laporan obesitas.doc
TRANSCRIPT
7/26/2019 Laporan OBESITAS.doc
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-obesitasdoc 1/36
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Status gizi masyarakat merupakan salah satu indikator pembangunan kesehatan di
Indonesia dikatakan berhasil. Oleh, sebab itu, pemerintah mencanangkan visi pembangunan gizi,
yakni “Mewujudkan keluarga mandiri sadar diri untuk mencapai status gizi masyarakat atau
keluarga yang optimal !"ahyu, #$$%&.'ahkan hingga saat ini pun, Indonesia masih menghadapi banyak permasalahan status
gizi, utamanya pada kelompok usia balita dan anak. (ermasalahan gizi yang terjadi pada
kelompok usia balita dan anak tidak hanya gizi kurang !Underweight &, kekerdilan !Stunting &,
ataupun kekurusan !Wasting & namun juga gizi lebih !Overweight & yang biasa dikenal dengan
sebutan obesitas. (adahal kita ketahui bahwa masa balita merupakan proses pertumbuhan anak
yang pesat dimana anak sangat memerlukan perhatian dan kasih saying dari orang tua serta
lingkungannya. Selain itu, balita pun sangat membutuhkan asupan zat gizi yang seimbang supaya
status gizinya baik, serta proses tumuh kembangnya tidak terhambat.
)amun, sayangnya berdasarkan data *iskesdas tahun #$+$, diperkirakan prevalensi balita
di Indonesia mengalami gizi lebih dan kegemukan !obesitas& yaitu sebesar +,# -. ngka ini
mengalami peningkatan yang sangat drastis. 'erdasarkan /aporan )asional *iskesdas 0ahun
#$$1, persentase balita yang mengalami gizi lebih yaitu sebesar +#,# -.
(ermasalahan obesitas tidak dapat dianggap mudah begitu saja, karena obesitas dan
kegemukan pada anak berpotensi meningkatkan resiko timbulnya berbagai gangguan kesehatan.
Sehingga, sangat perlu pemerintah menekan angka prevalensi obesitas pada balita sedini
mungkin dengan beberaa program dan juga pemerintah diharapakan lebih menegaskan pada
masyarakat untuk ikut berperan yaitu dengan meningkatkan pemahaman serta kesadaran
masyarakat untuk berperilaku hidup sehat. 2an saat ini pun, pemerintah telah mencanangkan
program S3) !Scalling Up Nutrition& yaitu suatu program gerakan yang di4okuskan pada
(ercepatan (erbaikan 5izi pada +$$$ hari pertama kehidupan.
1.2. Rumusan Masalah
7/26/2019 Laporan OBESITAS.doc
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-obesitasdoc 2/36
+.+. 'agaimana 4enomena obesitas atau kegemukan pada anak balita di Indonesia 6
+.#. 3paya apa yang dilakukan oleh pemerintah dalam menekan angka prevalensi obesitas
atau kegemukan pada anak balita 6
1.3. Tujuan
+.+. 3ntuk mengetahui 4enomena obesitas atau kegemukan pada anak balita di Indonesia.+.#. 3ntuk mengetahui dan memahami upaya yan dilakukan pemerintah dalam menekan
angka prevalensi obesitas atau kegemukan pada anak balita.
BAB 2. TINAUAN PU!TA"A
2.1. !tatus #$%$
2.1.1. Pengert$an !tatus #$%$
5izi adalah zat atau senyawa yang terdapat dalam pangan yang terdiri atas karbohidrat,
protein, lemak, vitamin, mineral, serat, air, dan komponen lain yang berman4aat bagi
7/26/2019 Laporan OBESITAS.doc
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-obesitasdoc 3/36
pertumbuhan dan kesehatan manusia !*I, #$+#&. 5izi sangat berperan penting dalam alur daur
kehidupan karena di setiap tahap daur kehidupan, semua orang membutuhkan nutrien yang sama
namun dalam jumlah yang berbeda sesuai dengan kebutuhan setiap orang. Sedangkan "7O
mengartikan ilmu gizi sebagai ilmu yang mempelajari proses yang terjadi pada organisme hidup,
yang mana proses tersebut mencakup pangambilan dan pengolahan zat padat dan cair dari
makanan yang dibutuhkan untuk memelihara kehidupan, pertumbuhan dan untuk menghasilkan
energi.
Status gizi adalah keadaan keseimbangan antara asupan dan kebutuhan zat gizi. Status
gizi baik bila jumlah asupan zat gizi sesuai dengan yang dibutuhkan. Status gizi tidak seimbang
dapat diprestasikan dalam bentuk gizi kurang dari yang dibutuhkan. Sedangkan status gizi lebih
bila asupan zat gizi melebihi dari yang dibutuhkan. Sehingga status gizi merupakan keadaan
tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat8zat gizi !lmatsier, #$$9&.Status gizi ini menjadi sangatlah penting karena merupakan salah satu 4aktor resiko
terjadinya morbiditas dan mortalitas. Status gizi berkontribusi terhadap kesehatan seseorang,
dimana seseorang dengan status gizi yang baik maka kesehatannnya pun baik, selain itu
kalaupun kondisi seseorang tersebut mengalami kesakitan maka status gizi yang baik juga akan
berkontribusi terhadap kemampuan seseorang tersebut dalam pemulihan.
Status gizi tidak dapat ditentukan begitu saja tanpa mengetahui dan memahami ukuran
baku atau yang disebut dengan reference. 'aku antropometri yang sering digunakan di Indonesia
adalah World Health Organizations – National Centre for Health Statistics !"7O : );7S&.
'erdasarkan reference tersebut, status gizi dibagi menjadi empat< Pertama, gizi lebih untuk
overweight , termasuk kegemukan dan obesitas. Kedua gizi baik untuk well nourished . Ketiga,
gizi kurang untuk underweight yang mencakup mild dan moderat , PC! "Protein Calori
!alnutrition&. Keempat , gizi buruk untuk severe PC! termasuk marasmus, marasmik8
kwarshiorkor dan kwarshiorkor !Supariasa, #$$#&. )amun, terdapat beberapa kelompok rentang gizi. =elompok rentan gizi merupakan suatu
kelompok di dalam masyarakat yang paling mudah menderita gangguan kesehatannya atau
rentan karena kekurangan gizi. =elompok8kelompok rentang gizi ini terdiri dari<a. =elompok bayi, umur $8+ tahun.
b. =elompok di bawah lima tahun !balita&, umur +8> tahun.
c. =elompok anak sekolah, umur ?8+# tahun.d. =elompok remaja, umur +98#$ tahun.
e. =elompok ibu hamil dan menyusui.
4. =elompok usia !usia lanjut&. !)otoatmodjo, #$$9&.
7/26/2019 Laporan OBESITAS.doc
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-obesitasdoc 4/36
Maka status gizi sangatlah penting utnuk diketahui untuk mengontrol dan mengawasi
status gizi kelompok8kelompok yang rentang gizi dikarenakan mereka merupakan kelompok
yang sangat mudah terkena penyakit jika kekurangan gizi.
2.1.2. &akt'r Determ$nan !tatus #$%$3)I;@A !+%BB& menyatakan bahwa status gizi kurang dipengaruhi oleh penyebab
langsung dan penyebab tidak langsung. Aaktor penyebab kurang gizi dapat dilihat pada bagan
sebagai berikut<
Sumber < "UN#C$% &'(() oleh *ire+torat ,izi !as-ara+at
a. (enyebab /angsung2ilihat dari bagan 3)I;@A, terdapat dua penyebab yang secara langsung dapat
mempengaruhi status gizi yaitu asupan makanan dan penyakit in4eksi. 5izi kurang tidak
hanya dikarenakan asupan makanan yang kurang, tetapi juga dikarenakan penyakit
in4eksi. nak yang mendapa cukup makan tetapi sering menderita sakit, pada akhirnya
pun akan menderita gizi kurang. 2emikian pula pada anak yang tidak memperoleh cukup
7/26/2019 Laporan OBESITAS.doc
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-obesitasdoc 5/36
makan maka daya tahan tubuhnya akan melemah sehingga mudah terserang penyakit.
Imunisasi yang tidak dilakukan secara lengkap dapat berpengaruh pada anak, karena
dapat menyebabkan anak tidak memiliki kekebalan tubuh terhadap serangan penyakit
in4eksi, akibtanya pun anak akan jatuh sakit sehingga status gizinya turun. 7al ini
dikarenakan penyakit in4eksi berhubungan erat satu sama lain dengan asupan makanan
dalam pengaruhnya terhadap status gizi.
b. (enyebab tidak /angsung(ada bagan 3)I;@A, dapat dilihat adanya tiga 4aktor penyebab tidak langsung
terhadap status gizi seseorang. 2ikatakan 4aktor penyebab tidak langsung karena ketiga
4aktor ini tidak langsung mempengaruhi keadaan status gizi seseorang. =etiga 4aktor
tersebut diantaranya yaitu ketidak cukupan ketersediaan pangan keluarga, pola
pengasuhan anak, dan sanitasi air bersih atau pelayanan kesehatan yang tidak memadai.
• =etersediaan pangan keluarga=etersediaan pangan keluarga yang dimaksud adalah ketahanan pangan keluarga.
=etahanan pangan keluarga merupakan kemampuan keluarga untuk memenuhi kebutuhan
pangan seluruh anggota keluarga dalam jumlah cukup, baik cukup jumlahnya maupun
mutu gizinya. =etahanan pangan ini terkait dengan ketersediaan pangan, baik dari hasil
produksi senidir maupun dari pasar ataupun dari sumber lain, serta terkait dengan harga
pangan dan daya beli keluarga serta pengetahuan tentang gizi dan kesehatan.
