laporan oksin
TRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUMKIMIA ANORGANIK
REAKSI KATION LOGAM DENGAN OKSIN
NAMA : SALMINAH SALEH
NIM : H31108005
KELOMPOK : I
REGU : 2
HARI/TGL. PERC. : SELASA, 23 MARET 2010
ASISTEN : INDRAYANTI SUKIMAN
LABORATORIUM KIMIA ANORGANIKJURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR2010
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bila senyawa yang sukar larut diendapkan dari larutannya, maka kekuatan
ion larutannya biasanya akan lebih tinggi daripada kekuatan ion air karena
hadirnya berbagai elektrolit yang timbul dari pengerjaan awal, dan akibat dari
kelebihan zat pengendap yang ditambahkan.
Dalam analisis anorganik kualitatif melibatkan pembentukan endapan.
Pengendapan termasuk metode yang sangat berharga untuk memisahkan suatu
sampel menjadi komponen-komponennya. Pengendapan merupakan teknik
pemisahan paling meluas digunakan para analisis karena proses yang dilibatkan
adalah proses dalam zat yang akan dipisahkan itu digunakan untuk membentuk
suatu fase baru endapan padat.
Oksin merupakan salah satu pereaksi pengendap bagi banyak logam yang
melebur pada suhu 74-76 oC. Senyawa ini sulit larut dalam air maupun dalam eter,
tapi larut baik dalam alkohol, kloroform, dan benzena.
Hasil reaksi yang diperoleh dari penggabungan antara kation logam
dengan oksin adalah suatu senyawa kompleks internal yang sifatnya tak larut
dalam air. Senyawa ini dapat digunakan sebagai pengendap pada nilai pH yang
berbeda-beda sehingga dapat dilakukan pemisahan campuran logam yang
terkandung dalam cuplikan.
Untuk mengetahui dan membuktikan bahwa oksin dapat bereaksi dengan
logam dan didalam proses reaksinya terjadi endapan, maka percobaan reaksi
kation logam dengan oksin ini dilakukan.
1.2 Maksud dan Tujuan Percobaan
1.2.1 Maksud Percobaan
Maksud dari percobaan ini adalah mengetahui dan memahami reaksi-
reaksi kation logam dengan menggunakan pereaksi oksin.
1.2.1 Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini adalah menentukan kadar beberapa logam (Fe)
dengan menggunakan pereaksi oksin.
1.3 Prinsip Percobaan
Prinsip dari percobaan ini adalah menentukan kadar logam Fe dengan
mereaksikannya dengan senyawa oksin melalui proses pengendapan dimana
endapan yang terbentuk dilarutkan kembali dengan HCl panas lalu dititrasi
dengan KBrO3 dan Natriumtiosulfat. Dari jumlah titran yang digunakan
konsentrasi logam dapat dihitung.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Senyawa dengan rumus molekul C9H7ON dikenal dengan nama oksin, tak
lain dari 8-hidroksiqinolin dengan massa molekul relatif 145 g.mol-1. Oksin
merupakan senyawa dengan bentuk kristal berwarna putih yang melebur pada
suhu 74-76 oC. Senyawa ini sulit larut dalam air maupun di dalam eter, tetapi larut
baik di dalam alkohol, kloroform, dan benzena. Dengan adanya sedikit air, larutan
yang awalnya tak berwarna akan mengalami perubahan menjadi kekuningan
(Hala, 2010).
Dalam titrasi pengendapan, zat yang ditentukan bereaksi dengan zat
penitar membentuk senyawa yang sukar larut dalam air. Karena itu, kepekaan zat
yang ditentukan tersebut berkurang selama berlangsungnya proses titrasi.
Perubahan kepekatan itu diamati dekat titik kesetaraan dengan bantuan indikator
atau peralatan yang sesuai (Rivai, 1995).
Endapan gravimetri yang disaring dengan kertas tidak dapat dipisahkan
kembali secara kuantitatif, karenanya kertas harus dihilangkan dengan
mengabukannya. Proses ini membawa bahaya karena : (1) tempertur untuk
mengubahnya mungkin menyebabkan endapan terurai, atau teroksidasi, atau
menguap, (2) dalam pengabuan kertas mula-mula terurai dan terjadi C (karbon).
