laporan - p f i 3 p - badan litbang...
TRANSCRIPT
![Page 1: LAPORAN - P F I 3 P - Badan Litbang Pertanianpfi3pdata.litbang.pertanian.go.id/dokumen/one/114/file/... · Web viewPerbaikan mutu biji kakao dapat dilakukan dengan melakukan penyuluhan](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022090108/5cd3c29e88c99316318bea24/html5/thumbnails/1.jpg)
PENGEMBANGAN INOVASI TEKNOLOGI MENDUKUNG AGRIBISNIS PEDESAAN
DI KABUPATEN ENDE - NTT*)
Yusuf dan J. NulikPeneliti dan Kepala BPTP NTT
1. PENDAHULUAN1.1. Latar Belakang
Pertanian di Kabupaten Ende didominasi oleh usahatani lahan kering tanaman
perkebunan, pangan dan peternakan yang dibudidayakan secara terintegratif untuk saling
menutupi bila terjadi resiko kegagalan diantara salah satunya. Sistem usahatani yang
dibentuk adalah tanaman pangan + ternak + tanaman tahunan dan atau kombinasi
diantaranya, disesuaikan dengan kondisi lingkungan fisik, biologi, sosial budaya setempat.
Data produktivitas pertanian di Kabupaten Ende tergolong rendah yang berdampak pada
rendahnya pendapatan dan tingkat kesejahteraan masyarakat terutama petani. Sehingga
oleh pemerintah, swasta dan pihak lainnya berusaha untuk meningkatkan produktivitas dan
pendapatan masyarakat tersebut.
P4MI merupakan salah satu dari bebagai kegiatan pembangunan pertanian yang
diarahkan untuk meningkatkan pendapatan petani miskin melalui inovasi produksi pertanian
dan pemasaran (agribisnis), dengan cara : (i) memberdayakan petani melalui mobilisasi
kelompok dan pengembangan kelembagaan serta memperbaiki sarana/prasarana tingkat
desa yang dibutuhkan petani dalam mendukung pengembangan agribisnis, dan (ii)
meningkatkan akses petani terhadap informasi pertanian.
Komponen inovasi dan diseminasi teknologi (salah satu dari empat komponen pada
proyek P4MI dikelola oleh Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP), NTT bekerja sama
dengan instansi terkait yang berada di Kabupaten Ende, bertanggung jawab dalam
melaksanakan pengkajian dan gelar teknologi di beberapa desa yang merupakan desa
contoh selama P4MI berada di Kabupaten Ende. Dukungan untuk pengembangan inovasi
pertanian dan diseminasi merupakan kegiatan yang langsung dapat memberikan
keuntungan bagi beneficiaries di lokasi proyek. Komponen C meliputi beberapa kegiatan,
yaitu : (1) Identifikasi Teknologi yang sesuai; (2) Mengembangkan dan melakukan Outreach
Programs ; (3) Identifikasi thematic gaps (kesenjangan tematik) program penelitian; (4)
Mengembangkan dan melaksanakan program penelitian dan pengkajian lahan marjinal; (5)
Mendukung inisiatif lokal untuk mengembangkan inovasi dan (6) Pengembangan informasi
dan peningkatan kapasitas institusi lokal.
*) Makalah Disampaikan pada Workshop “Pengembangan Agribisnis P4MI 2008” di Hotel Ria Diani, Puncak Bogor, Tgl 29-31 Januari 2008
Page 1
![Page 2: LAPORAN - P F I 3 P - Badan Litbang Pertanianpfi3pdata.litbang.pertanian.go.id/dokumen/one/114/file/... · Web viewPerbaikan mutu biji kakao dapat dilakukan dengan melakukan penyuluhan](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022090108/5cd3c29e88c99316318bea24/html5/thumbnails/2.jpg)
Terdapat beberapa kendala dalam upaya peningkatan pendapatan petani, yakni : (i)
Adopsi teknologi pertanian dan pemanfaatannya masih rendah; (ii) Kelembagaan kelompok
tani dan lembaga keuangan mikro yang ada di desa sebagian besar tidak berkelanjutan; dan
(iii) Rendahnya posisi tawar petani dalam hal pemasaran hasil pertanian. Kuat dugaan
bahwa permasalahan tersebut, disebabkan :
1) Pengawalan/pendampingan teknologi belum optimal dan umumnya petani belum
memahami keuntungan (nilai tambah) hasil penerapan teknologi pertanian.
2) Pembentukan kelompok berorientasi proyek, disamping program kerja dan aturan
dalam kelompok tani belum jelas.
3) Posisi tawar dan akses informasi pasar petani yang relatif rendah serta pemasaran
hasil bersifat individual.
4) Lembaga keuangan di desa masih sangat terbatas.
