laporan kp

41
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar belakang Air merupakan zat yang paling penting dalam kehidupan. Tiga per empat bagian tubuh manusia terdiri dari air. Air juga merupakan zat yang paling parah akibat pencemaran. Penyakit- penyakit yang menyerang manusia dapat ditularkan dan disebarkan melalui air. Penyakit tersebut merupakan akibat semakin tingginya kadar pencemar yang memasuki air. Air yang tidak memenuhi persyaratan merupakan media yang baik untuk berkembang biak dan penularan penyakit. Air dapat merupakan medium pembawa mikroorganisme patogenik yang berbahaya bagi kesehatan. Mikroorganisme yang terdapat dalam air tersebut dapat berasal dari berbagai sumber, seperti: udara, tanah, sampah, lumpur, tanaman hidup atau mati, hewan hidup atau mati, kotoran manusia dan hewan, serta bahan organik lainnya. Menurut Fardiaz (1992), mikroorganisme patogenik dapat tahan lama hidup atau tidak tahan lama hidup di dalam air karena lingkungan hidupnya yang tidak cocok. Selain itu, masalah utama yang harus dihadapi dalam pengolahan air adalah semakin tingginya tingkat pencemaran air, baik pencemaran yang berasal dari air limbah rumah tangga maupun limbah industri. Oleh karena itu, untuk mencegah penyebaran penyakit melalui air perlu dilakukan kontrol dan pengawasan terhadap polusi air. Menurut Srijono dalam Depkesprov Jatim (1998), mekanisme dan kegiatan pengawasan kualitas air bertujuan sebagai program penyediaan air bersih. Program ini untuk membantu penyediaan

Upload: zuki-rahmatullah

Post on 02-Jan-2016

119 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan KP

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Air merupakan zat yang paling penting dalam kehidupan. Tiga per empat bagian tubuh

manusia terdiri dari air. Air juga merupakan zat yang paling parah akibat pencemaran.

Penyakit-penyakit yang menyerang manusia dapat ditularkan dan disebarkan melalui air.

Penyakit tersebut merupakan akibat semakin tingginya kadar pencemar yang memasuki air.

Air yang tidak memenuhi persyaratan merupakan media yang baik untuk berkembang biak

dan penularan penyakit. Air dapat merupakan medium pembawa mikroorganisme patogenik

yang berbahaya bagi kesehatan. Mikroorganisme yang terdapat dalam air tersebut dapat

berasal dari berbagai sumber, seperti: udara, tanah, sampah, lumpur, tanaman hidup atau

mati, hewan hidup atau mati, kotoran manusia dan hewan, serta bahan organik lainnya.

Menurut Fardiaz (1992), mikroorganisme patogenik dapat tahan lama hidup atau tidak tahan

lama hidup di dalam air karena lingkungan hidupnya yang tidak cocok. Selain itu, masalah

utama yang harus dihadapi dalam pengolahan air adalah semakin tingginya tingkat

pencemaran air, baik pencemaran yang berasal dari air limbah rumah tangga maupun limbah

industri. Oleh karena itu, untuk mencegah penyebaran penyakit melalui air perlu dilakukan

kontrol dan pengawasan terhadap polusi air.

Menurut Srijono dalam Depkesprov Jatim (1998), mekanisme dan kegiatan pengawasan

kualitas air bertujuan sebagai program penyediaan air bersih. Program ini untuk membantu

penyediaan air bersih yang memenuhi syarat kesehatan dan pengawasan kualitas air bagi

seluruh masyarakat, baik yang tinggal di perkotaan maupun di pedesaan, serta meningkatnya

kemampuan masyarakat untuk penyediaan dan pemanfaatan air bersih bagi para anggotanya.

Adapun, tujuan penyehatan air yaitu meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan

masyarakat dalam pengamanan kualitas air untuk berbagai kebutuhan dan kehidupan

manusia. Sasaran kegiatan penyehatan air yang terkait dengan Program Penyediaan Air

Bersih (PAB) adalah air minum dan air bersih, namun sasaran kegiatan pengawasan kualitas

air secara menyeluruh mencakup : air minum, air bersih, air kolam renang, air pemandian

umum, air badan air, dan air buangan industri.

Page 2: Laporan KP

2

1.2 Permasalahan

Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana cara mengetahui jumlah koliform

dalam suatu sampel dengan metode MPN 555 tabung di Laboratorium Kesehatan Daerah

Lumajang.

1.3 Tujuan

Tujuan kerja praktek di Laboratorium Kesehatan Lumajang untuk mengetahui

keterampilan lapangan cara menghitung jumlah bakteri koliform dengan metode MPN tabung

555 dan memperoleh hasil sampel air yang telah di uji.

1.4 Manfaat

Manfaat dari kerja praktek ini adalah sebagai berikut :

a. Menjalin kerjasama dan meningkatkan hubungan antara perguruan tinggi dengan instansi

pemerintah.

b. Perguruan tinggi mendapat umpan balik dari laporan praktik lapangan di Laboratorium

Kesehatan Daerah Kabupaten Lumajang, Jawa Timur sebagai pengembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi bidang biologi.

c. Untuk mendapatkan data dari hasil uji kualitas air dengan metode MPN (Most Probable

Number) tabung 555.

d. Mengetahui hasil sampel air yang telah di uji dengan metode MPN (Most Probable

Number) tabung 555.

Page 3: Laporan KP

3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Karakteristik Koliform

Kelompok koliform dimasukkan ke dalam famili Enterobacteriaceae, yang umumnya

definisi koliform didasarkan pada karakteristik biokimia (Rompre et al 2002). Anggota

kelompok coliform menurut APHA (1998), dideskripsikan sebagai:

a. Kelompok koliform yang bersifat aerobik dan anarobik fakultatif, termasuk ke dalam

bakteri Gram negatif, tidak membentuk spora, berbentuk batang yang dapat

memfermentasikan laktosa dengan membentuk gas dan asam dalam waktu 48 jam pada

suhu 35 oC.

b. Kelompok koliform yang bersifat aerobik dan banyak yang bersifat anaerobik fakultatif,

termasuk ke dalam bakteri Gram negatif, tidak membentuk spora, berbentuk batang yang

dapat menghasilkan koloni berwarna merah dengan kilauan metalik dalam waktu 24 jam

pada suhu 35 oC di dalam endotipe medium yang berisi laktosa.

