laporan obesitas.doc

36
BAB 1. PENDAHULUAN 1. 1. La tar Bel ak ang Sta tus giz i mas yar akat mer upakan sal ah sat u indika tor pembang unan kes eha tan di Indonesia dikatakan berhasil. Oleh, sebab itu, pemerintah mencanangkan visi pembangunan gizi, yakni “Mewujudkan keluarga mandiri sadar diri untuk mencapai status gizi masyarakat atau keluarga yang optimal !"ahyu, #$$%&. 'ahkan hingga saat ini pun, Indonesia masih menghadapi banyak permasalahan status gizi, utamanya pada kel ompok usi a bal ita dan anak. (er masalahan gizi ya ng ter jadi pada kelompok usia balita dan anak tidak hanya gizi kurang ! Underweight &, kekerdilan !Stunting &, ataupun kekurusan ! Wasting & namun juga gizi lebih !Overweight & yang biasa dikenal dengan sebut an obesit as. (adahal kita ketahui bahwa masa balita merupakan proses pertumb uhan anak yang pesat dimana anak sangat memerlukan perhatian dan kasih saying dari orang tua serta lingkungannya. Selain itu, balita pun sangat membutuhkan asupan zat gizi yang seimbang supaya status gizinya baik, serta proses tumuh kembangnya tidak terhambat.  )amun, sayangnya berdasarkan data *iskesdas tahun #$+$, diperkirakan prevalensi balita di Indonesia mengalami gizi lebih dan kegemukan !obesitas& yaitu sebesar +,# -. ngka ini mengalami peningkatan yang sangat drastis. 'erdasarkan /aporan )asional *iskesdas 0ahun #$$1, persentase balita yang mengalami gizi lebih yaitu sebesar +#,# -. (er mas ala han obe sit as ti dak dapa t dia nggap mud ah begi tu saj a, kar ena obes ita s dan kegemukan pada anak berpotensi meningkatkan resiko timbulnya berbagai gangguan kesehatan. Sehingga, sangat per lu pemeri nta h men ekan angka pre val ens i obes ita s pada bal ita sedini mungkin dengan beberaa program dan juga pemerintah diharapakan lebih menegaskan pada mas yar akat unt uk iku t ber per an yai tu dengan men ingkat kan pemahaman ser ta kes ada ran masyarakat untuk berperilaku hidup sehat. 2an saat ini pun, pemerintah telah mencanangkan  program S3) !Scall ing Up Nutri tion & yai tu suatu program geraka n ya ng di4 okus kan pada (ercepatan (erbaikan 5izi pada +$$$ hari pertama kehidupan. 1. 2. Ru mu sa n Masalah

Upload: pratiwi-dian-pramana

Post on 13-Apr-2018

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan OBESITAS.doc

7/26/2019 Laporan OBESITAS.doc

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-obesitasdoc 1/36

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Status gizi masyarakat merupakan salah satu indikator pembangunan kesehatan di

Indonesia dikatakan berhasil. Oleh, sebab itu, pemerintah mencanangkan visi pembangunan gizi,

yakni “Mewujudkan keluarga mandiri sadar diri untuk mencapai status gizi masyarakat atau

keluarga yang optimal !"ahyu, #$$%&.'ahkan hingga saat ini pun, Indonesia masih menghadapi banyak permasalahan status

gizi, utamanya pada kelompok usia balita dan anak. (ermasalahan gizi yang terjadi pada

kelompok usia balita dan anak tidak hanya gizi kurang !Underweight &, kekerdilan !Stunting &,

ataupun kekurusan !Wasting & namun juga gizi lebih !Overweight & yang biasa dikenal dengan

sebutan obesitas. (adahal kita ketahui bahwa masa balita merupakan proses pertumbuhan anak 

yang pesat dimana anak sangat memerlukan perhatian dan kasih saying dari orang tua serta

lingkungannya. Selain itu, balita pun sangat membutuhkan asupan zat gizi yang seimbang supaya

status gizinya baik, serta proses tumuh kembangnya tidak terhambat.

 )amun, sayangnya berdasarkan data *iskesdas tahun #$+$, diperkirakan prevalensi balita

di Indonesia mengalami gizi lebih dan kegemukan !obesitas& yaitu sebesar +,# -. ngka ini

mengalami peningkatan yang sangat drastis. 'erdasarkan /aporan )asional *iskesdas 0ahun

#$$1, persentase balita yang mengalami gizi lebih yaitu sebesar +#,# -.

(ermasalahan obesitas tidak dapat dianggap mudah begitu saja, karena obesitas dan

kegemukan pada anak berpotensi meningkatkan resiko timbulnya berbagai gangguan kesehatan.

Sehingga, sangat perlu pemerintah menekan angka prevalensi obesitas pada balita sedini

mungkin dengan beberaa program dan juga pemerintah diharapakan lebih menegaskan pada

masyarakat untuk ikut berperan yaitu dengan meningkatkan pemahaman serta kesadaran

masyarakat untuk berperilaku hidup sehat. 2an saat ini pun, pemerintah telah mencanangkan

 program S3) !Scalling Up Nutrition& yaitu suatu program gerakan yang di4okuskan pada

(ercepatan (erbaikan 5izi pada +$$$ hari pertama kehidupan.

1.2. Rumusan Masalah

Page 2: Laporan OBESITAS.doc

7/26/2019 Laporan OBESITAS.doc

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-obesitasdoc 2/36

+.+. 'agaimana 4enomena obesitas atau kegemukan pada anak balita di Indonesia 6

+.#. 3paya apa yang dilakukan oleh pemerintah dalam menekan angka prevalensi obesitas

atau kegemukan pada anak balita 6

1.3. Tujuan

+.+. 3ntuk mengetahui 4enomena obesitas atau kegemukan pada anak balita di Indonesia.+.#. 3ntuk mengetahui dan memahami upaya yan dilakukan pemerintah dalam menekan

angka prevalensi obesitas atau kegemukan pada anak balita.

BAB 2. TINAUAN PU!TA"A

2.1. !tatus #$%$

2.1.1. Pengert$an !tatus #$%$

5izi adalah zat atau senyawa yang terdapat dalam pangan yang terdiri atas karbohidrat,

 protein, lemak, vitamin, mineral, serat, air, dan komponen lain yang berman4aat bagi

Page 3: Laporan OBESITAS.doc

7/26/2019 Laporan OBESITAS.doc

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-obesitasdoc 3/36

 pertumbuhan dan kesehatan manusia !*I, #$+#&. 5izi sangat berperan penting dalam alur daur 

kehidupan karena di setiap tahap daur kehidupan, semua orang membutuhkan nutrien yang sama

namun dalam jumlah yang berbeda sesuai dengan kebutuhan setiap orang. Sedangkan "7O

mengartikan ilmu gizi sebagai ilmu yang mempelajari proses yang terjadi pada organisme hidup,

yang mana proses tersebut mencakup pangambilan dan pengolahan zat padat dan cair dari

makanan yang dibutuhkan untuk memelihara kehidupan, pertumbuhan dan untuk menghasilkan

energi.

Status gizi adalah keadaan keseimbangan antara asupan dan kebutuhan zat gizi. Status

gizi baik bila jumlah asupan zat gizi sesuai dengan yang dibutuhkan. Status gizi tidak seimbang

dapat diprestasikan dalam bentuk gizi kurang dari yang dibutuhkan. Sedangkan status gizi lebih

 bila asupan zat gizi melebihi dari yang dibutuhkan. Sehingga status gizi merupakan keadaan

tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat8zat gizi !lmatsier, #$$9&.Status gizi ini menjadi sangatlah penting karena merupakan salah satu 4aktor resiko

terjadinya morbiditas dan mortalitas. Status gizi berkontribusi terhadap kesehatan seseorang,

dimana seseorang dengan status gizi yang baik maka kesehatannnya pun baik, selain itu

kalaupun kondisi seseorang tersebut mengalami kesakitan maka status gizi yang baik juga akan

 berkontribusi terhadap kemampuan seseorang tersebut dalam pemulihan.

Status gizi tidak dapat ditentukan begitu saja tanpa mengetahui dan memahami ukuran

 baku atau yang disebut dengan reference. 'aku antropometri yang sering digunakan di Indonesia

adalah World Health Organizations – National Centre for Health Statistics   !"7O : );7S&.

'erdasarkan reference tersebut, status gizi dibagi menjadi empat<  Pertama, gizi lebih untuk 

overweight , termasuk kegemukan dan obesitas.  Kedua gizi baik untuk well nourished .  Ketiga,

gizi kurang untuk underweight   yang mencakup mild dan moderat ,  PC! "Protein Calori

 !alnutrition&.  Keempat , gizi buruk untuk  severe PC! termasuk marasmus, marasmik8

kwarshiorkor dan kwarshiorkor !Supariasa, #$$#&. )amun, terdapat beberapa kelompok rentang gizi. =elompok rentan gizi merupakan suatu

kelompok di dalam masyarakat yang paling mudah menderita gangguan kesehatannya atau

rentan karena kekurangan gizi. =elompok8kelompok rentang gizi ini terdiri dari<a. =elompok bayi, umur $8+ tahun.

 b. =elompok di bawah lima tahun !balita&, umur +8> tahun.

c. =elompok anak sekolah, umur ?8+# tahun.d. =elompok remaja, umur +98#$ tahun.

e. =elompok ibu hamil dan menyusui.

4. =elompok usia !usia lanjut&. !)otoatmodjo, #$$9&.

Page 4: Laporan OBESITAS.doc

7/26/2019 Laporan OBESITAS.doc

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-obesitasdoc 4/36

Maka status gizi sangatlah penting utnuk diketahui untuk mengontrol dan mengawasi

status gizi kelompok8kelompok yang rentang gizi dikarenakan mereka merupakan kelompok 

yang sangat mudah terkena penyakit jika kekurangan gizi.

