laporan minopppp
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Maksud dan Tujuan
1.1.1 Maksud
1. Memahami sifat-sifat optik mineral.
2. Memahami faktor-faktor yang mempengaruhi sifat-sifat optik
mineral.
3. Memahami jenis mineral dari sifat optik yang khas.
1.1.2 Tujuan
1. Dapat memahami sifat-sifat optik mineral.
2. Dapat memahami faktor-faktor yang mempengaruhi sifat-sifat
optik mineral.
3. Dapat memahami jenis mineral dari sifat optik yang khas.
1.2 Waktu dan Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan praktikum dilakukan pada Hari Kamis tanggal 12, 19, 26
November 2012, Pukul 18.15 WIB di Laboratorium Petrologi, Gedung
Sukowati.
1
BAB II
DASAR TEORI
Untuk dapat mempelajari mineral dengan lebih akurat maka diperlukan
sebuah mikroskop untuk mengamati sifat-sifat dari mineral yang tidak terlihat
dengan kasat mata. Mikroskop yang digunakan untuk pengamatan sifat-sifat optik
berbeda dengan mikroskop yang digunakan pada bidang fisik, biologi dan
kedokteran. Mikroskop yang digunakan adalah Mikroskop Polarisasi , memiliki
prinsip yang sama dengan mikroskop yang biasanya namun perbedaannya yaitu
mikroskop dalam bidang fisika, kedokteran, dan biologi hanya memperbesar
benda yang diamati. Mikroskop polarisasi menggunakan cahaya yang terbias/
dibelokkan, bukan cahaya yang terpantul. Objek yang dapat dilihat dalam
mikroskop polarisasi adalah ketembusan cahaya, ukuran mineral, bentuk mineral,
belahan dan pecahan, indeks bias dan relief, warna dan pleokroisme, warna
interferensi, bias ganda, kedudukan gelapan, gelapan bintik dan gelapan
bergelombang, tanda rentang optik/orientasi optik, sudut gelapan, kembaran,
zoning komposisi kimia, struktur korona, korosi, embayment, dan alterasi. Dari
sifat-sifat optik itulah kita dapat menentukan jenis mineral pada sayatan tipis yang
ada.
Jenis/tipe dari mikroskop ini cukup beragam, ada beberapa tipe yang biasa
digunakan misalnya tipe Olympus, Bausch & Lomb, dan Reichert. Perbedaan tipe
mikroskop tersebut hanya pada penempatan kedudukan bagian-bagiannya, tapi
secara umum prinsip penggunaannya relatif sama
2.1. Bagian-bagian mikroskop Ortoskop
1. Kaki mikroskop
Merupakan tempat tumpuan dari seluruh bagian mikroskop,
bentuknya ada yang bulat dan ada yang seperti tapal kuda (U). Pada
mikroskop tipe Bausch & Lomb, kaki mikroskop juga digunakan untuk
menempatkan cermin. Pada tipe olympus yang akan kita gunakan, kaki
2
mikroskop sebagai tempat lampu halogen sebagai sumber cahaya
pengganti cermin.
Gambar.2.1. Bagian-bagian Mikroskop Ortoskop
2. Lengan Mikroskop, terdiri atas :
- Substage Unit
Bagian-bagiannya : Polarisator atau “lower nicol”, Diafragma Iris, dan
Kondensor.
Polarisator (“lower nicol”)
Merupakan suatu bagian yang terdiri dari suatu lembaran
polaroid (Gambar 2-E), berfungsi untuk menyerap cahaya secara
terpilih (selective absorbtion), sehingga hanya cahaya yang
bergetar pada satu arah bidang getar saja yang bisa diteruskan.
Dalam mikroskop lembaran ini diletakkan sedemikian hingga arah
getaran sinarnya sejajar dengan salah satu benang silang pada arah
N-S atau E-W.
Diafragma Iris
3
Terdapat di atas polarisator, alat ini berfungsi untuk
mengatur jumlah cahaya yang diteruskan dengan cara mengurangi
atau menambah besarnya apertur/bukaan diafragma. Hal ini
merupakan faktor penting dalam menentukan intensitas cahaya
yang diterima oleh mata pengamat, karena kemampuan akomodasi
mata tiap-tiap orang relatif berbeda. Fungsi penting lainnya adalah
untuk menetapkan besarnya daerah pada peraga yang ingin
diterangi, juga dalam penentuan relief, di mana cahaya harus
dikurangi sekecil mungkin untuk pengamatan “garis becke”.
Kondensor
Terletak pada bagian paling atas dari “substage unit”.
Kondensor berupa lensa cembung yang berfungsi untuk
memberikan cahaya memusat yang datang dari cermin di
bawahnya. Lensa kondensor dapat diputar/diayun keluar dari jalan
cahaya apabila tidak digunakan/difungsikan. Fungsi kondensor
lebih lanjut akan dibahas pada bab konoskop.
3. Meja Objek
Bentuknya berupa piringan yang berlubang di bagian tengahnya
sebagai jalan masuknya cahaya. Meja objek ini berfungsi sebagai tempat
menjepit preparat/peraga. Meja objek ini dapat berputar pada sumbunya
yang vertikal, dan dilengkapi dengan skala sudut dalam derajat dari 0o
sampai 360o. Pada bagian tepi meja terdapat tiga buah sekerup pemusat
untuk memusatkan perputaran meja pada sumbunya (centering).
4. Tubus Mikroskop
Bagian ini terletak di atas meja objek dan berfungsi sebagai unit
teropong, yang terdiri atas beberapa bagian antara lain lensa objektif,
lubang kompensator, analisator, lensa amici bertrand dan lensa okuler.
Lensa objektif
Merupakan bagian paling bawah dari tubus mikroskop,
berfungsi untuk menangkap dan memperbesar bayangan sayatan
4
mineral dari meja objek. Biasanya pada mikroskop polarisasi
terdapat tiga buah lensa objektif dengan perbesaran yang berbeda,
tergantung keinginan pengamat, dan biasanya perbesaran yang
digunakan adalah 4x, 10x dan 40x, kadang ada yang 100x
Lubang kompensator
Adalah suatu lubang pipih pada tubus sebagai tempat
memasukkan kompensator, suatu bagian yang digunakan untuk
menentukan warna interferensi. Kompensator berupa baji kuarsa
atau gips yang menipis ke arah depan, sehingga pada saat
dimasukkan lubang akan menghasilkan perubahan war na
interferensi pada mineral.
Analisator
Adalah bagian dari mikroskop yang fungsinya hampir sama
dengan polarisator, dan terbuat dari bahan yang sama juga, hanya
saja arah getarannya bisa dibuat searah getaran polarisator (nikol
sejajar) dan tegak lurus arah getaran polarisator (nikol bersilang)
Lensa Amici Bertrand
Lensa ini difungsikan dalam pengamatan konoskopik saja,
untuk memperbesar gambar interferensi yang terbentuk pada
bidang fokus balik (back focal plane) pada lensa objektif, dan
memfokuskan pada lensa okuler.
Lensa okuler
Terdapat pada bagian paling atas dari tubus mikroskop,
berfungsi untuk memperbesar bayangan objek dan sebagai tempat
kita mengamati medan pandang. Pada lensa ini biasanya terdapat
benang silang, sebagai pemandu dalam pengamatan dan pemusatan
objek pengamatan.
5
Lensa Okuler
Lensa Amici Bertrand
Analisator
Gambar.2.2. Lensa Okuler dan Lensa mici Bertrand
2.2. Pengaturan Mikroskop
Pengaturan yang paling penting adalah memusatkan perputaran meja
objek/centering, pengaturan arah getaran polarisator sejajar dengan salah
satu benang silang, dan pengaturan arah getar analisator agar tegak
lurusarah getar polarisator.Centering penting dilakukan agar dapat pada
saat pengamatan dengan menggunakan perputaran meja objek, mineral
yang kita amati tetap berada pada medan pandangan (tidak keluar dari
medan pandangan). Pengaturan arah getar polarisator harus dilakukan
agar kita tahu persis arah getaran sinar biasa dan luar biasa yang diteruskan
oleh polarisator searah dengan salah satu arah benang silang, apakah
benang tegak (N-S) atau benang horisontal (E-W), sehingga memudahkan
dalam penentuan sifat-sifat optik yang berhubungan dengan sumbu-sumbu
kristalografi dan sumbu-sumbu sinarnya.
