laporan pam

17
LAPORAN PRAKTIKUM PAM PENGOLAHAN AIR MINUM Disusun oleh: HASTOMO

Upload: hastomo

Post on 13-Jun-2015

1.849 views

Category:

Documents


21 download

TRANSCRIPT

Page 1: laporan PAM

LAPORAN PRAKTIKUM PAM

PENGOLAHAN AIR MINUM

Disusun oleh:

HASTOMO

DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN

2007

Page 2: laporan PAM

Instalasi Pengolahan Air Minum System Sedimentasi Dan Filtrasi

(Upflow)

A. Hari/Tanggal : 24 Mei 2007

B. Materi : Pembuatan instalasi system sedimentasi dan filtrasi menurunkan

parameter kesadahan dan TSS

C. Tujuan : Agar mahasiswa mengetahui proses kerja maupun prinsip kerja

yang dijalankannya sehingga mahasiswa dapat

mengaplikasikannya.

D. Dasar teori

1. Penurunan Parameter Kesadahan

Kesadahan air disebabkan oleh Calsium (Ca) dan Magnesium (Mg). Kesadahan

air dibagi menjadi dua yaitu kesadahan tetap dan kesadahan sementara. Kesadahan

tetap yaitu kesadahan yang disebabkan oleh garam – garam nonbikarbonat seperti

CaNO3, MgNO3 dan CaSO4,garam seperti ini banyak ditemukan di perairan pantai

tergolong kesadahan tetap perlu adanya sistem pengolahan dan penambahan

senyawa-senyawa penurun tegangan muka dari air sadah tersebut. dan kesadahan

sementara disebabkan oleh garam – garam bikarbonat yaitu Ca(HCO3) dan

Mg(HCO3), garam bikarbonat jenis ini biasa ditemukan di daerah pegunungan atau

tanah vulkanis. Tergolong kesadahan sementara sangat mudah menurunkanya yaitu

dengan jalan pemanasan.

Pengaruh air sadah yaitu:

1. menimbulkan kerak.

2. menimbulkan penyumbatan pada saluran air.

3. menimbulkan pengapuran dalam pembuluh darah.

4. pemborosan sabun.

Kesadahan tetap diturunkan + soda abu / kapur tohor ~ endapan CaCO3/Mg(OH)2.

Kesadahan sementara + pemanasan ~ endapan CaCO3

Dalam praktek kami menggunakan media pengendapan yaitu sedimentasi dalam

proses pengendapan CaCO3 yang kemudian dilanjutkan dengan system filtrasi.

Page 3: laporan PAM

Dimaksudkan partikel calciumcarbonat dapat tersaring melalui penempelan atau

adsorbsi.

2. Penurunan TSS (kekeruhan)

Air dikatakan keruh jika air tersebut mengandung begitu banyak partikel

bahan yang tersuspensi sehingga memberikan warna yang berlumpur dan kotor.

Nilai numeric yang menunjukkan kekeruhan didasarkan pada turut campurnya

bahan bahan tersuspensi pada jalanya sinar melalui sample.

Nilai ini tidak secara langsung menunjukkan banyaknya bahan tersuspensi, tetapi

menunjukkan kemungkinan kemungkinan penerimaan konsumen terhadap air

tersebut. Standar yang ditetapkan oleh u.s. public health service yaitu batas

maksimal 10 ppm dengan skala silikat.

Yang dimaksud dengan pengolahan air adalah usaha-usaha teknis yang dilakukan

untuk mengubah sifat-sifat suatu zat. Hal ini pentingnya bagi air minum, karena

dengan adanya pengolahan ini, maka akan didapatkan suatu air minum yang

memenuhi standart air minum yang telah ditentukan.

Syarat-syarat kualitas air minum di indonesia diatur dalam Kep.Men.Kes.RI

No.907/Men.Kes/Per./VII/2002, Mengenai sifat fisiknya yaitu :

1. Bau : pengaruh langsung tak berbau metode uji dengan organoleptik hasil

analisa no.lab 3275 K bau amis.(bau yang tidak menganggu)

2. jumlah zat padat terlarut (TDS) kadar maks 1000 ppm metode gravimetri.

3. kekeruhan 5 NTU

4. rasa tidak berasa metode organoleptik.

5. temperatur suhu udara ± 30C

6. warna 15 TCU dengan metode spektrofotometri.

Dalam penolahan secara filtrasi pengolahan air menggunakan adsorben

sebagai filter adsorben adalah suatu sorben secara kuantitatif adalah suatu proses

pemisahan bahan dari campuran gas atau cair, beban yang yang harus dipisahkan

ditarik oleh permukaan sorben padat dan diikat oleh gaya-gaya yang bekerja pada

permukaan tersebut. Adsorben (pengadsorbsi) adalah bahan padat yang luas

permukaan dalam yang sangat besar. Permukaan yang luas ini terbentuk karena

banyaknya pori halus pada padatan tersebut. Adsorben yang seringdigunakan

Page 4: laporan PAM

adalah karbon aktiv, silika gel dll. Dari segi bentuk karbon aktiv terbagi atas

karbon cetak, karbon bongkahan dan serbuk. Karbon serbuk terutama digunakan

untuk adsorbsi cairan.

