laporan kinerja pemerintah pusat direktorat...

71
1 LKPP Direktorat Jenderal Kebudayaan 2015 LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PUSAT DIREKTORAT JENDERAL KEBUDAYAAN 2015 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

Upload: trannguyet

Post on 31-Mar-2019

231 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PUSAT DIREKTORAT …kebudayaan.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2016/04/... · 2017-11-10 · Jumlah negara yang menjalin hubungan kerjasama dan pertukaran

1LKPP Direktorat Jenderal Kebudayaan 2015

L A P O R A N K I N E R J AP E M E R I N T A H P U S A T

DIREKTORAT JENDERAL KEBUDAYAAN

2015

Kementerian Pendidikan dan KebudayaanRepublik Indonesia

Page 2: LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PUSAT DIREKTORAT …kebudayaan.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2016/04/... · 2017-11-10 · Jumlah negara yang menjalin hubungan kerjasama dan pertukaran

2 LKPP Direktorat Jenderal Kebudayaan 2015

Page 3: LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PUSAT DIREKTORAT …kebudayaan.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2016/04/... · 2017-11-10 · Jumlah negara yang menjalin hubungan kerjasama dan pertukaran

3LKPP Direktorat Jenderal Kebudayaan 2015

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat-Nya Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dapat menyelesaikan Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2015. Laporan ini merupakan bagian dari upaya Direktorat Jenderal Kebudayaan dalam rangka penguatan sistem akuntabilitas kinerja seperti tertuang dalam Inpres Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

Laporan Kinerja ini merupakan bentuk pertanggungjawaban Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan atas pelaksanaan kontrak kinerja yang telah diperjanjikan maupun pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya dalam membantu Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dalam menyelenggarakan pemerintahan di bidang pendidikan dan kebudayaan.

Laporan ini menyajikan target dan capaian kinerja Direktorat Jenderal Kebudayaan tahun 2015, berupa tingkat capaian Indikator Kinerja Program (IKP) Pelestarian Budaya yang digunakan untuk mengukur tingkat capaian sasaran strategis Direktorat Jenderal Kebudayaan.

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kebudayaan ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan, baik sebagai informasi maupun evaluasi kinerja serta dapat digunakan sebagai acuan dalam penyusunan dan pelaksanaan program/kegiatan tahun yang akan datang.

Jakarta, Januari 2016Sekretaris Ditjen. Kebudayaan,

Nono Adya Supriyatno

i

Page 4: LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PUSAT DIREKTORAT …kebudayaan.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2016/04/... · 2017-11-10 · Jumlah negara yang menjalin hubungan kerjasama dan pertukaran

4 LKPP Direktorat Jenderal Kebudayaan 2015

Daftar isiHALAMAN

KATA PENGANTAR …………………………………………………………………… i

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………… ii

IKHTISAR EKSEKUTIF ……………………………………………………………………. iii

I. PENDAHULUAN ……………………………………………………………………. 1

A. Latar belakang ……………………………………………………………….. 1

B. Gambaran Direktorat Jenderal Kebudayaan …………………………. 2

C. Dasar Hukum .......................................………………………………... 2

D. Tugas dan Fungsi, serta Struktur Organisasi ........……………………….. 4

II. PERENCANAAN KINERJA .....................................……………………………. 9

III. AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2015 …………………………………………. 11

A. Capaian Kinerja Organisasi .................................................................. 11

B. Realisasi Anggaran ................................................................................ 41

C. Kendala, Permasalahan, dan Tindak Lanjut……………………………. 41

IV. PENUTUP …………………………………………………………………………….. 43

4ii

Page 5: LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PUSAT DIREKTORAT …kebudayaan.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2016/04/... · 2017-11-10 · Jumlah negara yang menjalin hubungan kerjasama dan pertukaran

5LKPP Direktorat Jenderal Kebudayaan 2015

Ikhtisar Eksekutif

Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Jenderal Kebudayaan berisi laporan capaian kinerja (performance result) dibandingkan dengan Rencana Kinerja (performance plan) selama tahun 2015 dengan mengacu pada Rencana Strategis Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, tahun 2015–2019 dan kebijakan yang telah dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Kebudayaan.

Rencana kinerja Direktorat Jenderal Kebudayaan tahun 2015 adalah berisi program dan kegiatan yang harus diimplementasikan sebagai jawaban atas kendala dan permasalahan pelaksanaan Program Pelestarian Budaya, meliputi kegiatan Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman, Kesenian, Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Tradisi, Sejarah, Warisan dan Diplomasi Budaya, Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya, Pengelolaan Permuseuman, Pelestarian Nilai Budaya, Pelestarian Cagar Budaya, dan Pengembangan Galeri Nasional Indonesia.

Realisasi capaian sasaran Direktorat Jenderal Kebudayaan yang diukur dengan menggunakan indikator kinerja utama yang telah ditetapkan, sebagai berikut :

REALISASI KINERJA PROGRAMDIREKTORAT JENDERAL KEBUDAYAAN TAHUN 2015

NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA PROGRAM

TAHUN 2015

TARGET REALISASI %

1

Meningkatnya Kesadaran dan Pemahaman Masyarakat akan Keragaman Budaya (Kebhinnekaan) untuk Mendukung Terwujudnya Karakter dan Jatidiri Bangsa yang Memiliki Ketahanan Budaya

Jumlah mata budaya yang dilestarikan 96.290

108.262 112,43

2Meningkatnya diplomasi budaya luar negeri

Jumlah negara yang menjalin hubungan kerjasama dan pertukaran informasi budaya dengan Indonesia

40 51 127,5

Berdasarkan tabel realisasi capaian kinerja tersebut dapat disampaikan bahwa kinerja Program Pelestarian Budaya Direktorat Jenderal Kebudayaan tahun 2015 dengan target sebanyak 2 kinerja program, yaitu: Jumlah mata budaya yang dilestarikan, dan Jumlah negara yang menjalin hubungan kerjasama dan pertukaran informasi budaya dengan Indonesia, dapat terealisasi melebihi target yang ditetapkan.

Pelaksanaan program, kegiatan, dan anggaran Direktorat Jenderal Kebudayaan tahun 2015 dengan alokasi anggaran sebesar Rp 1.693.768.273.000,- dapat terealisasi sebesar Rp 1.495.164.726.569,- atau 88,27 %. Realisasi anggaran masih jauh dari target yang direncanakan sebesar 92,67 %.

Hambatan dan kendala yang dihadapi adalah:1. Tidak dapat dilakukannya optimalisasi anggaran sisa lelang pengadaan barang/jasa

pemerintah dan sisa kegiatan swakelola karena terbitnya surat Menteri Keuangan Nomor S-798/MK.02/2015 tentang pengendalian revisi;

2. Belum selesainya struktur organisasi Museum Kepresidenan sehingga anggaran kegiatan tahun 2015 diblokir sebesar Rp 5.863.942.000,-;

5iii

Page 6: LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PUSAT DIREKTORAT …kebudayaan.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2016/04/... · 2017-11-10 · Jumlah negara yang menjalin hubungan kerjasama dan pertukaran

6 LKPP Direktorat Jenderal Kebudayaan 2015

3. Kurangnya komitmen Pemerintah Daerah untuk melaksanakan Tugas Pembantuan sehingga penggunaan anggaran belum maksimal;

4. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia, Nomor 168/PMK.05/2015, tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah pada Kementerian Negara/Lembaga, efektif dapat dilaksanakan pada bulan Oktober 2015, sehingga pelaksanaan monitoring dan evaluasi kegiatan bantuan pemerintah tidak dapat dilaksanakan pada akhir tahun;

5. Tidak terlaksananya pengadaan tanah untuk pembangunan Pusat Pendidikan dan Pelatihan tenaga konservasi koleksi museum dan cagar budaya sebesar Rp 45 miliar, karena tidak tercapainya kesepakatan terkait harga dan lokasi tanah.

Melihat beberapa hambatan dan kendala yang dihadapi tersebut untuk meningkatkan kinerja di tahun mendatang perlu langkah antisipasi yang akan dilakukan adalah:

1. Perlu kebijakan penggunaan sisa anggaran hasil optimalisasi untuk meningkatkan realisasi output kegiatan;

2. Peningkatan koordinasi, advokasi, dan supervisi dengan Pemerintah Daerah dalam pelaksanaan dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan bidang kebudayaan;

3. Perlu persiapan pelaksanaan kegiatan bantuan pemerintah sejak awal tahun untuk mempercapat realisasi bantuan pemerintah.

iv

Page 7: LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PUSAT DIREKTORAT …kebudayaan.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2016/04/... · 2017-11-10 · Jumlah negara yang menjalin hubungan kerjasama dan pertukaran

7LKPP Direktorat Jenderal Kebudayaan 2015

DAFTAR TABEL

1. Tabel 1 : Penetapan Kinerja tahun 2015

2. Tabel 2 : Target dan Realisasi Jumlah Mata Budaya yang Dilestarikan

3. Tabel 3 : Daftar Penetapan Cagar Budaya Peringkat Nasional Tahun 2015

4. Tabel 4 : Daftar Penetapan Warisan Budaya Takbenda Tahun 2015

5. Tabel 5 : Daftar Kajian dan Revitalisasi Museum Tahun 2015

6. Tabel 6 : Daftar Kajian dan Pembangunan Museum Tahun 2015

7. Tabel 7 : Daftar Jumlah Negara yang Menjalin Hubungan Kerjasama dengan

Indonesia Tahun 2015

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1 : Kondisi Pegawai Direktorat Jenderal Kebudayaan.

DAFTAR MATRIK

1. Matrik 1 : Sasaran Strategis 1, Meningkatnya kesadaran dan pemahaman masyarakat akan keragaman budaya (kebhinnekaan) untuk mendukung terwujudnya karakter dan jatidiri bangsa yang memiliki ketahanan budaya.

2. Matrik 2 : Sasaran Strategis 2, Meningkatnya Diplomasi Budaya Luar Negeri

v

Page 8: LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PUSAT DIREKTORAT …kebudayaan.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2016/04/... · 2017-11-10 · Jumlah negara yang menjalin hubungan kerjasama dan pertukaran

1LKPP Direktorat Jenderal Kebudayaan 2015

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Berlandaskan 4 pilar kebangsaan Indonesia yakni: Pancasila, Undang-undang Dasar 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia, terdapat 24 karakter bangsa yaitu: bangga sebagai bangsa Indonesia, berpikir positif, pantang menyerah, gotong-royong, bertoleransi dan menghargai kemajemukan, cinta damai, kejar prestasi, demokratis, kerja keras, anti diskriminatif, menghargai pendapat orang lain, sopan dan santun, rendah hati, sportif, lugas, berani bersaing, setia, satu kata dalam perbuatan, bersih (jujur), hormat kepada yang dituakan, rela berkorban, bermoral dan etis, serta saling percaya.

Merujuk dari pilar kebangsaan Indonesia, pembangunan kebudayaan Indonesia seperti yang diamanahkan dalam UUD 1945 (amandemen ke-4) dan termaktub dalam Rencana Induk Nasional Pembangunan Kebudayaan, terdapat tujuh pilar pembangunan kebudayaan yaitu: hak berkebudayaan, pembangunan jatidiri dan karakter bangsa, pelestarian sejarah dan warisan budaya, pengembangan industri budaya, pengembangan diplomasi budaya, pengembangan SDM dan pranata kebudayaan, dan pengembangan sarana dan prasarana budaya.

Indonesia sebagai sebuah negara kepulauan yang besar dan terluas di dunia, memiliki berbagai keunggulan dan kekayaan yang tidak dimiliki oleh negara-negara lannya di dunia, baik berupa kekayaan sumber daya alam maupun sumber daya budayanya. Sebagai negara kepulauan tersebut, Indonesia dihuni lebih dari 300 suku bangsa, serta memiliki 742 bahasa dan dialek. Keragaman etnik, bahasa dan dialek, serta adat dan tradisi yang hidup dalam masyarakat secara lintas generasi tersebut menjadikan Indonesia sebagai sebuah laboratorium antropologi terbesar di dunia.

Wujud karya budaya dalam bentuk warisan budaya juga memberikan gambaran kekayaan yang luar biasa. Saat ini tercatat 64.844 peninggalan purbakala di Indonesia (berupa 11.616 situs dan 53.228 benda bergerak), sekitar 1,16% atau 749 telah ditetapkan sebagai Cagar Budaya. Tentu jumlah tersebut akan masih dapat bertambah lagi melalui proses penggalian, inventarisasi dan registrasi yang terus dilakukan oleh Pemerintah. Di antara sejumlah besar peninggalan sejarah tersebut paling tidak ada 4 yang telah diakui sebagai World Tangible Heritage Cultural Sites (yaitu : Candi Borobudur dan Lingkungannya, Kompleks Candi Prambanan, Situs Manusia Purba Sangiran, Bali Culture Landscape), kemudian 7 yang telah diakui sebagai World Intangible Heritage Culture Elements (Wayang Kulit -Masterpiece Of Humanity 2003, terinskripsi tahun 2008; Keris -Masterpiece Of The Oral And Intangible Heritage Of Humanity 2006, terinskripsi tahun 2008; Batik Indonesia - Intangible Culture Heritage Of Humanity 2009; Angklung - Intangible Culture Heritage Of Humanity 2010; Tari Saman – 2011; Noken - 2012), dan 3 Genre Tari Tradisi Bali – Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity.

Kekayaan sumber daya budaya baik yang bersifat tangible (benda) dan intangible (tak benda) yang dimiliki bangsa Indonesia tersebut dapat menjadi modal dasar yang sangat penting dalam kerangka membangun bangsa dalam berbagai dimensinya. Demikian halnya dalam konteks eksternal, posisi geostrategis Indonesia diharapkan akan dapat berperan dalam membangun peradaban dunia yang lebih baik lagi.

UUD 1945 Pasal 32 Ayat (1) menegaskan bahwa “negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya...

Kondisi obyektif bangsa Indonesia merupakan bangsa majemuk yang ditandai antara lain oleh keragaman suku dan budaya, sebagaimana dijelaskan di atas dapat menjadi potensi kekuatan menuju kemajuan bangsa. Pengelolaan keragaman budaya memiliki peran penting dalam upaya mewujudkan identitas nasional, serta mengembangkan nilai-nilai kearifan lokal untuk merespon modernisasi agar sejalan dengan nilai-nilai kebangsaan. Di era globalisasi, pemerintah berkewajiban melindungi dan melayani masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya agar tidak tergerus oleh nilai-nilai budaya global yang

Page 9: LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PUSAT DIREKTORAT …kebudayaan.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2016/04/... · 2017-11-10 · Jumlah negara yang menjalin hubungan kerjasama dan pertukaran

2 LKPP Direktorat Jenderal Kebudayaan 2015

tidak sesuai dengan karakter dan jati diri bangsa. Demikian halnya, pemahaman terhadap nilai-nilai luhur budaya bangsa dijadikan landasan untuk memperkuat kebersamaan dan persatuan, toleransi, tenggang rasa, gotong royong, etos kerja, dan menciptakan kehidupan yang harmonis.

B. GAMBARAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL KEBUDAYAAN

Dalam perjalanan sejarahnya, kelembagaan kebudayaan di pemerintahan sejak masa Reformasi hingga sekarang (2014) harus mengalami beberapa kali perubahan lingkungan kerja dengan dipindahkannya bidang kebudayaan dari lingkungan pendidikan yang telah bersatu selama 55 tahun (1945-2000) ke lingkungan kerja bidang pariwisata selama 11 tahun, dan di awal tahun 2012 berfusi kembali dengan bidang pendidikan. Tentunya hal ini turut berpengaruh terhadap kinerja bidang kebudayaan itu sendiri.

Sesuai hasil Reshuffle Kabinet Indonesia Bersatu II, melalui Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 59/P tahun 2011, sejak tanggal 19 Oktober 2011, Kementerian Pendidikan Nasional berubah menjadi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Urusan kebudayaan yang semula ada pada Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata berpindah ke Kemdiknas. Seperti diketahui, sejak tanggal itu Kembudpar sendiri berganti nama menjadi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Dengan keluarnya Keppres tersebut, Kemdikbud menindaklanjutinya dengan mengeluarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 48 Tahun 2011 tentang Perubahan Penggunaan Nama Kementerian Pendidikan Nasional Menjadi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Permen ini ditetapkan pada tanggal 24 Oktober 2011. Perubahan nama ini secara struktural disertai dengan penambahan Direktorat Jenderal Kebudayaan berikut unit-unit kerja di bawahnya.

Sesuai dengan Peraturan Presiden (Perpres) nomor 92 tahun 2011 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara, fungsi kebudayaan kembali dileburkan dengan fungsi pendidikan. Tentu saja ini bukanlah babak baru dalam dunia pendidikan mengingat sebelumnya Kemdiknas adalah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (Depdikbud). Dengan kata lain Kemdikbud saat ini kembali ke wujud awalnya.

Salah satu alasan terjadinya perubahan tersebut adalah bahwa kebudayaan tidak bisa dipisahkan dengan pendidikan. Pentingnya kedudukan kebudayaan dalam pendidikan sudah disadari dan pernah diungkapkan oleh Mendiknas, Prof. Dr. Bambang Sudibyo, M.BA dalam Semiloka “Arah Baru Pengembangan Ilmu Pendidikan: Landasan Mencerdaskan Kehidupan Bangsa Berbudaya”, yang diselenggarakan di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, pada tahun 2007. Menurutnya, paradigma pendidikan harus diubah dari paradigma pengembangan sumber daya manusia (SDM) menjadi pendidikan yang berbudaya. Dalam paradigma pertama, manusia hanya dijadikan objek; sedangkan dalam paradigma kedua, manusia menjadi subjek, manusia yang berbudaya tentunya. Mendudukkan manusia menjadi suatu objek merupakan tindakan dehumanisasi, dan sekaligus bertentangan dengan kodrat manusia yang sebenarnya.

Berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2015 tentang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 121/P Tahun 2014 tentang Pembentukan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Pengangkatan Menteri Kabinet Kerja Periode Tahun 2014-2019, Direktorat Jenderal Kebudayaan beada di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Peran strategis Direktorat Jenderal Kebudayaan ini diharapkan mampu melaksanakan pembangunan kebudayaan nasional yang ditujukan untuk memperkuat jatidiri dan karakter bangsa, menumbuhkembangkan jiwa dan semangat nasionalisme, memberikan kontribusi terhadap pembangunan manusia Indonesia seutuhnya, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

C. DASAR HUKUM

1. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301);

2. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas

Page 10: LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PUSAT DIREKTORAT …kebudayaan.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2016/04/... · 2017-11-10 · Jumlah negara yang menjalin hubungan kerjasama dan pertukaran

3LKPP Direktorat Jenderal Kebudayaan 2015

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah menjadi Undang-undang;

3. Undang-undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916);

4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2009 tentang Perfilman;

5. Undang-undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya;

6. Undang-undang Nomor 27 Tahun 2014 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2015;

7. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota;

8. Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2015 tentang Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2015;

9. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara;

10. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2015 tentang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan;

11. Keputusan Presiden Nomor 121/P Tahun 2014 tentang Pembentukan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Pengangkatan Menteri Kabinet Kerja Periode Tahun 2014 – 2019;

12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 11 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan;

13. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah;

14. Pedoman Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

D. TUGAS POKOK DAN FUNGSI SERTA STRUKTUR ORGANISASI

1. Tugas Pokok dan Fungsi

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayan Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Bab VI Pasal 472 sampai 614 menguraikan tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Direktorat Jenderal Kebudayaan. Direktorat Jenderal Kebudayaan dipimpin oleh seorang Direktur Jenderal yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, dan mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan dan pelaksaan kebijakan di bidang kebudayaan, perfilman, kesenian, tradisi, sejarah, cagar budaya, permuseuman, warisan budaya, dan kebudayaan lainnya.

