laporan pemantauan gampong pasir belo tahun 2010

Upload: dodi-lahaku

Post on 07-Jul-2018

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/19/2019 Laporan Pemantauan Gampong Pasir Belo Tahun 2010

    1/10

     LAPORAN KEGIATAN SURVEY POTENSI DESA

    UNTUK PROGRAM PENDAMPINGAN MASYARAKATDALAM PERLINDUNGAN & PELESTARIAN HUTAN

    DI DESA PASIR BELO KECAMATAN SULTAN DAULATPEMKO SUBULUSSALAM KAWASAN EKOSISTEM LEUSER

    LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT

    WANAGREEN2010

  • 8/19/2019 Laporan Pemantauan Gampong Pasir Belo Tahun 2010

    2/10

      2

     

    DAFTAR ISI

    Daftar Isi  ......................................................................... 2

    I. Pendahuluan1.1 Latar Belakang ....……………………………………………………. 31.2 Tujuan ....……………………………………………………. 31.3 Hasil Yang Akan Dicapai (Output) ..……………………………………. 4

    II. Dasar Seleksi dan Teknis Kegiatan

    2.1 Dasar Seleksi Desa ………………....……………………………………. 42.2 Pelaksana Kegiatan …………………....…………………………………. 42.3 Waktu Pelaksanaan ……………………....………………………………. 42.4 Teknis Kegiatan ………………………....……………………………. 4

    III. Hasil Dan Pembahasan 3.1 Pemetaan Gampong Pasir Belo …..…….…...……………………….... 53.2 Gambaran Umum Gampong Pasir Belo .………………………......... 5

    3.2.1 Letak dan Aksesibilitas .................................................................. 53.2.2 Penduduk dan Kehidupan Masyarakat ............................................ 5

    3.3 Gambaran Potensi Pertanian .................................................................. 63.4 Gambaran Potensi Kehutanan ................................................................. 73.5 Ketersediaan Air ......................................................................................... 83.6 Tumbuhan Obat ......................................................................................... 93.7 Konflik dan Perburuan Satwa ..................................................................... 93.8 Permasalahan Umum di Gampong Pasir Belo .................................. 103.9 Harapan Masyarakat ................................................................................... 10

    IV. Kesimpulan dan Saran4.1 Kesimpulan ................………………………………………………….... 114.2 Saran ........................................…………………………………………… 114.3 Penutup ............................................………………………………………… 11

    Lampiran  ..................................................................................................... 12 

  • 8/19/2019 Laporan Pemantauan Gampong Pasir Belo Tahun 2010

    3/10

      3

     

    I. PENDAHULUAN

    1.1 Latar BelakangKawasan Ekosistem Leuser (KEL) yang terletak di provinsi Aceh dengan luas 2,25 juta

    hektar merupakan aset yang sangat tinggi nilainya untuk menjamin kelangsungan hidupmasyarakat yang tinggal di sekitarnya. Masyarakat Aceh merasa bangga terhadap hutanmereka dan menginginkan agar kawasan ini dilestarikan. Pelestarian hutan Aceh, khususnyaKEL bukan saja karena nilai-nilai hakiki dan budaya yang terkandung di dalamnya tetapi jugakarena jasa-jasa ekologi dan konservasi sebagai penopang kehidupan yang dihasilkan yangdapat mendukung pemulihan, pembangunan dan kesejahteraan masyarakat Aceh di masadepan.

    Sejarah telah membuktikan bahwa usaha pelestarian dan perlindungan KEL dimulaioleh masyarakat lokal itu sendiri yang tinggal di dalam dan sekitar KEL. Pada tahun 1920-anpara pemuka adat dan tokoh masyarakat setempat meminta Pemerintah Kolonial Belandaagar melindungi Kawasan Leuser dan memohon agar tidak mengekploitasinya. Setelahmelalui perjalanan panjang, akhirnya pada tangggal 6 Februari 1934 semua perwakilanmasyarakat lokal dan Gubernur Hindia Belanda menandatangani sebuah deklarasi yangkemudian disebut ”Deklarasi Tapak Tuan” untuk melindungi dan melestarikan KEL.