2.1.2. &akt'r Determ$nan !tatus #$%$3)I;@A !+%BB& menyatakan bahwa status gizi kurang dipengaruhi oleh penyebab

langsung dan penyebab tidak langsung. Aaktor penyebab kurang gizi dapat dilihat pada bagan

sebagai berikut<

Sumber < "UN#C$% &'(() oleh *ire+torat ,izi !as-ara+at 

a. (enyebab /angsung2ilihat dari bagan 3)I;@A, terdapat dua penyebab yang secara langsung dapat

mempengaruhi status gizi yaitu asupan makanan dan penyakit in4eksi. 5izi kurang tidak 

hanya dikarenakan asupan makanan yang kurang, tetapi juga dikarenakan penyakit

in4eksi. nak yang mendapa cukup makan tetapi sering menderita sakit, pada akhirnya

 pun akan menderita gizi kurang. 2emikian pula pada anak yang tidak memperoleh cukup

Page 5: Laporan OBESITAS.doc

7/26/2019 Laporan OBESITAS.doc

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-obesitasdoc 5/36

makan maka daya tahan tubuhnya akan melemah sehingga mudah terserang penyakit.

Imunisasi yang tidak dilakukan secara lengkap dapat berpengaruh pada anak, karena

dapat menyebabkan anak tidak memiliki kekebalan tubuh terhadap serangan penyakit

in4eksi, akibtanya pun anak akan jatuh sakit sehingga status gizinya turun. 7al ini

dikarenakan penyakit in4eksi berhubungan erat satu sama lain dengan asupan makanan

dalam pengaruhnya terhadap status gizi.

 b. (enyebab tidak /angsung(ada bagan 3)I;@A, dapat dilihat adanya tiga 4aktor penyebab tidak langsung

terhadap status gizi seseorang. 2ikatakan 4aktor penyebab tidak langsung karena ketiga

4aktor ini tidak langsung mempengaruhi keadaan status gizi seseorang. =etiga 4aktor 

tersebut diantaranya yaitu ketidak cukupan ketersediaan pangan keluarga, pola

 pengasuhan anak, dan sanitasi air bersih atau pelayanan kesehatan yang tidak memadai.

• =etersediaan pangan keluarga=etersediaan pangan keluarga yang dimaksud adalah ketahanan pangan keluarga.

=etahanan pangan keluarga merupakan kemampuan keluarga untuk memenuhi kebutuhan

 pangan seluruh anggota keluarga dalam jumlah cukup, baik cukup jumlahnya maupun

mutu gizinya. =etahanan pangan ini terkait dengan ketersediaan pangan, baik dari hasil

 produksi senidir maupun dari pasar ataupun dari sumber lain, serta terkait dengan harga

 pangan dan daya beli keluarga serta pengetahuan tentang gizi dan kesehatan.

• (ola pengasuhan anak 

(ola pengasuhan anak adalah kemampuan keluarga dan masyarakat untuk menyediakan waktu, perhatian dan dukungan terhadap anak, agar anak dapat tumbuh

kembang dengan sebaik8baiknya secara 4isik, mental maupun sosial. (ola pengasuhan

anak berupa sikap dan perilaku ibu atau pengasuh lain dalam hal kedekatannya dengan

anak, memberikan makan, merawat, menjaga kebersihan, member kasih sayang dan

sebagainya. Semua hal tersebut berikatan erat dengan keadaan ibu dalam hal kesehatan

!4isik dan mental&, status gizi, pendidikan umum, pengetahuan tentang pola pengasuhan

yang baik dan benar,serta peran dalam keluarga atau masyarakat,.

• (elayanan kesehatan dan kesehatan lingkungan

(elayanan kesehatan dan kesehatan lingkungan adalah tersedianya ar bersih dan

sarana pelayanan kesehatan dasar yang terjangkau oleh setiap keluarga yang

membutuhkan keterjangkauan anak dan keluarga terhadap air bersi dan pelayanan

kesehatan yang baik seperti imunisasi, pemeriksaan kehamilan, pertolongan persalinan,

 pendidikan kesehatan dan gizi, penimbangan anak serta sarana pelayanan kesehatan

Page 6: Laporan OBESITAS.doc

7/26/2019 Laporan OBESITAS.doc

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-obesitasdoc 6/36

seperti posyandu, puskesmas, praktek bidan atau dokter dan rumah sakit. Semakin cukup

ketersediaan air bersih untuk keluarga serta semakin dekat dengan jangkauan keluarga

terhadap pelayanan dan sarana kesehatan ditambah dengan pemahaman ibu tentang

kesehatan, maka semakin kecil resiko anak terkena penyakit in4eksi dan mengalami gizi

kurang.

2.2. Bal$ta

2.2.1. Pengert$an Bal$ta

'alita adalah kelompok anak usia dibawah lima tahun. Masa balita merupakan periode

 penting dalam tumbuh kembang anak. (ertumbuhan dasar pada masa balita ini akan

mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak selanjutnya. (erkembangan kemampuan

 bahasa, kreati4itas, kesadaran sosial, emosional dan intelegensinya berjalan sangat cepat dan

merupakan landasan perkembangan berikutnya !Soetjiningsih, +%%>&.'alita adalah istilah umum bagi anak usia +89 tahun dan anak prasekolah 98> tahun. Saat

usia batita, anak masih tergantung penuh kepada orang tua untuk melakukan kegiatan penting

seperti mandi, buang air dan makan. (erkembangan berbicara dan berjalan sudah bertambah

 baik. )amun, kemampuan lain masih terbatas. !'udi Sutoma, #$+$&.Seperti yang disebutkan sebelumnya bahwa masa balita merupakan periode penting

dalam proses tumbuh kembang manusia. (erkembangan dan pertumbuhan di masa itu menjadi

 penentu keberhasilan pertumbuhan dan perkembangan anak di periode selanjutnya. Masa

tumbuh kembang di usia ini merupakan masa yang berlangsung cepat dan tidak akan pernah

terulang, karena tu sering disebut golden age atau masa keemasan.

2.2.2. "arakter$st$k Bal$ta

Menurut karakteristik, balita terbagi dalam dua kategori yaitu anak usia + : 9 tahun

!batita& dan anak usia prasekolah !3ripi, #$$&. nak usia +89 tahun merupakan konsumen pasi4,

artinya anak menerima makanan dari apa yang disediakan ibunya. /aju pertumbuhan masa batita

lebih besar dari masa usia pra8sekolah sehingga diperlukan jumlah makanan yang relati4 besar.

 )amun perut yang masih lebih kecil menyebabkan jumlah makanan yang mampu diterimanya

dalam sekali makan lebih kecil dari anak yang usianya lebih besar. Oleh karena itu, pola makan

yang diberikan adalah porsi kecil dengan 4rekuensi sering.

(ada usia pra8sekolah anak mulai enjadi konsumen akti4. 7al ini dikarenakan mereka

sudah dapat memilih makanan yang disukainya. Selain itu, pada usia ini anak mulai bergaul

dengan lingkungannya atau bersekolah playgroup sehingga anak mengalami beberapa perubahan

Page 7: Laporan OBESITAS.doc

7/26/2019 Laporan OBESITAS.doc

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-obesitasdoc 7/36

dalam perilakunya. (ada masa ini pula lah anak akan mencapai 4ase gemar memprotes sehingga

mereka akan mengatakan “tidak terhadap setiap ajakan yang tidak mereka inginkan. (ada masa

ini berat badan anak pun cenderung mengalami penurunan, akibat dari aktivitas yang mulai

 banyak dan pemilihan maupun penolakan terhadap makanan. 2iperkirakan pula bahwa anak 

 perempuan relati4 lebih banyak mengalami gangguan status gizi bila dibandingkan dengan anak 

laki8laki.

2.2.3. Per$laku Makan Anak Bal$ta

(erillaku dan kebiasaan orangtua dalam hal makanan yang dipengaruhi oleh 4aktor 

 budaya akan mampengaruhi sikap suka dan tidak suka seorang anak terhadap makanan.

Orangtua dan saudara kandung yang lebih tua memiliki pengaruh paling besar terhadap perilaku

anak yang berhubungan dengan makanan dan pilihan makanan selama masa usia sekolah.Orangtua masih tetap memegang peranan penting sebagai model atau contoh bagi anak8anaknya

dalam hal perilaku makan yang sehat. Orangtua bertanggungjawab terhadap masalah makanan di

rumah, jenis8jenis makanan pa yang tersedia dan kapan makanan tersebut disajikan juga harus

memberikan petunjuk mengenai hal8hal yan penting kepada anak8anak sehingga mereka mampu

menentukan makanan yang sehat di saat mereka jauh dari rumah !Sulistiyoningsih, #$++&.

satu keluarga sebaiknya berusaha untuk makan bersama. Makan bersamadalam satu

keluarga dapat dijadikan sebagai salah satu wadah untuk menjalin komunikasi antar anggita

keluarga, ketika di waktu lain masing8masing disibukkan oleh aktivitas di luar. Sebuah studi

yang dilakukan terhadap sekelompok anak usia %8+ tahun menunjukkan terdapat hubungan

yang positi4 antara kegiatan makan malam bersama dalam keluarga dengan kualitas diet anak 

secara menyeluruh. (ersentase jumlah anak yang makan malam bersama keluarga menurun

dengan bertambahnya umur anak dengan persentase tertinggi pada kelompok anak umur % tahun.

nak yang biasa makan bersama keluarga mempunyai asupan energy, serat, kalsium, 4olat, zat

 besi dan vitamin8vitamin '?, '+#, ; dan @ yang lebih tinggi. nak8anak ini juga mengonsumsi

 buah dan sayur8sayuran lebih banyak, dan saat mereka tidak di rumah lebih sedikit makan

makanan yang digoreng serta minum soft drin+s lebih sedikit !Sulistiyoningsih, #$++&.

(ola makan anak juga dipengaruhi oleh media massa dan lingkungan !guru, teman

sebaya&. nak8anak ingin mencoba makanan8makanan yang diiklankan di media televise.

(engaruh teman sebaya juga menjadi besar karena anak usia sekolah lebih banyak menghabiskan

waktu dengan teman sebayanya dibandingkan dengan keluarganya. (eningkatan pengaruh teman

Page 8: Laporan OBESITAS.doc

7/26/2019 Laporan OBESITAS.doc

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-obesitasdoc 8/36

sebaya berdampak terhadap perilaku pola dan jenis makanan pilihan mereka. nak secara tiba8

tiba meminta suatu jenis makanan baru atau menolak makanan pilihan mereka terdahulu, akibat

rekomendasi dari teman8teman sebayanya. (engaruh guru juga besar terhadap sikap seorang

anak terhadap jenis dan pola makan. pa yang dipelajari di dalam kelas tentang kesehatan dan

makanan bergizi harus ditunjang dengan makanan yang tersedia di ka4etaria sekolah

!Sulistiyoningsih, #$++&.

