laporan pemeriksaan psikiatri.docx

12
LAPORAN PEMERIKSAAN PSIKIATRI IDENTITAS PASIEN Nama : Tn. Adib Farras Raihan Alamat : Jl. May Komari Sampurna 40 RT/RW 002/002 – Ditotrunan – Lumajang Status Marital : Belum Menikah Pendidikan Terakhir : SMA Agama : Islam Pekerjaan : Mahasiswa Suku : Jawa Nomor RM : 105450 RIWAYAT PSIKIATRI A. Keluhan Utama Perilaku Berubah B. Auto Anamnesis Pasien datang ke Poli ARL RSJ Lawag diantar oleh ibunya. Pasien mengetahui nama dan usianya. Pasien mengetahui waktu, tempat, dan orang dengan baik. Pasien mengatakan pendidikan terakhir SMA, dan sekarang kuliah di POLTEKES (Malang). Pasien mengakui bahwa sering marah dan mengancam sejak SMA, tapi bertambah parah sejak satu

Upload: ajung-chenk-barbados

Post on 08-Nov-2015

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

LAPORAN PEMERIKSAAN PSIKIATRI

IDENTITAS PASIENNama: Tn. Adib Farras RaihanAlamat: Jl. May Komari Sampurna 40 RT/RW 002/002 Ditotrunan LumajangStatus Marital : Belum MenikahPendidikan Terakhir : SMAAgama: IslamPekerjaan: MahasiswaSuku: JawaNomor RM: 105450RIWAYAT PSIKIATRIA. Keluhan UtamaPerilaku BerubahB. Auto AnamnesisPasien datang ke Poli ARL RSJ Lawag diantar oleh ibunya. Pasien mengetahui nama dan usianya. Pasien mengetahui waktu, tempat, dan orang dengan baik. Pasien mengatakan pendidikan terakhir SMA, dan sekarang kuliah di POLTEKES (Malang). Pasien mengakui bahwa sering marah dan mengancam sejak SMA, tapi bertambah parah sejak satu bulan terakhir. Pasien merasa mudah lelah, tidak pernah bermain futsal lagi sejak satu bulan yang lalu. Pasien mengakui kehilangan semangat, merasa pesimis dan tidak tahu cita-citanya nanti menjadi apa. Pasien mengaku bingung untuk memilih dan menjalankan aktifitasnya. Pasien merasa bahwa ada roh perempuan yang membuat pasien melakukan sayatan dilengannya dengan cara masuk kedalam tubuhnya, dan menyuruh serta menyahut dirinya untuk bunuh diri. Pasien tidak mengetahui alasan mengapa menyayat dirinya sendiri. Pasien mengaku makan, mandi, dan tidur dengan baik. Tapi jarang beribadah. Pasien sudah tidak pernah berkumpul lagi dengan teman-temannya (bersosialisasi). Pasien mengaku tidak bisa konsentrasi saat kuliah. Hetero Anamnesis (dari Ibu kandung) 1. Rincian Keluhan Utama Perilaku pasien berubah sejak usia 17 tahun. Suka memukul dan melukai diri sendiri sejak mempunyai pacar 2 tahun. Bertambah parah 5 bulan terakhir. 2. Gejala lain yang menyertai keluhan utama Mengancam untuk melukai diri sendiri, bunuh diri, tidak mau kuliah sejak 2 tahun yang lalu, semakin parah sekitar 5 bulan (sejak kos diluar kota). Makan, mandi dan tidur teratur. 3. Gejala Prodromal Murung dan tidak mau diajak makan. 4. Peristiwa yang terkait dengan keluhan utama Pasien mengancam akan bunuh diri jika ada masalah dengan pacarnya. Pasien bertengkar dengan pacarnya (memiliki 2 pacar) dan tidak bisa memilih diantara keduanya. Saat pacar tidak membalas sms pasien akan marah dan mengancam. 5. Riwayat Penyakit Dahulu Tidak ditemukan dan belum pernah menjalani pengobatan.6. Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Perkembangan Anak Lahir cukup bulan, kelahiran normal, ditolong dokter. Perkembangan anak sesuai usia dan di sekolah selalu naik kelas.7. Riwayat Sosial dan Riwayat Pekerjaan Sosialisasi dengan tetangga, teman dan keluarga masih baik. Sering mengikuti pecinta alam. Pernah bekerja di counter saat menunggu kelulusan.

