laporan kunjungan industri smkn 3 medan

32
KELOMPOK M.D.M.W.I NAMA : DEDEK DARWANSYAH TANJUNG IRFAN FAJARI MAIYANDA KHAIRUL IKHWAN M.CHALIK WAWAN SYAHBANA KELAS : XI KI-2 JURUSAN : KIMIA INDUSTRI SMK NEGERI 3 MEDAN Jl.STM NO.12 B Kp.Baru Medan 20219 Telp.(061) 7866530 – fax (061) 7853381 Website : www.smkn3medan.sch.id E-mail : [email protected] 1 | Page

Upload: dedek-darwansyah-tanjung

Post on 09-Aug-2015

204 views

Category:

Education


5 download

TRANSCRIPT

KELOMPOK M.D.M.W.I

NAMA : DEDEK DARWANSYAH TANJUNG

IRFAN FAJARI

MAIYANDA KHAIRUL IKHWAN

M.CHALIK

WAWAN SYAHBANA

KELAS : XI KI-2

JURUSAN : KIMIA INDUSTRI

SMK NEGERI 3 MEDANJl.STM NO.12 B Kp.Baru Medan 20219Telp.(061) 7866530 – fax (061) 7853381

Website : www.smkn3medan.sch.idE-mail : [email protected]

1 | P a g e

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penyusunan Laporan Kunjungan Industri di PTP.NUSANTARA IV (PERSERO) Pabatu ini dapat terselesaikan dengan baik tanpa kendala. Adapun penyusunan Laporan Kunjungan Industri ini berdasarkan data-data yang diperoleh selama melakukan Kunjungan Industri, buku selayang pandang, serta data-data dan keterangan dari pembimbing. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan Laporan Kunjungan Industri ini tidak lepas dari dukungan berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Usman lubis. selaku kepala sekolah SMK NEGERI 3 MEDAN yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk melaksanakan Kunjungan Industri dan tour to parapat.

2. Bapak Robi Purba . selaku kesiswaan / pembimbing lapangan Kunjungan Industri dan tour yang telah membimbing kami selama berada disana.

3. Ibu nurfadliah. selaku wali kelas XI KI-2 / Guru pembimbing selama study tour.4. Bapak syamsir . selaku guru pembimbing selama study tour.5. Pihak-pihak yang tidak dapat kami sebutkan , terima kasih atas bantuan dan do’a restu

yang berhubungan dengan kegiatan Kunjungan Industri / study tour.

Akhirnya, kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan kunjungan industri masih banyak kekurangan. Karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan, untuk itu kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan Laporan kunjungan Industri ini. Demikian kata pengantar ini kami buat, semoga dapat bermanfaat, khususnya bagi diri pribadi kami sendiri dan pembaca pada umumnya.

Medan , 6 April 2015(Penulis)

Dedek Darwansyah T

2 | P a g e

DAFTAR ISI

Hal

Cover ……………………………………………………………………………. 1

KATA PENGANTAR .......................................................................................... 2

DAFTAR ISI ........................................................................................................ 3

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang (sejarah perusahaan secara singkat)........................... 5

1.2 Tujuan kunjungan industri................................................................... 6

1.3 Manfaat kunjungan industri................................................................. 6

BAB II ISI(PROSES)

A. produk yang di hasilkan ..................................................................…….. 7

B. Proses dari bahan baku hingga barang jadi .............................................. 7

2.1 Bahan Baku.......................................................................................... 7

2.2 Proses Pengolahan Kelapa Sawit......................................................... 7

1 Stasiun Penerimaa Buah (Fruit Reception Station)............... 7

2. Timbangan............................................................................ 8

a. Penimbangan dan Pemindahan Buah................................. 8

2.3 Stasiun Perebusan (Sterilizer Station)................................................. 9

1. Tujuan Perebusan.................................................................. 10

2.4. Stasiun Penebah (Threshing station).................................................. 10

2.5 Stasiun Pengempaan (Pressing Station)............................................ 12

1. Pelumatan (Digester)............................................................ 12

2. Pegempaan (Pressing)........................................................... 12

3. Tangki Pemisahan Pasir (Desanding Device)....................... 13

4. Ayakan Getar (Vibrating Screen).......................................... 13

5. Tangki Penampung (Crude Oil Tank)................................... 13

2.6 Stasiun Pemurnian (Clarification Station)......................................... 14

1. CST (Continuous Settling Tank)........................................... 14

2. Pure Oil Tank........................................................................ 14

3. Vacum drayer........................................................................ 15

4. Sludge Oil Tank.................................................................... 15

5. Sludge Separator................................................................... 15

3 | P a g e

6. Decanter................................................................................ 16

7. Fatfit...................................................................................... 16

8. Storage Tank......................................................................... 16

C. Bahan bahan kimia yang di gunakan beserta fungsi dan dampak nya

Bagi konsumen .................................................................................... 17

D. Pemasaran ............................................................................................ 17

E. Kontribusi perusahaan terhadap masyarakat sekitar nya secara

Khusus dan masyarakat umum ............................................................. 17

F.Penanganan limbah ............................................................................... 18

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan........................................................................................ 19

3.2 Kesan ................................................................................................ 19

3.3 Saran/Pesan........................................................................................ 19

BAB IV PENUTUP ............................................................................................. 20

BAB V LAMPIRAN ( GAMBAR ) ................................................................... 21

4 | P a g e

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ( Sejarah perusahaan secara singkat)

Unit kebun pabatu berasal dari hak konsesi pabatu gunung kataran dan dolok

merawan milik handless vereninging amsterdam yang di ambil alih dan

dinasionalisasikan oleh pemerintah indonesia dari BOCM pada tahun 1957 dengan luas

areal keseluruhan saat itu 6.173,53 hektar.pada awal nya sampai dengan tahun 1938 , unit

kebun pabatu adalah perkebunan tembakau yang di kenversi oleh BOCM menjadi

perkebunan sawit.

