laporan magang minggu i

23
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DALAM SEMINGGU DI PUSKESWAN BANYUPUTIH Oleh : Bona Ari Swasti M 125130100111037 Getty Amura Lafali 125130101111019 PROGRAM KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Upload: bona-ariswasti

Post on 14-Apr-2016

233 views

Category:

Documents


13 download

DESCRIPTION

,cnxcnxclkhdhfdj.

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Magang Minggu i

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DALAM SEMINGGU

DI PUSKESWAN BANYUPUTIH

Oleh :

Bona Ari Swasti M 125130100111037

Getty Amura Lafali 125130101111019

PROGRAM KEDOKTERAN HEWAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2016

Page 2: Laporan Magang Minggu i

LAPORAN MINGGUAN PKL

Selasa, 19 Januari 2016

1. Kasus I

Sinyalement : Sapi potong (pedet)

Jenis kelamin : Jantan

Umur : 5 hari

Gejala klinis :

a. suhu tubuh 40 oC

b. ada leleran di hidung

c. nafas tersengal-sengal

d. adanya gangguan lokomotif pada ekstremitas

Diagnosa : BEF (Bovine Epheral Fever)

Pengobatan :

a. Vetadryl secara IM (sebagai antihistamin)

b. B Sanplex secara IM (sebagai B kompleks)

c. Sulpidon secara IM (sebagai analgesi, antipiretik, dan antispasmodik)

Catatan : untuk pedet sebaiknya diberi minum susu dari induk jika

mengalami sakit, karena susu induk mengandung colostrum yang tinggi untuk

antibodi tubuh pedet. Jika induk tidak mau menyusui, pemilik harus memerah

susu untuk pedet. BEF biasanya akan sembuh sendiri setelah tiga-empat hari

pasca infeksi yang menampakkan gejala klinis.

2. Kasus II

Sinyalement : Sapi potong

Jenis kelamin : Betina

Umur : ± 2 tahun

Gejala klinis :

a. suhu tubuh 41 oC

b. ada leleran di hidung

c. nafas tersengal-sengal

d. adanya gangguan lokomotif pada ekstremitas (sapi sering rebah

sternal)

e. adanya pembesaran limfonodus (limfondus inguinalis dan limfonodus

poplitea)

Page 3: Laporan Magang Minggu i

f. adanya keropeng berwarna hitam bulat (akibat caplak)

Diagnosa : BEF (Bovine Epheral Fever) parah

Pengobatan :

a. Sulfidon secara IM (sebagai analgesi, antipiretik, dan antispasmodik)

b. Vetadryl secara IM (sebagai antihistamin)

c. B sanplex secara IM (sebagai vitamin b kompleks)

d. Limoxyn spray (untuk luka sekitar kebengkakan di limfonodus)

e. Air rebusan daun sirih (diberikan oleh pemilik sebagai antibiotik)

Catatan : sapi ini diduga sebelumnya sering diberikan DEXA M sebagai

suplemen makan dan minum sehingga sapi menjadi senang makan dan minum

dalam jumlah banyak. Kemudian pemberian DEXA M yang terus menerus

menyebabkan kerusakan pada organ dalam sapi dan mendepress sistem imun

yang ada pada jaringan, sehingga ketika sapi terkena infeksi BEF

limfoglandula bekerja lebih ekstra dalam menghasilkan antibodi yang

menyebabkan pembesaran limfoglandula. BEF biasanya akan sembuh sendiri

setelah tiga-empat hari pasca infeksi yang menampakkan gejala klinis namun

karena rendahnya sistem imun pada sapi ini perlu diberi pengetahuan lebih

lanjut terhadap pemilik untuk berjaga-jaga dengan kemungkinan yang mungkin

terjadi kedepannya.