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud di atas Direktorat Jenderal Kebudayaan menyelenggarakan fungsi:

a. Perumusan kebijakan di bidang kebudayaan, perfilman, kesenian, tradisi, sejarah, cagr budaya, permuseuman, warisan budaya, dan kebudayaan lainnya;

b. Pelaksanaan kebijakan di bidang pembinaan dan pelestarian kesenian, sejarah, dan

Page 11: LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PUSAT DIREKTORAT …kebudayaan.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2016/04/... · 2017-11-10 · Jumlah negara yang menjalin hubungan kerjasama dan pertukaran

4 LKPP Direktorat Jenderal Kebudayaan 2015

tradisi;

c. Pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan pemahaman nilai-nilai kesejarahan dan wawasan kebangsaan;

d. Pelaksanaan kebijakan di bidang pembinaan lembaga kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, pengelolaan cagar budaya, warisan budaya nasional dan dunia, dan museum nasional, pembinaan dan perizinan perfilman nasional, promosi, diplomasi, dan pertukaran budaya antar daerah dan antar negara, serta pembinaan dan pengembangan tenaga kebudayaan;

e. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang kebudayaan, perfilman, kesenian, tradisi, sejarah, cagar budaya, permuseuman, warisan budaya, dan kebudayaan lainnya;

f. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang kebudayaan, perfilman, kesenian, tradisi, sejarah, cagar budaya, permuseuman, warisan budaya, dan kebudayaan lainnya;

g. Pelaksaaan evaluasi dan pelaporan di bidang kebudayaan, perfilman, kesenian, tradisi, sejarah, cagar budaya, permuseuman, warisan budaya, dan kebudayaan lainnya;

h. Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Kebudayaan; dan

i. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.

Direktorat Jenderal Kebudayaan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya dibantu oleh satu Sekretariat Direktorat Jenderal dan lima Direktorat dengan tugas masing-masing sebagai berikut:

a. Sekretariat Direktorat Jenderal Kebudayaan mempunyai tugas melaksanakan pelayanan teknis dan administratif serta koordinasi pelaksanaan tugas unit organisasi di lingkungan Direktorat Jenderal Kebudayaan.

b. Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pelestarian cagar budaya dan permuseuman.

c. Direktorat Kesenian mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pembinaan kesenian.

d. Direktorat Pembinaan Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Tradisi mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan tradisi.

e. Direktorat Sejarah mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang sejarah.

f. Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang warisan dan diplomasi budaya.

Direktorat Jenderal Kebudayaan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya dibantu Unit Pelaksana Teknis. Berdasarkan Peraturan/Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang mengatur Unit Pelaksana Teknis Direktorat Jenderal Kebudayaan, terdiri dari:

a. Unit Pelaksana Teknis Pelestarian Cagar Budaya

1. Balai Pelestarian Cagar Budaya Banda Aceh, dengan wilayah kerja: Provinsi Aceh dan Sumatera Utara

2. Balai Pelestarian Cagar Budaya Batusangkar, dengan wilayah kerja: Provinsi Sumatera

Page 12: LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PUSAT DIREKTORAT …kebudayaan.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2016/04/... · 2017-11-10 · Jumlah negara yang menjalin hubungan kerjasama dan pertukaran

5LKPP Direktorat Jenderal Kebudayaan 2015

Barat, Riau, dan Kepulauan Riau

3. Balai Pelestarian Cagar Budaya Jambi, dengan wilayah kerja: Provinsi Jambi, Sumatera Selatan, dan Bangka Belitung

4. Balai Pelestarian Cagar Budaya Serang, dengan wilayah kerja: Provinsi Lampung, Banten, DKI Jakarta, dan Jawa Barat

5. Balai Pelestarian Cagar Budaya Prambanan, dengan wilayah kerja Provinsi Jawa Tengah

6. Balai Pelestarian Cagar Budaya Yogyakarta, dengan wilayah kerja: Provinsi DI Yogyakarta

7. Balai Pelestarian Cagar Budaya Trowulan, dengan wilayah kerja Provinsi Jawa Timur

8. Balai Pelestarian Cagar Budaya Gianyar, dengan wilayah kerja: Provinsi Bali, NTT, dan NTB

9. Balai Pelestarian Cagar Budaya Makassar, dengan wilayah kerja: Provinsi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat

10. Balai Pelestarian Cagar Budaya Samarinda, dengan wilayah kerja: Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Timur

11. Balai Pelestarian Cagar Budaya Gorontalo, dengan wilayah kerja: Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, dan Gorontalo

12. Balai Pelestarian Cagar Budaya Ternate, dengan wilayah kerja: Maluku Utara, Maluku, Papua Barat, dan Papua

13. Balai Konservasi Borobudur

14. Balai Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran

b. Unit Pelaksana Teknis Pelestarian Nilai Budaya

1. Balai Pelestarian Nilai Budaya Aceh, Nangroe Aceh Darussalam

2. Balai Pelestarian Nilai Budaya Padang, Sumatera Barat

3. Balai Pelestarian Nilai Budaya Tanjung Pinang, Kepulauan Riau

4. Balai Pelestarian Nilai Budaya Bandung, Jawa Barat

5. Balai Pelestarian Nilai Budaya Yogyakarta

6. Balai Pelestarian Nilai Budaya Bali

7. Balai Pelestarian Nilai Budaya Pontianak, Kalimantan Barat

8. Balai Pelestarian Nilai Budaya Makassar, Sulawesi Selatan

9. Balai Pelestarian Nilai Budaya Manado, Sulawesi Utara

10. Balai Pelestarian Nilai Budaya Ambon

11. Balai Pelestarian Nilai Budaya Papua

Page 13: LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PUSAT DIREKTORAT …kebudayaan.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2016/04/... · 2017-11-10 · Jumlah negara yang menjalin hubungan kerjasama dan pertukaran

6 LKPP Direktorat Jenderal Kebudayaan 2015

c. Unit Pelaksana Teknis Permuseuman

1. Museum Nasional

2. Museum Kepresidenan Republik Indonesia

3. Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta

4. Museum Kebangkitan Nasional

5. Museum Perumusan Naskah Proklamasi

6. Museum Sumpah Pemuda

7. Museum Basuki Abdullah

d. Unit Pelaksana Teknis Galeri Nasional Indonesia

Untuk menjalankan tugas dan fungsi Direktorat Jenderal Kebudayaan didukung dengan sumber daya manusia sebanyak 3.601 orang pegawai per 31 Desember 2015, dengan komposisi sebagai berikut.

Tabel 1Jumlah Pegawai PNS dan Non PNS Ditjen Kebudayaan 2015

No. Pegawai PNS (org) % Non PNS (org)

1. Golongan IV 189 5,25

2. Golongan III 1.445 40,13

3. Golongan II 1.337 37,13

4. Golongan I 630 17,49

5. Juru Pelihara 1.785Jumlah 3.601 100 1.785

Persentase kondisi pegawai Direktorat Jenderal Kebudayaan per golongan kepangkatan, sebagaimana grafik berikut.

Page 14: LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PUSAT DIREKTORAT …kebudayaan.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2016/04/... · 2017-11-10 · Jumlah negara yang menjalin hubungan kerjasama dan pertukaran

7LKPP Direktorat Jenderal Kebudayaan 2015

Grafik 1

Kondisi Pegawai Direktorat Jenderal Kebudayaan

Pada 31 Desember 2015

Untuk melaksanakan tugas fungsional Direktorat Jenderal Kebudayaan juga didukung Pegawai dengan Jabatan Fungsional Peneliti sebanyak 162 orang, terdiri dari: Peneliti Pertama 37 orang, Peneliti Muda 121 orang, Peneliti Madya 4 orang. Sedangkan jumlah juru pelihara yang merupakan pekerja honorer sebanyak 1.785 orang, dengan tugas menjaga dan memelihara cagar budaya.

2. Struktur Organisasi

Struktur organisasi Direktorat Jenderal Kebudayaan sesuai Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 11 Tahun 2015 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagai berikut.

Page 15: LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PUSAT DIREKTORAT …kebudayaan.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2016/04/... · 2017-11-10 · Jumlah negara yang menjalin hubungan kerjasama dan pertukaran

8 LKPP Direktorat Jenderal Kebudayaan 2015

BAB II

PERENCANAAN KINERJA

Amanah untuk menjalankan tugas dan fungsi Direktorat Jenderal Kebudayaan dalam rangka pembangunan kebudayaan dengan menggunakan anggaran APBN tahun 2015 mengacu kepada Rencana Kinerja Tahun 2015 dan Rencana Strategis Direktorat Jenderal Kebudayaan tahun 2015-2019, dilakukan penetapan kinerja/kontrak kinerja Direktur Jenderal Kebudayaan dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, dengan target capaian kinerja sebagai berikut:

Tabel 1

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015

SASARAN PROGRAM INDIKATOR KINERJATAHUN 2015

TARGET ANGGARAN (Rp ribuan)

1

Meningkatnya kesadaran dan pemahaman masyarakat akan keragaman budaya (kebhinnekaan) untuk mendukung terwujudnya karakter dan jatidiri bangsa yang memiliki ketahanan budaya

Jumlah mata budaya yang dilestarikan 96.290 561.732.268

2 Meningkatnya diplomasi budaya luar negeri

Jumlah negara yang menjalin hubungan kerjasama dan pertukaran informasi budaya dengan Indonesia

40 146.100.000

Page 16: LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PUSAT DIREKTORAT …kebudayaan.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2016/04/... · 2017-11-10 · Jumlah negara yang menjalin hubungan kerjasama dan pertukaran

9LKPP Direktorat Jenderal Kebudayaan 2015

BAB IIIAKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2015

A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI

Pelestarian budaya sebagai rangkaian kegiatan pelindungan, pengembangan, dan pemanfaatan serta pengelolaan kekayaan dan warisan budaya ditandai dengan meningkatnya kesadaran dan pemahaman masyarakat akan keragaman budaya (kebhinnekaan) untuk mendukung terwujudnya karakter dan jatidiri bangsa yang memiliki ketahanan budaya.

Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Jenderal Kebudayaan, ini dimaksudkan untuk menghimpun dan melaporkan capaian kinerja dan memberikan gambaran tentang keberhasilan dan hambatan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Direktorat Jenderal Kebudayaan tahun 2015 dan memberikan gambaran tentang capaian kinerja dari sasaran strategis tahun 2015.

Laporan akuntabilitas kinerja memuat data dan informasi yang akurat berupa pengukuran kinerja program yaitu membandingkan rencana kinerja tahun 2015 dengan realisasi output dan outcome-nya. Pengukuran capaian sasaran dan analisis capaian sasaran tahun 2015 sebagai bahan evaluasi dan masukan dalam rangka menentukan kabijakan di masa datang.

Berikut ini diuraikan realisasi pencapaian sasaran strategis Program Pelestarian Budaya, Direktorat Jenderal Kebudayaan tahun 2015 yang diukur menggunakan Indikator Kinerja Program yang telah ditetapkan. Capaian kinerja tersebut berdasarkan sasaran strategis, indikator kinerja, target dan capai kinerja tahun 2015 sebagai berikut:

a. Sasaran Strategis 1: meningkatnya kesadaran dan pemahaman masyarakat akan keragaman budaya (kebhinnekaan) untuk mendukung terwujudnya karakter dan jatidiri bangsa yang memiliki ketahanan budaya.

Indikator kinerja sasaran strategis tersebut adalah: jumlah mata budaya yang dilestarikan. Realisasi sasaran strategis tersebut sebagaimana diuraikan dalam matrik berikut.

Page 17: LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PUSAT DIREKTORAT …kebudayaan.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2016/04/... · 2017-11-10 · Jumlah negara yang menjalin hubungan kerjasama dan pertukaran

10 LKPP Direktorat Jenderal Kebudayaan 2015

Matrik 1Realisasi Sasaran Strategis Tahun 2015

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Tahun 2015

Target Realisasi %

1Meningkatnya Kesadaran dan Pemahaman Masyarakat akan Keragaman Budaya (Kebhinnekaan) untuk Mendukung Terwujudnya Karakter dan Jatidiri Bangsa yang Memiliki Ketahanan Budaya

Jumlah mata budaya yang dilestarikan

96.290 108.262 112,43

Berdasarkan matrik di atas dapat dijelaskan sebagai berikut.

Indikator Kinerja “Jumlah Mata Budaya yang Dilestarikan”

Pengertian kebudayaan adalah keseluruhan gagasan, perilaku, dan hasil karya manusia yang dikembangkan melalui proses belajar dan adaptasi terhadap lingkungannya yang berfungsi sebagai pedoman untuk kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.

Seiring dengan pembangunan nasional kebudayaan, pelestarian budaya melalui upaya-upaya pelindungan, pengembangan, dan pemanfaatan karya dan warisan budaya (benda dan tak benda) sebagai hasil budaya bangsa untuk masa depan, diperlukan strategi tertentu untuk membentuk ketahanan budaya bangsa Indonesia,

Ketercapaian sasaran strategis dengan indikator kinerja jumlah mata budaya yang dilestarikan dengan target sebanyak 96.290 mata budaya dapat terealisasi sebanyak 108.262 mata budaya atau 125%.

Realisasi kinerja tersebut sebagaimana dalam tabel berikut ini.

Page 18: LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PUSAT DIREKTORAT …kebudayaan.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2016/04/... · 2017-11-10 · Jumlah negara yang menjalin hubungan kerjasama dan pertukaran

11LKPP Direktorat Jenderal Kebudayaan 2015

Tabel 2

TARGET DAN REALISASI MATA BUDAYA YANG DILESTARIKAN TAHUN 2015

DIREKTORAT JENDERAL KEBUDAYAAN

Mata Budaya yang Dilestarikan Mata Budaya CAPAIAN

TARGET REALISASI %

Indikator: 1Jumlah Mata Budaya yang Dilestarikan

96,290 108,262 112.43%

AKTIVITAS:

1

Pelindungan, Pengembangan,

dan Pemanfaatan Cagar Budaya

1 Cagar Budaya yang Dilestarikan 2439 3036

2 Cagar budaya yang dikelola 124 124

3 Cagar budaya yang diinventarisasi 716 2617

2

Pembangunan dan Revitalisasi Sarana

dan Prasarana Kebudayaan

1 Cagar budaya yang direvitalisasi 18 18

2 Taman Budaya yang direvitalisasi 6 6

3 Pembangunan Museum 15 14

4 Museum yang direvitalisasi 18 18

5 Kesenian dan perfilman yang difasilitasi 85 150

6 kesenian disekolah yang difasilitasi 517 517

7 Desa adat yang direvitalisasi 132 132

8 Komunitas budaya yang difasilitasi 348 348

9 Rumah budaya nusantara yang difasilitasi 45 45

3

Penetapan dan Pengelolaan

Warisan Budaya Tak Benda

1 Warisan budaya nasional dan dunia yang di kelola 20 20

2 Kekayaan budaya yang ditetapkan 100 121

4

Penyusunan Dokumen

Pelestarian Cagar Budaya, Nilai Budaya, Kepercayaan

terhadap Tuhan YME dan Tradisi,

Kesenian, dan Sejarah

1 Dokumen pelestarian cagar budaya 1465 1447

2 Dokumen pelestarian nilai budaya 357 344

Page 19: LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PUSAT DIREKTORAT …kebudayaan.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2016/04/... · 2017-11-10 · Jumlah negara yang menjalin hubungan kerjasama dan pertukaran

12 LKPP Direktorat Jenderal Kebudayaan 2015

3Dokumen pengetahuan dan ekspresi budaya kepercayaan dan tradisi

83 83

4 Dokumen sumber sejarah dan

nilai budaya 11 11

5 Pengkayaan materi ajar seni

dan film 8 8

5 Penulisan Buku Sejarah dan Budaya 1 Buku Sejarah dan nilai budaya 10 10

2 Buku hasil verifikasi dan

perumusan nilai 12 12

6 Pengakusisian dan Pengelolaan Karya Seni Rupa dan Koleksi Museum

1 Karya seni rupa yang dipamerkan 451 541

2 Karya seni rupa yang dikelola 1078 1059

3 karya senirupa yang diakuisisi 12 21

4 Karya seni yang direvitalisasi 4 4

5 Koleksi Museum yang dikelola 85,948

95,289

6 Koleksi museum yang direinventarisasi 1344 1344

7 Koleksi museum yang di kaji 22 26

8 Koleksi museum yang diakuisisi 26 18

7 Penyusunan Kajian Pengembangan Permuseuman dan Kajian Pelestarian Nilai Budaya

1 Naskah hasil kajian pelestarian nilai budaya 110 109

2 Naskah hasil kajian pelestarian

cagar budaya 77 63

8 Inventarisasi Karya Budaya 1 Karya budaya yang

diinventarisasi 689 707

Data diolah dari: Aplikasi Monev DJA, Kementerian Keuangan

Realisasi kinerja ini didukung dengan beberapa kegiatan strategis pelestarian kebudayaan, sebagai berikut:

1. Pelestarian Budaya Melalui Kegiatan Registrasi Nasional Cagar Budaya

Berdasarkan Undang-undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya, yang dimaksud dengan cagar budaya adalah warisan budaya bersifat kebendaan berupa benda cagar budaya, bangunan cagar budaya, struktur cagar budaya, situs cagar budaya, dan kawasan cagar budaya di darat dan/atau di air yang perlu dilestarikan keberadaannya karena memiliki nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama, dan/atau kebudayaan melalui proses penetapan.

Proses Registrasi Nasional Cagar Budaya diawali dengan pendaftaran yaitu upaya pencatatan

Page 20: LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PUSAT DIREKTORAT …kebudayaan.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2016/04/... · 2017-11-10 · Jumlah negara yang menjalin hubungan kerjasama dan pertukaran

13LKPP Direktorat Jenderal Kebudayaan 2015

benda, bangunan, struktur, lokasi, dan/atau satuan ruang geografis untuk diusulkan sebagai cagar budaya kepada pemerintah kabupaten/kota atau perwakilan Indonesia di luar negeri dan selanjutnya dimasukkan dalam Register Nasional Cagar Budaya.

Register Nasional Cagar Budaya adalah daftar resmi kekayaan budaya bangsa berupa cagar budaya yang berada di dalam dan di luar negeri.

Penetapan cagar budaya adalah pemberian status cagar budaya terhadap benda, bangunan, struktur, lokasi, atau satuan ruang geografis yang dilakukan oleh pemerintah kabupaten/kota berdasarkan rekomendasi Tim Ahli Cagar Budaya.

