laporan pemicu 4

Upload: jalalludin-an

Post on 13-Jul-2015

551 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

LAPORAN PEMICU 4Modul Kulit dan Jaringan Penunjang

Disusun oleh : Orie Aprisia Putri (I111080 Gustafianza F.P (I11108007) Samialhuda Rahmati Fitria (I1110060) Jalianto (I11110062) Bakrie Bayquni Nasution (I11110010) Ika Purwanti (I11110057) Muhammad Fauzi (I11110002) Jefri Kurniawan (I11110004) Rayung Cahyaning Astuti (I11110068) Wastri Gusniyani Manik (I11110052) Edina Theodora Agustina Sagala (I11110007) Sulastri (I11110066) Galatia Nugraha (I11109053) Hardianto (I11109066) KELOMPOK DISKUSI 3

Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Tanjung Pura 2011

Pemicu 4 (Tumor Kulit)

I.

Klarifikasi: Penonjolan di atas permukaan kulit, sirkumskrip, berukuran diameter lebih kecil dari cm, dan berisikan zat padat. Ulkus : Hilangnya jaringan yang lebih dalam, mencapai lapisan subkutan Diskret : Terpisah satu dengan yang lain Hiperkeratotik : Suatu lesi dengan skuama yang berlebihan Multiple : Beragam, terjadi pada atau mempengaruhi bagian tubuh sekaligus Papula

II. KeywordsBapak tono, 15 tahun, petani Koreng di pipi kanan, 4 bulan yang lalu Awalnya berupa benjolan datar, warna hitam, sebesar biji jagung yang semakin lama semakin besar, benjolan tidak terasa nyeri dan gatal Ulkus pipi kanan diameter 2 cm, tepi tidak rata, dan meninggi, bergaung, dengan dasar krusta hitam Pada leher plak hiperkeratotik, papul coklat, multiple tersebar diskret

III. Rumusan MasalahBapak Tono, 50 tahun, petani, koreng di pipi kanan, sejak 4 bulan yang lalu yang awalnya berupa benjolan datar, semakin lama semakin besar dan banyak ditemukan penebalan kulit seperti kutil pada leher

IV. Analisi Masalah

Lelaki, 50 tahun, petani

Benjolan datar di pipi dikorek Koreng

Penebalan Kulit di leher

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan Fisik

Tumor Jinak

Tumor Ganas

Diagnosis Banding

Tatalaksana dan Edukasi

V.

HipotesisKeluhan yang Pak Tono alami pada leher dan pipi merupakan tumor kulit

VI. Learning Issue1. TUMOR KULITTumor kulit merupakan salah satu dari beberapa jenis tumor pada manusia yang dapat diikuti secara dini karena dapat dilihat dan diraba sejak permulaan. Pengawasan dan penemuan tumor kulit dapat dilakukan lebih teliti dan dini, apabila masyarakat juga ditingkatkan pengetahuannya. 1 Akademi Dermatologi Amerika mengembangkan ABCD Formula sebagai petunjuk dalam menentukan lesi mana yang bersifat abnormal guna menjamin investigasi lebih lanjut, ABCD. Formula adalah sebagai berikut : 1 1. A : Asymetry (A simetris) Setengah bagaian dari lesi kulit tidak bersesuaian dengan yang lain. 2. B : Border irregularity (batasan yang tidak reguler). Bagian tepi dari lesi kulit seperti kulit kerang atau tidak rata. 3. C : Color (warna). Pigmentasi yang bervariatif pada lesi. Bayangan coklat kekuningan, coklat dan hitam. Merah, putih dan biru dimungkinkan juga terdapat sebagai penampakan noda. 4. D : Diameter. Lesi meningkat dalam ukuran atau diameter dari lesi lebih besar dari 6 mm. (Fuller, 2000)

A. Klasifikasi1. Tumor Jinak Tumor jinak ialah tumor yang berdiferensiasi normal (matang). Pertumbuhannya lambat dan ekspansif serta kadang-kadang berkapsul. Tumor jinak umumnya tidak menimbulkan persoalan, akan tetapi perlu diketahui beberapa jenis yang sering ditemukan agar tidak terjadi kekeliruan dalam tata cara diagnostik, maupun penatalaksanannya. Berikut adalah berbagai jenis tumor jinak pada kulit: a. Keratosis seboroik b. Nevus pigmentosus c. Siringoma

d. Trikoepitelioma soliter e. Silindrom (tumor Turban) f. Adenoma sebaseus (Pringle) g. Xantelasma h. Dermatofibroma i. Keloid

Di antara tumor-tumor jinak tersebut yang paling sering ditemukan ialah keratosis seboroik. Prognosisnya baik, terutama dengan penatalaksanaan yang tepat.