Berdasarkan konstatering no : 110/-PPT/B, menteri dalam negeri Cq. Di rektorat

Jenderal agraria melalui surat keputusan no.:19/HGU/DA/-1976 tanggal 26 juni 1976

memberikan hak guna usaha kepada PNP-IV atas areal seluas 5.770,07 hektar yang

didasari atas pemeriksaan yang di lakukan oleh panitia B yang menetapkan bahwa areal

tersebut bebas dari pendudukan rakyat. Dengan luas kebun 5.770,07 hektar tersebut .unit

kebun pabatu ditopang oleh sumber daya manusia yang berjumlah : karyawan pimpinan

20 orang,tenaga pendidik 2 orang,karyawan pelaksana 1.186 orang, dan pengamanan 1

orang.

PTPN IV dibentuk berdasarkan PP nomor 09 tahun 1996 tentang peleburan PTP yang

berada di wilayah sumatera utara dan akte notaris harun kamil, SH no.37 tanggal 11 maret

1996. Pengesahan dari menteri kehakiman dengan SK no. C2-8332. HT.01.01 tanggal 8

agustus 1996, dan diumumkan dalam berita negara republik indonesia no. 81 tanggal 8

oktober 1996. Perubahan anggaran dasar berdasarkan akte no 18 dari notaris sri rahayu H.

Prasetio, SH tanggal 26 september 2002 yang disetujui oleh menteri kehakiman dan hak

asasi manusia RI dengan surat keputusan No.C-20652.HT.01.04 tanggal 23 oktober 2002.

Diubah terakhir kali berdasarkan akte notaris sri ismiyati SH Nomor 11 tanggal 4 agustus

2008, di umumkan dalam berita negara RI no. 90, tanggal 7 nopember 2008 , tambahan

berita negara no.22826. kantor pusat PTPN IV beralamat di JL.Letjend. suprapto No.

2,medan 20151 telp (061) 4154666 Fax (061) 4573117.

Unit kebun pabatu berjarak ± 0,7 KM dari kota tebing tinggi dan ± 88 KM dari kota

medan serta ± 40 KM dari kota pematang siantar. Unit kebun pabatu berada pada

ketinggian ± 300 meter di atas permukaan laut dengan topografi bergelombang, curah

5 | P a g e

hujan berdasarkan data stasiun penakar curah hujan unit kebun pabatu periode s/d februari

2012 sebesar rata rata ± 232 mm per tahun dan kelembapan udara 63,70 %.

1.2 Tujuan Kunjungan Industri

Ada beberapa tujuan diadakannya kunjungan industri bagi siswa/siswi sebagai

berikut:

1. Memperluas pengatahuan siswa dalam lingkungan dunia kerja.

2. Mendorong siswa agar mempunyai minat bekerja di perusahaan.

3. Memberi informasi tentang cara kerja dan tenaga kerja perusahaan.

4. Mendorong siswa agar mempunyai rasa kedisiplinan dan tanggung

jawab.

5. Membantu siswa melaksanakan program diklat.

6. Melihat secara langsung proses produksi dari awal sampai akhir.

7. Untuk Belajar (tidak hanya tau teknik tapi juga praktik dan

Cara pemasarannya).

1.3 Manfaat Kunjungan Industri

Adapun Beberapa manfaat kunjungan Industri diantaranya :

Bagi siswa

Dapat mengetahui kedisiplinan dan tata tertib yang tegas pada dunia kerja.

Melihat secara langsung cara kerja produksi.

Mendapat gambaran saat akan bekerja di industri atau ingin membuat sebuah

Industri.

Bagi sekolah

Memperlakukan tata tertib yang tegas bagi siswa.

Sekolah dapat mengajak siswa belajar langsung di lapangan.

Bagi Industri

Dapat berbagi ilmu dengan siswa.

Mengajak dan memperlihatkan proses produksi bagi siswa maupun guru.

Memperkenalkan sejarah singkat tentang berdirinya industri.

Memperkenalkan hasil produksi pada masyarakat luas.

6 | P a g e

BAB II

ISI (PROSES)

A PRODUK YANG DI HASILKAN.

Produk yang dihasilkan antara lain minyak sawit (crude palm oil=CPO) , inti sawit (palm kernel=PK), palm kernel oil (PKO) , palm kernel meal (PKM) dan teh jadi.

B.PROSES DARI BAHAN BAKU HINGGA JADI.