3. Kasus III

Sinyalement : Domba

Jenis kelamin : Betina

Umur : ± 1,5 tahun

Gejala klinis :

a. suhu tubuh 39 o

b. habis melahirkan 4 ekor anak

c. susah berdiri

d. termin hidung kering

e. kurang nafsu makan dan nafsu minum

Diagnosa : Hipokalsemia

Pengobatan :

a. Calcidex secara subkutan (untuk mengatasi hipokalsemia, berisi

calcium glukoronat, Mg, dan P)

b. Vitol secara IM (vitamin A,D,E,K)

Page 4: Laporan Magang Minggu i

c. B Sanplex secara IM (vitamin B kompleks)

d. Pemberian mineral bubuk (diberikan kepada pemilik, penggunaan

dengan cara mencampurkan satu sendok mineral dengan satu ember air

setiap pagi dan sore)

Catatan : Hipokalsemia diduga terjadi karena kekurangan protein dalam

serum darah domba, hal itu dipengaruhi akibat jumlah anak domba yang

dilahirkan banyak yaitu 4 ekor. Pemberian calcidex secara subkutan bertujuan

untuk menghindari kemungkinan kepincangan jika diberikan secara IM dan

pemberian injeksi secara sc dapat menyerapkan penyerapan obat lebih lama

sehingga efek obat yang diberikan dapat lebih lama. Pemilik diberi advice agar

ternak diberikan mineral secara teratur, diberi pakan hijau yang baik, dan

diberikan jamu pada domba berupa kunyit dan gula. Untuk menambah tenaga

dari induk perlu diberi pula air gula kepada indukan (gula satu genggam dan air

satu ember).

4. Kasus IV

Sinyalement : Sapi potong

Jenis kelamin : Betina

Umur : ± 2 tahun

Gejala klinis :

a. suhu tubuh 38,5 oC

b. bunting 6 bulan

c. susah berdiri (rebah lateral, menumpu pada salah satu sisi tubuh)

d. ada luka pada bagian kaki

Diagnosa : Hipokalsemia

Pengobatan :

a. Calcidex secara subkutan (untuk mengatasi hipokalsemia, berisi

calcium glukoronat, Mg, dan P)

b. Vitol secara IM (vitamin A,D,E,K)

c. B Sanplex secara IM (vitamin B kompleks)

d. Pemberian mineral bubuk (diberikan kepada pemilik, penggunaan

dengan cara mencampurkan satu sendok mineral dengan satu ember air

setiap pagi dan sore)

Catatan : Hipokalsemia diduga terjadi karena kekurangan protein dalam

serum darah sapi, hal itu dipengaruhi akibat kebutuhan kalsium yang tinggi

Page 5: Laporan Magang Minggu i

menjelang kebuntingan (karena kalsium untuk pembentukan tulang fetus dan

pembentukan air susu induk). Pemberian calcidex secara subkutan bertujuan

untuk menghindari kemungkinan kepincangan jika diberikan secara IM dan

pemberian injeksi secara sc dapat menyerapkan penyerapan obat lebih lama

sehingga efek obat yang diberikan dapat lebih lama. Pemilik diberi advice agar

ternak diberikan mineral secara teratur, diberi pakan hijau yang baik, dan

diberikan jamu berupa kunyit dan gula. Untuk menambah tenaga dari induk

perlu diberi pula air gula kepada indukan (gula satu genggam dan air satu

ember).

5. Kasus V

Sinyalement : Sapi potong

Jenis kelamin : Betina

Umur : ± 2 tahun

Gejala klinis :

a. suhu tubuh 40 oC

b. ada leleran di hidung

c. nafas tersengal-sengal

d. adanya gangguan lokomotif pada ekstremitas (sapi sering rebah

sternal)

e. adanya bloat (kembung)

f. tidak mau makan dan minum

Diagnosa : BEF (Bovine Epheral Fever)

Pengobatan :

f. B sanplex secara IM (sebagai vitamin B kompleks)

g. Sulfidon secara IM (sebagai analgesi, antipiretik, dan antispasmodik)

h. Vetadryl secara IM (sebagai antihistamin)

i. Untuk kembung diberikan minyak goreng dan minyak kayu putih

(masing-masing setengah cangkir) secara oral

j. Air rebusan daun sirih (diberikan oleh pemilik sebagai antibiotik)

Catatan : BEF biasanya akan sembuh sendiri setelah tiga-empat hari

pasca infeksi yang menampakkan gejala klinis. Bloat terjadi akibat sapi rebah

lateral terlalu lama dan tidak mau makan.