Pengaturan arah getar analisator harus dilakukan agar benar-benar
tegak lurus arah getar polarisator, caranya adalah dengan memasang kedua
bagian tanpa menggunakan peraga. Apabila arah getar kedua nikol sudah
saling tegak lurus (membentuk sudut 90o) maka yang teramati pada okuler
adalah keadaan gelap sama sekali karena cahaya yang tadinya terpilih oleh
polarisator sehingga hanya yang bergetar pada satu arah saja kemudian
6
terserap oleh analisator seluruhnya. Dengan demikian apabila
kenampakannya belum gelap sama sekali, berarti kedudukan analisator
belum tegak lurus polarisator dan harus memutar analisator hingga
kedudukan gelap maksimum.
2.3. Pengamatan Mikroskop Ortoskop tanpa Nikol
Pengamatan mikroskop polarisasi tanpa nikol dalam praktek
diartikan bahwa analisator tidak dipergunakan (berarti analisator
dikeluarkan dari jalan cahaya di dalam tubus mikroskop,atau arah
analisator diputar sampai sejajar dengan arah polarisator), sedang
polarisator tetap dipasang pada tempatnya dengan arah getarannya sejajar
dengan salah satu benang silang. Cahaya yang dipergunakan adalah cahaya
terpolarisir dalam satu arah getar (satu bidang getar). Sifat-sifat optik yang
dapat diamati dengan ortoskop tanpa nikol dibagi menjadi dua golongan
sbb:
a. Sifat-sifat optik yang mempunyai hubungan tertentu dengan sumbu-
sumbu kristalografi yaitu yang sejajar atau yang menyudut tertentu,
misalnya: bentuk, belahan, dan pecahan. Semua sifat tersebut juga
dapat diamati baik dengan mikroskop binokular yang memakai cahaya
yang tidak terpolarisir maupun pada contoh setangan dengan mata
biasa.
b. Sifat optik yang mempunyai hubungan erat dengan sumbu-sumbu
sinar/sumbu optik pada kristal yaitu misal: index bias, relief, warna,
dan pleokroisme. Perlu diperhatikan bahwa kejadian-kejadian dari
sifat-sifat tersebut yang nampak di bawah ortoskop pada posisi meja
objek tertentu adalah kejadian dari sinar atau komponen sinar yang
pada posisi tersebut bergetar searah dengan polarisator. Sifat-sifat ini
harus diamati dengan cahaya terpolarisir.
Sifat-sifat optik yang dapat diamati adalah ketembusan cahaya,
inklusi, ukuran, bentuk, belahan dan pecahan, indeks bias dan relief,
warna, dan pleokroisme.
7
• Ketembusan Cahaya
Berdasar atas sifatnya terhadap cahaya, mineral dapat dibagi
menjadi dua golongan yaitu mineral yang tembus cahaya/transparent
dan mineral tidak tembus cahaya /mineral opak/mineral kedap cahaya.
Di bawah ortoskop semua mineral kedap cahaya tampak sebagai
butiran yang gelap/hitam. Mineral jenis ini tidak dapat dideskripsikan
dengan mikroskop polarisasi, dan dapat dipelajari lebih lanjut dengan
mikroskop pantulan. Mineral tembus cahaya dapat dibagi menjadi dua
jenis yaitu mineral berwarna dan mineral tidak berwarna.
• Inklusi
Pada kristal tertentu, selama proses kristalisasi sebagian material
asing yang terkumpul pada permukaan bidang pertumbuhannya akan
terperangkap dalam kristal, dan seterusnya menjadi bagian dari kristal
tersebut. Material tersebut dapat berupa kristal yang lebih kecil dari
mineral yang berbeda jenisnya, atau berupa kotoran/impurities pada
magma, dapat juga berupa fluida baik cairan ataupun gas. Kungkungan
dapat dikenali di bawah mikroskop tanpa nikol apabila terdapat
perbedaan antara bahan inklusi dengan kristal yang mengungkungnya,
misalnya pada ketembusannya, relief maupun perbedaan warna. Bidang
batas antara inklusi dengan mineral yang mengungkungnya dapat
bersifat seperti batas bidang kristal biasa.
• Ukuran mineral
Ukuran mineral dapat dinyatakan secara absolut dalam mm atau
cm dan sebagainya. Pengukuran lebar dan panjang atau diameter
mineral dapat dilakukan dengan bantuan lensa okuler yang berskala.
• Bentuk mineral
Pengamatan bentuk mineral dilakukan dengan melihat atau
mengamati bidang batas/garis batas mineral tersebut. Hal yang perlu
diperhatikan adalah apakah kristal tumbuh secara bebas di dalam media
cair atau gas, ataukah pertumbuhan tersebut terhalang oleh butir-butir
8
Gambar 2.3 Parameter bentuk lain mineral
mineral yang tumbuh di sekitarnya, hal ini akan memberikan
kenampakan bidang batas yang relatif berbeda.
Apabila kristal tersebut dibatasi oleh bidang kristalnya sendiri
secara keseluruhan maka kristal disebut mempunyai bentuk
euhedral
Apabila kristal tersebut dibatasi oleh hanya sebagian bidang
kristalnya sendiri maka kristal disebut mempunyai bentuk
subhedral
Apabila kristal tersebut tidak dibatasi oleh bidang kristalnya
sendiri secara keseluruhan maka kristal disebut mempunyai
bentuk anhedral
Parameter lain untuk menyatakan bentuk adalah jumlah dan
perbandingan panjang bidang-bidang batas kristal, terutama untuk kristal-
kristal yang euhedral. Istilah yang sering digunakan antara lain: prismatik,
tabular, granular, lathlike, fibrous, foliated, radiated, dan sebagainya.
Untuk kristal yang dalam pertumbuhannya terhalang oleh kristal yang lain
atau juga terhalang magma yang kental, sering menghasilkan bentuk
“incipient crystals”.
9
• Belahan
Belahan dalam sayatan mineral bisa terlihat dalam bentuk garis-
garis yang teratur sepanjang bidang belahannya, di mana
kenampakannya bisa sangat baik, baik, buruk atau tidak ada. Dalam hal
tertentu sebaiknya orientasi belahan inii ditentukan kedudukannya
terhadap sumbu kristalnya. Belahan merupakan sifat fisikyang tetap
pada satu jenis mineral yang menunjukkan sifat khas dari struktur atom
di dalamnya.
a. Belahan satu arah
Pada mineral yang disayat tegak lurus atau miring terhadap
arah bidang belahan , akan nampak sebagai garis lurus yang
sejajar satu sama lain. Pada mineral yang disayat sejajar bidang
belahan tidak menunjukkan belahan.
b. Belahan dua arah
Pada mineral yang disayat sejajar sumbu C, akan nampak
sebagai satu bidang belahan. Pada mineral yang disayat miring
atau tegak lurus sumbu C, akan nampak dua belahan.
Cleavage dibagi menjadi :
1. Perfect Cleavage/sempurna
2. Good Cleavage/baik
3. Poor Cleavage/jelek
10
Gambar 2.4 Belahan satu arah
c. Belahan tiga arah
Mineral yang mempunyai belahan tiga arah, akan
menampakkan belahan dua arah disetiap jenis sayatan.
• Pecahan
Pecahan atau fracture adalah kecenderungan dari suatu mineral
untuk pecah dengan cara tertentu yang tidak dikontrol oleh struktur
atom seperti halnya belahan. Jenis-jenis pecahan yang khas antara lain
pecahan seperti gelas (subconchoidal fracture) pada kuarsa, pecahan
memotong pada olivin, ortopiroksen dan nefelin.
