan titik beku komponen. Perbedaan itu harus cukup besar, dan sebaliknya komponen yang akan dipisahkan berwujud padat dan yang lainnya cair pada suhu kamar. (Syukri, 1999)

Sifat dari NaCl diantaranya mudah hancur (rapuh), rasanya asin, mudah larut dalam air. NaCl memiliki titik 14130C dan titik lebur 800,40C. NaCl dapat membentuk endapan perak klorida bila dicampurkan dengan perak nitrat dan membentuk endapan timbale klorida bila dicampurkan dengan timbale asetat (Sikumba, 2012). Sedangkan sifat dari CuSO4 terurai sebelum mencair pada 150°C (302°F), kehilangan dua molekul air pada 63°C (145°F), diikuti oleh dua lagi pada109°C (228°F) dan air akhir molekul pada 200°C (392°F). Warna biru adalah karena air hidrasi. Ketika dipanaskan dalam api terbuka kristal mengalami dehidrasi dan mengubah putih keabu-abuan (Wikipedia, 2012). 

Aplikasi rekristalisasi di bidang pangan diantaranya pembuatan garam murni, pembuatan garam dari air laut, penambahan bahan air kedalam larutan alkohol yang mengandung bahan padat, pengenceran dengan es suatu larutan asam sulfat yang mengandung bahan padat, pembuatan dan pengeran karamel.

Pada metode ekstraksi, iodium yang sudah dilarutkan dalam 2 ml aquadest kemudian ditambahkan CHCl3 (kloroform). Dari penambahan kloroform diperoleh dua fase dengan warna bening di atas dan warna ungu di bawah.

Kesalahan yang terjadi pada proses ekstraksi diantaranya ketepatan dalam melarutkan iodium, karena iodium yang belum seluruhnya melarut dalam air dapat mempengaruhi hasil ekstraksi ketika dilakukan penambahan kloroform.

Ekstraksi adalah proses pemisahan suatu zat berdasarkan kelarutannya terhadap dua cairan tidak saling larut yang berbeda, biasanya air dan yang lainnya pelarut organik. Dengan demikian senyawa-senyawa organik yang nonpolar akan terdapat dalam fase organik, sedangkan senyawa yang sifatnya polar akan larut di dalam fase air. Senyawa yang sifatnya polar akan lebih mudah larut dalam pelarut

Page 8: LAPORAN PEMURNIAN

Praktikum Kimia Dasar 2012

yang sifatnya polar, demikian juga sebaliknya yaitu senyawa yang sifatnya nonpolar akan lebih mudah larut dalam  pelarut yang nonpolar. Dalam suatu pemisahan yang ideal oleh ekstraksi pelarut, seluruh zat yang diinginkan akan berakhir dalam pelarut dan semua zat penganggu dalam pelarut yang lain. (Day, dkk., 1983)

Dalam proses ekstraksi berlaku hukum distribusi. Menurut hukum distribusi yang dinyatakan oleh Nernst pada tahun 1891, bahwa suatu zat yang terlarut akan membagi diri antara dua pelarut yang tidak saling melarutkan sedemikian rupa, sehingga perbandingan aktifitas pada keadaan setimbang dan suhu tertentu adalah tetap. Dapat dinyatakan bahwa proses ekstraksi adalah proses pengambilan zat terlarut dalam larutan dengan pelarut lain. (Muthia, 2011)

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi ekstraksi diantaranya adalah pelarut yang digunakan. Pelarut yang digunakan harus polar dan nonpolar, sehingga antara pelarut tersebut tidak tercampur dan dapat mengekstraksi zat yang dilarutkannya. (Anonim, 2012)

Pada akhir proses ekstraksi, terbentuk gumpalan berwarna ungu. Gumpalan ini terjadi saat penambahan kloroform pada larutan iodium. Iodium hanya sedikit dapat larut dalam air, tetapi dalah kloroform dapat larut. Iodium yang telah melarut dalam air ketika ditambahkan kloroform akan tertarik oleh kloroform. Karena sifatnya yang larut dalam kloroform, maka iodium yang terkandung dalam air berkurang dan menyebabkan air menjadi bening. Sedangkan kloroform yang telah menarik iodium berubah warna menjadi ungu.

Fungsi penambahan kloroform pada saat ekstraksi adalah sebagai pelarut organik. Pada ekstraksi iodium, kloroform dapat melarutkan iodium karena iodium larut dalam kloroform (Farmakope, 1979). Kloroform tidak dapat larut dalam air, sehingga kloroform dapat menarik molekul iodium dalam air dan menghasilkan ekstrak dari larutan tersebut.

