laporan kkl ikip budi utomo malang.doc

45
LAPORAN KKL IKIP BUDI UTOMO MALANG BAB I LATAR BELAKANG 1.1 Latar Belakang Kuliah Kerja Lapangan (KKL) merupakan salah satu kegiatan di kampus IKIP Budi Utomo Malang untuk menciptakan mahasiswa yang berkompeten terhadap lingkungan sekitar berwawasan luas dan dapat bersaing sesuai bidang keterampilannya (pedagogik), professional, personal dan social. KKL adalah salah satu mata kuliah yang harus ditempuh sebagai persyaratan untuk menyelesaikan studi di IKIP Budi Utomo Malang. KKL bertujuan agar mahasiswa melakukan kerja lapangan

Upload: lazarusspede

Post on 01-Oct-2015

237 views

Category:

Documents


17 download

TRANSCRIPT

LAPORAN KKL IKIP BUDI UTOMO MALANG

LAPORAN KKL IKIP BUDI UTOMO MALANG

BAB ILATAR BELAKANG

1.1 Latar BelakangKuliah Kerja Lapangan (KKL) merupakan salah satu kegiatan di kampus IKIP Budi Utomo Malang untuk menciptakan mahasiswa yang berkompeten terhadap lingkungan sekitar berwawasan luas dan dapat bersaing sesuai bidang keterampilannya (pedagogik), professional, personal dan social. KKL adalah salah satu mata kuliah yang harus ditempuh sebagai persyaratan untuk menyelesaikan studi di IKIP Budi Utomo Malang.KKL bertujuan agar mahasiswa melakukan kerja lapangan (studi banding) dan bermitra/bekerjasama dengan tempat-tempat wisata yang ditentukan oleh IKIP Budi Utomo Malang sendiri dengan harapan terjadi hubungan timbal balik yang saling menguntungan dalam hal ilmu pengetahuan, teknologi serta seni dan budaya. KKL lebih menekankan kepada mahasiswa untuk lebih mengenal pariwisata dan kebudayaan BALI. Mahasiswa melaksanakan perjalanan wisata dengan mengamati dan mengkaji keadaan dan keindahan yang ada di Pulau Dewata Bali, sehingga dapat memahami berbagai kultur budaya, seni budaya dan kehidupan sosial ekonomi yang ada di Pulau Bali.Pelaksanaan KKL di Pulau Dewata Bali terdapat 2 unsur yang harus diperhatikan diantaranya :1. 70 % perjalanan wisata (rekreasi)2. 30 % sebagai syarat studi yang harus ditempuh (1 SKS)

1.2 Rumusan masalah Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan maka rumusan masalah yang dapat diambil Apakah kegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) dapat menambah wawasan dan pengetahuan mahasiwa tentang kultur budaya, seni dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat di Pulau Bali? 1.3 Batasan MasalahBatasan masalah yang dapat diambil dalam laporan ini adalah:1. Perjalanan wisata2. Mengenal lebih dekat daerah pariwisata dan kebudayaan pulau Bali1.4 Tujuan Kuliah Kerja LapanganTujuan dari kegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) ini antara lain:1. Menambah wawasan dan pengalaman mahasiswa Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Budi Utomo Malang dipulau Bali.2. Untuk penyegaran bagi mahasiswa peserta KKL (Kuliah Kerja Lapangan) menjelang habisnya masa study.1.5 ManfaatManfaat dari kegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) diharapkan mempunyai kegunaan secara praktis yaitu:1. Dapat mengetahui kebudayaan yang ada dipulau Bali secara terperinci.2. Dapat memotivasi mahasiswa untuk menjaga dan melestarikan objek wisata dan budaya daerah masing-masing.3. Membuat mahasiswa memiliki pola berfikir sebagai anggota masyarakat ilmiah yang senantiasa berusaha mengembangkan konsep-konsep yang dipelajari guna kepentingan masyarakat