Uraian tersebut di atas menggambarkan betapa pentingnya sinergisitas antara
penguatan kelembagaan petani, teknologi pertanian, dukungan sarana dan prasarana,
akses pemasaran serta dukungan permodalan. Berkenaan dengan itu, pihak pengelola
P4MI Kabupaten Ende mempersiapkan dua atau tiga desa untuk dijadikan desa
Pengembangan Inovasi Teknologi Mendukung Agribisnis Pedesaan (Percontohan lokasi
binaan secara terpadu).
1.2. Tujuan.1. Meningkatkan peran dan fungsi kelembagaan kelompok tani untuk menjadi kelompok
tani yang mandiri, berkembang dan berkelanjutan;
2. Memanfaatkan secara optimal ketersediaan inovasi teknologi;
3. Mendukung akses pemasaran hasil; dan
4. Mendukung penguatan permodalan guna mendukung kelancaran usaha tani.
1.3. Luaran
1. Peran dan fungsi kelembagaan kelompok tani untuk menjadi kelompok tani yang
mandiri, berkembang dan berkelanjutan;
2. Tersedianya inovasi teknologi (aspek teknis dan kelembagaan) ;
3. Tersedianya akses pemasaran hasil; dan
4. Penguatan permodalan guna mendukung kelancaran usaha tani.
2
![Page 3: LAPORAN - P F I 3 P - Badan Litbang Pertanianpfi3pdata.litbang.pertanian.go.id/dokumen/one/114/file/... · Web viewPerbaikan mutu biji kakao dapat dilakukan dengan melakukan penyuluhan](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022090108/5cd3c29e88c99316318bea24/html5/thumbnails/3.jpg)
II. PENDEKATAN2.1. Data dan Sumber Data
Untuk mengidentifikasi wilayah (desa) terpilih digunakan sumber data utama, yakni
data sekunder dari BPS Kabupaten dan instansi terkait lainnya dan data primer melalui
RRA. Selain data tersebut juga diperoleh informasi melalui Hasil Participatory Rural
Appraisal (PRA) tahun 2004, merupakan cara yang digunakan untuk mendapatkan informasi
keadaan daerah dengan melihat partisipasi masyarakat.
2.2. Ruang LingkupTahapan kegiatan, meliputi:
1. Menggali informasi tentang desa terpilih yang memiliki keadaan topografi, biofisik
wilayah, sosial ekonomi dan keragaman potensi pertanian.
2. Tahapan kegiatan mulai persiapan, koordinasi, pertemuan PIU, DLO, BPTP, dan
Instansi terkait pada tanggal 14 -21 Desember 2007, penentuan calon desa terpilih,
survey kelayakan desa terpilih pada 14-21 Desember 2007.
2.3. Lokasi Sasaran
Calon lokasi sasaran Pengembangan Inovasi Teknologi Mendukung Agribisnis Pedesaan
meliputi tiga (3) desa, yaitu : Desa Zozozea Kecamatan Nangapanda, Reworangga
Kecamatan Ende Selatan dan Desa Onelako Kecamatan Ndona. Dari ketiga calon desa
tersebut akan diambil dua desa representatif sebagai desa Pembinaan Pengembangan
Inovasi Teknologi Mendukung Agribisnis Pedesaan di lokasi P4MI Kabupaten Ende pada
Tahun Anggaran 2008.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. DESA ZOZOZEAa.1.1. Masalah Lokasi
Lokasi. Desa Zozozea terletak kurang lebih 30 km dari kota Ende. Keadaan topografi
wilayah desa Zozozea relatif sama dengan desa-desa pada umumnya di Kabupaten Ende,
yaitu berbukit dengan kemiringan mencapai > 40%.
a.1.2. Komoditas yang akan diusahakan
Komoditas pertanian yang diusahakan oleh petani selama ini adalah tanaman
pangan berupa padi ladang, jagung dan ubi-ubian; tanaman perkebunan berupa kakao,
kemiri, kelapa, kopi dan vainili. Sedangkan komoditas peternakan berupa babi, sapi,
kambing dan ayam.