Hasil pencatatan dan penetapan cagar budaya sampai tahun 2014 telah tercatat sebanyak 64.844 dan ditetapkan sebanyak 953 cagar budaya. Hasil pencatatan dan penetapan cagar budaya tahun 2015, tercatat sebanyak 23.644 cagar budaya dan telah direkomendasikan sebanyak 30 objek yang diduga sebagai cagar budaya yang memiliki kriteria sebagai Cagar Budaya Peringkat Nasional. Hasil penetapan sebanyak 19 Cagar Budaya Peringkat Nasional dan 11 cagar budaya masih dalam proses penetapan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Sehingga sampai tahun 2015 telah tercatat sebanyak 88.488 cagar budaya, dan ditetapkan sebanyak 972 cagar budaya nasional.

Tabel 3Daftar Penetapan Cagar Budaya Peringkat Nasional

Tahun 2015

NO NAMA OBJEK KATEGORI LOKASI NOMOR SK TENTANG TANGGAL PENETAPAN

Bendera Sang Saka Merah Putih Benda Istana Negara 003/M/2015

Penetapan bendera sang saka merah putih sebagai benda cagar budaya peringkat nasional

9 Januari 2015

Satuan Ruang Geografis Sangiran Kawasan Sragen – Jawa

Tengah 019/M/2015Penetapan Satuan Ruang Geografis putih sebagai benda cagar budaya peringkat nasional

5 Februari 2015

Prasasti Ciaruteun Benda Kota Bogor 185/M/2015

Prasasti Ciaruteun, Prasasti Kebon Kopi I (Prasasti Tapak Gajah), dan Prasasti Tugu dari Kerajaan Tarumanegara Masa Raja Purnawaman sebagai Benda Cagar Budaya Peringkat Nasional

9 Oktober 2015

Prasasti Kebon Kopi I (Prasasti Tapak Gajah) Benda Kota Bogor 185/M/2015

Prasasti Ciaruteun, Prasasti Kebon Kopi I (Prasasti Tapak Gajah), dan Prasasti Tugu dari Kerajaan Tarumanegara Masa Raja Purnawaman sebagai Benda Cagar Budaya Peringkat Nasional

9 Oktober 2015

Prasasti Tugu Benda Museum Nasional - Jakarta 185/M/2015

Prasasti Ciaruteun, Prasasti Kebon Kopi I (Prasasti Tapak Gajah), dan Prasasti Tugu dari Kerajaan Tarumanegara Masa Raja Purnawaman sebagai Benda Cagar Budaya Peringkat Nasional

9 Oktober 2015

Kompleks Percandian Gedongsongo Kawasan Semarang – Jawa

Tengah 195/M/2015Kompleks Percandian Gedongsongo sebagai Kawasan Cagar Budaya Peringkat Nasional

26 Oktober 2015

Page 21: LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PUSAT DIREKTORAT …kebudayaan.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2016/04/... · 2017-11-10 · Jumlah negara yang menjalin hubungan kerjasama dan pertukaran

14 LKPP Direktorat Jenderal Kebudayaan 2015

Gedung A Museum Nasional Bangunan Jakarta 210/M/2015

Bangunan Cagar Budaya Gedung A Museum Nasional, Bangunan Cagar Budaya Gedung Naskah Linggajati, Bangunan Induk Monumen Pers Nasional, Bangunan Induk Stasiun Kereta Api Tugu Yogyakarta, Bangunan Cagar Budaya Pesanggrahan Menumbing, Bangunan Cagar Budaya Pesanggrahan Ngeksiganda, Bangunan Sekolah Menengah Atas dan Akademi Kesejahteraan Sosial Ibu Kartini (Van Deventer School) Semarang, Bangunan Cagar Budaya Wisma Ranggam, Gedung Merdeka, Rumah Pengasingan Bung Hatta, Rumah Pengasingan Dr. Tjipto Mangoenkoesoemo, Rumah Pengasingan Mr. Iwa Koesoemasoemantri, dan Rumah Pengasingan Sutan Sjahrir sebagai Bangunan Cagar Budaya Peringkat Nasional

5 November 2015

Gedung Naskah Linggajati Bangunan Kuningan – Jawa Barat 210/M/2015 5 November 2015

Bangunan Induk Monumen Pers Nasional Bangunan Surakarta – Jawa

Tengah 210/M/2015 5 November 2015

Bangunan Induk Stasiun Kereta Api Tugu Yogyakarta Bangunan Yogyakarta 210/M/2015 5 November 2015

Pesanggarahan Menumbing Bangunan Bangka Barat -

Babel 210/M/2015 5 November 2015

Pesanggrahan Ngeksiganda Bangunan Sleman - DIY 210/M/2015 5 November 2015

Bangunan SMA dan Akademi Kesejahteraan Sosial Ibu Kartini (Van Deventer School)

Bangunan Semarang – Jawa Tengah 210/M/2015 5 November 2015

Wisma Ranggam Bangunan Bangka Barat - Babel 210/M/2015 5 November 2015

Gedung Merdeka Bangunan Bandung – Jawa Barat 210/M/2015 5 November 2015

Rumah Pengasingan Bung Hatta Bangunan Maluku Tengah -

Maluku 210/M/2015 5 November 2015

Rumah Pengasingan Dr. Tjipto Mangoenkoesoemo Bangunan Maluku Tengah -

Maluku 210/M/2015 5 November 2015

Rumah Pengasingan Mr. Iwa Koesoemasoemantri Bangunan Maluku Tengah -

Maluku 210/M/2015 5 November 2015

Rumah Pengasingan Sutan Sjahrir Bangunan Maluku Tengah -

Maluku 210/M/2015 5 November 2015

Bangunan Cagar Budaya Museum Dewantara Kirti Griya dan Kompleks Pendopo Agung Taman Siswa

SitusYogyakarta – Daerah Istimewa Yogyakarta

243/M/2015

Bangunan Cagar Budaya Museum Dewantara Kirti Griya Dan Kompleks Pendopo Agung Taman Siswa, Gereja Blenduk (Gereja Protestan Di Indonesia Bagian Barat Immanuel), Lokasi Gedung Merdeka, Masjid Agung Demak, Situs Cagar Budaya Gereja Katedral Jakarta, Situs Cagar Budaya Percandian Panataran, Situs Cagar Budaya Taman Narmada, Situs Candi Cetho, Dan Situs Candi Sukuh Sebagai Situs Cagar Budaya Peringkat Nasional

18 Desember 2015

Gereja Blenduk (Gereja Protestan di Indonesia Bagian Barat Immanuel)

Situs Semarang – Jawa Tengah 243/M/2015 18 Desember 2015

Lokasi Gedung Merdeka Situs Bandung – Jawa Barat 243/M/2015 18 Desember 2015

Masjid Agung Demak Situs Demak – Jawa Tengah 243/M/2015 18 Desember 2015

Situs Cagar Budaya Gereja Katedral Jakarta Situs Jakarta Pusat – DKI

Jakarta 243/M/2015 18 Desember 2015Situs Cagar Budaya Percandian Panataran Situs Blitar – Jawa Timur 243/M/2015 18 Desember 2015

Situs Cagar Budaya Taman Narmada Situs

Lombok Barat – Nusa Tenggara Barat

243/M/2015 18 Desember 2015

Situs Candi Cetho Situs Karanganyar – Jawa Tengah 243/M/2015 18 Desember 2015

Situs Candi Sukuh Situs Karanganyar – Jawa Tengah 243/M/2015 18 Desember 2015

Bangunan Cagar Budaya Benteng Belgica Bangunan Maluku Tengah -

Maluku 246/M/2015 Bangunan Cagar Budaya Benteng Belgica, Benteng Duurstede dan Rumah Tjong A Fie sebagai Bangunan Cagar Budaya Peringkat Nasional

21 Desember 2015

Benteng Duurstede Bangunan Maluku Tengah - Maluku 246/M/2015 21 Desember 2015

Rumah Tjong A Fie Bangunan Medan – Sumatera Utara 246/M/2015 21 Desember 2015

Situs Cagar Budaya Kompleks Makam Sunan Giri

Situs Gresik – Jawa Timur 247/M/2015

Situs Cagar Budaya Kompleks Makam Sunan Giri dan Situs Cagar Budaya Kompleks Sendang Duwur sebagai Situs Cagar Budaya Peringkat Nasional

21 Desember 2015

Situs Cagar Budaya Kompleks Sendang Duwur Situs Lamongan – Jawa

Timur 247/M/2015 21 Desember 2015

Page 22: LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PUSAT DIREKTORAT …kebudayaan.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2016/04/... · 2017-11-10 · Jumlah negara yang menjalin hubungan kerjasama dan pertukaran

15LKPP Direktorat Jenderal Kebudayaan 2015

2. Pelestarian Budaya Melalui Kegiatan Pencatatan dan Penetapan Warisan Budaya Takbenda Indonesia

Pencatatan warisan budaya takbenda merupakan upaya penting pendataan kekayaan budaya yang dimiliki Indonesia untuk menambah data karya budaya yang ada di database warisan budaya takbenda Indonesia. Pencatatan dan Penetapan Warisan Budaya Takbenda Indonesia bertujuan:1) Merekam data secara tertulis terhadap hasil Pendaftaran Budaya Takbenda untuk ditetapkan

sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia2) Pencatatan seluruh kekayaan budaya yang ada di Indonesia untuk upaya pelindungan dari

kepunahan dan membangun kesadaran dalam pelestarian kebudayaan; 3) ‘Inventory national’ sebagai syarat pengajuan nominasi WBTB untuk diakui oleh UNESCO.

Warisan budaya takbenda Indonesia dengan kategori pencatatan sebagai berikut:1) Tradisi Lisa2) Bahasa3) Naskah Kuno4) Permainan Tradisional5) Seni Tradisi6) Upacara/Ritus7) Kearifan Lokal8) Teknologi Tradisional9) Arsitektur10) Kain Tradisional11) Kerajinan Tradisional12) Kuliner Tradisional13) Pakaian Adat14) Senjata Tradisional

Dalam upaya percepatan pencatatan warisan budaya takbenda tahun 2015 telah dilakukan pelibatan komunitas Sobat Budaya untuk pencatatan warisan budaya secara online melalui laman warisanbudaya.info dan pencatatan Road to Campus guna menggerakkan generasi muda untuk turut aktif mencatatkan karya budaya di daerahnya, diselenggarakan di Universitas Indonesia, Depok, serta dilakukan verifikasi warisan budaya takbenda Indonesia di 8 lokasi, yaitu: Bali, Makassar, Ternate, Yogyakarta, Mamuju, Banten, Madura dan Bandung.

Warisan budaya takbenda Indonesia sampai tahun 2014 tercatat sebanyak 5.231 karya budaya dan ditetapkan sebagai warisan budaya takbenda Indonesia sebanyak 173 karya budaya. Sedangkan pada tahun 2015, tercatat sebanyak 1.007 karya budaya dan ditetapkan sebagai warisan budaya takbenda Indonesia sebanyak 121 karya budaya. Sehingga sampai tahun 2015 telah tercatat sebanyak 6.238 warisan budaya takbenda dan ditetapkan sebagai warisan budaya takbenda Indonesia sebanyak 294 karya budaya.

Hasil penetapan warisan budaya takbenda Indonesia tahun 2015, sebagaimana dalam tabel berikut:

Gambar 1. Cagar Budaya yang didaftarkan secara nasional

Page 23: LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PUSAT DIREKTORAT …kebudayaan.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2016/04/... · 2017-11-10 · Jumlah negara yang menjalin hubungan kerjasama dan pertukaran

16 LKPP Direktorat Jenderal Kebudayaan 2015

Tabel 4Penetapan Warisan Budaya Takbenda Indonesia

Tahun 2015

NO PROVINSI NAMA WARISAN BUDAYA TAKBENDA KATEGORI

1 Aceh Tari Rapa’i Geleng Seni Pertunjukan

2 Aceh Tari Dampeng Seni Pertunjukan

3 Aceh Tari Bines Seni Pertunjukan

4 Aceh Pinto Aceh Kemahiran dan Kerajinan Tradisional

5 Aceh Tari Rabbani Wahid Seni Pertunjukan

6 Sumatera Utara Pustaha Lak-Lak Tradisi dan Ekspresi Lisan

7 Kep.Riau Teater Bangsawan Seni Pertunjukan

8 Kep.Riau Joget Dangkong Seni Pertunjukan

9 Kep.Riau Tudung Manto Kemahiran dan Kerajinan Tradisional

10 Riau Koba Seni Pertunjukan

11 Riau Pacu Jalur Tradisi dan Ekspresi Lisan

12 Riau Menumbai- Pelalawan Pengetahuan dan Kebiasaan Perilaku Mengenai Alam Semesta

13 Bangka Belitung Adu Kerito Surong Tradisi dan Ekspresi Lisan

14 Bangka Belitung Kain Cual Kemahiran dan Kerajinan Tradisional

15 Bangka Belitung Upacara Adat Nujuh Jerami Adat Istiadat Masyarakat, Ritus, dan Perayaan

16 Bangka Belitung Maras Taun Adat Istiadat Masyarakat, Ritus, dan Perayaan

17 Bangka Belitung Kopiah Resam Kemahiran dan Kerajinan Tradisional

18 Bangka Belitung Lempah Kuning Kemahiran dan Kerajinan Tradisional

19 Bangka Belitung Tradisi Ruwah Kubur Adat Istiadat Masyarakat, Ritus, dan Perayaan

20 Jambi Kompangan/ Hadrah Seni Pertunjukan

21 Jambi Kuaw Tradisi dan Ekspresi Lisan

22 Jambi Tari Anggut Seni Pertunjukan

23 Jambi Tari Besayak Seni Pertunjukan

24 Jambi Tari Piring Tujuh Seni Pertunjukan

25 Jambi Tari Pisang Seni Pertunjukan

26 Jambi Tupai Jenjang Seni Pertunjukan

27 Jambi Upacara Besale Adat Istiadat Masyarakat, Ritus, dan Perayaan

28 Sumatera Barat Ulu Ambek Seni Pertunjukan

29 Sumatera Barat Rabab Seni Pertunjukan

30 Sumatera Barat Salawat Dulang Tradisi dan Ekspresi Lisan

31 Sumatera Barat Pasambahan Adat Istiadat Masyarakat, Ritus, dan Perayaan

32 Sumatera Barat Batombe Seni Pertunjukan

33 Sumatera Selatan Kue Lapan Jam Kemahiran dan Kerajinan Tradisional

34 Sumatera Selatan Senjang Tradisi dan Ekspresi Lisan

35 Bengkulu Kain Besurek Kemahiran dan Kerajinan Tradisional36 Bengkulu Kain Lantung Kemahiran dan Kerajinan Tradisional

37 Bengkulu Uemak Potong Jang Kemahiran dan Kerajinan Tradisional

38 Lampung Gulai Taboh Kemahiran dan Kerajinan Tradisional

39 Lampung Sekura Cakak Buah Adat Istiadat Masyarakat, Ritus, dan Perayaan

40 Lampung Sulam Usus Kemahiran dan Kerajinan Tradisional

41 Lampung Seruit Kemahiran dan Kerajinan Tradisional

Page 24: LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PUSAT DIREKTORAT …kebudayaan.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2016/04/... · 2017-11-10 · Jumlah negara yang menjalin hubungan kerjasama dan pertukaran

17LKPP Direktorat Jenderal Kebudayaan 2015

42 Lampung Cakak Pepadun Adat Istiadat Masyarakat, Ritus, dan Perayaan

43 Banten Tari Cokek Seni Pertunjukan

44 Banten Angklung Buhun Seni Pertunjukan

45 Banten Seni Rampak Bedug Seni Pertunjukan

46 Banten Sate Bandeng Kemahiran dan Kerajinan Tradisional

47 Banten Seba Baduy Adat Istiadat Masyarakat, Ritus, dan Perayaan

48 DKI Jakarta Tanjidor Seni Pertunjukan

49 DKI Jakarta (Buka) Palang Pintu Adat Istiadat Masyarakat, Ritus, dan Perayaan

50 DKI Jakarta Sohibul Hikayat Tradisi dan Ekspresi Lisan

51 DKI Jakarta Gambang Kromong Seni Pertunjukan

52 DKI Jakarta Silat Beksi Tradisi dan Ekspresi Lisan

53 Jawa Barat Sintren Seni Pertunjukan

54 Jawa Barat Upacara Ngarot Adat Istiadat Masyarakat, Ritus, dan Perayaan

55 Jawa Barat Mamaos Cianjuran Seni Pertunjukan

56 Jawa Tengah Ukir Jepara Kemahiran dan Kerajinan Tradisional

57 DI Yogyakarta Rumah Joglo Yogyakarta Kemahiran dan Kerajinan Tradisional

58 DI Yogyakarta Upacara Mubeng Beteng Adat Istiadat Masyarakat, Ritus, dan Perayaan

59 DI Yogyakarta Gudeg Kemahiran dan Kerajinan Tradisional

60 DI Yogyakarta Upacara Saparan Gamping (Bekakak) Adat Istiadat Masyarakat, Ritus, dan Perayaan

61 Jawa Timur Larung Sembonyo Adat Istiadat Masyarakat, Ritus, dan Perayaan

62 Jawa Timur Singo Ulung Seni Pertunjukan

63 Jawa Timur Wayang Beber Seni Pertunjukan

64 Jawa Timur Tanean lanjang Kemahiran dan Kerajinan Tradisional

65 Bali Gringsing Tenganan Kemahiran dan Kerajinan Tradisional

66 Bali Endek Kemahiran dan Kerajinan Tradisional

67 Bali Sangging Kamasan Bali Kemahiran dan Kerajinan Tradisional

68 Bali Barong Ket Seni Pertunjukan

69 Bali Joged Seni Pertunjukan

70 Bali Tari Legong Kraton Seni Pertunjukan

71 Bali Dramatari Wayang Wong Seni Pertunjukan

72 Bali Dramatari Gambuh Seni Pertunjukan

73 Bali Topeng Sidakarya Seni Pertunjukan

74 Bali Baris Upacara Seni Pertunjukan

75 Bali Tari Sanghyang Seni Pertunjukan

76 Bali Rejang Seni Pertunjukan77 NTB Ayam Taliwang Kemahiran dan Kerajinan Tradisional

78 NTT Mbaru Niang Wae Rebo Pengetahuan dan Kebiasaan Perilaku Mengenai Alam Semesta

79 NTT Pasola Adat Istiadat Masyarakat, Ritus, dan Perayaan

80 NTT Etu Tradisi dan Ekspresi Lisan

81 Kalimantan Barat Kledik Seni Pertunjukan

82 Kalimantan Barat Kana/ bekana Tradisi dan Ekspresi Lisan

83 Kalimantan Barat Tenun Ikat Dayak/ Sintang Kemahiran dan Kerajinan Tradisional

84 Kalimantan Barat Bubur Paddas Kemahiran dan Kerajinan Tradisional

85 Kalimantan Tengah Sapundu Kemahiran dan Kerajinan Tradisional

86 Kalimantan Tengah Sansana Bandar Tradisi dan Ekspresi Lisan

87 Kalimantan Tengah Mamapus Lewu Adat Istiadat Masyarakat, Ritus, dan Perayaan

Page 25: LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PUSAT DIREKTORAT …kebudayaan.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2016/04/... · 2017-11-10 · Jumlah negara yang menjalin hubungan kerjasama dan pertukaran