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kuliah Kerja Lapangan (KKL)Kuliah Kerja Lapangan (KKL) merupakan salah satu kegiatan penunjang pengembangan materi kuliah didalam kelas yang memiliki peran yang cukup penting dan strategis (Pedoman Akademik, 2003-2004:52). Kuliah Kerja Lapangan (KKL) adalah salah satu upaya untuk memperkenalkan mahasiswa kedunia kerja secara nyata, terjun langsung ketempatnya, maka ditetapkan dalam kurikulum sebuah mata kuliah dengan nama Kuliah Kerja Lapangan (KKL) yang merupakan mata kuliah wajib tempuh bagi mahasiswa dengan bobot 1 SKS.Menurut Sutomo 2000:15, Kuliah Kerja Lapangan (KKL) merupakan kesempatan yang tepat untuk mengembangkan potensi rasional dalam hal berfikir, terampil dan kepribadian, karena terjadi interaksi antar mahasiswa dengan objek belajar. Kuliah Kerja Lapangan (KKL) merupakan kegiatan intra kulikuler dalam bentuk pengabdian pada masyarakat atau kerja lapangan yang wajib ditempuh oleh mahasiswa untuk menyelesaikan pendidikan, khusus jenjang Sarjana (S-1) dengan kegiatan ini mahasiswa diharapkan akan memiliki kemampuan dan keterampilan yang dibutuhkan dalam proses pembangunan bangsa Indonesia.Syarat untuk mengambil KKL di IKIP Budi Utomo Malang yaitu terdaftar sebagai mahasiswa regular dan transfer IKIP Budi Utomo Malang. Pada saat pemograman KKL, minimal pada semester 7 atau telah menempuh SKS minimal 140 SKS. Mendaftarkan diri di Biro Kerjasama dan Hubungan Masyarakat (BIKHUM) sesuai dengan jadwal yang ditentukan, dengan melampirkan kwitansi pembayaran yang sudah dilegalisasi oleh bagian keuangan. Memprogramkan KKL dalam kartu rencana studi.2.2 Jenis-Jenis Kuliah Kerja Lapangan (KKL)Kemitraana) Mahasiswa melakukan kerja lapangan dengan bermitra/ bekerja sama dengan lembaga/ instansi/ organisasi tertentu di wilayah atau instansi tertentu yang dituju dan diorganisir oleh IKIP Budi Utomo Malang. b) Wilayah/instansi yang dituju dapat ditentukan sendiri oleh IKIP Budi Utomo Malang atau atas informasi dari mahasiswa.c) Program yang akan dilaksanakan, disusun dan direncanakan oleh mahasiswa dengan bimbingan seorang pembimbing dari dosen IKIP Budi Utomo Malang.d) Kelompok berdasarkan jurusan masing-masing.2.3 Metode PelaksanaanKuliah Kerja Lapangan (KKL)Pelaksanaan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) diadakan secara berkelompok yang terdiri dari kelompok besar yang anggotanya berjumlah 40 orang dan kelompok kecil yang anggotanya berjumlah 10 orang.2.4 MengenalPulau Dewata BaliPulau Bali adalah salah satu dari sekian banyak pulau-pulau di Indonesia yang mempunyai kekayaan budaya dan mampu memeliharanya walaupun era globalisasi dengan segala dampaknya menerjang dengan intensitas yang tinggi, namun Bali yang dijuluki surganya wisata itu, masyarakatnya tetap konsisten dengan budayanya sendiri yang sudah diwariskan oleh nenek moyangnya dari berbagai generasi. Pulau Bali adalah bagian dari Kepulauan Sunda Kecil sepanjang 153 km dan selebar 112 km sekitar 3,2 km dari Pulau Jawa. Secara astronomis, Bali terletak di 82523 Lintang Selatan dan 1151455 Bujur Timur yang membuatnya beriklim tropis seperti bagian Indonesia yang lain.Gunung Agung adalah titik tertinggi di Bali setinggi 3.148 m. Gunung berapi ini terakhir meletus pada Maret 1963. Gunung Batur juga salah satu gunung yang ada di Bali. Sekitar 30.000 tahun yang lalu, Gunung Batur meletus dan menghasilkan bencana yang dahsyat di bumi. Berbeda dengan di bagian utara, bagian selatan Bali adalah dataran rendah yang dialiri sungai-sungai.Berdasarkan relief dan topografi, di tengah-tengah Pulau Bali terbentang pegunungan yang memanjang dari barat ke timur dan diantara pegunungan tersebut terdapat gugusan gunung berapi yaitu Gunung Batur dan Gunung Agung serta gunung yang tidak berapi yaitu Gunung Merbuk, Gunung Patas, dan Gunung Seraya. Adanya pegunungan tersebut menyebabkan Daerah Bali secara Geografis terbagi menjadi 2 (dua) bagian yang tidak sama yaitu Bali Utara dengan dataran rendah yang sempit dan kurang landai, dan Bali Selatan dengan dataran rendah yang luas dan landai. Kemiringan lahan Pulau Bali terdiri dari lahan datar (0-2%) seluas 122.652 ha, lahan bergelombang (2-15%) seluas 118.339 ha, lahan curam (15-40%) seluas 190.486 ha, dan lahan sangat curam (>40%) seluas 132.189 ha. Provinsi Bali memiliki 4 (empat) buah danau yang berlokasi di daerah pegunungan yaitu : Danau Beratan, Buyan, Tamblingan dan Danau Batur.Ibu kota Bali adalah Denpasar. Tempat-tempat penting lainnya adalah Ubud sebagai pusat seni terletak di Kabupaten Gianyar; sedangkan Kuta, Sanur, Seminyak, Jimbaran dan Nusa Dua adalah beberapa tempat yang menjadi tujuan pariwisata, baik wisata pantai maupun tempat peristirahatan.Luas wilayah Provinsi Bali adalah 5.636,66 km2 atau 0,29% luas wilayah Republik Indonesia. Secara administratif Provinsi Bali terbagi atas 9 kabupaten/kota, 55 kecamatan dan 701 desa/kelurahan.a) Profesi Masyarakat BaliMasyarakat pulau Bali, selain masyarakatnya berprofesi sebagai seniman yang terus berproduksi menghasilkan karya lukis atau patungnya kemudian diapresiasi melalui pameran, juga ada kesehariannya memproduksi kerajinan untuk cinderamata seperti kain batik, pakian santai kerajinan bambuatau kayu serta jenis lainnya. Sebagai pemandu pariwisatapun juga ada dan sebagian lagi menyelesaikan pekerjaannya dengan cara bertani.1. Profesi Sebagai PetaniMasyarakat Bali secara berkala mengadakan diskusi tentang membudidayakan pertanian dengan dipandu oleh pemerintah setempat. Untuk yang terakhir ini masyarakat Bali mempunyai sistem pengairan yang sudah lama diwariskan nenek moyang mereka dalam menangani permasalah bercocok tanam. Sistem ini dinamakan dengan Subak. Yaitu suatu sistem pengairan yang dilakukan dengan mengatur aliran sungai kecil sebagai jalannya air, dari tempat yang lebih tinggi menuju ke tempat lebih rendah sehingga sistem persawahannya diatur secarabertingkat-tingkat. sistem ini mengikuti sifat air yaitu air akan selalu mengalir terus ke tempat yang lebih renadah. Tidak heran jika kita menyaksikan pemandangan di Pulau Bali itu akan di jumpai persawahan yang bertingkat-tingkat.2. Masyarakat Bali Berprofesi Sebagai SenimanMasyarakat Bali berprofesi sebagai seniman pengrajin cinderamata, pemandu wisata juga berprofesi sebagai petani, dengan mengolah pertaniannya dengan sistem pengairan hasil warisan nenek moyang mereka bernama Subakb) KegiatanRitual AgamaKehidupan masyarakat bali kental dengan kultur kereligiusannya, oleh karena itu pada hari-hari tertentu mereka secara khusuk melakukan aktifitas persembayangan. Pada waktu melakukan persembayangan tersebut sangat mengundang perhatian para wisatawan yang berkunjung, untuk menyaksikan upacara keagamaan mereka. Dalam pelaksanaan upacara itu selalu ditandai dengan berarak-arakan membawa sesaji untuk persembahan kepada