laporan pbl2

Upload: lilis061291

Post on 08-Mar-2016

216 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

kedokteran tugas PBL

TRANSCRIPT

Temen mav ini tolog dicek lagi yaa.. mohon dilengkapi sbaik-baiknyaa..

Jangan lupa sertakan sitasi dan dapus.

Oya ada tugas tambahan disini mengenai pathogen dan patofis dari DK.

Genogram juga yaa

Tolong dikirim ke [email protected] ..

LAPORAN PBL BLOK ECCE I

Disusn oleh:Kelompok IVIndah Anisa D

G1A009004

Noni Minty Belantric

G1A009028

Gita Ika Irsatika

G1A009030

Kinanthi Cahyaning Utami

G1A009042

Astrid Meilinda

G1A009045

Afif Iman Hidayat

G1A009046

Rahmi Laksitarukmi

G1A009073

Aisyah Nur Aini

G1A009075

Anggita Dyah Intan S

G1A009095

Handiana Samanta

G1A009100

Unggul Anugrah Pekerti

G1A009121Irvianna Hamdja

G1A007136

Tutor : dr. Vitasari Indriani

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN

JURUSAN KEDOKTERAN

PURWOKERTO

2011 BAB IPENDAHULUANSkenario:Seorang anak laki-laki usia 9 tahun bernama Kedik datang bersama ibunya untuk kunjungan pertama kali ke dokter keluarga (DK) untuk memeriksakan keluhan gatal pada sela-sela jari kedua tangan dan kaki sejak 1 minggu yang lalu. Keluhan dirasakan sepanjang hari, semakin berat dan hebat pada malam hari, sehingga Kedik sering tidak bisa tidur dengan nyenyak. Rasa gatal menjalar hingga telapak tangan, siku, ketiak dan selangkangan. Kedik sering menggaruk bagian-bagian tubuh yang gatal hingga luka dan mengeluarkan cairan. Belum ada riwayat pengobatan yang dilakukan untuk keluhan ini. Ia merasa khawatir karena hamper seluruh keluarganya menderita keluhan yang sama.

Riwayat Medis

Kedik tidak pernah menderita penyakit gatal seperti ini sebelumnya. Kedik mempunyai riwayat sesak nafas kumat-kumatan sejak 6 tahun yang lalu. Sesak nafas kumat jika terlalu lelah dan terkena debu. Sesak nafas disertai bunyi ngik-ngik, batuk dengan dahak kental, dan kadang hingga mengeluarkan banyak keringat. Keluhan akan segera membaik apabila berobat ke puskesmas dan diasap. Pada awalnya, penyakit sesak ini sangat jarang kumat, mungkin hanya sekitar 2-4 kali per tahun. Tetapi dalam 1 tahun terakhir sesak kumat 1 hingga 2 kali sebulan.

Selain sesak, tidak ada riwayat penyakit yang signifikan/penting. Jik asakit panas, pilek atau diare, Kedik dibawa ke puskesmas dengan fasilitas Jamkesmas dan selalu sembuh dalam beberapa hari. Frekuensi penyakit tersebut jarang, mungkin hanya 1-2 kali per tahun. Kedik tidak pernah dirawat di RS, tidak pernah dioperasi dan tidak pernah mengalami kecelakaan.

Riwayat Keluarga

Kakak (laki-laki) dan kedua adik Kedik (perempuan dan laki-laki) mempunyai keluhan yang sama, yaitu gatal-gatal di telapak tangan dan kaki. Keluhan yang sama pada ayah dan ibunya disangkal. Ibu dan adik bungsu Kedik mempunyai riwayat alergi ikan. Jika makan ikan, mata terasa gatal dan bengkak serta timbul bentol-bentol yang terasa gatal di seluruh tubuh.

Riwayat medis dari keluarga ayah tidak cukup banyak dan signifikan. Kakek dan nenek Kedik masih hidup dan tidak diketahui memiliki riwayat penyakit tertentu. Ayah Kedik adalah anak keempat dari 5 bersaudara. Kakak pertama (laki-laki) diketahui menderita penyakit asam urat. Sementara kedua kakaknya yang lain (keduanya perempuan) tidak diketahui memiliki penyakit tertentu. Begitu juga dengan adik (laki-laki), tidak memiliki riwayat penyakit tertentu.