18 LKPP Direktorat Jenderal Kebudayaan 2015

88 Kalimantan Selatan Pasar Terapung Pengetahuan dan Kebiasaan Perilaku Mengenai Alam Semesta

89 Kalimantan Selatan Lamut Tradisi dan Ekspresi Lisan

90 Kalimantan Selatan Kuriding/ Guriding Seni Pertunjukan

91 Kalimantan Selatan Bubungan Tinggi Kemahiran dan Kerajinan Tradisional

92 Kalimantan Selatan Ba’ayun Mulud/Maulid Adat Istiadat Masyarakat, Ritus, dan Perayaan

93 Kalimantan Timur Upacara Adat Kwangkay Adat Istiadat Masyarakat, Ritus, dan Perayaan

94 Kalimantan Timur Undang-Undang Kerajaan Kutai Pengetahuan dan Kebiasaan Perilaku Mengenai Alam Semesta

95 Kalimantan Timur Lom Plai Adat Istiadat Masyarakat, Ritus, dan Perayaan

96 Kalimantan Timur Mandau Kemahiran dan Kerajinan Tradisional

97 Kalimantan Timur Blontang Kemahiran dan Kerajinan Tradisional

98 Kalimantan Utara Upacara Nata Umo Maipunsubon Sawat Dangan Adat Istiadat Masyarakat, Ritus, dan Perayaan

99 Kalimantan Utara Niva bi’o Mepung Tukung Adat Istiadat Masyarakat, Ritus, dan Perayaan

100 Kalimantan Utara Incaut Adat Istiadat Masyarakat, Ritus, dan Perayaan

101 Kalimantan Utara Bepadaw Adat Istiadat Masyarakat, Ritus, dan Perayaan

102 Sulawesi Selatan Ma’badong Adat Istiadat Masyarakat, Ritus, dan Perayaan

103 Sulawesi Selatan Ganrang Seni Pertunjukan

104 Sulawesi Selatan Coto Makassar Kemahiran dan Kerajinan Tradisional

105 Sulawesi Barat Loka Sattai/Loka Ro’do/Loka Anjoroi Kemahiran dan Kerajinan Tradisional

106 Sulawesi Barat Kain Tenun Sukomandi Kemahiran dan Kerajinan Tradisional

107 Sulawesi Tenggara Tari Linda Seni Pertunjukan

108 Sulawesi Utara Musik Bia Seni Pertunjukan

109 Sulawesi Tengah Kain Tenun Donggala (Masih harus dilengkapi) Kemahiran dan Kerajinan Tradisional

110 Sulawesi Tengah Upacara Melabot Tumpe Adat Istiadat Masyarakat, Ritus, dan Perayaan

111 Gorontalo Permainan Polo Palo Tradisi dan Ekspresi Lisan

112 Gorontalo Tradisi Lisan Tanggomo Tradisi dan Ekspresi Lisan

113 Maluku Cuci Negeri Soya Adat Istiadat Masyarakat, Ritus, dan Perayaan

114 Maluku Inasua Kemahiran dan Kerajinan Tradisional

115 Maluku Obor Pattimura Adat Istiadat Masyarakat, Ritus, dan Perayaan

116 Maluku Pela Pengetahuan dan Kebiasaan Perilaku Mengenai Alam Semesta

117 Maluku Utara Hibualamo Kemahiran dan Kerajinan Tradisional

118 Maluku Utara Tari Legu Sahu Seni Pertunjukan

119 Papua Barat Papeda Kemahiran dan Kerajinan Tradisional

120 Papua Tomako Batu Kemahiran dan Kerajinan Tradisional

121 Papua Koteka Kemahiran dan Kerajinan Tradisional

Page 26: LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PUSAT DIREKTORAT …kebudayaan.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2016/04/... · 2017-11-10 · Jumlah negara yang menjalin hubungan kerjasama dan pertukaran

19LKPP Direktorat Jenderal Kebudayaan 2015

3. Pelestarian Budaya Melalui Penetapan Warisan Budaya Dunia

Sidang ke-10 Komite Warisan Budaya Takbenda UNESCO di Windhoek, Namibia, pada hari Selasa tanggal 2 Desember 2015, telah menetapkan 3 genre tari tradisi di Bali (Three Genre of Traditional Dance in Bali) yang terdiri dari sembilan tari tradisi di Bali ke dalam UNESCO Representative List of The Intangible Cultural Heritage of Humanity. Kesembilan tari tradisional tersebut adalah: Rejang, Sanghyang Dedari, dan Baris Upacara, yang digolongkan sebagai tarian sakral; Topeng Sidhakarya, Sendratari Gambuh, dan Sendratari Wayang Wong, yang digolongkan sebagai tarian semi sakral; serta tari Legong Kraton, Joged Bumbung, dan Barong Ket “Kunthisraya”, yang digolongkan sebagai tarian hiburan.

Inskripsi tiga genre tari tradisi di Bali yang terdiri sembilan tarian Bali ke dalam daftar Warisan Budaya Takbenda UNESCO merupakan bentuk pengakuan dunia internasional terhadap arti penting tarian tersebut, dan diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat Indonesia akan nilia-nilai luhur tarian Bali serta semangat untuk melestarikannya.

Inskripsi tari tradisi Bali tersebut telah menambah kepemilikan Indonesia menjadi tujuh Warisan Budaya Takbenda UNESCO setelah terdaftar sebelumnya adalah: Wayang (2008), Keris (2008), Batik (2009), Angklung (2010), Tari Saman (2011), dan Noken Papua (2012), serta satu Program Pendidikan dan Pelatihan tentang Batik (2009).

Diskripsi 9 tari tradisi Bali tersebut sebagai berikut:

1) Rejang

Rejang adalah tari keagamaan yang diadakan di Pura Marajan atau Sangga. Berdasarkan koreografinya, tarian ini tidak begitu terkait pada pedum karang seperti tarian lainnya. Tarian ini bersifat fleksibel, menyesuaikan situasi dan kondisi, khususnya pada upacara Pengider Buana, para penari mengitari sajen berputar-putar mengikuti pradaksina.

Gambar 3, Tari Rejang

Gambar 2. Penetapan Warisan Budaya

Page 27: LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PUSAT DIREKTORAT …kebudayaan.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2016/04/... · 2017-11-10 · Jumlah negara yang menjalin hubungan kerjasama dan pertukaran

20 LKPP Direktorat Jenderal Kebudayaan 2015

2) Sanghyang Dedari

Sanghyang Dedari merupakan salah satu jenis tari Sanghyang. Tari sakral Sanghyang adalah sebuah tari kerauhan yang ditarikan dalam kondisi kesurupan. Tarian ini meiliki tujuan mistis, tidak ditampilkan di depan umum, dan ditarikan untuk melindungi desa dari wabah penyakit, bencana alam, dan sebagainya. Tarian ini merupakan tari tinggalan kebudayaan pra-Hindu yang ditarikan oleh dua gadis yang masih suci. Tarian ini tidak diiringi dengan instrumen musik, melainkan iringan beberapa orang menyanyikan lagu persembahan kepada Dewa.

Gambar 4, Tari Sanghyang Dedari

3) Baris Upacara

Baris Upacara merupakan tarian-tarian yang pada umumnya tidak memiliki lakon (lelampan) atau ceritera. Umumnya tari Baris Upacara ditarikan untuk Dewa Yadnya. Tari Baris Upacara sebagai penunjang upacara Dewa Yadnya banyak jenisnya, merupakan simbol widyadara, apsara sebagai pengawal Ida Betara Sesuhunan turun ke dunia pada saat piodalan (odalan) di Pura bersangkutan dan berfungsi pula sebagai pemendak (penyambut) kedatangan para dewa.

Gambar 5. Tari Baris Upacara

4) Topeng Sidhakarya

Tari topeng Sidhakarya biasanya ditarikan di akhir, menyimbulkan bahwa tari sakral telah selesai. Dalam sebuah hajatan ritual keagamaan tradisi Hindu (Bali), merupakan bagian tak terpisahkan dengan runtutan upacara sebagai pelengkap guna mendapatkan keyakinan dalam pencapaian ke arah kesempurnaan suksesnya sebuah yadnya.

Page 28: LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PUSAT DIREKTORAT …kebudayaan.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2016/04/... · 2017-11-10 · Jumlah negara yang menjalin hubungan kerjasama dan pertukaran

21LKPP Direktorat Jenderal Kebudayaan 2015

Gambar 6, Topeng Sidhakarya

5) Dramatari Gambuh

Pada umumnya fungsi Gambuh adalah sebagai tari Bebali (seremonial), yaitu sebagai pengiring upacara di pura-pura. Dramatari gambuh sebagai tari lakon klasik tertua dalam khazanah tari Bali adalah merupakan bentuk total teater yang memiliki unsur seni, drama, musik, dialog, dan tembang. Dramatari Gambuh masih memakai nama-nama tokoh penarinya diambil dari nama-nama kaum bangsawan kerajaan di Jawa Timur pada abad ke 12-14. Nama-nama itu di antaranya Demang Sompi Gontak, Tumenggung Macan Angelur, Rangga Toh Jiwa, Ario Kebo Angun-angun, Punta Tan Mundur, dan lain-lainnya. Dramatari Gambuh adalah tari dasar hampir seluruh tari-tarian yang ada di Bali. Dramatari Gambuh sangat erat hubungannya dengan pelaksanaan upacara-upacara besar terutama tingkatan upacara “mapeselang”. Tari Gambuh ditarikan pada waktu Ida Bhathara turun ke “paselang”.

Gambar 7, Tari Gambuh

6) Dramatari Wayang Wong

Dramatari Wayang Wong adalah seni pertunjukan yang pelaku-pelakunya manusia atau orang. Tarian ini merupakan perwujudan dari tari lakon Bali, perpaduan antara tari, drama, dan musik. Wayang Wong di Bali merupakan salah satu cabang seni pertunjukan yang bersifat klasik dan merupakan satu-kesatuan dari tari, tabuh, tembang dan drama dengan menggunakan tapel serta cerita/lakon yang diambil dari wiracarita Ramayana.

Gambar 8, Dramatari Wayang Wong

Page 29: LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PUSAT DIREKTORAT …kebudayaan.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2016/04/... · 2017-11-10 · Jumlah negara yang menjalin hubungan kerjasama dan pertukaran

22 LKPP Direktorat Jenderal Kebudayaan 2015

7) Legong Kraton

Legong Kraton adalah tari klasik yang melakonkan cerita-cerita jaman dulu seperti cerita Prabu Lasem. Tari ini biasanya ditarikan oleh tiga orang gadis dimana yang seorang berperan sebagai Condong, dan kedua orang lainnya berperan sebagai Legong.

Gambar 9, Tari Legong Kraton

8) Joged Bumbung

Joged Bumbung merupakan salah satu jenis tari Joged yang diiringi dengan gamelan bumbung bambu dan penarinya perempuan, dan pengibing laki-laki. Joged adalah semacam tari pergaulan muda-mudi yang diiringi dengan gamelan yang terbuat dari bumbung bambu. Penari joged pada awalnya menari sendiri yang disebut ngelembar. Setelah itu penari mencari pasangannya seorang laki-laki yaitu salah seorang lelaki yang menonton dan dihampiri si penari, dan laki-laki itu kemudian diajak menari bersama-sama. Begitulah seterusnya si penari berganti-ganti pasangan yang dipilihnya. Tari Joged ini ada persamaannya dengan tari gandrung.

Gambar 10, Tari Joged Bumbung

9) Barong Ket

Barong merupakan perwujudan atau prabhawa Sanghyang Tri Murti. Warna topeng atau punggelan berbagai jenis barong yang berwarna bang (merah) adalah simbol Dewa Brahma, yang berwarna ireng (hitam) merupakan wujud Dewa Wisnu, sedangkan yang berwarna petak (putih) merupakan perwujudan Dewa Iswara. Sanghyang Tri Murti yang disimbolkan dengan berbagai jenis barong yang dilawangkan dari satu pintu ke pintu yang lain selama 35 hari diyakini dapat melindungi umat manusia khusunya umat Hindu dari kekuatan merusak yang disebabkan oleh Sanghyang Kala Tiga Wisesa sehingga selamat. Perwajahan Barong pada umumnya merupakan wajah manusia dengan berbagai warna berbeda sebagai simbol tertentu, sedangkan Barong Ket lebih menyerupai hewan.

Page 30: LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PUSAT DIREKTORAT …kebudayaan.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2016/04/... · 2017-11-10 · Jumlah negara yang menjalin hubungan kerjasama dan pertukaran

23LKPP Direktorat Jenderal Kebudayaan 2015

Gambar 11, Tari Barong Ket

4. Pelestarian Budaya Melalui Kegiatan Revitalisasi Museum

Museum adalah lembaga yang berfungsi melindungi, mengembangkan, memanfaatkan koleksi, dan mengomunikasikannya kepada masyarakat. Revitalisasi Museum adalah upaya untuk meningkatkan kualitas museum dalam melayani masyarakat sesuai dengan fungsinya, sehingga museum dapat menjadi tempat kunjungan yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.

Aspek-aspek revitalisasi museum meliputi 6 aspek yaitu: aspek fisik, untuk meningkatkan tampilan museum menjadi lebih menarik; aspek manajemen, untuk meningkatkan profesionalisme dalam pengelolaan museum dan pelayanan pengunjung; aspek program, untuk mengembangkan program yang inovatif dan kreatif; aspek jejaring, untuk mewujudkan dan memperkuat jejaring museum dan komunitas; aspek kebijakan, untuk menetapkan kebijakan pengelolaan museum; dan aspek pencitraan, untuk meningkatkan citra museum di masyarakat.

Revitalisasi Museum pada tahun 2015 telah menghasilkan 2 kajian dan 15 revitalisasi fisik museum sebagaimana dalam tabel berikut:

Tabel 5Realisasi Revitalisasi Museum

Tahun 2015

No Kegiatan

1 Kajian Museum Virtual

2 Kajian Tata Pamer Museum Mpu Purwa Malang

3 Revitalisasi Museum Situs Kepurbakalaan Banten Lama

4 Revitalisasi Museum Kepresidenan (Balai Kirti)

5 Revitalisasi Museum Tinosidin

6 Revitalisasi Museum Mansinam

7 Revitalisasi Museum Noken

8 Revitalisasi Museum Prov. Banten

9 Revitalisasi Museum Kota Makassar

10 Revitalisasi Museum Banggai

11 Revitalisasi Museum Prov. Sumbar (Adityawarman)

12 Revitalisasi Museum Prov. Sulawesi Tengah

13 Revitalisasi Museum Prov. Maluku (Siwalima)

14 Revitalisasi Museum Perjuangan Jambi

15 Revitalisasi Museum Panglima Besar Sudirman

16 Revitalisasi Museum Prov. Nusa Tenggara Timur

17 Revitalisasi Museum Mpu Purwa

Page 31: LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PUSAT DIREKTORAT …kebudayaan.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2016/04/... · 2017-11-10 · Jumlah negara yang menjalin hubungan kerjasama dan pertukaran

24 LKPP Direktorat Jenderal Kebudayaan 2015

5. Pelestarian Budaya Melalui Pembangunan Museum

Pembangunan museum-museum di Indonesia diharapkan akan mampu mewujudkan misi museum, yaitu: mewujudkan fungsi museum sebagai sarana mencerdaskan bangsa; mengembangkan peran museum sebagai tempat penguatan kepribadian bangsa; dan meningkatkan peran museum sebagai lembaga yang memperkokoh ketahanan nasional dan wawasan Nusantara.

Pembangunan museum ke depan diprioritaskan pada pembangunan museum tematik. Realisasi pembangunan museum pada tahun 2015 dengan target 17 museum yang terdiri dari kajian sebanyak 6 museum dan pembangunan museum sebanyak 11 museum.

Hasil kajian dan pembangunan museum tahun 2015 sebagaimana tabel berikut:

Tabel 6Realisasi Kajian dan Pembangunan Museum

Tahun 2015

No Kegiatan

1 Kajian Museum Kapal Dewa Ruci

2 Kajian Museum Situs Candi Prambanan dan Ratu Boko

3 Kajian Museum Dongeng

4 Kajian Museum Musik

5 Kajian Museum Situs Maros Pangkep

6 Kajian Museum Maritim

7 Museum Islam Nusantara Jombang

8 Museum Song Terus, Pacitan 9 Museum Situs Semedo Tegal10 Museum Situs Gua Harimau

11 Museum Perang Dunia II dan Trikora

12 Museum Batik

13 Museum PDRI

14 Museum Kerinci 15 Museum Subak

16 Museum Coelacanth Ark Manado

17 Museum Keris Sriwedari Surakarta

Gambar 12 .Museum yang direvitalisasi

Page 32: LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PUSAT DIREKTORAT …kebudayaan.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2016/04/... · 2017-11-10 · Jumlah negara yang menjalin hubungan kerjasama dan pertukaran

25LKPP Direktorat Jenderal Kebudayaan 2015

6. Pelestarian Budaya Melalui Kegiatan Revitalisasi Cagar Budaya

Revitalisasi cagar budaya adalah kegiatan pengembangan yang ditujukan untuk menumbuhkan kembali nilai-nilai penting cagar budaya dengan menyesuaikan fungsi ruang baru yag tidak bertentangan dengan prinsip pelestarian dan nilai budaya masyarakat.

Aspek penting lainnya dalam revitalisasi cagar budaya adalah pemberdayaan masyarakat di sekitar situs atau kawasan cagar budaya untuk peningkatan kesadaran masyarakat dalam melestarikan tinggalan budaya.

Revitalisasi cagar budaya bertujuan untuk:a. Melestarikan cagar budaya dan lingkungannya;b. Menguatkan informasi dan terpeliharanya cagar budaya/situs;c. Memanfaatkan bangunan cagar budaya secara adaptif dengan menata lingkungan sekitar

cagar budaya/situs.

Metode pelaksanaan kegiatan revitalisasi cagar budaya diperlukan untuk memberikan gambaran atau syarat sayarat khusus pelaksanaan revitalisasi cagar budaya dengan memperhatikan baik dari segi fungsi khusus maupun segi teknis lainnya, yaitu :a. dikaitkan dengan adanya pelestarian atau konservasi bangunan yang ada;b. kesatuan perencanaan bangunan dengan lingkungan yang ada di sekitar dalam rangka

implementasi penataan bangunan dan lingkungan;c. solusi dan batasan-batasan kontekstual, seperti faktor sosial, budaya setempat, geografi,

klimatologi dan lain-lain.

Selain dari kriteria di atas, dalam melaksanakan perencanaan revitalisasi memperhatikan azas-azas bangunan sebagai berikut :1) bangunan hendaknya fungsional, efisiensi, menarik tetapi tidak berlebihan;2) kreativitas desain tidak ditekankan pada kelatahan gaya-gaya dan kemewahan material, tetapi

pada kemampuan mengadakan sublimasi antara teknik dan fungsi sosial bangunan, terutama sebagai bangunan pelayan masyarakat;;

3) dengan batasan tidak mengganggu produktivitas kerja, biaya investasi dan pemeliharaan bangunan sepanjang umurnya, yang diusahakan serendah mungkin;

4) desain bangunan dibuat sedemikian rupa sehingga bangunan dapat dilaksanakan dalam waktu yang pendek dan dapat dimanfaatkan secepatnya;

5) bangunan hendaknya dapat meningkatkan kualitas lingkungan dan menjadi acuan tata bangunan lingkungan di sekitarnya.