Sang Widi. Sepanjang arak-arakan tersebut, masyarakat Bali tua, muda, laki-laki maupun perempuan ramai-ramai menjalankan ritual agama mereka di tempat-tempat persembayangan, orang Bali menyebutnya Pura (baca pure) yaitu suatu tempat dengan bangunan khas hindu Bali untuk perembayangan umat hindu, dalam pandangan umat islam menyebutnya masjid atau surau. Di tengah derasnya arus modernisasi dimana pengaruh budaya barat terus mengacam budaya lokal dalam jaringan cyber virtual digital tersebar luas di tengah masyarakat dalam intensitas tanpa batas itu, masyarakat umat hindu Bali tetap menyelenggarakan ritual budayanya tanpa terpengaruh oleh rayuan dan bujukan dari munculnya budaya modern dengan segudang kegalmoran hidup terbungkus dalam selimut Budaya Populer yang terus mengancamnya. Karena penanaman kekuatan ideologi kulturnya itu, masyarakat Bali hingga kini masih konsisten memegang kekentalan dengan ke lokalan budayanya, walaupun arus globalisasi yang membawa turis-turis dari berbagai macam negara dengan budayanya itu terus menghantui perjalanan kekuatan budaya masyarakat bali, namun budaya yang kaya ritual itu, masih tetap terjaga keutuhannya serta mampu berdiri tegak dengan kokohnya.Kekuatan masyarakat Bali dalam melakukan ritual persembayangan, sebagai salah satu kebutuhan rohkhaninya masih terjaga dengan baik, walaupun kerasnya arus globalisasi dengan membawa budaya barat itu terus menghantuinya.v Arti Pemasangan Panjor (Janur) Di Bali Dok.Foto Pribadi saat diBali, 30 April 2013Dalam ajaran agama Hindu simbul dikenal dengan kata "niasa" yaitu sebagai pengganti dari yang sebenarnya. Bukan hanya keagamaan saja yang menggunakan simbul, aspek kenegaraan dan berbangsapun memakai simbul. Dari bentuk atau jenis simbul yang berbeda namun pada hakekatnya mempunyai makna dan fungsi yang sama. Dimana makna tersebut menyangkut dengan isi alam (makrokosmos) dan isi permohonan manusia terhadap Ida Sanghyang Widi Wasa atau Tuhan Yang Esa adalah untuk mencapai keseimbangan dari segala aspek kehidupan seperti pada konsep Tri Hita Karana. Masyarakat atau umat Hindu di Bali sudah tidak asing lagi dengan "Penjor". Pada umumnya di Bali mengenal dua jenis Penjor yaitu "Penjor Sakral" dan "Pepenjoran atau Penjor Hiasan", yang merupakan bagian dari upacara keagamaan dalam upacara Galungan ataupun upacara piodalan pada setiap pura di Bali. Sedangkan Pepenjoran atau Penjor Hiasan umumnya hanya dipergunakan pada saat adanya lomba desa, pesta seni dan lain sebagainya. Pepenjoran atau Penjor Hiasan tidak berisi sanggah penjor dan tidak ada pala bungkah atau pala gantung, porosan, serta lain sebagainya. Sedangkan Penjor Sakral dipergunakan pada waktu Hari Raya Galungan yang berisi sanggah penjor, adanya pala bungkah dan pala gantung, sampiyan, lamak, jajan dan lain sebagainya.Menurut I.B. Putu Sudarsana, pengertian Penjor berasal dari kata "Penjor", yang diartikan sebagai "Pengajum" atau "Pengastawa", yang kemudian kehilangan huruf sengau "ny", dan akhirnya berubah menjadi kata benda, yakni kata "Penyor" yang lama kelamaan pelafalannya menjadi "Penjor" dan mengandung maksud serta pengertian "Sebagai Sarana Untuk Melaksanakan Pengastawa". Pada umumnya umat Hindu di Bali saat merayakan Hari Raya Galungan membuat penjor. Penjor Galungan yang ditancapkan pada "Hari Selasa Anggara wara" (wuku Dungulan), yang dikenal sebagai hari "Penampahan Galungan" yang bermakna tegaknya dharma. Penjor dipasang dan ditancapkan pada lebuh di depan rumah sebelah kanan pintu masuk pekarangan. Bilamana rumah menghadap ke utara maka penjor harus ditancapkan di sebelah timur dari pintu masuk pekarangan. Sanggah dan lengkungan ujung penjor menghadap ke tengah jalan. Bahan penjor adalah sebatang bambu yang ujungnya melengkung sekitar 10 meter, dan dihiasi dengan janur atau daun enau yang muda serta dedaunan lainnya (plawa). Perlengkapan penjor adalah pala bungkah (jenis umbi-umbian seperti ketela rambat), pala gantung (misalnya kelapa, mentimun, pisang, nanas dll), pala wija (seperti jagung, padi dll), jajan, serta "Sanggah Ardha Candra" yang lengkap dengan sesajennya. Pada bagian ujung penjor digantungkan sampiyan penjor lengkap dengan porosan dan bunga. Sanggah Penjor Galungan mempergunakan Sanggah Ardha Candra yang terbuat dari bambu, dengan bentuk dasar persegi empat dengan atap yang melengkung setengah lingkaran sehingga bentuknya menyerupai bulan sabit.Tujuan pemasangan penjor adalah sebagai "swadharma" umat Hindu untuk mewujudkan rasa bakti dan berterima kasih terhadap "Ida Sanghyang Widi Wasa" atau Tuhan Yang Maha Esa. Penjor juga merupakan tanda terimakasih manusia atas kemakmuran yang dilimpahkan Ida Sang Hyang Widi Wasa. Bambu tinggi melengkung adalah gambaran atau perlambangan dari gunung yang tertinggi sebagai tempat yang suci. Hiasan yang terdiri dari kelapa, pisang, tebu, padi, jajan dan kain merupakan perwakilan dari seluruh tumbuhan dan benda sandang pangan yang telah dikaruniakan oleh Sanghyang Widhi Wasa. Penjor Galungan adalah penjor yang bersifat religius yang mempunyai fungsi tertentu dalam upacara keagamaan yang wajib dibuat lengkap dengan perlengkapannya. Dilihat dari segi bentuknya, penjor merupakan lambang Pertiwi dengan segala hasilnya yang memberikan kehidupan dan keselamatan. Pertiwi atau tanah yang digambarkan sebagai dua ekor naga yaitu Naga Basuki dan Ananthabhoga. Selain itu, penjor juga merupakan perlambangan gunung, yang memberikan keselamatan dan kesejahteraan. Hiasannya adalah dari beraneka jenis daun seperti daun cemara, andong, paku pipid, pakis aji dan lain sebagainya. Untuk buah-buahan mempergunakan jagung, kelapa, ketela, pisang termasuk pala bungkah, pala wija, pala gantung, dan padi serta dilengkapi dengan jajan, tebu serta uang.Untuk membuat sebuah penjor yang berhubungan dengan pelaksanaan upacara Galungan, maka diperlukan persyaratan tertentu, dalam arti tidak asal membuat saja. Pembuatan penjor harus sesuai dengan ketentuan "Sastra Agama", sehingga tidak berkesan sebagai hiasan saja. Pada hakekatnya unsur-unsur penjor tersebut merupakan symbul-simbul yang suci sebagai landasan pengaplikasian ajaran dari kitab suci Weda, yang mencerminkan nilai-nilai etika dari ajaran Hindu. Unsur-unsur atau bahan-bahan kelengkapan penjor yang menjadikan simbul-simbul suci, antara lain : Kain putih yang terdapat pada penjor sebagai perlambangan kekuatan Hyang Iswara. Bambu sebagai simbul dan kekuatan Hyang Brahma. Kelapa sebagai simbul kekuatan Hyang Rudra. Janur sebagai simbul kekuatan Hyang Mahadewa. Daun-daunan (plawa) sebagai simbul kekuatan Hyang Sangkara. Pala bungkah, pala gantung sebagai simbol kekuatan Hyang Wisnu. Tebu sebagai simbul kekuatan Hyang Sambu. Sanggah Ardha Candra sebaga: simbol kekuatan Hyang Siwa, dan Upakara atau upacara sebagai simbul kekuatan Hyang Sadha Siwa dan Parama Siwa