Beberapa endapan dapat tereduksi oleh karbon tersebut, misalnya AgCl, BaSO4;
BaSO4 + C BaS + CO2……………………….(1)
Menyebabkan berkurangnya berat endapan. Untuk mengatasi hal ini, setelah
selesai pengabuan, residu harus diberi perlakuan lagi, misalnya BaS diberi H2SO4
pekat lalu dipanaskan lagi. (3) kertas meninggalkan abu yang menambah berat
endapan (Harjadi, 1990).
Oksin merupakan senyawa dengan bentuk Kristal berwarna putih yang
melebur pada suhu 74-76 OC. senyawa ini sulit larut di dalam air maupun di dalam
eter, tetapi larut baik di dalam alkohol, kloroform, dan benzen. Dengan adanya
sedikit air, larutan yang awalnya tak berwarna akan mengalami perubahan
menjadi kekuningan. Oksin adalah salah satu pereaksi pengendap bagi banyak
logam. Logam-logam divalen atau trivalen yang telah diendapkan oleh oksin,
dapat digambarkan dalam bentuk umum sebagai berikut:
M(C9H7ON)2 dan M(C9H7ON)3
dan juga reaksi logam divalen dan trivalen dengan oksin dapat juga dipaparkan
sebagai berikut:
…………..(2)
hasil reaksi yang diperoleh dari proses penggabungan antara kation logam dengan
oksin adalah suatu senyawa kompleks yang internal yang sifatnya tidak larut
dalam air. Kompleks ini mempunyai nilai hasil kali kelarutan atau Ksp sekitar
10-12 dan 10-20. Akibatnya, senyawa ini dapat digunakan sebagai pengendap pada
nila pH yang berbeda-beda sehingga dapat dilakukan pemisahan campuran logam
yang terkandung dalam cuplikan (Hala, 2010).
Menurut Day dan Underwood (1999), bobot ekuivalen suatu zat yang terlibat
dalam suatu reaksi, yang digunakan sebagai dasar untuk suatu titrasi,
didefenisikan sebagai berikut :
1. Asam-basa. Bobot gram ekuivalen adalah bobot dalam gram dari suatu zat
yang diperlukan untuk memberikan atau bereaksi dengan 1 mol (1,008 g)H+
2. Redoks. Bobot gram ekuivalen adalah bobot dalam gram dari suatu zat yang
diperlukan untuk memberikan atau bereaksi dengan 1 mol elektron.
3. Pengendapan atau pembentukan kompleks. Bobot gram ekuivalen adalah
bobot dalam gram dari zat itu yang diperlukan untuk memberikan atau
bereaksi dengan 1 mol kation univalen, 12
mol kation divalen, 13
mol trivalen1
dan seterusnya.
Pereaksi ialah senyawa atau campuran yang digunakan untuk
menghasilkan reaksi kimia. Pengendapan suatu padatan dapat digunakan melalui
pencucian, kadang-kadang digunakan larutan pencuci yang mengandung ion
senama, bukan sekedar air murni. Hal ini dilakukan untuk mengurangi kelarutan
dari endapan tersebut. Sementara itu, pengendapan fraksi merupakan teknik lain
yang dapat diahami lebih baik melalui prinsip-prinsip kesetimbangan kelarutan
ialah pengendapan sebagian. Istilah ini mengacu pada suatu keadaan dengan dua
atau lebih ion dalam larutan, yang masing-masing dapat diendapkan oleh pereaksi
yang sama , yang dipisahkan oleh reaksi tersebut. Atau dengan kata lain, salah
satu ion mengendap, sedangkan ion yang lain tetap dalam larutan. Syarat utama
untuk keberhasilan pengendapan fraksi ialah adanya perbedaan nyata dalam
kelarutan senyawa-senyawa yang akan dipisahkan (Petrucci, 1985).
Pengendapan anion-anion dari larutan serbasama dapat dilakukan dengan
pelepasan terkendali kation-kation dari senyawa kompleks yang larut dalam
larutan yang mengandung anion yang akan diendapkan. Pelepasan kation dari
senyawa kompleks tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya
dengan mengoksidasi zat pengompleksnya, dengan mengubah-ubah pH larutan
dan dengan pelepasan ion logam dari senyawa kompleksnya dengan ion logam
lain yang dapat membentuk kompleks yang lebih mantap dengan zat pengompleks
(Rivai, 1995).