2. Tumor prakanker Prakanker berarti mempunyai kecenderungan menjadi kanker. Mengenali penyakit ini penting karena apabila dapat ditemukan dalam bentuk prakanker serta diobati adekuat akan memberikan penyembuhan yang memuaskan. Secara histopatologik ditemukan perubahan yang menyimpang dari polarisasi sel normal. Istilah ca in situ berarti bahwa kelainan tersebut telah memenuhi syarat sebagai kanker secara histopatologik saja, misalnya penyakit Bowen, eritoplasia (Queyrat). Kanker kulit dapat tumbuh diatas kulit normal (de novo), akan tetapi kebanyakan terjadi di atas kulit yang didahului oleh faktor prdisposisi. Berikut adalah berbagai jenis tumor kulit prakanker: a. Keratosis aktinik (keratosis senilis) b. Penyakit Bowen c. Erotroplasia (Queyrat) d. Leukoplakia e. Keratosis arsenik f. Giant condyloma (Buschke & Lowenstein) g. Fibroepitelioma (Pinkus) h. Nevus sebaseous (Jadassohn) i. j. Giant congenital nevus pigmentosus Liken sklerosus et atrofikus

k. Xeroderma pigmentosum l. Radiodermatitis

Gambaran klinis tumor prakanker telah banyak diuraikan dalam kepustakaan. Umumnya ditemukan tanda-tanda keratosis, ulserasi, papul, nodus dan morfea, variasinya bermacam-macam. Dalam praktek kita hendaknya kita waspada, bila menemukan kelainan kulit yang sulit disembuhkan dengan cara biasa. Pengobatan kelainan prakanker ini umumnya dengan alat/bahan yang dapat menghilangkan kelainan tersebut secara total, misalnya pembedahan, bedah listrik, bedah beku, bedah kimia, dermabrasi, salap 5-fluorourasil, dan lain-lain. Hasil tindakan pengobatan bergantung pada penatalaksanannya.

3. Tumor ganas Dilihat dari segi histopatologik, maka tumor ganas mempunyai struktur yang tidak teratur dengan diferensiasi sel dalam berbagai tingkat pada kromatin, nukleus dan sitoplasma. Umumnya pertumbuhannya cepat (kecuali basalioma) dengan gambaran mitosis yang abnormal. Tumor ganas bersifat ekspansif, infiltrat sampai merusak jaringan disekitarnya serta bermetastasis melalui pembuluh darah atau pembuluh getah bening. Jenis yang ditemukan di kulit umumnya karsinoma atau sarkoma. Tumor ganas kulit dapat primer dan sekunder (metastasis dari alat-alat dalam). Jenis tumor ganas kulit yang banyak ditemukan di seluruh dunia ialah: a. Karsinoma sel basal b. Karsinoma sel skuamosa c. Melanoma maligna

B. EtiologiPengetahuan etiologi penyakit neoplastik sangat penting terutama ditinjau dari segi diagnosis dan pengobatan dini. Secara klinis maupun percobaan binatang, kini ternyata bahwa faktor-faktor yang memegang peranan pada peyakit neoplastik kulit dapat diuraikan dalam dua hal, yakni: 1 a. Faktor luar Faktor luar meliputi bahan karsinogen (zat kimia), cahaya matahari, radiasi, lingkungan/pekerjaan. Bahan karsinogen yang paling banyak dibicarakan ialah hidrokarbon yang diisolasikan dari ter batubara pada pekerja cerobong asap yang menyebabkan karsinoma sel skuamosa pada daerah skrotum. Demikian juga terjadi pada peminum arsen inorganis, baik yang disengaja (untuk obat-obat