2.1 Bahan Baku

Bahan baku yang digunakan untuk memproduksi pada PTP. Nusantara IV Pabatu

adalah berupa buah kelapa sawit atau Tandan Buah Segar (TBS) yang diperoleh dari kebun

milik perusahaan sendiri dan pembelian dari kebun masyarakat, adapun pembelian Tandan

Buah Segar yang dimaksud adalah buah kelapa sawit yang di beli dari rakyat atau lahan

perkebunan swasta sekitarnya. Sedangkan produk akhir yang dihasilkan oleh pabrik kelapa

sawit PTP. NUSANTARA IV PABATU adalah Minyak Kelapa Sawit atau Crude Palm Oil

(CPO) dan inti kelapa sawit atau palm kernel oil (PKO). Selain itu, cangkang, tandan kosong

dan fiber yang merupakan produk sampingan yang masih digunakan.

2.2 Proses Pengolahan Kelapa Sawit

Proses pengolahan tandan buah segar kelapa sawit untuk dijadikan minyak sawit

melalui proses pengolahan yang sesuai dengan satandar operasi prosedur pabrik, dan bahan

baku (raw material) yang sesuai mutu kriteria panen yang baik. Selain itu, perlu instalasi yang

baik dan memadai untuk memperoleh minyak sawit yang bermutu baik. terbagi atas beberapa

tahap yang di lakukan di beberapa stasiun yaitu:

1.Stasiun Penerimaan buah (Fruit Reception Station)

2.Stasiun Rebusan (Sterilizer Station)

3.Stasiun Penebah (Treshing Station)

4.Stasiun Kempa (Pressing Station)

5.Stasiun pemurnian (Clarification Station)

6.Stasiun pengolahan biji (Kernel Plant Station)

1. Stasiun Penerimaan buah (Fruit Reception Station)

7 | P a g e

Tanda Buah Segar yang berasal dari kebun-kebun diangkut ke pabrik dengan

menggunakan truk pengangkut untuk diolah. Pengangkutan secepatnya dilakukan setelah

pemanenan (diterima di pabrik maksimum 24 jam setelah dipanen). Hal ini bertujuan untuk

mencegah kenaikan kadar Asam Lemak Bebas (ALB) karena keterlambatan pemprosesan.

Adapun cara untuk megurangi kadar ALB yang tinggi adalah dengan cara melakukan

pencampuran antara buah lama dengan buah baru, maka buah baru yang akan dicampur harus

lebih banyak dari buah lama. Berikut adalah gambar penerimaan buah sawit (TBS).

2. Timbangan

Proses pengolahan dimulai dari penimbangan buah, bertujuan untuk mengetahui

jumlah produksi yang masuk Tandan Buah Segar baik dari kebun sendiri dan pembelian TBS

dan mengetahui produksi keluar (pengiriman Crude Palm Oil dan Inti Kelapa Sawit) serta

berat tandan rata-rata. Jenis timbangan yang digunakan adalah merek buatan lokal yang

berkapasitas 60 ton dengan menggunakan sistem Indikator/load cell dan sistem computer

a. Penimbangan Dan Pemindahan Buah (Fruit Loading Ramp dan Storage

Hopper)

Setelah dilakukan penimbangan, Tandan Buah Segar yang dibawa truk pengangkut

kemudian dipindahkan ke Loading Ramp. Pada Loading Ramp ini dilakukan sortasi buah,

yang bertujuan untuk mengetahui kriteria panen, nilai afdeling dan IPB (indeks pengutipan

brondolan) pada masing-masin kebun. Sortasi dilakukan terhadap setiap afdeling dengan

menentukan satu truk yang dianggap mewakili kebun asal. Sortasi Tandan Buah Segar

dilakukan berdasarkan kriteria panen yang dibagi berdasarkan fraksi buahnya. Fraksi yang

diinginkan pada proses pengolahan adalah Fraksi I, II, dan III, sedangkan fraksi-fraksi yang

lain (00, 0, IV Dan V) diharapkan sedikit mungkin masuk dalam proses pengolahan. Adapun

kriteria-kriteria panen dan syarat mutu Tandan Buah Segar dapat dilihat pada tabel 3.1

8 | P a g e

Tabel 3.1 Kriteria Panen dan Syarat Mutu Tandan Buah Segar

No Kematangan Fraks

i

Jumlah Brondolan Keterangan

1 Mentah00

0

Tidak ada, buah berwarna hitam

1-12,5% buah luar membrondol

Sangat Mentah

Mentah

2 Matang

I

II

III

12,5-25%Buah luar membrondol

25-50 % Buah luar membrondol

50-76 % Buah luar membrondol

Kurang Matang

Matang I

Matang II

3Lewat

Matang

IV

V

75-100% Buah luar membrondol

Buah dalam juga membrondol,

ada buah yang membusuk

Lewat Matang I

Lewat Matang

II

(Sumber : Pusat Penelitian Marihat, 1982)

Fruit Loading Ramp terdiri dari 10 Hopper penyimpanan untuk penimbunan TBS

dengan sudut kemiringan 120. Loading Ramp ini dilengkapi dengan:

1. Pintu Loading yang bekerja dengan sistem hidrolik.

2. Hopper dipasang jerjak-jerjak atau kisi-kisi.

Tandan Buah Segar dari Loading Ramp ini kemudian dimasukkan kedalam lori-lori

yaitu tempat meletakkan buah kelapa sawit untuk proses perebusan yang berkapasitas 2,5 ton

Tandan Buah Segar pada setiap lorinya. Tandan Buah Segar dimasukkan kedalam lori dengan

membuka Pintu Loading yang diatur dengan sistem hidrolik. Sepuluh lori yang diisi penuh

dengan Tandan Buah Segar dimasukkan kedalam Sterilizing, dengan menggunakan Capstand

yang berfungsi untuk menarik lori masuk dan keluar dari Sterilizing.