• Indeks Bias dan Relief
Relief adalah ekspresi dari cahaya yang keluar dari suatu media
kemudian masuk ke dalam media yang lain yang mempunyai harga
indeks bias yang berbeda, sehingga cahaya tersebut mengalami
pembiasan pada batas kontak kedua media tersebut. Semakin besar
perbedaan harga indeks bias antara kedua media, maka semakin jelas
bidang batas natara keduanya. Sebaliknya semakin kecil perbedaan
11
Gambar 2.5 Belahan dua arah
Gambar 2.6 Belahan tiga arah
Relief negatif
Relief tinggi n < 1.443 Contoh: fluorit (n=1.434)
Relief sedang n = 1.494 -
1.443Zeolit (n=1.480)
Relief rendah
n = 1.543 -1.493
Plagioklas asam(n=1.518-1.533) nefelin (n=1.526 - 1.546)
Relief nol
Balsam kanada n = 1.537 atau kuarsa nω = 1.544
Relief positif
Relief rendah
n = 1.545 -1.599
Plagioklas basa, klorit,muskovit
Relief sedang
n = 1.600 -1.699
amfibol, turmalin, andalusit, apatit, Biotit, piroksen, olivin
Relief tinggi n > 1.699 Olivin, piroksen, kianit, sfen
Tabel 2.1 Harga index bias dan relief beberapa jenis mineral dibandingkan dengan n standar
harga indeks bias, maka kenampakan bidang batas antar mineral akan
semakin kabur. Untuk mempermudah pengamatan relief di bawah
ortoskop, maka sayatan mineral/batuan dilekatkan pada kaca dengan
menggunakan media balsam kanada yang mempunyai relief nol
(sebagai standar) dengan n = 1.537.
Dalam pengamatan dan penilaian relief mineral secara relatif, maka
harga relief mineral harus dibandingkan dengan relief standar balsam
kanada (n = 1.537) atau relief kuarsa (n = 1.544). setiap mineral yang
mempunyai indeks bias kurang dari relief standar disebut memiliki
relief negatif, sedangkan mineral yang memiliki indeks bias lebih besar
dari standar disebut memiliki relief positif. Cara untuk membedakan
jenis relief adalah dengan menggunakan metode garis Becke. Selain
penilaian relief positif/negatif, harga relief suatu mineral juga dinilai
berdasar tingkatan perbedaan harga indeks bias dengan n standar. Setiap
mineral yang mempunyai n relatif dekat dengan n standar yaitu antara
1.545 – 1.599 maka disebut memiliki relief positif rendah.
12
• Warna dan pleokroisme
Warna yang tampak pada mikroskop polarisasi adalah warna yang
dihasilkan oleh oleh sifat cahaya yang bergetar searah dengan arah
polarisator. Pada mineral yang bersifat isotropik hanya terdapat satu
warna saja yang tidak berubah sama sekali walaupun meja objek
diputar, sedangkan pada mineral yang bersifat anisotropik, dapat terjadi
dua atau tiga warna yang berbeda tergantung pada arah sayatan mana
yang diamati.
Seluruh mineral yang menampakkan lebih dari satu warna disebut
pleokroik, yang dicirikan oleh dua warna disebut dikroik, dan tiga
warna disebut trikroik. Dengan demikian mineral yang isotropik selalu
tidak mempunyai pleokroisme, mineral anisotropik sumbu satu akan
memiliki pleokroisme dikroik (apabila disayat tidak tegak lurus sumbu
optik) dan tanpa pleokroisme (apabila disayat tegak lurus sumbu optik),
dan mineral anisotropik sumbu dua akan bersifat trikroik, dikroik,
maupun tanpa pleokroisme, tergantung sudut sayatannya.
2.4. Pengamatan Mikroskop Ortoskop Nikol Bersilang
Pengamatan ortoskopik nikol bersilang (crossed polarized light)
dimaksudkan bahwa dalam pengamatannya digunakan analisator
bersilangan dengan polarisator (sinar diserap dalam dua arah yang saling
tegak lurus). Sifat yang dapat diamati adalah sifat optik yang berhubungan
dengan kedudukan dan jumlah sumbu optik. Sifat optik yang diamati
antara lain warna interferensi, gelapan dan kedudukan gelapan serta
kembaran.
• Warna Interferensi
Warna interferensi adalah sifat optik yang sangat penting, namun
penjelasannya cukup rumit, sehingga kita harus memahami konsep
dasarnya secara bertahap.
Pada posisi sumbu sinar sembarang terhadap arah getar
polarisator inilah, komponen sinar lambat dan cepat tidak diserap oleh
13
analisator, sehingga dapat diteruskan hingga mata pengamat. Karena
perbedaan kecepatan rambat sinar cepat dan lambat inilah, maka
terjadi yang disebut sebagai beda fase atau retardasi. Semakin besar
selisih indeks bias, semakin besar beda fase/retardasinya.
Warna interferensi dapat ditentukan dengan memutar meja objek
yang terdapat sayatan mineral hingga diperoleh terang maksimal.
Warna terang tersebut dicocokkan dengan tabel interferensi Michel –
Levy Chart (lampiran).
- polariser + analyser
- polariser + isotropic mineral + analyser
- polariser + anisotropic mineral + analyser (position perpendicular
to the optic axis)
- polariser + anisotropic mineral + analyser. Specific position:
extinction position
- polariser + anisotropic mineral + analyser. General position:
interference colour.
• Benang Silang
Benang silang berada pada lensa okular, satu benang melintang
ke kanan-kiri dan benang yang lain melintang ke atas dan ke bawah.
Berfungsi untuk mengetahui kedudukan koordinat bidang sumbu
mineral, atau sudut interfacial kristall. Meja obyektif harus
berkedudukan centered dengan perpotongan benang silang, jika tidak
centered maka benang silang tidak akan terlihat. Pembacaan akan
dapat dilakukan jika salah satu sisi kristal sejajar dengan benang
silang kanan-kiri, selanjutnya meja obyektif diputar sampai benang
silang yang lain sejajar dengan arah lain dari meja obyektif tetapi
berlawanan dengan center-nya
14
• Tanda rentang optik
Tanda rentang optik adalah istilah untuk menunjukkan hubungan
antara sumbu kristalografi (terutama arah memanjangnya kristal)
dengan sumbu sinar cepat (x) dan lambat (z).
Tujuannya adalah menentukan sumbu sinar mana (x atau z) yang
kedudukannya berimpit atau dekat (menyudut lancip) dengan sumbu
panjang kristal. Dengan demikian, TRO hanya dimiliki oleh mineral
yang memiliki belahan satu arah atau arah memanjangnya mineral
(sumbu c). Jenis tanda rentang optik yaitu :
- Length slow (+) = sumbu c berimpit /menyudut lancip
dengan arah getar sinar lambat (sumbu z). Keadaan ini dinamakan
Addisi yaitu penambahan orde warna interferensi pada saat
kompensator digunakan.
- Length fast (-) = sumbu c berimpit/menyudut lancip dengan
arah getar sinar cepat (sumbu x). Keadaan ini dinamakan
Substraksi yaitu pengurangan orde warna interferensi pada
saat kompensator digunakan.
Penentuan tanda rentang optik dilakukan dengan pengamatan
nikol bersilang dengan menggunakan kompensator (keping gips/baji
kuarsa). Cara menentukan orientasi optik dan sudut gelapan antara
lain :
Letakkan mineral pada posisi sumbu panjang (c) sejajar PP
(vertikal)
Putar meja objek sehingga pada terang max
Catat warna interferensinya, orde…
Masukkan keping kompensator, perhatikan gejala yang terjadi,
addisi atau subtraksi
Jika subtraksi = z kompensator tegak lurus z indikatriks mineral, à
length fast, TRO negatif
Jika addisi = z kompensator sejajar z indikatriks mineral, à length
slow, TRO positif
15
Putar meja ke kiri hingga gelap maks, pada kedudukan ini z atau g
sejajar atau tegaklurus PP, catat kedudukan ini Ao
Putar kembali meja objek hingga sumbu panjang kristal sejajar PP,
catat kedudukannya Bo
Sudut gelapannya = A-B
• Kembaran
Selama pertumbuhan kristal atau pada kondisi tekanan dan
temperatur tinggi, dua atau lebih kristal intergrown dapat terbentuk
secara simetri. Simetri intergrown inilah yang dikenal sebagai
kembaran.
