laporan patsis

8
PATOLOGI SISTEMIK I LAPORAN PRAKTIKUM NAMA : ANDI HUSNUL KHATIMAH NIM : O111 12 274 PROGRAM STUDI KEDOKTERAN HEWAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2015

Upload: andi-husnul-khatimah

Post on 23-Dec-2015

213 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

patologi sistemis nekropsi ayam dan ikan

TRANSCRIPT

Page 1: laporan patsis

PATOLOGI SISTEMIK I

LAPORAN PRAKTIKUM

NAMA : ANDI HUSNUL KHATIMAH

NIM : O111 12 274

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN HEWAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2015

Page 2: laporan patsis

SOAL - JAWABAN

1. Sebutkan alat-alat yang dibutuhkan dalam melakukan nekropsi !

Jawaban :

Scalpel +blade Gunting bedah (tajam tajam lurus dan tajam tumpul lurus) Pinset anatomis dan pinset sirurgis Nampan Glove

2. Sebutkan tahapan nekropsi unggas !

Jawaban :

Prosedur nekropsi ayam :

1. Sebelum hewan dietanasi, dipelajari terlebih dahulu diagnosis secara klinis dan dilakukan diagnosis sementara yang paling sesuai.

2. Bangkai hendaknya dibasahi dengan air terlebih dahulu untuk menghindari bulu tidak berterbangan, karena hal tersebut dapat menyebabkan pencemaran.

3. Bangkai dibaringkan pada bagian dorsal dan dibuat suatu irisan pada kulit di bagian medial paha dan abdomen pada kedua sisi tubuh. Paha ditarik ke bagian lateral dan diteruskan irisan dengan pisau sampai persendian coxo femoralis. Irislah kulit pada bagian medial dari kaki / paha dan periksa otot dan persendian pada daerah tersebut.

4. Buat irisan melintang pada kulit daerah abdomen, lalu kulit ditarik ke bagian anterior dan irisan tersebut diteruskan ke daerah thorax sampai mandibula. Irisan pada kulit juga diteruskan ke bagian posterior di daerah abdomen.

5. Perhatikan warna, kualitas, dan derajat dehidrasi dari jaringan sub-kutan dan otot-otot dada.

6. Buat irisan pada otot di daerah brachialis (kiri dan kanan) untuk memeriksa nervus dan plexus brachialis.

7. Buat irisan melintang pada dinding peritoneum, di daerah ujung sternum (procesus xyphoideus) ke arah lateral. Di buat juga suatu irisan longitudinal di daerah abdomen melalui linea mediana ke arah posterior sampai daerah kloaka. Cara ini akan membuka cavum abdominalis.

8. Buat suatu irisan longitudinal melalui m. pectoralis pada kedua sisi sternum sepanjang persendian kostokondral semua costae mulai dari posterior ke anterior. Pada bagian anterior, irisan pada kedua sisi thorax harus bertemu pada daerah rongga dada, setelah memotong tulang choracoid dan clavicula. Cara ini akan membuka rongga dada.

Page 3: laporan patsis

9. Periksa kantung udara di daerah abdominalis dan thorakalis. Periksa juga letak berbagai organ di dalam cavum thorax dan abdominalis sesuai posisinya tanpa menyentuh organ tersebut. Jika akan mengambil sampel untuk isolasi bakteri, jamur, virus harus dilakukan secara aseptis.

10. Perhatikan kemungkinan terhadap adanya cairan, eksudat, transudat atau darah di dalam rongga perut dan rongga dada.

11. Saluran pencernaan dapat dikeluarkan dengan memotong oesophagus pada bagian proksimal proventrikulus. Tarik seluruh saluran pencernaan ke arah posterior dengan memotong mesenterium sampai pada daerah kloaka. Periksa bursa fabrisius terhadap abnormalitas tertentu.

12. Hepar, lien dikelurkan dan dilakukan pemeriksaan.13. Buat irisan secara longitudinal pada proventrikulus, ventrikulus,

intestinum tenue, coecum, colon dan cloaka. Periksa terhadap kemungkinan adanya lesi dan penyakit.

14. Sayat bursa fabricius apakah ada pembengkakan atau tidak.15. Periksa ureter dan ren pada posisinya. Organ tersebut dikeluarkan untuk

dilakukan pemeriksaan yang lebih lanjut.16. Nervus dan plexus ischiadichus di periksa setelah otot abductor pada

bagian medial paha dipisahkan.17. Bangkai di balik hingga kepala menghadap operator.18. Dibuat irisan pada sisi kiri sudut mulut, diteruskan ke pharynx,

oesophagus dan ingluvies. Periksa terhadap adanya abnormalitas pada organ tersebut.

19. Periksa glandula thyroidea dan parathyroidea di daerah trachea.20. Iris secara longitudinal melalui larynx, trachea, bronkus sampai ke

pulmo. Organ tersebur dapat dikeluarkan secara bersamaan setelah pulmo diangkat dari perlekatannya. Pemeriksaan pulmo terhadap ukuran, warna, konsistensi bidang irisan dan uji apung.

21. Pemeriksaan jantung terhadap keadaan perikardium, ukuran, warna dan apek cordis. Jantung diperiksa dengan membuat irisan longitudinal melalui atrium dan ventrikel kiri dan kanan atau irisan melintang di daerah ventrikel.