2.2.(. "e)utuhan #$%$ *a+a Anak Bal$ta

=ebutuhan masing8masing zat gizi untuk kelompok balita dan anak dapat dilihat pada

ngka =ecukupan 5izi yang dianjurkan !/ampiran +&. Selain zat gizi esensial, kebutuhan cairan

 juga harus diperhatikan karena penting bagi anak untuk mencegah dehidrasi selama bergerak dan

 berolahraga, karena anak8anak beresiko stress akibat dehidrasi dan panas. nak8anak berkeringat

dan semakin kepanasan saat bergerak. 'eberapa jenis olahraga seperti sepakbola dan hoki,

membutuhkan pertahanan khusus, yang mencegah tubuh lemas. nak$anak yang melakukan

 jenis olahraga tersebut harus minum air sebelum, selama dan sesudah latihan. Mekanisme haus

mungkin tidak bekerja selama anak8anak latihan, dan anak8anak bisa tidak menyadari bahwa

mereka membutuhkan air. Sebaiknya tidak memberikan  soft drin+s dan jus buah yang tidak 

diencerkan kepada anak8anak karena pemberian karbohidrat tinggi dapat menyebabkan kram

 perut, mual dan diare. =onsumsi  softdrin+s anak tidak sebanyak yang dikonsumsi anak remaja

namun lebih banyak dari yang dikonsumsi anak balita, hal ini memperlihatkan bahwa konsumsi

 softdrin+s  semakin meningkat sejalan dengan bertambahnya umur. Softdrin+s yang berlebihan

tidak dianjurkan bagi anak8anak usia sekolah karena tidak mengandung kalori dan menyebabkan

kerusakan gigi !Sulistiyoningsih, #$++&.

2.2.,. Penentuan !tatus #$%$ Bal$ta

da dua jenis antropometri yang digunakan dalam mengidenti4ikasi status gizi, yaitu

 berat badan !''& dan tinggi badan !0'&. =edua ini disajikan dalam bentuk indeks dan rasio berat

 badan menurut umur !''C3&, tinggi badan terhadap umur !0'C3& dan rasio berat badan terhadap

tinggi badan !''C0'&. Status gizi yang diukur dengan rasio ''C3 mencerminkan status masa

sekarang. =arena, berat badan mencerminkan kondisi outcome tentang status gizi pada masa

sekarang. 0inggi badan merupakan outcome kumulati4 status gizi sejak dilahirkan hingga saat

sekarang sehingga rasio 0'C3 mampu mencerminkan status gizi masa lalu.

Page 9: Laporan OBESITAS.doc

7/26/2019 Laporan OBESITAS.doc

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-obesitasdoc 9/36

2i masa lalu, rujukan pertumbuhan dikembangkan menggunakan data dari satu negara

dengan mengukur contoh anak8anak yang dianggap sehat, tanpa memperhatikan cara hidup dan

lingkungan mereka. Mengingat hal tersebut World Health Organization !"7O& telah

mengembangkan standar pertumbuhan yang berasal dari sampel anak8anak dari enam negara

yaitu 'razil, 5hana, India, )orwegia, Oman dan merika Serikat.

"7O !ulticentre ,rowth .eference Stud- "!,.S) telah dirancang untuk menyediakan

data yang menggambarkan bagaimana anak8anak harus tumbuh, dengan cara memasukkan

kriteria tertentu !misalnya< menyusui, pemeriksaan kesehatan, dan tidak merokok&. (enelitian

tersebut mengikuti bayi normal dari lahir sampai usia # tahun, dengan pengukuran yang sering

 pada minggu pertama. =elompok anak8anak lain umur +B sampai 1+ bulan, diukur satu kali.

2ata dari kedua kelompok umur tersebut disatukan untuk menciptakan standar pertumbuhan

anak umur $ sampai > tahun.Indikator pertumbuhan digunakan untuk menilai status pertumbuhan anak dengan

mempertimbangkan umur, jenis kelamin dan hasil pengukuran. 2alam modul ini akan dijelaskan

cara melakukan penilaian status pertumbuhan berdasarkan empat indikator berikut<

• (anjangC0inggi 'adan Menurut 3mur

• 'erat 'adan Menurut 3mur 

• 'erat 'adan Menurut (anjangC0inggi 'adan

• Indeks Massa 0ubuh !IM0& menurut 3mur 

3ntuk mengetahui ada tidaknya penurunan atau kenaikan berat badan !''& dapat dilihat

 pada =artu Menuju Sehat !=MS&. (rinsipnya adalah anak yang sehat, bertambah umur 

 bertambah berat badan. Menurut Standar "7O '' ideal anak laki8laki usia # tahun adalah +#,#

kg dan anak perempuan ++,> kg. untuk seterusnya setelah usia # tahunsampai > tahun,

 pertambahan '' rata8rata #8#,> kg per tahun. (emntauan panjang C tinggi badan juga perlu agar 

dapat diketahui keadaan tau status gizi yang lebih akurat.

In+$kat'r Pertum)uhan Menurut  Z-score

-s/'re In+$kat'r Pertum)uhan

PB0U atau BB0U BB0PB atau IMT0U

Page 10: Laporan OBESITAS.doc

7/26/2019 Laporan OBESITAS.doc

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-obesitasdoc 10/36

TB0U BB0TB

2i atas 9L$hat atatan

1

L$hat

atatan 2

Sangat

gemuk 

"O/es

 )

Sangat gemuk 

"O/es)

2i atas #5emuk 

"Overweight)

5emuk 

"Overweight)

2i atas +

*isiko

5emuk 

L$hat

atatan3

*isiko 5emuk 

L$hat atatan

3

$

!ngka

Median&

2i bawah 8+

2i bawah 8#

(endek 

"Stunted)  L$hat

atatan (

''

=urang

"Underwei

 ght)

=urus

"Wasted)=urus "Wasted)

2i bawah 89

Sangat (endek 

"Severe Stunted)

L$hat atatan

(

'' Sangat

=urang

"Severe

Underwei

 ght)

Sangat =urus

"Severe

Wasted)

Sangat =urus

"Severe Wasted)

Sum/er0 !odul C Pelatihan Penilaian Pertum/uahan 1na+ WHO 2334

;atatan<

+. Seorang anak pada kategori ini termasuk sangat tinggi dan biasanya tidak menjadi

masalah kecuali anak yang sangat tinggi mungkin mengalami gangguan endokrin seperti

adanya tumor yang memproduksi hormon pertumbuhan. *ujuklah anak tersebut jika diduga

mengalami gangguan endokrin !misalnya anak yang tinggi sekali menurut umurnya,

sedangkan tinggi orang tua normal&.

Page 11: Laporan OBESITAS.doc

7/26/2019 Laporan OBESITAS.doc

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-obesitasdoc 11/36

#. Seorang anak berdasarkan ''C3 pada katagori ini, kemungkinan mempunyai masalah

 pertumbuhan, tetapi akan lebih baik bila anak ini dinilai berdasarkan indikator ''C(' atau

''C0' atau IM0C3.

9. 7asil ploting di atas + menunjukkan kemungkinan risiko. 'ila kecenderungannya menuju

garis D8score # berarti risiko lebih pasti.. nak yang pendek atau sangat pendek, kemungkinan akan menjadi gemuk bila

mendapatkan intervensi gizi yang salah.7asil analisis multivariat menunjukkan bahwa 4aktor resiko yang paling berhubungan

 paling dominan dengan status gizi balita !''C3& adalah penyakit diare setelah dikontrol oleh

sumber air minum, ketersediaan jamban, status sosial ekonomi, jumlah anggota keluarga, jenis

kelamin dan peman4aatan yankes, penyakit IS(, pekerjaan ibu dan lama pemberian SI sampai

# tahun. Sedangkan variabel yang paling dominan berhubungan dengan malnutrisi menurut

indikator !0'C3& adalah ketersediaan jamban setelah dikontrol oleh kebiasaan cuci tangan, status

sosial ekonomi, sumber air minum, lama pemberian SI sampai 9 tahun, penyakit diare, jumlah

anggota dan jenis kelamin. Eenis kelamin setelah dikontrol oleh umur, sumber air minum, jarak 

serta waktu menuju pelayanan kesehatan terdekat, variabel peman4aatan pelayanan kesehatan

dan penyakit IS( merupakan 4aktor resiko yang paling dominan pada status ''C0'.

Status ''C0' balita yang menggambarkan kekurangan gizi akut yang terjadi dalam

waktu yang singkat dan mempengaruhi keadaan status gizi seseorang. Misalnya saja terserang

 penyakit in4eksi, hal ini tentu saja akan berpengaruh langsung kepada status gizi anak, atau

mungkin saja kerena kekurangan asupan makanan yang bisa di pengaruhi oleh status ekonomi,

 pengetahuan ibu yang kurang terhadap masalah gizi, dan pola asuh yang mengakibatkan baik 

 balita yang ''/* ataupun yang normal dapat menjadi balita yang berbadan kurus. Sedangkan

0'C3 menggambarkan keadaan kronis balita, menunjukkan keadaan yang sudah terjadi sejak 

lama, atau dengan kata lain merupakan outcome  kumulati4 status gizi sejak lahir hingga

sekarang. 'ayi yang lahir dengan berat badan rendah menandakan kurang terpenuhinya

kebutuhan zat gizi pada saat kehamilan atau karena sebagai akibat dari ibu yang juga menderita

=@=.

2.3. "egemukan +an 4)es$tas

2.3.1. Pengert$an "egemukan +an 4)es$tas

=egemukan dan obesitas saat ini merupakan masalah gizi berlebih yang kian marak 

dijumpai hamper pada anak di seluruh negeri. =egemukan pada anak merupakan konsekuensi

dan akibat dari asupak kalori !energi& yang melebihi jumlah kalori yang dilepaskan atau dibakar 

Page 12: Laporan OBESITAS.doc

7/26/2019 Laporan OBESITAS.doc

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-obesitasdoc 12/36

melalui proses metabolisme di dalam tubuh sehingga mengakibatkan kalori yang tidak terbakar 

disimpan di dalam tubuh sampai akhirnya melebihi batas seharusnya.=egemukan !obesitas& ternyata berbeda dengan kelebihan berat badan !O/erweight &.