Contoh adsorbsi :

a. Pengering udara.

b. Pengambilan kembali pelarut dari udara buang.

c. Penghilang warna larutan.

d. Pemisahan bahan organik dari air.

e. Pemutihan maupun perbaikan bau dan rasa bahan makan.

Carbon aktiv memiliki waktu keaktivan yaitu batasan kemampuan

mengadsorbsi sorben sehingga perlu diaktivkan kembali dengan Kalium

PerManganat (KMnO4).

E. Bahan dan alat

1. Bahan

a. Pipa pvc 4 inch:2 meter, ½ inch : 50 cm, ¾ inch : 1m

b. dop pipa 4 inch: 4 buah, ½ inch: 4 buah

c. lem pipa

d. isolasi pipa

e. adsorben berupa arang aktif, batu zeolit, dan ijuk kelapa.

f. air akan diolah

g. selang

2. alat

a.gergaji pipa

b. bor pipa

c. ember

d. kikir

e. mistar ukur

Page 5: laporan PAM

F. Cara kerja

1. membuat instalasi sedimentasi

a. disiapkan alat dan bahn

b. potong pipa 4 inch dengan panjang 1 m dengan menggunakan gergaji pipa.

c. lobangi pipa 4 inch ukuran ¾ inch pada bawah pipa dan atas pipa

d. rangkai instalasi sedimentasi.

2. membuat instalasi filtrasi

a. disiapkan alat dan bahan

b. potong pipa 4 inch dengan panjang 1 mdengan menggunakan gergaji pipa.

c. lobangi pipa 4 inch dengan ukuran ¾ inch pada bawah maupun atas pipa

permukaan vertikal.

d. potong pipa ¾ inch dengan ukuran 10 cm sejumlah 2.

e. rangkai instalasi filtrasi

d. masukkan adsorben dari bawah yaitu batu koral, ijuk, batu zeolit, ijuk, dan pasir.

G. Gambar Rangkaian Alat

koral

ijuk

zeolit

ijuk

pasir

Outlet

inlet

sedimentasi filtrasi

Page 6: laporan PAM

Efektifitas penurunan:

1. Penurunan Kesadahan: pre = 0,175 dan post = 0,14

efektifity turun = 0,175 – 0,14/0,175 + 0,14 x 100% = 11%

2. Penurunan TSS : pre = 28,8 dan post = 17,7

efektifity turun = 28,8 – 17,7/28,8 + 17,7 x 100% = 23%

H. kesimpulan

Jadi dengan system pengolahan air bersih yang kami buat yaitu system

sedimentasi dilanjutkan dengan system filtrasi dapat menurunkan kesadahan

dengan efektifitas penurunan = 11 %, dan dapat menurunkan kesadahan yaitu

dengan efektifitas penurunan = 23%.

Page 7: laporan PAM

DESINFEKSI AIR BERSIH DENGAN CHLORIN METODE CHLORIN DIFUSER

A. Hari dan tanggal:

B. Materi : Pembuatan chlorine diffuser sebagai metode desinfeksi air bersih

dan mengukur break point chlorination

C. Tujuan : Agar mahasiswa tahu dan dapat membuat chlorine diffuser pada

proses desinfeksi beserta dapat mengukur break point chlorinase.

D. Dasar teori

Desinfeksi adalah proses pengolahan air dengan tujuan membunuh kuman atau

bakteri pathogen yang ada dalam air. Bahan bahan desinfektan antara lain chlor,

iodiom, ozon atau sinar ultraviolet. Metode cholrin difuser telah digunakan petugas

Puskesmas dalam mncegah maupun menanggulangi pencemar bakteri dengan

indikator E. Coli baik Coli Tinja atau Coliform. Alat cholin difuser menggunakan

bahan pipa pvc ½ - ¾ inch. Dengan ukuran bahan pengisi klorin/kaporit Ca(OCl)2

dengan pasir pengisi antara 1 : 4 sampai 1 : 8. ukuran 1 : 4 digunakan untuk

mengurangi cemaran akibat bakteri Coli dengan jumlah cukup tinggi. Dan ukuran

1 : 6 sampai 1 : 8 digunakan untuk menjaga cemaran bakteri atau proses pemulihan

air dari cemaran bakteri Coli.