Kembaran hanya dapat diamati pada nikol bersilang karena
kedudukan kisi pada dua lembar kembaran yang berdampingan saling
berlawanan, sehingga kedudukan gelapan dan warna interferensi
maksimalnya berlainan. Secara genesa, kembaran dapat terbentuk
dalam tiga proses yang berbeda yaitu kembaran tumbuh, transformasi,
dan deformasi.
1. Kembaran tumbuh/Growth Twins
Kembaran ini terbentuk bersamaan pada saat kristalisasi
atau pertumbuhan kristal, di mana dua unit kristal berbagi dan
tumbuh dari satu kisi yang sama dengan orientasi
berlawananJenis kembaran ini terbagi atas kembaran kontak dan
kembaran penetrasi. Contoh jenis kembaran ini adalah kembaran
carlsbad pada ortoklas dan kembaran albit pada plagioklas.
2. Kembaran transformasi
Kembaran ini dapat terjadi karena kristal mengalami
transformasi karena perubahan P dan T terutama karena
perubahan T. Hal ini hanya dapat terjadi pada kristal yang
mempunyai struktur dan simetri yang berbeda pada kondisi P
dan T yang berbeda. Pada saat P&T berubah, bagian tertentu
dari kristal ada yang stabil ada yang mengalami perubahan
16
Pada sistem monoklin:Kembaran ManebachKembaran swallow tailKembaran Carlsbad penetrasiKembaran BavenoPada sistem triklinik:Kembaran AlbitKembaran PeriklinPada sistem ortorombik:Kembaran rotasiKembaran staurolit
Pada sistem heksagonal:KePambaran BrasilKembaran DauphineKembaran JepangPada sistem tetragonal:Kembaran rotasi/putaranPada sistem isometrik:kembaran spinelkembaran besi
orientasi kisi, sehingga terjadi perbedaan orientasi pada bagian
berbeda dari kristal. Contoh: kembaran dauphin dan kembaran
brazil pada kuarsa terbentuk karena penurunan T. Contoh lain
adalah kembaran periklin yang terjadi pada saat sanidin
(monoklin, high T) berubah menjadi mikroklin (triklin, low T).
3. Kembaran Deformasi/Deformation Twins
Kembaran ini terjadi setelah kristalisasi, pada saat kristal
telah padat. Karena deformasi (perubahan P) atom pada kristal
dapat terdorong dari posisi semula. Apabila perubahan posisi ini
terjadi pada susunan yang simetri, akan menghasilkan
kembaran. Contoh kembaran jenis ini adalah polisintetik pada
kalsit.
Jenis-jenis kembaran :
17
Gambar 2.7. Kembaran transformasi
• Gelapan dan kedudukan gelapan
Pada pengamatan nikol bersilang, gelapan (keadaan di mana
mineral gelap maksimal) dapat terjadi karena tidak ada cahaya yang
diteruskan oleh analisator hingga mata pengamat. Pada zat anisotropik
syarat terjadinya gelapan adalah kedudukan sumbu sinar berimpit
dengan arah getar polarisator dan/atau analisator. Sumbu sinar = sinar
cepat (x) dan sinar lambat (z). Sehingga dalam putaran 360o akan ada
empat kedudukan gelapan. Sebaliknya kedudukan terang maksimal
(warna interferensi maksimal) terjadi pada saat sumbu sinar membuat
sudut 45o terhadap arah getar PP dan AA.
- Gelapan sejajar/paralel
Kedudukan gelapan di mana sumbu panjang kristal (sumbu
c) sejajar dengan arah getar PP dan/atau AA. Sehingga dapat
dikatakan sumbu optik berimpit dengan sumbu kristalografi.
- Gelapan miring
Kedudukan gelapan di mana sumbu panjang kristal (sumbu
c) menyudut terhadap arah getar PP dan/atau AA. Sehingga dapat
dikatakan sumbu optik menyudut terhadap sumbu kristalografi
- Gelapan bergelombang
Terjadi pada mineral yang mengalami tegangan/distorsi
sehingga orientasi sebagian kisi kristal mengalami perubahan
berangsur, dan kedudukan gelapan masing2 bagian agak
berbeda.
- Gelapan bintik/mottled extinction
Umumnya terjadi pada mineral silikat berlapis (mika), hal
ini terjadi karena perubahan orientasi kisi kristal secara lokal,
sehingga tidak seluruh bagian kristal sumbu sinarnya
berorientasi sama.
18
BAB III
HASIL DESKRIPSI
3.1. Preparat No. R.12.3
1. Deskripsi Nikol Sejajar
Warna(color) : colorless
Ukuran(size) :1 mm x 1mm dengan 4x perbesaran lensa objektif
Bentuk(form) : Euhedral
Belahan(cleavage) : ada, 1 arah
Pecahan(fracture) : ada sedikit
Inklusi : -
Relief : sedang
Pleokroisme : isotrop (monokroik)
2. Deskripsi Nikol bersilang
Gelapan(extinction) : miring
Sudut Gelapan : 260
Kembaran : -
Sudut Gelapan : -
Optic Sign : (+) Adisi
Sign of Elongation : Length Slow
Warna Interferensi : Hijau orde 2 menuju kuning orde 3
Gambar :
Gambar mineral nikol sejajar Gambar mineral nikol Bersilang
19
Klinopiroksen augit an 74
3.2. No. Preparat : R.12.6
1. Deskripsi Nikol Sejajar
Warna (color) : Colorless
Ukuran(size) : 1 mm dengan 4x perbesaran
Bentuk(form) : Euhedral
Belahan(cleavage) : Satu arah
Pecahan(fracture) : sedikit / tidak teratur
Inklusi (inclution) : ada (mineral opak)
Relief : Rendah
Pleokroisme : - (monokroik)
3. Deskripsi Nikol bersilang
Gelapan(exinction) : Gelapan Miring
Sudut gelapan : 31,5o
Kembaran(twinning) : -
Sudut Gelapan : -
Optic Sign : ( + ) Adisi
Sign of Elongation : Length slow
Warna Interferensi : hijau kebiruan orde 2 menuju crem orde 4
Gambar :
Gambar mineral nikol sejajar Gambar mineral nikol Bersilang
20
Hornblende
3.3.No. Preparat : R.12.21
1. Deskripsi Nikol Sejajar
Warna(color) : Colorless
Ukuran(size) : 5 mm dari 4 x Perbesaran
Bentuk(form) : Anhedral
Belahan(Cleavage) : Tidak ada
Pecahan(Fracture) : Tidak ada
Inklusi(inklution) : Ada (sedikit)
Relief : Rendah
Pleokroisme : Tidak ada (monokroik)
2. Deskripsi Nikol bersilang
Gelapan(extinction) : Gelapan Bergelombang
Sudut Gelapan : 21,5°
Kembaran : -
Sudut Kembaran : -
Optic Sign : ( + ) Adisi
Sign of Elongation : Length Slow
Warna Interferensi : Abu abu orde satu meuju Merah orde dua
Gambar :
Gambar mineral nikol sejajar Gambar mineral nikol Bersilang
3.4.No. Preparat : B-12
21
Orthoklas
1. Deskripsi Nikol Sejajar
Warna (color) : Colourless
Ukuran(size) : 5 mm dengan 4 x Perbesaran
Bentuk(form) : Euhedral
Belahan(cleavage) : ada 1 arah
Pecahan(fracture) : Ada
Inklusi : Ada
Relief : Sedang
Pleokroisme : Tidak ada (Monokroik)
2. Deskripsi Nikol bersilang
Gelapan(extinction) : ada sejajar
Sudut Gelapan : 92o
Kembaran : -
Sudu Kembaran : -
Optic Sign : ( + ) Adisi
