laporan michelson12

6
ABSTRAK Interferometer michelson merupakan percobaan untuk mengidentifikasi pola interferensi.(8) percobaan ini bertujuan untuk menentukan tetapan kalibrasi (K) interferometer Michelson menggunakan laser HeNe. (12). Percobaan dimulai dengan terbaginya sinar laser menjadi dua oleh beam splitter, satu bagian direfleksikan ke adjustable mirror dan bagian yang lain ditransmisikan ke moveable mirror. Sinar refleksi dan transmisi akan bertemu kemabli dan berinterferensi yang selanjutnya akan membentuk pola-pola frinji.(39) tetapan kalibrasi yang diperoleh yaitu k1=(0.974+-(-23,76)) dan k2=(0.915=_0.017) (8). Dari hasil yang diperoleh, disimpulkan bahwa tetapan kalibrasi dari eksperimen berbeda dengan literature yang seharusnya bernilai 1. Salah satu yang mempengaruhi yaitu kesalahan dalam menghitung jumlah frinji. (27) 66 27 93 LAPORAN prinsip kerja dari perangkat interferometer michelson yaitu seberkas cahaya monokromatik menumbuk kolimator atau pembagi berkas sehingga masing-masing berkas dibuat melewati dua panjang lintasan yang berbeda, kemudian bertemu kembali melalui pantulan dari dua cermin yang letaknya saling tegak lurus dengan titik pembagi berkas/kolimator tersebut. Maka terbentuklah pola interferensi akibat penggabungan dua gelombang cahaya. Pola interferensi itu terjadi karena adanya perbedaan panjang lintasan yang ditempuh dua berkas gelombang cahaya yang telah disatukan

Upload: illavi-pebrian-praseti

Post on 02-Oct-2015

218 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

membahas mengenai percobaan interferpmeter michelson

TRANSCRIPT

ABSTRAKInterferometer michelson merupakan percobaan untuk mengidentifikasi pola interferensi.(8) percobaan ini bertujuan untuk menentukan tetapan kalibrasi (K) interferometer Michelson menggunakan laser HeNe. (12). Percobaan dimulai dengan terbaginya sinar laser menjadi dua oleh beam splitter, satu bagian direfleksikan ke adjustable mirror dan bagian yang lain ditransmisikan ke moveable mirror. Sinar refleksi dan transmisi akan bertemu kemabli dan berinterferensi yang selanjutnya akan membentuk pola-pola frinji.(39) tetapan kalibrasi yang diperoleh yaitu k1=(0.974+-(-23,76)) dan k2=(0.915=_0.017) (8). Dari hasil yang diperoleh, disimpulkan bahwa tetapan kalibrasi dari eksperimen berbeda dengan literature yang seharusnya bernilai 1. Salah satu yang mempengaruhi yaitu kesalahan dalam menghitung jumlah frinji. (27) 662793

LAPORANprinsip kerja dariperangkat interferometer michelsonyaitu seberkas cahaya monokromatik menumbuk kolimator atau pembagi berkas sehingga masing-masing berkas dibuat melewati dua panjang lintasan yang berbeda, kemudian bertemu kembali melalui pantulan dari dua cermin yang letaknya saling tegak lurus dengan titik pembagi berkas/kolimator tersebut. Maka terbentuklah pola interferensi akibat penggabungan dua gelombang cahaya. Pola interferensi itu terjadi karena adanya perbedaan panjang lintasan yang ditempuh dua berkas gelombang cahaya yang telah disatukantersebut.

Untuk memperoleh ukuran yang presisi maka suatu alat ukur memerlukan kalibrasi. Pada percobaan ini kalibrasi dilakukan pada interferometer Michelson dengan sumber cahaya laser HeNe yang panjang gelombangnya sudah diketahui sebelumnya yaitu sebesar 632,8 nm. Dari praktikum ini diperoleh 2 besaran kalibrasi yaitu merupakan besaran kalibrasi yang diperoleh dari ralat grafik dan merupakan tetapan rata-rata kalibrasi dari setiap pengukuran kelipatan 25 frinji. Tetapan kalibrasi K1 bernilai 0,2857 sedangkan bernilai 0,0876. Perbedaan dan terpaut sangat jauh, hal ini disebabkan merupakan gradient dari keselurahan data yang diperoleh dari grafik hubungan jumlah frinji dan pergeseran movable mirror sehingga memerlukan panjang gelombang sumber cahaya ( supaya sebanding dengan tetapan kalibrasi rata-rata . Hal ini menandakan memiliki orde yang jauh lebih besar dari pada , mengingat satuan dari panjang gelombang berupa nano meter (nm) sedangkan perubahan movable mirror dalam sekala ukur mikrometer (m).

Berdasarkan data yang diperoleh dapat dibentuk grafik hubungan antara jumlah frinji dan jarak perubahan movable mirror yang terukur melalui mikrometer. Grafik yang dibentuk seperti pada gambar 3.1. gambar tersebut menghasilkan grafik yang linier. Keadaan tersebut terkait dengan hubungan jumlah frinji yang semakin besar maka jarak perubahan movable mirror juga semakin besar. Hal ini menandakan bahwa hubungan jumlah frinji dengan jarak movable mirror berbanding lurus. Perubahan frinji yang terjadi disebabkan perubahan jarak lintasan salah satu berkas sinar yang mengalami super posisi sehingga menyebabkan terjadinya beda fase. Perubahan jarak lintasan tersebut terjadi pada saat menggeser movable mirror dengan menggunakan knob pada mikrometer.Jika diperhatikan secara seksama grafik yang dihasilkan linier akan tetapi kelinieran yang dihasilkan ada sedikit cacat dengan kata lain tidak membentuk garis lurus seperti gambar 2.2. Hal ini disebabkan kesalahan dalam pengambilan data yaitu menghitung jumlah frinji ataupun dalam membaca mikrometer.