perangsang / kuat), maupun yang berasal dari sumber air alam (sumur dan lainlainnya). Bahan inorganik lain, misalnya: Borilium, Kadmium, Zinkum, Plumbum, Kromium, Nikel. Juga bersifat karsinogenik ialah bahan-bahan dengan inti hidrokarbon polisiklik aromatik, aromatic azodyes, alkylating agent, nitrogen, dan lain-lain. Pola penyelidikan yang menarik ialah tumor kulit yang disebabkan oleh virus, misalnya veruka vulgaris, kondiloma akimnatum. Ternyata virus yang mempunyai inti DNA ini akan mengakibatkan tumor jinak, sedangkan virus dengan inti RNA akan menyebabkan tumor ganas pada binatang percobaan. Persoalan yang erat sekali hubungannya dengan penyakit neoplastik kulit ialah hubungan antara sinar ultraviolet (khususnya UV B) yang terdapat dalam sinar matahari dan pigmentasi kulit. Ultraviolet merangsang pertumbuhan kanker serta sebaliknya terjadi pigmentasi mencegah penyakit neoplastik kulit. Sampai dimana hubungan kedua persoalan ini merupakan hal yang menarik untuk diteliti. Ultraviolet cahaya matahari terdiri atas: UV A (320-400 nm), UV B (290-320 nm), dan UV C (200-280 nm). Ternyata DNA menyerap ultraviolet terbanyak pada panjang gelombang 290 nm, UV B merupakan penyebab kerusakan biokemis yang paling poten. Bahan fotosensitizer bekerja sinergistik dengan sinar ultraviolet. Perubahan yang timbul akibat sinar ultraviolet inilah yang perlu diperhitungkan pada tumor-tumor yang terjadi di daerah-daerah dengan kelainan kulit yang kronik seperti pada bekas luka bakar, bekas vaksinasi, lupus vulgaris, dan lainlain. Kenyatannya memang lebih banyak ditemukan keganasan pada para nelayan, petani atau pekerja-pekerja lapangan. Efek samping sinar ultraviolet akan berkurang bila dihalangi oleh rambut, melanin, atau lapisan tanduk yang tebal. Trauma sebagai penyebab keganasan memang belum dapat dibuktikan dengan percobaan binatang, akan tetapi memang terbukti ditemukan kasus keganasan di atas luka sayat, keloid, dan lain-lainnya yang mempunyai faktor trauma sebagai penyebabnya. Pada keganasan karena radiasi terutama ditemukan jenis karsinoma sel skuamosa. Umumnya kegansan terjadi pada pemakaian sinar X atau radium. Dengan majunya ilmu kedokteran di bidang radiodiagnostik dan radioterapeutik maka efek samping dapat dikurangi. Efek samping lebih banyak terjadi bila pengobatan sinar dilakukan dengan dosis rendah dan dalam jangka waktu yang

lama (untuk pengobatan kelainan kulit jinak). Urutan sensitivitas jaringan terhadap radiasi sebagai berikut: lapisan basal, lapisan endotel, melanosit, folikel rambut, kelenjar sebum, muskulus arektor pili, kelenjar ekrin. Kerusakan kulit karena radiasi mempunyai sifat-sifat yang sama dengan kerusakan kulit karena cahaya matahari, hal ini jelas pada xeroderma pigmentosum.

b. Faktor dalam Faktor dalam meliputi: genetik, imunologik, ras, dan jenis kelamin. Berbagai genodermatosis yang berhubungan dengan tumor kulit dan mukosa antara lain: Sindrom karsinoma sel basal nevoid (dominan autosomal), xeroderma pigmentosum (resesif autosomal), albinisme (resesif autososmal), dan lain-lain.

C. Diagnosis dini keganasanKarena diagnosis dini keganasan di kulit merupakan hal yang sangat penting maka akan diuraikan beberapa patokan yang penting untuk dipakai sebagai pegangan, agar apabila melihat pertumbuhan di kulit timbul rasa curiga terhadap pertumbuhan ganas. Menegakkan diagnosis dini keganasan kulit memang sulit oleh karena itu diperlukan pengalaman dan melihat secara teliti. Kecurigaan akan keganasan hendaknya sudah timbul bila: 1 1. Secara anamnesis terdapat: a. Rasa gatal / nyeri b. Perubahan warna (gelap, pucat dan terang) c. Ukurannya membesar d. Pelebarannya tak merata ke samping e. Permukaan tak rata f. Trauma g. Perdarahan (walaupun karena trauma ringan) h. Ulserasi / infeksi yang sukar sembuh 2. Secara obyektif ditemukan: a. Tidak berambut b. Warna: suram (waxy, seperti mutiara, translusen) atau sama dengan kulit normal

