laporan minggu depan jeng

9
Laporan Praktikum Sediaan Farmasi dan Terapi Umum Praktikum Sediaan Farmasi ke-2 Disusun oleh: Kelompok 1 Siang Adkhilni Utami B04062849 Bakhtiar Hidayat H. B04062864 DEPARTEMEN KLINIK, REPRODUKSI, DAN PATOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010

Upload: adib-mustofa

Post on 11-Aug-2015

61 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Minggu Depan Jeng

Laporan Praktikum

Sediaan Farmasi dan Terapi Umum

Praktikum Sediaan Farmasi ke-2

Disusun oleh:

Kelompok 1 Siang

Adkhilni Utami B04062849

Bakhtiar Hidayat H. B04062864

DEPARTEMEN KLINIK, REPRODUKSI, DAN PATOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2010

Page 2: Laporan Minggu Depan Jeng

Pendahuluan

Serbuk termasuk bentuk sediaan obat yang berbantuk padat. Serbuk adalah

campuran dua atau lebih obat yang diserbukkan. Sediaan serbuk bisa dipakai

untuk pemakaian dalam dan pemakaian luar. Bahan serbuk bisa ditambahkan

dengan bahan bioadesif sehingga bisa melekat dan memberi efek dalam waktu

lama.

Bentuk serbuk ada yang terbagi dan tidak terbagi. Serbuk tak terbagi

terbatas pada obat yang relatif tidak poten seperti laksansia, antasida, makanan

diet, analgetika tertentu, serbuk gigi atau serbuk tabur (Adilla 2009).

Serbuk terbagi adalah serbuk yang dibagi dalam bobot yang lebih kurang

sama, dibungkus dengan kertas perkamen atau bahan pengemas lain yang cocok

(Sumayyah 2009). Serbuk terbagi dapat memudahkan pemakaian secara oral

terutama pada anak-anak atau ousia lanjut. Pada pembuatannya, serbuk terbagi

biasanya ditambahkan zat warna karmin, fungsinya untuk menandakan bahwa

bahan aktif pada obat sudah homogen atau belum.

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah timbangan, cawan arloji,

sendok gelas, kertas perkamen, sendok tanduk, mortar, stamper, etiket, lem, dan

pot plastik. Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu paracetamol,

sulfaguanidin, papaverin HCl, dan elaeosh.menthapip.

Metode

Timbangan ditera dan dialasi menggunakan kertas perkamen. Paracetamol

ditimbang sebanyak 2 g, sulfaguanidin sebanyak 1 g, papaverin HCl sebanyak 0,3

g, dan Sacharum Lactis (SL) sebanyak 2 g. SL dibagi menjadi tiga bagian dengan

perkiraan mata.

Mortar yang telah kering dan bersih disiapkan, kemudian papaverin

digerus dan ditambahkan 1/3 bagian SL, digerus hingga homogen kemudian

disisihkan. Campuran tersebut diberi kode campuran 1. Mortar dibersihkan

Page 3: Laporan Minggu Depan Jeng

kembali, sulfaguanidin digerus dan ditambahkan 1/3 bagian SL kemudian digerus

hingga homogen. Campuran 1 ditambahkan pada campuran tersebut dan digerus

hingga homogen. Campuran tersebut diberi kode campuran 2. Mortar dibersihkan

kembali kemudian paracetamol dimasukkan digerus tersendiri dan ditambahkan

sisa SL yang masih ada, setelah homogen ditambahkan campuran 2 dan

dohomogenkan lagi. Sediaan yang telah homogen tersebut ditambahkan

Ol.Menthaepip sebanyak 1 tetes dan dihomogenkan lagi.

Serbuk yang telah homogen tersebut dibagi menjadi dua dengan timbagan,

masing-masing bagian dibagi menjadi lima di atas kertas perkamen dengan

perkiraan mata. Serbuk pada kertas perkamen tersebut kemudian dibungkus dan

disimpan.

Tinjauan Pustaka

Bentuk sediaan obat serbuk banyak digunakan karena memiliki luas

permukaan yang lebih luas, mudah terdispersi, dan lebih larut dari bentuk sediaan

obat lain yang dipadatkan. Pembuatan serbuk terbagi pada praktikum

menggunakan bahan sediaan obat paracetamol, sulfaguanidin, dan papaverin HCl.

Paracetamol bekerja sebagai antipiretik atau analgesik. Sebagai analgesik,

misalnya untuk mengurangi rasa nyeri pada sakit kepala, sakit gigi, sakit pada

otot, menuruknkan demam pada influenza dan setelah vaksinasi. Sifat analgesik

parasetamol dapat menghilangkan rasa nyeri ringan sampai sedang. Sifat

antipiretik disebabkan oleh gugus aminobenzen dan mekanismenya diduga

berdasarkan efek sentral.