Page 6: Laporan Magang Minggu i

Rabu, 20 Januari 2016

1. Kasus I

Sinyalement : Sapi potong

Jenis kelamin : Betina

Umur : ± 2,5 tahun

Gejala klinis :

a. suhu tubuh 38,5 oC

b. ada bekas darah di ekor

c. saat dilakukan palpasi rektal uterus masih teraba kencang

Diagnosa : Metestrus

Pengobatan : dilakukan palpasi rektal

Catatan : bercak darah dikarenakan sapi memasuki fase metestrus,

dimana pembuluh darah disekitar sistem reproduksi peca akibat penurunan

hormon yang tiba-tiba secara cepat.

2. Kasus II

Sinyalement : Sapi potong

Jenis kelamin : Betina

Umur : ± 2 tahun

Gejala klinis :

a. suhu tubuh 39 oC

b. bunting 7 bulan

c. susah berdiri (rebah lateral, menumpu pada salah satu sisi tubuh)

d. ada luka pada bagian kaki

Diagnosa : Hipokalsemia

Pengobatan :

a. Calcidex secara subkutan (untuk mengatasi hipokalsemia, berisi

calcium glukoronat, Mg, dan P)

b. Vitol secara IM (vitamin A,D,E,K)

c. B Sanplex secara IM (vitamin B kompleks)

d. Pemberian mineral bubuk (diberikan kepada pemilik, penggunaan

dengan cara mencampurkan satu sendok mineral dengan satu ember air

setiap pagi dan sore)

Catatan : Hipokalsemia diduga terjadi karena kekurangan protein dalam

serum darah sapi, hal itu dipengaruhi akibat kebutuhan kalsium yang tinggi

Page 7: Laporan Magang Minggu i

menjelang kebuntingan (karena kalsium untuk pembentukan tulang fetus dan

pembentukan air susu induk). Pemberian calcidex secara subkutan bertujuan

untuk menghindari kemungkinan kepincangan jika diberikan secara IM dan

pemberian injeksi secara sc dapat menyerapkan penyerapan obat lebih lama

sehingga efek obat yang diberikan dapat lebih lama. Pemilik diberi advice agar

ternak diberikan mineral secara teratur, diberi pakan hijau yang baik, dan

diberikan jamu berupa kunyit dan gula. Untuk menambah tenaga dari induk

perlu diberi pula air gula kepada indukan (gula satu genggam dan air satu

ember).

3. Kasus III

Sinyalement : Sapi potong

Jenis kelamin : Betina

Umur : ± 2 tahun

Gejala klinis :

a. Adanya plasenta yang tidak lepas dan menggantung keluar melalui

vulva

b. Pasca melahirkan 12 jam

Diagnosa : retensi

Pengobatan :

a. Dilakukan anastesi epidural (lidocain) sebanyak 4 cc

b. Disiapkan flusing (betadin+antibiotik+air) dengan perbandingan 1:10

c. Dilakukan pengikisan lapisan kotiledon, setelah semuanya terkelupas

barulah ditarik hingga ikatan dengan karunkula terlepas

d. Injeksi antibiotik (colibac) secara IM

e. B sanplex secara IM (sebagai vitamin B kompleks)

f. Sulfidon secara IM (sebagai analgesi, antipiretik, dan antispasmodik)

g. Calcidex secara subkutan (untuk mencegah hipokalsemia, berisi

calcium glukoronat, Mg, dan P)

Catatan : retensi biasanya baru bisa ditangani jika placenta tidak lepas

dengan sendirinya lebih dari 8 jam pasca melahirkan. Retensi ini diduga terjadi

karena hipokalsemia pada sapi sehingga menyebabkan kontraksi antara

karunkula dan kotiledon tidak dapat terjadi, dimana kegagalan kontraksi

tersebut menyebabkan placenta tidak dapat lepas dengan sendirinya. Ternak

Page 8: Laporan Magang Minggu i

yang mengalami retensi harus dicek secara terus menerus selama tia hari untuk

mengontrol terjadi tidaknya prolaps.