    Dengan keberadaan Proyek Perlindungan Hutan dan Lingkungan Aceh (AFEP, AcehForest Environment Project), baik pemerintah maupun masyarakat internasional sudahmengakui tingginya nilai KEL di Aceh. Melalui upaya konservasi yang efektif dan peningkatan

    status hukum kawasan ini, AFEP bermaksud menciptakan dan memelihara koridorkeanekaragaman hayati terbesar di kawasan Asia Tenggara.

    Yayasan Leuser Internasional (YLI) sebagai lembaga pelaksana program AFEP untukmembantu pengelolaan KEL telah melaksanakan berbagai program untuk mendukungkonservasi KEL, salah satunya adalah program pemantauan desa – desa yang terletak didalam dan sekitar KEL sebagai upaya menjaga dan melestarikan KEL melalui penggalianpotensi desa dan permasalahan serta kendala yang dihadapi khususnya yang berhubungandengan lingkungan dengan melibatkan peran serta masyarakat sekitar.

    Yayasan Leuser Internasional (YLI) yang sedang melaksanakan Aceh Forest &Environment Program (AFEP) ikut membantu pemerintah dalam melaksanakan pemberian

    Informasi serta membangun kerjasama dan koordinasi dengan lembaga swadaya masyarakat(LSM) baik internasional maupun lokal yang berkerja dilapangan dalam hal melakukanpemantauan darat serta membentuk tim pemantauan hutan bersama masyarakat sekitardalam KEL. YLI melalui program AFEP ingin bekerjasama dengan LSM meningkatkankapasitas untuk kegiatan pemantauan sehingga LSM dapat memainkan peran aktif dimasadepan.

    Tahun 2010 Yayasan Leuser Internasional melalui AFEP akan menjalin kerjasamakemitraan dengan LSM lokal yang bergerak di bidang Lingkungan. Lembaga LSM melakukansurvei, Monitoring dan Investigasi terhadap aktivitas ilegal kehutanan yang terjadi di kawasanhutan Aceh khususnya dalam dan sekitar Kawasan Ekosistem Leuser dan melakukanpengontrolan dan pengawalan terhadap kasus penting dan besar yang ditindak lanjuti olehDinas/Instasi terkait.

  • 8/19/2019 Laporan Pemantauan Gampong Pasir Belo Tahun 2010

    4/10

      4

      Tujuan KegiatanMenyediakan LSM Lokal atau lembaga sosial lainya untuk melaksanakan kegiatan didesa behubungan dengan lingkungan yaitu :1. Mendorong dan memfasilitasi pembentukan team pemantauan hutan untuk bekerja

    dengan masyarakat desa dan Dinas Kehutanan untuk mengidentifikasi kawasanhutan/hutan adat desa serta melakukan survey dan melakukan pencatatan informasidari lapangan selama survey oleh masyarakat dan kanun desa.

    2. Melatih masyarakat desa untuk memantau hutan desa, menyusun laporan dan

    pembuatan laporan pemantauan hutan desa. Mendata konflik satwa liar sertamempublikasikan hasil kegiatan kepada masyarakat3. Melaksanakan rapat bulanan dengan warga desa untuk membangun ketrampilan

    dalam bidang pengelolaan hutan masyarakat, mensosialisasikan kepadamasyarakat desa tentang undang-undang kehutanan yang berlaku.

    4. Memberikan penyadaran lingkungan kepada warga desa dan bekerja bersamamasyarakat, pemda untuk memasukkan aktivitas yang peduli terhadappenyelamatan lingkungan dalam program KDP/P2DTK maupun programpembangunan lainnya.

    1.3 Hasil Yang Diharapkan (Output)1. LSM Lokal bekerja harus meliputi minimal 10 desa dalam 3 bulan

    2. Melengkapi data informasi tentang desa, status kawasan hutan desa/hutan adat3. Terbentuknya tim pemantauan desa dan terlatih untuk pemantauan dan kegiatan

    konservasi4. Terlaksananya pertemuan resmi dengan masyarakat desa minimal satu kali setiap

    bulannya5. Masyarakat terlibat langsung dalam penyelamatan, pelestarian dan proteksi hutan di

    sekitar desa mereka6. Diketahui potensi, permasalahan dan kendala berbagai sektor yang berhubungan

    dengan hutan dan lingkungan.7. Mengumpulkan semua data dan informasi tentang sarana dan prasarana umum

    yang dimiliki desa kemudian membuatnya dalam peta desa8. Terbentuknya tim pemantauan dan perlindungan hutan desa yang dilaksanakan oleh

    masyarakat desa itu sendiri9. Terbentuknya kanun desa yang mengatur perlindungan dan pelestarian hutan dan

    lingkungan.