Paracetamol adalah derivat p-aminofenol. Paracetamol utamanya

digunakan untuk menurunkan panas badan yang disebabkan oleh karena infeksi

atau sebab yang lainnya.

Gambar 1. Struktur Paracetamol

Page 4: Laporan Minggu Depan Jeng

Beberapa reaksi alergi yang sering ditimbulkan oleh paracetamol yaitu kemerahan

pada kulit, gatal, bengkak, dan kesulitan bernafas atau sesak.

Sulfaguanidin mempunyai bentuk bubuk putih dan merupakan antibakteri

yang digunakan untuk mengatasi infeksi pada saluran pencernaan. Zat kimia yang

terkandung berfungsi untuk mencegah penyebaran atau membunuh agen

infeksius.

Gambar 2. Struktur Sulfaguanidin

Papaverin HCl merupakan peripheral vasodilatator. Bekerja secara

langsung untuk merelaksasikan tonus pada otot polos, khususnya ketika terjadi

kontraksi spasmodik yang disebabkan oleh vasodilatasi pembuluh darah koroner,

cerebral, pulmonum, dan arteri peripheral. Contohnya merelaksasikan otot polos

pada bronkhus, saluran pencernaan, ureter, dan sistem biliary.

Papaverin HCl diserap dengan cepat pada saluran pencernaan, secara oral

faktor penyerapannya sebesar 54%, dan dimetabolisme di hati. Bahan obat

tersebut terdepot pada lemak dan di hati, sisanya didistribusikan ke seluruh tubuh,

90% berikatan dengan protein.

Page 5: Laporan Minggu Depan Jeng

Gambar 3. Struktur Papaverin HCl

Oleum menthaepip atau minyak permen yang ditambahkan pada campuran

serbuk berfungsi untuk memberikan aroma yang lebih sedap. Kandungan utama

dari oleum menthaepip adalah menthol, walaupun kadar menthol pada minyak

permen cukup tinggi, menthol total (± 75%) dan menthol bebas (± 52%) namun

ini belum stabil dan berbeda rasanya dengan yang dihasilkan oleh Negara lain.

Minyak permen Indonesia lebih segar dan tajam, tetapi rasanya agak pehit. Hal ini

disamping karena pengaruh varietas juga kemungkinan disebabkan oleh berbagai

factor iklim, tanah, irigasi, masa panen, penyulingan dan lain-lain.

Hasil

Sediaan farmasi yang telah dibuat yaitu berupa serbuk terbagi. Obat ini

merupakan obat yang dapat mengatasi gangguan saluran pencernaan disertai

demam.

Page 6: Laporan Minggu Depan Jeng

Gambar 4. Serbuk terbagi Gambar 5. Serbuk terbagi

Pembahasan

Pada praktikum ini, dilakukan pembuatan sediaan solid berupa serbuk

terbagi. Serbuk terbagi merupakan serbuk yang dibagi dalam bobot sama

kemudian dibungkus kertas perkamen untuk sekali pemakaian. Sediaan ini

mengandung parasetamol, sulfaguanidin, sacharum lactis, oleum menthae, dan

papaverin HCl.

Pencampuran dimulai dengan memasukkan sacharum lactis terlebih

dahulu untuk menutupi pori-pori mortar. Bahan ini adalah bahan tambahan dan

berjumlah banyak sehingga dapat mengantisipasi berkurangnya bahan aktif

utama. Setelah itu, Papaverin HCl sebagai obat keras dalam resep ini dimasukkan

ke dalam mortar, ditambah dengan 1/3 bagian dari sacharum lactis. Papaverin

berupa serbuk hablur berwarna putih dan tidak berbau. Bahan ini memiliki

manfaat sebagai anti spasmodik atau spasmolitik. Pada penyakit saluran

pencernaan, bahan ini penting karena bekerja merelaksasikan otot polos dan

bekerja langsung pada otot tersebut. Selain bekerja pada saluran cerna, papaverin

juga diindikasikan pada spasmus bronchus, saluran empedu, dan salurin urin serta

uterus, juga digunakan pada gangguan pasokan darah perifer dan angina pectoris

walaupun dalam hal ini banyak dipertentangkan khasiatnya (Mutschler 1991).

Karena merelaksasi otot polos, maka otot pembuluh darah pun ikut terpengaruh

sehingga efeknya sama seperti pada usus. Efek terutama tampak jelas pada

kenaikan tonus.