• (ola pengasuhan anak
(ola pengasuhan anak adalah kemampuan keluarga dan masyarakat untuk menyediakan waktu, perhatian dan dukungan terhadap anak, agar anak dapat tumbuh
kembang dengan sebaik8baiknya secara 4isik, mental maupun sosial. (ola pengasuhan
anak berupa sikap dan perilaku ibu atau pengasuh lain dalam hal kedekatannya dengan
anak, memberikan makan, merawat, menjaga kebersihan, member kasih sayang dan
sebagainya. Semua hal tersebut berikatan erat dengan keadaan ibu dalam hal kesehatan
!4isik dan mental&, status gizi, pendidikan umum, pengetahuan tentang pola pengasuhan
yang baik dan benar,serta peran dalam keluarga atau masyarakat,.
• (elayanan kesehatan dan kesehatan lingkungan
(elayanan kesehatan dan kesehatan lingkungan adalah tersedianya ar bersih dan
sarana pelayanan kesehatan dasar yang terjangkau oleh setiap keluarga yang
membutuhkan keterjangkauan anak dan keluarga terhadap air bersi dan pelayanan
kesehatan yang baik seperti imunisasi, pemeriksaan kehamilan, pertolongan persalinan,
pendidikan kesehatan dan gizi, penimbangan anak serta sarana pelayanan kesehatan
7/26/2019 Laporan OBESITAS.doc
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-obesitasdoc 6/36
seperti posyandu, puskesmas, praktek bidan atau dokter dan rumah sakit. Semakin cukup
ketersediaan air bersih untuk keluarga serta semakin dekat dengan jangkauan keluarga
terhadap pelayanan dan sarana kesehatan ditambah dengan pemahaman ibu tentang
kesehatan, maka semakin kecil resiko anak terkena penyakit in4eksi dan mengalami gizi
kurang.
2.2. Bal$ta
2.2.1. Pengert$an Bal$ta
'alita adalah kelompok anak usia dibawah lima tahun. Masa balita merupakan periode
penting dalam tumbuh kembang anak. (ertumbuhan dasar pada masa balita ini akan
mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak selanjutnya. (erkembangan kemampuan
bahasa, kreati4itas, kesadaran sosial, emosional dan intelegensinya berjalan sangat cepat dan
merupakan landasan perkembangan berikutnya !Soetjiningsih, +%%>&.'alita adalah istilah umum bagi anak usia +89 tahun dan anak prasekolah 98> tahun. Saat
usia batita, anak masih tergantung penuh kepada orang tua untuk melakukan kegiatan penting
seperti mandi, buang air dan makan. (erkembangan berbicara dan berjalan sudah bertambah
baik. )amun, kemampuan lain masih terbatas. !'udi Sutoma, #$+$&.Seperti yang disebutkan sebelumnya bahwa masa balita merupakan periode penting
dalam proses tumbuh kembang manusia. (erkembangan dan pertumbuhan di masa itu menjadi
penentu keberhasilan pertumbuhan dan perkembangan anak di periode selanjutnya. Masa
tumbuh kembang di usia ini merupakan masa yang berlangsung cepat dan tidak akan pernah
terulang, karena tu sering disebut golden age atau masa keemasan.
2.2.2. "arakter$st$k Bal$ta
Menurut karakteristik, balita terbagi dalam dua kategori yaitu anak usia + : 9 tahun
!batita& dan anak usia prasekolah !3ripi, #$$&. nak usia +89 tahun merupakan konsumen pasi4,
artinya anak menerima makanan dari apa yang disediakan ibunya. /aju pertumbuhan masa batita
lebih besar dari masa usia pra8sekolah sehingga diperlukan jumlah makanan yang relati4 besar.
)amun perut yang masih lebih kecil menyebabkan jumlah makanan yang mampu diterimanya
dalam sekali makan lebih kecil dari anak yang usianya lebih besar. Oleh karena itu, pola makan
yang diberikan adalah porsi kecil dengan 4rekuensi sering.
(ada usia pra8sekolah anak mulai enjadi konsumen akti4. 7al ini dikarenakan mereka
sudah dapat memilih makanan yang disukainya. Selain itu, pada usia ini anak mulai bergaul
dengan lingkungannya atau bersekolah playgroup sehingga anak mengalami beberapa perubahan
7/26/2019 Laporan OBESITAS.doc
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-obesitasdoc 7/36
dalam perilakunya. (ada masa ini pula lah anak akan mencapai 4ase gemar memprotes sehingga
mereka akan mengatakan “tidak terhadap setiap ajakan yang tidak mereka inginkan. (ada masa
ini berat badan anak pun cenderung mengalami penurunan, akibat dari aktivitas yang mulai
banyak dan pemilihan maupun penolakan terhadap makanan. 2iperkirakan pula bahwa anak
perempuan relati4 lebih banyak mengalami gangguan status gizi bila dibandingkan dengan anak
laki8laki.
2.2.3. Per$laku Makan Anak Bal$ta
(erillaku dan kebiasaan orangtua dalam hal makanan yang dipengaruhi oleh 4aktor
budaya akan mampengaruhi sikap suka dan tidak suka seorang anak terhadap makanan.
Orangtua dan saudara kandung yang lebih tua memiliki pengaruh paling besar terhadap perilaku
anak yang berhubungan dengan makanan dan pilihan makanan selama masa usia sekolah.Orangtua masih tetap memegang peranan penting sebagai model atau contoh bagi anak8anaknya
dalam hal perilaku makan yang sehat. Orangtua bertanggungjawab terhadap masalah makanan di
rumah, jenis8jenis makanan pa yang tersedia dan kapan makanan tersebut disajikan juga harus
memberikan petunjuk mengenai hal8hal yan penting kepada anak8anak sehingga mereka mampu
menentukan makanan yang sehat di saat mereka jauh dari rumah !Sulistiyoningsih, #$++&.
satu keluarga sebaiknya berusaha untuk makan bersama. Makan bersamadalam satu
keluarga dapat dijadikan sebagai salah satu wadah untuk menjalin komunikasi antar anggita
keluarga, ketika di waktu lain masing8masing disibukkan oleh aktivitas di luar. Sebuah studi
yang dilakukan terhadap sekelompok anak usia %8+ tahun menunjukkan terdapat hubungan
yang positi4 antara kegiatan makan malam bersama dalam keluarga dengan kualitas diet anak
secara menyeluruh. (ersentase jumlah anak yang makan malam bersama keluarga menurun
dengan bertambahnya umur anak dengan persentase tertinggi pada kelompok anak umur % tahun.
nak yang biasa makan bersama keluarga mempunyai asupan energy, serat, kalsium, 4olat, zat
besi dan vitamin8vitamin '?, '+#, ; dan @ yang lebih tinggi. nak8anak ini juga mengonsumsi
buah dan sayur8sayuran lebih banyak, dan saat mereka tidak di rumah lebih sedikit makan
makanan yang digoreng serta minum soft drin+s lebih sedikit !Sulistiyoningsih, #$++&.
(ola makan anak juga dipengaruhi oleh media massa dan lingkungan !guru, teman
sebaya&. nak8anak ingin mencoba makanan8makanan yang diiklankan di media televise.
(engaruh teman sebaya juga menjadi besar karena anak usia sekolah lebih banyak menghabiskan
waktu dengan teman sebayanya dibandingkan dengan keluarganya. (eningkatan pengaruh teman
7/26/2019 Laporan OBESITAS.doc
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-obesitasdoc 8/36
sebaya berdampak terhadap perilaku pola dan jenis makanan pilihan mereka. nak secara tiba8
tiba meminta suatu jenis makanan baru atau menolak makanan pilihan mereka terdahulu, akibat
rekomendasi dari teman8teman sebayanya. (engaruh guru juga besar terhadap sikap seorang
anak terhadap jenis dan pola makan. pa yang dipelajari di dalam kelas tentang kesehatan dan
makanan bergizi harus ditunjang dengan makanan yang tersedia di ka4etaria sekolah
!Sulistiyoningsih, #$++&.
2.2.(. "e)utuhan #$%$ *a+a Anak Bal$ta
=ebutuhan masing8masing zat gizi untuk kelompok balita dan anak dapat dilihat pada
ngka =ecukupan 5izi yang dianjurkan !/ampiran +&. Selain zat gizi esensial, kebutuhan cairan
juga harus diperhatikan karena penting bagi anak untuk mencegah dehidrasi selama bergerak dan
berolahraga, karena anak8anak beresiko stress akibat dehidrasi dan panas. nak8anak berkeringat
dan semakin kepanasan saat bergerak. 'eberapa jenis olahraga seperti sepakbola dan hoki,
membutuhkan pertahanan khusus, yang mencegah tubuh lemas. nak$anak yang melakukan
jenis olahraga tersebut harus minum air sebelum, selama dan sesudah latihan. Mekanisme haus
mungkin tidak bekerja selama anak8anak latihan, dan anak8anak bisa tidak menyadari bahwa
mereka membutuhkan air. Sebaiknya tidak memberikan soft drin+s dan jus buah yang tidak
diencerkan kepada anak8anak karena pemberian karbohidrat tinggi dapat menyebabkan kram
perut, mual dan diare. =onsumsi softdrin+s anak tidak sebanyak yang dikonsumsi anak remaja
namun lebih banyak dari yang dikonsumsi anak balita, hal ini memperlihatkan bahwa konsumsi
softdrin+s semakin meningkat sejalan dengan bertambahnya umur. Softdrin+s yang berlebihan
tidak dianjurkan bagi anak8anak usia sekolah karena tidak mengandung kalori dan menyebabkan
kerusakan gigi !Sulistiyoningsih, #$++&.