4. Kasus IV

Sinyalement : Sapi potong (pedet)

Jenis kelamin : betina

Umur : 7 hari

Gejala klinis :

a. Adanya manifestasi larva lalat dibagian umbilikus (saluran bekas

persambungan dengan plasenta induk)

Diagnosa : Miasis

Pengobatan :

a. Pembersihan dengan flusing (betadin+air dengan perbandingan 1:10)

b. Vitol secara IM (sebagai vitamin A,D,E,K)

c. B Sanplex secara IM (sebagai B kompleks)

d. Limoxyn spray (antibiotik spray)

Catatan : pengobatan dilanjutkan secara terus menerus dengan dilakukan

pemberian antibiotik yang sudah dilarutkan dengan air dengan cara ditaruh

dikapas dan dioleskan setiap pagi dan sore. Pada kasus ini harus terus diawasi

untuk berjaga-jaga jika tejadi hernia umbilikalis.

5. Kasus V

Sinyalement : Sapi potong

Jenis kelamin : Betina

Umur : ± 2 tahun

Gejala klinis :

a. suhu tubuh 40 oC

b. ada leleran di hidung

c. nafas tersengal-sengal

d. adanya gangguan lokomotif pada ekstremitas (sapi sering rebah

sternal)

e. tidak mau makan dan minum

Diagnosa : BEF (Bovine Epheral Fever)

Pengobatan :

a. B sanplex secara IM (sebagai vitamin B kompleks)

b. Sulfidon secara IM (sebagai analgesi, antipiretik, dan antispasmodik)

Page 9: Laporan Magang Minggu i

c. Vetadryl secara IM (sebagai antihistamin)

d. Air rebusan daun sirih (diberikan oleh pemilik sebagai antibiotik)

Catatan : BEF biasanya akan sembuh sendiri setelah tiga-empat hari

pasca infeksi yang menampakkan gejala klinis.

6. Kasus VI

Sinyalement : Sapi potong

Jenis kelamin : Betina

Umur : ± 2 tahun

Gejala klinis :

d. suhu tubuh 39 oC

e. sudah di IB 4 bulan sebelumnya

Diagnosa : Pemeriksaan kebuntingan

Pengobatan : dilakukan palpasi rektal

Catatan : saat dilakukan palpasi rektal teraba adanya kepala dari fetus.

7. Kasus VII

Sinyalement : Sapi potong

Jenis kelamin : Betina

Umur : ± 3 tahun

Gejala klinis :

a. suhu tubuh 38,5 oC

b. pasca melahirkan

c. susah berdiri (rebah lateral, menumpu pada salah satu sisi tubuh)

d. ada luka pada bagian kaki

Diagnosa : Hipokalsemia

Pengobatan :

a. Calcidex secara subkutan (untuk mengatasi hipokalsemia, berisi

calcium glukoronat, Mg, dan P)

b. Vitol secara IM (vitamin A,D,E,K)

c. B Sanplex secara IM (vitamin B kompleks)

d. Pemberian mineral bubuk (diberikan kepada pemilik, penggunaan

dengan cara mencampurkan satu sendok mineral dengan satu ember air

setiap pagi dan sore)

Catatan : Hipokalsemia diduga terjadi karena kekurangan protein dalam

serum darah sapi, hal itu dipengaruhi akibat kebutuhan kalsium yang tinggi

Page 10: Laporan Magang Minggu i

pasca partus. Pemberian calcidex secara subkutan bertujuan untuk menghindari

kemungkinan kepincangan jika diberikan secara IM dan pemberian injeksi

secara sc dapat menyerapkan penyerapan obat lebih lama sehingga efek obat

yang diberikan dapat lebih lama. Pemilik diberi advice agar ternak diberikan

mineral secara teratur, diberi pakan hijau yang baik, dan diberikan jamu berupa

kunyit dan gula. Untuk menambah tenaga dari induk perlu diberi pula air gula

kepada indukan (gula satu genggam dan air satu ember).