=egemukan dapat diartikan penimbunan lemak tubuh yang berlebihan sehingga berat badan anak 

 balita jauh di atas normal dan dapat membahayakan kesehatan anak. Overweight  adalah suatu

keadaan berat badan anak balita yang melebihi berat badan normal atau seharusnya. 2engan

demikian, anak yang menderita kegemukan pasti mengalami kelebihan berat badan, tetapi anak 

yang mengalami kelebihan berat badan belum tentu menderita kegemukan !O/esitas& !2ina

goes, #$$9&.=asus lainnya, seorang anak balita yang mempunyai berat badan lebih besar dari teman

seusianya, belum tentu menderita kegemukan karena kemungkinan anak tersebut mempunyai

rangka tulang dan otot yang besar, bukan karena kelebihan timbunan lemak. 'iasanya, anak 

tersebut disebut bongsor. Selain itu, kita ketahui bahwa lemak sangat dibutuhkan untuk 

kelangsungan hidup setiap manusia. Eumlah minimumnya 9- dari berat badan atau disebut

dengan lemak esensial. 2i dalam tubuh, lemak esensial terdapat di beberapa organ tubuh, seperti

sumsum tulang belakang, sekitar jantung, membrane sel paru8paru, hati, limpa dan ginjal. Eika

 jumlah lemak esensial dalam tubuh melebihi 9- berat badan disebut timbunan lemak. Aungsi

timbunan lemak memeng berguna untuk melindungi organ tubuh, tetapi jika jumlahnya

 berlebihan, hal ini dapat menyebabkan kegemukan !2ina goes, #$$9&.

=egemukan dan obesitas pada anak dapat dinilai melalui berbagai metode atau teknik 

 pemeriksaan. Salah satunya adalah pengukuran indeks massa tubuh atau  5od- !as #nde6 !'MI&.

(engukuran 'MI dilakukan dengan cara membagi nilai berat badan !kg& dengan nilai kuadrat

dari tinggi badan !m&. nilai ini kemudian diplot pada kurva pertumbuhan anak, yang disesuaikan

dengan jenis kelamin dan usia anak. 'MI ini merupakan metode yang mudah dan paling banyak 

digunakan di seluruh penjuru negeri untuk menilai timbunan lemak yang berlebihan di dalam

tubuh secara tidak langsung. )amun, 'MI tidak dapat digunakan pada setiap individu, Misalnya,

 pada atlet maupun binaragawan. 7al ini dikarenakan para atlet dan binaragawan memiliki nilai

'MI tinggi, disebabkan oleh indeks massa otot yang besar dan bukan karena timbunan lemak 

yang berlebihan. Selain itu, kegemukan dan obesitas dapat pula dinilai dengan teknik 

densitometry, nalisis Impedansi Multi4rekuensi !MI& serta teknik pencitraan melalui Magnetic

*esonance Imaging !M*I&. )amun, teknik pemeriksaan ini relative rumit dan tidak mudah

Page 13: Laporan OBESITAS.doc

7/26/2019 Laporan OBESITAS.doc

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-obesitasdoc 13/36

diterapkan dalam praktik dokter sehari8hari, mengingat biaya pemeriksaan yang mahal dan

keterbatasan persediaan alat8alat pemeriksaan !"ahyu, #$$%&.

2.3.2. T$*e +an en$s 4)es$tas

Menurut 7irsch dan =nittle !+%1$& dalam 2ina goes !#$$9&, menyatakan bahwa

 berdasarkan selnya, kegemukan dapat digolongkan dalam beberapa tipe.

+& 0ipe hiperplastik 

=egemukan yang terjadi karena jumlah sel yang lebih banyak dibandingkan kondisi

normal, tetapi ukuran sel8selnya dengan ukuran sel normal. 0ipe ini biasa terjadi pada masa

anak8anak. 3paya menurunkan berat badan ke kondisi normal di usia anak8anak akan lebih

sulit.

#& 0ipe hipertropik 

=egemukan ini tejadi karena ukuran sel yang lebih besar dibandingkan ukuran sel

normal, tapi jumlah sel normal. =egemukan tipe ini terjadi pada usia dewasa dan upayauntuk menurunkan berat badan akan lebih mudah dibandingkan tipe hiperplastik.

9& 0ipe hiperplastik dan hipertropik =egemukan tipe ini terjadi karena jumlah dan ukuran sel melebihi normal. =egemukan

tipe ini dimulai pada masa anak8anak dan berlangsung tersu setelah dewasa. 3paya untuk 

menurunkan berat badan paling sulit dan paling beresiko terjadinya komplikasi penyakit,

seperti penyakit degenerati4.

2.3.3. Pen5e)a) 4)es$tas *a+a Anak Bal$ta

Secara umum, penyebab kegemukan dan obesitas pada anak belum diketahui secara pasti

hingga saat ini. )amun, berbagai penelitian ilmiah menunjukkan bahwa penyebab kegemukan

dan obesitas pada anak bersi4at muliti4akor. 2an terdapat beberapa 4aktor yang dipengaruhi

 berperan besar meningkatkan resiko terjadinya kegemukan dan obesitas pada anak, yakni 4aktor 

genetik !keturunan&, pola aktivitas , 4aktor hormonal !metabolisme&, 4aktor psikologis dan pola

makan.

&akt'r #enet$k "eturunan

=egemukan atau obesitas pada anak merupakan kensekuensi dari asupan kalori !energi&

yang melebihi jumlah kalori yang dibakar pada proses metabolisme di dalam tubuh.

=emungkinan seorang anak beresiko menderita kegemukan sebesar B$-, jika kedua

orangtuanya menderita kegemukan sebesar $-, jika salah satu orangtuanya menderita

kegemukan !2ietz, +%%>&. =eterlibatan 4aktor genetik ini dalam meningkatkan resiko kegemukan

dan obesitas diketahui berdasarkan 4akta yang ada , yaitu adanya perbedaan kecepatan

metabolisme tubuh antara satu individu dan individu lainnya.

Page 14: Laporan OBESITAS.doc

7/26/2019 Laporan OBESITAS.doc

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-obesitasdoc 14/36

Individu yang memiliki kecepatan metabolisme lebih lamnat memiliki resiko lebih besar 

menderita kegemukan dan obesitas. 'erbagai penelitian pun mengungkapkan 4akta bahwa

 beberapa gen terlibat dalam resiko terjadinya obesitas pada anak.

Selain itu, latar belakanh ras juga berkaitan dengan perbedaan kecepatan metabolisme

tubuh. 2i merika serikat, ras kulit putih pada periode prapubertas memiliki kecepatan

metabolisme yang lebih besar dibandingkan sebaya mereka dari ras kulit hitam. *as kulit hitam

di merika Serikat cenderung lebih menderita kegemukan dan obesitas dibandingkan ras kulit

 putih !"ahyu, #$$%&.

 )amun, tidak sedikit para ahli kesehatan yang menilai bahwa 4aktor genetik bukanlah hal

utama dalam peningkatan resiko kegemukan dan obesitas pada anak. 7al ini mengacu pada 4akta

 bahwa tidak terdapat perubahan genetik yang bermakna pada manusia selama kurun waktu tiga

dasawarsa terakhir, sedangkan peningkatan prevalensi kegemukan dan obesitas di seluruh negeri

menunjukkan 4enomena sebaliknya. 2an 4akta bahwa genetik bukanlah 4aktor resiko utama bagi

kegemukan dan obesitas pada anak, member pasan kuat bagi para orangtua di seluruh negeri

untuk tidak bersikap pasi4 dan cenderung menyalahkan garis keturunan terkait kegemukan dan

obesitas pada anak. Sebaliknya, para orangtua mesti lebih akti4 mencegah kegemukan dan

obesitas pada anak8anak mereka dengan cara membatasi asupan kalori dalam menu hariannya,

serta memotivasi mereka untuk lebih akti4 bergerak dan berolahraga !"ahyu, #$$%&.

&akt'r Akt$6$tas

(ola aktivitas anak yang minim berpengaruh besar dalam peningkatan resiko kegemukan

dan obesitas pada anak, hal ini dikarenakan mereka enggan melakukan aktivitas sehari8hari

sehingga menyebabkan tubuhnya kurang membakar kalori yang ada dalam tubuhnya. Oleh

karena itu, jika asupan energi berlebih tanpa diimbangi dnegan aktivitas 4isik yang seimbang

maka seorang anak akan mudah menderita kegemukan.

2ampak kemajuan teknologi menyebabkan anak8anak cenderung menggemari permainan

yang kurang menggunakan energi, seperti menonton televise, permainan dengan menggunakan

remote control ,  pla- station, atau  game di computer. Selain itu, kebiasaan menonton televise

 berjam8jam pada anak dengan menyediakan berbagai makanan camilan, dapat menyebabkan

kebiasaan ngemil pada anak yang tanpa disadarinya dapat memicu terjadinya kenaikan berat

 badan anak. 'erikut ini criteria makanan yang tidak dianjurkan untuk dikonsumsi anak, yaitu !+&

makanan dengan kadar kalori tinggi yang dapat menyebabkan kegemukan, !#& makanan dengan

kadar garam yang tinggi, jika dikonsumsi dalam jangka waktu panjang dapat meningkatkan

tekanan darah, dan !9& makanan dengan kadar gula yang tinggi, dapat merusak gigi dan

Page 15: Laporan OBESITAS.doc

7/26/2019 Laporan OBESITAS.doc

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-obesitasdoc 15/36

menderita kegemukan dalam jangka waktu tertentu serta menyebabkan diabetes mellitus dalam

 jangka panjang dengan bertambahnya usia !2ina goes, #$$9&.(adahal diketahui bahwa aktivitas bermain bagi anak sangat berman4aat. 'ermain bagi

anak semestinya bukan hanya sekedar aktivitas 4isik biasa, melainkan dapat menjadi sarana

 belajar yang menyenangkan dan berolahraga secara tidak langsung bagi anak.0erdapat beberapa hal penting yang arus diperhatikan oleh orangtua ataupun para

 pengasuh yaitu sikap cermat dalam memilih jenis permainan yang sesuai dengan jenis kelamin

dan usia. Selain itu yang tidak kalah penting yaitu permainan tersebut harus terjamin

keamanannya dan juga menyehatkan bagi anak, tidak menyebabkan timbulnya penyakit pada

anak. 2an umumnya permainan tradisional memenuhi seluruh kriteri ini. )amun, seperti yang

telah disebutkan sebelumnya bahwa kini anak8anak cenderung beralih pada permainan modern

dan meninggalkan permainan tradisional.