Koliform merupakan suatu kelompok bakteri heterogen, berbentuk batang pendek

dengan ukuran 0.5-1.0 x 1.0-3.0 µm, termasuk bakteri Gram negatif, bersifat non motil atau

motil, memiliki flagella peritrikus yaitu flagella yang secara merata tersebar di seluruh

permukaan sel, berfimbria atau tidak, asporogenous, dan berkapsul atau tidak (Sirindon

2008). Bakteri ini mempunyai dua mekanisme untuk memperoleh energi. Apabila terdapat

oksigen, energi diperoleh secara respirasi aerob dan apabila tidak terdapat oksigen maka

energi diperoleh secara fermentasi anaerob. Sumber energi untuk pertumbuhan koliform

berasal dari oksidasi (sumber karbon) senyawa organik, sehingga coliform termasuk bakteri

heterotrof (Pelczar & Chan 2006).

Proses reproduksi coliform seperti bakteri lain yaitu pembelahan biner yaitu satu sel

tunggal membelah menjadi dua sel dengan proses, yaitu: sel induk mengalami pemanjangan,

terjadi invaginasi dinding sel (septum) dan distribusi bahan nukleus, pembentukan dinding sel

dan penyebaran terorganisasi bahan nukleus ke dalam dua sel, serta pemisahan menjadi dua

sel baru (Dwidjoseputro 2005). Proses pertumbuhan bakteri ini hanya memakan waktu yang

singkat yaitu 15 sampai 20 menit. Selang waktu yang dibutuhkan bagi sel untuk membelah

diri menjadi dua kali lipat disebut waktu generasi. Menurut Fardiaz (1993), setiap bakteri

memiliki waktu generasi yang berbeda, tergantung pada media, suhu, ketersediaan oksigen,

dan pH.

Page 4: Laporan KP

4

Istilah koliform bukan merupakan istilah taksonomi dan hanya digunakan juga untuk

menilai pengujian. Mikroorganisme indikator digunakan juga menilai sanitasi pada pengujian

kualitas air. Namun beberapa pertimbangan perlu diperhatikan apabila menggunakan

koliform sebagai indikator, yaitu: koliform dapat berkembang biak pada beberapa suhu

penyimpanan, koliform tidak selalu mengindikasikan adanya pencemaran feses atau

mikroorganisme patogen, dan koliform tidak dapat bertahan hidup pada suhu pembekuan

(Brook et al 2007). Feng (2001) menyebutkan, koliform terbagi menjadi dua kelompok,

yaitu: koliform fekal dan koliform non-fekal. Coliform fekal merupakan bakteri yang hidup

secara normal dalam saluran pencernaan manusia dan hewan, contohnya adalah Escherichia

coli. Coliform non-fekal biasanya hidup pada hewan atau tanaman yang telah mati, misalnya:

Enterobacter aeroginosa.

E. Coli jika masuk ke dalam saluran pencernaan dalam jumlah banyak dapat

membahayakan kesehatan. Walaupun E. Coli merupakan bagian dari mikroba normal saluran

pencernaan, tapi saat ini telah terbukti bahwa galur-galur tertentu mampu menyebabkan

gastroenteritis taraf sedang hingga parah pada manusia dan hewan. Sehingga, air yang akan

digunakan untuk keperluan sehari-hari berbahaya dan dapat menimbulkan penyakit infeksius

(Suriaman, 2008).

Mikroorganisme mempunyai batas suhu tertentu untuk kelangsungan hidupnya. Suhu

tersebut meliputi suhu optimum, suhu minimum, dan suhu maksimum. Berdasarkan kisaran

suhu untuk pertumbuhannya, coliform termasuk grup psikotrofik, yaitu mengalami

pertumbuhan minimum pada suhu -10 oC, optimum pada suhu 20-30 oC, dan maksimum pada

suhu 24 oC (Dwidjoseputro 2005).

2.2 Media Pertumbuhan

Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran

nutrisi yang diperlukan mikroorganisme untuk pertumbuhannya. Jenis media pertumbuhan

mikroorganisme dikelompokkan berdasarkan: sifat fisik media, komposisi media, dan tujuan

menggunakan media (Fardiaz 1993). Jenis media pertumbuhan bakteri coliform pada

kegiatan kerja praktek ini di antaranya: 1) media berdasarkan sifat fisik tergolong media cair,

yaitu media yang tidak mengandung agar, contohnya adalah Lactose Broth (LB); 2) media

berdasarkan komposisi menggunakan media sintetis, yaitu media yang komposisi zat

kimianya diketahui jenis dan takarannya secara pasti, contohnya adalah Brilliant Green

Lactose Bile Broth (BGLB); serta c) media berdasarkan tujuan digunakan media untuk

karakterisasi bakteri, yaitu media yang digunakan untuk mengetahui kemampuan spesifik

Page 5: Laporan KP

5

suatu mikroba, contohnya adalah Lactose Broth (LB). Selain itu, digunakan media diperkaya

yang mengandung komponen dasar untuk pertumbuhan mikroba dan ditambah komponen

kompleks seperti darah, serum, dan kuning telur. Media diperkaya juga bersifat selektif untuk

mikroba tertentu, contohnya adalah Blood Tellurite Agar, Bile Agar, dan Serum Agar

(Fardiaz 1993).

2.3 Uji MPN Coliform

Pemeriksaan angka populasi terdekat (MPN) coliform adalah pemeriksaan yang

digunakan untuk mengetahui perkiraan jumlah terdekat bakteri coli dan coliform dalam 100

ml sampel air. Lay (1994) menjelaskan, beberapan tahapan yang harus dilakukan dalam

pemeriksaan MPN coliform, yaitu :

1. Uji Penduga (Presumptive test)

Pemeriksaan pada tahap ini, dilakukan menggunakan media Lactose Broth (LB).

Media ini digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya bakteri coliform di dalam sampel air.

Merupakan tes pendahuluan tentang ada tidaknya kehadiran bakteri koliform berdasarkan

terbentuknya asam dan gas disebabkan karena fermentasi laktosa oleh bakteri golongan koli.

Terbentuknya asam dilihat dari kekeruhan pada media laktosa, dan gas yang dihasilkan dapat

dilihat dalam tabung Durham berupa gelembung udara. Tabung dinyatakan positif jika

terbentuk gas sebanyak 10% atau lebih dari volume di dalam tabung Durham. Banyaknya

kandungan bakteri Escherichia coli dapat dilihat dengan menghitung tabung yang

menunjukkan reaksi positif terbentuk asam dan gas dan dibandingkan dengan tabel MPN.

Metode MPN dilakukan untuk menghitung jumlah mikroba di dalam contoh yang berbentuk

cair. Bila inkubasi 1 x 24 jam hasilnya negatif, maka dilanjutkan dengan inkubasi 2 x 24 jam

pada suhu 350C. Jika dalam waktu 2 x 24 jam tidak terbentuk gas dalam tabung Durham,

dihitung sebagai hasil negatif. Jumlah tabung yang positif dihitung pada masing-masing seri.