Faktor Kepribadian Premorbid Ciri kepribadian terbuka Faktor Keturunan Tidak ditemukan Faktor organik Epilepsi (-), trauma kepala (-) Faktor pencetus Bertengkar dengan pacarnya STATUS INTERNISTIK Tensi : 120/80 mmHg Respirasi : 16 x/menit Nadi: 84 x/menit Suhu : 36,4oCKeadaan umum : Compos mentis Kepala/leher: A/I/C/D -/-/-/ Deviasi trakea (-)Thorax : Simetris Cor S1/S2 tunggal Pulmo vesikuler, Whezzing (-), Ronkhi (-) Abdomen : Soepel Bising usus (+) normal Ekstremitas : Akral Hangat ++

++

Oedem --

--

Terdapat luka sayatan di tangan kiriSTATUS NEUROLOGIKGCS: 4, 5, 6Meningeal Sign: kaku kuduk (-)Reflek Fisiologik: GPR +2/+2ADR +2/+2 TPR +2/+2KDR +2/+2Reflek Patologik: Chaddok -/-Hoffman -/- Babinski -/-Troumner -/-STATUS PSIKIATRIKesan Umum: pasien datang badan tegap, ideal, baju rapi, rambut rapi, roman wajah sesuai usia, kontak mata baik dengan pemeriksa. Terdapat luka sayatan ditangan.Kontak: verbal +, koheren, non verbal +Kesadaran: berubah kualitatifOrientasi: W/T/O : +/+/+Daya ingat: Tidak ada gangguanPersepsi: Halusianasi visual (+)Proses Berpikir: Bentuk : Non realistik Arus : Koheren Isi : Waham pengaruh, putus asa, ide bunuh diri Afek/emosi : Depresi Kemauan : ADL menurun , pekerjaan menurun, sosial menurun Psikomotor : Dalam batas normal DIAGNOSA MULTIAKSIALAxis I : Depresi berat dengan gejala psikotik Axis II : Ciri Kepribadian terbuka Axis III: Tidak ditemukan Axis IV : Psikososial (masalah dengan pacarnya) Axis V : GAF Scale 60-51 GAF scale tertinggi 1 tahun terakhir 70-61

PENGOBATAN Fluoxetin 1 x 20mg (pagi)Olanzapin 2 x 10mg Psikoterapi PROGNOSA Dubia et malam

DISKUSIBerdasarkan hasil anamnesa dan pemeriksaan psikiatri, menunjukkan bahwa pasien mengalami depresi akibat masalah psikososial yaitu putus dengan pacar dan diperberat pasien bertengkar dengan pacarnya (memiliki 2 pacar) dan tidak bisa memilih diantara keduanya. Saat pacar tidak membalas sms pasien akan marah dan mengancam.