=urangnya kebiasaan aktivitas 4isik pada anak ini juga dipengaruhi oleh tersedianya

sarana transportasi sehingga anak8anak jarang melakukan aktivitas jalan kaki, meskipun jaraknya

dekat atau dapat ditempuh dengan berjalan kaki untuk ukuran anak8anak. Selain itu, sempitnya

lahan atau tempat bermain anak8anak menyebabkan anak kurang leluasa untuk bermain di tempat

terbuka untuk berlari8larian, bersepeda, atau sekedar berjalan8jalan.

&akt'r H'rm'nal

=egemukan bisa juga disebabkan oleh 4aktor hormonal, misalnya menurunnya 4ungsi

kelenjar tiroid dalam tubuh. kibatnya, metabolisme dalam tubuh menjadi lambat, artinya kalori

atau energi yang dikeluarkan tubuh berkurang sehingga terjadi peningkatan timbunan lemak 

dalam tubuh. 'erat badan pun bertambah. Eika kondisi ini tidak diimbangi dengan upaya

 penurunan berat badan, misalnya dengan aktivitas 4isik kusus untuk baita, cepat atau lambat,

kegemukan pun pasti terjadi.

7ormon insulin yang diproduksi oleh pancreas dipicu secara berlebihan !hiperinsuline&

karena konsumsi makanan sehari8hari dalam jumlah berlebihan, khususnya makanan berkadar 

kalori tinggi. (eningkatan hormone insulin menyebabkan sintesis lemak dalam tubuh semakin

meningkat, yang berarti timbunan lemak dalam tubuh juga meningkat sebagai penyebab

terjadinya kegemukan.

(enurunan aktivitas kelenjar kelamin atau disebut hipogonadisme  juga menyebabkan

lambatnya metablisme tubuh. 7al ini berarti tubuh sangat hemat dalam mengeluarkan kalori

sehingga terjadi peningkatan timbunan lemak tubuh. 7iperaktivitas atau hiper4ungsi dari kelenjar 

Page 16: Laporan OBESITAS.doc

7/26/2019 Laporan OBESITAS.doc

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-obesitasdoc 16/36

adrenal kortikal juga menyebabkan kelainan metabolisme !sindrom cushing &, ternyata dapat

menyebabkan kegemukan yang sering terjadi pada anak8anak !2ina goes, #$$9&.

&akt'r Ps$k'l'g$s

Aaktor psikologis mempengaruhi kebiasaan makan anak, misalnya kepuasan anak dengan

mengonsumsi makanan yang sedang tren, yaitu fast food  ! fried chic+en, pizza atau ham/urger &.0entu saja, kegemaran anak8anak mengonsumsi  fast food  yang tinggi kalori secara berlebihan

dapat menyebabkan kenaikan berat badan disertai dengan kenaikan timbunan lemak tubuh.spek psikologis dari orangtua juga dapat memicu terjadinya kegemukan pada anak,

misalnya adanya anggapan bahwa anak yang gemuk adalah anak yang sehat dan menunjukkan

keadaan sosial ekonomi keluarga. 2i samping itu, anggapan bahwa mengonsumsi  fast food 

menjadi bagian gaya hidup dan dapat meningkatkan gengsi sehingga mereka cenderung

membiarkan anak8anaknya menggemari bahkan menjadi pola makan sehari8hari !2ina goes,

#$$9&.P'la Makan

Selain 4aktor84aktor yang telah disebutkan sebelumbya, terdapat satu 4aktor juga yang ikut

 berpengaruh dalam peningkatan resiko kegemukan pada anak, yakni 4aktor pola makan.Eika

seorang anak mengonsumsi makanan dengan kandungan energi sesuai yang dibutuhkan

tubuhnya oleh sebab itu maka tidak ada energi yang disimpan. Sebaliknya, jika anak 

mengonsumsi energi melebihi yang dibutuhkan tubuh maka kelebihan energi akan disimpan

sebagai cadangan energi.

;adangan energi secar berkesinambungan ditimbun setiap hari yang akhirnya akan

menimbulkan kegemukan. =onsumsi zat energi yang berlebihan pada anak balita dapat

dipengaruhi oleh beberapa hal berikut<

a. (ergeseran pola makan masyarakatSaat ini, pola makan masyarakat kita, terutama yang tinggal di kota8kota besar telah

mengelami pergeseran. Mereka cenderung enggan mengonsumsi makanan tradisional seperti

gado8gado, lotek, dan sebagainya yang kaya serat dan gizi serta rendah kadar kalorinya.lasan ketidakpraktisan mungkin menjadi salah satu pertimbangan masyarakat kota

meninggalkan makanan tradisional. Masyarakat kota besar lebih gemar mengonsumsi makanan

cepat saji serta produk makanan dalam kemasan yang dapat disajikan secara instan. Selain itu,

citra kuno yang melekat pada produk makanan maupun minuman tradisional, membuat sebagian

masyarakat di perkotaan enggan menjadikan makanan yang sehat ini sebagai bagian dari gaya

hidup modernnya. Makanan dan minuman tradisional dianggap tidak menunjang gaya hidup

metropolitan !"ahyu, #$$%&.

Page 17: Laporan OBESITAS.doc

7/26/2019 Laporan OBESITAS.doc

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-obesitasdoc 17/36

 b. (ola makan atau gaya hidup

tidak dapat dipungkiri, kesibukan dan aktivitas tinggi pada masyarakat yang ebkerja dan

tinggal di daerah perkotaan menuntut gaya hidup yang serba cepat dan instan. (eluang ini

diman4aatkan secara jeli oleh para produsen makanan cepat saji. Oleh karena itu, tumbuh

suburlah restoran8restoran cepat saji di daerah perkotaan, bak cendawan di musim hujan. 7al

yang lebih mencemaskan ialah saat ini restoran8restoran cepat saji juga kian mudah dijumpai

tidak hanya di kota besar namun juga dijumpai di daerah pinggiran kota besar ! su/ur/an&.

'ahkan, telah merambah di daerah pedesaan !rural &. Masyarakat di daerah8daerah tersebut pun

secara perlahan kini mulai beradaptasi dengan pola makan cepat saji ini.Selain itu, beberapa restoran cepat saji membidik anak8anak sebagai salah satu sasaran

utama penjualan produk mereka. 'erbagai menu disajikan khusus untuk anak8anak. Mulai dai

kemasan bergambar tokoh8tokoh kartun yang disukai anak8anak hingga iming8iming hadiah

 berupa mainan anak8anak. Ironisnya, pemerintah tampak tidak berdaya membatasi gempran iklan

 produsen makanan  7un+ food ini, terutama bagi kalangan anak. Sikap diam pemerintah secara

tidak langsung menunjukkan ketidakberpihaan terhadap pola makan sehat bagi anak. =ondisi ini

sangat bertolak belakang dnegan langkah serius peerintah di negara maju dalam mebatasi segala

 bentuk promosi makanan cepat saji yang ditujukan bagi kalangan anak. 7al ini telah dilakukan

 pemerintah Swedia, Funani, dan beberapa negara lain !"ahyu, #$$%&.c. (engetahuan yang kurang

=urangnya pengetahuan ibu tentang makanan anak balita yang seimbang sesuai dengan

angka kecukupan gizinya. 7al ini berdampak pada perilaku ibu dalam pemberian makanan pada

anaknya. Misalnya saja bayi yang diberikan susu setiap kali menangis. (adahal, bayi yang

menangis belum tentu merasa lapar atau haus. Oleh karena itu, seorang ibu harus tahu kapan dan

saat waktu yang tepat untuk memberikan makanan pada anaknya. 'ahkan terkadang dijumpai

 pemberian makanan tambahan dengan kalori tinggi pada abayi yang usianya masih teralu dini

!2ina goes, #$$9&.

d. =emampuan atau daya beli

Meningkatnya kemampuan atau daya beli menyebabkan banyak keluarga muda yang

memanjakan anaknya, termasuk dalam pemberian makanan yang berlebihan, khususnya tinggi

kalori dan lemak seperti pemberian susu 4ormula sebagai pengganti SI.

e. (romosi produk makanan2ampak promosi di media massa cukup berpengaruh, baik cetak maupun elektronik 

 berupa iklan8iklan menarik yang menawarkan berbagai produk8produk makanan yang bekalori

Page 18: Laporan OBESITAS.doc

7/26/2019 Laporan OBESITAS.doc

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-obesitasdoc 18/36

dan berlemak tinggi. Iklan tersebut punya andil yang cukup besar sehingga mempengaruhi

 perilaku makan anak sehari8hari dengan kadar gizi tidak seimbang !2ina goes, #$$9&.

2.3.(. Res$k' 4)es$tas *a+a Anak Bal$ta

=egemukan dan Obesitas pada anak dapat meningkatkan resiko timbulnya berbagai

keluhan dan penyakit pada anak. Secara sederhana, gangguan kesehatan yang terjadi pada anak 

 penderita kegemukan dan obesitas terbagi tiga, yakni gangguan klinis, mental dan sosial !"ahyu,

#$$%&.

Ber)aga$ #angguan kesehatan kl$n$s *a+a anak *en+er$ta kegemukan +an ')es$tas

a. =egemukan dan obesitas pada anak dan kencing manis !2M tipe #&=encing manis atau disebut juga 2iabetes Melitus tipe #!2M tipe #& merupakan penyakit

yang ditandai dengan ketidakmampuan hormone insulin mengontrol kadar gula darah dalam

 batas normal. Insulin berperan mengubah kadar gula di dalam darah !glukosa&, yang meningkatsetelah makan, menjadi cadangan gula di dalam otot !glukagon&. 7al ini dimaksudkan untuk 

menjaga kadar gula di dalam darah tetap normal, sebagai bahan baku energi yang utama pada

 berbagai proses metabolisme tubuh.

 )amun, karena berbagai sebab, kerja insulin dapat mengalami gangguan. Aenomena ini

disebut sebagai resistensi insulin. *esinstensi insulin merupakan kondisi ketika jumlah insulin

yang diproduksi memadai, tetapi tidak mampu mengontrol kadar gula di dalam darah dalam

 batas normal. =ondisi semacam ini banyak dijumpai pada anak penderita kegemukan dan

obesitas, juga pada anak yang kurang beraktivitas 4isik maupun berolahraga. *esistensi insulin

yang tidak segera ditangani dengan tepat dapat berkembang menjadi penyakit 2M tipe #.