c. Permukaan: tak rata, cekung di tengah dengan pinggir agak menonjol (linier atau papular) d. Penyebaran warna tidak homogen e. Skuamasi halus atau krusta yang melekat bila diangkat timbul perdarahan f. Sering timbul tunda yang bersifat seperti tumor induknya g. Perabaan berbeda-beda sesuai dengan keadaan; dapat keras, kenyal, terasa nyeri; dalam taraf permulaan mudah digerakkan dari dasarnya h. Diameter terpanjang membentuk sudut dengan garis R.S.T.L (Rest Skin Tension Line) i. Telangiektasis kadang-kadang ditemukan mulai dari pinggir ke arah sentral

2. TUMOR KULIT JINAK I. MiliaMilia merupakan kista eputelial yang berasal dari penyumbatan saluran kelenjar ekrin. Penyakit biasanya diderita pada individu dengan usia dewasa dan antara wanita dan pria memliki frekuensi yang sama. Faktor yang dapat memengaruhi timbulnya penyakit yaitu:kebersihan kulit dan iklim yang panasn dengan produksi keringat yang berlebihan. Gejala milia berupa kista yang tampak berupa binti-bintik Pada pemeriksaan kulit, tampak lokalisasi pada wajah, bawah mata, konjungtiva, dan korpus penis. Efloresemsinya papula-papula miliar, multipel, berkelompok. Gambaran histopatologinya berupa suatu retensi kista, dengan dinding terdiri dari sel-sel epidermis dan berisi cairan putih kuning. Penyakit ini harus didiagnosis banding dengan siringioma dan kista epidermal lainnya. Penatalaksanaan dapat dilakukan dengan bedah listrik, elektrolisis atau dengan elektrofulgurasi. Prognosis penyakit ini baik.

II.

LimphomaAdalah tumor jinak subkutis yang berisi jaringan lemak. Penyebab tidak diketahui, biasanya menyerang anak dan dewasa, dan lebih sering pada pria.Gejala singkat,

mula-mula timbul benjolan di bawah kulit dengan konsistensi lunak, makin lama makin besar dan bertambah banyak, tidak nyeri. Lokalisasi terdapat pada lengan, leher, punggung, dada, dan tungkai. Dan efloresensi berupa tumor soliter atau multipel dengan konsistensi lunak, besarnya bervariasi lentikular sampai numular, berlobus-lobus. Gambaran histopatologi tampak lobulus dengan kapsul berisi lemak normal yang berikatan dengan jaringan ikat. Didiagnosis bandingdengan neurofibromatosis, kista epidermal, hibernoma.Penatalaksanaan dengan eksisi dengan prognosis baik.

III.

Kornu kutaneusAdalah penebalan epidermis, menonjol dipermukaan kulit dan tampak seperti tanduk. Penyakit ini disebabkan pajanan sinar matahari yang terlampau lama. Menyerang pada usia lanjut, dan lebih banyak pada pria. Gejala singkat berupa tampak tonjolan keratin di atas permukaan kulit menyerupai tanduk. Dasar tanduk agak merah dan agak tebal. Lokalisasi pada wajah, kepala, angan, dan penis. Efloresensi berups tonjolsn keratin 2-5 cm dengan dasar tebal dan eritematosa. Penyakit ini dapat didiagnosi banding dengan keratosis aktinik, permulaan karsinoma epidermal, dan keratoakantoma. Penatalaksanaan dapat dilakukan dengan elektrokauterisasi dengan kuretase dasar dan prognosis baik.

IV. KeloidMerupakan tumor jinak jaringan kulit yang umumnya timbul akibat trauma atau bakat. Penyebab keloid belum pasti jelas, menerang lebih sering pada orang dewasa dan lebih sering terjadi pada wanita. Keloid dapat dipengaruhi oleh tegangan dan endokrin. Keloid biasa nya memberi gambaran lesi keras, tidak teratur, berbatas tegas, menebal, hipertrofik, padat, dan berwarna coklat atau merah muda. Pertumbuhan keloid biasanya dimulai dari bekas luka, terbakar, lecet, akne pustulosa. Permukaan tumor licin seperti karet, kadang sikelilingi halo eritematosa dan mungkinnjuga terdaat teleangiektasis. Kadang penderita mengeluh hipoestesi atau gatal dan sakit. Seringkali dalam jumlah banyak dan berbagai ukuran. Lokalisasi terdapat pada deltoid, dada, punggung, anggota gerak, telinga, leher, jarang pada wajah, dan selaput lendir. Efloresensi berupa tumor yang keras, tidak teratur, batas tegas, berwarna merah muda atau coklat.