c) Budaya1. MusikSeperangkat gamelan Bali.Musik tradisional Bali memiliki kesamaan dengan musik tradisional di banyak daerah lainnya di Indonesia, misalnya dalam penggunaan gamelan dan berbagai alat musik tabuh lainnya. Meskipun demikian, terdapat kekhasan dalam tehnik memainkan dan gubahannya, misalnya dalam bentuk kecak, yaitu sebentuk nyanyian yang konon menirukan suara kera. Demikian pula beragam gamelan yang dimainkan pun memiliki keunikan, misalnya Gamelan Jegog, Gamelan Gong Gede, Gamelan Gambang, Gamelan Selunding, dan Gamelan Semar Pegulingan. Adapula musik Angklung dimainkan untuk upacara ngaben, serta musik Bebonangan dimainkan dalam berbagai upacara lainnya.Terdapat bentuk modern dari musik tradisional Bali, misalnya Gamelan Gong Kebyar yang merupakan musik tarian yang dikembangkan pada masa penjajahan Belanda, serta Joged Bumbung yang mulai populer di Bali sejak era tahun 1950-an. Umumnya musik Bali merupakan kombinasi dari berbagai alat musik perkusi metal (metalofon), gong, dan perkusi kayu (xilofon). Karena hubungan sosial, politik dan budaya, musik tradisional Bali atau permainan gamelan gaya Bali memberikan pengaruh atau saling mempengaruhi daerah budaya di sekitarnya, misalnya pada musik tradisional masyarakat Banyuwangi serta musik tradisional masyarakat Lombok. Gamelan Jegog Genggong Silat Bali2. TariSeni tari Bali pada umumnya dapat dikatagorikan menjadi tiga kelompok; yaitu wali atau seni tari pertunjukan sakral, bebali atau seni tari pertunjukan untuk upacara dan juga untuk pengunjung, dan balih-balihan atau seni tari untuk hiburan pengunjung. Pakar seni tari Bali I Made Bandem pada awal tahun 1980-an pernah menggolongkan tari-tarian Bali tersebut; antara lain yang tergolong ke dalam wali misalnya Berutuk, Sang Hyang Dedari, Rejang dan Baris Gede, bebali antara lain ialah Gambuh, Topeng Pajegan, dan Wayang Wong, sedangkan balih-balihan antara lain ialah Legong, Parwa, Arja, Prembon dan Joged, serta berbagai koreografi tari modern lainnya.Salah satu tarian yang sangat populer bagi para wisatawan ialah Tari Kecak. Sekitar tahun 1930-an, Wayan Limbak bekerja sama dengan pelukis Jerman Walter Spies menciptakan tari ini berdasarkan tradisi Sanghyang dan bagian-bagian kisah Ramayana. Wayan Limbak mempopulerkan tari ini saat berkeliling dunia bersama rombongan penari Bali-nya.3. Pakaian DaerahPakaian daerah Bali sesungguhnya sangat bervariasi, meskipun secara selintas kelihatannya sama. Masing-masing daerah di Bali mempunyai ciri khas simbolik dan ornamen, berdasarkan kegiatan/upacara, jenis kelamin dan umur penggunanya. Status sosial dan ekonomi seseorang dapat diketahui berdasarkan corak busana dan ornamen perhiasan yang dipakainya4. Rumah AdatRumah Baliyang sesuai dengan aturan Asta Kosala Kosali (bagian Weda yang mengatur tata letak ruangan dan bangunan, layaknya Feng Shui dalam Budaya China)Menurut filosofi masyarakat Bali, kedinamisan dalam hidup akan tercapai apabila terwujudnya hubungan yang harmonis antara aspek pawongan, palemahan, dan parahyangan. Untuk itu, pembangunan sebuah rumah harus meliputi aspek-aspek tersebut atau yang biasa disebut Tri Hita Karana. Pawongan merupakan para penghuni rumah. Palemahan berarti harus ada hubungan yang baik antara penghuni rumah dan lingkungannya.Pada umumnya,bangunan atau arsitektur tradisional daerah Bali selalu dipenuhi hiasan, berupa ukiran, peralatan serta pemberian warna. Ragam hias tersebut mengandung arti tertentu sebagai ungkapan keindahan simbolsimbol dan penyampaian komunikasi. Bentuk-bentuk ragam hias dari jenis fauna juga berfungsi sebagai simbol-simbol ritual yang ditampilkan dalam patung.d) TransportasiBali tidak memiliki jaringan rel kereta api namun jaringan jalan yang sangat baik tersedia khususnya ke daerah-daerah tujuan wisatawan. Sebagian besar penduduk memiliki kendaraan pribadi dan memilih menggunakannya karena modal transportasi umum tidak tersedia dengan baik, kecuali taksi.Jenis kendaraan umum di Bali antara lain Dokar, kendaraan dengan menggunakan kudasebagai penarik Ojek, taksi sepeda motor Taksi Bus, melayani hubungan antarkota, pedesaan, dan antarprovinsi. Bali terhubung dengan Pulau Jawa dengan layanan kapal feri yang menghubungkan Pelabuhan Gilimanuk dengan Pelabuhan Ketapang di Kabupaten Banyuwangi, yang lama tempuhnya sekitar 30 hingga 45 menit. Penyeberangan ke Pulau Lombok melalui Pelabuhan Padang Bay menuju Pelabuhan Lembar, yang memakan waktu sekitar empat hingga enam jam.Transportasi udaradilayani oleh Bandara Internasional Ngurah Rai, dengan destinasi ke sejumlah kota besar di Indonesia, Australia, Singapura, Malaysia, Thailand, serta Jepang. Landas pacu dan pesawat terbang yang datang dan pergi bisa terlihat dengan jelas dari pantai