3
![Page 4: LAPORAN - P F I 3 P - Badan Litbang Pertanianpfi3pdata.litbang.pertanian.go.id/dokumen/one/114/file/... · Web viewPerbaikan mutu biji kakao dapat dilakukan dengan melakukan penyuluhan](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022090108/5cd3c29e88c99316318bea24/html5/thumbnails/4.jpg)
Komoditas dominan di desa ini adalah kakao yang merupakan sumber utama
pendapatan penduduk desa. Terdapat kurang lebih 68.000 pohon, dengan produksi ± 64
ton/tahun dipasarkan dari desa ini. Rerata hasil kakao per KK ± 325 kg/th. Dengan asumsi
harga Rp 12.000/kg (harga yang berlaku saat ini), maka kakao menyumbang Rp
3.900.000/tahun. Namun, kondisi tanaman kakao yang ditanam di desa ini belum terawat
dengan baik. Budidaya tanaman ini diusahakan tanpa memberikan input pertanian yang
cukup dan tanpa perawatan. Penyakit heliothis merupakan masalah serius yang harus
segera diatasi. Petani telah berusaha untuk mengatasi masalah ini dengan penyemprotan
dan ’kondomisasi’, namun kebrhasilannya masih sangat rendah.
a.1.3. Kebutuhan teknologi
Beberapa titik ungkit yang perlu dilakukan dalam upaya peningkatan kinerja
usahatani kakao, yiatu: (1) perbaikan budidaya tanaman kakao, (2) perbaikan mutu biji
kakao melalui pengelolaan pasca panen, dan (3) perbaikan sistem pemasaran di tingkat
petani.
Dari titik ungkit tersebut di atas beberapa inovasi teknologi yang dibutuhkan, antara
lain : (i) pelatihan dan kunjungan silang (cross visit) petani dengan materi utama : (a)
pengendalian hama dan penyakit secara terpadu, (b) pemangkasan tanaman kakao, (c)
rehabilitasi tanaman melalui pergantian klon unggul, (d) penanganan pasca panen melalui
penanganan secara fermentasi, (ii) percontohan teknis mengenai : (a) pengendalian hama
dan penyakit secara terpadu, (b) pemangkasan tanaman kakao, (c) rehabilitasi tanaman
melalui pergantian klon unggul, (d) penanganan pasca panen melalui penanganan secara
fermentasi, (ii) percontohan teknis mengenai, dan (iii) pembinaan pemasaran melalui : (a)
penyuluhan, (b) pelatihan kewirausahaan dan (c) penguatan permodalan
a.1.4. Kondisi dan tersedianya Infrastruktur
Akses jalan usahatani dari jalan raya Flores ke desa telah dibangun sepanjang ± 5
km dengan sumber dana P4MI. Dengan adanya jalan semen cor ini sangat membantu
kelancaran perdagangan hasil pertanian ke tempat pemasaran. Infra struktur lain berupa
Sekolah Dasar dan Listrik tersedia didesa ini
a.1.5. Kelembagaan pendukung
Terdapat 8 kelompok tani di desa ini, yaitu: Tetap Segar, Mike Badawi, Saate,
Wamasusi, To’o 1, To’o 2, Terapi dan Tertib. Dua kelompok tani, yaitu Tetap Segar dan
Tertib menunjukkan kegiatan yang cukup aktif, sedangkan yang lain masih diperlukan
4
![Page 5: LAPORAN - P F I 3 P - Badan Litbang Pertanianpfi3pdata.litbang.pertanian.go.id/dokumen/one/114/file/... · Web viewPerbaikan mutu biji kakao dapat dilakukan dengan melakukan penyuluhan](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022090108/5cd3c29e88c99316318bea24/html5/thumbnails/5.jpg)
pembinaan yang intensif. Tenaga PPL cukup aktif mendampingi kelompok tani dalam
melakukan usahataninya. Gabungan kelompok tani belum terbentuk di desa ini.
Kelembagaan pendukung lain berupa koperasi, lembaga pemasaran dan
pengolahan hasil belum melakukan kegiatan yang berarti, sehingga perlu digalakkan untuk
mempercepat pembangunan pertanian di wilayah ini.
a.1.6. Peluang Pengembangan
Terdapat beberapa masalah dalam budidaya tanaman kakao di desa ini yang dapat
dijadikan sebagai peluang pengembangannya. Beberapa masalah tersebut antara lain : (1)
petani belum banyak mengetahui bibit unggul kakao, (2) pengetahuan terbatas dalam
aplikasi pupuk, (3) terbatasnya pengetahuan dan keterampilan dalam pengendalian hama
dan penyakit, (4) belum melakukan fermentasi biji kakao, (5) masih banyak petani menjual
sendiri-sendiri sehingga posisi tawar rendah.
Peluang pengembangan melalui titik ungkit tersebut di atas disamping memperkuat
kelompok tani, pembentukan Gapoktan serta penyediaan dana kelompok melalui UBSP dan
bimbingan dari penyuluh dan instansi terkait lainnya.