Gmbaran histopatologi pada keloid yaitu pada dermis banyak jaringan kolagen padat, bagian atas tersusun sejajar permukaan kulti sedang bagian bawah saling terikat ke semua jurusan. Kadang terdapat berkas-berkas hialin. Keloid dapat didiagnosis banding dengsn neuroma, fibroma, leiomioma, atau parut hipertrofik. Penatalaksanaan dapat diberi suntikan triamsinolon asetonida inralesi, nitrogen cair, radiasi, tindakan bendah, dan steroid intralesi. Prognosis kurang baik.

V.

Nevus verukosusMerupakan salah bentuk nevus epidermis yang membentuk lesilesi verukosus berwarna coklat. Penyebab belum jelas, biasanya imbul setelah dewasa muda dan terjadi dengan frekuensi yang sama antara pria dan wanita. Tamak benjolan tak teratur dengan permukaan kasar, warna coklat abu-abu. Lokalisasi terdapat pada kepala yang berambut, dada, wajah dengan efloresensi nodula-nodula konfluen dengan permukaan tak rata, warna sama dengan kulit sekitarnya dan pada perabaan kasar. Gambaran histopatologi berupa epidermis hiperkeratosis, akantosis, dan pailomatosis. Dermis ditemukan sel-sel radang tak spesifik. Nevus verukosis di diagnosis banding dengan nevus pigmentosus dan karsinoma sel basa. Penatalaksanaan dengan eksisi total dan bedah listrik dengan elektrokauterisasi atau elektrokoagulasi dengan prognosis baik.

3. TUMOR KULIT PRA-KANKER I. Keratosis sinilisDefinisi dari Keratosis Sinilis yaitu Kelainan kulit yang ditandai lesi hiperkeratotik akibat perubahan sel epidermis diduga karena efek kumulatif sinar matahari. Rentan usia pertengahan sampai tua, dapat terjadi pada wanita maupun pria. Lebih sering pada orang kulit putih dan di daerah tropis Mula mula timbul makula atau plak hitam yang berbentuk bulat atau iregular dengan permukaan kasar. Lama-kelamaan berkembang menjadi papula keratotik. Karena disebabkan pajanan sinar matahari, biasannya disebut kulit pelaut atau petani. Lokalisasinya di wajah, leher, punggung tangan,lengan,permukaan tubuh yang terpajan sinar matahari Penatalaksanaan :

-

Bedah beku dengan nitrogen cair Salep 5-fluorourasil 1-5%

II.

Penyakit bowenSuatu karsinoma sel gepeng intraepidermal yang mengenai kulit dan mukosa mulut. Penyebabnya belum pasti. Rentan pada umur dewasa 30-60 tahun. Namun pria lebih sering. Gejalanya berupa bercak eritematosa, krusta halus uk mm-cm, dapat mengenai seluruh kulit tubuh. Lesi berbatas tegas dan jika krustannya lepas tampak permukaan eritomatosa, dapat berpapila dan lunak, tanpa perdarahan.lesi akan membesar perlahan. Lesi dapat mengenai mukosa. Penatalaksanaan : Bedah beku dengan nitrogen cair Salep 5-fluorourasil 1-5%

III. TUMOR KULIT GANAS/KANKERDilihat dari segi histopatologik, maka tumor ganas mempunyai struktur yang tidak teratur dengan diferensiasi sel dalam berbagai tingkatan pada kromatin, nucleus dan sitoplasma

I.