Titrasi redoks dapat dibedakan menjadi beberapa cara berdasarkan
pemakaiannya. Salah satunya adalah dengan menggunakan Na2S2O3 sebagai
titrant yang dikenal sebagai yodometri tak langsung. Larutan Na2S2O3 biasanya
dibuat dari garam pentahidratnya, Na2S2O3.5H2O karena BM-nya 248,17 maka
dari segi ketelitian penimbangan, hal ini menguntungkan. Larutan ini perlu
distandardisasi. Kestabilan larutan mudah dipengaruhi oleh pH rendah, sinar
matahari, dan terutama adanya bakteri yang memanfaatkan S. Pada pH rendah
(<5) terjadi peruraian sebagai berikut:
S2O3- + H+ HS2O3
- HSO3- + S…………….(3)
tetapi karena reaksi ini berjalan lambat, kesalahan tidak perlu dikuatirkan
walaupun larutan yang dititrasi cukup asam asal titrasi dilakukan dengan
penambahan titrant yang tidak terlalu cepat. Bakteri ini dapat menyebabkan
perubahan S2O3- menjadi SO3
-, SO4- dan endapan S. S ini tampak sebagai endapan
kolodial yang membuat larutan menjadi keruh dimana itu merupakan pertanda
bahwa larutan harus diganti. Untuk mencegah aktivitas bakteri, pada pembuatan
larutan hendaknya dipakai air yang sudah dididihkan; selain itu, dapat
ditambahkan pengawet seperti kloroform, natrium benzoate, atau HgI2 (Harjadi,
1990).
Pada satu titrasi, suatu unsur bereaksi dengan satu bahan dengan
menambahkan konsentrasi yang sesuai. Penambahan ini dikenal sebagai satu
solusi standar, dan umumnya disepakati dengan penambahan dari satu buret.
Solusi penambahan disebut titran. Volume dari titran yang diperlukan untuk sekali
reaksi harus sama dengan bahan yang telah diukur. Dari konsentrasi yang
diketahui dan bahan reaksi telah diketahui, maka jumlah bahan dapat dihitung
(Christian, 1994).
BAB III
METODE PERCOBAAN
3.1 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah larutan logam
besi (Fe) 100 ppm, larutan natrium asetat (CH3COONa) 0,1 M, larutan asam
klorida (HCl) 4 M, larutan asam klorida (HCl) 2 M, larutan oksin 2% dalam
etanol, padatan KBr, larutan KBrO3 0,1007 N, larutan KI 10%, larutan
natriumtiosulfat (Na2S2O3) 0,1005 N, indikator metil orange (MO) 0,1%, larutan
amilum 1%, indikator pH universal, akuades, kertas label, tissu roll, kertas saring
Whatman nomor 40, sabun cair, dan kertas untuk menimbang sampel.
3.2 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah gelas kimia 50 mL,
gelas kimia 25 mL, gelas kimia 400 mL, erlenmeyer 200 mL, gelas ukur 25 mL,
gelas ukur 10 mL, bulp, pipet volume 5 mL, pipet volume 10 mL, pipet tetes,
buret 50 mL, statif, corong, pemanas listrik, batang pengaduk, sendok tanduk,
labu semprot, termometer 100oC, penutup cawan, dan neraca analitik.
3.3 Prosedur Percobaan
Prosedur kerja dari percobaan ini adalah sbb:
1. Sebanyak 10 mL larutan logam Fe 100 ppm dipipet ke dalam gelas kimia 400
mL
2. Ditambahkan dengan 30 mL larutan garam natrium asetat 0,1 M hingga pH
larutan mencapai 6-7.
3. Ditambahkan setetes demi setetes larutan oksin 2% dalam etanol sambil
diaduk hingga terbentuk endapan
4. Endapan yang terbentuk kemudian dipanaskan beberapa menit hingga
mencapai suhu 60-70oC
5. Endapan kemudian disaring dengan menggunakan kertas saring
6. Selanjutnya endapan dicuci dengan air panas, kemudian dilarutkan dengan
menambahkan 25 mL 4 M larutan asam klorida (HCl) panas.
7. Larutan kemudian ditambahkan 0,3 gram KBr dan 2-3 tetes indikator MO
8. Larutan dititrasi dengan menggunakan larutan baku KBrO3 0,1007 N hingga
terbentuk warna kuning muda, dicatat volume titran yang digunakan.