Depresi adalah suatu periode terganggunya fungsi manusia yang dikaitkan dengan perasaan yang sedih serta gejala penyertanya, dimana mencakup hal-hal seperti perubahan pola tidur dan nafsu makan, psikomotor, konsentrasi, rasa lelah, anhedonia, rasa tak berdaya dan putus asa dan bunuh diri (Kaplan, 2010). Pada pasien bunuh diri didapatkan penurunan jumlah serotonin yang merupakan pencetus gangguan depresi. (Kaplan, 2010). Angka kejadian gangguan depresi meningkat sekitar 2-3 kali dari populasi umum pada individu yang memiliki riwayat gangguan depresi di keluarganya. (Rush dkk, 2006) Adapun faktor psikososial yang berperan seperti penurunan rasa percaya diri, kemampuan mengadakan hubungan intim, perpisahan, kemiskinan, kesepian, penyakit fisik dan penurunan interaksi sosial (Burke dkk, 2005). Tiap orang memiliki gejala gangguan depresif yang berbeda-beda tergantung dari beratnya gejala yang dialami. Pola pikir, perasaan, perilaku seseorang dan kesehatan fisik biasanya terpengaruh oleh gangguan depresi yang dialaminya. Keluhan yang sering dijumpai pada pasien dengan gangguan depresi seperti keluhan pada sistem pencernaan dan nyeri bagian atau seluruh badan. Sebagian besar keluhan yang dialami mereka karena kecemasan dan stres yang besar yang terkait akan gangguan depresifnya. Gejala yang muncul dapat dibagi menjadi hal yang terkait dalam perubahan cara berpikir, perasaan dan tingkah laku. (Depkes, 2007) Diagnosis gangguan depresi dapat ditegakkan berdsarkan PPDGJ III (Pedoman Penggolongan Diagnostik Gangguan Jiwa III) yang berpedoman pada DSM-IV. Gangguan depresi dapat dibedakan menjadi episode depresif ringan, sedang dan berat menurut banyak dan beratnya gejala serta dampaknya terhadap fungsi kehidupan seorang (Maslim, 2001). Kriteria penggolongan diatas berdasarkan atas gejala utama dan gejala lain. Adapun gejala utama ada tiga yaitu : (1) afek depresif, (2) kehilangan minat dan kegembiraan dan (3) berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah (rasa lelah yang nyata sesudah kerja sedikit) dan menurunnya aktifitas. Sedangkan gejala lainnya ada tujuh yaitu : (1) konsentrasi dan perhatian berkurang, (2) gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna (3) harga diri dan kepercayaan diri berkurang, (4) pandangan masa depan yang suram dan pesimistis, (5) gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri, (6) nafsu makan berkurang dan tidur terganggu (7). Episode depresi berat dapat ditegakkan dengan tiga gejala utama harus ada, ditambah minimal empat dari gejala lainnya dan beberapa harus berinteraksi berat, berlangsung minimal dua minggu atau kurang dapat dibenarkan jika terjadi gejala luar biasa beratnya dan berlangsung cepat dan sangat tidak mungkin akan bisa meneruskan kegiatan sosial, pekerjaan atau urusan rumah tangga. (Maslim, 2001). Prevalensi gangguan depresif beratEpisode depresi berat dengan gejala psikotik merupakan depresi yang parah walau bukan penderita psikotik. Diagnosis gangguan ini ditegakkan berdasarkan adanya gejala episode depresif berat ditambah dengan gejala psikotik. Gejala psikotik yang didapatkan seperti adanya waham, halusinasi atau stupor depresif. Waham biasanya melibatkan ide tentang dosa, kemiskinan atau malapetaka yang mengancam, dan pasien merasa bertanggung jawab atas hal itu. Halusinasi auditorik atau olfaktorik biasanya berupa suara yang menghina atau menuduh, atau bau kotoran atau daging membusuk. Retardasi psikomotoryang berat dapat menuju pada stupor. Jika diperlukan, waham atau halusinasi dapat ditentukan sebagai serasi atau tidak serasi dengan afek (mood congruent) (Maslim, 2001) Episode depresi berat dengan gejala psikotik merupakan depresi yang parah