2.3 Stasiun Perebusan (Sterilizer Station)

Sterilisasi adalah proses perebusan dalam suatu bejana yang disebut dengan

Sterilizing. Setelah lori dimasukkan kedalam Sterilizing, dimana setiap Sterilizing ada 4 unit,

tiap unit berkapasitaas 10 lori, pintu Sterilizing ditutup rapat.

Proses perebusan dilakukan selama 100 menit panas 1500C dipakai dari uap bekas

turbin yang bertekanan 3 kg/cm2. Berikut adalah gambar perebusan TBS.

9 | P a g e

1. Tujuan Perebusan

Adapun proses perebusan bertujuan antara lain untuk:

a. Mematikan Aktifitas Enzim

Buah kelapa sawit mengandung enzim Lipase yang terus bekerja dalam buah kelapa

sawit sebelum enzim tersebut dimatikan. Enzim Lipase bertindak sebagai katalisator dalam

pembentukan ALB, maka untuk menghentikan aktivitas enzim tersebut dilakukan perebusan

minimal 1300C.

b. Mempermudah Pelepasan Buah Dari Tandan

Zat-zat Polisakarida yang terdapat dalam buah kelapa sawit yang bersifat sebagai

perekat, apabila diberi uap panas maka akan terhidrolisa dan pecah menjadi Monosakarida

yang larut. Hidrolisa tersebut berlangsung pada buah menjadi matang dan proses hidrolisa ini

dipercepat dalam proses perebusan.

c. Memudahkan Pemisahan Minyak Dari Daging Buah

Daging buah yang telah direbus akan menjadi lunak dan akan mempermudah pada

proses pengepresan. Dengan demikian minyak yang ada dalam daging buah dapat dipisahkan

dengan mudah.

d. Menurunkan Kadar Air Dalam Buah

Perebusan buah dapat menyebabkan penurunan kadar air dalam buah dan inti, yaitu

dengan penguapan yang baik pada saat perebusan maupun sebelum pemipilan. Penurunan

kandungan air buah menyebabkan penyusutan buah sehingga terbentuk rongga-rongga

kosong pada daging buah yang mempermudah proses pengepresan.

e. Memudahkan Penguraian Serabut Pada Biji

Perebusan yang tidak sempurna dapat menimbulkan kesulitan pelepasan serabut dari

biji dalam polishing drum yang menyebabkan pemecahan biji lebih sulit dalam Ripple Mill.

f. Memisahkan Antara Inti dan Cangkang

Perebusan yang sempurna akan menurunkan kadar air pada biji hingga 15% yang

menyebabkan inti susut dan cangkang biji tetap sehingga inti akan lepas dari cangkang.

10 | P a g e

2.4 Stasiun Penebah (Treshing Station)

Pada stasiun ini terdapat beberapa alat beserta fungsinya masing-masing, yaitu:

1. Hopper, sebagai penampung buah hasil rebusan.

2. Automatic Bunch Feeder, untuk mengatur meluncurnya agar tidak masuk sekaligus

ke drum berputar.

3. Drum berputar / Drum Bunch thresher (23-25 rpm), untuk perontokan buah dari

tandan yang berkapasitas 10 ton Tandan Buah Segar.

4. Fruit conveyer yang berfungsi untuk membawa brondolan yang telah rontok ke

elevator.

5. Fruit elevator yang berfugsi membawa keaatas buah masuk ke dalam digester.

6. Empty buch conveyer yang berfugsi membawa tandan kosong untuk di bawa ke

incinerator yang keluar dari drum tresher.

Lori-lori diangkat dengan menggunakan Hosting Crane, yang berdaya angkut 5 ton

dan dikendalikan oleh operator, kemudian dituangkan kedalam Hopper, selanjutnya lori

diturunkan untuk ditarik kembali ke Loading Ramp.

Buah didalam Hopper jatuh melalui Automatic Bunch Feeder kedalam drum berputar

yang berbentuk sillinder, drum ini dilengkapi dengan sudu-sudu dan spike yang memanjang

sepanjang drum. Dengan bantuan sudut-sudut dan spike ini buah terangkat dan jatuh

terbanting sehingga brondolan buah terlepas dari tandannya. Prinsip kerjanya adalah dengan

adanya gaya sentrifugal akibat putaran drum. Tandan yang masuk akan terbanting pada

dinding drum yang sedang berputar, Kemudian jatuh karena adanya gravitasi. Kapasitas

drum ini adalah 10 ton TBS.

Bantingan yang dilakukan secara berulang-ulang akan menyebabkan brondolan

terlepas dari tandannya dan melalui celah-celah drum jatuh kebagian bawah drum yaitu ke

Bottom Cross Cenveyor. Sedangkan tandan kosong akan terlempar keluar dan jatuh ke Empty

Bunch Conveyor dan dibawa ke incinerator untuk dibakar.

Brondolan yang berada pada Botton Cross Conveyor diangkut ke Fruit Elevator dan

ke Top Cross Conveyor kemudian diteruskan ke Fruit Distribution Conveyor untuk dibagi

dalam tiap-tiap Digester. Didalam proses perontokan buah, terkadang dijumpai brondolan

yang tidak lepas dari tandannya, hal ini disebabkan TBS terlalu mentah sehingga tidak

masak pada proses perebusan, terutama jika disusun brondolan sangat rapat dan padat

sehingga uap tidak dapat mencapai kebagian dalam tandan. Berikut adalah gambar nya.