BAB IIITINJAUAN UMUM OBYEK KULIAH KERJA LAPANGAN

3.1 Kunjugan Di Bali

1. Hari Selasa 25 Maret 2014Para peserta KKL diberangkatkan pada pukul 15.00 WIB menuju pulau dewata bali. Peserta yang diberangkatkan berjumlah 560 Mahasiswa yang dibagi menjadi 14 bus dan didalam setiap bus terdiri 40 orang. 3 jam menempuh perjalanan Malang-Probolinggo rombongan tiba di salah satu Rumah Makan yang terletak didaerah kabupaten Probolinggo dan setelah itu melanjutkan perjalanan dan tiba dipelabuhan ketapang pada pukul 24.00 WIB. Untuk menyebrang kepulau bali, peserta menggunakan kapal ferry penyebrangan, setelah menempuh perjalanan 50 menit akhirnya peserta tiba dipelabuhan Gilimanuk Bali.2. Hari Rabu 26 Maret 2014Setelah tiba dipelabuhan Gilimanuk Bali perjalanan dilanjutkan menuju tanah lot Bali dan tiba pada pukul 05.00 WITA untuk transit mandi, wisata dan makan pagi ditanah lot. Tanah Lot Bali

Objek wisata Tanah Lot, Bali. Tanah Lot sebuah objek wisata di Bali yang menawrkan keindahan alam untuk melihat matahari terbenam / sunset. Objek wisata tanah lot terletak di Desa Beraban Kecamatan Kediri Kabupaten Tabanan, ditempuh sekitar 45 menit dari kawasan Kuta. Di sini ada dua pura yang terletak di di atas batu besar. Satu terletak di atas bongkahan batu, apabila air pasang pura ini akan kelihatan dikelilingi air laut dan satunya lagi, tepatnya di sebelah utara Pura Tanah Lot terdapat sebuah pura yang terletak menjorok ke laut dan di atas tebing. Pura Tanah Lot ini merupakan bagian dari pura Sad Kahyangan. Pura Tanah Lot merupakan pura di tengah pantai tempat pemujaan dewa-dewa penjaga laut. Tanah Lot terkenal sebagai tempat yang indah untuk melihat matahari terbenam (sunset), biasanya para tamu akan datang pada sore hari untuk melihat melihat keindahan matahari tenggelam.Menurut Legenda Pura Tanah Lot didirikan oleh didirikan oleh sorang Brahmana dari Jawa yang bernama Danghyang Nirartha yang menganut ajaran Hindu, dan beliau berhasil menguatkan kepercayaan masyarakat setempat untuk tentang ajaran Agama Hindu dan Sad Kahyangan. Bendesa Beraban merasa tersaingi banyak pengikutnya meninggalkannya dan menjadi pengikut Danghyang Nirarta. Kemudian Bendesa menyuruh Danghyang Nirartha pergi meninggalkan Tanah Lot. Beliau menyanggupi tapi sebelum meninggalkan Tanah Lot, dengan segalakekuatannya memindahkan Bongkahan Batu ke tengah pantai dan membangun pura disana. Ia juga mengubah selendangnya menjadi ular penjaga pura. Ular ini masih ada sampai sekarang dan ular ini termasuk jenis ular laut yang mempunyai ciri-ciri berekor pipih seperti ikan, warna hitam berbelang kuning. Bendesa Beraban merasa takjub dan kemudian menjadi pengikut Danghyang Nirartha.Kemudian perjalanan dilanjutkan menuju kunjungan kelompok bus kami. Kelompok bus kami ditunjuk untuk melakukan tinjauan atau kunjungan menuju pengolahan air limbah atau lagoon milik PT BTDC (Bali Tourism Development Corporation). Akan tetapi sayang karena bus yang kami naiki mengalami kmacetan sehingga bus kami mengalami keterlambatan dan tidak mengikuti sosialisasi atau penjelasan yang lebih detail tentang lagoon BTDC yang kami kunjungi. Akan tetapi itu semua tidak mempengaruhi keingingin kami untuk melihat secara lansung tempat kunjungan kami Lagoon BTDC