Bahan untuk Chlorinasi menggunakan:

1, kaporit Ca(OCl)2 (calcium hipochlorit)

Sifat : a. mengandung 60 – 70 % Ca(OCl)2

b. mudah larut dalam air.

c. berisfat korosif yaitu melakukan reduksi oksigen kepada bahan yang

mudah teroksidasi seperti besi, seng dll.

d. bahaya bagi kulit dan mata.

2. chlorin Cl2

Sifat : a. Keadaan cair jernih dan mudah menguap.

b. keadaan gas kuning kehijauan

menurut reaksinya:

CL2 + H2O ClOH + H+ + Cl-

Ca(OCL)2 + 2H2O Ca(OH)2 + 2HOCl

Page 8: laporan PAM

Pada pH tinggi diionisasi di HOD

HOCl H+ + OCl-

Cholrin ini bersifat oksidator sehingga jika dalam proses desinfeksi masih terdapat

koloidal yang belum tersaring maka secara reaksi reduksi dan oksidasi chlorin akan

memberi sebagian oksigennya kepada koloidal tersebut sehingga dalam bentuk OH akan

membasakan air menjadi lebih besar dan kaitanya dalm proses penetralannya sulit dan

juga menimbulkan bau.. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan dan kemampuan

desinfektan

a. Keadaan microorganisme dilihat dari jenis, jumlah, umur, penyebaran

b. Desinfektan dilihat dari jenis dan konsentrasi desinfektan.

c. Waktu kontak

d. Faktor lingkungan meliputi suhu, ph, kualitas air, pengolahan air.

E. Alat dan bahan

1. pembuatan alat cholrin difuser

alat : a. Gergaji pipa

b. bor pipa

c. penggaris

d. ember

e. ayakan pasir.

d. bak tandon air

Bahan : a. Lem pipa

b. pasir

c. kaporit bubuk

d. air

e.pipa pvc ½ dan ¾ inch

d. dop ½ inch dan ¾ inch

2. pengukuran break point chorination

Page 9: laporan PAM

Alat : a. komparator

b. pipet tetes

d. alat tulis

Bahan : a. air sampel /air terdesinfeksi

b. indicator orto tolidin

c. aquadestilat.

F. Cara kerja

1. cara kerja pembuatan chlorine diffuser

a. Siapkan alat yang digunakan untuk membuat chlorine diffuser (tertera dalam

alat dan bahan point E)

b. Dilakukan pemotongan pipa PVC diameter ½ inch dengan panjang 34 cm, dan

pipa ¾ inch sepanjang 30 cm.

c. Lubangi pipa pvc ukuran ½ inch.

d. Siapkan bahan pengisi chlorine diffuser pada pipa pvc ½ inc yang telah

dilubangi diisi kaporit dan pasir dengan perbandingan 1 : 7.(ketentuan

kelompok). Tutup kedua ujung pipa dengan dop pipa.

e. Pipa ½ inch yang berisi desinfektan dan pasir dimasukkan kedalam pipa ¾

inch lewat dob tutup pipa ¾ inch yang sebelumnya telah dilubangi.

f. Dimasukkan pasir kedalam pipa pvc berukuran ¾ inch tepat disamping

melingkar pipa pvc ½ inch yang telah dilubangi.

g. Tutup pipa pvc ¾ inch dengan menggunakan dob pipa. Pasang tali pada

cholrin diffuser tersebut.

h. Chlorin difuser siap digunakan untuk proses desinfeksi air bersih.

2. cara kerja pengukuran break point chorine diffuser.

Page 10: laporan PAM

a. Siapkan alat dan bahan (tertera pada point E)

b. Ambil sampel air terdesinfeksi/terchorinasi ½ tabung reaksi.dengan jumlah

dua.

c. Satu tabung berisi sample diberi indicator orto tolidin dab bandingkan

kedalam komparator.

d. Pilih warna yang cocok atau yang sama dengan sample yang telah diberi

indicator.

e. Setelah diketahui warna yang sama kemudian tulis skala / ukuran sesuai pada

komparator catat.

f. Ulangi prosedur pada hari yang berbeda sampai 1 minggu ( ketentuan

kelompok) kemudian klorin difuser dibalik pada waktu 4 hari puncak.

g. Tulis dan gambar grqafik break point chlorinasi antara hari versus clorin

residual.

G. Data Hasil Pengamatan

No Hari Residual

1 1 0,1

2 2 0,2

3 3 0,3

4 4 0,4

5 5 0,2

6 6 0,3

7 7 0,3

Grafik residu vs hari

Break point Free residual

Page 11: laporan PAM

H. Cara kerja chorin difuser

Page 12: laporan PAM

CL2 + H2O ClOH + H+ + Cl-

Ca(OCL)2 + 2H2O Ca(OH)2 + 2HOCl

Pada pH tinggi diionisasi di HOD

HOCl H+ + OCl-

Terjadi pergantian pertukaran ion (ion exchange) Klorin keluar melauli pori-pori pasir dengan prinsip kerja difusi