Sign of Elongation : Length Slow
Warna Interferensi : Orde dua menuju Orde tiga
Gambar :
Gambar mineral nikol sejajar Gambar mineral nikol Bersilang
3.5.No. Preparat : R.12.12
1. Deskripsi Nikol Sejajar
22
Kalsit
Warna(color) : Colorless
Ukuran(size) : 3 mm dengan 10 x Perbesaran
Bentuk(form) : Lathlike, euhedral
Belahan(cleavage) : Satu arah
Pecahan(fracture) : Ada
Inklusi : Ada sedikit
Relief : Tinggi
Pleokroisme : Ada (Trikoik)
2. Deskripsi Nikol bersilang
Gelapan(extinction) : Ada Miring
Sudut Gelapan : 24o
Kembaran : -
Sudut Kembaran : -
Optic Sign : ( - ) Substraksi
Sign of elongation : Length Fast
Warna Interferensi : Orde tiga (Hijau) – Orde dua ( Coklat )
Gambar :
Gambar mineral nikol sejajar Gambar mineral nikol Bersilang
3.6.No. Preparat : B-8
1. Deskripsi Nikol Sejajar
23
Kuarsa
Warna(color) : Colorless
Ukuran(size) : 1 mm dengan 4x pebesaran
Bentuk(form) : Subhedral
Belahan(cleavage) : Satu arah
Pecahan(fracture) : Ada
Inklusi(inclution) : Ada
Relief : Rendah ke sedang
Pleokroisme : Tidak ada (monokroik)
2. Deskripsi Nikol bersilang
Gelapan(extinction) : -
Sudut Gelapan : -
Kembaran : Kembaran Albit
Sudut Kembaran : 28o
Optic Sign : ( - ) Subtraksi
Sign of Elongation : Length Slow
Warna Interferensi : Orde satu (Abu abu) menuju Orde dua (kuning
agak putih)
Gambar :
Gambar mineral nikol sejajar Gambar mineral nikol Bersilang
3.7.No. Preparat : G-17
1. Deskripsi Nikol Sejajar
24
Kuarsa
Warna(color) : Colorless
Ukuran(size) : 5 mm dengan 4 x pebesaran
Bentuk(form) : Anhedral
Belahan(cleavage) : Tidak ada
Pecahan(fracture) : Tidak ada
Inklusi(inclution) : Tidak ada
Relief : Rendah
Pleokroisme : Tidak ada (monokroik)
2. Deskripsi Nikol bersilang
Gelapan(extinction) : Aada bergelombang
Sudut Gelapan : 85°
Kembaran : -
Sudut Kembaran : -
Optic Sign : ( + ) Adisi
Sign of Elongation : Length Slow
Warna Interferensi : Orde satu (abu abu) - Orde dua (merah)
Gambar :
Gambar mineral nikol sejajar Gambar mineral nikol Bersilang
3.8.No. Preparat : BM-6
1. Deskripsi Nikol Sejajar
Warna(color) : Colorless
25
Plagioklas Labradorit an 50
Ukuran(size) : 5 mm dengan 4 x Perbesaran
Bentuk(form) : Anhedral
Belahan(cleavage) : Belahan 3 arah
Pecahan(fracture) : ada sedikit
Inklusi(inclution) : ada
Relief : Rendah
Pleokroisme : Tidak ada (monokroik)
2. Deskripsi Nikol bersilang
Gelapan(extinction) : ada sejajar
Sudut Gelapan : 36,5o
Kembaran : -
Sudut Kembaran : -
Optic Sign : ( + ) Adisi
Sign of Elongation : Length slow
Warna Interferensi : Orde satu ( merah muda ) - Orde tiga (kuning
agak putih)
Gambar :
Gambar mineral nikol sejajar Gambar mineral nikol Bersilang
BAB IV
PEMBAHASAN
26
Kuarsa
Dalam praktikum mineral optik dengan tujuan untuk mengetahui sifat-sifat
optik mineral dan menentukan jenis mineral ini kami menggunakan mikroskop
orthoskop dengan nikol sejajar dan nikol bersilang. Berdasarkan hasil pengamatan
8 mineral, sehingga didapatkan sifat-sifat optik mineral sebagai berikut :
4.1. Preparat no. R.12.3
Dengan mengamati sayatan tipis pada mineral dengan preparat
nomor R.12.3 secara nikol sejajar, mineral ini tampak berwarna kuning
krem akibat warna dari sinar lampu, sehingga mineral tersebut memiliki
warna dasar colorless. Ukuran dari mineral ini apabila dibandingkan
dengan kenampakan seluruh mineral yang terlihat dalam pengamatan
adalah 1mm x 1mm, yang diamati dengan lensa ojektif 4x perbesaran.
Bidang batas mineral yang euhedral yaitu kristal tersebut dibatasi oleh
bidang kristalnya sendiri secara menyeluruh karena daerah sekitar
pembekuan terjadi pada awal saat masih berbentuk larutan maka kristal
tersebut memiliki bentuk euhedral. Memiliki belahan satu arah dan
terdapat pecahan yang tidak teratur yang disebabkan oleh pelapukan dan
proses deformasi batuan sehingga mineral ini terpengaruh dan pecah.
Tidak ada mineral yang menginklusi ke dalam mineral ini. Mineral ini
mempunyai relief sedang dengan melihat bidang batasnya yang terlihat
tidak tipis maupun tebal dari garis pada mineral disekitarnya dan n mineral
lebih hampir sama besar dengan n balsam sehingga sinar bersifat normal
maka terlihat memiliki relief nol. Saat meja objek diputar pada 3600 maka
terlihat mineral ini memiliki pleokroisme yang kuat karena selisih antar
indeks biasnya tinggi dan bersifat isotrop yaitu monokroik dicirikan oleh
satu warna kuning yang tidak berubah.
Setelah melakukan pengamatan nikol sejajar, kemudian
dimasukkan analisator untuk pengamatan secara nikol bersilang. Mineral
ini memiliki kedudukan gelapan pada saat sumber sinar pada arah getar PP
dan atau AA dengan sumbu panjang kristalnya menyudut, dan sudut
27
gelapan yang terbentuk setelah melakukan penghitungan sudut gelapan
didapatkan hasil 26° maka mineral ini memiliki gelapan miring.
Warna interferensi yang didapat setelah melakukan pengamatan
dengan kondisi awal pada saat nikol bersilang tanpa baji kuarsa adalah
warna kuning pada orde tiga. Kemudian ketika dimasukkan baji kuarsa
didapatkan warna hijau pada orde dua. Berdasarkan hasil pada masa
penurunan orde tersebut didapatkan tanda rentang optik dari mineral ini
adalah negatif (subtraksi), sehingga memiliki sign of elongation yang
length slow karena sumbu kristalografi (sumbu c) mineral berimpit atau
menyudut lancip dengan arah getar sinar lambat (sumbu z). Secara
keseluruhan berdasarkan deskripsi di atas, mineral dengan warna colorless,
relief nol sedang, pleokroisme rendah isotrop yang monokroik, gelapan
miring dan warna interferensi hijau pada orde dua ke warna kuning pada
orde tiga, sehingga dapat disimpulkan bahwa mineral tersebut adalah
klinopiroksen augit an 74.
Mineral ini bila dalam seri reaksi Bowen adalah mineral yang
terbentuk lebih dahulu karena memiliki pecahan yang banyak dan karena
resistensi mineral yang kurang sehingga ketika dalam proses pendinginan
magma terbentuk pada suhu yang tinggi. Kemudian dari analisis secara
kimiawi, mineral ini mempunyai unsur Fe-Mg sehingga digolongkan ke
dalam basa atau mafik.