Dalam aplikasinya, papaverin memiliki efek samping seperti gangguan

kardiovaskular (pada aplikasi dengan rute intravena), pusing, sakit kepala,

Page 7: Laporan Minggu Depan Jeng

obstipasi, dan meningkatnya transpirasi (Mutschler 1991). Oleh karena itu, obat

ini juga mengandung parasetamol sebagai analgesik dan antipiretik. Gangguan

pada saluran cerna sering menimbulkan rasa nyeri. Nyeri pada bagian visceral

terjadi antara lain pada tegangan organ perut, kejang otot polos, aliran darah

kurang, dan penyakit yang disertai radang. Rasa nyeri tersebut dapat diatasi

dengan pemberian parasetamol ini. Gejala demam yang mungkin ditimbulkan

oleh gangguan pencernaan pun diatasi oleh parasetamol. Parasetamol atau

asetaminofen merupakan sediaan berupa serbuk hablur berwarna putih dan tidak

berbau.

Bahan lainnya yang terdapat dalam resep yaitu sulfaguanidin. Bahan ini

juga berupa serbuk hablur berwarna putih atau hampir putih dan tidak berbau atau

hampir tidak berbau. Penyakit saluran cerna kerap kali ditimbulkan oleh bakteri

sehingga bahan ini penting dimasukkan karena berfungsi sebagai antibakteri.

Setelah sacharum lactis, papaverin, sulfaguanidin, dan parasetamol telah

tercampur homogen, ke dalam mortar dimasukkan oleum menthae sebanyak satu

tetes. Oleum menthae atau minyak permen berupa cairan tidak berwarna atau

berwarna kuning pucat. Bahan ini memiliki bau khas yang kuat dan menusuk serta

rasa pedas diikuti rasa dingin jika udara dihirup melalui mulut. Bahan ini

ditambahkan untuk menghilangkan bau yang ditimbulkan oleh ketiga bahan aktif

di atas. Penambahannya dilakukan di akhir perlakuan karena bahan ini bersifat

volatile atau mudah menguap.

Keterangan pada resep yaitu m.f.pulv.d.t.d. No.X (misce fac pulveres de

tales dosis numero desem) bermaksud bahwa sediaan serbuk dicampur dan dibuat

untuk dibagi sebanyak sepuluh takaran. Maka serbuk yang telah dicampur dibagi

ke dalam 10 kertas perkamen untuk dibungkus. Pembagian didasarkan pada

perkiraan mata. Setelah itu, kertas perkamen dilipat dan kesepuluh obat tersebut

dimasukkan ke dalam pot plastik. Bahan-bahan aktif dalam obat sensitif terhadap

cahaya sehingga penyimpanan harus dalam wadah tertutup dan tidak tembus

cahaya agar efek obat tidak berkurang.

Page 8: Laporan Minggu Depan Jeng

Pot plastik yang telah berisi obat ditempel dengan etiket berwarna putih

karena obat ini merupakan obat dalam (diaplikasikan per oral dan masuk dalam

saluran cerna). Pada resep tertulis s.t.d.d 1 pulv. a.c (signa ter de die uno pulvis

ante cibos) yang berarti obat tersebut diberikan tiga kali dalam sehari sebanyak 1

bungkus sebelum makan. Keterangan ini ditulis dalam etiket putih yang

ditempelkan pada pot plastik. Kemudian diberi label yang bertuliskan ‘Tidak

boleh diulang tanpa resep dokter hewan’. Hal ini disampaikan karena dalam obat

mengandung obat keras, yaitu papaverin HCl, yang tidak boleh didapatkan tanpa

resep dokter.

Daftar Pustaka

Adilla.2009.Pulveres/pulvis.http://farmasikukini.blogspot.com/2009/11/pulveresp

ulvis.html [28 Februari 2010].

Anonim. 2007. Acetaminophen (Paracetamol). http://www.blogdokter.net/2007/09/08/acetaminophen-paracetamol.html [5 Maret 2010].

Anonim. 2010. Papaverin-HCl Complete Information. http://www.drugs.com/ppa/papaverine-hcl.html [ 5 Maret 2010].

Anonim. 2010. Paracetamol. http://en.wikipedia.org/wiki/Paracetamol [5 Maret 2010].

Anonim. 2010. Paracetamol. http://www.dechacare.com/Paracetamol-P58.html [5 Maret 2010].

Anonim. 2010. Sulfaguanidine – Compound Summary. http://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/summary/summary.cgi?cid=5324 [5 Maret 2010].

Mutschler, Ernst. 1991. Dinamika Obat. Bandung: Penerbit ITB.

Sumayyah, M. 2009. Pulvis dan Pulveres.

http://meikesumayyah.blogspot.com/pulvis-dan-pulveres.html [1 Maret

2009].

Page 9: Laporan Minggu Depan Jeng