2.2.,. Penentuan !tatus #$%$ Bal$ta
da dua jenis antropometri yang digunakan dalam mengidenti4ikasi status gizi, yaitu
berat badan !''& dan tinggi badan !0'&. =edua ini disajikan dalam bentuk indeks dan rasio berat
badan menurut umur !''C3&, tinggi badan terhadap umur !0'C3& dan rasio berat badan terhadap
tinggi badan !''C0'&. Status gizi yang diukur dengan rasio ''C3 mencerminkan status masa
sekarang. =arena, berat badan mencerminkan kondisi outcome tentang status gizi pada masa
sekarang. 0inggi badan merupakan outcome kumulati4 status gizi sejak dilahirkan hingga saat
sekarang sehingga rasio 0'C3 mampu mencerminkan status gizi masa lalu.
7/26/2019 Laporan OBESITAS.doc
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-obesitasdoc 9/36
2i masa lalu, rujukan pertumbuhan dikembangkan menggunakan data dari satu negara
dengan mengukur contoh anak8anak yang dianggap sehat, tanpa memperhatikan cara hidup dan
lingkungan mereka. Mengingat hal tersebut World Health Organization !"7O& telah
mengembangkan standar pertumbuhan yang berasal dari sampel anak8anak dari enam negara
yaitu 'razil, 5hana, India, )orwegia, Oman dan merika Serikat.
"7O !ulticentre ,rowth .eference Stud- "!,.S) telah dirancang untuk menyediakan
data yang menggambarkan bagaimana anak8anak harus tumbuh, dengan cara memasukkan
kriteria tertentu !misalnya< menyusui, pemeriksaan kesehatan, dan tidak merokok&. (enelitian
tersebut mengikuti bayi normal dari lahir sampai usia # tahun, dengan pengukuran yang sering
pada minggu pertama. =elompok anak8anak lain umur +B sampai 1+ bulan, diukur satu kali.
2ata dari kedua kelompok umur tersebut disatukan untuk menciptakan standar pertumbuhan
anak umur $ sampai > tahun.Indikator pertumbuhan digunakan untuk menilai status pertumbuhan anak dengan
mempertimbangkan umur, jenis kelamin dan hasil pengukuran. 2alam modul ini akan dijelaskan
cara melakukan penilaian status pertumbuhan berdasarkan empat indikator berikut<
• (anjangC0inggi 'adan Menurut 3mur
• 'erat 'adan Menurut 3mur
• 'erat 'adan Menurut (anjangC0inggi 'adan
• Indeks Massa 0ubuh !IM0& menurut 3mur
3ntuk mengetahui ada tidaknya penurunan atau kenaikan berat badan !''& dapat dilihat
pada =artu Menuju Sehat !=MS&. (rinsipnya adalah anak yang sehat, bertambah umur
bertambah berat badan. Menurut Standar "7O '' ideal anak laki8laki usia # tahun adalah +#,#
kg dan anak perempuan ++,> kg. untuk seterusnya setelah usia # tahunsampai > tahun,
pertambahan '' rata8rata #8#,> kg per tahun. (emntauan panjang C tinggi badan juga perlu agar
dapat diketahui keadaan tau status gizi yang lebih akurat.
In+$kat'r Pertum)uhan Menurut Z-score
-s/'re In+$kat'r Pertum)uhan
PB0U atau BB0U BB0PB atau IMT0U
7/26/2019 Laporan OBESITAS.doc
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-obesitasdoc 10/36
TB0U BB0TB
2i atas 9L$hat atatan
1
L$hat
atatan 2
Sangat
gemuk
"O/es
)
Sangat gemuk
"O/es)
2i atas #5emuk
"Overweight)
5emuk
"Overweight)
2i atas +
*isiko
5emuk
L$hat
atatan3
*isiko 5emuk
L$hat atatan
3
$
!ngka
Median&
2i bawah 8+
2i bawah 8#
(endek
"Stunted) L$hat
atatan (
''
=urang
"Underwei
ght)
=urus
"Wasted)=urus "Wasted)
2i bawah 89
Sangat (endek
"Severe Stunted)
L$hat atatan
(
'' Sangat
=urang
"Severe
Underwei
ght)
Sangat =urus
"Severe
Wasted)
Sangat =urus
"Severe Wasted)
Sum/er0 !odul C Pelatihan Penilaian Pertum/uahan 1na+ WHO 2334
;atatan<
+. Seorang anak pada kategori ini termasuk sangat tinggi dan biasanya tidak menjadi
masalah kecuali anak yang sangat tinggi mungkin mengalami gangguan endokrin seperti
adanya tumor yang memproduksi hormon pertumbuhan. *ujuklah anak tersebut jika diduga
mengalami gangguan endokrin !misalnya anak yang tinggi sekali menurut umurnya,
sedangkan tinggi orang tua normal&.
7/26/2019 Laporan OBESITAS.doc
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-obesitasdoc 11/36
#. Seorang anak berdasarkan ''C3 pada katagori ini, kemungkinan mempunyai masalah
pertumbuhan, tetapi akan lebih baik bila anak ini dinilai berdasarkan indikator ''C(' atau
''C0' atau IM0C3.
9. 7asil ploting di atas + menunjukkan kemungkinan risiko. 'ila kecenderungannya menuju
garis D8score # berarti risiko lebih pasti.. nak yang pendek atau sangat pendek, kemungkinan akan menjadi gemuk bila
mendapatkan intervensi gizi yang salah.7asil analisis multivariat menunjukkan bahwa 4aktor resiko yang paling berhubungan
paling dominan dengan status gizi balita !''C3& adalah penyakit diare setelah dikontrol oleh
sumber air minum, ketersediaan jamban, status sosial ekonomi, jumlah anggota keluarga, jenis
kelamin dan peman4aatan yankes, penyakit IS(, pekerjaan ibu dan lama pemberian SI sampai
# tahun. Sedangkan variabel yang paling dominan berhubungan dengan malnutrisi menurut
indikator !0'C3& adalah ketersediaan jamban setelah dikontrol oleh kebiasaan cuci tangan, status
sosial ekonomi, sumber air minum, lama pemberian SI sampai 9 tahun, penyakit diare, jumlah
anggota dan jenis kelamin. Eenis kelamin setelah dikontrol oleh umur, sumber air minum, jarak
serta waktu menuju pelayanan kesehatan terdekat, variabel peman4aatan pelayanan kesehatan
dan penyakit IS( merupakan 4aktor resiko yang paling dominan pada status ''C0'.
Status ''C0' balita yang menggambarkan kekurangan gizi akut yang terjadi dalam
waktu yang singkat dan mempengaruhi keadaan status gizi seseorang. Misalnya saja terserang
penyakit in4eksi, hal ini tentu saja akan berpengaruh langsung kepada status gizi anak, atau
mungkin saja kerena kekurangan asupan makanan yang bisa di pengaruhi oleh status ekonomi,
pengetahuan ibu yang kurang terhadap masalah gizi, dan pola asuh yang mengakibatkan baik
balita yang ''/* ataupun yang normal dapat menjadi balita yang berbadan kurus. Sedangkan
0'C3 menggambarkan keadaan kronis balita, menunjukkan keadaan yang sudah terjadi sejak
lama, atau dengan kata lain merupakan outcome kumulati4 status gizi sejak lahir hingga
sekarang. 'ayi yang lahir dengan berat badan rendah menandakan kurang terpenuhinya
kebutuhan zat gizi pada saat kehamilan atau karena sebagai akibat dari ibu yang juga menderita
=@=.
2.3. "egemukan +an 4)es$tas
2.3.1. Pengert$an "egemukan +an 4)es$tas
=egemukan dan obesitas saat ini merupakan masalah gizi berlebih yang kian marak
dijumpai hamper pada anak di seluruh negeri. =egemukan pada anak merupakan konsekuensi
dan akibat dari asupak kalori !energi& yang melebihi jumlah kalori yang dilepaskan atau dibakar
7/26/2019 Laporan OBESITAS.doc
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-obesitasdoc 12/36
melalui proses metabolisme di dalam tubuh sehingga mengakibatkan kalori yang tidak terbakar
disimpan di dalam tubuh sampai akhirnya melebihi batas seharusnya.=egemukan !obesitas& ternyata berbeda dengan kelebihan berat badan !O/erweight &.
=egemukan dapat diartikan penimbunan lemak tubuh yang berlebihan sehingga berat badan anak
balita jauh di atas normal dan dapat membahayakan kesehatan anak. Overweight adalah suatu
keadaan berat badan anak balita yang melebihi berat badan normal atau seharusnya. 2engan
demikian, anak yang menderita kegemukan pasti mengalami kelebihan berat badan, tetapi anak
yang mengalami kelebihan berat badan belum tentu menderita kegemukan !O/esitas& !2ina
goes, #$$9&.=asus lainnya, seorang anak balita yang mempunyai berat badan lebih besar dari teman
seusianya, belum tentu menderita kegemukan karena kemungkinan anak tersebut mempunyai
rangka tulang dan otot yang besar, bukan karena kelebihan timbunan lemak. 'iasanya, anak
tersebut disebut bongsor. Selain itu, kita ketahui bahwa lemak sangat dibutuhkan untuk
kelangsungan hidup setiap manusia. Eumlah minimumnya 9- dari berat badan atau disebut
dengan lemak esensial. 2i dalam tubuh, lemak esensial terdapat di beberapa organ tubuh, seperti
sumsum tulang belakang, sekitar jantung, membrane sel paru8paru, hati, limpa dan ginjal. Eika
jumlah lemak esensial dalam tubuh melebihi 9- berat badan disebut timbunan lemak. Aungsi
timbunan lemak memeng berguna untuk melindungi organ tubuh, tetapi jika jumlahnya
berlebihan, hal ini dapat menyebabkan kegemukan !2ina goes, #$$9&.
=egemukan dan obesitas pada anak dapat dinilai melalui berbagai metode atau teknik
pemeriksaan. Salah satunya adalah pengukuran indeks massa tubuh atau 5od- !as #nde6 !'MI&.