*esistensi insulin menjadi 4ase penentu !kritis& bagi anak untuk berkembang menjadi 2M

tipe # atau kembali menjadi sehat. (ada 4ase ini, pembatasan asupan kalori, serta upaya untuk 

meningkatkan aktivitas 4isik anak sangat penting untuk dilakukan. Eika tidak, anak akan

menderita 2M tipe #. 7al penting yang perlu dicatat dan dipahami yaitu usia penderita 2M tipe

# di seluruh negeri kini tidak lagi dimonopoli oleh kaum manula. )amun, juga dewasa muda dan

remaja. (ergeseran pola makan ke arah yang tidak sehat, dan kian malasnya remaja bergerak 

disinyalir sebagai penyebab utamanya. 3sia penderita 2M tipe # yang kian bergeser ke arah

dewasa muda dan remaja menjadi keprihatinan kita semua karena berpotensi mengurangi

generasi usia produkti4 yang sehat di masa depan sebagai pemeran utama pembangunan nasional

!"ahyu, #$$%&.

 b. =egemukan dan Obesitas pada anak dan asma bronkhiale

Page 19: Laporan OBESITAS.doc

7/26/2019 Laporan OBESITAS.doc

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-obesitasdoc 19/36

sma 'ronkhiale atau lebih dikenal dengan asma atau mengi merupakan kelainan sistem

 pernapasan yang ditandai dengan penyempitan pada saluran napas !bronkhus& yang bersi4at

sementara dan dapat sembuh secara spontan tanpa pengobatan. sma terjadi dalam tiga derajat

yakni, ringan, sedang, maupun berat. =elainan asma ringan tidak berbahaya bagi kesehatan dan

dapat sembuh secara spontan. )amun, kelainan ini sangat mengganggu aktivitas akibat arsa

sesak yang ditimbulkannya. Sementara itu, asma derajat sedang dan berat umumnya memerlukan

terapi jangka panjang, bahkan mungkin perlu menjalani rawat inap.

=egemukan dan obesitas pada anak meningkatkan resiko timbulnya asma bronkiale,

terutama setelah beraktivitas 4isik maupun olahraga yang melelahkan. 7al ini terungkap dari

hasil penelitian Sara *osenkraz, mahasiswi program doctoral ilmu gizi anak yang dipublikasikan

=ansas State 3niversity pada +# 2esember #$$B lalu. (enelitian Sara menunjukkan bahwa anak 

 penderita kegemukan dan obesitas yang kurang beraktivitas 4isik maupun olahraga, cenderungmangalami serangan mirip asma bronkhiale pasca8berolahraga dan beraktivitas. (enelitian ini

melibatkan $ siswa sekolah dasar dengan rentang usia B8+$ tahun. (ara siswa yang diteliti

merupakan anak dalam kondisi sehat dan tidak sedang mengonsumsi obat8obatan tertentu, serta

tidak memiliki riwayat penyakit asma bronkhiale sebelumnya.

(ara siswa usia sekolah dasar ini kemudian diminta untuk berolahraga selama interval

waktu tertentu. setelah itu, mereka diuji dengan alat uji napas yang disebut spirometer untuk 

menilai ada atau tidaknya penyempitan saluran napas setelah berolahraga. Mereka juga diminta

untuk mengisi kuesioner untuk dinilai apakah mereka termasuk anak yang akti4 berolah raga atau

tidak sebelumnya. (eneliti juga mengukur kadar lemak para siswa tersebut. 2an kesimpulan dari

 penelitian tersebut ialah siswa yang memiliki kadar lemak lebih tinggi dan kurang akti4 

 berolahraga sebelumnya cenderung lebih mengalami serangan sesak napas akibat penyempitan

saluran napas. 5ejala ini mirip dengan serangan asma meskipun diperlukan penelitian lanjutan,

 penelitian Sara menunjukkan bahwa kegemukan dan obesitas pada anak yang kurang beraktivitas

4isik maupun berolahraga meningkatkan resiko timbulnya serangan sesak napas yang mirip

 penyakit asma bronkhiale.c. =egemukan dan obesitas pada anak dan hipertensi

0ekanan darah meruapakn salah satu penanda kesehatan anak. 0ekanan darah yang

normal memungkinkan terjadinya sirkulasi O#, ;O#, makanan dan hasil metabolisme, serta zat8

zat yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh dapat berdistribusi seacra optimal. Sala satu kelainan

Page 20: Laporan OBESITAS.doc

7/26/2019 Laporan OBESITAS.doc

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-obesitasdoc 20/36

 pada tekanan darah yaitu hipertensi, yang mana dapat terjadi atau diderita oleh siapapun, tanpa

mengenal jenis kelamin dan usia. nak8anak pun dapat menderita hipertensi.(eningkatan prevalensi kegemukan dan obesitas pada anak di seluruh negeri ikut

mendongkrak prevalensi hipertensi pada anak, terutama hipertensi primer. Obesitas diketahui

merupakan salah satu 4aktor yang meningkatkan resiko hipertensi primer pada anak. Oleh karena

itu, upaya menurunkan prevalensi kegemukan dan obesitas akan menurunkan prevalensi

hipertensi pada anak secara tidak langsung. 7ipertensi pada anak merupakan 4enomena yang

mencemaskan karena dapat menimbulkan kerusakan pada berbagai organ tubuh seperti ginjal,

 jantung, sara4 mata, serta kelainan 4ungsi otak dan sebagainya. Oleh karena itu, upaya

 pencegahan hipertensi dan kegemukan serta obesitas pada anak mesti segera dilakukan.

d. =egemukan dan obesitas pada anak dan Sleep pnea

=egemukan dan obesitas pada anak juga berpotensi menimbukan gangguan pada saluran

napas ketika tidur, yang dikenal dengan istilah  sleep apnea8 Sebagaimana telah diungkapkan

sebelumnya bahwa anak yang menderita obesitas berpotensi mengalami  sleep apnea. Sebuah

 penelitian juga menyebutkan bahwa kelainan  sleep apnea dijumpai pada sekitar 1- anak 

 penderita obesitas. Meskipun hubungan antara obesitas dan  sleep apnea  belum jelas, diduga

 penderita obesitas memiliki saluran !jalan& napas yang lebih sempit akibat penumpukan lemak 

 berlebih di beberapa otot yang berada di sekitar jalan napas. Selain itu, pangkal lidah mereka

 juga diperkirakan lebih mudah terdorong ke arah belakang dan menyumbat jalan napas ketika

tidur.

e. =egemukan dan Obesitas pada anak dan gangguan tulang serta sendi=egemukan danobesitas pada anak berpotensi menimbulkan kelainan bentuk dan ukuran

!de4ormitas& tulang, ketidakseimbangan , maupun rasa nyeri yang sangat kuat baik ketika anak 

 berdiri, berjalan, maupun berlari. =egemukan dan obesitas pada anak diduga memberikan

tekanan dan regangan yang lebih besar terutama pada tulang kaki, dibandingkan anak dengan

 berat badan normal. Aakta ini terbukti melalui beberapa penelitian. (enelitian yang dilakukan

oleh Stewart Morriso dkk dari 3niversity o4 @ast /ondon yang dimuat di situs 'io8Medicine

 pada #$$?, melibatkan #$$ anak dari kota 5lasgow. Sebanyak > anak penderita obesitas berat,

+> anak penderita obesitas, dan 9$ anak lainnya mengalami kegemukan, dan sisanya memiliki

 berat badan normal.=emudian para peneliti melakukan penelitian lanjutan yang melibatkan anak dengan

usia %8++ tahun, setengah dari jumlah sampel mengalami obesitas. 7asil penelitian menunjukkan

 bahwa anak penderita obesitas membutuhkan waktu lebih lama untuk menyeimbangkan kakinya

Page 21: Laporan OBESITAS.doc

7/26/2019 Laporan OBESITAS.doc

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-obesitasdoc 21/36

ketika berdiri, beralan, maupun berlari dibandingkan anak dengan berat badan normal. Melalui

dua penelitian tersbeut, para peneliti menyimpulkan bahwa anak penderita obesitas maupun

obesitas berat cenderung tidak seimbang !imbalans& dan tidak dapat berjalan maupun berlari

secara e4isien.

(enelitian Stewart dkk menarik untuk dikemukakan karena secara tidak langsung

menyatakan bahwa merekomendasikan anak penderita obesitas untuk lebih akti4 bergerak 

 bukanlah alternative terbaik, mengingat keterbatasan kondisi telapa kaki mereka. (ara peneliti

 juga menyebutkan bahwa meskipun segala keluhan ini dapat diterapi dengan terapi ortopedi

terbaru, tindakan pencegahan kegemukan dan obesitas pada anak tetaplah yang terbaik. 7al ini

dikarenakan upaya pencegahan labih mudah, murah dan memberikan kualitas hidup yang lebih

 baik bagi anak.

#angguan "esehatan Mental *a+a anak *en+er$ta ')es$tan +an kegemukan

nak penderita kegemukan dan obesitas juga rentan mengalami gangguan kejiwaan

seperti depresi. 7al ini antara lain disebabkan oleh ejekan atau cemoohan dari teman sebayanya,

terutama ketika mereka mulai memasuki usia sekolah. 2epresi yang terjadi pada anak penderita

kegemukan dan obesitas bisa ringan maupun berat. (ara orangtua maupun pengasuh harus

mengenali gejala8gejala ringan maupun berat agar dapat segera membawa anak berobat ke dokter 

ahli kesehatan jiwa !psikiater& ataupun ahli ilmu perilaku !psikolog&. 5ejala depresi ringan tidak 

 boleh dibiarkan begitu saja, karena penyakitnya dapat berlanjut menjadi depresi berat. 2an gejala

depresi berat ini diitandai dengan adanya keinginan untuk bunuh diri.

#angguan !'s$al *a+a Anak *en+er$ta kegemukan +an 4)es$tas

Selain gangguan klinis dan masalah kejiwaan yang mungkin akan dialami oleh anak 

 penderita kegemukan dan obesitas, kendala hubungan sosial terutama dengan teman sebayanya

 juga berpotensi mengancam mereka. nak penderita obesitas dengan konsep diri buruk,

diperburuk dengan adanya penolakan sosial yang berlangsung lama, membuat mereka rentan

terjebak dalam berbagai gangguan kejiwaan seperti depresi ringan maupun berat. Oleh karena

itu, dukungan orangtua seperti mendengar keluh kesah anak penderita kegemukan dan

memberikan semangat kepada mereka, memang terlihat remeh namun sebenarnya dukungan

seperti inilah yang sangat berpengaruh pada mereka.