    II. DASAR PEMILIHAN DESA DAN TEKNIS KEGIATAN

    2.1 Dasar Pemilihan/Seleksi Desa/GampongProses seleksi desa didasarkan pada beberapa faktor yang saling berhubungan antar

    satu desa dengan desa lainnya (adanya benang pengikat/perasaan senasib) khususnya yang

    berhubungan dengan lingkungan, meliputi satu atau beberapa faktor dibawa ini :1. Terletak di dalam KEL, masih bersifat tradisional dan relatif terisolir.2. Di dalam atau di batas desa terdapat salah satu fungsi hutan, yaitu hutan lindung,

    bekas hutan produksi, Areal HGU Perkebunan, Areal APL, hutan adat.3. Memiliki intensitas atau potensi kerusakan hutan yang tinggi, seperti illegal logging,

    perambahan dan pertambangan serta sering terjadi konflik satwa.4. Adanya konflik atau sengketa lahan hutan antara masyarakat dengan pihak

    pengusaha perkebunan atau pertambangan.

    2.2 Pelaksana Kegiatan

    Kegiatan di Gampong Pasir Belo dilaksanakan oleh LSM Wanagreen wilayah KerjaPemko Subulussalam yang terdiri dari team 2 yaitu Safrina, Jalul dengan dibantu oleh

    aparatur desa, beberapa orang tokoh masyarakat dan tokoh adat, pemuda dan masyarakatsetempat.

  • 8/19/2019 Laporan Pemantauan Gampong Pasir Belo Tahun 2010

    5/10

      5

    2.3 Waktu PelaksanaanKegiatan monitoring dilaksanakan selama 15 -20 hari setiap periode di setiap desa

    yang telah ditentukan. Pada periode 1 ini dilaksanakan dari tanggal 25 Maret sampai tanggal10 April 2010

    2.4 Teknis Kegiatan1. Secara deskriptif, melalui wawancara langsung dengan masyarakat, tokoh masyarakat,

    tokoh adat serta aparatur desa (data primer). Pertanyaan difokuskan pada kondisi,

    potensi, permasalahan dan kendala utama dalam kehidupan sosial ekonomi, sistempertanian, pengairan, perikanan, kehutanan, konflik satwa dan kearifan tradisional. Datapenduduk, sosial ekonomi, luas dan status hutan serta informasi lainnya akan diambil dikantor desa, kantor camat atau instansi terkait lainnya (data sekunder).

    2. Survey langsung, untuk mengetahui potensi flora fauna di kawasan hutan desa, lokasihutan adat, tumbuhan obat, konflik satwa dan permasalahan lain yang berhubungandengan kehutanan dan pertanian. Untuk membuat peta desa dilakukan denganmenggunakan GPS yang berfungsi untuk mengetahui koordinat lokasi dan pembuatantrack jalan. Data yang dicatat meliputi batas desa, dusun, fasilitas umum, fungsi dankondisi areal desa (areal persawahan, perkebunan, perkampungan, hutan lindung,hutan adat, dan lain-lain), jalan, lorong dan informasi penting lainnya.

    III. HASIL KEGIATAN

    3.1 Pemetaan Desa/GampongKomponen – komponen yang dilakukan pendataan Gampong Pasir Belo adalah : 

      Fasilitas umumMerupakan sarana dan prasarana yang dimiliki desa baik yang dibangun oleh masyarakatsecara swadaya dan gotong royong maupun yang dibangun oleh pemerintah danlembaga lainnya. Fasilitas umum yang terdapat di gampong Pasir Belo adalah : 1 Buah

    Mushalla dan Rencana pembuatan Pembangkit Listrik tenaga air yang dilakukan olehswadaya masyarakat dan sedang dibangun gedung sekolah, tapi belum rampung

      Industri pertanian, hasil hutan dan industri rumah tanggaPada saat ini tidak ada Industri pertanian di Gampong Pasir Belo

    3.2 Gambaran Umum, Potensi dan Permasalahan Desa3.2.1.1 Letak dan Aksesibilitas

    Kampong Pasir Belo terletak dalam Kawasan Ekosistem Leuser. Secara administratiftermasuk dalam wilayah Kecamatan Sultan Daulat Pemko Subulussalam. Secara geografisterletak pada 020 49’ 29.0” Lintang Utara (N) dan 970 54’ 01.5” Bujur Timur (E).