Kamis, 21 Januari 2016

1. Kasus I

Sinyalement : Sapi potong

Jenis kelamin : Betina

Umur : ± 2 tahun

Gejala klinis :

a. suhu tubuh 38,5 oC

b. adanya leleran keruh di vulva

c. sapi merejan secara terus menerus

Diagnosa : infeksi pada uterus dan diduga adanya corpus luteum

persistent

Pengobatan :

a. Dilakukan flushing ke dalam uterus dengan larutan flushing betadin,

air, dan penstrep.

b. Injeksi Antibitiotik (Oxytetrscyclin)

e. Pemberian Sulpidon secara IM (sebagai analgesi, antipiretik, dan

antispasmodik)

e. Pemberian Vitol secara IM (vitamin A,D,E,K)

f. B sanplex secara IM (sebagai vitamin B kompleks)

g. Pemberian mineral bubuk (diberikan kepada pemilik, penggunaan

dengan cara mencampurkan satu sendok mineral dengan satu ember air

setiap pagi dan sore)

Catatan : pengobatan harus dilakukan berulang setiap empat hari dengan

metode pengobatan yang sama.

2. Kasus II

Sinyalement : Sapi potong

Page 11: Laporan Magang Minggu i

Jenis kelamin : Jantan

Umur : ± 2 tahun

Gejala klinis :

f. suhu tubuh 41 oC

g. ada leleran di hidung

h. nafas tersengal-sengal

i. adanya gangguan lokomotif pada ekstremitas (sapi sering rebah

sternal)

j. adanya luka di bagian kaki belakang

k. tidak mau makan dan minum

Diagnosa : BEF (Bovine Epheral Fever)

Pengobatan :

h. B sanplex secara IM (sebagai vitamin B kompleks)

i. Sulfidon secara IM (sebagai analgesi, antipiretik, dan antispasmodik)

j. Vetadryl secara IM (sebagai antihistamin)

k. Air rebusan daun sirih (diberikan oleh pemilik sebagai antibiotik)

Catatan : BEF biasanya akan sembuh sendiri setelah tiga-empat hari

pasca infeksi yang menampakkan gejala klinis. Luka pada kaki diakibatkan

adanya gesekan dengan lantai saat hewan rebahan pada lantai kandang dan

hewan pada kasus ini diperparah akibat tumpuan yang terlalu berat dari berat

badan ternak tersebut.

3. Kasus III

Sinyalement : Sapi potong

Jenis kelamin : Betina

Umur : ± 2,5 tahun

Gejala klinis :

a. suhu tubuh 38 oC

b. bunting 6 bulan

c. tidak bisa berdiri (rebah lateral, menumpu pada salah satu sisi tubuh)

Diagnosa : Hipokalsemia

Pengobatan :

a. Calcidex secara subkutan (untuk mengatasi hipokalsemia, berisi

calcium glukoronat, Mg, dan P)

b. Vitol secara IM (vitamin A,D,E,K)

Page 12: Laporan Magang Minggu i

c. B Sanplex secara IM (vitamin B kompleks)

d. Pemberian mineral bubuk (diberikan kepada pemilik, penggunaan

dengan cara mencampurkan satu sendok mineral dengan satu ember air

setiap pagi dan sore)

Catatan : Hipokalsemia diduga terjadi karena kekurangan protein dalam

serum darah sapi, hal itu dipengaruhi akibat kebutuhan kalsium yang tinggi

menjelang kebuntingan (karena kalsium untuk pembentukan tulang fetus dan

pembentukan air susu induk). Pemberian calcidex secara subkutan bertujuan

untuk menghindari kemungkinan kepincangan jika diberikan secara IM dan

pemberian injeksi secara sc dapat menyerapkan penyerapan obat lebih lama

sehingga efek obat yang diberikan dapat lebih lama. Pemilik diberi advice agar

ternak diberikan mineral secara teratur, diberi pakan hijau yang baik, dan

diberikan jamu berupa kunyit dan gula. Untuk menambah tenaga dari induk

perlu diberi pula air gula kepada indukan (gula satu genggam dan air satu

ember).