PT. BTDC (Bali Tourism Development Corporation) yang terletak di Nusa Dua Bali, tepatnya di Kelurahan Badung Kecamatan Bonowo Kabupaten Denpasar-Bali dengan luas wilayah 300 Ha. Kawasan ini merupakan salah satu kawasan pariwisata yang ada di kaki pulau Bali yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang bertaraf internasional. Fasilitas yang ada di dalam kawasan antara lain hotel berbintang lima dengan total jumlah 4000 kamar, Bali Internsional Convention Center (BICC), Galeria Nusa Dua, Bali Golf & Country Club, Amphi Theater, Lawn Bowling, Central parker dan lain-lain.PT. BTDC Nusa Dua mengelola kawasan yang semula tanah tandus dan tidak produktif, menjadi kawasan pariwisata yang menarik di Bali. Kawasan ini bahkan telah terkenal di Manca Negara sebagai salah satu dari 6 kawasan pariwisata yang terbaik di dunia. Pembangunan prasarana kawasan Nusa Dua dilakukan oleh PT. BTDC dengan sumber pembiayaan yang dipinjam dari World Bank sesuai aprraisal yang di buat pada bulan Mei 1974. Pinjaman World Bank telah dilunasi oleh PT. BTDC lebih awal dari berakhirnya waktu pelunasan pinjaman.Lagoon BTDC ini dibangun tahun 1976 dengan kapasitas 10.000 m/hari. Lagon mulai beroperasi pada tahun 1980. Luas area lagoon adalah 30 Ha, saat ini sudah dimanfaatkan untuk instalasi dan rumah pompa sekitar 17 Ha.Lagoon BTDC terdiri dari dua instalasi, yakni instalasi untuk pengolahan limbah dan instalasi untuk produksi air irigasi (kolam aerator, sedimentasi dan filtrasi).Limbah cair yang diolah di lagoon BTDC adalah limbah cair domestic yang berasal dari masing-masing bagian dalam hotel seperti : kamar mandi, toilet laundry, kolam renang pendingin ruangan (AC), dapur dan semua kegiatan hotel yang menggunakan air. Dampak Positif Lagoon BTDC Nusa Dua1. Bahwa Pengolahan Air Limbah yang dihasilkan dari berbagai aktivitas hotel dan fasilitas penunjang yang terletak di Kawasan Pariwisata Nusa Dua, dialirkan melalui pipanisasi bawah tanah disalurkan dan ditampung pada satu kolam pengolahan air limbah secara terpusat (Oxidasi Alamiah) yang disebut Lagoon. Kolam/Lagoon ini dibangun pada luas lahan 17 Ha, dengan Sistem Pengolahan Air Limbah secara (Kolam Stabilisasi), yang hanya menggunakan Sistem Pengendapan dan Pengaliran Air Limbah dari satu Kolam ke Kolam berikutnya. Dari proses pengolahan air limbah ini, dihasilkan air daur ulang (recycle) yang air diklasifikasikan sebagai Air Irigasi, yang mana air ini dimanfaatkan untuk penyiraman taman hotel, golf dan seluruh area taman di Kawasan Pariwisata Nusa Dua.2. Dengan adanya lagoon PT. BTDC, kini menjadi tempat bertumbuhnya populasi ikan di lagoon sebagai indikator biologis dapat megundang komunitas burung, datang untuk bermukim dan membuat ekosistim baru yang sesuai penelitian ahli burung, dikatakan bahwa areal lagoon ini telah menjadi tempat persinggahan burung secara lintas benua (77 Species). Penambahan menara pengintai burung, merupakan fasilitas untuk memenuhi peminat pengamat burung yang serius akan mengamati burung dan satwa lainnya di lagoon.3. Kehandalan pengolahan air limbah dan distribusinya didukung dengan kegiatan antara lain pengamanan pipa induk air limbah dengan penguat-penguat yang teruji. Penggantian dan perbaikan (pemeliharaan instalasi mekanikal dan elekritikalsehingga berfungsi dengan baik), pompa baru untuk menggantikan pompa lama yang sudah habis umur teknisnya.4. Realisasi Total Pengolahan Air Limbah dan Penjualan Air Irigasi tahun 2008, di Kawasan Pariwisata Nusa Dua adalah sebanyak 1.693.105 m3 untuk pengolahan Air Limbah dan Penjualan Air Irigasi sebanyak 521.320 m3 pada tahun 2008. Sedangkan total pengolahan air limbah pada tahun 2007 adalah, 1.684.023 m3 dan penjualan air irigasi pada tahun 2008 adalah 508.145 m3, dimana terjadi peningkatan pemakaian bila dibandingkan dengan pemakaian air irigasi tahun 2007, sedangkan untuk penjualan Air Irigasi pada tahun 2008, mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan tahun 2007 dan sudah memenuhi standar baku mutu air irigasi. Setelah selsai jalan-jalan dan melihat isi lagoon BTDC peserta pun merasa capek setelah habis berkeliling dan tiba saatnya untuk para peserta KKL makan siang. Makan siang telah dipersiapkan oleh pihak travel dan disediakan dalam bentuk nasi kotak, setelah merasa cukup kenyang setelah santap siang peserta KKL kemudian menuju tempat untuk peristirahatan yakni di Hotel Berry untuk chek in dan menaruh barang bawaan dan mandi serta beristirahat sejenak. Rombongan bus kami tiba di Hotel Berry Legian Bali pada pukul 12.00 WITA tanggal 26 Maret 2014. Hotel Berry

Sebuah permata ungu tersembunyi di sekitar Legian. Hotel Berry berjarak 15 menit berkendara dari Bandara Ngurah Rai dan 10 menit berkendara dari Pantai Kuta. Hotel bisa dicapai dengan berjalan santai dari pusat souvenir terbesar di Bali.Nikmati waktu minum teh sore dengan gadget cantik Anda dengan Wi-Fi kecepatan maksimum pada balkon pribadi yang sangat nyaman, tersedia di semua tipe kamar. Menghadap kolam renang, semua kamar tamu fitur interior bergaya dengan dekorasi penuh warna, LED Screen 32 inch Saluran Kabel, pembuat teh / kopi tersedia di kamar , brankas lengkap dipasang di ruangan. Peserta KKL di beri waktu istirahat 90 menit dihotel. Setelah membersihkan diri rombongan siap menuju lokasi wisata pantai yang cukup terkenal di bali bahkan di dunia yaitu pantai Pandawa. Pantai Pandawa

Pantai Pandawa adalah salah satu kawasan wisata di area Kuta selatan, Kabupaten Badung, Bali. Pantai ini terletak di balik perbukitan dan sering disebut sebagai Pantai Rahasia (Secret Beach). Di sekitar pantai ini terdapat dua tebing yang sangat besar dan dihiasi dengan patung Pandawa lima di bagian dinding tebing karst.[1] Patung Pandawa dari cerita Mahabarata tersebut mencakup Yudhistira / Dharmawangsa, Bima, Arjuna, Nakula, dan Sahadewa.Selain untuk tujuan wisata dan olahraga air, pantai ini juga dimanfaatkan untuk budidaya rumput laut karena kontur pantai yang landai dan ombak yang tidak sampai ke garis pantai. Cukup banyak wisatawan yang melakukan paralayang dari Bukit Timbis hingga ke Pantai Pandawa. Kawasan pantai ini juga sering digunakan sebagai lokasi pengambilan gambar untuk sinetron FTV.Pantai JimbaranTepat pukul 18.00 WITA rombongan menuju tempat makan malam di pantai jimbaran bali