11 | P a g e

2.5 Stasiun Pengempaan (Pressing Station)

Stasiun pengempaan adalah stasiun pengambilan minyak dari Pericarp (daging buah),

dilakukan dengan melumat dan mengempa. Pelumat dilakukan dalam Digester, sedangkan

pengempaan dilakukan dalam kempa ulir ( Screw Press).

1. Pelumatan (Digester)

Tujuan pelumatan agar daging buah terlepas dari biji dan menghancurkan sel-sel yang

mengandung minyak, sehingga minyak ini dapat diperas pada proses pengempaan. Pelumatan

dilakukan dalam Digester yang berbentuk silinder, disini terdapat 4 unit Digester, masing-

masing berkapasitas 6 ton.

Didalam Digester dipasang pisau pengaduk (digester arm) dan pisau pelempar

(expeller arm) yang berputar pada sumbunya sehingga diharapkan sebagian besar daging

buah terlepas dari bijinya. Pada pengadukkan dilakukan pemanasan untuk memudahkan

pelumatan buah dengan menggunakan air panas bersuhu sekitar 90-95 0C.

Hal-hal yang perlu diperhatikan selama proses pelumatan adalah sebagai berikut:

1. Tabung pelumatan harus berisi ¾ dari volume agar tekanan yang ditimbulkan dapat

mempertinggi gaya gesekan untuk memperoleh hasil yang sempurna.

2. Minyak terbentuk pada proses pelumatan harus dikeluarkan melalui Screen Base Plate,

karena bila minyak dan air terbentuk tidak dikeluarkan maka akan dapat bertindak

sebagai bahan pelumas sehingga gesekan akan berkurang.

2. Pengempaan (Pressing)

Maka hasil proses pengadukan dalam Digester masuk kedalam Screw Press yang

bertujuan untuk memeras daging buah sehingga dihasilkan minyak kasar (Crude Oil).

Tekanan kempa diatur oleh konis yang berada pada bagian ujung pengempaan dan dapat

digerakkan maju mundur secara sistem hidrolik, disini terdapat 4 unit Screw Press yang

berkapasitas 10 dan 15 ton dengan tekanan kempa 35-45 Kg/cm2. Pada proses pengempaan

dilakukan tambahan air panas (modulation water) ke dalam massa dari digester dan

12 | P a g e

penyemprotan air panas diatas cylinder press, sehingga minyak kasar yang keluar tidak

terlalu kental (diturunkan viskositasnya) dan pori-pori silinder press tidak tersumbat.

Tekanan kempa sangat berpengaruh pada proses ini, karena tekanan kempa terlalu

tinggi dapat menyebabkan inti pecah (hancur), losses (kerugian) inti tinggi, dan mempercepat

terjadi keausan pada Material Screw Press, sebaliknya jika tekanan kempa terlalu rendah

akan mengakibatkan losses (kerugian) minyak pada ampas press dan inti akan bertambah.

Hasil pengepresan adalah minyak kasar (Crude Oil) yang keluar dari pori-pori

Silinder Press, melalui Oil Gutter akan menuju ke Desanding Device (sandtrup tank) untuk

awal pengendapan crude oil.

Hasil lain adalah ampas kempa (terdiri dari biji, serat dan ampas), yang akan dipecah-

pecah untuk memudahkan pemisahan pada dipericarper dengan menggunakan Cake Breaker

Conveyer (CBC). Berikut adalah gambar pressing.

3. Tangki Pemisah Pasir (Desanding Device /sandtrup tank)

Minyak hasil pengempaan pada Screw Press merupakan minyak kasar yang masih

banyak mengandung kotoran-kotoran. Desanding device adalah sebuah bejana berbentuk

silinder (2 unit), untuk mengendapkan partikel-partikel atau pasir dan lumpur, dan minyak

pada posisi bagian atas kemudian secara gravitasi turun ke ayakan getar (Vibrating Sreen)

sedangkan kotoran dan lumpur berada pada posisi bagian bawah bejana dispui ke paret setiap

satu jam sekali dan mengalir ke fat- pit.

4. Ayakan Getar (Vibrating Screen)

Vibrating Screen adalah suatu alat ayakan yang terdiri dari 2 lapisan Screen dengan

ukuran masing-masing 30 mess untuk top screen dan 40 mess untuk Bottom Screen. Yang

digetarkan dengan kecepatan 1.500 rpm.

Proses penyaringan memakai Vibrating Screen bertujuan untuk memisahkan Non-oil

Solid (NOS) yang berukuran besar seperti serabut, pasir, tanah, kotoran-kotoran lain yang

13 | P a g e

terbawa dari Desanding Device. NOS yang tertahan pada ayakan akan dikembalikan ke

Digester melalui Refuse Fruit Conveyor, sedangkan minyak turun ke dalam bak Crude Oil

Tank.

5. Tangki Penampung (Crude Oil Tank)

Minyak yang keluar dari Vibrating Screen ke Crude Oil Tank untuk ditampung

sementara sebelum dipompakan ke stasiun pemurnian. Pada Crude Oil Tank ini minyak

dipanaskan dengan steam menggunakan sistem pipa pemanas dan suhu 90-950 C.Dari sini

minyak dipompakan ke CST (Continuous Setting Tank). Minyak yang diperoleh dari

pemisahan belum siap dipasarkan, yaitu belum dimiliki spesifikasi kadar air dan kadar

kotoran yang ditentukan. Minyak sawit mentah harus melalui pemurnian dan pengeringan.