B. DESA REWORANGGAb.2.1. Masalah Lokasi
Sebagaimana dengan Desa Zozozea, keadaan fisik wilayah Desa Reworengga juga
hampir sama yakni topografi berbukit hingga bergelombang dengan tingkat kemiringan
wilayah mencapai >35%. Demikian pula dengan infrastruktur jalan belum memadai sehingga
akses ke lokasi desa atau lahan relatif kurang.
b.2.2. Komoditas yang akan diusahakan
Komoditas dominan yang diusahakan di Desa Reworangga adalah tanaman
perkebunan seperti kakao, kelapa, kemiri dan cengkeh, disamping tanaman pangan ( jagung
dan ubi-ubin). Tanaman perkebunan belum diusahakan secara optimal (masih tradisional),
baik dari sisi agronomis maupun penanganan hasil/pasca panen. Sistem penanaman
tanaman tahunan adalah sistem campuran. Dalam satu lahan ditanam bermacam-macam
tanaman tahunan, tetapi ada komoditas yang dominan. Kakao mendominasi lahan lereng-
lereng dan diantara bukit. Saat ini buah kakao selain untuk dijual dalam bentuk biji kakao
juga diolah menjadi bubuk kakao. Budidaya dan pemeliharaan masih sangat terbatas
teknologinya. Pasca panen belum berjalan baik. Petani menjual biji kakao yang dikeringkan
5
![Page 6: LAPORAN - P F I 3 P - Badan Litbang Pertanianpfi3pdata.litbang.pertanian.go.id/dokumen/one/114/file/... · Web viewPerbaikan mutu biji kakao dapat dilakukan dengan melakukan penyuluhan](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022090108/5cd3c29e88c99316318bea24/html5/thumbnails/6.jpg)
dengan matahari. Teknologi fermentasi tidak dilakukan karena pedagang membeli biji kakao
tanpa membedakan harga kakao fermentasi dan kakao kering jemur melalui matahari.
b.2.3. Kebutuhan teknologi
Terdapat beberapa masalah yang dihadapi petani kakao di desa ini, antara lain : (a)
lahan miring pada daerah perbukitan sering terjadi erosi karena teknik pertanian dan
pengambilan hasil seperti kayu bakar yang menyebabkan erosi bertambah, (b)
Hama/penyakit baik pada tanaman pangan, tahunan dan ternak sering terjadi setiap tahun,
tanpa adanya penanganan yang baik, (c) penguasaan teknologi yang masih rendah baik
teknologi budidaya maupun teknologi penanganan pasca panen.
Selain hal tersebut di atas kondisi keberadaan SDM yang terbatas pada tingkat
pendidikan SD tanpa adanya tambahan pengetahuan dan ketrampilan melalui jalur
pelatihan-pelatihan, rendahnya pendapatan/ekonomi rumah tangga, menyebabkan daya beli
input tunai menjadi rendah disamping pemasaran hasil pertanian masih terbatas untuk
tanaman tahunan dan ternak.
Upaya untuk mendorong dan meningkatkan omset penjulan melalui perbaikan mutu
bubuk kakao dan peluang diversifikasi produk olahan, terdapat beberapa titik ungkit yang
dapat dilakukan antara lain : (1) pembinaan dalam rangka perbaikan mutu bubuk kakao dan
diversisfikasi produk olahan, (2) perbaikan mutu biji kakao dan (3) perbaikan manajemen
pemeliharaan tanaman kakao dan pasca panen untuk meningkatkan produksi dan
produktivitas.
Dari titik ungkit tersebut di atas beberapa inovasi teknologi yang dibutuhkan, antara
lain : (i) pelatihan dan kunjungan silang (cross visit) petani dengan materi utama : (a)
pengendalian hama dan penyakit secara terpadu, (b) pemangkasan tanaman kakao, (c)
rehabilitasi tanaman melalui pergantian klon unggul, (d) penanganan pasca panen melalui
penanganan secara fermentasi, (e) penanganan pasca panen sekunder dalam rangka
memperbaiki produk bubuk kakao dan diversifikasi produk olahan, (ii) percontohan teknis
mengenai : (a) pengendalian hama dan penyakit secara terpadu, (b) pemangkasan tanaman
kakao, (c) rehabilitasi tanaman melalui pergantian klon unggul, (d) penanganan pasca
panen melalui penanganan secara fermentasi, (e) pembuatan bubuk kakao dan diversifikasi,
dan (f) demonstrasi alat, dan (iii) pembinaan pemasaran melalui : (a) penyuluhan, (b)
pelatihan kewirausahaan dan (c) penguatan permodalan dan (d) menciptakan jejaring pasar.