4.2. Preparat no. R.12.6
Dengan mengamati sayatan tipis pada mineral dengan preparat
nomor R.12.6 secara nikol sejajar, mineral ini tampak berwarna coklat
akibat warna dari sinar lampu tidak mampu menembus secara sempurna,
sehingga mineral tersebut memiliki warna dasar coklat. Ukuran dari
mineral ini apabila dibandingkan dengan kenampakan seluruh mineral
yang terlihat dalam pengamatan adalah 2mm x 1mm, yang diamati dengan
lensa ojektif 4x perbesaran. Bidang batas mineral yang euhedral yaitu
kristal tersebut dibatasi oleh bidang kristalnya sendiri secara menyeluruh
28
karena daerah sekitar pembekuan terjadi pada awal saat masih berbentuk
larutan maka kristal tersebut memiliki bentuk euhedral. Memiliki belahan
satu arah dan tidak terdapat pada mineral ini. Dengan nikol sejajar dapat
terlihat ada beberapa mineral yang menginklusi ke dalam mineral ini
karena adanya kristal dengan kisi tertentu di dalamnya, diantaranya berupa
mineral-mineral hitam yang kemungkinan besar berupa mineral opak, hal
ini terjadi karena selama proses kristalisasi sebagian material asing yang
terkumpul pada permukaan bidang pertumbuhannya akan terperangkap
dalam kristal, dan seterusnya menjadi bagian dari kristal tersebut. Material
tersebut dapat berupa kristal yang lebih kecil dari mineral yang berbeda
jenisnya, atau berupa pengotor pada magma, dapat juga berupa fluida
berbentuk cairan dan jika diputar pada meja objek kisi tersebut tetap
berwarna pink maka kisi itu berpa gas yang disebut clathome. Mineral ini
mempunyai relief tinggi dengan melihat bidang batasnya yang terlihat
sangat tebal dari mineral disekitarnya dan n mineral lebih besar dari n
balsam sehingga sinar bersifat konvergen maka terlihat memiliki relief
positif. Saat meja objek diputar pada 3600 maka terlihat mineral ini
memiliki pleokroisme yang kuat karena selisih antar indeks biasnya tinggi
dan bersifat anisotrop dicirikan oleh tiga warna coklat, hijau, dan pink.
Setelah melakukan pengamatan nikol sejajar, kemudian
dimasukkan analisator untuk pengamatan secara nikol bersilang. Mineral
ini memiliki kedudukan gelapan pada saat sumber sinar pada arah getar PP
dan atau AA dengan sumbu panjang kristalnya menyudut, dan sudut
gelapan yang terbentuk setelah melakukan penghitungan sudut gelapan
didapatkan hasil 95° maka mineral ini memiliki gelapan miring.
Warna interferensi yang didapat setelah melakukan pengamatan
dengan kondisi awal pada saat nikol bersilang tanpa baji kuarsa adalah
warna hijau pada orde dua. Kemudian ketika dimasukkan baji kuarsa
didapatkan warna pink pada orde satu. Berdasarkan hasil pada masa
penurunan orde tersebut didapatkan tanda rentang optik dari mineral ini
29
adalah negatif (subtraksi), namun memiliki sign of elongation yang length
fast karena sumbu kristalografi (sumbu c) mineral berimpit atau menyudut
lancip dengan arah getar sinar cepat (sumbu x). Secara keseluruhan
berdasarkan deskripsi di atas, mineral dengan warna coklat, relief positif
tinggi, pleokroisme tinggi anisotropik yang trikroik, gelapan miring dan
warna interferensi hijau pada orde dua dari warna pink pada orde satu,
sehingga dapat disimpulkan bahwa mineral tersebut adalah hornblende.
Mineral ini bila dalam seri reaksi Bowen adalah mineral yang
terbentuk sempurna terlihat dari tidak adanya pecahan karena tingkat
kekerasannya 5-6 dan mempunyai rumus kimia yang lengkap serta
Kemudian dari analisis secara kimiawi, mineral ini mempunyai unsur Fe-
Mg sehingga digolongkan ke dalam basa atau mafik.
4.3. Preparat no. R.12.21
Dengan mengamati sayatan tipis pada mineral dengan preparat
nomor R.12.21 secara orthoskop sejajar, mineral ini memiliki warna dasar
coklat muda. Ukuran dari mineral ini apabila dibandingkan dengan
kenampakan seluruh mineral yang terlihat dalam pengamatan adalah 1mm
x 1mm, yang diamati dengan lensa 4x perbesaran. Jika dilihat dari ukuran
mineral tersebut, maka mineral ini memiliki ukuran yang cukup besar jika
dibandingkan dengan mineral-mineral lain di sekitarnya. Hal ini
disebabkan saat proses pembentukan mineral ini ada ruang kosong yang
belum terisi oleh mineral lain dan cukup luas, sehingga mineral ini dapat
terbentuk dengan ukuran yang lebih besar dari yang lainnya, namun
bidang batas mineralnya adalah anhedral yang kristal tersebut dibatasi oleh
bidang kristal lain secara keseluruhan maka kristal tersebut memiliki
bentuk anhedral. Memiliki belahan satu arah dan tidak terdapat pecahan.
Tidak ada mineral yang menginklusi ke dalam mineral ini. Mineral ini
mempunyai relief tinggi karena bidang batasnya terlihat lebih tebal dari
mineral disekitarnya dan terlihat positif karena pada saat meja objek
dinaikkan garis becke terlihat mengarah ke dalam. Mineral ini memiliki
30
pleokroisme yang kuat karena selisih antar indeks biasnya rendah dan
monokroik yaitu dicirikan oleh satu warna coklat muda.
Setelah melakukan pengamatan orthoskop sejajar, kemudian
dimasukkan analisator untuk pengamatan secara orthoskop bersilang.
Mineral ini memiliki kembaran albit karena terjadi perbedaan orientasi kisi
yang berbeda, sehingga menghasilkan sifat yang berbeda, dengan sudut
kembaran yang terbentuk setelah melakukan penghitungan sudut gelapan
didapatkan hasil 12°.
Warna interferensi yang didapat setelah melakukan pengamatan
dengan kondisi awal pada saat orthoskop bersilang tanpa baji kuarsa
adalah warna abu-abu pada orde keempat. Kemudian ketika dimasukkan
baji kuarsa didapatkan warna hijau pada orde ketiga. Berdasarkan hasil
perubahan warna tersebut didapatkan tanda rentang optik dari mineral ini
adalah positif (adisi), maka mineral ini memiliki tanda rentang optik yang
positif, dimana sumbu c berimpit atau menyudut lancip dengan arah getar
sinar lambat (sumbu z) atau length slow. Secara keseluruhan berdasarkan
deskripsi di atas, mineral dengan warna coklat muda, relief positif tinggi,
pleokroisme rendah yang monokroik, gelapan miring dan warna
interferensi hijau pada orde ketiga ke warna abu-abu pada orde keempat,
maka dapat disimpulkan bahwa mineral tersebut adalah plagioklas.
4.4. Preparat no. B-12
Dengan mengamati sayatan tipis pada mineral dengan preparat
nomor B-12 secara orthoskop sejajar, mineral ini memiliki warna dasar
yang colourless. Ukuran dari mineral ini apabila dibandingkan dengan
kenampakan seluruh mineral yang terlihat dalam pengamatan adalah
1,5mm x 0,8mm, yang diamati dengan lensa 10x perbesaran. Jika dilihat
dari ukuran mineral tersebut, maka mineral ini memiliki ukuran yang sama
besar jika dibandingkan dengan mineral-mineral lain di sekitarnya. Hal ini
disebabkan saat proses pembentukan mineral ini bersamaan dengan
mineral lain, sehingga mineral ini dapat berukuran sama besar. Bentuk
31
mineral dilakukan dengan melihat atau mengamati bidang batas / garis
batas (garin boundary) pada suatu mineral. Bentuk dari butir mineral ini
dipengaruhi dan dikontrol oleh dua hal yaitu struktur atom dan mineral itu
sendiri dan proses terjadinya dengan semua pengaruh yang terjadi selama
pembentukannya, namun bidang batas mineralnya adalah anhedral yang
kristal tersebut dibatasi oleh bidang kristal lain secara keseluruhan maka
kristal tersebut memiliki bentuk anhedral. Memiliki belahan tiga arah dan
tidak terdapat pecahan. Ada beberapa mineral yang menginklusi ke dalam
mineral ini, diantaranya berupa mineral-mineral hitam yang kemungkinan
besar berupa mineral opak, hal ini terjadi karena selama proses kristalisasi
sebagian material asing yang terkumpul pada permukaan bidang
pertumbuhannya akan terperangkap dalam kristal, dan seterusnya menjadi
bagian dari kristal tersebut. Mineral ini mempunyai relief tinggi karena
bidang batasnya terlihat lebih tebal dari mineral disekitarnya dan terlihat
positif karena pada saat meja objek dinaikkan garis becke terlihat
mengarah ke dalam. Mineral ini memiliki pleokroisme yang lemah karena
selisih antar indeks biasnya rendah dan monokroik yaitu dicirikan oleh
satu warna kuning.