     Akses dari ibukota kecamatan (Jambi Baru)menuju gampong Pasir Belo dapat dilalui kendaraanroda dua dengan kondisi jalan pegunungan tidakberaspal dan tidak bisa dilalui pada waktu musimhujan, atau menggunakan mesin boat sebagaialternatif menuju ke Pasir Belo .Jarak dari desa keibukota kecamatan sekitar 2 kilometer dan ke ibukotaPemko Subulussalam sekitar 37 kilometer. Batas –batas wilayah gampong Sukamaju terdiri dari :- Sebelah timur dan utara berbatasan dengan HutanKEL

    - Sebelah Barat berbatasan dengan Sungai- Sebelah Selatan berbatasan dengan Jambi Baru

    Gambar 1 : Pemukiman penduduk Pasir Belo

  • 8/19/2019 Laporan Pemantauan Gampong Pasir Belo Tahun 2010

    6/10

      6

    3.2.2 Penduduk dan Kehidupan MasyarakatJumlah penduduk gampong Pasir Belo yaitu berjumlah 218 jiwa dengan jumlah Kepala

    Keluarga (KK) 53 orang. Semua penduduk beragama islam, mayoritas (95%) merupakanpenduduk asli etnis Phakpak Boang dan Aceh dan lainya merupakan pendatang. Sebahagianpenduduk juga ada yang berpindah/merantau ke desa, kecamatan, kabupaten atau provinsilainnya untuk mencari pekerjaan dan sekolah.

    Rumah penduduk mayoritas semi permanen dengan atap seng dan lantai semen.

    Semua rumah berdinding papan dengan lantai semen. Mata pencaharian masyakarat di desaini hampir seluruhnya petani, yang berprofesi sebagai PNS tidak ada dan swasta 48 orang.

    Tanaman utama yang ditanam adalah Sawit, Karet, Coklat . Selain itu juga ada Pinang, jagung, Pisang, kemiri, dan lain-lain.

    3.3 Gambaran Potensi PertanianJenis tanaman tahunan/tua yang ditanam di wilayah gampong Pasir Belo adalah Sawit,

    Karet, Pinang dan Coklat. Tanaman tua yang menjadi andalan dan komoditas utama adalahSawit.

    Tanaman muda atau semusim yang ditanam adalah Padi, jagung, Jagung, Pisang dan

    sayuran. Budidaya tanaman tua sebahagian besar masih dilakukan secara tradisional yaitumenggunakan bibit yang berasal dari biji kemudian langsung ditanam atau dimasukkan dalampolybag terlebih dahulu.

    Sangat jarang masyarakat menggunakan ataumembeli bibit unggul kecuali yang dibagikan olehpemerintah atau Lembaga Swadaya Masyarakat.Petani umumnya tidak menggunakan pupuk buatankecuali untuk tanaman cabai dan sayuran yangmenggunakan pupuk khusus dan bibit unggul.Rencana jenis tanaman yang akan dikembangkanoleh masyarakat adalah sawit dan coklat.

    Gambar 2. Warga sedang membangun PLTAuntuk mengatasi masalah listrik di Pasir Belo

    Sistem pertanian dilakukan masyarakat secara menetap. Pemanfaatan lahansebahagian masih dilakukan secara ektensif, yaitu melalui perluasan dan pembukaan lahanpertanian baru dengan menebang hutan yang jaraknya disekitar perkampungan dan terletakdi dalam kawasan Hutan Lindung. Pola yang digunakan biasanya pola semi perladanganberpindah, dimana setelah hutan ditebang lalu ditanam dengan tanaman tua dan ditinggalkan,setelah jangka waktu 3-6 bulan dibersihkan kembali. Pada saat ini sudah banyak masyarakatyang melakukan pemanfaatan lahan secara intensif (pengolahan lahan secara optimal tanpamembuka lahan baru).

