laporan korosi galvanik
TRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK PENCEGAHAN KOROSI
“KOROSI GALVANIK”
Pembimbing :Ir. Gatot S., MT.
Di susun oleh :
Kelas : 3 B
Kelompok : 3
Nama : Ira Permatasari (101411039)
Khairunnisa Nurul Hidayati (101411040)
Latif Fauzi (101411041)
Tanggal Praktikum : 17 September 2012
Tanggal Penyerahan Laporan : 1 Oktober 2012
PROGRAM STUDI D III TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2012
KOROSI GALVANIK
TUJUAN
1. Mahasiswa dapat menjelaskan korosi galvanik
2. Mahasiswa dapat menentukan logam yang berperan sebagai anodik dan katodik pada
peristiwa galvanik
3. Mahasiswa dapat menghitung laju korosi logam dalam lingkungan yang berbeda
DASAR TEORI
Korosi galvanik dapat didefinisikan adanya reaksi atau kontak listrik antara dua
logam yang berbeda dalam larutan elektrolit. Dalam korosi galvanik logam yang potensialnya
lebih positif akan lebih bersifat katodik, sedangkan logam yang potensialnya lebih negative
akan lebih bersifat anodik. Apabila dua buah logam yang berbeda yang saling kontak dan
terbuka ke media yang korosif, laju korosi akan berbeda satu dengan yang lainnya. Contoh
logam besi yang berkontak dengan seng dan logam besi yang berkontak dengan Cu, dalam
lingkungan yang sama akan terkorosi dengan laju yang berbeda. Untuk laju korosi yang
berkontak dengan seng akan lebih rendah dibandingkan dengan laju korosi besi yang
berkontak dengan tembaga karena sifat seng lebih anodik dibandingkan dengan besi.
Sehingga seng akan lebih parah terkorosi dibandingkan dengan besi. Sedangkan untuk besi
yang dikontakkan dengan tembaga, laju korosinya lebih besar daripada laju korosi logam
tembaga.
Laju korosi dapat dihitung dengan rumus :
Laju korosi (r) = W
ρ x A xT
Ket : W = Berat yang hilang (mg)
ρ = Density benda uji korosi (gr/cm3)
A = Luas permukaan (in2)
T = Waktu pengkorosian (hour)
NaClNaCl
Elektroda ElektrodaElektroda
NaCl
Elektroda
NaCl
vElektroda
NaCl
v
LANGKAH KERJA
1. Persiapan Benda Kerja
Menyiapakan logam 3 Cu,6 logam Fe, dan 3 logam Zn, kemudian mengampelas logam
Cu, Fe, dan Zn dari karat, kotoran dan lemak yang menempel dan bersihkan dengan air
sampai bersih.
2. Persiapan Larutan
Menyiapkan larutan NaCl, larutan HCl dan air kran ke dalam gelas kimia dan siapkan
pada meja kerja.
A. Rangkaian Sel
a). Menghitung potensial rangkaian Cu, Fe, dan Zn dalam larutan NaCl
Membuat rangkaian sel dengan larutan NaCl dan logam yang digunakan adalah Fe,
Cu, dan Zn.
Mengukur masing-masing potensial Fe, Cu, dan Zn dengan elektroda pembanding.
Membuat rangkaian sel kemudian hitung Potensial sel-nya
a. Fe (1) – Zn (10) b. Fe (2) – Cu (7)
NaCl
Elektroda
HCl
vElektroda
HCl
v
b). Menghitung potensial rangkaian Cu, Fe, dan Zn dalam larutan HCl
Membuat rangkaian sel dengan larutan NaCl dan logam yang digunakan adalah Fe,
Cu, dan Zn.
Mengukur masing-masing potensial Fe, Cu, dan Zn dengan elektroda pembanding.
Membuat rangkaian sel kemudian hitung Potensial sel-nya
a. Fe (3) – Zn (11) b. Fe (4) – Cu (8)
c). Menghitung potensial rangkaian Cu, Fe, dan Zn dalam air kran
Membuat rangkaian sel dengan larutan NaCl dan logam yang digunakan adalah Fe,
Cu, dan Zn.