2.( #erakan 1777 Har$ Pertama "eh$+u*an

Saat ini, pemerintah bersama organisasi pro4esi dan organisasi masyarakat sedang

melakukan inisiati4 baru dalam bentuk suatu gerakan untuk menanggulangi perbaikan gizi baik 

Page 22: Laporan OBESITAS.doc

7/26/2019 Laporan OBESITAS.doc

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-obesitasdoc 22/36

kekurangan maupun kelebihan gizi, yang mana mem4okuskan pada (ercepatan (erbaikan 5izi

 pada +$$$ 7ari (ertama =ehidupan atau Scalling Up Nutrition !S3)& !#$+#&.Sasaran dari gerakan ini yang ingin dicapai pada akhir tahun #$#> yang disepakati yaitu

sebagai berikut <

+. Menurunkan proporsi anak balita yang stunting sebesar $ persen#. Menurunkan proporsi anak balilta yang menderita kurus !wasting& kurang dari > persen.

9. Menurunkan anak yang lahir berat badan rendah sebesar 9$ persen

. 0idak ada kenaikan proporsi anak yang mengalami gizi lebih>. Menurunkan proporsi ibu usia subur yang menderita anemia sebanyak >$ persen

?. Meningkatkan prosentase ibu yang memberikan SI ekslusi4 selama ? bulan paling kurang

>$ persen

2an jenis kegiatan yang akan dilaksanakan untuk penunjang program +$$$ 7ari (ertama

=ehidupan dibagi menjadi dua yaitu intervensi spesi4ik dan intervensi sensiti4. Intervensi spesi4ik 

merupakan tindakan atau kegiatan yang dalam perencanaannya ditujukan khusus untuk kelompok +$$$ 7(=. =egiatan ini pada umumnya dilakukan oleh sektor kesehatan. Intervensi

spesi4ik bersi4at jangka pendek, hasilnya dapat dicatat dalam waktu relati4 pendek.

Eenis8jenis intervensi gizi spesi4ik yang cost efe+tif adalah sebagai berikut <

I)u Ham$l

+. Suplementasi besi 4olat

#. (emberian makanan tambahan pada ibu hamil =@=

9. (enanggulangan kecacingan pada ibu hamil

. (emberian kelambu berinsektisida dan pengobatan bagi ibu hamil yang positi4 malaria

"el'm*'k 7 8 9 Bulan

+. (romosi menyusui !konseling individu dan kelompok&

"el'm*'k : 8 23 Bulan

+. (romosi menyusui

#. =I@ perubahan perilaku untuk perbaikan M( : SI

9. Suplementasi Dink

. Dink untuk manajemen diare

>. (emberian Obat ;acing

?. Aorti4ikasi besi

Page 23: Laporan OBESITAS.doc

7/26/2019 Laporan OBESITAS.doc

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-obesitasdoc 23/36

1. (emberian kelambu berinsektisida dan malaria

Sedangkan intervensi sensiti4 'erbagai kegiatan pembangunan di luar sektor kesehatan.

Sasarannya adalah masyarakat umum, tidak khusus untuk +$$$ 7(=. )amun apabila

direncanakan secara khusus dan terpadu dengan kegiatan spesi4ik, dampaknya sensiti4 terhadap

keselamatan proses pertumbuhan dan perkembangan +$$$ 7(=. 2ampak kombinasi dari

kegiatan spesi4ik dan sensiti4 bersi4at langgeng !“ sustaina/le& dan jangka panjang. Intervensi

gizi sensiti4 meliputi <

+. (enyediaan air besih dan sanitasi

#. =etahanan pangan dan gizi

9. =eluarga 'erencana

. Eaminan =esehatan Masyarakat

>. Eaminan (ersalinan 2asar 

?. Aorti4ikasi (angan

1. (endidikan gizi masyarakat

B. Intervensi untuk remaja perempuan

%. (engentasan =emiskinan

(eran pemerintah dalam program ini merupakan sebagai inisiator, 4asilitator dan motivator 

terlaksananya dengan baik program tersebut. )amun, dalam pelaksanaan program pemerintah in,

 pemerintah bekerjasama oleh banyak pihak, diantaranya mitra pembangunan, lembaga sosial

kemasyarakatan, dunia usaha, serta mitra pembangunan !Organisasi (''&.

Page 24: Laporan OBESITAS.doc

7/26/2019 Laporan OBESITAS.doc

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-obesitasdoc 24/36

LAP4RAN "A!U!

"ELUAR#A BINAAN

IDENTITA! PA!IEN ;

a. )ama < 2anish

 b. )o. M* <

c. =elamin < /aki8laki

d. 3mur < tahune. (endidikan< 'elum sekolah

4. lamat < =omp.(emda Sei./areh

Seorang pasien laki8laki, tahun datang ke (uskesmas ir 2ingin (adang pada tanggal

+> Oktober #$+, dengan <

ANAMNE!I!

=eluhan utama <

=ontrol 'erat 'adan

R$<a5at Pen5ak$t !ekarang

o 'erat badan berlebih sejak usia #,> tahun.

o 'erat anak saat lahir 9,? kg, panjang badan % cm. nak lahir normal ditolong bidan,

langsung menangis.

Page 25: Laporan OBESITAS.doc

7/26/2019 Laporan OBESITAS.doc

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-obesitasdoc 25/36

o nak mendapatkan SI eksklusi4 selama ? bulan dan dilanjutkan dengan makanan

 pendamping SI berupa bubur susu sampai usia + tahun kemudian dilanjutkan dengan

 pemeberian makanan berupa bubur nasi sampai usia # tahun dan dilanjutkan dengan

makanan biasa.

o Minum susu 4ormula ada sejak usia ? bulan, 98 kaliChari. 2an sejak usia #,> tahun

kebiasaan minum susu semakin meningkat.

o (asien suka mengkonsumsi makanan cepat saji seperti ayam goreng, pizza, burger, dan

mie instan sejak berusia 9 tahun. Ibu pasien sering membawakan makanan cepat saji

ketika pulang bekerja minimal 98 kaliCminggu.

o Saat di rumah anak sering menonton tv sambil makan cemilan dan memiliki kebiasaan

tidur setelah makan. Selain itu anak juga senang bermain sepeda dengan teman8

temannya.

o Sesak na4as tidak ada

o Mengorok saat tidur tidak ada

o =elainan pada sendi penopang berat badan tidak ada

o 'uang air kecil biasa

o 'uang air besar biasa

o nak belum pernah kontrol berat badan sebelumnya.

R$<a5at Pen5ak$t Dahulu

8

R$<a5at Pen5ak$t "eluarga

• *iwayat hipertensi, 2M, dan penyakit jantung pada keluarga tidak ada.

• (aman pasien juga mengalami obesitas sedang.

!tatus #eneral$sata

=eadaan umum < 0idak tampak sakit

=eadaan umum < 0idak tampak sakit

=esadaran < ;omposmentis

Page 26: Laporan OBESITAS.doc

7/26/2019 Laporan OBESITAS.doc

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-obesitasdoc 26/36

 )adi < % GCmenit

 )a4as < ## GCmenit

Suhu < 9?,Bo;'' < % kg

0' < ++# cm

''C3 <0'C3 <

''C0' <

IM0 < 9%,+ -Status gizi < Obesitas derajat #

Mata < =onjungtiva tidak anemis

=ulit < 0urgor kulit baik 

/eher < relati4 pendek  2ada < 5inekomastia !H&

(aru < 8 Inspeksi < simetris kirikanan

8 (alpasi < 4remitus kirikanan

8 (erkusi < sonor 8 uskultasi < suara napas bronkovesikuler, wh !8C8&, rh !8C8&

Eantung < 8 Inspeksi < iktus tidak terlihat8 (alpasi < iktus teraba + jari medial /M;S *I; J

8 (erkusi < kiri < + jari medial /M;S *I; J

  kanan < /S2  atas < *I; III

bdomen < 8 Inspeksi < perut membuncit

8 (alpasi < hepar dan lien tidak teraba

8 (erkusi < timpani8 uskultasi < bising usus !H& )ormal

lat =elamin < burried penis !H&

nggota gerak < *e4leks 4isiologis HCH, re4leG patologis 8C8, genu valgum !H&

DIA#N4!I!

Obesitas derajat II

PENATALA"!ANAAN

0erapi 3mum <

+. Menetapkan target penurunan berat badan

3ntuk penurunan berat badan ditetapkan berdasarkan< umur anak, yaitu usia # 8 1 tahun

dan diatas 1 tahun, derajat obesitas dan ada tidaknya penyakit penyertaCkomplikasi. (ada

anak obesitas tanpa komplikasi dengan usia dibawah 1 tahun, dianjurkan cukup dengan

mempertahankan berat badan, sedang pada obesitas dengan komplikasi pada anak usia

dibawah 1 tahun dan obesitas pada usia diatas 1 tahun dianjurkan untuk menurunkan

Page 27: Laporan OBESITAS.doc

7/26/2019 Laporan OBESITAS.doc

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-obesitasdoc 27/36

 berat badan. 0arget penurunan berat badan sebesar #,> 8 > kg atau dengan kecepatan $,> 8

# kg per bulan.#. (engaturan akti4itas 4isik 

(eningkatan akti4itas 4isik mempunyai pengaruh terhadap laju metabolisme. /atihan 4isik 

yang diberikan disesuaikan dengan tingkat perkembangan motorik, kemampuan 4isik danumurnya. kti4itas 4isik untuk anak usia ?8+# tahun lebih tepat yang menggunakan ketrampilan

otot, seperti bersepeda, berenang, menari dan senam. 2ianjurkan untuk melakukan akti4itas 4isik 

selama #$89$ menit per hari.