4. Kasus IV

Sinyalement : Sapi potong

Jenis kelamin : Betina

Umur : ± 2 tahun

Gejala klinis :

a. suhu tubuh 41 oC

b. ada leleran di hidung

c. nafas tersengal-sengal

d. adanya gangguan lokomotif pada ekstremitas (sapi sering rebah

sternal)

e. tidak mau makan dan minum

Diagnosa : BEF (Bovine Epheral Fever)

Pengobatan :

a. B sanplex secara IM (sebagai vitamin B kompleks)

b. Sulfidon secara IM (sebagai analgesi, antipiretik, dan antispasmodik)

c. Vetadryl secara IM (sebagai antihistamin)

d. Air rebusan daun sirih (diberikan oleh pemilik sebagai antibiotik)

Catatan : BEF biasanya akan sembuh sendiri setelah tiga-empat hari

pasca infeksi yang menampakkan gejala klinis.

Page 13: Laporan Magang Minggu i

5. Kasus V

Pada hari kamis kami melakukan observasi lapangan di pasar hewan asembagus (kamisan)

untuk mengetahui keadaan jual beli hewan di pasar hewan, khususnya sapi dan kambing.

Jumat, 22 Januari 2016

1. Kasus I

Sinyalement : Sapi potong

Jenis kelamin : Betina

Umur : ± 2 tahun

Gejala klinis :

a. suhu tubuh 39 oC

b. bunting sembilan bulan

c. saat dilakukan palpasi, cervix masih menutup rapat namun vulva sudah

melebar, ambing sudah mengeras dan berwarna merah.

Diagnosa : Pemeriksaan kebuntingan

Pengobatan : dilakukan palpasi rektal

Catatan : -

2. Kasus II

Sinyalement : Sapi potong

Jenis kelamin : Betina

Umur : ± 2 tahun

Gejala klinis :

a. adanya leleran keruh di vulva

b. sapi merejan secara terus menerus

c. bagian vulva terdapat bintik-bintik merah

Diagnosa : vaginitis

Pengobatan :

a. Dilakukan flushing ke dalam uterus dengan larutan flushing betadin,

air, dan penstrep.

b. Injeksi Antibitiotik (Oxytetrscyclin)

c. Pemberian Sulpidon secara IM (sebagai analgesi, antipiretik, dan

antispasmodik)

Page 14: Laporan Magang Minggu i

d. Pemberian Vitol secara IM (vitamin A,D,E,K)

e. B sanplex secara IM (sebagai vitamin B kompleks)

f. Pemberian mineral bubuk (diberikan kepada pemilik, penggunaan

dengan cara mencampurkan satu sendok mineral dengan satu ember air

setiap pagi dan sore)

Catatan : pengobatan harus dilakukan berulang setiap empat hari dengan

metode pengobatan yang sama.

3. Kasus III

Sinyalement : Sapi potong

Jenis kelamin : Betina

Umur : ± 2,5 tahun

Gejala klinis :

a. suhu tubuh 38,5 oC

b. bunting 7 bulan

c. tidak bisa berdiri (rebah lateral, menumpu pada salah satu sisi tubuh)

Diagnosa : Hipokalsemia

Pengobatan :

a. Calcidex secara subkutan (untuk mengatasi hipokalsemia, berisi

calcium glukoronat, Mg, dan P)

b. Vitol secara IM (vitamin A,D,E,K)

c. B Sanplex secara IM (vitamin B kompleks)

d. Pemberian mineral bubuk (diberikan kepada pemilik, penggunaan

dengan cara mencampurkan satu sendok mineral dengan satu ember air

setiap pagi dan sore)