     Alasan pemanfatan lahan secara intensif adalah hasil panen yang diperoleh akan lebihbanyak dan kebun lebih terurus. Pemasaran hasil pertanian umumnya melalui agen yangdatang ke desa atau jika jumlahnya relatif banyak maka langsung dibawa dan dijual kepadatoke penampung di pasar lokal yang terletak di Gampong Sukamaju waktu hari pekan atau dibawa ke Kota Subulussalam.

    Status lahan pemukiman dan pertanian umumnya hak milik dengan surat keterangandari Kepala Kampong dan sebahagian sudah memiliki akte. Kawasan hutan dan arealperkebunan gampong Pasir Belo terletak di dalam KEL dengan status lahan APL (Areal

    Penggunaan Lain), sebahagian besar hutan yang baru dibuka untuk perkebunan yangletaknya sudah jauh dari pemukiman termasuk dalam kawasan Hutan Lindung.

  • 8/19/2019 Laporan Pemantauan Gampong Pasir Belo Tahun 2010

    7/10

      7

    3.4 Gambaran Potensi Kehutanan3.4.1 Tipe Hutan dan Status Kawasan

    Tipe hutan di sekitar gampong Pasir Belo merupakan kawasan dataran rendah yangsangat kaya akan biodiversity flora fauna, termasuk dalam Kawasan Ekosistem Leuser (KEL)dengan status Areal Penggunaan Lain (APL) pada daerah pucuk atau hulu yang jugaberbatasan langsung dengan wilayah kabupaten Aceh Tenggara

    3.4.2 Hasil Hutan dan Industri Perkayuan

    Hasil hutan non kayu utama di Kampong Pasir Belo relatif tidak ada dalam kawasanHutan Lindung. Pasir Belo adalah kawasan baru dengan pemukiman yang relatif penghunidengan sangat sedikit. Warga mencari kayu hanya untuk kebutuhan keluarga dan perabotuntuk rumah tangga serta dari hutan juga warga mencari kayu bakar untuk keperluan sehari-hari.

    Pada saat ini memang tidak ada hasil hutan yang mencolok di Kampong Pasir Belo ataudijual ke pasar lokal terdekat. Aktivitas warga hanya membuka lahan pertanian denganmenanam sawit, coklat dan lain-lain.

    3.4.3 Illegal Logging dan Perambahan HutanSecara umum tidak ditemukan aktifitas illegal logging di dalam wilayah gampong Pasir

    Belo. Penebangan kayu pada saat ini hanya dilakukan oleh masyarakat jika ada kebutuhanuntuk kepentingan umum, misalnya pembuatan Mushalla. Kayu diambil dari dalam kawasanhutan di sekitar desa dan dalam Hutan Lindung. Pembukaan hutan untuk lahan perkebunanumumnya dilakukan oleh masyarakat di dalam hutan KEL dengan status kawasan ArealPenggunaan Lain (APL) dan sebahagian telah masuk dalam kawasan Hutan Lindung.Pembukaan hutan biasanya dilakukan secara berkelompok, lokasinya tidak jauh daripemukiman warga, Luas hutan yang dibuka oleh masyarakat setempat bervariasi, biasanyaantara 0.5 – 2 hektar.

    3.4.4 Hutan Adat dan Kearifan TradisionalMenurut para tetua adat dan tokoh masyarakat setempat di gampong Pasir Belo tidak

    terdapat hutan adat, yang ada merupakan KEL yang letaknya 4 km dari pemukiman warga.

    Sebenarnya nilai – nilai kearifan tradisional masyarakat dalam melestarikan hutan danisinya dalam bentuk tidak tertulis ada di hampir semua desa di Aceh, khususnya desa-desayang berada dekat KEL. Namun untuk gampong Pasir Belo sampai saat ini aturan adattersebut belum dibuat secara tertulis. Dan masih adanya penebangan dan terdapat wargamencari ikan dengan menggunakan racun. Namun pada saat sekarang aturan adat tersebutbanyak yang dilanggar karena pengaruh kemajuan zaman dan teknologi.