walau bukan penderita psikotik. Diagnosis gangguan ini ditegakkan berdasarkan adanya gejala episode depresif berat ditambah dengan gejala psikotik. Gejala psikotik yang didapatkan seperti adanya waham, halusinasi atau stupor depresif. Waham biasanya melibatkan ide tentang dosa, kemiskinan atau malapetaka yang mengancam, dan pasien merasa bertanggung jawab atas hal itu. Halusinasi auditorik atau olfaktorik biasanya berupa suara yang menghina atau menuduh, atau bau kotoran atau daging membusuk. Retardasi psikomotor yang berat dapat menuju pada stupor. Jika diperlukan, waham atau halusinasi dapat ditentukan sebagai serasi atau tidak serasi dengan afek (mood congruent) (Maslim, 2001) Psikoterpai bermanfaat untuk mengurangi atau menghilangkan keluhan-keluhan dan mencegah kambuhnya pola perilaku maladaptif atau gangguan psikologik. Psikoterapi dapat diberikan secara individual, kelompok, atau pasangan sesuai dengan gangguan psikologis yang dialaminya. (Kaplan, 2010) Efek antidepresan yang diberikan mulai muncul dalam 1-3 bulan, sebelum dapat mengurangi atau menghilangkan gejala meskipun efek yang didapatkan telah memberikan hasil yang baik dalam 2-3 minggu. Obat antidepresan yang digunakan dalam mengatasi depresi mencakup golongan trisiklik, tetrasiklik, monoamine oxydase inhibitor reversible selective serotonin reuptake inhibitors (SSRI), dan atipikal. SSRI merupakan lini pertama pengobatan depresi. (James Blumenthal dkk, 2007) Fluoxetine merupakan obat golongan SSRI yang digunakan untuk pengobatan depresi. Obat ini bekerja dengan menghambat resorpsi dari serotonin. Kerja obat ini menghambat re-uptake serotonin dan noradrenalin dan tidak bersifat selektif. Dosis terapi obat ini yaitu 20 mg/hari (pagi), maksimal 80 mg/hari (dalam dosis tunggal atau terbagi). Efek samping yang dapat ditimbulkan yaitu gagal ginjal berat, hipersensitif terhadap fluoxetin, penggunaan bersama MAO. (Maslim, 2007). Risperidone merupakan jenis antipsikotik atipikal. Mekanisme kerja obat ini yaitu dengan memblok dopamin pada reseptornya di pasca sinaptik pada otak khususnya sistem limbik dan sistem ekstrapiramidal. Obat ini selain berafinitas dengan Dopamin D2 receptors juga terhadap Serotonin 5HT2 receptors sehingga efektif untuk gejala positif dan negatif. Dosis terapi yang digunakan yaitu 4-6 mg perhari. Efek samping yang bisa terjadi seperti sedasi, sakit kepala, mual, muntah, konstipasi, insomnia dan berdebar. (Maslim, 2007) selective serotonin reuptake inhibitors (SSRI), dan atipikal. SSRI merupakan lini pertama pengobatan depresi. (James Blumenthal dkk, 2007) Fluoxetine merupakan obat golongan SSRI yang digunakan untuk pengobatan depresi. Obat ini bekerja dengan menghambat resorpsi dari serotonin. Kerja obat ini menghambat re-uptake serotonin dan noradrenalin dan tidak bersifat selektif. Dosis terapi obat ini yaitu 20 mg/hari (pagi), maksimal 80 mg/hari (dalam dosis tunggal atau terbagi). Efek samping yang dapat ditimbulkan yaitu gagal ginjal berat, hipersensitif terhadap fluoxetin, penggunaan bersama MAO. (Maslim, 2007). Risperidone merupakan jenis antipsikotik atipikal. Mekanisme kerja obat ini yaitu dengan memblok dopamin pada reseptornya di pasca sinaptik pada otak khususnya sistem limbik dan sistem ekstrapiramidal. Obat ini selain berafinitas dengan Dopamin D2 receptors juga terhadap Serotonin 5HT2 receptors sehingga efektif untuk gejala positif dan negatif. Dosis terapi yang digunakan yaitu 4-6 mg perhari. Efek samping yang bisa terjadi seperti sedasi, sakit kepala, mual, muntah, konstipasi, insomnia dan berdebar. (Maslim, 2007) Pasien yang tidak pulih secara komplit mempunyai risiko kambuh yang lebih tinggi. (Ken Duckworth, 2012)