MPN penduga dapat dihitung dengan melihat tabel MPN.

2. Uji Penguat (Confirmed Test)

Biakan dari tabung yang menunjukkan uji praduga positif dipindahkan 1 sengkelit ke

dalam tabung reaksi berisi 10 ml BGLB (Brilliant Green Lactose Bile Broth). Media ini

digunakan sebagai media penyubur bagi bakteri coliform sekaligus sebagai media selektif

bagi bakteri selain bakteri koliform. Komposisi media yang mengandung laktosa dan garam

empedu dapat mendorong pertumbuhan bakteri-bakteri koliform secara optimal.Didalam

tabung reaksi juga terdapat tabung durham. Seluruh tabung diiinkubasi pada suhu 37 °C

selama 24 - 48jam. Dilakukan pengamatan adanya pembentukkan gas.

Page 6: Laporan KP

6

Pernyataan hasil dari uji MPN koliform ini yaitu jumlah tabung yang positif gas

dicatat dan dirujuk ke tabel MPN. Angka yang diperoleh pada tabel MPN menyatakan jumlah

bakteri koliform dalam tiap 100 ml sampel yang diuji (BPOM RI, 2006).

Tabel 1. koliform MPN 555 tabung

3. Uji Pelengkap (Completed Test)

Tahap ini adalah tahap dilakukan pembiakan sampel air ke media seperti media Mac

Conkey ataupun media selektif untuk bakteri jenis Gram negatif batang. Sampel dari media

Page 7: Laporan KP

7

BGLB yang menunjukan hasil positif diinokulasikan pada media Mac Conkey untuk

selanjutnya dilakukan identifikasi jenis spesies dari bakteri yang terdapat di dalam sampel air

dengan menggunakan media uji biokimia.

Kegiatan uji MPN dalam kegiatan ini hanya mencakup uji penduga dan penguat.

Lebih lanjut Fardiaz (1992) menjelaskan, metode MPN dapat digunakan untuk menghitung

jumlah bakteri coliform yang terdapat di antara mikroorganisme lainnya di dalam air. Sebagai

contoh, apabila digunakan Lactosa Broth (LB), maka adanya bakteri yang dapat

memfermentasi laktosa ditunjukkan dengan terbentuknya gas di dalam tabung Durham. Cara

ini biasa digunakan untuk menentukan MPN coliform terhadap air atau minuman karena

bakteri coliform termasuk bakteri yang dapat menfermentasi laktosa.

2.4 Air Bersih dan Air Minum

Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan makhluk hidup di

bumi ini. Fungsi air bagi kehidupan tidak dapat digantikan oleh senyawa lain. Penggunaan

air yang utama dan sangat vital bagi kehidupan adalah sebagai air minum. Hal ini terutama

untuk mencukupi kebutuhan air di dalam tubuh manusia itu sendiri. Kehilangan air untuk

15% dari berat badan dapat mengakibatkan kematian yang diakibatkan oleh dehidrasi.

Karenanya orang dewasa perlu meminum minimal sebanyak 1,5-2 liter air sehari untuk

keseimbangan dalam tubuh dan membantu proses metabolisme (Slamet, 2007).

Dalam tubuh manusia, air diperlukan untuk transportasi zat – zat makanan dalam

bentuk larutan dan melarutkan berbagai jenis zat yang diperlukan tubuh.Misalnya untuk

melarutkan oksigen sebelum memasuki pembuluh-pembuluh darah yang ada disekitar alveoli

(Mulia, 2005).Siklus hidrologi merupakan suatu fenomena alam. Hidrologi sendiri

merupakan suatu ilmu yang mempelajari siklus air pada semua tahapan yang dilaluinya

(Chandra, 2006). Menurut Sutrisno (2004) dalam buku Teknologi Penyediaan Air Bersih,

jumlah air di alam ini tetap ada dan mengikuti suatu aliran yang dinamakan siklus hidrologi.

Dalam siklus ini dengan adanya penyinaran matahari, maka semua air yang ada di permukaan

bumi akan menguap. Penguapan terjadi pada air permukaan, air yang berada pada lapisan

tanah bagian atas, air yang ada di dalam tumbuhan, hewan, dan manusia. Karena adanya

angin, maka uap air ini akan bersatu dan berada di tempat yang tinggi yang sering dikenal

dengan nama awan. Oleh angin, awan ini akan terbawa makin lama makin tinggi dimana

temperatur di atas makin rendah, yang menyebabkan titik-titik air dan jatuh ke bumi sebagai

hujan. Air hujan ini ada yang mengalir langsung masuk ke dalam air permukaan (run-off),

ada yang meresap ke dalam tanah (perkolasi) dan menjadi air tanah yang dangkal maupun

Page 8: Laporan KP

8

yang dalam, dan ada yang diserap oleh tumbuhan. Air tanah dalam akan timbul ke permukaan

sebagi mata air dan menjadi air permukaan.

Air permukaan yang mengalir di permukaan bumi, umumnya berbentuk sungai-sungai

dan jika melalui suatu tempat rendah (cekung) maka air akan berkumpul, membentuk suatu

danau atau telaga. Tetapi banyak diantaranya yang mengalir ke laut kembali dan kemudian

akan mengikuti siklus hidrologi ini.Berdasarkan Peraturan menteri kesehatan Republik

Indonesia Nomor 736/ Menkes/ Per/ VI/ 2010 tentang Tata Laksana Pengawasan Kualitas Air

Minum bahwa yang dimaksud air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau

tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung di minum.

2.5 Kualitas Air

Kelayakan air dapat diukur secara kualitas dan kuantitas. Kualitas air adalah sifat air

dan kandungan makhluk hidup, zat, energi, atau komponen lain dalam air yang mencakup

kualitas fisik, kimia dan biologis (Effendi, 2003).Analisis kualitas air dapat dilakukan di

laboratorium maupun secara sederhana. Pemerikasaan di laboratorium akan menghasilkan

data yang lengkap dan bersifat kuantitatif, sedangkan pemeriksaan sederhana hanya bersifat

kualitatif. Pemeriksaan sederhana mempunyai keuntungan karena murah dan mudah sehingga

setiap orang dapat melakukannya tanpa memerlukan bahan-bahan yang mahal (Kusnaedi,

2006).

Masalah air baku untuk industri air bersih menjadi sangat penting. Kualitas air bersih

yang dipengaruhi kualitas air baku tersebut akan berpengaruh pada kesehatan masyarakat

yang mengkonsumsinya (Amsyari, 1996). Kualitas air bersih sangat erat kaitannya dengan

kualitas air bakunya. Umumnya air baku dari air sumber (air tanah) kualitasnya sudah cukup

baik sehingga tidak sulit menjadikannya air bersih yang memenuhi persyaratan kesehatan.