Riwayat medis keluarga ibu cukup signifikan. Kakek Kedik menderita penyakit darah tinggi. Sedangkan nenek Kedik mempunyai riwayat penyakit yang sama dengan ibu Kedik, yaitu alergi ikan. Ibu Kedik adalah anak pertama dari 6 bersaudara (semua adiknya perempuan). Adik ketiga dan keempat mempunyai riwayat asma.

Riwayat Sosial Ekonomi

Kedik adalah seorang pelajar kelas 3 SD di sebuah SD negeri. Bersama kakaknya yang berusia 11 tahun, kadang-kadang Kedik bekerja menyemir sepatu di stasiun. Disamping sekolah dan bekerja, Kedik masih dapat bermain bersama teman-temannya di bantaran sungai. Ayah Kedik adalah lulusan SD yang bekerja sebagai tukang becak, sedangkan ibunya tidak lulus SD yang bekerja sebagai tukang cuci. Penghasilan keluarga tidak menentu, rata-rata 700 ribu hingga 1 juta rupiah per bulannya.

Kedik bersama keluarganya (ayah, ibu, dengan 3 saudaranya) tinggal di sebuah rumah tidak permanen di bantaran sungai banjaran. Luas rumah 4 x 6 m2 yang terdiri atas kamar tidur, ruang keluarga dan dapur. Sementara untuk keperluan MCK, keluarga Kedik memanfaatkan WC umum di sungai. Rumah menyerupai rumah panggung dengan lantai kayu, dinding kayu dan anyaman bamboo serta atap seng. Sirkulasi udara kurang baik karena jendela jarang dibuka. Daerah tempat tinggal Kedik merupakan daerah padat penduduk dengan pengelolaan sampah dan limbah yang kurang baik (dibuang ke sungai). Tidak ada hewan peliharaan atau tanaman di lingkungan rumah.

Meskipun sering hanya berlauk kerupuk dan sayuran saja, keluarga Kedik selalu membiasakan makan bersama. Makan selalu menggunakan tangan dan mereka tidak mempunyai mempunyai kebiasaan mencuci tangan sebelum makan. Mereka mempunyai kebiasaan mandi pagi dan sore hari dengan menggunakan 2 handuk secara bersama-sama yang dicuci 1 bulan sekali. Tidur dengan kasur yang tidak pernah dijemur, sprei dicuci sebulan sekali. Kegiatan peribadatan juga dilakukan secara rutin meskipun tidak ada bimbingan dari pemuka agama.

Kedik mempunyai hubungan yang baik dan dekat dengan orang tuanya. Setiap permasalahan dapat dihadapi bersama-sama dan selama ini tidak ada masalah serius yang dapat mengguncang ketentraman keluarga. APGAR Score 8. Keluarganya juga mempunyai hubungan baik dengan masyarakat di lingkungan sekitar dengan senantiasa mengikuti kegiatan perkumpulan kampung.

Review of System

Kedik mengalami gatal-gatal di sela-sela jari tangan dan kaki, pergelangan tangan, siku, ketiak dan selangkangan. Tidak ada keluhan demam, pusing, batuk/pilek, sakit perut, gangguan BAB dan BAK. Kedik juga tidak mengalami perubahan pola makan maupun penurunan berat badan. Riwayat sesak berulang (+). Meskipun mengalami kesulitan ekonomi, Kedik menyangkal adanya stress emosional atau ketidakpuasan dalam keluarganya.

Pemeriksaan FisikKeadaan umum : Baik, tampak kurus.

Tinggi badan : 125 cm

Berat badan : 22 kg

Tekanan darah : 110/70 mmHg

HR : 96 x/menitRR : 20 x/menit

Temperatur axilla : 36,6 0C

Kepala, toraks, abdomen dalam batas normal.