(engukuran 'MI dilakukan dengan cara membagi nilai berat badan !kg& dengan nilai kuadrat
dari tinggi badan !m&. nilai ini kemudian diplot pada kurva pertumbuhan anak, yang disesuaikan
dengan jenis kelamin dan usia anak. 'MI ini merupakan metode yang mudah dan paling banyak
digunakan di seluruh penjuru negeri untuk menilai timbunan lemak yang berlebihan di dalam
tubuh secara tidak langsung. )amun, 'MI tidak dapat digunakan pada setiap individu, Misalnya,
pada atlet maupun binaragawan. 7al ini dikarenakan para atlet dan binaragawan memiliki nilai
'MI tinggi, disebabkan oleh indeks massa otot yang besar dan bukan karena timbunan lemak
yang berlebihan. Selain itu, kegemukan dan obesitas dapat pula dinilai dengan teknik
densitometry, nalisis Impedansi Multi4rekuensi !MI& serta teknik pencitraan melalui Magnetic
*esonance Imaging !M*I&. )amun, teknik pemeriksaan ini relative rumit dan tidak mudah
7/26/2019 Laporan OBESITAS.doc
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-obesitasdoc 13/36
diterapkan dalam praktik dokter sehari8hari, mengingat biaya pemeriksaan yang mahal dan
keterbatasan persediaan alat8alat pemeriksaan !"ahyu, #$$%&.
2.3.2. T$*e +an en$s 4)es$tas
Menurut 7irsch dan =nittle !+%1$& dalam 2ina goes !#$$9&, menyatakan bahwa
berdasarkan selnya, kegemukan dapat digolongkan dalam beberapa tipe.
+& 0ipe hiperplastik
=egemukan yang terjadi karena jumlah sel yang lebih banyak dibandingkan kondisi
normal, tetapi ukuran sel8selnya dengan ukuran sel normal. 0ipe ini biasa terjadi pada masa
anak8anak. 3paya menurunkan berat badan ke kondisi normal di usia anak8anak akan lebih
sulit.
#& 0ipe hipertropik
=egemukan ini tejadi karena ukuran sel yang lebih besar dibandingkan ukuran sel
normal, tapi jumlah sel normal. =egemukan tipe ini terjadi pada usia dewasa dan upayauntuk menurunkan berat badan akan lebih mudah dibandingkan tipe hiperplastik.
9& 0ipe hiperplastik dan hipertropik =egemukan tipe ini terjadi karena jumlah dan ukuran sel melebihi normal. =egemukan
tipe ini dimulai pada masa anak8anak dan berlangsung tersu setelah dewasa. 3paya untuk
menurunkan berat badan paling sulit dan paling beresiko terjadinya komplikasi penyakit,
seperti penyakit degenerati4.
2.3.3. Pen5e)a) 4)es$tas *a+a Anak Bal$ta
Secara umum, penyebab kegemukan dan obesitas pada anak belum diketahui secara pasti
hingga saat ini. )amun, berbagai penelitian ilmiah menunjukkan bahwa penyebab kegemukan
dan obesitas pada anak bersi4at muliti4akor. 2an terdapat beberapa 4aktor yang dipengaruhi
berperan besar meningkatkan resiko terjadinya kegemukan dan obesitas pada anak, yakni 4aktor
genetik !keturunan&, pola aktivitas , 4aktor hormonal !metabolisme&, 4aktor psikologis dan pola
makan.
&akt'r #enet$k "eturunan
=egemukan atau obesitas pada anak merupakan kensekuensi dari asupan kalori !energi&
yang melebihi jumlah kalori yang dibakar pada proses metabolisme di dalam tubuh.
=emungkinan seorang anak beresiko menderita kegemukan sebesar B$-, jika kedua
orangtuanya menderita kegemukan sebesar $-, jika salah satu orangtuanya menderita
kegemukan !2ietz, +%%>&. =eterlibatan 4aktor genetik ini dalam meningkatkan resiko kegemukan
dan obesitas diketahui berdasarkan 4akta yang ada , yaitu adanya perbedaan kecepatan
metabolisme tubuh antara satu individu dan individu lainnya.
7/26/2019 Laporan OBESITAS.doc
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-obesitasdoc 14/36
Individu yang memiliki kecepatan metabolisme lebih lamnat memiliki resiko lebih besar
menderita kegemukan dan obesitas. 'erbagai penelitian pun mengungkapkan 4akta bahwa
beberapa gen terlibat dalam resiko terjadinya obesitas pada anak.
Selain itu, latar belakanh ras juga berkaitan dengan perbedaan kecepatan metabolisme
tubuh. 2i merika serikat, ras kulit putih pada periode prapubertas memiliki kecepatan
metabolisme yang lebih besar dibandingkan sebaya mereka dari ras kulit hitam. *as kulit hitam
di merika Serikat cenderung lebih menderita kegemukan dan obesitas dibandingkan ras kulit
putih !"ahyu, #$$%&.
)amun, tidak sedikit para ahli kesehatan yang menilai bahwa 4aktor genetik bukanlah hal
utama dalam peningkatan resiko kegemukan dan obesitas pada anak. 7al ini mengacu pada 4akta
bahwa tidak terdapat perubahan genetik yang bermakna pada manusia selama kurun waktu tiga
dasawarsa terakhir, sedangkan peningkatan prevalensi kegemukan dan obesitas di seluruh negeri
menunjukkan 4enomena sebaliknya. 2an 4akta bahwa genetik bukanlah 4aktor resiko utama bagi
kegemukan dan obesitas pada anak, member pasan kuat bagi para orangtua di seluruh negeri
untuk tidak bersikap pasi4 dan cenderung menyalahkan garis keturunan terkait kegemukan dan
obesitas pada anak. Sebaliknya, para orangtua mesti lebih akti4 mencegah kegemukan dan
obesitas pada anak8anak mereka dengan cara membatasi asupan kalori dalam menu hariannya,
serta memotivasi mereka untuk lebih akti4 bergerak dan berolahraga !"ahyu, #$$%&.
&akt'r Akt$6$tas
(ola aktivitas anak yang minim berpengaruh besar dalam peningkatan resiko kegemukan
dan obesitas pada anak, hal ini dikarenakan mereka enggan melakukan aktivitas sehari8hari
sehingga menyebabkan tubuhnya kurang membakar kalori yang ada dalam tubuhnya. Oleh
karena itu, jika asupan energi berlebih tanpa diimbangi dnegan aktivitas 4isik yang seimbang
maka seorang anak akan mudah menderita kegemukan.
2ampak kemajuan teknologi menyebabkan anak8anak cenderung menggemari permainan
yang kurang menggunakan energi, seperti menonton televise, permainan dengan menggunakan
remote control , pla- station, atau game di computer. Selain itu, kebiasaan menonton televise
berjam8jam pada anak dengan menyediakan berbagai makanan camilan, dapat menyebabkan
kebiasaan ngemil pada anak yang tanpa disadarinya dapat memicu terjadinya kenaikan berat
badan anak. 'erikut ini criteria makanan yang tidak dianjurkan untuk dikonsumsi anak, yaitu !+&
makanan dengan kadar kalori tinggi yang dapat menyebabkan kegemukan, !#& makanan dengan
kadar garam yang tinggi, jika dikonsumsi dalam jangka waktu panjang dapat meningkatkan
tekanan darah, dan !9& makanan dengan kadar gula yang tinggi, dapat merusak gigi dan
7/26/2019 Laporan OBESITAS.doc
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-obesitasdoc 15/36
menderita kegemukan dalam jangka waktu tertentu serta menyebabkan diabetes mellitus dalam
jangka panjang dengan bertambahnya usia !2ina goes, #$$9&.(adahal diketahui bahwa aktivitas bermain bagi anak sangat berman4aat. 'ermain bagi
anak semestinya bukan hanya sekedar aktivitas 4isik biasa, melainkan dapat menjadi sarana
belajar yang menyenangkan dan berolahraga secara tidak langsung bagi anak.0erdapat beberapa hal penting yang arus diperhatikan oleh orangtua ataupun para
pengasuh yaitu sikap cermat dalam memilih jenis permainan yang sesuai dengan jenis kelamin
dan usia. Selain itu yang tidak kalah penting yaitu permainan tersebut harus terjamin
keamanannya dan juga menyehatkan bagi anak, tidak menyebabkan timbulnya penyakit pada
anak. 2an umumnya permainan tradisional memenuhi seluruh kriteri ini. )amun, seperti yang
telah disebutkan sebelumnya bahwa kini anak8anak cenderung beralih pada permainan modern
dan meninggalkan permainan tradisional.
=urangnya kebiasaan aktivitas 4isik pada anak ini juga dipengaruhi oleh tersedianya
sarana transportasi sehingga anak8anak jarang melakukan aktivitas jalan kaki, meskipun jaraknya
dekat atau dapat ditempuh dengan berjalan kaki untuk ukuran anak8anak. Selain itu, sempitnya
lahan atau tempat bermain anak8anak menyebabkan anak kurang leluasa untuk bermain di tempat
terbuka untuk berlari8larian, bersepeda, atau sekedar berjalan8jalan.
&akt'r H'rm'nal
=egemukan bisa juga disebabkan oleh 4aktor hormonal, misalnya menurunnya 4ungsi
kelenjar tiroid dalam tubuh. kibatnya, metabolisme dalam tubuh menjadi lambat, artinya kalori
atau energi yang dikeluarkan tubuh berkurang sehingga terjadi peningkatan timbunan lemak
dalam tubuh. 'erat badan pun bertambah. Eika kondisi ini tidak diimbangi dengan upaya
penurunan berat badan, misalnya dengan aktivitas 4isik kusus untuk baita, cepat atau lambat,
kegemukan pun pasti terjadi.