Pada sisi lain air bersih dalam jumlah banyak harus mengambil dari sumber air yang besar

pula. Ini sering terjadi di kota besar dan akhirnya memilih air sungai yang ada di dekatnya

sebagai sumber air baku. Kualitas air sungai sebagai air permukaan jelas berbeda dengan air

sumber dan air tanah dalam sehingga perlu proses yang lebih banyak. Pada awalnya proses

itu pun tidak begitu berat karena air sungai hanya terkait dengan limbah rumah tangga yang

jumlahnya pun terbatas sehingga proses penjernihannya pun relatif sederhana (Amsyari,

1996).

Dengan perkembangan industri masalah air baku tidak hanya karena pencemaran dari

limbah domestik, akan tetapi juga dari limbah industri yang pekat dengan macam bahan

kimiawi yang luas. Bahan beracun dan berbahaya jelas tidak banyak dikeluarkan oleh limbah

Page 9: Laporan KP

9

rumah tangga. Bahan seperti itu umumnya dari industri yang melibatkan banyak reaksi kimia,

seperti industri kertas, cat dan lainnya. Jelas proses pengolahan air bersih yang akan

dilakukan akan lebih kompleks (Amsyari, 1996).

2.6 Kualitas Bakteriologis

Sumber-sumber air di alam pada umumnya mengandung bakteri, baik air angkasa, air

permukaan, maupun air tanah. Jumlah dan jenis bakteri berbeda sesuai dengan tempat dan

kondisi yang mempengaruhinya Penyakit yang ditransmisikan melalui faecal material dapat

disebabkan oleh virus, bakteri, protozoa, dan metazoa. Oleh karena itu air yang digunakan

untuk keperluan sehari-hari harus bebas dari bakteri patogen. Bakteri golongan koli (koliform

bakteri) tidak merupakan bakteri patogen, tetapi bakteri ini merupakan indikator dari

pencemaran air oleh bakteri patogen (Soemirat, 2000).

Air tidak boleh mengandung Coliform. Air yang mengandung golongan Coli

dianggap telah terkontaminasi dengan kotoran manusia (Sutrisno, 2004). Berdasarkan

Kempenkes RI Nomor 492/ MENKES/SK/IV/2010, persyaratan bakteriologis air minum

adalah dilihat dari koliform per 100 ml sampel air dengan kadar maksimum yang

diperbolehkan adalah 0 (nol). Sedangkan air minum adalah air yang melalui proses

pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat

langsung diminum.

Page 10: Laporan KP

10

BAB III

METODOLOGI

3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian

Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kesehatan, Lumajang pada

tanggal 17 juni 2013 sampai 17 juli 2013.

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat

Alat-alat yang digunakan pada saat kerja praktek adalah tabung reaksi,botol

sampel,jarum ose,bunsen,autoklaf,neraca analitik,kapas,kertas coklat,rak tabung

reaksi,erlenmeyer 1 L,kaca pengaduk,tabung durham dan pipet volume.

3.2.2 Bahan

Bahan-bahan yang digunakan adalah aquades,medium Lactose Broth , medium Brilliant

Green Lactose Bile Broth

3.3 Cara Kerja

3.3.1 Pembuatan medium Lactose Broth (LB I)

LB I ditimbang dengan neraca analitik sebanyak 13 gram, dilarutkan dalam 1 liter

aquades, dan dipanaskan di atas penangas air sambil diaduk hingga semua bahan larut. pH

larutan diatur menjadi pH 6.8-7.0. Larutan dituang ke dalam tabung reaksi yang telah berisi

tabung durham masing-masing 10 mL, selanjutnya tabung reaksi ditutup dengan kapas dan

kertas coklat. Sterilisasi media menggunakan autoklaf selama 15 menit dengan tekanan 15 psi

dan suhu 121 oC.

3.3.2 Pembuatan medium Lactose Broth (LB III)

LB III ditimbang dengan neraca analitik sebanyak 39 gram, dilarutkan dalam 1 liter

aquades, dan dipanaskan di atas penangas air sambil diaduk hingga semua bahan larut. pH

larutan diatur menjadi pH 6.8-7.0 kemudian disaring dengan kertas saring apabila keruh.

Larutan dituang ke dalam tabung reaksi yang telah berisi tabung durham masing-masing 5

mL, lalu masing-masing tabung reaksi ditutup dengan kapas dan kertas coklat. Sterilisasi

media menggunakan autoklaf selama 15 menit dengan tekanan 15 psi dan suhu 121 oC.

3.3.3 Pembuatan medium Brilliant Green Lactose Bile Broth (BGLB)

BGLB ditimbang dengan neraca analitik sebanyak 40 gram, dilarutkan dalam 1 L

aquades, dan dipanaskan pelan-pelan di atas penangas air sambil diaduk sampai semua bahan

larut. pH larutan diatur menjadi pH 7.0-7.5 kemudian disaring dengan kertas saring apabila

keruh. Larutan dituang ke dalam tabung reaksi yang telah berisi tabung durham masing-

Page 11: Laporan KP

11

masing 5 mL, lalu masing-masing tabung reaksi ditutup dengan kapas dan kertas coklat.

Sterilisasi media menggunakan autoklaf selama 15 menit dengan tekanan 15 psi dan suhu 121 oC.

3.3.4 Inokulasi sampel ke medium

Disiapkan medium LB III sebanyak 5 tabung dan LB I sebanyak 10 tabung yang

diletakkan pada rak tabung reaksi.Sampel di pindahkan dengan menggunakan jarum

ose,jarum ose dipijarkan diatas api bunsen kemudian dicelupkan kedalam air sampel,lalu

dipindahkan ke medium LB III sebanyak 5 tabung dan LB I sebanyak 10 tabung secara

aseptis.Sampel di inkubasi selama 2 × 24 jam didalam inkubator.Setelah 2 × 24 jam

diamati,dikatakan positif jika sampel terdapat gelembung pada tabung durham,sedangkan

negatif tidak ada.Kemudian sampel yang positif dipindahkan ke medium BGLB secara

aseptis dengan menggunakan jarum ose,lalu di inkubasi selama 2 × 24 jam.Kemudian diamati

dan tabung yang menunujukkan positif dicocokkan dengan tabel MPN 555 tabung.

Page 12: Laporan KP

12

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Dari hasil kerja praktek selama 1 bulan yang berlangsung mulai 17 juni sampai 17 juli

disajikan dalam tabel berikut ini :

Tabel 2. Hasil Kerja Praktek

NoJenis

AirAsal Petugas

Tanggal/

Jam

Diambil

Tanggal/

Jam

diperiksa

LBBGLB

37 oC

MPN

Koliform

1 AM

Rumah

sakit

Islam

Imam

F.