Pelaksanaan revitalisasi cagar budaya tahun 2015 telah melibatkan para pelaku dan pengelola budaya dengan hasil revitalisasi: Situs Samudera Pasai Aceh Utara; Situs Karangkamulyan, Ciamis, Jawa Barat; dan Bangunan Cagar Budaya Eks Rumah Sakit Jiwa Mangunjayan, Surakarta, Jawa Tengah.

7. Pelestarian Budaya Melalui Kegiatan Revitalisasi Taman Budaya

Sejak berlakunya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Otonomi Daerah, Taman Budaya telah diserahkan kepada Daerah, namun pengelolaan dan fungsionalisasi Taman Budaya menjadi sangat tidak baik. Revitalisasi Taman Budaya sebagai upaya mengembalikan fungsi Taman Budaya sebagai bengkel kerja, laboratorium, dan etalase budaya, bagi para seniman untuk melestarikan karya budaya menjadi program prioritas pemerintah. Sejak tahun 2012-2014, Revitalisasi Taman Budaya telah tersusun sebanyak 25 materplan dan DED, penguatan program, dan pengembangan sumber daya manusia.

Revitalisasi Taman Budaya tahun 2015 sebagai tindak lanjut masterplan dan DED telah dilakukan revitalisasi fisik terhadap 6 Taman Budaya yaitu:1) Taman Budaya Banda Aceh;2) Taman Budaya Lampung;3) Taman Budaya Palangkaraya, Kalimantan Tengah;

Page 33: LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PUSAT DIREKTORAT …kebudayaan.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2016/04/... · 2017-11-10 · Jumlah negara yang menjalin hubungan kerjasama dan pertukaran

26 LKPP Direktorat Jenderal Kebudayaan 2015

4) Taman Budaya Jawa Barat;5) Taman Budaya Jawa Tengah;6) Taman Budaya Nusa Tenggara Barat.

8. Pelestarian budaya melalui kegiatan Pemberian Bantuan Pemerintah

Pemberian bantuan pemerintah untuk pelestarian budaya didasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 24 Tahun 2013 tentang Pengelolaan Bantuan Sosial di Lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, yakni pengeluaran berupa transfer uang, barang atau jasa yang diberikan kepada masyarakat guna melindungi dari kemungkinan terjadinya risiko sosial, meningkatkan kemampuan ekonomi atau kesejahteraan masyarakat di bidang pendidikan dan kebudayaan. Sedangkan mekanisme pelaksanaannya didasarkan pada Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia, Nomor 168/PMK.05/2015, tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah pada Kementerian Negara/Lembaga.

Resiko sosial di bidang pendidikan dan kebudayaan yang dimaksudkan dalam peraturan Mendikbud tersebut meliputi kejadian atau peristiwa yang dapat menimbulkan potensi terjadinya kerentanan sosial yang ditanggung oleh individu, keluarga, kelompok dan/atau masyarakat sebagai dampak krisis sosial, krisis ekonomi, krisis politik, fenomena alam, dan bencana alam, yang jika tidak diberikan bantuan sosial akan terpuruk dan tidak dapat hidup dalam kondisi yang wajar di bidang pendidikan dan kebudayaan. Dalam program ini, yang dimaksud masyarakat adalah masyarakat yang melakukan pelestarian budaya baik di dunia pendidikan maupun komunitas budaya meliputi: Keraton, Komunitas Adat, Lembaga Adat, Desa Adat, Sanggar, Organisasi Penghayat Kepercayaan, serta Lembaga Keagamaan.

Realisasi pemberian bantuan pemerintah pada Direktorat Jenderal Kebudayaan tahun 2015 sebagai berikut.1) Fasilitasi Komunitas Budaya sebanyak 348 komuniats budaya; 2) Fasilitasi Alat Kesenian di Sekolah sebanyak 500 sekolah;3) Fasilitasi Laboratorium Seni Budaya dan Film sebanyak 17 sekolah;4) Fasilitasi Rumah Budaya Nusantara ebanyak 45 rumah budaya;5) Fasilitasi Desa Adat sebanyak 132 desa adat.

9. Pelestarian Budaya Melalui Pemberian Anugerah Kebudayaan dan Maestro

Anugerah Kebudayaan dan Maestro merupakan kegiatan yang bertujuan untuk memberikan

apresiasi dan penghargaan bagi para pelaku kebudayaan yang menunjukkan kepedulian

tinggi terhadap upaya-upaya pelestarian kebudayaan.

Sasaran kegiatan ini adalah individu, komunitas, dan lembaga (pemerintah non pemerintah,

dan asing) dengan target 100 peserta yang dicapai melalui pemberian penghargaan

anugerah kebudayaan dan maestro seni tradisi.

Page 34: LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PUSAT DIREKTORAT …kebudayaan.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2016/04/... · 2017-11-10 · Jumlah negara yang menjalin hubungan kerjasama dan pertukaran

27LKPP Direktorat Jenderal Kebudayaan 2015

Gambar 13. Maestro Mael Aya

Pengharhaan Kebudayaan diberikan dengan beberapa kategori yaitu :

Tanda Kehormatan dari Presiden Republik IndonesiaTanda Kehormatan dari Presiden Republik Indonesia terdiri dari 3 kategori : Bintang Maha Putra,

Bintang Budaya Parama Dharma dan Satyalancana Kebudayaan. Tanda Kehormatan tersebut di

atas langsung disematkan oleh Presiden Republik Indonesia dalam rangka acara peringatan Hari

Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia setiap bulan Agustus di Istana Negara. Pada tahun

2015 ada 13 orang Penerima Tanda Kehormatan sebagai berikut :

PENERIMA TANDA KEHORMATAN KATEGORI BINTANG MAHAPUTRA TAHUN 2015NO NAMA PENERIMA BIDANG KARYA ASAL DAERAH1 Franz Magnis-Suseno Filsuf, Budayawan DKI Jakarta

PENERIMA TANDA KEHORMATAN KATEGORI BINTANG PARAMA DHARMA TAHUN 2015

NO NAMA PENERIMA BIDANG KARYA ASAL DAERAH

1Goenawan Susatyo

MohamadSastrawan dan Budayawan DKI Jakarta

2Petrus Josephus

Zoetmulder (Alm.)Ahli Sastra Jawa Kuno, Penyusun Kamus

Jawa Kuno InggrisYogyakarta

3KPH Notoprojo (Ki

Tjokrowasito) (Alm.)

Komposer Musik Karawitan Jawa, Pendukung Utama Sendratari

RamayanaYogyakarta

PENERIMA TANDA KEHORMATAN KATEGORI SATYALANCANA KEBUDAYAAN TAHUN 2015

NO NAMA PENERIMA BIDANG KARYA ASAL DAERAH

1 Sauti (Alm.)Pencipta Tari Serampang

Dua BelasSumatera Utara

2 Josef Prijotomo Arsitek JawaTimur

3Hildawati

Soemantri(Almh)Seni Rupa Keramik DKI Jakarta

4I Nyoman Tjokot

(Alm.) Perupa Bali

Page 35: LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PUSAT DIREKTORAT …kebudayaan.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2016/04/... · 2017-11-10 · Jumlah negara yang menjalin hubungan kerjasama dan pertukaran

28 LKPP Direktorat Jenderal Kebudayaan 2015

5M. Junus Melalatoa

(Alm.)

Peneliti Antropologi: Penulis Ensiklopedi Suku-Suku Bangsa Indonesia

Nanggroe Aceh Darussalam

6Augustin Sibarani

(Alm.) Kartunis DKI Jakarta

7 Kotot Sukardi (Alm.) Sutradara Film DKI Jakarta

8 Suryo Sumanto (Alm.) Perintis Perfilman Indonesia Jawa Tengah

9Muhammad Sjafe’i

(Alm.)Seni dan Ketrampilan

Sumatera Barat (lahir di Banjarmasin)

Penghargaan Kebudayaan dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Malam Penghargaan Anugerah Kebudayaan dan Maestro Seni Tradisi 2015 diselenggarakan pada

tanggal 23 September 2015 di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki. Pada kesempatan itu, Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan, Anies Baswedan memberikan penghargaan kepada 42 penerima

Anugerah Kebudayaan dari beberapa kategori sebagai berikut :

PENERIMA KATEGORI PENCIPTA, PELOPOR, DAN PEMBARU TAHUN 2015

NO NAMA PENERIMA BIDANG KARYA ASAL DAERAH

1Sitor Situmorang

(Alm.)Sastrawan, Pencipta.

Sumatera Utara

2Wa Ode Siti

Marwiyah SipalaKoreografer, Pencipta, Pembaru Tari Sulawesi Selatan, Peneliti Tari.

DKI Jakarta

3 Ananda Sukarlan

Komponis Musik, Pianis, Pelopor, Pembaru, Inspirator bagi

generasi muda untuk mencintai Musik

Jawa Barat

4 Saini KM

Sastrawan, Pencipta, Pelopor, dan Pembaru Teater Modern

berdasarkan tradisi cerita rakyat Sunda.

Jawa Barat

5Irvan Noe’man

(Alm.)

Perancang, Pakar Desain Komunikasi Visual, Pelopor

wacana Ekonomi Kreatif, dan Pembaru gagasan desain visual.

Jawa Barat

6Syahrinur Prinka

(Alm.)

Seniman, Pendidik dalam bidang Desain Komunikasi Visual, Pembaru gagasan ekspresi visual yang kritis di media massa untuk

mencerdaskan bangsa.

Jawa Barat

7 Marga TSastrawan, Pelopor penulisan

sastra populer di Indonesia pada tahun 1970-an.

DKI Jakarta

Page 36: LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PUSAT DIREKTORAT …kebudayaan.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2016/04/... · 2017-11-10 · Jumlah negara yang menjalin hubungan kerjasama dan pertukaran

29LKPP Direktorat Jenderal Kebudayaan 2015

8 Oscar Motuloh

Fotografer, Pendidik, Pelopor komunitas fotografi jurnalistik

(Galeri Fotografi Jurnalistik Antara)

DKI Jakarta

9 Avip PriatnaKonduktor musik, Komposer,

Orkestrator, Pelopor aransemen paduan suara

Jawa Barat

10 Marselli Sumarno Kritikus Film DKI Jakarta

PENERIMA KATEGORI PELESTARI TAHUN 2015

NO NAMA PENERIMA BIDANG KARYA ASAL DAERAH

1 Anna Kumari Pemelihara TradisiSumatera Selatan

2 Hayatinufus Tobing Ahli Kuliner Tradisional DKI Jakarta

3 Ni Ketut AriniPemelihara Tradisi,

Koreografer, dan Sindon Wayang Beber

Bali

4 Yahya Andi SaputraPeneliti Kebudayaan dan

Seniman Tradisi LisanDKI Jakarta

5 Vincentius KirjitoPemelihara Tradisi/Adat/

Ritus AlamJawa Tengah

6Agus Nur Amal (Agus

PM. Toh)Penerus Tradisi Lisan Aceh

7 Semuel Laufa Pemelihara Tradisi Alor NTT

8Saur Marlina

Manurung (Butet Manurung)

Perintis dan Pelaku Pendidikan Alternatif Bagi

Masyarakat Terasing DKI Jakarta

9 Muhammad Djafar Pengrajin Perahu tradisional

Pa’dewakangSulawesi Selatan

10 Viani Subiyat Koreografer Papua

PENERIMA KATEGORI ANAK DAN REMAJA TAHUN 2015

NO NAMA PENERIMA BIDANG KARYA ASAL DAERAH

1Bathara Saverigadi

DewandoroSeni Tari dan Koreografi

DIY

2 Elansyah Putra Merdeka Seni Lukis Sulawesi Tengah3 Sherina Salsabila Penulis DKI Jakarta

4Vicky Wahyu Hermawan

RamadhanSeni Pedalangan Jawa Tengah

5Putri Yumna Salsabila

UphadanaSeni Lukis Jawa Timur

PENERIMA KATEGORI PEMERINTAH DAERAH TAHUN 2015

NO NAMA PENERIMA ASAL DAERAH

1 Pemerintah Kabupaten SIAK Riau

2Pemerintah Kabupaten

BANYUWANGIJawa Timur

3 Pemerintah Kota TERNATE Maluku Utara

Page 37: LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PUSAT DIREKTORAT …kebudayaan.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2016/04/... · 2017-11-10 · Jumlah negara yang menjalin hubungan kerjasama dan pertukaran

30 LKPP Direktorat Jenderal Kebudayaan 2015

PENERIMA KATEGORI KOMUNITAS TAHUN 2015

NO NAMA PENERIMA BIDANG KARYA ASAL

DAERAH

1Maha Bajra

Sandhi

Komunitas budaya yang mengusung tradisi teks Sutasoma oleh Mpu Tantular (Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika), dengan menggelar Grebek Aksara di

berbagai tempat di Indonesia. Didirikan sejak tahun 2000 oleh Ida Wayan

Granoka, Grebek Aksara telah menjadi ajang pembelajaran ribuan anggota komunitas, ratusan desa, dan puluhan

festival.

Bali

2Indonesian

Dance Festival (IDF)

Komunitas seniman yang mengeksplorasi tari kontemporer Indonesia yang

kemudian berkembang sebagai salah satu forum seni pertunjukan terpenting

dunia. Diselenggarakan sejak tahun 1992 secara berkesinambungan dan

melahirkan seniman-seniman dan karya-karya kreatif dengan idiom-idiom baru.

DKI Jakarta

3Padepokan Lemah Putih

Komunitas budaya yang memberikan penafsiran baru dalam pembebasan

tubuh dalam gerak hayati. Dirintis sejak tahun 1986 oleh Soeprapto Soerjodarmo

di Solo, kini meluas menjadi komunitas global melalui penyelenggaraan

berbagai pertemuan (pasamuan) multikultur.

Jawa Tengah

PENERIMA KATEGORI PERORANGAN ASING TAHUN 2015

NO NAMA PENERIMA BIDANG KARYA ASAL DAERAH

1Anthony H.

JohnsAhli sastra Indonesia modern dan

naskah-naskah Islam klasik IndonesiaAustralia

2 Sandra NiessenBerjasa besar dalam pelestarian ulos (kain tenun etnis Batak) dan tenunan

Indonesia lainnyaCanada

3Henri Chambert-

Loir

Ahli naskah Bima dan Melayu, ahli dalam bahasa dan sastra Indonesia

modernPerancis

PENERIMA PENGHARGAAN MAESTRO SENI TRADISI TAHUN 2015

NO NAMA PENERIMA USIA BIDANG KARYA

1 Mael Aya 73 Karungut

2 Arang Imang 60 Pembuat dan Pemain Alat Musik Sampe

Page 38: LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PUSAT DIREKTORAT …kebudayaan.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2016/04/... · 2017-11-10 · Jumlah negara yang menjalin hubungan kerjasama dan pertukaran

31LKPP Direktorat Jenderal Kebudayaan 2015

3 Abdul Wahab Lihu 78Penutur Tujai (Puisi lisan berisi nasihat

untuk kepentingan upacara daur hidup (kelahiran, perkawinan, dan kematian))

4 Justinus Hokey 70 Pemusik dan Penyanyi Kakula

5 Jan Malibela 73 Penari, Penyair, Perupa,

Selain itu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memberikan dana tunjangan kepada 49

Maestro yang sebelumnya mendapatkan penghargaan. Berikut adalah nama-namanya :

PENERIMA MAESTRO SEBELUMNYA s.d. TAHUN 2014

NO NAMA PENERIMA BIDANG KEAHLIAN ASAL DAERAH

1 Abdullah Abdurrahman Seniman Tari NAD

2 Ibrahim Ahmad Wayang Bangsawan Kep. Riau3 H. Ali Ahmad Pantun Kep. Riau4

Djalaluddin Sastrawan (Folklore) Bengkulu

5 Iskandar Zakaria Pembuat Mushaf Al Quran Jambi

6 Batman Seni Campak Dalung Bangka Belitung

7 Sawir Sutan Mudo Syair dan Musik Sumbar

8 Islamidar Sampelong Sumbar

9 Chan UmarSeniman Ukir Khas

MinangkabauSumbar

10 Sahilin Pemantun Gitar Batanghari 9 Sumsel

11Masnuna

Penutur Sastra Lisan Lampung “Dadi”

Lampung

12 Tan De Seng Peng. Kecapi Suling Jabar

13 Karna Pembuat Gong Jabar

14 Dariah Penari Lengger Jawa Tengah

15 Suwitri Penari Topeng Slawi Jawa Tengah

16 Suyati Tarwo Sumosutargio Tari Tradisional Jawa Tengah

17 Tentrem Pembuat Gong ageng Jawa Tengah

18 Mbah Kandar Wayang Krucil Jatim

19 Jamhar Akbar Sastra Lisan (Lamut) Kalsel20 Peder Seni Ukir Kalbar21 Liu Jiu Tot Tari Topeng Hudog Kaltim22 I Made Sidja Dalang Bali

23 Wayan Oka Granoka Seni Teater Bali

24 I Made Taro Tradisi Lisan Bali Bali

25 Serang Dakko Penabuh Gendang Sulsel

26 Abdul Muin Daeng Mile Musik Tradisional Gendang Sulsel

27 Daeng Manda Seni Tari Sulsel

28 Bing Leuwakabessy Pemusik Hawaien Maluku

29 Amma’ Cammana Seni Musik Rebana Sulbar

Page 39: LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PUSAT DIREKTORAT …kebudayaan.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2016/04/... · 2017-11-10 · Jumlah negara yang menjalin hubungan kerjasama dan pertukaran

32 LKPP Direktorat Jenderal Kebudayaan 2015

30 La Ode Kamaluddin Penyanyi Kabhanti Sultra31 Amaq Raya Tari dan Musik Tradisional NTB

32 Jeremias Aogust Paah Musik Sasando NTT

33 NazamuddinPelatih/Penari Zepin lembut

tradisionalKalimantan Barat

34 Petrus Pande Migo Penari Seni Tari Tradisional NTT

35Engkos Kosasih

Pemain Kesenian Blenggo-Betawi

DKI Jakarta

36 Mak Cida Penari Pakarena Sulawesi Selatan

37 Baidjuri Tarmuzi (Baidjuri Tarsa)

Seni Pertunjukan (Musik dan Tari)

Bangka Belitung

38 Jariah Seni Tutur (Dideng) Jambi

39 Missy Ano Seni Tari Suku Sahu Maluku Utara40 Nari (Amaq Nurmini Sastra Lontar Sasak NTB

41 Roghaya Seni Pertunjukan (Makyong) Kep. Riau

42 Salmom Oropa Seni Tari, Teater dan Seni Ukir Papua

43 H. Sanusi Pencak Silat DKI Jakarta

44 Taslim bin Faham Seni Pertunjukan (koba) Riau45 Maria Magdalena

RubinemSeni Pertunukan Karawitan Yogyakarta

46 H. RodjaliSeni Pertunjukan (Gambang

Kromong)DKI

47 Rosa Agapa Seni Kriya (Noken) Papua

48 Marsius SitohangSeni Pertunjukan (Seni

Tradisional Batak)Sumatera Utara

49 Murka’ Seni Kriya (Keris) Jawa Timur

Gambar 14. Malam Penghargaan Anugerah Kebudayaan dan Maestro 2015

10. Penganugrahan Pelestari Cagar Budaya dan Permuseuman

Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman merupakan amanat Undang-Undang Nomor 11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya. Pelestarian terdiri dari pelindungan, pengembangan, dan pemanfaatan dilakukan terhadap cagar budaya dan yang belum menjadi cagar budaya. Museum, sebagai salah satu tempat melestarikan cagar budaya merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari cagar budaya itu sendiri. Kegiatan pelestarian cagar budaya maupun pengembangan museum selain dilaksanakan oleh pemerintah, juga dilakukan oleh perseorangan, pemerintah daerah, maupun pihak swasta.