6
![Page 7: LAPORAN - P F I 3 P - Badan Litbang Pertanianpfi3pdata.litbang.pertanian.go.id/dokumen/one/114/file/... · Web viewPerbaikan mutu biji kakao dapat dilakukan dengan melakukan penyuluhan](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022090108/5cd3c29e88c99316318bea24/html5/thumbnails/7.jpg)
b.2.4. Kondisi dan tersedianya Infrastruktur
Infrastruktur di Desa Reworengga masih terbatas, terutama jalan desa untuk
mencapai pemukiman/perkampungan yang jauh lokasinya.
b.2.5. Kelembagaan pendukung
Kondisi kelompok tani umumnya belum bisa menyediakan kebutuhan bagi
anggotanya, terutama kebutuhan sarana produksi. Kelembagaan kelompok tani belum
mempunyai program kerja yang jelas, sehingga belum ada aktivitas yang terencana.dan
umumnya hanya nama dan bila ada proyek dari pemerintah kelompok tani tersebut baru
melakukan aktivitas.
Sementara antara pedagang (tengkulak) dengan petani sangat kuat. Posisi tawar
petani dalam penentuan harga sangat lemah dan informasi harga relatif tertutup sehingga
tenggkulak dapat dengan bebas menentukan harga.
b.2.6. Peluang Pengembangan
Melakukan program pendampingan kepada petani, terutama untuk peningkatan mutu
biji kakao yang dihasilkan oleh petani baik secara individu maupun secara kelompok.
Penguatan kelembagaan kelompok tani dan pembentukan Gapoktan sehingga pengolahan
dan pemasaran dapat dilakukan secara kelompok, peningkatan posisi tawar petani dan
kelompok tani sehingga harga tidak ditentukan secara sepihak oleh tengkulak atau
pedagang.
Perbaikan mutu biji kakao dapat dilakukan dengan melakukan penyuluhan tentang
manajemen budidaya tanaman kakao, pengendalian hama dan penyakit secara terpadu,
proses pasca panen dan demonstrasi fermentasi biji kakao.
Untuk senergisnya program tersebut maka program penguatan kelembagaan
dilakukan dengan pengaktifan kembali kegiatan kelompok tani, pembentukan Gapoktan,
penguatan permodalan kelompok tani atau Gapoktan.
Program pemasaran bersama oleh Gapoktan dan melakukan pemasaran langsung
ke eksportir. Pengembangan model kemitraan dilakukan dengan pengurangan peran dan
pengaruh tengkulak sehingga terdapat insentif harga bagi kelompok tani dan dukungan
pemerintah dan instansi terkait.
7
![Page 8: LAPORAN - P F I 3 P - Badan Litbang Pertanianpfi3pdata.litbang.pertanian.go.id/dokumen/one/114/file/... · Web viewPerbaikan mutu biji kakao dapat dilakukan dengan melakukan penyuluhan](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022090108/5cd3c29e88c99316318bea24/html5/thumbnails/8.jpg)
C. DESA ONELAKOc.3.1. Masalah Lokasi
Luas wilayah Desa Onelako Kecamatan Ndona adalah 6,45 km2. Sumber air
berasal dari 1 mata air, 3 buah hidran umum, PAM dan sungai. Lahan pertanian yang
dominan adalah lahan kering dengan topografi yang lereng berbukit dengan kemiringan
lebih dari 25-30%. Pemanfaatan lahan untuk usaha pertanian yang memilki prospek adalah
usahatani sayur sayuran dan hortikultura.
Jumlah penduduk Desa Onelako sebanyak 1619 jiwa dengan jumlah laki-laki
sebanyak 777 jiwa dan 842 perempuan serta jumlah kepala keluarga sebanyak 340 KK.
Mata pencaharian penduduk sebagai petani, buruh, tukang, sopir dan PNS. Tingkat
pendidikan masih rendah, yakni kebanyakan tamat SD/sederajat
c.3.2. Komoditas yang diusahakan
Usahatani tanaman pangan masih menggunakan teknologi tradisonal, yaitu
menggunakan bibit lokal, input minimal, dan penanganan pasca panen yang tidak memadai
menyebabkan hasil yang diterima rendah. Jumlah produksi tidak dapat memenuhi
kebutuhan pangan keluarga dalam satu tahun, sehingga petani harus membeli ke pasar.
Ternak yang dipelihara dapat memberikan tambahan penghasilan bagi keluarga.
Ayam dapat dijual setiap minggu di pasar kota Ende. Dengan demikian ayam digolongkan
sebagai sumber ekonomi tunai keluarga.
Sayur-sayuran merupakan komoditas baru yang memiliki prospek ekonomi, sehingga
merupakan komoditas baru yang dapat dikembangkan. Komoditas sayur yang dapat
berkembang dengan baik dan sesuai kondisi tanah dan iklim adalah ketimun, kacang
panjang, buncis, paria, kangkung darat, bayam darat dll.
c.3.3. Kebutuhan Teknologi
Upaya untuk mendorong dan meningkatkan produksi dan produktivitas usahatani
sayur-sayuran dataran rendah pada lahan kering berslope miring, terdapat titik ungkit yang
dapat dilakukan, yaitu : pembinaan teknis dan perbaikan mutu usahatani sayur-sayuran.