17 Juni

2013

17 Juni

2013520 420 22

2 ABPerpipaan

BagoSaldi

18 Juni

2013

18 Jnli

2013522 212 12

3 AB

Sumur

Gali Kali

Bendo

Saldi18 Juni

2013

18 Juni

2013555 555 >1600

4 AB

Balai

Desa

Kalibendo

Saldi18 Juni

2013

18 Juni

2013552 552 540

5 AB

Rumah

Sakit

Umum 1

Imam

F.

18 Juni

2013

19 Juni

2013554 553 920

6 AB

Rumah

Sakit

Umum 2

Imam

F.

18 Juni

2013

19 Juni

2013553 552 540

7 AB

Rumah

Sakit

Umum 3

Imam

F.

18 Juni

2013

19 Juni

2013553 553 920

8 AB

Desa

Tempursa

ri

Ivi19 Juni

2013

20 Juni

2013543 533 170

9 ABDesa

JatisariIvi

19 Juni

2013

20 Juni

2013555 555 >1600

10 AB Desa Ivi 19 Juni 20 Juni 555 555 >1600

Page 13: Laporan KP

13

Bence 2013 2013

11 AB

CV. Giri

Senawam

as Bali 1

Imam

F.

21 Juni

2013

21 Juni

2013555 555 >1600

12 AB

CV. Giri

Senawam

as Bali 2

Imam

F.

21 Juni

2013

21 Juni

2013555 555 >1600

13 AB MINNA 1Imam

F.

27 Juni

‘13/14.3

0 WIB

27 Juni

2013542 542 220

14 AM MINNA 2Imam

F.

21 Juni

‘13/14.4

0 WIB

27 Juni

2013234 223 14

15 AB

Desa

Pronojiwo

1

Hida

yat

28 Juni

‘13/13.0

0 WIB

28 Juni

2013555 555 > 1600

16 AB

Desa

Pronojiwo

2

Hida

yat

28 Juni

‘13/13.1

0 WIB

28 Juni

2013555 555 > 1600

17 AB

Desa

Pronojiwo

3

Hida

yat

28 Juni

‘13/13.2

5 WIB

28 Juni

2013554 554 1600

18 AB

PKM

Gucialit,

Perpipaan

Pondok

Darul

Amin

Azizah

29 Juni

‘13/10.3

5 WIB

29 Juni

2013555 555 > 1600

19 AB PDAM 1 Imam 3 Juli ‘13 3 Juli ‘13 000 < 1.8

20 AB PDAM 2 Imam 3 Juli ‘13 3 Juli ‘13 010 010 1.8

21 AB PDAM 3 Imam 3 Juli ‘13 3 Juli ‘13 000 < 1.8

22 AB PDAM 4 Imam 3 Juli ‘13 3 Juli ‘13 000 < 1.8

23 AB PDAM 5 Imam 3 Juli ‘13 3 Juli ‘13 000 < 1.8

24 AB PDAM 6 Imam

F.

4 Juli

‘13/09.1

4 Juli 022 020 3.7

Page 14: Laporan KP

14

0 WIB 2013

25 AB PDAM 7Imam

F.

4 Juli

‘13/09.2

0 WIB

4 Juli

2013010 010 1.8

26 AB PDAM 8Imam

F.

4 Juli

‘13/09.3

0 WIB

4 Juli

2013010 010 1.8

27 AB PDAM 9 Imam 4 Juli ‘13 4 Juli ‘13 231 220 9.3

28 AB PDAM 10 Imam 4 Juli ‘13 4 Juli ‘13 000 < 1.8

29 AB PDAM 11 Imam 4 Juli ‘13 4 Juli ‘13 000 < 1.8

30 AB PDAM 12 Imam 4 Juli ‘13 4 Juli ‘13 110 000 < 1.8

31 AB PDAM 13 Imam 4 Juli ‘13 4 Juli ‘13 000 < 1.8

32 AB PDAM 14 Imam 4 Juli ‘13 5 Juli ‘13 000 < 1.8

33 AB PDAM 15 Imam 4 Juli ‘13 5 Juli ‘13 000 < 1.8

34 AB PDAM 16 Imam 4 Juli ‘13 5 Juli ‘13 000 < 1.8

35 AB PDAM 17Imam

F.

4 Juli

‘13/11.00

WIB

5 Juli

2013011 011 3.6

36 AB PDAM 18Imam

F.

4 Juli

‘13/11.10

WIB

5 Juli

2013001 001 1.8

37 AB PDAM 19Imam

F.

4 Juli

‘13/11.20

WIB

5 Juli

2013000 < 1.8

38 AB PDAM 20Imam

F.

4 Juli

‘13/11.35

WIB

5 Juli

2013000 < 1.8

39 AB

PKM

Ranuyoso

D.Ranube

dali

Dani

Istian-

to

4 Juli

‘13/09.10

WIB

6 Juli

2013210 110 4.0

40 AB PKM

Ranuyoso

D.Tegal-

Dani

Istian-

to

4 Juli

‘13/09.25

WIB

6 Juli

2013

100 100 2.0

Page 15: Laporan KP

15

bangsri

41 AB

PKM

Ranuyoso

Meninjo

Dani

Istian-

to

4 Juli

‘13/09.40

WIB

6 Juli

2013200 200 4.5

42 AB

Sumur

Gali/kran,

Kebona-

gung 1

Ida

Lestari

6 Juli

‘13/08.00

WIB

6 Juli

2013555 555 > 1600

43 AB

Sumur

Gali/kran,

Kebona-

gung 2

Ida

Lestari

6 Juli

‘13/08.10

WIB

6 Juli

2013020 020 3.7

44 AB

Sumur

Gali/kran,

Ds Lor

Ida

Lestari

6 Juli

‘13/09.10

WIB

6 Juli

2013555 555 > 1600

45 AMRO Tirta

HidayatDanang

8 Juli

‘13/12.17

WIB

8 Juli

2013013 013 3.6

46 AB

Kran

Umum Ds

Penanggal

Dodik

Y.

11 Juli

‘13/09.30

WIB

11 Juli

2013554 543 280

47 AB

Kran

Umum Ds

Tambakre

jo

Dodik

Y.

11 Juli

‘13/09.45

WIB

11 Juli

2013555 555 >1600

48 AB

Kran

Umum Ds

Kloposa-

wit

Dodik

Y.

11 Juli

‘13/10.15

WIB

11 Juli

2013321 321 17

49 AB

Desa

Wringin

Anom

Karanglo 1

Fibria

ni S.