Pantai JimbaranBali -Pantai Jimbaran terletak sangat strategis karena berada di antara dua daerah tujuan wisata terkenal yaitu Pantai Kuta dan Nusa Dua. Selain berada di antara dua tempat wisata ternama itu, Pantai Jimbaran Bali sangat dekat dengan bandar udara internasional Ngurah Rai Bali, lalu lalang peasawat dan naik turunnya pesawat terlihat jelas dari Pantai Jimbaran Badung Bali yang merupakan pemandangan indah.Jika Anda mengetahui Pantai Jimbaran Bali berarti mengetahui juga pantai Kedonganan yang mana kedua pantai ini berhubungan langsung. Di pantai Kedonganan terdapat pasar ikan terbesar di kabupaten Badung. Berbagai hasil laut dapat ditemukan di sini, berbelanja hasil laut dan dapat langsung diolah di sini.Selain pasar ikan, Pantai Jimbaran Bali dan Kedonganan menyediakan berbagai masakan seafood yang berjejer di sepanjang pantai Jimbaran dan Kedonganan. Wisatawan bisa menikamti masakan khas sea food di kafe-kafe, restoran dan warung makan yang ada di sepanjang pantai Jimbaran dan KedongananSelain makan malam tentu saja acara dimeriahkan oleh live music dan juga pembagian doorprize dari kampus. pukul 21.00 WITA rombongan kembali beristirahat di hotel.3. Hari Kamis27Maret 2014Pada pukul 07.00 WITA para peserta sarapan pagi dan bersiap untuk check out. Dilanjutkan ketempat oleh-oleh khas yang cukup terkenal di bali yaitu

Wisata Belanja Krisna

Berbagai keunikan terdapat di Bali, mulai dari adat istiadat, budaya, pura dan tentu keindahan pantainya, namun dari semua itu tak ada kesan yang mendalam tanpa membeli oleh oleh ciri khas Bali untuk di bawa pulang diberikan ke keluarga dan teman. Dari sekian banyak tempat yang menjual oleh oleh ciri khas Bali tersebut adalah pusat oleh-oleh khas Bali Krisna.

Krisna Bali merupakan pusat oleh-oleh terbesar dan terlengkap di Bali yang memiliki beberapa outlet yang tersebar di seputaran Kuta dan Denpasar. Krisna Bali menjual berbagai jenis produk asli Bali seperti : Camilan Khas Bali, Kerajinan Tangan, Bed Cover, Pernak-Pernik, Tas Kreasi, Lukisan, Silver dan masih banyak lagi souvenir-souvenir yang unik dan lucu. Krisna juga menjual beranekaragam design T-Shirt kartun tentang Bali yang tentunya sudah pasti unik dan lucu. Setelah puas memilih dan membeli serta melihat oleh-oleh khas bali rombongan melanjutkan perjalanan untuk melihat pertunjukkan tari yang khas dari bali yaitu tari barong dan juga kisah dari rangda.

Tari Barong

Tari Barong adalah tarian khas Bali yang berasal dari khazanah kebudayaan Pra-Hindu. Tarian ini menggambarkan pertarungan antara kebajikan (dharma) dan kebatilan (adharma). Wujud kebajikan dilakonkan oleh Barong, yaitu penari dengan kostum binatang berkaki empat, sementara wujud kebatilan dimainkan oleh Rangda, yaitu sosok yang menyeramkan dengan dua taring runcing di mulutnya. Ada beberapa jenis Tari Barong yang biasa ditampilkan di Pulau Bali, di antaranya Barong Ket, Barong Bangkal (babi), Barong Macan, Barong Landung. Namun, di antara jenis-jenis Barong tersebut yang paling sering menjadi suguhan wisata adalah Barong Ket, atau Barong Keket yang memiliki kostum dan tarian cukup lengkap.Kostum Barong Ket umumnya menggambarkan perpaduan antara singa, harimau, dan lembu. Di badannya dihiasi dengan ornamen dari kulit, potongan-potongan kaca cermin, dan juga dilengkapi bulu-bulu dari serat daun pandan. Barong ini dimainkan oleh dua penari (juru saluk/juru bapang): satu penari mengambil posisi di depan memainkan gerak kepala dan kaki depan Barong, sementara penari kedua berada di belakang memainkan kaki belakang dan ekor Barong.Secara sekilas, Barong Ket tidak jauh berbeda dengan Barongsai yang biasa dipertunjukkan oleh masyarakat Cina. Hanya saja, cerita yang dimainkan dalam pertunjukan ini berbeda, yaitu cerita pertarungan antara Barong dan Rangda yang dilengkapi dengan tokoh-tokoh lainnya, seperti Kera (sahabat Barong), Dewi Kunti, Sadewa (anak Dewi Kunti), serta para pengikut Rangda.

Rangda adalah ratu dari para leak dalam mitologi Bali. Makhluk yang menakutkan ini diceritakan sering menculik dan memakan anak kecil serta memimpin pasukan nenek sihir jahat melawan Barong, yang merupakan simbol kekuatan baik. Kami melihat pertunjuukan yang sangat apik dan menarik juga sarat akan sejarah adat yang ada di bali.tepat pukul 12.30 WITA kami melanjutkan untuk makan siang ditempat yang cukup terkenal dengan tikungan cintaapalagi kalau bukan bukit bedugul. Joger