Karsinoma Sel BasalKarsinoma sel basal merupakan tumor kulit ganas yang paling sering terjadi dan sering disebut juga ulkis roden a. Patogenesis Tumor ini di sangka berasal dari sel epidermal plueripotensial, atau dari epidermis/adneksanya b. Gambaran Klinik Sebagian besar berawal sebagai sebuah nodul yang menyebar keluar dengan lambat, biasanya terjadi penekanan pada bagian tengah (menimbulkan gambaran yang klasik, yaitu bagian tepi yang tergulung); biasanya warna kulit tampak transparan (sering dilukiskan seperti keperakan); telangiaktasis pembuluh-pembuluh darah pada permukaan tumor sangat khas, dan merupakan penyebab keluhan yang sering tentang mudahnya terjadi pendarahan akibat benturan; metastasis sangat jarang, tetapi invasi local dapat sangat destruktif, dan KSB dapat menyebar melalui jalur tulang sampai ketulang tengkorak

c. Varian-varian Telah dikenal beberapa varian klinis yang berbeda dari KSB 1) Morfoik Suatu pola pertumbuhan yang datar dan menghasilkan penampakan seperti jaringan parut. Sangat sulit untuk mengetahui dimana asal dan akhir tumor tersebut, sering terjadi invasi local 2) Superfisial Lesi tumbuh dalam beberapa tahun dan mungkin diameternya sampai beberapa sentimeter; biasanya soliter; tumor multiple menunjukkan penelanan arsenik sebelumnya; secara khas tampak tepi seperti cacing 3) Berpigmen Pigmentasi biasanya berupa bercak tapi mungkin sangat gelap dan padat d. Tempat Predileksi Yang paling sering adalah pada wajah, tetapi KSB timbul pada tempat-tempat lain yang terpapar oleh sinar matahari, pada kulit kepala yang berambut, di belakang telinga, dan juga dibadan (dimana sering terjadi pola yang superficial) e. Diagnosis Banding Lesi awal sering rancu dengan nevi; KSB superficial sering diobati sebagai peradangan; pigmentasi yang berlebihan dapat disangka sebagai melanoma; tumor-tumor morfoik mungkin sangat sulit untuk di diagnosis f. Pengobatan Eksisi, biopsi, dan radioterapi, sedangkan untuk tumor-tumor superficial, kuretase, krioterapi atau terapi fotodinamik; diperlukan penanganan yang hatihati terhadap tumor-tumor morfoik-tekhnik yang disebut tindakan bedah secara mikroskopis mungkin berguna; hal ini terutama penting untuk menangani secara benar lesi-lesi di sekitar mata, hidung, dan telinga.

II.

Karsinoma Sel Skuamosaa. Etiologi I. Sinar Matahari II. Ras/herediter III. Faktor genetic IV. Arsen in organic V. Radiasi VI. Faktor hidrokarbon VII. Sikatrik, keloid, ulkus kronik, fistula(osteomielitis)

b. Patogenesis Karsinoma sel skuamosa berasal dari sel Epidermis yang mempunyai beberapa tingkat kematangan, dapat intamepidermal dapat pula invasive dan bermetastasis jauh.

c. Bentuk-bentuk KKS 1. Karsinoma Sel Skuamosa (KSS) in situ (atau penyakit bowen) Penyakit bowen merupakan suatu KSS yang terbatas pada epidermis, dan sering didapatkan pada usia lanjut. Perubahan invasive dapat terjadi tapi jarang i. Gambaran Klinik Biasanya berupa sebuah bercak merah yang soliter dan berskuama si kulit, meskipun dapat juga timbul pada beberapa tempat sekaligus; penyakit bowen merupakan penyakit asimtomatik ii. Varian Eritoplasia dari Queyrat-perubahan displomatik noninvasif yang juga dapat terjadi pada penis, dimana gambaran klinisnya berupa sebuah bercak merah seperti beludru. Meskipun diberi nama sendiri, pada dasarnya sama seperti penyakit bowen yang ada di tempat lain. iii. Tempat Predileksi Pada bagian kulit yang terpapar sinar matahari; tetapi dapat juga timbul pada tempat-tempat yang tidak terpapar, misalnya tubuh. iv. Diagnosis Banding Ada kemiripan superficial dengan psoriasis, tetapi skuama dipermukaan tumor tersebut tidak begitu mudah mengelupas. Pengangkatan skuama menampakkan permukaan merah berkilat yang tidak berdarah. Karena arsenic pada waktu lalu digunakan untuk mengobati psoriasis. Waspadai terjadi penyakit bowen pada pasienpasien psoriasis yang berusia lanjut. Kelainan-kelainan serupa pada pada satu putting susu harus selalu dicurigai sebagai penyakit paget;tindakan biopsy hendaknya dilakukan karena selalu ada karsinoma yang menjadi penyebab. v. Pengobatan Sebaiknya diatasi dengan melakukan eksisi,kuretase, krioterapi, atau terapi fotodinamik;daerah yang sangat luas mungkin perlu diberi radioterapi b. Karsinoma Sel Skuamosa invasif KSS bersifat invasive secara lokal, dan kemungkinan menjadi metastasis ke kelenjar limfe regional dan tempat yang jauh (terutama lesi-lesi pada bibir,mulut dan daerah genital). Radiasi UV penting secara etiologis, tetapi faktor-faktor lain juga memegang peranan: merokok pada kasus kanker di bibir dan di mulut; virus kutil pada lesi-lesi genital. i. Gambaran Klinik Sangat bervariasi yang khas adalah; 1. Tumor keratotik 2. Massa polipoid yang tumbuh dengan cepat 3. Ulkus kulit KSS sering dikelilingi oleh Keratosis aktinik ii. Tempat Predileksi