Mengukur masing-masing potensial Fe, Cu, dan Zn dengan elektroda pembanding.
HClHClHCl
ElektrodaElektrodaElektroda
HCl
Air kranAir kran
Elektroda ElektrodaElektroda
Air kran
Membuat rangkaian sel kemudian hitung Potensial sel-nya
a. Fe (12) – Zn (6) b. Fe (5) – Zn (9)
Elektrodav Elektrodav
Air kran Air kran
DATA PENGAMATAN
o Data Pengamatan
Larutan AwalSetelah 7
HariLogam Setelah 7 Hari
NaClTidak terjadi
apa-apa
Terdapat endapan kuning
kecoklatan
Fe
Hampir di seluruh permukaan
logam ditutupi lapisan kuning
kecoklatan
ZnHampir di seluruh permukaan
logam menjadi berwarna hitam
Fe
Hampir di seluruh permukaan
logam ditutupi lapisan kuning
kecoklatan
Cu Tidak terjadi perubahan apa-apa
HCl
Terdapat gelembung-gelembung
udara
Larutan berwarna kehijauan, terdapat sedikit
endapan hitam di
dasar larutan
FeTerdapat gelembung dari logam
Fe, logam menjadi berwarna hitam
Zn Terkorosi
FeTerdapat gelembung dari logam
Fe, logam menjadi berwarna hitam
CuTerdapat goresan hitam di
permukaan logamnya
Air Kran
Tidak terjadi apa-apa
Terdapat endapan coklat
di dasar larutan, larutan menjadi keruh
kecoklatan
Fe Tidak terjadi perubahan apa-apa
ZnHampir di seluruh permukaan
berwarna hitam
FeTerdapat lapisan coklat di
permukaan coklat
CuTerdapat goresan hitam pada
permukaan logam
o Data Pengukuran
LarutanpH
AwalLogam
Eo
Logam (V)/SC
E
Panjang (cm)
Lebar (cm)
Berat (gr)Eo sel (mV)Awal Akhir
NaCl 7,08
Fe -0.332 4,5 1,9 3,71 3,36-5
Zn -1.012 2,1 2 0,43 0,41Fe -0.370 4,6 1,9 3,23 3,36
-5Cu +0.131 3,5 2,3 3,4 3,64
HCl 1,21
Fe -0.458 4,6 1,9 3,35 3,154
Zn -1.065 2,8 2 0,49 0,22
Fe -0.520 5 1,9 3,31 4,562,4
Cu +0.197 4,5 2,3 4,55 2,92
Air Kran
7,11
Fe -0.274 4,7 1,9 3,39 3,39-4,4
Zn -0.969 2,3 2 0,42 0,41Fe -0.302 4,5 1,9 3,5 5,24
-5Cu +0.042 2,3 5,4 5,6 3,38
PENGOLAHAN DATA
Perhitungan Laju Korosi
Laju Korosi (r) = W
ρ x A xT
Dengan :r = Laju korosi (mpy, mil per year)
W = Kehilangan berat (mg)
ρ = Densitas (g/cm3)
A = Luas permukaan sampel (in2)
T = Lama waktu pengujian (jam)
Data :
ρ Fe = 7.86 gr/cm3
ρ Cu = 8.8 gr/cm3
ρ Zn = 6.9 gr/cm3
T = 168 hours
Larutan LogamBerat (gr) W
(mg)A (in2)
ρ (gr/cm3)
r (mpy)Awal Akhir
NaCl
Fe 3.71 3.6 110 0.013252 7.86 6.28585
Zn 0.43 0.41 20 0.00651 6.9 2.65028
Fe 3.36 3.25 110 0.013547 7.86 6.1492
Cu 3.64 3.4 240 0.012477 8.8 13.0105
HCl
Fe 3.35 3.05 300 0.013547 7.86 16.7705
Zn 0.49 0.22 270 0.00868 6.9 26.8341
Fe 3.31 2.92 390 0.014725 7.86 20.0576
Cu 4.56 4.5 60 0.016042 8.8 2.52981
Air Kran
Fe 3.39 3.22 170 0.013841 7.86 9.30111
Zn 0.42 0.41 10 0.00713 6.9 1.20991
Fe 3.5 3.38 120 0.013252 7.86 6.85729
Cu 5.6 5.24 360 0.019251 8.8 12.6491
PEMBAHASAN
Sel Galvanik merupakan suatu reaksi antara 2 logam yang berbeda dalam larutan
elektrolit. Sel galvanic ini akan terbentuk jika terjadi reaksi spontan antara 2 logam elektroda.