9. Larutan hasil titrasi kemudian diencerkan dengan 18 mL HCl 2 M, lalu
dibiarkan sekitar 2 menit ditempat tertutup
10. Selanjutnya larutan ditambahkan 5 mL larutan 10% KI, dan dititrasi dengan
larutan baku Na2S2O3 0,1005 N, dengan menggunakan indikator amilum
hingga terbentuk warna kuning muda, dicatat volume titran yang digunakan.
11. Hasil pengamatan dicatat
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
1. Pengamatan terhadap pereaksin oksin:
Sebelum dicampur dengan sampel, warna pereaksi bening.
Setelah dicampur dengan sampel, warna pereaksi kuning tua.
2. Pengendapan dengan pereaksi oksin terjadi pada pH 6.
3. Warna endapan yang terbentuk adalah hijau tua.
4. KBrO3 yang digunakan 0,1007 N, sebanyak 24 mL.
5. Natriumtiosulfat yang dipakai 0,1005 N sebanyak 48 mL.
4.2 Reaksi
Fe2+ + 2 C9H7ON Fe(C9H7ON)2 + 2 H+
Fe(C9H7ON)2 + 2 HCl 2 C9H7ON + 2 FeCl2
KBrO3 + 5 KBr + 6 HCl 6 KCl + 3 Br2 + 3 H2O
C9H7ON + 2 Br2 C9H5ONBr2 + 2 HBr
4.3 Perhitungan
a. KBrO3
V = 24 mL = 0,024 L
N = 0,1007 N
Gram = Be x N x V
= 167
1 meq x 0,1007 g/meq.L x 0,024 L
= 0,40360 gram
b. Na2S2O3
V = 48 mL = 0,048 L
N = 0,1005 N
Gram = Be x N x V
= 158
2 meq x 0,1005 g/meq.L x 0,048 L
= 79 meq x 0,1005 g/meq.L x 0,048 L
= 0,3811 gram
c. % Fe = (a−b ) x MEFe2+¿
V Fe2+¿¿¿ x 100 %
= (0,40360−0,3811) g x ArFe2+¿/8
10 mL¿ x 100 %
= 0,0225 g x 56 ml /g /8
10 mL x 100 %
= 0,0225 g x 7 mL /g
10 mL x 100 %
= 0,01575 x 100 %
= 1,575 %
4.4 Pembahasan
Pada percobaan reaksi kation logam dengan oksin ini kadar logam yang
diukur adalah kadar logam besi (Fe). Kadar logam besi yang terjadi dapat diamati
dengan terjadinya perubahan warna atau terjadinya endapan.
Pertama-tama diambil logam besi yang digunakan sebagai sampel yang
mewakili logam-logam sebanyak 10 mL dan ditambahkan dengan sejumlah
larutan garam natrium asetat (CH3COONa) 0,1 M sebanyak 30 mL sehingga pH
larutan mencapai 6-7. Fungsi penambahan larutan natrium asetat adalah agar
larutan yang akan diamati memiliki pH yang mendekati netral sehingga pada
proses titrasi nanti warna larutan akan terlihat jelas. Sebelum dicampurkan dengan
sampel, warna pereaksi adalah bening dan setelah ditambahkan ke dalam sampel,
warna pereaksi adalah kuning tua.
Setelah pH larutan yang diamati mencapai 6 maka ditambahkan setetes
demi setetes pereaksi oksin sambil diaduk sampai terbentuk endapan yang
berwarna hijau tua. Pengadukan dilakukan untuk mempercepat terjadinya
endapan.
Endapan yang terbentuk dipanaskan pada suhu 60-70oC. Pemanasan
dilakukan untuk memisahkan larutan yang mudah menguap yang terdapat pada
endapan. Setelah itu endapan disaring dengan kertas saring whatman yang
diletakkan pada corong dengan sudut 60o sehingga terbentuk endapan dan filtrat.