Tempat-tempat yang terpapar oleh sinar matahari; KSS juga tumbuh di daerah bibir didalam mulut, dan pada genetalia iii. Diagnosis Banding Lesi-lesi keratotik dapat sangat mirip dengan keratosis aktinik hipertrofik iv. Pengobatan Biopsy pada setiap lesi yang dicurigai; pengobatan definitive adalah dengan melakukan pembedahan untuk mengangkat tumor atau dengan radioterapi III.

Melanoma MalignaMalinoma maligna merupakan tumor kulit ganas yang paling berbahaya. Melanoma, yang berbeda dengan melanoma meligna lentigo., terjadi pada kelompok usia yang relative lebih mudadaripada kanker kulit yang lain. Insiden tumor meningkat dengan cepat, bahkan di daerha yang beriklim sedang, mungkin akibat dari peningkatan paparan sinar matahari secara intermiten. a. Pengobatan Melanoma maligna 1) Prognosis tergantung pada kedalaman invasi tumor 2) Semua tipe melanoma sebaiknya di eksisi pada kesempatan sedini mungkin

IV. STUDI KASUSJenis pekerjaan dan hubungannya dengan kanker kulit

PetaniPetani merupakan pekerjaan yang paling besar resikonya terkena kanker kulit, ini diakibatkan paparan kronik pada sinar matahari. Sinar matahari juga merupakan karsinogen penyebab kanker. Selain itu paparan dengan paparan pestisida juga akan meningkatkan resiko terkena kanker kulit. Pestisida juga mengandung zat karsinogen, salah satunya arsen.

Pembersih cerebong asapPada pekerja cerebong asap faktor resiko yang menyebabkan mereka rentan terhadap kanker kulit terutama KSS yaitu terpajan zat karsinogen hidrokarbon yang diisolasikan dari ter batubara yang banyak ditemukan pada cerebong asap.

Orang orang yang bekerja diruang radiologi

Orang yang bekerja diruang radiologi juga sangat beresiko menderita kanker kulit, karena mereka sering terpajan pada sinar X (sinar rontgen). Apabila pajanan terhadap sinar rontgen terjadi secara berlebihan maka resiko terkena kanker kulit semakin tinggi.

V.

PEMERIKSAAN PENUNJANGPemeriksaan penunjang khusus yang bisa dilakukan adalah sebagai berikut : y y y y y y Pemeriksaan darah-untuk kelainan sistemik yang melatarbelakanginya dan dikembangkan untuk analisis genetik Swab dan sampel-sampel yang lain-untuk infeksi Lampu wood (woods light)- beberapa kelainan menjadi lebih mudah untuk dilihat Kerokan kulit atau guntingan kuku- mikroskopi dan kultur mikologis Biopsi kulit- histopatologi, mikroskopi elektron, imunopatologi, sidik DNA Tes tempel (patch tes)-untuk membuktikan alergi akibat kontak dengan alergen

1. Lampu woodMerupakan sumber sinar ultraviolet yang difilter dengan nikel oksida, digunakan untuk memperjelas 3 gambaran penyakit kulit : 1. Organisme tertentu penyebab bercak-bercak jamur (ringworm), pada kulit kepala memeberikan fluoresensi hijau (berguna untuk menentukan diagnosis awal dan membantu dalam memantau terapi 2. Organisme yang berperan dalam terjadinya eritrasma memberikan fluoresensi merah terang 3. Beberapa kelainan pigmen lebih jelas terlihat-terutama bercak-bercak pucat pada sklerosis tuberosa dan tanda caf -au-lait pada neurofibromatosa