    3.4.5 Keanekaragaman Flora FaunaKawasan hutan hujan dataran rendah wilayah gampong Pasir Belo yang merupakan

    deretan pegunungan Bukit Barisan yang bersambungan dengan gunung leuser sangat kayaakan berbagai jenis flora fauna. Namun untuk kawasan wilayah Pasir Belo tidak di temukanberbagai macam satwa.

    3.5 Ketersediaan Air Air merupakan sumber kehidupan utama semua

    makhluk hidup. Air tidak hanya berfungsi untuk minum,MCK dan pertanian tetapi juga sebagai saranatransportasi dan mata pencaharian utama. Dari segikwantitas hampir semua desa di Aceh memiliki sumber

    air yang relatif cukup, namun dari segi kwalitas banyakyang belum memenuhi syarat terutama air untukrumah tangga.Gambar 3. Aliran sungai yang akan direncanakan pembuatan wadukPLTA

  • 8/19/2019 Laporan Pemantauan Gampong Pasir Belo Tahun 2010

    8/10

      8

     

    Sumber air untuk rumah tangga di gampong Pair Belo umumnya berasal dari sungai ,sedangkan sumber air untuk pertanian dan persawahan berasal dari tadah hujan. Akibatketergantungan dengan sungai ini maka pada musim kemarau masyarakat kekurangan airdan pada musim hujan justeru kelebihan air yang mengakibatkan banjir.3.6 Tumbuhan Obat

    Desa – desa yang letaknya terisolasi dan memiliki akses yang sulit selalu menggunakan

    tumbuhan obat sebagai pilihan utama untuk pengobatan. Meskipun akses menuju gampongPasir Belo Sangat sulit pada waktu musiim hujan namun masyarakatnya sering menggunakantumbuhan obat sebagai pilihan utama pengobatan. Pemanfaatan tanaman obat ini terutamauntuk sakit yang umum seperti demam, batuk, sakit perut, malaria dan masuk angin.Umumnya masyarakat desa merasa lebih cocok menggunakan tumbuhan obat dibandingobat kimia karena selain murah atau tanpa biaya juga tidak menimbulkan efek samping yangberbahaya.

    Penggunaan tumbuhan ini sudah berlangsung lama yang diwariskan secara turuntemurun. Jenis tumbuhan yang sering dimanfaatkan sebagai tumbuhan obat diantaranyaadalah Medang, Kumis Kucing, dll. Ketersediaan jenis tumbuhan obat pada saat sekarangrelatif sulit diperoleh, terutama yang berasal dari hutan seperti Tongkat Ali. Jenis yang

    dibudidayakan dan relatif mudah diperoleh diantaranya Kunyit, jahe, dan Kencur.

    3.7 Konflik dan Perburuan SatwaKonflik satwa yang terjadi di gampong Pasir Belo sudah berlangsung lama dan rutin,

    khususnya satwa Harimau yang sering masuk ke perkampungan untuk memakan ternakpenduduk dan satwa Babi Hutan, yang sering merusak dan memakan tanaman pertanian.

    Jenis – jenis satwa liar yang sering diburu oleh masyarakat di gampong Pasir Beloadalah Rusa dan Babi Hutan. Satwa liar tersebut mempunyai penyebaran yang luas dansering ditemukan di hutan sekunder, pinggir hutan dan kebun yang baru dibuka. Tujuanperburuan satwa liar adalah untuk diambil dagingnya (dikonsumsi dan dijual, yaitu Rusa danKijang) dan juga untuk dibunuh karena merusak tanaman (Babi Hutan).

    Pelaku perburuan umumnya adalah masyarakat lokal dan desa di sekitarnya yangmelakukan perburuan secara berkelompok atau sendiri. Senjata yang digunakan untukberburu biasanya jerat dan jaring.

    3.8 Permasalahan Umum di Gampong Pasir Belo3.8.1 Akses dan Kondisi Jalan

      Jalan tidak bisa dilalui pada waktu musim hujan

      Kondisi jalan menuju ke lahan pertanian warga masih menggunakan boat (mesinrobin) 

      Menggunakan jalur sungai   Tidak adanya Listrik untuk masyarakat

    3.8.2 Bidang Pertanian

      Tidak adanya modal dan bibit yang berkualitas, selama ini petani membibitkantanaman secara manual yaitu dari biji yang sudah tua.

      Harga komoditas pertanian pada saat ini relatif murah sehingga tidak sesuai biayaproduksi dengan hasil produksi.