Page 40: LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PUSAT DIREKTORAT …kebudayaan.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2016/04/... · 2017-11-10 · Jumlah negara yang menjalin hubungan kerjasama dan pertukaran

33LKPP Direktorat Jenderal Kebudayaan 2015

Pemerintah Pusat dalam hal ini Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengapresiasi pelestarian cagar budaya dan pengembangan museum yang dilakukan oleh pemerintah daerah maupun perseorangan. Hasil Kegiatan Penganugerahan terdiri dari Penganugerahan Pelestari Cagar Budaya dan Penganugerahan Museum.

1. Penganugerahan Pelestari Cagar Budaya

Penentuan penerima Penganugerahan Pelestari Cagar Budaya, dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 3 Agustus 2015, pukul 13.00 WIB, bertempat di Ruang Rapat Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman Gedung E Lantai 11, Kompleks Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jalan Jenderal Sudirman Senayan. Adapun penerima anugerah Pelestari Cagar Budaya tahun 2015 adalah:

a. Kategori Juru Pelihara Cagar BudayaTerbaik :

1. Zaki Munawar (Candi Cangkuang/ BPCB Serang)

2. Rakhmad Suparman (Benteng Keraton Buton/BPCB Makassar)

3. Bondan Siswanto (Candi Penataran/BPCB Jawa Timur)

4. Jayadi (Candi Badut/BPCB Jawa Timur)

5. Sugrahanuddin (Rumah Pengasingan Bung Karno/BPCB Jambi)

b. Kategori Pelestari Cagar Budaya Terbaik :

1. Albertus Kriswandhono

2. Dwi Cahyono

c. Kategori Pemerintah Kabupaten/Kota Terbaik :

1. Pemerintah Kota : Pemerintah Kota Surakarta

2. Pemerintah Kabupaten : Pemerintah Kabupaten Blitar

Gambar 15. Para Penerima Anugerah Pelestari Budaya

Page 41: LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PUSAT DIREKTORAT …kebudayaan.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2016/04/... · 2017-11-10 · Jumlah negara yang menjalin hubungan kerjasama dan pertukaran

34 LKPP Direktorat Jenderal Kebudayaan 2015

2. Penganugerahan Museum

Penentuan penerima Penganugerahan Museum diselenggarakan pada hari Senin, tanggal 6 Juli 2015, pukul 17.30 WIB, bertempat di Ruang Rapat Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman Gedung E Lantai 11, Kompleks Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jalan Jenderal Sudirman Senayan Jakarta, Adapun Penerima Anugerah Permuseuman Indonesia Tahun 2015, dengan Kategori sebagai berikut :

a. Kategori Museum Terbaik :

1. Museum Negeri Provinsi : Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara

2. Museum Kabupaten/Kota : Museum 10 November Surabaya

3. Museum Milik Kementerian/lembaga/TNI/POLRI/Universitas/BUMN : Museum Konferensi Asia Afrika, Bandung

4. Museum Swasta : Museum ARMA, Ubud Gianyar

b. Kategori Pemerintah Peduli Museum :

1. Pemerintah Provinsi : Pemerintah Provinsi Jawa Timur

2. Pemerintah Kota/Kabupaten : Pemerintah Kota Malang

b. Sasaran Strategis 2: Meningkatnya Diplomasi Budaya Luar Negeri

Indikator kinerja sasaran strategis tersebut adalah: jumlah negara yang menjalin hubungan kerjasama dan pertukaran informasi budaya dengan Indonesia. Realisasi sasaran strategis tersebut sebagaimana diuraikan dalam matrik berikut.

Matrik 2Realisasi Sasaran Strategis Tahun 2015

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Tahun 2015

Target Realisasi %

2 Meningkatnya diplomasi budaya luar negeri

Jumlah negara yang menjalin hubungan kerjasama dan pertukaran informasi budaya dengan Indonesia

40 51 127,5

Page 42: LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PUSAT DIREKTORAT …kebudayaan.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2016/04/... · 2017-11-10 · Jumlah negara yang menjalin hubungan kerjasama dan pertukaran

35LKPP Direktorat Jenderal Kebudayaan 2015

Berdasarkan matrik di atas dapat dijelaskan bahwa ketercapaian sasaran strategis dengan indikator kinerja jumlah negara yang menjalin hubungan kerjasama dan pertukaran informasi budaya dengan Indonesia dengan target sebanyak 40 negara dapat terealisasi sebanyak 51 negara atau 127,5 %.

Indikator Kinerja “Jumlah Negara Yang Menjalin Hubungan Kerjasama dan Pertukaran Informasi Budaya dengan Indonesia”

Kerjasama dan pertukaran informasi bidang kebudayaan dengan negara lain sangat penting sebagai sarana soft diplomasi untuk mengangkat harkat dan martabat bangsa Indonesia di mata dunia. Realisasi kinerja jumlah negara yang menjalin kerjasama dan pertukaran informasi dengan Indonesia tahun 2015, sebagaimana dalam tabel berikut.

Tabel 7JUMLAH NEGARA YANG MENJALIN KERJASAMA DAN PERTUKARAN INFORMASI DENGAN INDONESIA TAHUN 2015

NO NEGARA BENTUK KERJASAMA

1 AUSTRALIA

Pengiriman Misi Kebudayaan melalui Fasilitasi Kegiatan Kebudayaan di Luar Negeri

2 SPANYOL

3 JERMAN4 INDIA5 AUSTRIA6 BULGARIA7 PERANCIS8 NEW ZEALAND9 KANADA

10 AZERBAIJAN11 BELANDA12 ALJAZAIR13 RUMANIA14 ITALIA15 AMERIKA SERIKAT16 ARGENTINA17 MALAYSIA18 JEPANG19 AFRIKA SELATAN20 SWEDIA21 PORTUGAL

22 CEKO23 SLOWAKIA24 INGGRIS25 POLANDIA26 FILIPINA27 HUNGARIA28 CHINA29 LITHUANIA30 MADAGASKAR31 BELGIA32 KOREA SELATAN33 SWISS34 CHILI35 SINGAPURA36 NORWEGIA37 TUNISIA38 NAMIBIA39 BOLOGNA40 BRUNEI

Pengiriman delegasi Pada Kegiatan ASEAN

41 KAMBOJA42 LAOS43 VIETNAM44 THAILAND45 TIMOR LESTE Pengembangan Rumah Budaya Indonesia

di Luar Negeri46 MYANMAR47 TURKI48 FIJI

Festival Kebudayaan Melanesia49 SOLOMON50 NEW CALEDONIA51 PAPUA NEW GUINEA

Page 43: LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PUSAT DIREKTORAT …kebudayaan.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2016/04/... · 2017-11-10 · Jumlah negara yang menjalin hubungan kerjasama dan pertukaran

36 LKPP Direktorat Jenderal Kebudayaan 2015

Penguatan diplomasi budaya sebagai upaya meningkatkan kerjasama dan kemitraan lintas budaya antar bangsa, bertujuan untuk membangun kekuatan budaya dan citra Indonesia di forum internasional, dengan aktivitas-aktivitas sebagai berikut:

1. Penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dengan Negara Mitra

Dalam rangka kerjasama lndonesia dengan negara-negara mitra di bidang kebudayaan telah ditandatangani perjanjian kerjasama di tahun 2015, sebagai berikut:1) Pernyataan Kehendak Antara Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dan

Kementerian kebudayaan Republik Rakyat Tiongkok tentang Pendirian Pusat Budaya Timbal Balik;2) Memorandum Saling Pengertian antara Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik

Indonesia dan Europalia International tentang Kerjasama dalam Pengorganisasian Festival Europalia Indonesia 2017;

3) Memorandum Saling Pengertian antara Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dengan Kementerian Kebudayaan Republik Belarus tentang Kerjasama di Bidang Kebudayaan;

4) Memorandum Saling Pengertian antara Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dengan Kementerian Kebudayaan Denmark tentang Kerjasama Bidang Kebudayaan;

5) Pengaturan antara Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dan Kementerian Kebudayaan Republik India tentang Program Pertukaran Budaya untuk Tahun 2015-2018.

2. Fasilitasi Kegiatan Kebudayaan di Luar Negeri

Fasilitasi Kegiatan Kebudayaan di Luar Negeri bagian dari upaya pemerintah Indonesia dalam meningkatkan diplomasi Indonesia di luar negeri melalui kebudayaan. Adapun tujuannya untuk meningkatkan peran dan citra Indonesia di tingkat internasional dan untuk pemberdayaan pelaku budaya Indonesia untuk lebih meningkatkan pengalaman dan kualitas di luar negeri.

Even diplomasi budaya yang difasilitasi diberikan pada 391 pelaku budaya yang melaksanakan berbagai aktivitas diplomasi melalui kebudayaan di 39 negara, meliputi: Australia, Spanyol, Jerman, India, Austria, Bulgaria, Perancis, New Zealand, Kanada, Azerbaijan, Belanda, Aljazair, Rumania, Italia, Amerika Serikat, Argentina, Malaysia, Jepang, Afrika Selatan, Swedia, Portugal, Ceko, Slowakia, Inggris, Polandia, Filipina, Hungaria, China, Lithuania, Madagaskar, Belgia, Korea Selatan, Swiss, Chili, Singapura, Norwegia, Tunisia, Namibia dan Bologna.

Para pelaku kebudayaan ini dalam berbagai kunjungannya di luar negeri telah mengharumkan nama Indonesia melalui capaian prestasi yang membanggakan, antara lain:

Fasilitasi Keikutsertaan Festival Film Bergengsi :1) Cannes Film Festival

(Film “The Fox Exploits the Tigers Night“)2) Festival Film International Venice

(dalam sejarah, pertama kali Indonesialolos kategori film panjang “A Copy of My Mind”)

3) Berlinale International Film Festival4) Toronto International Film Festival 5) Busan Film Festival6) Los Angeles Film Festival7) Pengiriman Pelatih Batik, Angklung dan Guru Bahasa Indonesia ke Bulgaria, Madagaskar8) Indonesia melalui Akademi Gastronomi Indonesia menjadi anggota Asosiasi Gastronomi Dunia

Kande mendapatkan penghargaan mendapat anugerah penghargaan Herald Angel Award oleh harian nasional Skotlandia The Herald atas mutu pementasan di Fringe pada Festival Bergengsi Edinburgh Festival Fringe

9) Fasilitasi partisipasi Indonesia dalam “Venice Biennale” Pameran Seni Rupa terbesar di Dunia10) Tim Kesenian UGM mendapat “1st Place Grand Prix Winner-Higgest Valuable Prize Folklore

Category” pada festival of Folklore in Prague and XXII International Art festival Prague Stars

Page 44: LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PUSAT DIREKTORAT …kebudayaan.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2016/04/... · 2017-11-10 · Jumlah negara yang menjalin hubungan kerjasama dan pertukaran

37LKPP Direktorat Jenderal Kebudayaan 2015

3. Festival Budaya Melanesia

Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyelenggarakan Festival Budaya Melanesia, Melanesian Culture Festival (MCF), dengan tema “Celebrating the Cultural Diversity of Melanesian World”. Indonesia sebagai negara kepulauan yang terdiri dari berbagai macam suku, memiliki jumlah warga dari ras Melanesia dengan jumlah yang cukup banyak. Berdasarkan statistik di Indonesia terdapat 7,3 juta dari 240 juta penduduk Indonesia, atau secara persentase sekitar 3% dari total jumlah penduduk, Indonesia.

Festival Budaya Melanesia bertujuan untuk mengenalkan persebaran ras Melanesia yang ada di Indonesia yaitu: Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara, dan Nusa Tenggara Timur, kepada negara-negara yang berada di kawasan Melanesia. Kegiatan diselenggarakan di Kupang, Nusa Tenggara Timur, pada tanggal 26-30 Oktober 2015.Melanesian Culture Festival merupakan suatu forum bagi masyarakat yang mempunyai pengaruh budaya Melanesia untuk saling bertukar pengetahuan, tradisi, dan budaya dengan harapan dapat meningkatkan saling pengertian dan solidaritas di kawasan Melanesia.

Festival terdiri dari 4 (empat) program, yaitu konferensi, pertunjukan kesenian, pameran budaya, dan penayangan/festival film. Untuk pertunjukan seni budaya Melanesia menampilkan tarian dari seluruh penari dari Fiji, Indonesia, Papua Nugini, Solomon Island, Timor Leste, Vanuatu, dan New Caledonia, yang diselingi tarian dari Provinsi NTT, Maluku Utara, Maluku, Papua, dan Papua Barat.

Acara pemutaran film, menampilkan pertunjukan film baik nasional maupun internasional dari beberapa negara yang mengirimkan film yaitu Fiji dan New Caledonia. Indonesia sendiri memutar 2 (dua) film selama acara berlangsung, yaitu: “Cahaya dari Timur” dan “Atambua 39°C. Pameran mengambil tema “Spirit of Melanesia”, yang menceritakan bagaimana ruh budaya Melanesia menyebar hingga ke Nusa Tenggara Timur.

Hasil dari Festival Kebudayaan Melanesia :1) Terbukanya peluang kerja sama yang baik antar 7 negara-negara Melanesia (Fiji, Indonesia, New

Caledonia, Solomon Island, Papua New Guinea, Timor Leste, Vanuatu) di sektor budaya Melanesia2) Menjadi media diplomasi untuk menepis isu-isu negatif mengenai suku bangsa Melanesia di

Indonesia yang banyak dihembuskan oleh media internasional3) Terintegrasinya kebudayaan Melanesia dengan keanekaragaman budaya masyarakat Indonesia

dari ujung barat sampai ke timur.4) Lestarinya budaya Melanesia di sejumlah daerah di Indonesia (Maluku, Maluku Utara, NTT, Papua,

Papua Barat)

4. Pengembangan Rumah Budaya Indonesia di Mancanegara

Rumah Budaya Indonesia di Mancanegara merupakan wahana untuk mengenalkan kekayaan budaya Indonesia kepada dunia dalam rangka meningkatkan citra dan apresiasi masyarakat internasional terhadap Indonesia. Pendirian Rumah Budaya Indonesia di mancanegara dimaksudkan:1) Sebagai rumah ekspresi dan presentasi seni budaya Indonesia bagi masyarakat internasional,

maupun WNI yang menetap di luar negeri (Indonesian culture expression),2) Sebagai rumah belajar budaya Indonesia bagi masyarakat internasional, maupun WNI yang

menetap di luar negeri (Indonesian culture learning), dan

Page 45: LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PUSAT DIREKTORAT …kebudayaan.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2016/04/... · 2017-11-10 · Jumlah negara yang menjalin hubungan kerjasama dan pertukaran

38 LKPP Direktorat Jenderal Kebudayaan 2015

3) Sebagai rumah diskusi dan pengembangan citra budaya Indonesia agar dapat lebih dikenal luas oleh masyararakat internasional maupun WNI yang menetap di luar negeri, khususnya penguatan pengakuan internasional akan icon-icon budaya Indonesia (tangible maupun intangible) (Indonesian Culture Advocacy and Promotion)

Fungsi Rumah Budaya Indonesia di Mancanegara:1) Sebagai RUMAH EKSPRESI DAN PRESENTASI SENI BUDAYA Indonesia bagi masyakarakat internasional

maupun WNI yang menetap di luar negeri.2) Sebagai RUMAH BELAJAR BUDAYA Indonesia bagi masyarakat internasional maupun WNI yang

menetap di luar negeri, seperti: Belajar Menari, Gamelan/angklung/kolintang/musik tradional lain, Bahasa, Masakan Indonesia, dll.

3) Sebagai RUMAH DISKUSI DAN PENGEMBANGAN CITRA Budaya Indonesia agar dapat lebih dikenal luas oleh masyararakat internasional maupun WNI yang menetap di luar negeri , khususnya penguatan pengakuan internasional akan icon-icon budaya Indonesia (tangible maupun intangible).

Pengembangan Rumah Budaya Indonesia di Mancanegara dengan memberikan fasilitasi dan aktivasi di Rumah Budaya Indonesia di 10 (sepuluh) negara: yaitu Amerika Serikat, Perancis, Australia, Belanda, Jepang, Jerman, Timor Leste, Turki, Myanmar, dan Singapura .

5. Pembangunan Pusat Budaya Indonesia di Timor Leste

Direktorat Jenderal Kebudayaan pada tahun anggaran 2015 melaksanakan pembangunan Pusat Budaya Indonesia (PBI) di Dili, Timor Leste. Gedung PBI dibangun di Rua Bispo de Medeiros, Mascarinhas, Vera Cruz, Dili dan peletakan batu pertama pembangunannya telah dilakukan secara resmi oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono pada hari Rabu tanggal 27 Agustus 2014. Presiden Yudhoyono dalam kesempatan itu didampingi Ibu Negara Ani Yudhoyono. Hadir pada acara itu Presiden Timor Leste Taur Matan Ruak dan Ibu Negara Isabel Da Costa Ferreira, Perdana Menteri Xanana Gusmao dan mantan Perdana Menteri Mari Alkatiri.

Pusat Budaya Indonesia di timor Leste berdiri di atas lahan seluas 2.500 meter dan bangunan 5.700 meter yang terdiri dari 4 lantai dan 1 basement. Pusat Budaya Indonesia ini dilengkapi dengan Rumah Pintar, ruang pameran, amphiteater, perpustakaan, mini theater, laboratorium komputer, hall pertemuan, dan kedai kopi.

Gambar 16.Pusat Budaya Indonesia di Timor Leste

Page 46: LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PUSAT DIREKTORAT …kebudayaan.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2016/04/... · 2017-11-10 · Jumlah negara yang menjalin hubungan kerjasama dan pertukaran

39LKPP Direktorat Jenderal Kebudayaan 2015

B. REALISASI ANGGARAN

Pelaksanaan program, kegiatan, dan anggaran Direktorat Jenderal Kebudayaan tahun 2015 dengan alokasi anggaran sebesar Rp 1.693.768.273.000,- dapat terealisasi sebesar Rp 1.495.164.726.569,- atau 88,27 %. Target dan realisasi anggaran tersebut dapat digambarkan dalam grafik berikut ini.

Grafik 2Target dan Realisasi Anggaran Tahun 2014

Realisasi anggaran per jenis belanja Direktorat Jenderal Kebudayaan tahun 2015 menunjukkan bahwa Belanja Pegawai dapat terealisasi sebesar 92,91%, Belanja Barang sebesar 87,94%, dan Belanja Modal sebesar 87,08%. Sedangkan realisasi anggaran per Satuan Kerja menunjukkan bahwa Kantor Pusat sebesar 85,35%, Kantor Daerah/UPT sebesar 92,08%, dan SKPD/Tugas Pembantuan sebesar 91,81%.