7ormon insulin yang diproduksi oleh pancreas dipicu secara berlebihan !hiperinsuline&
karena konsumsi makanan sehari8hari dalam jumlah berlebihan, khususnya makanan berkadar
kalori tinggi. (eningkatan hormone insulin menyebabkan sintesis lemak dalam tubuh semakin
meningkat, yang berarti timbunan lemak dalam tubuh juga meningkat sebagai penyebab
terjadinya kegemukan.
(enurunan aktivitas kelenjar kelamin atau disebut hipogonadisme juga menyebabkan
lambatnya metablisme tubuh. 7al ini berarti tubuh sangat hemat dalam mengeluarkan kalori
sehingga terjadi peningkatan timbunan lemak tubuh. 7iperaktivitas atau hiper4ungsi dari kelenjar
7/26/2019 Laporan OBESITAS.doc
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-obesitasdoc 16/36
adrenal kortikal juga menyebabkan kelainan metabolisme !sindrom cushing &, ternyata dapat
menyebabkan kegemukan yang sering terjadi pada anak8anak !2ina goes, #$$9&.
&akt'r Ps$k'l'g$s
Aaktor psikologis mempengaruhi kebiasaan makan anak, misalnya kepuasan anak dengan
mengonsumsi makanan yang sedang tren, yaitu fast food ! fried chic+en, pizza atau ham/urger &.0entu saja, kegemaran anak8anak mengonsumsi fast food yang tinggi kalori secara berlebihan
dapat menyebabkan kenaikan berat badan disertai dengan kenaikan timbunan lemak tubuh.spek psikologis dari orangtua juga dapat memicu terjadinya kegemukan pada anak,
misalnya adanya anggapan bahwa anak yang gemuk adalah anak yang sehat dan menunjukkan
keadaan sosial ekonomi keluarga. 2i samping itu, anggapan bahwa mengonsumsi fast food
menjadi bagian gaya hidup dan dapat meningkatkan gengsi sehingga mereka cenderung
membiarkan anak8anaknya menggemari bahkan menjadi pola makan sehari8hari !2ina goes,
#$$9&.P'la Makan
Selain 4aktor84aktor yang telah disebutkan sebelumbya, terdapat satu 4aktor juga yang ikut
berpengaruh dalam peningkatan resiko kegemukan pada anak, yakni 4aktor pola makan.Eika
seorang anak mengonsumsi makanan dengan kandungan energi sesuai yang dibutuhkan
tubuhnya oleh sebab itu maka tidak ada energi yang disimpan. Sebaliknya, jika anak
mengonsumsi energi melebihi yang dibutuhkan tubuh maka kelebihan energi akan disimpan
sebagai cadangan energi.
;adangan energi secar berkesinambungan ditimbun setiap hari yang akhirnya akan
menimbulkan kegemukan. =onsumsi zat energi yang berlebihan pada anak balita dapat
dipengaruhi oleh beberapa hal berikut<
a. (ergeseran pola makan masyarakatSaat ini, pola makan masyarakat kita, terutama yang tinggal di kota8kota besar telah
mengelami pergeseran. Mereka cenderung enggan mengonsumsi makanan tradisional seperti
gado8gado, lotek, dan sebagainya yang kaya serat dan gizi serta rendah kadar kalorinya.lasan ketidakpraktisan mungkin menjadi salah satu pertimbangan masyarakat kota
meninggalkan makanan tradisional. Masyarakat kota besar lebih gemar mengonsumsi makanan
cepat saji serta produk makanan dalam kemasan yang dapat disajikan secara instan. Selain itu,
citra kuno yang melekat pada produk makanan maupun minuman tradisional, membuat sebagian
masyarakat di perkotaan enggan menjadikan makanan yang sehat ini sebagai bagian dari gaya
hidup modernnya. Makanan dan minuman tradisional dianggap tidak menunjang gaya hidup
metropolitan !"ahyu, #$$%&.
7/26/2019 Laporan OBESITAS.doc
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-obesitasdoc 17/36
b. (ola makan atau gaya hidup
tidak dapat dipungkiri, kesibukan dan aktivitas tinggi pada masyarakat yang ebkerja dan
tinggal di daerah perkotaan menuntut gaya hidup yang serba cepat dan instan. (eluang ini
diman4aatkan secara jeli oleh para produsen makanan cepat saji. Oleh karena itu, tumbuh
suburlah restoran8restoran cepat saji di daerah perkotaan, bak cendawan di musim hujan. 7al
yang lebih mencemaskan ialah saat ini restoran8restoran cepat saji juga kian mudah dijumpai
tidak hanya di kota besar namun juga dijumpai di daerah pinggiran kota besar ! su/ur/an&.
'ahkan, telah merambah di daerah pedesaan !rural &. Masyarakat di daerah8daerah tersebut pun
secara perlahan kini mulai beradaptasi dengan pola makan cepat saji ini.Selain itu, beberapa restoran cepat saji membidik anak8anak sebagai salah satu sasaran
utama penjualan produk mereka. 'erbagai menu disajikan khusus untuk anak8anak. Mulai dai
kemasan bergambar tokoh8tokoh kartun yang disukai anak8anak hingga iming8iming hadiah
berupa mainan anak8anak. Ironisnya, pemerintah tampak tidak berdaya membatasi gempran iklan
produsen makanan 7un+ food ini, terutama bagi kalangan anak. Sikap diam pemerintah secara
tidak langsung menunjukkan ketidakberpihaan terhadap pola makan sehat bagi anak. =ondisi ini
sangat bertolak belakang dnegan langkah serius peerintah di negara maju dalam mebatasi segala
bentuk promosi makanan cepat saji yang ditujukan bagi kalangan anak. 7al ini telah dilakukan
pemerintah Swedia, Funani, dan beberapa negara lain !"ahyu, #$$%&.c. (engetahuan yang kurang
=urangnya pengetahuan ibu tentang makanan anak balita yang seimbang sesuai dengan
angka kecukupan gizinya. 7al ini berdampak pada perilaku ibu dalam pemberian makanan pada
anaknya. Misalnya saja bayi yang diberikan susu setiap kali menangis. (adahal, bayi yang
menangis belum tentu merasa lapar atau haus. Oleh karena itu, seorang ibu harus tahu kapan dan
saat waktu yang tepat untuk memberikan makanan pada anaknya. 'ahkan terkadang dijumpai
pemberian makanan tambahan dengan kalori tinggi pada abayi yang usianya masih teralu dini
!2ina goes, #$$9&.
d. =emampuan atau daya beli
Meningkatnya kemampuan atau daya beli menyebabkan banyak keluarga muda yang
memanjakan anaknya, termasuk dalam pemberian makanan yang berlebihan, khususnya tinggi
kalori dan lemak seperti pemberian susu 4ormula sebagai pengganti SI.
e. (romosi produk makanan2ampak promosi di media massa cukup berpengaruh, baik cetak maupun elektronik
berupa iklan8iklan menarik yang menawarkan berbagai produk8produk makanan yang bekalori
7/26/2019 Laporan OBESITAS.doc
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-obesitasdoc 18/36
dan berlemak tinggi. Iklan tersebut punya andil yang cukup besar sehingga mempengaruhi
perilaku makan anak sehari8hari dengan kadar gizi tidak seimbang !2ina goes, #$$9&.
2.3.(. Res$k' 4)es$tas *a+a Anak Bal$ta
=egemukan dan Obesitas pada anak dapat meningkatkan resiko timbulnya berbagai
keluhan dan penyakit pada anak. Secara sederhana, gangguan kesehatan yang terjadi pada anak
penderita kegemukan dan obesitas terbagi tiga, yakni gangguan klinis, mental dan sosial !"ahyu,
#$$%&.
Ber)aga$ #angguan kesehatan kl$n$s *a+a anak *en+er$ta kegemukan +an ')es$tas
a. =egemukan dan obesitas pada anak dan kencing manis !2M tipe #&=encing manis atau disebut juga 2iabetes Melitus tipe #!2M tipe #& merupakan penyakit
yang ditandai dengan ketidakmampuan hormone insulin mengontrol kadar gula darah dalam
batas normal. Insulin berperan mengubah kadar gula di dalam darah !glukosa&, yang meningkatsetelah makan, menjadi cadangan gula di dalam otot !glukagon&. 7al ini dimaksudkan untuk
menjaga kadar gula di dalam darah tetap normal, sebagai bahan baku energi yang utama pada
berbagai proses metabolisme tubuh.
)amun, karena berbagai sebab, kerja insulin dapat mengalami gangguan. Aenomena ini
disebut sebagai resistensi insulin. *esinstensi insulin merupakan kondisi ketika jumlah insulin
yang diproduksi memadai, tetapi tidak mampu mengontrol kadar gula di dalam darah dalam
batas normal. =ondisi semacam ini banyak dijumpai pada anak penderita kegemukan dan
obesitas, juga pada anak yang kurang beraktivitas 4isik maupun berolahraga. *esistensi insulin
yang tidak segera ditangani dengan tepat dapat berkembang menjadi penyakit 2M tipe #.