      Adanya hama dan penyakit pada tanaman

      Pengetahuan petani masih rendah karena tidak adanya pembinaan dan penyuluhan.

    3.8.3 Bidang Kehutanan

      Pemasaran damar dan rotan sangat sulit karena tidak adanya agen penampung didesa dan harga pada saat ini relatif murah.

      Masyarakat banyak yang tidak mengetahui batas Hutan Lindung dengan arealperkebunan masyarakat.

  • 8/19/2019 Laporan Pemantauan Gampong Pasir Belo Tahun 2010

    9/10

      9

     3.8.4 Ketersediaan Air

      Air untuk rumah tangga masih bersumber dari sungai.

      Pada musim kemarau kekurangan air

      Air kuning dan keruh

    3.8.5 Kearifan Tradisional dan Kehidupan Satwa Liar

      Nilai-Nilai kearifan tradisional sudah banyak yang dilanggar karena perkembangankemajuan dan banyaknya orang luar yang masuk.

      Satwa liar sangat sering merusak tanaman (Babi Hutan, landak) dan memangsahewan ternak serta meresahkan penduduk (Harimau).

    3.9 Harapan MasyarakatPada saat ini seluruh komponen masyarakat gampong Pasir Belo sangat

    mengharapkan adanya Jalan Aspal, Listrik, Posko Kesehatan, Sekolah, Mesjid, TPA, dan AirBersih kepedulian dan perhatian serius dari jajaran pemerintah Pemko Subulussalam danprovinsi Aceh serta lembaga/instansi lainnya agar mengembangkan dan memajukan berbagai

    potensi di sektor pertanian, perkebunan dan kehutanan serta membangun sarana pendidikanyang memadai.

  • 8/19/2019 Laporan Pemantauan Gampong Pasir Belo Tahun 2010

    10/10

      10

     

    IV. KESIMPULAN DAN SARAN

    4.1 Kesimpulan

     Potensi pertanian dan perkebunan perlu dikembangkan segera, terutama sektor

    perkebunan yang memadukan pertanian dan kehutanan (agroforestry) melalui pemilihan jenis tanaman bernilai ekonomis tinggi dan berfungsi untuk keseimbangan lingkungan.

     Jenis tanaman yang banyak direncanakan oleh masyarakat gampong Pasir Belo untukdikembangkan adalah Sawit dan Coklat.

      Permasalahan utama pengembangan pertanian dan perkebunan adalah modal, bibitberkualitas, hama dan penyakit serta kurangnya SDM.

     Sumber air untuk rumah tangga dan pertanian berasal dari sungai,dan sumur.Permasalahan utama kekurangan air di musim kemarau dan banjir di musim hujan.

     Hasil hutan non kayu yang sering dimanfaatkan oleh masyarakat adalah kemiri

     Tidak adanya listrik

    4.2 SaranPada saat ini seluruh komponen masyarakat gampong Pasir Belo sangat

    mengharapkan adanya kepedulian dan perhatian serius dari jajaran pemerintah PemkoSubulussalam dan provinsi Aceh serta lembaga/instansi lainnya agar mengembangkan danmemajukan berbagai potensi di sektor pertanian, perkebunan dan kehutanan sertamembangun sarana pendidikan yang memadai.

    4.3 PenutupDemikian laporan survey potensi di gampong Pasir Belo di dalam KEL Pemko

    Subulussalam kami buat dengan sesungguhnya, semoga dapat bermanfaat dan menjadibahan masukan untuk merencanakan kegiatan selanjutnya. 

    Subulussalam, 12 April 2010

    Dibuat oleh, Diperiksa oleh, Disetujui oleh

    Suparta Anhar FakhrurradhiKetua Wanagreen Asisten Monitoring Asisten LSO Tapaktuan 

    Lampiran :1. Database hasil pendataan di lapangan Villagers Monitoring Team (Form A) oleh LSM

    Wanagreen2. Data jumlah desa yang telah dikerjakan oleh LSM Wanagreen (Form B)3. Rangkuman progress report hasil kegiatan oleh LSM Wanagreen (Form C)4. Koordinat fasilitas umum desa dan temuan penting lainnya selama kegiatan di desa

    Pasir Belo oleh LSM Wanagreen