2.6 Stasiun pemurnian (Clarification Station)

Minyak kelapa sawit kasar berasal dari stasiun pengempaan masih banyak

mengandung kotoran – kotoran yang berasal dari daging buah seperti lumpur, air dan lain-

lain. Keadaan ini menyebabkan minyak mudah mengalami penurunan mutu sehingga sulit

dalam pemasaran. Dalam mendapatkan minyak yang memenuhi standar, maka perlu

dilakukan pemurnian terhadap minyak tersebut. Pada stasiun ini terdiri dari beberapa unit alat

pengolah untuk memurnikan minyak produksi.

1. CST (Continuous Setting Tank)

Dari Crude Oil Tank, minyak dipompakan ke Continuous Setting Tank untuk

mengendapkan lumpur, pasir, dengan perbedaan berat jenisnya dan waktu pengendapannya,

maka minyak yang mempunyai densitasnya lebih ringan, maka akan terapung ke permukaan

bagian atas CST. Di kutip melalui bantuan skimmer (corong) yang bisa diset naik turun,

minyak masuk kedalamnya menuju ke Pure Oil Tank, sedangkan sludge (masih mengandung

minyak) yang densitasnya lebih berat turun ke bagian bawah keluar melalui under flow di

alirkan ke sludge oil tank.

14 | P a g e

2. Pure Oil Tank

Minyak dari CST menuju ke Pure Oil Tank untuk ditampung sementara waktu,

sebelum dialirkan ke Oil Purifier. Dalam Pure Oil Tank juga terjadi pemanasan (90-950 C).

Dengan tujuan untuk memudahkan pengurangan kadar air pada proses selanjutnya. Didalam

Oil Purifier dilakukan pemurnian berdasarkan atas perbedaan densitas dengan menggunakan

gaya sentrifugal dengan kecepatan putarannya 7.500 rpm.

Kotoran dan air yang memiliki densitas yang besar akan berada pada Wlebih kecil

bergerak kearah poros dan keluar melalui sudut-sudut untuk dialirkan ke Vacum Drayer.

Kotoran dan air yang melekat pada dinding di Blow Down keseluruh pembuangan melalui

paret menuju ke Fat-Pit.

3. Vacum Drayer

Minyak yang keluar dari Oil Purifier masih mengandung air, maka untuk mengurangi

kadar air tersebut, minyak melalui pompa Oil Purifier dipompakan ke Vacum Drayer. Disini

minyak disemprot dengan menggunakan Nozzle (besi pemanas untuk menyerap minyak)

sehingga campuran minyak dan air tersebut akan pecah, hal ini akan mempermudah

pemisahan air dalam minyak, dimana minyak yang memiliki tekanan uap lebih tinggi dari air

akan turun kebawah dan kemudian di pompakan ke Storage Tank.

4. Sludge Oil Tank

Sludge yang masih mengandung minyak pada bagian CST di alirkan ke sludge oil

tank untuk pengendapan lumpur, sluge kembali dan dipanaskan dengan suhu 80-90 0C.Dengan menggunakan uap (steam) injeksi untuk memudahkan pemisahan lumpur, air dan

minyak. Dan setiap satu jam sekali di blow down kemudian di alirkan ke paret yang menuju

ke Fat-Pit.

Sludge dialirkan secara gravitasi melalui Self Cleaning Brush Strainer yang

merupakan saringan berbentuk selinder dan berlubang halus.Dengan adanya putaran poros,

15 | P a g e

timbul gaya sentrifugal dan minyak akan berada di bagian tengah di hisap oleh pompa

menuju Balancing Tank. Dari balancing tank ini sludge (yang masih mengandung lumpur

halus ) secara gravitasi di bagi masuk ke dalam Sludge Separator dan Decanter.

5. Sludge Separator

Pada Sludge Separator ini terjadi dua fase pemisahan yaitu minyak kasar dan sluge

(mengandung air). Pada bagian minyak dipisahkan dari NOS (non oil solid) berdasarkan

perbedaan densitas oleh gaya sentrifugal dengan kecepatan putaran 7.500 rpm, serta

dilakukan juga penambahan air pemanas dari Hot Water Tank.

Untuk memudahkan pemisahan minyak dengan sludge. Minyak yang mempunyai

densitas lebih kecil akan menuju poros dan terdorong keluar melalui sudut-sudut (Paring

Disk), dan dialirkan kembali ke CST. Sedangkan Sludge (mengandung air) dan mempunyai

densitas lebih besar akan terdorong ke bagian dinding Bowl dan keluar melalui Nozzle,

kemudian Sludge keluar melalui saluran pembuangan menuju Fat-Pit.

6. Decanter

Pada Decanter terjadi tiga pemisahan tiga fase yaitu minyak, air dan padatan (Solid).