Pengukuran kinerja program dan akuntabilitas keuangan Direktorat Jenderal Kebudayaan tahun 2015 dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Kinerja program jumlah mata budaya yang dilestarikan dengan target sebesar 96.290 mata budaya dapat terealisasi sebesar 108.262 mata budaya, atau 112,43 %, dengan dukungan anggaran untuk merealisasikan target kinerja tersebut sebesar Rp 561.732.268.138,- dengan realisasi sebesar Rp 512.025.444.854,- atau 91,15 %

2. Kinerja program jumlah negara yang menjalin hubungan kerjasama dan pertukaran informasi budaya dengan target 40 negara dapat terealisasi sebesar 51 negara, atau 127,50 %. Realisasi kinerja tersebut didukung anggaran sebesar Rp 146.110.000.000,- dan dapat terealisasi sebesar Rp 137.566.310.000,- atau sebesar 94,15 %.

C. KENDALA/ PERMASALAHAN DAN TINDAK LANJUT

Realisasi anggaran keseluruhan Direktorat Jenderal Kebudayaan tahun 2015 sebesar 88,27 % jauh dari target yang direncanakan sebesar 92,67 %. Meskipun target kinerja yang ditetapkan dapat tercapai, namun dalam melestarikan budaya Indonesia masih dijumpai hambatan dan kendala yang dihadapi, diantaranya:

1. Tidak dapat dilakukannya optimalisasi anggaran sisa lelang pengadaan barang/jasa pemerintah dan sisa kegiatan swakelola karena terbitnya surat Menteri Keuangan Nomor S-798/MK.02/2015 tentang pengendalian revisi;

2. Belum selesainya struktur organisasi Museum Kepresidenan sehingga anggaran kegiatan

Page 47: LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PUSAT DIREKTORAT …kebudayaan.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2016/04/... · 2017-11-10 · Jumlah negara yang menjalin hubungan kerjasama dan pertukaran

40 LKPP Direktorat Jenderal Kebudayaan 2015

tahun 2015 diblokir sebesar Rp 5.863.942.000,-;3. Kurangnya komitmen Pemerintah Daerah untuk melaksanakan Tugas Pembantuan

sehingga penggunaan anggaran belum maksimal;4. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia, Nomor 168/PMK.05/2015, tentang

Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah pada Kementerian Negara/Lembaga, efektif dapat dilaksanakan pada bulan Oktober 2015, sehingga pelaksanaan monitoring dan evaluasi kegiatan bantuan pemerintah tidak dapat dilaksanakan pada akhir tahun;

5. Tidak terlaksananya pengadaan tanah untuk pembangunan Pusat Pendidikan dan Pelatihan tenaga konservasi koleksi museum dan cagar budaya sebesar Rp 45 miliar, karena tidak tercapainya kesepakatan terkait harga dan lokasi tanah.

Melihat beberapa hambatan dan kendala yang dihadapi tersebut beberapa langkah antisipasi yang akan dilakukan di masa datang adalah:

1. Perlu kebijakan penggunaan sisa anggaran hasil optimalisasi untuk meningkatkan realisasi output kegiatan;

2. Peningkatan koordinasi, advokasi, dan supervisi dengan Pemerintah Daerah dalam pelaksanaan dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan bidang kebudayaan

3. Perlu persiapan pelaksanaan kegiatan bantuan pemerintah sejak awal tahun untuk mempercapat realisasi bantuan pemerintah.

Page 48: LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PUSAT DIREKTORAT …kebudayaan.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2016/04/... · 2017-11-10 · Jumlah negara yang menjalin hubungan kerjasama dan pertukaran

41LKPP Direktorat Jenderal Kebudayaan 2015

BAB IV

P E N U T U P

Kinerja Program Pelestarian Budaya pada Direktorat Jenderal Kebudayaan tahun 2015 dengan target sebanyak 2 kinerja program dapat terealisasi melebihi target yang ditetapkan, yaitu: Jumlah mata budaya yang dilestarikan, dengan target sebanyak 96.290 mata budaya dapat terealisasi sebanyak 108.262 mata budaya, atau 112,43 %; dan Jumlah negara yang menjalin hubungan kerjasama dan pertukaran informasi budaya, dengan target 40 negara dapat terealisasi sebanyak 51 negara, atau 127,50 %.

Pelaksanaan program, kegiatan, dan anggaran Direktorat Jenderal Kebudayaan tahun 2015 dengan alokasi anggaran sebesar Rp 1.693.768.273.000,- dapat terealisasi sebesar Rp 1.495.164.726.569,- atau 88,27 %. Realisasi anggaran masih jauh dari target yang direncanakan sebesar 92,67 %.

Hambatan dan kendala yang dihadapi adalah:

1. Tidak dapat dilakukannya optimalisasi anggaran sisa lelang pengadaan barang/jasa pemerintah dan sisa kegiatan swakelola karena terbitnya surat Menteri Keuangan Nomor S-798/MK.02/2015 tentang pengendalian revisi;

2. Belum selesainya struktur organisasi Museum Kepresidenan sehingga anggaran kegiatan tahun 2015 diblokir sebesar Rp 5.863.942.000,-;

3. Kurangnya komitmen Pemerintah Daerah untuk melaksanakan Tugas Pembantuan sehingga penggunaan anggaran belum maksimal;

4. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia, Nomor 168/PMK.05/2015, tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah pada Kementerian Negara/Lembaga, efektif dapat dilaksanakan pada bulan Oktober 2015, sehingga pelaksanaan monitoring dan evaluasi kegiatan bantuan pemerintah tidak dapat dilaksanakan pada akhir tahun;

5. Tidak terlaksananya pengadaan tanah untuk pembangunan Pusat Pendidikan dan Pelatihan tenaga konservasi koleksi museum dan cagar budaya sebesar Rp 45 miliar, karena tidak tercapainya kesepakatan terkait harga dan lokasi tanah.

Melihat beberapa hambatan dan kendala yang dihadapi tersebut untuk meningkatkan kinerja di tahun mendatang perlu langkah antisipasi yang akan dilakukan adalah: 1. Perlu kebijakan penggunaan sisa anggaran hasil optimalisasi untuk meningkatkan realisasi

output kegiatan;2. Peningkatan koordinasi, advokasi, dan supervisi dengan Pemerintah Daerah dalam pelaksanaan

dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan bidang kebudayaan;3. Perlu persiapan pelaksanaan kegiatan bantuan pemerintah sejak awal tahun untuk

mempercapat realisasi bantuan pemerintah.

Page 49: LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PUSAT DIREKTORAT …kebudayaan.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2016/04/... · 2017-11-10 · Jumlah negara yang menjalin hubungan kerjasama dan pertukaran

42 LKPP Direktorat Jenderal Kebudayaan 2015

LAMPIRAN

Page 50: LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PUSAT DIREKTORAT …kebudayaan.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2016/04/... · 2017-11-10 · Jumlah negara yang menjalin hubungan kerjasama dan pertukaran

43LKPP Direktorat Jenderal Kebudayaan 2015

RENCAN

A KERJA DAN AN

GG

ARAN KEM

ENTERIAN

PENDIDIKAN

DAN KEBU

DAYAAN

DIREKTORAT JEN

DERAL KEBUDAYAAN

TAHUN

2015

Mata Budaya yang Dilestarikan

TARGET

REALISASI

Mata Budaya

%

CAPAIAN

ANG

GARAN

O

UTCO

ME

PAGU

REALISASI

%

Indikator:

1Jum

lah Mata

Budaya yang Dilestarikan

96,290 108,262

112.43% 561,732,268,138

512,025,444,854

91.15%

561,732,268,138

512,025,444,854

AKTIVITAS:

1

Pelindungan, Pengem

bangan, dan Pem

anfaatan Cagar Budaya

1Cagar

Budaya yang Dilestarikan

24393036

124.48% 45,081,259,000

39,258,116,196

87.08%

2Cagar budaya yang dikelola

124124

100.00% 15,854,398,000

13,931,077,905

87.87%

3Cagar

budaya yang diinventarisasi

7162617

365.50% 2,229,999,000

1,999,843,559

89.68%

2

Pembangunan

dan Revitalisasi Sarana dan Prasarana Kebudayaan

1Cagar

budaya yang direvitalisasi

1818

100.00% 42,779,570,000

39,492,382,823

92.32%

2Tam

an Budaya yang direvitalisasi

66

100.00% 39,356,000,000

37,099,982,482

94.27%

Page 51: LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PUSAT DIREKTORAT …kebudayaan.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2016/04/... · 2017-11-10 · Jumlah negara yang menjalin hubungan kerjasama dan pertukaran

44 LKPP Direktorat Jenderal Kebudayaan 2015

3Pem

bangunan M

useum15

1493.33%

108,082,145,000

100,443,680,175 92.93%

4M

useum yang

direvitalisasi18

18100.00%

24,739,000,000

22,995,934,081 92.95%

5Kesenian dan

perfilman yang

difasilitasi85

150176.47%

7,034,887,000

6,554,173,682 93.17%

6kesenian

disekolah yang difasilitasi

517517

100.00% 62,005,871,000

49,563,074,400

79.93%

7Desa adat yang

direvitalisasi132

132100.00%

71,546,187,000

70,606,639,100 98.69%

8Kom

unitas budaya yang

difasilitasi348

348100.00%

44,587,806,000

42,223,537,685 94.70%

9Rum

ah budaya nusantara yang

difasilitasi45

45100.00%

12,312,893,000

11,351,412,500 92.19%

3

Penetapan dan Pengelolaan

Warisan Budaya Tak Benda

1

Warisan budaya nasional dan dunia yang di

kelola

2020

100.00% 11,910,000,000

8,399,660,523

70.53%

2Kekayaan

budaya yang ditetapkan

100121

121.00% 6,410,000,000

5,555,465,120

86.67%

4

Penyusunan Dokum

en Pelestarian

Cagar Budaya, N

ilai Budaya, Kepercayaan

terhadap Tuhan YM

E dan Tradisi, Kesenian, dan

Sejarah

1Dokum

en pelestarian

cagar budaya1465

144798.77%

5,232,483,000

4,249,421,241 81.21%

2Dokum

en pelestarian nilai

budaya357

34496.36%

10,218,033,000

9,711,428,841 95.04%

Page 52: LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PUSAT DIREKTORAT …kebudayaan.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2016/04/... · 2017-11-10 · Jumlah negara yang menjalin hubungan kerjasama dan pertukaran

45LKPP Direktorat Jenderal Kebudayaan 2015

3

Dokumen

pengetahuan dan ekspresi

budaya kepercayaan dan tradisi

8383

100.00% 9,798,172,000

8,473,110,880

86.48%

4Dokum

en sum

ber sejarah dan nilai budaya

1111

100.00% 4,578,955,000

4,288,964,355

93.67%

5Pengkayaan

materi ajar seni

dan film8

8100.00%

1,801,743,000

1,555,268,260 86.32%

5Penulisan Buku

Sejarah dan Budaya

1Buku Sejarah

dan nilai budaya10

10100.00%

5,816,845,000

5,745,176,200 98.77%

2Buku hasil

verifikasi dan perum

usan nilai12

12100.00%

1,279,392,000

1,135,989,700 88.79%

6

Pengakusisian dan Pengelolaan Karya Seni Rupa

dan Koleksi M

useum

1Karya seni rupa yang

dipamerkan

451541

119.96% 5,599,173,000

5,309,041,325

94.82%

2Karya seni rupa

yang dikelola1078

105998.24%

373,900,000

328,448,000 87.84%

3karya senirupa yang diakuisisi

1221

175.00% 500,000,000

407,739,200

81.55%

4Karya seni yang

direvitalisasi4

4100.00%

3,889,138 3,269,307

84.06%

5Koleksi M

useum

yang dikelola 85,948

95,289 110.87%

3,028,569,000

2,641,011,357 87.20%

6Koleksi

museum

yang direinventarisasi

13441344

100.00% 13,825,000

12,799,000

92.58%

7Koleksi m

useum

yang di kaji22

26118.18%

1,785,087,000

1,571,778,165 88.05%

8Koleksi m

useum

yang diakuisisi26

1869.23%

1,047,520,000

1,034,699,000 98.78%

Page 53: LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PUSAT DIREKTORAT …kebudayaan.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2016/04/... · 2017-11-10 · Jumlah negara yang menjalin hubungan kerjasama dan pertukaran

46 LKPP Direktorat Jenderal Kebudayaan 2015

7

Penyusunan Kajian

Pengembangan

Permuseum

an dan Kajian

Pelestarian Nilai

Budaya

1

Naskah

hasil kajian pelestarian nilai

budaya

110109

99.09% 7,326,215,000

7,233,183,845

98.73%

2

Naskah

hasil kajian pelestarian

cagar budaya

7763

81.82% 6,315,419,000

5,854,319,414

92.70%

8Revitalisasi

Karya Budaya 1

Karya budaya yang

diinventarisasi689

707102.61%

3,083,033,000

2,994,816,533 97.14%

O

UTPU

T 2:

Hubungan Kerjasam

a dan Pertukaran Inform

asi Budaya

Indikator:1

Jumlah N

egara yang M

enjalin Hubungan Kerjasam

a dan Pertukaran Inform

asi Budaya dengan Indonesia

negara

40 51

127.50% 146,110,000,000

137,566,310,000 94.15%

AKTIVITAS:

1. Pengem

bangan Rumah Budaya

Indonesia di Luar Negeri

1negara

10

10 100.00%

104,456,621,000

98,360,310,000 94.16%

2. Kerjasama dan Pertukaran

Informasi Budaya Indonesia dengan

Negara Lain

2negara

30

41 136.67%

41,653,379,000

39,206,000,000 94.12%

Page 54: LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PUSAT DIREKTORAT …kebudayaan.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2016/04/... · 2017-11-10 · Jumlah negara yang menjalin hubungan kerjasama dan pertukaran

47LKPP Direktorat Jenderal Kebudayaan 2015

Perjanjian Kinerja Direktur Jenderal Kebudayaan

Dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

TUGASMembantu Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dalam merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standarisasi teknis di bidang kebudayaan.

FUNGSIDalam melaksanakan tugas sebagai Direktur Jenderal Kebudayaan, sesuai dengan bidang tugas, fungsi dan tanggung jawab saya, saya akan:1. Merumuskan kebijakan di bidang kebudayaan; 2. Melaksanakan kebijakan di bidang kebudayaan;3. Menyusun norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang kebudayaan;4. Memberikan bimbingan teknis dan evaluasi di bidang kebudayaan; dan5. Melaksanakan administrasi Direktorat Jenderal Kebudayaan.

TATA CARA KERJADalam melaksanakan tugas sebagai Direktur Jenderal Kebudayaan, saya akan:1. Menyusun rencana aksi Direktorat Jenderal Kebudayaan tahun 2015 dan tenggat waktunya

melalui koordinasi yang efektif dengan semua Unit Utama di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Kementerian/Lembaga lain yang terkait;

2. Melimpahkan sebagian kewenangan dan/atau tanggung jawab yang dimiliki oleh Direktorat Jenderal Kebudayaan kepada unit kerja dalam lingkungan Direktorat Jenderal Kebudayaan sebagai langkah untuk menerapkan resource sharing sesuai dengan perintah Menteri;

3. Memastikan tercapainya sasaran sesuai indikator kinerja utama oleh seluruh jajaran pejabat dalam lingkup tugas saya;

4. Memberikan laporan tentang progress penyerapan anggaran dan pencapaian kinerja secara periodik, khususnya pada bulan Juni dan Desember.

Page 55: LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PUSAT DIREKTORAT …kebudayaan.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2016/04/... · 2017-11-10 · Jumlah negara yang menjalin hubungan kerjasama dan pertukaran

48 LKPP Direktorat Jenderal Kebudayaan 2015

TARGET CAPAIANPROGRAM: PELESTARIAN BUDAYA

SASARAN SRATEGIS INDIKATOR KINERJATAHUN 2015

TARGETANGGARAN

(ribuan)

1 Meningkatnya kesadaran dan pemahaman masyarakat akan keragaman budaya (kebhinnekaan) untuk mendukung terwujudnya karakter dan jatidiri bangsa yang memiliki ketahanan budaya

1. Jumlah mata budaya yang dilestarikan

96.290 Rp 561.732.268

2 Meningkatnya diplomasi budaya luar negeri

1. Jumlah negara yang menjalin hubungan kerja sama dan pertukaran informasi budaya dengan Indonesia

40 Rp 146.100.00

Jumlah anggaran program Kebudayaan sebesar Rp. 1.693.768.273.000,- (satu triliun enam ratus sembilan puluh tiga milyar tujuh ratus enam puluh delapan juta dua ratus tujuh puluh tiga ribu rupiah)

Page 56: LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PUSAT DIREKTORAT …kebudayaan.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2016/04/... · 2017-11-10 · Jumlah negara yang menjalin hubungan kerjasama dan pertukaran

49LKPP Direktorat Jenderal Kebudayaan 2015

(dalam ribuan)

RENCANA PENYERAPAN ANGGARANDITJEN KEBUDAYAAN TAHUN 2015

EVALUASI DAN KONSEKUENSI

Bersedia mengambil langkah-langkah proaktif pengunduran diri atau diberhentikan dari jabatan sebagai bentuk tanggung jawab profesional apabila:1. Hasil evaluasi tahunan jauh dari sasaran yang ditetapkan;2. Melakukan pelanggaran dalam bentuk apapun terhadap butir-butir Kontrak Kinerja.