22. Paruh dipotong bagian atas secara melintang di daerah dekat mata sehingga cavum nasi dan sinus infraorbitalis dapat diperiksa terhadap adanya cairan.

23. Semua persendian diperiksa dengan membuat irisan pada kulit diantara kaput dan sulkus persendian. Pemeriksaan tendo, khususnya tendo gastrocnemius dan tendo flexor digitalis.

24. Untuk memeriksa otak, kulit dan tulang leher di daerah persendian diiris sehingga foramen magnum dan medulla oblongata kelihatan. Otak dapat dikeluarkan sebagai berikut : kulit di daerah kepala dibuka, kemudian dibuat irisan dengan gunting dari foramen magnum ke arah os frontalis

Page 4: laporan patsis

yang membentuk sudut 40 pada kedua sisi tulang tengkorak. Selanjutnya dibuat irisan melintang yang menghubungkan kedua sudut mata luar. Melalui irisan tersebut tengkorak dibuka. Setelah tengkorak terbuka, meninges di iris, kemudian bulbus olfactorius, nervi cranialis dipotong sambil mengeluarkan seluruh bagian otak. Hypofisis cerebri yang masih terlekat pada tulang tengkorak dikeluarkan dengan mengiris durameter yang mengelilingi sella tursica. Sinus paranasales dan sinus lainnya diperiksa dengan membuat suatu potongan melalui garis median hidung.

3. Sebutkan tahapan nekropsi ikan

Jawaban :

1. Pemeriksaan keadaan luar: Sebelum dilakukan pengirisan/insisi terlebih dahulu periksalah keadaan luar tubuh ikan tersebut. Periksalah keadaan kulit termasuk sirip-siripnya dan lubang-lubang alami yang kemungkinan adanya perubahan-perubahan.

2. Operculum dibuka dan perhatikan insangnya. Rongga badan dibuka dengan hati-hati melalui dua irisan. Irisan pertama dimulai dan daerah vent dilanjutkan kearah cranial sampai pada daerah rongga insang dibagian ventral. Irisan kedua dimulai dan daerah sekitar vent ke arah dorsal dilanjutkan ke arah cranial sampai pada daerah bagian dorsal dart insang. Untuk melepaskan dinding perut maka dilakukan irisan yang menghubungkan ujung-ujung irisan pertama dan kedua, maka dinding perut thpat diangkat dan rongga badan dapat diperiksa.

3. Buka rongga badan seperti pada nekropsi. Terlebih dahulu periksa organ - organ di tempat semula, periksa parasit-parasit besar (cacing pita, nematoda) dapat terlihat dengan mata telanjang.

4. Setelah rongga badan dibuka maka rongga badan beserta organ-organ yang ada ditempat diperiksa ditempat (in situ), kemudian baru organ organ tersebut dikeluarkan dan rongga badan dan letakkan pada nampandan periksa satu persatu untuk pemeriksaan lebih mendetil. Jantung perlu diperiksa yang terletak di daerah caudo-ventral dari insang, perhatikan juga pembuluh-pembuluh darah kemudian barulah jantung diambil dan diletakkan pada nampan untuk pemeriksaan lebih lebih lanjut. Pemerikasaan dilakukan dengan urutan jantung, urinary bladder, gall bladder, hati, limpa. gonade, intestine, swim bladder dan ginjal.

5. Untuk ikan kecil pemeriksaan mikroskopik branchial arches dipress diantara dua gelas obyek dan diperiksa dengan mikroskop. Pada ikan besar diambil branchial filament dan lakukan seperti tersebut diatas, sebelum mengepress tambah beberapa tetes air. Pada bagian tepi filament dan air parasit berupa protozoa mungkin ditemukan. Cyst yang dibentuk oleh protozoa parasitik dan cacing mungkin terlihat.

Page 5: laporan patsis

4. Tuliskan dan jelaskan apa saja yang anda temukan dalam nekropsi padaunggas dan ikan

Jawaban :

Nekropsi UnggasPada saat nekropsi unggas terdapat organ organ respirasi (trakea, bronkus,dan paru-paru), organ pencernaan esofagus, tembolok, proventrikulus, gizzard, usus kecil, usus besar, colon cloaka), sistem sirkulasi (jantung dan pembuluh darah), organ genitalia (ginjal), dan organ tambahan (hati, limpa, kantong empedu, pankreas, dan bursa fabricius). Kesemua organ tersebut tidak ditemukan abnormalitas, seperti hemoragi, atropi, hipertropi, ulcer, mukoprulen, lesi, ruptur, dll, selain itu warna dan ukuran juga berstatus normal. Bursa fabricius juga ditemukan menandakan ayam yang digunakan masih muda.

Nekropsi IkanSebelum dilakukan nekropsi pada ikan terlihat mata kiri dari ikan yang kita gunakan membesar (exophtalmia), ekor ikan tersebut juga terlihat terkoyak koyak . Setelah di nekropsi ditemukan insang setelah membuka operculum, serta dalam rongga perut ditemukan organ organ seperti jantung, hati, kantong empedu, ginjal , air sack, usus, dan saluran genitalia. Walaupun sebelumnya organ organ tersebut sulit untuk dikenali akibat tersamarkan oleh cairan kental hitam di seluruh rongga abdomen. Di duga ikan yang digunakan ditangkap dalam keadaan stress berat dan sudah tidak segar lagi.

Nekropsi Ayam Nekropsi Ikan