*esistensi insulin menjadi 4ase penentu !kritis& bagi anak untuk berkembang menjadi 2M
tipe # atau kembali menjadi sehat. (ada 4ase ini, pembatasan asupan kalori, serta upaya untuk
meningkatkan aktivitas 4isik anak sangat penting untuk dilakukan. Eika tidak, anak akan
menderita 2M tipe #. 7al penting yang perlu dicatat dan dipahami yaitu usia penderita 2M tipe
# di seluruh negeri kini tidak lagi dimonopoli oleh kaum manula. )amun, juga dewasa muda dan
remaja. (ergeseran pola makan ke arah yang tidak sehat, dan kian malasnya remaja bergerak
disinyalir sebagai penyebab utamanya. 3sia penderita 2M tipe # yang kian bergeser ke arah
dewasa muda dan remaja menjadi keprihatinan kita semua karena berpotensi mengurangi
generasi usia produkti4 yang sehat di masa depan sebagai pemeran utama pembangunan nasional
!"ahyu, #$$%&.
b. =egemukan dan Obesitas pada anak dan asma bronkhiale
7/26/2019 Laporan OBESITAS.doc
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-obesitasdoc 19/36
sma 'ronkhiale atau lebih dikenal dengan asma atau mengi merupakan kelainan sistem
pernapasan yang ditandai dengan penyempitan pada saluran napas !bronkhus& yang bersi4at
sementara dan dapat sembuh secara spontan tanpa pengobatan. sma terjadi dalam tiga derajat
yakni, ringan, sedang, maupun berat. =elainan asma ringan tidak berbahaya bagi kesehatan dan
dapat sembuh secara spontan. )amun, kelainan ini sangat mengganggu aktivitas akibat arsa
sesak yang ditimbulkannya. Sementara itu, asma derajat sedang dan berat umumnya memerlukan
terapi jangka panjang, bahkan mungkin perlu menjalani rawat inap.
=egemukan dan obesitas pada anak meningkatkan resiko timbulnya asma bronkiale,
terutama setelah beraktivitas 4isik maupun olahraga yang melelahkan. 7al ini terungkap dari
hasil penelitian Sara *osenkraz, mahasiswi program doctoral ilmu gizi anak yang dipublikasikan
=ansas State 3niversity pada +# 2esember #$$B lalu. (enelitian Sara menunjukkan bahwa anak
penderita kegemukan dan obesitas yang kurang beraktivitas 4isik maupun olahraga, cenderungmangalami serangan mirip asma bronkhiale pasca8berolahraga dan beraktivitas. (enelitian ini
melibatkan $ siswa sekolah dasar dengan rentang usia B8+$ tahun. (ara siswa yang diteliti
merupakan anak dalam kondisi sehat dan tidak sedang mengonsumsi obat8obatan tertentu, serta
tidak memiliki riwayat penyakit asma bronkhiale sebelumnya.
(ara siswa usia sekolah dasar ini kemudian diminta untuk berolahraga selama interval
waktu tertentu. setelah itu, mereka diuji dengan alat uji napas yang disebut spirometer untuk
menilai ada atau tidaknya penyempitan saluran napas setelah berolahraga. Mereka juga diminta
untuk mengisi kuesioner untuk dinilai apakah mereka termasuk anak yang akti4 berolah raga atau
tidak sebelumnya. (eneliti juga mengukur kadar lemak para siswa tersebut. 2an kesimpulan dari
penelitian tersebut ialah siswa yang memiliki kadar lemak lebih tinggi dan kurang akti4
berolahraga sebelumnya cenderung lebih mengalami serangan sesak napas akibat penyempitan
saluran napas. 5ejala ini mirip dengan serangan asma meskipun diperlukan penelitian lanjutan,
penelitian Sara menunjukkan bahwa kegemukan dan obesitas pada anak yang kurang beraktivitas
4isik maupun berolahraga meningkatkan resiko timbulnya serangan sesak napas yang mirip
penyakit asma bronkhiale.c. =egemukan dan obesitas pada anak dan hipertensi
0ekanan darah meruapakn salah satu penanda kesehatan anak. 0ekanan darah yang
normal memungkinkan terjadinya sirkulasi O#, ;O#, makanan dan hasil metabolisme, serta zat8
zat yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh dapat berdistribusi seacra optimal. Sala satu kelainan
7/26/2019 Laporan OBESITAS.doc
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-obesitasdoc 20/36
pada tekanan darah yaitu hipertensi, yang mana dapat terjadi atau diderita oleh siapapun, tanpa
mengenal jenis kelamin dan usia. nak8anak pun dapat menderita hipertensi.(eningkatan prevalensi kegemukan dan obesitas pada anak di seluruh negeri ikut
mendongkrak prevalensi hipertensi pada anak, terutama hipertensi primer. Obesitas diketahui
merupakan salah satu 4aktor yang meningkatkan resiko hipertensi primer pada anak. Oleh karena
itu, upaya menurunkan prevalensi kegemukan dan obesitas akan menurunkan prevalensi
hipertensi pada anak secara tidak langsung. 7ipertensi pada anak merupakan 4enomena yang
mencemaskan karena dapat menimbulkan kerusakan pada berbagai organ tubuh seperti ginjal,
jantung, sara4 mata, serta kelainan 4ungsi otak dan sebagainya. Oleh karena itu, upaya
pencegahan hipertensi dan kegemukan serta obesitas pada anak mesti segera dilakukan.
d. =egemukan dan obesitas pada anak dan Sleep pnea
=egemukan dan obesitas pada anak juga berpotensi menimbukan gangguan pada saluran
napas ketika tidur, yang dikenal dengan istilah sleep apnea8 Sebagaimana telah diungkapkan
sebelumnya bahwa anak yang menderita obesitas berpotensi mengalami sleep apnea. Sebuah
penelitian juga menyebutkan bahwa kelainan sleep apnea dijumpai pada sekitar 1- anak
penderita obesitas. Meskipun hubungan antara obesitas dan sleep apnea belum jelas, diduga
penderita obesitas memiliki saluran !jalan& napas yang lebih sempit akibat penumpukan lemak
berlebih di beberapa otot yang berada di sekitar jalan napas. Selain itu, pangkal lidah mereka
juga diperkirakan lebih mudah terdorong ke arah belakang dan menyumbat jalan napas ketika
tidur.
e. =egemukan dan Obesitas pada anak dan gangguan tulang serta sendi=egemukan danobesitas pada anak berpotensi menimbulkan kelainan bentuk dan ukuran
!de4ormitas& tulang, ketidakseimbangan , maupun rasa nyeri yang sangat kuat baik ketika anak
berdiri, berjalan, maupun berlari. =egemukan dan obesitas pada anak diduga memberikan
tekanan dan regangan yang lebih besar terutama pada tulang kaki, dibandingkan anak dengan
berat badan normal. Aakta ini terbukti melalui beberapa penelitian. (enelitian yang dilakukan
oleh Stewart Morriso dkk dari 3niversity o4 @ast /ondon yang dimuat di situs 'io8Medicine
pada #$$?, melibatkan #$$ anak dari kota 5lasgow. Sebanyak > anak penderita obesitas berat,
+> anak penderita obesitas, dan 9$ anak lainnya mengalami kegemukan, dan sisanya memiliki
berat badan normal.=emudian para peneliti melakukan penelitian lanjutan yang melibatkan anak dengan
usia %8++ tahun, setengah dari jumlah sampel mengalami obesitas. 7asil penelitian menunjukkan
bahwa anak penderita obesitas membutuhkan waktu lebih lama untuk menyeimbangkan kakinya
7/26/2019 Laporan OBESITAS.doc
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-obesitasdoc 21/36
ketika berdiri, beralan, maupun berlari dibandingkan anak dengan berat badan normal. Melalui
dua penelitian tersbeut, para peneliti menyimpulkan bahwa anak penderita obesitas maupun
obesitas berat cenderung tidak seimbang !imbalans& dan tidak dapat berjalan maupun berlari
secara e4isien.
(enelitian Stewart dkk menarik untuk dikemukakan karena secara tidak langsung
menyatakan bahwa merekomendasikan anak penderita obesitas untuk lebih akti4 bergerak
bukanlah alternative terbaik, mengingat keterbatasan kondisi telapa kaki mereka. (ara peneliti
juga menyebutkan bahwa meskipun segala keluhan ini dapat diterapi dengan terapi ortopedi
terbaru, tindakan pencegahan kegemukan dan obesitas pada anak tetaplah yang terbaik. 7al ini
dikarenakan upaya pencegahan labih mudah, murah dan memberikan kualitas hidup yang lebih
baik bagi anak.
#angguan "esehatan Mental *a+a anak *en+er$ta ')es$tan +an kegemukan
nak penderita kegemukan dan obesitas juga rentan mengalami gangguan kejiwaan
seperti depresi. 7al ini antara lain disebabkan oleh ejekan atau cemoohan dari teman sebayanya,
terutama ketika mereka mulai memasuki usia sekolah. 2epresi yang terjadi pada anak penderita
kegemukan dan obesitas bisa ringan maupun berat. (ara orangtua maupun pengasuh harus
mengenali gejala8gejala ringan maupun berat agar dapat segera membawa anak berobat ke dokter
ahli kesehatan jiwa !psikiater& ataupun ahli ilmu perilaku !psikolog&. 5ejala depresi ringan tidak
boleh dibiarkan begitu saja, karena penyakitnya dapat berlanjut menjadi depresi berat. 2an gejala
depresi berat ini diitandai dengan adanya keinginan untuk bunuh diri.
#angguan !'s$al *a+a Anak *en+er$ta kegemukan +an 4)es$tas
Selain gangguan klinis dan masalah kejiwaan yang mungkin akan dialami oleh anak
penderita kegemukan dan obesitas, kendala hubungan sosial terutama dengan teman sebayanya
juga berpotensi mengancam mereka. nak penderita obesitas dengan konsep diri buruk,
diperburuk dengan adanya penolakan sosial yang berlangsung lama, membuat mereka rentan
terjebak dalam berbagai gangguan kejiwaan seperti depresi ringan maupun berat. Oleh karena
itu, dukungan orangtua seperti mendengar keluh kesah anak penderita kegemukan dan
memberikan semangat kepada mereka, memang terlihat remeh namun sebenarnya dukungan
seperti inilah yang sangat berpengaruh pada mereka.