16 Juli

‘13/08.15

WIB

16 Juli

2013555 555 > 1600

50 AB Desa

Wringin

Anom

Fibria

ni S.

16 Juli

‘13/08.30

16 Juli

2013

555 555 > 1600

Page 16: Laporan KP

16

Karanglo 2 WIB

51 AB

Desa

Wringin

Anom

Karanglo 3

Fibria

ni S.

16 Juli

‘13/08.50

WIB

16 Juli

2013555 445 47

4.2 Pembahasan

4.2.1 Analisis Air Minum dan Air Bersih

Dari hasil kerja praktek yang disajikan dalam tabel 2,asal air bersih/air minum dapat

dikelompokkan menjadi 2 jenis,yakni jenis air minum dan air bersih. Jenis air minum berasal

dari perusahaan air minum dan rumah sakit yang memproduksi air minum

konsumsi,sedangkan jenis air bersih berasal dari industri rumah tangga, Perusahaan Daerah

Air Minum (PDAM) dan rumah sakit.

Jenis air minum berasal dari 2 tempat yaitu perusahaan air minum dan rumah

sakit,perusahaan air minum terdeteksi dengan jumlah koliform sebanyak 237.6 dan rata-

ratanya yakni 79.2 koliform,sedangkan air minum yang berasal dari rumah sakit memiliki

jumlah koliform sebanyak 22 koliform,data dapat disajikan dalam bentuk tabel 3 dibawah ini

Tabel 3.Analisis Air Minum

Perusahaan Air Minum Rumah Sakit

Series1 79.2 22

5

15

25

35

45

55

65

75

85

Analisis Air Minum (AM)

Jum

lah

Kolif

orm

Jenis Air Bersih terdapat 3 asal yakni industri rumah tangga,rumah sakit dan

PDAM.Dari 3 jenis tersebut jumlah koliform terbanyak berasal dari industri rumah tangga

yaitu 23505 dengan rata-rata sebanyak 940.208 koliform.Kemudian berasal rumah sakit

dengan jumlah 2380 dan rata-ratanya 793.3 koliform.Sedangkan yang paling sedikit berasal

Page 17: Laporan KP

17

dari PDAM yaitu 45.9 dan rata-ratanya 2.295 koliform.Data tersebut dapat disajikan dalam

tabel 4.

Tabel 4.Analisis Air Bersih

Industri Rumah Tangga Rumah Sakit PDAM

Series1 940.208000000001 793.333333333334 2.295

50

150

250

350

450

550

650

750

850

950

Analisis Air Bersih (AB)

Jum

lah

Kolif

orm

Pada kedua tabel tersebut,industri rumah tangga dan perusahaan air minum memiliki

jumlah dan rata-rata koliform tertinggi,pada perusahaan air minum terdapat 79.2

koliform/100 ml,pada industri rumah tangga terdapat 940.208 koliform/100 ml. Berdasarkan

Kempenkes RI Nomor 492/ MENKES/SK/IV/2010, persyaratan bakteriologis air minum

adalah dilihat dari koliform per 100 ml sampel air dengan kadar maksimum yang

diperbolehkan adalah 0 (nol).Sehingga nilai tersebut tidak memenuhi persyaratan.Selain itu

hal ini menunjukkan bahwa perairan industri rumah tangga dan perusahaan air minum

mengandung bahan organik yang cukup tinggi sebagai sumber kehidupan

mikroorganisme.Suriawiria (1993) menyatakan bahwa kehadiran mikroba patogen di dalam

air akan meningkat jika kandungan bahan organik di dalam air cukup tinggi, yang berfungsi

sebagai tempat dan sumber kehidupan mikroorganisme. hal tersebut terjadi karena beberapa

faktor seperti kurangnya menjaga kebersihan,kurangnya pengetahuan tentang bakteri

koliform,tidak memiliki sarana dan prasarana didalam pengelolaan industri tersebut.Air

bersih yang berasal dari rumah sakit jumlah koliformnya tidak jauh berbeda dengan industri

rumah tangga dan perusahaan air minum,kemungkinan besar faktor yang mempengaruhi

tidak jauh berbeda.

Page 18: Laporan KP

18

Menurut Azwar (2003),berkembangnya suatu kawasan industri tidak terlepas dari

pemilihan lokasi kawasan industri yang dikembangkan, karena sangat dipengaruhi oleh

beberapa faktor/variabel di wilayah lokasi kawasan. Selain itu dikembangkannya suatu

kawasan industri juga akan memberikan dampak terhadap beberapa fungsi di sekitar lokasi

kawasan. Oleh sebab itu, beberapa kriteria menjadi pertimbangan di dalam pemilihan lokasi

Kawasan Industri, salah satu diantaranya adalah Jarak terhadap Pemukiman. Pertimbangan

jarak terhadap pemukiman bagi pemilihan lokasi kegiatan industri, pada prinsipnya memiliki

dua tujuan pokok, yaitu:

1) Berdampak positif dalam rangka pemenuhan kebutuhan tenaga kerja dan aspek pamasaran

produk. Dalam hal ini juga perlu dipertimbangkannya adanya kebutuhan tambahan akan

perumahan sebagai akibat dari pembangunan kawasan industri. Dalam kaitannya dengan

jarak terhadap pemukiman disini harus mempertimbangkan masalah pertumbuhan

perumahan, dimana sering terjadi areal tanah disekitar lokasi industri menjadi kumuh dan

tidak ada lagi jarak antara perumahan dengan kegiatan industri.

2) Berdampak negatif karena kegiatan industri menghasilkan polutan dan limbah yang dapat

membahayakan bagi kesehatan masyarakat.

3) Jarak terhadap pemukiman yang ideal minimal 2 (dua) Km dari lokasi kegiatan industri

(Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia No: 35/M-IND/PER/3/2010).

Sedangkan sampel air bersih dari PDAM dapat dikatakan sangat bersih karena jumlah

koliformnya sangat sedikit dengan jumlah rata-rata 2.295 koliform.Menurut informasi yang

diperoleh dari laboratorium kesehatan,PDAM melakukan uji kelayakan tiap tahunnya dan

dari data yang diperoleh per tahun,dapat disimpulkan bahwa air bersih dari PDAM tidak

mengandung koliform.PDAM menyalurkan sumber air ke masyarakat melalui perpipaan

menuju rumah-rumah. Menurut Entjang (2000),sumber air yang sering digunakan oleh

masyarakat selain air sumur gali adalah air pipa atau air kran. Air bersih yang bersumber dari

air kran di salurkan melalui Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Namun, setiap PDAM

di setiap daerah belum tentu memiliki kualitas dan kuantitasnya sama dengan daerah lainnya.