Dari titik ungkit tersebut di atas beberapa inovasi teknologi yang dibutuhkan, antara
lain : (i) pelatihan dan kunjungan silang (cross visit) petani dengan materi utama : (a)
pengendalian hama dan penyakit secara terpadu, (b) pemupukan, (c) penanganan pasca
panen, (d) konservasi tanah dan air, (ii) percontohan teknis mengenai : (a) pengelolaan air
secara efisien, (b) pembuatan dan penggunaan pupuk organik, (c) pengendalian hama dan
penakit secara terpadu, (d) konservasi tanah dan air, dan (iii) pembinaan pemasaran melalui
8
![Page 9: LAPORAN - P F I 3 P - Badan Litbang Pertanianpfi3pdata.litbang.pertanian.go.id/dokumen/one/114/file/... · Web viewPerbaikan mutu biji kakao dapat dilakukan dengan melakukan penyuluhan](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022090108/5cd3c29e88c99316318bea24/html5/thumbnails/9.jpg)
: (a) penyuluhan, (b) pelatihan kewirausahaan dan (c) penguatan permodalan, (d)
pembentukan P3A dan (e) penguatan kelompok tani
c.3.4. Kondisi dan tersedianya Infrastruktur
Permasalahan infrastruktur ke lahan pertanian yang belum memadai menjadi catatan
tersendiri untuk membangun desa ini Sarana transportasi yang digunakan untuk masuk ke
luar wilayah ini adalah kendaraan umum dan pribadi roda 4 dan roda dua. Kondisi jalan
desa menuju pemukiman lahan pertanian hanya bisa dilalui pada musim kemarau
sementara yang beraspal hanya di sekitar desa.
Terdapat sarana infrastruktur pengairan dengan pipa sepanjang kurang lebih 5 km
yang dibangun dengan sumber dana dari P4MI dan di sekitar lahan pertanian memiliki bak
penampung dan kolam penampung yang bisa dimanfaatkan untuk sayur-sayuran. Kondisi
pengairan dapat dipakai sepanjang musim karena memiliki sumber mata air di puncak
gunung.
. Jaringan komunikasi belum ada. Media informasi yang ada hanya radio dan
beberapa buah TV di pemukiman dekat desa.
c.3.5. Kelembagaan pendukung
Kelompok tani secara formal telah terbentuk sekian lama tetapi dalam kurun
beberapa tahun terakhir aktivitas kelompok tani tidak berjalan sesuai program. Kelompok
tidak aktif karena pengurus tidak menjalankan tugas dan fungsinya secara baik. Kelompok
yang aktif saat ini adalah kelompok tani yang terlibat dalam kegiatan gelar teknologi sayur-
sayuran dari BPTP NTT.
Petugas penyuluh pertanian berada di kecamatan dan mengunjungi masyarakat di
desa apabila dipanggil atau jika terjadi wabah. Petugas penyuluh yang dibutuhkan adalah
petugas pengamat hama dan petugas peternakan.
c.3.6. Peluang Pengembangan
Fasilitas pemipaan air bersih ke desa ini yang dibangun dengan dana P4MI sangat
bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan air minum dan usahatani sayuran dan hortikultura.
Pengembangan sayuran yang dibina oleh BPTP NTT telah diadopsi oleh sebagian besar
petani, baik oleh anggota kelompok binaan maupun oleh petani yang bukan anggota
kelompok.
Pendapatan dari usaha sayuran mencapai Rp 800.000 – 1.000.000 per KK, dengan
jenis sayuran berupa ketimun, buncis, kacang panjang, paria.
9
![Page 10: LAPORAN - P F I 3 P - Badan Litbang Pertanianpfi3pdata.litbang.pertanian.go.id/dokumen/one/114/file/... · Web viewPerbaikan mutu biji kakao dapat dilakukan dengan melakukan penyuluhan](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022090108/5cd3c29e88c99316318bea24/html5/thumbnails/10.jpg)
KESIMPULAN
1. Kelembagaan kelompok tani yang ada di masing-masing desa (tiga desa) kinerjanya
belum optimal. Kelembagaan yang eksis adalah penyuluh pertanian lapangan meski PPL
masih memiliki keterbatasan pengetahuan dan keterampilan.
2. Inovasi teknologi pertanian yang dibangun oleh P4MI, oleh petani di beberapa lokasi
kegiatan BPTP NTT sudah dapat diadopsi.