Pada praktikum ini logam yang digunakan adalah Fe, Cu dan Zn. Sedangkan larutan yang
digunakan adalah NaCl, HCl, dan air keran.
Dengan adanya variasi logam yang digunakan yaitu Fe-Zn dan Fe-Cu, untuk
membuktikan bahwa korosi sangat dipengaruhi lingkungan. Korosi pada logam dapat
menyebabkan pengurangan massa pada logam dan dari data pengamatan setelah 7 hari
pengurangan massa terjadi dan harga potensial meningkat.
Lingkungan korosi sangat mempengaruhi besarnya laju korosi. Suatu larutan yang
pekat (konsentrasi tinggi) mengandung molekul-molekul yang lebih rapat daripada larutan
yang encer (konsentrasi rendah). Molekul yang rapat lebih mudah dan sering bertabrakan
daripada molekul yang agak berjauhan. Itulah sebabnya makin besar konsentrasi larutan,
makin cepat laju korosinya, contohnya saja pada larutan HCl, laju korosi terjadi dengan cepat
dibandingkan pada larutan NaCl atau air kran..
Bahan yang mempunyai ketahanan korosi lebih rendah akan menjadi anodik,
sedangkan untuk bahan yang mempunyai ketahanan korosi lebih tinggi akan menjadi katodik.
Contohnya adalah Fe-Zn, Fe bersifat sebagai katodik, dan Zn bersifat sebagai anodik, karena
potensial logam Fe lebih tinggi atau ketahanan korosinya lebih tinggi dibanding logam Zn.
Begitu pula dengan Fe-Cu, Cu bersifat sebagai katodik, dan Fe bersifat sebagai anodik.
Selain itu pula, faktor lain yang mempengaruhi korosi galvanis adalah perbandingan
luasan anodik dan katodik, serta efek jarak dari sambungan, karena laju korosi terbesar akibat
korosi galvanik ini umumnya terletak di dekat sambungan.
KESIMPULAN
- Korosi galvanik terjadi karena adanya reaksi atau kontak listrik antara logam yang berbeda potensialnya.
- Logam yang potensialnya lebih rendah bersifat anodik, sedangkan logam yang potensialnya lebih tinggi bersifat katodik.
- Laju korosi dipengaruhi oleh lingkungan korosinya, saat lingkunagn korosi bersifat asam, maka laju korosinya tinggi, sebaliknya saat lingkungan korosi bersifat basa, laju korosinya rendah.
- Laju korosi dihitung dengan rumus : (r) = W
ρ x A xT
r = Laju korosi (mpy, mil per year)
W = Kehilangan berat (mg)
ρ = Densitas (g/cm3)
A = Luas permukaan sampel (in2)
T = Lama waktu pengujian (jam)
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, Hiskia. 1992. Elektrokimia dan Kinetika Kimia. Bandung : PT Citra Aditya Bakti.
Ansori, Irfan. 1998. Kimia Dasar. Airlangga : Jakarta.
D. A. Jones. Principle of Corrosion.
Ngatin, A. 2008. Korosi Logam Baja Karbon Di Berbagai Larutan. POLBAN : Bandung.
Tim Penyusun. 2008. Jobsheet Praktikum Teknik Pencegahan Korosi. Bandung :Politeknik Negeri Bandung