Secara teknis pelayanan air bersih dengan sistem perpipaan harus memenuhi unsur-unsur

sebagai:

1) Air tersedia secara kontinyu 24 jam sehari

2) Tekanan air di ujung pipa minimal sebesar 1,5 – 2 atm

3) Kualitas air harus memenuhi standar yang ditetapkan.

Sarana perpipaan adalah bangunan beserta peralatan dan perlengkapannya yang

menghasilkan, menyediakan dan membagikan air minum untuk masyarakat melalui jaringan

Page 19: Laporan KP

19

perpipaan/distribusi. Air yang dimanfaatkan adalah air tanah atau air permukaan dengan atau

tanpa diolah. Ada beberapa cara pendistribusian air perpipaan meliputi:

1) Sambungan rumah, air disalurkan sampai rumah melalui jaringan perpipaan sehingga

masyarakat tidak perlu lagi pergi dari rumah untuk mengambil air.

2) Kran umum, air hanya disalurkan sampai target tertentu dan masyarakat dapat mengambil

air dari tempat tersebut melalui kran.

3) Hidran umum adalah kran umum yang dilengkapi dengan tangki air karena penyaluran air

kurang dari 24 jam dalam sehari atau karena tekanannya rendah.

4) Terminal air, pada dasarnya sama dengan hidran umum, tetapi ditujukan untuk daerah

yang belum terjangkau jaringan distribusi air minum (jaraknya relatif jauh), sehingga air

bersih secara berkala dikirim dengan tangki dan ditampung dalam terminal-terminal air.

4.2.2 Tindakan Pengguna Air

Domain terakhir dari perilaku kesehatan adalah tindakan. Tindakan tersebut didasari

pada penilaian atau pendapat terhadap apa yang diketahuinya, kemudian disikapi dan

akhirnya mengambil keputusan untuk melakukannya. Menurut Bloom dalam Notoatmodjo

(2005), praktik atau tindakan dapat dibedakan menjadi tiga tingkatan, yaitu:

1. Praktik terpimpin (Guided respons), yaitu apabila subjek atau seseorang telah melakukan

sesuatu tetapi masih tergantung pada tuntunan atau menggunakan panduan.

2. Praktik secara mekanisme (Mecanism), yaitu Apabila seseorang telah melakukan atau

mempraktikkan sesuatu hal secara otomatis maka disebut praktik atau tindakan mekanis.

3. Adopsi (Adoption), adalah suatu tindakan atau praktik yang sudah berkembang. Artinya

apa yang dilakukan tidak sekedar rutinitas atau mekanisme saja, tetapi sudah dilakukan

modifikasi, atau disebut juga tindakan atau perilaku yang berkualitas.

Menurut Azwar (2003), tindakan manusia ada tiga jenis yaitu: 1) tindakan ideal,

artinya tindakan yang dapat diamati dan dilakukan oleh individu atau masyarakat untuk

mengurangi atau membantu memecahkan masalah; 2) tindakan sekarang, artinya perilaku

yang dilaksanakan saat ini, dan 3) tindakan yang diharapkan, yakni tindakan yang diharapkan

dilaksanakan oleh sasaran.

4.2.3 Upaya Memperoleh Air Bersih

Chandra (2007) menyatakan, upaya memperoleh air bersih dapat dilakukan dalam skala besar

maupun skala kecil sesuai dengan kebutuhannya,tahapannya meliputi :

4.2.3.1 Penyimpanan

Air yang disimpan dalam wadah penampungan akan melalui proses purifikasi secara alami

sebagai berikut:

Page 20: Laporan KP

20

a. Proses fisik

Setelah melalui proses fisik, kualitas air sudah dapat diperbaiki sampai sekitar 90%. Benda-

benda yang terlarut dalam air akan mengendap dalam waktu 24 jam dan air akan bertambah

jernih

b. Proses kimiawi

Selama proses penampungan juga berlangsung proses kimiawi. Dalam proses ini , bakteri

aerobik akan mengoksidasi bahan-bahan organik yang terdapat didalam air dengan bantuan

oksigen bebas. Akibatnya, konsentrasi amonia akan berkurang sementara konsentrasi nitrat

justru meningkat.

c. Proses biologis

Organisme patogen berangsur-angsur akan mati. Keadaan ini dapat terlihat jika air disimpan

selama 5-7 hari. Dalam kondisi tersebut, jumlah bakteri dalam air akan berkurang sampai

90%.

Batas waktu yang optimum untuk penampungan berkisar antara 10-14 hari, bila lebih lama

akan berkembang tumbuh-tumbuhan air seperti alga yang dapat menimbulkan rasa dan bau

tidak enak dan perubahan warna pada air.

4.2.3.3 Penyaringan

Proses penyaringan atau filtrasi merupakan tahap kedua dari proses purifikasi. Proses ini

sangat penting karena dapat mengurangi jumlah bakteri sampai sekitar 98-99% dalam air

yang dihasilkan. Proses filtrasi dapat dilakukan melalui slow sand filter (filter biologis) dan

rapid sand filter (filter mekanis) Proses filtrasi dapat dilakukan melalui slow sand filter (filter

biologis) dan rapid sand filter (filter mekanis). Metode-metode tersebut memiliki kelebihan

dan kekurangannya masing-masing. Sampai saat ini, kedua metode tersebut masih digunakan

sebagai metode standar dalam proses purifikasi air Slow sand filter dipakai untuk proses

purifikasi air dalam skala kecil sedangkan rapid sand filter dipakai untuk proses purifikasi air

dalam skala besar terutama untuk memenuhi kebutuhan penduduk di kota besar.

4.2.3.2 Klorinasi

Klorinasi adalah proses pemberian klorin ke dalam air yang telah menjalani proses filtrasi

dan merupakan langkah yang maju dalam proses purifikasi air. Klorin ini banyak digunakan

dalam pengolahan limbah industri, air kolam renang, dan air minum di negara-negara sedang

berkembang karena sebagai desinfektan, biayanya relatif lebih murah, mudah dan efektif.

Senyawa-senyawa klor yang umum digunakan dalam proses klorinasi, antara lain, gas klorin,

senyawa hipoklorit, klor dioksida, bromine klorida, dihidroisosianurate dan kloramin

(Chandra, 2007).

Page 21: Laporan KP

21

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diperoleh adalah :

1. Pengujian kualitas air dengan metode MPN 555 tabung dilakukan dengan uji

penduga (Presumptive test) menggunakan medium Lactose broth (LB) dan

digunakan uji penguat (Confirmed Test) menggunakan medium Brillian Green

Lactose Bile Broth (BGLB) .