Endapan yang telah diperoleh kemudian dicuci dengan air panas sebanyak
10 mL. Fungsi air panas ini adalah untuk memisahkan endapan dari pengotor-
pengotornya. Endapan yang telah dicuci tadi dilarutkan dengan menggunakan 4 M
HCl sebanyak 25 mL, kemudian ditambahkan dengan 0,3 gram KBr dan 2-3 tetes
indikator MO. Penambahan dilakukan untuk membantu mempertegas warna yang
terjadi apabila larutan tersebut dititrasi. Selanjutnya larutan ini dititrasi dengan
KBrO3 0,1007 N sebanyak 24 mL. Dimana pada saat dititrasi larutan yang
berwarna orange berubah menjadi warna kuning, lama-kelamaan warna larutan
kembali menjadi orange dan kembali menjadi kuning dengan penambahan 24 mL
KBrO3.
Setelah dititrasi larutan kembali diencerkan dengan 18 mL HCl 2 M, hal
ini dilakukan untuk mengembalikannya dalam suasana asam lalu dibiarkan sekitar
2 menit di tempat yang tertutup, kemudian ditambahkan dengan 5 mL larutan KI
10% dan warna larutan berubah menjadi coklat.
Setelah dititrasi dengan menggunakan KBrO3, larutan kembali dititrasi
dengan menggunakan natriumtiosulfat (Na2S2O3) 0,1 M kemudian ditambahkan
amilum pada saat pertengahan titrasi untuk mempercepat proses titrasi. Pada titik
akhir titrasi dengan penambahan 48 mL natriumtiosulfat (Na2S2O3) larutan
berubah menjadi kuning.
Melalui perhitungan tadi, diperoleh massa Fe sebanyak 0,0225 gram. Hasil
ini diperoleh dari mencari selisih antara massa larutan KBrO3 dengan Na2S2O3,
dimana massa KBrO3 sebesar 0,40360 gram dan massa Na2S2O3 sebesar 0,3811
gram. Kemudian setelah mengetahui massa Fe, kadar Fe dapat ditentukan dan
diperoleh hasil sebesar 1,575 %.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan maka hasil yang diperoleh
dari perhitungan yaitu kadar Fe yang diperoleh dalam larutan adalah 1,575 %.
5.2 Saran
5.2.1. Untuk Laboratorium
Sebaiknya bahan yang akan dipakai agar dicek kelayakannya agar dapat
meminimalisir kesalahan dalam melakukan percobaan.
5.2.2. Untuk Percobaan
Sebaiknya dalam praktikum semua alat sudah harus lengkap dan harus
dalam keadaan baik agar praktikum dapat berjalan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Christian, G.D., 1994, Analytical Chemistry, John Wiley and Sons, INC, New York.
Day, R.A., dan Underwood, A.L., 2002, Analisa Kimia Kuantitatif, Erlangga, Jakarta
Hala, Y., 2010, Penuntun Praktikum Kimia Anorganik, Jurusan Kimia Unhas, Makassar.
Harjadi, W., 1990, Ilmu Kimia Analitik Dasar, PT. Gramedia, Jakarta.
Petrucci, R.H., 1985, Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Jilid 2, Erlangga, Jakarta.
Rivai, H., 1995, Asas Pemeriksaan Kimia, Universitas Indonesia Press, Jakarta.
LEMBAR PENGESAHAN
Makassar, 28 Maret 2010
Asisten, Praktikan,
(INDRAYANTI SUKIMAN) (SALMINAH SALEH)
BAGAN REAKSI KATION DENGAN LOGAM
- Dipipet ke dalam gelas kimia 400 mL.
- Ditambahkan larutan garam CH3COONa 0,1 M hingga pH 6-7.
- Ditambahkan setetes demi setetes 2% oksin dalam alkohol.
- Diaduk hingga terbentuk endapan.
- Endapan dipanaskan beberapa menit pada suhu 60-70 oC.
- Endapan disaring dengan kertas saring.
- Dicuci dengan 10 mL air panas.
- Dilarutkan dengan menambahkan 25 mL 4 M HCl panas.
- Ditambahkan 0,3 g KBr dan 2-3 tetes indikator MO.
- Dititrasi dengan larutan baku 0,1007 N KBrO3 sampai terbentuk warna kuning muda.
- Diencerkan dengan 18 mL HCl 2 M.
- Dibiarkan sekitar 2 menit ditempat tertutup.
- Ditambahkan 5 mL larutan 10% KI.
- Dititrasi dengan Natriumtiosulfat 0,1005 N dengan indikator amilum. Dicatat volume titran yang digunakan.
Logam Netral Fe 10 mL
Endapan Filtrat
Hasil titrasi I
Hasil titrasi II
Data