UKK: Papulo vesikel multipel, eritema, ekscoriasi pada jari tangan dan kaki, pergelangan tangan, siku, axilla dan inguinal, dengan kaca pembesar tampak kanalikuli dengan ujung berbentuk papul.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Identifikasi Masalah1. Identitasa. Nama : An. Kedikb. Umur : 9 tahunc. Jenis kelamin : Laki-lakid. Alamat : -e. Pekerjaan : Pelajar2. AnamnesisRiwayat Penyakit Sekarang (RPS):

a. Keluhan utama : Gatal

b. Onset : 1 minggu yang lalu

c. Durasi : Sepanjang hari

d. Kualitas : Sangat gatal sehingga tidak bisa tidur nyenyak

e. Kuantitas : Gatal semakin lama semakin banyak

f. Progresifitas: Gatal semakin menjalar dan memberat

g. Faktor yang memperberat : Pada malam hari

h. Faktor yang memperingan : -

i. Keluhan penyerta : -

Riwayat Penyakit Dahulu (RPD):a. Keluhan gatal seperti ini sudah pernah dialami sebelumnya

b. Riwayat sesak nafas kumat-kumatan disertai bunyi ngik-ngik sejak 6 tahun yang lalu, batuk dengan dahak kental, sakit panas, pilek dan diare.

Riwayat Penyakit Keluarga (RPK):

a. Kakak (laki-laki) dan kedua adik (perempuan dan laki-laki) mempunyai keluhan yang sama yaitu gatal-gatal di telapak tangan dan kaki.

b. Ibu dan adik bungsu mempunyai riwayat alergi ikan. Riwayat Sosial (RPSos):

a. Kedik adalah pelajar kelas 3 SD.

b. Bekerja menyemir sepatu di stasiun dan sering bermain di bantaran sungai.

c. Pendidikan orangtua Kedik rendah dan dengan ekonomi rendah.

d. Hubungan antar anggota keluarga dan masyarakat di lingkungan sekitar baik.B. Diagnosis Holistik (Multi Aspek)

1. Aspek personal AFIFa. KU:b. Keluhan penyerta:

c. Perhatian pasien (concern):

d. Harapan pasien atau keluarga (expected):

e. Kekhawatiran pasien atau keluarga (anxiety):

2. Aspek klinis INTANa. DK: Scabies dengan asma bronchial intermitenAlasan diagnosis :

Scabies : gatal pada sela-sela jari kedua tangan dan kaki, serta semakin berat dan hebat pada malam hari

Asma bronchial intermiten : sesak nafas, disertai bunyi ngik-ngik, dalam 1 tahun terakhir sesak kumat 1-2 kali sebulan. b. DD:

1) Scabies

2) Dermatitis atopi

3) Prurigo

4) Pediculosis korporis

5) Dermatitis

c. Penyakit penyerta : Asma bronchial intermiten3. Aspek risiko intrinsik KIKINa. Usia: 9 tahun (anak-anak)

b. Perilaku individu:

1) Bermain di bantaran sungai.

2) Menggunakan WC umum di sungai.

3) Tidak mencuci tangan sebelum makan.

4) Menggunakan handuk bersama dengan anggota keluarga yang lain.

5) Tidur bersama dengan anggota keluarga yang mempunyai gejala sama.

c. RPK:1) Asam urat

2) Hipertensi

3) Alergi ikan

4) Asma

4. Aspek risiko eksternal BARENG YAAa. Pemicu social keluarga:

1) Kebiasaan keluarga yang tidak sehat, yaitu : mencuci sprei 1 bulan sekali, kasur tidak pernah dijemur, menggunakan handuk bersama-sama, tidur bersama.2) APGAR Score 8 yang berarti sehat.

b. Pendidikan: Pendidikan orang tua rendah.

c. Bangunan tempat tinggal:

1) Luas rumah 4 x 6 m2 yang terdiri atas 2 kamar tidur, ruang keluarga dan dapur.

2) Lantai kayu (tidak kedap air), dinding kayu dan anyaman bamboo serta atap seng.

3) Sirkulasi udara kurang baik karena jendela jarang dibuka.

d. Lingkungan pemukiman:

1) MCK pada WC umum di sungai.2) Daerah tempat tinggal merupakan daerah padat penduduk.

3) Pengelolaan sampah dan limbah kurang baik (dibuang ke sungai).

5. Aspek sosial penilaian fungsi

Pada kasus tersebut diatas aspek social penilaian fungsi mempunyai skala fungsi 1, sebab Kedik masih dapat melakukan pekerjaan seperti sebelum sakit serta dapat melakukan perawatan diri dan bekerja diluar rumah secara mandiri.