Catatan : Hipokalsemia diduga terjadi karena kekurangan protein dalam

serum darah sapi, hal itu dipengaruhi akibat kebutuhan kalsium yang tinggi

menjelang kebuntingan (karena kalsium untuk pembentukan tulang fetus dan

pembentukan air susu induk). Pemberian calcidex secara subkutan bertujuan

untuk menghindari kemungkinan kepincangan jika diberikan secara IM dan

pemberian injeksi secara sc dapat menyerapkan penyerapan obat lebih lama

sehingga efek obat yang diberikan dapat lebih lama. Pemilik diberi advice agar

ternak diberikan mineral secara teratur, diberi pakan hijau yang baik, dan

diberikan jamu berupa kunyit dan gula. Untuk menambah tenaga dari induk

Page 15: Laporan Magang Minggu i

perlu diberi pula air gula kepada indukan (gula satu genggam dan air satu

ember).

4. Kasus IV

Sinyalement : Sapi potong

Jenis kelamin : Betina

Umur : ± 1 tahun

Gejala klinis :

a. suhu tubuh 40 oC

b. ada leleran di hidung

c. nafas tersengal-sengal

d. adanya gangguan lokomotif pada ekstremitas (sapi sering rebah

sternal)

e. tidak mau makan dan minum

Diagnosa : BEF (Bovine Epheral Fever)

Pengobatan :

a. B sanplex secara IM (sebagai vitamin B kompleks)

b. Sulfidon secara IM (sebagai analgesi, antipiretik, dan antispasmodik)

c. Vetadryl secara IM (sebagai antihistamin)

d. Air rebusan daun sirih (diberikan oleh pemilik sebagai antibiotik)

Catatan : BEF biasanya akan sembuh sendiri setelah tiga-empat hari

pasca infeksi yang menampakkan gejala klinis.

5. Kasus V

Sinyalement : Sapi potong

Jenis kelamin : Jantan

Umur : ± 1,5 tahun

Gejala klinis :

a. suhu tubuh 41 oC

b. ada leleran di hidung

c. nafas tersengal-sengal

d. adanya gangguan lokomotif pada ekstremitas (sapi sering rebah

sternal)

e. tidak mau makan dan minum

Diagnosa : BEF (Bovine Epheral Fever)

Pengobatan :

Page 16: Laporan Magang Minggu i

a. B sanplex secara IM (sebagai vitamin B kompleks)

b. Sulfidon secara IM (sebagai analgesi, antipiretik, dan antispasmodik)

c. Vetadryl secara IM (sebagai antihistamin)

d. Air rebusan daun sirih (diberikan oleh pemilik sebagai antibiotik)

Catatan : BEF biasanya akan sembuh sendiri setelah tiga-empat hari

pasca infeksi yang menampakkan gejala klinis.

6. Kasus VI

Sinyalement : Sapi potong

Jenis kelamin : Jantan

Umur : ± 1 tahun

Gejala klinis :

a. suhu tubuh 38,5 oC

b. nafas tersengal-sengal

c. diare cair

Diagnosa : Diare

Pengobatan :

a. Colibact secara IM (sebagai antibiotik)

b. B sanplex secara IM (sebagai vitamin B kompleks)

c. Sulfidon secara IM (sebagai analgesi, antipiretik, dan antispasmodik)

d. Vitol secara IM (sebagai vitamin A,D,E,K)

Catatan : -

7. Kasus VII

Sinyalement : Sapi potong

Jenis kelamin : Betina

Umur : ± 1,5 tahun

Gejala klinis :

a. Keluar darah setiap bulannya

b. sudah di IB 7 bulan sebelumnya

Diagnosa : Pemeriksaan kebuntingan

Pengobatan : dilakukan palpasi rektal

Catatan : sapi tidak bunting, darah setiap bulan bersifat normal karena

merupakan ciri dari fase metestrus dari sapi.