Kloroform merupakan senyawa organik berwujud cair dengan titik didih 61,20C, indeks bias 1,487 dan berbau menyengat, serta mudah menguap. Dalam Kamus Kimia (2002: Balai Pustaka) kloroform adalah zat cair tanpa warna dengan bau manis, menyenangkan dan anestetik. Dalam kehidupan sehari-hari kloroform berfungsi sebagai pembius, dan pelarut senyawa organik. (Eckho, 2010)

Iodium adalah unsur nonlogam, dalam bentuk padat berwarna abu-abu kehitaman, sedangkan dalam bentuk gas berwarna ungu. Mempunyai titik lebur 113,5°C dan titik didih 184,35°C. Iodine ditemukan pada tahun 1811 oleh B. Courtulis. Iodium bersumber dari air asin pada sumur garam dan endapat laut tua, dari yodidanya yang dibuat dengan menggunakan asam sulfat dan oksidator. (Anonim, 2011)

Pelarut adalah cairan yang mempunyai kemampuan melarutkan, memisahkan atau mengekstraksi bahan-bahan lain, tanpa merubah sifat kimia bahan tersebut maupun pelarut itu sendiri (Anonim, 2010). Pelarut juga merupakan benda cair atau

Page 9: LAPORAN PEMURNIAN

Praktikum Kimia Dasar 2012

gas yang melarutkan benda padat, cair atau gas, yang menghasilkan sebuah larutan. Pelarut paling umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah air. Pelarut lain yang juga umum digunakan adalah bahan kimia organik (mengandung karbon) yang juga disebut pelarut organik. (Syafri, 2011).

Macam-macam pelarut organik yaitu eter, kloroform, benzene, etanol, aseton, dll. Bila dibandingkan, etanol lebih mudah melarutkan zat disbanding pelarut organik lain. Selanjutnya adalah eter, aseton, kloroform, dan benzene. (Anonim, 2012)

Aplikasi ekstraksi di bidang pangan diantaranya pada pembuatan santan kelapa, penyeduhan teh, pembuatan sari buah, pembuatan minyak atsiri, dan pembuatan sirup.

Kesimpulan :

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pemurnian suatu zat dapat dilakukan dengan berbagai metode seperti sentrifugasi, filtrasi, rekristalisasi, dan ekstraksi. Masing-masing metode mempunyai mekanisme yang berbeda. Pada percobaan pemurnian dengan berbagai metode, didapatkan hasil pemurnian larutan CaCO3 dengan metode sentrifugasi terdapat endapan putih keruh dan berwarna bening agak keruh, tetapi hasil permunian larutan CaCO3 dengan metode filtrasi tidak terdapat endapan dan berwarna lebih bening daripada sentrat, sedangkan pada metode rekriktalisasi dilakukan pemanasan terhadap larutan CuSO4

dan larutan NaCl yang kemudian diperoleh bentuk kristal CuSO4 dan NaCl. Kristal CuSO4 berbentuk jarum dan berkumpul/merapat, sedangkan kristal NaCl berbentuk persegi empat dan berkumpul. Pada metode ekstraksi, iodium yang sudah dilarutkan dalam 2 ml aquadest kemudian ditambahkan CHCl3 (kloroform). Dari penambahan kloroform diperoleh dua fase dengan warna bening di atas dan warna ungu di bawah.

Page 10: LAPORAN PEMURNIAN

Praktikum Kimia Dasar 2012

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. PelarutdanBPO.http://www.paradigmconsultant.com/2010/03/03/ bahan-perusak-ozon-ods-dari-pelarut/ . Diakses: 09 Desember 2012

Brady, E. J. 1999. Kimia Universitas : Asas dan Unsur. Banirupa Aksara: Jakarta.

Day, R. A. dan Underwood, A. L. 1983. Analisa Kimia Kuantitatif : edisi keempat. Penerbit erlangga: Jakarta.

Sunarya, Y. 2005. Kimia Dasar 1 : Edisi Pertama. Gracia Indah Bestari: Bandung.

Syukri, S. 1999. Kimia Dasar 1. Penerbit ITB: Bandung.

Wati, R. 2009. Kalsium Karbonat (CaCO3). http://ratna-watichemistry.blogspot.com /2009/05/kalsium-karbonat-caco3-ciri-ciri-dan.html. Diakses: 09 Desember 2012