2.( #erakan 1777 Har$ Pertama "eh$+u*an
Saat ini, pemerintah bersama organisasi pro4esi dan organisasi masyarakat sedang
melakukan inisiati4 baru dalam bentuk suatu gerakan untuk menanggulangi perbaikan gizi baik
7/26/2019 Laporan OBESITAS.doc
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-obesitasdoc 22/36
kekurangan maupun kelebihan gizi, yang mana mem4okuskan pada (ercepatan (erbaikan 5izi
pada +$$$ 7ari (ertama =ehidupan atau Scalling Up Nutrition !S3)& !#$+#&.Sasaran dari gerakan ini yang ingin dicapai pada akhir tahun #$#> yang disepakati yaitu
sebagai berikut <
+. Menurunkan proporsi anak balita yang stunting sebesar $ persen#. Menurunkan proporsi anak balilta yang menderita kurus !wasting& kurang dari > persen.
9. Menurunkan anak yang lahir berat badan rendah sebesar 9$ persen
. 0idak ada kenaikan proporsi anak yang mengalami gizi lebih>. Menurunkan proporsi ibu usia subur yang menderita anemia sebanyak >$ persen
?. Meningkatkan prosentase ibu yang memberikan SI ekslusi4 selama ? bulan paling kurang
>$ persen
2an jenis kegiatan yang akan dilaksanakan untuk penunjang program +$$$ 7ari (ertama
=ehidupan dibagi menjadi dua yaitu intervensi spesi4ik dan intervensi sensiti4. Intervensi spesi4ik
merupakan tindakan atau kegiatan yang dalam perencanaannya ditujukan khusus untuk kelompok +$$$ 7(=. =egiatan ini pada umumnya dilakukan oleh sektor kesehatan. Intervensi
spesi4ik bersi4at jangka pendek, hasilnya dapat dicatat dalam waktu relati4 pendek.
Eenis8jenis intervensi gizi spesi4ik yang cost efe+tif adalah sebagai berikut <
I)u Ham$l
+. Suplementasi besi 4olat
#. (emberian makanan tambahan pada ibu hamil =@=
9. (enanggulangan kecacingan pada ibu hamil
. (emberian kelambu berinsektisida dan pengobatan bagi ibu hamil yang positi4 malaria
"el'm*'k 7 8 9 Bulan
+. (romosi menyusui !konseling individu dan kelompok&
"el'm*'k : 8 23 Bulan
+. (romosi menyusui
#. =I@ perubahan perilaku untuk perbaikan M( : SI
9. Suplementasi Dink
. Dink untuk manajemen diare
>. (emberian Obat ;acing
?. Aorti4ikasi besi
7/26/2019 Laporan OBESITAS.doc
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-obesitasdoc 23/36
1. (emberian kelambu berinsektisida dan malaria
Sedangkan intervensi sensiti4 'erbagai kegiatan pembangunan di luar sektor kesehatan.
Sasarannya adalah masyarakat umum, tidak khusus untuk +$$$ 7(=. )amun apabila
direncanakan secara khusus dan terpadu dengan kegiatan spesi4ik, dampaknya sensiti4 terhadap
keselamatan proses pertumbuhan dan perkembangan +$$$ 7(=. 2ampak kombinasi dari
kegiatan spesi4ik dan sensiti4 bersi4at langgeng !“ sustaina/le& dan jangka panjang. Intervensi
gizi sensiti4 meliputi <
+. (enyediaan air besih dan sanitasi
#. =etahanan pangan dan gizi
9. =eluarga 'erencana
. Eaminan =esehatan Masyarakat
>. Eaminan (ersalinan 2asar
?. Aorti4ikasi (angan
1. (endidikan gizi masyarakat
B. Intervensi untuk remaja perempuan
%. (engentasan =emiskinan
(eran pemerintah dalam program ini merupakan sebagai inisiator, 4asilitator dan motivator
terlaksananya dengan baik program tersebut. )amun, dalam pelaksanaan program pemerintah in,
pemerintah bekerjasama oleh banyak pihak, diantaranya mitra pembangunan, lembaga sosial
kemasyarakatan, dunia usaha, serta mitra pembangunan !Organisasi (''&.
7/26/2019 Laporan OBESITAS.doc
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-obesitasdoc 24/36
LAP4RAN "A!U!
"ELUAR#A BINAAN
IDENTITA! PA!IEN ;
a. )ama < 2anish
b. )o. M* <
c. =elamin < /aki8laki
d. 3mur < tahune. (endidikan< 'elum sekolah
4. lamat < =omp.(emda Sei./areh
Seorang pasien laki8laki, tahun datang ke (uskesmas ir 2ingin (adang pada tanggal
+> Oktober #$+, dengan <
ANAMNE!I!
=eluhan utama <
=ontrol 'erat 'adan
R$<a5at Pen5ak$t !ekarang
o 'erat badan berlebih sejak usia #,> tahun.
o 'erat anak saat lahir 9,? kg, panjang badan % cm. nak lahir normal ditolong bidan,
langsung menangis.
7/26/2019 Laporan OBESITAS.doc
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-obesitasdoc 25/36
o nak mendapatkan SI eksklusi4 selama ? bulan dan dilanjutkan dengan makanan
pendamping SI berupa bubur susu sampai usia + tahun kemudian dilanjutkan dengan
pemeberian makanan berupa bubur nasi sampai usia # tahun dan dilanjutkan dengan
makanan biasa.
o Minum susu 4ormula ada sejak usia ? bulan, 98 kaliChari. 2an sejak usia #,> tahun
kebiasaan minum susu semakin meningkat.
o (asien suka mengkonsumsi makanan cepat saji seperti ayam goreng, pizza, burger, dan
mie instan sejak berusia 9 tahun. Ibu pasien sering membawakan makanan cepat saji
ketika pulang bekerja minimal 98 kaliCminggu.
o Saat di rumah anak sering menonton tv sambil makan cemilan dan memiliki kebiasaan
tidur setelah makan. Selain itu anak juga senang bermain sepeda dengan teman8
temannya.
o Sesak na4as tidak ada
o Mengorok saat tidur tidak ada
o =elainan pada sendi penopang berat badan tidak ada
o 'uang air kecil biasa
o 'uang air besar biasa
o nak belum pernah kontrol berat badan sebelumnya.
R$<a5at Pen5ak$t Dahulu
8
R$<a5at Pen5ak$t "eluarga
• *iwayat hipertensi, 2M, dan penyakit jantung pada keluarga tidak ada.
• (aman pasien juga mengalami obesitas sedang.
!tatus #eneral$sata
=eadaan umum < 0idak tampak sakit
=eadaan umum < 0idak tampak sakit
=esadaran < ;omposmentis
7/26/2019 Laporan OBESITAS.doc
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-obesitasdoc 26/36
)adi < % GCmenit
)a4as < ## GCmenit
Suhu < 9?,Bo;'' < % kg
0' < ++# cm
''C3 <0'C3 <
''C0' <
IM0 < 9%,+ -Status gizi < Obesitas derajat #
Mata < =onjungtiva tidak anemis
=ulit < 0urgor kulit baik
/eher < relati4 pendek 2ada < 5inekomastia !H&
(aru < 8 Inspeksi < simetris kirikanan
8 (alpasi < 4remitus kirikanan
8 (erkusi < sonor 8 uskultasi < suara napas bronkovesikuler, wh !8C8&, rh !8C8&
Eantung < 8 Inspeksi < iktus tidak terlihat8 (alpasi < iktus teraba + jari medial /M;S *I; J
8 (erkusi < kiri < + jari medial /M;S *I; J
kanan < /S2 atas < *I; III
bdomen < 8 Inspeksi < perut membuncit
8 (alpasi < hepar dan lien tidak teraba
8 (erkusi < timpani8 uskultasi < bising usus !H& )ormal
lat =elamin < burried penis !H&
nggota gerak < *e4leks 4isiologis HCH, re4leG patologis 8C8, genu valgum !H&
DIA#N4!I!
Obesitas derajat II
PENATALA"!ANAAN
0erapi 3mum <
+. Menetapkan target penurunan berat badan
3ntuk penurunan berat badan ditetapkan berdasarkan< umur anak, yaitu usia # 8 1 tahun
dan diatas 1 tahun, derajat obesitas dan ada tidaknya penyakit penyertaCkomplikasi. (ada
anak obesitas tanpa komplikasi dengan usia dibawah 1 tahun, dianjurkan cukup dengan
mempertahankan berat badan, sedang pada obesitas dengan komplikasi pada anak usia
dibawah 1 tahun dan obesitas pada usia diatas 1 tahun dianjurkan untuk menurunkan
7/26/2019 Laporan OBESITAS.doc
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-obesitasdoc 27/36
berat badan. 0arget penurunan berat badan sebesar #,> 8 > kg atau dengan kecepatan $,> 8
# kg per bulan.#. (engaturan akti4itas 4isik
(eningkatan akti4itas 4isik mempunyai pengaruh terhadap laju metabolisme. /atihan 4isik
yang diberikan disesuaikan dengan tingkat perkembangan motorik, kemampuan 4isik danumurnya. kti4itas 4isik untuk anak usia ?8+# tahun lebih tepat yang menggunakan ketrampilan
otot, seperti bersepeda, berenang, menari dan senam. 2ianjurkan untuk melakukan akti4itas 4isik
selama #$89$ menit per hari.
0abel Eenis kegiatan dan jumlah kalori yang dibutuhkan
Eenis kegiatan =alori yang digunakanCjam
Ealan kaki 9 kmCjam +>$
Ealan kaki ? kmCjam 9$$
Eoging B kmCjam B$
/ari +# kmCjam ?$$
0enis tunggal 9?$
0enis ganda #$
5ol4 +B$
'erenang 9>$
'ersepeda ??$
9. Mengubah pola hidupCperilaku
3ntuk perubahan perilaku ini diperlukan peran serta orang tua sebagai komponen
intervensi, dengan cara<
7/26/2019 Laporan OBESITAS.doc
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-obesitasdoc 28/36
K (engawasan sendiri terhadap< berat badan, asupan makanan dan akti4itas 4isik serta
mencatat perkembangannya.K Mengontrol rangsangan untuk makan. Orang tua diharapkan dapat menyingkirkan
rangsangan disekitar anak yang dapat memicu keinginan untuk makan.