3. Akses pemasaran hasil pertanian masih terbatas dan posisi tawar petani masih lemah
4. Penguatan permodalan guna mendukung kelancaran usahatani masih kurang.
5. Beberapa titik ungkit yang dapat dilakukan guna meningkatkan produksi dan
produktivitas budidaya komoditas adalah : (1) pelatihan dan kunjungan silang petani, (2)
percontohan teknis dan (3) pembinaan pemasaran hasil komoditas,
10
![Page 11: LAPORAN - P F I 3 P - Badan Litbang Pertanianpfi3pdata.litbang.pertanian.go.id/dokumen/one/114/file/... · Web viewPerbaikan mutu biji kakao dapat dilakukan dengan melakukan penyuluhan](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022090108/5cd3c29e88c99316318bea24/html5/thumbnails/11.jpg)
Lampiran :
Matrik Rencana Pengembambangan Agribisnis di Tiga Desa P4MI
Desa : ZozozeaKecamatan : NangapandaTujuan Utama : meningkatkan kinerja bisnis biji kakao melalui perbaikan teknis di
tingkat onfarm dan pasca panen serta penataan pasar;Core Bisnis Utama (komoditas) : Kakao
Titik ungkit Aktivitas Target akhir
(A). Perbaikan managemen pemeliharaan tanaman kakao dan pasca panen untuk meningkatkan produksi dan produktivitas kakao
1. Pelatihan dan kunjungan silang (cross visit) petani
Pengendalian hama dan penyakit secara terpadu;
Pemangkasan tanaman kakao
Rehabilitas tanaman melalui pergantian klon unggul
Penanganan pasca panen melalui penanganan secara fermentasi;
Penanganan kesuburan dan konservasi tanah
2. Percontohan teknis mengenai :
Pengendalian hama dan penyakit secara terpadu
Pemangkasan tanaman kakao Rehabilitas tanaman melalui
pergantian klon unggul Penanganan pasca panen
melalui penanganan secara fermentasi;
3. Pembinaan pemasaran melalui :
Penyuluhan Pelatihan kewirausahaan Permodalan (suntukan dan
akses); Menjalin jaringan pasar
1) 60 % petani/populasi menerapkan standar teknis pemeliharaan tanaman kakao;
2) 90 % anggota kelompok tani menerapkan teknologi fermentasi atau > 50 % petani desa menerapkan fermentasi biji kakao;
(B). Perbaikan mutu biji kakao
(C). Perbaikan pemasaran di tingkat petani
11
![Page 12: LAPORAN - P F I 3 P - Badan Litbang Pertanianpfi3pdata.litbang.pertanian.go.id/dokumen/one/114/file/... · Web viewPerbaikan mutu biji kakao dapat dilakukan dengan melakukan penyuluhan](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022090108/5cd3c29e88c99316318bea24/html5/thumbnails/12.jpg)
Desa : ReworanggaKecamatan : Ende SelatanTujuan Utama : mendorong dan meningkatkan omset penjualan melalui perbaikan
mutu bubuk kakao dan peluang diversivikasi produk olahan;Core Bisnis Utama (komoditas) : Kakao
Titik ungkit Aktivitas Target akhir
(A). Pembinaan dalam rangka perbaikan mutu produk bubuk kakao dan diversifikasinya
1. Pelatihan dan kunjungan silang (cross visit) petani; Pengendalian hama dan penyakit
secara terpadu; Pemangkasan tanaman kakao Rehabilitas tanaman melalui
pergantian klon unggul Penanganan pasca panen melalui
penanganan secara fermentasi; Penanganan pasca panen
sekunder dalam rangka memperbaiki produk bubuk kakao dan diversifikasinya
Perbaikan kesuburan dan konservasi tanah
2. Percontohan teknis mengenai : Pengendalian
hama dan penyakit secara terpadu;
Pemnagkasan tanaman kakao
Rehabilitas tanaman melalui pergantian klon unggul
Penanganan pasca panen melalui penanganan secara fermentasi;
Pembuatan bubuk kakao dan diversivikasi;
Demontrasi alsintan;
3. Pembinaan pemasaran melalui : Penyuluhan Pelatihan
kewirausahaan Permodalan
(suntikan dan akses); Menjalin
jaringan pasar
1. 60 % petani/populasi menerapkan standar teknis pemeliharaan tanaman kakao;
2. peningkatan omset penjualan meningkat
(B). Perbaikan mutu biji kakao
(C). Perbaikan managemen pemeliharaan tanaman kakao dan pasca panen untuk meningkatkan produksi dan produktivitas kakao
12