Setelah melakukan pengamatan orthoskop sejajar, kemudian
dimasukkan analisator untuk pengamatan secara orthoskop bersilang.
Mineral ini memiliki kembaran albit karena terjadi perbedaan orientasi kisi
yang berbeda, sehingga menghasilkan sifat yang berbeda, dengan sudut
kembaran yang terbentuk setelah melakukan penghitungan sudut gelapan
didapatkan hasil 27°.
Warna interferensi yang didapat setelah melakukan pengamatan
dengan kondisi awal pada saat orthoskop bersilang tanpa baji kuarsa
adalah warna kuning pada orde pertama. Kemudian ketika dimasukkan
baji kuarsa didapatkan warna hitam pada orde pertama. Berdasarkan hasil
perubahan warna tersebut didapatkan tanda rentang optik dari mineral ini
adalah negatif (subtraksi), maka dapat diketahui bahwa sumbu c mineral
32
berimpit atau menyudut lancip dengan arah getar sinar cepat (sumbu x)
atau length fast. Secara keseluruhan berdasarkan deskripsi di atas, mineral
dengan warna colourless, relief positif tinggi, pleokroisme rendah yang
monokroik, kembaran albit dan warna interferensi kuning pada orde
pertama ke warna hitam pada orde pertama, maka dapat disimpulkan
bahwa mineral tersebut adalah kalsit.
4.5. Preparat no. R.12.12
Dengan mengamati sayatan tipis pada mineral dengan preparat
nomor R.12.12 secara orthoskop sejajar, mineral ini memiliki warna dasar
yang colourless. Ukuran dari mineral ini apabila dibandingkan dengan
kenampakan seluruh mineral yang terlihat dalam pengamatan adalah
1,5mm x 1,5mm, yang diamati dengan lensa 10x perbesaran. Jika dilihat
dari ukuran mineral tersebut, maka mineral ini memiliki ukuran yang sama
besar jika dibandingkan dengan mineral-mineral lain di sekitarnya. Hal ini
disebabkan saat proses pembentukan mineral ini bersamaan dengan
mineral lain, sehingga mineral ini dapat berukuran sama besar, namun
bidang batas mineralnya adalah anhedral yang kristal tersebut dibatasi oleh
bidang kristal lain secara keseluruhan maka kristal tersebut memiliki
bentuk anhedral. Tidak memiliki arah belahan dan terdapat pecahan
choncoidal yang menyerupai kulit bawang. Ada beberapa mineral yang
menginklusi ke dalam mineral ini, diantaranya berupa mineral-mineral
hitam yang kemungkinan besar berupa mineral opak, hal ini terjadi karena
selama proses kristalisasi sebagian material asing yang terkumpul pada
permukaan bidang pertumbuhannya akan terperangkap dalam kristal, dan
seterusnya menjadi bagian dari kristal tersebut. Mineral ini mempunyai
relief rendah karena bidang batasnya terlihat sangat tipis dari mineral
disekitarnya dan terlihat negatif karena pada saat meja objek dinaikkan
garis becke terlihat mengarah ke luar. Mineral ini memiliki pleokroisme
yang lemah karena selisih antar indeks biasnya rendah dan monokroik
yaitu dicirikan oleh satu warna kuning.
33
Setelah melakukan pengamatan orthoskop sejajar, kemudian
dimasukkan analisator untuk pengamatan secara orthoskop bersilang.
Mineral ini memiliki gelapan bergelombang, dengan sudut gelapan yang
terbentuk setelah melakukan penghitungan didapatkan hasil 31°.
Warna interferensi yang didapat setelah melakukan pengamatan
dengan kondisi awal pada saat orthoskop bersilang tanpa baji kuarsa
adalah warna ungu pada orde kedua. Kemudian ketika dimasukkan baji
kuarsa didapatkan warna hitam pada orde pertama. Berdasarkan hasil
perubahan warna tersebut didapatkan tanda rentang optik dari mineral ini
adalah positif (adisi), maka mineral ini memiliki tanda rentang optik yang
positif, dimana sumbu c berimpit atau menyudut lancip dengan arah getar
sinar lambat (sumbu z) atau length slow. Secara keseluruhan berdasarkan
deskripsi di atas, mineral dengan warna colourless, relief negatif rendah,
pleokroisme rendah yang monokroik, gelapan bergeombang dan warna
interferensi hitam pada orde pertama ke warna ungu pada orde kedua,
maka dapat disimpulkan bahwa mineral tersebut adalah kuarsa.
4.6. Preparat no. B-8
Berdasarkan pengamatan untuk preparat dengan nomor B-8,
didapatkan sifat-sifat optik mineral dengan menggunakan ortohsokop
sejajar. Warna yang ditunjukkan dengan pengamatan menggunakan
orthoskop sejajar adalah colourless. Warna didominasi oleh warna cerah
yang berwarna kuning. Ukuran dari mineral ini apabila dibandingkan
dengan kenampakan seluruh mineral yang terlihat dalam pengamatan
adalah 1,5mm x 1mm dengan 10x perbesaran. Jika melihat dari ukuran
mineral tersebut, mineral ini mempunyai ukuran yang cukup besar jika
dibandingkan dengan mineral-mineral lain di sekitarnya. Hal ini
disebabkan oleh ketika proses pembentukan mineral ini masih banyak
ruang kosong yang belum terisi oleh mineral lain, sehingga mineral ini
dapat terbentuk secara besar atau luas. Bentuk dari mineral tersebut adalah
anhedral yaitu kristal tersebut tidak dibatasi oleh bidang kristalnya sendiri
34
secara keseluruhan. Mineral ini merupakan mineral dengan bentuk
anhedral karena dalam proses pembentukannya dipengaruhi oleh ruang
pembentukannya yang sebagian besar telah terisi oleh mineral lain
sehingga ketika mineral ini mulai terbentuk seluruh sisi-sisinya tertutup
oleh mineral lain. Tidak terdapat adanya belahan dan pecahan namun
pleokroisme pada mineral tersebut adalah monokroik rendah. Bidang batas
mineral tidak terlalu tebal, sehingga cenderung memiliki relief rendah.
Setelah melakukan pengamatan secara orthoskop sejajar, kemudian
dimasukkan analisator untuk melakukan pengamatan secara orthoskop
bersilang. Gelapan dari mineral ini merupakan jenis gelapan bergelombang
yang dapat terjadi pada mineral yang mengalami distorsi atau tegangan
sehingga orientasi sebagian sisi kristal mengalami perubahan berangsur-
angsur, dan kedudukan gelapan masing-masing berbeda. Pada mineral ini
memiliki sudut gelapan 670.
Warna interferensi yang didapat setelah melakukan pengamatan
dengan kondisi awal pada saat orthoskop bersilang tanpa baji kuarsa
adalah warna merah muda pada orde satu. Kemudian ketika dimasukkan
baji kuarsa didapatkan warna kuning yang berada di orde satu.
Berdasarkan hasil perubahan warna tersebut didapatkan tanda rentang
optik dari mineral ini adalah positif (adisi). Dimana sumbu c berimpit atau
menyudut lancip dengan arah getar sinar lambat (sumbu z) atau disebut
length slow. Berdasarkan uraian di atas, dengan adanya warna yang
colourless, gelapan bergelombang, tidak memiliki belahan dan pecahan
serta relief negatif rendah, maka dapat disimpulkan bahwa mineral
tersebut adalah kuarsa. Kuarsa memiliki sifat khas yaitu memiiki gelapan
bergelombang.