Decanter bekerja berdasarkan gaya sentrifugal terdiri dari 2 bagian, yaitu bagian yang diam

(Caning) dan bagian yang berputar merupakan tabung (Bowl) dengan putaran 3.500 rpm dan

didalamnya terdapat ulir (Screw Conveyor) dengan putaran sedikit lebih lambat dari putaran

tabung. Akibat gaya sentrifugal padatan bergerak kedinding Bowl dan didorong oleh Screw

dibawah. Padatan yang berbentuk lumpur dibuang, sedangkan cairan bergerak berlawanan

arah dengan padatan, akan terjadi pemisahan lebih lanjut akibat gaya sentrifugal. Cairan

dengan densitas lebih kecil yakni minyak akan menuju poros dan dialirkan kembali ke CST,

sedangkan air kotorannya dialirkan kesaluran pembuangan menuju Fat Pit.

7. Fat Pit

Fat-Pit adalah bak penampungan terakhir seluruh buangan (spui dari tangki-tangki),

air kondensat, pencucian alat-alat stasiun klarifikasinya yang mengandung minyak.

Kemudian dipanaskan dengan uap untuk mempermudah proses pemisahan minyak dengan

kotoran, dengan cara pengendapan, minyak yang terapung pada bagian atas yang ada di

permukaan di biarkan melimpah (dengan cara menyemprot dengan air oleh operator), dan di

tampung pada sebuah bak pinggiran kolam fat – pit, dan kemudian minyak dikutip di pompa

kembali ke CST untuk kemudian dimurnikan lagi.

8. Storage Tank

Minyak setelah melalui alat pengering (vacum dryer) dengan mutu standar melalui

pompa oil transfer pump, kemudian dipompakan ke Storage Tank (tangki timbun), dengan

16 | P a g e

suhu sampai 45-60oC. Setiap hari dilakukan pengujian mutu minyak sawit. Minyak yang

dihasilkan dari daging buah ini berupa minyak kasar atau disebut juga Crude Palm Oil

(CPO). Berikut adalah gambar storage tank minya CPO.

Berikut saya lampirkan diagram alir proses pengolahan TBS ( tandan buah sawit).

C. BAHAN BAHAN KIMIA YG DIGUNAKAN, FUNGSI NYA DAN DAMPAK

BAGI KONSUMEN.

Pada saat proses pengolahan TBS Menjadi CPO tidak ada digunakan bahan bahan

kimia. Hanya menambahkan air panas pada saat tahap pressing.

Bahan bahan kimia hanya digunakan pada saat pengujian mutu minyak CPO di laboratorium.

Penggunaan bahan bahan kimia hanya bertujuan untuk melakukan pengujian mutu minyak

CPO.

Pada tahap ini kami tidak di jelaskan bagaimana dampak dari penggunaan bahan bahan kimia

pada minyak CPO tersebut. Di karenakan pada saat kunjungan industri kami tidak di

perbolehkan masuk kedalam laboratorium pengujian mutu minyak CPO, berhubung karena

laboratorium lagi dalam perbaikan.

Menurut saya, sebagai mana kita tahu bahwa semua bahan bahan kimia mempunyai dampak

negatif terhadap kehidupan sehari hari. Tetapi itu semua tergantung terhadap konsentrasi atau

banyak nya bahan kima digunakan.

D. PEMASARAN

Hasil produk dari PTPN IV di pasarkan di dalam negeri maupun di ekspor ke luar

negeri. Dan ada juga sebagian perusahaan yang langsung datang untuk membeli produk yg di

hasilkan untuk di olah kembali menjadi berbagai produk lain nya, seperti produk

sabun,minyak goreng,dll.

Produk yang telah di hasilkan di kirim ke KIM baru selanjut nya di kirim belawan

untuk di pasarkan atau di ekspor di dalam maupun luar negeri.

17 | P a g e

Hasil dari limbah inti sawit di ekspor langsung ke belanda malalui pelabuhan belawan untuk

di olah lagi menjadi makanan hewan.

E. KONTRIBUSI PERUSAHAAN TERHADAP MASYARAKAT SEKITARNYA

DAN MASYARAKAT INDONESIA SECARA UMUM.

Setiap perusahaan yang berdiri pasti akan ada dampak positif dan dampak negatif nya

terhadap masyarakat sekitar maupun masyarakat umum.

Tetapi tergantung kepada perusahaan tersebut bagaimana cara untuk menetralisir dampak

tersebut terhadap masyarakat.

1. dampak negatif terhadap masyarakat

Dampak negatif terhadap masyarakat tentu saja ada, seperti limbah dari perusuhaan

tersebut yang mengakibatkan air tanah menjadi tercemar, tetapi itu semua dapat di netralisir

oleh perusahaan dengan cara mengambil simpati masyarakat dengan membangun rumah sakit

umum,membangun jalan umum, membangun jembatan,membangun sekolah untuk anak anak

masyarakat sekitar, dll. Dengan cara itu dampak negatif yang terjadi dapat di netralkan oleh

perusahaan terhadap masyarakat.

2. dampak positif terhadap masyarakat.

Banyak sekali dampak positif yang dapat di rasakan oleh masyarakat sekitar maupun

masyarakat umum, tanpa terkecuali kepada kami sendiri, yaitu yang telah memberikan izin

untuk melihat langsung bagaimana proses industri atau proses pengolahan kelapa sawit. Yang

tentu nya sangat berguna terhadap kami semua terutama kepada saya yang telah bisa melihat

langsung bagaimana proses kerja industri pengolahan CPO.