![Page 13: LAPORAN - P F I 3 P - Badan Litbang Pertanianpfi3pdata.litbang.pertanian.go.id/dokumen/one/114/file/... · Web viewPerbaikan mutu biji kakao dapat dilakukan dengan melakukan penyuluhan](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022090108/5cd3c29e88c99316318bea24/html5/thumbnails/13.jpg)
Desa : OnelakoKecamatan : NdonaTujuan Utama : mendorong dan meningkatkan Produksi dan produktivitas usahatani
sayur-sayuran dataran rendah pada lahan kering berslope miringCore Bisnis Utama (komoditas) : Sayur-sayuran dataran rendah
Titik ungkit Aktivitas Target akhir
I. Pembinaan teknis dan perbaikan mutu usahatani sayur-sayuran
Pelatihan dan kunjungan silang (cross visit) petani;
Pengendalian hama dan penyakit secara terpadu;
Pemupukan Pena
nganan pasca panen
Percontohan teknis mengenai : Pengelolaan air secara efisien; Pembuatan dan penggunaan
pupuk organik; Pengendalian hama dan
penyakit secara terpadu; Konservasi lahan
Pembinaan pemasaran melalui : Penyuluh
an Pelatihan
kewirausahaan Permodal
an (suntukan dan akses)
a. 100 % petani/populasi menerapkan standar teknis pemeliharaan sayur-sayuran;
b. peningkatan omset penjualan
13
![Page 14: LAPORAN - P F I 3 P - Badan Litbang Pertanianpfi3pdata.litbang.pertanian.go.id/dokumen/one/114/file/... · Web viewPerbaikan mutu biji kakao dapat dilakukan dengan melakukan penyuluhan](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022090108/5cd3c29e88c99316318bea24/html5/thumbnails/14.jpg)
Jadwal Pelaksanaan kegiatanDesa : ZozoreaTA : 2008AKTIVITAS J F M A M J J A S O N D
1. Pelatihan dan cross visit petani
x X
2. Percontohan :a. Pemangkasan x Xb. Rehabilitasi x x Xc. Hama dan penyakit x x x x x x x X x xd. Fermentasi kakao x x X x x3. Pembinaan pemasaran hasila. Permodalan x x x x x xb. Penyuluhan x x X x x X x X X xc. Pelatihan pemasaran X X X X
Desa : Reworengga, Kec. Ende SelatanTA : 2008AKTIVITAS J F M A M J J A S O N D
1. Pelatihan dan cross visit petani
X X
2. Percontohan :a. Pemangkasan X Xb. Rehabilitasi X X Xc. Hama dan penyakit x x X x x X x X X Xd. Fermentasi kakao x x X X X3. Pembinaan pemasaran hasila. Permodalan X X X Xb. Penyuluhan x x X x x X x X X Xc. Pelatihan pemasaran X X X X4. Pelatihan teknis pasca
panen sekunder, perbaikan mutu dan diversifikasi hasil olahan
X X X X X X
14
![Page 15: LAPORAN - P F I 3 P - Badan Litbang Pertanianpfi3pdata.litbang.pertanian.go.id/dokumen/one/114/file/... · Web viewPerbaikan mutu biji kakao dapat dilakukan dengan melakukan penyuluhan](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022090108/5cd3c29e88c99316318bea24/html5/thumbnails/15.jpg)
Desa : Onelako / NdonaTA : 2008
AKTIVITAS J F M A M J J A S O N D
1. Pelatihan dan cross visit petani
X X
2. Percontohan :a. Teknis komponen
teknologi budidaya sayuran
X X X X X X X X
b. Pengelolaan efisiensi penggunaan air
X X X
c. Pengendalian Hama dan penyakit
x x X x x X x X X X
d. Pengolahan pupuk organik
X X X X X X X X
e. Konservasi lahan X X X X
15
![Page 16: LAPORAN - P F I 3 P - Badan Litbang Pertanianpfi3pdata.litbang.pertanian.go.id/dokumen/one/114/file/... · Web viewPerbaikan mutu biji kakao dapat dilakukan dengan melakukan penyuluhan](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022090108/5cd3c29e88c99316318bea24/html5/thumbnails/16.jpg)
ORGANISASI KEGIATAN
KETUA : BAPPEDA/ PIU SEKRETARIS : KONSULTAN ANGGOTA :
BPTP NTT LSM DINAS Teknis PENYULUH
MATRIK PERAN KELEMBAGAAN INTERNAL P4MI (ANTAR KOMPONEN) (tentative)
NO AKTIVITAS PENANGGUNG JAWAB PELAKSNAAN
1 Aspek Pemberdayaan dan penyuluhan
LSM, BKP3
2 Aspek inovasi Teknologi LITBANG, BALIT, PUSLIT DAN DINAS Pertanian, Peternakan, Kehutanan, Perindak
3 Aspek pemasaran dan pembinanaan Konsultan, LSM, Koperasi, Perindak4 Aspek Koordinasi, Fasilitasi
Koordinasi dan InfrastrukturBAPPEDA ,PIU, DCC P4MI
5 Pembiayaan Masing-masing Unit berdasarkan peran6 Monitoring dan evaluasi BAPPEDA, PIU, BPTP, Konsultan
16