K Mengubah perilaku makan, dengan mengontrol porsi dan jenis makanan yangdikonsumsi dan mengurangi makanan camilan.
K Memberikan penghargaan dan hukuman.
K (engendalian diri, dengan menghindari makanan berkalori tinggi yang pada umumnya
lezat dan memilih makanan berkalori rendah.
. (eran serta orang tua, anggota keluarga, teman dan guru.
Orang tua menyediakan diet yang seimbang, rendah kalori dan sesuai petunjuk ahli gizi.
nggota keluarga, guru dan teman ikut berpartisipasi dalam program diet, mengubah
perilaku makan dan akti4itas yang mendukung program diet.
0erapi =husus
+. (engaturan diet
(rinsip pengaturan diet pada anak obesitas adalah diet seimbang sesuai dengan *2, hal
ini karena anak masih mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Intervensi diet harus
disesuaikan dengan usia anak, derajat obesitas dan ada tidaknya penyakit penyerta. (ada
obesitas sedang dan tanpa penyakit penyerta, diberikan diet seimbang rendah kalori
dengan pengurangan asupan kalori sebesar 9$-. Sedang pada obesitas berat !IM0 L %1
persentile& dan yang disertai penyakit penyerta, diberikan diet dengan kalori sangat
rendah !ver- low calorie diet &.
2alam pengaturan diet ini perlu diperhatikan tentang<
K Menurunkan berat badan dengan tetap mempertahankan pertumbuhan normal.
K 2iet seimbang dengan komposisi karbohidrat >$8?$-, lemak #$89$- dengan lemak jenuh
+$- dan protein +>8#$- energi total serta kolesterol 9$$ mg per hari.
K 2iet tinggi serat, dianjurkan pada anak usia L # tahun dengan penghitungan dosis menggunakan
rumus< !umur dalam tahun H >& gram per hari.
(*O5)OSIS
7/26/2019 Laporan OBESITAS.doc
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-obesitasdoc 29/36
Nuo d Sanationam < bonam
Nuo d Jitam < bonam
Nuo d =osmeticum < dubia ad bonam
Nuo d Aunctionam < bonam
"'n+$s$ L$ngkungan Tem*at T$nggal
(asien tinggal di rumah dengan jumlah penghuni > orang, pasien, ayah pasien, ibu pasien,
nenek pasien, + saudara kandung pasien. *umah permanen dengan lantai keramik dan beratap
seng. *umah memiliki pekarangan sedang dengan luas bangunan 9>$ m #. *umah memiliki
kamar tidur dan # kamar mandi yang berada di dalam rumah. (asien berasal dari golongan
ekonomi yang mampu dengan penghasilan ayah pasien per bulan *p +.>$$.$$$ yang bekerja
sebagai dan penghasilan ibu per bulan #.>$$.$$$ yang bekerja sebagai pegawai biro travel.
=eadaan lingkungan dirumah pasien <
o *umah permanen, lantai keramik, beratap seng, pekarangan sedang, luas bangunan
9>$ m#, memiliki kamar tidur dan # kamar mandi di dalam rumah
o Earak septitenk m dari sumber air
o Jentilasi udara dan sirkulasi baik
o /istrik ada, sumber air !mandi,mencuci&< air ledeng !(2M&, sumber air minum < !air
gallon&
o Sampah diangkut oleh truk sampah
I+ent$=$kas$ Masalah
+. Sering mengkonsumsi makanan cepat saji seperti 4ried chicken, burger, mie instan,
chicken nugget dan lain8lain.#. Sering makan cemilan seperti coklat, ice cream, snack minum susu berlebihan.
9. Ibu pasien sering membawakan makanan cepat saji saat pulang kerja malam hari
sehingga anak sering makan makanan cepat saji tersebut pada malam hari sebelum tidur.
7/26/2019 Laporan OBESITAS.doc
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-obesitasdoc 30/36
. (asien kurang suka makan sayur dan buah.
>. (asien lebih suka menonton tv dan bermain sepeda.
Peme/ahan Masalah
+. Membatasi anak untuk makan makanan cepat saji dan menggantinya dengan makanan
buatan rumah dengan menu sehat.#. Mengganti cemilan dengan sayur dan buah.
9. Mengedukasi orang tua pasien untuk tidak membiasakan membeli makanan cepat saji
untuk anak8anaknya.. =omunikasi, In4ormasi dan @dukasi mengenai pencegahan, dampak, dan penanganan
obesitas pada anak meliputi <
•
(romosi gaya hidup sehat meliputi perubahan pola dan perilaku makan seperti
meningkatkan kebiasaan konsumsi buah dan sayur, mengurangi konsumsi
makanan dan minuman manis, mengurangi konsumsi makanan tinggi energi dan
lemak, mengurangi konsumsi 4ast 4ood, serta peningkatan aktivitas 4isik dan
mengurangi sedentary li4e style.
• Menjelaskan mengenai dampak obesitas dan kemungkinan gangguan klinis yang
terjadi seperti, diabetes mellitus, hipertensi, sleep apneu, gangguan tulang dan
sendi, gangguan psikologis dan lain8lain.
• Melakukan assasment lebih lengkap, jika hasil assasment menunjukkan anak
mengalami obesitas dengan komorbiditas seperti yang tersebut di atas, maka
dirujuk ke rumah sakit untuk penanganan lebih lanjut. 'ila hasil assasment
menunjukkan anak mengalami obesitas tanpa komorbiditas maka dapat dilakukan
tatalaksana di puskesmas.• Melakukan konseling gizi kepada anak dan keluarga agar melaksanakan pola
hidup sehat selama 9 bulan. /akukan evaluasi setelah 9 bulan pertama.
7/26/2019 Laporan OBESITAS.doc
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-obesitasdoc 31/36
&'ll'< u* Pas$en I
Tanggal 2( 4kt')er 271(
+.Melihat perubahan pola makan pasien setelah kunjungan, didapatkan<
• (asien elah mengurang pengonsumsian makanan siap saji.
• )enek pasien telah membatasi porsi makanan yang disiapkan untuk pasien serta
menambahkan porsi buah dan sayur dalam menu makanan pasien.
7/26/2019 Laporan OBESITAS.doc
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-obesitasdoc 32/36
• (engonsumsian susu tinggi lemak telah berkurang menjadi + kali sehari saja.
• =eluarga telah membatasi waktu menonton 0J bagi pasien agar waktu suddentary li4e
style berkurang.
Aollow 3p #0anggal + )ovember #$+
• 'erat badan pasien telah berkurang + kg menjadi B kg.
• (asien tidak lagi mengonsumsi makanan siap saji.
• )enek pasien masih membatasi porsi makanan yang disiapkan untuk pasien serta
menambahkan porsi buah dan sayur dalam menu makanan pasien.
• (engonsumsian susu tinggi lemak masih dibatasi menjadi + kali sehari saja.
• =eluarga telah membatasi waktu menonton 0J bagi pasien agar waktu suddentary li4e
style berkurang
• Meningktkan waktu bermain di luar agar akti4itas 4isik pasien lebih banyak.
0anggal +9 )ovember #$+
• 'erat badan pasien sekarang telah berkurang + kg lagi menjadi 1 kg.
• (asien tetap tidak mengonsumsi makanan siap saji.
• (asien mulai terbiasa dengan porsi makan yang dibatasi dan mulai menyukai saytur dan
buah ..
• (engonsumsian susu tinggi lemak tidak diberikan kepada pasien kecuali saat pasien
sangat menginginkannya.
• =eluarga telah membatasi waktu menonton 0J bagi pasien agar waktu suddentary li4e
style berkurang
• Meningktkan waktu bermain di luar agar akti4itas 4isik pasien lebih banyak.
7/26/2019 Laporan OBESITAS.doc
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-obesitasdoc 33/36
7/26/2019 Laporan OBESITAS.doc
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-obesitasdoc 34/36
&'ll'< u* Pas$en II
Tanggal 2 Me$ 271(
+. 'intik8bintik kemerahan pada pasien sudah lebih berkurang dan tidak lagi menimbulkan
gatal namun belum sembuh sepenuhnya. Sepupu pasien sudah memulai pengobatan dan
sudah mulai terdapat perbaikan.
#. Ibu pasien mengatakan pengobatan pasien tidak berjalan sesuai yang dianjurkan karena
pasien tidak mau memakai lagi salep #8 karena aromanya yang tidak enak.
9. (akaian dan handuk yang digunakan sebelum dan sesudah pengobatan dimulai telah
direndam dengan air hangat, dicuci dan dijemur di bawah sinar matahari serta disetrika.
. (asien sudah menjemur kursi, kasur dan barang8barang lainnya yang berkontak dengan
pasien dan keluarga dibawah terik sinar matahari.
7/26/2019 Laporan OBESITAS.doc
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-obesitasdoc 35/36
&'ll'< u* Pas$en III
Tanggal > Me$ 271(
+. 'intik8bintik kemerahan pada pasien sudah menghilang dan tidak lagi menimbulkan gatal
namun masih sedikit meninggalkan bekas pada tangannya. Sepupu pasien juga telah
menyelesaikan pengobatannya dan sudah tidak memiliki bintik8bintik kemerahan lagi.
#. (emberian bantuan berupa handuk sabun mandi cair untuk pasien agar tidak memakai
satu handuk dan sabun batang bersama lagi dengan sepupunya.
7/26/2019 Laporan OBESITAS.doc
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-obesitasdoc 36/36
DA&TAR PU!TA"A
+.