2. Kerokan/guntinganHal ini bermanfaat khususnya bila dicurigai adanaya infeksi jamur, atau mencari tungau skabies. Sedikit kerokan dari permukaan kulit akan mengangkat skuama. Skuama ini ditempatkan di kaca mikroskop, ditetesi dengan kalium hidroksida (KOH) 10% dan ditutup dengan kaca penutup. Didiamkan beberapa menit untuk melarutkan membran sel epidermis, sediaan siap diperiksa. Pemeriksaan juga dapat dibantu dengan menambahkan tinta Parker Quink. Terhadap guntingan kuku bisa juga dilakukan hal yang sama, tetapi diperlakukan larutan KOH yang lebih pekat dan waktu yang lebih lama.

3. Biopsi kulit

Teknik pemeriksaan yang sangat penting untuk menentukan diagnosis pada banyak kelainan kulit. Contohnya kanker, kelainan bulosa dan infeksi-infeksi seperti TBC dan Lepra. Ada 2 cara untuk memperoleh sampel kulit sebagai pemeriksaan lab : i. Biopsi insisi/eksisi Tindakan ini membutuhkan sampel pemeriksaan yang cukup besar ukurannya dan dapat juga dipakai untuk mengangkat lesi yang sangat besar. a. Pemberian anastesi lokal Biasanya lidokain (lignokain) 1-2%, penambahan adrenalin (epinefrin) 1:10.000 membantu mengurangi perdarahan b. Untuk biopsi insisi (diagnostik). Buat 2 sayatan yang berbentuk elips. Pastikan bahwa sediaan tadi diambil melewati tepi lesi, beserta tepi dari kulit yang normal sekitar lesi. Untuk eksisi yang menyeluruh. Perluas elips yang mengelilingi keseluruhan lesi ;pastikan tepi eksisi memotong vertikal dan tidak miring ke arah tumornya c. Perbaiki kerusakan yang ditimbulkan Kedua tepi, baik karena biopsi insisi maupun eksisi, dirapatkan satu sama lain dengan jahitan. Untuk memberikan hasil kosmetik yang terbaik pakailah benang yang sehalus mungkin contoh benang mono filamen sintesis yaitu prolen. Catatan : bila diperkirakan terdapat tegangan yang kuat pada garis jahitan pertimbangkan utnuk meminta saran ahli bedah plastik/ bedah kulit ii. Punch biopsy Jauh lebih cepat, namun hanya memperoleh sampel yang kecil dan hanya cocok untuk biopsi diagnostik atau mengangkat lesi yang kecil a. Lakukan anastesi lokal b. Tusukkan pisau biopsi ke dalam lesi dan lakukan gerakkan melingkar c. Tarik ke atas jaringan di tengah irisan tadi dan pisahkan dengan menggunakan gunting atau skalpel d. Atasi perdarahan dengan perak nitrat atau dengan jahitan kecil

4. Tes tempelBila dicurigai terjadi dermatitis kontak alergi, lakukan tes tempel. Pada pemeriksaan ini alergen yang kemungkinan menjadi penyebab dilarutkan dalam media yang sesuai. Bahan-bahan tes ditempatkan pada lempengan-lempengan tipis yang ditempelkan pada kulit (biasanya di daerah punggung) selama 48 jam. Reaksi positif (sesudah 48 jam atau kadang-kadang lebih lambat) memastikan

adanya reaksi hipersensitivitas tipe lambat (tipe IV) terhadap bahan penyebab alergi tadi. Teknik pemeriksaan ini dapat diperluas, antara lain pemeriksaan foto alergi.

DAFTAR PUSTAKAAnonim. 2007. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi 5. Jakarta: Balai Penerbit FKU. h.229 Graham-brown Robin, Tony Burns. 2005. Dermatologi. Jakarta: Erlangga. h. 90-105 Lecture Note

Brown, RG dan Tony Burns. 2005. Dermatologi ed 8. Jakarta : EMS Djuada, Adhi dkk. 2009. ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN. edisi ke-5. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta.

Lever WF. 1983. Histopatology of the skin, 6 edition, JB LIppincot Company