Adapun dampak positif perusahaan terhadap masyarakat adalah dengan cara :

1. Membangun masjid maupun gereja.

2. Membangun sekolah SLTP yakni SMP YAPENDAK pabatu.

3. Membangun rumah sakit umum pabatu

4. Membangun jembatan maupun jalan umum lainya

5. Memberikan bantuan kepada korban bencana alam maupun masyarakat yg kurang

mampu

6. Melakukan sosialiasi kepada masyarakat

7. Dan terutama memberikan lapangan pekerjaan kepada masyarakat sekitar maupun

masyarakat umum lainya. Seperti menerima karyawan kepada siswa siswi yang telah

tamat sekolah sesuai jurusan nya. Terutama jurusan kimia.

F.PENANGANAN LIMBAH

18 | P a g e

Limbah dari perusahaan tersebut di olah kembali oleh perusahaan tersebut untuk di

ambil lagi hasil produk dari limbah tersebut.

Seperti limbah dari CPO yang telah di simpan di tempatnya di olah kembali untuk di ambil

kembali sedemikian persen minyak CPO yang terkandung dalam limbah tersebut.

Setelah limbah CPO tersebut di olah kembali, barulah hasil akhir dari limbah tersebut

di bawak ke pengolahan limbah air bersih. Untuk di olah lagi menjadi air bersih.

Limbah dari cangkang atau brondolan di olah kembali menjadi PKO,PKM dan untuk

pembangkit listrik ketel uap.

Cangkang tersebut di belah dan di ambil inti nya untuk di olah menjadi PKO dan PKM. Dan

cangkang yg telah di belah di bawak ke LTDS untuk di olah menjadi pembangkit listrik ketel

uap.

Dan limbah dari tandan kelapa sawit di haluskan di bawak ke tanaman kelapa sawit

baru kemudian di siram kan kepada tanaman tersebut. Berguna sebagai pupuk organik bagi

tanaman.

BAB III

KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan

a. Berdasarkan hasil praktikum/kunjungan ke pabrik pengolahan kelapa sawit dapat di

ambil kesimpulan bahwa proses pengolahan kelapa sawit untuk dijadikan minyak

kelapa sawit (CPO) melalui beberapa tahapan yaitu penimbangan, sortasi,

perebusan,gester, pengepressan, pemurnian dan penyimpanan.

b. Produksi Utama yang dihasilkan ”PTPN IV PABATU” berupa CPO,PKO, dan PKM

dan pemasarannya sudah hampir ke seluruh Indonesia bahkan ekspor ke luar negeri .

c. limbah dari hasil pengolahan kelapa sawit tersebut di olah kembali menjadi

PKO,PKM,air bersih,pembangkit tenaga listrik dan pupuk organik bagi tanaman kelapa

sawit PTPN IV.

3.2 kesan dan pesan

Kesan :

a. Sambutan dari pihak perusahaan sangat ramah dan baik.

b. Kunjungan industri ini sangat bermanfaat, karena kita bisa melihat langsung proses

kerja pengolahan kelapa sawit menjadi CPO.

19 | P a g e

c. Banyak pengalaman yang saya peroleh dan sangat banyak menambah wawasan

pengetahuan saya terutama di bagian industri.

d. pada saat tour ke parapat merupakan moment yang sangat menyenangkan dan

mengesankan buat kita semua terutama bagi saya, karena pada saat tour di parapat kami

bisa merasakan kekompakan satu sama lain antara siswa maupun dengan guru.

Saran/pesan :

a. Sebaiknya pimpinan/pembina di perusahaan tersebut lebih jelas dalam menerangkan

atau menjelaskan tentang bagian-bagian atau proses pengolahan kelapa sawit.

b. Kegiatan lebih baik disesuaikan dengan jadwal produksi agar siswa dapat mengetahui

proses pembuatannya.

c. sebaiknya pembina lebih banyak, dan sebaiknya pembina membawa siswa ke setiap

proses pengolahan yang ada di industri agar siswa dapat mengetahui semua proses yang

ada di industri pks pabatu ini.

d. sebaiknya siswa yang melakukan kunjungan industri ini di bagi menjadi beberapa

kelompok dan setiap kelompok diberikan pembina yang telah berpengalaman di dalam

bagian proses industri ini, agar semua siswa yang melakukan kunjungan industri dapat

bagian untuk mengetahui langsung bagaimana proses pengolahan nya.

e. Diharapkan agenda program Kunjungan Industri dan tour ini tetap berjalan setiap

tahunnya.

PENUTUP

Demikianlah laporan yang saya buat ini, dengan ini saya sangat menyadari bahwa

dalam penulisan makalah ini terdapat banyak kesalahan dan kekurangan, apabilah terdapat

kesalahan dalam penulisan maupun perkataan saya mohon diberikan maaf dan masukan,

20 | P a g e

karena saya masih dalam tahap belajar. Kepada allah saya mohon ampun dan kepada

bapak/ibu guru saya mohon di beri maaf.

Wabillahi Taufik Walhidayah Wassalamu Alaikum wr.wb

SEKIAN DAN TERIMA KASIH

~

MOMENT KEBERSAMAAN KELAS XI KI-2 WITH WALI KELAS

KETIKA DI PTPN IV PABATU & LAKE TOBA (PARAPAT)

21 | P a g e

MOMENT KEBERSAMAAN KELAS XI KI-2

KETIKA DI PTPN IV PABATU & LAKE TOBA (PARAPAT

22 | P a g e

23 | P a g e