4.7 Preparat no. G-17
Mineral yang terdapat pada preparat dengan nomor sampel G-17
ketika dilakukan pengamatan dengan mikroskop polarisasi dengan
orthoskop sejajar didapatkan warna mineral yaitu colourless. Ukuran dari
35
mineral ini apabila dibandingkan dengan kenampakan seluruh mineral
yang terlihat dalam pengamatan adalah 1mm x 1mm dengan 10x
perbesaran. Jika melihat dari ukuran mineral tersebut, mineral ini
mempunyai ukuran yang cukup besar jika dibandingkan dengan mineral-
mineral lain di sekitarnya. Hal ini disebabkan saat proses pembentukan
mineral ini masih banyak ruang kosong yang belum terisi oleh mineral
lain, sehingga mineral ini dapat terbentuk secara besar atau luas. Bentuk
dari mineral adalah subhedral yaitu kristal tersebut dibatasi oleh bidang
kristalnya sendiri dan sebagian dibatasi oleh mineral lain maka kristal
disebut mempunyai bentuk subhedral. Mineral ini memiliki relief yang
rendah. Mineral ini mempunyai belahan satu arah yaitu bidang-bidang
belahan akan nampak sebagai garis lurus yang sejajar satu dengan yang
lain pada sayatan yang dipotong miring atau sejajar. Mineral ini memiliki
pecahan. Ada beberapa mineral yang menginklusi ke dalam mineral ini,
diantaranya berupa mineral-mineral hitam yang kemungkianan besar
berupa mineral opak, hal ini terjadi selama proses kristalisasi sebagian
material asing yang terkumpul pada permukaan bidang pertumbuhannya
akan terperangkap dalam kristal, dan seterusnya menjadi bagian dari
kristal tersebut. Material tersebut dapat berupa kristal yang lebih kecil dari
mineral yang berbeda jenisnya, atau berupa pengotor pada magma, dapat
berupa fluida cairan dan gas. Mineral memeiliki pleokroisme monokroik.
Setelah melakukan pengamatan secara orthoskop sejajar, kemudian
dimasukkan analisator untuk melakukan pengamatan secara orthoskop
bersilang. Mineral ini tidak terdapat gelapan tetapi terdapat kembaran,
kembaran yang terlihat adalah kembaran albit yaitu kembaran dimana
kenampakannya berupa perselingan warna hitam putih secara berulang.
Sudut kembaran yang didapat sebesar 30°.
Warna interferensi yang didapat setelah melakukan pengamatan
dengan kondisi awal pada saat orthoskop bersilang tanpa baji kuarsa
36
adalah warna pink pada orde dua. Kemudian ketika dimasukkan baji
kuarsa didapatkan warna kuning berada di orde satu. Berdasarkan hasil
perubahan warna tersebut didapatkan tanda rentang optik dari mineral ini
adalah positif (adisi). Mineral ini memiliki tanda rentang optik yang
positif, dimana sumbu c berimpit atau menyudut lancip dengan arah getar
sinar lambat (sumbu z) atau disebut length slow. Berdasarkan data di atas,
dengan adanya relief negatif rendah, kembaran albit, memiliki pecahan,
serta diperkuat dengan kembaran albit, maka dapat disimpulkan bahwa
mineral tersebut adalah labradorit. Banyak ditemukan di batu gabro.
4.8. Preparat no. BM-6
Dengan mengamati sayatan tipis pada mineral dengan preparat
nomor BM-6 secara orthoskop sejajar, mineral ini memiliki warna dasar
colourless. Ukuran dari mineral ini apabila dibandingkan dengan
kenampakan seluruh mineral yang terlihat dalam pengamatan adalah 1mm
x 0,5mm, yang diamati dengan lensa 4x perbesaran. Jika melihat dari
ukuran mineral tersebut, mineral ini mempunyai ukuran yang cukup besar
jika dibandingkan dengan mineral-mineral lain di sekitarnya. Hal ini
disebabkan oleh ketika proses pembentukan mineral ini masih banyak
ruang kosong yang belum terisi oleh mineral lain, sehingga mineral ini
dapat terbentuk secara besar atau luas. Bentuk dari mineral adalah
anhedral karena dalam proses pembentukannya dipengaruhi oleh ruang
pembentukannya yang sebagian besar telah terisi oleh mineral lain
sehingga ketika mineral ini mulai terbentuk seluruh sisi-sisinya tertutup
oleh mineral lain. Tidak terdapat adanya belahan, pecahan maupun
pleokroisme pada mineral tersebut. Mineral ini memiliki pleokroisme yang
kuat karena selisih antar indeks biasnya rendah dan monokroik yaitu
dicirikan oleh satu warna coklat.
Setelah melakukan pengamatan orthoskop sejajar, kemudian
dimasukkan analisator untuk pengamatan secara orthoskop bersilang.
Mineral ini memiliki gelapan bergelombang dimana kedudukan gelapan
pada sumbu panjang kristalnya menyudut dengan arah getar PP dan AA.
37
Warna interferensi yang didapat setelah melakukan pengamatan
dengan kondisi awal pada saat orthoskop bersilang tanpa baji kuarsa
adalah warna orange pada orde kedua. Kemudian ketika dimasukkan baji
kuarsa didapatkan warna abu-abu pada orde pertama. Berdasarkan hasil
perubahan warna tersebut didapatkan tanda rentang optik dari mineral ini
adalah positif (adisi), maka mineral ini memiliki tanda rentang optik yang
positif, dimana sumbu c berimpit atau menyudut lancip dengan arah getar
sinar lambat (sumbu z) atau length slow. Secara keseluruhan berdasarkan
deskripsi di atas, mineral dengan warna colourless, relief negatif rendah,
pleokroisme rendah yang monokroik, gelapan bergelombang dan warna
interferensi abu-abu pada orde pertama ke warna orange pada orde kedua,
maka dapat disimpulkan bahwa mineral tersebut adalah kuarsa. Kuarsa
memiliki sifat khas yaitu memiiki gelapan bergelombang.
38
BAB V
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum pengamatan mineral optik dengan
menggunakan mikroskop polarisasi, didapatkan kesimpulan sebagai berikut :
5.1. Preparat no. AA - 26 Berdasarkan deskripsi warna,bentuk,
reliefnya yang positif, terdapat belahan 1 arah dan pecahan, serta
memiliki warna interferensi kuning agak putih orde 2 dan memiliki
sifat khusus yaitu kembaran albit, maka dapat disimpulkan bahwa
mineral ini adalah plagioklas Bytownit an 72.
5.2. Preparat no. R.12.3 Berdasarkan uraian dengan adanya relief
rendah dan memiliki kembaran miring dan memiliki belahan satu
arah maka dapat disimpulkan bahwa mineral tersebut adalah
klinopiroksen.
5.3. Preparat no. B M 6. Berdasarkan deskripsinya mineral ini memilki
delapan bergelombang, maka dapat disimpulkan bahwa mineral
tersebut adalah kuarsa.
5.4. Preparat no. R.12.13 Berdasarkan uraian di atas, dengan adanya
gelapan sejajar dan memiliki belahan satu arah maka dapat
disimpulkan bahwa mineral tersebut adalah orthopiroksen.
5.5. Preparat no. R.12.6 Berdasarkan uraian di atas, dengan adanya
warna yang coklat, memiliki relief tinggi dan plekrismenya trikoik
maka dapat disimpulkan bahwa mineral tersebut adalah
hornblende.
5.6. Preparat no. G - 17 Berdasarkan uraian di atas, dengan adanya
kembaran albit maka dapat disimpulkan bahwa mineral tersebut
adalah plagioklas. Dengan jenis plagioklas yaitu Plagioklas
Labradorit an 50o.
39
5.7. Preparat no. B - 8. Berdasarkan uraian di atas, dengan adanya
warna yang colorless, bentuk anhedral, tidak memiliki belahan dan
pecahan (Splintery/Fibrous ) dan relief positif rendah dan memiliki
gelapan bergelombang, maka dapat disimpulkan bahwa mineral
tersebut adalah kuarsa.
5.8. Preparat no. B - 12. Berdasarkan uraian di atas, dengan adanya
warna yang colorless, dan memiliki belahan 3 arah, maka dapat
disimpulkan bahwa mineral tersebut adalah kalsit.
40