0abel Eenis kegiatan dan jumlah kalori yang dibutuhkan

Eenis kegiatan =alori yang digunakanCjam

Ealan kaki 9 kmCjam +>$

Ealan kaki ? kmCjam 9$$

Eoging B kmCjam B$

/ari +# kmCjam ?$$

0enis tunggal 9?$

0enis ganda #$

5ol4 +B$

'erenang 9>$

'ersepeda ??$

9. Mengubah pola hidupCperilaku

3ntuk perubahan perilaku ini diperlukan peran serta orang tua sebagai komponen

intervensi, dengan cara<

Page 28: Laporan OBESITAS.doc

7/26/2019 Laporan OBESITAS.doc

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-obesitasdoc 28/36

K (engawasan sendiri terhadap< berat badan, asupan makanan dan akti4itas 4isik serta

mencatat perkembangannya.K Mengontrol rangsangan untuk makan. Orang tua diharapkan dapat menyingkirkan

rangsangan disekitar anak yang dapat memicu keinginan untuk makan.

K Mengubah perilaku makan, dengan mengontrol porsi dan jenis makanan yangdikonsumsi dan mengurangi makanan camilan.

K Memberikan penghargaan dan hukuman.

K (engendalian diri, dengan menghindari makanan berkalori tinggi yang pada umumnya

lezat dan memilih makanan berkalori rendah.

. (eran serta orang tua, anggota keluarga, teman dan guru.

Orang tua menyediakan diet yang seimbang, rendah kalori dan sesuai petunjuk ahli gizi.

nggota keluarga, guru dan teman ikut berpartisipasi dalam program diet, mengubah

 perilaku makan dan akti4itas yang mendukung program diet.

0erapi =husus

+. (engaturan diet

(rinsip pengaturan diet pada anak obesitas adalah diet seimbang sesuai dengan *2, hal

ini karena anak masih mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Intervensi diet harus

disesuaikan dengan usia anak, derajat obesitas dan ada tidaknya penyakit penyerta. (ada

obesitas sedang dan tanpa penyakit penyerta, diberikan diet seimbang rendah kalori

dengan pengurangan asupan kalori sebesar 9$-. Sedang pada obesitas berat !IM0 L %1

 persentile& dan yang disertai penyakit penyerta, diberikan diet dengan kalori sangat

rendah !ver- low calorie diet &.

2alam pengaturan diet ini perlu diperhatikan tentang<

K Menurunkan berat badan dengan tetap mempertahankan pertumbuhan normal.

K 2iet seimbang dengan komposisi karbohidrat >$8?$-, lemak #$89$- dengan lemak jenuh

+$- dan protein +>8#$- energi total serta kolesterol 9$$ mg per hari.

K 2iet tinggi serat, dianjurkan pada anak usia L # tahun dengan penghitungan dosis menggunakan

rumus< !umur dalam tahun H >& gram per hari.

(*O5)OSIS

Page 29: Laporan OBESITAS.doc

7/26/2019 Laporan OBESITAS.doc

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-obesitasdoc 29/36

Nuo d Sanationam < bonam

Nuo d Jitam < bonam

Nuo d =osmeticum < dubia ad bonam

Nuo d Aunctionam < bonam

"'n+$s$ L$ngkungan Tem*at T$nggal

(asien tinggal di rumah dengan jumlah penghuni > orang, pasien, ayah pasien, ibu pasien,

nenek pasien, + saudara kandung pasien. *umah permanen dengan lantai keramik dan beratap

seng. *umah memiliki pekarangan sedang dengan luas bangunan 9>$ m #. *umah memiliki

kamar tidur dan # kamar mandi yang berada di dalam rumah. (asien berasal dari golongan

ekonomi yang mampu dengan penghasilan ayah pasien per bulan *p +.>$$.$$$ yang bekerja

sebagai dan penghasilan ibu per bulan #.>$$.$$$ yang bekerja sebagai pegawai biro travel.

=eadaan lingkungan dirumah pasien <

o *umah permanen, lantai keramik, beratap seng, pekarangan sedang, luas bangunan

9>$ m#, memiliki kamar tidur dan # kamar mandi di dalam rumah

o Earak septitenk m dari sumber air 

o Jentilasi udara dan sirkulasi baik 

o /istrik ada, sumber air !mandi,mencuci&< air ledeng !(2M&, sumber air minum < !air 

gallon&

o Sampah diangkut oleh truk sampah

I+ent$=$kas$ Masalah

+. Sering mengkonsumsi makanan cepat saji seperti 4ried chicken, burger, mie instan,

chicken nugget dan lain8lain.#. Sering makan cemilan seperti coklat, ice cream, snack minum susu berlebihan.

9. Ibu pasien sering membawakan makanan cepat saji saat pulang kerja malam hari

sehingga anak sering makan makanan cepat saji tersebut pada malam hari sebelum tidur.

Page 30: Laporan OBESITAS.doc

7/26/2019 Laporan OBESITAS.doc

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-obesitasdoc 30/36

. (asien kurang suka makan sayur dan buah.

>. (asien lebih suka menonton tv dan bermain sepeda.

Peme/ahan Masalah

+. Membatasi anak untuk makan makanan cepat saji dan menggantinya dengan makanan

 buatan rumah dengan menu sehat.#. Mengganti cemilan dengan sayur dan buah.

9. Mengedukasi orang tua pasien untuk tidak membiasakan membeli makanan cepat saji

untuk anak8anaknya.. =omunikasi, In4ormasi dan @dukasi mengenai pencegahan, dampak, dan penanganan

obesitas pada anak meliputi <

(romosi gaya hidup sehat meliputi perubahan pola dan perilaku makan seperti

meningkatkan kebiasaan konsumsi buah dan sayur, mengurangi konsumsi

makanan dan minuman manis, mengurangi konsumsi makanan tinggi energi dan

lemak, mengurangi konsumsi 4ast 4ood, serta peningkatan aktivitas 4isik dan

mengurangi sedentary li4e style.

• Menjelaskan mengenai dampak obesitas dan kemungkinan gangguan klinis yang

terjadi seperti, diabetes mellitus, hipertensi, sleep apneu, gangguan tulang dan

sendi, gangguan psikologis dan lain8lain.

• Melakukan assasment lebih lengkap, jika hasil assasment menunjukkan anak 

mengalami obesitas dengan komorbiditas seperti yang tersebut di atas, maka

dirujuk ke rumah sakit untuk penanganan lebih lanjut. 'ila hasil assasment

menunjukkan anak mengalami obesitas tanpa komorbiditas maka dapat dilakukan

tatalaksana di puskesmas.• Melakukan konseling gizi kepada anak dan keluarga agar melaksanakan pola

hidup sehat selama 9 bulan. /akukan evaluasi setelah 9 bulan pertama.

Page 31: Laporan OBESITAS.doc

7/26/2019 Laporan OBESITAS.doc

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-obesitasdoc 31/36

&'ll'< u* Pas$en I

Tanggal 2( 4kt')er 271(

+.Melihat perubahan pola makan pasien setelah kunjungan, didapatkan<

• (asien elah mengurang pengonsumsian makanan siap saji.

•  )enek pasien telah membatasi porsi makanan yang disiapkan untuk pasien serta

menambahkan porsi buah dan sayur dalam menu makanan pasien.

Page 32: Laporan OBESITAS.doc

7/26/2019 Laporan OBESITAS.doc

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-obesitasdoc 32/36

• (engonsumsian susu tinggi lemak telah berkurang menjadi + kali sehari saja.

• =eluarga telah membatasi waktu menonton 0J bagi pasien agar waktu suddentary li4e

style berkurang.

Aollow 3p #0anggal + )ovember #$+

• 'erat badan pasien telah berkurang + kg menjadi B kg.

• (asien tidak lagi mengonsumsi makanan siap saji.

•  )enek pasien masih membatasi porsi makanan yang disiapkan untuk pasien serta

menambahkan porsi buah dan sayur dalam menu makanan pasien.

• (engonsumsian susu tinggi lemak masih dibatasi menjadi + kali sehari saja.

• =eluarga telah membatasi waktu menonton 0J bagi pasien agar waktu suddentary li4e

style berkurang

• Meningktkan waktu bermain di luar agar akti4itas 4isik pasien lebih banyak.

0anggal +9 )ovember #$+

• 'erat badan pasien sekarang telah berkurang + kg lagi menjadi 1 kg.

• (asien tetap tidak mengonsumsi makanan siap saji.

• (asien mulai terbiasa dengan porsi makan yang dibatasi dan mulai menyukai saytur dan

 buah ..

• (engonsumsian susu tinggi lemak tidak diberikan kepada pasien kecuali saat pasien

sangat menginginkannya.

• =eluarga telah membatasi waktu menonton 0J bagi pasien agar waktu suddentary li4e

style berkurang

• Meningktkan waktu bermain di luar agar akti4itas 4isik pasien lebih banyak.

Page 33: Laporan OBESITAS.doc

7/26/2019 Laporan OBESITAS.doc

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-obesitasdoc 33/36

Page 34: Laporan OBESITAS.doc

7/26/2019 Laporan OBESITAS.doc

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-obesitasdoc 34/36

&'ll'< u* Pas$en II

Tanggal 2 Me$ 271(

+. 'intik8bintik kemerahan pada pasien sudah lebih berkurang dan tidak lagi menimbulkan

gatal namun belum sembuh sepenuhnya. Sepupu pasien sudah memulai pengobatan dan

sudah mulai terdapat perbaikan.

#. Ibu pasien mengatakan pengobatan pasien tidak berjalan sesuai yang dianjurkan karena

 pasien tidak mau memakai lagi salep #8 karena aromanya yang tidak enak.

9. (akaian dan handuk yang digunakan sebelum dan sesudah pengobatan dimulai telah

direndam dengan air hangat, dicuci dan dijemur di bawah sinar matahari serta disetrika.

. (asien sudah menjemur kursi, kasur dan barang8barang lainnya yang berkontak dengan

 pasien dan keluarga dibawah terik sinar matahari.

 

Page 35: Laporan OBESITAS.doc

7/26/2019 Laporan OBESITAS.doc

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-obesitasdoc 35/36

 

&'ll'< u* Pas$en III

Tanggal > Me$ 271(

+. 'intik8bintik kemerahan pada pasien sudah menghilang dan tidak lagi menimbulkan gatal

namun masih sedikit meninggalkan bekas pada tangannya. Sepupu pasien juga telah

menyelesaikan pengobatannya dan sudah tidak memiliki bintik8bintik kemerahan lagi.

#. (emberian bantuan berupa handuk sabun mandi cair untuk pasien agar tidak memakai

satu handuk dan sabun batang bersama lagi dengan sepupunya.

Page 36: Laporan OBESITAS.doc

7/26/2019 Laporan OBESITAS.doc

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-obesitasdoc 36/36

DA&TAR PU!TA"A

+.