Pulau Bali memang penuh dengan segala keunikan karya seni yang dihasilkan oleh para seniman dari propinsi ini sendiri. Tak hanya tentang alam dan budaya namun dari permainan dan rangkaian kata yang lucu, sederhana dan terkadang menyentil menjadi satu inspirasi yang akhirnya tertuang dalam bentuk pakaian, sandal, sepatu, asbak, gantungan kunci dan masih ada yang lainnya. Sebutlah Joger, sebuah toko yang terletak di Jalan Raya Kuta, dimana saat ini keberadaannya telah menjadi primadona bagi wisatawan yang berkunjung ke Bali sebagai tempat untuk memburu oleh-oleh ciri khas Bali saat mereka kembali ke tempat asalnya.Adapun produk-produk bermerk Joger ini merupakan salah satu terobosan unik di dunia usaha yang berhasil mengangkat kata-kata menjadi suatu brand pabrik kata-kata yang identik dengan pulau Bali. Dengan kualitas produk yang sangat bagus maka amatlah tidak lengkap jika anda tidak datang ke Joger jika berlibur kesini. Hampir setiap hari tempat ini dipenuhi oleh wisatawan lokal maupun mancanegara terutama ketika musim liburan tiba.Pada saat ini, Joger memiliki sekitar 150 orang pegawai yang siap melayani pengunjung lengkap dengan senyum dan keramahan mereka. Selain itu, Joger pun mempekerjakan banyak orang cacat sehingga mereka mampu berkarya untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka.Joger berdiri tanggal 19 Januari 1981, dimana sejak saat itu nama Joger menjadi satu hak cipta yang secara tegas membatasi pembelian produk, melarang penjualan semua produk bermerek dagang dan bertanda tangan JOGER untuk diperjualbelikan sebagai komoditi biasa di luar gerai Joger itu sendiri.Mr Joger begitulah panggilan akrab bagi Joseph Theodorus Wulianadi pendiri Joger itu sendiri yang mana nama Joger itu sendiri merupakan penggabungan antara 2 huruf nama depan antara JOseph Theodorus Wulianadi dengan 3 huruf nama depan temannya yang memberi hadiah pernikahan padanya sebesar US 20.000 yaitu Mr. GERhard Seeger. Nama Joger pun akhirnya memang mudah diingat dan unik ditambah dengan Salam Khas mereka yang selalu Selamat Pagi walau hari telah petang sekalipun.Diawali dengan uang hanya 500 ribu rupiah, Mr Joger memulai bisnisnya dengan rangkaian kata yang dibuatnya sendiri, disablonkan ke orang lain serta dijualnya dari rumah ke rumah yang kesemuanya menggunakan proses kerja yang manual. Namun saat ini banyak orang harus antri di gerai Joger untuk membelinya. Adapun produk yang pertama kali dibuat olehnya adalah kaos yang dibuat dengan kata belanja tidak belanja tetap thank youPendirian yang teguh untuk selalu mempertahankan keaslian merk Joger di pulau Bali memang terbukti, hal ini terlihat dari kenyataan bahwa semua produk yang dihasilkan Joger tidak bisa dibeli di luar pulau Bali, sehingga apabila seseorang memakai Joger berarti pernah berlibur ke Bali. Penggunaan bahan yang berkualitas membuat semua produk yang dihasilkan Joger tidak kalah dengan barang luar negeri bermerk Billabong atau Quick Silver, namun harga tetap terjangkau untuk orang Indonesia. Saat ini fasilitas yang tersedia di kawasan Joger adalah banyaknya tempat kuliner, art shop, toilet serta area parkir yang cukup memadai bagi pengunjung yang datang,Gerai Joger berjarak kurang lebih 11 km dari Kota Denpasar Bali sehingga hanya dalam waktu sekitar 20 menit perjalanan saja anda akan tiba disini dan langsung berbelanja aneka produk Joger. Banyak kesan indah yang pasti akan anda terima jika mengunjungi Pulau Dewata ini, bukan hanya keindahan alam serta atraksi budaya saja namun aneka buah tangan yang akan diperuntukkan bagi kerabat serta orang terdekatpun tak kalah menariknya.

4. Hari Jumat 28 Maret 2014Peserta Kuliah Kerja Lapangan (KKL) tiba dengan selamat dikampus IKIP Budi Utomo Malang sekitar pukul 03.00 WIB. Kemudian para pesetra KKL pulang menuju kost atau tempat tinggal masing-masing.

BAB IVANALISIS DAN PERANCANGAN

4.1 Masalah Yang Ditemukan Selama Kuliah Kerja Lapangan (KKL)Selama proses pelaksanaan kuliah kerja lapangan, ada beberapa masalah yang membuat perjalanan kurang menyenangkan seperti yang akan dipaparkan berikut ini :1. Tertundanya keberangkatan menuju Bali, dikarenakan harus menunggu datangnya Bus 2. Minimnya waktu yang diberikan untuk menikmati tempat-tempat wisata yang dikunjungi.4.2 Tindakan Yang Diambil Untuk Mengatasi Masalah Yang MunculAda beberapa tindakan yang dapat diambil untuk mengatasi masalah yang muncul, yaitu sebagai berikut:1. Panitia pelaksana KKL menghubungi pihak trevel untuk mengkonfirmasi masalah keterlambatan Busnya.2. Memberikan tambahan waktu untuk menikmati tempat-tempat wisata yang dikunjungi.

BAB VPENUTUP1.1 Kesimpulan1. Mahasiswa memperoleh pengalaman atau melihat dari dekat dunia global pada institusi/lembaga yang ada kaitannya dengan kajian bidang ilmu yang ada.2. Mahasiswa mamahami rangkaian kegiatan pada institusi/lembaga tersebut.3. Mahasiswa membandingkan secara teoritis, empiris, serta belajar bersikap (menampatkan diri) dalam bekerjasama, berkomunikasi sesuai dengan bidang keterampilannya (Predagogis, personal, professional, sosial).4. Kegiatan ini dapat dikatakan sebagai penyegaran bagi mahasiswa serta KKL menjelang habis masa studynya1.2 Saran1. Hendaknya Kuliah Kerja Nyata (KKL) dapat dilakukan perjurusan sehingga ilmu yang didapatkan lebih maksimal.2. Hendaknya Kuliah Kerja Nyata (KKL) mendatang lebih mengutamakan nilai edukasi.3. Hendaknya Kuliah Kerja Nyata (KKL) dapat dipersiapkan semaksimal mungkin.4. Hendaknya Kuliah Kerja Nyata (KKL) dapat dilakukan dengan mengunjungi daerah-daerah luar pulau Jawa.5. Hendaknya tugas laporan Kuliah Kerja Nyata (KKL) dilakukan secara individu supaya mahasiswa lebih bertanggung jawab terhadap masing-masing dirinya.