2. Hasil uji kualitas air yang diperoleh di Laboratorium Kesehatan Lumajang untuk

analisis air minum yang mengandung jumlah koliform terbanyak adalah air yang

berasal dari perusahaan air minum yaitu terdapat koliform sebanyak 79.2/100 ml

sedangkan analisis air minum yang memiliki jumlah koliform tertinggi dari

industri rumah tangga yaitu sebanyak 940.208/100 ml dan yang paling rendah

berasal dari PDAM sebanyak 2.295/100 ml.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, dapat disarankan bahwa metode

MPN 555 tabung harus dilakukan sesuai prosedur,supaya hasil yang diperoleh akurat,karena

hasil yang didapat akan mempengaruhi layak atau tidaknya menurut Kempenkes RI Nomor

492/ MENKES/SK/IV/2010.

Page 22: Laporan KP

22

DAFTAR PUSTAKA

APHA, (1998), “Standar Methods for The Examination of Water and Wastewater”, 20th

Edition, American Public Health Association, USA, Washington DC, pp. 2-53-2-59,

4- 100-4-111.

Amsyari, F. 1996. Membangun Lingkungan Sehat Menyambut Lima Puluh Tahun Indonesia

Merdeka. Surabaya: Airlangga University Press.

Azwar, S. 2003. Metode Penelitian. Pustaka Pelajar : Yogyakarta.

[BPOM] Badan Pengawas Obat dan Makanan. 2006. Jejaring Promosi Keamanan Pangan

dalam Sistem Keamanan Pangan Terpadu Nasional. Jakarta: BPOM.

Bloom B., 1908. Dalam : Notoatmodjo S., 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Bab V,

Pendidikan dan Prilaku. Halaman 126-127.

Brooks GF, Butel JS, Morse SA. Jawetz, Melnick, & Adelberg’s Medical Microbiology.

23rd Edition. Singapore : McGraw-Hill; 2004. 39-40, 58-9, 431-4.

Chandra, Budiman. 2006. Pengantar Kesehatan Lingkungan. EGC. Jakarta .

Chandra, Dr. Budiman. 2007. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Penerbit Buku

Kedokteran. Hal. 124, dan 144-147.

Dwidjoseputro. 2005. Dasar-dasar mikrobiologi. Djambatan: Malang.

Effendi, H.,2003. Telaah Kualitas Air, Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan

Perairan, Penerbit Kanisius. Yogyakarta.

Entjang I. 2000. Ilmu Kesehatan Masyarakat cetakan ke 14. Bandung : Alumni

Fardiaz,S., 1992. Polutan Air dan Polusi Udara , Fak, Pangan dan Gizi IPB,Bogor.

Juli Soemirat Slamet, 2004. Kesehatan Lingkungan, Gadjah Mada University press,

Yogyakarta.

Kusnaedi. 2006, Mengolah Air Gambut dan Kotor untuk Air Minum, Penebar Swadaya,

Jakarta, Hal. 17-20.

Lay, B. W. 1994. Analisis Mikrobiologi di Laboratorium. Pt Rajawali Persada. Jakarta.

Notoatmodjo.2005.Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Pelczar, M.J. dan Chan, E. C. S., 2006, Dasar-dasar Mikrobiologi Jilid 2, UI Press, Jakarta.

Page 23: Laporan KP

23

Rompre A, Servais P, Baudart J, de Roubin MR, and Laurent P. 2002. Detection and

enumeration of coliforms in drinking water: current methodes and emerging

approaches. J Microbiol Methods 49: 31-54.

Sirindon M. 2008. Analisis koliform dalam susu segar sebagai parameter sanitasi

peternakan. Bogor: Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor.

Soemirat,juli ,1993.Kesehatan Lingkungan.Gadjah Mada University Press : Jogjakarta.

Suriawiria, U. 2003. Mikrobiologi Air dan Dasar-Dasar Pengolahan Buangan Secara

Biologis. PT. Alumni. Bandung.

Suriaman, E, Juwita., 2008. Jurnal penelitian mikrobiologi pangan uji kualitas air jurusan

biologi fakultas sains dan teknologi, universitas islam negeri malang.

Sutrisno, T., 2004. Teknologi Penyediaan Air Bersih, PT Rineka Cipta, Jakarta.

Volk, W.A. and Wheeler. M. F. 1992. Basic Microbiology Seventh Edition. Harper Collin

Publisher. Inc. New York.

Page 24: Laporan KP

24

LAMPIRAN

Daftar Alat dan Bahan

No. Nama alat dan Gambar Fungsi

1 Inkubator Alat yang digunakan untuk inkubasi

media pengujian yang suhunya telah

diatur. Inkubator Berfungsi untuk

menginkubasikan atau mengkondisikan

media / kultur pada kondisi terutama

suhu tertentu.

2 Autoklaf Alat yang digunakan untuk sterilisasi

basah.Prinsip kerja dari Autoclave

adalah mensterilkan media, larutan

dengan menggunakan uap panas yang

bertekanan tinggi. Untuk sterilisasi alat

dan bahan,supaya tidak terkontaminasi.

Suhu yang digunakan pada umumnya

1210C dengan tekanan 15 psi selama 15

menit.

3 Neraca Analitik Digunakan untuk menimbang bahan –

bahan dengan ketelitian 10-6 gram

dengan berat maksimal 200 gram.

Page 25: Laporan KP

25

5 Tabung reaksi Sebagai tempat sampel dan medium

6 Rak tabung reaksi Sebagai tempat/wadah tabung reaksi

7 Tabung durham Sebagai indikator tempat terbentuknya

gas CO2 yang dihasilkan dari fermentasi

bakteri koliform

Page 26: Laporan KP

26

8 Masker Untuk melindungi saluran pernapasan

dari kontaminasi udara

9 Oven Alat yang digunakan untuk sterilisasi

kering, alat yang disterilkan adalah alat

yang terbuat dari glass seperti cawan

petri, pipet. Prinsip kerjanya yaitu

dengan mengalirkan udara panas dan

kering pada bahan yang dikeringkan.

Suhu yang digunakan tergantung pada

banyak sedikitnya alat yang akan

disterilkan, biasanya suhu yang

digunakan 1600C – 1800C selama 2 – 3

jam.

9 Lemari pendingin Menyimpan bahan dan sampel dengan

suhu dingin.

10 Sarung tangan (gloves) Untuk melindungi tangan dari kontak

langsung dan kontaminasi bahan –

bahan yang digunakan.

Page 27: Laporan KP

27

Page 28: Laporan KP

28

11 Medium LB Sebagai medium pengkaya,semua

bakteri pada sampel dapat hidup

12 Medium BGLB Sebagai medium selektif,hanya bakteri

jenis koliform saja yang bisa hidup dan

menghambat bakteri fermentasi selain

koliform