Jakarta,

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Direktur Jenderal Kebudayaan

Anies Rasyid Baswedan Kacung Marijan

Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember

Penyerapan Kumulatif

22,864,393,000 70,847,234,000 139,745,940,000 228,975,031,000 324,301,297,000 437,025,230,000 608,343,424,000 786,961,385,000 983,843,943,000 1,163,997,501,000 1,285,570,119,207 1,559,960,579,433

PenyerapanPer Bulan

22,864,393,000 47,982,841,000 68,898,706,000 89,229,091,000 95,326,266,000 112,723,933,000 171,318,194,000 178,617,961,000 196,882,558,000 180,153,558,000 121,572,618,207 274,390,460,226

Prosentase 1.35% 4.18% 8.25% 13.52% 19.15% 25.80% 35.92% 46.46% 58.09% 68.72% 75.90% 92.10%

Page 57: LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PUSAT DIREKTORAT …kebudayaan.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2016/04/... · 2017-11-10 · Jumlah negara yang menjalin hubungan kerjasama dan pertukaran

50 LKPP Direktorat Jenderal Kebudayaan 2015

TARGET RENSTRA 2015 -2019

Page 58: LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PUSAT DIREKTORAT …kebudayaan.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2016/04/... · 2017-11-10 · Jumlah negara yang menjalin hubungan kerjasama dan pertukaran

51LKPP Direktorat Jenderal Kebudayaan 2015

PELESTARIAN BUDAYA

No Sasaran Program Indikator Kinerja

Program

Baseline 2015 2016 2017 2018 2019

1 Meningkatnya kesadaran dan pemahaman masyarakat akan keragaman budaya (kebinekaan) untuk mendukung terwujudnya karakter dan jati diri bangsa yang memiliki ketahanan budaya

Jumlah mata budaya yang dilestarikan

- 86,720 89,152 91,332 93,462 95,592

Jumlah negara yang menjalin hubungan kerja sama dan pertukaran informasi budaya dengan Indonesia

- 40 43 46 49 52

DUKUNGAN MANAJEMEN DAN PELAKSANAAN TEKNIS LAINNYA

No Sasaran Kegiatan Indikator kinerja Kegiatan

Baseline 2015 2016 2017 2018 2019

1 Penegakan hukum dalam rangka peningkatan disiplin dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan

Jumlah Dokumen layanan bidang hukum

6 6 6 6 6 6

2 Peningkatan pelayanan publik dan kualitas SDM bidang kebudayaan

Dokumen perenca-naan dan evaluasi program

14 14 14 14 14 14

Jumlah fasilitasi tata kelola bidang kebudayaan

34 34 34 34 34

Dokumen keuan-gan

14 15 15 15 15 15

Dokumen kepega-waian

10 10 10 10 10 10

Pembangunan Pusat Pendidikan Tenaga Konservasi Koleksi Museum dan Cagar Budaya

1 1 1 1

3 Pengembangan kemitraan antara pemerintah pusat dan daerah, serta pemangku kepentingan lainnya baik masyarakat maupun dunia usaha

Dokumen kerjasa-ma antar instansi

4 4 4 4 4 4

Jumlah fasilitasi program yang dii-nisiasi oleh masy-arakat

20 60 60 60 60

Page 59: LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PUSAT DIREKTORAT …kebudayaan.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2016/04/... · 2017-11-10 · Jumlah negara yang menjalin hubungan kerjasama dan pertukaran

52 LKPP Direktorat Jenderal Kebudayaan 2015

No Sasaran Kegiatan Indikator kinerja Kegiatan

Baseline 2015 2016 2017 2018 2019

4 Peningkatan kualitas informasi dan basis data kebudayaan

Dokumen kehu-masan

6 8 8 8 8 8

Dokumen data dan statistik kebuda-yaan

5 5 5 5 5 5

Jumlah penyuluh budaya

150 150 150 150 150 150

Jumlah bioskop ke-liling dalam rangka pembangunan ka-rakter bangsa

- 31

PELESTARIAN CAGAR BUDAYA DAN PERMUSEUMAN

No Sasaran Kegiatan Indikator kinerja Kegiatan

Baseline 2015 2016 2017 2018 2019

1 Pelestarian dan pengelolaan warisan budaya benda (cagar budaya)

Jumlah Cagar Budaya yang dilestarikan

2,522 2,500 2,500 2,500 2,502 2,505

Jumlah cagar budaya yang direvitalisasi

13 20 25 28 30

2 Peningkatan kepercayaan antarwarga dengan ruang dialog di museum dan cagar budaya

Jumlah Even cagar budaya dan museum yang diapresiasi masyarakat

13 15 9 9 9 9

3 Peningkatan ketersediaan kualitas sumber daya manusia kebudayaan yang tersertifikasi (permuseuman dan pelestarian cagar budaya)

Kompetensi SDM kebudayaan bidang cagar budaya dan permuseuman (tersertifkasi)

1,000 1,125 1,125 1,125 1,125

4 Terlaksananya Pendataan aset budaya khususnya cagar budaya dan koleksi museum

Jumlah Cagar Budaya yang didaftar dan ditetapkan (registrasi dan ditetapkan)

515 2,030 4,030 6,030 8,030 10,030

Jumlah Koleksi museum yang diregistrasi ( didokumentasi)

10,000 10,000 10,000 10,000 10,000 10,000

Jumlah Museum yang distandarisasi

100 100 133 105 105 143

Page 60: LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PUSAT DIREKTORAT …kebudayaan.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2016/04/... · 2017-11-10 · Jumlah negara yang menjalin hubungan kerjasama dan pertukaran

53LKPP Direktorat Jenderal Kebudayaan 2015

No Sasaran Kegiatan Indikator kinerja Kegiatan

Baseline 2015 2016 2017 2018 2019

5 Pembangunan dan revitalisasi museum

Jumlah Museum yang didirikan (Non Komulatif)

9 11 10 10 10 10

Jumlah Museum yang direvitalisasi

30 11 15 15 15 15

6 Penegakkan hukum dalam kewenangan pelaksanaan Undang-Undang Nomor 11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya

Jumlah Penangan- Penangan-an kasus pelestar-ian cagar budaya dan permuseu-man

1 10 10 10 10 10

PEMBINAAN KESENIAN

No Sasaran Kegiatan Indikator kinerja

Kegiatan

Baseline 2015 2016 2017 2018 2019

1 Peningkatan kepercayaan antarwarga; (antara lain dengan membuka ruang dialog budaya, seni pertunjukan, festival (pengobatan tradisional, kuliner), olahraga masyarakat, permainan tradisional)

Jumlah Keseni-an yang difasi-litasi

92 35 100 105 110 115

2 Pembangunan dan revitalisasi sarana kesenian

Jumlah taman budaya yang direvitalisasi

15 3 4 5 5 5

Jumlah taman budaya yang dibangun

- 2 2 2 3

Penyusunan master plan dan pembangunan pusat kesenian Indonesia

- 1 1 1 1

3 Pengembangan kreativitas dan produktivitas pelaku seni

Jumlah Apre-siasi karya seni oleh masya-rakat

15 13 30 30 30 30

Fasilitasi ko-munitas kese-nian

148 148 148 148

Page 61: LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PUSAT DIREKTORAT …kebudayaan.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2016/04/... · 2017-11-10 · Jumlah negara yang menjalin hubungan kerjasama dan pertukaran

54 LKPP Direktorat Jenderal Kebudayaan 2015

No Sasaran Kegiatan Indikator kinerja

Kegiatan

Baseline 2015 2016 2017 2018 2019

4 Peningkatan ketersediaan kualitas sumber daya manusia kebudayaan yang tersertifikasi

Kompetensi SDM kebuda-yaan bidang kesenian

286 320 320 320 320

5 Peningkatan ket-ersediaan sarana dan prasarana kebudayaan

Kesenian di sekolah yang difasilitasi

138 180 340 510 680 850

Fasilitasi seni budaya laboratorium seni budaya dan film

6 28 30 40 46

6 Pengembangan karakter dan jati diri bangsa me-lalui materi ajar kesenian untuk menghaluskan budi pakerti siswa

Pengkayaan materi ajar seni

3 8 10 10 11 11

7 Pendataan aset budaya khusus-nya kesenian

Data Kesenian yang Dikelola

- 6 5 6 6 6

8 Pelindungan, pengembangan dan aktualisasi nilai dan tradisi dalam rangka memperkaya dan memperku-kuh khasanah budaya bangsa

Jumlah karya seni yang dire-vitalisasi

2 2 2 3 4 5

Page 62: LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PUSAT DIREKTORAT …kebudayaan.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2016/04/... · 2017-11-10 · Jumlah negara yang menjalin hubungan kerjasama dan pertukaran

55LKPP Direktorat Jenderal Kebudayaan 2015

PEMBINAAN KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN YME DAN TRADISI

No Sasaran Kegiatan Indikator kinerja Kegiatan

Baseline 2015 2016 2017 2018 2019

1 Penguatan lembaga adat (pemberdayaan masyarakat adat dan komunitas budaya)

Jumlah komunitas budaya yang difasilitasi

216 173 175 180 180 180

Jumlah desa adat yang direvitalisasi

15 118 118 120 120 120

2 Peningkatan keper-cayaan antarwarga antara lain dengan memanfaatkan ni-lai-nilai tradisional dan dialog dengan masyarakat adat dan kepercayaan terhadap Tuhan YME

Kepercayaan ter-hadap Tuhan YME dan tradisi yang diapresiasi ma-syarakat

16 1,105 1,105 1110 1110 1120

3 Pencegahan dis-kriminasi dalam kehidupan berma-syarakat, berbang-sa dan bernegara

Dialog pengakuan hak-hak sipil ko-munitas adat dan penghayat keper-cayaan

10 8 8 8 8 8

4 Perlindungan, pengembangan dan aktualisasi nilai dan tradisi dalam rangka memperka-ya dan memperku-kuh khasanah budaya bangsa

Pengetahuan dan ekspresi budaya kepercayaan dan tradisi yang direvi-talisasi

80 83 83 85 85 88

5 Peningkatan peran lembaga keluarga, lembaga adat dan pendidikan dalam internalisasi nilai-nilai luhur budaya bangsa

Pemberdayaan kepercayaan dan tradisi

10 8 8 8 8 8

6. Pendataan aset budaya khususnya kepercayaan dan tradisi

Aset budaya kepercayaan dan tradisi yang terdata

1,000 1,000 1,000 1,250 1,250 1,500

Kompetensi SDM kebudayaan bidang kepercayaan dan tradisi

100 100 100 100 100

Page 63: LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PUSAT DIREKTORAT …kebudayaan.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2016/04/... · 2017-11-10 · Jumlah negara yang menjalin hubungan kerjasama dan pertukaran

56 LKPP Direktorat Jenderal Kebudayaan 2015

PENGEMBANGAN SEJARAH

No Sasaran Kegiatan Indikator kinerja

Kegiatan

Baseline 2015 2016 2017 2018 2019

1 Pendidikan karakter dan pekerti bangsa yang dilandasi oleh nilai-nilai kearifan lokal

Jumlah buku sejarah (termasuk atlas dan buku sejarah)

13 12 12 12 12 12

Dokumen sumber sejarah

9 11 12 12 12 12

Penyusunan buku tokoh inspiratif

6 3 3 3

2 Pemahaman pening-katan kompetensi SDM tentang nilai-nilai kesejarahan dan wawasan kebangsaan

Kompetensi SDM kebuday-aan bidang kesejarahan

2,413 2,413 2,413 2,413 2,413

3 Sinergitas antara pemerintah pusat, daerah, masyarakat, dan dunia usaha dalam pelestarian warisan budaya

Even sejarah yang difasili-tasi

33 33 34 34 34 34

4 Peningkatan pemaha-man tentang nilai-nilai kesejarahan dan wawasan kebang-saaan

Nilai sejarah yang diapr-esiasi oleh masyarakat

21,000 35,000 35,000 35,000 35,000 35,000

5 Peningkatan kualitas informasi dan basis data kebudayaan

Data sejarah yang diinven-tarisir

- 100 150 175 200 225

6 Pengembangan rumah budaya nusan-tara di dalam negeri

Jumlah fasili-tasi pengem-bangan rumah budaya nusantara

15 40 45 45 45 45

Page 64: LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PUSAT DIREKTORAT …kebudayaan.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2016/04/... · 2017-11-10 · Jumlah negara yang menjalin hubungan kerjasama dan pertukaran

57LKPP Direktorat Jenderal Kebudayaan 2015

PENGELOLAAN WARISAN DAN DIPLOMASI BUDAYA

No Sasaran Kegiatan

Indikator kinerja Kegiatan

Baseline 2015 2016 2017 2018 2019

1. Penguatan karakter dan pekerti bangsa yang dilandasi oleh nilai-nilai kearifan lokal

Peserta internalisasi nilai warisan budaya dunia

1,001,900 1,201,200 1,205,000 1,207,000 1,209,000 1,211,000

Penghargaan tokoh inspiratif bidang kebudayaan

5 5 5 5 5

Penghargaan Bintang Budaya Paramadharma dan Satyalancana

15 15 15 15 15

Anugerah Kebudayaan dan Maestro

80 80 80 80 80

2. Peningkatan diplomasi budaya luar negeri

Negara yang mengapresiasi diplomasi budaya Indonesia

32 36 43 46 49 52

Even diplomasi budaya yang difasilitasi

19 21 23 25 27

3. Pengemban-gan pusat kebudayaan di luar negeri

Negara yang men-gapresiasi rumah budaya Indonesia

10 10 11 11 12 12

4. Pelestarian dan penge-lolaan wari-san budaya (benda dan tak benda)

Kekayaan budaya yang ditetapkan

50 100 150 200 250 300

Warisan budaya nasional dan dunia yang dikelola

8 20 22 24 26 28

Dialog dengan stakeholder warisan budaya nasional dan dunia yang dikelola

- 2 2 2 2

Page 65: LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PUSAT DIREKTORAT …kebudayaan.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2016/04/... · 2017-11-10 · Jumlah negara yang menjalin hubungan kerjasama dan pertukaran

58 LKPP Direktorat Jenderal Kebudayaan 2015

PENGELOLAAN PERMUSEUMAN ( UPT MUSEUM)

No Sasaran Kegiatan

Indikator kinerja Kegiatan

Baseline 2015 2016 2017 2018 2019

1. Terlaksananya pengelolaan koleksi museum

Jumlah koleksi museum yang dikelola (termasuk Koleksi museum yang direinventarisasi dan diakuisisi)

61,290 76,448 78,050 78,600 79,150 79,700

2. Meningkatnya fungsi museum sebagai sarana edukasi dan rekreasi

Masyarakat yang mengapresiasi museum

178,296 309,347 330,697 350,697 375,697 400,697

Jumlah museum yang direvitalisasi

1 2 2 - -

Museum nasional yang dibangun dan ditata (M2/non akumulatif)

39,000 39,000 39,000 - -

3. Meningkatnya Kajian Pengembangan Permuseuman

Jumlah kajian pengem-bangan permuseuman (tata pameran, pengun-jung, dan koleksi)

25 26 29 31 33 35

Kemitraan pengelolaan Museum Kepresidenan

- 2 2 2 3 3

PELESTARIAN DAN PENGELOLAAN PENINGGALAN PURBAKALA (UPT BPCB)

No Sasaran Kegiatan Indikator kinerja Kegiatan

Baseline 2015 2016 2017 2018 2019

1. Pelindungan, pengembangan, dan pemanfaatan cagar budaya

Jumlah cagar budaya yang dilestarikan (termasuk didalamnya Cagar Budaya yang dikelola dan diinventarisasi)

3,038 5,734 5,738 5,738 5,738 5,738

Jumlah naskah hasil kajian pelestarian cagar budaya

96 77 95 95 95 95

Peserta internalisasi cagar budaya

119,743 121,918 122,000 122,000 122,000 122,000

Dokumen pelestarian cagar budaya

1,337 1,995 1,995 1,995 1,995 1,995

Pembebasan lahan situs cagar budaya milik masyarakat

4 4 4 4 4

Page 66: LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PUSAT DIREKTORAT …kebudayaan.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2016/04/... · 2017-11-10 · Jumlah negara yang menjalin hubungan kerjasama dan pertukaran

59LKPP Direktorat Jenderal Kebudayaan 2015

PELESTARIAN NILAI BUDAYA (UPT BPNB)

No Sasaran Kegiatan Indikator kinerja Kegiatan

Baseline 2015 2016 2017 2018 2019

1 Peningkatan penelitian dan pengembangan dan pemanfaatan kebudayaan

Jumlah Naskah hasil kajian pelestarian sejarah dan nilai budaya

140 116 124 124 124 124

Dokumen pelestarian sejarah dan nilai budaya

168 363 306 306 306 306

Jumlah Karya budaya yang diinventarisasi

980 695 990 990 990 990

Peserta internalisasi nilai budaya

17,775 19,481 19,481 19,481 19,481 19,481

Dialog Budaya dengan komunitas

22 22 22 22 22

PENGEMBANGAN GALERI NASIONAL

No Sasaran Kegiatan Indikator kinerja Kegiatan

Baseline 2015 2016 2017 2018 2019

1 Meningkatnya apresiasi dan promosi karya seni dan karya budaya lainnya

Jumlah Karya Seni Rupa yang dipamerkan

1,350 450 450 450 450 450

Jumlah Fasilitasi Kerjasama Antar Instansi

24 15 9 9 9 9

Jumlah Masyarakat yang Mengapresiasi Galeri Nasional

6,760 7,000 8,000 9,000 10,000

2 Meningkatnya pelestarian karya seni rupa sebagai aset budaya bangsa

Jumlah karya seni rupa yang dikelola

1,776 3,127 3,473 3,487 3,501 3,515

Jumlah karya seni rupa yang diakuisisi

10 12 12 12 12 12

Pengembangan dan pembangunan Galeri Nasional (M2)

371 7,925 21,228 14,695

Jumlah koleksi Galeri Nasional yang dikaji

- 10 10 10 10

Page 67: LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PUSAT DIREKTORAT …kebudayaan.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2016/04/... · 2017-11-10 · Jumlah negara yang menjalin hubungan kerjasama dan pertukaran

60 LKPP Direktorat Jenderal Kebudayaan 2015

PENGEMBANGAN PERFILMAN INDONESIA

No Sasaran program Indikator kinerja Baseline 2015 2016 2017 2018 20191 Peningkatan

kepercayaan antarwarga; (antara lain dengan membuka ruang dialog budaya, seni pertunjukan, festival (pengobatan tradisional, kuliner), olahraga masyarakat, permainan tradisional)

Perfilman yang difasilitas

1 2 3 3 3 4

Fasilitasi produksi film panjang

1 2 2 2 2 2

Dialog budaya dengan komunitas Perfiman Indonesia

190 220 1,470 1,470 1,470 1,470

Jumlah kecamatan yang memanfaatkan bioskop keliling untukPemutaran film

5 8 48 48 48 48

Fasilitasi komunitas perfilman

5 10 36 36 36 36

Fasilitasi produksi film pendek dan dokumenter

- - 2 2 3 3

2 Peningkatan ketersediaan sarana dan prasarana perfilman

Sarana perfilman yang direvitalisasi

0 - 1 2 2 2

Sarana perfilman yang dibangun

10 25 56 56 56 57

Jumlah bioskop keliling dalam rangka pembangunan karakter bangsa

0 33 33 33 34 35

Kecamatan yang memanfaatkan laboratorium seni budaya

0 3 38 38 38 38

3 Pengembangan kreativitas dan produktivitas pelaku film

Apresiasi film oleh masyarakat

10 34 68 102 136 170

4 Peningkatan ketersediaan kualitas sumber daya manusia bidang perfilman

Jumlah peserta bimbingan teknis perfilman

66 2 4 6 8 10

5 Pengembangan karakter dan jati diri bangsa melalui materi ajar untuk menghaluskan budi pekerti siswa

Pengkayaan materi ajar melalui media film

3 2 2 3 3 3

6 Pendataan aset budaya khususnya perfilman

Data perfilman yang dikelola

- 10 10 10 10

Page 68: LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PUSAT DIREKTORAT …kebudayaan.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2016/04/... · 2017-11-10 · Jumlah negara yang menjalin hubungan kerjasama dan pertukaran

61LKPP Direktorat Jenderal Kebudayaan 2015

No Sasaran program Indikator kinerja Baseline 2015 2016 2017 2018 20197 Penegakan

hukum dalam kewenangan pelaksanaan Undang-UndangNomor 33 Tahun 2009 tentang Perfilman

Penanganan kasus perfilman

- - 10 10 10 10

Page 69: LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PUSAT DIREKTORAT …kebudayaan.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2016/04/... · 2017-11-10 · Jumlah negara yang menjalin hubungan kerjasama dan pertukaran

62 LKPP Direktorat Jenderal Kebudayaan 2015

Page 70: LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PUSAT DIREKTORAT …kebudayaan.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2016/04/... · 2017-11-10 · Jumlah negara yang menjalin hubungan kerjasama dan pertukaran

63LKPP Direktorat Jenderal Kebudayaan 2015

Page 71: LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PUSAT DIREKTORAT …kebudayaan.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2016/04/... · 2017-11-10 · Jumlah negara yang menjalin hubungan kerjasama dan pertukaran

64 LKPP Direktorat Jenderal Kebudayaan 2015