C. Genogram

HANDI1. SCREEM Score2. Social ()

3. Culture()

4. Religion()

5. Education(+)

6. Economic(+)

7. Medical() D. Patogenesis dan patofisiologi Scabies INTANInfeksi Sarcoptes scabiei

Sarcoptes scabiei betina membuat liang di dalam epidermis dengan bantuan enzim proteolitikPenggalian terowongan

Telur diletakkan didalamnya yang kemudian menetas (2-3 hari)Larva

Nimpa

Dewasa ( 5-15 Sarcoptes scabiei )Reaksi hipersensitivitas tipe 4Sarcoptes scabiei dewasa memiliki 6 antigen (GST)

IgG & IgE meningkatInflamasi

Eritema, panas & papulPelepasan histamin

gatal

Digaruk oleh hospes

Erosi, ekskoriasi, krusta, dan infeksi sekunder.E. Patogenesis dan patofisiologi Asma bronkhial AFIFF. Penanganan Komprehensif

1. Personal care

a. Plan penegakan diagnosis: HANDI1) Cari Sarcoptes scabiei dewasa, telur maupun larva

2) Spirometri

3) Uji profokasi bronkus

4) Lab darah: eosinophil, IgE

5) Prick test

b. Terapi farmakologis dan non farmakologis Terapi Scabies: KIKIN 1) Sulfur presipitatum2) Benzibenzoat

Dalam bentuk krim, yang digunakan selama 24 jam

3) Gameksan

4) Krotamiton

Dalam bentuk salep/krim yang digunakan selama 24 jam

5) Krim permethrin 5%6) Tingkatkan kebersihan diri pasien.

7) Hindari kontak dengan kakak/adik yang mempunyai keluhan sama.

8) Tidak tidur bersama

9) Penggunaan handuk secara pribadi

10) Penggunaan alat-alat pribadi

11) Apabila terasa gatal, jangan digaruk

12) Hindari alergen/pajananTerapi asma: AFIF1) Bronkodilator

2) Salbutamol

3) Terbutalin

4) Kortikosteroid

5) Teofilin

6) Anti histamine7) Hindari kelelahan

c. Edukasi

Jelaskan kepada pasien mengenai penyakit scabies dan asma bronkhial, karena penyakit scabies yang dideritanya merupakan penyakit menular, sedangkan asma bronkhial merupakan penyakit yang dicetuskan oleh alergen. Harapannya pasien dapat mengetahui apa alergen tersebut yang dapat menjadi faktor pencetusnya sehingga pasien dapat menghindari faktor pencetus tersebut.

d. Monitoring

Lakukan monitoring tekanan darah pasien dengan baik, karena keluarga pasien mempunyai riwayat hipertensi dan sebelumnya lakukan edukasi kepada pasien mengenai hipertensi tersebut yang merupakan riwayat penyakit keluarga pasien.

2. Family focused

a. Dukungan keluarga terhadap kesembuhan

Lakukan pemeriksaan pada kakak dan adik pasien karena memiliki keluhan yang sama. Apabila kakak dan adik tersebut mempunyai penyakit yang sama maka lakukan pengobatan.

b. Dukungan psikologis keluarga

APGAR Score bernilai 8 yang berarti sehat.

c. Edukasi penyakit dan pencegahan

1) Jemur kasur dibawah sinar matahari langsung

2) Cuci pakaian, handuk dan sprei dengan direndam menggunakan air panas yang kemudian dicuci hingga bersih dan di jemur dibawah sinar matahari langsung.

3) Tidak menggunakan handuk maupun pakaian secara bergantian.

4) Tambahkan ventilasi rumah agar sirkulasi udara baik.

5) Buka jendela setiap pagi dan teratur.

6) Jika mampu, buat jamban pribadi sehingga tidak MCK menggunakan WC umum.

7) Tidak membuang limbah di sungai.

d. Edukasi penyakit keluarga

Jelaskan kepada anggota keluarga mengenai penyakit hipertensi dan alergi yang sangat perlu disadari oleh semua anggota keluarga.

3. Community focused

a. Edukasi penyakit dan pencegahannya pada community

1) Edukasi mengenai rumah sehat

2) Edukasi mengenai limbah dan cara pembuangan limbah yang baik.DAFTAR PUSTAKAGraham-Brown, R., & Burns, T. (2005). Lecture Notes Dermatologi Edisi kedelapan. Jakarta: Erlangga.

Handoko, R. P. (2007). Skabies. Dalam A. Djuanda, Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Edisi Kelima (hal. 123). Jakarta : FKUI.

EMBED Word.Picture.8

4-6 minggu

_1382450885.doc